Anda di halaman 1dari 20

KINERJA KONSELOR DAN PENILAIAN KINERJA KONSELOR

PAPER

Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengembangan Pribadi
dan Profesi Konselor

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. Mungin Eddy Wibowo, M. Pd., Kons.

Kusnarto Kurniawan, S.Pd., M.Pd., Kons.

Disusun Oleh:

Dewi Shinta Putri R (1301420027)

Yamalta Kusumaputri D (1301420049)

Aisya Zaida Adzkia K(1301420052)

BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2022
A. Hakikat Kinerja

Kata kinerja merupakan terjemahan dari bahasa Inggris “performance”. Berasal


dari kata “to perform” yang memiliki arti menampilkan atau melaksanakan. Kata kinerja
merujuk kepada 2 hal yaitu proses melaksanakan suatu pekerjaan dan hasil yang dicapai
(Wibowo, 2019). Sedangkan menurut Bernadin & Russel (Supardi, 2016) kinerja
merujuk kepada hasil yang diperoleh dari suatu pekerjaan yang spesifik atau aktivitas
selama periode waktu tertentu..

Kinerja adalah kemampuan yang ditunjukkan oleh seseorang dalam melaksanakan


tugas atau pekerjaannya, serta hasil yang dicapai. Kinerja dikatakan baik dan memuaskan
jika hasil yang dicapai sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Kinerja juga
diartikan sebagai hasil kerja, unjuk kerja, dan kemajuan yang telah dicapai seseorang
dalam pekerjaannya, sama dengan prestasi kerja.

Selain itu, menurut Mangkunegara (2004:67) kinerja adalah hasil karya secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai seseorang dalam melakukan tugasnya sesuai dengan
tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Jika dikaitkan dengan kinerja konselor, maka
terdapat 3 dimensi utama yang harus dinilai yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
serta pelaporan dan tindak lanjut layanan BK. Pelaksanaan tugas utama konselor tersebut
tidak dapat dipisahkan dari kemampuan konselor dalam penguasaan dan penerapan
kompetensi nya (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014).

B. Deskripsi Jabatan Konselor

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.27


Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor, konselor
adalah tenaga pendidik profesional yang telah menyelesaikan pendidikan akademik strata
satu (S-1) program studi Bimbingan dan Konseling dan program pendidikan profesi yang
terakreditasi.
Konselor merupakan seseorang yang memiliki keahlian di dalam bidang
pelayanan konseling sebagai tenaga profesional. Selain itu Kartini menyebutkan bahwa
konselor diibaratkan seperti seorang ayah yang baik, penuh perhatian serta pengertian,
dan siap sedia menolong dirinya, atau sebagai ibu yang ramah dan memberikan
ketenangan kepadanya. Hal yang sama juga disampaikan Yusuf Gunawan bahwa seorang
konselor adalah guru pembimbing yang membantu siswa untuk menjalani bimbingan
tersebut.

Konselor merupakan seorang tenaga profesional yang memberikan bantuan


kepada klien/konseli yang mengalami kesulitan atau permasalahan yang tidak bisa
ditangani sendiri dengan tujuan untuk memecahkan permasalahan tersebut. Konselor
bertugas secara profesional dengan menerima latihan serta dididik dengan khusus untuk
menguasai segala sesuatu yang berhubungan dengan bimbingan dan konseling baik
dalam pengetahuan, pengalaman, dan pribadinya dalam bimbingan dan konseling. Hal ini
tentunya menjadi prasyarat untuk menjadi konselor demi tercapainya tujuan pemberian
layanan bimbingan.

C. Indikator Kinerja Konselor

Kinerja konselor memberikan layanan bimbingan dan konseling bertujuan supaya


sesama manusia mengatur kehidupan sendiri, menjamin perkembangan dirinya sendiri
seoptimal mungkin memikul tanggung jawab sepenuhnya atas arah hidup sendiri,
menggunakan kebebasannya sebagai manusia secara dewasa dengan berpedoman pada
cita-cita yang mewujudkan semua potensi yang baik padanya dan menyelesaikan semua
tugas yang dihadapi dalam kehidupan ini secara memuaskan. Dalam Permendiknas No.
27 tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor
dinyatakan bahwa kompetensi yang harus dikuasai guru Bimbingan dan
Konseling/Konselor mencakup 4 (empat) ranah kompetensi, yaitu: kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
Keempat rumusan kompetensi ini menjadi dasar bagi Penilaian Kinerja Guru Bimbingan
dan Konseling/Konselor.

