Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PENGANTAR KONSELING & PSIKOTERAPI


PERBEDAAN DAN PERSAMAAN TEKNIK KONSELING &
PSIKOTERAPI

DOSEN PENGAMPU : Nazwa Manurung, S.Psi., M.Psi

DISUSUN OLEH :
HELMALIA PUTRI (2040606074)
TASYA NURLAILI (2040606115)
SURIYANTI (2040606113)
MUHAMMAD ALDI (2040606083)
SIHOL MARTUA PASARIBU (2040606111)

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
LOKAL A3
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT, karena kami

dapat menyelesaikan makalah ini. Penyusunan Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas

Pengantar Pengantar Konseling & Psikoterapi mengenai Perbedaan dan Persamaan Pendekatan

pada Konseling dan Psikoterapi. Selain itu tujuan dari penyusunan makalah ini juga untuk

menambah wawasan kami tentang Pengantar Konseling & Psikoterapi secara meluas.

Kami juga mengucapkan terima kasi kepada Ibu Nazwa Manurung, S.Psi., M.Psi

selaku dosen mata kuliah Pengantar Konseling & Psikoterapi kami yang telah membimbing

kami agar dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa Makalah ini sangan jauh

dari kesempurnaan. Oleh karena itu,dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan

saran agar penyusuan Makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu kami mengucapkan

banyak terima kasih dan semoga karya tulis ini bermanfaat bagi para pembaca.

Tana Tidung, 03 Mei 2021


Penulis,

Kelompok 2

PENGANTAR KONSELING & PSIKOTERAPI | ii


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan ............................................................................................................ 2
D. Manfaat .......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 3
A. KONSELING ................................................................................................ 3
a. Definisi Konseling ................................................................................... 3
b. Ciri-ciri Pokok Konseling....................................................................... 3
c. Tujuan Konseling .................................................................................... 4
d. Tahap-tahap Konseling .......................................................................... 5
B. PSIKOTERAPI ............................................................................................. 8
a. Definisi Psikoterapi ................................................................................. 8
b. Ciri-ciri Pokok Psikoterapi .................................................................... 9
c. Tujuan Psikoterapi ................................................................................. 10
d. Tahap-tahap Psikoterapi ........................................................................ 11
C. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN KONSELING DAN PSIKOTERAPI 12
a. Persamaan Konseling & Psikoterapi .................................................... 12
b. Perbedaan Konseling & Psikoterapi ..................................................... 13
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 17
A. Kesimpulan .................................................................................................... 17
B. Saran .............................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 18

PENGANTAR KONSELING & PSIKOTERAPI | iii


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pada zaman yang semakin berkembang ini, sering dihadapkan kepada individu dengan

persoalan-persoalan rumit dan sukar untuk dipecahkan. Seorang individu dalam proses

perkembangannya akan melewati tahap-tahap baik itu dari ukuran fisik atau non-fisik. Masa

melewati tahap-tahap ini terkadang menjadi sebuah problem untuk sebagian individu. Oleh

karenanya mereka membutuhkan bantuan agar dapat lebih memahami dan memecahkan problem

tersebut. Maka muncul sebuah solusi yang kemudian akan sedikit memberikan bantuan berupa

pemberian informasi-informasi kepada individu yang mengalami problem-problem tersebut.

Dalam dunia psikologi, dikenal istilah "konseling" dan "psikoterapi" sebagai bentuk

aktifitas pemberian bantuan psikologis kepada seorang individu yang memerlukannya. Dalam

prakteknya, istilah "konseling" sendiri tidak bisa dilepaskan dengan istilah "psikoterapi". Jika

dilihat eksistensinya, konseling merupakan salah satu bantuan profesional yang sejajar dengan,

misalnya, psikiatris, psikoterapi, kedokteran, dan penyuluhan sosial.

Terdapat banyak persamaan dan perbedaan antara konseling dan psikoterapi. Sehingga,

konseling dan psikoterapi tidak dapat dibedakan secara jelas. Konselor sering kali mempraktikan

sesuatu yang dipandang sebagai psikoterapi oleh psikoterapis. Demikian juga, psikoterapis sering

sekali mempraktikan sesuatu yang dipandang sebagai konseling oleh konselor. Meskipun

demikian, kedua bidang ini tetap berbeda.

Dengan demikian, walaupun pada dasarnya antara konseling dan psikoterapi tentunya

memiliki karakteristik, intensitas dan teknik yang berbeda dalam menangani problem-problem

individu tetapi antara konseling dan psikoterapi memiliki kesamaan dan keterkaitan yang sangat

erat sebagai bagian dari aktifitas pemberian bantuan psikologis kepada seorang klien (individu).

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud konseling dan psikoterapi?

2. Bagaimana persamaan dan perbedaan setiap teknik konseling dengan psikoterapi?

PENGANTAR KONSELING & PSIKOTERAPI | 1


C. Tujuan

1. Untuk mengetahui yang dimaksud konseling dan psikoterapi.

2. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan antara konseling dengan psikoterapi.

D. Manfaat

1. Memberikan informasi mengenai konseling dan psikoterapi.

2. Memberikan informasi mengenai persamaan dan perbedaan antara konseling dengan

psikoterapi.

