Anda di halaman 1dari 22

SOSIALISASI PENDIDIKAN

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Mata Kuliah Sosiologi Pendidikan

Dosen Pengampu : Dr. Romli M. Pd

Oleh

Kelompok 5

1. Aisyah Azzahra ( NIM : 2220202219 )

2. Msy. Sundari Rahma Rizki ( NIM : 2220202204 )

3. Irsyad Azhar ( NIM : 2220202224 )

Program Studi Pendidikan Agama Islam

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH

PALEMBANG

2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagaimana kita ketahui bahwa manusia berbeda dengan hewan dan

seluruh makhluk hidup lainnya yang seluruh perilakunya dikendalikan oleh

naluri yang diperoleh sejak kelahirannya. Saat kelahirannya bermula dari arak,

manusia dalam keadaan tidak berdaya, karena naluri yang dibawa ketika

kelahirannya relatif tidak lengkap. Anak manusia yang baru lahir, sekalipun ia

telah mempunyai ascribed status (sebagai anak), namun ia belum tahu status

dan peranannya itu, ia juga belum tahu dan belum mampu melaksanakan

berbagai status dan peranannya di dalam masyarakat yang harus diraihnya

(archived status) demikian pula mengenai kebudayaan masyarakatnya. Ia

belum memiliki sistem nilai, norma, pengetahuan, adat kebiasaan, serta belum

mengetahui dan belum dapat menggunakan dengan tepat berbagai benda

sebagai hasil karya masyarakatnya.

Menurut Berns sebagaimana dikutip Pasaribu (2013), sosialisasi adalah

proses yang di dalamnya manusia sejak lahir memperoleh keterampilan-

keterampilan untuk berfungsi sebagai makhluk sosial dan partisipan dalam

masyarakat. Manusia dapat bersosialisasi dalam kehidupan masyarakat yang

berpedoman pada norma-norma. Anak manusia harus belajar dalam waktu

yang relatif lebih panjang untuk mampu melaksanakan berbagai peranan

sesuai statusnya dan sesuai kebudayaan masyarakatnya. Berbagai peranan

harus dipelajari oleh anak (individu anggota masyarakat) melalui proses

1
sosialisasi. Jika anak tidak mengalami sosialisasi, maka ia tidak akan dapat

berinteraksi sosial ia tidak akan dapat melakukan tindakan sosial sesuai status

dan perananya serta kebudayaan masyarakatnya.

Sosialisasi merupakan fungsi masyarakat dalam rangka mengantarkan

setiap individu, khususnya generasi muda ke dalam kehidupan masyarakat

yang berbudaya. Adapun jika ditinjau dari sudut individu, dalam proses

sosialisasi, maka setiap individu yang sesuai dengan statusnya akan dituntut

untuk belajar tentang berbagai peranan dalam konteks kebudayaan

masyarakat, sehingga mereka mampu hidup bermasyarakat dan berbudaya.

Sosialisasi merupakan suatu proses dimana anak belajar menjadi seorang

anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat. Definisi sosialisasi

menekankan kepada perolehan kompetensi budaya, namun dalam kehidupan

yang riil, sesungguhnya di dalam sosialisasi itu juga melekat kebudayaan,

karena kebudayaanlah yang menentukan cara-cara sosialisasi yang

dilaksanakan oleh masyarakat,

Pada proses sosialisme sebenarnya telah terjadi juga proses enkultur

(pembudayaan), yang mana di dalam enkulturasi ini seorang individu

mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat

istiadat, sistem norma, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaan

demikian pula sebaliknya, bahwa di dalam enkulturasi sesungguhnya terjadi

juga proses sosialisasi. Proses membimbing individu ke dalam dunia sosial ini

disebut dengan sosialisasi. Sosialisasi dilakukan dengan cara mendidik

individu tentang kebudayaan yang harus dimiliki dan diikutinya agar menjadi

2
anggota yang baik dalam masyarakat dan dalam berbagi kelompok khusus

lainnya.

