Anda di halaman 1dari 16

KONSEP DASAR KONSELING KELOMPOK

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah bimbingan & konseling kelompok
Dosen pengampu: Amal Hayati, M. Pd
Disusun oleh:
Aprima Sonia Nasution (0303213061)
Widya Lestari (0303212032)
Sufina Dewi (0303211005)

PRODI BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,


Puji syukur alhamdulillah kami ucapkan atas kehadiran allah swt yang
telah memberikan nikmat, baik itu nikmat kesehatan, nikmat kekuatan, serta
nikmat yang lainnya. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah untuk
memenuhi mata kuliah Bimbingan & Konseling Kelompok. Kami mengucapkan
banyak terima kasih kepada ibu “Amal Hayati, M. Pd” selaku dosen pengampu
yang telah membimbing dalam pembuatan makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan pembaca. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa
didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah yang sederhana ini
dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.

Medan, 21 September 2022

Pemakalah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
MIND MAPPING
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………….
B. Rumusan Masalah…………………………………………………..
C. Tujuan Pembahasan…….……………………………………………
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………….
A. Pengertian Konseling Kelompok……………………………………..
B. Fungsi Konseling Kelompok…………………………………………..
C. Tujuan Konseling Kelompok………………………………………….
D. Komponen Dalam Konseling Kelompok……………………………..
E. Kelebihan dan Kekurangan Konseling Kelompok…………………..
BAB III PENUTUP…………………………………………………………….
A. Kesimpulan…………………………………………………………
B. Saran………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bimbingan dan konseling memiliki beberapa pelayanan, baik itu
pelayanan individual maupun pelayanan kelompok. Konseling kelompok
merupakan kegiatan yang membantu individu menyesuaikan diri terhadap
dinamika dan perubahan kehidupan sosial manusia. Konseling kelompok
dapat mengembangkan kemampuan manusia dalam mengatasi masalah
secara mandiri agar dia dapat bertahan hidup dalam kehidupan sosial.
Namun tak hanya itu, konseling kelompok mampu meningkatkan
kepercayaan diri dan mengembangkan pridadi klien. Maka, perencanaan
program pasti menjadi acuan dasar dalam pelaksanaan kegiatan pada suatu
layanan bimbingan dan konseling.
Konseling kelompok sangat sejalan dengan program pendidikan.
Yang mana, salah satu upaya pendidikan adalah menciptakan lingkungan
belajar yang kondusif. Dengan lingkungan belajar yang kondusif, akan
menghadirkan ke-efektifan dalam pembelajaran dengan suasana yang
memberikan rasa aman, penghargaan, tanpa ancaman dan memberikan
semangat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Konseling Kelompok
2. Apa Fungsi konseling Kelompok
3. Apa Tujuan Konseling Kelompok
4. Apa Komponen Dalam Konseling Kelompok
5. Apa Kelebihan Dan Kekurang Konseling Kelompok
C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Konseling Kelompok
2. Mengetahui Fungsi Konseling Kelompok
3. Mengetahui Tujuan Konseling Kelompok
4. Mengetahui Apa komponen Dalam Konseling Kelompok
5. Mengetahui Kelebihan Dan Kekurangan Konseling Kelompok
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Konseling Kelompok


