Anda di halaman 1dari 70

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam rangka meningkatkan mutu dan kualitas kegiatan
pembelajaran oleh guru yang sekaligus sebagai upaya
peningkatan mutu pendidikan di kota Pariaman, umumnya di
Indonesia. Untuk itu PP Nomor 74 tahun 2008,
mengamanatkan tugas pengawas satuan pendidikan mata
pelajaran dan rumpun mata pelajaran harus melaksanakan
tugas tatap muka minimal setara dengan 24 jam pelajaran
perminggu. Dimana kegiatan tersebut direalisasikan melalui
pembinaan guru dan/atau kepala sekolah, tugas
pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan tugas
kepengawasan.

Dari hasil kepengawasan semester I tahun pelajaran


2013/2014, masih banyak diantara Guru yang pelaksanaan
pembelajarannya belum sesuai dengan RPP. Dan sebagian
diantaranya belum mempedomani permendiknas No. 41
tahun 2007 tentang standar proses untuk satuan pendidikan
dasar dan menengah. Di samping itu banyak diantara guru
yang belum menguasai didaktik metodik yaitu terutama
tentang metode dan keterampilan guru dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran,antaralain menggunakan tehnik
bertanya untuk mengembangkan pembelajaran.

B. Fokus Masalah Pengawasan


Berdasarkan latar belakang sebagaimana di atas dapat
difokuskan masalah sebagai berikut
1. Masih kurangnya kompetensi guru dalam membuat
kelengkapan program perencanaan pembelajaran
1
2. Masih banyak diantara guru belum mempedomani standar
proses (Permendiknas No.41 Tahun 2007) dalam membuat
program perencanaan kegiatan pembelajaran (Silabus,
RPP, alat evaluasi, dan sebagainya)
3. Masih banyak diantara guru matematika yang tidak
lengkap perangkat pembelajarannya antara lain : program
tahunan, program semester, silabus, RPP, kalender
pendidikan, jadwal tatap muka, agenda harian, buku nilai,
KKM, absensi siswa
4. Banyak diantara guru yang belum menerapkan
pembelajaran kontektual.
5. Masih banyak diantaranya yang belum menggunakan
teknik mengajukan pertanyaan terbuka untuk
mengembangkan kegiatan pembelajaran dalam upaya
merangsang daya fikir peserta didik.

C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan
suatu masalah sebagai berikut:
1. Apakah diskusi post observasi terpimpin dapat
meningkatkan kemampuan guru matematika
menggunakan Teknik Bertanya dalam mengembangkan
pembelajaran di kelas dengan pembinaan berdasarkan
hasil supervisi akademik.
2. Apakah ada pengaruh peningkatan kemampuan guru
melaksanakan pembelajaran menggunakan teknik
bertanya dalam mengembangkan pembelajaran terhadap
hasil belajar siswa, melalui diskusi post observasi
terpimpin.

D. Tujuan dan Sasaran Pengawasan


1. Tujuan
Tujuan pengawasan/ pembinaan berdasarkan latar

belakang masalah di atas adalah sebagai berikut :

2
a. Untuk meningkatkan kinerja guru matematika dalam

menyiapkan perangkat pembelajaran utuh dan berdaya

guna.
b. Untuk meningkatkan kemampuan guru matematika

mengembangkan
Pembelajaran dengan menggunakan teknik bertanya.
c. Untuk memotivasi guru untuk melaksanakan proses

pembelajaran menggunakan perangkat pembelajaran

yang telah disiapkan


d. Untuk melakukan pembinaan terhadap guru mata

pelajaran matematika dalam upaya meningkatkan

keprofesionalannya secara berkelanjutan dan sekaligus

meningkatkan mutu dan kualitas peserta didik


2. Sasaran Kepengawasan
Sasaran kepengawasan berdasarkan latar belakang
masalah di atas adalah sebagai berikut :
a. Guru mata pelajaran matematika SMP kota Pariaman
dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas
b. Administrasi perangkat pembelajaran
c. Peserta didik.

E. Tugas Pokok, Ruang Lingkup Pengawasan dan Indikator


Keberhasilan
Ruang lingkup kepengawasan meliputi kepengawasan
akademik dan manajerial
1. Tugas Pokok Pengawasan
1) Penyusunan program pengawasan
2) Pelaksanaan program pengawasan
3) Evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan
4) Membimbing dan melatih profesional guru dan atau
kepala sekolah
a. Penyusunan program pengawasan difokuskan pada
peningkatan pemenuhan standar nasional pendidikan
b. Pelaksanaan program pengawasan meliputi :

3
1) Melaksanakan pembinaan guru dan atau kepala
sekolah
2) Memantau delapan standar nasional pendidikan
3) Melaksanakan penilaian kinerja guru dan atau kepala
sekolah
c. Evaluasi hasil program pengawasan dimulai dari
tingkat sekolah binaan dan tingkat kota
2. Ruang Lingkup
d. Melakukan pendampingan dalam meningkatkan
kemampuan guru menyusun administrasi perencanaan
pembelajaran
e. Melakukan pendampingan dalam meningkatkan
kemampuan guru dalam proses pelaksanaan
pembelajaran
f. Melakukan pendampingan membimbing guru dalam
meningkatkan kemampuan melaksanakan penilaian
hasil belajar peserta didik
g. Melakukan pendampingan dalam meningkatkan
kemampuan guru menggunakan media dan sumber
belajar
h. Memberikan masukan kepada guru dalam
memanfaatkan lingkungan dan sumber belajar
i. Memberikan rekomendasi kepada guru mengenai tugas
membimbing dan melatih peserta didik
j. Memberikan bimbingan kepada guru dalam
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi
untuk pembelajaran
k. Memberikan bimbingan kepada guru dalam
pemanfaatan hasil penilaian untuk perbaikan mutu
pendidikan dan pembelajaran
l. Memberikan bimbingan kepada guru untuk melakukan
refleksi hasil-hasil yang dicapainya.

3. Indikator keberhasilan
Setelah dilakukan tindakan dalam setiap siklus diharapkan
guru mampu:
4
a. Membuat dan merevisi program pembelajaran sesuai
kebutuhan berdasarkan standar proses
b. Melaksanakan proses belajar mengajar dan
mengembangkan pembelajaran dengan menggunakan
teknik bertanya, dengan ketuntasan minimal 80 %
c. Selalu melakukan analisis hasil belajar untuk
mengetahui ketuntasan belajar siswa
d. Selalu melaksanakan program perbaikan dan pengayaan
pembelajaran.
e. Membuat instrument evaluasi dan melaksanakan
evaluasi belajar dengan konsekuen sesuai dengan
standar penilaian
f. Mengembangkan pembelajaran dengan semangat

motivasi yang tinggi.

5
BAB II

KERANGKA PIKIR PEMECAHAN MASALAH

A. Supervisi Akademik dalam Pembelajaran


1. Supervisi Klinis
Supervisi klinis adalah bantuan profesional yang diberikan
kepada guru yang mengalami masalah dalam pmbelajaran
agar guru yang bersangkutan dapat mengatasi masalahny
dengan menempuh langkah yang sistematis
mencakuptahap perencanaan,tahap pengamatan dan
tahap analisis dan tidak lanjut( Nana Sudjana,2008;5). Satu
alternatif perubahan bentuk supervisi yang mencerminkan
perubahan kedudukan supervisor yang dulu adalah
supervisor yang serba tahu sekarang menjadi teman
sejawat atau sebagai penolong kepada sesama yang
memiliki ciri-ciri pelayanan, pengembangan manusia,
kooperatif dan demokrasi.

Supervisi pendidikan pada umumnya ditujukan kepada


kegiatan belajar mengajar di kelas fokus dari supervisor

6
atau oleh atasan para supervisor tersebut. Supervisor
dapat difokuskan kepada guru yang sedang mengajar,
siswa yang sedang belajar mengikuti sepenuhnya sajian,
guru dan sebagainya. Namun pandangan kontemporer
(masa kini) tentang sumber daya manusia, menurut A.
Sergio Vani dan Starrat, yang dikutip Bear dkk (1989;157),
menyatakan bahwa aspek penting (crucial) yang
membedakan perilaku supervisi dari perilaku
organisasional yang lain, perhatian dialihkan kepada orang-
orang yang komitmen keterlibatan diperlukan untuk
mencapai hasil yang efektif dan tidak lagi pada pemegang
otoritas.

Berdasarkan batasan kerja supervisi klinis dalam lingkup


supervisi pendidikan ialah seorang pejabat di lingkungan
pendidikan yang atas dasar otoritas formal dan
profesionalnya, melakukan kegiatan supervisi terhadap
petugas pelaksana pendidikan yang berada pada jenjang di
bawahnya dengan tujuan agar pejabat tersebut dapat
membantu mereka (pelaksana pendidikan) dalam hal ini
guru, maka pengawas akan melakukan pengamatan
terhadap pelaksanaan tugas mereka dalam pengamatan
tersebut pengawas akan mencatat temuannya dan
kemudian dijadikan bahan pembinaan.

Dari catatan pengamatan tersebut, pengawas mungkin


mencatat kekurangan yang ada dalam kegiatan belajar
mengajar, dalam menyusun evaluasi, ketidaktepatan
metode yang digunakan untuk menyajikan bahan ajar
tertentu, penggunaan papan tulis yang acak-acakan dan
lain-lain. Sebaliknya pengawas berkewajiban mencatat
kelebihan dari potensi yang dimiliki oleh guru sehingga ada
7
masukan yang berimbang baginya. Demikian pula halnya
apabila supervisi ditujukan kepada kepala sekolah.

Dari uraian di atas bahwa supervisi klinis dapat


membangun kepercayaan dari pada guru agar bisa tampil
lebih baik di depan kelas guna memacu pencapaian tujuan
pendidikan secara maksimal, untuk itu guru harus bisa
menentukan goal setting yaitu tekad melakukan perubahan
dengan disaksikan orang lain.

B. Supervisi Akademik
Supervisi akademik adalah supervisi yang berkenaan dengan
aspek pembinaan dan pengembangan kemampuan dan
keprofesionalan guru dalam meningkatkan mutu
pembelajaran dan bimbingan di sekolah. Sasaran supervisi
akademik antara lain membantu guru dalam :
1. Merencanakan kegiatan pembelajaran dan/ atau
bimbingan
2. Menilai proses dan hasil pembelajaran atau bimbingan
3. Memanfaatkan hasil penilaian untuk meningkatkan
pembelajaran atau bimbingan
4. Memberikan umpan balik secara tepat, teratur dan terus
menerus pada peserta didik
5. Melayani peserta didik yang kesulitan belajar
6. Memberikan bimbingan belajar kepada peserta didik
7. Menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan
8. Mengembangkan dan memanfaatkan alat bantu dan
media pembelajaran atau bimbingan
9. Memanfaatkan sumber-sumber belajar
10. Mengembangkan interaksi pembelajaran atau
bimbingan (metode, strategi, teknis, model, dan lain-lain)
yang tepat dan berdaya guna
11. Melakukan penelitian praktis bagi perbaikan
pembelajaran atau bimbingan
12. Mengembangkan motivasi pembelajaran atau
bimbingan

8
C. Tinjauan Terhadap Hasil Pengawasan atau Penelitian
1. Pembinaan yang diberikan oleh kepala dinas dan pengawas
berdasarkan hasil temuan supervisi pengawas bulan
Januari 2014 mata pelajaran matematika SMP, yang telah
ditindak lanjuti oleh Kepala Dinas dengan mengadakan
pertemuan berkala berupa briefing untuk menyampaikan
hasil temuan pengawas kepada guru dan pengawas tata
usaha dalam rangka melakukan perbaikan. Dalam hal ini
terbukti dengan bertambah banyaknya sekolah yang telah
melaksanakan komponen-komponen pelaksanaan
pembelajaran berdasarkan standar proses. Hasil
pelaksanaan kegiatan pembelajaran matematika SMP
semester II tahun pelajaran 2012/2013 yaitu perencanaan
pembelajaran bulan Januari : 59,94 %, bulan Mei 2013
meningkat menjadi 91,81 % (pridikat B), demikian juga
kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran bulan
Februari : 57,88 %, bulan Mei 2013, meningkat menjadi 73
% (pridikat C).Dan hasil belajar peserta didik bulan Februari
2013: 69,47, meningkat mnjadi 84,79 di bulan Mei
2013.Dan ini diharapkan kepada sekolah serta unsur-unsur
terkait melakukan pembinaan yang kontinu untuk
mendapatkan hasil yang optimal (Sudirman,2013 ).

Berdasarkan hasil supervisi pengawas sekolah bulan


Januari s.d Mei 2013, bahwa kinerja guru matematika
dalam aspek pembinaan akademik perlu ditingkatkan
dengan melakukan kepengawasan yang lebih terprogram
dan ditindak lanjuti dalam kegiatan MKPS dan rapat
periodik dinas. Disamping itu tidak kalah pentingnya
dilakukan supervisi pembinaan terhadap ADM. Kepala

9
sekolah sebagai penunjang terlaksananya kegiatan
pembelajaran dengan baik (Sudirman, 2009).

2. Dan juga didasari dari hasil pengawasan akademik bulan


Oktober 2010 dimana proses pembelajaran dengan
klasifikasi hasil C yaitu 62% dengan tenaga pendidik dalam
kondisi berlebih, komitmen guru rendah, serta belum
memahami model pembelajaran CTL (Sudirman, 2010).

