D DI PRAKTIK
MANDIRI BIDAN / PUSKESMAS………. KOTA PONTIANAK /
KABUPATEN
PROPOSAL
Oleh :
ii
PROPOSAL LAPORAN KASUS
Diusulkan Oleh :
Riska Regia Catur Putri, S.S.T, M.K.M Desy Rosita, S.Si. T., M.Pd
NIP. 198508222010122003 NIDN. 4016048503
iii
PROPOSAL LAPORAN KASUS
Tanda Tangan
1. Ketua :
2. Anggota : Riska Regia Catur Putri, S.S.T, M.K.M
3. Anggota : Desy Rosita, S.Si. T., M.Pd
iv
BIODATA PENULIS
Nama Saudara
1. Fajar Oktopane
2. Crusita Tri Permata Rani
3. Destiani Dayankg Pangarepo
Jenjang Pendidikan
1. TK : Amkur Bengkayang (2006-2007)
2. SD : SDN 03 Madas ( 2007-2013 )
3. SMP : SMPN 01 Teriak ( 2013-2016)
4. SMA : SMAN 01 Bengkayang (2016-2019)
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat dan karunia yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal yang berjudul “Asuhan Kebidanan Komprehensif Ny. D
di PMB Kota Pontianak”. Proposal ini disusun sebagai salah satu syarat
menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma III Kebidanan di Jurusan
Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Pontianak.
vi
Dengan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman dalam menyelesaikan proposal
ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan
Proposal ini.
Akhir kata penulis berharap semoga Proposal ini berguna bagi pembaca dan
tenaga kesehatan umumnya serta tenaga bidan khususnya.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Table of Contents
BIODATA PENULIS.............................................................................................iv
KATA PENGANTAR.............................................................................................v
DAFTAR ISI..........................................................................................................vii
DAFTAR TABEL................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................ix
BAB I.....................................................................................................................10
PENDAHULUAN.................................................................................................10
A. LATAR BELAKANG MASALAH........................................................10
B. Tujuan Asuhan Kebidanan Komprehensif..............................................14
C. Manfaat Asuhan Kebidanan Komprehensif............................................14
BAB II....................................................................................................................16
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................16
A. Kehamilan...............................................................................................16
Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Normal..........................................16
B. Persalinan................................................................................................29
1. Pengertian Persalinan...........................................................................29
2. Jenis Persalinan....................................................................................29
3. Mekanisme Persalinan Normal............................................................30
4. Tahap Persalinan..................................................................................35
C. Masa Nifas...............................................................................................42
1. Asuhan Kebidanan Nifas.....................................................................42
D. Bayi Baru Lahir.......................................................................................44
1. Pengertian Bayi Baru Lahir.................................................................44
2. Asuhan Bayi Baru Lahir......................................................................44
3. Pemeriksaan fisik bayi.........................................................................48
4. Kunjungan bayi baru lahir...................................................................48
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................50
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Pelayanan Antenatal Care.......................................................8
Tabel 2.2 Penambahan Berat Badan Selama Hamil................................9
Tabel 2.3 Tinggi Fundus Uteri................................................................10
Tabel 2.4 Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid.....................................12
Tabel 2.5 Ketidaknyamanan dan Cara Mengatasinya.............................15
Tabel 2.6 Penilaian klinik Kala IV..........................................................31
Tabel 2.7 Frekuensi Kunjungan Nifas.....................................................35
Tabel 2.8 Penilaian Apgar Score pada Bayi Baru Lahir.........................38
Tabel 2.9 Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir........................................38
Tabel 2.10 Kunjungan Bayi Baru Lahir…..............................................39
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tinggi Fundus Uteri............................................................10
Gambar 2.2 Leopod I-IV.........................................................................10
Gambar 2.3 Synclitismus dan Asynclistismus........................................21
Gambar 2.4 Kepala Fleksi .....................................................................22
Gambar 2.5 Putaran Paksi Dalam...........................................................23
Gambar 2.6 Defleksi dan Putaran Paksi Luar.........................................24
Gambar 2.7 Kelahiran Bahu....................................................................25
x
BAB I
PENDAHULUAN
Pada laporan seksi Kesehatan keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan Provinsi
Kalimantan Barat tercatat kasus kemayian bayi yang di laporkan pada tahun 2019
adalah sebesar 539 kasus dengan 89.763 kelahiran hidup. Sehingga dengan
demikian jika dihitung angkat kematian bayinya adalah per 1.000 kelahiran hidup.