Pérusse, Goodnough, & Lee (2009) menjelaskan bahwa dalam
literatur profesional, konseling kelompok menunjukkan keefektifan dan
kebermanfaatan bagi peserta didik. Pertama, konseling kelompok adalah
intervensi yang efisien jika dibandingkan dengan konseling individu,
karena guru bimbingan dan konseling dapat melihat banyak peserta didik
secara bersamaan. Kedua, dari sudut pandang perkembangan dan
pendidikan, peserta didik sering belajar dari peserta didik-peserta didik
yang terbaik. Konseling kelompok menyediakan forum yang sangat baik
untuk mempromosikan pembelajaran peserta didik ke peserta didik dan
sering dialami oleh peserta didik sebagai aspek sekolah yang
menyenangkan dan bermakna. Terkait dengan ini, kekuatan kelompok
dapat dikumpulkan untuk pertumbuhan dan perkembangan positif.
Akhirnya, kelompok adalah mikrokosmos masyarakat dan dengan
demikian menyediakan pengaturan kehidupan nyata di mana peserta didik
dapat menyelesaikan masalah dan masalah sehingga konseling kelompok
membutuhkan keterampilan yang sangat terspesialisasi.
Program konseling kelompok dapat memberikan individu dengan
jenis-jenis pengalaman kelompok yang membantu mereka belajar
berfungsi secara efektif, untuk mengembangkan toleransi terhadap stres
dan kecemasan, dan untuk menemukan kepuasan dalam bekerja dan hidup
dengan orang lain (Berg & Landreth, 1990) atau dengan kata lain dapat
meningkatkan keterampilan interpersonal yang diperlukan (Shakoor,
2004). Kegiatan konseling kelompok mengandung ciri-ciri terapeutik
seperti pengungkapan pikiran danperasaan secara leluasa, orientasi pada
kenyataan, pembukaan diri mengenai seluruh perasaan mendalam yang
dialami, saling percaya, saling perhatian, saling pengertian, dan saling
mendukung. Semua ciri terapeutik ini diciptakan dan dibina dalam suatu
kelompok kecil dengan cara mengemukakan kesulitan dan keprihatinan
pribadi kepada sesama anggota kelompok dan kepada konselor. Konseli
atau klien-klien adalah orang yang pada dasarnya tergolong orang normal,
yang menghadapi berbagai masalah yang tidak memerlukan perubahan
dalam struktur kepribadian untuk diatasi (Gadza, 1984). Begitupun
DeLucia-Waack, Janice L (2004) menjelaskan bahwa konseling kelompok
merupakan intervensi kelompok kecil yang menggunakan faktor terapeutik
dan intervensi khusus untuk mengatasi masalah pribadi dan antarpribadi
dan untuk mempromosikan pertumbuhan dan perkembangan pribadi dan
antarpribadi.
Dinkmayer & Muro (1979: 16) dalam bukunya "Group
Counseling: Theory And Practice" menjelaskan:
"Group counseling is an interpersonal process which
permits the individual to examine and share self in term of its
process and content. Group counseling has special value for both
the diagnosis and the solving of the problem. There are certain
behaviors which can best be observed in the group as well as
certain therapeutic effects which can only be processed in the
group. Behavior in the best worked in the sosial context."
Penjelasan Dinkmayer & Muro di atas menggambarkan bahwa
konseling kelompok adalah proses interpersonal yang memungkinkan
individu untuk memeriksa dan berbagi diri dalam hal proses dan isinya.
Konseling kelompok memiliki nilai khusus untuk diagnosis dan
pemecahan masalah. Begitu pun dengan Prayitno (1997: 37) menjelaskan
bahwa layanan konseling kelompok adalah layanan bimbingan dan
konseling yang memungkinkan klien memperoleh kesempatan untuk
pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui
dinamika kelompok, masalah yang dibahas itu adalah masalah-masalah
pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok.
Konseling Kelompok pada dasarnya adalah layanan konseling
perorangan yang dilaksanakan di dalam suasana kelompok (Prayitno &
Amti, 2004: 31). Di sana ada konselor (yang jumlahnya mungkin lebih
dari seorang) dan ada klien, yaitu para anggota kelompok (yang jumlahnya
paling kurang dua orang). Di sana terjadi hubungan konseling yaitu
hangat, terbuka, permisif, dan penuh keakraban. Pada saat itu juga ada
pengungkapan dan pemahaman masalah klien, penelusuran sebab-sebab
timbulnya masalah, upaya pemecahan masalah (Jika perlu menerapkan
metode-metode khusus), evaluasi kegiatan dan tindak lanjut sehingga
konseling kelompok menjadi alat konseling yang bermanfaat jika
diselenggarakan setiap minggu (Ristianti, dkk: 2020).
Konseling kelompok termasuk dalam jenis kelompok
perkembangan (growth-centered group) yang bertujuan untuk
mengembangkan pribadi peserta didik seperti kemampuan berkomunikasi
dan bersosialisasi. Konseling kelompok perkembangan adalah upaya
bantuan kepada sekelompok individu dengan cara mendorong pencapaian
tujuan perkembangan dan memfokuskan pada kebutuhan dan kegiatan
belajarnya. Dengan demikian, fokus konseling kelompok adalah
membantu seluruh peserta didik tanpa kecuali dengan tujuan agar mereka
mencapai taraf perkembangan pribadi secara optimal dalam berbagai
aspek kehidupan (Ristianti, dkk: 2020).
Konseling kelompok merupakan suatu bantuan pada individu
dalam situasi kelompok yang bersifat pencegahan dan penyembuhan, serta
dia rahkan pada pemberian kemudahan dalam perkembangan dan pertum
buhannya (Nurihsan dalam Kurnanto, 2013). Latipun (dalam Lumongga:
2016) mengatakan konseling kelompok adalah bentuk konseling yang
membantu beberapa individu yang diarahkannya mencapai fungsi kesa
daran secara efektif untuk jangka waktu pendek dan menengah. Adhiput ra
(2014) mendefinisikan konseling kelompok merupakan upaya bantuan
kepada individu dalam suasana kelompok yang bersifat pencegahan dan
pengembangan, dan diarahkan kepada pemberian kemudahan dalam
rangka pengembangan dan pertumbuhannya. Konseling kelompok me
rupakan suatu sistem layanan bantuan yang amat baik untuk membantu
pengembangan kemampuan pribadi, pencegahan, dan mengenai kon flik-
konflik antar pribadi atau pemecahan masalah (Gazda, 1984 dalam
Lumongga, 2016).
Dalam defenisi yang lebih luas, konseling kelompok memiliki
banyak pengertian dan rumusan yang berbeda pada setiap teori menurut
para tokohnya. Hal ini lumrah terjadi, karena setiap tokoh berasal dari latar
belakang kehidupan dan pendidikan yang berbeda. Shertzer dan Stone
(1974) yang dikutip dari tulisan Mappiare (2002) mengungkapkan bahwa
kebutuhan akan adanya konseling pada dasarnya timbul dari dalam dan
luar diri individu yang memunculkan pertanyaan mengenai: apa yang
seharusnya dilakukan individu. Disinilah konseling mengambil peran nya
agar individu dapat menjawab sebanyak mungkin pertanyaan yang
mengganggu pikiran dan tingkah lakunya sehingga individu dapat me
mecahkan permasalahannya sendiri.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
konseling kelompok adalah upaya bantuan yang bersifat pencegahan dan
pengembangan kemampuan pribadi sebagai pemecahan masalah secara
kelompok atau bersama-sama dari seorang konselor kepada klien.
(Lumongga: 2016)

