Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PSIKOLOGI KESEHATAN

TENTANG KONSEP KONSELING

Disusun Oleh :

Kelompok 8 :
1. Dendi Saputra
2. Hata Hervina
3. Melinda Br Pangaribuan
4. Resva Anisti

Kelas : 1A

Dosan Pembimbing : Sariman Pardosi, S. Kp. M. Kes.

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU


D4 PROMOSI KESEHATAN
TAHUN AJARAN 2019/2020

\\n 1
Makalah Psikologi Kesehatan Kelompok 8
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas yang dibuat berdasarkan hasil
kerja kelompok dari mata kuliah Psikologi Kesehatan untuk perguruan tinggi yang telah
dibaca dan dipelajari. Makalah ini disusun dengan maksud untuk dapat dijadikan pedoman
tambahan bagi yang membaca makalah ini dan memenuhi tugas yang diberikan. Semoga
dapat bermanfaat untuk menambah wawasan pengetahuan kita tentang Konsep Konseling.
Namun penulis menyadari bahwa hasil yang sederhana ini masih banyak kekurangan.
Kritik dan saran dari semua pembaca yang sifatnya konstruktif sangatlah penulis hargai dan
butuhkah, guna kesempurnaan makalah ini. Penulis juga mohon maaf apabila makalah ini
terlalu sederhana dan banyak kesalahan dalam menyampaikannya. Akhirnya kami sebagai
penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk menambah
sedikit pengetahuan yang kita miliki.

Bengkulu, 28 Januari 2020

\\n 2
Makalah Psikologi Kesehatan Kelompok 8
DAFTAR ISI

JUDUL ...................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR .............................................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 4


A. Latar Belakang ..................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Konseling ............................................................................. 6
B. Ciri-ciri pokok konseling ................................................................... 7
C. Tujuan Konseling .............................................................................. 8
D. Tahap-Tahap Konseling .................................................................... 9
E. Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Konseling …….........…. 13

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ........................................................................................ 14
B. Saran .................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA

\\n 3
Makalah Psikologi Kesehatan Kelompok 8
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada zaman yang semakin berkembang ini, sering dihadapkan kepada individu dengan
persoalan-persoalan rumit dan sukar untuk dipecahkan. Seorang individu dalam proses
perkembangannya akan melewati tahap-tahap baik itu dari ukuran fisik atau non-fisik. Masa
melewati tahap-tahap ini terkadang menjadi sebuah problem untuk sebagian individu. Oleh
karenanya mereka membutuhkan bantuan agar dapat lebih memahami dan memecahkan
problem tersebut. Maka muncul sebuah solusi yang kemudian akan sedikit memberikan
bantuan berupa pemberian informasi-informasi kepada individu yang mengalami problem-
problem tersebut.
Hakikatnya manusia disebut sebagai makhluk sosial, sehingga tiap-tiap manusia
mempunyai keinginan untuk berkelompok dengan manusia lain. Sebagai makhluk sosial,
manusia dituntut untuk mampu mengembangkan diri dan menyesuaikan diri dengan
masyarakat karena memang manusia memiliki potensi kemanusiaan yang meliputi dimensi
keberagamaan, kesusilaan, keindividualan dan dimensi kesosialan sehingga dengan potensi
tersebut menuntut manusia harus dapat beradaptasi dengan lingkungan dan masyarakat.
Namun kenyataan yang sering kita jumpai dalam kehidupan masyarakat akhir-akhir ini,
banyak pribadi yang kurang rasa kebersamaan sebagai anggota kelompok masyarakat,
kehidupan sosial yang kurang baik, kesusilaan yang rendah dan keimanan dan ketakwaan
yang kurang.
Sehubungan dengan masalah-masalah tersebut, maka dalam pengembangan pendidikan
harus memperhatikan hal-hal tersebut agar setiap orang dapat berkembang secara optimal
sehingga potensi-potensi yang dimlikinya mendapat sentuhan yang mendorongnya untuk
berkembang sesuai dengan norma-norma dan tahapan-tahapan perkembangannya baik
sebagai makhluk beragama, makhluk susila, makhluk individu, maupun sebagai makhluk
sosial.

