Untuk memenuhi
DISUSUN OLEH :
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat, bimbingan, petunjuk dan penyertaan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “ KEPRIBADIAN BEHAVIORISTIK ” dengan baik.
Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bernilai baik, dan dapat
digunakan dengan sebaik-baiknya.Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun
ini belumlah sempurna untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dalam rangka
penyempurnaan untuk pembuatan makalah selanjutnya.Sesudah dan sebelumnya
kami ucapkan terimakasih.
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
B.Saran ....................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................ 20
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Banyak teori tentang belajar yang telah berkembang mulai abad ke 19 sampai
sekarang ini. Pada awal abad ke-19 teori belajar yang berkembang pesat dan memberi
banyak sumbangan terhadap para ahli psikologi adalah teori belajar tingkah laku
(behaviorisme) yang awal mulanya dikembangkan oleh psikolog Rusia Ivan Pavlov
(tahun 1900-an) dengan teorinya yang dikenal dengan istilah pengkondisian klasik
(classical conditioning) dan kemudian teori belajar tingkah laku ini dikembangkan
oleh beberapa ahli psikologi yang lain seperti Edward Thorndike, B.F Skinner dan
Gestalt.
Teori belajar behaviorisme ini berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan
diamati. Pengulangan dan pelatihan digunakan supaya perilaku yang diinginkan dapat
menjadi kebiasaan. Hasil yang diharapkan dari penerapan teori behavioristik ini
adalah terbentuknya suatu perilaku yang diinginkan. Perilaku yang diinginkan
mendapat penguatan positif dan perilaku yang kurang sesuai mendapat penghargaan
negatif. Evaluasi atau Penilaian didasari atas perilaku yang tampak. Dalam teori
belajar ini guru tidak banyak memberikan ceramah,tetapi instruksi singkat yang
diikuti contoh baik dilakukan sendiri maupun melalui simulasi.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
PEMBAHASAN
Adalah teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia.
Memandang individu sebagai makhluk reaktif yang member respon terhadap
lingkungan. Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka.
Ciri dari teori ini adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat
mekanistis,menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau
respon,menekankan pentingnya latihan,mementingkan mekanisme hasil
belajar,mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah
munculnya perilaku yang diinginkan. Pada teori belajar ini sering disebut S-R
psikologis artinya bahwa tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran atau
reward dan penguatan atau reinforcement dari lingkungan. Dengan demikian dalam
tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi-reaksi behavioural
dengan stimulusnya. Guru yang menganut pandangan ini berpandapat bahwa tingkah
laku siswa merupakan reaksi terhadap lingkungan dan tingkah laku adalah hasil
belajar.
Teori kaum behavoris lebih dikenal dengan nama teori belajar, karena seluruh
perilaku manusia adalah hasil belajar. Belajar artinya perubahan perilaku organisme
sebagai pengaruh lingkungan. Behaviorisme tidak mau mempersoalkan apakah
manusia baik atau jelek, rasional atau emosional; behaviorisme hanya ingin
mengetahui bagaimana perilakunya dikendalian oleh faktor-faktor lingkungan. Dalam
arti teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia. Memandang
individu sebagai makhluk reaktif yang member respon terhadap lingkungan.
Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka.
Aristoteles berpendapat bahwa pada waktu lahir jiwa manusia tidak memiliki
apa-apa, seperti sebuah meja lilin yang siap dilukis oleh pengalaman. Menurut John
Locke(1632-1704), salah satu tokoh empiris, pada waktu lahir manusia tidak
mempunyai “warna mental”. Warna ini didapat dari pengalaman. Pengalaman adalah
satu-satunya jalan ke pemilikan pengetahuan. Idea dan pengetahuan adalah produk
dari pengalaman. Secara psikologis, seluruh perilaku manusia, kepribadian, dan
tempramen ditentukan oleh pengalaman inderawi (sensory experience). Pikiran dan
perasaan disebabkan oleh perilaku masa lalu.
Struktur Kepribadian menurut pandangan Pavlov terbagi atas dua bagian yaitu :
(Alwisol, 2004: 402)
Respon yang dimunculkan organisme tanpa adanya stimulus spesifik yang langsung
memaksa terjadinya respon itu. Organisme dihadapkan kepada pilihan-pilihan respon
mana yang akan dipakai untuk menanggapi suatu stimulus.