Pada makalah ini di susun secara berturut-turut mengenai pengertian

dan urgensi sosialisasi pendidikan, konsep sosialisasi menurut beberapa para

ahli, fungsi, tujuan, proses dan faktor yang memengaruhi sosialisasi serta

kesulitan dalam sosialisasi. Oleh karena itu, penulis menyusun makalah

dengan judul Sosialisasi Pendidikan.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Urgensi Sosialisasi Pendidikan

Sosialisasi diartikan sebagai perilaku interaksi bermasyarakat. Proses

sosialisasi sebagai bentuk, proses dan pemikiran dan dapat menjadi tolak ukur

distingsi antara manusia dan makhluk lainnya. Sosialisasi dapat terjadi sebagai

bagian dari kesengajaan atau tidak. sosialisasi dapat dikatakan sebuah proses

introduksi nilai-nilai yang terbentuk oleh suatu individu yang utuh. Maka

boleh jadi, manusia yang tidak bersosialisasi sama sekali tidak memiliki

kawan.1

Sosialisasi adalah suatu proses yang digunakan untuk membantu para

individu maupun peserta didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan

nya, bagaimana ia hidup berinteraksi dan berpikir untuk dapat berperan sesuai

fungsinya.2 Sosialisasi dapat terjadi melalui interaksi sosial baik berinteraksi

secara langsung maupun interaksi secara tidak langsung. Sosialisasi dapat

dibedakan menjadi beberapa media yaitu keluarga, sekolah, teman bermain

media massa dan lingkungan kerja.

Sosialisasi merupakan proses belajar tentang segala sesuatu yang

meliputi bahasa, norma, nilai, sistem kemasyarakatan, ilmu pengetahuan, mata

pencaharian, kesenian, dan keagamaan. Menurut Abdulsyani, sosialisasi

adalah proses belajar yang dilakukan oleh seseorang (individu) untuk berbuat

1
Nuruddin, Sosiologi Pendidikan (Pendidikan, Budaya, & Kepribadian), (Lombok: CV.
Elhikam Press, 2019), p. 123.
2
Binti Maunah, Sosialisasi Pendidikan, (Yogyakarta: Media Akdemi, 2016), p. 96.

4
atau bertingkah laku berdasarkan patokan yang terdapat dan diakui dalam

masyarakat. Dalam proses belajar itu seseorang kemudian mengadopsi

kebiasaan, sikap, dan ide-ide dari orang lain; kemudian seseorang

mempercayai dan mengakui sebagai milik pribadinya. Maka sosialisasi

merupakan suatu proses dimana seorang individu akan memperoleh

pembentukan sikap untuk berperilaku sesuai dengan perlaku yang berlaku

dalam kelompok atau masyarakat (Andayani et al., 2020) 3

Makna sosialisasi dari beberapa Sosiolog yang menyebutkan bahwa

artian sosialisasi sebagai suatu teori tentang titik peran yang ada di dalam diri

seseorang yang nantinya peranan itu akan di perankan di dalam masyarakat

melalui lingkungan yang ada.4 Makna lain dari sosialisasi yaitu sebuah proses

yang membicarakan tentang pembelajaran individu, pembelajaran yang

berisikan kebudayaan yang ada di dalam masyarakat sehingga dapat berperan

dengan baik sebagai salah satu bagian dari anggota masyarakat.5

Berdasarkan pemaparan diatas, bahwa sosiologi pendidikan adalah

proses di mana individu memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai,

norma-norma, dan sikap-sikap yang penting untuk berfungsi dan berinteraksi

dalam masyarakat melalui lingkungan pendidikan seperti sekolah atau

lembaga-lembaga pendidikan lainnya. Dalam konteks ini, pendidikan berperan

sebagai agen sosialisasi yang membantu individu memahami tata nilai dan

3
Selfi Lailiyatul Iftitah, Rika Susanti, Alfita Yuliana, dkk, “Urgensi SosialisasiPendidikan
dalam Merevitalisasi Semangat Belajar Siswa,”BEKTI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat,
no. 3 (2023): 108.
4
Tjipto Subadi, Sosiologi, (Surakarta: BP- FKIP UMS, 2008), p. 19.
5
Zaitun, Sosiologi Pendidikan Teori dan Aplikasinya , (Pekanbaru: Kreasi Edukasi,
2016), p. 88.

5
norma yang berlaku dalam masyarakat serta mempersiapkan mereka untuk

berperan dalam lingkungan sosial yang lebih luas.