3. Laporan temuan pengawas secara umum


a. Kegiatan belajar mengajar, umumnya terlaksana
dengan baik, namun masih banyak yang perlu antara
lain : apersepsi, motivasi belajar, penggunaan waktu,
teknik bertanya, kegiatan inti (eksplorasi, elaborasi,
komfirmasi), metode belajar yang sesuai, dan kegiatan
penutup
b. Pada umumnya guru telah membuat persiapan
mengajar seperti : silabus, rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), alat evaluasi, namun masih perlu
dilakukan pembinaan untuk revisi perbaikan program
agar mencapai sasaran yang diinginkan
c. Untuk persiapan supervisi dan lebih efektifnya kegiatan
tersebut di atas, pengawas sekolah dalam
melaksanakan tugas setiap minggu dibekali dengan
arahan dan masukan baik dari kepala dinas, korwas
maupun nara sumber lainnya. Setiap hari sesuai
sehabis acara apel pagi yang bertempat di ruangan
pengawas sekolah.
D. Kualifikasi Profesional Guru
Kesadaran diri yang tinggi ini akan mendorong dirinya
bergerak menuju kualitas profesionalisme, melalui sikap-sikap
berikut :
1. Keinginan untuk selalu menampilkan perilaku mendekati
standar ideal
10
2. Selalu meningkatkan dan memelihara citra profesi guru
adalah sosok yang menjaga kedudukan dan martabat
sebagai teladan bagi peserta didik dan lingkungan.
3. Selalu mengejar kesempatan untuk mengembangkan
profesi yang dapat meningkatkan dan memperbaiki
kualitas pengetahuan dan keterampilannya;
Ditandai dengan kemampuan membangun akses yang luas
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
memahami sumber-sumber pembelajaran dan atau bahan
ajar yang dibutuhkan, yang pada gilirannya dapat
menumbuhkan keyakinan pada peserta didik, bahwa
belajar dengan guru dapat meningkatkan kualitas diri
peserta didik menyongsong masa dengan yang penuh
tantangan
4. Mengejar kualitas dan cita-cita dalam profesi, ditandai
dengan keberanian untuk selalu tampil prima, segar, sehat
dan bahkan mampu menunjukkan hasil karya yang dapat
dijadikan panduan, baik bagi dirinya maupun peserta didik,
bahkan untuk kepentingan rekan sejawat.
5. Memiliki kebanggaan terhadap profesinya;
Ditandai dengan wujud pengakuan diri yang selalu bangga
atas posisinya sebagai orang yang memiliki tugas mulia
sebagai kalifah Allah (Achjar Chalil Hudaya Latucousina,
2008;94).
E. Struktur Pengajaran Matematika
Struktur pengajaran matematika adalah tata urutan atau
langkah-langkah pelaksanaan pengajaran matematika untuk
satu kali pertemuan dengan alokasi 45 menit, terutama
penerapannya pada kelas besar.
1. Langkah pertama adalah pendahuluan yaitu introduksi
motivasi dan revisi/apersepsi diperkirakan 5 menit
a. Introduksi adalah memberikan penjelasan pada siswa
tentang tujuan pelajaran baru yang akan diapersepsi;

11
b. Selanjutnya berikan motivasi kepada siswa untuk
membangkitkan minat dan perhatian terhadap
pelajaran baru. Motivasi dapat berupa cerita,
demonstrasi, alat peraga, foto-foto, teka-teki, problem
yang menantang, artikel/majalah tanya jawab. Motivasi
tidak hanya pada awal pelajaran, jika perlu dapat
selama pelajaran berlangsung dengan kegiatan yang
bervariasi
c. Revisi/apersepsi adalah merupakan ide-ide lama yang
mendukung pelajaran baru, dalam hal ini termasuk
membahas PR secara singkat.

2. Langkah kedua adalah pengembangan dan penerapan


yang merupakan kegiatan-kegiatan yang saling berkaitan
yaitu kegiatan penyajian guru dan kegiatan siswa, yang
waktunya 35 menit pada penyajian guru gunakanlah
strategi mengajar dengan berbagai metode, terutama
metode tanya jawab dengan berbagai variasi. Hindarkan
jawaban koor (bersama) dari siswa. Sedapat mungkin
hindarkan memberi giliran siswa maju untuk
menyelesaikan soal di papan tulis, kecuali jika sangat
diperlukan (Tim Instruktur PKG, 1988)
Contoh model struktur pengajaran matematika
I. PENDAHULUAN (5 Menit)
1. Introduksi
2. Motivasi
3. Revisi/Apersepsi
II. PENGEMBANGAN (5 Menit)
1. Penyajian guru
2. Pengembangan pertama
III. PENERAPAN ( 10 Menit)
1. Kegiatan siswa
2. Latihan pertama
IV. PENGEMBANGAN (5 Menit)
1. Penyajian guru
2. Pengembangan lanjutan

12
V. PENERAPAN (15 Menit)
1. Kegiatan siswa
2. Latihan lanjutan
VI. PENUTUP
1. Rangkuman/ Kesimpulan
2. Pemberian tugas

F. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP,
pelaksanaan pembelajaran meliputi :
Kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup,
dengan rincian sebagai berikut:
1. Kegiatan pendahuluan
a. Menyiapkan peserta didik untuk mengikuti proses
pembelajaran
b. Apersepsi/ Revisi
c. Menjelaskan tujuan pembelajaran
d. Menyampaikan cakupan materi sesuai silabus
2. Kegiatan inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran

untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta

didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang

yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian

sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta

psiologis peserta didik. Kegiatan ini menggunakan metode

yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan

mata pelajaran yang dapat meliputi proses eksplorasi,

elobarasi dan konfirmasi.


3. Kegiatan penutup
a. Rangkuman atau simpulan pelajaran
b. Melakukan penilaian dan / atau refleksi terhadap

kegiatan yang sudah dilaksanakan

13
c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
belajar
d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut
e. Menyampaikan RPP untuk pertemuan selanjutnya
(Permendiknas No. 41/2007)

G. Pengertian Didaktik, Belajar dan Mengajar


1. Istilah didaktik berasal dari kata didasco, didoskein artinya
saya mengajar atau jalan pelajaran, bahkan ada yang
menyebutkannya sebagai ilmu tentang mengajar dan
belajar. Ilmu ini membicarakan tentang bagaimana cara
membimbing kegiatan belajar murid secara berhasil
(Oemar Hamalik,2007)
2. Belajar adalah suatu proses, belajar buakn suatu tujuan
tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan.
Jadi, merupakan langkah-langkah atau prosedur yang
ditempuh (Oemar Hamalik, 2007;29)
3. Mengajar atau memberikan pelajaran adalah suatu proses
interaksi antara guru dan murid dengan tujuan agar murid
dapat menerima ilmu, menguasai pengetahuan, memiliki
keterampilan dan kecakapan serta mempunyai sikap dan
nilai, yang topik-topik pelajarannya dipilih oleh guru
(Rosadi Lukman,1995).

H. Model Pembelajaran
1. Pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning)
mengaitkan isi mata pelajaran yang diberikan dengan
situasi kehidupan yang nyata, dan memotivasi peserta
didik membuat hubungan antara pengetahuan dan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari
Model pembelajaran ini membimbing dan mendorong
peserta didik bagaimana memanfaatkan potensi
kecerdasan intelektual dari aspek kognitif (pengetahuan),
afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan) yang

14
bermuara pada kemampuan menggunakan logika
intelektual ditumbuhkan dengan menggunakan logika
intelektual ditumbuhkan dengan menggunakan ransangan
dari luar diri peserta didik (Achjar Chalil, Hudaya Latu
Consina, 2008;16)
CTL adalah sebuah sistem yang merangsang otak untuk
menyusun pola-pola yang mewujudkan makna. Dengan
demikian CTL adalah suatu sistem pengajaran yang cocok
dengan otak yang menghasilkan makna dengan
menghubungkan muatan akademik dengan konteks dari
kehidupan sehari-hari siswa (Elaine B. Jhonson, 2009;58)

2. Teknik menerangkan
Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam
keterampilan mengajar adalah menerangkan atau
menjelaskan. Dengan teknik penjelasan yang baik, apapun
yang disampaikan akan lebih mudah diterima siswa.
Penjelasan yang baik membantu siswa dalam belajar
mengenal konsep-konsep dan prinsip (Tim Revisi PKG,
1988).

3. Teknik Bertanya
Mengajukan pertanyaan merupakan salah satu kegiatan
yang sangat penting dalam setiap kegiatan belajar
mengajar (KBM), maka dikatakan bahwa pertanyaan
adalah jantungnya pengajar siswa bertanya untuk
meningkatkan pengertian mereka. Guru mengajukan
pertanyaan antara lain untuk melibatkan siswa dalam
kegiatan belajar mengajar, sehingga guru dapat
memperluas, mengarahkan dan mengembangkan
pembelajaran tersebut (Tim PKG Matematika 1988)
a. Jenis pertanyaan ada 2 yaitu (1) pertanyaan tertutup,
(2) pertanyaan terbuka

15
b. Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang
jawabannya tertentu
Contoh :
1) Berapakah 82 ?
2) Sebutkan koordinat titik potong grafik y=x2+5x-6
dengan sumbu x ?
c. Pertanyaan terbuka yaitu pertanyaan yang mempunyai
lebih dari satu kemungkinan jawaban yang dapat
diterima
Contoh :
1) Bagaimanakah cara menggambarkan grafik
y=x2+5x-6 ?
2) Sebutkan satu pasang bilangan yang jumlahnya
10 ?

I. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)


Musyawarah guru mata pelajaran yang selanjutnya disingkat
MGMP adalah forum/wadah kegiatan profesional guru mata
pelajaran sejenis sanggar yang terdiri dari dua unsur yakni
musyawarah dan guru mata pelajaran. Pengertian
musyawarah mencerminkan kegiatan dari, oleh dan untuk
guru. Yang dimaksud guru mata pelajaran adalah guru SMP
dan SMA negeri/ Swasta yang mengasuh dan bertanggung
jawab untuk mengelola mata pelajaran yang ditetapkan di
dalam kurikulum (Dir.Dimenum, 1990;2)
Musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) bertujuan untuk :
1. Menumbuhkan kegairahan guru untuk meningkatkan
kemampuan dan keterampilan dalam mempersiapkan,
melaksanakan dan mengevaluasi program kegiatan belajar
(KBM)
2. Memeratakan kemampuan dan kemahiran guru dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar sehingga dapat
menunjang usaha peningkatan pemerataan mutu
pendidikan

16
3. Menampung segala permasalahan yang dialami oleh guru
dalam melaksanakan tugas sehari-hari dan mencari cara
penyelesaiannya yang sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran guru, sekolah dan lingkungan
4. Membantu guru dalam upaya memenuhi kebutuhannya
yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar (KBM)
5. Membantu guru memperoleh informasi teknis edukatif
yang berkaitan dengan kegiatan. Kebijaksanaan
pengembangan kurikulum dan mata pelajaran yang
bersangkutan
6. Saling tukar informasi dan saling tukar pengalaman dalam
rangka mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi serta
pengembangan metode teknik mengajar

J.Diskusi pelaksanaan pembelajaran seminggu yang lalu dan


persiapan seminggu yang akan datang
1. Diskusi pelaksanaan pembelajaran pekan lalu adalah
bertujuan untuk membahas temuan pengawas sekolah
selaku supervisor tentang masalah yang dijumpai pada
saat observasi kelas. Masalah tersebut meliputi : silabus,
RPP, materi pelajaran, bahan ajar, pelaksanaan tes,
metodologi, model pembelajaran, alat peraga/praktik dan
kesan-kesan selama on-service atau supervisi, yang
semuanya itu berdasarkan laporan pandangan mata
supervisor/ instruktur/ guru inti (SPKG matematika tahun
1987)
2. Diskusi persiapan pelaksanaan pembelajaran seminggu
yang akan datan adalah kelompok kelas mata pelajaran
yang bertujuan untuk memantapkan silabus, RPP, bahan
ajar, materi pembelajaran, metode pelajaran, model
pembelajaran, pengayaan, kuis dan lain-lain yang
diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas.

17
Kegiatan ini bertujuan untuk memantapkan persiapan guru
selama seminggu yang akan datang.

BAB III

PENDEKATAN METODE

A. Rencana Pelaksanaan Supervisi Akademik


Supervisi akademi disebut juga supervisi klinis yang
bertujuan untuk memantau kinerja guru dalam melaksanakan
proses pembelajaran di sekolah berdasarkan: (1) Standar isi,
(2) Standar kelulusan, (3) Standar proses, (4) Standar
penilaian.

Supervisi klinis (akademik) merupakan sarana bimbingan dan


pembinaan yang sebaiknya diberikan sesuai dengan
kebutuhan guru yang dilakukan secara objektif, menyeluruh
meliputi proses dan hasil secara berkesinambungan
,terencana, bertahap dan terus menerus. Dengan demikian
supervisi klinis diharapkan dapat meningkatkan efektifitas
dan efisiensi proses dan hasil pembelajaran. Pada supervisi
18
klinis, pengawas sekolah harus bertindak sebagai teman
sejawat dalam membantu guru memecahkan permasalahan
dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

Pelaksanaan supervisi klinis meliputi 3 (tiga) tahap yaitu pra


observasi, observasi dan pasca observasi. (1) Pada tahap pra
observasi pengawas melakukan wawancara dengan guru
yang akan di supervisi untuk mendapatkan informasi
mengenai persiapan dan kesiapan guru sebelum proses
pembelajaran dilaksanakan. Jawaban guru direkam dengan
mencatat kata-kata kunci sesuai denga aspek yang
ditanyakan. (2) Pada tahap observasi pengawas duduk di
bangku belakang dengan mengamati proses pembelajaran
dengan cermat serta mengisi instrumen secara objektif,
apakah proses sudah baik atau masih perlu diperbaiki. Dalam
pengamatan/ observasi ini pengawas selaku supervisor
mencatat hal-hal yang penting untuk dicermati kemudian
dikomunikasikan atau diinformasikan saat post observasi.
Pengamatan proses pembelajaran dilakukan terhadap
persiapan dan pelaksanaan proses pembelajaran. Kegiatan
proses pembelajaran terdiri atas 3 tahap yaitu pendahuluan,
kegiatan inti dan penutup atau kegiatan akhir. (3) Tahap
Pasca observasi (post observasi) merupakan pertemuan
balikan berdasarkan hasil pengamatan. Wawancara segera
dilakukan setelah proses pembelajaran selesai atau beberapa
saat kemudian dengan model diskusi terfokus. Dan hasil
supervisi klinis ini melalui diskusi terfokus diharapkan dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan guru
matematika dalam melaksanakan PBM di kelas.

