Anda di halaman 1dari 6

Tugas Rutin

Kelompok 1
“ISTILAH YANG BERKENAAN DENGAN BUDI PEKERTI”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Pendidikan Budi Pekerti
Dosen Pembimbing : Sugianto, S.Pd.,M.Ag

Disusun Oleh :
ADHELIA FAREZA (1173311006)
(I Ekstensi’17)

Pendidikan Guru Sekolah Dasar


Fakultas Ilmu Pendidikan
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
A. Pengertian Pendidikan Budi Pekerti
Budi Pekerti terdiri dari budi dan pekerti.Budi adalah alat batin sebagai panduan akal dan
perasaan untuk menimbang baik dan buruk.Berbudi berarti mempunyai kebijaksanaan
berkelakuan baik.Pekerti adalah perilaku, perangai, tabiat, watak, akhlak dan perbuatan.
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1989) istilah budi pekerti diartikan sebagi tingkah
laku, perangai, akhlak, watak. Budi pekerti dalam Bahasa Arab disebut akhlak dalam kosa
kata latin dikenal dengan istilah etika dan dalam Bahasa Inggris disebut ethics.
Senada dengan itu, Balltbang Dikbud (1995) menjelaskan bahwa budi pekerti secara
konsepsional adalah budi yang dipekertikan (dioperasionalkan, diaktualisasikan atau
dilaksanakan) dalam kehidupan sehari-hari dalam kehidupan pribadi, sekolah, masyarakat,
bangsa, dan Negara.
Budi pekerti ialah perilaku kehidupan sehari-hari dalam bergaul, berkomunikasi, maupun
berinteraksi antar sesama manusia maupun dengan penciptanya.Budi pekerti yang kita miliki
terdiri dari kebiasaan atau perangai, tabiat dan tingkah laku yang lahir disengaja tidak dibuat-
buat dan telah menjadi kebiasaan.
Budi pekerti adalah kehendak jiwa seseorang yang telah menjadi kebiasaan tanpa
memerlukan pertimbangan pikiran terlebih dahulu yakni perbuatan yang dilakukan dengan
kesadaran jiwa, bukan dengan paksaan jiwa, budi Pekerti juga bisa dikatakan sebagai kualitas
tingkah laku, ucapan, dan sikap seseorang yang mempunyai nilai utama dalam pandangan
seseorang bagaimana ia bertutur kata dan sikap yang baik terhadap seseorang.Pengertian lain
dari budi pekerti yaitu kehendak yang biasa dilakukan atas segala sifat yang tertanam di
dalam hati yang menimbulkan kegiatan dengan ringan dan mudah tanpa memerlukan
pemikiran sebagai pertimbangan.

B. Pengertian Pendidikan Moral


Pendidikan moral dapat disebut sebagai pendidikan nilai atau pendidikan afektif.Dalam
hal ini hal-hal yang ingin disampaikan dalam pendidikan moral adalah nilai-nilai yang
termasuk domain afektif. Nilai-nilai afektif tersebut antara lain, meliputi: perasaan, sikap,
emosi, kemauan, keyakinan, dan kesadaran.
Moral merupakan nilai tentang baik buruknya kelakuan manusia.Oleh karena itu moral
berkaitan dengan nilai terutama nilai afektif.Ajaran dalam pendidikan moral adalah ajaran
tentang bagaimana manusia harus hidup dan berbuat agar menjadi manusia yang baik.Moral
merupakan sistem nilai atau konsensus sosial tentang motivasi, perilaku dan perbuatan
tertentu dinilai baik atau buruk. Falsafah moral: falsafah atau penalaran moral yang
menjelaskan mengapa perbuatan tertentu dinilai baik, sedangkan perbuatan lain buruk.
Falsafah moral menghasilkan teori-teori etika. Teori-teori etika: kerangka untuk berpikir
tentang apakah suatu pebuatan dapat diterima dinilai dari pendekatan moral. Dua teori etika
klasik yang paling terkenal yaitu teori utilitiarisme dan deontologi.
 Teori Utilitiarisme
Teori Utilitiarisme yaitu menilai baik buruknya suatu tindakan dari hasil atau
dampak tindakan itu.Jika hasilnya baik (the greatest good for the greates number)
secara moral tindakan ini adalh baik.
 Teori Deontologi
Teori deontologi ini mengatakan; lakukan kewajiban (Deon= kewajiban), jangan
lihat hasil atau dampaknya. Merupakan asas-asas etika: penerapan teori-teori etika
dalam praktek. Dua asas etika klasik adalah beneficence (kewajiban untuk berbuat
baik) dan norma leficence (kewajiban untuk tidak melakukan hal-hal yang
merugikan orang lain). Dua asas etika kontemporer adalah menghormati manusia
(respect for reason) dan keadilan (justice)
Memotret wajah pendidikan islam dalam dimensi moral menjadi hal yang sangat
signifikan. Ini karena moral merupakan landasan fundamental bagi seseorang untuk bersikap,
bertindak, dan berbuat sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran agama.Nilai-
nilai disini dapat berupa kejujuran dan tanggung jawab yang merupakan nilai mutlak dan
secara niscaya dimiliki setiap orang.

