Anda di halaman 1dari 13

SOLUTION-FOCUSED BRIEF THERAPY (SFBT)

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah konseling ekspresif & post modern

Disusun Oleh:

Nadhifa Fatisyah 04020321069

Nirmalayanti 04020321072

M. Ilham Hanafi 04020321091

Dosen Pengampu:

Dr. Agus Santoso, S.Ag., M.Pd.

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan Rahmat dan
KaruniaNya yang berupa iman dan kesehatan akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi kita Nabi akhiruz zaman
yakni Rasulullah SAW. Semoga kelak syafaatnya bisa mengalir pada kita semua. Makalah
dengan judul "Appraisal Non-Tes:(Autobiografi, Kartu Pribadi, Kunjungan Rumah)." dibuat
untuk melengkapi tugas mata kuliah Appraisal Konseling.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Agus Santoso, S.Ag., M.Pd., selaku
dosen mata kuliah konseling ekspresif dan post modern. Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah wawasan terkait "Solution-Focused Brief Therapy” Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Dengan kerendahan hati, kami memohon maaf apabila ada kesalahan dalam proses
pembuatan makalah ini. Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga makalah ini dapat
bermanfaat.

Warrahmatullahi Wr.wb

Surabaya, 16 Mei 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... 3
BAB I ................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ........................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................. 5
C. Tujuan...................................................................................................................................... 5
BAB II .................................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN .................................................................................................................................. 6
A. Sejarah & Pandangan SFBT Tentang Manusia .................................................................. 6
B. Tujuan SFBT ........................................................................................................................... 7
B. Peran Konselor Dalam SFBT ................................................................................................. 8
BAB III .............................................................................................................................................. 11
PENUTUP ......................................................................................................................................... 11
A. Kesimpulan ............................................................................................................................ 11
B. Saran ...................................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 12

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dasar pemikiran tentang adanya bimbingan dan konseling adalah mengenai
sebuah upaya dalam memfasilitasi individu dengan masalahnya supaya konseli
mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas
perkembangan yang mencakup aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan
spiritualitas. Pada intinya bimbingan dan konseling memiliki dasar keberhasilan
yang terletak pada efisiensi proses bimbingan dan konseling, terlebih jika
keberhasilan bimbingan dan konseling dapat membuat perubahan pada konseli
dalam jangka panjang. Untuk itu diperlukan model bimbingan dan konseling yang
efektif, baik dari segi pendekatan, teknik, maupun profesionalitas
konselor.Sedangkan bimbingan dan konseling yang menarik adalah dapat
terbentuknya hubungan kolaboratif dan afektif antara konselor dengan konseli,

4
sehingga dalam porses bimbingan dan konselingnya pun menjadi lebih
menyenangkan dan cenderung tidak menegangkan bagi konseli.
Konseling merupakan upaya membantu individu melalui proses interaksi
yang bersifat pribadi antara konselor dengan konseli supaya konseli mampu
memahami diri serta lingkungannya, maupun menentukan tujuan berdasarkan nilai
yang konseli yakini dan membuat konseli efektif perilakunya.3Demikian dalam
praktiknya konseling memiliki pendekatan yang dapat digunakan oleh konselor
dalam membantu konseli mengembangkan potensinya. Maka dari itu konseling
bukan hanya proses pemberian bantuan akan tetapi pemberian bantuan dengan
menggunakan beberapa pendekatan dalam membentuk hubungan yang kolaboratif
dan afektif antara koselor dan konseli.
Secara praksis bimbingan dan konseling sendiri memiliki beberapa model
konseling, diantaranya yaitu model pendekatan kontemporer.Salah satu
pendekatan kontemporer tersebut adalah SFBT (Solution Focused Brief
Therapy).Pendekatan SFBT yang dinilai mampu mencerminkan beberapa
gagasann dasar tentang perubahan, interaksi, dan pencapaian tujuan. SFBT
berpandanga bahwa individu memiliki sumber daya yang diperlukan dalam
menyelesaikan masalahnya sehingga individu dinilai berpotensi untuk menentukan
tujuan hidupnya sendiri.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah Solution-Focused Brief Therapy (SFBT) ?
2. Apa tujuan SFBT?
3. Bagaimana peran konselor dalam SFBT?