Angka kematian bayi di Kalimantan barat berdasarkan laporan Seksi Gizi Kega
Provinsi Kalimantan Barat adalah 6 per 1.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan
Kalimantan Barat, 2019
10
11
Asuhan kebidanan nifas sangat penting dan diperlukan karena dalam periode
ini disebut masa kritis baik pada ibu maupun bayi. Diperkirakan insiden kematian
ibu di Indonesia sebesar 60% terjadi pada postpartum atau masa nifas, dan sebesar
50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Peran dan tanggung
jawab bidan secara komprehensif dalam asuhan masa nifas yaitu memberikan
dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan kebutuhan
ibu, mendorong ibu untuk menyusui serta meningkatkan rasa nyaman ibu dan
bayi, mendeteksi penyulit maupun komplikasi selama masa nifas dan menyusui
serta melaksanakan rujukan secara aman dan tepat waktu sesuai indikasi,
memberikan konseling, untuk ibu dan keluarga mengenai cara mencegah
perdarahan, mengenai tanda-tanda bahaya nifas dan menyusui, pemenuhan nutrisi
yang baik, serta mempraktikan personal hygiene yang baik (Kemenkes RI, 2018).
Asuhan Bayi Baru lahir merupakan asuhan yang memiliki tujuan utama untuk
menjaga kesehatan bayi dengan melibatkan peranan keluarga, pemberian
konseling asi dan menyusui untuk nutrisi bayi yang tepat, pemberian imunisasi,
dan perawatan tali pusat, serta tanda-tanda bahaya pada bayi seperti demam, diare,
serta menangis merintih (Wahyuningsih, 2018).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan
1. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan normal
a. Pengertian Kehamilan
Kehamilan merupakan masa yang dimulai dari konsepsi sampai
lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9
bulan 7 hari). Kehamilan ini dibagi atas 3 semester yaitu; kehamilan
trimester pertama mulai 0-14 minggu, kehamilan trimester kedua mulai
mulai 14-28 minggu, dan kehamilan trimester ketiga mulai 28-42 minggu
(Yuli, 2017).
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat
fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam
waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender
internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, yaitu trimester kesatu
berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua selama 15 minggu (minggu
ke-13 hingga ke-27) dan trimester ketiga selama 13 minggu (minggu ke-28
hingga ke-40) (Saifuddin, 2016).
Penulis merangkum dari kedua pengertian diatas bahwa, kehamilan
adalah suatu proses yang natural bagi perempuan, dimulai dari konsepsi
sampai lahirnya janin dengan rentang waktu 280 hari (40 minggu/ 9 bulan
7 hari).
a) Filosopi Kehamilan
Filosofi kebidanan dalam asuhan antenatal adalah nilai atau
keyakinan atau kepercayaan yang mendasari bidan untuk berperilaku
dalam memberikan asuhan kehamilan. Pada prinsipnya filosofi asuhan
kehamilan merujuk pada filosofi bidan, meliputi sebagai berikut:
16
a.) Leopold I : Normal tinggi fundus uteri sesuai dengan usia kehamilan.
Pada fundus teraba bagian lunak dan tidak melenting (bokong).
