Anda di halaman 1dari 15

TUGAS TERSTRUKTUR DOSEN PENGAMPU

Bimbingan dan Konseling Dra. Hj. Ikta Yarliani, M.Pd.

Konseling Kelompok

Disusun Oleh:
Kelompok 9
Muhammad Arief Husein (220101010233)
Elpa Rahmah (220101010600)
Ahmad Furqoni (220101010703)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2022/2023
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik, dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan peyusunan makalah
ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.

Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,


petunjuk, maupun pedoman bagi pembaca. Makalah ini disusun dalam rangka
untuk melaksanakan tugas dari dosen pada mata kuliah Bimbingan dan
Konseling. Ucapan terima kasih, kami haturkan kepada dosen pengampu mata
kuliah Bimbingan dan Konseling Ibu Dra. Hj. Ikta Yarliani, M.Pd. yang telah
memberikan arahan dan bimbingannya.

Makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran
dari berbagai pihak untuk perbaikan isi makalah ini sangat kami harapkan,
sehingga penyusun dapat memperbaiki isi makalah ini kedepannya lebih baik lagi.

Banjarmasin, 29 November 2022

Kelompok 9

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………..i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………….…………………1

A. Latar Belakang……………………………………….………….………..1

B. Rumusan Masalah………………………………………………..………1

C. Tujuan Penulisan…………………………………………………...…….1

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………..………2

1. Pengertian Konseling Kelompok………………………………..……….2

2. Tujuan Konseling Kelompok………………………………………..…...3

3. Proses Konseling Kelompok……………………………..………………4

4. Dinamika Konseling Kelompok…………………………..……………...7

BAB III PENUTUP……………………………………………………………10

A. Kesimpulan…………………………………………………….………..10

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….………11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara kronologi timbulnya konseling kelompok diawali dengan
perkembangan bimbingan kelompok di sekolah-sekolah, perkembangan terapi
kelompok, dan dinamika kelompok. pencetus ide konseling kelompok di awali
oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bimbingan kelompok.

Dr. Richard S. Allen (1931), memperkenalkan konseling kelompok, dan


Praat (1905) memperkenalkan tentang terapi kelompok, sedangkan Moreno
(1931) memperkenalkan krmbali istilah terapi kelompok. Istilah konseling
kelompok menjadi bahan diskusi sampai sekitar tahun 1960-an.1

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian konseling kelompok
2. Apa tujuan layanan konseling kelompok
3. Bagaimana proses layanan konseling kelompok
4. Apa yang dimaksud dinamika kelompok
5. Apa saja fungsi dinamika kelompok

C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui pengertian konseling kelompok
2. untuk mengetahui tujuan layanan konseling kelompok
3. Agar mengetahui bagaimana proses layanan konseling kelompok
4. mengetahui tentang dinamika kelompok
5. agar mengetahui fungsi dinamika kelompok

1
Drs. Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Konseling (BINA AKSARA, Jakarta, cetakan
pertama,Desember 1988.) hal 188

1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Konseing Kelompok
Dalam konseling kelompok, seorang konselor terlibat dalam hubungan
dengan sejumlah klien pada waktu yang bersamaan. Konseling kelompok
biasanya berkaitan dengan masalah-masalah perkembangan dalam hal-hal
situasional para anggotanya. Fokusnya adalah sikap dan perasaan serta pemilihan
dan nilai-nilai yang terlibat dalam hubungan antarpribadi. Dengan berinteraksi
satu sama lain, para anggota membentuk hubungan yang bersifat membantu dan
memungkinkan mereka untuk dapat mengembangkan pemahaman, penilaian, dan
kesadaran terhadap dirinya.

Menurut Shertzer & Stone (1981), konseling kelompok merupakan suatu


proses di mana seorang konselor terlibat di dalam suatu hubungan dengan
sejumlah klien pada waktu yang sama.

