Tugas Akhir
Diajukan Sebagai Salah Satu
Syarat Memperoleh Gelar Bd
Disusun oleh :
RAPIKA DURI
2019001198
Hari :
Tanggal :
Pembimbing
Menyetujui, Mengetahui,
Ketua Program Studi STIKes Mitra Husada Medan
Pendidikan profesi Bidan Ketua,
Program Profesi
Febriana Sari, SST, M.Keb Dr. Siti Nurmawan Sinaga, SKM., M.Kes
HALAMAN PENGESAHAN
i
Diterima dan disetujui oleh TimPenguji LaporanTugas Akhir
Prodi Pendidikan ProfesiBidan ProgramProfesi
STIKes Mitra Husada Medan, pada :
Hari :
Tanggal :
Penguji I ...............................................
NIDN : ....................
Penguji II ...............................................
NIDN : ....................
Menyetujui, Mengetahui,
Ketua Program Studi STIKes Mitra Husada Medan
Pendidikan profesi Bidan Ketua,
Program Profesi
Febriana Sari, SST., M.Keb Dr. Siti Nurmawan Sinaga, SKM., M.Kes
ii
Nama : Rapika Duri
Tempat/Tanggal Lahir : Pernantin, 27 September 1978
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Anak : Ke-3
Alamat : Jln. Bunga Terompet Perumahan Cipta Pesona
Alamat Email : rapikabangun@gmail.com
No HP : 0852 7513 4081
Riwayat Pendidikan
1. SD : Tahun 1988
2. SMP : Tahun 1994
3. SPK : Tahun 1997
4. Program Pendidikan Bidan : Tahun 1998
5. D-III Kebidanan : Tahun 2004
6. Sarjana Kebidanan : Tahun 2020
PERNYATAAN
iii
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Laporan Tugas Akhir saya ini, adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik baik di STIKes Mitra Husada Medan maupun di
perguruan tinggi lain.
2. Laporan Tugas Akhir ini adalah murni gagasan, rumusan, dan Studi kasus saya
sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan pembimbing dan masukan tim
penelaah/tim penguji.
3. Dalam Laporan Tugas Akhir ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah
ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang
dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dengan pernyataan ini maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang
berlaku diperguruan tinggi ini.
Medan, .............................
Yang membuat pernyataan,
Rapika Duri
2019001198
KATA PENGANTAR
iv
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang tak
mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatam ini
Husada Medan.
3. Febriana Sari, SST, M.Keb., selaku Kaprodi Pendidikan Profesi Bidan STIKes
v
6. Teman-teman Profesi Bidan Program Profesi Angkatan ke- III STIKes Mitra
selanjutnya.
Medan, .........................
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
vii
3.4. Defenisi Operasional ..................................................................................................... 129
BAB 5 KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR BAGAN
x
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lembar Partograf
2. Dokumentasi
xi
BAB I
PENDAHULUAN
secara global yang terjadi pada Tahun 2015 adalah 216 per 100.000 Kelahiran
Hidup (KH). Hal ini menunjukkan sekitar 830 wanita yang meninggal setiap
Development Goals) sudah menargetkan pada tahun 2030 AKI menurun menjadi
70 per 100.000 KH. Sedangkan tingkat kematian bayi usia di bawah lima tahun
sebesar 42,5 per 1000 KH dan sebagian dari kematian tersebut adalah bayi baru
lahir dengan Angka Kematian Bayi (AKB) 19 per 1000 kelahiran hidup.
Diperkirakan 5,9 juta bayi usia di bawah 5 tahun meninggal pada tahun 2015.
disepakati oleh lebih dari 190 negara berisikan 17 tujuan dan 169 sasaran
kehidupan yang sehat bagi semua orang di segala usia. Pilar pertama dan kedua
dalam tujuan ketiga SDGs yaitu mengurangi AKI dibawah 70 per 100.000
kelahiran hidup dan menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) setidaknya hingga
1
Laporan dari profil kab/kota AKI yang dilaporkan di Sumatera Utara
tahun 2010 yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
dengan FKM USU menyebutkan bahwa AKI di Sumatera Utara sebesar 268 per
100.000 KH. AKI pada tahun 2014 sebesar 75 per 100.000 KH. Berdasarkan
laporan profil kesehatan tahun 2014, jumlah AKB adalah sebanyak 1.236 bayi
tahun 2014 adalah 4,4 per 100.000 KH (Profil Kesehatan Sumatera Utara, 2014).
negara lain adalah perdarahan, infeksi dan eklampsia. Perdarahan dan infeksi
AKI yaitu faktor pendidikan, sosial, ekonomi, dan budaya. Demikian juga dengan
ibu – ibu yang termasuk dalam lima terlalu yakni : 1) Terlalu muda, 2) Terlalu
tua, 3) Terlalu banyak, 4) Terlalu sering, (5) Serta terlalu dekat jaraknya, ini
Faktor akibat terlalu dekat jarak kehamilan menjadi salah satu resiko
tinggi kehamilan yang dapat menyebabkan AKI. Jika dilihat menurut jarak
maternal lebih banyak. Jarak Kehamilan yang terlalu dekat menyebabkan ibu
mempunyai waktu singkat untuk memulihkan kondisi rahimnya agar bisa kembali
2
ke kondisi sebelumnya dan cadangan zat besi ibu hamil belum pulih, akhirnya
Upaya penurunan AKI dan AKB dapat dicegah dengan bantuan tenaga
perawatan nifas yang baik. Ibu hamil wajib melakukan kunjungan antenatal
care, persalinan, dan perawatan nifas. Hal ini juga sangat penting untuk
bayi baru lahir yang sakit, serta pengelolaan infeksi dan promosi perawatan bayi
dibawah 5 tahun yaitu diperlukan upaya yang lebih besar untuk meningkatkan
pneumonia dan diare, serta pencegahan dan pengobatan penyakit tidak menular
obstetri dan bayi baru lahir minimal di 150 rumah sakit (Pelayanan Obstetri dan
3
sistem rujukan yang efisien dan efektif antar Puskesmas dan Rumah Sakit.
Upaya percepatan penurunan AKI dapat dilakukan dengan menjamin agar setiap
terdiridari: (1) Pelayanan kesehatan ibu hamil, (2) Pelayanan imunisasi Tetanus
Toksoid wanita usia subur dan ibu hamil, (3) Pelayanan kesehatan
Salah satu usaha yang dilakukan untuk menurunkan AKI dan AKB dengan
mulai prakonsepsi, awal kehamilan, selama trimester I, II, dan III, bersalin dan
nifas (Fitria,2014).
ibu selama proses kehamilan, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan Keluarga
Berencana (KB) yang dilakukan oleh Bidan dan tenaga kesehatan yang berperan
komplikasi yang dapat mengancam jiwa ibu dapat segera ditangani oleh tenaga
Kematian Ibu dan Bayi. Selain itu, Asuhan continuity care sangat penting bagi
4
kondisi mereka setiap saat dapat dipantau dengan baik. Mereka juga menjadi
lebih percaya dan terbuka karena sudah mengenal si pemberi asuhan (Wahyuni,
2015).
secara menyeluruh dari mulai hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, neonatus
sampai pelayanan kontrasepsi untuk mengetahui hal apa saja yang terjadi pada
wanita semenjak hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, neonatus, dan pelayanan
segera, melakukan perencanaan dan tindakan sesuai dengan kebutuhan ibu, dan
2008).
Kebidanan Pada Masa Hamil, Bersalin, Nifas, BBL, Dan KB Pada Ny, R
Dengan Faktor Resiko Jarak Kehamilan < 2 Tahun Di Klinik Pratama Kita
Tahun 2021.
5
persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatus sampai dengan pelayanan kontrasepsi
1.3.Tujuan
dengan Faktor Resiko jarak kehamilan < 2 tahun, sejak masa kehamilan, bersalin,
bayi baru lahir, nifas, neonatal serta pemilihan alat kontrasepsi sesuai dengan
mampu:
1. Melakukan pengkajian pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB.
disusunpada ibu hamil sampai bersalin, masa nifas, neonatus dan KB.
6
7. MengevaluasiAsuhan kebidanan yang telah dilakukan pada ibu hamil,
1.4.Manfaat
Klien dapat mengetahui dan mendapatkan asuhan kebidanan mulai dari masa
kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, masa nifas, neonatus sampai pelayanan
kebidanan mulai kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatus, hingga
pelayanan kontrasepsi.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Manajemen Varney
a. Pengertian
1. Keluhanklien
2. Riwayat kesehatanklien
8
5. Meninjau data laboratoriumpada langkah ini, dikumpulkan semua informasi
yng akurat dari sumber yang berkaitan semua sumber yang berkaitan dengan
kondisis klien. pada langkah ini, bidan mengumpulkan data dasar awal secara
lengkap.
semua data dasar yang telah dikumpulkan sehingga ditemukan diagnose atau
atau masalah terssebut tidak terjadi. selain iu bidan harus bersiap siap apabila
potensial :
kehamilanbesar.
9
tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk dikonsultasikan atau ditangani
bersama dengan anggota tim kesehatan lain sesuai kondisi klien. ada
dilakukan oleh bidan, sementara kondisi yang lain masih bisa menunggu
tidak hanya meliputi hal yang yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau
dari setiap masalah yang berkaitan. tetapi dilihat juga yang akan diperkirakan
terjadi selanjutnya apakan dibutuhkan konseling dan apakah perlu untuk merujuk
klien setiap asuhan yang direncanakan harus disetujui oleh kedu belah pihak
Langkah VI :pelaksanaan
rencana asuhan yang sudah dibuat pada langkah ke V secara aman dan efisien
kegiatan ini bisa dilakukan oleh bidan atau anggota tim kesehatan yang lain.
mengarahkan pelaksanaannya.dalamsituasiinibidanharusberkolaborasidengantim
kesehatan atau dokter. Dengan demikian, bidan harus bertanggung jawab atas
tersebut.
10
Langkah VII : evaluasi
b. Mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif untuk
2. Dokumentasikebidanan
suatu pola pikir. proses pencatatan dan pendokumentasian ini disebut dengan
3. Tujuan Asuhankebidanan
b. Tanggung jawablegal
11
e. Informasi atau pembiayaanasuransi
g. Perlindungan hakpasien
c. Dokumentasisoap
4. Dokumentasi SOAP ( subyektif, obyektif , assessment , planning )
suatuasuhan.
b. Metode ini merupakan inti sari dari proses penatalaksanaan kebidanan guna
c. SOAP merupakan urutan langkah yang dapat membantu kita mengatur pola
5. SOAP
Subyektif
kekhawatiran dankeluhannya
Obyektif
Assessment
12
subyektif dan obyektif.
b. Diagnosis ataumasalah
c. Diagnosis / masalahpotensial
Planning
c. LandasanHukum
diberikan oleh bidan yang telahterdaftar (teregister) yang dapat dilakukan secara
telah disahkan oleh badan yang ditugasi untuk itu menjadi sumber hukum yang
13
kepada masyarkat .halini sesuai dengan standar kompetensi bidanke 1 yang
ilmu – ilmu social, kesehatan masyarakat danetik yang membentuk dasar dari
asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya, untuk wanita, bayi baru lahir
dan keluarganya.
persalinan dan kelahiran “bidan memberikan asuhan yang bermu tinggi tanggap
14
mengoptimalkan kesehatan wanita, dan bayinya baru lahir .
memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu tinggi dan
memasuki masa nifas selama kuranglebih 6 minggu. bidan pun harus melakukan
asuhan yang bermutu tinggi komprehensif pada bayi baru lahir sehat sampai
dengan 1 bulan”. Selain memberikan asuhan pada ibunya pada bayinya pun
tertera dalam Kepmenkes no. 900 th 2002 pasal Bab IV pasal 14.
1. Pelayanan kebidanan.
2. PelayananKB
3. Pelayanan kesehatan
hukum.
15
2.2. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
1. Kehamilan
a. Pengertian Kehamilan
sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan
terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan
hasil konsepsi sampai aterm (Sholic hah, Nanik, 2017: 79-80). Manuaba (2010)
kedua ini, alat-alat tubuh telah dibentuktetapi belum sempurna. Bila hasil konsepsi
abortus.
16
3) Kehamilan triwulan ketiga (usia kehamilan 28 – 40minggu)Triwulan ketiga
Kebutuhan fisik ibu hamil yaitu : Oksigen, Nutrisi, Kalori, Protein, Kalsium,
Zat Besi, Asam Folat, Air, Personal Hygine, Pakaian, Eliminasi, Seksual.
a) Dukungan keluarga
untuk berkonsultasi.
c. Tenaga kesehatan mampu mengenali keadaan yang ada disekitar ibu hamil.
mempererat hubungan antara ayah anak dan suami istri. Dukungan yang diperoleh
oleh ibu hamil akan membuatnya lebih tenang dan nyaman dalam kehamilannya.
17
Kehamilan dan peran sebagai orang tua dapat dianggap sebagai masa
kelahiran dan peran baru, serta ketidak pastian yang terjadi sampai peran yang
kabur, Nyeri perut hebat, Bengkak di wajah dan jari-jari tangan, Keluar cairan
1) Pengertian
kesehatan umum ibu. Mencegah secara dini penyakit yang menyertai kehamilan,
18
3) Asuhan Antenatal standar 14T (Kemenkes, 2016) :
Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelu hamil dihitung dari
TM I sampai TM III yang berkisar anatar 9-13,9 kg dan kenaikan berat badan
setiap minggu yang tergolong normal adalah 0,4 - 0,5 kg tiap minggu mulai TM
II. Pengukuran tinggi badan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi faktor resiko
Tekanan darah yang normal 110/80 - 140/90 mmHg, bila melebihi 140/90
bandingkan dengan hasil anamnesis hari pertama haid terakhir (HPHT) dan kapan
gerakan janin mulai dirasakan. TFU yang normal harus sama dengan UK dalam
zat besi pada ibu hamil (Fe) adalah mencegah defisiensi zat besi pada ibu hamil,
bukan menaikan kadar hemoglobin. Ibu hamil dianjurkan meminum tablet zat
besi yang berisi 60 mg/hari dan 500 µg (FeSO4 325 mg). Kebutuhannya
meningkat secara signifikan pada trimester II karena absorpsi usus yang tinggi.
19
e) Pemberian Imunisasi TT (T5)
Imunisasi Tetanus Toxoid harus segera di berikan pada saat seorang wanita
hamil melakukan kunjungan yang pertama dan dilakukan pada minggu ke-4.
f) Pemeriksaan Hb (T6)
minggu ke 28. bila kadar Hb < 11 gr% Bumil dinyatakan Anemia, maka harus
diberi suplemen 60 mg Fe dan 0,5 mg As. Folat hingga Hb menjadi 11 gr% atau
lebih.
dilakukan pada saat ibu hamil datang pertama kali dan diambil spesimen darah
vena kurang lebih 2 cc. Apabila hasil test positif maka dilakukan pengobatan dan
rujukan.