Pengawas sekolah merencanakan tindakan berdasarkan


tujuan pengawasan dengan memanfaatkan hasil supervisi
19
klinis (akademik) melalui diskusi terfokus, dan pertemuan
MGMP matematika dan pertemuan priodik Dinas Dikpora Kota
Pariaman, dengan target sebagai berikut :
1. Pertama (I) Melakukan tindakan perbaikan terhadap
persiapan program pembelajaran yang dibuat guru yang
belum sesuai dengan standar/petunjuk dari BSNP dengan
ketentuan antara lain : (a) Silabus dibuat harus
berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar
sesuai dengan petunjuk dari BSNP, (b) RPP dibuat
berdasarkan silabus (standar isi dan SKL) sesuai dengan
petunjuk teknik BSNP dan standar proses (Permendiknas
no. 41/2007), (c) Evaluasi, prites dan postes dibuat
berdasarkan indikator yang ada dalam RPP, (d) Membuat
bahan ajar berdasarkan RPP dan model pembelajaran
yang akan dilaksanakan di atas
2. Kedua (II), Melakukan tindakan pembinaan dan perbaikan
terhadap guru dalam melaksanakan semua kegiatan
proses pembelajaran disyaratkan minimal 80 % sebagai
berikut : (a) Memberikan motivasi kepada siswa tentang
materi yang akan dipelajari, (b) Memberikan atau
mengetahui pengetahuan prasyarat dari siswa tentang
materi yang akan dipelajari melalui prites tertulis atau
berupa tanya jawab mengingatkan tentang materi
prasyarat dari pelajaran yang akan dibahas, (c)
Penguasaan matei pembelajaran, (d) Menggunakan model
dan metoda yang tepat dalam penyampaian materi
pembelajaran kepada siswa sehingga terjadi interaksi
proses pembelajaran yang sempurna, (e) Pelaksanaan
proses pembelajaran (Proses Belajar Mengajar) yang
bermakna sehingga peserta didik benar-benar memiliki
pengalaman belajar sebagaimana yang dituntu oleh RPP,

20
(f) Melaksanakan evaluasi/penilaian dalam setiap
pertemuan pelaksanaan proses pembelajaran sehingga
proses pencapaian KKM dapat diukur ketercapaiannya, (g)
Menganalisis hasil evaluasi belajar peserta didik untuk
mengetahui keberhasilan pencapaian KKM indikator
pembelajaran yang telah ditetapkan dalam RPP dan
sekaligus menentukan tindak lanjut bagi peserta didik
yang tuntas atau tidak, serta refleksi terhadap
pelaksanaan program pembelajaran, (h) Membuka dan
menutup pembelajaran. Dan dimana pembinaan tersebut
di atas dilakukan melalui kegiatan MGMP matematika
yang dilaksanakan setiap hari kamis di SMP Negeri 2
Pariaman.
3. Ketiga (III), Pada tahap ketiga ini pengawas merencanakan
tindakan terhadap guru dalam melaksanakan kegiatan
yang belum terlaksana dengan baik sebagai berikut :
a. Alat evaluasi pembelajaran yang belum berfungsi
efektif untuk mengukur kemampuan siswa
b. Dalam melakukan analisis hasil belajar siswa dan
pemanfaatan hasilnya untuk program perbaikan atau
pengayaan
c. Dalam pelaksanaan program remedial teaching dan
program pengayaan bagi peserta didik yang tuntas.

Target tersebut di atas adalah merupakan fokus pembinaan,


namun semua komponen tetap disupervisi. Setiap
pelaksanaan observasi dilakukan dan dinilai sejauh mana
kemajuan guru dalam melakukan perbaikan sejak dari tahap I
sampai tahap II, sehingga diharapkan pada tahap III semua
komponen PBM terlaksana dengan baik. Pelaksanaan
supervisi akademik (klinis) menggunakan instrumen-
instrumen terlampir.
B. Metode Pengumpulan Data
21
Data-data yang diperlukan dalam kepengawasan dan
pembinaan ini diperoleh melalui kegiatan supervisi akademik
dan manajerial terhadap guru mata pelajaran matematika
dan sekolah binaan dengan menggunakan instrumen
terlampir.
C. Teknik Analisa Data
Untuk mengetahui keaktifan suatu metode atau pelaksanaan
dalam kegiatan proses pembelajaran di sekolah binaan
melalui analisis data deskriptif kuantitatif, yaitu suatu metode
penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau
fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk
mengetahui profesionalisme dan kinerja guru dalam
mengelola kegiatan pembelajaran di sekolah. Dan juga
sebagai dasar untuk melakukan pembinaan terhadap guru
dan kepala sekolah dalam melaksanakan tugas sebagai guru
(educator). Data-data yang dianalisis tersebut diperoleh
melalui kegiatan supervisi akademik
D. Instrumen Supervisi
Instrumen yang digunakan dalam pembimbingan dan
pelatihan profesional guru terdiri dari :
1. Instrumen supervisi akademik umum yaitu merupakan
salah satu upaya untuk meningkatkan mutu sumber daya
manusia (SDM) di bidang pendidikan dengan membantu
guru mengembangkan kemampuan profesionalnya.
2. Instrumen supervisi akademik secara klinis dilakukan oleh
pengawas sekolah yang berlatar belakang pendidikan sama
atau serumpun dengan mata pelajaran yang di supervisi.
Supervisi klinis ditekankan pada upaya mendiagnosis
kekurangan atau kelemahan yang terjadi dalam proses
pembelajaran, kemudian mendiskusikan dan memberikan
balikan yang bermakna berkaitan dengan upaya untuk
memperbaiki kelemahan tersebut

22
3. Instrumen supervisi yang diperlukan dalam supervisi
akademik dan manajerial terlampir.
4. Instrumen evaluasi kegiatan MGMP matematika terlampir
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian / Pengawasan


Pada Bab IV ini disajikan hasil-hasil penelitian dan
pembahasan terhadap tindakan yang dilaksanakan. Secara
sistematis hasil-hasil penelitian ini disajikan dengan susunan
sebagai berikut: (1) kondisi awal observasi, (2) Perencanaan
Tindakan Pembelajaraan, (3) pelaksanaan tindakan, (4)
analisis data.
1. Kondisi Awal
Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan
April 2014, yaitu diawali dengan dialog antar peneliti
(pengawas mata pelajaran), guru matematika SMP/MTS
Kota Pariaman beserta kepala sekolahnya. Dialog
dilaksanakan pada minggu ke-2 dan ke-3 Januari 2014
disekolah masing-masing guru yaitu SMP N 1 Pariaman,
SMP N 2 Pariaman, SMP N 5 Pariaman, SMP N 6 Pariaman,
SMP N 8 pariaman, dan SMP N 9 Pariaman. Pertemuan
bertujuan untuk menjelaskan tujuan dan maksud penelitian
tindakan sekolah yang akan dilaksanakan, dan pada
kesempatan itu kepala sekolah menyambut baik kehadiran
penelitian tersebut di atas.

Dialog bersama antara peneliti, guru matematika dan


kepala sekolah dimulai dengan merumuskan permasalahan
pembelajaran matematika. Dialog bersama tersebut
menghasilkan kesepakatan bersama yaitu terhadap

23
permasalahan masih rendahnya komppetensi dan
komitmen guru dalam melaksanakan tugas dan fungsi
sebagai pendidikan seperti, (1) membuat perangkat
pembelajaran (silabus, RPP, bahan ajar, alat belajar, buku
sumber dan lain-lain), (2) menggunakan metodologi
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan,
terutama tentang penggunaan teknik bertanya untuk
mengembangkan pembelajaran, (3) melaksanakan belajar
tuntas sebagaimana yang dituntut KKM, (4) melaksanakan
pretest di awal pelaksanaan pembelajaran dan posttest
pada akhir pembelajaran, dan (5) analisis hasil belajar dan
program perbaikan dan pengayaan. Hal ini juga disebabkan
belum efektifnya usaha-usaha peningkatan profesi guru
yang telah dilakukan pengawas sekolah menengah melalui
supervise kelas.

Berdasarkan hasil dialog bersama, maka untuk mengatasi


permasalahan yang ada, sebagai upaya untuk
meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan
pembelajaran di kelas, dan sekaligus meningkatkan
prestasi belajar peserta didik. Dalam hal ini peneliti
mempunyai alternatif strategi yaitu peningkatan
kemampuan guru matematika SMP/MTS menggunakan
teknik bertanya dalam mengembangkan pembelajaran
dengan pembinaan berdasarkan hasil supervise akademik
melalui diskusi post observasi terpimpin.

2. Perencanaan Tindakan Pembelajaran


Berdasarkan hasil dialog awal, terlihat bahwa pembelajaran
matematika belum dapat dilaksanakan sebagaimana
mestinya, sehingga prestasi belajar yang diperoleh siswa
belum optimal. Dan ini terlihat bahwa kemampuan guru

24
menggunakan teknik bertanya untuk mengembangkan
pembelajaran sangat kurang sekali dan selalu mengajak
siswa jawab bersama atau guru menjawab sendiri
pertanyaan yang diajukannya. Dan sebagai akibatnya
pelaksanaan pembelajaran tidak berjalan efektif.
Selanjutnya disusun langkah-langkah persiapan untuk
mengadakan tindakan sebagai berikut:

a. Memperbaiki kompetensi guru dalam


melaksanakan kegiatan pembelajaran
matematika;
Kegiatan untuk memperbaiki kompetensi guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran matematika
dengan menggunakan teknik bertanya untuk
mengembangkan pembelajaran dalam upaya
memotivasi guru melaksanakan belajar tuntas. Hal ini
dilakukan dalam serangkaian kegiatan yang disepakati
oleh guru matematika yang terlibat dalam penelitian
dengan memiliki tindakan alternatif yang ditawarkan.
Dalam hal ini metodologi tindakan yang disepakati
adalah mendiskusikan bagaimana memanfaatkan
strategi pembelajaran yang tepat untuk mendapatkan
hasil yang optimal. Strategi pembelajaran adalah
sejumlah langkah dalam kegiatan pembelajaran yang
direkayasa sedemikian rupa untuk dapat memudahkan
belajar, pada gilirannya tujuan pendidikan dapat dicapai
dengan baik (Raka Joki, 1984 dalam Musa Maruf, 2005).

Disamping memiliki dan menggunakan stategi


pembelajaran matematika yang tepat, guru juga
diharapkan bisa menerapkan strategi pembelaran sopan
santun, terbuka dan komunikatif (Marpaung, 2002 dalam

25
Musa Maruf, 2005). Strategi pembelajaran bertujuan
untuk menciptakan dan memelihara kondisi siswa dalam
keadaan nyaman, aman dan senang dalam
pembelajaran matematika. Dan guru harus sanggup
mengubah kebiasaan otoriter dan mengembangkan
inisiatif siswa. Untuk itu salah satu metode yang paling
tepat adalah menggunakan teknik bertanya dalam
mengembangkan kegiatan pembelajaran dalam upaya
peningkatan hasil belajar peserta didik.

b. Identifikasi masalah dan penyebab


Tindakan yang disepakati untuk mengidentifikasi
masalah yaitu diskusi antara pengawas (peneliti) dengan
guru matematika dan kepala sekolah yang dalam hal ini
sudah dilakukan pada dialog awal. Permasalahan tingkat
kelas yang perlu segera diatasi dalam tindakan
penelitian ini adalah kurangnya kemampuan guru
menggunakan teknik bertanya dalam mengembangkan
kegiatan pembelajaran, sebagai penyebab pembelajaran
matematika kurang efektif, akibatnya prestasi belajar
siswa pada umumnya tidak tuntas berdasarkan KKM.

Masalah-masalah di atas kiranya telah memenuhi syarat


sebagai permasalahan yang dapat dipecahkan melalui
penelitian tindakan sekolah, syarat masalah yang
mendekati dengan penelitian tindakan kelas adalah
sebagai berikut: (1) masalah harus real dan on the job
problem oriental artinya masalah tersebut benar-benar
ada (dirasakan sebagai suatu masalah). Masalah ini juga
di bawah kewenangan guru seorang guru dan dirasakan
dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, (2) masalah harus
kritis, artinya masalah tersebut perlu segera dipecahkan,

26
(3) masalah harus memiliki asas manfaat yang jelas,
artinya hasil pemecahan masalah tersebut akan
memberikan manfaaat yang nyata, (4) masalah harus
dapat dipecahkan bila dilihat dari sumber daya peneliti
(waktu, dana, minggu efektif semester, dukungan
birokrasi), masalah tersebut dapat dipecahkan (Andrea
Priono, 1999 dalam Sutiana, 2000 : 125 dalam Musa
Maruf, 2005).