C. Tujuan
1. Mengetahui sejarah Solution-Focused Brief Therapy (SFBT)!
2. Mengetahui tujuan SFBT!
3. Mengetahui peran konselor dalam SFBT!

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah & Pandangan SFBT Tentang Manusia


SFBT atau Solution Focus Brief Therapy adalah salah satu pendekatan dalam
konseling yang fokusnya berada pada solusi permasalahan klien. Karena berfokus pada
bagaimana permasalahan klien dapat diatasi, maka pendekatan ini kurang
memperhatikan masa lalu klien dan tidak peduli bagaimana masalah itu muncul.
Pendekatan SFBT hanya membutuhkan waktu yang singkat sehingga efektif untuk
memecahkan permasalahan klien.1
Pendekatan SFBT disebut juga sebagai terapi konstruktivis dan ada pula yang
menyebut pendekatan ini sebagai Terapi Berfokus Terapi. Sebenarnya, SFBT sendiri
merupakan salah satu pendekatan konseling yang dipengaruhi oleh pemikiran
postmodern. Secara filosofis, pendekatan SFBT didasari oleh suatu pandangan bahwa

1
Lilis, “Implementasi Konstruktivisme dalam Praktik Layanan Bimbingan dan Konseling”, Jurnal Pendidikan dan
Konseling, Vol. 4, No. 6 Tahun, 2022, hal. 655.

6
kebenaran atau realitas bukanlah sesuatu yang bersifat absolut, tetapi realitas dan
kebenaran itu dapat dikonstruksikan.
Dalam sejarah munculnya pendekatan SFBT, banyak tokoh-tokoh terdahulu
yang berkontribusi dan memberikan sumbangsihnya terhadap perkembangan
pendekatan SFBT sekitar tahun 1980 hingga 1990-an. Tokoh-tokoh yang berperan
tersebut yaitu Steve de Shazer, Bil O’Hanlon, Michele Weiner-Davis, dan Inso Kim
Berg. Steve de Shazer dan Inso Kim Berg mengembangkan terapi yang dikenal dengan
solution-focused brief therapy. Sementara itu, de Shazer merupakan orang pertama
yang menggunakan teknik miracle question. De Shazer, Berg, dan rekan-rekannya juga
menggunakan pohon keputusan (decision tree) untuk menentukan intervensi apa yang
akan digunakan untuk klien.
Di sisi lain, O’Hanlon dan Weiner-Davis yang telah dipengaruhi oleh
pemikiran-pemikiran de Shazer dan Berg juga berkonsstribusi dengan menemukan
teori konseling yang dikenal dengan solution-oriented brief therapy. Pendekatan
treatment O’Hanlon dan Weiner Davis membantu individu untuk berfokus pada tujuan-
tujuan yang akan datang dan menentukan langkah-langkah yang perlu dilakukan utnuk
mencapai tujuan tersebut. O’Hanlon dan Weiner Davis tidak berfokus pada bagaimana
atau alasan mengapa masalah itu terjadi, mereka lebih berfokus pada bagaimana
masalah tersebut dapat diatasi.2
Pendekatan SFBT berasumsi bahwa setiap manusia memiliki kemampuan untuk
mengkaji dan membuat suatu keputusan solusi dari sebuah masalah sehingga mampu
menyelesaikan masalah yang sedang dihadapinya. Sehingga, kemudian dapat
disimpulkan manusia pada dasarnya bisa untuk lebih berfokus pada solusi sehingga
permasalahan tersebut dapat dihadapi.
Manusia dalam pandangan konselor SFBT merupakan satu-satunya ahli dalam
kehidupannya, sehingga, semua bentuk keputusan yang terbaik selalu berasal dari diri
klien itu sendiri yang kemudian membuat konselor fokus pada the power of question.
Oleh karenanya, konselor akan berusaha mengajak konseli untuk bertransmisi dari
pembahasan masalah dan lebih berfokus pada apa yang konseli inginkan dalam
membangun solusi penyelesaian masalah.