Seperti diketahui bahwa manusia sebagai makhluk sosial yang dalam

kehidupannya antara satu dengan lain saling membutuhkan, adanya hubungan

timbal balik yang saling memerlukan maka membuat kehidupan manusia

saling berinteraksi, atau yang lebih dikenal dengan interaksi sosial. Adanya

sebutan manusia sebagai "makhluk sosial" akan sangat tampak dalam

kehidupan sehari-hari, seperti dalam hal pemenuhan kebutuhan. Seorang

petani perlu dengan pedagang dan seorang pedagang perlu dengan pembeli.

Saling memerlukan semacam ini merupakan hal yang terjadi dalam keseharian

manusia. Dalam hal sekecil apa pun tetap manusia saling memerlukan,

misalnya tertawa. Untuk tertawa tentu ada hal atau objek yang membuat

tertawa atau tersenyum.6

Seseorang akan tertawa jika melihat acara lawak di TV atau

mendengar humor dari seorang penceramah, dan lain-lain. Itu adalah suatu hal

yang semestinya alias wajar, akan menjadi hal yang tidak wajar jika seseorang

tertawa sendiri tanpa interaksi dengan sesuatu atau tanpa sebab. Mengingat

kehidupan manusia saling membutuhkan dan saling keterkaitan, diperlukan

suatu proses sosial. Interaksi sosial di masyarakat merupakan perwujudan dari

kehidupan sosial dari setiap individu. Hal ini disebabkan karena manusia

memiliki keperluan dan kebutuhan sosial Untuk mencapai hal tersebut maka

diperlukan proses sosial. Proses sosial dapat diartikan sebagai pengaruh proses

sosial dapat diartikan sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai kehidupan

6
Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), p. 157.

6
bersama. Misalnya, pengaruh memengaruhi antara sosial dengan politik,

politik dengan ekonomi, ekonomi dengan hukum, dan seterusnya.

Sebagai makhluk sosial manusia akan mengalami proses sosial. Proses

tersebut merupakan bentuk hubungan timbal balik yang saling memengaruhi

antara yang satu dengan yang lain. Dalam hubungan ini tentu pengaruh positif

atau yang baik akan menimbulkan kehidupan sosial yang baik pula. Dalam hal

hubungan timbal balik ini, proses sosial sebagai pengaruh timbal balik antara

berbagai segi kehidupan bersama.

B. Konsep Sosialisasi Menurut Beberapa Ahli

1. Charlotte Buhler:

Sosialisasi adalah proses yang membantu individu-individu belajar dan

menyesuaikan diri terhadap bagaimana cara hidup dan bagaimana cara

berpikir kelompoknya, agar ia dapat berperan dan berfungsi dalam

kelompoknya.

2. Berger

Sosialisasi adalah proses seorang anak belajar menjadi seorang anggota

yang berpartisipasi dalam masyarakat.

3. Horton dan Hunt

Sosialisasi adalah suatu proses seseorang menghayati (Internalize) norma-

norma kelompok tempat ia hidup sehingga timbullah diri yang unik.

Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau

nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok

atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori

7
mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan

peran-peran yang harus dijalankan oleh individu. Sosialisasi adalah proses

pembelajaran individu terhadap budaya yang berkembang di masyarakatnya

agar dia dapat berperan sebagai anggota masyarakat. Yang dipelajari individu

dalam sosialisasinya adalah nilai dan norma (unsur-unsur budaya) yang

berkembang di masyarakatnya.

C. Fungsi dan Tujuan Sosialisasi Pendidikan

1. Fungsi Sosialisasi

Supaya masyarakat dapat hidup tertib dan disiplin maka perlu adanya

sosialisasi. Proses sosialisasi di lingkungan masyarakat memiliki dua fungsi

utama yaitu sebagai berikut.7

a. Dilihat dari Kepentingan Individu

Sosialisasi bertujuan agar individu bisa mengenal, mengakui dan

menyesuaikan diri dengan nilai-nilai, norma-norma, dan struktur

sosial yang ada di dalam masyarakat sehingga dapat berperilaku tertib

dan disiplin. Dengan cara begitu, seseorang menjadi warga masyarakat

yang baik. Pengertian warga masyarakat yang baik adalah warga yang

memenuhi harapan umum warga masyarakat lainnya. Dengan kata

lain, dia mampu memenuhi segala kewajiban dan menerima semua

haknya sebagai warga masyarakat.

b. Dilihat dari Kepentingan Masyarakat

7
Zaitun, Sosiologi Pendidikan Teori dan Aplikasinya , op. cit., p. 88.

8
Sosialisasi berfungsi sebagai sarana pelestarian, penyebarluasan, dan

pewarisan nilai-nilai serta norma-norma sosial. Dengan demikian, nilai

dan norma tetap terpelihara dari generasi ke generasi dalam

masyarakat yang bersangkutan.

