Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Siti Partini Suardiman, S.U.
Dr. Dody Hartanto, S.Pd, M.Pd
Oleh:
Nama : Nurlia Meilani
NIM : 2208056001
Dalam kehidupan manusia pasti sering mengalami masalah, yang pastinya pada saat
mereka ingin menyelesaikan masalahnya sendiri masih belum mampu sehingga mereka
membutuhkan konseling yang nantinya akan dibantu konselor untuk menyelesaikan
masalahnya tersebut. Ada banyak pendekatan atau teori yang dapat digunakan dalam proses
konseling. akan tetapi tidak setiap teori dapat digunakan dalam pemecahan suatu masalah.
Teori yang digunakan dalam proses konseling merupakan teori yang dianggap paling efektif
dalam membantu konseli memecahkan permasalahannya sendiri.
Dalam pelaksanaan konseling konselor tidak akan secara langsung untuk memberikan
saran atau langsung menyelesaikan masalah konseli dengan cepat. Pada proses konseling
konseli lah yang sangat berperan utama, karena dalam menyelesaikan masalahnya,konseli
lah yang menyelesaikannya sendiri dengan dukungan dari konselor.
Salah satu teknik yang dapat digunakan yaitu SFBT (Solution Focus Brief Terapy).
Terapi ini menekankan konselor untuk menjadi mitra sekaligus motivator bagi konseli.
Konseli akan dibantu atau dibimbing agar dapat menemukan berbagai solusi atas masalahnya
tanpa harus bergantung pada konselor setiap saat.
Maka dari itu, SFBT dirasa cocok untuk kemudian digunakan untuk menyelesaikan
permasalahan-permasalahan baik dari yang sederhana hingga yang kompleks. Keberhasilan
dari proses konselng menggunakan pendekatan ini juga ditentukan oleh kemampuan dari
konselor dalam membantu konseli untuk memutuskan tindakan apa yang dapat diambil untuk
pemecahan masalah konseli.
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Bill O’Connel (dalam Stephen Palmer 2011:551 dikutip kembali dalam
buku pendekatan-pendekatan konseling) SFBT adalah bentuk terapi singkat yang
dibangun atas kekuatan konseli dengan cara memunculkan serta mengkontruksikan
solusi pada masalah yang dihadapinya. Dalam terapi ini, dibanding berfokus pada masa
lalu, lebih baik focus pada masa depan. Konselor membantu konseli mengemukakan
keinginannya serta memunculkan kontruksi dari masalah yang dihadapinya. Dalam
konsep SFBT, konseli dianggap manusia sehat yang memiliki kompetensi serta mampu.
Konselor bertugas memicu sesuatu yang mampu memberikan perubahan dalam diri
konseli. Dalam prosesnya, terdapat negosiasi antara konselor dan konseli agar dalam
proses konseling muncul identifikasi dari permasalahan serta tujuan yang ideal.
5. Karaketeristik
Rata-ratanya waktu yang dibutuhkan dalam proses terapi tida hingga delapan sesi, dengan
panjang yang paling umum adalah satu sesi. (Hoyt, 2015). Tujuan utama terapi singkat adalah
membantu klien menyelesaikan masalah secara efisien dan bergerak maju secepat mungkin.
Beberapa ciri khas terapi singkat termasuk yang berikut (Hoyt, 2009, 2011, 2015):
Tugas inti adalah untuk praktisi SFBT untuk belajar bagaimana mengidentifikasi masalah
dengan cepat dan sistematis, menciptakan hubungan kolaboratif dengan klien, dan campur
tangan dengan berbagai metode spesifik. Karena kebanyakan terapi terbatas waktu, terapis
harus belajar untuk mempraktikkan terapi singkat dengan baik (Hoyt, 2011).
Insoo Kim Berg adalah seorang Psikoterapis dari Amerika, Beliau lahir di
Korea pada 25 Juli 1934. Pada mulanya, Insoo Kim Berg bersama dengan suaminya
mendirikan Terapi Keluarga Singkat berletak di Milwauke, Wisconsin. pada tahun
1978. Beliau merupakan pemimpin dalam Praktik SFBT dan telah menyediakan
lokakarya di Amerika, Jepang, Korea Selatan, Australia, Denmark, Inggris dan
Jerman. Diantara buku-buku karya Insoo Kim Berg ialah, Family Based Services: A
Solution-Focused Approach (1994), Working With the Problem Drinker: A Solution-
Focused Approach (Berg & Miller, 1992), and Interviewing for Solutions (De Jong &
Berg, 2013). Bagi rekan-rekan kerjanya Kim Berg adalah sosok yang inspiratif,
rendah hati, dan bergairah. Beliau memiliki komitmen untuk bkerja dan jarang
mengambil cuti, namun beliau tetap menikmati berbagai kegiatan fisik seperti yoga,
berjalan, berkebun dan latihan peregangan. Meninggal pada 10 Januari 2007 di
Milwauke, Wisconsin , Amerika.