B. Tujuan SFBT
Sasaran terapiutik SFBT adalah merefleksikan beberapa gagasan dasar
tentang perubahan, interaksi, dan tentang bagaimana individu mencapai tujuan.
Prochaska & Norcross berasumsi bahwa SFBT bertujuan pada upaya membantu
konseli dalam menyadari kompetensinya yang selanjutnya menciptakan masa

2
Bambang Dibyo Wiyono, “Konseling Singkat Berfokus Solusi”, diakses dalam web
https://bambangdibyo.wordpress.com/2014/12/13/konseling-singkat-berfokus-solusi-solution-focused-brief-
counseling/, pada 16 may 2023, pukul 21:28.

7
depan yang lebih baik.3 Ketika berbicara tentang SFBT yang telah ada sebelumnya
(konvensional) dengan SFBT Islami adalah terletak pada pada teknik bimbingan
sebagai point utama yang membedakannya.
Dalam SFBT Islami konselor dituntut untuk melaksanakan bimbingan
dengan memasukan unsur-unsur kerohanian (secara Islami) pada setiap tahapan
dan sesi intervensi yang dilakukan. Ini merupakan hal yang pokok dan fundamental
yang wajib dilakukan dalam SFBT Islami. Internalisasi keislaman dalam
bimbingan SFBT bertujuan agar terlebih dahulu konseli bisa kembali menyadari
esensi dirinya sebagai mahkluk Allah SWT yang diwajibkan senantiasa mengingat
dan memohon pertolongan hanya kepadaNya. Tentu tujuan akhirnya adalah untuk
mencari solusi dalam mengatasi permasalahan yang dihadapinya. Terapi yang
singkat dalam SFBT Islami juga merujuk pada bagaimana Islam menjelaskan
esensi pentingnya menghargai dan memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.4

Secara spesifik tujuan pendekatan SFBT antara lain:5

1. mengidentifikasi dan memanfaatkan sepenuhnya kekuatan dan kompetensi


yang dimiliki konseli,
2. membantu konseli dalam mengenali dan membangun pengecualian pada
masalah seperti pada saat konseli telah memikirkan dan merasakan sesuatu
yang mengurangi atau membatasi dampak masalah,
3. menolong konseli berfokus pada hal-hal yang jelas dan spesifik yang
dianggapnya mampu menyelesaikan masalahnya atau solusi.

B. Peran Konselor Dalam SFBT


Dalam pendekatan Solution-Focused Brief Therapy (SFBT) konselor
mempunyai peran sebagai pemandu konseli untuk mengeksplorasi kekuatan-kekuatan
yang dimilikinya dan membangun solusi. Para Konselor Solution-Focused Brief
Therapy (SFBT) menggunakan suatu posisi “tidak mengetahui” sebagai jalan untuk
meletakkan konseli dalam posisi menjadi ahli tentang kehidupan mereka sendiri.
Dengan kata lain konselor menempatkan bahwa dalam konseling ini konselilah orang

3
Gerald, “Theroy and Practice Counseling and Psychotherapy”, Belmont: Thomson Books Cole, 2009, hal. 381.
4
Frendi Fernando, “Efektivitas Solution Focused Brief Therapy (SFBT) Islami Guna Meningkatkan Regulasi Diri
Mahasiswa Yang Mengalami Prokastinasi”, Journal of Innovative Counseling : Theory, Practice & Research,
Vol. 2, No. 2, 2018, hal. 21.
5
Stephen Palmer, “Konseling dan Psikoterapi”, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016, hal.550.

8
yang tahu tentang apa dan bagaimana dirinya yaitu konseli sebagai ahli termasuk
kemungkinan pemecahan masalah yang di hadapinya.6 Ada beberapa peran konselor
terhadap SFBT yaitu;

a. Sebagai Mitra
Sebagai mitra Konselor berusaha untuk menciptakan hubungan
kolaboratif untuk membuka berbagai kemungkinan perubahan masa depan.
Konselor menciptakan iklim saling menghormati, dialog, pertanyaan, dan
penegasan di mana klien bebas untuk menciptakan, mengeksplorasi, dan
menulis cerita-cerita mereka yang berkembang.