Dengan adanya ranah kompetensi yang harus dikuasi guru Bimbingan Konseling,
tentu perlu ada juga aspek atau indikator kinerja dari guru Bimbingan Konseling. Aspek
atau indikator kompetensi profesional yang harus dikuasai seorang guru Bimbingan dan
Konseling atau konselor, antara lain :

1. Menguasai konsep dan praksis penilaian (assessment) untuk memahami


kondisi, kebutuhan, dan masalah konseli. Meliputi (1) mendeskripsikan hakikat
asesmen untuk keperluan pelayanan konseling dengan memilih teknik penilaian
sesuai dengan kebutuhan pelayanan bimbingan dan konseling; (2) menyusun dan
mengembangkan instrumen penilaian untuk keperluan bimbingan dan konseling;
(3) mengadministrasikan asesmen untuk mengungkapkan masalah-masalah
peserta didik; (4) memilih dan mengadministrasikan teknik penilaian
pengungkapan kemampuan dasar dan kecenderungan pribadi peserta didik; (5)
memilih dan mengadministrasikan instrumen untuk mengungkapkan kondisi
aktual peserta didik berkaitan dengan lingkungan, mengakses data dokumentasi
tentang peserta didik dalam pelayanan bimbingan dan konseling; (6)
menggunakan hasil penilaian dalam pelayanan bimbingan dan konseling dengan
tepat; dan (7) menampilkan tanggung jawab profesional dalam praktik penilaian.
2. Menguasai kerangka teoretik dan praksis Bimbingan dan Konseling, meliputi
(1) Guru BK dapat mengaplikasikan hakikat pelayanan bimbingan dan konseling;
(2) mengaplikasikan arah profesi bimbingan dan konseling; (3) mengaplikasikan
dasar‐dasar pelayanan bimbingan dan konseling; (4) mengaplikasikan pelayanan
bimbingan dan konseling sesuai kondisi dan tuntutan wilayah kerja; (5)
mengaplikasikan pendekatan/model/jenis pelayanan dan kegiatan pendukung
bimbingan dan konseling; serta (6) mengaplikasikan dalam praktik format
pelayanan bimbingan dan konseling.
3. Merancang Program Bimbingan dan Konseling. Meliputi (1) menganalisis
kebutuhan konseli; (2) menyusun program bimbingan dan konseling yang
berkelanjutan berdasar kebutuhan konseli secara komprehensif dengan
pendekatan perkembangan; (3) menyusun rencana pelaksanaan program
bimbingan dan konseling; dan (4) merencanakan sarana dan biaya
penyelenggaraan program bimbingan dan konseling.
4. Mengimplementasikan Program Bimbingan dan Konseling yang
komprehensif. Meliputi (1) melaksanakan program bimbingan dan konseling,
melaksanakan pendekatan kolaboratif dalam pelayanan bimbingan dan konseling;
(2) memfasilitasi perkembangan akademik, karier, personal, dan sosial konseli;
serta (3) mengelola sarana dan biaya program bimbingan dan konseling.
5. Menilai proses dan hasil kegiatan Bimbingan dan Konseling. Meliputi (1)
melakukan evaluasi hasil, proses, dan program bimbingan dan konseling; (2)
melakukan penyesuaian proses pelayanan bimbingan dan konseling; (3)
menginformasikan hasil pelaksanaan evaluasi pelayanan bimbingan dan konseling
kepada pihak terkait; dan (4) menggunakan hasil pelaksanaan evaluasi untuk
merevisi dan mengembangkan program bimbingan dan konseling.
6. Memiliki kesadaran dan komitmen terhadap etika profesional. Meliputi (1)
memberdayakan kekuatan pribadi, dan keprofesionalan Guru Bimbingan dan
Konseling/konselor; (2) meminimalkan dampak lingkungan dan keterbatasan
pribadi Guru Bimbingan dan Konseling/konselor; (3) menyelenggarakan
pelayanan sesuai dengan kewenangan dan kode etik profesional Guru Bimbingan
dan Konseling/konselor; (4) mempertahankan obyektivitas dan menjaga agar
tidak larut dengan masalah peserta didik; (5) melaksanakan referal sesuai dengan
keperluan; (6) peduli terhadap identitas profesional dan pengembangan profesi;
dan (7) mendahulukan kepentingan peserta didik daripada kepentingan pribadi
Guru Bimbingan dan Konseling/konselor.
7. Menguasai konsep dan praksis penelitian dalam Bimbingan dan Konseling.
Meliputi (1) mendeskripsikan berbagai jenis dan metode penelitian, mampu
merancang penelitian bimbingan dan konseling; (2) melaksanakan penelitian
bimbingan dan konseling; (3) memanfaatkan hasil penelitian dalam bimbingan
dan konseling dengan mengakses jurnal pendidikan dan bimbingan dan konseling.
D. Standar Kinerja Konselor

