Anda di halaman 1dari 21

SOSIAISASI NILAI DAN NORMA DALAM KEBUDAYAAN DAN

MASYARAKAT

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah: Sosiologi Pendidikan

Dosen pengampu: Yummi Jumiati Marsha, M.Pd

Disusun oleh: Kelompok 3

Rachma Chairunnisa (0303212054)

Tria Anisyah Pebina (0303211012)

Fyarisa (0303213056)

Indah Yani (0303213116)

Miswati (0303213087)

PRODI BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN

2024/2025
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi allah SWT yang telah memberikan Rahmat
dan Karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Sholawat dan salam tak lupa pula senantiasa kita sampaikan kepada nabi
Muhammad SAW yang kita harapkan syafa’at-Nya diyaumil qiyamah nanti.

Terima kasih kami ucapkan kepada Ibuk Yummi Jumiati Marsha,M.Pd


yang telah membimbing dan mendukung kami dalam menyelesaikan makalah.
Kami sangat berharap kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Kami berharap adanya kritik dan saran untuk perbaikan
makalah ini.

Medan, Maret 2024

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .............................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3

A. Sosialisasi ......................................................................................... 3
1. Pengertian Sosialisasi ................................................................... 3
2. Jenis Sosialisasi ............................................................................ 4
3. Agen Sosialisasi ........................................................................... 5
B. Nilai dan Norma ............................................................................... 7
1. Pengertian Nilai dan Norma .......................................................... 7
2. Macam-Macam Nilai dan Norma .................................................. 9
3. Perbedaan Nilai dan Norma Sosial ................................................ 11
4. Norma dan Nilai Dalam Pendidikan .............................................. 12
C. Konsep Masyarakat dan Kebudayaan ............................................ 14

BAB III PENUTUP ...................................................................................... 17

A. Kesimpulan ........................................................................................ 17
B. Saran .................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sosialisasi sebagai suatu proses dimana warga masyarakat dididik untuk
mengenal, memahami, mentaati dan menghargai norma-norma dan nilai-
nilai yang berlaku dalam masyarakat. Secara khusus, sosialisasi mencakup
suatu proses dimana warga masyarakat mempelajari kebudayaannya,
belajar mengendalikan diri dan mempelajari peranan-peranan dalam
masyarakat itu walaupun demikian dengan adanya proses sosialisasi
semacam itu bukan berarti anggota masyarakat akan kehilangan kebebasan
dan jati dirinya sebagai individu. Sosialisasi juga sebagai proses belajar
individu dalam kehidupan bermasyarakat, kehidupan yang berpedoman
pada norma-norma. Norma merupakan kaidah, pokok, kadar atau patokan
yang diterima secara utuh oleh masyarakat guna mengatur kehidupan dan
tingkah laku sehari-hari, agar hidup ini terasa aman dan menyenangkan.
Norma sendiri masih terbagi menjadi beberapa jenis seperti norma agama,
norma kesusilaan, norma hukum dan adat istiadat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian sosialisasi?
2. Apa saja jenis sosialisasi?
3. Apa itu agen sosialisasi?
4. Apa pengertian nilai dan norma social?
5. Apa saja macam-macam nilai dan norma?
6. Apa perbedaan nilai dan norma social?
7. Apa norma dan nilai dalam pendidikan?
8. Apa yang dimaksud dengan kebudayaan dan masyarakat?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu sosialisasi
2. Untuk mengetahui apa saja jenis sosialisasi
3. Untuk mengetahui apa itu agen sosialisasi
4. Untuk mengetahui apa pengertian nilai dan norma social
5. Untuk mengetahui apa macam-macam nilai dan norma
6. Untuk mengetahui perbedaan nilai dan norma social
7. Untuk mengetahui kebudayaan dan masyarakat

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sosialisasi
1. Pengertian Sosialisasi
Sosialisasi adalah adalah sebuah proses penanaman atau transfer
kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya
dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut
sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam
proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh
individu. Sosialisasi diartikan sebagai sebuah proses seumur hidup
bagaimana seorang individu mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang
meliputi cara-cara hidup, nilai- nilai, dan norma-norma sosial yang
terdapat dalam masyarakat agar dapat diterimaoleh masyarakatnya.
Pengertian sosialisasi dalam arti luas adalah suatu proses interaksi dan
pembelajaran yang dilakukan seseorang sejak ia lahir hingga akhir
hayatnya di dalam suatu budaya masyarakat.

