Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TENTANG PENJELASAN MANUSIA, NILAI, MORAL DAN HUKUM


UNTUK MEMENUHI TUGAS ILMU SOSIAL DAN BUDAYA (ISBD)
DOSEN PENGAMPU : DRS. HERRY SUGIRI,M.Kes

DISUSUN OLEH :

BELLA NOVISTA

CHIKA AMELIA

HAYATUN NISA

NABILA PRINCESCA

NENDEN PERMATASARI

NINA NURKHAINI

NISSA JANATI

JALUM 1 A

KELOMPOK 4

POLTEKKES KESEHATAN KEMENKES BANDUNG


PRODI KEBIDANAN KARAWANG
2019-2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamduliah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa
selesai pada waktunya.

Terimakasih juga kami ucapkan kepada bapak Drs. Herry Sugiri,M.Kes yaitu sebagai bapak
dosen mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya (ISBD) yang telah memberikan kami tugas
makalah kelompok tentang “Penjelasan Manusia, Nilai, Moral dan Hukum” sehingga kami
dapat mengetahui serta memahami materi ini.

Terimakasih juga kami ucapkan kepada teman-teman kami yang telah memberi semangat
kepada kami sehingga makalah ini dapat disusun dengan baik dan rapi.

Kami dari kelompok empat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini tidak luput dari
kesalahan dan masih jauh dari kata sempurna, dan kami sangat begitu mengharapkan kritik
serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik
lagi.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada makalah ini membahas tentang “Penjelasan Manusia, Nilai, Moral dan Hukum” yang
terdiri dari “Sistem Nilai, Fungsi Nilai, Pengertian Moral dan Hukum, Fungsi Nilai dalam
Mengatur Kehidupan Manusia, Fungsi Moral dan Hukum dalam Mengatur Kehidupan
Manusia.”
Manusia, nilai, moral, dan hukum merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan.
Masalah-masalah serius yang dihadapi bangsa Indonesia berkaitan dengan nilai, moral, dan
hukum antara lain mengenai kejujuran, keadilan, menjilat, dan perbuatan negatif lainnya
sehingga perlu dikedepankan pendidikan agama dan moral karena dengan adanya panutan,
nilai, bimbingan, dan moral dalam diri manusia akan sangat menentukan kepribadian
individu atau jati diri manusia, lingkungan sosial dan kehidupan setiap insan. Pendidikan nilai
yang mengarah kepada pembentukan moral yang sesuai dengan norma kebenaran menjadi
sesuatu yang esensial bagi pengembangan manusia yang utuh dalam konteks sosial.
Pendidikan moral tidak hanya terbatas pada lingkungan akademis, tetapi dapat dilakukan
oleh siapa saja dan dimana saja. Secara umum ada tiga lingkungan yang sangat kondusif
untuk melaksanakan pendidikan moral yaitu lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan dan
lingkungan masyarakat. Peran keluarga dalam pendidikan mendukung terjadinya proses
identifikasi, internalisasi, panutan dan reproduksi langsung dari nilai-nilai moral yang hendak
ditanamkan sebagai pola orientasi dari kehidupan keluarga. Hal-hal yang juga perlu
diperhatikan dalam pendidikan moral di lingkungan keluarga adalah penanaman nilai-nilai
kejujuran, kedisiplinan dan tanggung jawab dalam segenap aspek.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Manusia, Nilai, Moral dan Hukum

