Anda di halaman 1dari 55

PROPOSAL TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY... UMUR 0 HARI DI


BPM...

OLEH :
RIZKA NUR FITRIANI
NIM. 02.19.007

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA
MOJOKERTO
2021/2022
PROPOSAL TUGAS AKHIR
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY... UMUR 0 HARI DI
BPM...

Diajukan Untuk Pertanggungjawaban Dalam Penyusunan Proposal Tugas Akhir


Pada STIKES Dian Husada Mojokerto

OLEH :
RIZKA NUR FITRIANI
NIM. 02.19.007

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA
MOJOKERTO
2021/2022

ii
LEMBAR PERNYATAAN

Yang Bertandatangan Dibawah Ini:

Nama : Rizka Nur Fitriani

Nim : 02.18.007

Tempat, Tanggal, Lahir : Mojokerto, 10-Januari-2000

Institusi : Stikes Dian Husada Mojokerto

Menyatakan bahwa Proposal Tugas Akhir yang berjudul Asuhan Kebidanan


Pada Bayi Ny... Umur 0 Hari Di BPM... adalah bukan laporan tugas akhir
milik orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk
kutipan yang telah disebutkan sumbernya. Demikian surat pernyataan yang
saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar,
saya bersedia mendapatkan sanksi akademis.

Mojokerto,

RIZKA NUR FITRIANI


02.19.007

iii
LEMBAR PERSETUJUAN

Tugas Akhir Oleh : Rizka Nur Fitriani

NIM : 02.18.007

Judul : Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny...Umur 0 Hari Di BPM...

Pembimbing I Pembimbing II

Titiek Idayanti, SST.,M.Kes Kiftiyah, SST.,M.Kes


NPP: 10.02.152 NPP: 10.02.172

Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian Husada Mojokerto

Kurnia Indriyanti Purnama Sari, S.ST.,M.Kes


NPP: 10.02.060

iv
LEMBAR PENGESAHAN

Telah di uji dan disahkan oleh tim penguji pada ujian sidang tugas akhir di

sekolah tinggi ilmu kesehatan dian Husada Mojokerto pada tanggal ......

Tim Penguji Tanda Tangan

Ketua (...................................)

Anggota : 1. Titiek Idayanti , S.ST, M.Kes (...................................)

2. Kiftiyah , S.ST, M.Kes (...................................)

Mengetahui
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian Husada Mojokerto
Ketua

H. Nasrul Hadi P, S.Kep, Ners.M.Kes


NPP. 10.02.045

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, semua berkat dan rahmat-Nya
sehingga dapat terselesaikannya Proposal Tugas Akhir yang Bejudul “Proposal
Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny... Umur 0 Hari Di BPM...” sebagai salah satu
syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Kebidanan Pada Program Studi
DIII Kebidanan STIKes Dian Husada Mojokerto.

Dalam hal ini penulisan banyak mendapatkan bantuan dari beberapa pihak,
karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada :

1. H. Nasrul Hadi P, S.Kep, Ners.,M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu


Kesehatan Dian Husada Mojokerto yang telah memberikan kesempatan
menyusun Proposal Tugas Akhir ini.
2. Kurnia Indriyanti Purnama Sari, S.ST.,M.Kes selaku Ketua Program
Studi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Dian Husada Mojokerto.
3. Titiek Idayanti, S.ST.,M.Kes. selaku Pembimbing I Program Studi DIII
Kebidanan Sekolah Tinggi Dian Husada yang telah memberikan
bimbingan dan semangat sehingga Proposal Tugas Akhir dapat
terselesaikan
4. Kiftiyah, S.ST.,M.Kes selaku pembimbing II Program Studi DIII
Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian Husada yang telah
memberikan bimbingan dan semangat sehingga Proposal Tugas Akhir
dapat terselesaikan.
5. Bapak, Ibu dan Kakak tercinta atas dukungan dan doa yang selalu
diberikan sehingga Proposal Tugas Akhir ini dapat terselesaikan
6. Rekan-rekan mahasiswa dan seluru pihak yang membantu secara
langsung atau tidak langsung dalam menyelesaikan Proposal Tugas
Akhir ini yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

vi
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas segala
amal baik yang telah dinerikan dan semoga Proposal Tugas Akhir ini
bergunabagi semua pihak yang memanfaatkan.

Mojokerto,

Penulis

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN..................................................................... i


HALAMAN SAMPUL DALAM................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN............................................................................ iii
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ v
KATA PENGANTAR.................................................................................... vi
DAFTAR ISI................................................................................................... viii
DAFTAR SINGKATAN................................................................................ x
DAFTAR SIMBOL......................................................................................... xi
DAFTAR TABEL........................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penyusunan............................................................................... 2
1.3.1 Tujuan Umum.............................................................................. 2
1.3.2 Tujuan Khusus............................................................................. 2
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................ 3
1.4.1 Manfaat Teoritis........................................................................... 3
1.4.2 Manfaat Praktis............................................................................ 3
1.5 Metode Teknik Pengumpulan Data....................................................... 3
1.5.1 Wawancara atau Anamnesa......................................................... 3
1.5.2 Observasi...................................................................................... 4
1.5.3 Studi Dokumentasi....................................................................... 4
1.5.4 Studi Pustaka................................................................................ 4
1.6 Tempat dan Pengambilan Studi Kasus................................................. 4
1.7 Sistematis Penulisan Studi Kasus......................................................... 4

viii
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 6
2.1 Konsep Dasar Teori Bayi Baru Lahir................................................... 6
2.1.1 Definisi Dasar Teori Bayi Baru Lahir.......................................... 6
2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir............................... 29
2.2.1 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Manajemen
SOAP........................................................................................... 29
Daftar Pustaka................................................................................................... 36

ix
DAFTAR SINGKATAN

AC : Air Conditioner
AKB : Angka Kematian Bayi
AKN : Angka Kematian Neonatal
ASEAN : Association of South East Asia Nations
ASI : Air Susu Ibu
BB : Berat Badan
BBL : Bayi Baru Lahir
BBLR : Berat Badan Lahir Rendah
BPM : Bidan Praktek Mandiri
C : Celcius
DPT : Difteri, Pertusis, dan Tetanus
EID : Early Infant Diagnosis
GWR : Geographically Weighted Regression
HB : Hepatitis B
HIV : Human Immunodeficiency Virus
IMD : Inisiasi Menyusu Dini
KG : Kilo Gram
KIE : Komunikasi, Informasi, dan Edukasi
KN : Kunjungan Neonatus
KEMENKES : Kementrian Kesehatan
ML : Mili Liter
OZ : Ons
O2 : Oksigen
RR : Pernapasan
S : Suhu
SC : Casarean Section (Operasi secar)
TTV : Tanda-Tanda Vital
WHO : World Health Organization

x
DAFTAR SIMBOL

. : Titik
, : Koma
( : Buka Kurung
) : Tutup Kurung
: : Titik Dua
% : Persen
- : Sampai
° : Drajat
X : Kali
? : Tanda Tanya
/ : Atau
“ : Tanda Petik

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Bayi Baru Lahir............................ 19

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Mekanisme Kehilangan Panas pada Konveksi............................ 10


Gambar 2.2. Mekanisme Kehilangan Panas Pada Evaporasi, Konduksi,
Konveksi, dan Radiasi................................................................. 11
Gambar 2.3. Komplikasi Bayi Baru Lahir Dengan Asfiksia............................ 23
Gambar 2.4. Penyebab Kegagalan Pernapasan Bayi Baru Lahir dengan Faktor
Plasenta........................................................................................ 24
Gambar 2.5. Penyebab Kegagalan Pernapasan Bayi Baru Lahir dengan Faktor
Neonatus...................................................................................... 25

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Konsul

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bayi baru lahir atau neonatus adalah masa kehidupan neonatus pertama di
luar rahim sampai dengan usia 28 hari dimana terjadi perubahan yang sangat
besar dari kehidupan di dalam rahim menjadi di luar rahim. Pada masa ini
terjadi pematangan organ hampir di semua sistem. Bayi baru lahir
membutuhkan perawatan yang dapat meningkatkan kesempatan menjalani
masa transisi dengan berhasil. Adaptasi neonatal (bayi baru lahir) merupakan
proses penyesuaian fungsional neonatus dari kehidupan di dalam uterus ke
kehidupan di luar uterus (Rahardjo dan Marmi, 2015; h.11).