Untuk ibu hamil dengan riwayat Diabetes Melitus, bila hasil positif maka
Perawatan payudara untuk ibu hamil, dilakukan 2 kali sehari sebelum mandi
20
k) Senam Hamil (T11)
Senam hamil membuat otot ibu hamil rileks dan tenang, rasa rileks dan tenang
itu bisa mempengaruhi kondisi psikis ibu hamil. Rasa gugup dan nerves saat akan
mengalami masa persalinan bisa menimbulkan kerugian bagi ibu hamil itu sendiri.
Saat seseorang gugup, ibu hamil akan mengalami penurunan Hb. Hb sangat
penting untuk ibu hamil yang akan melahirkan, sebab saat melahirkan ibu hamil
Diberikan kepada ibu hamil pendatang dari daerah malaria juga kepada
bumil dengan gejala malaria yakni panas tinggi disertai mengigil dan hasil apusan
Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan. Memberikan saran yang tepat
kehamilan.
a) Anamnesis
21
Metode kalender adalah metode yang sering kali digunakan oleh tenaga
Neagle yaitu dihitung dari tanggal pertama haid terakhir ditambah 7 (tujuh), bulan
ditambah 9 (sembilan) atau dikurang 3 (tiga), tahun ditambah 1 (satu) atau 0 (nol)
(Kusmiyati, 2009).
minggu, fundus uteri belum dapat diraba dari luar. Normalnya tinggi fundus uteri
pada usia kehamilan 12 minggu adalah 1-2 jari di atas simphysis (Varney, 2010).
Tabel 2.1
Tinggi Fundus Uteri Menurut Mc-Donald
Usia Kehamilan Tinggi Fundus
Dalam CM Menggunakan
Petunjuk-petunjuk Badan
12 Minggu - Teraba diatas simpisis pubis
16 Minggu - Di tengah, antara pubis dan
Umbilikus
20 Minggu 20 Cm (±2 cm) Pada Umbilikus
22-27 Minggu Usia Kehamilan -
dalam minggu = (±2
cm)
28 Minggu 28 Minggu (±2 cm) Ditengah, antara umbilikus
dan prosesus simfoideus
29-35 Minggu Usia Kehamilan -
dalam minggu = (±2
cm)
36 Minggu 36 cm (±2 cm) Pada prosesus simfoideus
40 Minggu 38 cm (±2 cm) 3 jari dibawah prosesus
simfoideus melebar
Sumber : (Manuaba, 2009)
22
Tabel 2.2
Umur Kehamilan Berdasarkan Tinggi Fundus Uteri
Tabel 2.3
Tafsiran Berat Janin Sesuai Usia Kehamilan
23
c) Pemeriksaan Umum, meliputi:
(1)Tanda-tanda vital
(b) Denyut nadi ibu dalam keadaan normal 60-100 kali per menit.
(d) Tekanan darah normal 90/60 mmHg sampai 140/90 mmHg (Depkes RI,
2009).
(a) Mengetahui adanya resiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada wanita
usia subur.
Menepis wanita yang mempunyai risiko melahirkan berat bayi lahir rendah.
Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5 kg-16,5 kg. Berdasarkan Indeks
Massa Tubuh (IMT) berat badan ibu masih dalam batas normal dengan kalkulasi
sebagai berikut:
24
Tabel 2.4
Peningkatan berat badan selama kehamilan
Diukur pada saat pertama kali datang. Ibu hamil yang tinggi badannya kurang
dari 145 cm terutama pada kehamilan pertama, tergolong risiko tinggi yaitu
(1) Inspeksi
25
(i) Leher untuk melihat apakah ada pembesaran kelenjar tiroid.
(j) Payudara
(k) Abdomen
(l) Vulva Apakah ada odema, pengeluaran cairan dan apakah nyeri.
(2) Palpasi
(a) Leopold I
- Konsistensi uterus.
(b) Leopold II
26
- Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk pintu atas panggul (PAP) atau
(d) Leopold IV
- Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh sudah masuk
PAP.
(3) Auskultasi
janin lebih dekat dengan dinding perut ibu. DJJ normal 120-160 kali permenit
(Manuaba, 2010).
(4) Perkusi
- Reflek patella
- Cek ginjal
e) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
(1) Hb
Hb normal ibu hamil adalah 11 gr%, apabila kurang berarti ibu menderita
dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan, yaitu trimester I dan III (Saifuddin,
2010).
27
(2) Pemeriksaan Glukosa Darah
otomatis. Kadar gula darah sewaktu (GDS) yang normal yaitu ≤ 200 mg/dl
(Waspadji, 2009).
1) Pengertian
ibu hamil yang mempunyai faktor resiko dan komplikasi kebidanan. Deteksi dini
kehamilan adalah upaya dini yang dilakukan untuk mengatasi kejadian resiko
tinggi pada ibu hamil. Usia untuk hamil dan melahirkan adalah 20 sampai 35
tahun, lebih atau kurang dari usia tersebut adalah berisiko (Depkes RI, 2010)
Kehamilan resiko tinggi adalah suatu keadaan dimana kehamilan itu dapat
berpengaruh buruk terhadap keadaan ibu atau sebaliknya, penyakit ibu dapat
Ibu hamil yang mempunyai resiko perlu mendapat pengawasan yang lebih
intensif dan perlu dibawa ketempat pelayanan kesehatan sehingga resikonya dapat
Faktor resiko pada ibu hamil adalah sebagai berikut (Depkes RI,
2010):
28
b) Jumlah anak sebelumnya > 4.
kehamilan.
Sedang atau pernah menderita penyakit kronis antara lain: tuberkulosis, kelainan
dempet, monster.
Skrining yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yaitu skrining faktor resiko
29
(1) Skor 2: Kehamilan Risiko Rendah (KRR)
Untuk umur dan paritas pada semua ibu hamil sebagai skor awal
Untuk bekas operasi sesar, letak sungsang, letak lintang, perdarahan antepartum dan
pre-eklamsia berat
b) Jumlah skor :
(1)
J uskor 2 : KRR
Jumlah
(2) skor 6-10 : KRT
(3)
J s skor >12 : KRST
I II III IV
Triwula
n
K Masalah / Faktor Resiko SKO III.1 III
EL NO R I II
.2
F. .
R Skor Awal Ibu Hamil
2 2 2 2 2
I 1 Terlalu muda hamil I ≤16 Tahun 4
2 Terlalu tua hamil I ≥35 Tahun 4
Terlalu lambat hamil I kawin ≥4 Tahun 4
3 Terlalu lama hamil lagi ≥10 Tahun 4
4 Terlalu cepat hamil lagi ≤ 2 Tahun 4
5 Terlalu banyak anak, 4 atau lebih 4
6 Terlalu tua umur ≥ 35 Tahun 4
7 Terlalu pendek ≥145 cm 4
8 Pernah gagal kehamilan 4
Pernah melahirkan dengan
4
a.terikan tang/vakum
9
b. uri dirogoh 4
c. diberi infus/transfuse 4
10 Pernah operasi sesar 8
30
II Penyakit pada ibu hamil
4
Kurang Darah b. Malaria,
11 TBC Paru d. Payah Jantung 4
Kencing Manis (Diabetes) 4
Penyakit Menular Seksual 4
Bengkak pada muka / tungkai
12 4
dan tekanan darah tinggi.
13 Hamil kembar 4
14 Hydramnion 4
15 Bayi mati dalam kandungan 4
16 Kehamilan lebih bulan 4
17 Letak sungsang 8
18 Letak Lintang 8
III 19 Perdarahan dalam kehamilan ini 8
20 Preeklampsia/kejang-kejang 8
JUMLAH SKOR
a. Definisi Persalinan
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar
dari rahim ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia
cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai dengan penyulit (APN, 2008).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari
yang cukup bulan disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput ketuban janin
Perubahan Fisiologis
31
Tekanan darah, Poliuria Motilitas
suhu tubuh, lambung
nadi, dan menurun
Pernapasan
Bagan 2.1
Perubahan Fisiologis Persalinan
1) Kala I
menjadi tegang, cemas atau perasaan aneh terhadap tubuh. Sebagian besar
untuk merasa nyaman dalam posisi apa pun dalam waktu lama (Varney,
2008).
2) Kala II
Pada fase peralihan dari kala I ke kala II ditandai dengan sensasi yang kuat dan
(Varney, 2008).
3) Kala III
32
Sesudah bayi lahir, akan ada masa tenang yang singkat kemudian rahim
Atau sebaliknya, perhatian ibu tercurah seluruhnya pada bayi sehingga hampir
4) Kala IV
Pada tahap ini ibu akan merasakan bahagia, lega, atau bahkan euforida dengan
bayi dan rasa terima kasih kepada orang-orang yang telah membantu.
kenyataan bahwa dia tidak lagi dalam persalinan, keadaan tidak hamil dan
d. Tahapan Persalinan
(frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap (10 cm). Tanda-
tanda persalinan yaitu terjadi his persalinan memancar dari pinggang ke perut
bagian bawah, adanya pengeluaran lendir bercampur darah. Selain itu tanda
Proses membukanya servik sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase, yaitu:
diameter 3 cm.
33
b) Fase aktif, dibagi dalam 3 fase yaitu:
cm menjadi 4 cm.
menjadi 9 cm.
lengkap.
2) Kala II
Persalinan kala dua dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm)
dan berakhir dengan lahirnya bayi. Menurut Manuaba (2008), gejala dan
tanda kala dua persalinan yaitu ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan
Tanda pasti kala dua ditentukan melalui periksa dalam (informasi obyektif)
yang hasilnya adalah pembukaan serviks telah lengkap atau terlihatnya bagian
Bila dasar panggul sudah berelaksasi, kepala janin tidak masuk lagi diluar
his dan dengan his dan kekuatan mengedan maksimal kepala janin dilahirkan
dengan suboksiput di bawah simpisis dan dahi, muka dan dagu melewati
perineum. Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi mengeluarkan badan dan
34
anggota bayi. Pada primigravida kala dua berlangsung rata-rata 1,5 jam dan
3) Kala III
Persalinan kala tiga dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Setelah bayi lahir, uterus teraba keras
dengan fundus uterus agak diatas pusat. Beberapa menit kemudian uterus
plasenta lepas dalam 6-15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau
Normal (2008) :
Perubahan bentuk dan tinggi fundus, setelah bayi lahir uterus berkontraksi
pear atau alpukat atau fundus berada diatas pusat (sering kali mengarah ke sisi
kanan).
4) Kala IV
35
mulai dari lahirnya plasenta dan lamanya 2 jam. Dalam kala itu diamati,
persalinan adalah pelvis minor. Yang terdiri dari susuna tulang yang
kokoh dihubungkan oleh persendian dan jaringan ikat yang kuat. Jalan
lahir adalah pelvis minor atau panggul kecil. Panggul kecil ini terdiri dari
pintu atas panggul, bidang terluas panggul, bidang sempit panggul dan
36
4) Psikis ibu dalam persalinan akan sangat mempengaruhi
(Manuaba, 2008).
5) Penolong : dalam persalinan, ibu tidak mengerti apa yang dinamakan dorongan
ingin mengejan asli atau yang palsu. Untuk itu bidan dapat membantunya
mengenali tanda dan gejala persalinan sangat dibutuhkan. Tenaga ibu akan
menjadi sia-sia jika saat untuk mengejan yang ibu lakukan tidak tepat (Manuaba,
2008).
37
f. Asuhan Bidan Pada Persalinan
Table 2.6
Asuhan Kebidanan Pada Persalinan
38
3. Konsep Dasar Teori Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja
adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badannya
Paru berfungsi
normal
Bagan 2.2
Perubahan Fisiologis Bayi Baru Lahir
39
c. Periode Perkembangan Bayi Baru Lahir
1) Periode Transisi
Tabel 2.7
Sistem Penilaian APGAR
Nilai
Skor 0 1 2
Badan merah muda, Seluruh tubuh
Appearance Biru pucat
ekstremitas biru merah muda
Color(warna
Tidak ada <100x/menit >100x/menit
kulit)
Pulse (heart
Menangis
rate) atau
Tidak ada Merintih dengan kuat,
frekuensi
batuk/bersi
jantung
Grimace
(reaksi
terhadap Ekstremitas dalam
Lumpuh Gerakan aktif
rangsangan fleksi sedikit
acitivity(tonus
otot)
Respiration
Tidak ada Lemah,tidak teratur Menangis Kuat
(usaha nafas)
40
Tabel 2.8
Tanda-tanda Transisi Normal
Pengkajian Nilai Normal
Tonus Sebagian fleksi
Refleks Utuh
menghisap
Perilaku Terjaga dan tidur bergantian
Bising usus Ada setelah 30 menit kelahiran
180 x/menit selama beberapa menit pertama
Nadi kehidupan 120-160 x/menit, bervariasi ketika tidur
atau menangis (100-180 x/menit)
40-60 x/menit, namun dapat mencapai 80 x/menit,
pernafasan diafragma disertai gerakan dinding
Pernafasan
abdomen dan dapat terjadi pernapasan cuping
hidung sementara
Aksila : 36,5 – 37,5 °C
Suhu
Kulit : 36 – 36,5 °C
Lebih dari 45 mg%
Dextrosix
Hemtokrit kurang dari 65 – 70 %
Sumber : (Cunningham, 2014)
Periode reaktivitas pertama dimulai pada saat bayi lahir dan berlangsung
selama 30 menit. Warna bayi baru lahir memperlihatkan sianosis sementara atau
akrosianosis. Pernafasan cepat, berada ditepi teratas rentang normal, dan terdapat
rales atau ronchi. Rales seharusnya hilang dalam 20 menit. Adanya mucus
Selama periode reaktivitas pertama setelah bayi lahir, mata bayi baru lahir
41
3) Periode tidur yang berespons
Tidur pertama ini dikenal sebagai fase tidur. Frekuensi jantung bayi baru lahir
menurun pada periode ini hingga kurang dari 140 x/menit. Murmur dapat
(Stright, 2014).