Menurut Gazda (1984), konseling kelompok sebagai suatu proses


interpersonal yang dinamis dengan kesadaran pikiran dan perilaku sebagai
pusatnya serta berdasarkan fungsi-fungsi terapi yang bersifat memberi kebebasan,
berorientasi terhadap kenyataan, katarsis, saling mempercayai, memelihara,
memahami, dan mendukung. Fungsi terapi diwujudkan dalam kelompok kecil
melalui pertukaran masalah-masalah pribadi dengan anggota lain dan konselor.
Kelompok klien dapat menggunakan interaksi kelompok untuk meningkatkan
pemahaman dan penerimaan nilai-nilai serta tujuan konseling dan juga sebagai
pembelajaran sikap dan perilaku tertentu. Selanjutnya, Gazda menyebutkan bahwa
konseling kelompok dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan tugas-tugas
perkembangan dalam tujuh bidang yaitu psikososial, vokasional, kognitif, fisik,
seksual, moral, dan efektif.2

2
Drs. Mochamad Nursalim, M.Si , Pengembangan Profesi Bimbingan & Konseling, Jakarta,
penerbit Erlangga 2015 hal 113

2
2. Tujuan Layanan Konseling Kelompok

Secara Umum layanan konseling kelompok bertujuan untuk


mengembangkan kemampuan bersosialisasi, khususnya kemampuan
berkomunikasi dan mengentaskan masalah individu peserta layanan.

Secara lebih khusus layanan konseling kelompok bertujuan untuk


mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang
menunjang perwujudan tingkah laku yang efektif.

Tujuan Konseling Kelompok menurut Gibson & Mitchell (1981) adalah


pencapaian suatu tujuan, pemenuhan, kebutuhan, dan pemberian suatu
pengalaman nilai bagi setiap anggota kelompok.

Munro & Dinkmeyer meringkaskan tujuan-tujuan konseling sebagai berikut:

• Membantu setiap anggota kelompok mengetahui dan memahami dirinya sebagai


upaya untuk membentuk proses pencarian identitas.

• Sebagai suatu hasil pemahaman diri serta pengembangan penerimaan diri dan
perasaan pribadi yang berharga.

• Mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan interpersonal yang


memungkinkan konseli menanggulangi tugas-tugas perkembangan dalam bidang
sosial pribadi.

• Mengembangkan kemampuan pengarahan diri, pemecahan masalah,


pengambilan keputusan, dan mentransfer kemampuan tersebut ke dalam kontak
sosial dan sekolah.

• Mengajarkan konseli untuk menjadi seorang pendengar yang berempati (tidak


hanya mendengarkan apa yang dikatakan, tetapi juga merasakan perasaan yang
menyertai perkataan tersebut).

• Membantu konseli untuk menjadi diri sendiri

3
• Membantu seriap anggota konseling merumuskan tujuan khusus yang dapat
diukur dan diamati serta membantu setiap anggota konseling membuat suatu
komitmen ke arah pencapaian tujuan.3

3. Proses Layanan Konseling Kelompok

Pembahasan mengenai proses konseling kelompok senantiasa berkaitan


dengan tahap-tahap perkembangan kegiatan kelompok serta karakteristik masing-
masing tahap tersebut.

Proses pelaksanaan konseling kelompok dilaksanakan melalui tahap-tahap


berikut:

1. Tahap Pembentukan

tahap ini diawali dengan upaya penumbuhan minat bagi terbentuknya


kelompok. Hal tersebut meliputi penjelasan tentang kelompok yang dimaksud,
tujuan dan manfaat adanya kelompok itu, ajakan untuk memasuki dan mengikuti
kegiatan, dan kemungkinan adanya kesempatan dan kemudahan bagi
penyelenggaraan kelompok tersebut. Kegiatan-kegiatan dalam tahap pembentukan
adalah:

a. Pengenalan dan Pengungkapan Tujuan

Umumnya pada tahap ini, para anggota saling memperkenalkan diri dan
juga mengungkapkan tujuan ataupun harapan yang ingin dicapai oleh masing-
masing maupun seluruh anggota. Dalam tahap ini, pemimpin kelompok
hendaknya memunculkan dirinya sehingga sosoknya terlihat sebagai orang yang
benar-benar mampu dam bersedia membantu para anggota kelompok mencapai
tujuan.

b. Terbangunnya Kebersamaan

3
Drs. Mochamad Nursalim, M.Si , Pengembangan Profesi Bimbingan & Konseling, Jakarta,
penerbit Erlangga 2015 hal 114

4
Pemimpin kelompok harus mampu menumbuhkan sikap kebersamaan dan
perasaan sekelompok. Jika pada awalnya sebagian besar anggota kelompok tidak
ingin melibatkan diri dalam kelompok, maka tugas pemimpin kelompok adalah
membalikkan keadaan tersebut dengan cara membangkitkan keinginan seluruh
anggota kelompok untuk terlibat dalam kegiatan kelompok.

c. Keaktifan Pemimpin Kelompok

Keaktifan pemimpin kelompok sangat diperlukan dalam tahap


pembentukan. Pemimpin kelompok perlu memusatkan usahanya pada:

- Penjelasan tentang tujuan kegiatan.