PENGANTAR KONSELING & PSIKOTERAPI | 2


BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSELING
a. Definisi Konseling
Konseling secara etimologi, berasal dari bahasa latin, yaitu consilium (dengan atau
bersama), yang dirangkai dengan menerima atau memahami. Dalam bahasa Anglo saxon, istilah
konseling berasal dari sellan, yang berarti menyerahkan atau menyampaikan. Selain itu,
Konseling memiliki banyak definisi yang dijumpai dalam berbagai literatur, antara lain :
1. Tolbert, (dalam Prayitno 2004 : 101) : Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan
secara tatap muka antara dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan
kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam
hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan
kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan
potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih
lanjut konseli dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan menemukan
kebutuhan-kebutuhan yang akan datang.
2. Edwin C. Lewis (1970) (dalam Abimanyu dan Manrihu, 1996:9) : Konseling adalah suatu
proses dimana orang yang bermasalah (klien) dibantu secara pribadi untuk merasa dan
berperilaku yang lebih memuaskan melalui interaksi dengan seseorang yang tidak terlibat
(konselor) yang menyediakan informasi dan reaksi-reaksi yang merangsang klien untuk
mengembangkan perilaku-perilaku yang memungkinkannya berhubungan secara lebih
efektif dengan dirinya dan lingkungannya.
3. Palmer dan McMahon (2000) yang dikutip oleh Mc leod (2004) : Konseling bukan hanya
proses pembelajaran individu akan tetapi juga merupakan aktifitas sosial yang memiliki
makna sosial. Orang sering kali menggunakan jasa konseling ketika berada di titik transisi,
seperti dari anak menjadi orang dewasa, menikah ke perceraian, keinginan untuk berobat
dan lain-lain. Konseling juga merupakan persetujuan kultural dalam artian cara untuk
menumbuhkan kemampuan beradaptasi dengan institusi sosial.
4. Pietrofesa, Leonard dan Hoose (1978) yang dikutip oleh Mappiare (2004) : Konseling
merupakan suatu proses dengan adanya seseorang yang dipersiapkan secara profesional
untuk membantu orang lain dalam pemahaman diri pembuatan keputusan dan pemecahan
masalah dari hati ke hati antar manusia dan hasilnya tergantung pada kualitas hubungan.

b. Ciri-ciri Pokok Konseling


1. Konseling menuntut dilaksanakannya oleh seorang konselor yang profesional, kompeten
dalam menangani konflik-konflik, kecemasan-kecemasanatau masalah yang berkaitan
dengan keputusan-keputusan pribadi, sosial, karier dan pendidikan serta ciri-ciri pribadi
yang akan memungkinkannya memahani proses-proses psikologi dan dinamika perilaku
pada diri klien dan konselor, maupun hubungan antar keduanya.

PENGANTAR KONSELING & PSIKOTERAPI | 3


2. Konseling melibatkan dua orang atau lebih yang saling berinteraksi dengan jalan
mengadakan komunikasi langsung maupun tidak langsung mengemukakan dan
memperhatikan dengan seksama isi pembicaraan, gerakan-gerakan isyarat, pandangan
mata dan gerakan-gerakan lain dengan maksud meningkatkan pemahaman kedua belah
pihak yang terlibat dalam interaksi itu.
3. Model interaksi dalam konseling tidak terbatas dalam dimensi verbal saja tetapi juga telah
dikembangkan model interaksi konseling non verbal.
4. Interaksi antar konselor dan klien berlangsung dalam waktu yang relative lama dan terarah
pada pencapaian tujuan.
5. Tujuan dari proses konseling adalah terjadinya perubahan pada tingkah laku klien.
6. Konseling merupakan proses yang dinamis.
7. Konseling didasari atas penerimaan konselor secara wajar tentang diri klien.

c. Tujuan Konseling
Selain tujuan konseling yang tercantum dalam prinsip konseling diatas, ada beberapa ahli
yang mengemukakan tujuan konseling, antara lain :
1. Menurut Willis, konseling adalah upaya bantuan yang diberikan seorang pembimbing
yang terlatih dan berpengalaman, terhadap individu-individu yang membutuhkannya, agar
berkembang potensinya secara optimal, mampu mengatasi masalahnya, dan mampu
menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang selalu berubah. Menurutnya, dalam era
global dan pembangunan saat ini, konseling bukan saja bersifat klinis-psikologis, tapi
harus lebih menekankan pada pengembangan potensi individu yang terkandung didalam
dirinya, baik intelektual, afektif, sosial, emosional, dan religius; menjadikannya sebagai
individu yang akan berkembang dengan nuansa yang lebih bermakna, harmonis, sosial,
dan bermanfaat. Dengan demikian, ada perubahan konsepsional antara pengertian
konseling lama dengan konseling baru, dimana konseling bukan saja bersifat klinis, tapi
juga bersifat preventif dan pengembangan individu.
2. Menurut Prof. Rosjidan, ada tiga kategori yang bisa dicatat dalam hubungannya dengan
tujuan-tujuan sebuah konseling. Tujuan khusus ini meliputi :
• Merubah tingkah laku yang terganggu
• Mempelajari tingkah laku yang terganggu,
• Mencegah problem-problem.
3. Corey (dalam Abimanyu dan Manrihu, 1996) mengelompokan tujuan-tujuan konseling
menjadi :
• Reorganisasi kepribadian
• Menemukan makna dalam hidup
• Penyembuhan ganguan emosional
• Penyesuaian terhadap masyarakat
• Pencapaian aktualisasi (perwujudan) diri
• Peredaan kecemasan
• Penghapusan perilaku maladaptif (sulit untuk menyesuaikan diri)
• Belajar pola-pola perilaku adaptif