Selama periode reaktivitas kedua (tahap ketiga transisi), dari usia sekitar 2
sampai 6 jam atau dimulai waktu bayi bangun, ditandai dengan respons berlebihan
terhadap stimulus, perubahan warna kulit dari merah muda menjadi agak sianosis,
frekuensi jantung bayi labil (cepat), frekuensi nafas harus tetap berada dibawah 60
x/menit dan seharusnya tidak ada lagu dan rales atau ronchi.
pembentukan vitamin K oleh saluran cerna. Titik mucus bercampur empedu selalu
merupakan tanda penyakit pada bayi baru lahir dan pemberian makan harus di
(zat asam atau udara segar), setelah bayi lahir, kebutuhan dipenuhi oleh
menangis dan terlihat warna kulit bayi membiru/pucat segera bebaskan jalan
42
2) Gizi, air susu ibu (ASI) adalah makanan yang terbaik untuk menjamin kesehatan
3) Eliminasi, bayi baru lahir harus sudah buang air kecil dalam waktu 24 jam setelag
lahir, selanjutnya buang air kecil 6-8 x/hari. Feses bayi baru lahir berwarna hijau
(meconium), dan bayi baru lahir harus sudah buang air besar dalam 24 jam.
4) Istirahat dan tidur, akan sangat bermanfaat jika bayi diletakkan di tempat tidur
yang hangat, tempat tidur seharusnya diletakkan dekat tempat tidur ibu sehingga
5) Kebersihan (personal hygiene), menjaga kebersihan bayi baru lahir sangat penting
guna menunjang kesehatan diri bayi. Perawatan utuk menjaga kebersihan bayi
adalah sperti memandikan bayi, memakaikan pakaian hangat pada bayi, merawat
perdarahan, kuning (kulit bayi terlihat berwarna kunign, warna kuning ini terjadi
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal yaitu jaga kehangatan bayi,
bersihkan jalan napas (bila perlu), keringkan dan tetap jaga kehangatan, potong
dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun, kira-kira 2 menit setelah lahir,
lakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dengan cara kontak kulit bayi dengan kulit
ibu, beri salep mata antibotika tetrasiklin 1% pada kedua mata, beri suntikan
43
Dini (IMD), beri imunisasi Hepatitis B 0,5 ml intramuskluar, di paha kanan
RI, 2008).
a. Definisi
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berlangsung selama
kira-kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan akan pulih dalam
Terjadi kontraksi uterus yang meningkat setelah bayi keluar. Ukuran uterus
setelah 2 minggu masuk panggul, setelah 4 minggu kembali pada ukuran sebelum
Tabel 2.9
Involusi Uterus Mengenai tinggi fundus uterus
Involusi Tinggi Fundus uterus Berat Uterus
Bayi Lahir Setinggi Pusat 1000 gram
Uri Lahir Dua jari bawah pusat 750 gram
Satu Minggu Pertengahan pusat 500 gram
sympisis
Dua Minggu Tak teraba diatas 350 gram
sympisis
Enam Minggu Bertambah kecil 50 gram
Delapan Minggu Sebesar normal 30 gram
Sumber : (Suherni, 2009)
Segera setelah persalinan bekas implantasi plasenta berupa luka kasar dan
menonjol kedalam cavum uteri. Penonjolan tersebut diameternya kira-kira 7,5 cm.
44
Disamping itu, dari cavum uteri keluar cairan sekret disebut lochea. (Walyani,
2015).
Lochea rubra berwarna merah karena berisi darah segar dan sisa-sisa
b) Lochea Sanguinolenta
Lochea sanguinolenta berwarna merah kuning berisi darah dan lender yang
c) Lochea Serosa
Lochea serosa muncul pada hari ke 7-14 hari dengan berwarna kuning
kecoklatan dengan ciri lebih sedikit darah dan lebih banyak serum, juga terdiri
d) Lochea Alba
putih kekuningan dan lebih banyak mengandung leukosit, selaput lendir serviks
demam, muntah, rasa sakit waktu BAK atau merasa tidak enak badan, payudara
45
yang berubah menjadi merah, panas atau terasa sakit, kehilangan nafsu makan
dalam waktu lama, rasa sakit, merah, lunak, atau pembengkakan pada kaki,
merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan diri sendiri,
pasien keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya untuk berjalan. Ambulasi
dini ini tidak dibenarkan pada pasien dengan penyakit anemia, jantung, paru-paru,
c) Eliminasi
Biasanya dalam 6 jam pertama post partum, pasien sudah dapat buang air
kecil. Semakin lama urine ditahan, maka dapat mengakibatkan infeksi. Segera
komplikasi post partum. Dalam 24 jam pertama, pasien juga sudah harus dapat
buang air besar. Buang air besar tidak akan memperparah luka jalan lahir, maka
dari itu buang air besar tidak boleh ditahan-tahan. Untuk memperlancar buang air
46
besar, anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan tinggi serat dan minum air
putih.
d) Kebersihan Diri
e) Istirahat
Ibu post partum sangat membutuhkan istirahat yang cukup untuk memulihkan
kembali kekeadaan fisik. Kurang istirahat pada ibu post partum akan
(3) Menyebabkan depresi dan ketidaknyamanan untuk merawat bayi dan diri sendiri.
f) Seksual
Secara fisik, aman untuk melakukan hubungan seksual begitu darah merah
berhenti dan ibu dapat memasukan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa
rasa nyeri. Tetapi banyak budaya dan agama yang melarang sampai masa waktu
tertentu misalnya 40 hari atau 6 minggu setelah melahirkan. Namun keputusan itu
melakukan senam nifas sejak awal (ibu yang menjalani persalinan normal)
47
Menurut Depkes RI, 2009 frekuensi kunjungan, waktu kunjungan dan tujuan
Tabel 2.10
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas
Kunjungan Waktu Intervensi
1 ± 6 jam PP 1. Memantau tekanan darah, nadi, suhu, tinggi
fundus uteri, kantung kemih dan pendarahan
Pervaginam
2. Mengajarkan ibu dan keluarganya bagaimana
menilai tonus dan pendarahan uterus dan
bagaimana melakukan pemijatan jika uterus
lembek dengan cara memijat atau memutar perut
selama 15 kali.
3. Menganjurkan ibu untuk segera memberikan ASI
pada bayinya
4. Menjaga kehangatan pada bayi dengan cara
selimuti bayi
5. Menganjurkan ibu untuk memenuhi asupan nutrisi
dan istirahat
6. Menganjurkan ibu untuk personal hygine dan
mobilisasi dini
7. Menganjurkan ibu meminum obat yang telah
diberikan petugas kesehatan seperti Vit.A
2 ± Hari ke 1. Memantau tekanan darah, nadi, suhu, tinggi
3-7 fundus uteri, kantung kemih dan pendarahan
Pervaginam
2. Memantau keadaan ibu suhu tubuh
3. Menganjurkan ibu untuk memenuhi asupan nutrisi
yang cukup dan personal hygine.
4. Menganjurkan ibu agar istirahat cukup untuk
mencegah kelelahan yang berlebihan.
5. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini seperti
senam nifas.
6. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya setiap
2 jam, siang malam dengan lama menyusui 10-15
menit di setiap payudara
7. Menganjurkan ibu untuk menjaga payudara tetap
bersih dan kering. Terutama putting susu.
8. Menganjurkan ibu untuk memakai BH yang
menyongkong payudara
9. Menganjurkan ibu untuk ke petugas kesehatan
apabila terdapat keluhan
48
Kunjungan Waktu Intervensi
3 ± Hari ke 1. Memantau tekanan darah, nadi, suhu, tinggi
14–28 fundus uteri, kantung kemih dan pendarahan
pervaginam
2. Memantau keadaan ibu suhu tubuh
3. Menganjurkan ibu untuk memenuhi asupan nutrisi
yang cukup dan personal hygine.
4. Menganjurkan ibu agar istirahat cukup untuk
mencegah kelelahan yang berlebihan.
5. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini seperti
senam nifas.
6. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya setiap
2 jam, siang malam dengan lama menyusui 10-15
menit di setiap payudara
7. Menganjurkan ibu untuk menjaga payudara tetap
bersih dan kering. Terutama putting susu.
8. Menganjurkan ibu untuk memakai BH yang
menyongkong payudara
9. Menganjurkan ibu untuk ke petugas kesehatan
apabila terdapat keluhan
Definisi Neonatus
(Krisyanasari, 2010).
49
1) Sistem pernapasan
setelah kelahiran, tekanan rongga dada pada saat melalui jalan lahir pervaginam
mengakibatkan cairan paru-paru keluar dari trakea sehingga cairan yang hilang
3) Saluran pencernaan
neonatal relative lebih berat dan lebih panjang dibandingkan dengan orang
biasanya dalam dua puluh empat jam pertama berupa mekonium (zat berwarna
oleh tinja transisional pada hari ketiga dan keempat yang berwarna coklat
kehijauan.
sudag terdapat pada neonatal kecuali amylase pancreas, aktifitas lipase telah
50
4) Hepar
Enzim hati belum aktif benar pada waktu bayi baru lahir, daya
detosifikasi hati pada neonates juga belum sempurna. Enazim hepar belum aktif
enzim G6PD.
Tubuh neonatal mengandung relative lebih banyak air dan kadar natrium
relative lebih besar dari pada kalium. Pada neonatal fungsi ginjal belum
b) Tidak seimbang antara luas permukaan glomerulus dan volume tubulus proksimal.
c) Aliran darah ginjal (renal blood flow) pada neonatak relative kurang
6) Metabolisme
Luas permukaan tubuh neonates relative lebih luas dari tubuh orang dewasa,
sehingga metabolisme basal per kilogram berat badan akan lebih besar. Oleh
mendapat susu, sekitar hari keenam suhu tubuh neonatal berkisar antara 36,5-37
°C. Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan pada aksila atau pada rectal. Empat
51
kemungkinan energy diperoleh dari lemak dan karbohidrat yang masing-masing
60-40 %.
7) Suhu Tubuh
Table 2.11
Kunjungan Neonatus
KN1 1. Jaga kesehatan tubuh bayi
2. Observasi tanda – tanda vital
3. Lakukan pemeriksaan fisik pada neonates
4. Lakukan perawatan tali pusat
5. Evaluasi kemampuan menyusui bayi
KN2 1. Lakukan pemeriksaan tanda- tanda bahaya
2. Pastikan bayi mendapat ASI yang cukup
3. Lakukan konseling terhadap ibu dan keluarga untuk
memberikan ASI eksklusif
KN3 1. Memastikan apakah bayi mendapatkan ASI yang cukup
2. Memberitahu ibu agar bayi harus mendapatkan imunisasi
Sumber : (Kristiyanasari, 2010)
6. Pelayanan Kontrasepsi
a. Definisi kontrasepsi
52
b. Macam – macam Jenis Kontrasepsi
Table 2.12
Kontrasepsi Non Hormonal
Jenis Kontrase Definisi Keuntungan Keterbatasan
psi
Kontr Metode Metode KB tradisional Efektif bila Tergantung pada
asepsi Senggam dimana pria mengeluarkan dilakukan kesediaan pasangan
Non a alat kelaminnya dari dengan benar Tidak dapat dipakai
Horm Terputus vagina sebelum mencapai Tidak ada efek pada suami dengan
onal ejakulasi samping riwayat ejakulasi dini
Metode Metode KB dengan cara Tidak ada efek Dibutuhkan pelatihan
Lendir menghindari senggama samping untuk membantu ibu
Serviks pada masa subur sistemik menggenali masa
Murah / tanpa suburnya
biaya
Kondom Merupakan sarung karet Tidak Efektivitas tidak
pria yang dipasang pada penis mengganggu terlalu tinggi
saat hubungan seksual produksi ASI Agak megganggu
Mencengah hubungan seksual
penularan IMS
Metode Merupakan kontrasepsi Efektivitas Hanya efektif sampai
amenore yang mengandalkan tinggi Tidak 6 bulan
a Laktasi pemberian ASI perlu obat atau
(MAL) alat dan tanpa
biaya
Alat Merupakan kontrasepsi Metode jangka Perubahan siklus haid
Kontrase non hormonal jangka panjang lebih lama dan
psi dalam panjang yang disisipkan di Tidak banyak
rahim dalam rahim dan terbuat mempengaruhi Penyakit radang
(AKDR) dari bahan semacam kualitas dan panggul dapat terjadi
plastic / tembaga volume ASI pada perempuan IMS
yang memakai
AKDR
Sumber : (Handayani, 2010)
53
Table 2.13
Kontrasepsi Hormonal
Jenis Kontraseps Definisi Keuntungan Keterbatasan
i
Konta Pil KB Alat kontrasepsi oral Siklus haid Mahal dan
sepsi Kombinasi yang menggandung 2 menjadi teratur Membosankan
Horm hormon yaitu Mudah karena diminum
onal estrogen dan dihentikan setiap hari
progesteron setiap saat Pusing, nyeri
payudara, mual,
berat badan naik
Pil KB Alat kontrasepsi oral Tidak Harus diminum
Progestin ( yang menggandung mempengaruhi setiap hari pada
Mini Pil) Hormone ASI waktu yang sama
progesterone Kesuburan cepat Resiko kehamilan
kembali Ektopik
KB Suntik Alat kontrasepsi yang Mengurangi Ketergantungan
1 bulan disuntikkan dan jumlah terhadap pelayanan
menggandung perdarahan & Kesehatan
hormon estrogen dan nyeri haid Terlambatnnya
progesteron Mencegah Pemulihan
kehamilan Kesuburan
ektopik
KB Suntik Alat kontrasepsi yang Tidak Siklus haid
3 bulan disuntikkan dan berpengaruh memendek atau
mengandung terhadap ASI memanjang,
hormone progesteron Pencegahan perdarahan banyak
kehamilan atau tidak sama
jangka panjang Sekali
Terlambatnnya
Pemulihan
Kesuburan
Implant Alat kontrasepsi Pengembalian Membutuhkan
bawah kulit tingkat tindak pembedahan
menggandung kesuburan cepat minor untuk insersi
levonorgestrel berisi Tidak dan pencabutan
hormone mengganggu Perubahan pola
progesterone produksi ASI haid bercak
Spooting
Sumber : (Handayani, 2010)
54
7. Jarak Kehamilan < 2 tahun
a. Pengertian
Jarak kehamilan adalah suatu pertimbangan untuk menentukan kehamilan
yang pertama dengan kehamilan berikutnya. (Depkes RI, 2009).
b. Resiko jarak kehamilan yang terlalu dekat
Jarak kehamilan yang terlalu dekat menyebabkan ibu mempunyai waktu
singkat untuk memulihkan kondisi rahimnya agar bisa kembali ke kondisi
sebelumnya. Pada ibu hamil dengan jarak yang terlalu dekat beresiko terjadi
kematian maternal karena seorang ibu setelah melahirkan memerlukan 2 atau 3
tahun untuk dapat memulihkan kondisi tubuhnya dan mempersiapkan diri untuk
persalinan yang berikutnya (Maryunani, 2013).
