Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“MEMBANGUN MORAL DALAM MASYARAKAT”

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata kuliah : Etika Profesi Hukum

Disusun oleh:
Lulu Atul Fatimah (191010200438)

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PAMULANG
2023
BAB I
LATAR BELAKANG

Moral dalam kehidupan manusia memiliki kedudukan yang sangat penting. Nilai-
nilai moral sangat diperlukan bagi manusia, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota
suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu bangsa dapat
dinilai melalui karakter moral masyarakatnya. Manusia dalam hidupnya harus taat dan
patuh pada norma-norma, aturan-aturan, adat istiadat, undang-undang dan hukum yang ada
dalam suatu masyarakat. Berkaitan dengan norma-norma, aturanaturan, adat istiadat,
undang-undang dan hukum yang mengatur kehidupan manusia dibuat atas kesepakatan
sekelompok manusia atau aturan yang berasal dari hukum Tuhan (wahyu) agar manusia
dapat hidup sesuai dengan norma yang disepakati dalam komunitas kehidupan manusia
maupun hukum dari Tuhan.
Moral merupakan tata cara dalam kehidupan, adat istiadat atau kebiasaan yang
digunakan dalam tumbuh kembang individu atau kelompok sosial untuk mencapai
kematangan. Moral bisa mengendalikan tingkah laku anak yang beranjak dewasa (remaja)
sehingga ia tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan pandangan masyarakat. Di
sisi lain tiadanya moral sering kali dituding sebagai faktor penyebab meningkatnya
kenakalan remaja (Sarwono, 2010: 25).
Faktor dari kemajuan teknologi dan informasi serta masuknya pengaruh
kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia secara bebas menyebabkan kemerosotan moral
para generasi muda saat ini. Hal ini tentu saja sangat cepat berpengaruh pada diri mereka
baik itu dilihat dari sopan santun dalam berperilaku, gaya berbicara serta sikap toleransi,
menghormati dan menghargai orang yang ada di lingkungan sekitar sehingga nilai-nilai
Pancasila tidak lagi dijadikan sebagai pedoman hidup generasi muda Indonesia saat ini.
Krisis moralitas juga terjadi karena nilai-nilai Pancasila sekarang ini mulai luntur dan tidak
lagi diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat, ini terjadi karena generasi kita
sendiri tidak memiliki pedoman dasar baik itu dari pola asuh dari orang, pola berfikir sesaat
mereka yang tidak memikirkan akibat buruk yang akan terjadi setelahnya, kestabilan emosi
yang masih sangat rentan, pembelajaran dan sosialisasi tentang kehidupan dan akhlak
remaja pun masih kurang dan kurangnya kesadaran dari mereka sendiri untuk menjadi lebih
baik.
Tanpa kita sadari perubahan zaman dapat merubah segala hal terutama etika dan
moral. Hal ini bukan lagi masalah sepele jika kita mengkaji lebih dalam mengenai dampak

1
yang akan terjadi pada masyarakat. Sehingga kita perlu bertindak sebagai bentuk upaya
pencegahan, dan mencari tahu apa saja faktor yang dapat memberikan perubahan yang
dapat membangun etika dan moral pada masyarakat.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Moral
Dijelaskan dalam buku Etika Profesi dan Aspek Hukum Bidang Kesehatan
oleh Rudy Hidana, dkk, secara umum moral adalah suatu hukum perilaku yang
diterapkan kepada setiap individu dalam bersosialisasi dengan sesamanya,
sehingga terjalin rasa hormat dan menghormati antar sesama. Moral memiliki
hubungan erat dengan prinsip, tingkah laku, akhlak, budi pekerti, dan mental yang
dapat membentuk karakter dalam diri seseorang, sehingga dapat menilai dengan
benar apa yang baik dan buruk.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), moral adalah ajaran
tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban,
dan sebagainya; akhlak; budi pekerti;susila.
Sementara itu menurut Chaplin (2006), moral adalah hal yang sesuai
dengan aturan yang mengatur hukum sosial, adat, atau perilaku di masyarakat. Lalu
menurut Hurlock (1978), moral adalah sopan santun, kebiasaan, adat istiadat, dan
aturan perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi anggota di suatu budaya.
Menurut Bertenz (2007), kata moral berasal dari bahasa Latin yaitu mos
yang berarti kebiasaan atau adat. Dalam bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia,
kata mores masih dipakai dalam arti yang sama, yakni adat istiadat.
Nilai moral secara universal adalah prinsip atau standar yang diakui oleh
banyak orang di seluruh dunia sebagai dasar bagi tingkah laku yang baik dan benar.
Nilai-nilai moral universal ini tidak terikat pada suatu agama atau budaya tertentu,
melainkan merupakan nilai-nilai yang diakui oleh banyak orang di seluruh dunia
sebagai standar tingkah laku yang baik. Nilai-nilai moral ini membantu seseorang
memahami bagaimana cara hidup yang baik dan bertanggung jawab sesuai dengan
norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Nilai moral bersifat kultural adalah prinsip atau standar yang hanya diakui
oleh sebagian masyarakat saja, tergantung pada budaya dan agama yang dianut
oleh masing-masing individu. Nilai-nilai moral bersifat kultural ini bisa berbeda-
beda di setiap negara atau masyarakat, karena dipengaruhi oleh faktor-faktor
seperti agama, adat istiadat, dan budaya yang berlaku di masing-masing tempat.

