PENDAHULUAN
1
C. Kompetensi Utuh Konselor Profesional
Atas dasar konteks tugas dan ekspektasi kinerja konselor
2
bimbingan dan konseling, baik yang berkembang dari hasil-hasil
hasil asesmen.
3
berarti, untuk menjadi pengampu pelayanan di bidang.bimbingan
memandirikan.
berkelanjutan
4
dan ekspektasi kinerja konselor. Namun bila ditata ke dalam empat
5
terhadap sasaran layanan bimbingan dan
konseling dalam upaya pendidikan
2.4 Mengaplikasikan kaidah-kaidah
keberbakatan terhadap sasaran layanan
bimbingan dan konseling dalam upaya
pendidikan
2.5.Mengaplikasikan kaidah-kaidah
kesehatan mental terhadap sasaran
layanan bimbingan dan konseling dalam
upaya pendidikan
B. MENGUASAI LANDASAN TEORETIK BIMBINGAN DAN
KONSELING
1. Menguasai teori dan praksis 1.1 Menguasai ilmu pendidikan dan
pendidikan landasan keilmuannya
1.2 Mengimplementasikan prinsip-prinsip
pendidikan dan proses pembelajaran
1.3 Menguasai landasan budaya dalam
praksis pendidikan
2. Menguasai esensi pelayanan 2.1 Menguasai esensi bimbingan dan
bimbingan dan konseling konseling pada satuan jalur pendidikan
dalam jalur, jenis, dan formal, nonformal dan informal
jenjang, satuan pendidikan 2.2 Menguasai esensi bimbingan dan
konseling pada satuan jenis pendidikan
umum, kejuruan, keagamaan, dan khusus
2.3 Menguasai esensi bimbingan dan
konseling pada satuan jenjang
pendidikan usia dini, dasar dan
menengah
3. Menguasai konsep dan 3.1 Memahami berbagai jenis dan metode
praksis penelitian dalam penelitian
bimbingan dan konseling 3.2 Mampu merancang penelitian
bimbingan dan konseling
3.3 Melaksaanakan penelitian bimbingan
dan konseling
3.4 Memanfaatkan hasil penelitian dalam
6
bimbingan dan konseling dengan
mengakses jurnal pendidikan dan
bimbingan dan konseling
4. Menguasai kerangka 4.1 Mengaplikasikan hakikat pelayanan
teoretik dan praksis bimbingan dan konseling.
bimbingan dan konseling 4.2 Mengaplikasikan arah profesi
bimbingan dan konseling.
4.3 Mengaplikasikan dasar-dasar pelayanan
bimbingan dan konseling.
4.4 Mengaplikasikan pelayanan bimbingan
dan konseling sesuai kondisi dan
tuntutan wilayah kerja.
4.5 Mengaplikasikan pendekatan
/model/jenis layanan dan kegiatan
pendukung bimbingan dan konseling.
4.6 Mengaplikasikan dalam praktik format
pelayanan bimbingan dan konseling.
C. MENYELENGGARAKAN BIMBINGAN DAN KONSELING YANG
MEMANDIRIKAN
1. Merancang program 1.1 Menganalisis kebutuhan konseli
Bimbingan dan Konseling 1.2 Menyusun program bimbingan dan
konseling yang berkelanjutan berdasar
kebutuhan peserta didik secara
komprehensif dengan pendekatan
perkembangan
1.3 Menyusun rencana pelaksanaan program
bimbingan dan konseling
1.4 Merencanakan sarana dan biaya
penyelenggaraan program bimbingan
dan konseling
2 .Mengimplementasikan 2.1 Melaksanakan program bimbingan dan
program Bimbingan dan konseling.
Konseling yang 2.2 Melaksanakan pendekatan kolaboratif
komprehensif dalam layanan bimbingan dan konseling.