Pengetahuan jarak kehamilan yang baik minimal 2 tahun menjadi penting untuk
diperhatikan sehingga badan ibu siap untuk menerima janin kembali tanpa harus
menghadapi (masa setelah melahirkan) yang rata-rata berdurasi 40 hari.,
Hubungan intim sudah mungkin dilakukan. Secara fisiologis,kondisi alat
reproduksi wanita sudah pulih. Semuanya kembali pada kesiapan fisik dan
psikis,terutama dan pihak wanita. Tiga bulan setelah melahirkan, wanita sudah
bisa hamil lagi. Wanita yang melahirkan dengan jarak yang sangat berdekatan
(dibawah 2 tahun) akan mengalami peningkatan resiko perdarahan persalinan ,
Plasenta previa, anemia, ketuban pecah dini, endometriosis masa nifas, dan
kematian saat melahirkan (Maryunani, 2013).
Jarak kelahiran yang berdekatan juga dapat memicu pengabaian pada anak
pertama secara fisik maupun psikis, yang dapat menimbulkan rasa cemburu akibat
ketidak siapan berbagi kasih sayang dan orang tuanya. Selain itu, pelepasan sel
telur (Ovulasi) sering mendahului peristiwa haid pertama kali (menarche) pada
remaja yang masuk masa puber. Hal ini dapat menyebabkan kehamilan pada gadis
remaja yang telah masuk kedalam aktifitas seksual (Affandi, 2015).
Angka kehamilan dalam setahun pada wanita subur dengan aktifitas seksual
normal berkisar 90 %. Jadi perencanaan kehamilan sangat diperlukan untuk ibu
dan juga anak. Jangan sampai si anak merasa dan diperlukan seperti anak yang
tidak dikehendaki kehadirannya (Affandi, 2015).
55
c. Peran Bidan dalam memberi asuhan dengan jarak kehamilan < 2 tahun
(Manuaba, 2012).
1) Memberikan KIE tentang Resiko jarak kehamilan yang terlalu dekat.
2) Memberi KIE tentang dampak jarak kehamilan yang terlalu dekat terhadap
anak
Jarak kehamilan atau kelahiran yang berdekatan juga dapat memicu pengabaian
pada anak pertama secara fisik maupun psikis, yang dapat menimbulkan rasa
cemburu akibat ketidak siapan berbagi kasih sayang dari orang tuanya (Affandi,
2015).
8. Keputihan
1) Definisi
Keputihan atau yang disebut juga dengan istilah white discharge atau vaginal
discharge, atau leukore tau flour albus. Keputihan yang terjadi pada wanita dapat
bersifat normal dan abnormal. Keputihan normal terjadi sesuai dengan proses
menstruasi. Gejala keputihan yang normal adalah tidak berbau, jernih, tidak gatal,
dan tidak perih. Keputihan abnormal terjadi akibat infeksi dari berbagai
mikroorganisme, antara lain bakteri, jamur dan parasit. Keputihan yang tidak
normal ditandai dengan jumlah yang keluar banyak, berwarna putih seperti susu
basi, kuning atau kehijauan, gatal, perih dan disertai bau amis atau busuk. Warna
pengeluaran dari vagina akan berbeda sesuai dengan penyebab dari keputihan
(Marhaeni, 2016).
2) Jenis Keputihan
Keputihan dapat dibedakan menjadi dua jenis keputihanyaitu:
keputihan normal (fisiologis) dan keputihan abnormal.
1) Keputihan Normal
Keputihan normal dapat terjadi pada masa menjelang menstruasi, pada sekitar fase
sekresi antara hari ke 10-16 menstruasi. Keputihan yang fisiologis terjadi akibat
56
menyebabkan endometrium menjadi sembab. Kelenjar endometrium menjadi
Hormon estrogen dan progesteron juga menyebabkan lendir servik menjadi lebih
encer sehingga timbul keputihan selama proses ovulasi. Pada servik estrogen
menyebabkan mukus menipis dan basa sehingga dapat meningkatkan hidup serta
dan pada saat ovulasi menjadi elastis. Keputihan fisiologis terdiri atas cairan yang
yang jarang. Ciri-ciri dari keputihan fisiologis adalah cairan berwarna bening,
kadang-kadang putih kental, tidak berbau, dan tanpa disertai dengan keluhan,
seperti rasa gatal, nyeri, dan terbakar serta jumlahnya sedikit. Faktor-faktor yang
a) Bayi yang baru lahir kira-kira 10 hari, keputihan ini disebabkan oleh
pengaruh hormon estrogen dari ibunya.
b) Masa sekitar menarche atau pertama kalinya haid datang, keadaan ini
ditunjang oleh hormon estrogen.
c) Masa di sekitar ovulasi karena poduksi kelenjar rahim dan pengaruh dari
hormon estrogen serta progesterone.
Seorang wanita yang terangsang secara seksual. Rangsangan seksual ini berkaitan
dengan kesiapan vagina untuk menerima penetrasi senggama, vagina
mengeluarkan cairan yang digunakan sebagai pelumas dalam senggama.
d.) Kehamilan yang mengakibatkan meningkatnya suplai darah ke vagina dan
mulut rahim, serta penebalan dan melunaknya selaput lendir vagina.
e) Akseptor kontrasepsi pil yang mengandung hormon estrogen dan
progesterone yang dapat meningkatkan lender servik menjadi lebih encer.
f) Pengeluaran lendir yang bertambah pada wanita yang sedang
57
menderita penyakit kronik.
2) Keputihan Abnormal
Keputihan abnormal dapat terjadi pada semua infeksi alat kelamin (infeksi bibir
kemaluan, liang senggama, mulut rahim, jaringan penyangga, dan pada infeksi
karena penyakit menular seksual). Ciri-ciri keputihan patologik adalah terdapat
banyak leukosit, jumlahnya banyak, timbul terus menerus, warnanya berubah
(biasanya kuning,hijau, abu-abu, dan menyerupai susu), disertai dengan keluhan
(gatal,panas, dan nyeri) serta berbau (apek, amis, dan busuk). Faktor-faktor yang
memicu keputihan abnormal adalah:
Kelelahan fisik merupakan kondisi yang dialami oleh seseorang akibat
meningkatnya pengeluaran energi karena terlalu memaksakan tubuh untuk bekerja
berlebihan dan menguras fisik. Meningkatnya pengeluaran energi menekan
sekresi hormon estrogen. Menurunnya sekresi hormon estrogen menyebabkan
penurunan kadar glikogen. Glikogen digunakan olehLactobacillus doderlein
untuk metabolisme. Sisa darimetabolisme ini adalah asam laktat yang digunakan
untuk menjaga keasaman vagina. Jika asam laktat yang dihasilkan sedikit, bakteri,
jamur, dan parasit mudah berkembang.
58
Kegiatan kebersihan diri yang dapat memicu keputihan adalah penggunaan
pakaian dalam yang ketat dan berbahan nilon, cara membersihkan alat kelamin
(cebok) yang tidak benar, penggunaan sabun vaginadan pewangi vagina,
penggunaan pembalut kecil yang terus menerus di luar siklus menstruasi
3) Dampak keputihan
Keputihan fisiologis dan patologis mempunyai dampak pada wanita. Keputihan
fisiologis menyebabkan rasa tidak nyaman pada wanita sehingga dapat
mempengaruhi rasa percaya dirinya. Keputihan patologis yang berlangung terus
menerus akan menganggu fungsi organ reproduksi wanita khususnya pada bagian
saluran indung telur yang dapat menyebabkan infertilitas. Pada ibu hamil dapat
menyebabkan keguguran, Kematian Janin dalam Kandungan (KJDK), kelainan
kongenital, lahir premature (Marhaeni, 2016).
4) Cara mencegah keputihan
a) Menjaga kebersihan alat kelamin
Vagina secara anatomis berada di antara uretra dan anus. Alat kelamin yang
dibersihkan dari belakang ke depan dapat meningkatkan resiko masuknya bakteri
ke dalam vagina. Masuknya kuman ke dalam vagina menyebabkan infeksi
sehingga dapat menyebabkan keputihan. Cara cebok yang benar adalahdari depan
ke belakang sehingga kuman yang berada di anus tidak dapat masuk ke dalam
vagina.
b) Menjaga kebersihan pakaian dalam
Pakaian dalam yang tidak disetrika dapat menjadi alat perpindahan kuman dari
udara ke dalam alat kelamin. Bakteri, jamur dan parasit dapat mati dengan
pemanasan sehingga menyetrika pakaian dalam dapat menghindarkan infeksi
kuman melalui pakaian dalam.
c) Tidak bertukar handuk
Handuk merupakan media penyebaran bakteri, jamur, dan parasit. Handuk yang
telah terkontaminasi bakteri, jamur, dan parasit apabila digunakan bisa
menyebabkan kuman tersebut menginfeksi pengguna handuk tersebut sehingga
gunakan handuk untuk satu orang.
d) Menghindari celana ketat
59
Celana ketat dapat menyebabkan alat kelamin menjadi hangat dan lembab. Alat
kelamin yang lembab dapat meningkatkan kolonisasi dari bakteri, jamur, dan
parasit. Peningkatan kolonisasi dari kuman tersebut dapat meningkatkan infeksi
yang bisa memicu keputihan, maka hindari memakai celana ketat terlalu lama.
e) Menghindari cuci vagina menggunakan pewangi
Produk cuci vagina dapat membunuh flora normal dalam vagina. Ekosistem
dalam vagina terganggu karena produk pencuci vagina bersifat basa sehingga
menyebabkan kuman dapat berkembang dengan baik. Produk cuci vagina yang
digunakanharus sesuai dengan pH normal vagina, yaitu 3,8-4,2 dan sesuai dengan
petunjuk dokter.
f) Mencuci tangan sebelum mencuci alat kelamin
Tangan dapat menjadi perantara dari kuman penyebab infeksi. Mencuci
tangan sebelum menyentuh alat kelamin dapat menghindarkan perpindahan
kuman yang menyebabkan infeksi.
g) Sering menganti pembalut
Mengganti pembalut minimal 3-4 kali sehari dapat menghindari kelembaban.
h) Mengelola stress
Stres dapat meningkatkan hormone adrenalin yang menyebabkan
penyempitan pembuluh darah. Pembuluh darah yang sempit menyebabkan aliran
estrogen ke vagina terhambat sehingga dengan menghindari stres dapat
mengurangi keputihan (Agustiyani dan Suryani, 2011).
9. Nyeri Pinggang Bawah Pada Ibu Hamil
a. Definisi
Nyeri adalah Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan
akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Nyeri pinggang bawah
selama kehamilan dapat timbul sebagai akibat ketidak seimbangan antara kerja otot
postural dan otot fasis yang terdapat pada daerah lumbalis, sehingga dapat
menyebabkan otot lumbalis cenderung memendek disertai hyperlordosis dari lumbal
sedangotot abdomen cenderung lentur dan perubahan sikap tubuh dari
bertambahnya umur kehamilan karena berat berpindah kedepan akibat janin
dalam, kandungan semakin membesar dan juga di imbangi dengan adanya
60
lordosis yang berlebihan pada lumbal. Pertambahan uterus mengarah kedepan
menyebabkan ibu akan berusaha membagi berat dengan menarik bahu
kebelakang. Sikap demikian akan menambah lordosis lumbal dengan akibat
tekanan pada otot menimbulkan rasa nyeri di daerah pinggang bagian bawah
(Sullivan, 2010).
b. Gejala
Biasanya gejala – gejala nyeri pinggang yang timbul selama kehamilan
adalah nyeri yang sifatnya mulai dari pinggang, paha sampai kaki. Pembesaran
uterus menimbulkan sakit pinggang bagian bawah. Hal ini karena rahim menekan
dua saraf sciatic yang berada di punggung bagian bawah hingga kaki, tekanan ini
menyebabkan sciatica. Ibu hamil akan merasa kesemutan atau gatal disekitar
pantat, pinggul atau paha. Ketika bayi mengubah posisi mendekati waktu
kehamilan, nyeri pinggul semakin berkurang (Suilivan, 2010).
Lordosis atau tulang pinggang melengkung biasanya terjadi pada masa
kehamilan karena adanya pergeseran pada pusat keseimbangan badan yang
bergerak maju searah dengan tulang belakang dan karena beban rahim diatas
daerah pelvis menyebabkan pelvis bergeser kedepan sehingga pinggang menjadi
semakin melengkung akibatnya bahu sering melurut kedepan untuk
mengimbanginya. Keadaan ini dapat menyebabkan sakit pinggang dan kejang otot
(Mirnawati, 2016).
Menurut Mirnawati 2016 Gejala yang tampak pada nyeri pinggang bawah secara
umum adalah nyeri yang terasa di daerah pinggang seperti rasa terbakar, teriris
atau tertusuk. Nyeri tersebut hilang timbul dan dapat disertai dengan adanya
kesemutan dan kelemahan ditungkai dua kaki. Nyeri pinggang bawah akibat
faktor mekanikal ditandai dengan gejala sebagai berikut :
1) Nyeri terjadi secara intermitten / terputus – putus.
2) Sifat nyeri tajam dan mendadak, dipengaruhi oleh sikap atau gerakan yang bisa
meringankan atau memberatkan keluhan.
61
3) Nyeri hilang setelah istirahat dalam waktu yang cukup dan nyeri muncul
setelah beraktifitas.
c. Etiologi
Penyebab nyeri pinggang pada ibu hamil dapat disebabkan oleh berbagai factor
seperti perubahan postur tubuh, perubahan hormon, perubahan mekanisme tubuh
dan kelelahan otot. Nyeri pinggang bawah biasanya disebabkan oleh percabangan
ligament tulang belakang yang berlebihan dan nyeri pinggang bawah jauh lebih
sering terjadi pada wanita dari pada pria (Mirnawati, 2016).
Pada ibu hamil timbul keluhan nyeri pada pinggang bawah akibat pengaruh
hormon yang menimbulkan gangguan pada substansi dasar bagian penyangga dan
jaringan penghubung sehingga mengakibatkan menurunnya elastisitas dan
fleksibilitas otot. Selain itu, disebabkan karena aktivitas fisik yang berlebihan,
seperti; mengangkat benda berat, membungkuk, posisi tubuh yang tidak tepat saat
beraktivitas, seperti;
naik tangga, duduk dan berdiri dari tempat duduk (seperti masuk dan keluar dari
mobil, bak mandi, tempat tidur), memutarkan badan terlalu keras,
membungkukkan badan ke depan, berlari, dan berjalan dengan kecepatan yang
berlebihan. Gangguan nyeri pinggang akan terasa lebih parah jika sebelum hamil
si ibu telah merasakan kondisi ini. Ada 2 titik lokasi yang diserang oleh rasa
nyeri, yaitu:
1) Pinggang bagian bawah/lumbal. Biasanya rasa nyeri dirasakan pada bagian atas
pinggang di garis tengah tulang belakang. Nyeri ini bisa atau tanpa penjalaran ke
tungkai atau kaki. Biasanya nyeri ini timbul bila ibu hamil bekerja dengan posisi
duduk atau berdiri terlalu lama atau melakukan pekerjaan mengangkat barang
secara berulang. Otot-otot di sepanjang punggung akan terasa tegang.