PENGANTAR KONSELING & PSIKOTERAPI | 4


4. Shertzer dan stone (dalam Abimanyu dan Manrihu, 1996) membuat pengelompokan yang
lebih sederhana mengenai tujuan konseling, meliputi :
• Perubahan Perilaku
• Kesehatan mental yang positif
• Pemecahan masalah
• Keefektifan pribadi
• Pengambilan keputusan

d. Tahap-Tahap Konseling
Keberhasilan konseling banyak ditentukan oleh keefektifan konselor dalam menggunakan
berbagai teknik. Dalam pelaksanaannya, secara umum, teknik konseling meliputi :
• Penggunaan hubungan intim (rapport);
• Memperbaiki pemahaman diri;
• Pemberian nasehat dan perencanaan program kegiatan;
• Menunjukkan kepada petugas lain atau referal bila dirasa tidak mampu menangani
masalah klien .
Sedangkan menurut Willis, teknik konseling meliputi :
• Perilaku attending : mencakup kontak mata, bahasa badan, dan bahasa lisan.
• Empati : merasakan apa yang dirasakan klien.
• Refleksi : memantulkan kembali kepada klien tentang perasaan, pikiran dan
pengalaman klien sebagai hasil pengamatan.
• Eksplorasi : menggali perasaan, pengalaman, dan pikiran klien.
• Menangkap pesan utama tentang perasaan, pengalaman, atau pikiran klien dan
disampaikan kembali kepada klien.
• Bertanya untuk membuka percakapan
• Bertanya tertutup melalui sebuah pernyataan yang membutuhkan tanggapan.
• Dorongan minimal : upaya konselor secara halus agar klien tetap terlibat dalam
hubungan yang komunikatif.
• Interpretasi perasaan, pengalaman, atau pikiran klien berdasarkan teori-teori yang ada.
• Mengarahkan agar klien tetap dalam situasi dan hubungan komunikasi yang ideal.
• Menyimpulkan sementara secara periodik agar tahapan-tahapan bisa
berkesinambungan.
• Memimpin arah pembicaraan.
• Fokus pada permasalahan.
• Konfrontasi : kemampuan konselor untuk bisa mengungkapkan adanya inkonsistensi
dalam diri klien.
• Menjernihkan ucapan klien yang samar-samar.
• Memudahkan berkomunikasi dan mengungkapkan perasaan dengan baik.
• Diam sebagai variasi komunikasi guna menumbuhkan pemusatan perhatian dan
penekanan.
• Mengambil inisiatif untuk bisa membuka, mencairkan, mendorong terciptanya
komunikasi yang mandeg.

PENGANTAR KONSELING & PSIKOTERAPI | 5


• Memberi nasehat dengan mempertimbangkan aspek kemandirian klien.
• Pemberian informasi kemandirian klien untuk mencari informasi sendiri.
• Merencanakan dengan cara membantu klien menyusun program untuk action.
• Membantu klien menyimpulkan hasil sebuah pertemuan.
Hubungan antara konselor dan klien merupakan inti proses konseling oleh karena itu para
konselor hendaknya menguasai berbagai teknik dalam menciptakan hubungan. Untuk melakukan
konseling, tentunya ada serangkaian tahap-tahap yang harus dilakuakan, hal ini akan
mempermudah konselor dalam menggali permasalahan klien guna terselesaikannya masalah
klien. Tahap-tahap tersebut antara lain :
1. Teknik Pembukaan (Pengantaran/ introdaktion)
Yaitu usaha konselor untuk mengantarkan klien dalam memasuki proses konseling.
Dalam teknik pembukaan ini konselor memberikan penjelasan kepada klien tentang konseling,
tujuan, asas-asas, manfaat serta hal lain yang berhubungan dengan proses konseling.

2. Teknik hubungan Refleksi


Refleksi perasaan merupakan suatu usaha konselor untuk menyatakan dalam bentuk kata-
kata yang segar dan sikap yang esensial (perlu). Refleksi ini merupakan teknik penengah yang
bermanfaat untuk digunakan setelah hubungan permulaan dibuat dan sebelum pemberian
informasi dan tahap interpretasi dimulai. Perasaan-perasaan yang diekspresikan dapat
dikelompokkan kedalam tiga kategori yaitu yang positif, negative, dan ambivalen. Refleksi
perasaan akan mengalami kesulitan jika :
• Stereotip dari konselor
• Konselor tidak dapat mengatur waktu
• Konselor tidak tepat memilih perasaan
• Konselor tidak mengetahui isi perasaan yang direfleksikan
• Konselor tidak dapat menemukan ke dalam perasaan
• Konselor menambah arti perasaan
Manfaat refleksi perasaan dalam proses konseling antara lain :
• Membantu individu untuk merasa dipahami secara mendalam
• Klien merasa bahwa perasaan menyebabkan tingkah laku
• Memusatkan evaluasi pada klien
• Member kekuatan untuk memilih
• Memperjelas cara berfikir klien
• Menguji kedalaman motif-motif klien

3. Teknik Penerimaan dan Penstrukturan


Teknik penerimaan merupakan cara bagaimana konselor melakukan tindakan agar klien
merasa diterima dalam proses konseling. Dalam teknik penerimaan, ada tiga unsur yaitu : 1)
ekspresi air muka, 2) tekanan suara, 3) jarak dan perawakan.
Teknik penstrukturan (structuring) adalah proses menetapkan batasan oleh konselor
tentang hakekat, batasan-batasan dan tujuan proses konseling pada umumnya, dan hubungan
tertentu pada khususnya. Struktur konseling mempunyai dua unsur yaitu, 1. unsur implisit,

PENGANTAR KONSELING & PSIKOTERAPI | 6


dimana peranan konselor yang secara umum diketahui klien, dan 2. struktur yng formal berupa
pernyataan konselor untuk menjelaskan dan membatasi proses konseling.
Dengan demikian structuring merupakan teknik merumuskan batasan dan potensialitas
konseling. Berdasarkan pembatasan dan potensi proses konseling ada lima macam struktur, yaitu
:
• Batas-batas waktu baik dalam satu individu maupun seluruh proses konseling
• Batas-batas tindakan baik konselor maupun klien
• Batas-batas peranan konselor
• Batas-batas proses atau prosedur
• Structuring dalam nilai proses

4. Teknik Mendengarkan
Mendengarkan secara aktif dan tepat sangat penting dan merupakan dasar bagi selama
wawancara berlangsung, lebih-lebih pada saat permulaan ketika konselor biasanya mengambil
bagian secara verbal. Kegiatan ini menghendaki agar konselor lebih banyak diam dan
menggunakan semua indranya untuk menangkap semua pesan. Dengan telinganya konselor
mendengarkan kata-kata yang diucapkan dan tekanan suara dari klien. Dengan pikirannnya
konselor menanghkap isi pesan yang disampaikan, dan dengan matanya konselor mengamati
bahasa badani dalam sikap duduk, gerak gerik, isyarat dan sebaginya yang ditampilkan oleh klien.
Konselor berusaha secara benar-benar tepat penyesuaian dirinya dengan diri orang lain,
memusatkan diri pada orang lain, dan menjadikan pesan-pesan yang datang dari orang lain itu
sebagai suatau yang sangat penting.