Tujuannya untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan bagian yang
berada di fundus.
b.)Leopold II : Normal teraba bagian panjang, keras seperti papan
(punggung) pada satu sisi uterus dan pada sisi lain teraba bagian
kecil. Tujuannya untuk mengetahui batas kiri/kanan pada uterus ibu,
yaitu : punggung atau bagian ekstremitas janin pada letak bujur dan
apakah kepala atau bokong pada letak lintang.
c.) Leopold III : Normal pada bagian bawah janin teraba bagian yang
bulat, keras, dan melenting (kepala janin). Tujuannya untuk
mengetahui presentasi/ bagian terbawah janin yang ada di symfisis
ibu dan apakah bagian tersebut sudah masuk ke rongga panggul atau
belum.
d.)Leopold IV : Posisi tangan masih bisa bertemu, dan belum masuk
PAP (konvergen), posisi tangan tidak bertemu dan sudah masuk PAP
(divergen). Tujuannya untuk mengetahui seberapa jauh masuknya
bagian terendah janin ke dalam PAP (Permenkes no. 43 tahun 2017).
Taksiran berat badan janin juga dapat diketahui melalui pengukuran
tinggi fundus uteri. Menurut Irinati, dkk (2014) taksiran berat badan janin
dapat dihitung dengan menggunakan berbagai cara, salah satunya
menggunakan cara Jhonson’s yaitu : TBBJ (gram) = 155 x (TFU (cm)-(11
jika kepala sudah masuk PAP, 12 jika belum masuk PAP).
5) Tentukan presentasi janin dan Detak Jantung Janin (DJJ)
Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan
selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini dimaksudkan
untuk mengetahui letak janin. Jika pada trimester III bagian bawah janin
bukan kepala, atau kepala janin belum masuk ke panggul berarti ada
kelainan letak, panggul sempit atau ada masalah lain. Penilaian DJJ
dilakukan pada akhir trimester 1 dan selanjutnya setiap kali kunjungan
20
antenatal. DJJ lambat ≤120 kali/menit atau DJJ cepat ≥160 kali/menit
menunjukkan adanya gawat janin.
6) Skrenning status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi tetanus toxoid
(TT)
Tabel 2.1 Pemberian Imunisasi TT
2. Striae Gravidarum a. Gunakan emolien topical atau anti pruritik jika ada
Tampak jelas pada indikasinya
bulan ke 6-7 b. Gunakan baju longgar yang dapat menopang
payudara dan abdomen
Trimester I kebutuhan
b. Jelaskan tentang bahaya makanan yang tidak bisa
diterima, mencakup gizi yang diperlukan serta
memuaskan rasa mengidam atau kesukaan menurut
kultur
15. Pusing atau sincope a. Bangun secara perlahan dari posisi istirahat
Trimester II dan III b. Hindari berdiri terlalu lama dalam lingkungan yang
hangat dan sesak
c. Hindari berbaring dalam posisi terlentang
25
2. Jenis Persalinan
Menurut (Annisa, 2011) berdasarkan caranya, persalinan dapat
dikelompokkan dalam 4 cara, yaitu :
a) Persalinan spontan, yaitu persalinan yang berlangsung dengan
kekuatan ibu sendiri.
e) Persalinan normal (eutosia) adalah proses kelahiran janin pada
kehamilan cukup bulan (aterm, 37-42 minggu), pada janin letak
memanjang,presentasi belakang kepala yang disusul dengan
pengeluaran plasenta dan seluruh proses kelahiran itu berakhir dalam
waktu kurang dari 24 jam tanpa tindakan/pertolongan buatan dan tanpa
komplikasi.
f) Persalinan anjuran adalah persalinan yang terjadi jika kekuatan yang
diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan
rangsangan, yaitu merangsang otot rahim berkontraksi seperti dengan
menggunakan prostaglandin, oksitosin, atau memecahkan ketuban.
m) Ekspulsi
Setelah bahu keluar, kepala dan bahu diangkat keatas tulang pubis ibu
dan badan bayi dikeluarkan dengan gerakan fleksi lateral kearah simfisis
pubis.
4. Tahap Persalinan
a) Kala 1 (Pembukaan Jalan Lahir)
Kala 1 persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan
pembukaan serviks hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm).
persalinan kala 1 dibagi 2 fase, yaitu fase laten dan fase aktif. Fase laten
persalinan dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan servik secara bertahap, pembukaan servik kurang dari 4cm,
biasanya berlangsung hingga dibawah 8 jam. Fase aktif persalinan,
frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi
dianggap adekuat/memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10
menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih ). Servik membuka dari
4 ke 10 cm, biasanya dengan kecepatan 1 cm atau lebih per jam hingga
pembukaan lengkap (10 cm), terjadi penurunan bagian terbawah janin.
