Anda di halaman 1dari 14

Tugas 13

Untuk memenuhi tugas mata kuliah

Bimbingan Konseling

(BK)

OLEH:

DYTA TRI UTARI

17004005

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
Peran Pengawas BK Dalam Pelayanan BK

A. Pengawas BK
1. Tugas Pokok Pengawas
Tugas pokok pengawas sekolah dalam Panduan Pelaksanaan Tugas pengawas
Sekolah/Madrasah (Direktorat Tenaga Kependidikan, 2009: 20), mencakup enam
dimensi utama, yakni :
1. mensupervsi (supervising),
2. memberi nasehat (advising),
3. memantau (monitoring),
4. membuat laporan (reporting),
5. mengkoordinir (coordinating), dan
6. memimpin (performing leadership).
Pengawas bimbingan dan konseling di sekolah dalam sistem pendidikan yang
bertujuan untuk usaha pemberian bantuan kepada guru BK/konselor dalam bentuk
layanan profesional. Pengawas yang dapat menghasilkan baik buruknya pelaksanaan
kinerja guru BK/konselor sekolah Pengawas dikenal sebagai sebuah bagian yang
integral dalam menyampaikan perkembangan para konselor (Gysbers dan Henderson,
2000; Larsen dkk, 1992). Lebih jauh lagi,
Pengawas telah dikenal sebagai unsur tambahan yang tidak memperhatikan
tingkat pengalaman para konselor sekolah (Henderson, 1994). Pengawas dinilai layak
melaksanakan tugas kepengawasan karena beberapa alasan:
1. Pengawas membantu guru BK/konselor sekolah untuk mengatur
peningkatan jumlah tugas dan tanggung jawab yang diharapkan para ahli
konseling sekolah (ASCA, 1993; Herling dkk, 2002).
2. Pengawas meningkatkan perasaan adanya dukungan dan interaksi
persahabatan (Peace, 1995; Sutton, 1988).
3. Pengawas meningkatkan efektifitas pelayanan kepada siswa (Borders,
1991b; Cashwell dan Dooley, 2001; Henderson dan Lampe, 1992);
4. Pengawas membuka jalan pelaksanaan konseling yang berkelanjutan, dan
inovatif (Portman, 200(Borders, 1991a; Bernard dan Goodyear, 1992)
2. Tugas Guru dan Pengawas Guru BK/Konselor.
Guru bimbingan dan konseling/konselor memiliki tugas, tanggungjawab,
wewenang dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap peserta
didik 2; Schman dan Witzberger, 1999). Pengawas menunjukkan keunggulan
personel yang mampu ditingkatkan (Borders, Rainey, Crutchfield, dan Martin, 1996;
Cashwell dan Dooley, 2001). Pengawas memberikan waktu untuk penilaian dan
evaluasi pelaksanaan konseling.
Tugas guru bimbingan dan konseling/konselor terkait dengan pengembangan diri
peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, dan kepribadian
peserta didik di sekolah/madrasah.Tugas guru BK/konselor (Depdiknas. 2009) yaitu
membantu peserta didik dalam:
1. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu
peserta didik dalam memahami, menilai bakat dan minat;
2. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu
peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan
kemampuan hubungan sosial dan industrial yang harmonis, dinamis,
berkeadilan dan bermartabat.
3. Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu
peserta didik mengembangkan kemampuan belajar untuk mengikuti
pendidikan sekolah/ madrasah secara mandiri.
4. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik
dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil
keputusan karir.