2.1 SISTEM NILAI


Tylor dalam Imran Manan (1989;19) mengemukakan moral termasuk bagian dari
kebudayaan, yaitu standar tentang baik dan buruk, benar dan salah, yang kesemuanya dalam
konsep yang lebih besar termasuk ke dalam ‘nilai’. Hal ini di lihat dari aspek penyampaian
pendidikan yang dikatakan bahwa pendidikan mencakup penyampaian pengetahuan,
keterampilan, dan nilai-nilai.
Kedudukan nilai dalam setiap kebudayaan sangatlah penting, maka pemahaman tentang
sistem nilai budaya dan orientasi nilai budaya sangat penting dalam konteks pemahaman
perilaku suatu masyarakat dan sistem pendidikan yang digunakan untuk menyampaikan
sisitem perilaku dan produk budaya yang dijiwai oleh sistem nilai masyarakat yang
bersangkutan.
Clyde Kluckhohn mendefinisikan nilai sebagai ………. sebuah konsepsi, eksplisit atau
implisit, menjadi ciri khusus seseorang atau sekelompok orang, mengenai hal-hal yang
diinginkan yang mempengaruhi pemilihan dari berbagai cara-cara, alat-alat, tujuan-tujuan
perbuatan yang tersedia. Orientasi nilai budaya adalah ……. Konsepsi umum yang
terorganisasi, yang mempengaruhi perilaku yang berhubungan dengan alam, kedudukan
manusia dalam alam, hubungan orang dengan orang dan tentang hal-hal yang diingini dan tak
diingini yang mungkin bertalian dengan hubungan antar orang dengan lingkungan dan
sesama manusia.
Sistem nilai budaya ini merupakan rangkaian dari konsep-konsep abstrak yang hidup
dalam masyarakat, mengenai apa yang dianggap penting dan berharga, tetapi juga mengenai
apa yang dianggap remeh dan tidak berharga dalam hidup. Sistem nilai budaya ini menjado
pedoman dan pendorong perilaku manusia dalam hidup yang memanifestasi kongkritnya
terlihat dalam tata kelakuan. Dari sistem nilai budaya termasuk norma dan sikap yang dalam
bentuk abstrak tercermin dalam cara berfikir dan dalam bentuk konkrit terlihat dalam bentuk
pola perilaku anggota-anggota suatu masyarakat.
Kluckhohn mengemukakan kerangka teori nilai nilai yang mencakup pilihan nilai yang
dominan yang mungkin dipakai oleh anggota-anggota suatu masyarakat dalam memecahkan
6 masalah pokok kehidupan.
PENGERTIAN NILAI
Nilai adalah prinsip umum tingkah laku abstrak yang ada dalam alam pikiran anggota-
anggota kelompok yang merupakan komitmen yang positif dan standar untuk
mempertimbangkan tindakan dan tujuan tertentu. Fungsi nilai adalah sebagai pedoman,
pendorong tingkah laku manusia dalam hidup.

2.2 FUNGSI NILAI

Secara Garis Besar nilai mempunyai beberapa fungsi, yaitu :


1. Sebagai petunjuk arah dan pemersatu
- Tidak sulit untuk memahami bahwa seperangkat nilai sosial berfungsi sebagai petunjuk
arah. Cara berpikir dan berindak anggota masyarakat umumnya diarahkan oleh nilai-nilai
sosial yang berlaku.
- Nilai sosial dalam suatu masyarakat berfungsi pula sebagai pandu bagi setiap warganya
dalam menentukan pilihan terhadap peranan yang akan diterima
- Nilai berfungsi sebagai pemersatu yang dapat mengumpulkan orang banyak dalam kesatuan
atau kelompok tertentu.
2. Sebagai Pelindung
3. Sebagai Pendorong

Nilai sosial mempunyai fungsi tertentu di masyarakat, secara umum fungsi tersebut yaitu:
1. Sebagai media pengawas, dengan daya tekan dan daya ikat nilai bisa menuntun bahkan
menekan manusia untuk berbuat baik dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Penentu akhir bagi orang atau grup dalam memenuhi peran sosialnya di kehidupan
bermasyarakat.
3. Sebagai alat solidaritas bagi anggota-anggota kelompok dalam masyarakat.
4. Membentuk pola pikir dan pola tingkah laku anggota-anggota masyarakat.
5. Menyumbangkan seperangkat alat yang bisa digunakan untuk menetapkan derajat sosial
dari orang atau perorangan atau grup di kehidupan masyarakat.

2.3 PENGERTIAN MORAL DAN HUKUM

MORAL
Moral berasal dari bahasa latin yakni mores kata jamak dari mos yang berarti adat
kebiasaan. Sedangkan dalam bahasa Indonesia moral diartikan dengan susila.
Moral adalah sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang tindakan manusia, mana
yang baik dan mana yang wajar. Istilah moral mengandung integritas dan martabat pribadi
manusia. Derajat kepribadian seseorang sangat ditentukan oleh moralitas yang dimilikinya.
Makna moral yang terkandung dalam kepribadian seseorang itu tercermin dari sikap dan
tingkah lakunya. Bisa dikatakan manusia yang bermoral adalah manusia yang sikap dan
tingkah lakunya sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
Intinya dari moral itu sendiri adalah tentang suatu baik atau buruknya perbuatan dan perilaku,
benar atau salah yang berkaitan dengan kesepakatan lingkungan sosial. Jadi, mari kita
ciptakan moral yang baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai peraturan yang
berlaku di NKRI.

JENIS MORAL DAN CONTOHNYA

1. Moral Ketuhanan
Moral yang berhubungan dengan keagamaan / religius.
Contohnya yaitu melaksanakan ajaran agama yang dianut dengan baik seperti menghormati
dan menghargai sesama manusia dan agama lain.
2. Moral Ideologi
Moral yang berhubungan dengan semangat jiwa kebangsaan, loyalitas pada cita-cita bangsa
dan negara.
Contohnya yaitu menjunjung tinggi landasan dasar negara Indonesia seperti Pancasila, UUD
1945, Bhinneka Tunggal Ika.
3. Moral Etika
Moral yang berhubungan dengan etika yang dijunjung oleh masyarakat, bangsa, dan negara
secara budaya dan tradisi.
Contohnya yaitu menghargai orang lain dan memberikan salam kepada orang lain ketika
bertemu, bersikap ramah dan baik.
4. Moral Disiplin dan Hukum
Moral yang berhubungan dengan kode etika professional dan hukum yang berlaku di negara.
Contohnya yaitu berhati-hati dalam berinteraksi di sosial media karena adanya UU ITE yang
berlaku di Indonesia dan dapat menjerat para pelakunya.

