Anda di halaman 1dari 2

Definisi Moral Secara Umum

Secara etimologis, kata moral berasal dari bahasa Latin yakni mos yang memiliki arti tata-cara
atau adat-istiadat. Merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia, moral dapat diartikan sebagai (1)
Ajaran baik atau buruk yang diterima masyarakat umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban
dan sebagainya; (2) kondisi mental yang membuat orang tetap berani, bersemangat, bergairah,
berdisiplin, dan sebagainya; (3) ajaran kesusilaan yang dapat ditarik dari suatu cerita
(Departemen Pendidikan Nasional, 2008). Moral secara eksplisit adalah tingkah
laku/tindakan/perkataan individu dalam berinteraksi satu sama lain yang penlaiannya diukur dari
kebudayaan masyarakat setempat. Maka dari itu, moral merupakan produk dari budaya dan
agama.
Definisi Moral Menurut Para Ahli
Widjaja (1985) mendefinisikan moral sebgaai ajaran baik dan buruk tentang perbuatan dan
kelakuan (akhlak). Selanjutnya, menurut Al-Ghazali (1994) sendiri akhlak diartikan sebagai
padanan kata moral, yakni sebagai perangai (tabiat, watak) yang menetap kuat dalam jiwa
manusia dan merupakan sumber timbulnya perbuatan tertentu dari dirinya secara mudah dan
ringan, tanpa perlu dipikirkan dan direncanakan sebelumnya.
Menurut Dian Ibung (2013) moral adalah suatu keyakinan yang mendasari tindakan atau
pemikiran yang sesuai dengan kesepakatan sosial, maka moral yang baik akan menjadikan modal
invidu dalam berinteraksi sosial.
Suseno (dalam Kurnia, 2015) moral merupakan ukuran baik-buruknya individu, baik sebagai
pribadi maupun warga masyarakat, dan warga negara.
Menurut Samad (2016) moral yaitu jiwa yang mendasari perilaku seseorang atau masyarakat
yang lebih ditekankan kepada ketentuan yang bersifat sosial.
Menurut Giligan (2009) moral memiliki keterkaitan dengan kepedulian seseorang dengan yang
lainnya. Artinya, moral tidak hanya berhubungan dengan tingkah laku saja, namun juga dapat
mengarahkan individu dalam berbuat baik kepada orang lain yang melibatkan emosi, kognisi,
dan tindakan yang tidak dapat dipisahkan.
Tujuan dan Fungsi Moral
Secara umum, tujuan dan fungsi moral sendiri digunakan untuk mewujudkan harkat dan
martabat kepribadian manusia melalui pengalaman nilai-nilai dan norma. Menurut Lubis, Anwar,
dan Fadillah (2020) terdapat beberapa tujuan dan fungsi moral sebagai berikut:
1. Untuk menjamin terwujudnya harkat dan martabat pribadi seseorang dan kemanusiaan.
2. Untuk memotivasi manusia agar berskiap dan bertindak dengan penuh kebaikan dan
kebajikan yang didasari atas kesadaran kewajiban yang dilandasi moral.
3. Untuk menjaga keharmonisan hubungan sosial antar manusia
4. Membuat manusia lebih bahagia secara rohani dan jasmani karena menjalankan fungsi
moral sehingga tidak ada rasa menyesal, konflik batin, dan perasaan berdosa atau
kecewa.
5. Dapat memberikan wawasan masa depan kepada manusia, baik sanksi sosial maupun
konsekuensi dalam kehidupan sehingga manusia akan penuh pertimbangan dalam
bertindak.
6. Dapat memberikan landasan kesabaran dalam setiap dorongan naluri dan keinginan yang
mengancam harkat dan martabat pribadi.
Jenis dan Wujud Moral
Secara umum, wujud moral dapat dilihat dari diri seseorang melalui penampilan dan perilakunya
secara keseluruhan. Adapun beberapa macam moral menurut Lubis, Anwar, dan Fadillah (2020)
sebagai berikut:
1. Moral Ketuhanan
Moral ketuhanan adalah semua hal yang berhubungan dengan keagamaan/religius
berdasarkan ajaran agama tertentu dan pengaruhnya terhadap diri seseorang. Wujud
moral ketuhanan, misalnya: melaksanakan ajaran agama yang dianut dengan sebaik-
sebaiknya. Contoh: menghargai sesama manusia, menghargai agama lain, dan hidup
rukun dengan yang berbeda agama.
2. Moral Ideologi dan Filsafat
Moral ideologi dan filsafat adalah semua hal yang berhubungan dengan semangat
kebangsaan, loyalitas kepada cita-cita bangsa dan negara. Wujud moral ideologi dan
filsafat, misalnya: menjunjung tinggi dasar negara Indonesia yaitu Pancasila. Contoh:
menolak ideologi asing yang ingin mengubah dasar negara Indonesia.
3. Moral Etika dan Kesusilaan
Moral etika dan kesusilaan adalah semua hal yang berkaitan dengan etika dan kesusilaan
yang dijunjung oleh suatu masyarakat, bangsa, dan negara secara budaya dan tradisi.
Wujud moral etika dan kesusilaan, misalnya menghargai orang lain yang berbeda
pendapat, baik dalam perkataan maupun perbuatan. Contoh: mengucapkan salam kepada
orang lain ketika bertemu atau berpapasan.
4. Moral Disiplin dan Hukum
Moral Disiplin dan Hukum adalah segala hal yang berhubungan dengan kode etika
profesional dan hukum yang berlaku di masyarakat dan negara. Wujud moral disiplin dan
hukum, misalnya: melakukan suatu aktivitas sesuai dengan aturan yang berlaku. Contoh:
selalu menggunakan perlengkapan yang diharuskan dan mematuhi rambu-rambu lalu
lintas ketika berkendara di jalan raya.

Anda mungkin juga menyukai