Menurut Word Health Organization (WHO), pada tahun 2013 Angka


Kematian Bayi (AKB) di dunia 34 per 1.000 kelahiran hidup, AKB Negara
berkembang 37 per 1.000 kelahiran hidup dan AKB di Negara maju 5 per
1.000 kelahiran hidup. AKB di Asia Tenggara 24 per 1.000 kelahiran hidup
dan Asia Barat 21 per 1.000 kelahiran hidup. Pada tahun tersebut Angka
Kematian Bayi di Indonesia mencapai 25 per 1.000 kelahiran hidup. Angka
Kematian Bayi di Jawa Timur pada tahun tersebut berada dalam posisi 27,23
per 1000 KH. Angka Kematian Bayi pada tahun 2018 di Kabupaten
Mojokerto sebesar 0,5 atau 1 bayi per 1.000 kelahiran hidup, pada tahun 2019
meningkat angka kematian bayi menjadi 6,3 atau 6 bayi per 1.000 kelahiran
hidup. (Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto, 2019).

Bayi Baru Lahir memiliki resiko tinggi, berbagai masalah kesehatan bisa
muncul. Sehingga tanpa penanganan yang tepat, bisa berakibat fatal, resiko
seperti ini sebenarnya dapat ditangani dengan segera namun terkendala oleh
kesadaran dari orang tua untuk mencari pertolongan. Yang pada akhirnya akan
mengakibatkan kematian. (Deslidel,dkk,2011).

1
2

Sebagai upaya untuk menurunkan angka kematian bayi (AKB)


pemerintah melalui Geographically Weighted Regression (GWR).
Keunggulan model GWR dibandingkan dengan model regresi klasik adalah
GWR mampu memberikan model secara lokal. Apabila ingin menurunkan
angka kematian bayi juga harus dilakukan pemeriksaan Antenatal Care secara
rutin yang komprehensif dan berkualitas minim 4 kali dan kunjungan neonatus
untuk menghindari risiko komplikasi pada kehamilan dan persalinan, serta
peningkatan dan fokus perhatian pelayanan pada masa neonatus dan asuhan
yang baik dan tepat akan berperan dalam menurunkan risiko terjadinya
kematian bayi. (Dinkes Kab.Mojokerto,2016).

1.2. Rumusan Masalah


“Bagaimana Asuhan Kebidanan pada bayi Ny... umur 0 hari di BPM...?”

1.3. Tujuan Penyusunan


1.3.1. Tujuan Umum
Melakukan asuhan kebidanan pada bayi Ny... umur 0 hari di
BPM...

1.3.2. Tujuan Khusus


1. Untuk melakukan pengkajian data subyektif pada bayi Ny...
umur 0 hari di BPM....
2. Untuk melakukan pengkajian data obyektif pada bayi Ny...
umur 0 hari di BPM....
3. Menentukan analisis data pada bayi Ny... umur 0 hari di
BPM...
4. Malakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan pada bayi
Ny... umur 0 hari di BPM....
3

1.4. Manfaat
1.4.1. Manfaat Teoritis
Untuk perkembangan ilmu pengetahuan, ilmu penerapan pelayanan
kebidanan, pengalaman dan wawasan terutama pada bayi baru lahir
normal
1.4.2. Manfaat Praktis
1. Bagi Intitusi Pendidikan
Untuk menambah sumber informasi dan bahan bacaan bagi
mahasiswa diperpustakaan STIKES Dian Husada Mojokerto.
2. Bagi Mahasiswa
Mendapat pengalaman serta dapat menerapkan apa yang telah
diperoleh dalam perkuliahan dalam melakukan asuhan
kebidanan.
3. Bagi pasien
Mendapatkan banyak informasi dan pengetahuan yang
sebelumnya belum pernah didapatkan klien serta mendapatkan
asuhan kebidanan yang sesuai dengan kebutuhan klien, sehingga
diharapkan dapat meningkatkan kualitas kesehatan klien dan
bayi.
4. Bagi lahan praktek
Bermanfaat untuk menyumbangkan ilmu pengetahuan dan
menambah bahan bacaan semua pihak serta untuk menambah
bahan kepustakaan bagi yang membutuhkan refrensi khusus.

1.5. Metode Teknik Pengumpulan Data


1.5.1. Wawancara atau anamnesa
Yaitu metode pengumpulan data dengan cara mewawancarai
langsung responden yang di teliti, metode ini memberikan hasil
secara langsung, metode dapat di gunakan apabila peneliti ingin
4

mengetahui hal-hal dari responden secara mendalam serta jumlah


responden sedikit ( Wildan dan Hidayat, 2010).
1.5.2. Observasi
Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data yang berencana,
antara lain meliputi : melihat, mencatat jumlah dan taraf aktifitas
tertentu yang ada hubungannya denga masalah yang akan diteliti.
Observasi dapat berupa pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang (Notoadmojo,2010).
1.5.3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi yaitu bentuk sumber informasi yang
berhubungan dengan dokumentasi (Notoatmodjo,2010).
1.5.4. Studi Pustaka
Studi kepustakaan yaitu bahan-bahan pustaka yang sangat penting
dalam menunjang latar belakang suatu penelitian. Studi
kepustakaan ini diambil dari buku-buku serta Internet yang
berhubungan dengan kehamilan, persalinan, nifas, bayi, dan
keluarga berencana yang mencakup asuhan kebidanan
(Notoatmodjo,2010).

1.6. Tempat Dan Pengambilan Studi Kasus


Rencana pengambilan data studi kasus pada bayi Ny... di laksanakan pada
bulan Desember di laksanakan di BPM....

1.7. Sistematis Penulisan Studi Kasus


BAB I : Pendahuluan
Menguraikan tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah,
Tujuan Penelitian, Manfaat studi kasus, Metode Memperoleh
Data, serta Sistematika Penulisan.
BAB II : Tinjauan Pustaka
5

Menguraikan tentang konsep teori yang berisi mengenai konsep


dasar bayi baru lahir dan managemen asuhan kebidanan tentang
bayi baru lahir.

BAB III : Tinjauan Kasus


Meliputi tentang pengkajian data yang didapat dari data pasien
dengan metode SOAP, tentang data subyektif, data obyektif,
analisa data dan penatalaksanaan.
BAB IV : Pembahasan
Membahas tentang kesenjangan teori dan praktek dilapangan
yaitu pada tinjauan kasus Asuhan Kebidanan pada Bayi baru
lahir Ny... Umur 0 hari diBPM....
BAB V : Penutup
Meliputi kesimpulan dan saran yang ditulis dalam bentuk
narasi untuk mengtahui tentang asuhan kebidanan pokok yang
mendasar.

DAFTAR PUSTAKA
Meliputi sumber pustaka yang dikutip
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Dasar Teori Bayi Baru Lahir


2.1.1. Definisi
Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2.500 – 4.000 gram, cukup
bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan kongenital (cacat
bawaan) yang berat. Pada waktu kelahiran, sejumlah adaptasi psikologik
mulai terjadi pada tubuh bayi baru lahir, karena perubahan dramatis ini, bayi
memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan bagaimana membuat suatu
transisi yang baik terhadap kehidupannya diluar uterus. Bayi baru lahir juga
membutuhkan perawatan yang dapat meningkatkan kesempatan menjalani
masa transisi dengan berhasil. Adaptasi neonatal (bayi baru lahir) merupakan
proses penyesuaian fungsional neonatus dari kehidupan di dalam uterus ke
kehidupan di luar uterus (Rahardjo dan Marmi, 2015: h.11).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir pada usia kehamilan
genap 37-41 minggu, dengan presentasi belakang kepala atau letak sungsang
yang melewati vagina tanpa memakai alat. (Tando, Naomy Marie, 2016).