Rumusan Standar Kompetensi Konselor telah dikembangkan dan dirumuskan


atas dasar kerangka pikir yang menegaskan konteks tugas dan ekspektasi kinerja
konselor. Namun bila ditata ke dalam empat kompetensi pendidik sebagaimana tertuang
dalam PP 19/2005, maka rumusan kompetensi akademik dan profesional konselor dapat
dipetakan dan dirumuskan ke dalam kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan
profesional sebagai berikut.

1. Kompetensi Paedagogik
A. Menguasai teori dan praksis pendidikan
1) Menguasai ilmu pendidikan dan landasan keilmuannya
2) Mengimplementasikan prinsip-prinsip pendidikan dan proses
pembelajaran
3) Menguasai landasan budaya dalam praksis pendidikan
B. Mengaplikasikan perkembangan fisiologis dan psikologis serta perilaku
konseli
1) Mengaplikasikan kaidah-kaidah perilaku manusia, perkembangan fisik
dan psikologis individu terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan
konseling dalam upaya pendidikan
2) Mengaplikasikan kaidah-kaidah kepribadian, individualitas dan
perbedaan konseli terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan
konseling dalam upaya pendidikan
3) Mengaplikasikan kaidah-kaidah belajar terhadap sasaran pelayanan
bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan
4) Mengaplikasikan kaidah-kaidah keberbakatan terhadap sasaran
pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan
5) Mengaplikasikan kaidah-kaidah kesehatan mental terhadap sasaran
pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan
C. Menguasai esensi pelayanan bimbingan dan konseling dalam jalur, jenis,
dan jenjang satuan pendidikan
1) Menguasai esensi bimbingan dan konseling pada satuan jalur
pendidikan formal, nonformal dan informal
2) Menguasai esensi bimbingan dan konseling pada satuan jenis
pendidikan umum, kejuruan, keagamaan, dan khusus
3) Menguasai esensi bimbingan dan konseling pada satuan jenjang
pendidikan usia dini, dasar dan menengah, serta tinggi.
2. Kompetensi Kepribadian
A. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
1) Menampilkan kepribadian yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa
2) Konsisten dalam menjalankan kehidupan beragama dan toleran
terhadap pemeluk agama lain
3) Berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur
B. Menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, individualitas
dan kebebasan memilih
1) Mengaplikasikan pandangan positif dan dinamis tentang manusia
sebagai makhluk spiritual, bermoral, sosial, individual, dan
berpotensi
2) Menghargai dan mengembangkan potensi positif individu pada
umumnya dan konseli pada khususnya
3) Peduli terhadap kemaslahatan manusia pada umumnya dan konseli
pada khususnya
4) Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sesuai dengan hak
asasinya.
5) Toleran terhadap permasalahan konseli
6) Bersikap demokratis.
C. Menunjukkan integritasdan stabilitas kepribadian yang kuat
1) Menampilkan kepribadian dan perilaku yang terpuji (seperti
berwibawa, jujur, sabar, ramah, dan konsisten )
2) Menampilkan emosi yang stabil.
3) Peka, bersikap empati, serta menghormati keragaman dan perubahan
4) Menampilkan toleransi tinggi terhadap konseli yang menghadapi
stres dan frustasi
D. Menampilkan kinerja berkualitas tinggi
1) Menampilkan tindakan yang cerdas, kreatif, inovatif, dan produktif
2) Bersemangat, berdisiplin, dan mandiri
3) Berpenampilan menarik dan menyenangkan
4) Berkomunikasi secara efektif
3. Kompetensi Sosial
A. Mengimplementasikan kolaborasi intern di tempat bekerja
1) Memahami dasar, tujuan, organisasi, dan peran pihak-pihak lain
(guru, wali kelas, pimpinan sekolah/madrasah, komite
sekolah/madrasah) di tempat bekerja
2) Mengkomunikasikan dasar, tujuan, dan kegiatan pelayanan
bimbingan dan konseling kepada pihak-pihak lain di tempat bekerja
3) Bekerja sama dengan pihak-pihak terkait di dalam tempat bekerja
(seperti guru, orang tua, tenaga administrasi)
B. Berperan dalam organisasi dan kegiatan profesi bimbingan dan konseling
1) Memahami dasar, tujuan, dan AD/ART organisasi profesi bimbingan
