“ AKHLAQ SOSIAL “
Davanisa Azahra
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena berkat
rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Akhlak Dalam Kehidupan
Sosial”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah AIK 2.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
sempurnanya makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Rumusan Masalah
1. Pandangan Islam tentang kehidupan sosial?
2. Masyarakat dambaan Islam?
3. Toleransi inter dan antar umat beragama?
4. Prinsip dalam mewujudkan kesejahtraan sosial?
5. Pandangan Islam terhadap Kemiskinan, Kebodohan, Pengangguran?
c. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pandangan Islam tentang kehidupan sosial.
2. Untuk Mengetahui Masyarakat dambaan Islam.
3. Untuk Mengetahui Toleransi inter dan antar umat beragama.
4. Untuk Mengetahui Prinsip dalam mewujudkan kesejahtraan sosial.
5. Untuk Mengetahui Pandangan Islam terhadap Kemiskinan, Kebodohan,
Pengangguran.
BAB II
PEMBAHASAN
Tauhidullah
Tauhidullah artinya setiap individu yang merasa menjadi anggota masyarakat Islam
semestinya mendasarkan hidupnya pada perinsip tauhid – mengesakan Allah – Dan
tercermin dalam seluruh segi kehidupannya. Katauhidan itu nampak pada :
Ibadah dan do’a, yaitu tidak ada yang patut disembah dan tidak ada yang patut
dimintai pertolongan kecuali Allah - Al Fatihah 5
Tauhid dalam mencari nafkah dan berekonomi, yaitu keyakinan tidak ada Zat
yang memberi rizki dan pemilik mutlak dari seluruh alam semesta kecuali
Allah – Al Baqarah 204, An Nur 33
Tauhid dalam kegiatan dakwah dan pendidikan, yaitu keyakinan tidak adak
ada zat yang dapat memberi petunjuk kecuali Allah. – Al Qasas 56, An Nahl
37
Kegiatan berpolitik, yaitu suatu keyakinan tidak ada penguasa yang paling
mutlak dan maha adil kecuali Allah, juga kekuasaan dan kemulyaan yang
diperoleh semata-mata hanya datang dari Allah. Ali Imran 26, Yunus 65
Pelaksanaan hukum, yaitu keyakinan bahwa hukum yang mutlak benar dan
adil adalah hukum yang datang dari Allah’ –Yusuf 40 dan 67
Sikap hidup secara keseluruhan, termasuk ucapan-ucapan sebagai ungkapan
hati dalam menerima peristiwa sehari-hari. Tidak ada yang patut ditakuti
kecuali Allah –At Taubah l8,Al Baqarah 150-,Tidak ada yang patut dicintai
secara mutlak kecuali Allah – At Taubah. 24- ,Tidak ada yang dapat
menghilangkan kemadharatan dan tidak ada yang dapat memberikan karunia
kecuali Allah ,- Yunus 107, Ali Imran73-, Bahkan tidak ada yang dapat
menghilangkan nyawa kecuali Allah – Ali Imran 145-.
Seorang anggota masyarakat Islam, akan senantiasa mengihlaskan seluruh
hidupnya untuk beribadah kepadaNya serta tetap menjaga kesucian
amaliahnya baik lahir maupun bathin. – Al An’am 162-163, Al Bayyinah 5-.
Ukhuwah islamiyyah
Dengan sendi Tauhidullah, anggota-anggota masyarakat Islam
berpandanganhidup yang sama, sehingga terjelmalah pertautan hati satu sama lain
yang melahirkan ikatan persaudaraan di atas budi pekerti akhlak yang mulia. Terkikis
penyakit egoisme, individualisme serta meterialisme yang hanya mementingkan diri
sendiri, Firman Allah menegaskan dalam Al Qur’an: Sesungguhnya orang-orang
mukmin itu bersaudara “.– Al Hujurat 10 -. “Dan Allah mepersatupadukan di antara
hati mereka, yang andai kata engkau belanjakan seluruh isi bumi tidaklah engkau
mampu mempersatukan di antara mereka. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa dan
Maha Bijaksana “– Al Anfal 63-
Lebih jauh Islam mengajarkan, berbeda bangsa, berbeda kulit, berbeda bahasa
dan berbeda budaya diupayakan untuk saling mengenal dan memperkaya batin
masing-masing. Ibadah-ibadah khusus dalam Islam, bila kita simak secara teliti
ternyata ujungnya adalah kebaikan bermasyarakat.
Istiqomah
Istiqamah, artinya lurus terus, maksudnya setiap muslim akan tetap memegang
dan memperjuangkan kebenaran yang datang dari Allah. Ia tidak akan meleleh karena
panas, tidak akan beku karena dingin, tidak akan lapuk karena hujan dan tak akan
lekang di terik sinar matahari. “Katakan aku beriman kepada Allah, kemudian
luruslah senantiasa “demikian jawab Nabi kepada sahabatnya yang menimta nasihat.
Jiwa orang yang istiqomah akan senantiasa tenang, tidak ragu, tidak gentar apalagi
takut menghadapi berbagai tantangan -Fushilat 31,32- Keteguhan hati serta
kepercayaan diri yang mantap merupakan faktor yang sangat menentukan
keberhasilan dalam mengayuh serta meniti hidup yang penuh rintangan. Insya Allah
masyarakat yang bersendikan enam pokok tersebut. Akan mewujudkan masyarakat –
maaf meminjam istilah – yang makmur dalam keadilan yang adil dalam kemakmuran.
Serta rahmah, berkah dan keridlaan Allah senantiasa tercurah di atasnya.
25. Artinya: Katakanlah: "Kamu tidak akan ditanya (bertanggung jawab) tentang dosa
yang kami perbuat dan kami tidak akan ditanya (pula) tentang apa yang kamu perbuat".