2.1.2 Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir Normal


1. Berat badan 2.500-4.000 gram
2. Panjang badan48-52
3. Lingkar dada 30-38
4. Lingkar kepala 33-35
5. Frekuensi jantung 120-160 kali/menit
6. Pernapasan ± 40-60 kali/menit
7. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup
8. Rambut lanuago tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah
sempurna
9. Kuku agak panjang dan lemas

6
7

10. Genitalia : pada perempuan labia mayor sudah menutupi labia minor,
dan pada laki-laki, testis sudah turun dan skrotum sudah ada
11. Refleks moro dan gerak memeluk jika dikagetkan sudahbaik
12. Refleks isap dan mene;an sudah terbentuk dengan baik
13. Relfeks grap atau menggenggam sudah baik
14. Eliminasi baik mekonium keluar dalam waktu 24 jam pertama,
mekonium berwarna hitam kecoklatan. (Tando, 2016; h.154-155)

2.1.3 Adaptasi Bayi Baru Lahir


Bayi baru lahir akan mengalami adaptasi sehingga yang semula
bersifat bergantung kemudian menjadi mandiri secara fisiologis, sebelum
diatur oleh tubuh bayi sendiri, funsi tersebut dilakukan oleh plasenta yang
kemudian masuk kepreiode transisi. Periode transisi terjasi segera setelah
lahir dan dapat berlangsung hingga 1 bulan atau lebih (untuk beberapa
sistem). Transisi paling nyata cepat adalah sistem pernafasan dan sirkulasi,
sistem termoregulasi, dan sistem metabolisme glukosa.(Deslidel,dkk,2011)
1. Sistem Pernafasan
Masa yang paling kritis pada bayi baru lahir adalah ketika harus
mengatasi resistensi paru pada saat pernapasan yang pertama
kali.Pada umur kehamilan 34-36 minggu struktur paru-paru matang,
artinya paru-paru sudah bisa mengembangkan sistem alveoli. Selama
dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui
plasenta.Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru-paru
bayi (Rahardjo dan Marmi, 2015; h.14).
Struktur matang ranting paru-paru sudah bisa mengembangkan
sistem alveoli. Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari
pertukaran gas melalui plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran gas
harus melalui paru- paru bayi.Rangsangan gerakan pernapasan
pertama :
a. Tekanan mekanik dari torak sewaktu melalui jalan lahir (stimulasi
mekanik)
8

b. Penurunan Pa02 dan peningkatan PaC02 merangsang kemoreseptor


yang terletak di sinus karotikus (stimulasi kimiawi)
c. Rangsangan dingin didaerah muka dan perubahan suhu didalam
uterus (stimulasi sensorik).
Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30
menit pertama sesudah lahir.Usaha bayi pertama kali untuk
mempertahankan tekanan alveoli, selain adanya surfaktan yang
dengan menarik nafas dan mengeluarkan nafas dengan merintih
sehingga tertahan di dalam. Respirasi pada neonatus biasanya
pernafasan diafragmatik dan abdominal, sedangkan frekuensi dan
dalam tarikan belum teratur. Apabila surfaktan berkurang, maka
alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku sehingga terjadi atelektasis,
dalam keadaan anoksia neonatus masih dapat mempertahankan
hidupnya karena adannya kelanjutan metabolisme anaerobik.
2. Sirkulasi darah
Pada masa fetus darah dari plasenta melalui vena umbilikalis
sebagian ke hati, sebagian langsung ke serambi kiri jantung, kemudian
ke bilik kiri jantung. Dari bilik kiri darah di pompa melalui aorta ke
seluruh tubuh. Dari bilik kanan darah di pompa sebagian ke paru dan
sebagian melalui duktus arteriosus ke aorta.Setelah bayi lahir, paru
akan berkembang mengakibatkan tekanan- tekanan arteriol dalam
paru menurun. Tekanan dalam jantung kiri lebih besar dari pada
tekanan jantung kanan yang mengakibatkan menutupnya foramen
ovale secara fungsional. Hal ini terjadi pada jam-jam pertama setelah
kelahiran. Oleh karena tekanan dalam paru turun dan tekanan dalam
aorta desenden naik dan karena rangsangan biokimia (pa02 yang
naik), duktus arteriosus akan berobliterasi, ini terjadi pada hari
pertama. Aliran darah paru pada hari pertama ialah 4-5 liter per
menit / m2. Aliran darah sistolik pada hari pertama rendah yaitu 1.96
liter/menit/m2 karena penutupan duktus arteriosus (Indrayani, 2013;
h.29).
9

3. Sistem Metabolisme Dan Pengatur Suhu


Di lingkungan yang dingin, pengaturan suhu tanpa mekanisme
menggigil merupakan usaha utama seorang bayi yang kedinginan
untuk mendapatkan panas tubuhnya. Pengaturan suhu tanpa menggigil
ini merupakan hasil penggunaan lemak coklat untuk memproduksi
panas. Timbunan lemak coklat terdapat di seluruh tubuh dan mampu
meningkatkan suhu 100%. Untuk membakar lemak coklat, glukosa
harus digunakan guna mendapatkan energi yang akan mengubah
lemak menjadi panas.
Mekanisme terjadinya hipotermia dimulai dari asupan makanan
yang kurang, lemak coklat belum berkembang (26 minggu),
permukaan tubuh lebih luas, lemak subkutan sedikit, dan respons
vasomotor kurang efektif. Mekanisme hilangnya panas terjadi melalui:
a. Evaporasi adalah kehilangan panas akibat penguapan cairan
ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri. Hal
ini merupakan jalan utama bayi kehilangan panas. Kehilangan
panas juga terjadi jika saat lahir tubuh bayi tidak segera
dikeringkan atau terlalu cepat dimandikan dan tubuhnya tidak
segera dikeringkan dan diselimuti.

b. Konduksi adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak


langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin. Meja,
tempat tidur atau timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari
tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme
konduksi apabila bayi diletakkan di atas benda-benda tersebut.
Contoh :
a. Menimbang bayi tanpa alas timbangan
b. Tangan penolong yang dingin saat memengang BBL
c. Menggunakan stetoskop dingin untuk memeriksa BBL
10

c. Konveksi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi


terpapar udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan
atau ditempatkan di dalam ruangan yang dingin akan cepat
mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi jika
ada aliran udara dingin dari kipas angin, hembusan udara dingin
melalui ventilasi/pendingin ruangan.
Contoh :
a. Membiarkan atau menempatkan BBL didekat jendela
b. Membiarkan BBL diruangan yang terpasang kipas angin

Gambar 2.1. Mekanisme kehilangan panas pada konveksi

d. Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi


ditempatkan di dekat benda-benda yang mempunyai suhu lebih
rendah dari suhu tubuh bayi. Bayi dapat kehilangan panas dengan
cara ini karena benda-benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh
bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung).
Contoh :
a. BBL dibiarkan dalam ruang ber AC
b. BBL dibiarkan dalam keadaan telanjang
Mekanisme Hilangnya panas

11

Gambar 2.2. Mekanisme Kehilangan Panas Pada Evaporasi,


Konduksi, Konveksi dan Radiasi.

Dampak hipotermia pada bayi dapat menimbulkan hipoksia,


hipoglikemia, asidosis metabolic, syok, DIC, atau kematian.
Kehilangan berat baadan awal dapat terjadi 10 hari pertama sebesar
10% dari berat badan awal. Selanjutnya peningkatan berar badan 25 g
sehari selama bulan pertama yang berlipat dua kali pada 5 bulan, dan
berlipat tiga pada akhir tahun pertama. Pada setiap bayi baru lahir,
glukosa darah akan menurun dalam waktu cepat (1-2 jam) . koreksi
penurunan gula darah dapat dilakukan dengan 3 cara :
a. Melalui penggunaan air susu ibu (ASI). Bayi baru lahir sehat harus
didorong menyusu ASI secepat mungkin setelah lahir.
b. Melalui penggunaan cadangan glikogen (glikogenesis)
c. Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak
(gluconeogenesis )
Gejala hipoglikemia mungkin tidak jelas dan tidak khas dan dapat
meliputi kejang, haus , sianosis, apnea, menangis, lemah, letargi,
lunglai, dan menolak makan. (Deslidel,dkk,2011)
12

4. Sistem Gastrointestinal
Kebutuhan nutrisi dan kalori janin tepenuhi langsung dari ibu
melalui plasenta, sehingga gerakan ususnya tidak aktif dan tidak
memerlukan enzim pencernaan, dan kolonisasi baktri di usus negatif.
8 Setelah lahir gerakan usus mulai aktif, sehingga memerlukan enzim
pencernaan, dan kolonisasi bakteri di usus positif.
Refleks gumoh dan reflek batuk sudah terbentuk baik saat lahir.
Kemampuan bayi untuk menelan dan mencerna makanan selain susu
masih terbatas. Hubungan antara esofagus dan lambung masih belum
sempurna (gumoh) dan kapasitas lambung masih terbatas (30cc).
Dua sampai tiga hari pertama kolon berisi meconium yang lunak
berwarna hijau kecoklatan, yang berasal dari saluran usus dan tersusun
atas, mukus dan sel epidermis. Warna yang khas berasal dari pigmen
empedu. Pada hari ke-3 atau ke-4 mekonium menghilang.
(Deslidel,dkk,2011)

5. Keseimbangan air dan fungsi ginjal


Tubuh bayi baru lahir relatif mengandung lebih banyak air dan
kadar natrium relatif lebih besar dari kalium karena ruangan
ekstraseluler luas. Fungsi ginjal belum sempurna karena:
a. Jumlah nefron masih belum sebanyak orang dewasa
b. Tidak seimbang antara luas permukaan glomerulus dan volume
tubulus proksimal
c. Aliran darah ginjal (renal blood flow) pada neonatus relatif kurang
bila dibandingkan dengan orang dewasa (Indrayani, 2013; h.313).