HUKUM

Pengertian Hukum
Hukum merupakan suatu sistem yang penting dalam sebuah pelaksanaan atas sebuah
kekuasaan kelembagaan. Dari bentuk penyalahguaan sebuah kekuasaan dalam bidang politik,
ekonomi dan masyarakat dalam berbagai acara serta bertindak, untuk perantara dalam sebuah
hubungan sosial antara masyarakat terhadap kriminalisasi dalam hukum pidana, yang
berupayakan cara negara dapat menuntut pelaku dalam sebuah konstitusi hukum menediakan
kerangka kerja bagi pencitaan hukum, perlindungan hak asasi manusia serta memperluas
kekuasaan politik serta cara perwakilan merka yang akan dipilih. Adminitratif hukum dipakai
sebagai peninjauan kembali keputusan dari perintah, sementara itu, hukum internasional
mengatur persoalan antara berdaulat negara dalam kegiatan mulai dari perdagangan
lingkungan peraturan ataupun sebuah tidakan militer.

Ketidaan definisi hukum yang jelas menjadi masalah bagi mereka yang baru saja
ingin mengkaji atau mempelajari ilmu hukum. tentu hal tersebut membutuhkan pemahaman
awal atau pengertian hukum secara umum sebelum memulai untuk mempelajari apa itu
hukum dengan berbagai bentuk aspek. Untuk masyarakat awam pengertian hukum itu
tidaklah penting. Lebih penting penegakan hukumnya dan perlindungan hukum yang
diberikan kepada masyarakat. Tetapi, bagi mereka yang ingin lebih mendalami soal hukum,
tentu saja perlu untuk mengertahui pengertian hukum. Secara umum, rumusan perngertian
hukum setidaknya mengandung beberapa unsur, yaitu sebagai berikut:

1. Hukum mengatur tingkah laku atau tindakan manusia yang ada didalam masyarakat.
Peraturan berisikan perintah serta larangan utnuk melakukan hal atau tidak melakukan
hal tersebut. Hal tersebut dimaksudkan sebagai aturan perilaku manusia agar tidak
bersinggungan serta merugikan kepentingan umum.
2. Pengaturan hukum ditetapkan oleh sebuah lembaga atau badan yang memiliki
wewenang untuk hal itu. Peraturan hukum tidak dibuat oleh setiap orang namun
melainkan oleh lembaga atau badan yang memang mempunyai wewenang utnuk
nenetapkan suatu aturan yang bersifat mengikat bagi masyarakat luas.
3. Penegakan aturan hukum bersifat memaksa. Peraturan hukum dibuat bukan untuk
dilanggar tetapi untuk dipatuhi. Untuk menegakannya diatur pula tentang aparat yang
berwenang untuk dapat mengatasi serta untuk dapat menegakannya sekalipun dengan
tindakan yang represif. Walaupun demikian, ada pula norma hukum yang bersifat
fakulatif/melengkapi.
4. Hukum mempunyai sanksi serta setiap pelanggaran dan perbuatan yang melawan
hukum dan akan dikenakan sanksi tegas. Sanksi juga diatur dalam peraturan hukum.

2.4 FUNGSI NILAI DALAM MENGATUR KEHIDUPAN MANUSIA

Fungsi nilai bagi kehidupan manusia, yaitu:


 Sebagai faktor pendorong : nilai berhubungan dengan cita-cita dan harapan.
 Sebagai petunjuk arah : nilai berkaitan dengan cara berpikir , berperasaan, bertindak serta
menjadi panduan dalam menentukan pilihan.
 Nilai sebagai pengawas : nilai mendorong, menuntun, bahkan menekan atau memaksa
individu berbuat dan bertindak sesuai dengan nilai yang bersangkutan.
 Nilai sebagai alat solidaritas : Nilai dapat menjaga solidaritas di kalangan kelompok atau
masyarakat.
 Dapat mengarahkan masyarakat dalam berpikir dan bertingkah laku.
 Nilai sebagai benteng perlindungan: nilai berfungsi menjaga stabilitas budaya dalam
dalam suatu kelompok/masyarakat.