3. Tugas Pengawas Bimbingan dan Konseling


Lingkup kerja pengawas bimbingan dan konseling untuk melaksanakan tugas
pokok(Depdiknas. 2009) diatur sebagai berikut:
1. Ekuivalensi kegiatan kerja pengawas bimbingan dan konseling terhadap
24 (dua puluh empat) jam tatap muka menggunakan pendekatan jumlah
guru yang dibina di satu atau beberapa sekolah pada jenjang pendidikan
yang sama atau jenjang pendidikan yang berbeda.
2. Jumlah guru yang harus dibina untuk pengawas bimbingan dan konseling
paling sedikit 40 (empat puluh) dan paling banyak 60 guru BK.
3. Uraian lingkup kerja pengawas bimbingan dan konseling adalah sebagai
berikut.
B. Supervisi BK
1. Pengertian supervisi Bimbingan Konseling (BK)
Diartikan secara Etimologi, Supervisi berarti pengawasan, penilikan, pembinaan .
Sedangkan secara Terminologi, Supervisi adalah Bantuan berbentuk pembinaan yang di
berikan kepada seluruh staf sekolah untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang
lebih baik.
Setelah mengetahui supervisi, harus diketahui juga pengertian dari bimbingan
baik bersifat umum maupun khusus. Bimbingan bersifat umum merupakan usaha-usaha
untuk memberikan penerangan atau pendidikan agar yang menerima bimbingan lebih
mengetahui, lebih menyenangi, lebih bersikap positif terhadap apa yang dibimbingkan.
Sedangkan yang bersifat khusus yaitu bimbingan yang diberikan oleh guru, pembimbing
atau konselor kepada anak-anak yang dalam perkembangan pendidikannya
memperlihatkan kelambatan atau hambatan/kesulitan.
Supervisi bimbingan dan koseling merupakan satu relasi antara supervisor dan
konselor (supervisee) dimana supervisor (konselor senior)memberi dukungan dan
bantuan untuk meningkatkan mutu kinerja profesional supervisee.tumpu pada satu prinsip
yang mengakui setiap manusia itu mempunyai potensi untuk berkembang.
Dari penjelasan yang telah diuraikan, dapat ditarik kerangka kesimpulan bahwa
supervisi program bimbingan konseling di sekolah adalah kegiatan pengawasan dan
pembinaan yang diberikan kepada para pembimbing atau konselor untuk membantu
peserta didik yang sedang dalam tahap perkembangan guna mendapatkan situasi belajar
mengajar lebih optimal.
2. Arah dan Tujuan Supervisi Konseling
Supaya pelaksanaan supervisi program bimbingan konseling ini dapat berjalan
dengan efektif maka perlu dipahami arah serta tujuan diadakan supervisi dalam
program bimbingan dan konseling . Adapun arah dan tujuan supervisi bimbingan dan
konseling adalah:
1. Mengontrol kegiatan-kegiatan dari para personil bimbingan yaitu bagaimana
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab mereka masing-masing
2. Mengontrol adanya kemungkinan hambatan-hambatan yang ditemui oleh para
personil bimbingan dalam melaksanakan tugasnya masing-masing.
3. Untuk mencari solusi terhadap hambatan-hambatan dan permasalahan-permasalahan
yang ditemui.
4. Memastikan terlaksananya program bimbingan secara baik untuk pencapaian tujuan
sebagaimana yang telah ditetapkan.
Sedangkan tujuan dari pelaksanaan supervisi program bimbingan konseling adalah:
1. Meningkatkan kompetensi professional konselor
2. Meningkatkan kesadaran dan identitas professional
3. Mendorong perkembangan pribadi dan professional
4. Mempromosikan kinerja professional
5. Pemberian jaminan mutu terhadap praktek professional

3. Prinsip-prinsip supervisi Penyelenggaraan Bimbingan Konseling


Dalam prinsip Supevisi bimbingan dan penyuluhan dapat dibagi berdasarkan
sifatnya yaitu prinsip secara umum dan khusus :
1. Prinsip umum, yaitu prinsip yang memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Supervisi program bimbingan dan konseling harus bersifat praktis.
b. Di kerjakan sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah
c. Hasil supervisi harus berfungsi sebagai sumber informasi bagi staf sekolah sebagai
pengembangan proses belajar mengajar/ bimbingan konseling
d. Supervisi dilaksanakan dengan mekanisme yang menunjang kurikulum yang
berlaku.
2. Prinsip khusus, yaitu supervisi hendaknya dilaksanakan secara :
a. Sistematis artinya supervisi di kembangkan dengan perencanaan yang matang sesuai
dengan sasaran yang diinginkan.
b. Objektif artinya supervisi memberikan masukkan sesuai dengan aspek yang terdapat
dalam instrument.
c. Realistis artinya supervisi di dasarkan atas kenyataan yang sebenarnya yaitu pada
keadaan hal-hal yang sudah di pahami dan di lakukan oleh para staf sekolah.
d. Antisipatif artinya supervisi diarahkan untuk menghadapi kesulitan- kesulitan yang
mungkin akan terjadi.
e. Konstruktif artinya supervisi memberikan saran-saran perbaikan kepada yang di
supervisi untuk berkembang sesuai dengan ketentuan atau aturan yang berlaku.