2.3 Memfasilitasi perkembangan akademik,
7
karier, personal, dan sosial konseli
2.4 Mengelola sarana dan biaya program
bimbingan dan konseling
3. Menilai proses dan hasil 3.1 Melakukan evaluasi hasil, proses, dan
kegiatan Bimbingan dan program bimbingan dan konseling
Konseling. 3.2 Melakukan penyesuaian proses layanan
bimbingan dan konseling.
3.3 Menginformasikan hasil pelaksanaan
evaluasi layanan bimbingan dan
konseling kepada pihak terkait
3.4 Menggunakan hasil pelaksanaan
evaluasi untuk merevisi dan
mengembangkan program bimbingan
dan konseling
4. Menguasai konsep dan 4.1 Menguasai hakikat asesmen
praksis asesmen untuk 4.2 Memilih teknik asesmen, sesuai dengan
memahami kondisi, kebutuhan layanan bimbingan dan
kebutuhan, dan masalah konseling
konseli 4.3 Menyusun dan mengembangkan
instrumen asesmen untuk keperluan
bimbingan dan konseling
4.4 Mengadministrasikan asesmen untuk
mengungkapkan masalah-masalah
konseli.
4.5 Memilih dan mengadministrasikan
teknik asesmen pengungkapan
kemampuan dasar dan kecenderungan
pribadi konseli.
4.6 Memilih dan mengadministrasikan
instrumen untuk mengungkapkan
kondisi aktual konseli berkaitan dengan
lingkungan
4.7 Mengakses data dokumentasi tentang
konseli dalam pelayanan bimbingan dan
konseling
8
4.8 Menggunakan hasil asesmen dalam
pelayanan bimbingan dan konseling
dengan tepat
4.9 Menampilkan tanggung jawab
profesional dalam praktik asesmen
D. MENGEMBANGKAN PRIBADI DAN PROFESIONALITAS SECARA
BERKELANJUTAN
1. Beriman dan bertakwa 1.1 Menampilkan kepribadian yang beriman
kepada Tuhan Yang Maha dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa Esa
1.2 Konsisten dalam menjalankan
kehidupan beragama dan toleran
terhadap pemeluk agama lain
1.3 Berakhlak mulia dan berbudi pekerti
luhur
2. Menunjukkan integritas dan 2.1 Menampilkan kepribadian dan perilaku
stabilitas kepribadian yang yang terpuji (seperti berwibawa, jujur,
kuat sabar, ramah, dan konsisten)
2.2 Menampilkan emosi yang stabil.
2.3 Peka, bersikap empati, serta
menghormati keragaman dan perubahan
2.4 Menampilkan toleransi tinggi terhadap
konseli yang menghadapi stress dan
frustasi
2.5 Menampilkan tindakan yang cerdas,
kreatif, inovatif, dan produktif
2.6 Bersemangat, berdisiplin, dan mandiri
2.7 Berpenampilan menarik dan
menyenangkan
2.8 Berkomunikasi secara efektif
3. Memiliki kesadaran dan 3.1 Memahami dan mengelola kekuatan dan
komitmen terhadap etika keterbatasan pribadi dan profesional.
professional 3.2 Menyelenggarakan layanan sesuai
dengan kewenangan dan kode etik
profesional konselor
9
3.3 Mempertahankan objektivitas dan
menjaga agar tidak larut dengan masalah
konseli.
