Anda di halaman 1dari 16

TUGAS TERSTRUKTUR

Mata Kuliah Etikolegal dalam Praktik Kebidanan (Bd. 5. 010)

Penerapan Nilai-Nilai dan Aspek Legal dalam Praktik Kebidanan

Dosen Pengampu : USC SARI APP. MPH

Disusun Oleh Kelompok 5:

1. Lufthi Amallikariana (191081022)


2. Marsellena Delpiana (191081023)
3. May Linda (191081024)
4. Meliana (191081025)
5. Mutiara Tri Wahyuni (191081027)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN PONTIANAK

JURUSAN KEBIDANAN

PRODI D-III

TAHUN 2019/2020
Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan lancar. Makalah kami
yang berjudul “Penerapan Nilai-Nilai dan Aspek Legal dalam Praktik Kebidanan”

Makalah ini disusun dari bebagai sumber. Tak lupa pula kami mengucapkan
terimah kasih banyak kepada seluruuh pihak yang terlibat, khususnya atas
bimbingan dan arahan dalam pembuatan makalah kami.

Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam pembuatan


makalah ini. Oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari pembaca demi perbaikan selanjutnya menuju arah yang lebih baik. Akhir kata
kami berharap tugas ini dapat member manfaat bagi kita semua.

Pontianak, 10 Maret 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................. i

Daftar Isi........................................................................................................ ii

Bab I Pendahuluan...................................................................................... 1

A. Latar Belakang.............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan.......................................................................... 2

Bab II Pembahasan...................................................................................... 3

A. Pengertian Nilai.............................................................................. 3
B. Pembentukan Nilai......................................................................... 3
C. Nilai Personal Dalam Pelayanan Kebidanan................................. 6
D. Nilai Luhur Dalam Pelayanan Kebidanan...................................... 7
E. Aspek Legal dalam Pelayanan Kebidanan.................................... 8

Bab III Penutup............................................................................................. 12

A. Kesimpulan............................................................................... 12
B. Saran....................................................................................... 12

Daftar Pustaka.............................................................................................. 13

ii
Bab I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa
yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Sebagai
contoh, orang menanggap menolong memiliki nilai baik, sedangkan mencuri
bernilai buruk. Woods mendefinisikan nilai sosial sebagai petunjuk umum
yang telah berlangsung lama, yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan
dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk menentukan sesuatu itu dikatakan baik atau buruk, pantas atau tidak
pantas harus melalui proses menimbang. Hal ini tentu sangat dipengaruhi
oleh kebudayaan yang dianut masyarakat. Tak heran apabila antara
masyarakat yang satu dan masyarakat yang lain terdapat perbedaan tata
nilai. Contoh, masyarakat yang tinggal di perkotaan lebih menyukai
persaingan karena dalam persaingan akan muncul pembaharuan-
pembaharuan. Sementara pada masyarakat tradisional lebih cenderung
menghindari persaingan karena dalam persaingan akan mengganggu
keharmonisan dan tradisi yang turun-temurun.
Nilai sosial juga berfungsi sebagai alat solidaritas di kalangan anggota
kelompok masyarakat. Dengan nilai tertentu anggota kelompok akan merasa
sebagai satu kesatuan. Nilai sosial juga berfungsi sebagai alat pengawas
(kontrol) perilaku manusia dengan daya tekan dan daya mengikat tertentu
agar orang berprilaku sesuai dengan nilai yang dianutnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan nilai?
2. Apa yang dimaksud dengan penyerapan nilai?
3. Apa yang dimaksud dengan nilai personal dalam pelayanan kebidanan?
4. Apa yang dimaksud dengan nilai luhur dalam pelayanan kebidanan?

1
C. Tujuan Penulisan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian dari nilai.
2. Mengetahui nilai personal dalam pelayanan kebidanan.
3. Mengetahui apa maksud dari nilai luhur dalam pelayanan kebidanan.