Bill O’Hanlon Lahir pada tanggal, 2 Agustus 1952. Berusia 67 tahun. Profesi
sebagai, Psikoterapis, Penulis, Pembicara, seorang musisi (gitar), dan penulis lagu.
Buku karya O’Hanlon diantaranya adalah : Do One Thing Different : Ten Simple
Ways to Change Your Life ; Quick Steps to Revolving Trauma ; The Change Your
Life Book ; Solution-oriented Hypnosis: An Eriksonian Approach, dll.
Michele Weine-Davis Lahir pada tanggal 27 Maret, 1951 di Kota New York,
New York. Amerika. Menempuh pendidikan di Universitas Kansas (1977) , Grinnell
College. (1973). Menikah dengan James Davis pada 19 maret, 1977. Michele Weine-
Davis dikenal sebagai Solution-Focused brief therapy, Divoice Busting. Pekerjaannya
adalah sebagai Pekerja Sosial Klinis Berlisensi, Terapis Perkawinan dan Keluarga,
dan Penulis dalam bidang Terapi Keluarga. Buku karya Michele diantaranya : Divorce
Busting, The Divorce Remedy: The Proven 7-Step Program for Saving Your Marriage
;The Sex-Starved Marrige: A Couple’s Guide to Boosting Their Marriage Libido, dll.
1. Ahli terapi berfokus dan percaya bahwa setiap orang memiliki kemampuan untuk
mendefinisikan tujuan pribadi yang bermanfaat dan mereka juga memiliki
sumberdaya yang berguna untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
2. Setiap tujuan memiliki sifat yang unik bagi masing-masing klien dan dibentuk oleh
klien itu sendiri guna mencapai masa depan yang lebih baik.
3. Ahli terapi berfokus dan berkonsentrasi pada perubahan kecil, realistis, dan dapat
dicapai dengan hasil yang positif.
4. Walter dan Peller (1992) menekankan pada pentingnya membantu klien dalam
menciptakan tujuan yang didefinsikan dengan baik yaitu :
a. Dinyatakan secara positif menurut bahasa bahasa klien
b. Berorientasi pada proses atau aksi
c. Dibentuk pada saat itu juga
d. Dapat dicapai , bersifat kongkrit dan spesifik
e. Dikontrol oleh klien
5. Mengarahkan klien pada kekuatan dan sumberdaya yang dimiliki untuk mengubah
sudut pandang mengenai situasi dan proses mencari solusi dari problematika yang
dihadapi.
6. Tujuan utama dari SFBT adalah membantu klien untuk membuat suatu pergeseran
sikap dan bahasa. Klien akan dibuat membicarakan tentang masalah yang sedang
dihadapi lali merujuk pada solusi apa yang akan diambil. SFBT juga berbicara
bahwa perubahan kecil akan menghasilkan perubahan besar. Klien akan dibuat
berfikir apa yang harus mereka lakukan secara kompeten agar tercapainya tujuan
utama dari terapi.
Sfbt berfokus pada solusi yang terletak pada asumsi bahwa orang dapat
terperosok dalam konflik masa lalu yang belum terselesaikan dan di blokir
ketika fokus pada masalah masa lalu dari pada solusi masa depan. Terapi
singkat yang berfokus pada solusi berbeda dengan menghindari masa lalu
yang mendukung masa kini dan masa depan, terapis fokus pada pemahaman
tentang bagaimana masalah muncul. Tingkah laku perubahan di pandang
sebagai pendekatan yang paling efektif untuk membantu orang dalam
meningkatkan kehidupan mereka. De shazer mengemukakan bahwa tidak
perlu mengetahui menyebabkan masalah untuk menyelesaikannya dan tidak
ada hubungan yang di perlukan antara penyebab masalah dan
solusinya.menilai masalah tidak perlu dilakukan perubahan terjadi. Jika
mengetahui dan memahami masalah, siapa pun dapat mempertimbangkan
lebih dari satu solusi dan apa yang tepat untuk memvalidasi pengalaman klien
dan membiarkan mereka menggambarkan rasa sakit mereka.dalam terapi
singkat ini berfokus pada solusi,klien memilih tujuan yang ingin mereka capai,
sedikit perhatian diberikan pada diagnosis,anamnesis atau menjelajahi
kemunculan masalah.