3.4 Melaksanakan referal sesuai dengan
keperluan
3.5 Peduli terhadap identitas profesional dan
pengembangan profesi
3.7 Mendahulukan kepentingan konseli
daripada kepentingan pribadi konselor
4. Mengimplementasikan 4.1 Memahami dasar, tujuan, organisasi,
kolaborasi intern di tempat dan peran pihak-pihak lain (guru, wali
bekerja kelas, pimpinan sekolah/madrasah,
komite sekolah/madrasah) di tempat
bekerja
4.2 Mengkomunikasikan dasar, tujuan, dan
kegiatan pelayanan bimbingan dan
konseling kepada pihak-pihak lain di
tempat bekerja
4.3 Bekerja sama dengan pihak-pihak
terkait di dalam tempat bekerja (seperti
guru, orang tua, tenaga administrasi)
5. Berperan dalam organisasi 5.1 Memahami dasar, tujuan, dan AD/ART
dan kegiatan profesi organisasi profesi bimbingan dan
bimbingan dan konseling konseling untuk pengembangan diri dan
profesi
5.2 Menaati Kode Etik profesi bimbingan
dan konseling
5.3 Aktif dalam organisasi profesi
bimbingan dan konseling untuk
pengembangan diri dan profesi
6. Mengimplementasikan 6.1 Mengkomunikasikan aspek-aspek
kolaborasi antarprofesi profesional bimbingan dan konseling
kepada organisasi profesi lain
6.2 Memahami peran organisasi profesi lain
dan memanfaatkannya untuk suksesnya
10
pelayanan bimbingan dan konseling
6.3 Bekerja dalam tim bersama tenaga
paraprofesional dan profesional profesi
lain.
6.4 Melaksanakan referal kepada ahli
profesi lain sesuai dengan keperluan
Lama dan Beban Studi Pendidikan Profesional Konselor sebagaimana telah
antara 144-160 SKS, dengan lama studi 8-14 semester. Setelah menyelesaikan tahap
pendidikan akademik ini lulusan mendapat gelar Sarjana Pendidikan dalam bidang
yang telah lulus dari program S-1 Bimbingan dan Konseling. Program pendidikan
profesi ini ditempuh selama 2 semester dengan beban studi antara 3640 SKS.
a. Kompetensi Pedagogik
perilaku konseli.
b. Kompetensi Kepribadian
c. Kompetensi Sosial
11
1. Mengimplementasikan kolaborasi intern di tempat bekerja
konseling
d. Kompetensi Profesional
komprehensif
konseling
12
d. Agar mahasiswa memperoleh pengertian stuktur organisasi sekolah
dan struktur organisasi bimbingan konseling serta diskripsi dari tugas
masing-masing
e. Agar mahasiswa dapat mempelajari penyelenggaraan administrasi
sekolah khususnya BK
f. Agar mahasiswa dapat menggunakan instrument yang digunakan oleh
BK
2. Sasaran
Sasaran PPL adalah membentuk pribadi calon pendidik yang meliliki
seperangkat pengetahuan, nilai, sikap dan pola tingkah laku yang
diperlukan bagi profesi tenaga kependidikan dan pengajaran baik
disekolah maupun diluar sekolah, selain itu dengan PPL mahasiswa dapat
menerapkan ilmu toeritknya didalam praktek lapangan.
Mahasiswa juga dapat menguji keprofesionalnnya dalam bidang BK yang
sebenarnya, bahkan mahasiswa dapat menambah ilmu yang didapat saat
praktek baik secara langsung maupun tidak langsung.
F. Langkah-langkah PPL
Secara garis besar penilaian kegiatan praktek keguruan meliputi tiga tahap,
yaitu:
1. Evaluasi pra Latihan yaitu evaluasi sebelum pembinaan dan pemantapan
bagi mahasiswa sebelum terjun ke lapangan. Aspek-aspek yang dinilai
meliputi : Persiapan, Pengetahuan dan Ketrampilan yang perlu dimiliki
mahasiswa baik kurikuler akademis maupun yang dapat menunjang
keberhasilan program Praktek Pengalaman Lapangan (PPL).
