“Dasar-Dasar Pendidikan Moral Karya Drs. Muchson, M. Pd. & Dr. Samsuri,
M. Ag dan Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi Karya
Sulaiman, MA”
Disusun Oleh :
ADHELIA FAREZA (1173311006)
(I Ekstensi’17)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kekuatan kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Critical Book untuk
mata kuliah Pendidikan Budi Pekerti dengan baik dan tepat pada waktunya.
Tidak lupa saya ucapan terima kasih kepada Bapak dosen serta kepada
teman-teman yang telah memberikan motivasi kepada saya. Saya menyadari, bahwa
dalam menyusun makalah ini , terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh
karena itu, kritik maupun saran dari teman-teman yang bersifat membangun, sangat
saya harapkan untuk kesempurnaan makalah ini.
Demikian uraian singkat dari saya , semoga makalah ini , dapat bermanfaat
bagi kita semua, khususnya bagi para pembaca makalah ini nantinya.
Adhelia Fareza
i
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Pada masa-masa yang lalu, pendidikan moral merpakan inti dan wajah utama
pendidikan. Dengan demikian, jika orang berbicara tentang pendidikan, pendidik,
dan orang yang terdidik, gambaral yang paling menonjol adlaah aspek moral, budi
pekerti, karakter, kepribadian, dan sebagainya. Pendidik dan orang yang terdidik
dianggap identik dengan orang yang moralitasnya tinggi.
Dengan maraknya kasus pelanggaran moral dan tidak sedikit melibatkan
orang-orang terdidik seharusnya menyadarkan semua pihak tentang pentingnnya
pendidikan moral. System pendidikan nasional selama ini lebih menekankan
pengetahuan intelektual akadademis perlu lebih member perhatian pada aspek yang
sangat fundamental, yakni pengembangan mral etis.
C. Manfaat CBR
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Budi Pekerti.
2. Untuk menambah wawasan pendidikan moral.
3. Untuk membantu mahasiswa dalam berpikir kritis
4. Untuk mempermudah mahasiswa dalam mengulas inti sari buku.
5. Untuk memahami dan menekankan pengembangan moral etis.
D. Identitas Buku
A. BAB I
PEMAHAMAN TENTANG MORAL
Moral adalah ajaran tentang tingkah laku hidup yang baik bedasarkan
pandangan hidup atau agama tertentu. Moral juga sering disinonimkan dengan
etika yang berarti kebiasaan, adat, akhlak, sikap, atu cara berfikir.
Sumber –sumber ajaran moral :
Agama
Hati nurani
Adat istiadat atau budaya
B. BAB II
NILAI, NORMA DAN MORAL
a. Pemahaman Tentang Nilai
Menurut Bambang Daroeso (1986 : 20) menemukakan bahwa nilai adalah
suatau kualitas atau penghargaan terhadap sesuatu, yangdapat menjadi dasar
penentu tingkah laku seseorang.
1. Macam-macam Nilai
Rohmat Mulyana (2004 : 25) mengemukakan bahwa pembagian nilai sebagai
tema-tema abstrak dipilah menjadi dua dasar pertimbangan, yakni klasifikasi
nilai dan katagorisasi nilai.
2. Klasifikasi Nilai
Nilai terminal dan nilai instrumental
Nilai innstriksik dan nilai ekstrinsik
Nilai personala dan nilai sosial
Nilai subjektif dan nilai objektif
3. Kategorisasi Nilai
Nilai teoretis Nilai sosial
Nilai ekonomis Nilai politik
Nilai estetik Nilai agama
b. Pemahaman Tentang Nilai
Norma adalah petujuk tingkah laku yang harus dilakukan dan tidak boleh
dilakukan dalam hidup sehari-hari, berdasarkan suatu alasan (motivasi) tertentu
dan disertai sanksi
1. Macam-macam Norma
Norma agama
Norma kesusilaan
Norma kesopanan
Norma hukum
C. BAB III
ASPEK-ASPEK KAWASAN MORAL
a. Pembagian Kawasan Moral
Berdasarkan hasil penelitian mengenai moralitas umumnya terbagi dalam
tiga kawasan, yaitu : pemikiran tentang moral, perasan moral, dan perilaku moral.