Bab II

2
Pembahasan

A. Pengertian Nilai
Nilai – nilai (values) adalah suatu keyakinan seseorang tentang penghargaan
terhadap suatu standar atau pegangan yang mengarah pada sikap / prilaku
seseorang. System nilai dalam suatu organisasi adalah tentang nilai – nilai
yang dianggap penting dan sering diartikan sebagai perilaku personal.
Nilai merupakan milik setiap pribadi yang mengatur langkah – langkah yang
seharusnya dilakukan karena merupakan cetusan dari hati nurani yang dalam
dan di peroleh seseorang sejak kecil.
Nilai dipengaruhi oleh lingkungan dan pendidikan, yang dewasa ini mendapat
perhatian khusus, terutama bagi para petugas kesehatan karena
perkembangan peran menjadikan mereka lebih menyadari nilai dan hak orang
lain.
Klasifikasi nilai- nilai adalah suatu proses dimana seorang dapat
menggunakannya untuk mengidentifikasi nilai- nilai mereka sendiri. Seorang
bidan dalam melaksanakan asuhan kebidanannya. Selain menggunakan ilmu
kebidanan yang ia miliki juga diperkuat oleh nilai yang ada didalam diri
mereka.

B. Pembentukan nilai
1. Pengertian Dasar Etika
Istilah atau kata etika sering kita dengar, baik di ruang kuliah maupun
dalam kehidupan sehari-hari tidak hanya dalam segi keprofesian tertentu,
tetapi menjadi kata-kata umum yang sering digunakan, termasuk diluar
kalangan cendekiawan. Dalam profesi bidan “etika” lebih dimengerti
sebagai filsafat moral. Istilah “etika” berasal dari bahasa Yunani kuno. Kata
Yunani etos dalam bentuk tunggal mempunyai arti kebiasaan-kebiasaan
tingkah laku manusia; adat; akhlak; watak; perasaan; sikap; dan cara
berfikir. Dalam bentuk jamak ta etha mempunyai arti adat kebiasaan.
Menurur filsuf Yunani Aristoteles, istilah etika sudah dipakai untuk
menunjukkan filsafat moral. Sehingga berdasarkan asal usul kata, maka

3
etika berarti : ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat
kebiasaan.
2. Pengenalan Etika Umum
a. Hati Nurani
Hati nurani akan memberikan penghayatan tentang baik atau buruk
berhubungan dengan tingkah laku nyata kita. Hati nurani
memerintahkan atau melarang kita untuk melakukan sesuatu sekarang
dan disini. Ketika kita tidak mengikuti hati nurani berarti kita
menghancurkan integritas kepribadian kita dan mengkhianati martabat
terdalam kita. Hati nurani berkaitan erat dengan kenyataan bahwa
manusia mempunyai kesadaran. Terdapat hubungan timbal balik antara
kebebasan dan tanggung jawab, sehingga pengertian manusia bebas
dengan sendirinya menerima juga bahwa manusia itu bertanggung
jawab tanpa kebebasan. Batas-batas kebebasan meliputi :
1) Faktor internal
2) Lingkungan
3) Kebebasan orang lain
4) Generasi penerus yang akan datang
b. Nilai dan Norma
Nilai merupakan sesuatu yang baik , sesuatu yang menarik, sesuatu
yang dicari, sesuatu yang menyenangkan, sesuatu yang disukai,
sesuatu yang diinginkan. Sedangkan Norma adalah aturan-aturan yang
menyertai nilai.
c. Hak dan Kewajiban
Hak berkaitan degan kewjiban yang bebas, terlepas dari segala ikatan
dengan hukum objek.
d. Amoral dan Immoral
Menurut Oxford Dictionary kata amoral dijelaskan sebagai unconcerned
with, out of spere of moral, non moral, diluar etis,Non moral. Sedangkan
Immoral berarti opposed to morality, morally evil, yang berarti

4
bertengtangan dengan moralitas yang baik, secara moral butuk, tidak
etis.
e. Moral dan Agama
Agama mempunyai hubungan erat dengan moral. Dasar terpenting dari
tingkah laku moral adalah agama. Mengapa perbuatan itu boleh atau
tidak boleh dilakukan, dasarna adalah agama melarang untuk
melakukannya. Agama mengatur bagaimana cara kita hdup. Setiap
agama mengandung ajaran moral yang menjadi pegangan bagi setiap
penganutnya. Dalam agama kesalahan moral adalah dosa, tetapi dari
sudut filsafat moral , kesalahan moral adalah pelanggaran prinsip etis,.
Bagi penganut agama, Tuhan adalah jaminanberlakunya tatanan moral.

3. Kode Etik Bidan Indonesia


Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 369/
Mengkes/SK/III/2007 Tentang Standar Profesi Bidan, didalamnya terdapat
Kode Etik Bidan Indonesia. Deskripsi Kode Etik Bidan Indonesia adalah
merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai-nilai internal dan
eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan komprehensif
suatu profesi yang memberikan tuntunan bagi anggota dalam
melaksanakan pengabdian profesi.