3
B. Sumber Nilai Moral
Sumber nilai moral bisa berasal dari berbagai sumber, tergantung pada latar
belakang, pengalaman, dan pemahaman seseorang tentang dunia. Beberapa sumber
nilai moral yang umum adalah sebagai berikut.
1. Agama
Banyak agama mengajarkan prinsip-prinsip moral, seperti kejujuran, keadilan,
dan pengampunan, yang dianggap penting bagi kehidupan spiritual seseorang.
2. Tradisi
Nilai-nilai moral dapat berasal dari tradisi atau kebiasaan yang telah terbangun
di dalam masyarakat tertentu selama bertahun-tahun.
3. Norma-Norma Sosial
Nilai-nilai moral juga dapat berasal dari norma-norma sosial yang dianut oleh
masyarakat. Norma-norma ini dapat bervariasi dari satu masyarakat ke
masyarakat lainnya, tetapi dapat mencakup prinsip-prinsip seperti toleransi,
keadilan, dan kemanusiaan.
4. Pendidikan
Pendidikan juga dapat membantu seseorang memahami dan membentuk nilai-
nilai moralnya. Melalui proses belajar, seseorang dapat memahami prinsip-
prinsip yang dianggap penting dalam kehidupan sosial dan mengembangkan
kemampuan untuk membuat keputusan yang sesuai dengan nilai-nilai tersebut.
5. Pribadi
Nilai-nilai moral seseorang juga dapat berasal dari pengalaman pribadi dan
pemahaman individu tersebut tentang dunia. Setiap orang memiliki pandangan
dan prinsip-prinsip yang unik tentang apa yang dianggap benar atau salah, dan
ini dapat membentuk nilai-nilai moral mereka.

C. Macam-Macam Moralitas
Menurut Poesprodjo yang dikutip dari buku Puisi Amsal dan Konstruksi Nilai oleh
Imelda Oliva Wissang, terdapat empat macam moralitas dalam kehidupan
manusia, yakni sebagai berikut:
1. Moralitas objektif yang memandang perbuatan manusia bebas dari pengaruh
pihak pelaku.
2. Moral subjektif yang melihat perbuatan manusia sebagai perbuatan yang
dipengaruhi oleh pengertian dan persetujuan pelaku sebagai individu.

4
3. Moral intrinsik yang memandang perbuatan baik atau buruk pada hakikatnya,
bukan pada pengaruh hukum-hukum positif.
4. Moral ekstrinsik yang melihat perbuatan dipengaruhi oleh penguasaan, hukum
positif, baik dari manusia maupun dari Tuhan.