2. Tujuan Sosialisasi

Apabila fungsi sosialisasi dapat berjalan dengan baik, maka diharapkan

dapat memenuhi tujuan sosialisasi yaitu:

a. Agar setiap orang dapat hidup dengan baik di tengah-tengah

masyarakat.

b. Agar setiap orang dapat menyesuaikan tingkah lakunya dengan

harapan masyarakat.

c. Agar setiap orang dapat menyadari keberadaannya dalam masyarakat.

d. Agar setiap orang mampu menjadi anggota masyarakat yang baik.

e. Agar masyarakat tetap utuh. Keutuhan masyarakat dapat terjadi bila di

antara warganya saling berinteraksi dengan baik.

f. Memberikan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan

g. seseorang untuk melangsungkan kehidupan di tengah-tengah

masyarakat.

h. Mengembangkan kemampuan seseorang untuk berkomunikasi secara

efektif dan mengembangkan kemampuan untuk membaca, menulis,

dan bercerita.

i. Membantu seseorang mengendalikan fungsi-fungsi organik melalui

latihan-latihan mawas diri yang tepat. Jadi secara umum, sosialisasi

9
sebagai suatu proses sosial yang bertujuan untuk membentuk

kepribadian.

Perlu digarisbawahi bahwasanya tujuan sosialisasi akan tercapai dan

terlaksana manakala fungsi sosialisasi dapat tercapai dengan baik. Fungsi tersebut

yaitu dilihat dari sisi aspek kepentingan individu di sini hari pentingnya yaitu

individu dibentuk untuk dapat mengenal sejarah keseluruhan norma, nilai, tatanan

masyarakat, struktur sosial kesemua hal tersebut untuk dapat memenuhi

kewajiban yang diperlukan oleh masyarakat. Fungsi kedua yaitu terkait dengan

sosialisasi dari kacamata kepentingan masyarakat, di sini sosialisasi berperan

sebagai pelestarian, pewarisan yang sifatnya luas mengenai norma sosial,

sehingga, norma dan nilai tetap ada dari generasi ke generasi yang lain.

Pemaparan di atas memberikan analisis singkat bahwasannya sosialisasi

yang paling utama dan pertama yaitu di dalam keluarga. Setengah itu sosialisasi

terjadi di dalam lingkungan sekolah, teman sebaya, lingkungan tempat tinggal,

lingkungan kerja, dan masyarakat. Fokus sosialisasi dalam bab buku ini yaitu

sosialisasi tentang bagaimana cara menyikapi kebudayaan dan adat istiadat dari

sisi masyarakat muslim dan masyarakat non muslim. Mengartikan sosialisasi

dapat dimaknai lebih dari satu sudut pandang tergantung sudut pandang mana atau

perspektif mana yang digunakan. Jika dilihat dari sudut pandang sosialisasi media

maka itu bersifat sebagai media untuk mempromosikan sesuatu, misalnya untuk

mempromosikan suatu lembaga. Konteks yang ada di dalam buku ini yaitu

sosialisasi tentang bagaimana menyikapi sikap individu di dalam mengembangkan

kemampuan yang ada di dalam diri seseorang.

10
Adanya sosialisasi dapat memberikan identitas diri dengan baik sesuai

dengan norma, etika dan aturan yang berkembang di dalam masyarakat.

Kegagalan dalam bersosialisasi dapat dilihat dari ketidakmampuan individu di

dalam menjalankan jati diri dan peran sosialnya dan tidak mempunyai

kemampuan dalam beradaptasi dengan lingkungan sosial. Selain itu,

ketidakmampuan seseorang dalam bersosialisasi dapat menyebabkan

pembentukan pribadi yang tertutup dan lemah, jadi intinya antara sosialisasi

dengan unsur pendidikan budaya dan masyarakat itu terkait.