Konselor membuat konseli tahu harus berbuat apa dalam proses mencari solusi
terhadap masalah yang dialami tanpa harus di dikte oleh konselor. Konseli dibuat
mampu bergerak sendiri tidak selalu bergantung pada konselor.
Selain ada pun peran dan fungsi konselor yang lain :
a. Mengarahkan klien kearah perubahan tanpa menentukan apa yang harus diubah.
b. Terapis berusaha untuk menciptakam hubungan kaloboratif karena keyakinan
mereka bahwa melakukan hal itu dapat membuka berbagai kemungkinan untuk
perubaham sekarang maupun masa depan
c. Terapis menciptakan suasana saling menghormati, dialog, penyelidikan, dan
penegasan dimana klien bebas untuk membuat, mengekplorasi, dan ikut menulis
kisah mereka yang sedang berkembang.
d. Membantu klien membayangkan bagaimana mereka menginginkan sesuatu agar
menjadi berbeda dan apa yang bisa dilakukan dan diperlukan agar perubahan
tersebut berhasil
e. Sebagai mitra
Dalam kegiatan ini, hubungan kaloboratif antara konselor dan konseli harus di
bangun terlebih dahulu. Konselor hendaknya menciptakan hubungan dan suasana
yang baik agar berpengaruh untuk masa depan. Ketika hubungan kaloboratif
sudah tercipta , konselor akan menciptakan suasana saling menghormati, memicu
adanya dialog, pertanyaan , berbagai cerita , dll sehingga konseli merasa nyaman
memiliki mitra seperti konselor tersebut.
f. Sebagai motivator
Konselor berperan sebagai motivator dimana konselor memberi motivasi yang
dapat menumbuhkan semangat di diri konseli dalam mecari solusi dari
masalahnya. Jika sudah ditemukan solusi namun tidak membuahkan hasil, maka
konselor harus terus memberi semangat pada konseli agar konseli dapat mecari
alternatif solusi lain.
Kualitas hubungan antara sang ahli terapi dengan klien adalah fakor
utama yang menentukan hasil dalam terapi SFBT ini, oleh sebab itu
membangun hubungan atau keterlibatan adalah langkah langkah dasar dalam
SFBT. Sikap sang terapis sangant penting dalam efektivitas proses terapi. Hal
ini penting untuk menciptakan rasa percaya sehingga klien akan kembali untuk
sesi lebih lanjut dan menindaklanjuti saran pekerjaan rumah (Corey, 2009).
Sedangkan menurut Murphy (dalam Corey 2009), bahwa proses terapi bekerja
terbaik ketika konseling alamat yang klien lihat penting.
1) Pelanggan (Customer)
Konselor dengan Konseli akan bekerja secara bersama – sama dalam
mengidentifikasi atau memecahkan masalah dan berjalan kearah pencapaian
solusi. Dalam situasi ini konseli akan segera menyadari bahawa konseli
tidak terus bergantung pada konselor, konseli harus menggunakan dirinya
sendiri dalam pencapaian solusi.
2) Pengadu ( Complainant )
Konseli akan menjelaskan masalah kepada konselor tapi tidak mampu
untuk mendapatkan solusi dalam menyelesikan masalahnya. Kebanyaakan
dalam situasi ini akhirnya konseli berharap kepada konselor bahwa yang
seharusnya ada diposisi konseli itu orang lain bukan dirinya sendiri.
3) Pengunjung ( Visitor )
Pada hubungan ini konseli datang ke Konselor bukan karena dirinya sendiri
tapi karena pengaruh dari orang lain seperti mendapat arahan dari orang tua,
teman, pasangan atau lainnya untuk datang kepada konselor. Konseli disini
tidak mempunyai pemikiran bahwa konseli sedang mempunyai masalah dan
juga konseli tidak dapat mengetahui apa saja yang dilakukan dalam
melakukan konseling ini.