dan konseling untuk pengembangan diri dan profesi
2) Menaati Kode Etik profesi bimbingan dan konseling
3) Aktif dalam organisasi profesi bimbingan dan konseling untuk
pengembangan diri dan profesi
C. Mengimplementasikan kolaborasi antarprofesi
1) Mengkomunikasikan aspek-aspek profesional bimbingan dan
konseling kepada organisasi profesi lain
2) Memahami peran organisasi profesi lain dan memanfaatkannya
untuk suksesnya pelayanan bimbingan dan konseling
3) Bekerja dalam tim bersama tenaga paraprofesional dan profesional
profesi lain.
4) Melaksanakan referal kepada ahli profesi lain sesuai dengan
keperluan
4. Kompetensi Profesional
A. Menguasai konsep dan praksis asesmen untuk memahami kondisi,
kebutuhan, dan masalah konseli
1) Menguasai hakikat asesmen
2) Memilih teknik asesmen, sesuai dengan kebutuhan pelayanan
bimbingan dan konseling
3) Menyusun dan mengembangkan instrumen asesmen untuk keperluan
bimbingan dan konseling
4) Mengadministrasikan asesmen untuk mengungkapkan
masalah-masalah konseli.
5) Memilih dan mengadministrasikan teknik asesmen pengungkapan
kemampuan dasar dan kecenderungan pribadi konseli.
6) Memilih dan mengadministrasikan instrumen untuk mengungkapkan
kondisi aktual konseli berkaitan dengan lingkungan
7) Mengakses data dokumentasi tentang konseli dalam pelayanan
bimbingan dan konseling
8) Menggunakan hasil asesmen dalam pelayanan bimbingan dan
konseling dengan tepat
9) Menampilkan tanggung jawab profesional dalam praktik asesmen
B. Menguasai kerangka teoretik dan praksis bimbingan dan konseling
1) Mengaplikasikan hakikat pelayanan bimbingan dan konseling.
2) Mengaplikasikan arah profesi bimbingan dan konseling.
3) Mengaplikasikan dasar-dasar pelayanan bimbingan dan konseling.
4) Mengaplikasikan pelayanan bimbingan dan konseling sesuai kondisi
dan tuntutan wilayah kerja.
5) Mengaplikasikan pendekatan /model/jenis pelayanan dan kegiatan
pendukung bimbingan dan konseling.
6) Mengaplikasikan dalam praktik format pelayanan bimbingan dan
konseling.
C. Merancang program Bimbingan dan Konseling
1) Menganalisis kebutuhan konseli
2) Menyusun program bimbingan dan konseling yang berkelanjutan
berdasar kebutuhan peserta didik secara komprehensif dengan
pendekatan perkembangan
3) Menyusun rencana pelaksanaan program bimbingan dan konseling
4) Merencanakan sarana dan biaya penyelenggaraan program
bimbingan dan konseling
D. Mengimplementasikan program Bimbingan dan Konseling yang
komprehensif
1) Melaksanakan program bimbingan dan konseling.
2) Melaksanakan pendekatan kolaboratif dalam pelayanan bimbingan
dan konseling.
3) Memfasilitasi perkembangan akademik, karier, personal, dan sosial
konseli
4) Mengelola sarana dan biaya program bimbingan dan konseling
E. Menilai proses dan hasil kegiatan Bimbingan dan Konseling.
1) Melakukan evaluasi hasil, proses, dan program bimbingan dan
konseling
2) Melakukan penyesuaian proses pelayanan bimbingan dan konseling.
3) Menginformasikan hasil pelaksanaan evaluasi pelayanan bimbingan
dan konseling kepada pihak terkait
4) Menggunakan hasil pelaksanaan evaluasi untuk merevisi dan
mengembangkan program bimbingan dan konseling
F. Memiliki kesadaran dan komitmen terhadap etika profesional
1) Memahami dan mengelola kekuatan dan keterbatasan pribadi dan
profesional.
2) Menyelenggarakan pelayanan sesuai dengan kewenangan dan kode
etik profesional konselor
3) Mempertahankan objektivitas dan menjaga agar tidak larut dengan
masalah konseli.
4) Melaksanakan referal sesuai dengan keperluan
5) Peduli terhadap identitas profesional dan pengembangan profesi
6) Mendahulukan kepentingan konseli daripada kepentingan pribadi
konselor
7) Menjaga kerahasiaan konseli
G. Menguasai konsep dan praksis penelitian dalam bimbingan dan konseling
1) Memahami berbagai jenis dan metode penelitian
2) Mampu merancang penelitian bimbingan dan konseling
3) Melaksanakan penelitian bimbingan dan konseling
4) Memanfaatkan hasil penelitian dalam bimbingan dan konseling
dengan mengakses jurnal pendidikan dan bimbingan dan konseling