\\n 4
Makalah Psikologi Kesehatan Kelompok 8
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu definisi dari konseling?
2. Bagaimana ciri-ciri pokok dari konseling?
3. Apa saja tujuan dari konseling?
4. Apa saja tahap-tahap dari konseling?
5. Bagaimana faktor yang mempengaruhi keberhasilan konseling?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan menyusun makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa itu definisi dari konseling?
2. Untuk mengetahui bagaimana ciri-ciri pokok dari konseling?
3. Untuk mengetahui apa saja tujuan dari konseling?
4. Untuk mengetahui apa saja tahap-tahap dari konseling?
5. Untuk mengetahui bagaimana faktor yang mempengaruhi keberhasilan konseling?

\\n 5
Makalah Psikologi Kesehatan Kelompok 8
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Konseling
American Counseling Association mendefinisikan konseling sebagai hubungan
profesional yang memberdayakan keberagaman individu, keluarga, dan kelompok untuk
mencapai kesehatan mental, kesehatan, pendidikan, dan tujuan karir. Menurut Mappiare
konseling (counseling), kadang disebut juga dengan penyuluhan yang merupakan suatu
bentuk bantuan.
Di dalam konseling membutuhkan kemampuan profesional pada pemberi layanan
yang sekurangnya melibatkan pula orang kedua, pemberi layanan yaitu orang yang
sebelumnya merasa ataupun tidak dapat berbuat banyak yang kemudian setelah mendapat
konseling menjadi dapat melakukan sesuatu. Definisi lain menurut Division of counseling
Psychology, konseling adalah proses yang dapat membantu individu untuk mengatasi
hambatan-hambatan perkembangan dirinya dan untuk mencapai perkembangan kemampuan
pribadi yang dimilikinya secara optimal.
Konseling secara etimologi, berasal dari bahasa latin, yaitu consilium (dengan atau
bersama), yang dirangkai dengan menerima atau memahami. Dalam bahasa Anglo saxon,
istilah konseling berasal dari sellan, yang berarti menyerahkan atau menyampaikan.
Selain itu, Konseling memiliki banyak definisi yang dijumpai dalam berbagai literatur,
antara lain :
1. Tolbert, (dalam Prayitno 2004 : 101) : Konseling adalah hubungan pribadi yang
dilakukan secara tatap muka antara dua orang dalam mana konselor melalui hubungan
itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi
belajar. Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya
sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan
menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun
masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-
masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang.
2. Edwin C. Lewis (1970) (dalam Abimanyu dan Manrihu, 1996:9) : Konseling adalah
suatu proses dimana orang yang bermasalah (klien) dibantu secara pribadi untuk
merasa dan berperilaku yang lebih memuaskan melalui interaksi dengan seseorang

\\n 6
Makalah Psikologi Kesehatan Kelompok 8
yang tidak terlibat (konselor) yang menyediakan informasi dan reaksi-reaksi yang
merangsang klien untuk mengembangkan perilaku-perilaku yang memungkinkannya
berhubungan secara lebih efektif dengan dirinya dan lingkungannya.
3. Palmer dan McMahon (2000) yang dikutip oleh Mc leod (2004) : Konseling bukan
hanya proses pembelajaran individu akan tetapi juga merupakan aktifitas sosial yang
memiliki makna sosial. Orang sering kali menggunakan jasa konseling ketika berada
di titik transisi, seperti dari anak menjadi orang dewasa, menikah ke perceraian,
keinginan untuk berobat dan lain-lain. Konseling juga merupakan persetujuan kultural
dalam artian cara untuk menumbuhkan kemampuan beradaptasi dengan institusi
sosial.
4. Pietrofesa, Leonard dan Hoose (1978) yang dikutip oleh Mappiare (2004) :
Konseling merupakan suatu proses dengan adanya seseorang yang dipersiapkan secara
profesional untuk membantu orang lain dalam pemahaman diri pembuatan keputusan
dan pemecahan masalah dari hati ke hati antar manusia dan hasilnya tergantung pada
kualitas hubungan.