Menurut corey 2009, ada 7 teknik yang dilakukan dalam terapi SFBT yaitu:
1) Perubahan Praterapi
Pada tahapan awal ini, konselor hanya berfokus pada konseli dalam
pencapaian solusi yang akan direncanakan. Dengan cara bertanya “ Apa yang telah
anda sejak anda membuat perjanjian yang membuat pebedaan dalam masalah
anda?” dan sebelumnya konseli sudah membuat perjanjian atau komitmen terlebih
dahulu karena dianggap sebagai langkah kecil untu membawa dampak yang positif.
Dengan adanya perjanjian dan pemberian pertanyaan pada konseli, diharapkan
konseli hatinya lebih terdorong lagi untuk berusaha dengan dirinya sendiri bahwa
konseli itu bisa karena dirinya bukan karena orang lan. Dari sinilah agar konseli
tidak terlalu bergantung pada konselor untuk menyelesaikan masalahnya.
2) Pertanyaan Pengecualian
SFBT ini didasarkan pada suatu ide dimana ada masa atau waktu dalam
kehidupan manusia mempunyai masa yang tidak mengalami permasalahan.
Waktu tersebut disebut dengan pengecualian dan menampilkan berita yang
berbeda. (Bateson, 1992). Untuk menempatkan konseli dalam masa tersebut
konselor melakukan suatu cara pengecualian dengan menempatkan konseli
berada pada masa lalunya dengan pengalaman yang konseli miliki di masa dahulu
dimana masa itu konseli berada dalam keadaan yang tidak mempunyai masalah
hal tersebut bisa dinamakan pengecualian dalam keadaan itu. Konselor bisa juga
dengan bertanya kepada konseli dengan mengarahkan suatu pertanyaan yang
menghasilkan jawaban bahwa konseli itu berada pada keadaan yang bahagia,
seperti bertanya “apa yg membuatmu bahagia dimasa dulu?” nah dengan
mengajak konseli untuk mengingat masanya dulu bisa membantu konseli berpikir
bahwa “saya dulu itu bahagia maka sekarang saya juga bisa bahagia.”
3) Pertanyaan Keajaiban
4) Pertanyaan Skala
Dalam sesi ini konseli akan diarahkan konselor untuk selalu optimis dalam masa
depannya bahwa masalah yang dihadapi konseli tidak akan terjadi lagi.
7) Penghentian
Dalam hal ini jika konseli telah mendapatkan solusi yang memuaskan konseli,
maka hubungan ini akan diberhentikan atau diakhiri. Jika masih belum konselor
masih akan memantau perkembangan koseli, sampai konseli mendapatkan
perubahan yang baik untuk dimasa depannya.
2.8 Aplikasi dan teknik dalam SFBT terhadap kasus Stan dan Gwen
Dia memberi tahu saya bahwa dia memiliki sedikit kepercayaan untuk
mengetahui bagaimana melanjutkan hidupnya, terutama karena dia sering
"mengacaukan". Saya sadar bahwa dia ragu-ragu ketika harus mengambil peran
sebagai mitra senior. Namun, saya bekerja untuk mengungkap proses terapeutik dan
membangun hubungan kolaboratif, menyampaikan kepada Stan bahwa dia
bertanggung jawab atas arah yang akan diambil oleh terapinya. Saya juga berjanji
untuk mengeksplorasi efek yang merusak dari keraguan diri dalam hidupnya dan
bagaimana dia berhasil menjalani hidup terlepas dari ini.Segera setelah orientasi
tentang cara kerja terapi ini, saya menanyakan tentang beberapa tujuan spesifik yang
ingin dicapai Stan melalui sesi terapi.
Stan memberikan tanda-tanda yang jelas bahwa dia bersedia dan ingin sekali
berubah. Namun, dia menambahkan bahwa dia menjadi yakin bahwa dia menderita
harga diri yang rendah. Saat dia bercerita lebih banyak tentang bagaimana keraguan
diri melumpuhkannya secara teratur dan mengarah pada evaluasi negatif tentang
dirinya sendiri sebagai "kacau", saya mulai mengeksternalisasi gagasan keraguan diri
dan bertanya. kedalam sejarah penampilan mereka dalam hidupnya. Saya juga
dengan hati-hati memetakan efek dari keraguan diri dalam hidupnya.