6. Sistem Neurologi

Bayi telah dapat dan mendengar sejak baru lahir sehingga


membutuhkan stimulasi suara dan penglihatan. Setela lahir jumlah dan
ukuran sel saraf tidak bertambah. Pembentukan sinaps terjadi secara
13

progresif sejak lahir sampai usia 2 tahun. Mielinisasi (perkembangan


serabut mielin) terjadi sejak janin 6 bulan sampai dewasa. Golden
Period mulai trimester III sampai usia 2 tahun pertambahan lingkar
kepala (saat lahir rata-rata 36 cm, usia 6 bulan 44cm, usia 1 tahun 47
cm, usia 2 tahun 49 cm, usia 5 tahun 51 cm, dewasa 56 cm). saat lahir
bobot otak 25% dari berat dewasa, usia 6 bulan hamper 50% , usia 2
tahun 75%, usia 5 tahun 90%, usia 10 tahun 100%.
( Deslidel,dkk,2011)

7. Sistem Imunologi
Sel fagosit, granulosit, monosit mulai berkembang sejak usia
gestasi 4 bulan. Setelah lahir imunitas neonatus cukup bulan lebih
rendah dari orang dewasa. Usia 3-12 bulan adalah keadaan
imunodefisiensi sementara sehingga bayi mudah terkena infesi.
Neonatus kurang bulan meliki kulit yang masih rapuh, membrane
mukosa yang mudah cidera, pertahanan tubuh lebih rendah sehingga
berisiko mengalami infeksi yang lebih besar. Perubahan beberapa
kekebalan alami meliputi perlindungan oleh kulit membrane mukosa,
fungsi jaringan saluran napas, pembentukan 10 koloni mikroba oleh
kulit dan usus, dan perlindungan kimia oleh asam lambung.
(Deslidel,dkk,2011)

8. Hati
Fungsi hati janin dalam kandungan dan segera setelah lahir masih
dalam keadaan matur (belum matang), hal ini dibuktikan dengan
ketidakseimbangan hepar untuk menghilangkan bekas penghancuran
dalam peredaran darah (Rahardjo dan Marmi, 2015; h.22). Setelah
segera lahir, hati menunjukkan perubahan kimia dan morfologis,
yaitu kenaikan kadar protein dan penurunan kadar lemak dan
glikogen. Sel hemopoetik juga mulai berkurang walaupun memakan
waktu yang lama. Enzim hati belum aktif benar pada waktu bayi baru
14

lahir, daya detoksifikasihati pada neonatus juga belum sempurna,


contohnya pemberian obat kloramfenikol dengan dosis lebih dari 50
mg/kgBB/hari dapat menimbulkan grey baby syndrome (Indrayani,
2013; h.314).

9. Penatalaksanaan Asuhan Bayi Baru Lahir


Memberikan asuhan aman dan bersih segera setelah bayi baru
lahir merupakan bagian esensial dari asuhan pada bayi baru lahir
seperti jaga bayi tetap hangat, isap lender dari mulut dan hidung bayi
(hanya jika perlu), keringkan, pemantauan tanda bahaya, klem dan
potong tali pusat, IMD, beri suntikan Vit K, 1 mg intramuskular, beri
salep mata antibiotika pada keduamata, pemeriksaan fisik, imunisasi
hepatitis B 0.5 ml intramuscular (Buku Saku Pelayanan Kesehatan
Neonatal Esensial, 2013).
1. Pencegahan infeksi
Bayi lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh
paparan atau kontaminasi mikro organisme selama proses
persalinan berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir.
Sebelum menangani bayi, pastikan penolong persalinan telah
menerapkan upaya pencegahan infeksi, antara lain :
a. Cuci tangan secara efektif sebelum bersentuhan dengan bayi.
b. Gunakan sarung tangan yang bersih pada saat menangani bayi
yang belum dimandikan.
c. Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama
klem, gunting, penghisap lender Delee dan benang tali pusat
telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril. Gunakan bola karet
yang baru dan bersih jika akan melakukan penghisapan lendir
dengan alat tersebut (jangan bola karet penghisap yang sama
untuk lebih dari satu bayi).
d. Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang
digunakan untuk bayi sudah dalam keadaan bersih. Demikian
15

pula halnya timbangan, pita, pengukur, thermometer, stetoskop,


dan benda-benda lain yang akan bersentuhan dengan bayi.
Dokumentasi dan cuci setiap kali setelah digunakan.
2. Penilaian
Segera setelah lahir, lakukan penilaian awal pada bayi baru lahir:
a. Apakah bayi bernapas atau menangis kuat tanpa kesulitan ?
b. Apakah bayi bergerak aktif ?
c. Bagaimana warna kulit, apakah berwarna kemerahan ataukah
ada sianosis?
3. Perlindungan termal (termoregulasi)
Pada lingkungan yang dingin, pembentukan suhu tanpa mekanisme
menggigil merupakan usaha utama seorang bayi yang kedinginan
untuk mendapatkan kembali suhu tubuhnya.Oleh karena itu, upaya
pencegahan kehilangan panas merupakan prioritas utama dan
berkewajiban untuk meminimalkan kehilangan panas pada bayi
baru lahir. Suhu tubuh normal pada neonatus adalah 36,5-37,5°C
melalui pengukuran di aksila dan rektum, jika nilainya turun
dibawah 36,5°C maka bayi mengalami hipotermia (Rahardjo dam
Marmi, 2015; h.25).
a. Mekanisme kehilangan panas Mekanisme pengaturan suhu
tubuh pada bayi baru lahir belum berfungsi sempurna, untuk itu
perlu dilakukan upaya pencegahan kehilangan panas dari
tubuh bayi karena bayi beresiko mengalami hipotermia. Bayi
dengan hipotermia sangat rentan terhadap kesakitan dan
kematian.Hipotermia mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya
dalam keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan di
selimuti walaupun di dalam ruangan yang relatif hangat.
b. Proses adaptasi dalam proses adaptasi kehilangan panas, bayi
mengalami :
1. Stress pada BBL menyebabkan hipotermia
2. BBL mudah kehilangan panas
16

3. Bayi menggunakan timbunan lemak coklat untuk


meningkatkan suhu tubuhnya
4. Lemak coklat terbatas sehingga apabila habis akan
menyebabkan adanya stress dingin.
c. Mencegah kehilangan panas, upaya yang dapat dilakukan
untuk mencegah kehilangan panas dari tubuh bayi adalah :
1. Keringkan bayi secara seksama Pastikan tubuh bayi
dikeringkan segera setelah bayi lahir untuk mencegah
kehilangan panas secara evaporasi. Selain untuk menjaga
kehangatan tubuh bayi, mengeringkan dengan menyeka
tubuh bayi juga merupakan rangsangan taktil yang dapat
merangsang pernafasan bayi.
2. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan
hangat Bayi yang di selimuti kain yang sudah basah dapat
terjadi kehilangan panas secara konduksi.Untuk itu setelah
mengeringkan tubuh bayi, ganti kain tersebut dengan
selimut atau kain yang bersih, kering dan hangat.
3. Tutup bagian kepala bayi Bagian kepala bayi merupakan
permukaan yang relatif luas dan cepat kehilangan
panas.Untuk itu tutupi bagian kepala bayi agar bayi tidak
kehilangan panas.
4. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
Selain untuk memperkuat jalinan kasih sayang ibu dan
bayi, kontak kulit antara ibu dan bayi akan menjaga
kehangatan tubuh bayi. Untuk itu anjurkan ibu untuk
memeluk bayinya.
5. Perhatikan cara menimbang bayi atau jangan segera
memandikan bayi baru lahir
a. Menimbang bayi tanpa alas timbangan dapat
menyebabkan bayi mengalami kehilangan panas
secara konduksi. Jangan biarkan bayi ditimbang
17

telanjang. Gunakan selimut atau kain bersih.