5. Teknik Mengarahkan
Di sini konselor lebih berinisiatif dari pada klien. Dengan memberikan pengarahan, secara
tidak langsung konselor mengetahui apa yang harus dilakukan. Pemberian pengarahan hanya
dilakukan bila mana konselor benar-benar telah memahami keadaan dan kebutuhan klien. Nilai
dari upaya pemberian pengarahan tidaklah mudah, konselor harus menentukan kapan cara ini
tepat dilakukan, dan cara mana yang sebaiknya dipakai.
Penggunaan pengarahan yang terlalu cepat atau terlalu sering terhadap klien yang enggan
malah dapat mengakibatkan timbulnya suasana tidak tenang atau menjengkelkan pada diri klien
karena konselor tampak kurang peka terhadap suasana kejiwaan klien.

6. Teknik mengakhiri proses konseling


• Mengakhiri wawancara, dapat dilakukan dengan cara :
• Mengatakan bahwa waktu sudah habis
• Merangkum isi pembicaraan
• Merangkum adalah proses menyatukan semua yang dikomunikasikan selama proses
konseling dengan menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti oleh klien.
• Menunjukan pada pertemuan yang akan datang dengan menanyakan “apa yang akan
anda lakukan?”.
• Membuat catatan singkat.

PENGANTAR KONSELING & PSIKOTERAPI | 7


• Membuat catatan merupakan usaha sederhana tetapi sangat penting karena kegiatan
ini mempunyai andil yang sangat besar dalam rencana pengubahan tingkah laku yang
perlu dirubah.
• Memberikan tugas-tugas tertentu
• Mendoakan klien semoga tetap bahagia
• Berdiri
• Perpisahan dengan berjabatan tangan.

B. PSIKOTERAPI
a. Definisi Psikoterapi
Psikoterapi (Psychotherapy) berasal dari dua kata, yaitu "Psyche" yang artinya jiwa,
pikiran atau mental dan "Therapy" yang artinya penyembuhan, pengobatan atau perawatan. Oleh
karena itu, psikoterapi disebut juga dengan istilah terapi kejiwaan, terapi mental, atau terapi
pikiran.
Sedangkan definisi umum psikoterapi yaitu serangkaian metode berdasarkan ilmu-ilmu
psikologi yang digunakan untuk mengatasi gangguan kejiwaan atau mental seseorang. Psikoterapi
merupakan suatu interaksi sistematis antara pasien dengan terapis yang menggunakan prinsip-
prinsip psikologis untuk membantu menghasilkan perubahan dalam tingkah laku, pikiran dan
perasaan pasien agar membantu pasien mengatasi tingkah laku abnormal dan memecahkan
masalah-masalah dalam hidup atau berkembang sebagai seorang individu.
Selain definisi diatas, ada berbagai definisi psikoterapi yang dikemukakan oleh para ahli,
diantaranya :
1. Hariyanto (2010) : Psikoterapi adalah proses difokuskan untuk membantu Anda
menyembuhkan dan konstruktif belajar lebih banyak bagaimana cara untuk menangani
masalah atau isu-isu dalam kehidupan Anda. Hal ini juga dapat menjadi proses yang
mendukung ketika akan melalui periode yang sulit atau stres meningkat, seperti memulai
karier baru atau akan mengalami perceraian.
2. Wolberg (1954) : psikoterapi adalah suatu bentuk dari perawatan (treatment) terhadap
masalah-masalah yang dasarnya emosi, dimana seseorang yang terlatih dengan seksama
membentuk hubungan profesional dengan pasien dengan tujuan memindahkan, mengubah
atau mencegah munculnya gejala dan menjadi perantara untuk menghilangkan pola-pola
perilaku yang terhambat.
3. Whitaker dan Malone (1953) : psikoterapi adalah semua upaya untuk mempercepat
pertumbuhan manusia sebagai pribadi
4. Oxford English Dictionary : perkataan psychotherapy tidak tercantum, tetapi ada
perkataan "psychotherapeutic" yang diartikan sebagai perawatan terhadap sesuatu
penyakit dengan mempergunakan teknis psikologis untuk melakukan intervensi psikis.
Dengan demikian perawatan menggunakan teknik psikoterapi adalah perawatan yang
secara umum menggunakan intervensi psikis dengan pendekatan psikologis terhadap pasien yang
mengalami gangguan psikis atau hambatan kepribadian.

PENGANTAR KONSELING & PSIKOTERAPI | 8


b. Ciri-ciri Pokok Psikoterapi
Ada tiga ciri utama psikoterapi, antara lain:
• Dari segi proses : berupa interaksi antara dua pihak, formal, profesional, legal dan
menganut kode etik psikoterapi.
• Dari segi tujuan : untuk mengubah kondisi psikologis seseorang, mengatasi masalah
psikologis atau meningkatkan potensi psikologis yang sudah ada (afektif, kognitif,
perilaku/kebiasaan).
• Dari segi tindakan : seorang psikoterapis melakukan tindakan terapi berdasarkan ilmu
psikologi modern yang sudah teruji efektivitasnya (data yang diperoleh melalui proses
assessment-wawancara, observasi, tes, dsb).