Fase aktif dibagi menjadi 3, yaitu :
1) Fase akselerasi: dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat
cepat dari pembukaan 3 menjadi 4 cm.
2) Fase dilatasi maksimal: berlangsung selama 2 jam, pembukaan
berlangsung cepat dari 4 menjadi 9 cm.
3) Fase deselerasi: pembukaan menjadi lambat kembali, dalam waktu 2
jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap. Fase-fase tersebut
dijumpai pada primigravida. Pada multigravida pun terjadi demikian,
akan tetapi fase laten, fase aktif dan fase deselerasi terjadi lebih
pendek (Sukarni,dkk, 2015).
Asuhan yang diberikan pada kala 1, yaitu :
1) Memberikan ibu dukungan dan dengarkan keluhan yang ibu rasakan.
2) Meminta informed consent pada ibu.
3) Membantu ibu memilih posisi aman dan nyaman, yaitu miring ke
kiri untuk mengupayakan aliran oksigen ke janin tidak terganggu.
33
e) Meganjurkan ibu meneran bila ada dorongan kuat dan spontan untuk
meneran dengan cara memberikan kesempatan istirahat sewaktu
tidak ada his.
f) Memberikan rasa aman dan nyaman dengan cara mengurangi
perasaan tegang,membantu kelancaran proses kelahiran dan
kelahiran bayi, memberikan penjelasan tentang cara dan tujuan
setiap tindakan penolong, memberitahu hasil pemeriksaan,
pencegahan infeksi pada kala II dengan membersihkan vulva dan
perineum ibu dan membantu ibu mengosongkan kandung kemih
secara spontan.
3) Pemantauan selama penatalaksanaan kala II
a) Nadi ibu tiap 30 menit
b) Frekuensi dan lama kontraksi setiap 30 menit
c) Djj setiap selesai meneran
d) Penurunan kepala perabdomen tiap 30 menit, periksa dalam tiap 60
menit/kalau ada indikasi
e) Bila ketuban pecah liat keadaannya
f) Adakah presentasi majemuk
g) Putar paksi segera setelah kepala bayi lahir
h) Adanya kehamilan kembar yang belum terdeteksi
o) Kala III
Kala uri (kala pengeluaran plasenta dan selaput ketuban). Setelah bayi
lahir, uterus terba keras dan beberapa menit kemudian uterus berkontaksi lagi
untuk melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6
sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan dengan tekanan pada
fundus uteri. Pengeluaran plasenta desertai dengan pengeluaran darah.
Manajemen aktif kala III (Ilmiah,2015).
1) Setelah uterus berkontraksi. Tegangkan tali pusat kearah bawah sambil
tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang atas (dorso
cranial) secara hati hati untuk mencegah inversion uterus, jika uterus
tidaks segera berkontraksi minta suami atau keluarga untuk stimulasi
puting susu.
36
2) Pemantauan Kala IV. Saat yang paling kritis pada ibu pasca melahirkan
adalah masa post partum. Pemantauan ini dilakukan untuk mencegah
adanya kematian ibu akibat perdarahan. Kematian ibu pasa persalinan
biasanya terjadi dalam 6 jam post partum. Hal ini disebabkan oleh
infeksi, perdarahan dan eklampsia post partum. Selama kala IV,
pemantauan dilakukan 15 menit pertama setelah plasenta lahir dan 30
menit kedua setelah persalinan. Setelah plasenta lahir, berikan asuhan
yang berupa (Ilmiah,2015):
a) Rangsangan taktil (massase) uterus untuk merangsang kontraksi
uterus.
b) Evaluasi tinggi fundus uteri-caranya : letakkan jari tangan anda
secara melintang antara pusat dan fundus uteri. Fundus uteri harus
sejajar dengan pusat atau dibawah pusat.
c) Perkirakan darah yang hilang secara keseluruhan.
d) Pemeriksaan perineum dari perdarahan aktif (apakah dari laserasi
atau luka episiotomi).
e) Evaluasi kondisi umum ibu dan bayi.
f) Pendokumentasian.