D. Proses dan Faktor yang Memengaruhi Sosialisasi

1. Proses Sosialisasi

Sueann Robinson Ambron (Yusuf, 2004:123) menyatakan bahwa

sosialisasi itu sebagai proses belajar yang membimbing anak ke arah

perkembangan kepribadian sosial sehingga dapat menjadi anggota masyarakat

yang bertanggung jawab dan efektif. Perkembangan sosial anak sangat

dipengaruhi proses perlakuan dan bimbingan orangtua terhadap anak dalam

mengenalkan berbagai aspek kehidupan sosial atau norma-norma kehidupan

bermasyarakat. Proses membimbing yang dilakukan oleh orangtua tersebut

disebut proses sosialisasi.8

Khairuddin (2002:65) mengungkapkan bahwa dalam proses sosialisasi,

kegiatan-kegiatan yang dicakup adalah :

a. Belajar (learning)

8
Zaitun, Sosiologi Pendidikan Teori dan Aplikasinya, op.cit., p. 88

11
Menurut Morgan C.T (Khairuddin, 2002:65), belajar adalah suatu

perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku sebagai akibat dari

pengalaman yang lalu. Proses belajar individu berlangsung sepanjang hayat,

yaitu belajar dari individu itu lahir sampai ke liang lahat. Ahmadi (2004:154)

mengungkapkan bahwa dalam proses sosialisasi individu mempelajari

kebiasaan, sikap, idea-idea, pola-pola dan tingkah laku dalam masyarakat di

mana dia hidup. Sosialisasi adalah masalah belajar. Dalam proses sosialisasi

individu belajar tentang kebudayaan dan keterampilan sosial seperti bahasa,

cara berpakaian, cara makan, dan sebagainya. Segala sesuatu yang dipelajari

individu mula-mula dipelajari dari orang lain di sekitarnya terutama anggota

keluarga. Individu belajar secara sadar dan tak sadar.

Secara sadar individu menerima apa yang diajarkan oleh orang di

sekitarnya, misal seorang ibu mengajarkan anaknya berbahasa dan bagaimana

cara makan yang benar. Secara tidak sadar, individu belajar dari mendapatkan

informasi dalam berbagai situasi dengan memperhatikan tingkah laku orang

lain, menonton televisi, mendengar percakapan orang lain, dan sebagainya.

b. Penyesuaian Diri dengan Lingkungan

Penyesuaian diri merupakan kemampuan untuk mengubah diri sesuai

dengan lingkungannya, atau sebaliknya mengubah lingkungan sesuai dengan

keadaan dirinya.Penyesuaian diri individu terbagi dua yaitu penyesuaian diri

terhadap lingkungan fisik yang sering disebut dengan istilah adaptasi, dan

penyesuaian diri dengan lingkungan sosial yang disebut adjustment

(Khairuddin, 2002:67). Adaptasi merupakan usaha individu untuk

menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya yang lebih bersifat

12
fisik.Sedangkan adjusment merupakan penyesuaian tingkah laku terhadap

lingkungan sosialnya, di mana dalam lingkungan tersebut terdapat aturan-

aturan atau norma-norma yang mengatur tingkah laku dalam lingkungan sosial

tersebut.

c. Pengalaman mental

Pengalaman seseorang akan membentuk suatu sikap pada diri seseorang

dimana didahului oleh sikap terbentuknya suatu kebiasaan yang menimbulkan

reaksi yang sama terhadap masalah yang sama (Khairuddin, 2002:69).

Seorang anak yang sejak kecil terbiasa dengan bantuan orang lain untuk setiap

pekerjaan yang harusnya dapat dikerjakan sendiri, setelah dewasa nanti dia

akan tergantung dengan orang lain.9

2. Faktor yang Memengaruhi Sosialisasi Pendidikan

Dengan proses sosialisasi individu berkembang menjadi suatu pribadi

atau makhluk sosial. Pribadi atau makhluk sosial ini merupakan kesatuan

integral dari sifat-sifat individu yang berkembang melalui proses sosialisasi

dan yang mempengaruhi hubungannya dengan orang lain dalam masyarakat.