Selain itu, dari beberapa definisi yang ada dapat dikemukakan ciri-ciri psikoterapi, antara
lain:
1. Interaksi Sistematis
Psikoterapi adalah suatu proses yang menggunakan suatu interaksi antara kline dan
terapis. Kata sistematis di sini berarti terapis menyusun interaksi-interaksi dengan suatu rencana
dan tujuan khusus yang menggambarkan segi pandangan teoritis terapis.
2. Prinsip-prinsip Psikologis
Psikoterapis menggunakan prinsip-prinsip penelitian, dan teori-teori psikologis serta
menyusun interaksi teraupetik.
3. Tingkah Laku, Pikiran dan Perasaan
Psikoterapi memusatkan perhatian untuk membantu pasien mengadakan perubahan-
perubahan behavioral, kognitif dan emosional serta membantunya supaya menjalani kehidupan
yang lebih penuh perasaan. Psikoterapi mungkin diarahkan pada salah satu atau semua ciri dari
fungsi psikologis ini.
4. Tingkah Laku Abnormal, Memecahkan Masalah, dan Pertumbuhan Pribadi
Sekurang-kurangnya ada tiga kelompok klien yang dibantu oleh psikoterapi. Kelompok
pertama adalah orang-orang yang mengalami masalah-masalah tingkah laku yang abnormal,
seperti gangguan suasana hati, gangguan penyesuaian diri, gangguan kecemasan atau skizofrenia.
Kelompok kedua adalah orang-orang yang meminta bantuan untuk menangani hubungan-
hubungan yang bermasalah atau menangani masalah-masalah pribadi yang tidak cukup berat
dianggap abnormal, seperti perasaan malu atau bingung mengenai pilihan-pilihan karir.
Kelompok ketiga adalah orang-orang yang mencari psikoterapi karena psikoterapi dianggap
sebagai sarana untuk memperoleh petumbuhan pribadi. Bagi mereka, psikoterapi adalah sarana
untuk penemuan diri dan peningkatan kesadaran yang akan membantu mereka untuk mencapai
potensi yang penuh sebagai manusia.
5. Psikoterapi membutuhkan interaksi-interaksi verbal.
Bagaimanapun juga, psikoterapi adalah bentuk-bentuk interaksi antara klien yang
melibatkan pembicaraan. Terapis mendengar dengan teliti apa yang dialami dan diusahakan oleh
pasien untuk disampaikan oleh psikoterapis. Psikoterapi juga melibatkan komunikasi-komunikasi
nonverbal. Seorang terapis yang terampil, seharusnya peka terhadap isyarat-isyarat nonverbal dari
pasien dan peka terhadap gerak isyarat yang mungkin menunjukkan perasaan-perasaan atau

PENGANTAR KONSELING & PSIKOTERAPI | 9


konflik-konflik yang mendasar. Terapis juga harus menyampaikan empati melalui kata-kata dan
juga gerak isyarat nonverbal, seperti mengadakan kontak mata dan bersandar kedepan (kursi)
untuk menunjukkan perhatian terhadap apa yang dikatakan klien.

c. Tujuan Psikoterapi
1. Memperkuat motivasi untuk melakukan hal-hal yang benar. Tujuan ini biasanya dilakukan
melalui terapi yang sifatnya direktif (memimpin) dan suportif (memberikan dukungan
dan semangat). Persuasi (ajakan) dengan cara diberi nasehat sederhana sampai pada
hypnosis (keadaan seperti tidur karena sugesti) digunakan untuk menolong orang
bertindak dengan cara yang tepat.
2. Mengurangi tekanan emosi melalui kesempatan untuk mengekspresikan perasaan yang
mendalam. Fokus disini adalah adanya katarsis (penyucian diri yang membawa
pembaruan rohani dan pelepasan dari ketegangan).
3. Membantu klien mengembangkan potensinya. Klien diharapkan dapat Mengembangkan
potensinya. Ia akan mampu melepaskan diri dari fiksasi (perasaan terikat atau terpusat
pada sesuatu secara berlebihan) yang dialaminya. Klien akan menemukan bahwa dirinya
mampu untuk berkembang ke arah yang lebih positif.
4. Mengubah kebiasaan. Tugas terapis adalah menyiapkan situasi belajar baru yang dapat
digunakan untuk mengganti kebiasaan-kebiasaan yang kurang adaptif.
5. Mengubah struktur kognitif individu. Menggambarkan tentang dirinya sendiri maupun
dunia sekitarnya. Masalah muncul biasanya terjadi kesenjangan antara struktur kognitif
individu dengan kenyataan yang dihadapinya. Jadi, Struktur kognisi (kegiatan atau proses
untuk memperoleh pengetahuan) perlu diubah untuk menyesuaikan dengan kondisi yang
ada.
6. Meningkatkan pengetahuan dan kapasitas untuk mengambil keputusan dengan tepat.
7. Meningkatkan pengetahuan diri atau insight (pencerahan).
8. Meningkatkan hubungan antar pribadi.
Terapi kelompok merupakan dapat memberikan kesempatan bagi individu untuk
meningkatkan hubungan antar pribadi ini.
1. Mengubah lingkungan social individu. Terutama terapi yang diperuntukan untuk anak-
anak.
2. Mengubah proses somatic (fisik) supaya mengurangi rasa sakit dan meningkatkan
kesadaran tubuh. Latihan fisik dapat dilakukan untuk meningkatkan kesadaran individu.
Seperti : Relaksasi untuk mengurangi kecemasan, yoga, senam, menari dll.
3. Mengubah status kesadaran untuk mengembangkan kesadaran, control, dan kreativitas
diri.
Psikoterapi didasarkan pada fakta bahwa aspek-aspek mental manusia seperti cara
berpikir, proses emosi, persepsi, believe system, kebiasaan dan pola perilaku bisa diubah dengan
pendekatan psikologis. Dengan demikian, dapat disimpulkan tujuan psikoterapi antara lain :
• Menghapus, mengubah atau mengurangi gejala gangguan psikologis.
• Mengatasi pola perilaku yang terganggu.
• Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian yang positif.

