PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Agar layanan bimbingan di suatu sekolah dapat terlaksana dengan baik sesuai
dengan fungsi, satlan satkung, dan bidang bimbingan, maka selanjutnya layanan dan
bimbingan tersebut perlu disusun dalam suatu program yang terencana dan disiapkan
secara matang. Dalam menyusun layanan suatu program yang terencana, maka dalam
pelaksanaanya akan banyak memperoleh keuntungan. Dengan demikian kerja sama
antara sekolah dengan orang tua sangat penting dalam pelaksanaan program bimbingan
di sekolah.
Program bimbingan sebaiknya disusun pada awal tahun ajaran dengan melibatkan
semua staf sekolah dibawah koordinasi konselor. Pelibatan seluruh staf sekolah ini
penting karena seluruh staf sekolah sebagai petugas bimbingan akan merasa ikut
memiliki dan juga ikit bertanggungjawab terhadap kelancaran pelaksanaan layanan
bimbingan di sekolah.
B. RUMUSAN MASALAH
1. APA SAJA PROGRAM PENYUSUN BIMBINGAN ?
2. BAGAIMANA BENTUK PELAYANAN BIMBINGAN ?
3. BAGAIMANA BENTUK KERJA SAMA BIMBINGAN ?
C. TUJUAN
1. MENGETAHUI PROGRAM PENYUSUN BIMBINGAN
2. MENGETAHUI BENTUK LAYANAN BIMBINGAN
3. MENGETAHUI BENTUK KERJA SAMA BIMBINGAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
4. Kebijakan yang Menunjang
Kebijakan terutama dari kepala sekolah dan pejabat atasan lain yang
berwenang. Kebijakan tersebut disa berupa hal-hal berikut:
Penyediaan kesempatan bagi petugas untuk melaksanakan
tugasnya dalam bimbingan
Penyediaan sarana (tempat dan alat) untuk melaksanakan
bimbingan
Penghargaan terhadap hasil karya bimbingan yang telah diberikan
oleh petugas agar timbut kepuasan kerja.
Hal-hal yang harus termuat dalam suatu program bimbingan minimal meliputi:
a. Nomor kegiatan,
b. Kegiatan/layanan,
c. Waktu pelaksanaan
d. Pelaksanaan
e. Keterangan
Dalam menjalankan program bimbingan segoyahnya evaluasi program secara khusus.
Pelaksanaannya sebagai berikut.
1. Evaluasi Program Bimbingan
Evaluasi program bimbingan adalah usaha yang dilakukan untuk
mengetahui efisiensi dan efektivitas program bimbingan, akahag tujuan
bimbingan dapat dicapai atau belum, mengetahui hambatan-hambatannya, dan
seterusnya.
Dalam evaluasi program bimbingan, disamping menentukan kualitas
program, juga akan diperoleh hasil yang berupa deskripsi kegiatan, yakni
sederet kegiatan yang dilaksanakan serta hambatan yang ada.
Suatu evaluasi akan mencapai hasil yang baik jika diawali dengan
pengukuran, yaitu suatu usaha untuk menentuka banyaknya kuantitas suatu
program bimbingan. Untuk dapat melaksanakan suatu program dibutuhkan
suatu instumen pegukur, baik berupa alat-alat tes berstandar maupun alan
nontes lainnya. Perolehan pengukuran akan berupa skor atau angka. Dari skor
yang didapat dapat ditafsirkan nilai
3
Atau kualitas dari program bimbingan tersebut, apakah tergolong amat baik,
sedang atau kurang. Penafsiran ini dilakukan dengan cara membandingkan skor
dengan kriteria yang ada, yaitu kriteria eksternal maupun kriteria internal.
Kriteria eksternal ialah membandingkan skor pengukuran suatu program
bimbingan dengan sekolah lain yang telah diakui kualitannya oleh staf ahli
dibidang bimbingan. Jika hasilnya dibawah kualitas program bimbingan di
sekolah yang dipilih menjadi patokan, berarti program bimbingan bernilai
rendah. Namun, jika sebaliknya berarti kualitas program bimbingan yang dinilai
berkategori baik.
Adapun kriteria internal adalah membandingkan skor hasil pengukuran
program sekolah dengan tujuan dan target yang tercantum dalam kegiatan
perencanaan.
2. Tujuan Evaluasi
Meneliti hasil pelaksanaan program bimbingan untuk diketahui mana
program yang perlu diperbaiki dan mana yang perlu dikembangkan.
Untuk membuktikan bahwa bimbingan benar-benar bermanfaat bagi
siswa
Untuk mendapat suatu dasar bagi kelancaran dalam melaksanakan
hubungan dengan masyarakat.