B. Fungsi Konseling Kelompok


Dengan memperhatikan definisi konseling kelompok sebagaimana
telah disebutkan di atas, maka kita dapat mengatakan bahwa konseling
kelompok mempunyai dua fungsi, yaitu fungsi layanan kuratif; yaitu
layanan yang diarahkan untuk mengatasi persoalan yang dialami individu,
serta fungsi layanan preventif; yaitu layanan konseling yang diarahkan
untuk mencegah terjadinya persoalan pada diri individu. Juntika Nurihsan
2006: 24 (dalam Hayati: 2022) mengatakan bahwa konseling kelompok
bersifat pencegahan dan penyembuhan. Konseling kelompok bersifat
pencegahan, dalam arti bahwa individu dibantu yang mempunyai
kemampuan normal atau berfungsi secara wajar di masyarakat, tetapi
memiliki beberapa kelemahan dalam kehidupannya sehingga mengganggu
kelancaran berkomunikasi dengan orang lain. Sedangkan, konseling
kelompok bersifat penyembuhan dalam pengertian membantu individu
untuk dapat keluar dari persoalan yang dialaminya dengan cara
memberikan kesempatan, dorongan, juga pengarahan kepada individu
untuk mengubah sikap dan perilakunya agar selaras dengan
lingkungannya. Ini artinya, bahwa penyembuhan yang dimaksud di sini
adalah penyembuhan bukan persepsi pada individu yang sakit, karena pada
prinsipnya, objek konseling adalah individu yang normal, bukan individu
yang sakit secara psikologis.
Berangkat dari sejumlah definisi konseling kelompok di atas maka
konseling kelompok memiliki beberapa fungsi. Sebagaimana Nurihsan, J
(2006) menyatakan bahwa konseling kelompok mempunyai dua fungsi,
yaitu layanan, yang diarahkan untuk mengatasi persoalan yang dialami
individu, layanan preventif, yaitu layanan konseling yang diarahkan untuk
mencegahterjadinya persoalan pada diri individu. Sebagaimana disebutkan
di atas bahwa konseling kelompok bersifat pencegahan dan penyembuhan.
Sifat pencegahan sebagaimana dimaksud mengandung arti bahwa individu
yang dibantu mempunyai kemampuan, normal atau berfungsi secara wajar
di masyarakat, namun memiliki beberapa kehidupannya sehingga
kelemahan mengganggu dalam kelancaran berkomunikasi dengan orang
lain. Sementara itu, konseling yang bersifat Penyembuhan mengandung
artimembantu individu untuk dapat keluar dan persoalan yang dialaminya
dengan cara memberikan kesempatan, dorongan, juga pengarahan individu
untuk mengubah sikap dan perilakunya agar selaras dengan
lingkungannya. Improvisasi penyembuhan di bertolak dari hakikat
keberadaan konseli yang merupakan subjek dan bukan objek, yang artinya
konseli bebas untuk memilih dan membuat suatu keputusan atas apa yang
tengah dihadapinya, dengan diberikannya kebebasan kepada konseli. Hal
ini juga berarti bahwa konseling kelompok bukan persepsi pada
penyembuhan individu yang sakit secara psikologis, namun untuk individu
yang normal Saat ini konseling kelompok telah diterapkan diberbagui
institusi, sepert Sekolah, perusahaan, dan masyarakat luas untuk mengatasi
masalah-masa kesehatan (Prawitasari, 1997); perilaku antisosial, (Latipun,
1999), pendidikan dan remaja (Prayitno, 1995), dan sebagainya.
Pendekatan kelompok kembangkan dalam proses konseling yang
didasarkan atas pertimban bahwa pada dasarnya kelompok dapat pula
membantu memecahkan masa individu atau sejumlah individu yang
bermasalah (Hayati, 2022: 33).