Burhuss Frederic Skinner lahir pada tanggal 20 Maret 1904 di sebuah kota
kecil bernama Susquehanna, Pennsylvania. Ayahnya adalah seorang pengacara dan
ibunya adalah seorang ibu rumah tangga yang baik. Ia merefleksikan tahun-tahun
awal kehidupannya sebagai suatu masa dalam lingkungan yang stabil, di mana belajar
sangat dihargai dan disiplin sangat kuat. Skinner mendapat gelar BA-nya dalam sastra
bahasa inggris pada tahun 1926 dari Presbyterian-founded Humilton College. Setelah
wisuda, ia menekuni dunia tulis menulis sebagai profesinya selama dua tahun. Pada
tahun 1928, ia melamar masuk program pasca sarjana psikologi Universitas Harvard.
Ia memperoleh MA pada tahun 1930 dan Ph.D pada tahun 1931. Pada tahun 1945,
dia menjadi kepala departemen psikologi Universitas Indiana. Kemudian 3 tahun
kemudian, tahun 1948, dia diundang untuk datang lagi ke Universitas Harvard. Di
Universitas tersebut dia menghabiskan sisa karirnya. Skinner adalah seseorang yang
aktif dalam berbagai kegiatan, seperti melakukan berbagai penelitian, membimbing
ratusan calon doktor, dan menulis berbagai buku. Meski tidak sukses sebagai penulis
buku fiksi dan puisi, ia menjadi salah satu penulis psikologi terbaik. Salah satu
karyanya yang terkenal adalah Walden II. Pada tanggal 18 Agustus 1980, Skinner
meninggal dunia karena penyakit Leukemia.
Asas pengkondisian operan B.F Skinner dimulai awal tahun 1930-an, pada
waktu keluarnya teori S-R. Pada waktu keluarnya teori-teori S-R. pada waktu itu
model kondisian klasik dari Pavlov telah memberikan pengaruh yang kuat pada
pelaksanaan penelitian
Satu cara untuk mengingat perbedaan antara penguatan positif dan penguatan negatif
adalah dalam penguatan positif ada sesuatu yang ditambahkan atau diperoleh. Dalam
penguatan negatif, ada sesuatu yang dikurangi atau di hilangkan. Adalah mudah
mengacaukan penguatan negatif dengan hukuman. Agar istilah ini tidak rancu, ingat
bahwa penguatan negatif meningkatkan probabilitas terjadinya suatu prilaku,
sedangkan hukuman menurunkan probabilitas terjadinya perilaku.
Ingat bahwa penguatan bisa berbentuk postif dan negatif. Dalam kedua bentuk itu,
konsekuensi meningkatkan prilaku. Dalam hukuman, perilakunya berkurang.
Skinner menghasilkan suatu sistem ringkas yang dapat diterapkan pada dinamika
perubahan tingkah laku baik di laboratorium maupun di dalam kelas. Belajar, yang
digambarkan oleh makin tingginya angka keseringan respons, diberikan sebagai
fungsi urutan ketiga unsure (SD)-(R)-(R Reinsf). Skinner menyebutkan praktek khas
menempatkan binatang percobaan dalam “kontigensi terminal”. Maksudnya, binatang
itu harus berusaha penuh resiko, berhasil atau gagal, dalam mencari jalan lepas dari
kurungan atau makanan. Bukannya demikian itu prosedur yang mengena ialah
membentuk tingkah-laku binatang itu melalui urutan Sitimulus-respon-penguatan
yang diatur secara seksama.
Dengan demikian beberapa prinsip belajar yang dikembangkan oleh Skinner antara
lain:
Disamping itu pula dari eksperimen yang dilakukan B.F. Skinner terhadap tikus dan
selanjutnya terhadap burung merpati menghasilkan hukum-hukum belajar,
diantaranya :
Ada lima strategi pengkondisian operan dapat dipakai untuk meningkatkan perilaku
anak yang diharapkan yaitu:
a. Memilih Penguatan yang efektif
Tidak semua penguatan akan sama efeknya bagi anak. Analisis perilaku
terapan menganjurkan agar guru mencari tahu penguat apa yang paling baik untuk
anak, yakni mengindividualisasikan penggunaan penguat tertentu. Untuk mencari
penguatan yang efektif bagi seorang anak, disarankan untuk meneliti apa yang
memotivasi anak dimasa lalu, apa yang dilakukan murid tapi tidak mudah
diperolehnya, dan persepsi anak terhadap manfaat dan nilai penguatan. Penguatan
alamiah seperti pujian lebih dianjurkan ketimbang penguat imbalan materi, seperti
permen, mainan dan uang.