B. Ciri-Ciri Pokok Konseling

a. Konseling menuntut dilaksanakannya oleh seorang konselor yang profesional,


kompeten dalam menangani konflik-konflik, kecemasan-kecemasanatau masalah yang
berkaitan dengan keputusan-keputusan pribadi, sosial, karier dan pendidikan serta ciri-
ciri pribadi yang akan memungkinkannya memahani proses-proses psikologi dan
dinamika perilaku pada diri klien dan konselor, maupun hubungan antar keduanya.
b. Konseling melibatkan dua orang atau lebih yang saling berinteraksi dengan jalan
mengadakan komunikasi langsung maupun tidak langsung mengemukakan dan
memperhatikan dengan seksama isi pembicaraan, gerakan-gerakan isyarat, pandangan
mata dan gerakan-gerakan lain dengan maksud meningkatkan pemahaman kedua
belah pihak yang terlibat dalam interaksi itu.
c. Model interaksi dalam konseling tidak terbatas dalam dimensi verbal saja tetapi juga
telah dikembangkan model interaksi konseling non verbal.
d. Interaksi antar konselor dan klien berlangsung dalam waktu yang relative lama dan
terarah pada pencapaian tujuan.
e. Tujuan dari proses konseling adalah terjadinya perubahan pada tingkah laku klien.

\\n 7
Makalah Psikologi Kesehatan Kelompok 8
f. Konseling merupakan proses yang dinamis.
g. Konseling didasari atas penerimaan konselor secara wajar tentang diri klien.

C. Tujuan Konseling
Ada beberapa ahli yang mengemukakan tujuan konseling, antara lain :
1. Menurut Willis, konseling adalah upaya bantuan yang diberikan seorang pembimbing
yang terlatih dan berpengalaman, terhadap individu-individu yang membutuhkannya,
agar berkembang potensinya secara optimal, mampu mengatasi masalahnya, dan
mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang selalu berubah. Menurutnya,
dalam era global dan pembangunan saat ini, konseling bukan saja bersifat klinis-
psikologis, tapi harus lebih menekankan pada pengembangan potensi individu yang
terkandung didalam dirinya, baik intelektual, afektif, sosial, emosional, dan religius;
menjadikannya sebagai individu yang akan berkembang dengan nuansa yang lebih
bermakna, harmonis, sosial, dan bermanfaat. Dengan demikian, ada perubahan
konsepsional antara pengertian konseling lama dengan konseling baru, dimana
konseling bukan saja bersifat klinis, tapi juga bersifat preventif dan pengembangan
individu.
2. Menurut Prof. Rosjidan, ada tiga kategori yang bisa dicatat dalam hubungannya
dengan tujuan-tujuan sebuah konseling. Tujuan khusus ini meliputi :
 Merubah tingkah laku yang terganggu.
 Mempelajari tingkah laku yang terganggu.
 Mencegah problem-problem.
3. Corey (dalam Abimanyu dan Manrihu, 1996) mengelompokan tujuan-tujuan konseling
menjadi :
 Reorganisasi kepribadian
 Menemukan makna dalam hidup
 Penyembuhan ganguan emosional
 Penyesuaian terhadap masyarakat
 Pencapaian aktualisasi (perwujudan) diri
 Peredaan kecemasan
 Penghapusan perilaku maladaptif (sulit untuk menyesuaikan diri)
 Belajar pola-pola perilaku adaptif

\\n 8
Makalah Psikologi Kesehatan Kelompok 8
4. Shertzer dan stone (dalam Abimanyu dan Manrihu, 1996) membuat pengelompokan
yang lebih sederhana mengenai tujuan konseling, meliputi :
 Perubahan Perilaku
 Kesehatan mental yang positif
 Pemecahan masalah
 Keefektifan pribadi
 Pengambilan keputusan