"Apa yang berbeda dengan konteks atau waktu ketika Anda tidak mengalami
keraguan diri?" Stan mampu mengidentifikasi beberapa karakteristik positif :
keberanian, tekad, dan kemauannya untuk mencoba hal-hal baru terlepas dari
keraguan dirinya, dan bakatnya untuk bekerja dengan anak-anak.
Stan tahu apa yang dia inginkan dari terapi dan memiliki tujuan yang jelas: untuk
mencapai tujuan pendidikannya, untuk meningkatkan keyakinannya pada dirinya
sendiri, untuk berhubungan dengan wanita tanpa rasa takut, dan untuk merasakan
lebih banyak kegembiraan daripada kesedihan dan kecemasan. Saya mengundang
Stan untuk berbicara lebih banyak tentang bagaimana dia berhasil mendapatkan
keuntungan yang dia miliki meskipun bergumul dengan masalah keraguan diri.
Saya mengizinkan Stan untuk membagikan ceritanya yang sarat masalah, tetapi
saya tidak terjebak dalam narasi ini. Saya mengundang Stan untuk menganggap
masalahnya sebagai sesuatu yang berada di luar inti kediriannya. Saya membantunya
memperhatikan kekuatan budaya yang telah merekrutnya ke dalam cerita yang tidak
terlalu memikirkan dirinya sendiri. Bahkan selama sesi awal, saya mendorong Stan
untuk memisahkan keberadaannya dari masalahnya dengan mengajukan pertanyaan
yang mengeksternalisasi masalahnya. Meskipun Stan menghadirkan beberapa bidang
masalah yang menjadi perhatiannya,
Saya mengajukan pertanyaan ajaib kepada Stan (teknik berfokus pada solusi) :
"Misalkan keajaiban terjadi saat Anda tidur malam ini. Ketika Anda bangun besok,
masalah yang Anda sebutkan adalah Apakah tanda-tanda bagi Anda bahwa
keajaiban ini benar-benar terjadi dan masalah Anda terpecahkan? Bagaimana hidup
Anda akan berbeda?"
Dengan intervensi ini, saya mengalihkan fokus dari berbicara tentang masalah
untuk berbicara tentang solusi. Saya menjelaskan kepada Stan bahwa sebagian besar
terapinya akan berurusan dengan menemukan solusi saat ini dan masa depan
daripada memikirkan masalah masa lalu. Bersama-sama kami terlibat dalam
percakapan yang menampilkan pembicaraan perubahan daripada pembicaraan
masalah.
Ketika saya meminta Stan untuk memberi nama pada masalahnya, dia akhirnya
muncul dengan "Nonaktifkan depresi!" Dia kemudian menceritakan bagaimana
depresinya membuat dia tidak berfungsi seperti yang dia inginkan di banyak bidang
kehidupannya.
Tentu saja, saya menjelaskan secara singkat kepadanya apa yang saya lakukan
dengan menggunakan bahasa eksternal, jangan sampai dia menganggap ini cara yang
aneh untuk menasihati. Saya berbicara lebih banyak tentang keuntungan terlibat
dalam percakapan eksternal. Saya juga berbicara dengan Stan tentang pentingnya
memetakan efek masalah dalam hidupnya. Proses ini meliputi penjajakan sudah
berapa lama masalah itu ada, sejauh mana masalah itu mempengaruhi berbagai aspek
kehidupannya, dan seberapa dalam masalah itu terus mempengaruhi dirinya. Saat
sesi berlangsung, ada upaya kolaboratif yang bertujuan untuk menyelidiki
bagaimana masalah tersebut telah menjadi pengaruh yang mengganggu,
mendominasi, dan mengecilkan hati.
Stan datang untuk melihat ceritanya dari perspektif yang berbeda. Saya terus
berbicara dengan Stan tentang saat-saat ketika dia tidak dikuasai atau putus asa oleh
depresi dan kecemasan dan terus mencari pengecualian untuk pengalaman
bermasalah ini. Stan dan saya berpartisipasi dalam percakapan tentang hasil yang
unik, atau saat-saat ketika dia menunjukkan keberanian dan kegigihan dalam
menghadapi peristiwa yang mengecilkan hati.