C. PengertianEtika
Secara etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani, ethos yang berarti watak kesusilaan
atau adat.Dalam KBBI etika diartikan ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak
(moral).Secara terminologi, etika mempunyai banyak ungkapan yang semuanya itu
tergantung pada sudut pandang masing-masing ahli. Ahmad Amin mengartikan etika sebagai
ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan
oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang
seharusnya diperbuat. Soegarda Poerbakawatja mengartikan etika sebagai filsafat nilai,
kesusilaan tentang baik-buruk, serta berusaha mempelajari nilai-nilai dan merupakan juga
nilai-nilai itu sendiri Ki Hajar Dewantara menjelaskan etika merupakan ilmu yang
mempelajari soal kebaikan (dan keburukan) di dalam hidup manusia semuanya, teristimewa
yang mengenai gerak gerik pikiran dan rasa yang dapat merupakan pertimbangan dan
perasaan sampai mengenai tujuan yang dapat merupakan perbuatan. Austin Fogothey (seperti
yang dikutip Ahmad Charris Zubair) mengatakan bahwa etika berhubungan dengan seluruh
ilmu pengetahuan tentang manusia dan masyarakat sebagi antropologi, psikologi, sosiologi,
ekonomi, ilmu politik dan hukum.
Frankena (seperti juga dikutip Ahmad Charris Zubair) menyatakan bahwa etika sebagi
cabang filsafat, yaitu filsafat moral atau pemikiran filsafat tentang moralitas, problem moral,
dan pertimbangan moral. Dalam Encyclopedia Britanica, etika dinyatakan sebagai filsafat
moral, yaitu studi yang sistematik mengenai sifat dasar dan konsep-konsep nilai baik, buruk,
harus, benar, salah dan sebagainya. Dari beberapa definisi tersebut, etika berhubungan erat
dengan empat hal:

 Dilihat dari obyek formal (pembahasannya), etika berupaya membahas perbuatan


yang dilakukan manusia. Dan sebagai obyek materialnya adalah manusia.
 Dilihat dari sumbernya, etika bersumber pada akal pikiran atau filsafat. Sebagai hasil
pemikiran maka etika tidak bersifat mutlak, absolut, dan universal. Akan tetapi
terbatas, dapat berubah, memiliki kekurangan, kelebihan, dan sebagainya.
 Dilihat dari fungsinya, etika berfungsi sebagi penilai, penentu dan penetap terhadap
suatu perbuatan yang dilakukan manusia, yaitu apakah perbuatan itu akan dinilai baik,
buruk, mulia, terhormat, hina dan sebagainya. dengan demikian etika lebih berperan
sebagai konseptor terhadap sejumlah perilaku yang dilakukan manusia.
 Dilihat dari segi sifatnya, etika bersifat relatif yakni dapat berubah-ubah sesuai
dengan tuntutan zaman. Dengan ciri-cirinya yang demikian itu, etika lebih merupakan
ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yang
dilakukan manusia untuk dikatakan baik atau buruk.

Jadi,Etika adalah suatu norma atau aturan yang dipakai sebagai pedoman dalam
berperilaku di masyarakat bagi seseorang terkait dengan sifat baik dan buruk.