E. Dimensi Kinerja Konselor

Dimensi kinerja merupakan pengukuran yang dilakukan berdasarkan hasil


pencapaian yang telah dilakukan dengan menggunakan aspek-aspek yang menjadi ukuran
dalam menilai kinerja. Begitu juga dalam konseling, konselor perlu untuk mengukur hasil
pencapaian yang telah dilakukan atau akan dilakukan dalam proses konseling dengan
menggunakan aspek-aspek sehingga bisa disebut dimensi kinerja dari konselor.

Macam-macam dimensi kinerja dalam kompetensi konselor menurut Engels & Dameron,
1990 (dalam Murad, A. (2012) yaitu :

A. Dimensi CK (Ciri Kepribadian)

Dalam dimensi CK ini dapat dijabarkan menjadi 12 sub materi dan


masing-masing sub materi ini memiliki beberapa indikator yang terdiri dari :

- Tanggung Jawab Kesejahteraan Klien


1) Melakukan verbalisasi pada komitmen yang utama
2) Bertindak sesuai dengan keinginan klien/konseli
3) Menyatakan rasa minat yang tulus serta kepedulian secara verbal
dan non verbal
4) Lebih mengutamakan klien
5) Merespon dari perasaan yang terkait dengan hal yang relevan
dengan hidup klien
- Sensitif
1) Lebih menyadari mengenai perasaan, pikiran, nilai, dan sikap dari
klien
2) Mengidentifikasi harapan dari klien serta orang yang signifikan
3) Sadar dan tergugah dari pengalaman dan perasaan klien
- Empatik
1) Menyampaikan persepsi dari klien pada kehidupannya
2) Merumuskan dari respon verbal yang akurat dari klien dengan
merefleksikan isi dan perasaan verbal serta non verbal klien
3) Berusaha untuk menghindarkan gangguan pada proses interaksi
dengan klien
- Individualitas
1) Menerima perbedaan pandangan dengan klien
2) Bersikap lebih objektif terhadap pendapat, nilai, dan emosi yang
terkadang berbeda dengan konselor
3) Menghindari perpecahan nilai pribadi dari klien
4) Memberikan sebuah konseling tanpa ada prasangka buruk atau
stereotip
5) Memberikan kebebasan bagi klien untuk memelihara nilai yang
lebih bermanfaat baik secara verbal maupun non verbal
6) Memfasilitasi mengenai kepuasan/harga diri dari klien serta
kebermaknaanny dalam kelompok
- Potensi Klien
1) Menyampaikan persepsi mengenai klien yang berharga
2) Menyampaikan harapan dan keyakinan kepada klien mengenai
permasalahan yang dihadapi
- Konsep Perilaku
1) Melakukan modifikasi dalam intervensi berdasar pada keefektifan
nya
2) Menerapkan konstruk yang teoretik untuk memahami spesifikasi
masalah
3) Menentukan dari tujuan pada konseling
- Komunikasi
1) Menyampaikan suatu pesan dengan konkrit
2) Melakukan komunikasi dengan klien sesuai dengan gaya serta
perkembangan
3) Menunjukkan sikap kesesuaian dengan tingkat laku verbal dan non
verbal
4) Menyesuaikan antara waktu dengan tujuan konseling
- Kreatif
1) Menerapkan intervensi spontan yang sesuai dengan teori yang ada
2) Memberikan fasilitas fantasi, khayalan, serta eksplorasi bagi
pertumbuhan dalam diri klien
3) Bersiap diri untuk menerima resiko
- Objektif
1) Terlibat proposional dan profesional dengan diri klien
2) Menunjukkan sikap keterbukaan untuk respon yang efektif
- Disiplin Diri
1) Dapat mengelola aset dengan efektif
2) Dapat berinteraksi secara asertif dengan orang lain
3) Dapat bekerjasama dengan suatu tim
- Komitmen pada Pengembangan dan Etik Profesional
1) Berpartisipasi dengan perkembangan profesi secara berkelanjutan
2) Berkontribusi secara aktif di dalam organisasi profesi konseling
3) Penggunaan sumber-sumber yang ada pada masyarakat untuk
pertumbuhan klien
4) Mengikuti pendidikan secara berkelanjutan
5) Memberi seeta menerima timbal balik baik secara positif maupun
negatif dari sistem pertumbuhan profesional
6) Mengutamakan pake standar etik organisasi
7) Memeriksa etika pribadi untuk mengatasi konflik dari klien
8) Berperilaku sesuai dengan standar etik dari organisasi
B. Dimensi KAR (Konseling Anak dan Remaja)