b. Bayi baru lahir rentan mengalami hipotermi untuk itu
tunda memandikan bayi hingga 6 jam setelah lahir.
c. Tempatkan bayi dilingkungan yang hangat Jangan
tempatkan bayi di ruang ber-AC. Tempatkan bayi
bersama ibu (rooming in).Jika menggunakan AC, jaga
suhu ruangan agar tetap hangat.
d. Jangan segera memandikan bayi baru lahir Bayi baru
lahir akan cepat dan mudah kehilangan panas karena
sistem pengaturan panas di dalam tubunya belum
sempurna. Bayi sebaiknya di mandikan minimal enam
jam setelah lahir. Memandikan bayi dalam beberapa
jam pertama setelah lahir dapat menyebabkan
hipotermia yang sangat membahayakan kesehatan
bayi baru lahir.
d. Merawat tali pusat Setelah plasenta lahir dan kondisi ibu
dinilai sudah stabil maka lakukan pengikatan tali pusat atau
jepit dengan klem plastik tali pusat (bila tersedia).
1. Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan
ke dalam larutan klorin 0,5% untuk membersihkan darah
dan sekresi lainnya.
2. Bilas tangan dengan air DTT.
3. Keringkan dengan handuk atau kain yang bersih dan
kering.
4. Ikat tali pusat dengan jarak sekitar 1 cm dari pusat bayi.
Gunakan benang atau klem plastik penjepit tali pusat DTT
atau steril. Ikat kuat dengan simpul mati atau kuncikan
penjepit plastik tali pusat.
5. Lepaskan semua klem penjepit tali pusat dan rendam
dalam larutan klorin 0,5%
6. Bungkus tali pusat yang sudah di ikat dengan kasa steril.
18

e. Inisiasi Menyusui Dini (IMD).


Setelah bayi lahir dan tali pusat dipotong, segera letakkanbayi
tengkurap di dada ibu, kulit bayi kontak dengan kulit ibu
untuk melaksanakan proses IMD selama 1 jam. Biarkan
bayimencari, menemukan puting, dan mulai menyusu.
Sebagianbesar bayi akan berhasil melakukan IMD dalam
waktu 60-90menit, menyusu pertama biasanya berlangsung
pada menit ke- 45-60 dan berlangsung selama 10-20 menit
dan bayi cukupmenyusu dari satu payudara. Jika bayi belum
menemukan puting ibu dalam waktu 1 jam,posisikan bayi
lebih dekat dengan puting ibu dan biarkankontak kulit dengan
kulit selama 30-60 menit berikutnya. Jikabayi masih belum
melakukan IMD dalam waktu 2 jam,lanjutkan asuhan
perawatan neonatal esensial lainnya(menimbang, pemberian
vitamin K, salep mata, sertapemberian gelang pengenal)
kemudian dikembalikan lagikepada ibu untuk belajar
menyusu (Kementerian Kesehatan RI, 2013).

f. Pemenuhan nutrisi pada bayi baru lahir, bayi harus disusui


sesegera mungkin setelah lahir (terutama dalam 1 jam
pertama) dan melanjutkannya selama 6 bulan pertama
kehidupan. Bayi minum ASI setiap 2-3 jam atau 24 jam
minimal mendapatkan ASI 8 kali pada 2-3 minggu. Selama 2
minggu pertama, bayi baru lahir hendaknya dibangunkan
untuk minum paling tidak setiap 4 jam. Sesudah itu, jika bayi
sudah bertambah berat badannya, bayi boleh tidur dalam
periode yang lebih lama (terutama malam hari).
19

Usia Kebutuhan Nutrisi Jumlah


Kebutuhan/Hari
0-3 hari 30 ml 360 ml
4-7 hari 60 ml 720 ml
8-11 hari 90 ml 1.080 ml
12-15 hari 120 ml 1.440 ml
16-19 hari 150 ml 1.800 ml
20-23 hari 180 ml 2.160 ml
24- 28 hari 210 ml 2.520 ml
Tabel 2.1. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Bayi Baru Lahir

g. Pencegahan infeksi pada mata Pencegahan infeksi mata dapat


diberikan kepada bayi baru lahir. Pencegahan infeksi tersebut
di lakukan dengan menggunakan salep mata tetrasiklin
1%.Salep antibiotika tersebut harus diberikan dalam waktu
26 satu jam setelah kelahiran. Upaya profilaksis infeksi mata
tidak efektif jika diberikan lebih dari satu jam setelah
kelahiran (Indrayani, 2013).
h. Profilaksis perdarahan pada bayi baru lahir Semua bayi baru
lahir harus segera diberikan vitamin K1 injeksi 1 mg
intramuskuler di paha kiri sesegera mungkin untuk
mencegah perdarahan pada bayi baru lahir akibatdefesiensi
vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian bayi baru lahir.
i. Pemberian imunisasi hepatitis B
Imunisasi hepatitis B bermanfaat untuk mencegah terjadinya
infeksi disebabkan oleh virus Hepatitis B terhadap bayi
Terdapat 2 jadwal pemberian imunisasi Hepatitis B. jadwal
pertama, imunisasi hepatitis B sebanyak 3 kali pemberian,
yaitu usia 0 hari (segera setelah lahir menggunakan uniject),
1 dan 6 bulan. Jadwal kedua, imunisasi hepatitis B sebanyak
4 kali pemberian, yaitu pada 0 hari (segera setelah lahir) dan
DPT+ Hepatitis B pada 2, 3 dan 4 bulan usia bayi (Indrayani,
20

2013).
10. Tahap Pertumbuhan Pada Bayi Baru Lahir
A. MASA BAYI BARU LAHIR (NEONATAL: 0 – 2 MINGGU)
Masa bayi baru lahir merupakan periode tersingkat (2 minggu)
dari semua periode perkembangan.(Deslidel,dkk,2011)
1. Perkembangan Fisik
Pada masa ini, biasanya terjadi penurunan berat badan akibat
kesulitan bayi baru lahir untukmenyesuaikan diri secara cepat
dengan lingkungan baru (luar rahim). Penyesuaian diri ini
mencakup perubahan suhu, mengisap dan menelan, bernapas,
dan pembuangan kotoran. Seringkali terdapat rambut-rambut
halus di kepala dan punggung, tetapi yang di punggung
biasanya akan segera menghilang.Proporsi kepala dengan
panjang tubuh kira-kira 1:4 (bandingkan dengan pada orang
dewasa kira-kira 1:7.
2. Perkembangan Motorik
Gerakan-gerakan bayi baru lahir bersifat acak dan tidak
berhubungan dengan kejadian-kejadian di lingkungan. Secara
umu, gerakan tersebut dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu:
a. Gerakan Menyeluruh
Gerakan menyeluruh terjadi di seluruh tubuh bila salah
satu bagian tubuh distimulasi, walaupun gerakan yang
paling menonjol terjadi pada bagian yang diberi stimulasi.
Biasanya gerakan menyeluruh semakin meningkat dan
semakin sering terjadi dari hari ke hari. Gerakan terbesar
biasanya terjadi pada pagi hari setelah tidur yang relatif
lama, sedangkan paling sedikit di siang hari mungkin lelah
karena dimandikan dan dikenakan pakaian pada pagi
harinya. Rasa lapar, sakit, dan perasaan tidak enak juga
akan menimbulkan banyak gerakan.
21

b. Gerakan Khusus
Gerakan khusus meliputi bagian-bagin tubuh tertentu.
Gerakan ini termasuk gerak refleks, yang merupakan
tanggapan terhadap rangsangan indra khusus dan yang tidak
berubah dengan pengulangan rangsang yang sama.
3. Perkembangan Bahasa
Bahasa pada masa ini lebih tepat dikatakan sebagai
vokalisasi, yang dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu suara
tangis dan suara eksplosif.
a. Menangis
Selama masa neonatal dan bulan-bulan pertama masa
bayi, tangis merupakan bentuk suara yang menonjol.
Menangis pada waktu lahir merupakan gerak refleks yang
terjadi ketika udara masuk ke dalam tali suara yang
meyebabkan tali suara bergetar, yang berguna memompa
paru-paru sehingga memungkinkan pernapasan dan
memberikan oksigen yang cukup untuk darah. Ostwald dan
Peltzman menguraikan nilai sosial dari tangisan bayi,
dengan mengatakan bahwa tangisan bayi merupakan
perilaku pertama yang mempunyai nilai sosial, yang
menandakan ketergantungan total pada satu makhluk –
yaitu ibu hamil – pada kemungkinan berkomunikasi dengan
sekelompok manusia di dalam lingkungan. Menangis dapat
terjadi setiap saat, tetapi yang paling sering dan paling kuat
terjadi adalah dari pukul enam sore sampai tengah malam.
b. Suara Eksplosif
Kadang-kadang bayi baru lahir mengeluarkan suara
eksplosif seperti napas yang berat. Suara itu merupakan
ucapan tanpa arti atau tujuan dan terjadi secara kebetulan
kalau otot-otot suara mengerut. Biasanya bunyi-bunyi itu
22