4. Aspek yang di supervisi


Dalam supervisi program bimbingan dan konseling aspek-aspek yang akan di
supervisi terdiri dari:
1. Aspek Ketenagaan, yang terdiri dari:
a. Jumlah guru pembimbing dan kesesuaian latar belakang pendidikan
b. Ratio konselor adalah 1: 150
c. Tenaga administrasi
2. Aspek organisasi, yang terdiri dari:
a. Struktur organisasi
b. Deskripsi tugas personal
3. Aspek Kegiatan, yang terdiri dari:
a. Program kegiatan bimbingan dan konseling
b. Pelaksanaan kegiatan bimbingan dan koneling
c. Evaluasi kegiatan bimbingan dan konseling
d. Analisis hasil evaluasi bimbingan dan konseling
e. Tindak lanjut
4. Aspek Sarana dan Prasarana, terdiri dari:
a. Ruang khusus bimbigan dan konseling
b. Ruang konseling
c. Catatn pribadi siswa
d. Kartu status konseling
e. Kartu catatan kejadian
f. Kartu komunikasi.
g. Peta laporan dan peta kelas
5. Aspek Laporan, yang terdiri dari:
a. Laporan bulanan
b. Laporan caturwulan
c. Laporan tahunan

5. Materi, dan Fungsi Supervisi bimbingan Konseling


1. Materi Supervisi bimbingan dan Konseling
Guru pembimbing/konselor bertugas menyelenggarakan pelayanan bimbingan
dan konseling di seolah sesuai dengan petunjuk pelaksanaan bimbingan dan konseling.
Sebagai pelaksana utama, tenaga inti, guru pembimbing/konselor bertugas :
a. Memasyakatkan pelayanan bimbingan.
b. Merencanakan program bimbingan.
c. Melaksanakan seluruh pelayanan bimbingan.
d. Menilai proses dan hasil pelayanan bimbingan dan kegiatan pendukungnya.
e. Melaksanakan kegiatan pendukung bimbingan.
f. Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian.
g. Mengadministrasikan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan
h. Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan dalam pelayanan bimbingan.
Selanjutnya secara khusus dapat dikatakan bahwa materi supervisi bimbingan
koseling sekolah mencakup :
a. Layanan dan orientasi pokok, yang terdiri dari:
1. Layanan orientasi
2. Layanan informasi
3. Layanan bimbingan penempatan dan penyaluran
4. Layanan bimbingan belajar
5. Layanan konseling kelompok
6. Layanan konseling perorangan
b. Kegiatan pendukung bimbingan
1. Aplikasi instrumentasi bimbingan
2. Penyelenggaraan himpunan data
3. Konferensi kasus
4. Kunjungan rumah
5. Alih tangan kasus .

2. Fungsi Supervisi Konseling


Fungsi supervisi program bimbingan konseling yaitu: Memonitor, Mencatatan,
Memberi dukungan, Mengukur dan menilai kinerja, Mendorong untuk merefleksi ,
Adapun uraian dari bentuk-bentuk kegiatan tersebut adalah :
a. Mengontrol kegiatan-kegiatan dari para personil bimbingan yaitu bagaimana
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab mereka masingmasing.
b. Mengontrol adanya kemungkinan hambatan-hambatan yang ditemui oleh para
personil bimbingan dalam melaksanakan tugas.
c. Memungkinkan dicarinya jalan keluar terhadap hambatan hambatan dan
permasalahan-permasalahan yang ditemui.
d. Memungkinkan terlaksananya program bimbingan secara lancar kearah
pencapaian tujuan sebagaimana yang telah ditetapkan