3. Aspek yang Dinilai Dalam Program Bimbingan
Administrasi
Organisasi bimbingan
Partisipasi staf bimbingn dalam pelaksanaannya
Pelaksanaan layanan bimbingan
4. Teknik Mengevaluasi
Tes hasil belajar
Mempelajari pekerjaan siswa
Mengikuti pelaksanaan siswa
4
B. PENTINGNYA PELAYANAN
1. Bagi Sekolah
a. Menyampaikan informasi tentang data siswa, baik secara perorangan
maupun kelompok. Dekian pula informasi-informasi mengenai mata
pencarian pokokmasyarakat setempat, kebiasaan yang berlaku di
masyarakat, budaya, struktur masyarakat dan sebagainya.
b. Membantu kepala sekolah dalam mengadakan seleksi terhadap siswa
baru. Bantuan ini dimaksud agar sekolah dapat memperoleh secara
tepat, sesuai dengan yangdiperlukan,baik prestasi akademis, bakat,
minat, maupun sifat-sifat kepribadian yang lain.
c. Membantu dalam menyelenggarakan inservice training mengenai
bimbingan kepada staf sekolah, terutama guru bidang studi dan bidang
administrasi.
d. Membantu dalam menempatkan siswa, misalnya dalam
penjurusan,pembinaan siswa dalam kelompok belajar kegiatan
olahraga dan sebagainya.
e. Membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui ide-
idenya.
2. Bagi Guru
a. Menyampaikan informasi tentang siswa, untuk digunakan sebagai
pedoman guru dalam perbaikan proses belajar mengajar. Misalnya
dalam memilih metide mengajar, menyajikan bahan ajar, serta dalam
mengadakan interaksi dengan siswa dikelas pengaturan tempat duduk
dan sebagainya
b. Membantu guru memberikan bimbingan belajar kepada siswanya, beik
dalam mengidentifikasi masalah maupun dalam menentukan
treidmennya
c. Apabila guru menghendaki, staf bimbingan dapat membantu dalam
memilih metode atau teknik belajar, memilih dan menyajikan bahan
ajarserta dalam menemukan sumber belajar.
5
d. Menerima siswa yang tidak dapat dilayani oleh guru bidang studi
dalam pemecahan masalah
4. Bagi Staf Sekolah
a. Menyampaikan informasi mengenai siswa terutama yang dibutuhkan
staf tersebut agar staf tersebut dapat memperlakukan siswa dengan
tepat.
b. Member konsultasi untuk mengatasi kesulitan-kesulitan pekerjaannya
maupun kesulitan lainnya.
5. Bagi Orang Tua Siswa, Masyarakat serta Pihak Lain
a. Menyampaikan infoemasi kepada orang tua siswa mengenai program
sekolah serta program bimbingan pada khusunya. Program bimbingan
misalnya bentuk kegiatan bimbingan, layanan yang dapat diterima
siswa, pentingnya layanan bimbingan, dan sebagainya
b. Menyampaikan informasi kepada orang tua siswa mengenai kemajuan
yang dicapai anaknya, serta kekurangan , misalnya tingkah lakukurang
baik, kebiasaan buruk di kelas dan sebagainya. Dengan demikian orang
tua dapat mengetahui perkembangan anaknya serta dapat
memperlakukannya dengan tepat.
c. Mengadakan konsultasi dengan orang tua siswa tentang cara mengatasi
serta memperlakukan anaknya di rumah, misalnya cara membimbing
belajar
d. Menyampainya informasi kepada lembaga-lembaga diluar sekolah,
misalnya perusahaan, industry, dan instansi lain berkenaan dengan
kuantitas dan kualitas lulusan, jenis lulusan, dan sebagainya.
e. Menyampaikan infomasi kepada calon siswa, yakni tentang keadaan
sekolah, program pendidikan, dan sebagainya untuk mendapatkan bibit
siswa yang unggul.
f. Memberikan layanan testing kepada yang membutuhkan.
6
C. KERJA SAMA BIMBINGAN
Pihak yang penting untuk diajak kerja sama sebagai berikut
Psikiater, petugas kesehatan, dinas Menerima tindak lanjut kasus tertentu yang
sosial berada di luar kewenangan pembimbing
Adapun kedekatan hubungan kerja sama dalam bimbingan dapat dilihat dalam
diagram Chapati berikut, dimana yang posisi gambarnya berdekatan dengan
bimbingan, bererti itulah yang kerja samanya paling erat.
7
H Psikiater H Kepala Sekolah
H Guru
BAB III
PENUTUP
8
A. KESIMPULAN
Dalam pelaksanaan program bimbingan perlu diperhatikan pihal
kerja sama yang bersedia memdukung, baik siswa itu sendiri, petugas,
sekolah( guru, guru kelas, dan kepala sekolah ) maupun petugas
penerima referral ( psikiater, petugas kesehatan, dinas sosial ). Dan
layanan tersebut setelah berjalan dengan baik bermanfaan bagi sekolah,
bagi guru, bagi staf, bagi orang tua siswa, masyarakat sertapihak
lainnya.
Adapun dalam melaksanakan program bimbingan di sekolah perlu
disiapkan personal, biaya, fasilitas, dan kebijakan yang mendukung.
DAFTAR PUSTAKA
9
Mu’awanah, Elfi. 2009. Bimbingan dan konseling islam disekolah
dasar. Jakarta: PT bumi Aksara.
Mu’awanah, Elfi. 2004. Mengenal bimbingan konseling. Jakarta: PT
Bina ilmu.
10