D. Tahap-Tahap Konseling
Keberhasilan konseling banyak ditentukan oleh keefektifan konselor dalam
menggunakan berbagai teknik. Dalam pelaksanaannya, secara umum, teknik konseling
meliputi :
 Penggunaan hubungan (rapport);
 Memperbaiki pemahaman diri;
 Pemberian nasehat dan perencanaan program kegiatan;
 Menunjukkan kepada petugas lain atau referal bila dirasa tidak mampu menangani
masalah klien .
 Sedangkan menurut Willis, teknik konseling meliputi :
 Perilaku attending : mencakup kontak mata, bahasa badan, dan bahasa lisan.
 Empati : merasakan apa yang dirasakan klien.
 Refleksi : memantulkan kembali kepada klien tentang perasaan, pikiran dan
pengalaman klien sebagai hasil pengamatan.
 Eksplorasi : menggali perasaan, pengalaman, dan pikiran klien.
 Menangkap pesan utama tentang perasaan, pengalaman, atau pikiran klien dan
disampaikan kembali kepada klien.
 Bertanya untuk membuka percakapan
 Bertanya tertutup melalui sebuah pernyataan yang membutuhkan tanggapan.
 Dorongan minimal : upaya konselor secara halus agar klien tetap terlibat dalam
hubungan yang komunikatif.
 Interpretasi perasaan, pengalaman, atau pikiran klien berdasarkan teori-teori yang ada.
 Mengarahkan agar klien tetap dalam situasi dan hubungan komunikasi yang ideal.
 Menyimpulkan sementara secara periodik agar tahapan-tahapan bisa

\\n 9
Makalah Psikologi Kesehatan Kelompok 8
berkesinambungan.
 Memimpin arah pembicaraan.
 Fokus pada permasalahan.
 Konfrontasi : kemampuan konselor untuk bisa mengungkapkan adanya inkonsistensi
dalam diri klien.
 Menjernihkan ucapan klien yang samar-samar.
 Memudahkan berkomunikasi dan mengungkapkan perasaan dengan baik.
 Diam sebagai variasi komunikasi guna menumbuhkan pemusatan perhatian dan
penekanan.
 Mengambil inisiatif untuk bisa membuka, mencairkan, mendorong terciptanya
komunikasi yang mandeg.
 Memberi nasehat dengan mempertimbangkan aspek kemandirian klien.
 Pemberian informasi kemandirian klien untuk mencari informasi sendiri.
 Merencanakan dengan cara membantu klien menyusun program untuk action.
 Membantu klien menyimpulkan hasil sebuah pertemuan.
Hubungan antara konselor dan klien merupakan inti proses konseling oleh karena itu
para konselor hendaknya menguasai berbagai teknik dalam menciptakan hubungan. Untuk
melakukan konseling, tentunya ada serangkaian tahap-tahap yang harus dilakuakan, hal ini
akan mempermudah konselor dalam menggali permasalahan klien guna terselesaikannya
masalah klien. Tahap-tahap tersebut antara lain :
1. Teknik Pembukaan (Pengantaran/ introdaktion)
Yaitu usaha konselor untuk mengantarkan klien dalam memasuki proses
konseling. Dalam teknik pembukaan ini konselor memberikan penjelasan kepada klien
tentang konseling, tujuan, asas-asas, manfaat serta hal lain yang berhubungan dengan
proses konseling.
2. Teknik hubungan Refleksi
Refleksi perasaan merupakan suatu usaha konselor untuk menyatakan dalam
bentuk kata-kata yang segar dan sikap yang esensial (perlu). Refleksi ini merupakan
teknik penengah yang bermanfaat untuk digunakan setelah hubungan permulaan dibuat
dan sebelum pemberian informasi dan tahap interpretasi dimulai. Perasaan-perasaan yang
diekspresikan dapat dikelompokkan kedalam tiga kategori yaitu yang positif, negative,
dan ambivalen. Refleksi perasaan akan mengalami kesulitan jika :