Beberapa dari "momen gemerlap" ini termasuk prestasi Stan di perguruan tinggi,
kerja sukarela dengan anak-anak, kemajuan dalam mengekang kecenderungannya
untuk menyalahgunakan alkohol, kesediaan untuk menantang ketakutannya dan
berkenalan baru, berbicara kembali ke pesan internal yang mengalahkan diri sendiri,
prestasi dalam mengamankan pekerjaan, dan kesediaannya untuk menciptakan visi
masa depan yang produktif.
Dengan bantuan saya, Stan mengumpulkan bukti dari masa lalunya untuk
memperkuat pandangan baru tentang dirinya sebagai orang yang cukup kompeten
untuk melepaskan diri dari dominasi cerita bermasalah. Pada fase terapinya ini, Stan
membuat keputusan untuk membuat narasi alternatif. Beberapa sesi dikhususkan
untuk menulis ulang cerita Stan dengan cara yang hidup, kreatif, dan penuh warna.
Seiring dengan proses pembuatan cerita alternatif, saya mengeksplorasi dengan Stan
kemungkinan merekrut penonton yang akan memperkuat perubahan positifnya.
Saya bertanya, "Siapa yang Anda kenal yang paling tidak terkejut mendengar
perubahan Anda baru-baru ini, dan apa yang diketahui orang ini tentang Anda yang
akan membuatnya tidak begitu terkejut?" Stan mengidentifikasi salah satu guru
awalnya yang menjadi mentor baginya dan yang percaya padanya ketika Stan
memiliki sedikit kepercayaan pada dirinya sendiri. Beberapa waktu terapi
dikhususkan untuk membahas bagaimana cerita baru berakar hanya jika ada
penonton yang mengapresiasinya.
Setelah lima sesi terapi, Stan mengungkit soal pemutusan hubungan kerja. Pada
sesi keenam dan terakhir, saya memperkenalkan pertanyaan penskalaan, meminta
Stan untuk menilai tingkat peningkatannya pada serangkaian masalah yang kami
jelajahi dalam beberapa minggu terakhir. Pada skala nol hingga 10, Stan
mengurutkan bagaimana dia melihat dirinya sendiri sebelum sesi pertamanya dan
bagaimana dia melihat dirinya hari ini pada berbagai dimensi tertentu (teknik
penskalaan). Kami juga berbicara tentang tujuan Stan untuk masa depannya dan
perbaikan seperti apa yang perlu dia lakukan untuk mencapai apa yang dia inginkan.
Saya kemudian memberi Stan surat yang saya tulis yang meringkas cerita masalah
dan efeknya dan juga cerita tandingan yang telah kami kembangkan dalam terapi.
Dalam surat naratif saya, saya menggambarkan tekad dan kerja sama Stan dengan
kata-katanya sendiri dan mendorongnya untuk mengedarkan berita tentang perbedaan
yang dia bawa dalam hidupnya. Saya juga mengajukan beberapa pertanyaan yang
mengajaknya untuk mengembangkan cerita baru tentang identitas secara lebih utuh.
Gwen: Sepertinya saya tidak bisa mengatasi tekanan dari tugas baru ini.
Terapis: Pada skala nol hingga 10, di mana nol adalah tanpa tekanan dan
10 adalah tekanan ekstrem. Di manakah perasaan tertekan Anda berada
pada skala?
Gwen : 8! Saya seharusnya diam saja dan tidak mengambil proyek baru.
Saya selalu melakukan ini pada diri saya sendiri.
Saya berharap saya bisa memulai dari awal dan tidak mengambil terlalu banyak.
Saya kehilangan waktu dengan keluarga dan teman-teman saya karena pekerjaan
saya menumpuk begitu tinggi! Saya tidak tahu mengapa saya menciptakan begitu
banyak pekerjaan untuk diri saya sendiri. Saya tahu orang-orang di tempat kerja
dapat melihat bahwa saya berada di ujung tanduk. Saya tidak merasa baik
tentang apa pun yang saya lakukan hari ini. Saya tahu saya merusak reputasi saya
karena saya tidak bisa menyelesaikan sesuatu. Saya kehilangan tindakan dalam
hidup saya sendiri.
Terapis: Ceritakan tentang saat-saat ketika Anda tidak merasa seperti ini. Apa
yang kamu lakukan ketika hal-hal diselesaikan yang tidak Anda lakukan
Sekarang?
Saya mendorong Gwen untuk memikirkan saat-saat ketika stresnya tidak terlalu
berlebihan dan apa yang dia lakukan untuk mengelola stresnya dengan lebih baik.