Ketiga kawasan moral melibatkan perhatian tiga golongan yaitu :
Kaum behavioralis yang mengkaji masalah perilaku
Para pengamat kognisi mempelajari masalah kognisi, dan
Kaum psikoanalisis mengkaji masalah afeksi
b. Penalaran Moral
Merupakan suatu proses pertimbangan moral sebelum suatu tindakan
moral dilakukan seseorang. Dalam pandangan teori developmental kognitif
maupun behavioral kognitif, aspek penalran moral menjadi penting untuk melihat
keputusan moral seseorang itu menunjukkan suatu penalaran moral
c. Perasaan Moral
Dalam pandangan psikoanalisis, perasaan moral melibatkan orientasinya
paa sentimen harga diri. Sentimen harga diri itu, pertama-tama ialah suatu sistem
emosi dan kecendrungan yang terorganisasi, suatu kelompok perasaan dan
implus yang berpusat disekitar objek, yaitu ide tentang diri sendiri.
d. Perilaku Moral
Diartikan sebagai suatu pola perilaku di dalam kerangk konteks tertentu
dengan memperhatikan prosesp-proses batin yang melahirkan perilaku moral
tersebut.
e. Tindakan Moral
Tindakan moral memiliki tiga tipe, yakni :
Tipe rasionalis
Tipe naturalistik
Tipe behavioralistik-sosial
D. BAB IV
PARADIGMA PERKEMBANGAN MORAL
a. Paradigma Absolutistik
Paradigma absolutistik memandang, bahwa baik dan buruk itu bersifat
pasti atau tidak berubah, mtlak, sepenuhnya, dan tanpa syarat. Perkembangan
moral dalam tinjauan paradigma absolutistik, menurut Liebert lebih
memperhatikan kemajuan dalam tingkaatn atu tahapan perkembangan moral
berkaitan dengan perkembangan moral insani yang berlaku secara universal.
b. Paradigma Relativistik
Paradigma relativistic didasari oleh pandangan, bahwa baik dan buruknya
suatu perilaku itu sifatnya ”tergantung” dalam arti konteksnya, kulturalnya,
situasinya, atau bahkan tergantung pada masing-masing individu.
E. BAB V
ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT MORAL
a. Hedonisme
Aliran ini berpendirian bahwa menurut kodratnya manusia mengusahakan
kenikmatan. Aspek negatif dari aliran ini adalah bahwa manusia menghindari
terhadap apa yang dapat menimbulkan rasa sakit.
b. Eudaemonisme
Pendirian eudaemonisme menyatakan bahwa pada hakikatnya kodrat
manusia adalah mengusahakan kebahagiaan.
c. Ulititarisme
Ulititarisme mendorong kita untuk selalu bertindak sedemikian rupa
hingga sebanyak mungkin orang dapat sebahagia mungkin.
d. Marxisme
Marxisme sebagai sebuah aliran moral bukan sesuatu yang mengada-ada.
Karena sesungguhnya marxisme berdasrkan filsafat moralnya atas fakta, yaitu
rasa lapar, artinya kehendak untuk melestarikan diriatau kehendak untuk hidup.
e. Deontologi
Dalam pandangan deontologi, maka perbuatan moral semata-mata tidak
didasarkan lagi pada hasil suatu perbuatan dan tidak menyoroti tujuan yang
dipilih dari perbuatan itu, melainkan dari wajib atau tidaknya perbuatan dan
keputusan moral tersebut.
F. BAB VI
PENDIDIKAN MORAL
a. Pendidikan Moral dalam Sistem Pendidikan Nasional
Pendidikan di Indonesiaa dalam praktik pembelajarannya lebih
didominasi oleh pengembangan kemampuan intelektual dan kurang member
perhatian pada aspek moral. Kiranya tidak seorang pun membantah bahwa
moral merupakan aspek penting sumber daya manusia.
Untuk Indonesia, mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
sering dianggap sebagai representasi pendidikan moral. Mata pelajaran ini
mempunyai visi yang bernuansa moral, yakni terbentuknya warga negara yang
baik dalam rangka nation and character building.
d. Penilaian Afektif
Tujuan pembelajaran pada dasarnya adalah dimilikinya sejumlah
kompetensi. Namun pencapaian kompetensi afektif serta penilaiannya kurang
mendapat perhatian semestinya dalam system pendidikan kita selama ini.