Setelah mendapatkan masalah di atas, dilanjutkan


dengan mengidentifikasi factor-faktor penyebab
masalahnya dengan memahami berbagai kemungkinan
penyebab masalah, dimana suatu tindakan dapat
dikembangkan. Hasil kerja kolaboratif peneliti, guru
matematika dan kepala sekolah disepakati bahwa asumsi
penyebab masalah adalah sebagai berikut:
N Faktor Penyebab Masalah
o
1 Guru a. Pembelajaran cenderung satu arah
b. Kurang memberikan motivasi /
tantangan bagi siswa
c. Kurang memahami teknik memulai
siswa berdiskusi
d. Kurang menguasai teknik bertanya
untuk mengarahkan pelajaran
(elaborasi)
e. Kurang menguasai teknik bertanya
untuk mengulang/mengingatkan
kembali siswa tentang pelajaran yang
telah lalu (konfirmasi)
f. Kurang melakukan evaluasi untuk
mengetahui apakah siswa (peserta
didik) sudah memahami pelajaran uang
27
diberikan
g. Kurang mengadakan penyelidikan
(eksplorasi)
h. Kurang mengarahkan perhatian
terhadap peserta
i. Kurang mampunya guru dalam memiliki
strategi pembelajaran yang tepat
j. Kurang menguasai materi pelajaran
k. Guru cenderung mengajarkan materi
yang ada dalam buku cetak.
2 Pengaw a. Masih kurangnya kunjungan pengawas
as / melakukan supervise akademik di
supervis sekolah
b. Masih kurangnya pembinaan dari
i
pengawas sekolah terhadap guru dalam
melakukan pembelajaran.
c. Kurang mampunya pengawas sekolah
menguasai materi dan strategi
kepengawasan dalam melakukan
pembinaan pendidikan di sekolah.
d. Kurangnya sarana dan prasarana
pendukung terhadap pelaksanaan
tugas pengawasan.
3 Siswa a. Menganggap matematika sebagai ilmu
yang sulit dan menakutkan untuk
dipelajari
b. Takut gagal
c. Kesulitan dalam mengutarakan ide
d. Tidak merasakan manfaat bagi dirinya
e. Banyaknya tugas yang harus
diselesaikan
f. Kurangnya motivasi dalam belajar
a. Pembelajaran kurang demokratis dan
terbuka
b. Guru kurang memanfaatkan alat peraga
dalam kegiatan pembelajaran
28
c. Guru kurang suka membuat alat peraga
praktik pendidikan yang dibutuhkan
d. Guru kurang mampu membuat dan
melaksanakan LKS untuk meningkatkan
pemahaman peserta didik
e. Guru kurang melakukan bimbingan
terhadap siswa yang kurang mampu
dalam memahami materi pelajaran
f. Guru kurang memahami teknik dan
cara menggunakan teknik bertanya
untuk mengembangkan pembelajaran
g. Materi pelajaran dirasakan terlalu
banyak dan waktu kurang.
5 Materi a. Abstrak
b. Kompleks
Ajar
6 Lain-lain a. Jumlah siswa 1 (satu) kelas terlalu
banyak (tidak sesuai standar)
b. Sarana dan prasarana kurang
c. Dukungan keluarga kurang
d. Dukungan masyarakat kurang
e. Komitmen guru dalam melaksanakan
tugas kurang
f. Motivasi guru melakukan inovasi
pembelajaran sangat kurang
Tabel 4.1

Identifikasi Berbagai Kemungkinan Penyebab


Masalah

Berbagai kemungkinan penyebab masalah yang


disajikan pada tabel 4.1, kemudian dianalisis secara
kolaboratif berdasarkan observasi kelas. Hal ini dilakukan
untuk menentukan penyebab yang paling mungkin dan
di bawah kewenangan guru. Melalui kerja kolaboratif
disimpulkan penyebab yang sesungguhnya yang paling

29
dominan adalah kualitas proses pembelajaran belum
memenuhi standar.
Pada dasarnya peserta kerja kolaboratif menganggap
bahwa akar penyebab masalah dalam pembelajaran
adalah guru belum mampu menggunakan teknik
bertanya dalam mengembangkan pembelajaran
sehingga siswa (peserta didik) dapat memperoleh
pengalaman belajar yang bermakna memahami konsep-
konsep suatu materi pelajaran yang diharapkan
Kompetensi Dasar, dan selanjutnya untuk mencapai
standar kompetensi yang diharapkan. Disamping itu,
guru dalam melaksanakan proses pembelajaran
cenderung satu arah dan kurang mampu dalam memiliki
strategi pembelajaran yang sesuai.
c. Perencanaan Solusi Masalah
Tindakan yang diambil dikembangkan berdasarkan akar
penyebab masalah, yaitu kurang mampunya guru
menggunakan teknik bertanya untuk mengembangkan
pembelajaran sehingga peserta didik tuntas dalam
mempelajari suatu konsep dan memperoleh pengalaman
yang bermakna, dengan prestasi baik. Tindakan solusi
masalah yang disepakati oleh guru matematika SMP/MTS
dengan penliti untuk mengatasi masalah yang ada
dalam proses pembelajaran matematika yaitu
pembenahan metode mengajar dengan perencanaan
yang dikembangkan sebagai berikut:
1) Model Pembelajaran
Proses belajar mengajar merupakan interaksi yang
dilakukan antara guru dengan peserta didik dalam
suatu pengajaran untuk mewujudkan tujuan yang
ditetapkan (Abdul Majid, 2008 : 135).

30
Pembelajaran yang dilaksanakan dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran matematika
berupa pembelajaran klasikal kelompok dan
individual. Pembelajaran diawali dengan pemberian
informasi dasar materi yang akan dipelajari,
penjelasan tugas yang akan dikerjakan serta hal-hal
lain yang dianggap perlu. Kegiatan selanjutnya
adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bekerja secara perseorangan atau bekerja mandiri.

Pembelajaran secara klasikal bertujuan untuk


memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat
secara efektif di dalam pembelajaran yang
disampaikan guru secara demokratis, program
pembelajaran klasikal member tekanan utama pada
kemampuan, dan sikap seluruh anggota kelas guru
berperan sebagai fasilitator, pembimbing dan
pengendali keterlibatan kelas.

Pembelajaran secara kelompok kecil bertujuan


memberikan kesempatan untuk mengembangkan
kemampuan dan keterampilan memecahkan masalah
secara rasional dan mengembangkan kemapuan
kepemimpinan tiap anggota anggota kelompok
dalam emecahkan masalah. Tekanan utama
pembelajaran kelompok pada peningkatan kemapuan
dan keterampilan individu sebagai anggota kelompok
(M. Maruf, 2005).

Pembelajaran secara individu bertujuan untuk


memberikan kepada siswa belajar berdasarkan
kemapuan sendiri dan pengembangan kemampuan,

31
keterampilan sikap setiap individu secara optimal.
Program pembelajaran individu berorientasi pada
pemberian bantuan kepada siswa agar dapar belajar
secara mandiri, guru berperan sebagai fasilitator,
pembimbing, pendiagnosis kesukaran belajar dan
rekan diskusi (M. Maruf, 2005).

2) Strategi belajar
Strategi belajar adalah sejumlah langkah dalam
kegiatan pembelajaran yang direkayasa sedemikian
rupa dapat memudahkan belajar yang pada
gilirannya tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan
baik (Raka Joni dalam Sutama ,2000 : 117 dalam M.
Maruf, 2005).

Sedangkan cakupan strategi pembelajaran adalah (1)


Mengidentifikasikan, menetapkan klasifikasi
perubahan perilaku siswa yang diharapkan; (2)
Memiliki pendekatan pembelajaran; (3) Memiliki
metode pembelajaran ; (4) menetapkan norma
keberhasilan pembelajaran (Mansyur, 1997 dalam M.
Maruf, 2005).

Berawal dari pengertian dan cakupan strategi


pembelajaran tersebut, peneliti kemudian mengacu
pada pendapat Marpaung (2002), bahwa pada
pembelajaran matematika ada baiknya menerapkan
strategi pembelajaran santun, terbuka, dan
komunikatif. Strategi pembelajaran ini adalah
menciptakan dan memelihara kondisi siswa dalam
keadaan nyaman, aman dan senang dalam
pembelajaran matematika. Untuk keperluan itu

32
peneliti harus mampu menjadi fasilitator,
membimbing dam mengembangkan inisiatif siswa.

Strategi pembelajaran yang biasanya dilaksanakan


kurang menghargai siswa secara pribadi yang
memiliki ide, sikap, kebutuhan, cita cita,
kemampuan dan cendrung membosankan dibenahi
menjadi sistem pembelajaran terbuka. Strategi
pembelajaran terbuka adalah (1) pembelajaran
terbuka bagi perbedaan individu siswa; (2) terbuka
dalam pola interaksi antara guru dengan siswa; (3)
mengizinkan siswa mengendalikan situasi belajar,
sumber dan materi belajar; (4) terbuka bagi siswa,
kegiatan dan metode pembelajaran bervariasi ; (5)
penampilan guru yang fasilitatif dan iklim belajar
yang bersifat menerima.

Kondisi pengembangan pembelajaran yang cocok


dengan strategi pembelajaran terbuka dan
demokratis adalah dengan menggunakan teknik
bertanya. Mengajukan pertanyaan merupakan salah
satu kegiatan yang sangat penting dalam setiap
kegiatan belajar mengajar, sehingga dikatakan
bahwa pertanyaan adalah jantungnya pengajaran
(tim matematika, 1998), siswa bertanya untuk
meningkatkan pengertian mereka. Guru mengajukan
pertanyaan, antara lain untuk melibatkan siswa
dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga guru
dapat memperluas, mengarrahkan dan
mengembangkan pelajaran dan sebagainya.

3) Tindakan Pembelajaran

33
Tindakan pembelajaran yang dimaksud adalah suatu
tindakan yang akan diambil guru matematika
SMP/MTS disaat pelaksanaan kegiatan pembelajaran
untuk mengantisipasi permasalahan yang
menghambat peningkatan prestasi belajar
matematika siswa, seperti yang telah dikemukakan
sebelumnya bahwa permasalahan dalam penelitian
ini adalah kurangnya kemampuan guru
menggunakan teknik bertanya dalam
mengembangkan pembelajaran secara demokratis
dan terbuka.

Berdasarkan kesepakatan peserta kolaborasi


tindakan pembelajaran untuk meningkatkan
pemahaman siswa dalam belajar matematika adalah
sebagai berikut: (1) menjalin hubungan yang baik
antara siswa dan guru sehingga tercipta suatu
interaksi yang baik, (2) memberi tahu tujuan
pembelajaran materi ajar dan kegiatan yang akan
dilakukan, (3) menyampaikan materi ajar secara
sistematis sesuai dengan RPP, sehingga mudah
dipelajari siswa (peserta didik), (4) mendorong siswa
untuk menyampaikan ide dengan menggunakan
teknik bertanya, (5) memberikan tugas dengan
petunjuk yang jelas dan membimbing proses
penyelesaiannya, (6) membimbing siswa untuk
membuat rangkuman dengan menggunakan teknik
bertanya, (7) melakukan analisis hasil belajar, (8)
memberikan pekerjaan rumah dengan petunjuk ddan
langkah langkah pengerjaannya, (9) memeriksa dan
mebahas setiap tugas yang diberikan kepada siswa

34
dengan teknik bertanya selama 5 menit diawal
pelajaran berikutnya.

3. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan merupak realisasi rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan penerapan
rancangan tindakan yang telah disusun berdasarkan
permasalahan yang diduga mempengaruhi pembelajaran
matematika SMP/MTS. Tindakan pembelajaran dilakukan
dengan pengorganisasian siswa secara kelompok klasikal,
kelompok kecil, dan individu. Strategi pembelajaran ramah,
terbuka dan komunikatif dengan menggunakan teknik
bertanya untuk mengembangkan teknik pembelajaran,
pemberian tugas dan remedial teaching agar setiap
pembelajaran tuntas berdasarkan KKM yang ditetapkan
hingga mencapai 100%.
3.1.Tindakan Sekolah Siklus I

1) Perencanaan siklus I
Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan
perangkat pembelajaran (silabus, RPP, bahan ajar,
program tahunan, program semester dan instrument
evaluasi). Tindakan pembelajaran dilakuka oleh guru
mata pelajaran matematika dalam pembelajaran di
kelas masing masing sekolah. Pengamatan dan
tindakan observasi dan tindakan pembelajaran
terhadap guru dalam pelaksanaan pembelajaran
terhadap guru dalam melaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan teknik bertanya dilakukan oleh
peneliti selaku pengawas sekolah.

2) Pelaksanaan siklus I

35
Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilaksanakan mulai
pada hari sabtu Tanggal 14 Januari sampai dengan hari
Senin tanggal 20 Februari, di SMP/MTs di Kota
Pariaman dengan jadwal yang berbeda-beda sesuai
dengan jadwal pelajaran di sekolah masing-masing.
Dalam pelaksanaan tindakan ini yang memberikan
tindakan pembelajaran adalah guru, sedangkan
observasi dan monitoring terhadap pelaksanaan
pembelajaran serta reaksi siswa selama tindakan
dilakukan peneliti.

Pasca observasi dilanjutkan dengan diskusi terfokus


yang membahas hasil supevisi dalam rangka refleksi
awal. Selanjutnya hasil diskusi digunakan guru untuk
memperbaiki kinerja pembelaran dan juga digunakan
sebagai bahan diskusi di MGMP.

