Dosen pengampu:
Bayu Rusdiyanto Mps. Sp
Disusun oleh:
1. Jeanni betasya sabila 22100146
2. Dewa mayang sari 22100053
3. Bima zalmi putra 22100129
1
Kata pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami, sehingga kami berhasil menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana yang berjudul “Hakekat Manusia Sebagai Makhluk
Sosial”.
Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita tentang “Hakekat
Manusia Sebagai Makhluk Sosial”. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai
akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.
Penulis, dkk
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Hakekat Manusia Sebagai Makhluk Sosial?
2. Untuk mengetahui apa itu Kondisi Faktual Manusia Sebagai Makhluk Sosial di
Indonesia?
3. Untuk mengetahui apa itu Cara Menyikapi Manusia Sebagai Makhluk Sosial?
3
BAB II
4
2.2 Kondisi Faktual Manusia Sebagai Makhluk Sosial di Indonesia
Manusia memiliki keinginan untuk bersosialisasi dengan sesamanya. Ini merupakan salah
satu kodrat manusia adalah selalu ingin berhubungan dengan manusia lain. Hal ini menunjukkan
kondisi yang Interdependensi. Di dalam kehidupan manusia selanjutnya, ia selalu hidup sebagai
warga suatu kesatuan hidup, warga masyarakat, dan warga negara. Hidup dalam hubungan
antaraksi dan interdependensi itu mengandung konsekuensi-konsekuensi sosial baik dalam arti
positif maupun negatif. Keadaan positif dan negatif ini adalah perwujudan dari nilai-nilai
sekaligus watak manusia bahkan pertentangan yang diakibatkan oleh interaksi antarindividu.
Tiap-tiap pribadi harus rela mengorbankan hak-hak pribadi demi kepentingan bersama Dalam
rangka ini dikembangkanlah perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotongroyongan. Pada zaman modern seperti saat ini manusia memerlukan
pakaian yang tidak mungkin dibuat sendiri. Tidak hanya terbatas pada segi badaniah saja,
manusia juga mempunyai perasaaan emosional yang ingin diungkapkan kepada orang lain dan
mendapat tanggapan emosional dari orang lain pula.
Manusia memerlukan pengertian, kasih sayang, harga diri pengakuan, dan berbagai rasa
emosional lainnya. Tanggapan emosional tersebut hanya dapat diperoleh apabila manusia
berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain dalam suatu tatanan kehidupan bermasyarakat.
Dalam berhubungan dan berinteraksi, manusia memiliki sifat yang khas yang dapat
menjadikannya lebih baik. Kegiatan mendidik merupakan salah satu sifat yang khas yang
dimiliki oleh manusia. Imanuel Kant mengatakan, “manusia hanya dapat menjadi manusia
karena pendidikan”. Jadi jika manusia tidak dididik maka ia tidak akan menjadi manusia dalam
arti yang sebenarnya. Hal ini telah terkenal luas dan dibenarkan oleh hasil penelitian terhadap
anak terlantar. Hal tersebut memberi penekanan bahwa pendidikan memberikan kontribusi bagi
pembentukan pribadi seseorang. Dengan demikian manusia sebagai makhluk sosial berarti
bahwa disamping manusia hidup bersama demi memenuhi kebutuhan jasmaniah, manusia juga
hidup bersama dalam memenuhi kebutuhan rohani.
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang kami dapat itu: Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia
membutuhkan orang lain dan lingkungan sosialnya sebagai sarana untuk bersosialisasi.
Bersosialisasi disini berarti membutuhkan lingkungan sosial sebagai salah satu habitatnya
maksudnya tiap manusia saling membutuhkan satu sama lainnya untuk bersosialisasi dan
berinteraksi.
Disini terdapat Kondisi Faktual Manusia Sebagai Makhluk Sosial di Indonesia, Manusia
memiliki keinginan untuk bersosialisasi dengan sesamanya. Ini merupakan salah satu kodrat
manusia adalah selalu ingin berhubungan dengan manusia lain. Hal ini menunjukkan kondisi
yang Interdependensi. Dan terdapat Juga Cara Menyikapi Manusia Sebagai Makhluk Sosial yaitu
Cara Imitasi, Indentifikasi, Sugesti, Simpati dan Empati.
6
DAFTAR PUSAKA
http://arifwibowo158.blogspot.com/2011/11/manusia-sebagai-makhluk-sosial.html
http://annyeong-rara-imnida.blogspot.com/2011/11/pengertian-imitasi-identifikasi-
sugesti.html
Heru Juabdin Sada, Manusia Dalam Perspektif Agama Islam, Al-Tadzkiyyah: Jurnal
Pendidikan Islam, Vol. 7, Mei 2016, Dosen PAI FTIK IAIN Raden Intan Lampung, hlm. 133
Sujarwa, Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 288- 289
Farida rahmawati dan Sri Muhammad Kusumantoro, Pengantar Ilmu Sosiologi, (Klaten:
Cempaka Putih, 2019), hlm 46
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima (KBBI V), Aplikasi luring resmi Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia
Lihat Elly M. Setiadi, Ilmu Sosial dan Budaya, (Jakarta: Kencana, 2017), hlm. 50
Lihat Waluyo, dkk, Ilmu Pengetahuan Sosial, (Jakarta: PT Intan Pariwara, 2008), hlm.