Dalam dimensi KAR ini dijabarkan dalam tujuh indikator yang terdiri dari :

1) Menerapkan teori dan teknik konseling pada perkembangan anak dan


remaja
2) Mengidentifikasi perubahan yang terjadi pada perilaku anak
3) Memberikan nilai pada komitmen anak dalam konseling
4) Memberikan fasilitas kepada anak yang sulit berhubungan
5) Bekerja dengan anak yang bermasalah
6) Membantu orang tua dalam penerimaan perubahan yang positif pada
perkembangan anak
7) Menunjukkan strategi interpersonal yang efektif
C. Dimensi KK (Konseling Kelompok)

Dalam dimensi KK ini dirincikan menjadi lima indikator yaitu :

1) Penggunaan metode konseling kelompok


2) Memberikan contoh praktik standar profesional dalam kerja kelompok
3) Menjaga interaksi dalam tahapan kelompok baik verbal / non verbal
4) Mengamati interaksi dalam tahapan kelompok baik verbal / non verbal
5) Mengimplementasi berbagai pendekatan dalam kerja kelompok
D. Dimensi KI (Konseling Individual)

Dalam dimensi KI, dijabarkan dalam tujuh indikator yang terdiri dari :

1) Membantu klien / konseli dalam mengklarifikasi masalah, sebab, dan


solusi permasalahan klien / konseli
2) Menggunakan pendekatan konseling yang tepat dengan permasalahan
yang sedang dialami oleh klien
3) Menyampaikan tingkat perkembangan yang telah dilalui
4) Memberikan konseling mengenai isu-isu sosial dan pribadi pada klien
5) Memberikan pengarahan pada berbagai masalah perkembangan individu
6) Melakukan referal
7) Memberikan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan dari klien
E. Dimensi KS (Konseling Sekolah)

Dalam dimensi KS ini terdapat enam indikator yaitu :

1) Menilai kebutuhan klien


2) Mengkoordinasi dalam kurikulum bimbingan perkembangan
komprehensif
3) Melakukan adaptasi model dalam bimbingan agar lebih sesuai dengan
kebutuhan klien yang lebih spesifik
4) Melakukan koordinasi dengan pendekatan tim kolaboratif
5) Membantu siswa dalam merencanakan pendidikan dan karir yang
diinginkan
6) Menginformasikan mengenai program bimbingan perkembangan
F. Dimensi KA (Konseling Adiksi)

Dalam dimensi KA ini, dijabarkan dalam enam indikator kinerja yaitu :