Fokus untuk menemukan kekuatan Gwen ini menempatkan Gwen pada posisi
sebagai ahli dalam hidupnya sendiri. Saya yakin Gwen memiliki kapasitas untuk
menemukan solusi atas tantangannya. Gwen begitu terbiasa dengan ceritanya
tentang kecemasan dan perasaan kewalahan sehingga sulit baginya untuk
mengubah persneling dan mengamati bahwa dia melakukan beberapa hal dengan
baik dalam hidupnya. Intervensi saya ditujukan untuk membantunya melihat
dirinya lebih dari sekadar sangat cemas.
Terapis: Di tengah kesibukan Anda, Anda tetap berkomitmen untuk terapi. Saya
menemukan itu sangat mengesankan mengingat jadwal Anda dan jumlah
kewajiban yang Anda hadapi. Saya bertanya-tanya apa lagi yang mungkin
berjalan baik dalam hidup Anda.
Gwen: Saya tiba di tempat kerja tepat waktu, dan rasanya cukup menyenangkan.
Juga, saya meluangkan waktu untuk pelajaran berenang meskipun saya stres
karena menyelesaikan proyek saya. Saya harus mengatakan bahwa saya merasa
jauh lebih baik sesudahnya.
Terapis: Jika Anda memiliki tongkat ajaib dan dapat memecahkan masalah Anda
hari ini, bagaimana Anda tahu bahwa masalah itu telah terpecahkan? [Pertanyaan
ajaib]
Gwen: Saya akan tahu itu terselesaikan jika saya tidak sakit perut, tidak
melakukan triple book meeting, tidak memiliki lima proyek sekaligus, merasa
nyaman meluangkan waktu untuk relaksasi, memiliki waktu untuk pergi bersama
teman-teman , dan tidak ada tumpukan kertas di sekitar rumah dan kantor saya
hanya menunggu saya untuk menangani semuanya.
Terapis: Apa yang akan Anda lakukan atau rasakan yang akan berbeda?
Gwen: Saya bisa pulang pada waktu yang wajar setelah bekerja. Saya akan
merasa lebih istirahat. Saya akan memiliki makanan yang sehat dan seimbang,
dan saya akan memiliki lebih banyak waktu berkualitas dengan suami dan anak-
anak saya. Di tempat kerja, saya akan merasa senang dengan proyek yang saya
selesaikan, dan saya akan menolak mengambil terlalu banyak proyek pada waktu
yang bersamaan.
Pertanyaan keajaiban, atau pertanyaan tongkat ajaib seperti yang saya sebut,
adalah cara untuk membantu Gwen memproyeksikan ke masa depan ke
kehidupan yang ingin dia alami. Saya menekankan bahwa melakukan satu hal
secara berbeda dapat menjadi langkah penting dalam menemukan solusi.
Terapis: Saya mengundang Anda untuk merobek kanvas kecemasan Anda dan
membuat potret ketenangan baru dalam hidup Anda dengan melakukan satu hal
secara berbeda. Menurut Anda, apa yang dapat Anda ubah minggu ini?
Gwen: Saya akan memulai hari saya dengan doa dan beberapa latihan peregangan
untuk membantu saya rileks dan mengurangi tingkat stres saya. Dan saya pikir
sudah waktunya untuk mengundurkan diri dari salah satu komite yang saya ikuti
sekarang.
Terapis: Itu adalah pilihan bagus yang Anda buat. Saya berharap untuk
mendengar bagaimana Anda melakukannya ketika kita bertemu minggu depan.
Saya memuji Gwen atas kemajuan yang dia buat, dan di sesi berikutnya
saya akan menindaklanjuti pekerjaan rumahnya. Saya berharap Gwen akan
menemukan bahwa jawaban yang dia cari ada di dalam dirinya sendiri.
B. Pertanyaan untuk Refleksi
Intervensi apa yang membantu Gwen mulai lebih memikirkan sumber
daya dan kekuatannya daripada masalah-masalahnya?
Apa pendapat Anda tentang penerapan pertanyaan ajaib dengan Gwen?
Langkah apa yang diambil Gwen sebagai hasil dari jawabannya?
Jika Anda sedang menasihati Gwen dan dia tidak dapat mengingat kapan
masalahnya tidak ada, bagaimana Anda akan bergerak maju
bersamanya?
PENUTUP