6. Pelaksanaan, Dampak, dan Teknik dari Supervisi Konseling


1. Pelaksanaan Supervisi Program BK
Dalam pelaksanaan supervisi program bimbingan konseling yang
terpenting dilakukan adalah membuat kontrak sesi individual selama beberapa
periode waktu dengan orang yang sama.
Berkaitan dengan hal ini Hawkins dan Shohert (1989:200) telah
membangun model proses supervisi yang sangat bermanfaat untuk menjelaskan
beberapa isu ini. Model tersebut terdiri dari enam level operasi dalam supervisi
program BK antara lain:
1). Refleksi terhadap muatan sesi konseling. Fokusnya di sini adalah klien, apa yang di
ucapkannya,bagaimana berbagai bagian dari kehidupan klien saling bertautan dan
apa yang di inginkan klien dari penyuluhan.
2) Eksplorasi tekhnik dan strategi yang di gunakan oleh konselor. Tingkatan ini
berkenaan dengan maksud terapeutuik konselor,dan pendekatan yang di ambilnya
untuk membantu klien.
3) Eksplorasi terapeutik.Tujuan dari level ini menguji cara interaksi antara klien dan
konselor, dan apakah mereka telah membangun aliansi kerja yang berfungsi.
4) Perasaan konselor kepada klien. Dalam daerah supervisi ini, Tujuannya adalah untuk
mengidentifikasi dan memahami reaksi conter- transference konselor, dan isu
personal yang di rangsang kembali melalui kontak dengan klien.
5) Apa yang terjadi saat ini dan sekarang antara supervisor dan yang di awasi.
Hubungan yang terjadi dalam sesi supervisi mungkin memaparkan karakteristik yang
mirip dengan hubungan antara konselor dan kliennya.
6) Perasaan pengawas merespons yang di awasi juga dapat memberikan panduan
beberapa cara untuk melihat kasus yang tidak secara sadar diartikulasikan oleh
pengawas atau yang di awasi, sekaligus memberikan kontribusi terhadap pemahaman
kualitas hubungan pengawas dengan yang di awasi.

2. Dampak Supervisi Bimbingan Konseling


Jika pelaksanaan supervisi program bimbingan konseling tidak dilakukan secara
efektif maka menimbulkan dampak sebagai berikut:
1) Tidak ada balikan dari orang yang kompeten apakah praktek profesional telah
memenuhi standar kompetensi dan kode etik
2) Ketinggalan iptek dalam bk
3) Kehilangan identitas profesi BK
4) Kejenuhan profesional (bornout)
5) Pelanggaran kode etik yang akut
6) Mengulang kekeliruan secara masif
7) Erosi pengetahuan yang sudah di dapat daripendidikan prajabatan (pt)
8) Siswa dirugikan, tidak mendapatkan layananbk sebagaimana mestinya
7. Metode / Tekhnik Supervisi Konseling
Teknik pelaksanaan supervisi program bimbingan dan konseling dapat
menggunakan beberapa alternatif teknik supervisi yaitu :
a. Kunjungan kelas
b. Observasi kelas
c. Kunjungan dan atau observasi dokumentasi ke ruang bimbingan
d. wawancara dan
e. angket
DAFTAR PUSTAKA

Kartono, Kartini.1985. Bimbingan dan Dasar-dasar Pelaksanaanya. Jakarta. Rajawali

Mugiarso, Heru.2011. Bimbingan dan Konseling. Semarang: Unnes Press

Moh. Surya. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan. Bandung : CV. Ilmu


Moh. Surya & Rochman Natawidjaja. 1996. Pengantar Bimbingan dan Penyuluhan.
Jakarta : Depdikbud
Prayitno, dkk. 1997. Pelayanan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Umum.
Jakarta : PT. Ikrar Mandiri.
Prayitno, dkk. 2002. Profesi dan Organisasi Profesi Bimbingan dan Konseling. Jakarta :
Depdiknas, Dirje depdikdasmen.
Winkel, WS .1991. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta : PT.
Gramedia Widiasarana.