2.5 FUNGSI MORAL DAN HUKUM DALAM MENGATUR


KEHIDUPAN MANUSIA

Nilai moral dan hukum mempunyai keterkaitan yang sangat erat sekali. nilai
dianggap penting oleh manusia itu harus jelas, harus semakin diyakini oleh individu dan
hasrus diaplikasikan dalam perbuatan.moralitas diidentikan dengan perbuatan baik dan
perbuatan buruk(etika) yang mana cara mengukurannya adalah melalui nilai- nilai yang
terkandung dalam perbuatan tersebut

Permasalahan-permasalahan sosial selalu ada dalam suatu masyarakat ataupun negara.


Bahkan sejak jaman dahulu sampai jaman sekarang permasalahan-permasalahan sosial itu
akan tetap selalu ada di dalam masyarakat dan negara. Untuk mengatasi permasalahan-
permasalahan sosial tersebut dibutuhkanlah yang dinamakan dengan moralitas dan hukum,
baik moralitas dan hukum dalam artian masing-masing maupun moralitas dan hukum sebagai
satu kesatuan.

Dalam artian moralitas dan hukum sebagai satu kesatuan maka di kenal suatu istilah
yang dinamakan Hukum Moral. Hukum moral ini berbeda dengan hukum-hukum yang
lainnya. Umumnya, hukum moral dimengerti sebagai “tatanan pengarah” kegiatan manusia
untuk mencapai tujuan yaitu ketertiban dan keadilan. Hukum moral sendiri meliputi
rangkaian aturan permanen, seperti kewajiban menghormati kontrak antar pribadi (kontrak
sosial), peraturan hidup, larangan untuk melakukan tindakan yang merugikan orang-orang
lain.
Terdapat 5 (lima) fungsi perumusan hukum moral antara lain :
1) mewariskan himpunan kebijakan dari jaman dulu kepada generasi sekarang dan yang
akan datang. Sebagai individu dan makhluk sosial, manusia selalu mempertimbangkan
dampak tindakan yang diperbuatnya.
2) Mengusahakan keamanan secara psikologis dan sosial. Secara sosial, hukum ini
membantu tatanan hidup masyarakat untuk menghadapi kekuatan-kekuatan “khaotik” dan
“anarkis”.
3) Membantu manusia dalam pengambilan keputusan dan mencegah terjadinya “paralisis
moral”.
4) Membantu manusia untuk mengenal kekurangan-kekurangan dan kegagalan-kegagalan
sehingga manusia dapat memperbaiki diri.
5) Membagikan pengalaman supaya bisa tercipta tingkah laku personal dan sosial. Hukum
moral ada untuk melayani cinta kasih dan berada di bawah cinta kasih dan membantu
untuk menuntun manusia menuju kebaikan secara otentik
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Manusia, nilai, moral dan hukum adalah suatu hal yang saling berkaitan dan saling
menunjang. Sebagai warga negara kita perlu mempelajari, menghayati dan melaksanakan
dengan ikhlas mengenai nilai, moral dan hukum agar terjadi keselarasan dan harmoni
kehidupan.

3.2 SARAN
Penegakan hukum harus memperhatikan keselarasan antara keadilan dan kepastian
hukum. Karena, tujuan hukum antara lain adalah untuk menjamin terciptanya keadilan
(justice), kepastian hukum (certainty of law), dan kesebandingan hukum (equality before the
law).
Penegakan hukum-pun harus dilakukan dalam proporsi yang baik dengan penegakan hak
asasi manusia. Dalam arti, jangan lagi ada penegakan hukum yang bersifat diskriminatif,
menyuguhkan kekerasan dan tidak sensitif jender. Penegakan hukum jangan dipertentangkan
dengan penegakan HAM. Karena, sesungguhnya keduanya dapat berjalan seiring ketika para
penegak hukum memahami betul hak-hak warga negara dalam konteks hubungan antara
negara hukum dengan masyarakat sipil.
DAFTAR PUSTAKA

http://grms.multiply.com/journal/item/26
http://bambang1988.wordpress.com/2009/04/13/manusia-nilai-moral-dan-hukum/
http://hanstoe.wordpress.com/2009/02/21/problematika-nilai-moral-dan-hukum-dalam-
masyarakat/
http://herususetyo.multiply.com/journal/item/9
Juanda, dkk. 2010. Bahan Ajar Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: UNJ.
http://kumpulanmakalah94.blogspot.com/2016/04/manusia-nilai-moral-dan-hukum.html
https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-moral.html
http://umum-pengertian.blogspot.com/2016/11/fungsi-nilai-dan-ciri-ciri-nilai.html

https://www.academia.edu/12107773/ILMU_SOSIAL_DAN_BUDAYA_DASAR

https://jumardinurfadilah.blogspot.com/2012/06/materi-mata-kuliah.html

https://avifoniel.blogspot.com/2015/06/makalah-manusia-moral-dan-hukum-isbd.html

Anda mungkin juga menyukai