G. BAB VII
PENDIDIKAN MORAL, PENDIDIKAN KARAKTER, DAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
a. Ragam Model Program Pendidikan Karakter
Peran program pendidikan karakter ialah untuk membangun dan melengkapi
nilai-nilai yang ada di masyarakat, dan membanu anak untuk merefleksikan,
membangun kepekaan serta menerapkan pengembangan nilai-nilai yang dimiliki
anak tersebut.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka pendidikan karakter tidak bisa berdiri
sendirian. Harus adanya implementasi dari :
Sejarah
Bahasa inggris
Pengajaran bahasa modern
Ilmu alam dan geografi
Desain dan teknologi
Ekspresi seni
Pendidikan jasmani dan olahraga
b. Membangun Karakter Bangsa: Pendidikan Karakter atau Pendidiksn
Kewarganegaraan?
9
BUKU PEMBANDING
Identitias Buku
A.Identitas Buku kedua
1. Judul Buku : Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan
Tinggi
2. Pengarang : Sulaiman, MA
3. bahasa : Indonesia
4. Penerbit : Yayasan Pena
5. Tahun Terbit : 2016
6. Kota Terbit : Banda Aceh
RINGKASAN BUKU
A. Ringkasan Buku Utama
Hakikat Negara Hukum (Rol Of Law)
1. Pengertian rule of law
Rule of law adalah suatu doktrin hukum yang mulai muncul abad ke 19,
bersama dengan kelahiran negara konstitusi dan demokrasi. Ia lahir sejalan
dengan tumbuh suburnya demokrasi dan meningkatkan peran parlemen dalam
penyelenggaraan negara dan sebagai reaksi terhadap absolut yang berkembang
sebelumnya. Rule of law merupakan konsep tentang Common law, di mana
segenap lapisan masyarakat dan negara beserta seluruh kelembagaannya
menjunjung tinggi supremesi hukum yang dibangun atas prinsip keadilan dan
egalitarian. Rule of law, adalah rule by the law dan bukan rule bythe man. Ia
lahir mengambil alih dominasi yang dimiliki kaum gereja, ningrat, dan kerajaan,
menggeser negara kerajaan dan memunculkan negara konstitusi yang pada
gilirannya melahirkan doktrin rule of
law.
Paham rule of law di Indonesia berdasarkan UUD 1945 “keadilan sosial.”
Negara hukum Indonesia pada hakikatnya jaminan akan\ keadilan bagi seluruh
rakyat Indonesia dengan menegakkan hukum secara benar sehingga tidak ada
10
rakyat yang dirugikan. Dengan kata lain, UUD 1945 memberi jaminan adanya
rule of law dan sekaligus rile of justice. Prinsip-prinsip rule of law di dalam
pembukaan UUD 1945 bersifat tetap dan instruktif bagi penyelenggaraan negara,
karena pembukaan UUD 1945 merupakan pokok kaidah fundamental NKRI.
2. Ciri-ciri negara hukum rule of law
a. Hak asas manusia
b. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak asasi
c. Pemerintahan berdasarkan hukum.
d. Peradilan administrasi dalam perselisihan
Prinsip Negara Hukum (Role Of Law)
Penjabaran prinsip-prinsip rule of law secara formal termuat dalam pasal-
pasal UUD 1945, yaitu:
1) Negara Indonesia adalah negara Hukum (pasal 1 ayat 3)
2) Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan (psl 24
ayat 1).
3) Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan
tidak ada kecualinya (Pasal 27 ayat 1).
4) Dalam Bab X A tentang Hak Asasi Manusia, memuat 10 pasal, antara lain
bahwa setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan
kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum
(pasal 28 D ayat 1).
5) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan
yang adil dan layak dalam hubungan kerja (pasal 28 D ayat 2).
Negara Hukum Indonesia
Secara yuridis landasan dasar bahwa Indonesia adalah negara hukum dapat
ditemukan dan termaktub secara jelas pada Pasal 1 Ayat (3) UUD 1945 Perubahan
ketiga, berbunyi bahwa “Negara Indonesia adalah negara hukum.” Hakikat negara
Indonesia sebagai negara hukum tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea
IV yang menggambarkan tentang tujuan bernegara. Secara umum negara
berkewajiban melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
11
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Konsep Dasar HAM
Istilah HAM pertama kali diperkenalkan oleh Roosevelt ketika Universal
Declaration of Human Rights dirumuskan pada tahun 1948, sebagai pengganti
istilah the Rights of Man. Dalam konstitusi Indonesia (UUD 1945) digunakan
istilah hak warga negara yang oleh the Founding Father di maksudkan sebagai
pemenuhan hak asasi manusia. Namun kedua istilah ini ( HAM dan hak serta
kewajiban warga negara) dipergunakan secara resmi oleh MPR sebagaimana
tercantum dalam Amandemen kedua UUD 1945 (Bab X dan Bab X A) maupun
dalam ketetapan MPR RI Nomor : XVII/1998.