3) Hasil Siklus I
Hasil observasi dan monitoring tindakan siklus I ini
dilakukan terhadap guru matematika dalam
melaksanakan pembelajaran menggunakan teknik
bertanya yang baik sehingga dapat mengembangkan
pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman siswa
di SMP Negeri di Kota Pariaman yang direncanakan
sebagai berikut :
a) Hasil Supervisi Kelas terhadap Guru dalam

menggunakan Teknik bertanya dari tanggal 14

Januari s/d 30 Mei 2014.

Skor Item Jlh %


No Nama Guru Nama Sekolah
1 2 3 4 5 6 7
1 Masnita, S.Pd SMPN 1 2 1 1 1 2 1 1 8 28,5
2 Hema Jasmita, Pariaman 2 1 1 1 1 1 - 7 7
3 SPd SMPN 1 1 - 1 1 2 1 - 6 25,0
36
4 Epi Erniyati, SPd Pariaman 2 1 - 1 2 - - 0 6
5 Arni Maida, SPd SMPN 2 2 1 1 2 2 2 1 11
21,4
6 Metri Evita, S.Pd Pariaman 2 1 1 2 2 1 1 210
7 Dra.Fajriati Agus SMPN 2 2 2 1 2 2 1 1 11
21,4
8 Nelismawati, Pariaman 2 1 1 1 2 1 1 2 9
9 S.Pd SMPN 2 2 2 1 1 2 1 1 10
39,2
10 Rubainan,A,Md 2 1 1 2 3 1 1 11
Pariaman 8
11 Busmani, S.Pd 2 1 - 1 1 1 1 7
SMPN 5 35,7
12 Risnawati, S.Si 2 2 1 2 3 1 1 12
Pariaman 1
Dra.Arifah,M.Pd
SMPN 5 39,2
Tisna, S.Pd
Pariaman 8
SMPN 6 32,1
Pariaman 4
SMPN 6 35,7
Pariaman 1
SMPN 8 39,2
Pariaman 8
SMPN 8 25,0
Pariaman 0
SMPN 9 42,8
Pariaman 5
Rata-rata 1,92 1,17 0,8 1,42 2 1 0,7 1,30 32,4
3 5 6
% 47,9 29,2 20, 35,4 50 25 18, 32,4
2 5 83 1 75 6
Tabel 4.2
Hasil Supervisi Kelas terhadap Guru Dalam
Menggunakan Teknik Bertanya Tanggal 14 Januari
s/d 22 Februari 2014

Dari table 4.2 di atas dapat diketahui bahwa hasil


supervise terhadap guru menggunakan teknik
bertanya dalam pelaksanaan proses pembelajaran
pada siklus I sebagai berikut: (1) mengajar dengan
metode tanya jawab bukan ceramah terus menerus
47,92 % (kurang), (2) mengajukan pertanyaan
dengan jelas dan singkat 29,25 % (kurang), (3)
menunjukkan keterampilan dan fleksibelitas dalam
menyusun pertanyaan 20,83 % (kurang),
37
(4)mengajukan pertanyaan terbuka untuk
merangsang pemikiran siswa 35,41 % (5) berusaha
mendapatkan respon baik dari siswa 50%(kurang),
(6) Menggunakan suatu urutan pertanyaan untuk
mengembangkan ide 25% (kurang),(7) memakai
variasi bentuk-bentuk pertanyaan 18,75%(kurang).
Secara umum penggunaan teknik bertanya bagi
guru untuk pengembangan kegiatan pembelajaran
agar siswa memperoleh pengalaman belajar yang
optimal sebesar 32,46 % dengan kategori kurang.
Dan contoh instrument terlampir.

b) Hasil siklus I berdasarkan hasil supervisi

Hasil siklus I dapat disimpulkan sebagai berikut:


(1)Hal-hal yang sudah baik antara lain:Menertibkan
suasana kelas,mencek kehadiran siswa
,memotivasi siswa,penggunaan papan tulis dan
berkeliling serta memberi bantuan pada siswa
yang kurang mengerti.
(2)Temuan dalam pelaksaan supervise di 7 (tujuh)
sekolah binaan dalam kegiatan pembelajaraan
antara lain: (1)silabus,RPP,Instrumen evaluasi
produk GMMP tahun yang lalu .(2)Guru memakai
bahan ajar tahun 2007/2008 dan perlu direvisi,
(3)Guru memberikan pembelajaran dengan
metode ceramah dan teknik menerangkan
konevensional,(4)Sebagian guru masih mengajar
berdasarkan buku paket dan sebagiannya tidak
sesuai dengan RPP.
(3)Kegiatan yang belum terlaksana dalam
pelaksanaan pembelajaran antara lain:
- Pendahuluan
38
Tanya jawab ,bahan apersepsi,menjelaskan
tujuan pembelajaran,menyampaikan cakupan
materi.
- Kegiatan Inti
(a) Eksplorasi yang melibatkan peserta didik
mencari materi yang akan dipelajari
,memfasilitasi peserta didik melakukan
percobaan.
(b)Elaborasi: (4) memberikan kesempatan
untuk berfikir ,menganalisis,menyelesaikan
masalah dan bertindak tanpa rasa takut,
(5) Memfasilitasi peserta didik dalam
pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
(8) Memfasilitasi peserta didik melakukan
turnamen dan sebagainya.
(c) Konfirmasi : (1) Mengajukan pertanyaan
untuk menilai pemahaman siswa; (2)
Memberikan konfirmasi terhadap hasil
eksplorasi dan elaborasi.
- Kegiatan Penutup : (3) Memberikan umpan
balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
(mengecek keterampilan kompetisi siswa), (4)
melaksanakan kegiatan dalam bentuk tindak
lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedy,program
pengayaan,layanan,konseling dan atau
memberikan tugas baik tugas individu
maupun menyampaikan pertemuan
pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
- Disamping hal tersebut di atas guru belum
lahi melakukan analisis hasil belajar secara
kontiniu untuk mengetahui ketercapaian KKM.

39
c) Refleksi Terhadap Tindakan Siklus I
Refleksi untuk siklus I Ini dilakukan saat pertemuan
kegiatan MGMP dalam diskusi masalah seminggu
yang laluberdasarkan hasil supervise dari pengawas
sekolah.Walaupun refleksi terhadap tindakan
sekolah siklus I sudah dilakukan oleh pengawas
Sekolah Sesaat Setelah Supervisi.Namun,Refleksi
Tindakan sekolah siklus I dalam kegiatan MGMP
sangat diperlukan untuk menyamakan persepsi guru
matematika SMP/MTS dalam rangka mengambil
lagkah-langkah perbaikan berdasarkan masukan
dari penulis,Pembimbingan dan saran dari kepala
sekolah saat supervisi di sekolah.

Pada kegiatan refleksi ini di peroleh beberapa hal


yang dapat dicatat sebagai masukan untuk
perbaikan pada tindakan selanjutnya yaitu:
(1)Hanya sebagian guru yang siap tampil di depan
kelas
(2)Masih ada guru yang mengajar dengan pola satu
arah(ceramah saja)
(3)Guru kurang memperhatikan stuktur
pembelajaran
(4)Guru belum melaksanakan apersepsi dengan
Tanya jawab
(5)Guru belum menjelaskan tujuan pembelajaran
dengan metode Tanya jawab
(6)Guru belum menjelaskan cakupan materi
(7)Guru belum melibatkan peserta didik dalam
mencari informasi tentang metri yang dipelajari
(8)Guru belum memfasilitasi peserta didik dalam
melakukan percobaan

40
(9)Guru belum memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk berfikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa
rasa takut.
(10) Guru belum mengajukan pertanyaan
untuk menilai pemahaman siswa
(11) Bimbingan terhadap siswa kurang
menyeluruh
(12) Pertnyaan guru dalam pemberian soal
kurang terarah
(13) Siswa tidak berani bertanya
- siswa kurang termotivasi
- siswa kurang mandiri dalam mengerjakan
tugas
- siswa belum terbiasa berdiskusi

4) Evaluasi Terhadap Tindakan Siklus I

Hasil tindakan dan refleksi pada tindakan siklus I


dievaluasi bersama guru matematika kelompok kelas
VII,VIII dan IX SMP/MTS,peneliti dan pembimbing .Hasil
evaluasi tersebut menghasilkan kesimpulan mengenai
tindakan guru yang diharapkan dapat menyelesaikan
permasalahan pada siklus I sebagai berikut:
a) Menyesuaikan RPP/Silabus yang dibuat di MGMP
dengan kondisi sekolah
b) Mengunakan metode yang bervariasi dalam
membahas,materi pelajaran
c) Mempedomani RPP dalam mengajar
d) Melaksanakan postes di akhir pembelajaran untuk
mengetahui sejauh mana KKM dapat di capai
e) melaksanakan analisis hasil belajar
f) Melaksanakan Program perbaikan dan pengayaan
untuk mencapai prestasi maksimal
g) Mengatur waktu pelaksanaan pembelajaran
h) Menyiapkan teknik bertanya dengan menyiapkan
pertanyaan terbuka
41
i) Menjelaskan tujuan pembelajaran dan KKM
j) Membimbing siswa secara menyeluruh
k) Mendorong siswa untuk menyampaikan ide
l) Hendaknya lebih memotivasi siswa
m) Harus lebih mampu mengendalikan kelas
n) Harus aktif dalam diskusi kelompok MGMP untuk
membahas temuan dan memantapkan persiapan
pembelajaran selanjutnya.
o) Bersikap terbuka dalam menerima saran dan
perbaikan pembelajaran

Pada siklus I ini tingkat keberhasilanguru dalam upaya


meningkatkan potensi belajar siswa belum dapat di
ukur dari hasil melaksanakan postes/UH. Saat
Dilaksanakan supervisi kelas, sebagai berikut:

SIKLUS I KETUNTASAN
NO NAMA SEKOLAH Jmlh Nilai R Ya Tidak KKM
Peserta
1 SMPN 1 32 74,49 20 12 80
Pariaman
2 SMPN 2 34 62,56 10 24 75
Pariaman
3 SMPN 5 30 59,78 8 22 75
Pariaman
4 SMPN 6 24 58,95 6 18 70
Pariaman
5 SMPN 8 22 52,28 6 16 70
Pariaman
6 SMPN 9 26 62,35 8 18 70
Pariaman
Jumlah 168 370,41 58 110
Presentase 61,74 34,52 65,48
Tabel 4.3
Hasil belajar peserta didik berdasarkan hasil
postes.setiap pelaksanaan supervisi siklus I.

42
Dari table 4.3 Diatas Ternyata nilai hasil belajar siswa
siklus I yang Kegiatannya dari tanggal 8 januari s/d 22
Februari 2014 dengan nilai rata rata:61,74
%,dengan nilai kinerja guru melaksanakan
pembalajaran menggunakan teknik bertanya ,nilai
rata -rata 32,46 %.
Dalam melaksanakan pembelajaran guru hendaknya
lebih membina suasana yang responsive diantara
siswa.sebelum kegiatan pembelajaran dan tujuan
pembelajaran dilaksanakan guru harus menjelaskan
kompetensi dasar,indikator pembelajaran dan tujuan
pembelajaran.disamping itu juga diterangkan apa
yang dimaksud dengan belajar tuntas.dengan
penjelasan-penjelasan tersebut siswa diharapkan tahu
proses serta langkah langkah apa yang harus mereka
lakukan.pemberian bimbingan harus menyeluruh dan
tidak ada diantara siswa yang mendapat perlakuan
yang berbeda.Perlu adanya komunikasi untuk
memberikan rasa aman,bersahabat dan tidak
menakutkan agar keberanian siswa dapat
tumbuh.Guru disarankan agar sesering mungkin
mengingatkan serta memotivasi aktivitas belajar siswa
setiap awal pertemuan ,agar siswa siap dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas.
Untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran perlu
dilakukan pengoptimalan pelaksanaan kegiatan di
MGMP.Langkah langkah tersebut antara lain dengan
membagi tugas menyiapkan dan merevisi hingga siap
disajikan di kelas.Realisasi kegiatan tersebut sebagai
tindak lanjutpembinaan hasil supervisi kelas.

43
3.2.Tindakan Sekolah Siklus II
1) Perencanaan Siklus II
Berdasarkan hasil observasi monitoring serta refleksi
pada tindakan sekolah siklus I ,maka tindakan
sekolah siklus I perlu direvisi.Hasil revisi akan
digunakan sebagai acuan pembelajaran tindakan
sekolah siklus II.

Revisi yang disepakati oleh peneliti dan guru


matematika SMP adalah: (a) Guru menyesuaikan
perangkat pembelajaran yang dibuat di MGMP
dengan kondisi sekolah.; (b) Menggunakan metode
pembelajaran yan bervariasi; (c) Mengajar dengan
berpedoman pada RPP, (d) Menganalisis hasil postest
untuk menentukan ketuntasan siswa, (e) Mengajar
dengan mem perhatikan struktur pembelajaran, (f)
Mengatur waktu setiap langkah kegiatan, (g)
Menggunakan teknik bertanya dalam
mengembangkan pembelajaran , (h) selalu membina
Suasana responsive diantara siswa, (i) membimbing
siswa secara menyeluruh, (j) Selalu memotivasi dan
mendorong siswa untuk bertanya dan menyampaikan
ide.

Kegiatan pembelajaran pada tindakan sekolah siklus


II dilaksanakan dari tanggal 24 februari s/d22 April
2014 dan diskusi refleksi tindakan siklus II dalam
pertemuan MGMP dilakukan pada hari kamis tanggal
03 april 2014 bertempat di SMPN 2 Pariaman. Materi
pelajaran yang akan disampaikan dalam

44
pembelajaran siklus II ini sesuai dengan materi
lanjutan di sekolah peserta MGMP masing masing,
terutama tentang kubus dan balok, dengan
memakai LKS Menggunakan teorema
pythagorasdalam pemecahan masalah.

Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan


pembelajaran siklus II, kelompok kelas VII, VIII, dan
IX MGMP menyiapkan /melengkapi perangkat
pembelajaran dengan membagi habis tiap anggota
membuat RPP, bahan ajar dan instrumen evaluasi
per KD (kompetisi dasar), sedangkan program
tahunan ,program semester, pemetaan materi dan
KKM dibuat dan didiskusikan dalam kelompok kelas
VII, VII dan XI SMP secara bersama sesuai dengan
program perencanaan meningkatkan masing
masing kelompok.

2) Pelaksanaan Siklus II

Tindakan sekolah siklus II dilaksanakan hari jumat

tanggal 24 Februari s/d 22 April 2014 sesuai dengan

jadwal mengajar masing masing sekolah binaan dan

dilanjutkan dengan diskusi terfokus di sekolah

masing. Guru mata pelajaran matematika SMP/MTs

sebagai pelaku tindakan, mengajar sedangkan

pengamatan terhadap guru dalam memberikan

pembelajaran serta reaksi siswa selama tindakan

45
berlangsung diamati oleh peneliti yang sekaligus

juga sebagai pengawas sekolah. Jumlah siswa yang

hadir saat pelaksanaan supervisi bervariasi antara

25-36 orang.

3) Hasil Tindakan Sekolah Siklus II

Pelaksanaan pembelajaran dimulai dengan


mengucapkan salam dan dilanjutkan dengan
membaca doa belajar dan Alfatiah. Sebelum
pembelajaran dimulai guru memberikan sedikit
nasihat dan motivasi kepada siswa yang tujuannya
adalah agar siswa memiliki semangat belajar yang
tinggi sehingga dapat meningkatkan kemampuannya
dalam memahami pelajaran yang diberikan.
Kegiatan selanjutnya ialah guru meminta siswa untuk
mengumpulkan PR ke bagian meja terdepan dari
deretan mejanya, kemudian PR tersebut
dipertukarkan oleh guru antar kelompok meja.
Kemudian PR tersebut dibahas oleh guru di depan
kelas dan siswa mencocokan jawabannya. Tanda
cawang () dan kalau salah diberi tanda silang (x).
Kegiatan tersebut berlangsung selama 10 menit.
Manfaat dari kegiatan ini adalah agar siswa
menyadari kekeliruannya dalam mengerjakan tugas
dan refleksi bagi siswa dari tugas yang diberikan guru
kepadanya.

46
Siswa kemudian menempatkan diri di kelompok
masing masing sama seperti kelompok pada
tindakan sekolah siklus I. Setelah itu guru
mengabsen siswa melalui ketua kelompok dan
melanjutkan dengan member motivasi tentang
pentingnya materi ini di pelajari. Setelah itu guru
dengan metode Tanya jawab mengingatkan bahan
apersepsi tentang materi pelajaran yang lalu dan
menimba informasi sebanyak mungkin dari siswa
tentang materi yang dipelajari, dalam hal ini sesuai
dengan saran saat refleksi siklus I yaitu
memberitahukan kepada siswa tentang kompetensi
dasar, indikator dan tujuan pembelajaran dari materi
yang akan dibahas.
Selanjutnya guru membahas materi pembelajaran
dengan menggunakan metode diskusi dan teknik
bertanya dengan terlebih dahulu disiapkan
pertanyaan pertanyaan yang menantang sehingga
siswa termotivasi untuk menjawabnya.
Berikut ini contoh-contoh pertanyaan dan
penggunaan sebagai bahan refleksi bagi guru:
1. Memberikan motivasi / tentang
Contoh :
a. Bagaimana anda mengambar 2 garis dengan
menggunakan penggaris dan jangka?
b. Pensil terpanjang manakah yang dapat
dimasukan ke dalam kotak ini?
2. Memula siswa berdiskusi
Contoh : Apakah anda melakukan cara yang sama
seperti yang dilakukan oleh temman anda?
3. Mengarahkan pelajaran
Contoh :

47
- Siapa dapat menyebutkan pola pola bilangan
dari barisan bilangan : 3, 5, 7, 9, 11, ..?
- Siapa dapat membuatkan rumus dari pola
bilangan yang ditemukan teman tadi?
- Bila rumus bilangan itu benar siapa dapat
menentukan suku ke 25?
- Dan seterusnya, sampai dapat siswa dapat
menyimpulkan.
4. Mengulang/mengingat kembali
Contoh : - Apakah inti pelajaran kita yang lalu?
5. Evaluasi untuk mengetahui apakah siswa sudah
memahami pelajaran yang diberikan
Contoh : - diagram manakah yang sesuai untuk
menjelaskan Teorima Pythagoras?
6. Mengalakan pendidikan (eksplorasi)
Contoh :
- Siapa dapat apakah rumus 4n = a + (n-1) b ini
berlaku untuk setiap barisan bilangan?
7. Mengarahkan perhatian
Contoh : apakah yang anda lakukan berikutnya,
Ani?
Dan selanjutnya guru member siswa latihan
pemantapan sebagai berikut :
1. Diketahui suku ke 5 dari suatu barisan bilangan
adalah 7, dan suku ke 10 adalah 17, tentukanlah
suku ke 30?
2. Diketahui rumus suku ke n dari suatu barisan
adalah 4n = 3n-1
a. Tulislah lima suku pertama dari barisan bilangan
itu?
b. Tentukanlah suku ke 27!
Kegiatan pembahasan pelajaran diselingi dengan
pemberian tugas setiap materi yang di ajarkan telah
selesai guna pemantapannya. Demikian selanjutnya
sampai pada akhir pembelajaran. Kemudian setelah

48
itu dilatjutkan dengan postes 10 menit dan
kemudian jawaban siswa terhadap soal postes
tersebut dikumpulkan dan selanjutnya diperiksa dan
di analisis di kantor.

Analisis hasil belajar adalah bertujuan untuk


menentukan sejauh mana materi pembelajaran dapat
diserap siswa atau untuk menentukan tuntas atau
tidaknya peserta didik. Disamping itu juga sebagai
umpan balik bagi guru apa sudah tuntas
membelajarkan siswa (peserta didik) atau belum.
Untuk diketahui ketuntasa mengajar maksimal 80 %.
Dan selanjutnya guru menentukan program
perbaikan dan pengayaan.

Hasil pengamatan peneliti direkam dengan


menggunakan instrument supervise akademik yang
nanti setelah selesai pengamatan akan didiskusikan
di kantor bersama dengan guru dan kepala sekolah.
Diskusi pasca observasi dilakukan untuk membahas
hal-hal yang akan dikembangkan dan hal-hal yang
sudah baik untuk ditingkatkan agar lebih baik lagi.
Peneliti juga menerima masukan dari guru dan kepala
sekolah untuk dikembangkan. Kegiatan diskusi ini
sekaligus refleksi dari tindakan pembelajaran. Diskusi
terfokus ini berlansung selama 30 menit sampai
dengan 90 menit. Hasil pembahasan itu berguna bagi
guru dalam meningkatkan kemampuannya dalam
melaksanakan pembelajaran dan bagi peneliti
sebagai bahan untuk melakukan pembinaan.

49
Hal-hal positif yang telah dilakukan guru kami kutip
sebagai berikut :
- Guru memberikan beberapa contoh soal tentang
sifat-sifat kesebangunan melalui LKS buatan guru.
Siswa dengan bimbingan guru membahasnya dlam
kelompok diskusi. Setelah siswa menyelesaikan
tugas tersebut sesuai jadwal guru meminta
kelompok yang bersedia untuk menyampaikan
hasil diskusi tersebut di depan kelas dengan
menunjuk tangan. Ternyata hamper semua
kelompok menunjukan kesedian untuk
menyampaikan hasil tersebut di depan kelas. Dari
empat (4) diskusi, 3 diantaranya menpunyai
kesiapannya berarti 75% siswa tuntas.
- Guru menunjuk satu kelompok untuk
menyampaikan hasil pembajhasannya di depan
kelas dan kelompok lainya menanggapi dengan
serius dan memberikan saran perbaikan. Disini
terlihat bahwa siswa sudah memberikan refleksi
terhadap hasil diskusi dengan membahas soal
yang diberikan kepadanya.

Apapun hasil pembahasan masing-masing kelompok


siswa tersebut tidak tidak menjadi permasalahan dan
yang paling penting disini adalah keberanian siswa
untuk menyampaikan ide atau gagasannya kepada
orang lain. Dalam metode pembelajaran ini guru
bertindak sebagai moderator dan nara sumber.

50
Setelah memberi soal, guru memberikan soal latihan
terkontrol yang harus dikerjakan masing-masing
siswa. Pada waktu siswa mengerjakan soal, guru
berkeliling memberikan bantuan berupa bimbingan
kepada siswa yang bertanya maupun kepada siswa
yang tidak bertanya dengan cara yang sopan dan
ramah seperti misalnya dengan bertanya :
Bagaimana hasilnya?, apa kamu sudah
memperolehnya?, dan siswa itu berbalik bertanya :
hasilnya belum kami peroleh, dan bagaimana
caranya pak?. Dengan sendirinya guru telah
memancing siswa untuk berani bertanya.

Bimbingan guru sudah menyeluruh, tidak hanya


kepada siswa yang pandai saja tetapi juga kepada
siswa yang kemampuannya kurang. Suasana masih
sedkit gaduh karena ada siswa yang bertanya kepada
temannya. Bagi siswa yang belum tuntas diberikan
remedial berupa Tanya jawab sehingga siswa tuntas
mendekati 100%.

Guru juga memberikan soal latihan mandiri yang


harus diselesaikan dalam kelas. Dalam mengerjakan
soal semua siswa aktif dan mampu bekerja mandiri.
Setelah waktu yang diberikan habis semua siswa
mengumpulkan pekerjaannya. Sebelum
pembelajaran di akhiri, guru berpesan agar materi
yang telah dipelajari di ulang lagi dirumah. Guru juga
memberikan tugas mandiri yang akan dikumpulkan
pada pertemuan berikutnya yaitu berupa soal-soal

51
tentang materi pelajaran yang akan dikerjakan pada
siklus III.
Hasil suvervisi kelas kelas terhadap guru matematika
SMP dalam menggunakan teknik bertanya
mengembangkan pembelajaran dikelas pada siklus II
dari tanggal 24 februari s/d 22 april 2014.

Jmlh Kom
No. Instrumen N (%)
N Skor enta
Nama Guru Nama Sekolah r
o
1 2 3 4 5 6 7
1 Masnita,S.Pd SMP 1 3 3 2 3 3 3 3 20 71,42 C
2 Hema Jasmita, Pariaman 3 3 2 3 3 3 2 19 67.85 C
3 S.Pd SMP 1 3 2 3 2 3 3 2 18 64,28 C
4 Epi Erniyanti, Pariaman 2 2 2 2 3 2 2 15 53.57 K
5 S.Pd SMP 2 3 4 3 3 4 3 4 24 85.71 B
6 Arni Maida, S.Pd 3 3 2 3 3 3 3 20 71.42 C
Pariaman
7 Metri Evita, 3 3 2 3 3 2 2 18 64.28 C
SMP 2
8 3 3 3 3 3 4 3 22 78.57 B
S.Pd Pariaman
9 3 2 2 3 3 3 3 19 67,85 C
Dra.Fajriati SMP 2
1 2 2 2 3 3 3 2 17 60,71 C
Agus Pariaman 3 3 2 3 4 3 2 20 71.42 C
0
Nelismawati, SMP 5 3 3 3 3 4 3 2 21 75.00 C
1
S.Pd Pariaman
1
Rubainan, A.Md SMP 5
1
Busmaini, S.Pd Pariaman
2 Risnawati, S.Si SMP 6
Dra.Aripah,
Pariaman
M.Pd SMP 6
Tisna, S.Pd
Pariaman
SMP 8
Pariaman
SMP 8
Pariaman
SMP 9
Pariaman
Jumlah 34 33 28 34 39 35 30 23 832,
3 2
Rata-rata skor 2,8 2,75 2,3 2,8 3,2 2,9 2,5
3 3 3 5 2
69,35
58,33

81.25
70,83

68.75

70,83

73,00

62,50

Catatan : Tabel 4.4


A =90 100 HASIL SUVERVISOR KELAS TERHADAP GURU
MENGGUNAKAN TEKNIK BERTANYA DARI TAGGAL
24 Februari s/d 22 April 2014 (Siklus II ) 52
B = 76 89
C = 60 75
K < 60
Pembahsan hasil sufervisi kelas Tanggal 24 Februari
s/d 22 April 2014 (table 4.4) sebagai berikut : (1)
mengajar dengan metode tanya jawab bukan
ceramah terus menerus: 70,83 %.(Cukup) (2)
mengajarkan pertanyaan jelas dan singkat : 68,75 %,
(Cukup) (3) menunjukan keterampilan dan
pleksibelitas dalam mengajar pertayaan : 58,33 %
(kurang), (4) mengajarkan pertanyaan terbuka untuk
meransang pikiran siswa : 70,83 %,(cukup) (5)
berusaha mendapat respon baik dari siswa : 81,25%
(baik), (6) menggunakan suatu urutan pertanyaan
untuk mengembangkan ide : 73,00 %, (C), (7)
memakai variasi bentuk-bentuk pertanyaan : 62,50 %
(K), secara umum : 69,35 % ( Cukup ).