1) Menjelaskan kepada klien mengenai fase-fase penyakit sesuai dengan


bentuk adiksi
2) Menjelaskan mengenai rentang perilaku adiksi
3) Memberikan penjelasan mengenai isu yang terkandung pada
kebergantungan psikologis
4) Menjelaskan kepada klien mengenai faktor-faktor pada genetik
5) Menerapkan teori-teori etiologi ketergantungan
6) Memberikan spesifikasi mengenai peran multigenerasi keluarga dalam
etiologi adiksi dan abuse obat
G. Dimensi KPPK (Konseling Pasangan Pranikah Keluarga)

Dalam dimensi KPPK ini dirinci menjadi tiga indikator kinerja yaitu :
1) Melakukan analisis pada pola-pola interaksi baik secara verbal maupun
non verbal dalam sistem
2) Melakukan penyesuaian antara teori konseling dengan konseling
hubungan, pasangan, dan keluarga
3) Memberikan konsep bahwa keluarga/pasangan sebagai suatu sistem yang
dapat merespon keragaman kebudayaannya dengan tepat
H. Dimensi KMPK (Konseling Multikultural dan Populasi Khusus)

Dalam dimensi KMPK, dirincikan atas empat indikator kinerja yaitu :

1) Memelihara sebuah hubungan keakraban dengan isu budaya


2) Melakukan usaha secara maksimal dalam pendekatan keragaman budaya
dan sosial yang sesuai dengan karakter dan sifat klien
3) Melakukan adopsi keterampilan intervensi yang sesuai dengan kebutuhan
klien
4) Melakukan pengembangan program yang berguna untuk kebutuhan
khusus
I. Dimensi KPPB (Kompetensi Pengembangan Program Bimbingan)

Dalam dimensi KPPB ini terdapat enam indikator kinerja yaitu :

1) Melakukan identifikasi mengenai visi, misi, dan harapan dari lembaga


2) Penggunaan data dengan cara kompilasi dari kebutuhan dalam
merencanakan program konseling
3) Mengimplementasikan strategi khusus untuk mencapai kompetensi dari
klien
4) Melakukan desain, implementasi, memonitor, mengevaluasi, dan
melakukan revisi program konseling
5) Mengidentifikasi mengenai kemampuan serta keterbatasan pada fasilitas
pelayanan
6) Menginventarisasi dan menggunakan data dari sumber yang relevan dalam
mengembangkan program konseling
J. Dimensi KPKK (Kompetensi Pengembangaan Karir Klien)
Dalam dimensi KPKK ini terdapat sepuluh indikator kinerja yaitu :

1) Menjelaskan relasi antara karir dengan keseimbangan dalam peran


kehidupan
2) Melakukan integrasi teori konseling karir dalam pendekatan komprehensif
3) Menjelaskan mengenai pengaruh dan perubahan teknologi terhadap
perkembangan dalam karir
4) Banyak menyadarkan diri klien melalui penilaian diri serta informasi
tentang karir
5) Membantu klien dalam mengidentifikasi, memahami minat dan bakat,
memecahkan masalah, seeta menyusun tujuan karir klien
6) Membimbing klien dengan multimedia berkaitan dengan pendidikan dan
karir
7) Memgembangkan program dengan keterlibatan orang tua dalam
perkembangan anak
8) Mengelola dan menafsirkan alat asesmen untuk membantu klien dalam
membuat keputusan tentang pendidikan dan karir
9) Membantu klien dalam mengembangkan ketrampilan berkaitan dengan
karir
10) Bekerjasama dengan lembaga masyarakat dalam kaitannya dengan
magang
K. Dimensi KKo (Kompetensi Konsultasi)

Dalam dimensi KKo ini disebutkan ada tujuh indikator kinerja yaitu :

1) Melakukan komunikasi dalam bentuk empati, penghargaan, persepsi yang


positif, dan pengembangan komunikasi interpersonal agar dapat terbangun
hubungan yang baik
2) Menggunakan beragam jenis model konsultasi
3) Menyampaikan harapan yang ingin dituju serta perubahan yang diinginkan
dalam sesi konseling dengan klien
4) Memfasilitasi serta membimbing asumsi keluarga mengenai tanggung
jawab pemecahan masalah
5) Melakukan pendekatan multidimensional
6) Melakukan konsultasi atau konseling dengan klien mengenai kehidupan
klien
7) Berpartisipasi dalam multidimensional dan mampu membuat referal yang
tepat
L. Dimensi KDDR (Kompetensi Diagnosis, Dokumentasi, dan Referal)