2) Panggul bagian belakang. Nyeri pada bagian ini lebih sering dirasakan oleh ibu
hamil dibandingkan nyeri pada pinggang bagian bawah. Rasa nyeri dirasakan
sampai garis pinggang di atas tulang ekor dan cenderung meluas hingga ke
bokong dan belakang paha. Nyeri pada bagian ini kadang juga disertai dengan
nyeri tulang kemaluan.
62
d. Patofisiologi Nyeri Pinggang Bawah Pada Ibu Hamil
Pada kehamilan timbul rasa nyeri pinggang bawah akibat pengaruh hormone yang
menimbulkan gangguan pada substansi dasar bagian penyangga dan jaringan
penghubung sehingga mengakibatkan menurunnya elastisitas dan fleksibilitas
otot. Selain itu juga disebabkan oleh faktor mekanika yang mempengaruhi
kelengkungan tulangbelakang oleh perubahan sikap statis dan penambahan beban
pada saat ibu hamil (Mirnawati, 2016).
Pada kehamilan, akan terjadi perubahan pelvis menjadi sedikit berputar kedepan
karena pengaruh hormonal dan kelemahan ligament. Pada keadaan hiperekstensi
tulang belakang terjadi pergesekan antara kedua facet dan menjadikan tumpuan
berat badan, sehingga permukaan sendi tertekan, keadaan ini akan menimbulkan
rasa nyeri. Kadang – kadang dapat mengiritasi saraf ischiadicus dan apabila
terjadi penyempitan pada bantalan tulang belakang, nyeri akan bertambah hebat.
Keadaan ini akan menimbulkan ketidak seimbangan antara otot perut dan otot
punggung. Sendi yang akan membentuk tulang belakang dan panggul sebagian
merupakan sendi sindesmosis. Sendi sakroiliak berbentuk huruf L, permukaan
sendinya tidak simestris, tidak rata dan posisinya hampir dalam bidang sagital
serta permukaan tulang sacrum lebih cekung. Gerakan yang terjadi adalah rotasi
dalam jarak gerak terbatas yang dikenal dengan nama nutasi dan konter nutasi.
Pelvis menerima beban dari tulang belakang dengan distribusi gaya merupakan
ring tertutup. Pada kehamilan gerak sendi ini dapat meningkat karena pengaruh
hormonal. Panggul dan sakrum yang bergerak kedepan menyebabkan posisi sendi
sakroiliaka juga berubah, dikombinasi dengan adanya laxity akan menyebabkan
keluhan-keluhan pada sendi yang lain (Mirnawati, 2016).
e. Cara Mengatasi Nyeri Pinggang Saat Hamil
Untuk mengurangi nyeri pinggang kepada para ibu yang sedang mengandung,
maka dilakukan beberapa cara :
1) Selalu membiasakan diri sejak kehamilan muda untuk berpostur dan bersikap
sehat, yaitu sebelum rahim setinggi pusat, biasakan bersikap tegak jangan
bungkuk, bahu ditarik ke belakang dan bawah serta hindari alas kaki bertumit
tinggi.
63
2) Pilihlah posisi yang nyaman saat duduk atau sedang berdiri, bila sedang duduk
angkat sedikit kaki dan jangan menyilangkan kaki. Cobalah untuk selalu
mengubah posisi.
3) Hindari mengangkat beban berat, bila sedang mengangkat sesuatu cobalah untuk
berdiri perlahan menggunakan penyangga lutut.
4) Cobalah menggunakan bahan penghangat untuk mengurangi nyeri belakang
(pinggang), seperti handuk atau kain yang sudah direndam air hangat, pijat atau
urut pinggang dengan minyak penghangat.
5) Selalu menjaga kebugaran tubuh dengan aktivitas olahraga teratur, seperti
misalnya berenang sangat dianjurkan dalam hal ini. Selain itu, Untuk mengatasi
nyeri pinggang ibu hamil, perlu dilakukan beberapa technik latihan, sebagai
berikut :
a) Persiapan latihan
(1) Pakaian pasien sebaiknya menggunakan pakaian latihan.
(2) Posisi pasien diatur sedemikian rupa dengan rileks.
c) Sebelum melakukan latihan perlu dilakukan gerakan-gerakan kecil pemanasan
pada pinggang dan tungkai secara pelan dan lembut.Pelaksanaan latihan ini
dilakukan 5 sampai dengan 7 detik dan diulang 10 kali setiap session latihan.
Namun harus juga diperhatikan kemampuan dan daya tahan pasien apabila pasien
merasa lelah maka haru diistirahatkan.
d) Tujuan latihan ini adalah:
(1)Untuk mengurangi rasa nyeri pada pinggang bawah
(2)Merileksasikan otot-otot belakang pinggang
(3)Memelihara jarak gerak sendi pelvic dan lumbosacral
(4)Memperkuat otot-otot perut dan dasar panggul dalam membantu proses
pendorongan bayi keluar.
e) Cara melakukannya :
(1)Latihan 1
64
Duduklah bersila pada lantai, punggung dilemaskan. Lakukanlah sikap duduk
seperti ini sebanyak mungkin. Posisi ini akan membantu memperkuat otot-otot
paha. Bila merasa lelah setelah duduk seperti ini, rentangkan kedua tungkai
sebentar, lalu goyang-goyangkan dan kembali bersikap bersila.
(2)Latihan 2
Duduklah dilantai dan rapatkan kedua telapak kaki anda satu sama lain, kemudian
tariklah kaki / tumit sedekat mungkin dengan badan anda. Letakkan tangan pada
masing-masing paha dan lakukanlah penekanan secara perlahan-lahan. Akan
terasa otot-otot disebelah dalam paha tertarik.
(3)Latihan 3
Berbaring telentang, kedua lengan berada disisi tubuh. Lakukan pernapasan bersih
dalam-dalam. Kini angkatlah tungkai kanan perlahanlahan rapatkanlah jari-jari
kaki anda, dan bernapas perlahan-lahan lewat hidung. Perhatikan agar kedua lutut
tetap lurus, lalu bengkokkan kaki, turunkan tungkai perlahan-lahan dan bersamaan
gerakan ini hembuskan napas lewat mulut dan bibir. Ulangi latihan ini pada
tuungkai yang kiri. Perhatikan agar gerak pernapasan selaras dengan gerakan
mengangkat dan menurunkan tungkai. Rapatkan jari-jari kaki pada saat tungkai
diangkat dan bengkokkan kaki pada saat diturunkan. Jagalah agar kedua tungkai
selalu dalam sikap lurus.
(4)Latihan 4
Berbaring telentang, rentangkan kedua lengan tegak lurus terhadap badan.
Lakukanlah pernapasan bersih dalam-dalam. Kemudian angkat tungkai kanan,
rapatkan jari-jari kaki dan tarik napas lewat hidung. Lanjutkan prosedur ini
dengan membengkokkan kaki anda dan turunkan tungkai kesebelah kanan
sementara menghembuskan napas keluar lewat mulut. Rentangkan tungkai
sedapat mungkin mendekati lengan yang telentang. Kemudian rapatkan jari-jari
kaki, tarik napas lewat hidung dan angkatlah tungkai, bengkokkan kaki dan
turunkan tungkai kelantai sementaramenghembuskan napas keluar lewat mulut.
Ulangi proses ini pada tungkai kiri. Perhatikan agar bagian panggul yang
berlawanan dengan tungkai yang digerakkan tetap datar dan menempel pada
lantai.
65
(5) Latihan 5
Berbaring telentang dan tekuk kedua lutut sehingga telapak kaki melekat rapat
pada lantai. Rapatkan punggung termasuk kedua belah bahu pada lantai.
Bersamaan dengan itu, tariklah oto-otot perut sebelah bawah dan biarkan pantat
anda sedikit terangkat dari lantai, kemudian lepaskan. Latihan ini harus dilakukan
dengan pernapasan yang teratur, mulailah menarik napas, lalu hembuskan keluar
perlahan-lahan lewat mulut. Sementara menghembuskan napas rapatkanlah
punggung pada lantai, tegangkan oto-otot perut, tarik napas ketika melemaskan
punggung dan perut (Mirnawati, 2016).
f. Faktor – Faktor Lain Yang Mempengaruhi Nyeri Pinggang
1) Umur ibu
Dalam hukum reproduksi sehat diikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan
persalinan adalah 20 - 30 tahun. Umur ibu berpengaruh dalam suatu persalinan dalam
masa reproduksi sehat dianjurkan agar umur seorang ibu melahirkan antara umur 20 -
30 tahun. Jika umur seorang dalam hukum reproduksi sehat diikenal bahwa usia aman
untukkehamilan dan persalinan adalah 20 - 30 tahun. Umur ibu berpengaruh dalam
suatu persalinan dalam masa reproduksi sehatdianjurkan agar umur seorang ibu
melahirkan antara umur 20 - 30 tahun. Jika umur seorang wanita < dari 20 tahun
merupakan resiko tinggi karena alat-alat reproduksiwanita < dari 20 tahun
merupakan resiko tinggi karena alat-alat reproduksi belum siap untuk menerima
hasil konsepsi sehingga keluhan-keluhan kemungkinan lebih besar terjadi, jika
umur wanita > dari 30 tahun juga beresiko karena alat reproduksi mulai
mengalami kemunduran (Mirnawati, 2016).
2) Paritas
Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami oleh seorangibu selama
hidupnya. Status paritas yang tinggi dan jumlah anak yang lebih dari 3 orang
dapat mempengaruhi status kesehatan ibu. Hal ini diterangkan bahwa setiap
kehamilan yang disertai persalinan akan menyebabkan kelainan pada uterus,
dalam hal ini terjadi kerusakan pada pembuluh darah dinding uterus yang
mempengaruhi sirkulasi nutrisi kejanin (Mirnawati, 2016).
66
3) Interval atau jarak kehamilan
Mengatur jarak kehamilan membantu melindungi kesehatan anak seorang bayi
lahir setelah 2 tahun dari kehamilan pertama, cenderung lebih bertahan dari
seorang bayi yang dikandung lebih dini. Lamanya seorang ibu membutuhkan
waktu 2-4 tahun jarak kehamilan agar dapat pulih secara fisiologis dari suatu
kehamilan atau persalinan berikutnya (Pritchard et al, 2010).
11. Sibling rivalry
a.Pengertian sibling rivalry
Sibling rivalry adalah kecemburuan, persaingan dan pertengkaran antara saudara
laki-laki dan saudara perempuan. Hal ini terjadi pada semua orang tua yang
mempunyai dua anak atau lebih (Lusa, 2010).
Dalam kamus besar psikologi sibling rivalry adalah satu kompetisi antar saudara
kandung, adik dan kakak laki-laki, adik dan kakak perempuan, atau adik
perempuan dan kakak laki-laki (Chaplin, 2011).
Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sibling rivalry adalah
persaingan antar saudara kandung yang meliputi kecemburuan, kebencian, hingga
pada pertengkaran.
b. Bentuk Perilaku Sibling Rivalry
Bentuk perilaku sibling rivalry diantaranya mengganggu atau menyakiti
saudaranya, rewel atau banyak maunya, selalu minta diperhatikan agar dapat
mengalihkan perhatian orangtua dari saudaranya, cengeng, mudah marah, dan
meminta segala sesuatu yang sama dengan yang diberikan orangtuannya pada
saudaranya. Menurut Waluyo (2010).
Pada sibling rivalry ada dua macam reaksi. Pertama, bersifat langsung, yang
dimunculkan dalam bentuk perilaku agresif mengarah ke fisik, seperti menggigit,
memukul, mencakar, melukai dan menendang, atau usaha yang dapat diterima
secara sosial untukmengalahkan saingannya. Kedua, reaksi tidak langsung yang
bersifat lebih halus sehingga sukar untuk dikenali, seperti mengompol, pura-pura
sakit, menangis dan menjadi nakal.
67
Menurut Ibung (2008) umumnya seorang anak akan merasa takut dan
terancam kehilangan atau berkurangnya kasih sayang dan perhatian orang tua jika
lahir, dan lahirnya adik baru merupakan suatu permasalan bagi anak sulung,
dimana anak sulung harus membagi cinta, kasih sayang dan perhatian orang tua
kepada adiknya. Rasa bersaing ini biasanya terjadi antara dua anak atau lebih yang
berusia berdekatan (1-2 tahun) dan jenis kelamin yang sama (Delimayani, 2009).
Ada hal unik pada hubungan saudara yang berjenis kelamin sama. Agresi dan
dominasi lebih banyak terjadi dalam hubungan saudara jenis kelamin sama dari
pada hubungan saudara yang berjenis kelamin berbeda (Waluyo, 2010).
Hubungan antar saudara yang buruk sangat berbahaya sebab hubungan
yang buruk ini mempengaruhi hubungan semua antar anggota keluarga, dan
bahkan juga hubungan dengan orang luar (Tani, 2007).
c. Karakteristik Pola Hubungan Sibling
Menurut Ibung (2018) seorang ahli terkemuka tentang relasi saudara kandung
mendeskripsikan tiga karakteristik penting dalam relasi saudara kandung, yaitu:
Kualitas emosi relasi itu. Baik emosi positif dan negatif yang intensif seringkali
saling diekspresikan diantara saudara kandung.
2) Rasa kekeluargaan dan keakraban relasi itu. Saudara kandung biasanya
sangat mengenal satu sama lain, dan keakrakaban ini mengidentifikasikan bahwa
mereka dapat saling mendukung, menggoda, atau menyepelekan tergantung
situasinya.
3) Variasi dalam relasi dengan saudara kandung. Beberapa saudara kandung
mendeskripsikan relasi mereka secara lebih positif dari pada sudara kandung
lainnya. Jadi terdapat beberapa variasi dalam relasi dengan saudra kandung.