4) Refleksi Terhadap Tindakan Kelas Siklus II


Seperti halnya pada siklus I, refleksi tindakan siklus II
dilakukan setelah kegiatan proses belajar mengajar
selesai di 6 (enam) sekolah binaan yaitu dari tanggal
24 Februari s/d 22 April 2014 di SMP yang ada di Kota
Pariaman. Kegiatan refleksi ini mendiskusikan hasil
observasi tindakan kelas siklus II. Refleksi tindakan
siklus II ini dilakukan di SMP N 2 Pariaman ( di ruang
kegiatan MGMP Matematika SMP), disamping diskusi
terfokus yaitu diskusi post observasi terpimpin
dilaksanakan saat berlangsungnya supervisi
akademik di sekolah masing masing. Dan ada
beberapa hal yang dapat diperoleh dari kegiatan

53
refleksi sebagai masukan untuk perbaikan pada
tindakan selanjutnya, baik bagi guru maupun
pengawas sebagai peneliti.

Pembelajaran tindakan kelas masing masing guru


disekolah masing masing pada silkus II berjalan
lebih baik dibandingkan dengan pelaksanaan
pembelajaran tindakan kelas siklus I. Rencana
tindakan sudah berjalan dengan baik dan sesuai
dengan yang direncanakan. Perangkat pembelajaran
( PBM ) telah direvisi oleh guru di MGMP sebelum
digunakan di depan kelas sesuai dengan situasi dan
kondisi sekolah dengan memperhatikan KKM yang
telah direncanakan sebelumnya. Guru sudah
menggunakan metodologi pembelajaran yang
diberikan kepada siswa. Kegiatan yang dilaksanakan
dalam pembelajaran sudah menarik minat siswa
sedangkan pada pembelajaran sebelumnya siswa
sering merasa jenuh dan sekarang sebaliknya siswa
aktif untuk menemukan sesuatu. Pelaksanaan Test
Formatif ( Postest ) berjalan lancar sesuai dengan
wktu yang diprogramkan. Analisis hasil belajar sudah
mulai dapat dilakukan guru untuk menetukan tingkat
ketercapaian ketuntasan belajar siswa. Berdasarkan
hasil pengamatan dan evaluasi belajar siswa,
kemampuan guru menggunakan teknik bertanya
siklus II ini meningkat dari 32,46 % menjadi 69,35 %
dan prestasi belajar siswa : 77,84% meningkat dari
siklus I, dimana pada siklus I evaluasi belajar belum
dapat dilakukan secara menyeluruh. Akibatnya siswa
tidak merasa canggung dalam mengikuti dan apa

54
saja yang mereka kerjakan berjalan dengan baik dan
lancar.

Keberanian siswa untuk mencapai ide atau


pernyataan pada tindakan pembelajaran dalam
penelitian tindakan siklus II juga ada peningkatan.
Keberanian siswa terbatas ketika guru bertanya
terlebih dahulu. Bimbingan guru kepada siswa
semakin menyeluruh. Hal ini membuat siswa merasa
diperhatikan dan tidak dibeda bedakan.

5) Evaluasi terhadap tindakan siklus II


Hasil pengamatan dan refleksi terhadap tindakan
siklus II dievaluasi secara bersama bersama dengan
guru Matematika SMP Negeri di 6 ( enam) sekolah
binaan. Dari kegiatan ini diperolah kesepakatan
bahwa tindakan guru yang sesuai dengan harapan
yang telah disampaikan sebelumnya adalah: (a) Guru
sebelum pelajaran dimulai telah memberikan
penjelasan arti dari proses belajar tuntas, serta
melakukan langkahlangkah yang terdapat dalam
pembelajaran tuntas dan pengulasan tentang KKM
( Kriteria Ketuntasan Minimal), (b) Guru telah
melaksanakan pengembangan materi pembelajaran
dengan menggunakan teknik bertanya sesuai dengan
saran pengawas. (c) Guru memberi bimbingan dalam
setiap kali pertemuan baik pada siswa yang bertanya
maupun tidak. (d) Guru telah melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan struktur pembelajaran
permen No.41/2007 tentang standar proses. (e) Guru
telah membuat RPP berdasarkan silabus dan telah
merevisi bahan-bahan yang diperolehdi MGMP bila

55
tidak sesuai dengan kondisi sekolah, (f) Guru
memberikan motivasi melalui bimbingan dalam
setiap kali pertemuan , (g) Guru menghargai setiap
pendapat siswa dan meresponnya dengan baik , (h)
Guru telah memberikan bimbingan kepada siswa
secara menyeluruh.

Hasil belajar peserta didik berdasarkan hasil postes


siklus II.
SIKLUS II KETUNTASAN
NO NAMA SEKOLAH Jmlh Nilai Ya Tidak KKM
Peserta Rata-rata
1 SMPN 1 30 95,75 29 1 80
Pariaman
2 SMPN 2 35 82,77 28 7 70
Pariaman
3 SMPN 5 32 78,28 22 10 70
Pariaman
4 SMPN 6 25 72,25 18 7 70
Pariaman
5 SMPN 8 20 68,75 19 1 65
Pariaman
6 SMPN 9 28 69,25 24 4 70
Pariaman
Jumlah 170 467,05 140 29
Presentase 77,84 82,35 17,65
Tabel 4.5
Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Hasil Postes
Setiap Pelaksanaan Supervisi Siklus II

Dari table 4.5 di atas, ternyata nilai hasil belajar


siswa siklus II yang kegiatannya dari tanggal 24
Februari sampai dengan 22 April 2014, dengan nilai

56
rata-rata 77,84 dan ketuntasan belajar rata-rata
82,35 %. Dan nilai kinerja guru melaksanakan
pembelajaran menggunakan Teknik Bertanya sebesar
69,35 % (cukup)
Dapat dilihat pencapaian kinerja guru Matematika
SMP dikota Pariaman berdasarkan hasil supervisi
berikut: (1) Mengajar dengan metode Tanya jawab
bukan ceramah terus menerus: 70,83 % (Cukup ). (2)
Mengajukan pertanyaan dengan jelas dan singkat :
68,75 % ( Cukup ), (3) Menunjukan keterampilan dan
pleksibilitas dalam menyusun pertanyaan: 58,33 %
(K), (4) Mengajukan pertanyaan terbuka untuk
meransang pikiran siswa: 70,83 %. (5) Berusaha
mendapatkan respon baik dari siswa: 81,25% (baik).
(6) Mengunakan suatu pertanyaan untuk
mengembangkan ide: 73,00 % (C). (7) Memakai
VariasI bentuk-bentuk pertanyaan: 62,50 % (K), dan
secara umum 69,35 % (C).

4. Daya Serap
a. Pelaksanaan Pembelajaran di Setiap Siklus
Analisis data deskriptif dan kualitatif dilakukan
berdasarkan hasil kinerja guru dalam melaksanakan
pembelajaran menggunakan teknik bertanya dengan
pembinaan terpimpin setiap siklus, dari siklus I dan II.
Kinerja guru Matematika sebelum penelitian
sebagaimana tertera dalam pendahuluan yaitu masih
banyak diantara guru yang tidak memahami teknik
mengajukan pertanyaan terbuka untuk mengembangkan
kegiatan pembelajaran. Dan umum guru belum
menggunakan metode pembelajaran dan evaluasi
57
belajar yang sesuai dan tepat, dalam pelaksanaan
pembelajaran dikelas. Penguasaan materi guru masih
berkisar 75%.

Kinerja (kemampuan) guru kelompok kelas VII,VIII,dan


IX SMP sesudah pelaksanaan penelitian dalam setiap
siklus, dari siklus I adalah (1). Mengajar dengan metode
Tanya jawab bukan ceramah terus menerus: 47,92 % (K),
(2). Mengajukan pertanyaan dengan jelas dan singkat:
29,25 %, (3). Menunjukan keterampilan dan fleksibelitas
dalam menyusun pertanyaan: 20,83 % (K), (4).
Mengajukan pertanyaan terbuka untuk merangsang
pemikiran siswa: 35,41%(K), (5). Berusaha mendapat
respon baik dari siswa:50 % (K), (6). Menggunakan suatu
urutan pertanyaan untuk mengembangkan ide: 25 %,
(7). Memakai variasi bentuk-bentuk pertanyaan:18,75%
(K), dan secara umum penguasaan teknik bertanya bagi
guru untuk mengembangkan pembelajaran 32,46 % (K).
nilai hasil belajar siswa 61,74 dan ketuntasan hasil
belajar siswa 34,52 %.

Siklus II : Kemampuan guru secara umum dilakukan


tindakan yaitu sebesar 69,35 %. Kemampuan guru
kelompok kelas VII,VIII dan IX SMP setelah dilakukan
tindakan (1).mengajar dengan metode Tanya jawab
bukan ceramah terus menerus: 70,83 % (C),
(2).mengajukan pertanyaan dengan jelas dan singkat
68,75 % (C), (3).menunjukan keterampilan dan
pleksibelitas dalam menyusun pertanyaan :58,33 % (K).
(4). Mengajukan pertanyaan terbuka untuk meransang

58
pemikiran siswa :70,83% (C). (5). Berusaha mendapat
respon baik dari siswa :81,25%(B). (6). Menggunakan
suatu urutan pertanyaan untuk mengembangkan
ide:73,00% (C). (7). Memakai variasi bentuk-bentuk
pertanyaan :62,50% (K), dan secara umum kinerja guru
melakukan teknik Tanya jawab tentang mengembangkan
pembelajaran dengan nilai 69,35% (kategori cukup). Dan
hasil belajar siswa juga meningkat menjadi:77,84 dan
ketuntasan belajar siswa pada siklus II meningkat
menjadi: 82,35%.

Disamping itu pencapaian pelaksanaan kegiatan MGMP:


100% dan ternyata kemampuan guru, daya serap siswa
dan pelaksanaan kegiatan MGMP tiap siklus meningkat
dan saling menunjang.
Melalui diskusi post observasi terpimpin berdasarkan
hasil supervise pengawas Sekolah dapat meningkatkan
kemampuan guru Matematika SMP mengembangkan
pembelajaran dengan menggunakan teknik bertanya
(metode Tanya jawab) sebagaimana hasil penelitian
diata
b. Kinerja MGMP Matematika SMP/MTS Kota Pariaman tahun
2014
Disamping hasil supervisi pelaksanaan pembelajaran dan
kegiatan MGMP tersebut diatas peneliti juga meminta
tanggapan guru terhadap tindakan sekolah menemukan
strategi atau model pembinaan yang dilakukan melalui
diskusi post observasi terpimpin dan kegiatan MGMP
dalam upaya meningkatkan kemampuan guru
melaksanakan pembelajaran Matematika diSMP dengan

59
menggunakan teknik bertanya di Kota Pariaman sebagai
berikut :
1) manfaat bagi guru dengan rata-rata skor 3,12 dengan
skor ideal 4 berarti capaianya 78,00% dengan
kategori baik.
2) Dukungan tata usaha terhadap kegiatan MGMP yaitu
pernyataan 4 dengan rata-rata 3,58 dengan skor
ideal 4 berarti pencapaiannya 89,50% dengan
kategori baik
3) Peran aktif sekolah meningkatan kemampuan guru
dalam meningkatkan mutu pendidik melalui MGMP
terutama dalam Kegiatan pembelajaran yaitu
pernyataan :5,6,7,8,9,10,11 dengan rata-rata skor:
3,23 dengan skor ideal 4, berarti capaiannya: 80,79%
dengan kategori amat baik.
4) Pendapat guru tentang pelayanan kegiatan MGMP
yang dikelola oleh pengurus MGMP di bawah Binaan
pengawas secara langsung yaitu pernyataan
12,13,14,15,16,17 dengan rata-rata skor :3,31
dengan skor ideal 4 berarti capaiannya: 82,75%
dengan kategori baik.
5) Tanggapan guru peserta MGMP terhadap
penyampaian pengawas hasil supervise seminggu
yang lalu sebagai bahan diskusi yaitu 18 dengan skor
rata-rata 3,25 dengan skor ideal 4 berarti
capaiannya: 81,25% (baik)
6) Monitoring /supervise terhadap pelaksanaan
implementsasi kegiatan MGMP disekolah dalam
upaya peningkatan kemampuan guru dalam
melaksanakan pembelajaran yaitu pernyataan
19,20,21 dengan rat-rata skor: 3,67 dengan skor ideal