Flurentin, Elia. 2001. Organisasi dan Manjemen Bimbingan di Sekolah. Malang : Tanpa
Penerbit
Soal dan kunci jawaban terkait materi

Objektif

1. Tugas pokok pengawas sekolah dalam Panduan Pelaksanaan Tugas pengawas


Sekolah/Madrasah adalah. kecuali ?
a. mensupervsi (supervising),
b. memberi nasehat (advising),
c. memantau (monitoring),
d. Ekuivalensi
2. Berikut Tugas guru bimbingan dan konseling/konselor terkait dengan pengembangan diri
peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, dan kepribadian
peserta didik di sekolah/madrasah.Kecuali ?
a. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu
peserta didik dalam memahami, menilai bakat dan minat;
b. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta
didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan
sosial dan industrial yang harmonis, dinamis, berkeadilan dan bermartabat.
c. Ekuivalensi kegiatan kerja pengawas bimbingan dan konseling terhadap 24 (dua
puluh empat) jam tatap muka menggunakan pendekatan jumlah guru yang dibina
di satu atau beberapa sekolah pada jenjang pendidikan yang sama atau jenjang
pendidikan yang berbeda.
d. Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu
peserta didik mengembangkan kemampuan belajar untuk mengikuti pendidikan
sekolah/ madrasah secara mandiri.
3. Berikut ini tujuan dari pelaksanaan supervisi program bimbingan konseling. Kecuali ?
a. Meningkatkan kompetensi professional konselor
b. Supervisi program bimbingan dan konseling harus bersifat praktis
c. Meningkatkan kesadaran dan identitas professional
d. Mendorong perkembangan pribadi dan professional
4. Berikut ini yang bukan merupakan Aspek Ketenagaan adalah ?
a. Struktur organisasi
b. Jumlah guru pembimbing dan kesesuaian latar belakang pendidikan
c. Ratio konselor adalah 1: 150
d. Tenaga administrasi
5. Berikut ini yang bukan merupakan Aspek Sarana dan Prasarana adalah ?
a. Ruang khusus bimbigan dan konseling
b. Ruang konseling
c. Catatan pribadi siswa
d. Laporan bulanan

Essay

6. Jelaskan prinsip Supevisi bimbingan dan penyuluhan dapat dibagi berdasarkan sifatnya !
7. Jelaskan Kegiatan pendukung bimbingan !
8. Jelaskan Fungsi Supervisi Konseling

Kunci Jawaban

1. D. Ekuivalensi
2. C. Ekuivalensi kegiatan kerja pengawas bimbingan dan konseling
terhadap 24 (dua puluh empat) jam tatap muka menggunakan
pendekatan jumlah guru yang dibina di satu atau beberapa sekolah pada
jenjang pendidikan yang sama atau jenjang pendidikan yang berbeda.

3. B. Supervisi program bimbingan dan konseling harus bersifat praktis

4. A. Struktur organisasi

5. D. Laporan Bulanan

6.
a. Supervisi program bimbingan dan konseling harus bersifat praktis.
b. Di kerjakan sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah
c. Hasil supervisi harus berfungsi sebagai sumber informasi bagi staf
sekolah sebagai pengembangan proses belajar mengajar/ bimbingan
konseling
d. Supervisi dilaksanakan dengan mekanisme yang menunjang
kurikulum yang berlaku.
7.
1. Aplikasi instrumentasi bimbingan
2. Penyelenggaraan himpunan data
3. Konferensi kasus
4. Kunjungan rumah
5. Alih tangan kasus .
8.
a. Mengontrol kegiatan-kegiatan dari para personil bimbingan yaitu
bagaimana pelaksanaan tugas dan tanggung jawab mereka
masingmasing.
b. Mengontrol adanya kemungkinan hambatan-hambatan yang
ditemui oleh para personil bimbingan dalam melaksanakan tugas.
c. Memungkinkan dicarinya jalan keluar terhadap hambatan
hambatan dan permasalahan-permasalahan yang ditemui.
d. Memungkinkan terlaksananya program bimbingan secara lancar
kearah pencapaian tujuan sebagaimana yang telah ditetapkan

Anda mungkin juga menyukai