2. Evaluasi selama kegiatan latihan ( dilakukan oleh guru pamong dan Dosen
pembimbing). Aspek yang dinilai meliputi :
a. Kegiatan observasi, orientasi dan adaptasi dengan satuan bertujuan
mengenal situasi dan kondisi sekolah atau lapangan.
b. Kegiatan belajar mengajar : persiapan tertulis (satuan Pelajaran),
metode keberhasilan dan penampilan.
c. Kegiatan Ekstrakurikuler yang meliputi : Perpustakaan Sekolah,
Pramuka, ……………
d. Kegiatan yang berhubungan dengan administrasi sekolah.
e. Evaluasi Akhir
13
Evaluasi ini meliputi seluruh kegiatan Mahasiswa dalam rangka
Praktek Keguruan. Untuk hal tersebut evaluator harus mempunyai
14
BAB II
ORIENTASI LAPANGAN
15
sekoah, kegiatan pesantren ramadhan, upacara bendera, menjaga ujian
tes kendali mutu dan membantu kegiatan admistrasi lainnya.
B. Deskripsi tentang kondisi sekolah
1. Sejarah perkembangan siswa
SMP Negeri 1 Depok yang megah ini tidak serta merta terbangun
sekokoh ini. Perjalanan diawali ketika tahun 1976 di SMP Negeri 1
Yogyakarta yang masuk pada pagi hari, embrio SMP N 1 Depok
telah menjadi vilial atau bergabung di SMP N 1 Yogyakarta
tersebut dengan nama SMP N 4 Sleman yang masuk sore hari.
Kepala Sekolah waktu itu adalah Bapak Masduki, B.A. Dalam
perkembanganya tahun 1977 SMP N 1 Depok lepas dari SMP N 1
Yogyakarta karena telah tersedia lahan seluas 4.716 m 2 berikut
bangunannya di dusun Gejayan Condongcatur ini. Nama
sekolahpun diganti dengan nama SMP N Gondangcatur dan
akhirnya berubah menjadi SMP N Condongcatur. SMP N
Condongcatur inilah yang kemudian menjadi dikenal oleh
masyarakat ketika itu. Saat pindah di sini pimpinan sekolah diampu
oleh Bapak Moehadi, B.A. Waktu itu SMP N Condongcatur telah
memiliki total 8 rombongan belajar, laboraturium IPA, Ruang
Keterampilan, Ruang Kepala Sekolah, Ruang Guru dan Tata Usaha
serta 3 lokal kamar mandi. Dan saat ini tahun pelajaran 2013/2014
SMP Negeri 1 Depok terdapat 18 rombongan belajar, masing-
masing jenjang terdiri dari 6 Kelas, jumlah siswa seluruhnya 587
siswa. Pimpinan sekolah juga telah terjadi pergantian pimpinan,
Diawali sejak kepindahannya di sini tahun 1978 sampai dengan
tahun 1985 dipimpin oleh Bapak Moehadi, B.A. Kemudian tahun
1985 s.d 1992 dipimpin oleh Bapak Soeyoso, B.A, dilanjutkan
periode tahun 1992 s.d 1999 dipimpin oleh Bapak Drs. Soeparno
Aldi, kemudian periode tahun 1999 s.d 2008 dipimpin oleh Ibu Dra.
Hj. Sunarti, M.Pd dan periode tahun 2008 sampai sekarang
dipimpin oleh Bapak H. Heru Sumarsono, S.Pd. Banyak prestasi
telah ditorehkan para siswa sejak bernama SMP N Condongcatur
sampai dengan SMP N 1 Depok saat ini, hal itu bisa kita lihat
bersama deretan trophy penghargaan yang terpajang di hall depan.
16
Tampak deretan penghargaan tersebut dari yang paling tua sampai
koleksi terbaru. Hal ini membuktikan bahwa SMP N 1 Depok sudah
banyak meraih prestasi yang membanggakan. Di bidang akademik
prestasi di tingkat Kabupaten Sleman adalah menjadi Sekolah
Andalan pada tahun 2003, dan di tingkat Nasional menjadi Sekolah
Standar Nasional sejak tahun 2008.
2. Struktur Organisasi Sekolah
3. Alamat Sekolah
SMP Negeri 1 Depok beralamatkan di Sonokeling No. 5 Gejayan
Condongcatur Sleman Yogyakarta, Kode pos 55283, Nomor
telepon (0274) 881738.