- Penumbuhan rasa saling mengenal antaranggota.

- Penumbuhan sikap saling mempercayai dan saling menerima.

Peranan pemimpin kelompok dalam hal ini ialah mengembangkan suasana


keterbukaan sehingga memungkinkan para anggota kelompok mengemukakan
segala hal yang dirasakannya. Suasana ini diperlukan agar para anggota mampu
membuka diri, mengutarakan tujuan-tujuan (baik tujuan pribadi maupun tujuan
bersama), dan ikut serta secara aktif dalam proses kegiatan kelompok.

Selain hal-hal di atas, terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan oleh
pemimpin kelompok dalam tahap pembentukan ini. misalnya 1) pertanyaan dan
jawaban, 2) teknik perasaan dan tanggapan, 3) teknik permainan kelompok.

2. Tahap Peralihan

Tahap peralihan adalah tahap transisi antara tahap pembentukan dengan


tahap kegiatan. Pada tahap ini pemimpin kelompok harus tanggap dalam melihat
dan membaca situasi yang terjadi dalam kelompok. Apabila masih terlihat gejala-
gejala penolakan, rasa enggan, salah paham, kurang bersemangat pada anggota
kelompok dalam melaksanakan kegiatan, maka pemimpin kelompok hendaknya

5
bersikap cerdas dan bijaksana agar memberikan pemahaman kepada anggota
kelompok.

3. Tahap Kegiatan

Tahap ini merupakan kegiatan konseling kelompok yang sebenarnya


"kegiatan inti". Namun kelangsungan kegiatan kelompok pada tahap ini sangat
bergantung pada hasil dari dua tahap sebelumnya. Jika tahap sebelumnya dilalui
dengan baik, maka tahap ketiga akan berlangsung lancar. Dalam tahap ini
hubungan antaranggota kelompok tumbuh dengan baik. Saling tukar pengalaman
dalam hal suasana perasaan yang dirasakan, pengutaraan, penyajian dan
pembukaan diri berlangsung dengan bebas. Tahap ini juga untuk membahas topik-
topik tertentu atau mengetaskan masalah pribadi anggota kelompok. Dalam tahap
ini lah kelompok sedang mengarah kepada pencapaian tujuan. Kegiatan dalam
tahap ini meliputi:

- Pengemukaan permasalahan

- Pemilihan masalah

- Pembahasan masalah

4. Tahap Pengakhiran

Yaitu tahap dimana pemimpin kelompok mengungkapkan bahwa kegiatan


akan segera diakhiri, pemimpin dan anggota kelompok mengungkapkan kesan dan
hasil kegiatan, serta merencanakan kegiatan selanjutnya.4

4
Drs. Mochamad Nursalim, M.Si , Pengembangan Profesi Bimbingan & Konseling, Jakarta,
penerbit Erlangga 2015 hal 116

6
4. Dinamika Kelompok

Dinamika kelompok adalah suasana yang hidup, berdenyut, bergerak,


berkembang, yang ditandai dengan adanya interaksi antarsesama anggota
kelompok.

 Peranan Dinamika Kelompok dalam konseling kelompok

Secara khusus, dinamika kelompok berperan dalam memecahan masalah


pribadi para anggota kelompok yaitu apabila interaksi dalam kelompok
difokuskan pada pemecahan masalah pribadi yang dibahas. Dinamika
kelompok juga berperan dalam menumbuhkan kehangatan dalam kelompok
sehingga semua nggota kelompok dapat berperan aktif menyumbangkan
pendapat atau pemikiranya.

jadi dinamika kelompok merupakan interaksi dan interdepensi antar


anggota kelompok yang satu dengan yang lain kekuatan-kekuatan sosial yang
membentuk sinergi dari semua faktor yang ada di dalam kelompok yang
menyebabkan adanya suatu gerak perubahan dan umpan balik antara anggota
dengan kelompok secara keseluruhan.