Tabel 2.6 Penilaian klinik kala IV
No Penilaian Keterangan
1 Fundus dan kontraksi uterus Rangsangan taktil uterus dilakukan untuk
merangsang terjadinya kontraksi uterus yang
baik. Dalam hal ini sangat penting diperhatikan
tingginya fundus uteri dan kontraksi uterus
2 Pengeluaran pervaginam Perdarahan : untuk mengetahui apakah jumlah
perdarahan yang terjadi normal atau tidak.
Batas normal perdarahan adalah 100-300 ml.
Lokhea : jika kontraksi uterus kuat, maka
lokea tidak leih dari saat haid
3 Plasenta dan selaput ketuban Periksa kelengkapannya untuk memastikan ada
tidaknya bagian yang tersisa dalam uterus.
4 Kandung kemih Yakinkan bahwa kandung kemih kosong. Hal
ini untuk membantu involusio uteri
5 Perineum Periksa ada tidaknya luka atau robekan pada
perineum dan vagina
6 Kondisi ibu Periksa vital sign, asupan makan dan minum
7 Kondisi bayi baru lahir Apakah bernafas dengan baik?
Apakah bayi merasa hangat?
38
Serosa 7-14 hari Kuning kecoklatan Lebih sedikit darah dan lebih
banyak serum, juga terdiri dari
leukosit dan robekan atau
laserasi plasenta. Lochea
serosa dan alba yang berlanjut
bisa menandakan adanya
endrometris, terutama jika
disertai demam, rasa sakit atau
nyeri tekanan pada abdomen.
10) Memberitahu ibu tanda bahaya nifas seperti demam tinggi, kejang,
lokhea berbau, ekstremitas terhadap adanya udema, nyeri tekan, panas
pada betis, tanda homan.
11) Memberitahu ibu perawatan bayi sehari-hari.
c. Kunjungan Masa Nifas
Kunjungan rumah postpartum dilakukan sebagai suatu tindakan untuk
pemeriksaan postpartum lanjutan. Kunjungan rumah direncanakan untuk
bekerja sama dengan keluarga dan dijadwalkan berdasarkan kebutuhan
(Yusari Asih., SST.,M.Kes , Hj.Risneni., S.SiT.,M.Kes , 2016).
Menurut Pedomam untuk Ibu Nifas di Era Pandemi COVID-19,
Pelaksanaan kunjungan nifas pertama di lakukan di fasyankes, kunjungan
nifas kedua , ketiga dan keempat dapat di lakukan dengan metode
kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan atau pemantauan menggunakan
media online (disesuaikan dengan kondisi daerah terdampak COVID-19),
dengan melakukan upaya-upaya pecegahan penularan COVID-19 baik dari
petugas, ibu , dan keluarga (Kementrian Kesehatan 2020)
Menurut Kemenkes RI 2020 Periode Kunjungan Nifas(KF) sebagai berikut
a. KF 1 (Pada periode 6 jam sampai dengan 2 hari pasca persalinan)
Pada kunjungan nifas yang pertama asuhan yang diberikan sebagai
berikut :
1) Mencegah perdarahan pada masa nifas.
2) Mendeteksi dan merawat penyebab perdarahan, rujuk bila
perdarahan berlanjut.
3) Pemberian ASI awal , 1 jam setelah Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
berhasil dilakukan.
4) Melakukan hubungan antara Ibu dan Bayi
5) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia
b. KF 2 ( Pada periode 3 hari sampai dengan 7 hari pasca persalinan )
Pada kunjungan nifas kedua asuhan yang diberikan sebagai berikut:
1) Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi
fundus dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal dan tidak
ada bau menyengat.
44
DAFTAR PUSTAKA
50
51