b. Sebagai motivator
Bila solusi-solusi yang telah direncanakan oleh konseli belum
membuahkan hasil, maka konselor bertugas untuk menyemangati konseli agar
terus mencoba dengan alternatif solusi lainnya. Terapis singkat berfokus solusi
mengadopsi posisi tidak-tahu untuk menempatkan konseli dalam posisi sebagai
ahli tentang kehidupan mereka sendiri. Model ini melemparkan peran dan
fungsi konselor dalam sudut pandang yang berbeda dari konselor biasanya yang
berorientasi melihat diri mereka sebagai ahli dalam penilaian dan pengobatan.
Menurut Guterman (dalam Corey 2009), konselor memiliki keahlian dalam
proses perubahan, tapi konseli adalah ahli pada apa yang mereka ingin berubah.
Tugas konselor adalah menunjukkan klien dalam arah perubahan tanpa
mendikte apa yang harus berubah. Menurut Walter dan Peller (dalam Corey
2009) pertanyaan yang berguna yakni:
1. "Apa yang Anda inginkan datang ke sini?"
2. "Bagaimana hal itu membuat perbedaan bagi Anda?"
3. "Apa yang menjadi tanda-tanda bagi Anda bahwa perubahan yang Anda
inginkan terjadi?
c. Situasi Hubungan
Kualitas hubungan antara konselor dan konseli merupakan faktor
penentu hasil dari SFBT. Sikap terapis sangat penting untuk efektivitas dari

6
Dewi Pebrianti, Studi Kepustakaan Mengenai Landasan Teori Dan Praktik Solution-Focused Brief Therapy,
Halaman 6, Diakses pada; https://media.neliti.com/media/publications/253187-studi-kepustakaan-mengenai-
landasan-teor-95fec205.pdf

9
proses terapeutik. Hal ini penting untuk menciptakan kepercayaan sehingga
konseli akan kembali untuk sesi selanjutnya dan akan menindaklanjuti saran
pekerjaan rumah. De Shazer menggambarkan tiga jenis hubungan yang dapat
dikembangkan antara konselor dankonseli untuk membangun SFBT:
1. Pelanggan (Customer)
Konseli dan konselor bersama-sama mengidentifikasi masalah dan
bekerja ke arah solusi. Konseli menyadari
bahwa untuk mencapai solusi dan tujuannya, usaha pribadi akan diperlukan.
2. Pengadu (Complainant)
Konseli menjelaskan masalah tetapi tidak mampu atau bersedia untuk
mengasumsikan peran dalam
membangun solusi, percaya bahwa solusi bergantung pada tindakan orang
lain. Dalam situasi ini, konseli umumnya mengharapkan konselor untuk
mengubah orang lain kepada atribut masalah konseli.
3. Pengunjung (Visitor)
Konseli datang ke terapi karena orang lain (pasangan, orangtua, guru,
atau petugas percobaan) berpikir konsel memiliki masalah. Konseli ini
mungkin tidak setuju bahwa dia memiliki masalah dan mungkin tidak dapat
mengidentifikasi apa saja untuk mengeksplorasi dalam terapi.

Ketiga peran hanya titik awal untuk percakapan. Daripada mengkategorikan


konseli, konselor dapat mencerminkan pada jenis hubungan yang berkembang
antara konseli dan dirinya sendiri. Sebagai contoh, konseli (pengadu) yang
cenderung menempatkan penyebab masalah mereka pada orang lain atau orang-
orang dalam kehidupan mereka dapat dibantu dengan intervensi untuk mulai
melihat peran mereka sendiri dalam masalah mereka dan kebutuhan untuk
mengambil langkah-langkah aktif dalam menciptakan solusi. Seorang konseli
(pengunjung) mungkin bersedia untuk bekerja dengan konselor untuk membuat
hubungan (pelanggan) dengan mengeksplorasi apa yang konseli perlu dilakukan
untuk memuaskan orang lain. Awalnya, beberapa konseli akan merasa tidak
berdaya dan kewalahan oleh masalah mereka. Bahkan konseli yang tidak mampu. 7