PENGANTAR KONSELING & PSIKOTERAPI | 10


• Memperkuat motivasi klien untuk melakukan hal yang benar.
• Menghilangkan atau mengurangi tekanan emosional.
• Mengembangkan potensi klien.
• Mengubah kebiasaan menjadi lebih baik.
• Memodifikasi struktur kognisi (pola pikiran).
• Memperoleh pengetahuan tentang diri / pemahaman diri.
• Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan interaksi sosial.
• Meningkatkan kemampuan dalam mengambil keputusan.
• Membantu penyembuhan penyakit fisik.
• Meningkatkan kesadaran diri.
• Membangun kemandirian dan ketegaran untuk menghadapi masalah.
• Penyesuaian lingkungan sosial demi tercapai perubahan dan masih banyak lagi.

d. Tahap-Tahap Psikoterapi
Setelah mengatahui tujuan Psikoterapi perlu mengetahui tahapan-tahapan dalam Psikoterapi,
yaitu :
1. Wawancara
Terapis akan mengetahui keluhan atau permasalahan klien. Dalam tahap ini perlu
dikemukakan :
• Aturan-aturan apa saja yang perlu diketahui oleh klien.
• Apa yang akan dilakukan oleh terapis
• Apa yang diharapkan klien
• Adanya persekutuan antara klien dengan terapis untuk melawan masalah yang
dihadapi klien.
• Perlu dibina rapport, yaitu hubungan yang menimbulkan keyakinan dan kepercayaan
klien bahwa ia akan dapat ditolong. Tanpa ini klien akan lari sebelum mulai. Terapi
tidak akan berjalan seperti yang diharapkan.
• Perlu dikembangkan komitmen klien untuk menjalankan perannya sebagai klien.
• Kontrak terapeutik, perlu pula dikemukakan.
• Persetujuan antara tugas klien dan tugas terapis kapan dan dimana terapi dilakukan
dan berapa lama.
• Kemukakan tujuan yang akan dicapai oleh klien dalam terapi. Apa yang dapat
dijanjikan terapis dan apa yang dapat diharapkan oleh klien
• Untuk menyakinkan klien perlu dikemukakan keberhasilan yang telah dialami terapis
untuk kasus-kasus yang sama. Atau dapat dikemukakan hasil penelitian tentang
efektivitas pendekatan yang digunakan terapis.
Tugas terapis adalah memberikan perhatian penuh dan mendengarkan dengan seksama
apa yang diungkapkan oleh klien. Tugas klien adalah menceritakan semuanya pada terapis.
Jangan sampai terbalik bahwa terapis yang banyak bicara dan klien yang mendengarkan. Terapis
banyak memberikan nasehat dan klien hanya mendengarkan saja. Kalau sampai terjadi seperti ini
berarti bukan merupakan proses psikoterapi tetapi konsultasi.

PENGANTAR KONSELING & PSIKOTERAPI | 11


2. Proses Terapi
Tahap kedua dari psikoterapi adalah proses terapi. Supaya terjadi komunikasi yang mengalir
dengan baik perlu dilakukan hal-hal sbb:
• Mengkaji pengalaman klien
• Menggali pengalaman masa lalu
• Mengkaji hubungan antara terapis dank lien saat ini dan di sini
• Melakukan pengenalan, jenjelasan, dan pengartian perasaan dan arti-arti pribadi
pengalaman klien

3. Tindakan Psikoterapi
Tahap ini dilakukan pada saat menjelang terapi berakhir. Hal-hal yang perlu dilakukan
terapis dan klien, yaitu :
• Terapis mengkaji bersama klien tentang apa yang telah dipelajari klien selama terapi
berlangsung.
• Apa yang telah diketahui klien akan diterapkan dalam kehidupannya nanti.

4. Mengakhiri Terapi
Terapi dapat diakhiri kalau tujuan telah tercapai. Atau apabila klien tidak melanjutkan
terapi. Demikian juga terapis dapat mengakhiri terapi kalau ia tidak dapat lagi menolong kliennya,
ia mungkin dirujuk. Klien harus diberitahu beberapa waktu sebelum pengakhiran terapi, hal ini
penting karena klien akan menghadapi lingkungannya nanti sendiri tanpa bantuan terapis.
Ketergantungannya kepada terapis selama ini sedikit-sedikit harus dihilangkan dengan
menumbuhkan kemandirian klien

C. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN KONSELING DENGAN PSIKOTERAPI


a. Persamaan Konseling dengan Psikoterapi
• Konseling dan Psikoterapi merupakan suatu usaha profesional untuk
membantu/memberikan layanan pada individu-individu mengenai permasalahan yang
bersifat psikologis.
• Konseling dan Psikoterapi bertujuan memberikan bantuan kepada klien untuk suatu
perubahan tingkah (behauvioral change), kesehatan mental positif (positive mental
health), pemecahan masalah (problen solution), keefektifan pribadi (personal
effectiveness), dan pembuatan keputusan (decision making).
• Konseling dan psikoterapi membantu dan memberikan perubahan, perbaikan kepada klien
(yaitu, eksplorasi-diri, pemahaman-diri, dan perubahan tindakan/perilaku) agar klien
dapat sehat dan normal dalam menjalani hidup dan kehidupannya.
• Konseling dan psikoterapi merupakan bantuan yang diberikan dengan mencoba
menghilangkan tingkah laku merusak-diri (self-defeating) pada klien.
• Psikoterapi maupun konseling memberikan penekanan pentingnya perkembangan dalam
pembuatan keputusan dan ketrampilan dalam pembuatan rencana oleh klien.
• Pentingnya saling-hubungan antara klien dan psikoterapis ataupun konselor disepakati
sebagai suatu bagian integral dalam proses psikoterapi maupun konseling. Jadi, inti dari