C. Tujuan Konseling Kelompok


Tujuan dari konseling kelompok adalah mengentaskan masalah
sehingga konseling kelompok juga membantu mengentaskan masalah
dengan memanfaatkan kelompok. Namun, konseling kelompok bukan
hanya sebatas membantu mengentaskan masalah, ada aspek lain penting
lainnya yang didapat oleh anggota kelompok dalam konseling kelompok.
Berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan oleh Mayo, dkk. (Ristianti,
dkk: 2020) bahwasanya konseling kelompok mengembangkan
kepercayaan diri peserta didik, meningkatkan kesadaran diri,
meningkatkan keterampilan komunikasi dan peningkatan motivasi di
banding dengan konseling individual. Selain itu, melalui konseling
kelompok mendapatkan peningkatan keterampilan membaca dan
matematika bagi para anggotanya.
Sementara itu menurut Winkel (1997) konseling kelompok
dilakukan dengan beberapa tujuan, yaitu:
1. Masing-masing anggota kelompok memahami dirinya dengan baik dan
menemukan dirinya sendiri. Berdasarkan pemahaman diri itu dia lebih
rela menerima dirinya sendiri dan lebih terbuka terhadap aspek-aspek
positif dalam kepribadiannya.
2. Para anggota kelompok mengembangkan kemampuan berkomunikasi
satu sama lain sehingga mereka dapat saling memberikan pantuan
dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan yang khas pada fase
perkembangan mereka.
3. Para anggota kelompok memperoleh kemampuan pengatur dirinya
sendiri dan mengarahkan hidupnya sendiri, mula-mula dalam kontra
antar pribadi di dalam kelompok dan kemudian juga dalam kehidupan
kelompoknya. sehari-hari di luar kehidupan
4. Para anggota kelompok menjadi lebih peka terhadap kebutuhan orang
lain dan lebih mampu menghayati perasaan orang lain. Kepekaan dan
penghayatan ini akan lebih membuat mereka lebih sensitif juga
terhadap kebutuhan-kebutuhan dan perasaan-perasaan sendiri.
5. Masing-masing anggota kelompok menetapkan suatu sasaran yang
ingin mereka capai, yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku yang
lebih konstruktif.
6. Para anggota kelompok lebih berani melangkah maju dan menerima
resiko yang wajar dalam bertindak dari pada tinggal diam dan tidak
berbuat apa-apa.
7. Para anggota kelompok lebih menyadan dan menghayati makna dan
kehidupan manusia sebagai kehidupan bersama, yang mengandung
tuntutan menerima orang lain dan harapan akan diterima orang lain.
8. Masing-masing anggota kelompok semakin menyadari bahwa hal-hal
yang memprihatinkan bagi dirinya sendiri kerap juga menimbulkan-
kan rasa prihatin dalam hati orang lain. Dengan demikian dia tidak
merasa terisolir, atau seolah-olah hanya dialah yang mengalami Ini dan
itu.
9. Para anggota kelompok belajar berkomunikasi dengan anggotaanggota
yang lain secara terbuka, dengan saling menghargai dan menaruh
perhatian. Pengalaman bahwa komunikasi demikian dimungkinkan
akan membawa dampak positif dalam kehidupan dengan orang-orang
yang dekat di kemudian hari.
Tujuan pelaksanaan konseling kelompok ini adalah untuk
meningkatkan kepercayaan diri konseli. Kepercayaan diri dapat ditinjau
dalam kepercayaan diri Jalur dan baun yang diimplementasikan ke dalam
tujuhciri yaitu, cinta diri dengan gaya hidup dan perilaku untuk
memelihara diri, sadar akan potensi dan kekurangan yang dimiliki,
memiliki tujuan hidup yang jelas, berfikir positif dengan apa yang akan
dikerjakan dan bagaimana hasilnya, dapat berkomunikasi dengan orang
lain, memiliki ketegasan, penampilan diri yang paik, dan memiliki
pengendalian perasaan. (Hayati: 2022)

D. Komponen dalam Konseling Kelompok (Jumlah anggota dan


Peran anggota)

Dalam bimbingan kelompok ada tiga komponen yang harus dipenuhi,


yaitu pemimpin kelompok, anggota kelompok dan dinamika kelompok (Prayitno,
2004:4)

a. Pemimpin Kelompok

Pemimpin Kelompok (PK) adalah konselor yang terlatih dan berwenang


menyelenggarakan praktik konseling profesional. Sebagaimana jenis layanan
konseling lainnya, konselor memiliki keterampilan khusus untuk
menyelengarakan bimbingan kelompok. PK berkewajiban menghidupkan
dinamika kelompok antarsemua peserta seintensif mungkin yang mengarah
kepada pencapaian tujuan-tujuan umum bimbingan kelompok.

b. Anggota Kelompok

Tidak semua kumpulan atau individu dapat dijadikan anggota bimbingan


kelompok. Untuk terselengaranya bimbingan kelompok seorang konselor harus
membentuk kumpulan individu menjadi sebuah kelompok yang memiliki
persyaratan sebagaimana tersebut di atas. Besarnya kelompok (jumlah anggota
kelompok), dan homogenitas/heterogenitas anggota kelompok dapat
mempengaruhi kinerja kelompok. Sebaiknya jumlah kelompok tidak terlalu besar
dan tidak terlalau kecil. Kekurang efektifakan kelompok akan terasa jika jumlah
kelompok melebihi sepuluh orang.