7
Bambang Dibyo Wiyono, KONSELING BERFOKUS SOLUSI [ SOLUTION FOCUSED BRIEF COUNSELING], 13
desember 2014, Diakses pada; https://bambangdibyo.wordpress.com/2014/12/13/konseling-singkat-berfokus-
solusi-solution-focused-brief-counseling/

10
Konselor juga memiliki peran pencegahan dan pengobatan psikis untuk semua
lapisan lingkungan seperti ligkungan pendidikan, keluarga, sekolah dan masyarakat.
Perkembangan ilmu dan praktik bimbingan dan koseling di Indonesia belum
mengarah kepada bimbingan dan konseling berbasis islam.8

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Konseling merupakan upaya membantu individu melalui proses interaksi
yang bersifat pribadi antara konselor dengan konseli supaya konseli mampu
memahami diri serta lingkungannya, maupun menentukan tujuan berdasarkan nilai
yang konseli yakini dan membuat konseli efektif perilakunya. SFBT atau Solution
Focus Brief Therapy adalah salah satu pendekatan dalam konseling yang fokusnya
berada pada solusi permasalahan klien. Karena berfokus pada bagaimana
permasalahan klien dapat diatasi, maka pendekatan ini kurang memperhatikan
masa lalu klien dan tidak peduli bagaimana masalah itu muncul. Pendekatan SFBT

8
Rena Rostini & Nurjannah, TEORI DAN PENDEKATAN KONSELING SFBT ( SOLUTION FOUSED BRIEF THERAPY)
BERBASIS ISLAM, Vol. 4 No. 1 Januari- Juni 2021 (http://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/Taujih)

11
hanya membutuhkan waktu yang singkat sehingga efektif untuk memecahkan
permasalahan klien.
Secara praksis bimbingan dan konseling sendiri memiliki beberapa model
konseling, diantaranya yaitu model pendekatan kontemporer.Salah satu
pendekatan kontemporer tersebut adalah SFBT (Solution Focused Brief
Therapy).Pendekatan SFBT yang dinilai mampu mencerminkan beberapa
gagasann dasar tentang perubahan, interaksi, dan pencapaian tujuan. SFBT
berpandanga bahwa individu memiliki sumber daya yang diperlukan dalam
menyelesaikan masalahnya sehingga individu dinilai berpotensi untuk menentukan
tujuan hidupnya sendiri.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa tentunya dalam penulisan makalah ini masih jauh
dari kate sempurna. Oleh karenanya, penulis dengan lapang hati menerima kritik
dan saran yang baik dan membangun dari pembaca demi penulisan makalah yang
lebih baik kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Dibyo Wiyono, “Konseling Singkat Berfokus Solusi”, diakses dalam web
https://bambangdibyo.wordpress.com/2014/12/13/konseling-singkat-berfokus-
solusi-solution-focused-brief-counseling/, pada 16 may 2023, pukul 21:28.

Dewi Pebrianti, Studi Kepustakaan Mengenai Landasan Teori Dan Praktik Solution-
Focused Brief Therapy, Halaman 6, Diakses pada;
https://media.neliti.com/media/publications/253187-studi-kepustakaan-
mengenai-landasan-teor-95fec205.pdf.

12
Frendi Fernando. 2018., “Efektivitas Solution Focused Brief Therapy (SFBT) Islami Guna
Meningkatkan Regulasi Diri Mahasiswa Yang Mengalami Prokastinasi”, Journal
of Innovative Counseling : Theory, Practice & Research, Vol. 2, No. 2.

Gerald. 2009., “Theroy and Practice Counseling and Psychotherapy”, Belmont: Thomson
Books Cole.

Lilis. 2022., “Implementasi Konstruktivisme dalam Praktik Layanan Bimbingan dan


Konseling”, Jurnal Pendidikan dan Konseling, Vol. 4, No. 6.
Rena Rostini. 2021., “ Teori Dan Pendekatan Konseling SFBT ( Solution Focused Brief
Therapy) Berbasis Islam”, Vol. 4 No. 1, diakses dalam web (http://jurnal.ar-
raniry.ac.id/index.php/Taujih).
Stephen Palmer. 2016., “Konseling dan Psikoterapi”, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

13

Anda mungkin juga menyukai