Sedangkan menurut Tani (2007) dalam (ibung, 2008), diantara fakor-faktor yang
perlu dipertimbangkan adalah jumlah saudara, usia saudara, urutan kelahiran,
rentang usia, dan jenis kelamin. Menurut Ibung (2008) ada beberapa faktor yang
mempengaruhi hubungan saudara kandung, yaitu:
68
1) Sikap orang tua
Sikap orang tua terhadap anak dipengaruhi oleh sejauh mana anak mendekati
keinginan dan harapan orang tua. Sikap orang tua juga dipengaruhi oleh sikap dan
perilaku anak terhadap anak yang lain dan terhadap orang tuanya. Bila terdapat
rasa persaingan dan permusuhan, sikap orang tua terhadap semua anak tidak
membeda-bedakan anaknya sehingga tidak terjadi peersaingan dan rasa cemburu
terhadap sesama saudara.
2) Urutan dalam posisi
Semua keluarga, kecuali keluarga satu anak, semua anak diberi peran menurut
urutan kelahiran dan mereka diharapkanmemerankan peran tersebut. Jika anak
menyukai peran yang diberikan padanya, semua berjalan dengan baik. Tetapi
peran itu peran yang diberikandan bukan yang dipilih sendiri, maka kemungkinan
terjadi perselisihan besar sekali. Sebagai contoh, anak perempuan yang lebih tua
mungkin menolak perannya sebagai “pembantu ibu” dan merasa bahwa adiknya
harus berbagi beberapa tanggung jawab yang diberikan padanya. Hal ini dapat
menyebabkan memburuknya hubungan orang tua-anak maupun hubungan antar
saudara.
3) Jenis Kelamin Saudara Kandung
Anak laki-laki dan perempuan bereaksi sangat berbeda terhadap saudara laki-laki
dan perempuannya. Misalnya, dalam kombinasi perempuan-perempuan, terdapat
lebih banyak iri hati dari pada dalam kombinasi laki-perempuan atau laki-laki.
Seorang kakak perempuan kemungkinan lebih cerewet dan suka mengatur
terhadap adik perempuannya daripada adik lakinya. Anak laki-laki lebih banyak
berkelahi dengan kakak laki-laki daripada dengan kakak perempuannya, untuk
sebagian karena orang tua tidak akan membiarkan agresivitas yang berlebihan
terhadap kakak perempuan. Selama usia yang pada akhir masa kanak-kanak,
antagonism antar jenis kelamin yang sering berkembang dalam yang menyebar ke
rumah, dan menimbulkan konflik-konflik yang tidak ada habis-habisnya antara
kakak laki-laki dan kakak perempuan. Hubungan antar saudara kedua jenis
biasanya mencapai titik terendah pada saat ini. Hal ini sering dapat mempunyai
pengaruh yang sangatburuk pada hubungan keluarga, terutama bila orang tua turut
69
campur dan berusaha mengakhiri perperangan antar jenis tersebut. Orang tua
kemudian dituduh pilih kasih, suatu tuduhan yang lebih merusak hubungan
keluarga.
4) Perbedaan Usia
Jika perbedaan usia antarsaudara besar, hubungan antara orang tua dan anak
secara keseluruhan berbeda dari hubungan dengan perbedaan usia antarsaudara
yang kecil. Bila anak-anak berdekatan usia, orang tua cenderung memperlakukan
mereka dengan cara yang sama. Tetapi orang tua cenderung mengharapkan anak
yang lebih tua menjadi model yang baik dan mereka mengecamnya bila ia gagal
melakukan itu. Sebaliknya, anak yang lebih muda, diharapkan meniru anak yang
lebih tua dan mematuhinya. Harapan orang tua ini ikut memperburuk hubungan
antar saudara kandung.
5) Jumlah Saudara
Jumlah saudara yang kecil cenderung menghasilkan hubungan yang lebih banyak
perselisihan dari pada jumlah saudara yang besar. Untuk itu terdapat dua alasan.
Pertama, bila hanya ada dua atau tiga anak dalam keluarga, mereka lebih sering
bersama dari pada jika jumlahnya besar. Karena perbedaan usia juga mungkin
sekali kecil, orang tua mengharapkan mereka bermain dan melakukan berbagai
hal bersama-sama. Kedua, bila ada banyak anak, disiplin cenderungotoriter.
Bahkan bila ada antagonisme danpermusuhan, ekspresi terbuka perasaan ini
dikendalikan dengan ketat. Pengawasan orang tua yang santai, permisif terhadap
perilaku anak, memungkinkan antagonisme dan permusuhan ini dinyatakan
dengan terbuka, sehingga tercipta suasana yang diwarnai perselisihan.
6) Jenis Disiplin
Hubungan antarsaudara kandung tampak jauh lebih rukun dalam keluarga yang
menggunakan disiplin otoriter dibandingkan dengan keluarga yang mengikuti pola
permisif. Bila anak dibiarkan bertindak sesuka hati, hubungan antarsaudara sering
tidak terkendalikan lagi. Disiplin yang demokratis dapat mengatasi sebagian
kekacauan akibat disiplin permisif, tetapi dampaknya tidak sebesar dampak
disiplin otoriter. Dengan sistem demokratis, anak belajar mengapa mereka harus
70
memberi dan menerima atas dasar kerja sama pada sistem otoriter, mereka
dipaksa melakukannya dan hal ini menimbulkan rasa benci.
d. Faktor Penyebab Sibling Rivalry
Menurut Lusa (2010) banyak faktor yang menyebabkan sibling rivalry, antara
lain:
1) Masing-masing anak bersaing untuk menentukan pribadi mereka, sehingga ingin
menunjukkan pada saudara mereka.
2.) Anak merasa kurang mendapatkan perhatian, disiplin dan mau mendengarkan
dari orang tua mereka.
3) Anak-anak merasa hubungan dengan orang tua mereka terancam oleh kedatangan
4) Tahap perkembangan anak baik fisik maupun emosi yang dapat mempengaruhi
proses kedewasaan dan perhatian terhadap satu sama lain.
5) Anak frustasi karena merasa lapar, bosan atau letih sehingga memulai
pertengkaran.
Cara orang tua memperlakukan anak dan menangani konflik yang terjadi pada
mereka. Menurut Lestari (2012) bahwa perlakuan orang tua yang berbeda
terhadap anak dapat berpengaruh pada kecemburuan, gaya kelekatan, dan harga
diri yang pada gilirannya bisa menimbulkan distress pada hubungan romatis
dikemudian hari. Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab
sibling rivalry dapat dilihat dari dua faktor yaitu dari orangtua dan dari dalam
diri anak itu sendiri. Jika dilihat dari orangtua yaitu:
1) Dinamika keluarga dalam memainkan peran.
2) Pemikiran orang tua tentang agresi dan pertengkaran anak yang berlebihan
dalam keluarga adalah normal.
3) Tidak memiliki waktu untuk berbagi, berkumpul bersama dengan anggota
keluarga.
4) Orang tua mengalami stres dalam menjalani kehidupannya.
5) cara orang tua memperlakukan anak dan menangani konflik yangterjadi pada
mereka.
71
Jika dilihat dari anak itu sendiri yaitu:
1) Masing-masing anak bersaing untuk menentukan pribadi mereka, sehingga
ingin menunjukkan pada saudara mereka.
2) Anak merasa kurang mendapatkan perhatian, disiplin dan mau mendengarkan
dari orang tua mereka.
3) Anak-anak merasa hubungan dengan orang tua mereka terancam oleh
kedatangan anggota keluarga baru/ bayi.
4) Tahap perkembangan anak baik fisik maupun emosi yang dapat mempengaruhi
proses kedewasaan dan perhatian terhadap satu sama lain.
5) Anak frustasi karena merasa lapar, bosan atau letih sehingga memulai
pertengkaran.
e. Pencegahan Sibling Rivalry
1) Mempersiapkan anak menjadi sosok kakak saat adik masih di kandungan.
2) Menjaga rutinitas anak bersama ibunya
3) Memberikan penjelasaan secara tidak langsung dengan misalkan menonton
film yang ada bayinya sehingga memperkenalkan sosok bayi yang akan hadir
4) Tidak membanding – bandingkan kakak dan adik dalam hal apapun.
f. Dampak Sibling Rivalry
Konflik antar saudara kandung dapat menjadi masalah bagi setiap anggota
keluarga. Hubungan yang sangat jelek antar saudara pada awal kehidupan anak
dapat menjadi ”luka batin” yang dibawaseumur hidup, yang tidak hanya
mempengaruhi hubungan antar saudara saat ini, tapi juga hubungan dengan teman
di sekolah atau di masyarakat, bahkan juga hubungan dengan anak-anaknya kelak
(Tani, 2007).
Dampak sibling pada satu sisi saudara kandung dapat dianggap sebagi
pesaing dalam memanfaatkan sumberdaya dari orangtua. Pada perspektif ini
seorang anak dapat mengalami kemunduran perkembangan (regresi) yang
disebabkan oleh kelahiran adiknya (Lestari, 2012). Sibling rivalry bisa
menimbulkan masalah jika permusuhan semakin dalam, pertengkaran dapat
membahayakan anak kembar, atau membuat salah satu anak menjadi rendah diri
(Gichara, 2008).
72
Menurut Spungin & Richardson (2007) Membanding-bandingkan adalah akar
permasalahan persaingan saudara kandung. Jika membanding-bandingkan diri, itu
akan menimbulkan rasa benci.
73
BAB 3
METODE PENELITIAN
74
Tabel 5.1 Tabel Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Skala Alat Ukur Hasil Ukur
Ukur
Kehamilan Kehamilan adalah Nominal Format 1. Fisiologis
serangkaian proses pengkajian 2. Patologis
yang dialami oleh
wanita yang diawali
dengan pertemuan
antara sel telur Ny. R
dan sel sperma Tn. H di
dalam indung telur
(ovarium) Ny. R, lalu
berlanjut ke
pembentukan zigot,
perlekatan atau
menempel di dinding
rahim, pembentukan
plasenta, dan
pertumbuhan serta
perkembangan hasil
konsepsi sampai cukup
waktu (aterm).
Jarak Jarak kehamilan yang Nominal Format 1. Fisiologis
Kehamilan terlalu dekat pengkajian 2. Patologis
< 2 tahun menyebabkan ibu
mempunyai waktu
singkat untuk
memulihkan kondisi
rahimnya agar bisa
kembali ke kondisi
75
sebelumnya. Pada ibu
hamil dengan jarak
yang terlalu dekat
beresiko terjadi
kematian maternal
karena seorang ibu
setelah melahirkan
memerlukan 2 atau 3
tahun untuk dapat
memulihkan kondisi
tubuhnya dan
mempersiapkan diri
untuk persalinan yang
berikutnya (Maryunani,
2013).
76
3.6. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan dapat berupa wawancara (interview) dan
observasi. Alat pengumpulan data berupa :
a. Wawancara
Wawancara yang dapat dilakukan pada penelitian tersebut
langsung kepada pasien, dengan memperkenalkan diri, meminta izin
untuk kesediaan menjadi responden, kemudian mananyakan beberapa
pertanyaan tentang keadaan kehamilannya, keluarga, pekerjaan, dengan
menggunakan alat bantu berupa format pengkajian, melakukan
pengkajian, lalu mengidentifikasi diagnosa pasien, mengatasi masalah dan
kebutuhan pasien, memberikan tindakan asuhan kebidanan yang sesuai
dengan kebutuhan pasien.
b. Observasi
Melakukan observasi keadaan pasien, setelah dilakukan kunjungan
awal dan pengkajian keadaan pasien, maka perlu di lakukan pengawasan
terhadap keadaan pasien, observasi dilakukan dengan memeriksa keadaan
pasien, menentukan diagnosa pasien, tindakan lanjutan terhadap pasien,
serta untuk mengetahui perkembangan dan hasil akhir dari asuhan
kebidanan yang telah dilakukan kepada pasien. Alat yang digunakan untuk
melakukan observasi keadaan pasien tersebut berupa Alat ukur tinggi dan
Berat badan,Spigmomanometer, stetoskop, Termometer, Pita cm, Pen
Light, Refleks Hummer, Dopler, jangka Panggul.
3.7. Analisis Data
1. Reduksi data (data reduction)
Dalam penelitian tersebut peneliti melakukan pemusatan pada data primer
yang diperoleh dari pasien yang mengalami hiperemesis gravidarum.
2. Penyajian data (data display)
Setelah melakukan penelitian dan penentuan pemusatan masalah, maka
dilakukan penanganan terhadap pasien yang mengalami hiperemesis
gravidarum. Melakukan pengkajian data dengan teori helen varney,
menentukan diagnosa, masalah dan kebutuhan, masalah potensial,
77
tindakan segera, perencanaan, pelaksanaa, dan evaluasi dan melakukan
pemantauan kadaan pasien dengan dokumentasi data perkembangan
berupa SOAP untuk menentukan keadaan pasien.
3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing and
verification). Peneliti berusaha menarik kesimpulan dan melakukan
verifikasi dengan mencari makna setiap gejala yang diperolehnya dari
lapangan, mencatat keteraturan dan konfigurasi yang mungkin ada, alur
kualitas dari fenomena, dan proposisi. Setelah dilakukan penanganan
berupa memberikan asuhan kebidanan kepada ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarumdan pemantauan kepada pasien. Maka peneliti
dapat mengambil kesimpulan terhadap intervensi yang dilakukan kepada
pasien dengan hiperemesis gravidarum, bahwa keadaan pasien sudah
membaik, dan intervensi di hentikan.
78
BAB 4
TINJAUAN KASUS
4.1. MANAJEMEN ASUHAN KEHAMILAN
Pada tanggal 10Oktober2020 pukul 06:30 Wib datang seoorang ibu Ny. R usia 27
tahun diantar oleh suami Tn. H30 Tahun ke klinik mengatakan pusing mual dan
muntah setiap pagi. Setelah dianamnesa ibu mengatakan haid terakhir 20Agustus
2020, setelah dilakukan tes pect hasilya (+) ini merupakan kehamilan ke 3 usia
anak terakhir 4 bulan, bidan melakukan asuhan sebagai berikut :
SOAP
S :
Ibu mengatakan ini kehamilannya yang ke-3.
Ibu mengatakan Sudah pernah melahirkan 2 kali.
Ibu mengatakan belum pernah keguguran.
Ibu mengatakan terkadang mual.
O :
Keadaan umum ibu
TD : 110/60 mmHg
S : 36°c
P : 22 x/ menit
N : 87 x/ menit
BB : 50 kg
TB : 156 Cm
LILA : 25 Cm
Pemeriksaan Fisik
79
1) Inspeksi
Mata Conjungtiva Ibu pucat, sklera tidak ikterik, Kepala,
Leher, Payudara, Abdomen, Ekstremitas atas dan
ekstermitas bawah dalam batas normal.