Agar penguatan dapat efektif, guru harus memberikan hanya setelah murid
melakukan perilaku tertentu. Analisis perilaku terapan seringkali menganjurkan agar
guru membuat pernyataan “jika…maka”. penguatan akan lebih efektif jika diberikan
tepat pada waktunya, sesegera mungkin setelah murid menjalankan tindakan yang
diharapkan. Ini akan membantu anak melihat hubungan kontingensi antar-imbalan
dan perilaku mereka. Jika anak menyelesaikan perilaku sasaran (seperti mengerjakan
sepuluh soal matematika) tapi guru tidak memberikan waktu bermain pada anak,
maka anak itu mungkin akan kesulitan membuat hubungan kontingensi.
2. Jadwal rasio variabel : suatu perilaku diperkuat setelah terjadi sejumlah respon,
akan tetapi tidak berdasarkan basis yang dapatdiperidiksi.
3. Jadwal interval - tetap : respons tepat pertama setelah beberapa waktu akan
diperkuat.
d. Menggunakan Perjanjian.
Prompt (dorongan) adalah stimulus tambahan atau isyarat tambahan yang diberikan
sebelum respons dan meningkatkan kemungkinan respon tersebut akan terjadi.
Shapping (pembentukan) adalah mengajari perilaku baru dengan memperkuat
perilaku sasaran.
a. Kelebihan
Pada teori ini, pendidik diarahkan untuk menghargai setiap anak didiknya. hal
ini ditunjukkan dengan dihilangkannya sistem hukuman. Hal itu didukung dengan
adanya pembentukan lingkungan yang baik sehingga dimungkinkan akan
meminimalkan terjadinya kesalahan.
b. Kekurangan
Teori Belajar Sosial , Teori ini dikembangkan oleh Albert Bandura seorang
ahli psikologi pendidikan dari Stanford University,USA. Teori pembelajaran ini
dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana seseorang mengalami pembelajaran
dalam lingkungan sekitarnya.
Bandura (1977) menghipotesiskan bahwa tingkah laku lingkungan dan
kejadian – kejadian internal pada pembelajaran yang mempengaruhi persepsi dan aksi
adalah merupakan hubungan yang saling berpengaruh.
Dari uraian tentang teori belajar sosial, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Belajar merupakan interaksi segitiga yang saling berpengaruh dan mengikat
antara lingkungan, faktor-faktor personal dan tingkah laku yang meliputi proses-
proses kognitif belajar.
2. komponen-komponen belajar terdiri dari tingkah laku, konsekuensi-
konsekuensi terhadap model dan proses-proses kognitif pembelajar.
3. hasil belajar berupa kode-kode visual dan verbal yang mungkin dapat
dimunculkan kembali atau tidak (retrievel).
4. dalam perencanaan pembelajaran skill yang kompleks, disamping
pembelajaran-pembelajaran komponen-komponen skill itu sendiri, perlu
ditumbuhkan “sense of efficacy” dan self regulatory” pembelajar.
5. dalam proses pembelajaran, pembelajar sebaiknya diberi kesempatan yang
cukup untuk latihan secara mental sebelum latihan fisik, dan “reinforcement” dan
hindari punishment yang tidak perlu.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
a. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang sadar, berpikir, merasa dan
mengatur tingkah lakunya sendiri. Dengan demikian manusia bukan seperti pion atau
bidak yang mudah sekali dipengaruhi atau dimanipulasi oleh lingkungan. Hubungan
antara manusia dengan lingkungan bersifat saling mempengaruhi satu sama lainnya.
B. SARAN
Berdasarkan kelompok kami dari makalah ini diharapkan dapat menjadi pendidik
menjadi bekal kita nantinya sebagai calon penididik agar tercapai tujuan
pembelajaran yang efektif dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Bell Gredler, E. Margaret. 1991. Belajar dan Membelajarkan. Jakarta: CV. Rajawali
B.F. Skinner and radical behaviorism, Ali, Muh. 1978. Guru Dalam Proses
Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
https://wildan-archibald.blogspot.com/p/teori-kepribadian-behavioristik.html
http://psycholocious.blogspot.com/2013/02/teori-belajar-sosial-albert-bandura.html