Proses perkembangan manusia sebagai makhluk sosial atau kepribadian itu

dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut F.G.Robbins ada lima faktor yang

menjadi dasar perkembangan kepribadian itu. Kelima faktor tersebut yaitu

(1) sifat dasar, (2) lingkungan prenatal, (3) perbedaan individual, (4)

lingkungan, dan (5) motivasi.

Pertama; Sifat dasar, merupakan keseluruhan potensi-potensi yang

diwarisi oleh seseorang dari kedua orang tuanya. Sifat dasar terbentuk pada

9
Zaitun, Sosiologi Pendidikan Teori dan Aplikasinya, op.cit., p. 90.

13
saat konsepsi. Sifat dasar yang masih merupakan potensi-potensi itu

berkembang menjadi aktualisasi karena pengaruh-pengaruh faktor lainnya.

Kedua, Lingkungan prenatal, adalah lingkungan dalam kandungan.

Dalam periode prenatal ini individu mendapat pengaruhpengaruh tidak

langsung dari ibu. Pengaruh-pengaruh itu dapat digolongkan menjadi

beberapa kategori, yaitu:

a. beberapa jenis penyakit, seperti diabetes, kanker, siphilis; penyakit

tersebut mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap pertumbuhan

mental, penglihatan,pendengaran janin dalam kandungan.

b. Gangguan endoktrin dapat mengakibatkan keterbelakangan

perkembangan anak, seperti keterbelakangan mental dan emosional.

c. Shock, luka pada saat kelahiran dapat menyebabkan berbagai

kelainan, seperti lemah pikiran dan lain-lain.

Ketiga, Perbedaan individual, merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi proses sosialisasi. Sejak saat dilahirkan, anak tumbuh dan

berkembang sebagai individu yang unik, berbeda dari individu-individu

yang lain. Perbedaan individual ini meliputi perbedaan dalam ciri-ciri fisik

(bentuk badan, warna kulit, warna mata, dan rambut), dan ciri-ciri

fisiologik (berfungsinya sistem endoktrein), ciri-ciri mental dan emosional,

ciri-ciri personal dan sosial. Bahwa meskipun individu itu hidup dalam

masyarakat namun dia tetap merupakan makhluk yang unik.

Keempat, Lingkungan ialah kondisi-kondisi di sekitar individu

yang mempengaruhi proses sosialisasinya. Lingkungan ini dapat

dikategorikan menjadi:

14
a. Lingkungan alam, yaitu keadaan tanah, iklim, flora dan fauna di

sekitar individu;

b. Kebudayaan, yaitu cara hidup masyarakat tempat individu itu

hidup; kebudayaan ini mencakup aspek material (rumah,

perlengkapan hidup, hasil tekhnologi lainnya) dan aspek non

material (nilai-nilai, pandangan hidup, dan adat istiadat);

Kelima, Motivasi yaitu kekuatan-kekuatan dari dalam diri individu

yang menggerakkan individu untuk berbuat. Faktor-faktor yang

mempengaruhi proses sosialisasi tersebut berasal dari luar dan dalam diri

individu. Faktor yang berasal dari dalam diri individu yaitu sifat dasar,

perbedaan individual, dan motivasi. Sedangkan faktor yang berasal dari

luar individu yaitu lingkungan prenatal, dan lingkungan sekitar.10

E. Sosialisasi Sekolah dan Anak Didik

1. Sosialisasi Sekolah

Sekolah menjadi institusi yang vital dalam melaksanakan sosialisasi

pada anak. Banyak anak yang mengalami perubahan setelah mulai bersekolah.

Di rumah anak masih diatur kebebasannya bergaul hanya yaitu dengan

lingkungan terdekat, tidak sedikit anak kalau di rumah dimanjakan terutama

anak pertama, anak tunggal, anak laki-laki satu-satunya, anak bungsu, anak

yang lemah yang memerlukan perhatian orang di sekitarnya. Tetapi di sekolah

anak bergaul dengan seumuran dengannya tanpa pengawasan orang tua dan

kemanjaannya, karena status mereka disederajatkan sebagai siswa, guru tidak

10
Zaitun, Sosiologi Pendidikan Teori dan Aplikasinya, op.cit., p. 93.

15
mungkin memberikan perhatian hanya pada satu orang karena tugasnya pada

keseluruhan siswa.