C. Nilai Personal Dalam Pelayanan Kebidanan

5
1. Pengertian Nilai Personal
Nilai personal merupakan nilai yang timbul dari pengalaman pribadi
seseorang, nilai tersebut membentuk dasar prilaku seseorang yang nyata
melalui pola prilaku yang konsisten dan menjadi control internal bagi
seseorang, serta merupakan komponen intelektual dan emosional dari
seseorang.
2. Nilai Personal Profesi
Pada tahun 1985, “The American Association Colleges Of Nursing”
melaksanakan suatu proyek termasuk didalamnya mengidentifikasi nilai –
nilai personal dalam praktek kebidanan profesional. Perkumpulan ini
mengidentifikasikan tujuh nilai-nilai personal profesi, yaitu :
a. Aesthetics (keindahan)
Kualitas obyek suatu peristiwa / kejadian, seseorang memberikan
kepuasan termasuk penghargaan, kreatifitas, imajinasi, sensitifitas dan
kepedulian.
b. Alturism (mengutamakan orang lain)
Kesediaan memperhatikan kesejahteraan orang lain termasuk
keperawatan atau kebidanan, komitmen, asuhan, kedermawanan /
kemurahan hati serta ketekunan.
c. Equality (kesetaraan)
Memiliki hak atau status yang sama termasuk penerimaan dengan
sikap kejujuran, harga diri dan toleransi.
d. Freedom (kebebasan)
Memiliki kafasitas untuk memiliki kegiatan termasuk percaya diri,
harapan, disiplin, serta kebebasan dalam pengarahan diri sendiri.
e. Human digrity (martabat manusia)
Berhubungan dengan penghargaan yang melekat terhadap martabat
manusia sebagai individu, termasuk didalamnya yaitu kemanusiaan,
kebaikan, pertimbangan, dan penghargaan penuh terhadap
kepercayaan.
f. Justice ( keadilan)

6
Menjunjung tinggi moral dan prinsip – prinsip legal. Temasuk
objektifitas, moralitas, integritas, dorongan dan keadilan serta
keawajaran.
g. Truth (kebenaran)
h. Menerima kenyataan dan realita. Termasuk akontabilitas, kejujuran,
keunikan, dan reflektifitas yang rasional.
D. Nilai Luhur Dalam Pelayanan Kebidanan
1. Pengertian nilai luhur
Merupakan suatu keyakinan dan sikap-sikap yang dimiliki oleh setiap
orang, dimana sikap-sikap tersebut berupa kebaikan, kejujuran, kebenaran
yang berorientasi pada tindakan dan pemberian arah serta makna pada
kehidupan seseorang. Nilai luhur dalam pelayanan kebidanan yaitu suatu
penerapan fungsi nilai dalam etika profesi seorang bidan, dimana seorang
bidan yang professional dapat memberikan pelayanan pada klien dengan
berdasarkan kebenaran, kejujuran, serta ilmu yang diperoleh agar tercipta
hubungan yang baik antara bidan dan klien.
2. Penerapan Nilai Luhur
Seorang bidan harus mampu menerapkan nilai – nilai luhur dimanapun dan
kapanpun dia memberikan pelayanan kebidanan. Karena nilia luhur dalam
praktek kebidanan sangat menunjang dalam proses pelayanan serta
pemberian asuhan pada klien. Nilai luhur yang dimiliki oleh setiap orang
mempunyai kadar yang berbeda. Nilai luhur tergantung oleh setiap
individu, bagaimana cara individu menerapakan dan mengelola dalam
kehidupannya. Nilai luhur bukan hanya diterapkan pada klien saja, tetapi
juga pada rekan – rekan seprofesi, tenaga kesehatan lainnya, serta
masyarakat secara umum. Sebab hubungan yang dijalin berdasarkan nilai
– nilai luhur dapat membantu dalam peningkatan paradigma kesehatan,
khususnya dalam praktek kebidanan. Nilai – nilai luhur yang sangat
diperlukan oleh bidan yaitu :
a. Kejujuran
b. Lemah lembut