Secara numental Hak Asasi Manusia (HAM) telah ada sejak keberhasilan revolusi
Perancis tahun 1789 dalam Declaration desDroit de L’homme et du Citoyen
artinya hak-hak asasi manusia dan warga negara perancis, dalam revolusi tersebut
terkenal dengan semboyan Liberte (kemerdekaan), egaliter (Persamaan), dan
Fraternite (persaudaraan). HAM muncul dan berkembang di berbagai belahan
negara pada hakikatnya sebagai wujud kesadaran manusia untuk menjunjung
tinggi harkat dan martabat yang terzalimi oleh penguasa, ketidakadilan,
perbudakan, dan penekanan/penjajahan yang dialami oleh umat manusia.
12
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kelebihan Buku
Pendahuluan yang diberikan sangat bagus dimana menimbulkan rasa ingin
tahu pembaca karena disajikan dengan perkataan yang memotivasi
pembaca.
Penjelasan materi terlihat singkat dan mudah dipahami.
Materi yang diberikan juga berdasarkan hal-hal yang umum dialami semua
siswa sd pada mata pelajaran PKn.
Materi yang diberikan memiliki keterkaitan antara bab pertama sampai bab
terakhir sehingga memiliki sinkronisasi dalam materi yang diterima oleh
pembaca.
Bahasa yang digunakan mudah dipahami oleh berbagai kalangan
masyarakat.
Identitas Buku kedua lebih lengkap
Buku kedua sudah terdaftar dan memiliki nomor ISBN sedang buku
pembanding tidak
Penggunabasa dalam buku pembanding lebih menarik bagi anak-anak
B. KekuranganBuku
Terdapat beberapa pengulangan kata
Tidak menjelaskan secara spesifik tentang pokok pembahasan
Cover Buku Pembanding lebih menarik dan penuh warna.
Sitematika Penulisan buku sangat baik dimana sudah sesuai dengan EYD,
dari segi huruf juga penulis tidak menemukan kesalahan penulisan huruf.
IsiMateri buku sangat lengkap dan menjelaskan mulai dari yang terluas
sampai kepada yang terperinci mengenai materi bahasan.
Buku pembanding memiliki soal latihan di setiap bab sementara buku
utama tidak
Buku Pembanding memiliki capaian pembelajaran, Kompetensi dasar
pembelajaran serta Indikator pembelajaran di setiap bab.
13
Daftar pustaka Buku pembanding lebih banyak mencantumkan daftar pustaka
pada buku.
14
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari buku ini dapat di ketahui tentang nilai, norma dan moral serta
pendidikan karakter dan pendidikan kewarganegaraan. Serta implementasi
penilaian afektif dalalam pendidikan kewargnegaraan. Dalam buku ini di
jelaskan bagaimana menjadikan pembalajaran yang efektif dengan
menerapkan beberapa metode yang telah dipaparkan dalam buku ini.
Mengomentari buku yang dalam bahasa inggris disebut dengan critical book
report. Secara sederhana mengkritik buku adalah mengungkapkan kembali isi
buku secara ringkas dengan tambahan saran dan juga tentang kelebihan dan
juga kekurangan buku sesuai dengan aturan yanag ada. Secara keseluruhan
sistematika penulisan dan juga isi buku ini sangatlah baik dan bagus untuk di
baca tidak hanya dari kalangan pelajar tetapi juga para tenaga pendidik
maupun calon pendidik yakni para mahasiswa.
Dalam pasal 1 UU nomor 39 tahun 1999 tentang HAM, HAM adalah
seperangkat hak yang melekat pada hakikatnya keberadaan manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerahnya yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, hokum, pemerintah,
dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat
manusia.
B. Saran
Sebagai sumber belajar, saya menyarankan buku ini dimiliki oleh setiap
mahasiswa calon pendidik
Untuk lebih memperjelas pemahaman tentang nilai, moral dan norma.
Mahasiswa diharapkan lebih rajin untuk membaca buku-buku pendidikan
karakter dan pendidikan kewaraganegaraan sehingga mahasiswa sebagai calon
pendidik dapat memahami dan mempraktekkannya dalam permasalahan nyata
ketika mengajar nantinya.
15
DAFTAR PUSTAKA
16