Sedangkan pengertian sosialisasi dalam arti sempit adalah proses


pembelajaran yang dilakukan individu dalam mengenal
lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial. Sosialisasi yang
dimaksud ialah suatu proses dimana seorang mulai menerima dan
menyesuaikan diri kepada adat istiadat suatu golongan dan di mana
lambat laun ia akan merasa sebagaian dari golongan itu. Sosialisasi
terjadi di mana seorang anak menerima kebudayaan golongannya
dengan kehidupan sehari-hari di mana orang tuanya atau golongannya
mendidiknya dengan sengaja ataupun tidak tentang apa yang boleh dan
apa yang tidak boleh dikerjakan. Proses ini dengan sendirinya terjadi
jika seseorang dalam suatu golongan masyarakat atau tidak terjadi
dengan seseorang yang hidup terpencil.

3
2. Jenis Sosialisasi
a. Sosialisasi berdasarkan kebutuhan
 Sosialisasi primer merupakan kebutuhan sosial primer bagi
anak manusia karena apabila mereka tidak dapat memenuhi
kebutuhan sosial primer ini maka mereka akan mengalami
kelumpuhan berpartisipasi dalam kehidupan sosial.
 Sosialisasi sekunder adalah setiap proses selanjutnya yang
bebas individu yang telah disosialisasikan itu ke dalam
sektor-sektor baru dari dunia objektif masyarakatnya.
Sosialisasi sekunder dikenal juga sebagai resosialisasi,
secara harfiah berarti sosialisasi kembali yaitu suatu proses
mempelajari norma, nilai, sikap dan perilaku baru agar
sepadan dengan situasi baru yang mereka hadapi dalam
kehidupan
b. Sosialisasi Berdasarkan Cara yang Dipakai
 Sosialisasi represif ialah sosialisasi yang menekankan pada
kepatuhan anak dan penghukuman terhadap perilaku yang
keliru.
 Sosialisasi partisipatif ialah sosialisasi yang menekankan
pada otonomi anak dan memberikan imbalan terhadap
perilaku anak yang baik.
c. Sosialisasi Berdasarkan Keberadaan Perencanaan
 Sosialisasi berdasarkan perencanaan merupakan sosialisasi
dilakukan atas dasar rencana yang berkelanjutan dan
sistematis. Sosialisasi jenis ini dapat ditemukan dalam
dunia pendidikan formal seperti sekolah dan perguruan
tinggi serta pendidikan non-formal seperti kursus dan
pelatihan. Dalam sosialisasi berdasarkan perencanaan
semua tujuan pembelajaran, materi, proses dan penilaian
telah dikonstruksi secara matang sehingga semua terukur
dan dapar dievaluasi dan monitor.

4
 Adapun sosialisasi tanpa perencanaan terjadi dalam suatu
proses interaksi yang terjadi dalam masyarakat misalnya
dalam keluarga, kelompok teman sebaya atau lingkungan
tempat tinggal. Sosialisasi tanpa perencanaan dilakukan
melalui perilaku, sikap dan struktur aktual dari orang tua
atau anggota senior dari masyarakat keteladanan atau
percontohan melalui perilaku, sikap dan struktur aktual ini
para anggota senior masyarakat melakukan transmisi
pengetahuan, nilai, norma dan harapan-harapan kepada
anggota muda mereka. Proses seperti ini juga dikenal
sebagai pendidikan informal (susanti, marsa, & handayani,
2022).
3. Agen Sosialisasi
Agen sosialisasi adalah pihak-pihak yang memiliki peran penting
dalam memengaruhi, melaksanakan atau melakukan sosialisasi. Ada
beberapa agen yang utama dalam proses sosialisasi pada manusia,
yaitu:
a. Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dalam suatu lingkungan masyarakat.
Peran keluarga tidak akan pernah lepas dari kehidupan seorang
individu. Agen sosialisasi dalam suatu keluarga inti adalah. ayah,
ibu, saudara kandung, dan saudara angkat yang belum menikah
yangmana mereka semua tinggal bersama dalam suatu rumah.
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar
pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam
keadaan dan situasi tertentu. Setiap agen dalam keluarga memiliki
pengaruh tersendiri terhadap kehidupan agen lainnya dalam
keluarga tersebut.