Shertzer dan Stone dalam Romlah (2001: 31) mengemukakan definisi


dinamika kelompok yaitu kuatnya interaksi antar anggota kelompok yang
terjadi untuk mencapai tujuannya. Dikemukakan pula bahwa produktivitas
kelompok akan tercapai apabila ada interaksi yang harmonis antar anggotanya.
Selanjutnya Sitti Hatinah (2009: 64) menjelaskan bahwa adapun aspek-aspek
dinamika kelompok menurut Hartinah diantaranya sebagai berikut:

a) Komunikasi dalam kelompok. Dalam komunikasi akan terjadi perpindahan


ide atau gagasan yang diubah menjadi simbol oleh komunikator kepada
komunikan melalui media.

7
b) Kekuatan di dalam kelompok. Dalam interaksi antar anggota kelompok
terdapat kekuatan atau pengaruh yang dapat memebentuk kekompakan dalam
kelompok.

c) Kohesi kelompok. Merupakan sejumlah faktor yang mempengaruhi


anggota kelompok untuk tetap menjadi anggota kelompok tersebut.

dinamika kelompok benar-benar terwujud dalam kelompok dapat dilihat dari :

• anggota kelompok dapat membantu terbinanya suasana keakraban dalam


hubungan antar anggota kelompok

• anggota kelompok mampu mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan


diri dalam kegiatan kelopok

• anggota kelompok dapat membantu tercapainya tujuan bersama

• anggota kelompok dapat mematuhi aturan kelompok dengan baik

• anggota kelompok benar-benar aktif dalam seluruh kegiatan kelompok

• anggota kelompok dapat berkomunikasi secara terbuka

• anggota kelompok dapat membantu orang lain

• anggota kelompok dapat member kesempatan kepada anggota lain untuk


menjalankan perannya

• anggota kelompok dapat menyadari pentingnya kegiatan kelompok.

 Fungsi Dinamika Kelompok

Fungsi dari dinamika di dalam kelompok antara lain:

a) Membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan


hidup.

b) Memudahkan segala pekerjaan.

8
c) Mengerjakan pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan
mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga selesai lebih efektif,
cepat dan efisien.

d) Menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan masyarakat.

Dalam dinamika kelompok untuk mengetahui fungsinya perlu di mengerti


pula tanda-tanda Dinamika kelompok sudah terbentuk.

Menurut Mungin, konseling kelompok memanfaatkan dinamika kelompok


sebagai upaya untuk membimbing anggota kelompok untuk mencapai tujuan.
Media dinamika kelompok ini, unik dan hanya dapat ditemukan dalam suatu
kelompok yang benar-benar hidup Kelompok yang hidup adalah kelompok
yang memiliki cirri-ciri dinamis, bergerak dan aktif berfungsi untuk
memenuhi suatu kebutuhan dan mencapai suatu tujuan.5

5
Dr. Henni Syafriana Nasution, MA Dr. Abdillah, S.Ag, M.Pd, Bimbingan Konseling
Konsep, Teori, dan Aplikasinya” (LPPPI, Medan, 2019), hal 149-153.

9
BAB II

PENUTUP

A. Kesimpulan

Konseling kelompok biasanya berkaitan dengan masalah-masalah


perkembangan dalam hal hal situasional para anggotanya, konseling kelompok
sebagai suatu proses interpersonal yang dinamis dengan kesadaran pikiran dan
perilaku sebagai pusatnya serta berdasarkan fungsi-fungsi terapi yang bersifat
memberi kebebasan, berorientasi terhadap kenyataan, kataris, saling
mempercayai, memelihara, memahami dan mendukung.

Secara umum layanan konseling kelompok bertujuan untuk


mengembangkan kemampuan bersosialisasi, khususnya kemampuan
berkomunikasi dan menyelesaikan masalah para peserta layanan. Secara
khususnya bertujuan untuk mendorong pengembangan perasaan, pikiran,
persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang tingkah laku yang efektif.

Layanan konseling kelompok juga memiliki proses yaitu, tahap


pembentukan , tahap peralihan, tahap kegiatan, dan tahap pengakhiran.

10
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Konseling (BINA AKSARA, Jakarta,
cetakan pertama,Desember 1988.)

Drs. Mochamad Nursalim, M.Si , Pengembangan Profesi Bimbingan &


Konseling, Jakarta, penerbit Erlangga 2015

Dr. Henni Syafriana Nasution, MA Dr. Abdillah, S.Ag, M.Pd, Bimbingan


Konseling Konsep, Teori, dan Aplikasinya” (LPPPI, Medan, 2019)

11

Anda mungkin juga menyukai