D. Pengertian Pendidikan Karakter


Menurut kamus besar Bahasa Indonesia(2008) karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan,
akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Dengan demikian
karakter adalah nilai-nilai yang unik baik yang terpatri dalam diri dan terejawantahkan dalm
perilaku (Kementerian Pendidikan Nasional, 2010).Nilai-nilai yang unik, baik itu kemudian
dalam Disain Induk Pembangunan Karakter Bangsa 2010-2025 dimaknai sebagai tahu nilai
kebaikan, mau berbuat baik, dan nyata berkehidupan baik.
Scerenco (1997) mendefinisikan karakter sebagai atribut atau ciri-ciri yang membentuk
atau membedakan ciri pribadi, ciri etis, dan kompleksitas mental dari seseorang, suatu
kelompok atau bangsa, sementara itu The Free Dictionary dalam dalam situs onlinenya
mendefinisikan karakter sebagai suatu kombinasi kualitas atau ciri- ciri yang membedakan
seseorang atau kelompok atau suatu benda dengan yang lain. Karakter juga didefinisikan
sebagai suatu deskripasi dari atribut, ciri-ciri, atau kemampuan seseorang.
Sebagai identitas atau jati diri suatu bangsa, karakter merupakan nila dasar prilaku yang
menjadi acuan tata nilai interaksi antar manusia. Secara universal bebagai karakter
dirumuskan sabagai nilai hidup bersama berdasarkan atas pilar: kedamaian, menghargai,
kerja sama, kebebasan, kebahagiaan, kejujuran, kerendahan hati, kasih sayang, tanggung
jawab, kesederhanaan, toleransi, dan persatuan.
Karakter dipengaruhi oleh hereditas.Perilaku seorang anak sering kali tidak jauh dari
perilakuayah ibunya.Dalam Bahasa Jawa dikenal istilah “kacang ora ninggal lanjaran”
(pohon kacang panjang tidak pernah meninggalkan kayu atau bambu tempatnya melilit dan
menjalar).kecuali itu lingkungan, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam ikut
membentuk karakter.
Mengacu pada berbagai pengertian dan definisi karakter di atas maka karakter dapat
dimaknai sebagai nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, terbentuk baik karena
pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakan dengan orang lain, serta
diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pengertian yang sedehana pendidikan karakter adalah hal positip apa saja yang
dilakukan guru dan berpengaruh kepada karakter siswa yang diajarkannya. Pendidikan
karakter adalah upaya sadar dan sungguh-sungguh dari seorang guru untuk mengajarkan
nilai-nilai kepada para siswanya (Winton, 2010).

Kesimpulannya
Budi Pekerti terdiri dari budi dan pekerti.Budi adalah alat batin sebagai panduan akal
dan perasaan untuk menimbang baik dan buruk.Berbudi berarti mempunyai kebijaksanaan
berkelakuan baik.Pekerti adalah perilaku, perangai, tabiat, watak, akhlak dan perbuatan.Budi
pekerti ialah perilaku kehidupan sehari-hari dalam bergaul, berkomunikasi, maupun
berinteraksi anatar sesama manusia maupun dengan penciptanya. Budi pekerti yang kita
miliki terdiri dari kebiasaan atau perangai,tabiat dan tingkah laku yang lahir disengaja tidak
dibuat-buat dan telah menjadi kebiasaan.
Pendidikan moral dapat disebut sebagai pendidikan nilai atau pendidikan
afektif.Dalam hal ini hal-hal yang ingin disampaikan dalam pendidikan moral adalah nilai-
nilai yang termasuk domain afektif. Nilai-nilai afektif tersebut antara lain, meliputi: perasaan,
sikap, emosi, kemauan, keyakinan, dan kesadaran.
Etikaadalah suatu norma atau aturan yang dipakai sebagai pedoman dalam berperilaku
di masyarakat bagi seseorang terkait dengan sifat baik dan buruk.
Pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk
menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan
karsa. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti,
pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta
didik untuk memberi keputusan baik buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan
kebaikan itu dalam kehidupan sehar-hari dengan sepenuh hati

Anda mungkin juga menyukai