PENGANTAR KONSELING & PSIKOTERAPI | 12


konseling dan psikoterapi adalah bantuan kepada klien melalui hubungan yang bersifat
positif dan membangun.
• Konselor sering mempraktekkan apa yang oleh psikoterapis dipandang sebagai
psikoterapi dan psikoterapis sering mempraktekkan apa yang oleh konselor dipandang
sebagai konseling.

b. Perbedaan Konseling dengan Psikoterapi


 Konseling
• Berpusat pandang masa kini dan masa yang akan datang melihat dunia klien.
• Klien tidak dianggap sakit mental dan hubungan antara konselor dan klien itu sebagai
teman yaitu mereka bersama-sama melakukan usaha untuk tujuan-tujuan tertentu,
terutama bagi orang yang ditangani tersebut.
• Konselor mempunyai nilai-nilai dan sebagainya, tetapi tidak akan memaksakannya
kepada individu yang dibantunya konseling berpusat pada pengubahan tingkah laku,
teknik-teknik yag dipakai lebih bersifat manusiawi.
• Konseling lebih edukatif, suportif, berorientasi sadar dan berjangka pendek.
• Konseling lebih terstruktur dan terarah pada tujuan yang terbatas dan konkret.

 Psikoterapi
• Berpusat pandang pada masa yang lalu-melihat masa kini individu.
• Klien dianggap sebagai orang sakit mental dan ahli psikoterapi (terapis) tidak akan pernah
meminta orang yang ditolongnya itu untuk membantu merumuskan tujuan-tujuan,
• Terapis berusaha memaksakan nilai-nilai dan sebagainya itu kepada orang yang
ditolongnya.
• Psikoterapi lebih rekonstruktif, konfrontatif, berorientasi tak sadar, dan berjangka
panjang.
• Psikoterapi sengaja dibuat lebih ambigu dan memiliki tujuan yang berubah-ubah dan
berkembang terus.

Selain itu, banyak ahli yang mengemukakan perbedaan konseling dengan psikoterapi
ditinjau dari berbagai aspek, antara lain :
a. Dilihat dari problem-problemnya, Rosjidan membedakan bahwa konseling menyangkut
hal-hal seperti : reality-oriented, situasional, lingkungan, spesifik, non-embeded dan
kesadaran. Sedangkan psikoterapi menyangkut interpersonal, mendalam, umum, ganguan
kepribadian, embeded dan unconseious. Mowrer membedakan bahwa konseling bertujuan
membantu seeorang membebaskan diri dari konflik-konflik yang disadari. Sedangkan
psikoterapi menyangkut konflik-konflik unconseious dan kecemasan neurotik.
b. Dilihat dari proses pencapaiannya, Narayana Rao (dalam Hartosujono, 2004)
membedakan bahwa psikoterapi mencapainya dengan cara ‘pembedahan’ psikis dan
pembedahan otak. Proses konseling lebih mengarah pada identifikasi dan kekuatan-
kekuatan positif yang dimiliki klien, agar klien lebih maksimal dalam kehidupannya.

PENGANTAR KONSELING & PSIKOTERAPI | 13


c. Corsini (1989), membedakan secara kuantitatif. Perbedaan disini adalah hanya dalam hal
jumlah intervensi yang dilakukan saja. Lebih jelas perbedaan persentase waktu yang
digunakan antara konselor dan psikoterapis dalam aktivitas profesionalnya sebagaimana
tabel berikut :
Proses Konseling (%) Psikoterapi (%)

Listening (Mendengarkan) 20 60

Questioning (Menanyakan) 15 10

Evaluating (Mengevaluasi) 5 5

Interpreting (Menginterpretasikan) 1 3

Supporting (Mendukung) 5 10

Explaining (Menjelaskan) 15 5

Informing (Memberitahu) 20 3

Advising (Menyarankan) 10 3

ordering (Menyuruh) 9 1

d. Dilihat dari tugas pokoknya, Orval H. Mowrer membedakan bahwa konseling


memecahkan persoalan hidup kejiwaan yang masih pada tingkat normal, yang disebabkan
oleh perasaan frustasi yang disadari oleh klien, sedangkan psikoterapi menyembuhkan
perasaan cemas yang bersifat mendalam (neurotic anxiety) yang sumber penyebabnya
adalah peristiwa-peristiwa masa lalu yang amat menekan dan tidak disadari oleh klien.
e. Menurut Mappiare (dalam Hartosujono, 2004) ada sejumlah perbedaan psikoterapi dan
konseling dikemukakan sebagai berikut :
• Konseling merupakan bagian dari psikoterapi. Psikoterapi merupakan bagian yang
lebih luas dari pada konseling.
• Konseling lebih mengarah pada penyebab atau awal masalah. Selanjutnya konseling
lebih mengarah pada pengembangan-pendidikan-pencegahan. Berbeda dengan
psikoterapi yang mengarah penyembuhan-penyesuaian-penyembuhan.
• Dasar konseling adalah filsafat manusia. Dasar dari psikoterapi adalah perbedaan
individual dengan dasar-dasar psikologi kepribadian dan psikopatologi. Pada
perkembangan selanjutnya konseling juga memanfaatkan perkembangan teori-teori
kepribadian dalam konteks ilmu perilaku.
f. Brammer & Shostrom (1977) mengemukakan bahwa konseling ditandai dengan adanya
terminologi seperti “educational, vocational, supportive, situational, problem solving,
conscious awareness, normal, present-time dan short-time”. Sedangkan psikoterapi
ditandai dengan “supportive (dalam keadaan krisis), reconstructive, depth emphasis,
analytical, focus on the past, neurotic and other severe emotional problem and long-term”.
g. Pallone (1977) dan Patterson (1973) menyimpulkan perbedaan konseling dan

psikoterapi yang dikutip oleh Thompson dan Rudolph (1983), sebagai berikut :