Untuk mengetahui sejauh mana pendidikan sosial di sekolah di

diselenggarakan, penting mempelajari sebagai berikut: (1) Nilai yang dianut di

sekolah, (2) Corak kepemimpinan, apakah otokratis atau demokratis, dan (3)

Hubungan antar murid, apakah di pengaruhi oleh suasana persaingan atau

kerja sama. Pada umumnya nilai yang dianut di sekolah sejalan dengan

masyarakat sekitar, anak dikirim ke sekolah dengan tujuan agar mereka di

didik menjadi manusia sesuai dengan cita-cita masyarakat, untuk seluruh

warga Negara Indonesia berlaku pancasila sebagi falsafah dan pandangan

hidup bangsa dan dasar Negara. Dalam hal ini terdapat kesamaan bagi seluruh

bangsa dan dengan demikian bagi seluruh masyarakat sekolah.11

2. Sosialisasi Anak Didik

Proses sosial pada masyarakat pada dasarnya akan mengarahkan juga

pada masalah proses sosialisasi pada usia anak. Hal ini cukup beralasan karena

anak merupakan bagian dari masyarakat dan sebagai objek penting dalam

proses sosialisasi. Sebagai bagian dari masyarakat anak dituntut dapat hidup

bermasyarakat secara baik, dan sebagai proses sosialisasi, anak merupakan

individu yang perlu mendapatkan proses belajar bermasyarakat. Anak sebagai

objek penting dalam proses pembelajaran mempunyai kedudukan penting

dalam proses sosialisasi. Dilihat dari segi umur atau usia anak dapat dipahami

dari interval usia: usia bayi 01-1 tahun; usia anak 1-12 tahun; usia remaja 12-

15 tahun; usia pemuda 15-30 tahun; dan usia dewasa 30 tahun ke atas. Dilihat

11
Nuruddin, Sosiologi Pendidikan ( Pendidikan, Budaya, & Kepribadian ), (Lombok: CV
Elhikam Press, 2019 ), p. 129-133.

16
dari segi budaya, istilah anak 0-12 tahun; remaja 13-18 tahun; dan dewasa 18-

21 tahun ke atas.12

Dilihat dari interval usia di atas, yang dimaksudkan anak adalah

individu yang berusia 1-12 tahun. Bila di kaitkan dengan usia sekolah, anak

yang dimaksudkan adalah anak-anak dan anak usia sekolah dasar. Terlepas

dari aspek usia yang lebih penting adalah bagaimana proses sosialisasi pada

anak itu sendiri. Karena sosialisasi manusia tetap berlangsung terus selama

manusia masih hidup. Tapi, usia anak merupakan usia terpenting dalam

sosialisasi dalam keluarga atau rumah tangga, orang yang berkewajiban

mengajarkan anak-anaknya tentang banyak hal, sebagai bentuk peran orang

tua dalam sosialisasi. Keluarga dalam hal ini, sebagai sumber nilai, norma dan

sikap.

Berdasarkan pemaparan diatas, sekolah memainkan peran penting

dalam mengubah pola interaksi anak dengan lingkungan sekitarnya dan

membantu mereka mengembangkan keterampilan sosial serta nilai-nilai yang

sesuai dengan masyarakat. Dalam konteks ini, penting untuk memahami nilai-

nilai yang dianut oleh sekolah, pola kepemimpinan, dan hubungan antar

murid, karena faktor-faktor ini juga berkontribusi pada proses sosialisasi.

F. Kesulitan dalam Sosialisasi

Proses sosialisasi selalu memiliki kendala karena adanya sejumlah

kesulitan. Pertama, adanya kendala komunikasi, hal ini disebabkan

ketidakmengertian karena tidak mengerti lambang-lambang seperti berbahasa,

12
Hendi Suhendi dan Ramdani Wahyu, Pengantar Studi Sosiologi Keluarga, (Bandung:
Pustaka Setia, 2001), p. 105.

17
isyarat, dsb sehingga masyarakat tidak mengerti apa yang di inginkannya.

Kedua, adanya perilaku yang berbeda atau kontras terhadap masyarakat

modern yang terpecah-pecah dalam kelompok maupun sektor orang tua

menginginkan anaknya jujur tetapi dalam lingkungan sekolah menyontek

merupakan kebiasaan mereka.