4. Sarana dan Prasarana
17
Sarana dan prasarana Proses Belajar Mengajar SMP Negeri 1
Depok dalam keadaan baik, selain itu juga mempunyai lahan yang
tidak begitu luas. Secara umum kondisi fisik SMP Negeri 1 Depok
dalam keadaan baik.
SMP Negeri 1 Depok memiliki 18 ruangan kelas yang terdiri dari 6
ruangan kelas VII , ruangan kelas VIII dan ruangan kelas IX.
Masing- masing kelas memiliki kurang lebih 32 siswa, sehingga
SMP Negeri 1 Depok kurang lebih memiliki siswa sebanyak 576
siswa. Selain ruangan kelas, SMP Negeri 1 Depok juga memiliki
ruangan kepala sekolah, ruangan guru, ruangan TU, ruangan
perpustakaan, ruang pertemuan, laboratorium fisika, laboratorium
biologi, laboratorium computer, laboratorium bahasa, ruangan BK,
Sprot Hall, raungan piket, kantin, koprasi siswa, mushola, tempat
parker, WC guru dan WC siswa, selain itu juga terdapat lapangan
yang tidak begitu luas yang biasanya digunakan untuk bermain
sepak bola, bola basket, kegitan olah raga serta upacara bendera.
5. Pelaksanaan Kurikulum
a. Meningkatkan prestasi bidang akademik
b. Meningkatkan prestasi bidang non akademik
c. Meningkatkan jumlah prosentase kelulusan
d. Menigkatkan jumlah prosentase siswa melanjutkan studi
e. Mengembangkan dokumen 1 KTSP
f. Mengembangkan silabus
g. Mengembangkan RPP
h. Mengembangkan bahan ajar yang berupa modul, diktat maupun
buku
i. Mengembangkan Panduan Pembelajaran
j. Mengembangkan Panduan Evaluasi Hasil Belajar
k. Pemenuhan persiapan pembelajaran
l. Pemenuhan persyaratan pembelajaran
m. Meningkatkan pelaksanaan pembelajaran
n. Meningkatkan pelaksanaan penilaian pembelajaran
Meningkatkan pengawasan proses pembelajaran
18
6. Pembinaan Kesiswaan
7. Kegiatan Ekstrakulikuler
Ekstrakulikuler di SMP Negeri 1 Depok diantaranya:
a. Pramuka
b. Qiroah
c. KIR
d. Mading
e. IEC
f. Desain Grafis
g. Seni Musik
h. Seni Tari
i. Basket
j. Bulutangkis
k. Volly
8. Kebijakan dan Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling
Layanan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 1 Depok
memiliki kualitas yang baik, profesional dalam bidangnya,
diantaranya sebagai berikut :
a. Koordinataor BK
b. Guru BK
Nama Lengkap : Supardal, S.Pd
NIP : 19561003 197901 1 002
Tempat, Tanggal Lahir :
Pangkat/Golongan :
19
Masa Kerja :
Sertifikasi Mapel :
Mata Pelajaran :
Agama : Islam
Jumlah Jam Mengajar :
Kelas yang diampuh :
c. Guru BK
Pangkat/Golongan :
Masa Kerja :
Sertifikasi Mapel :
Agama : Islam
d. Guru BK
Pangkat/Golongan :
Masa Kerja :
20
Agama : Islam
21
BAB III
KEGIATAN PPL BK
22
a. DCM
DCM merupakan seperangkat daftar pertanyaan
kemungkinan masalah yang disusun untuk meransang atau
memancing pengutaraan masalah, yang pernah atau sedang
dialami seorang individu (Gantina Komalasari, dkk. 2011-115)
Langkah pengadministrasian dalam DCM diantaranya sebagai
berikut:
1) Perencanaan
a) Menetapkan waktu, sasaran dan jumlah peserta yang
akan mendapat asesmen. Kegiatan asessmen yang
dilaksanakan mahasiswa dilaksanakan mulai tanggal 26
Juli 2013 . Asessmen diberikan kepada seluruh
siswa,VIIIF
b) Menyiapkan lembar asessment DCM sesuai jumlah
peserta didik di masing-masing kelas. Mahasiswa PPL
menyediakan 35 lembar asessmen untuk digunakan
secara bergantian di tiap kelas
c) Menyiapkan lembar DCM sesuai jumlah siswa.