7
c. Ketetapan setiap tindakan
d. Menghargai orang lain

E. Aspek Legal Dalam Pelayanan Kebidanan


Mutu pelayanan kebidanan berorientasi pada penerapan kode etik dan standar
pelayanan kebidanan, serta kepuasan yang mengacu pada penerapan semua
persyaratan pelayanan kebidanan. Dari dua dimensi mutu pelayanan
kebidanan tersebut, tujuan akhirnya adlah kepuasaan pasien yang dilayani
oleh bidan. Tiap profesi pelayanan kesehatan dalam menjalankan tugasnya di
suatu institusi mempunyai batas jelas wewenangnya yang telah disetujui oleh
antar profesi dan merupakan daftar wewenang yang sudah tertulis.Bidan
sebagai salah satu tenaga kesehatan pemberi pelayanan kepada masyarakat
harus memberikan pelayanan yang terbaik demi mendukung program
pemerintah untuk pembangunan dalam negri, salah satunya dalam aspek
kesehatan.
1. Legislasi
Legislasi adalah proses pembuatan undang-undang atau penyempurnaan
perangkat hukum yang sudah ada melalui serangkaian kegiatan sertifikasi (
pengaturan kompetensi ), registrasi ( pengaturan kewenangan ), dan
lisensi ( pengaturan penyelenggaraan kewenangan ). Ketetapan hukum
yang mengantur hak dan kewajiban seseorang yang berhubungan erat
dengan tindakan dan pengabdiannya. (IBI) Rencana yang sedang
dijalankan oleh Ikatan Bidan Indonesia (IBI) sekarang adalah dengan
mengadakan uji kompetensi terhadap para bidan, minimal sekarang para
bidan yang membuka praktek atau memberikan pelayanan kebidanan
harus memiliki ijasah setara D3. Uji kompetensi yang dilakukan merupakan
syarat wajib sebelum terjun ke dunia kerja. Uji kompetensi itu sekaligus
merupakan alat ukur apakah tenaga kesehatan tersebut layak bekerja
sesuai dengan keahliannya. Mengingat maraknya sekolah-sekolah ilmu
kesehatan yang terus tumbuh setiap tahunnya. Jika tidak lulus dalam uji
kompetensi, jelas bidan tersebut tidak bisa menjalankan profesinya.

8
Karena syarat untuk berprofesi adalah memiliki surat izin yang dikeluarkan
setelah lulus uji kompetensi.
a. Tujuan Legislasi
Tujuan legislasi adalah memberikan perlindungan kepada masyarakat
terhadap pelayanan yang telah diberikan. Bentuk perlindungan tersebut
adalah meliputi :
1) Mempertahankan kualitas pelayanan
2) Memberi kewenangan
3) Menjamin perlindungan hokum
4) Meningkatkan profisionalisme
SIB adalah bukti Legislasi yang dikeluarkan oleh DEPKES yang
menyatakan bahwa bidan berhak menjalankan pekerjaan kebidanan .

2. Registrasi
Registrasi adalah sebuah proses dimana seorang tenaga profesi harus
mendaftarkan dirinya pada suatu badan tertentu secara periodic guna
mendapatkan kewenangan dan hak untuk melakukan tindakan
profesionalnya setelah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan
oleh badan tesebut.

Registrasi adalah proses pendaftaran, pendokumentasian dan pengakuan


terhaap bidan, setelah dinyatakan memenuhi minimal kopetensi inti atau
standar penampilan minimal yang ditetapkan, sehingga secara fisik dan
mental mampu melaksanakan praktik profesinya. (Registrasi menurut
keputusan menteri kesehatan republik indonesia nomor
900/MENKES/SK/VII/2002)

Dengan teregistrasinya seorang tenaga profesi, maka akan mendapatkan


haknya untuk ijin praktik ( lisensi ) setelah memenuhi beberapa
persyaratan administrasi untuk lisensi.
a. Tujuan Registrasi

9
1) Meningkatkan keemampuan tenaga profesi dalam mengadopsi
kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi yang berkembang
pesat.
2) Meningkatkan mekanisme yang obyektif dan komprehensif
dalam penyelesaian kasus mal praktik.
3) Mendata jumlah dan kategori melakukan praktik