disebut “dekutan”, “degukan”, atau “dengkuran”. Lambat


laun bunyi-bunyi tersebut diperkuat dan berkembang
menjadi ocehan yang selanjutnya menjadi bicara.
11. Perkembangan Kesadaran dan Emosi
Kesadaran bayi baru lahir masih kabur, artinya bayi baru lahir
tidak menyadari sepenuhnya tentang apa yang terjadi di sekitarnya.
Reaksi emosional pun belum berkembang secara khusus. Reaksi
emosional hanya berkaitan dengan keadaan yang menyenangkan
(ditandai oleh tubuh yang tenang) dan tidak menyenangkan
(ditandai oleh tubuh yang tegang). (Deslidel,dkk,2011).

12. Komplikasi Bayi Baru Lahir


Ada beberapa komplikasi yang dapat dialami bayi baru lahir yang
tediri sebagai berikut
1. Asfiksia Neonatorium
a. Definisi
Asfiksia Neonatorum adalah suatu keadaan bayi baru lahir
yang gagal bernafas secara spontan dan teratur segera setelah
lahir, sehingga dapat menurunkan O2 dan mungkin meningkatkan
C02 yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih
lanjut.
Atas dasar pengalaman klinis, Asfikia Neonaiorum dapat
dibagi dalam :
a. "Vigorous baby'' skor apgar 7-10, dalam hal ini bayi
dianggap sehat dan tidak memerkikan istimewa.
b. "Mild-moderate asphyxia" (asfiksia sedang) skor apgar 4-
6 pada pemeriksaan fisis akan terlihat frekuensi jantung
lebih dari lOOx/menit, tonus otot kurang baik atau baik,
sianosis, refick iritabilitas tidak ada. (Deslidel,dkk,2011)
c. Asfiksia berat: skor apgar 0-3. Pada pemeriksaan fisis
ditemukan' frekuensi jantung kurang dari l00x/menit,
23

tonus otot buruk, sianosis berat dan kadang-kadang pucat,


reflek iritabilitas tidak ada
Asfiksia berat dengan henti jantung yaitu keadaan :
a. Bunyi jantung fetus menghilang tidak lebih dari 10 menit
sebelu lahir lengkap.
b. Bunyi jantung bayi menghilang post partum.

Gambar 2.3. Komplikasi bayi baru lahir dengan asfiksia


b. Etiologi
Asfiksia janin atau neonatus akan terjadi jika terdapat
gangguan perlukaran gas atau pengangkutang O2 dari ibu
kejanin. Pengembangan paru-paru neonatus terjadi pada menit-
menit pertama kelahiran dan kemudian disusul dengan
pernapasa teratur, bila gangguan pertukaran gas dan
pengangkutan oksigen dari ibu ke janin akan terjadi asfiksia
janin atau neonatus. Ganganguan ini dapat timbul pada masa
kehamilan, persalinan atau segera setelah kelahiran .
Pengolongan penyebab kegagalan pernafasan pada bayi
terdiri dari:
1) Faktor Ibu
a. Hipoksia ibu Terjadi karena hipoventilasi akibat
pemberian obat analgetika atau anestesia dalam. Hal
ini akan menimbulkan hipoksia janin.
24

b. Gangguan aliran darah uterus Mengurangnya aliran


darah pada uterus akan menyebabkan berkurangnya
pengaliran oksigen ke plasenta dan kejanin. Hal ini
sering ditemukan pada :
1. Ganguan kontraksi uterus, misalnya hipertoni,
hipotoni atau tetani uterus akibat penyakit atau
obat.
2. Hipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan.
3. Hipertensi pada penyakit akiomsia dan lain-lain.
2) Faktor plasenta
Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas
dan kondisi plasenta. .Asfiksia janin akan terjadi bila
terdapat gangguan mendadak pada plasenta, misalnya
solusio plasenta, perdarahan plasenta dan lain-lain.

Gambar 2.4. Penyebab kegagalan pernapasan bayi baru


lahir dengan faktor Plasenta
3) Faktor fetus
Kompresi umbilikus akan mengakibatkan terganggunya
aliran darah dalam pcmbuluh darah umbilikus dan
menghambat pertukaran gas antara ibu dan janin.
Gangguan aliran darah ini dapat ditemukan pada keadaan
: tali pusat menumbung, tali pusat melilit leher kompresi
tali pusat antar janin dan jalan lahir dan lain-lain.
25

4) Faktor Neonatus

Gambar 2.5. Penyebab kegagalan pernapasan bayi baru


lahir dengan faktor Neonatus

Depresi pusat pernapasan pada bayi baun lahir dapat


terjadi karena
1. Pemakaian obat anestesia/analgetika yang berlebihan
pada ibu secara langsung dapat menimbulkan depresi
pusat pernafasan janin.
2. Trauma yang terjadi pada persalinan, misalnya
perdarah intrakranial. Kelainan konginental pada bayi,
misalnya hernia diafrakmatika atresia/stenosis saluran
pernafasan, hipoplasia paru dan lain-lain.
c. Penatalaksanaan
1. Tindakan Umum
a. Bersihkan jalan nafas : kepala bayi dileakkan lebih
rendah agar lendir mudah mengalir, bila perlu digunakan
larinyoskop untuk membantu penghisapan lendir dari
saluran nafas ayang lebih dalam.
b. Rangsang reflek pernafasan : dilakukan setelah 20 detik
bayi tidak memperlihatkan bernafas dengan cara
memukul kedua telapak kaki menekan tanda achiles.
c. Mempertahankan suhu tubuh.
26

2. Tindakan khusus
1. Asfiksia berat
Berikan O2 dengan tekanan positif dan intermiten
melalui pipa endotrakeal. dapat dilakukan dengan tiupan
udara yang telah diperkaya dengan O2. Tekanan O2 yang
diberikan tidak 30 cm H 20. Bila pernafasan spontan
tidak timbul lakukan message jantung dengan ibu jari
yang menekan pertengahan sternum 80 –100 x/menit.
2. Asfiksia sedang/ringan
Pasang relkiek pernafasan (hisap lendir, rangsang nyeri)
selama 30-60 detik. Bila gagal lakukan pernafasan kodok
(Frog breathing) 1-2 menit yaitu : kepala bayi ektensi
maksimal beri Oz 1-2 1/mnt melalui kateter dalam
hidung, buka tutup mulut dan hidung serta gerakkan
dagu ke atas-bawah secara teratur 20x/menit
3. Penghisapan cairan lambung untuk mencegah regurgitasi
b. Perdarahan tali pusat
1. Definisi
Perdarahan yang terjadi pada tali pusat bila timbul sebagai
akibat dari trauma pengikatan tali pusat yang kurang baik atau
kegagalan proses pembentukan thrombus normal. Selain itu,
perdarahan tali pusat juga sebagai petunjuk adanya penyakit
pada bayi.
2. Etiologi
Perdarahan tali pusat dapat terjadi karena robekan umbilikus,
robekan pembuluh darah, serta plasenta previa, dan abrupsio
plasenta.
1) Robekan umbilikus normal, yang biasanya terjadi
karena:
a. Partus presipitatus
b. Adanya trauma dan lilitan tali pusat
27