Mahasiswa PPL menyediakan lembar jawab sebanyak 32
lembar untuk pelaksanaannya.
d) Menyiapkan ruangan dengan situasi tenang,
pencahayaan yang baik dan kondusif untuk digunakan
2) Pelaksanaan
a) Memberikan verbal setting sebelum mulai (menjelaskan
tujuan, manfaat dan kerahasiaan)
b) Meminta individu menyiapkan alat tulis
c) Member lembar asessmen dan lembar jawab DCM
d) Memberi instruksi cara pengerjaan DCM
e) Memberikan instruksi bahwa waktu pengerjaan DCM
dibatasi sampai tanda bel pergantian pelajaran
f) Melakukan pemeriksaan ketepatan peserta didik dalam
mengisi DCM
g) Mengumpulkan hasil pengisian DCM
3) Pengolahan hasil
23
Mahasiswa PPL melakukan pengolahan hasil DCM dengan
melakukan penghitungan secara kuantitatif menggunakan
format tabulasi pengolahan dan rumus yang telah ditetapkan.
Hasil dari DCM digunakan untuk penyusunan program
kerja.
b. Sosiometri
Sosiometri adalah suatu metode untuk mengumpulkan data
tentang pola dan struktur hubungan antara individu-individu
dalam kelompok. Metode ini mula-mula dikembangkan oleh
Moreno an Jenning. Metode ini didasarkan atas postulat-postulat
bahwa kelompok mempunyai struktur yang terdiri dari hubungan-
hubungan interpersonal yang kompleks. Hubungan-hubungan ini
dapat diukur secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Posisi
tiap-tiap individu dalam struktur kelompoknya dan hubungannya
yang wajar dengan individu yang lain dapat diukur dengan
metode ini. ( Wayan Nur Kencana, 1993 )
Langkah pengadministrasian sosiometri ialah sebagai berikut:
1) Persiapan
a) Menentukan kelompok peserta didik yang akan diukur.
Dalam pelaksanaannya, asessmen sosiometri diberikan
kepada beberapa kelas diantaranya kelas VII F, VIII F,
IX A, IX F
b) Mempersiapkan angket sosiometri. Angket sosiometri
yang diberikan bertujuan untuk mengetahui teman belajar
kelompok yang disenagi.
2) Pelaksanaan
a) Memberikan verbal setting sebelum mulai (menjelaskan
tujuan, manfaat dan kerahasiaan)
b) Meminta individu menyiapkan alat tulis
c) Membagikan angket sosiometri
d) Memberi instruksi cara pengerjaan angket sosiometri
e) Melakukan pemeriksaan apakah sudah benar
pengisisannya
f) Mengumpulkan hasil pengisian angket sosiometri
24
3) Pengolahan dan analisis hasil
Pengelolaan sosiometri dilaksanakan dengan melakukan
pemeriksaan kelengkapan hasil angket, kemudian dianalisis
secara manual dengan menggunakan table tabulasi yang sudah
ada diprogramkan.