5
b. Teman Pergaulan
Teman sepergaulan atau yang juga sering disebut dengan teman
bermain dalah teman yang didapatkan manusia pertama kali ketika
ia mampu berpergian ke luar rumah. Pada masa kanak kanak
pengaruh teman tidak terlalu besar terhadap kehidupan seseorang
karena fungsi teman saat masa kanak kanak lebih bersifat rekreatif.
Puncak pengaruh teman dalam kehidupan seseorang adalah
saatmasa remaja. Kelompok teman pergaulan ini akan berperan
penting dalam membentuk kepribadian seseorang.

c. Lembaga pendidikan Formal (Sekolah)


Pendidikan formal akan mengajarkan membaca, menulis dan
berhitung kepada seseorang. Selain itu aspek sosial yang dipelajari
antara lain adalah aturan aturan dalam lingkungan masyarakat,
prestasi, universalisem, dan ciri khas. Sekolah mengajarkan
seseorang untuk mandiri, melakukan semua tugas yang diberikan
kepadanya dengan kemampuannya sendiri.

d. Media Massa dan Teknologi


Media massa dan teknologi yang dimaksud disini dapat berupa
media cetak dan media elektronik. Pengaruh atau peran media
massa dan teknologi tergantung kepada kualitas dan kuantitas
seseorang berhubungan dengan pesan yang disampaikan.
Contohnya jika seorang anak sangat senang dengan berita tentang
sains dan sering membaca juga menonton acara yang berhubungan
dengan sains, maka besar kemungkinan ia ingin menjadi seseorang
yang bekerja dalam bidang itu.

6
e. Media Agen Lainnya
Agen lain yang dapat menjadi media dalam proses sosialisa
contohnya adalah institusi agama, organisasi, lingkungan
pekerjaan, tetangga dan lainnya. Agen lain ini akan memiliki
pengaruh kecil terhadap kepribadian seseorang.

B. Nilai dan Norma


1. Pengertian Nilai dan Norma
Nilai Sosial (social value)
Adalah konsep-konsep umum tentang sesuatu yang dianggap baik,
patut, layak, pantas yang keberadaannya dicita-citakan, diinginkan,
dihayati, dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi
tujuan kehidupan bersama di dalam masyarakat, mulai dari unit
kesatuan sosial terkecil hingga suku, bangsa, dan masyarakat
internasional. Penjabaran Nilai dalam konsep mikro adalah bentuk
kehidupan yang bahagia, tentram, damai, sejahtera, makmur dan
sebagainya. Penjabaran Nilai dalam konsep makro berupa konsep
“keadilan, kebebasan, demokrasi, pemerataan, kemanusiaan”,
masyarakat yang adil, makmur, sejahtera, aman, dan damai dan
sebagainya.
Ciri-ciri nilai menurut Andrain
a. Umum dan abstrak, karena nilai-nilai itu berupa patokan-patokan
umum tentang sesuatu yang dicita-citakan atau yang dianggap baik.
Umum artinya, tidak akan ada masyarakat tanpa pedoman umum
tentang sesuatu yang dianggap baik, patut, layak, pantas sekaligus
sesuatu yang menjadi larangan atau taboo bagi kehidupan masing-
masing kelompok.
b. Konsepsional, yang artinya bahwa nilai-nilai itu hanya diketahui
dari ucapan-ucapan, tulisan, dan tingkah laku seseorang atau
sekelompok orang.