\\n 10
Makalah Psikologi Kesehatan Kelompok 8
 Stereotip (tetap/klise) dari konselor
 Konselor tidak dapat mengatur waktu
 Konselor tidak tepat memilih perasaan
 Konselor tidak mengetahui isi perasaan yang direfleksikan
 Konselor tidak dapat menemukan ke dalam perasaan
 Konselor menambah arti perasaan
 Manfaat refleksi perasaan dalam proses konseling antara lain :
 Membantu individu untuk merasa dipahami secara mendalam
 Klien merasa bahwa perasaan menyebabkan tingkah laku
 Memusatkan evaluasi pada klien
 Member kekuatan untuk memilih
 Memperjelas cara berfikir klien
 Menguji kedalaman motif-motif klien
3. Teknik Penerimaan dan Penstrukturan
Teknik penerimaan merupakan cara bagaimana konselor melakukan tindakan agar
klien merasa diterima dalam proses konseling. Dalam teknik penerimaan, ada tiga unsur
yaitu : 1) ekspresi air muka, 2) tekanan suara, 3) jarak dan perawakan.
Teknik penstrukturan (structuring) adalah proses menetapkan batasan oleh konselor
tentang hakekat, batasan-batasan dan tujuan proses konseling pada umumnya, dan
hubungan tertentu pada khususnya. Struktur konseling mempunyai dua unsur yaitu, 1.
unsur implisit, dimana peranan konselor yang secara umum diketahui klien, dan 2.
struktur yng formal berupa pernyataan konselor untuk menjelaskan dan membatasi proses
konseling.
Dengan demikian structuring merupakan teknik merumuskan batasan dan potensialitas
konseling. Berdasarkan pembatasan dan potensi proses konseling ada lima macam
struktur, yaitu :
a. Batas-batas waktu baik dalam satu individu maupun seluruh proses konseling
b. Batas-batas tindakan baik konselor maupun klien
c. Batas-batas peranan konselor
d. Batas-batas proses atau prosedur
e. Structuring dalam nilai proses

\\n 11
Makalah Psikologi Kesehatan Kelompok 8
4. Teknik Mendengarkan
Mendengarkan secara aktif dan tepat sangat penting dan merupakan dasar bagi
selama wawancara berlangsung, lebih-lebih pada saat permulaan ketika konselor
biasanya mengambil bagian secara verbal. Kegiatan ini menghendaki agar konselor lebih
banyak diam dan menggunakan semua indranya untuk menangkap semua pesan.
Dengan telinganya konselor mendengarkan kata-kata yang diucapkan dan tekanan suara
dari klien. Dengan pikirannnya konselor menanghkap isi pesan yang disampaikan, dan
dengan matanya konselor mengamati bahasa badani dalam sikap duduk, gerak gerik,
isyarat dan sebaginya yang ditampilkan oleh klien. Konselor berusaha secara benar-benar
tepat penyesuaian dirinya dengan diri orang lain, memusatkan diri pada orang lain, dan
menjadikan pesan-pesan yang datang dari orang lain itu sebagai suatau yang sangat
penting.
5. Teknik Mengarahkan
Di sini konselor lebih berinisiatif dari pada klien. Dengan memberikan
pengarahan, secara tidak langsung konselor mengetahui apa yang harus dilakukan.
Pemberian pengarahan hanya dilakukan bila mana konselor benar-benar telah memahami
keadaan dan kebutuhan klien. Nilai dari upaya pemberian pengarahan tidaklah mudah,
konselor harus menentukan kapan cara ini tepat dilakukan, dan cara mana yang sebaiknya
dipakai.
Penggunaan pengarahan yang terlalu cepat atau terlalu sering terhadap klien yang
enggan malah dapat mengakibatkan timbulnya suasana tidak tenang atau menjengkelkan
pada diri klien karena konselor tampak kurang peka terhadap suasana kejiwaan klien.

6. Teknik mengakhiri proses konseling


Mengakhiri wawancara, dapat dilakukan dengan cara :
 Mengatakan bahwa waktu sudah habis
 Merangkum isi pembicaraan
 Merangkum adalah proses menyatukan semua yang dikomunikasikan selama
proses konseling dengan menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti oleh
klien.
 Menunjukan pada pertemuan yang akan datang dengan menanyakan “apa yang
akan anda lakukan?”.
 Membuat catatan singkat.