c. Umbilikus pendek, sehingga menyebabkan


terjadinya tarikan yang berlebihan pada saat
persalinan
d. Kelainan penolong persalinan yang dapat
menyebabkan tersayatnya dinding umbilikus dan
plasenta sewaktu SC
2) Robekan umbilikus abnormal, biasanya terjadi karena:
a. Adanya hematoma pada umbilikus yang kemudian
hematoma tersebut pecah, namun perdarahan yang
terjadi masuk kembali ke dalam plasenta hal ini
sangat berbahaya karena dapat menimbulkan
kematian pada bayi
b. Varises juga dapat menyebabkan perdarahan ketika
varises tersebut pecah
c. Aneurisma pembulih darah pada umbilikus, yaitu
terjadi pelebaran pembuluh darah setempat saja
karena salah dalam proses perkembangan atau
terjadi kemunduran dinding pembuluh darah. Pada
aneurisma, pembuluh darah rapuh dan mudah pecah
3) Robekan pembuluh darah abnormal
Pada kasus robekan pembuluh darah umbilikus tanpa
adanya trauma, hendaknya dipikirkan kemungkinan
danya kelainan anatomi pembuluh darah seperti berikut
ini.
a. Pembuluh darah abdomen yang mudah pecah
karena dindingnya tipis dan tidak ada perlindungan
jelly Wharton
b. Insersi velamentosa tali pusat, yaitu pecahnya
pembuluh darah pada percabangan tali pusat sampai
ke membran tempat masuknya plasenta. Umbilikus
28

dengan kelainan insersi ini sering terdapat pada


kehamilan ganda.
c. Plasenta multiloburalis, perdarahan terjadi pada
pembuluh darah yang menghubungkan masing-
masing lobus dengan jaringan plasenta karena
bagian tersebut sangat rapuh dan mudah pecah.
d. Perdarahan akibat plasenta previa dan abrupsio
plasenta
Perdarahan akibat plasenta previa dan abrupsio plasenta
dapat membahayakan bayi. Plasenta previa cenderung
menyebabkan anemia, sedangkan pada kasus abrupsio
plasenta lebih sering mengakibatkan kematian itrauterin
karena dapat terjadi anoreksi. Lakukan pengamatan pada
plasenta dengan teliti untuk menentukan adanya perdarahan
pada bayi baru lahir dan lakukan pemeriksaan hemoglobin
secara berkala pada bayi baru lahir dengan kelainan
plasenta atau dengan SC.
3. Penatalaksanaan
1. Penanganan disesuaikan dengan penyebab perdarahan tali
pusat yang terjadi
1. Untuk penanganan awal, harus dilakukan tindakan
pencegahan infeksi pada tali pusat
2. Segera lakukan informed consent dan informed choice pada
keluarga pasien untuk dilakukan rujukan.
29

2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Manajement SOAP
2.2.1 Definisi
Asuhan segera bayi baru lahir normal adalah asuhan yang diberikan
bayi selama jam pertama setelah kelahiran berlangsung.
Metode 4 langkah pendokumentasian yang disebut SOAP ini
dijadikan proses pemikiran penatalaksanaan kebidanan dipakai untuk
mendokumentasikan hasil pemeriksaan klien dalam rekaman medis
sebagai catatan perkembangan kemajuan yaitu :

2.2.2 Pengkajian
Tahap awal dari proses kebidanan & merupakan proses sistematis dalam
pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi &
mengidentifikasi status kesehatan pasien.

2.2.3 S (Data Suyektif)


Catatan ini berhubungan dengan masalah sudut pandang pasien. Mimik
pasien mengenai keluhan dan kekhawatirannya dicatat sebagai kutipan
langsung atau ringkasan yang berhubungan dengan diagnosa. (Sondakh,
2013).
1. Biodata
Menurut (Sondakh, 2013) biodata meliputi :
a. Biodata Bayi
Nama : Untuk mengetahui nama pasien
Usia : Untuk mengetahui usia pasien
Jenis Kelamin : Untuk mengetahui jenis kelamin pasien
Anak ke : Untuk mengetahui anak kebereapa pasien
Suku/Bangsa : Untuk mengetahui suku/bangsa pasien
Tanggal Lahir : Untuk mengetahui kapan pasien lahir
Jam : Untuk mengetahui jam berapa pasien lahir
Alamat : Untuk mengetahui alamat pasien
30

b. Biodata Orangtua Bayi

Nama Ibu Nama Suami


Umur Umur
Agama Agama
Suku / Bangsa Suku / Bangsa
Pendidikan Pendidikan
Pekerjaan Pekerjaan
Penghasilan Penghasilan
Alamat Alamat

2. Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan pasien pada saat dilakukan pengkajian, pada
kasus bayi baru lahir normal keluhan utama ditemukan adannya tanda-
tanda bayi baru lahir normal :
a.. Berat badan 2.500-4.000 gram
b. Kondisi bayi saat lahir : mengangis kuat, tidak ada kelainan.
c. Bayi lahir pada usia kehamilan aterm yaitu 37-40 minggu

3. Riwayat Prenatal
Mencatat usia ibu, periode menstruasi terakhir, dan perkiraan
waktu kelahiran. Jumlah kunjungan prenatal dicatat bersama setiap
masalah prenatal yang ada. Semua hasil laboratorium dan pengujian
prenatal termasuk laporan ultrasonografi, harus ditinjau. Ada banyak
kondisi medis ibu, kondisi prenatal, dan kondisi intrapartum yang
secara signifikan dapat memengaruhi kesehatan dan kesejateraan bayi
baru lahir. Adanya gangguan dan penyulit pada kehamilan, persalinan
dan nifas ibu sebelumnya perlu dikaji karena dimungkinkan berdampak
atau berpotensi terjadi kembali pada kehamilan yang sekarang.
Anak keberapa, riwayat kehamilan yang mempengaruhi BBL
adalah kehamilan yang tidak disertai komplikasi seperti diabetes
mellitus, hepatitis, jantung, asma, hipertensi, TBC, frekuensi antenatal
31

care, dimana keluhan-keluhan selama hamil, HPHT, dan kebiasaan-


kebiasaan ibu selama hamil.

4. Riwayat Natal
Bayi lahir pada usia kehamilan berapa bulan, persalinan spontan/sc,
ditolong siapa, mengangis kuat atau tidak, jenis kelamin laki-laki atau
perempuan, bbl normal atau tidak.

5. Riwayat Postnatal
Kondisi bayi baik, bayi sudah IMD, pemberian injeksi vit K, imunisasi
HB0.

6. Riwayat Nutrisi
Bayi usia 0 hari diberikan asi atau susu formula setiap berapa jam
sekali, jumlah kebutuhan nutrisi berapa ml setiap jam, jumlah
kebutuhan nutrisi berapa ml setiap hari.

7. Pola Kebiasaan Sehari-hari


a. Pola nutrisi
Bayi mendapatkan asi atau susu formula diberikan 2 jam sekali
secara adekuat.
b. Pola eliminasi
Proses pengeluaran defekasi dan urin tejadi 24 jam pertama
setelah lahir, konsistensinya agak lembek, berwarna hitam
kehijauan. Selain itu, diperiksa juga urin yang normalnya
berwarna kuning.

2.2.3 O (Data Obyektif)


Untuk melengkapi data dalam menegakkan diagnosa, bidan harus
melakukan pengkajian objektif melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi,
auskultasi, perkusi. (Deslidel,dkk,2011)
32

1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV :
HR : normalnya 100-160x/mnt
RR : normalnya 40-60x/mnt
S : normalnya 36,5°C - 37,5°C
2. Antopometri
BB sekarang : normalnya 2.500 – 4.000 gram
PB sekarang : normalnya 48-52 cm
LIKA : normalnya 33-35 cm
SOB : normalnya 32 cm
FO : normalnya 34 cm
MO : normalnya 35 cm
L1DA : normalnya 30-38 cm
LILA : normalnya 9,5 cm

3. Reflek
a. Refleks moro
Refleks memeluk, terjadi jika menepuk tangan, bayi akan kaget yang
ditandai dengan pergerakan tangan secara spontan.
b. Refleks rooting
Refleks menoleh dengan menyentuh pipi bayi maka, bayi akan
menoleh kesumber rangsangan.
c. Refleks graphs/planter
Refleks tangan menggenggam, dilakukan dengan merangsang tangan
bayi dengan jari kita, maka bayi akan menggenggam jari tangan kita.
d. Refleks sucking
Refleks menghisap, terlihat pada saat bayi menyusu ibunya.