c. Inventori Tugas Perkembangan (ITP)
d. AUM PTSDL
e. Autobiografi
25
mahasiswa untuk mengembangkan keterampilannya di dalam
kelas. Siswa yang diberikan layanan bimbingan klasikal yaitu
siswa VII F,VIII F, IX A, IX F
Mahasiswa PPL BK UAD, terdiri dari 5 anggota, masing-
masing anggota mengampu kelas yang diberikan oleh guru
pamong masing-masing mahasiswa PPL yang berada di SMP
Negeri 1 Depok. Materi yang diberikan dalam bimbingan
klasikal disesuaikan dengan kebutuhan siswa dalam pemberian
materi layanan bimbingan klasikal yang diberikan kepada siswa
seperti:
1) Rasa Syukur
2) Motivasi Belajar
3) Komunikasi yang efektif ( games kata berantai)
4) Kerja sama ( games injak koran)
5) Imajinasi
6)
26
1) Kondisi siswa tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh
praktikan.
2) Waktu pemberian bimbingan klasikal pada jam terakhir
membuat pelaksanaan bimbingan klasikal di beberapa kelas
kurang efektif.
3) Kondisis siswa yang kurang dapat terkendali membuat
praktikan menjadi binggung.
b. Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling
yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-
sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan
baru dari narasumber tertentu (terutama dari guru pembimbing)
dan membahas secara bersama-sama pokok bahasan tertentu
yang berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupan
sehari-hari dan untuk perkembangan dirinya sebagai individu
maupun sebagai pelajar, dan untuk pertimbangan dalam
pengambilan keputusan dan tindakan tertentu”.
1) Tujuan umum
Secara umum bimbingan kelompok bertujuan untuk
membantu siswa yang mengalami masalah
melalui prosedur kelompok. Suasana yang berkembang
dalam bimbingan kelompok itu dapat merupakan wahana di
mana masing-masing murid dapat memanfaatkan informasi,
tanggapan dan berbagai reaksi teman-temannya untuk
kepentingan pemecahan masalah-masalah yang
dihadapinya.
Di samping untuk kepentingan masalah, bimbingan
kelompok juga bertujuan mengembangkan pribadi masing-
masing anggota kelompok, pengembangan pribadi itu akan
diperoleh anggota kelompok melalui berbagai suasana yang
muncul dalam kegiatan itu baik suasana yang
27
menyenangkan ataupun suasana yang tidak menyenangkan
(Nurihsan: 2005)
2) Tujuan khusus
Secara khusus bimbingan kelompok bertujuan untuk:
a) Melatih murid-murid untuk berani mengemukakan
pendapat dihadapan teman-temannya, yang pada
gilirannya dapat di manfaatkan untuk ruang lingkup
yang lebih besar seperti berbicara dihadapan orang
banyak, di forum-forum resmi dan sebagainya.
b) Melatih murid-murid untuk dapat bersikap terbuka
dalam kelompok.
c) Melatih murid-murid untuk dapat mengendalikan diri
dalam kegiatan kelompok.
d) Melatih murid-murid untuk dapat bertenggang rasa
dengan orang lain.
e) Melatih murid-murid untuk memperoleh keterampilan
sosial.
f) Membantu murid-murid untuk memahami dan
mengenali dirinya dalam berhubungan dengan orang
lain.
28
memiliki dinamika yang baik, setiap anggota aktif
menyampaikan pendapatnya. Dalam bimbingan kelompok
yang dilakukan, anggota kelompok menyampaikan hal yang
membuat mereka bisa bagus dan mampu mengalahkan teman-
teman mereka sehingga mereka mampu berprestasi dengan
baik, ternyata mereka memilki trik belajar yang bagus,
sehingga mereka mempunyai prestasi yang bagus.
29
Pelaksanaan bimbingan kelompok dalam kegiatan PPL
dilaksanakan mulai pada bulan September 2013. Konseling
dilaksanakan dalam tiga sesi pertemuan dengan konseli.