2) Palpasi :
: Tfu 3 jari diatas sympisis Ballotement (+).
3) Ukuran panggul luar normal menurut persalinan yang lalu
A : Ny R G3 PII A0 Gestasi minggu 3 minggu, intrauterin, belum inpartu.
Masalah :
1) Terlalu dekat jarak kehamilan
Ibu hamil anak ketiga pada waktu 4 bulan setelah kelahiran anak ke dua
Diagnosa Potensial
1) Perdarahan Persalinan
Dasar : Jarak kehamilan < 2 tahun
Antisipasi : Mempersiapkan pendonor darah dan menganjurkan untuk ibu
bersalin dirumah sakit.
P :
1. Menginformasikan pada ibu hasil pemeriksaan.
Keadaan umum : ibu baik
TD : 100/70 mmHg
S : 36 °c
P : 22 x/ menit
N : 84 x/ menit
Tes Pect (+)
Rasional : Agar ibu mengetahui hasil pemeriksaannya.
2. Memberi KIE tentang Resiko tinggi jarak kehamilan < 2 tahun : jarak
kehamilan terlalu dekat bisa meningkatkan resiko kehamilan contohnya
perdarahan persalinan, plasenta previa, anemia dan kematian saat
melahirkan.
Rasional : Agar ibu memahami kondisinya saat ini.
80
3. Memberikan dukungan dan motivasi pada ibu bahwa keluhan dapat
disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi
pekerjaan yang berat berat.
Rasional : Agar ibu semangat dan tidak perlu khawatir menjalani
kehamilannya.
4. Menginformasikan pada ibu bahwa mual dan kadang-kadang muntah
merupakan gejala fisiologi pada kehamilan muda dan akan hilang setelah
kehamilan 4 bulan.
Rasional : Agar ibu memahami penyebab kondisinya saat ini.
5. Menganjurkan pada ibu untuk memenuhi nutrisinya dengan cara makan
makanan dalam porsi kecil namun sering, jika rasa mual dan muntah sudah
berkurang, supaya tidak merangsang mual ibu, serta tidak memberikan
makanan bersamaan dengan minum, supaya ibu tidak cepat merasa
kekenyangan. yaitu ibu makan ½ porsi bubur halus dalam 1 piring.
Rasional : Agar ibu mengetahui nutrisi yang harus dipenuhinya.
6. Memberikan terapiuntuk mengurangi frekuensi mual muntah berupa
vitamin ibu hamil 1x1, antasida 200 mg 2x1/hari, memberikan vit B6 10
mg 2×1/hari.
Rsional : Agar frekuensi mual muntah ibu berkurang
6. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 4 minggu kemudian atau jika ada
keluhan.
Rsional : Untuk mengetahui perkembangan kondisi ibu.
81
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MITRA
HUSADA MEDAN
PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI
FORMAT MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
PENGKAJIAN TAHUN AJARAN 2020/2021
No. Dokumen Halaman Tgl Berlaku Revisi
FM-PM-I.IV.Pd3-05/05-08/ANC 1-4 18 Oktober 2017 00
Pada tanggal 19 Desember 2020 pukul 10:30 Wib Ny. R diantar oleh suami ke
klinik ingin memeriksa kehamilan, bidan melakukan asuhan sebagai berikut :
SOAP
DATA SUBJEKTIF (S)
Ny. R GIII PIIA0 UK 16 minggu ,janin tunggal, intrauterine,janin hidup, keadaan
ibu dan janin baik.
DATA OBJEKTIF (O)
Pemeriksaan Fisik
Hasil pemeriksaan vital sign ibu tekanan darah 120/80 mmHg, pernafasan 22 kali
per menit, nadi 88 kali per menit, suhu 36,60C. LLA 25 cm. BB ibu sekarang 56
kg.
ASSESMENT (A)
Masalah :
1. Terlalu dekat jarak kehamilan
Ibu hamil anak ketiga pada waktu 4 bulan setelah kelahiran anak ke dua
Diagnosa Potensial
1. Perdarahan Persalinan
Dasar : Jarak kehamilan < 2 tahun
Antisipasi : Mempersiapkan pendonor darah dan menganjurkan untuk ibu
bersalin dirumah sakit.
Kebutuhan : Asuhan kehamilan TM II
82
PLANNING (P)
Tanggal 19-12-2020 Pukul :10:30 WIB
➢ Memberi KIE tentang Resiko tinggi jarak kehamilan < 2 tahun : jarak
kehamilan terlalu dekat bisa meningkatkan resiko kehamilan contohnya
perdarahan persalinan, plasenta previa, anemia dan kematian saat melahirkan.
Rasional : Agar ibu memahami kondisinya saat ini.
➢ Beritahu ibu tanda bahaya Kehamilan
Rasional : agar ibu mewaspadai serta langsung memeriksakan diri ke fasilitas
kesehatan setempat.
➢ Beritahu ibu untuk kembali memeriksakan kehamilannya 4 minggu lagi atau
apabila terdapat keluhan
Rasional : Agar ibu tau kapan kunjungan ulang untuk pemriksaan lanjutan.
83
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MITRA
HUSADA MEDAN
PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI
FORMAT MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
PENGKAJIAN TAHUN AJARAN 2020/2021
No. Dokumen Halaman Tgl Berlaku Revisi
FM-PM-I.IV.Pd3-05/05-08/ANC 1-4 18 Oktober 2017 00
Pada tanggal 21 April 2021 pukul 10:30 Wib Ny. R diantar oleh suami ke klinik
ingin memeriksa kehamilan, bidan melakukan asuhan sebagai berikut :
SOAP
S : - Ibu mengatakan nyeri pinggang sejak trimester III
➢:
➢ Pemeriksaan Umum
➢ Keadaan umum Ny. R baik; kesadaran composmentis; hasil pengukuruan
tanda vital yaitu: tekanan darah 120/70 mmHg, suhu tubuh 36 oC, nadi 80
x/menit, pernafasan: 20 x/menit, berat badan 60 kg, LILA 25 cm.
➢ Abdomen : tinggi fundus uteri 31 cm.
Leopold I : tinggi fundus teraba 1/2 px-pusat, pada fundus teraba bulat dan
tidak melenting (bokong).
Leopold II : teraba bagian panjang dan keras seperti papan pada sebelah
kiri ibu dan dibagian sebaliknya teraba bagian kecil janin disebelah kanan
(punggung kiri).
Leopold III : pada segmen bawah rahim, teraba bagian keras, bulat dan
melenting (kepala). Bagian ini dapat digoyangkan, dan pemeriksaan.
Leopold IV : bagian terendah janin belum masuk pintu atas panggul
(konvergen).
Pemeriksaan denyut jantung janin (DJJ) 140 x/menit, interval teratur,
terletak di kuadran kiri bawah umbilicus. Taksiran Berat Janin (TBJ)
adalah 2945 gram.
84
A:
Diagnosa : GIIIPIIUsia kehamilan 32 Minggu Janin Tunggal HidupIntrauteri
Presentasi Kepala
Masalah :
➢ Terlalu dekat jarak kehamilan
Ibu hamil anak ketiga pada waktu 4 bulan setelah kelahiran anak ke dua
➢ Nyeri Pinggang
Ibu mengatakan mulai merasa nyeri di bagian pinggang sejak trimester III
➢ Keputihan
Ibu mengatakan mengalami keputihan warna putih kekuningan, berbau,
jumlah banyak, sedikit gatal sejak trimester III.
Diagnosa Potensial
1) Perdarahan Persalinan
Dasar : Jarak kehamilan < 2 tahun
Antisipasi : Mempersiapkan pendonor darah dan menganjurkan untuk ibu
bersalin dirumah sakit.
Masalah Potensial Bayi :
1) Infeksi pada bayi
Dasar : Ibu mengalami keputihan
Antisipasi : Memperhatikan Personal hygiene
PLANNING (P)
Tanggal 21-04-2021Pukul :10:30 WIB
1. Memberi KIE tentang Resiko tinggi jarak kehamilan < 2 tahun : jarak
kehamilan terlalu dekat bisa meningkatkan resiko kehamilan contohnya
perdarahan persalinan, plasenta previa, anemia dan kematian saat melahirkan.
Rasional : Agar ibu memahami kondisinya saat ini.
85
2. KIE penyebab nyeri pinggang dan cara mengatasinya dengan menjaga postur
tubuh, hindari membungkuk berlebihan dan mengangkat beban, kompres
hangat pada punggung, berikan pijatan dan gunakan bantal sebagai
pengganjal.Rasional : aktifitas yang berat dapat mempengaruhi kondisi
kehamilan ibu
3. KIE penyebab keputihan dan cara mengatasinya dengan menjaga kebersihan
alat kelamin, menjaga kebersihan pakaian dalam, tidak bertukar handuk,
menghindari celana ketat, menghindari mencuci vagina dengan pewangi dan
mengelola stress.
Rasional : Agar ibu memahami untuk menangani masalah keputihannya.
➢ Beritahu ibu tanda bahaya Kehamilan
Rasional : agar ibu mewaspadai serta langsung memeriksakan diri ke fasilitas
kesehatan setempat.
➢ Beritahu ibu untuk kembali memeriksakan kehamilannya 2 minggu lagi atau
bila terdapat keluhan atau tanda bersalin.
Rasional : Agar ibu tau kapan kunjungan ulang untuk pemriksaan lanjutan.
86
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MITRA
HUSADA MEDAN
PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI
FORMAT MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN TAHUN
PENGKAJIAN AJARAN 2020/2021
No. Dokumen Halaman Tgl Berlaku Revisi
FM-PM-I.IV.Pd3-05/05-08/ANC 1-4 18 Oktober 2017 00
3.2. MANAJEMEN ASUHAN PERSALINAN
Pada Tanggal 31 Mei 2021Ny. R Pukul 18: 00 wib diantar suaminya mengeluh
nyeri perut hingga pinggang keluar lendir campur darah
KALA I
S : - Ibu mengatakan nyeri perut hinggang pinggang keluar lendir
bercampur darah
O :
- Hasil pemeriksaan didapatkan:
- Ibu: TD : 120/70, RR: 24 x/I, Temp: 37C HR:80 x/I, Pembukaan 9
cm.
- Janin: Djj: 140x/menit 3/10’/35”, pergerakanaktif, TBBJ: 3.255 gr
- Pembukaan 9 cm
- Ketuban belum Pecah
- Masalah: Ibu merasa cemas menghadapi persalinan
- Kebutuhan: Dukungan serta nutrisi kepada ibu saat persalinan.
A : GIII PII A0, Umur kehamilan 39 minggu, punggung kiri, presentasi
kepala, intera uteri, Divergen, tunggal, hidup, dengan inpartu kala I
keadaan ibu dan janin baik.
P : Tanggal: 31 Mei 2021 Pukul : 18.10 wib
➢ Beritahu ibu tentang keadaannya dan janinnya.
Hasil pemeriksaan TTV didapatkan:
-TD: 120/70mmHg -RR: 24 x/i
- HR:80 x/i -Temp:37C
87
Rasional : Auskultasi DJJ terdengar jelas, kuat dan teratur pada satu sisi
yaitu pada sisi sebelah kanan perut ibu dengan frekuensi 140x/menit. Ibu
merasakan gerakan janinnya kuat dan bunyi jantung teratur dengan
frekuensi 120-160x/menit menandakan janin dalam keadaan baik.
➢ Memasang infus RL
Rasional : Untuk mengantisipasi Masalah yang terjadi
➢ Berikan dukungan psikologis dan spiritual pada ibu dengan melibatkan
suami dan keluarga Persalinan.
Rasional : Dukungan psikologis dan keterlibatan suami dan keluarga
merupakan psikoterapi dan Persalinan klien sehingga dapat memberikan
semangat dan membantu dalam proses persalinan. Di samping itu agar ibu
lebih optimis menghadapi persalinannya dan berserah diri kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
➢ Diskusikan dengan ibu tentang Pendamping persalinan
Rasional: Dengan adanya diskusi antara ibu dan keluarga baik secara fisik
maupun psikis dan finansial akan siap menghadapi persalinan dan
kelahiran bayinya tanpa rasa cemas yang berlebihan.
➢ Ajarkan ibu teknik relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri
Rasional : Menganjurkan ibu untuk tarik nafas dari hidung dan buang
nafas dari mulut secara perlahan agar ibu relaks dan tidak terpusatkan
kepada rasa sakitnya.
KALA II
S : Ibu merasa ada dorongan meneran seperti ingin BAB
O :
- Terlihat adanya Dorongan meneran
- Tekanan pada Anus
- Perineum Menonjol
- Vulva membuka
A : GIII PII A0, kehamilan 39minggu in partukala II
- Masalah : Ibu merasa cemas menghadapi persalinan
88
- Kebutuhan : Dukungan serta nutrisi kepada ibu saat persalinan.
P :
Tanggal: 31 Mei 2021 Pukul : 19.47 wib
➢ Beritahu ibu tentang keadaannya dan janinnya baik.
Hasil pemeriksaan TTV didapatkan:
-TD: 120/80mmHg -RR: 24 x/i
- HR:80 x/i -Temp:37C
Pembukaan 10 cm
Ketuban sudah pecah
Rasional : Auskultasi DJJ terdengar jelas, kuat dan teratur pada satu
sisi yaitu pada sisisebelah kiri perut ibu dengan frekuensi
140x/menit.Ibu merasakan gerakan janinnya kuat dan bunyi jantung
teratur dengan frekuensi 140x/menit menandakan janin dalam keadaan
baik.
➢ Berikan dukungan psikologis dan spiritual pada ibu dengan
melibatkan suami dan keluarga dalam Persalinan.
Rasional : Dukungan psikologis dan keterlibatan suami dan keluarga
merupakan psikoterapi dan Persalinan klien sehingga dapat
memberikan semangat dan membantu dalam proses persalinan. Di
samping itu agar ibu lebih optimis menghadapi persalinannya dan
berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
➢ Diskusikan dengan ibu tentang pendamping persalinan dan kelahiran
bayinya.
Rasional : Dengan adanya diskusi antara ibu dan keluarga baik secara
fisik maupun psikis dan finansial akan siap menghadapi persalinan
dan kelahiran bayinya tanpa rasa cemas yang berlebihan.
➢ Mengajarkan cara meneran serta posisi yang nyaman.
Rasional : Mengajarkan ibu untuk tarik nafas dan meneran dengan
kekuatan otot perut ibu untuk membantu melahirkan bayi dan bantu
ibu memilih posisi yang nyaman.
89
➢ Menyiapkan Alat dan menolong persalinan
Rasional : Menyiapkan Partus set, posisikan ibu yang nyaman, pimpin
ibu meneran dan bantu lahirkan kepala bahu serta badan bayi lahir.