PENGANTAR KONSELING & PSIKOTERAPI | 14


KONSELING PSIKOTERAPI

Klien Pasien
Gangguang yang kurang serius Gangguan yang serius
Masalah kepribadian dan pengambilan
Masalah: Jabatan, Pendidikan, dsb
keputusan
Berhubungan dengan pencegahan Berhubungan dengan penyembuhan
5. Lingkungan pendidikan dan non medis 5. Lingkungan medis
Jangka Pendek Jangka Panjang
Metode Pencegahan/preventif Metode penyembuhan/kuratif
Masalah kepribadian dan pengambilan
Masalah: Jabatan, Pendidikan, dsb
keputusan

Dari berbagai perbedaan dilihat dari berbagai aspek-aspeknya antara konseling dan psikoterapi,

maka lebih jelasnya dapat disimpulkan sebagaimana tabel berikut :

Perbedaan Konseling Psikoterapi


Jenis
Bantuan non material (bantuan psikologis). Bantuan psikis
Bantuan
1. Konselor. 1. Para ahli kejiwaan.
Pihak yang 2. Konseli. 2. Individu yang mengalami
terlibat gangguan kejiwaan (kesehatan
mentalnya terganggu).
1. Pemahaman diri.
2. Penerimaan diri.
3. Pengelolaan diri.
4. Mengoptimalkan potensi dan kemampuan
Menyembuhkan atau menghilangkan
konseli.
Tujuan gangguan kejiwaan yang diderita
5. Pemecahan masalah.
oleh pasien.
6. Aktualisasi diri.
7. Mengubah KES T (Kehidupan Efektif
Sehari-hari Terganggu) menjadi KES
(Kehidupan Efektif Sehari-hari).
1. Wawancara konseling sebagai alat utama. 1. Menggunakan obat penenang.
2. Berkelanjutan. 2. Berkelanjutan hingga gangguan
Proses 3. Normatif. kejiwaan hilang.

1. Membina hubungan baik (rapport).


2. Explorasi masalah.
Mengikuti tahapan dokter spesialis
Tahapan 3. Merumuskan tujuan.
gangguan kejiwaan.
4. Merencanakan bantuan.
5. Evaluasi, tindak lanjut.
1. Individu yang mandiri.
2. Mencapai KES (Kehidupan Efektif Sehari-
Hasil Gangguan kejiwaan yang diderita
hari).
(output) oleh pasien hilang (sembuh).
3. Terpecahkannya suatu masalah yang
dihadapi individu.

PENGANTAR KONSELING & PSIKOTERAPI | 15


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pada dasarnya antara konseling dan psikoterapi memiliki pengertian yang sama, yaitu

memberikan bantuan kepada seseorang agar timbul perubahan pada diri individu tersebut ke arah

yang positif, keduanya saling berkaitan dalam proses pemberian bantuan. Dengan kata lain

Konseling dan Psikoterapi bertujuan memberikan bantuan kepada klien untuk suatu perubahan

tingkah (behavioral change), kesehatan mental positif (positive mental health), pemecahan

masalah (problen solution), keefektifan pribadi (personal effectiveness), dan pembuatan

keputusan (decision making).

Sedangkan jika dilihat dari pelaksanaannya, baik konseling maupun psikoterapi,

menggunakan landasan teori dari beberapa landasan filosofis tentang perilaku. Namun,

psikoterapi membutuhkan langkah-langkah yang lebih spesifik jika dibandingkan dengan

konseling. Sementara jika dilihat dari landasan operasionalnya, konseling lebih didasarkan pada

permasalahan-permasalahan pandangan hidup, permasalahan penyesuaian diri, lebih pada

pelaksanaan bimbingan dan arahan melalui penanaman pengertian tentang falsafah hidup,

pendidikan dan pemahaman lingkungan. Sedangkan psikoterapi didasarkan pada aspek-aspek

psikopatologi, penyakit-penyakit kejiwaan yang lebih spesifik, dan membutuhkan langkah-

langkah "pembedahan-jiwa" secara lebih spesifik. Konseling menyangkut permasalahan kejiwaan

umum yang cenderung bersifat preventif, sedangkan psikoterapi sudah menyangkut

permasalahan kejiwaan yang spesifik dan cenderung bersifat kuratif.

B. SARAN

Kami selaku penyusun makalah menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran agar membangun dan menambah

motivasi kami untuk lebih memperbaiki makalah selanjutnya. Atas kritikan dan saran pembaca

kami ucapkan terima kasih.

PENGANTAR KONSELING & PSIKOTERAPI | 16


DAFTAR PUSTAKA

http://nashruddinhilmi.blogspot.com/2012/01/pengertian-bimbingan-psikologi.html

http://karunia-triutami.blogspot.com/2013/04/perbedaan-psikologi-konseling-dengan.html

http://counseling4human.blogspot.com/2012/07/perbedaan-bimbingan-konseling-dan.html

http://cikucikulucu.blogspot.com/2013/05/perbedaan-psikoterapi-dengan-konseling.html

http://meitadwi.blogspot.com/2013/03/perbedaan-antara-konseling-dengan.html

https://bukunnq.wordpress.com/konselingdefinisi-konselingkonseling-dan-psikoterapi-dan-

profesi-yang-berkaitan/

http://makalahkitasemua.blogspot.com/2009/10/pengertian-objek-persamaan-dan.html

PENGANTAR KONSELING & PSIKOTERAPI | 17

Anda mungkin juga menyukai