Konseling pertama dilaksanakan tanggal
Masalah yang dihadapi konseli merupakan masalah yang cukup
kompleks dan memerlukan waktu yang cukup lama untuk
menyelesaikannya, sehingga dikarenakan keterbatasan waktu
yang dimiliki mahasiswa serta masalah yang dialami terlalu
berat, masalah yang dialami konseli akan dialih tangan
kasuskan kepada guru BK. Selain itu keterbatasan ruangan yang
tidak dimilki oleh sekolah sehingga mengakibatkan kurang
maksimal siswa dalam melakukan konseling individu.
e. Konsultasi, Koordinasi Manajemen dan kolaborasi dalam
rangka pengembangan dukungan system
Dukungan system merupakan aktivitas pengelolaan yang
memantapkan, memelihara, dan meningkatkan seluruh program
BK di sekolah. Konselor sekolah menggunakan kepemimpinan
dan keterampilan penasihatannya untuk meningkatkan
perubahan secara sistematis dengan memberikan kontribusi
dalam pengembangan profesional BK, konsultasi, kolaborasi,
pembentukan tim BK, pengelolaan dan pengoperasian program
BK. Manajemen program dalam dukungan system diantaranya
kesepakatan manajemen, keterlibatan stakeholder, manajemen
data, rencana kegiatan, pengaturan waktu, kalender kegiatan,
jadwal kegiatan, anggaran, fasilitas, pengendalian, organisasi
dan personel.
Dukungan sistem yang dilaksanakan mahasiswa PPL dari
bulan Juli sampai dengan Oktober 2013 diantaranya adalah
konsultasi dengan guru BK dalam setiap kegiatan yang akan
diberikan. Guru BK di SMP Negeri 1 Depok banyak
memberikan masukan dalam setiap layanan yang diberikan.
Praktikan. Kegiatan partisipasi dalam kegiatan ekstrakulikuler
dalam dan program sekolah lainya
a. Upacara bendera
30
Setiap hari Senin mahasiswa PPL Universitas Ahmad Dahlan
mengikuti upacara bendera bersama Guru di SMP Negeri 1
Depok.
b. Piket interternal sekolah
Piket internal sekolah merupakan kegiatan praktek persekolah.
Dimana piket tersebut praktikan merekap absen yang diberikan
siswa kepada guru piket selain itu mahasiswa juga memencet
bel pergantian pelajaran.
Piket internal sekolah merupakan kegiatan praktek persekolah.
Piket perpustakaan hanya dilakukan beberapa kali selama
kegiatan PPL. Di awal masuk, mahasiswa PPL yang
melaksanakan piket perpustakaan bertugas untuk memberi
sampul pada buku serta membantu merapikan buku.
c. Mengisi acara ramadhan
d. Mengawasi TKM (Tes Kendali Mutu)
e. Menyambut kedatangan orang tua/ wali siswa kelas VII dan
kelas IX
4. Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling
Program bimbingan dan konseling tidak dapat terlaksana secara
keseluruhan. Beberapa layanan seperti Home visit, Konfrensi kasus,
Referral, Peer Caunseling
5. Deskripsi beberapa masalah penelitian bimbingan dan konseling
Keterkaitan penelitian yang dilakukan untuk calaon sarjana kiranya
belum ada yang meenganai bimbingan dan konseling, yang ada di
SMP Negeri 1 Depok.
B. Analisis Dan Refleksi
1. Hambatan yang dialami selama di lapangan
a. Sikap mahasiswa yang kurang percaya diri untuk
melakasanakan beberapa program
b. Beberapa konflik internal dalam kelompok.
c. Penegrjaan media yang lambat
2. Penilaian terhadap diri sendiri dalam konteks kompetensi yang harus
dicapai
31
Prkatikan masih banyak harus belajar untuk mampu menguasi kelas
dan mampu mengkondisikan kelas, serta menghilangkan rasa kurang
Percaya diri yang masih menghinggapi. Dengan hal tersebut
mahsiswa harus banyak belajar setlah PPl ini Praktikan banyak
mengtahui hal-hal baru yang didaptkan.
32
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. SARAN - SARAN
33
DAFTAR PUSTAKA
34
LAMPIRAN
35