7
c. Mengandung kualitas moral, karena nilai-nilai selalu berupa
petunjuk tentang sikap dan perikelakuan yang sebaiknya atau yang
seharusnya dilakukan.
d. Tidak selamanya realistik, artinya bahwa nilai itu tidak akan selalu
dapat direalisasi secara penuh di dalam realitas sosial.
e. Dalam situasi kehidupan masyarakat yang nyata, nilai-nilai itu
akan bersifat campuran. Artinya, tidak ada masyarakat yang hanya
menghayati satu nilai saja secara mutlak.
f. Cenderung bersifat stabil, sukar berubah, karena nilai-nilai yang
telah dihayati telah melembaga atau mendarah daging dalam
masyarakat.
Norma Sosial (Social Norms)
Norma adalah penjabaran nilai-nilai secara rinci terperinci ke dalam
bentuk tata aturan atau tata kelakuan yang secara makro adalah
konstitusi, Undang-undang, Peraturan Pemerintah, konvensi dan aturan
tak tertulis lainnya. Jadi norma social adalah perwujudan dari nilai
yang di dalamnya terdapat kaidah, aturan, patokan, atau kaidah pada
suatu tindakan (aksi) yang dilengkapi dengan sanksi bagi
pelanggarnya, misalnya digosipkan, ditegor, dimarahi, diancam hingga
hukuman yang diberikan oleh negara melalui aparat hokum, (norma
adalah alat untuk mempertahankan nilai).
Contoh; nilai-nilai keluarga dalam Islam adalah keluarga yang
harmonis, bahagia, tentram baik di dunia maupun di akhirat. Qur an
dan Hadits (norma) adalah pedoman untuk mencapai nilai-nilai
tersebut.
Macam-macam norma yang berlaku di masyarakat
1. norma agama = ketentuan-ketentuan yang bersumber dari ajaran-
ajaran agama yang dianggap sebagai wahyu dari Tuhan yang
keberadaannya tidak boleh ditawar-tawar lagi.

8
2. norma kesopanan = ketentuan-ketentuan hidup yang sumbernya
adalah pola-pola perikelakuan sebagai hasil interaksi sosial di
dalam kehidupan kelompok.
3. norma kesusilaan = ketentuan-ketentuan kehidupan yang barasal
dari hati nurani, yang produk dari norma susila ini adalah moral
4. norma hukum = ketentuan-ketentuan hidup yang berlaku dalam
kehidupan sosial yang sumbernya adalah Undang-undang yang
dibuat oleh lembaga formal kenegaraan.

2. Macam-Macam Nilai dan Norma


Menurut Notonegoro dalam Herimanto (2010:128) menyebutkan
bahwa nilai kehidupan sosial terdiri dari tiga macam yaitu:
a. Nilai Material; segala sesuatu yang berguna bagi unsur fisik atau
jasmani manusia,
b. Nilai Vital; Segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk
mengadakan kegiatan dan aktivitas,
c. Nilai Kerohanian; segala sesuatu yang berguna bagi batin (rohani)
manusia. Macam-macam nilai kerohanian: nilai kebenaran, yang
bersumber pada akal manusia, nilai keindahan, bersumber pada
rasa keindahan (nilai estetika), nilai kebaikan/nilai moral,
bersumber pada kodrat manusia (menurut suara hati manusia), dan
nilai religius, bersumber pada ajaran Tuhan. (Setriari,2019)

Macam-macam norma social

Proses pertumbuhan normal dapat dilihat dari pola pola kebiasaa


berupa sanksi yang dijatuhkan pada para pelanggarnya. Masing-maing
pengertian tersebut memiliki dasar yang sama yaitu norma-norma son
memiliki fungsi yang sama sebagai petunjuk arah bagi tingkah laku
dalam kehidupan sosial. Proses ini dikelompokkan dalam empat
macam akan tetap oleh sosiologi ditambah lagi menjadi satu yaitu
hukum sehingga keberadaannya menjadi 5 macam:

9
 Cara (usage)
Merupakan kebiasaan kebiasaan yang berlaku sebagai produk
dari hubungan sosial antar individu di dalam masyarakat yang
tidak mengakibatkan sanksi yang berat bagi pelanggarnya.
Contoh dalam kehidupan kebiasaan makan bersama dengan tata
cara makan yang tidak boleh mengeluarkan Bunyi atau suara
suara kecepatan makan maka jika ada seseorang anggota
melakukan pelanggaran dengan mengeluarkan bunyi kecapan
diwaktu makan maka ia akan ditegur oleh pihak lain.
 Kebiasaan (folksway)
Merupakan aktivitas yang dilakukan secara berulang-ulang
dalam bentuk yang sama karena dirasakan kebiasaan itu
dianggap baik, enak dirasakan ada manfaatnya dan sebagainya
sehingga banyak orang yang menyukainya Contoh kebiasaan
menghormati orang lain yang dianggap lebih tua, jika
kebiasaan itu dilanggar oleh pihak pihak tertentu maka
pelanggar dianggap telah melakukan penyimpangan atas
kebiasaan yang berlaku.
 Tata kelakuan (mores)
Mores mencerminkan sifat-sifat yang hidup dari kelompok
manusia yang dilaksanakan sebagai alat pengawas baik secara
sadar maupun tidak sadar oleh masyarakat terhadap para
anggotanya. Tata kelakuan sudah menempati posisi yang kuat
di mana satu pihak memiliki kekuatan memaksa di pihak lain
memiliki kekuatan melarang atau suatu perbuatan para
anggotanya sehingga secara langsung merupakan alat agar
anggota masyarakat yang ada didalamnya menyesuaikan
perbuatannya dengan tata kelakuan tersebut.