60
4 berarti capaiannya 91,75% dengan kategori amat
baik.
7) Kegiatan, diskusi kegiatan masalah minggu yang
akan datang yaitu pernyataan no.22 dengan skor
rata-rata: 3,67 skor ideal 4, berarti
capaiannya:91,75% dengan kategori amat
baik(sangat efektif).
8) Kemampuan pengawas sekolah dalam member
dorongan (motivasi) untuk meningkatkan
profesionalisme guru yaitu pernyataan no.23 dengan
skor rata-rata 3,17 dengan skor ideal 4, berarti
capaiannya: 79,25% dengan kategori baik.
9) Dukungan, Keterlibatan dan dorongan pimpinan
sekolah terhadap penerapan hasil produk MGMP di
sekolah yaitu pernyataan no. 24 dan 25 dengan skor
rata-rata : 2,79 dengan skor ideal 4, berarti
capaiannya : 69,75% dengan kategori cukup.
10) Dukungan rekan sesame guru disekolah yaitu
pernyataan 26 dengan skor rata-rata : 3,17, dengan
skor ideal 4, berarti capainnya 79,25% dengan
kategori baik
11) Dukungan dari pejabat Dinas Dikpora Kota
Pariaman pelaksanaan kegiatan MGMP yaitu
pernyataan 27 dengan rata-rata skor 3,17 dengan
skor ideal 4, dengan capaiannya : 79,25% kategori
baik.
12) Dukungan Pejabat / LPMP Provinsi Sumatera
Barat terhadap pelaksanaan MGMP Matematika Kota
Pariaman yaitu pernyataan 28 dengan skor rata-rata
3 dengan skor ideal 4 dengan capaian : 75% kategori
baik
13) Perhatian, keterlibatan dan dorongan rekan-
rekan seprofesi antar sekolah terhadap optimalisasi
61
kegiatan MGMP yaitu pernyataan No.29, dengan skor
rata-rata 3,17 dengan skor ideal 4 dengan capaian
79,25% dengan kategori baik.
Secara umum pelaksanaan kegiatan MGMP dapat
menunjang peningkatan kemampuan guru dalam
melaksanakan pembelajaran dengan skor rata-rata 3,24
dengan capaiannya : 81,06% dengan kategori baik,
sebagai tindak lanjut pembinaan guru oleh pengawas
sekolah.
Dari analisis data deskriptif kualitatif di atas disimpulkan
bahwa kemampuan guru, potensi belajar siswa dan
potensi kegiatan MGMP Matematika meningkat. Namun
peningkatan belum menyeluruh karena
adanya keterbatasan waktu sarana oleh pengawasan
sekolah selanjutnya dapat dilihat pada grafik berikut:

Grafik Kinerja Guru Dan Hasil Belajar Siswa


90

80

70

60

50

40

30

20

10

0
Kemampuan guru Hasil Belajar Ketuntasan Belajar

Siklus I Siklus II

62
Grafik Kinerja Guru Melaksanakan Pembelajaran
Menggunakan Metode Tanya Jawab (Teknik Bertanya) dan
Hasil Belajar Siswa Setiap Siklus di SMP Kota Pariaman
TP. 2013/2014

B. Pembahasan
Pembahasan terhadap permasalahan penelitian tindakan
sekolah maupun hipotesis berdasarkan analisis data kualitatif
hasil penelitian, dari kerja kolaborasi antara peneliti dan
praktisi pendidikan yaitu guru,kepada sekolah, pengurus
MGMP dan Peneliti. Kerja kolaborasi dimulai dari : (1) kondisi
awal sebelum observasi, (2) Perencanaan tindakan, (3)
identifikasi masalah, (4) perencanaan solusi masalah, (5)
pelaksanaan tindakan, (6) Evaluasi hasil pelaksanaan
tindakan, (7)Perencanaan kegiatan MGMP selama 10 kali
pertemuan sebagai tindak lanjut.
Hasil-hasil penelitian adalah sebagaii berikut:

1. Kemampuan Guru Matematika SMP dalam

Melaksanakan Kegiatan Pembelajaran


Dari deskripsi data, dapat ditemukan beberapa hal :
- Dari awal sampai akhir penelitian tindakan sekolah ini
terdapat peningkatan kemampuan guru dalam
melaksanakan pembelajaran dikelas dengan
menggunakan teknik bertanya ( metode Tanya jawab )
untuk mengembangkan proses pembelajaran dengan
pembinaan berdasarkan hasil supervisi melalui diskusi
post observasi terpimpin. Dan ditindak lanjuti dalam
kegiatan MGMP secara berkala agar lebih optimal untuk
semua peserta ( guru Mateamatika SMP/MTS ) dalam
upaya peningkatan mutu hasil belajar yang merata di

63
Kota Pariaman. Hal itu dapat dilihat secara nyata
berdasarkan hasil analisis pelaksanaan pembelajaran
siklus I dan II sebagai berikut :
- Kemampuan guru Matematika SMP menggunakan teknik
bertanya dalam mengembangkan dikelas siklus I : 32,46
% dengan kategori kurang meningkat pada siklus II
menjadi 69,35 % dengan kategori cukup.

2. Peningkatan Hasil Belajar


a. Sejalan dengan itu hasil belajar siswa ( peserta didik )
juga meningkat yaitu nilai rata-rata peserta didik siklus
I : 61,74 % ( Cukup ), meningkat pada siklus II menjadi
77,84 dengan kategori cukup, dalam hal ini terdapat
peningkatan 16,1 %.
b. Di samping itu ketuntasan belajar peserta duduk juga
terdapat peningkatan dari siklus I : 34,52 %( Kurang )
,menjadi 82,35 % pada siklus II, dengan kategori baik
dan terdapat peningkatan: 47,83 %.
c. Disamping itu produk MGMP baru lengkap 100% di
pertemuan yang ke-8 tanggal 27 Maret 2014. Hal
tersebut karena RPP dan LKS / bahan ajar dan alat
evaluasi yang masih tersisa dan ternyata dapat selesai
pada pertemuan ke-8 di atas. Hal ini disebabkan
komitmen peserta semakin tinggi dan nyata dalam
melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kelompok
diskusi. Karena semua produk MGMP yang dihasilkan
akan dipakai/digunakan peserta dalam pelaksanaan
pembelajaran di sekolahnya. Berdasarkan analisa hasil
kusiioner pendapat peserta MGMP tentang peningkatan
kemampuan guru Matematika SMP dalam pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan Teknik Bertanya
melalui diskusi post observasi terpimpin yang ditindak

64
lanjuti dalam kegiatan MGMP sangat baik dengan nilai:
69,35 % dengan kategori Baik ,dan rata-rata nilai hasil
belajar: 77,84 dengan ketuntasan belajar 82,35 %.
Berdasarkan pembahasan tersebut di atas bahwa nyata
bagi kita bahwa model pembinaan peningkatan
kemampuan guru menggunakan Teknik Bertanya dalam
melaksanakan pembelajaran berdasarkan hasil supervise
pengawas melalui diskusi post observasi terpimpin yang
ditindaklanjuti dalam kegiatan MGMP dapat dijadikan
salah satu alternative model pembinaan yang efektif.

BAB V
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Sejumlah temuan selama kegiatan penelitian tindakan sekolah
peningkatan kemampuan guru Matematika SMP
menggunakan teknik bertanya dalam mengembangkan
pembeljaran dengan pembinaan bedasarkan hasil supervisi
akademik melalui diskusi post observasi terpimpin terutama
dari proses tindakan yang dikembangkan peniliti dapat
disimpulkan sebagai berikut :

1. Pembinaan pengawas berdasarkan hasil supervise


akademik melalui diskusi post observasi terpimpin dalam

65
meningkatkan kemampuan guru matematika SMP,
menggunakan teknik bertanya dalam mengembangkan
pembelajaran sangat efektif. Hal ini terbukti dengan
adanya peningkatan nilai kemampuan guru dalam
menggunakan teknik bertanya yaitu siklus I 32,46 %
(kateori kurang) meningkat pada siklus II menjadi 69,34 %
dengan kategori cukup.

2. Kolaborasi kegiatan pembinaan antara pengawasan selaku


peneliti dengan guru dan kepala sekolah secara terpadu,
sebagaimana pada uraian diatas dapat dijadikan salah satu
mode pembinaan yang efektif dalam upaya meningkatkan
kemampuan guru melaksanakan pembelajaran Matematika
di SMP dengan menggunakan metode Tanya jawab (teknik
bertanya) yang baik dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik dan dapat dilihat dengan nyata bahwa
kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran pada
penelitian ini terjadi peningkatan dari siklus I : 61,74 %
( Cukup )) meningkat pada siklus II menjadi : 77,84%
dengan kategori cukup, dalam hal ini terdapat peningkatan
16,1 %. Disamping itu ketuntasan belajar peserta didik juga
terdapat peningkatan dari siklus I : 34,52 %, meningkat
pada siklus II menjadi 82,35 % dengan kategori
baik,meningkat : 47,83%.

3. Tanggapan guru terhadap peningkatan kemampuan guru


Matematika SMP menggunakan teknik bertanya dalam
mengembangkan pembelajaran (metode Tanya jawab)
dengan pembinaan berdasarkan hasil supervisi akademik
melalui diskusi post observasi terpimpin ini sangat efektif.
Dan ini dibuktikan oleh kualitas dan kemampuan guru
dalam melaksanakan pembelajaran Matematika di SMP dari
66
siklus ke siklus terjadi peningkatan.pada siklus pertama
guru belum memahami dalam melakukan apesupsi dengan
Tanya jawab, menjelaskan tujuan dan cakupan materi,
sabagai akibatnya siswa kurang mendapat informasi
tentang materi yang akan dipelajari. Disamping itu
ternyata guru belum memahami apa yang di maksud
dengan kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi
dalam melaksanakan metode Tanya jawab. Demikian juga
pemberian motivasi, rasa aman dan ke akraban belum
maksimal sehingga siswa belum termotivasi serta takut
bertanya.

Pada siklus II semua kegiatan sudah mulai terlaksana dan ini


disebabkan guru telah memahami bagaimana menggunakan
teknik bertanya yang baik yang dapat mengiring siswa untuk
memperoleh konsep dan kesimpulan dari hasil proses
pembelajaran. Siswa tidak takut lagi bertanya, mengeluarkan
ide maupun pendapat. Demikian juga guru telah memahami
tentang kegiatan ekplorasi, elaborasi dan konfirmasi yang
memudahkan guru melaksanakan proses pembelajaran. Siswa
semakin termotivasi bertanya dan mengeluarkan pendapat.
Suasana kelas semakin hidup, sehingga peserta didik dapat
memperoleh pangalaman belajar yang optimal, yang juga
digunakan untuk bekal pendidikan selanjutnya.
B. Saran/ Rekomendasi Pembinaan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan sekolah diatas, dalam
usaha meningkatkan kemampuan guru Matematika
menggunakan teknik bertanya untuk mengembangkan
pembelajaran dengan pembinaan berdasarkan hasil supervisi
melalui diskusi post observasi terpimpin, dapat di ajukan
beberapa saran sebagai berikut :
1. Terhadap guru

67
- Sebelum melaksanakan pembelajaran dikelas guru harus
sudah siap dengan perangkat pembelajaran, bahan jar
dan strategi pembelajaran terutama pertanyaan-
pertanyaan terbuka yang dapat menggiring siswa atau
peserta didik memperoleh pengalaman belajar yang
penuh makna sesuai dengan konsep, fakta, SKL dan
prinsip yang akan diperoleh siswa.
- Guru harus terbuka dalam diskusi pembinaan dan
refleksi, sehingga terdapat peningkatan kinerja dalam
melaksanakan tugas sebagai pendidik.
2. Terhadap kepala sekolah
- Kepala sekolah agar melaksanakan supervisi pembinaan
terhadap guru dalam melaksanakan pembelajaran
secara kontiniu.
- Diharapkan kepala sekolah dapat memfasilitasi guru
mengikuti MGMP, serta pembinaan.
3. Bagi pengawas sekolah,
- strategi pembinaan meningkatkan kemampuan guru
melaksanakan
teknik bertanya melalui diskusi post opservasi terpimpin
dapat
dijadikan salah satu pembinaan yang efektif.
t

DAFTAR PUSTAKA

68
Oemar Hamalik, 2007, Proses Belajar Mengajar, Jakarta; Bumi
Aksara

Suaharsimi Arikunto, 2007, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta;


Bumi Aksara

Sukardi, 2007, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan


Praktikum, Jakarta, Bumi Aksara

Safari, 2005, Teknik Analisis Butir Soal Instrumen Tes dan Non-
Tes, Jakarta; APSI Depdiknas

Sugiono, 2005, Memahami Penelitian Kulitatif, Bandung;


ALFABETTA

-----------, 1993, Pedoman Pengawas dan Lembar Pengamatan,


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta

Ismail, 1998, Kapita Selekta Pembelajaran Matematika, Jakarta,


UT

-----------, 2008, Pedoman Pendampig Penelitian Tindakan Sekolah,


Direktur Tenaga Kependidikan, Jakarta

Suharsimi Arikunto, 2001, Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi


Aksara

-----------, 2001, Menganalisis Hasil Belajar Siswa, Guru dan


Sumber Daya Pendidikan, Departemen Pendidikan
Nasional, Jakarta

-----------, 2007, Permen No.12 Tahun 2007 Tentang Standar


Kompetensi Pengawas Sekolah, Departemen Pendidikan
Nasional, Jakarta

-----------, 2006, Permen No.22, 23 dan 24 Tahun 2006 tentang


KTSP, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta

Alvin A. Goldberg, 1985, Komunikasi Kelompok, Proses-proses


Diskusi dan Penerapannya, Jakarta,; UI PRESS

----------, 2007, Permen Diknas No. 41/ 2007 tentang Standar


Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menegah,
Departemen Dan Pendidkan Nasional, Jakarta

69
Musa Maruf, 2005, Upaya Pendekatan Inquiri dalam
Meningkakan Pemahaman, Fakta, Konsep, Prinsip dan Skill
Matematika di SMPN 1 Sepatan Tangerang, Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan, Tangerang

---------, 1990, Pedoman Penyelanggaraan MGMP, Jakarta


Sudirman, 1993, Pedoman MGBS/MGMP, Kandep. Dikbud,
Pariaman
Acjhar Chalil, 2008, Pembelajaran Berbasis Fitrah, Jakarta , Balai
Pustaka

R. Chandra, 2005, Laporan Penelitian Tentang Efektifitas


Program Pelatihan dan MGMP dalam Meningkatkan
Profesionalisme Guru SMP/SMA di Sumatera Barat Padang
Pariaman, BALITBANG Provinsi

Nana Sudjana, 2008, Supervisi Akademik,Membina


Profesionalisme Guru Melalui Supervisi Klinis, Jakarta,
Binamitra Publishing.

70

Anda mungkin juga menyukai