Home
Posts RSS
Comments
A. Perencanaan Program
5. Kegiatan-kegiatan Penunjang
Dalam penyusunan rencana program BK disekolah diperlukan kegiatan-kegiatan pendukung
terutama pertemuan staf bimbingan dan hubungan dengan masyarakat atau instansi lain yang
terkait dengan rencana program BK yang akan disusun.[3]
b. Prinsip Supervisi
1) Prinsip umum
Supervisi harus bersifat praktis, harus berfungsi sebagai sumber informasi bagi staf sekolah
untuk pengembangan proses belajar mengajar/Bimbingan da Konseling, supervisi dilaksanakan
dengan mekanisme yang menunjang kurikulum yang berlaku.
2) Prinsip khusus
Supervisi hendaknya dilaksanakan secara sistematis, objektif, realistis, antisipatif,
konstruktif, kreatif, kooperatif, dan kekeluargaan.[9]
c. Tujuan Supervisi
Tujuan dilaksanakannya supervisi adalah untuk membantu memperbaiki dan meningkatkan
pengelolaan sekolah sehingga tercapai kondisi kegiatan belajar mengajar atau bimbingan dan
konsseling yang sebaik-baiknya.
d. Sasaran Supervisi
Dalam kegiatan supervisi bimbingan dan konseling di sekolah, sasaran dapat ditinjau dari
dua aspek yaitu, aspek yang disupervisi dan orang yang melakukan supervisi..
1) Aspek yang di supervisi
Administratif yang mencakup administrasi pelayanan bimibingan dan konseling di sekolah,
dan edukatif yang mencakup pelaksanaan bimbingan dan konseling.
2) Orang yang melakukan supervisi dan disupervisi
Supervisi dilakukan oleh pengawas dan atau kepala sekolah. Supervisi oleh pengawas
ditujukan kepada kepala sekolah, guru pembimbing/konselor. Sedangkan supervisi oleh kepala
sekolah ditujukan kepada guru pembimbing/konselor dan siswa.[10]
c. Fungsi Evaluasi
1) Memberikan feedback kepada konselor untuk memperbaiki atau mengembangkan program
bimbingan dan konseling.
2) Memberikan informasi kepada pihak pimpinan sekolah, guru mata pelajaran, dan orangtua
peserta didik tentang perkembangan sikap dan perilaku, atau tingkat ketercapaian tugas-tugas
perkembangan peserta didik, agar secara bersinergi atau berkolaborasi meningkatkan kualitas
implementasi program BK di sekolah.[13]
e. Langkah-langkah Evaluasi
1) Merumuskan masalah atau beberapa pertanyaan.
2) Mengembangkan atau menyusun instrument pengumpulan data.
3) Mengumpulkan dan menganalisis data.
4) Melakukan tindak lanjut (follow up).[15]
E. Pengembangan Diri Siswa
1. Pengertian Pengembangan Diri Siswa
Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sebagai bagian
integral dari kurikulum sekolah/madrasah. Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya
pembentukan watak dan kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan
konseling berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan
pengembangan karir, serta kegiatan ekstrakulikuler. Di samping kegiatan ini merupakan upaya
yang menekankan pada pelayanan kebutuhan psikologis siswa juga merupakan saluran bagi
pengembangan minat, bakat serta ketrampilan siswa.
Kegiatan pengembangan diri berupa pelayanan konseling difasilitasi/ dilaksanakan oleh
konselor, dan kegiatan ekstra kurikuler dapat dibina oleh konselor, guru dan atau tenaga
kependidikan lain sesuai dengan kemampuan dan kewenangnya. Pengembangan diri yang
dilakukan dalam bentuk kegiatan pelayanan konseling dan kegiatan ekstra kurikuler dapat
mengembangkan kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik.[16]
4. Bentuk-bentuk Pelaksanaan
a. Kegiatan pengembangan diri secara terprogram dilaksanakan dengan perencanaan khusus dalam
kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan peserta didik secara individual, kelompok, dan
atau klasikal melalui penyelenggaraan layanan dan kegiatan pendukung konseling, dan kegiatan
ekstrakulikuler.
b. Kegiatan pengembangan diri secara tidak terprogram dapat dilaksanakan secara:
1) Rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan terjadwal, seperti: upacara bendera, senam, ibadah khusus
keagamaan bersama, keberaturan, pemeliharaan kebersihan dan kesehatan diri.
2) Spontan, yaitu kegiatan tidak terjadwal dalam kejadian khusus seperti: pembentukan perilaku
memberi salam, membuang sampah pada tempatnya, antri, mengatasi silang pendapat
(pertengkaran)
3) Keteladanan, adalah kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari seperti: berpakaian rapi,
berbahasa yang baik, rajin membaca, memuji kebaikan dan atau keberhasilan orang lain, datang
tepat waktu[17]
2) Minat avokasional, yaitu minat untuk memperoleh kepuasan atau hobi misalnya petualangan,
hiburan, apresiasi, artistik, ketelitian dan lain-lain.
Minat dapat membangkitkan kekuatan yang luar biasa. Sesuatu yang berat akan terasa ringan
kalau sudah timbul minat. Untuk menumbuhkan minat dalam kegiatan belajar akan sangat
menguntungkan.[18]
BSNP dan Pusat Kurikulum. Panduan Pengembangan Diri. Jakarta: BSNP dan Pusat
Kurikulum, 2005.
Diniaty, Amirah. Konselor Sekolah Versus Guru Mata Pelajaran: Sebuah Tinjauan
dari Tugas Pokok Guru Secara Yuridis dan Praktis. Potensia: Jurnal
Kependidikan Islam, vol. 6, No. 1, Juni 2007
1 komentar:
Assalamualaiykum......
makasih....
Poskan Komentar
Blog Archive
2014 (33)
o November (27)
PENALARAN
o Juni (4)
o Januari (1)
2013 (7)
Followers
About Me
caca ca
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.