10
 Adat istiadat (customs)
Adat istiadat pola pola kelakuan yang tidak tertulis tetapi
memiliki kekuatan mengikat kepada para anggotanya sehingga
bagi yang melanggar adat istiadat tersebut akan menderita
sanksi yang keras yang kadang-kadang jatuhnya sanksi tersebut
tidak secara langsung.Hukum merupakan tata kelakuan sosial
yang dibuat secara formal dengan sanksi yang tegas bagi
pelanggarnya misalnya para Pengendara kendaraan bermotor
harus membawa SIM dan kelengkapan surat lainnya bila ada
seorang pengemudi yang tidak membawa SIM ketika
tertangkap polisi maka ia akan dikenakan sanksi dan dan
sebagainya.”(Elly,2007)

3. Perbedaan Nilai dan Norma Sosial


Nilai merupakan sikap dan perasaan-perasaan yang diperlihatkan oleh
individu, kelompok ataupun masyarakat secara keseluruhan tentang
baik buruk, benar salah, suka atau tidak dan sebagainya terhadap objek
materiil maupun non materiil sedangkan norma lebih merupakan
aturan-aturan dengan sangsi-sangsi yang dimaksudkan untuk
mendorong bahkan menekan pribadi, kelompok atau masyarakat untuk
mencapai nilai-nilai sosial. Dengan kata lain nilai dan norma
bergandengan tangan dalam mendorong dan menekan anggota
masyarakat untuk memenuhu atau mencapai hal-hal yang dianggap
baik dalam masyarakat. Nilai dan norma memiliki hubungan yang
saling terkait, kendati keduanya memiliki perbedaan. Jika nilai
merupakan sesuatu yang dianggap sebagai hal yang baik, patut, layak,
benar, maka norma merupakan perwujudan dari nilai yang didalamnya
terdapat kaidah, aturan, patokan, atau kaidah pada suatu tindakan. Bagi
orang yang melanggar norma maka ia akan mendapat sanksi atau
hukuman oleh masyarakat yang berupa digosipkan, ditegur, dimarahi,

11
diancam hingga sampai pada hukuman yang diberikan oleh negara
melalui aparat hukum.

4. Norma dan Nilai Dalam Pendidikan


a. Norma-norma Sosial dalam Situasi Belajar
Kegiatan belajar yang berpusat dalam ruang kelas hanya dapat
berjalan lancar karena adanya pola-pola kebudayaan sekolah yang
menentukan kelakuan yang diharapkan dari murid-murid dalam
proses belajar mengajar. Interaksi yang terus-menerus antara guru
dengan murid mengharuskan masing-masing memahami norma-
norma kelakuan serta syarat-syarat yang melambangkan norma-
norma tertentu.
 Di sekolah-sekolah kita murid-murid tidak diperbolehkan
bercakap- cakap dalam kelas atau
 Murid-murid tidak diperbolehkan berjalan mondar-mandir
karena mengganggu Jalan pelajaran.
 Dengan syarat-syarat tertentu guru dapat menuntut ketentraman
kelas dan meminta perhatian penuh akan pelajaran.
 Di sekolah-sekolah modern yang menjalankan disiplin yang
"permissive" dan memberikan lebih banyak kebebasan terdapat
norma-norma yang harus dipahami dan ditaati oleh semua.
 Tanpa disiplin kegiatan dapat berjalan baik. Pelanggaran akan
terjadi bila isyarat-isyarat itu tidak dipahami atau tidak diterima
baik oleh sebab komunikasi antara kedua belah pihak tidak
serasi.