Walaupun demikian tiap orang harus berusaha menyesuaikan dirinya

dengan berbagai situasi sosial jikalau bertentangan dengan norma. Jika belum

mampu beradaptasi yang berkemungkinan mengalami gangguan psikologis.

Kesulitan lain dalam proses sosialisasi adalah perubahan yang terjadi pada

masyarakat sebagai dampak dari industrialisasi, modernisasi, dan urbanisasi.

Perubahan lahan pertanian menjadi daerah metropolitan maksudnya pemikiran

desa sudah kebawa kebiasaan orang kota, kebiasaan orang desa sangat berbeda

dari masyarakat perkotaan ikatan kekeluargaan di desa sangat erat baik dalam

keluarga maupun tetangga, semua anggota masyarakat saling mengenal,

norma-norma kelakuan jelas dipahami oleh setiap orang, masing-masing orang

memperhatikan kelakuan orang di sekitarnya dengan demikian terbentuk

kontrol sosial yang begitu sistematis.13

Berdasarkan pemaparan diatas, kesulitan sosial ada pada kendala

komunikasi dan perbedaan perilaku, hal itu memang dapat menjadi tantangan

dalam berinteraksi dengan masyarakat. Adapun perubahan sosial yang terjadi

akibat industrialisasi, modernisasi, dan urbanisasi juga bisa memengaruhi

dinamika interaksi sosial serta norma yang berlaku. Dalam situasi seperti ini,

13
Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, op, cit, p. 23.

18
adaptasi menjadi penting, dan kurangnya adaptasi bisa berdampak pada

kesejahteraan psikologis individu.

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sosialisasi pendidikan adalah proses di mana individu memperoleh

pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai, norma-norma, dan sikap-sikap yang

penting untuk berfungsi dan berinteraksi dalam masyarakat melalui

lingkungan pendidikan Sebagai makhluk sosial manusia akan mengalami

proses sosial merupakan bentuk hubungan timbal balik yang saling

memengaruhi antara yang satu dengan yang lain. Adanya sosialisasi dapat

memberikan identitas diri dengan baik sesuai dengan norma, etika dan aturan

yang berkembang di dalam masyarakat. Proses sosialisasi meliputi belajar

penyesuaian diri dengan lingkungan dan pengalaman mental. Faktor yang

memengaruhinya yaitu (1) sifat dasar, (2) lingkungan prenatal, (3) perbedaan

individual, (4) lingkungan, dan (5) motivasi.

Sosialisasi sekolah memainkan peran penting dalam mengubah pola

interaksi anak dengan lingkungan sekitarnya dan membantu mereka

mengembangkan keterampilan sosial serta nilai-nilai yang sesuai dengan

masyarakat. Kesulitan sosial ada pada kendala komunikasi dan perbedaan

perilaku dan perubahan sosial yang terjadi akibat industrialisasi, modernisasi,

dan urbanisasi juga bisa memengaruhi dinamika interaksi sosial serta norma

yang berlaku. Dalam situasi seperti ini, adaptasi menjadi penting, dan

kurangnya adaptasi bisa berdampak pada kesejahteraan psikologis individu.

20
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. (2007). Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Iftitah, Selfi Lailiyatul, Rika Suusanti, Alfita Yuliana. Urgensi Sosialisasi

Pendidikan dalam Merevitalisasi Semangat Belajar Siswa. BEKTI: Jurnal

Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(3). 104-112.

Maunah, Binti. (2016). Sosiologi Pendidikan. Yogyakarta: Media Akademi.

Ningsih, Tutuk. (2020). Sosiologi Pendidikan. Banyumas: Rizquna.

Nuruddin. (2019). Sosiologi Pendidikan (Pendidikan, Budaya & Keterampilan).

Lombok: CV. Elhikam Press.

Subadi, Tjipto. (2008). Sosiologi. Surakarta: BP-FKIP UMS

Suhendi, Hendi dan Ramdani Wahyu. (2001). Pengantar Studi Sosiologi

Keluarga. Bandung: Pustaka Setia.

Zaitun. (2016). Sosiologi Pendidikan (Teori dan Aplikasinya). Pekanbaru: Kreasi

Edukasi.

21

Anda mungkin juga menyukai