c. Dinamika Kelompok

Dalam kegiatan bimbingan kelompok, dinamika kelompok sengaja


ditumbuh kembangkan, karena dinamika kelompok adalah hubungan
interpersonal yang ditandai dengan semangat, kerja sama antar anggota kelompok,
saling berbagi pengetahuan, pengalaman dan mencapai tujuan kelompok.
Hubungan interpersonal ini yang nantinya akan mewujudkan rasa kebersamaan di
antara anggota kelompok, menyatukan kelompok untuk dapat lebih menerima satu
sama lain, lebih saling mendukung dan cenderung untuk membentuk hubungan
yang bermakna di dalam kelompok. Dinamika kelompok merupakan jiwa yang
menghidupkan dan menghidupi suatu kelompok. Cartwight dan Zander (dalam
Wibowo, 2005:62) mendeskripsikan bahwa: dinamika kelompok sebagai suatu
bidang terapan yang dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan tentang sifat
dan ciri-ciri kelompok, hukum perkembangan interelasi dengan anggota, dengan
kelompok lain, dan dengan anggota yang lebih besar.

Selanjutnya Jacobs (dalam Wibowo, 2005: 62) menyatakan bahwa


dinamika kelompok mengacu kepada sikap dan interaksi pemimpin serta anggota
kelompok. Dinamika kelompok sebagai kekuatan operasional suatu kelompok
akan memicu adanya proses kelompok dalam melakukan pertukaran semangat dan
interaksi di antara anggota kelompok dan pemimpin kelompok.

E. Kelebihan dan Kekurangan Konseling Kelompok

Kelebihan, konseling kelompok adalah nilai kepraktisannya. Meskipun


demikian, tidak dipungkiri bahwa adanya kelompok dapat memberikan
kesempatan bagi anggota untuk saling memberi dan menerima umpan-balik.
Dengan cara ini anggota kelompok akan belajar untuk bersosialisasi.
Disamping kelebihan dan keuntungan konseling kelompok terdapat pula

kekurangan, yaitu sebagai berikut:

a. Tidak semua orang cocok berada dalam kelompok. Beberapa di antaranya

membutuhkan perhatian dan intervensi individual.

b. Perhatian konselor menjadi lebih menyebar, oleh karena itu yang dihadapi tidak
hanya satu orang tetapi banyak orang.

c. Sulit untuk dibina kepercayaan. Untuk itu dibutuhkan norma atau aturan main
khusus mengenai konfidensialitas.

d. Sering klien mengharapkan terlalu banyak dari kelompok, sehingga ia tidak


berusaha untuk berubah
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Jadi, konseling kelompok adalah suatu proses antara pribadi yang


dinamis, terpusat pada pemikiran dan perilaku yang sadar melibatkan
fungsi fungsi seperti berorientasi pada kenyataan, saling mempercayai,
saling pengertian, saling menerima, dan saling mendukung. Secara umum,
tujuan konseling kelompok adalah mengembangkan kemampuan sosial
khusus nya kemapuan berkomunikasi. Lalu, komponen yang ada didalam
konseling kelompok itu ialah ada ketua kelompok, anggota kelompok serta
dinamika kelompok.

B. Saran
Pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari
itu diharapkan kepada pembaca agar mengkritik dan memberi saran agar
makalah ini jauh lebih baik dan besar harapan penulis semoga makalah ini
menambah wawasan bagi pembaca
DAFTAR PUSTAKA
Adhiputra, A.A.N. 2016. Konseling Kelompok Prespektif Teori dan Aplikasi. Bali:
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP. PGRI Bali.
Hayati, Amal. 2022. Bimbingan dan Konseling Kelompok. Medan
Lubis, Zuraida, Sakinah Hasibuan. “Pengaruh Layanan Konseling Kelompok
Pendekatan Behavioristik Teknik Symbolic Models Terhadap Penyesuaian Diri
Dengan Teman Sebaya Mahasiswa BK Non Reguler” dalam Jurnal Ilmiah Dalam
Implementasi Kurikulum Bimbingan dan Konseling Berbasis Kini. Medan :
Universitas Negeri Medan
Lumongga, Namora. 2016. Konseling Kelompok. Jakarta: Kencana
Ristianti, Dina Hajja,. Irwan Fathurrochman. 2020. Penilaian Konseling
Kelompok. Yogyakart: Deepublish

Anda mungkin juga menyukai