Norma-norma di sekolah juga harus memperhatikan apa yang


diharapkan oleh masyarakat. Guru harus memanfaatkan harapan-
harapan orang tua dan menerapkannya dalam kelasnya dalam
bentuk norma- norma. Sedapat mungkin norma-norma yang
disarankan di sekolah tidak bertentangan dengan norma yang

12
berlaku dalam keluarga anak didik. Bila ini terjadi maka kesulitan
dan salah paham akan timbul antara sekolah dengan orang tua.
Dalam hal ini pribadi guru dan latar belakangnya turut menentukan
cara menginterpretasikan norma-norma masyarakat ke dalam
situasi kelas.

b. Nilai-nilai yang dianut Sekolah


Pada umumnya nilai-nilai yang dianut di sekolah sejalan dengan
yang berlaku dalam masyarakat sekitarnya. Anak-anak dikirim ke
sekolah dengan tujuan agar mereka dididik menjadi manusia sesuai
dengan cita cita masyarakat. Untuk seluruh warga negara Indonesia
berlaku Pancasila sebagai falsafah dan pandangan hidup bangsa
dan dasar negara. Dalam hal ini terdapat kesamaan bagi seluruh
bangsa dan dengan demikian bagi seluruh masyarakat sekolah.

Ada pula norma-norma yang dianut oleh masyarakat tempat


sekolah itu berada perlu diperhatikan oleh sekolah. Norma-norma
yang diajarkan di sekolah tak boleh bertentangan dengan adat
istiadat masyarakat sekitar. Antara sekolah dan masyarakat harus
ada hubungan dan kesesuaian mengenai norma-norma dan nilai-
nilai. Mungkin dalam hal ini ada perbedaan antara norma-norma
kelakuan yang diajarkan di sekolah di berbagai daerah di negara
kita yang tentunya tak boleh bertentangan dengan falsafah bangsa
kita.

Nilai-nilai di sekolah juga ditentukan oleh guru-guru. Norma-


norma kelakuan yang diajarkan oleh guru terdapat tiada menurut
apa yang dianggapnya baik. Norma-norma itu mungkin banyak
diperolehnya selama pendidikan sebagai guru. Oleh sebab lembaga
mempunyai kurikulum nasional, besar kemungkinan guru-guru
menganut norma-norma yang banyak persamaannya. Maka karena

13
itu dapat diharapkan banyak kesamaan pada norma kelakuan yang
diajarkan kepada anak-anak di seluruh negara kita. Adanya Kanwil
dan aparat inspeksi yang sama dasar dan tujuan kerjanya
memperbesar kemungkinan adanya kesamaan antara norma yang
diajarkan kepada anak-anak kita. Selain itu uniformitas kurikulum,
upacara bendera dan peraturan peraturan yang harus ditaati oleh
guru dan murid menambah kemungkinan bahwa norma norma
kelakuan anak yang secara formal dituntut dari semua anak banyak
persamaannya.

C. Konsep Masyarakat dan Kebudayaan


a. Pengertian masyarakat
Masyarakat adalah kumpulan orang yang di dalamnya hidup bersama
dalam waktu yang cukup lama. Jadi bukan hanya kumpulan atau
kerumunan orang dalam waktu sesaat seperti kerumunan orang di
terminal pasar atau di lapangan sepak bola. Dalam kebersamaan yang
lama terjadi interaksi sosial, selanjutnya orang- orang yang membentuk
masyarakat harus memiliki kesadaran bahwa mereka merupakan satu
kesatuan. Masyarakat merupakan suatu sistem hidup bersama di mana
mereka menciptakan nilai, norma, dan kebudayaan bagi kehidupan
mereka.
b. Hubungan masyarakat dengan pendidikan
Antara pendidikan dan perkembangan masyarakat tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Kemajuan suatu masyarakat dan suatu
bangsa sangat ditentukan pembangunan sektor pendidikan dalam
penyiapan sumber daya manusia yang sesuai dengan. Sumber daya
manusia yang sesuai dengan perkembangan zaman tidak terlepas dari
fungsi pendidikan. Pendidikan memegang peranan penting dalam
membentuk dan menciptakan masyarakat sesuai dengan yang
diharapkan. Dengan adanya pendidikan, apa yang dicita-citakan

