KELOMPOK X
“PERENCANAAN DAN PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN
KONSELING DI SEKOLAH”
OLEH :
HUKAMA ARIBI
MAHIRATUL HUSNA ALSRI
RIFKI SEPTUWAN PUTRA
Jadi peran guru sebagai pembimbing dalam proses belajar mengajar (PBM) :
a. Narasumber
b. Fasilitator
c. Manager
d. Demonstator
e. Komunikator
f. Motivator
g. Organisator
h. Evaluator
Program bimbingan yang disusun dengan baik dan rinci akan memberikan banyak
keuntungan (Moh. Surya dan Rochman Natawidjaja, 1996), yaitu :
Memungkinkan para petugas menghamat waktu, usaha biaya dan menghindari
kesalahan-kesalahan dan usaha coba-coba yang tidak menguntungkan
Memunginkan siswa untuk mendapatkan layanan bimbingan secara seimbangan
dan menyeluruh, baik dalam hal kesempatan, ataupun dalam jenis layanan
bimbingan yang diperlukan
Memungkinkan setiap petugas mengetahui dan memahami peranannya masing-
masing dan mengetahui bagaimana dan dimana mereka harus melakukan upaya
secara tepat.
Kegiatan dalam tahap penyusunan program BK terbagi menjadi tiga kegiatan, yaitu :
a) Penyusunan program BK, yang mana konselor harus merumuskan masalah-
masalah yang dihadapi oleh : Siswa (berkaitan dengan masalah pribadi siswa),
konselor sendiri (berkaitan dengan kemampuan yang dimiliki oleh konselor
dalam mengelola program), dan kepala sekolah (berkaitan dengan segi
kepemimpinan kepala sekolah terhadap program BK).
b) Prumusan tujuan dari setiap program yang akan disusun dalam perencanaan
program BK. Perumusan tujuan harus dengan jelas dan efektif sehingga tujuan
mudah dipahami dan dapat menjadi standard dalam evaluasi hasil program.
c) Melakukan inventarisir dan menentukan fasilitas apa yang akan digunakan dalam
kegiatan BK
D. KONSULTASI USULAN PROGRAM
Yaitu merupakan kegiatan yang berbentuk rapat dengan pihak-pihak yang berkaitan
dan akan dalam penyusunan program BK untuk dilakukan konsultasi mengenai
usulan program yang akan dimasukkan dalam kegiatan BK.
Tahap kegiatan konsultasi usulan program BK adalah :
a) Pertemuan permulaan, yaitu pertemuan yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait
dalam program BK (guru, kepala sekolah, konselor, dan wali kelas) untuk
menanamkan kegiatan BK.
b) Pembentukan panitia sementara, pertemuan ini bertujuan untuk membentuk
panitia sementara yang akan merancang dan menyusun program-program yang
akan dimasukkan dalam rancangan program BK.
c) Pembentukan panitia penyelenggaraan program, yaitu pertemuan yang
dilaksanakan untuk membahas kelengkapan administrasi program BK serta
membahas siapa sajayang akan mengembangkan tugas untuk menjalankan
program-program BK yang telah dirancang.
E. PENYEDIAAN FASILITAS
Yaitu penyediaan kebutuhan baik berupa kebutuhan fisik maupun non-fisik yang
akan digunakan dalam pelaksanaan kegiatan BK. Keberadaan fasilitas sendiri menjadi
salah satu penentu dari keberhasilan pelaksanaan program BK yang ada disekolah.
Fasilitas-fasilitas yang harus disediakan dalam program BK adalah :
1) Penyediaan ruang, meliputi : ruang konseling, ruang pertemuan guru
pembimbing, ruang administrasi berkas dan penyimpanan berkas, dan ruang
tunggu siswa/tamu.
2) Penyediaan fasilitas ruangan : yaitu penyediaan fasilitas seperti kursi, meja kerja
guru pembimbing/konselor, kursi tamu, computer, papan tulis, papan
pengumuman, papan informasi kegiatan, lemari arsip, buku-buku penunjang,
gambar-gambar sosialisasi, dan fasilitas lainnya.
3) Penyediaan instrument : yaitu mengadakan instrument yang akan digunakan
dalam kegiatan BK untuk mengimpun data-data siswa seperti angket, inventori,
sosiometri, daftar cek, dan skala tingkat.
F. PENGADAAN BIAYA
Yaitu merancang biaya yang dibutuhkan untuk menjalankan program BK dengan baik
dan efektif.Biaya yang dirancang dalam pengadaan biaya secara garis besar
diperuntukkan untuk :
1) Pembiayaan personel BK
2) Pengadaan dan pemeliharaan perlengkapan kegiatan BK
3) Biaya operasional guru pembimbing/konselor
4) Biaya kegiatan penelitian dalam pengembangan bidang BK
G. PENGORGANISASIAN PROGRAM
Adalah kegiatan pengaturan kegiatan BK yang meliputi cara kerja, prosedur kerja,
dan pola kerja yang telah disepakati oleh konselor.
Hal-hal yang harus dilakukan dalam pengorganisasian program BK adalah :
a) Penghimpunan semua komponen disekolah yaitu kepala sekolah, guru mata
pelajaran, wali kelas, konselor, dan tata usaha dalam satu wadah organisasi
disekolah.
b) Penetapan mekanisme kerja tunggal yang dilakukan oleh semua konselor yang
ada disekolah.
c) Perincian dengan jelas tugas dan tanggung jawab setiap guru dan konselor yang
berada disekolah.
J. FREKUENSI LAYANAN
Konselor dalam satu minggu wajib memberikan minimal Sembilan kali kegiatan
layanan BK.
Lama Kegiatan : Setiap kegiatan (kegiatan layanan dan pendukung) berlangsung
sesuai dengan kebutuhan.
Waktu Kegiatan : Kegiatan layanan dan pendukung dilaksanakan pada :
a) Jam pelajaran sekolah, digunakan khusus untuk format klasika.
b) Di luar jam pelajaran sekolah sampai 50% dari seluruh kegiatan BK, sesuai
dengan SK Mendikbud No. 025/01995, untuk kegiatan format lapangan,
kelompok, individu.
Tahap-tahap Penyusunan Program BK :
Program BK disuatu sekolah sebaiknya disusun setiap tahun pada awal tahun ajaran.
Penyusunan program BK dapat dibedakan menjadi dua, yaitu membuat program
yang sama sekali baru, dan atau mengembangkan program yang sudah ada.
Tahap-tahap kegiatan penyusunan program BK:
a. Menurut Miller ada 4 tahapan yaitu :
1. Tahap persiapan
2. Pertemuan-pertemuan permulaan
3. Pembentukan panitia sementara
4. Pembentukan panitia penyelenggara program
b. Menurut Gysbers dan Henderson (2006) meliputi 4 tahap yaitu :
1. Perencanaan (Planning)
2. Penyusunan (Designing)
3. Pelaksanaan (Implementing)
4. Penilaian (Evaluating)
Penyusunan program bimbingan dan konseling dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
membuat program yang sama sekali baru, dan atau mengembangkan program yang
sudah ada.
Program bimbingan dan konseling adalah seperangkat kegiatan bimbingan dan
konseling yang saling terkait satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan bimbingan
dan konseling yang telah ditentukan.