Dalam dimensi KKDR ini, terdapat dua belas indikator kinerja yaitu :

1) Menyimpan serta mengembangkan bahan yang akan digunakan untuk


praktik konseling
2) Menjaga kerahasiaan data dari klien
3) Mengelola pengukuran diagnostik lebih lanjut
4) Mengumpulkan data dengan cara yang tepat
5) Menjelaskan lebih awal mengenai keterbatasan
6) Membantu menindaklanjuti saran sumber referal dengan layanan lain
7) Menjelaskan kebutuhan klien yang di referal
8) Memberi sumber referal mengenai prosedur, kebijakan, dan data dari
lembaga
9) Menunjukkan mengenai manfaat serta hambatan dalam referal
10) Membantu klien saat menjalankan serta setelah referal
11) Menetapkan prosedur dengan tujuan untuk mengalihkan informasi dari
sumber referal
12) Memberikan bantuan pada orang tua, guru, dan klien dalam membuat
kontak di awal
M. Dimensi KSK (Kompetensi Supervisi Konselor)

Dalam dimensi KSK ini disebutkan ada enam indikator kinerja yaitu :

1) Menyampaikan perihal kode etik


2) Penggunaan intervensi supervisi yang tepat dan sesuai
3) Menyepakati mengenai latihan dalam supervisi
4) Melakukan klarifikasi gaya supervisi para supervisor kepada konselor
5) Memberikan dukungan serta tantangan secara seimbang
6) Melakukan pengelolaan dalam tes konseling
N. Dimensi KER (Kompetensi Evaluasi dan Riset)

Dalam dimensi KER ini, dicirikan menjadi tujuh indikator kinerja yaitu :

1) Menjelaskan mengenai karakteristik dasar mengenai alat pengumpul data


2) Menjelaskan mengenai kekuatan dan kelemahan dari alat serta teknik riset
3) Memberikan penjelasan dari penerapan secara khusus pada alat dan
teknik riset
4) Memberikan evaluasi mengenai alat dan teknik riset
5) Melakukan konstruk pada instrumen
6) Menerapkan desain penelitian yang akan dilakukan sesuai dengan
permasalahan konseling
7) Penggunaan riset yang sesuai
O. Dimensi KP (Kompetensi Pengukuran)

Dalam dimensi KP, dijabarkan dalam lima indikator kinerja yaitu :

1) Menerapkan sebuah statistika deskriptif


2) Melakukan penafsiran asesmen dengan benar dan tepat
3) Menerapkan penggunaan teknologi yang tepat dalam melakukan asesmen
4) Memilih instrumen yang sesuai
5) Menerapkan cara melakukan asesmen yang benar
DAFTAR PUSTAKA

Engels, D.W. & Dameron, J.D. 1990. The Professional Counselor: Competencies, Performance
Guidelines and Assesment. 2 nd . Ed. Texas: American Association for
Counseling and Development.

Hartono, dkk. Psikologi Konseling Edisi Revisi, (Surabaya: Kencana 2012), hlm.50

Kartini Kartono, Bimbingan dan Dasar-Dasar Pelaksanaannya, (Jakarta: CV. Rajawali, 1985)
hlm.63

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Peraturan Mendikbud No.111 Tahun 2014
tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.

Murad, A. (2012). Tingkat Kinerja Konselor Profesional. Jurnal Ilmu Pendidikan, 17(5).

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Konselor.

Sudrajat, A. (2012). Aspek dan Indikator Kompetensi Profesional Guru Bimbingan dan
Konseling. Dimuat dalam
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2012/02/02/kompetensi-profesional-guru-
bimbingan-dan-konseling/ . Diakses pada 17 September 2022.

Supardi. 2016. Kinerja Guru. PT Rajagrafindo Persada.

Wibowo, M. E. 2019. Konselor Profesional Abad 21. UNNES Press.

Yusuf Gunawan, Pengantar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka


Utama,1992), hlm.20

Anda mungkin juga menyukai