D. Tujuan dan Fungsi Moral


Secara umum, tujuan dan fungsi moral adalah untuk mewujudkan harkat
dan martabat kepribadian manusia melalui pengalaman nilai-nilai dan norma.
Namun tak hanya itu, masih ada lagi sejumlah tujuan dan fungsi moral.
Dijelaskan dalam buku Etika Profesi dan Aspek Hukum Bidang Kesehatan
oleh Rudy Hidana, dkk, berikut tujuan dan fungsi dari moral:
1. Untuk menjamin terwujudnya harkat dan martabat pribadi seseorang dan
kemanusiaan.
2. Untuk memotivasi manusia agar bersikap dan bertindak dengan penuh
kebaikan serta kebijakan yang disadari atas kesadaran kewajiban yang
berlandaskan moral.
3. Untuk menjaga keharmonisan hubungan sosial antar manusia, karena moral
menjadi landasan rasa percaya terhadap sesama.
4. Membuat manusia lebih bahagia secara rohani dan jasmani karena
menjalankan fungsi moral, sehingga tidak ada rasa menyesal, konflik batin,
dan perasaan berdosa atau kecewa.
5. Moral dapat memberikan wawasan masa depan kepada manusia, baik sanksi
sosial maupun konsekuensi dalam kehidupan sehingga manusia akan penuh
pertimbangan sebelum bertindak.
6. Moral dalam diri manusia juga dapat memberikan landasan kesabaran dalam
bertahan di dalam setiap dorongan naluri dan keinginan/nafsu yang
mengancam harkat dan martabat pribadi.

E. Pembangunan Moral
Sejarah mencatat bahwa negara-negara maju di dunia ini, dibangun dengan
pendu-duk yang sehat dan punya moralitas tinggi. Pembangunan pertama yang
dipersiapkan adalah men-desain moralitas warga dengan nilai-nilai peradaban dan
per-saingan sehat. Nilai-nilai tadi diintrodusir ke dalam bahan-bahan atau materi
dalam pendidikan formal, informal dan non formal. Sekolah-sekolah direkayasa

5
untuk membangun mental dan sikap sesuai dengan nilai-nilai universal tentang
keadilan, kebenaran, ketekunan dan keadaban untuk dijadikan pedoman dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai dengan norma dan etika yang
berlaku pada negara tersebut.
Dengan format baku dan sistematis, nilai-nilai dan etika dibangun dengan
program nyata melalui berbagai kegiatan sosialisasi dan institusionalisasi. Program
ini berke-lanjutan. Dibangun dalam jangka waktu, baik jangka mene-ngah maupun
panjang. Seluruh stake-holder diikutsertakan. Karena program pemba-ngunan
moral adalah pembangunan bangsa secara menyeluruh. Untuk itu, alokasi
angga-ran disediakan dalam por-si yang cukup dan dapat menopang program-
program aksi. Pem-bangunan moral itu, di masa rezim Soeharto pernah
mene-mukan masa keema-san-nya.
Melihat betapa daruratnya moral dan mental generasi kita saat ini, bukan
hanya merusak generasi muda, namun generasi tua ikut lebur di dalamnya, maka
sudah saatnya pemerintah mendesain bagaimana program pembangunan moral
menjadi sektor primer dalam pembangunan nasional saat ini. Tidak dipungkiri
bahwa kasus-kasus yang men-cuat, seperti, korupsi, narkoba, pungutan liar,
tindakan adu domba, berita hoax, penya-lahgunaan kekuasaan, illegal logging,
pem-bakaran hutan, pencurian ikan, mening-katnya tindakan kekerasan dan
pem-bunuhan keji, diakibatkan oleh degradasi moral yang tengah melilit bangsa.
Pembangunan fisik yang dikerjakan selama ini, terlihat keropos dengan begitu
banyaknya kasus-kasus amo-ral yang dipertontonkan penguasa, terbukti dengan
kasus-kasus muncul yang akhirnya merugikan rakyat.
Pembangunan moral dapat dimulai dengan pendidikan moral yang
tersedia mulai dari jenjang pendidikan terendah sampai tertinggi. Untuk itu,
alokasi anggaran dan sistem yang akan dilaksanakan dapat mengambil contoh
dari sistem yang pernah diterapkan pada masa Presiden RI ke-2 berkuasa,
dengan tidak menciplak secara keseluruhan. Disain pendidikan moral bangsa
disesuaikan dengan masa kekinian, dengan memasukkan kekayaan dan
kearifan budaya lokal sebagai elemen utama. Kemajuan Negara Korea
Selatan sekarang ini, dapat menjadi model bagi kita untuk melihat betapa
perlunya pendidikan dan pembangunan moral suatu bangsa.