Aplikasi proses regisrtasi dalam praktek kebidanan adalah sebagai berikut,


bidan yang baru lulus mengajukan permohonan dan mengirimkan
kelengkapan registrasi kepada kepala Dinas Kesehatan Propinsi dimana
institusi pendidikan berada guna memperoleh SIB ( surat ijin bidan )
selambat-lambatnya satu bulan setelah menerima Ijasah bidan. Kelengkapan
registrasi menurut Kepmenkes No. 900/Menkes/SK/VII/2002 adalah meliputi:
fotokopi ijasah bidan, fotokopi transkrip nilai akademik, surat keterangan
sehat dari dokter, pas foto sebanyak 2 lembar. SIB berlaku selama 5 tahun
dan dapat diperbaharui, serta merupakan dasar untuk penerbitan lisensi
praktik kebidanan atau SIPB ( surat ijin praktik bidan ). SIB tidak berlaku lagi
karena: dicabut atas dasas ketentuan perundang-undangan yang berlaku,
habis masa berlakunya dan tidak mendaftar ulang, dan atas permintaan
sendiri.
b. Syarat Registrasi
Pada saat akan mengajukan registrasi, maka akan diminta untuk
melengkapi dan membawa beberapa syarat, antara lain : 
1) Fotokopi ijasah bidan 
2) Fotokopi Transkrip nilai akademik
3) Surat keterangan sehat dari dokter
4) Pas foto ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar
3. Lisensi
Lisensi adalah proses administrasi yang dilakukan oleh pemerintah atau
yang berwenang berupa surat ijin praktik yang diberikan kepada tenaga
profesi yang teregistrasi untuk pelayanan mandiri.

10
Lisensi adalah pemberian ijin praktek sebelum diperkenankan melakukan
pekerjaan yang telah ditetapkan.(IBI)
a. Tujuan Lisensi
Tujuan lisensi adalah:
1) Memberikan kejelasan batas wewenang
2) Menetapkan sarana dan prasarana
3) Meyakinkan klien

Aplikasi Lisensi dalam praktik kebidanan adalah dalam bentuk SIPB (Surat
Ijan Praktik Biadan). SIPB adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Depkes RI
kepada tenaga bidan yang menjalankan praktik setelah memenuhi
persyaratan yang ditetapkan. Bidan yang menjalankan praktik harus memiliki
SIPB, yang diperoleh dengan cara mengajukan permohonan kepada Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten atua Kota setempat dengan memenuhi
persyaratan sebagai beriku: fotokopi SIB yang masih berlaku, fotokopi ijasah
bidan, surat persetujuan atasan, surat keterangan sehat dari dokter,
rekomendasi dari organisasi profesi, pas foto. Rekomendasi yang telah
diberikan organisasi profesi setelah terlebih dahulu dilakukan penilaian
kemampuan keilmuan dan keterampilan, kepatuhan terhadap kode etik serta
kesanggupan melakukan praktik bidan. Bentuk penilaian kemampuan
keilmuan dan keterampilan inilah yang diaplikasikan dengan rencana
diselenggarakannya Uji Kompetensi bagi bidan yang mengurus SIPB atau
lisensi.

b.  Syarat Lisensi
1) Fotokopi SIB yang masih berlaku
2) Fotokopi ijasah bidan 
3) Surat keterangan sehat
4) Rekomendasi dari organisasi profesi
5) Pas foto ukurab 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar

11
Bab III

Penutup

A. Kesimpulan

Dalam upaya mendorong.profesi kebidanan agar dapat di terima dan dihargai


oleh suatu pasien, masyrakat atau profesi lain, maka mereka harus
menanfaarkan nilai-nilai kebidanan dalam penerapan etika dan moral disrtai
komitmen yang kuat dalam mengembangan peran profesionalnya.dengan
demikian prawat atau bidan yang mnerima tanggung jawab, dapat melaksanaan
asuhan keperawatan atau asuhan kebidanan seara atis dan profesional. Siap etis
profesional berarti bererja sesuai dengan standar, melaksanakan advokasi,
keadaan tersebut akan dapat memberi jaminan bagi keselamatan pasien,
penghormatan terhadap hak-hak pasien, akan berdampak terhadap peningatan
pasien, akan berdampak trhadap pengatan dan kualitas asuhan kebidanan dan
keperawatan.

B. Saran

Setiap bidan dalam melaksanakan kewajiban sehari-hari senantiasa


menghayati dan mengamalkan kode etik bidan indonesia. Dan bisa
mengharapkan nilai-nilai personal serta nilai luhur prpfesi kebidanandalam
pelayanan dengan baik.

Daftar Pustaka

12
Mochtar, Masrudi. (2016). Etika Profesi dan Hukum Kesehatan. Banjarmasin:
Pustaka Baru Press.

Puwoastuti, Th. Endang, Walyani, Elisabeth Siwi. (2015). Etikolegal Dalam Praktik
Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

13

Anda mungkin juga menyukai