4. Pemeriksaan Fisik
33

a. Inspeksi
Kepala : Ada atau tidak caput succedeneum, ada atau tidak
cepal hematum, simetris atau tidak
Muka : Pucat atau tidak, bersih atau kotor, bentuk muka
bulat atau lonjong
Mata : Simetris atau tidak, selaput lendir mata pucat atau
tidak, ada atau tidak secret
Hidung : Bersih atau tidak, ada atau tidak sekret,
Mulut : Bersih atau tidak, bibir pucat atau tidak, gusi bersih
atau tidak, lidah kotor atau tidak, tenggorokkan
bersih atau tidak, tonsil membesar atau tidak.
Telinga : Simetris atau tidak, bersih atau tidak, ada atau tidak
serumen.
Leher : Bersih atau tidak, ada atau tidak lesi.
Axilla : Bersih atau tidak, pembesaran kelenjar limfe ada
atau tidak.
Dada : Ada atau tidak tarikan intercosta, ada atau tidak
benjolan, puting susu simetris atau tidak.
Abdomen : Bersih atau tidak, ada atau tidak tanda infeksi pada
tali pusat.
Punggung : Simetris atau tidak, bersih atau tidak, ada atau tidak
lesi, ada atau tidak benjolan, ada atau tidak
spina bifida.
Genetalia : a. Genitalia laki-laki ( Saluran kencing lancar / tidak,
testis lengkap /tidak, testis sudah turun ke skrotum
/ belum, femosis ada / tidak )
b. Genetalia wanita (kebersihan, vagina bersih/tidak,
labia minor /mayor sudah menutup / belum,
klistoris, uretra, vagina lengkap /tidak)
Anus : ada atau tidak lubang anus, ada atau tidak
pengeluaran mekoneum.
34

Eks. Atas : Simetris atau tidak, ada atau tidak gangguan


pergerakan, ada atau tidak kelainan jumlah jari
Eks. Bawah : Simetris atau tidak, ada atau tidak gangguan
pergerakan, ada atau tidak kelainan jumlah jari.
Integumen : Tampak tipis atau tidak, lemak pada kulit kurang
atau tidak.
b. Palpasi
Kepala : ada atau tidak oedema, ada atau tidak benjolan
Mata : ada atau tidak odema palpebra.
Hidung : ada atau tidak oedema.
Telinga : ada atau tidak oedema, ada atau tidak keiainan
tulang telinga.
Leher : ada atau tidak pembesaran kelenjar tyroid dan
pembengkakan vena jugularis.
Axilla : ada atau tidak pembesaran kelenjar limfe.
Dada : ada atau tidak oedema, puting susu menonjol atau
tidak
Abdomen : ada atau tidak hepatomegali.
Punggung : ada atau tidak oedema.
Genetalia : (laki-laki) ada atau tidak skrotum, (wanita) ada atau
tidak labia mayora
Eks.Atas : ada oedema atau tidak
Eks.Bawah : Akral dingin atau tidak, ada atau tidak oedema.

c. Auskultasi
Dada : ada atau tidak wheezing, ada atau tidak ronchi.

d. Perkusi
Abdomen : ada atau tidak meteorismus.
35

2.2.4. A (Assesment atau Analisa Data)


Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny... Umur 0 Hari Di BPM....

2.2.5. P (Penatalaksanaan)
Memberikan asuhan aman dan bersih segera setelah bayi baru lahir
merupakan bagian esensial dari asuhan pada bayi baru lahir (Buku Saku
Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial, 2013). Penatalaksanaan bayi baru
lahir antara lain :
1. Mengobservasi Tanda-tanda Vital
2. Mengobservasi keadaan umum bayi
3. Menjaga kehangatan bayi, bayi terjaga kehangatannya dengan suhu
pada incubator 38˚C
4. Melakukan perawatan tali pusat setelah plasenta lahir
5. Melakukan pencegahan infeksi dengan cara cuci tangan setiap kali
sebelum dan sesudah berinteraksi dengan bayi
6. Memberikan nutrisi (ASI) secara adekuat setiap 2 jam sekali atau
setiap kali bayi menginginkanya.
7. Mencegah infeksi mata dengan menggunakan salep mata
8. Memberikan injeksi VitK 1 jam setelah bayi lahir
9. Memberikan imunisasi HB0 1 jam setelah pemberian VitK
7

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, (2019). Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Timur. : Dinkes Prov.Jatim.Kab.Mojokerto.
Deslidel, dkk. (2011). Asuhan Neonatus, Bayi & Balita. Jakarta : EGC.
Hidayat, A.A. Alimul dan Wildan. (2010). Moh Dokumentasi Kebidanan.
Jakarta : Salemba Medika.
Indrayani, dan Moudy Emma Unaria Djami. (2013). Asuhan Persalinan dan bayi
baru lahir. Jakarta : CV. Trans Info Media.
Kemenkes RI. (2013). Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial.
Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Marmi, dan K. Rahardjo. (2015). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak
Prasekolah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Ilmu Kebidanan. Jakarta :
Rineka Cipta.
Sondakh, Jenny J.S. (2013). Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta : Erlangga.
Tando, N.M. (2016). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita.
Jakarta: EGC.

36
37

Lampiran 1
LEMBAR KONSULTASI

NAMA : RIZKA NUR FITRIANI


NIM : 02.19.007
JUDUL : ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY... UMUR 0
HARI DI BPM....
PEMBIMBING 1 : Titiek Idayanti, SST., M.Kes
No. Hari/Tanggal Revisi Tanda Tangan
1. Jum’at / 15-10-2021 Judul

2. Sabtu / 16-10-2021 Acc Judul


3. Selasa / 19-10-2021 1. Bab 1 Latar Belakang
Kalimat “Adapun sampai
akhir pada paragraf 1
dihapus”
2. Bab 2 Teori
1. Belum ada kebutuhan
nutrisi BBL
2. Belum ada dampak /
resiko / komplikasi pada
BBL
4. Senin / 25-10-2021 a. Bab 1
1. Latar belakang paragraf 3
arti BBLR
Bab 2
1. Point asuahan bbl
pemenuhan kebutuhan
nutrisi (kurang)
2. Managemen asuhan
kebidanan
5. Jum’at / 29-10-2021 Cover :
38

1. Nomor halaman dengan


posisi berbeda dalam satu
lembar

Bab 1 :
1. Justifikasi cuman pakai 1
tahun dengan urutan dunia,
indonesia, jawatimur,
mojokerto.
2. Tempat dan pengambilan
studi kasus ditambahkan kata
Rencana, karena belum
praktik.
3. Pemenuhan nutrisi dibuat
tabel
4. Manajemen asuhan
kebidanan diperbaiki lagi
6. Selasa / 02-11-2021 1. Manajemen kebidanan

7. Rabu / 03-11-2021 1. Pola nutrisi Susu formula


bukan Mpasi
2. Frekuensi dan pola makan
dihapus
3. Penatalaksanaa Nilai
APGAR dihapus
4. Ditambahkan imunisasi HB0
8. Kamis / 04-11-2021 ACC Proposal
9.
10.

LEMBAR KONSULTASI
39

NAMA : RIZKA NUR FITRIANI


NIM : 02.19.007
JUDUL : ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY.... UMUR 0
HARI DI BPM....
PEMBIMBING 2 : Kiftiyah, SST., M.Kes
No. Hari/Tanggal Revisi Tanda Tangan
1. Jum’at / 15-10-2021 Judul

2. Sabtu / 16-10-2021 Acc Judul


3. Senin / 25-10-2021 a. Bab 1
1. Judul masih “Proposal”,
tidak usah pakai dengan
bbl langsung tempat
2. Spasi judul disesuaikan
dengan cover depan
3. Introduction, justifikasi
diurutkan di dunia,
indonesia, jawa timur,
mojokerto
4. Rumusan masalah, tujuan
umum dan khusus sesuai
dengan judul
4. Sabtu / 30-10-2021 1. Judul bayi Ny.T diganti (...)
karena belum tahu namanya.
2. Justifikasi yang dimojokerto
cari tahun 2019.
3. Tata cara penulisan
5. Rabu / 03-10-2021 1. Nama bpm dikosongin dulu
2. Riwayat kehamilan dihapus,
diganti riwayat antenatal,
natal, dan postnatal
3. Penulisan daftar pustaka dan
40

sumber lihat dibuku panduan


6. Kamis / 04-11-2021 1. Riwayat prenatal seperti
teori isinya, bukan seperti
riwayat kehamilan.
2. Daftar pustaka diurutkan
sesuai abjad
3. Penatalaksanaan disesuaikan
dengan sumber tunjauan
teori penatalaksanaan bbl,
disertakan sumbernya.
7. Jum’at / 05-11-2021 ACC Proposal
8.
9.
10.

Anda mungkin juga menyukai