\\n 12
Makalah Psikologi Kesehatan Kelompok 8
 Membuat catatan merupakan usaha sederhana tetapi sangat penting karena
kegiatan ini mempunyai andil yang sangat besar dalam rencana pengubahan
tingkah laku yang perlu dirubah.
 Memberikan tugas-tugas tertentu
 Mendoakan klien semoga tetap bahagia
 Berdiri
 Perpisahan dengan berjabatan tangan.

E. Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Konseling


Menurut Luddin (2010), faktor yang mempengaruhi keberhasilan konseling keluarga yaitu:
1. Usia Klien
Klien berusia dewasa dimungkinkan lebih sulit dilakukan modifikasi persepsi dan tingkah
lakunya dibandingkan dengan klien berusia belasan tahun, karena berhubungan dengan
fleksibelitas kepribadiannya.
2. Jenis kelamin
Jenis kelamin terutama berkaitan dengan perilaku model, faktor modeling sangat penting
dalam upaya pembentukan tingkah laku baru.
3. Tingkat pendidikan.
Pendidikan seseorang mempengaruhi cara pandangnya terhadap diri dan lingkungan,
sehingga akan berbeda cara menyikapi proses berlangsungnya konseling pada klien yang
berpendidikan tinggi dengan yang pendidikan rendah.
4. Intelegensi
Intelegensi pada prinsipnya mempengaruhi kemampuan penyesuaian diri dan cara
pengambilan keputusan. Klien yang berintelegensi tinggi akan banyak berpartisipasi, lebih
cepat, dan tepat dalam membuat suatu keputusan.
5. Status sosial ekonomi.
Status sosial ekonomi berpengaruh terhadap tingkah laku. Individu yang berasal dari
keluarga dengan status ekonomi yang baik akan mempunyai sikap dan pandangan yang positif
tentang masa depannya dibandingkan keluarga yang status ekonominya rendah.
6. Sosial budaya
Yang termasuk dalam sosial budaya adalah pandangan keagamaan dan kelompok etnis.

\\n 13
Makalah Psikologi Kesehatan Kelompok 8
BAB III

PENUTUP

A . Kesimpulan

Pada hakekatnya antara konseling memiliki pengertian, yaitu memberikan bantuan


kepada seseorang agar timbul perubahan pada diri individu tersebut ke arah yang positif,
saling berkaitan dalam proses pemberian bantuan. Dengan kata lain Konseling bertujuan
memberikan bantuan kepada klien untuk suatu perubahan tingkah (behavioral change),
kesehatan mental positif (positive mental health), pemecahan masalah (problen solution),
keefektifan pribadi (personal effectiveness), dan pembuatan keputusan (decision making).
Sedangkan jika dilihat dari pelaksanaannya, konseling menggunakan landasan teori
dari beberapa landasan filosofis tentang perilaku. Sementara jika dilihat dari landasan
operasionalnya, konseling lebih didasarkan pada permasalahan-permasalahan pandangan
hidup, permasalahan penyesuaian diri, lebih pada pelaksanaan bimbingan dan arahan melalui
penanaman pengertian tentang falsafah hidup, pendidikan dan pemahaman lingkungan.
Konseling menyangkut permasalahan kejiwaan umum yang cenderung bersifat preventif.

B . Saran

Hendaknya para praktisi konseling lebih jeli dalam membedakan antara ranah
konseling sehingga tidak terjadi kekacauan dalam menentukan penanganan masalah individu.
Dengan menelaah terlebih dahulu intensitas masalah klien, hendaknya konselor lebih tepat
dalam mengambil tindakan untuk individu yang mengalami masalah. Ada baiknya dalam
menangani masalah individu terlebih dulu menggunakan konseling.

\\n 14
Makalah Psikologi Kesehatan Kelompok 8
DAFTAR PUSTAKA

Latipun. 2001. Psikologi Konseling (Edisi 3). Malang: Universitas Muhamadiyah Malang.

Luddin, Abu Bakar. 2010. Dasar – Dasar Konseling. Bandung: Citapustaka Media Perintis.

Yulifah, Rita. 2009. Komunikasi Dan Konseling Dalam Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika

\\n 15
Makalah Psikologi Kesehatan Kelompok 8

Anda mungkin juga menyukai