14
masyarakat dapat diwujudkan melalui anak didik sebagai generasi
masa depan. Salah satu peranan pendidikan dalam masyarakat adalah
dalam fungsi sosial yakni sekolah merupakan salah satu sarana
pendidikan yang diharapkan masyarakat.
c. Pengertian kebudayaan
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil
karya manusia manus dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan
milik diri manusia dengan cara belajar. Adapun tindakan manusia yang
didapat tidak dengan belajar seperti tindakan naluri, beberapa refleks,
beberapa tindakan manusia yang merupakan kemampuan naluri yang
terbawa dalam gen bersama kelahirannya (seperti makan, minum, atau
berjalan dengan kedua kakinya), juga dirombak olehnya menjadi
tindakan kebudayaan.
d. Hubungan kebudayaan dengan pendidikan
Sekolah mentransmisi kebudayaan. Demi kelangsungan hidup bangsa
dan negara, kepada generasi muda di sampaikan nilai-nilai yang
dijunjung tinggi oleh bangsa itu. Setiap warga negara diharapkan meng
hormati pahlawannya, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur yang
diwariskan nenek moyang dan dengan demikian merasakan rasa
kesatuan dan persatuan bangsa.Sekolah di samping mempunyai tugas
pemersatu budaya-budaya etnik yang beraneka ragam juga perlu
melestarikan nilai-nilai budaya daerah yang masih layak
dipertahankan. Seperti bahasa daerah, kesenian daerah, budi pekerti
dan suatu upaya mendayagunakan sumber daya lokal bagi kepentingan
sekolah dan sebagainya. Fungsi sekolah berkaitan dengan konversi
nilai-nilai budaya daerah setidaknya ada dua fungsi yaitu:
 Sekolah digunakan sebagai salah satu lembaga masyarakat
untuk mempertahankan nilai-nilai tradisional masyarakat dari
suatu masyarakat pada suatu daerah tertentu. Misalnya sekolah
di Jawa Tengah digunakan untuk mempertahankan nilai-nilai
budaya Jawa Tengah, sekolah di Jawa Barat untuk

15
mempertahankan nilai-nilai budaya Sunda, sekolah di Sumatera
untuk mempertahankan nilai-nilai SumateraSelatan dan sekolah
di Bangka Belitung untuk mempertahankan nilai-nilai budaya
Bangka Belitung.
 Sekolah mempunyai tugas mempertahankan nilai-nilai budaya
bangsa dengan mempersatukan nilai-nilai yang beragam demi
kepentingan nasional.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sosialisasi nilai dan norma dalam kebudayaan dan masyarakat
adalah sebuah proses yang kompleks dan vital dalam membentuk individu
serta memelihara struktur sosial. Proses ini melibatkan pembelajaran dan
internalisasi nilai-nilai yang dianggap penting dalam suatu budaya, serta
norma-norma yang mengatur perilaku individu dalam konteks masyarakat.
Berbagai institusi dan agen sosialisasi seperti keluarga, sekolah, agama,
teman sebaya, dan media massa berperan penting dalam proses ini.
Keluarga seringkali menjadi agen sosialisasi utama di awal kehidupan
individu, sedangkan institusi lainnya memperkuat dan melengkapi
pembentukan nilai dan norma selama individu berkembang. Sosialisasi
nilai dan norma tidak hanya membentuk perilaku individu, tetapi juga
membantu memelihara kohesi sosial dalam masyarakat. Dengan adanya
kesepakatan nilai dan norma yang diterima secara luas, konflik
antarindividu dan kelompok dapat diminimalkan, dan kehidupan bersama
menjadi lebih teratur dan harmonis.

B. Saran
Demikian makalah ini kami susun, kami menyadari makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu kami senantiasa
mengharapkan konstribusi dari paraa pembaca dalam bentuk saran
maupun kritik yang konstruktif demi perbaikan dan kesempurnaan
makalah ini. Kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Elly M. Setiadi dan Usman Kolip. 2007. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana
Prenada media grup, h. 124-125.

Hamda, N. (2014). Masyarakat dan Sosialisasi. ITTIHAD, 12(22), 107-115

Parmono, P. (1995). Nilai dan Norma Masyarakat. Jurnal Filsafat, 1(1), 20-27.

S.Nasution.2015. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Soehartono, I. 1995. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sujarwa. 2010. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar : Manusia dan Fenomena Sosial.
Pustaka Belajar. Yogyakarta.

Susanti, e., Marsa, y. j., & Handayani, h. (2022). Sosiologi Pendidikan . Medan :
Perdana Publishing.

18

Anda mungkin juga menyukai