26. Artinya: Katakanlah: "Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, Kemudian dia
memberi Keputusan antara kita dengan benar. dan Dia-lah Maha pemberi Keputusan lagi
Maha Mengetahui".
Fakta historis toleransi juga dapat ditunjukkan melalui Piagam Madinah. Piagam ini adalah
satu contoh mengenai prinsip kemerdekaan beragama yang pernah dipraktikkan oleh Nabi
Muhamad SAW di Madinah. Di antara butir-butir yang menegaskan toleransi beragama
adalah sikap saling menghormati di antara agama yang ada dan tidak saling menyakiti serta
saling melindungi anggota yang terikat dalam Piagam Madinah.
D. Kesejahteraan Sosial
Islam sebagai ajaran sangat peduli dengan kesejahteraan sosial. Kesejahteraan social
dalam Islam pada intinya mencakup dua hal pokok yaitu kesejahteraan social yang bersifat
jasmani dan rohani.
Manifestasi dari kesejahteraan sosial dalam Islam adalah bahwa setiap individu dalam
Islam harus memperoleh perlindungan yang mencakup lima hal: Pertama, agama (al-dîn),
merupakan kumpulan akidah, ibadah, ketentuan dan hukum yang telah disyari‘atkan Allah
SWT untuk mengatur hubungan antara manusia dengan Allah, hubungan antara sebagian
manusia dengan sebagian yang lainnya. Kedua, jiwa/tubuh (al-nafs), Islam mengatur
eksistensi jiwa dengan menciptakan lembaga pernikahan untuk mendapatkan keturunan.
Islam juga melindungi dan menjamin eksistensi jiwa berupa kewajiban memenuhi apa
yang menjadikebutuhannya, seperti makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, qishash,
diyat, dilarang melakukan hal yang bisa merusak dan membahayakan jiwa/tubuh. Ketiga,
akal (al-‘aql), melindungi akal dengan larangan mengkonsumsi narkoba (khamr dan segala
hal yang memabukkan) sekaligus memberikan sanksi bagi yang mengkonsumsinya.
Keempat, kehormatan (al-‘irdhu), berupa sanksi bagi pelaku zina dan orang yang menuduh
zina. Kelima, kekayaan (al-mâl), mengatur bagaimana memperoleh kekayaan dan
mengusahakannya, seperti kewajiban mendapatkan rizki dan anjuran bermua‘amalat,
berniaga. Islam juga memberi perlindungan kekayaan dengan larangan mencuri, menipu,
berkhianat, memakan harta orang lain dengan cara tidak benar, merusak harta orang lain, dan
menolak riba.
Kelima pilar asasi ini menjadi apresiasi, advokasi dan proteksi Islam dalam rangka
mewujudkan kesejahteraan sosial. Berkenaan dengan perlindungan jiwa, harta dan
kehormatan manusia, Allah berfirman:
يَاأَيُّهَا الَّ ِذينَ َءا َمنُوا اَل يَ ْس َخرْ قَو ٌم ِم ْن قَوْ ٍم َع َسى أَ ْن يَ ُكونُوا َخ ْيرًا ِم ْنهُ ْم َواَل نِ َسا ٌء ِم ْن نِ َسا ٍء َع َسى أَ ْن يَ ُك َّن خَ ْيرًا ِم ْنه َُّن َواَل ت َْل ِم ُزوا
)11( َق بَ ْع َد اإْل ِ ي َما ِن َو َم ْن لَ ْم يَتُبْ فَأُولَئِكَ هُ ُم الظَّالِ ُمون ُ س ااِل ْس ُم ْالفُسُو ِ أَ ْنفُ َس ُك ْم َواَل تَنَابَ ُزوا بِاأْل َ ْلقَا
َ ب بِ ْئ
Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain
(karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok)
dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi
wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan
janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan
gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman
dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim (al-
Hujurât: 11)
Menghina orang lain adalah perbuatan yang tercela. Orang yang menghina belum tentu lebih
baik dari yang dihina. Seringkali ada orang menghina orang lain karena alasan kedengkian,
kecemburuan. Penghinaan juga bisa berakibat fatal seperti adu mulut, perkelahian hingga
pembunuhan. Dalam tayangan di media massa, banyak sekali kasus perkelahian, baik
perkelahian tunggal maupun pengeroyokan hingga perkelahian massal yang mengakibatkan
korban luka dan meninggal berjatuhan,pembunuhan yang bermula dari sebuah penghinaan.
Orang yang dihina, terutama jika penghinaan itu terjadi di depan publik, bisa menuntut ke
muka pengadilan karena merasa harga dirinya direndahkan.
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Akhlaq adalah hal terpenting dalam kehidupan manusia, karena akhlakmencangkup segala
pengertian tingkah laku, tabiat, perangai, karakter manusia yang baik maupun yang buruk,
dalam hubungannya dengan kholiq atau dengan sesame makhluk. Akhlak ini merupakan hal
yang paling penting dalam pembentukan akhlakul karimah seorang manusia. Dan manusia
yang palingh baik budi pekertinya adalah Rasulullah SAW.
Anas bin Malik R.A seorang sahabat yang mulia menyatakan “Rasulullah SAW adalah
manusia yang paling baik budi pekertinya.” (H.R. Bukhori dan Muslim)
b. Saran
Mudah-mudahan makalh ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi
pembaca. Serta diharapkan dengan diselesaikannya makalah ini baik pembaca maupun
penyusun dapat menerapkan akhlak yang baik dan sesuai dengan ajaran islam dan dalam
kehidupan sehari-hari. Walaupun tidak sesempurna nabi Muhammad SAW, setidaknya kita
semua termasuk kaummnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://reynandorico.blogspot.com/2017/05/