6
F. Peranan Keluarga dan Budaya Lokal
Peranan keluarga sangat berarti dan menjadi faktor utama. Seorang anak
lahir dari sebuah keluarga. Seorang pemimpin lahir dari sebuah keluarga. Seorang
Presiden juga lahir dari sebuah keluarga. Bahkan, seorang pemberontak atau
pembunuh sadis sekali pun, lahir dari sebuah keluarga. Keluarga menjadi arena
utama lahirnya sebuah generasi. Keluarga adalah wadah sebuah generasi dididik
dan diajari suatu nilai dan norma di dalam masyarakat. Keluarga meru-pakan
kawah candradimuka seorang anak digembleng menjadi seseorang yang berguna
bagi keluarga, lingkungan, masyara-kat, bangsa dan negara.
Tentu, peranan keluarga tadi tidak terlepas dari budaya lokal yang
berkembang di tengah-tengah masyarakat. Kekuatan budaya lokal tidak dapat
disangkal. Bagaimana hebatnya Jepang, Tionghoa, negara-negara Eropa Barat,
Amerika Serikat dan Korea Selatan, dibangun dengan eksistensi budaya lokal yang
mereka miliki. Kemampuan budaya lokal tidak disangkal lagi.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Moral merupakan tata cara dalam kehidupan, adat istiadat atau kebiasaan
yang digunakan dalam tumbuh kembang individu atau kelompok sosial untuk
mencapai kematangan. Moral bisa mengendalikan tingkah laku anak yang beranjak
dewasa (remaja) sehingga ia tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan
pandangan masyarakat. Agama, tradisi, norma-norma sosial, pendidikan, serta
pengalaman pribadi dan pemahaman individu merupakan merupakan sumber nilai
moral yang dpat diperoleh dari diri seseorang tergantung pada latar belakang,
pengalaman dan pemahaman seseorang tentang dunia. Salah satu tujuan dan fungsi
moral adalah sebagai terwujudnya harkat dan martabat pribadi seseorang dan
kemanusiaan serta untuk memotivasi manusia agar bersikap dan bertindak dengan
penuh kebaikan serta kebijakan yang disadari atas kesadaran kewajiban yang
berlandaskan moral.
Pembangunan moral dapat dimulai dengan pendidikan moral yang tersedia
mulai dari jenjang pendidikan terendah sampai tertinggi. Untuk itu, alokasi
anggaran dan sistem yang akan dilaksanakan dapat mengambil contoh dari sistem
yang pernah diterapkan pada masa Presiden RI ke-2 berkuasa, dengan tidak
menciplak secara keseluruhan. Disain pendidikan moral bangsa disesuaikan
dengan masa kekinian, dengan memasukkan kekayaan dan kearifan budaya lokal
sebagai elemen utama. Kema¬juan Negara Korea Selatan sekarang ini, dapat
menjadi model bagi kita untuk melihat betapa perlunya pendidikan dan
pemba¬ngunan moral suatu bangsa.

B. Saran
Melihat gerakan revolusi mental yang digawangi Kemen-teri-an
Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebu-dayaan saat ini, dirasakan
masih kurang maksimal dan me-nyen-tuh, maka perlu dikaji kembali untuk
mengupdate lagi Pen-didikan Moral yang pernah dijalankan secara
berkesinam-bungan. Dengan kondisi darurat amoral yang mewabah di segala
bidang dan aspek kehi-dupan masyarakat saat ini, sudah semestinya gong
membangun bangsa kem-bali berawal dan berpijak pada pembangunan dan

8
pendi-dikan moral bangsa. Terbukti, membangun moral dapat melahirkan
gene-rasi yang ber-tangung jawab, bermental baja dan berpres-tasi. Korea Sela-tan
menjadi bukti pendidikan moral adalah proyek utama negara memba-ngun bangsa.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ilham ikriansyah, Moral Adalah: Ciri Nilai, Macam, Tujuan, dan


Fungsinya, Detikbali, https://www.detik.com/bali/berita/d-
6465389/moral-adalah-ciri-nilai-macam-tujuan-dan-fungsinya.

Nandy, Memahami Apa Itu Nilai Moral Hingga Jenis-Jenisnya, Gramedia Blog,
https://www.gramedia.com/literasi/nilai-
moral/#:~:text=Beberapa%20contoh%20nilai%20moral%20yang,filsafat
%20atau%20norma%2Dnorma%20masyarakat.

Wan Zulkarnain, Membangun Bangsa Dengan Moral, Analisadaily,


https://analisadaily.com/berita/arsip/2017/2/4/312344/membangun-
bangsa-dengan-moral/

10

Anda mungkin juga menyukai