Letakkan bayi di atas perut ibu. Memeriksa adanya janin kedua
KALA III
S : Ibu merasa lega bayinya sudah lahir
O :
- TFU sejajar pusat
- Tidak Ada janin Kedua
A : - P1II A0 in partu kala III
Masalah :-
Kebutuhan : Suntik Oksitosin untuk melahirkan plasenta
Jepit potong ikat tali pusat
P :
Tanggal: 31-05-2021 Pukul : 20.00 wib
➢ Memberitahu ibu bahwa bayi sudah lahir dengan selamat pada pukul 19:47
Rasional : Agar ibu merasa senang dan lega bahwa bayinya sudah lahir.
➢ Memberitahu ibu bahwa tidak ada janin kedua
Rasional : Untuk memastikan tidak ada janin kedua dan dapat disuntikkan
oksitosin.
➢ Memberitahu ibu bahwa akan disuntikkan oksitosin.
Rasional : Untuk membantu melahirkan plasenta.
➢ Menilai tanda tanda pelepasan plasenta
Rasional : Untuk mengetahui apakah plasenta sudah terlepas dari
perlekatannya.
90
KALA IV
S : - Ibu senang bayi dan plasenta sudah lahir
- Ibu merasa perutnya mules
O : - Plasenta sudah lahir lengkap
- TFU 2 jari bawah pusat
A : P3 A0 inpartukala IV
Masalah :-
Kebutuhan : Pemantauan Kala IV
P :
Tanggal: 31-05-20201Pukul : 20.15 wib
➢ Beritahu ibu hasil pemeriksaan
TD : 110/70
Pols : 89x/i
RR : 23x/i
Rasional : Agar ibu mengetahui hasil pemeriksaan
➢ Memantau perdarahan selama 2 jam yaitu setiap 15 menit pada jam 1 dan 30
menit pada jam ke 2.
Rasional : Untuk mengantisipasi terjadinya komplikasi persalianan.
91
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MITRA
HUSADA MEDAN
PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI
FORMAT MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BBL TAHUN AJARAN
PENGKAJIAN 2020/2021
No. Dokumen Halaman Tgl Berlaku Revisi
FM-PM-I.IV.Pd3-05/05-08/ANC 1-4 18 Oktober 2017 00
92
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MITRA
HUSADA MEDAN
PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI
FORMAT MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS TAHUN AJARAN
PENGKAJIAN 2020/2021
No. Dokumen Halaman Tgl Berlaku Revisi
FM-PM-I.IV.Pd3-05/05-08/ANC 1-4 18 Oktober 2017 00
ASSESMENT (A)
PIII A0 hari ke II
PLANNING (P)
1. Mengucapkan selamat kepada ibu atas kelahiran bayinya
Rasional : ibu merasa bahagia dan dihargai
2. Mengobservasi tanda-tanda vital
93
Rasional :
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 78×/ menit
Pernafasan : 18×/ menit
Suhu : 37˚C
Mengobservasi Tinggi Fundus ( TFU), kontraksi dan pengeluaran
lochia
TFU : 2 Jari bawah pusat
Kontraksi uterus : Baik (Teraba keras dan bundar)
Lokia : Rubra tidak berbau
3. Melakukan perawatan payudara
Rasional : Agar ASI Ibu Lancar
4. Menganjurkan ibu mengkonsumsi makanan yang bergizi seperti sayur
sayuran dan mengandung protein karbohidrat, protein, vitamin A, C,
D.
Rasional: Agar asupan ibu tercukupi.
5. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup tidur siang 1-2 jam,
malam 7-8 jam dan ibu dapat beristirahat apabila rasa sakit berkurang.
Rasional : agar istirahat ibu terpenuhi
6. Memberikan penjelasan tentang personal hygiene yaitu mengganti
pembalut minimal 3x sehari dan pakaian bila basah/ kotor.
Rasional : untu mencegah infeksi
7. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara ondemand sesering
mungkin sesuai kebutuhan bayi
Rasional : untuk mencegah bendungan asi dan agar bayi terpenuhi
nutrisinya
8. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi secara bertahap dan teratur
Rasional : ibu sudah melakukan gerakan disekitar tempat tidur degan
miring ke kiri dan ke kanan seta jalan ke kamar mandi
9. Menggunakan teknik aseptic dan antiseptic dalam melakukan tindakan
Rasional : telah dilakukan tekhnik aseptik dan antiseptic.
94
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MITRA
HUSADA MEDAN
PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI
FORMAT MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS TAHUN AJARAN
PENGKAJIAN 2020/2021
No. Dokumen Halaman Tgl Berlaku Revisi
FM-PM-I.IV.Pd3-05/05-08/ANC 1-4 18 Oktober 2017 00
Keadaan umum Ny. Rbaik, kesadaran compos mentis, hasil pengukuruan tanda
vital yaitu: tekanan darah 120/70 mmHg, suhu tubuh 36,7oC, nadi 82 x/menit,
pernafasan 20 x/menit.
A :
95
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MITRA
HUSADA MEDAN
PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI
FORMAT MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS TAHUN AJARAN
PENGKAJIAN 2020/2021
No. Dokumen Halaman Tgl Berlaku Revisi
FM-PM-I.IV.Pd3-05/05-08/ANC 1-4 18 Oktober 2017 00
96
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MITRA
HUSADA MEDAN
PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI
FORMAT MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BBL TAHUN AJARAN
PENGKAJIAN 2020/2021
No. Dokumen Halaman Tgl Berlaku Revisi
FM-PM-I.IV.Pd3-05/05-08/ANC 1-4 18 Oktober 2017 00
97
Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid, tidak tampak pembesaran kelenjar limfe.
- Dada
Tidak tampak retraksi dinding dada, tidak terdengar suara nafas tambahan, bunyi
jantung teratur.
- Abdomen
Tali pusat tampak 2 arteri dan 1 vena, tali pusat tampak berwarna putih segar,
tidak tampak perdarahan tali pusat dan tidak tampak tanda-tanda infeksi tali pusat.
- Punggung
Tidak tampak dan tidak teraba spina bifida.
- Genetalia
Perempuan, labia mayor menutup labia minor.
- Anus Positif.
- Ekstremitas
Pergerakan leher tampak aktif, jari tangan dan jari kaki lengkap dan bergerak
aktif, tidak tampak polidaktili dan sindaktili. Tampak garis pada telapak kaki dan
tidak tampak kelainan posisi pada kaki dan tangan.
- :
Diagnosis : Neonatus Cukup Bulan, Sesuai Masa Kehamilan hari ke-2
Masalah : Tidak ada
Dasar : Tidak ada
Antisipasi Masalah : Tidak ada
P :
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
Rasional : agar ibu mengetauhi keadaan bayinya
2. Menganjurkan ibu untuk menyusui sesering mungkin
Rasioanl : agar nutrisi bayi terpenuhi
98
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MITRA
HUSADA MEDAN
PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI
FORMAT MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BBL TAHUN AJARAN
PENGKAJIAN 2020/2021
No. Dokumen Halaman Tgl Berlaku Revisi
FM-PM-I.IV.Pd3-05/05-08/ANC 1-4 18 Oktober 2017 00
O:
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum baik, nadi 128 x/menit, pernafasan 42 x/menit dan suhu
99
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MITRA
HUSADA MEDAN
PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI
FORMAT MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BBL TAHUN AJARAN
PENGKAJIAN 2020/2021
No. Dokumen Halaman Tgl Berlaku Revisi
FM-PM-I.IV.Pd3-05/05-08/ANC 1-4 18 Oktober 2017 00
100
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MITRA
HUSADA MEDAN
PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI
FORMAT
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA KBTAHUN AJARAN 2021/2021
PENGKAJIAN
No. Dokumen Halaman Tgl Berlaku Revisi
FM-PM-I.IV.Pd3-05/05-08/ANC 1-4 18 Oktober 2017 00
101
3. Menganjurkan ibu untuk melakukan pemasangan KB AKBK setelah 40
hari pasca persalinannya.
Rasional : Agar ibu mengetahui waktu pemasangan KB
102
4.2. PEMBAHASAN
103
ibu hamil, karena ukuran rahim yang semakin membesar selain itu nyeri pinggang
disebabkan oleh adanya perubahan pusat gravitasi tubuh karena perkembangan
kandungan, sehingga ibu hamil perlu menyesuaikan postur tubuhnya ketika
berdiri dan berjalan (Sarwono, 2013).
Keadaan dimana klien hamil dalam kurun waktu < 2 tahun menurut
pendapat penulis adalah sebaiknya ibu tidak hamil dalam kurun waktu < 2 tahun
setelah melahirkan anak sebelumnya, karena akan mempengaruhi kesehatan
sistem reproduksi ibu tersebut.
Resiko yang dapat terjadi pada Ny. Rdapat di cegah dengan memberikan
konseling pada ibu tentang resiko jarak kehamilan terlalu dekat dan memberi
konseling pada ibu dampak jarak kehamilan yang terlalu dekat ( Manuaba dkk,
2012).
Ny. Rjuga mengeluh nyeri pada pinggang. Sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh (Sullivan, 2010) tentang ketidaknyamanan kehamilan trimester
III, yaitu nyeri pinggang yang dialami oleh ibu merupakan hal yang normal pada
ibu hamil, karena ukuran rahim yang semakin membesar selain itu nyeri pinggang
disebabkan oleh adanya perubahan pusat gravitasi tubuh karena perkembangan
kandungan, sehingga ibu hamil perlu menyesuaikan postur tubuhnya ketika
berdiri dan berjalan (Sarwono, 2013).
Penulis sependapat dengan pernyataan diatas, karena Ny. Rmemiliki keluhan
tersebut saat memasuki kehamilan trimester III. Keluhan tersebut dapat teratasi
dengan diberikan konseling mengenai cara mengatasi nyeri pinggang dengan
memberi konseling tentang mekanisme tubuh yang baik seperti jangan
membungkuk saat mengambil barang sebaiknya turunkan badan dalam posisi
jongkok lalu kemudian mengambil barang yang diinginkan (Mirnawati, 2016).
Ny. Rjuga mengeluh mengalami keputihan (Marhaeni, 2016) menyatakan
bahwa keputihan pada saat kehamilan disebabkan karenaadanya peningkatan
hormonal yang berdampak pada peningkatan jumlah cairan dan penurunan
keasaman vagina serta perubahan pada pencernaan.
104
Teori yang dikemukakan oleh (Marhaeni, 2016) dalam dampak keputihan,
yaitu keputihan fisiologis dan patologis mempunyai dampak pada ibu hamil.
Keputihan fisiologis menyebabkan rasa tidak nyaman dan keputihan patologis
akan menyebabkan infeksi pada organ reproduksi.
Penulis juga memberikan konseling sesuai dengan pernyataan (Marhaeni,
2016) yaitu cara mencegah keputihan pada kehamilan adalah dengan menjaga
kebersihan alat kelamin, menjaga kebersihan pakaian dalam, tidak bertukar
handuk, menghindari celana ketat, menghindari produk pencuci vagina, mencuci
tangan sebelum mencuci alat kelamin, sering mengganti pembalut dan mengelola
stress.
2. Asuhan Persalinan
Saat memasuki proses persalinan, usia kehamilan Ny. Ryaitu 39 Minggu.
pada usia kehamilan cukup bulan tanpa disertai adanya penyulit. Penulis
persalinan saat usia kehamilan 39 minggu. Pada tanggal 14/02/20 pukul 10.00
WIB perut Ny. R merasa kencang dan pukul 19.00 WB keluar lender darah. Ny. R
tanda-tanda vital didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, suhu 36˚C, nadi 82
tidak ada kelainan, tampak ada pengeluaran lendir, tidak ada luka parit dari
pecah, hogde III, teraba kepala, molase 0, tidak teraba bagian kecil janin dan tidak
teraba tali pusat. DJJ 144 x/menit, teratur, His 4 x dalam 10 menit lamanya 45-50
bersikap waspada terhadap kondisi ibu memberikan cairan infus RL 100 cc untuk
105
mengantisipasi keadaan ibu. ibu tampak ada dorongan untuk mengejan, tampak
lendir bercampur darah keluar dari vagina, ketuban tampak mengalir, bagian
terendah kepala, tidak teraba bagian kecil janin dan tidak teraba tali pusat.Kala II
yang dialami Ny. Rberlangsung selama 30 menit, sesuai dengan teori yang
dengan praktik.
Pada pukul 20.00 WIB dilakukan managemen aktif kala III, menurut
(Varney, 2008) managmen aktif kala III yaitu pemberian oksitosin pada ibu,
Memasuki kala III tampak tali pusat memanjang, ada semburan darah dari
vagina, fundus uteri masih tinggi. Berdasarkan teori menurut (Varney, 2008)
tanda persalinan kala III yaitu adanya tali pusat memanjang, semburan darah
secara tiba – tiba, adanya perubahan fundus uteri. Penulis berpendapat tidak ada
Pada pukul 20.05 WIB plasenta lahir spontan selaput ketuban pada plasenta
lengkap, posisi tali pusat berada lateral pada plasenta, panjang tali pusat ±50 cm,
tebal plasenta ±2,5 cm, lebar palsenta ±16 cm, berat plasenta ±500 gr. Lama kala
III Ny. Radalah 5 menit yaitu terhitung dari bayi lahir pada pukul 20:00 WIB
hingga pukul 20:05 WIB. Hal ini sesuai dengan teori (Simkin, 2012) yaitu waktu
kala III adalah keluarnya bayi hingga pelepasan dan pengeluaran plasenta yang
106
Perdarahan Kala III Ny. Rnormal berkisar ±150 cc. Hal tersebut didukung
oleh teori yang dikemukakan (Simkin, 2012), bahwa perdarahan post partum
normal yaitu perdarahan pervaginam ≤ 500 cc setelah kala III selesai atau setelah
plasenta lahir. Penulis sependapat dengan pernyataan diatas, karena tidak terdapat
Perineum Ny. Rtidak terdapat ruptur perinium sesuai dengan teori menurut
(Mochtar, 2011) menyatakan bahwa ibu dengan posisi setengah duduk, ibu
dengan cara meneran yang tepat, ibu dengan perineum yang elastis dan di dukung
oleh pimpinan persalinan yang tepat selama persalinan trauma perineal dan resiko
Penulis sependapat dengan teori tersebut karena pada Ny. Rtelah dilakukan
posisi setengah duduk saat akan bersalin, cara mengejan ibu yang benar, perineum
ibu yang elastis, dan pimpinan persalinan yang tepat di dukung dengan berat janin
yang tidak terlalu besar dan riwayat persalinan ibu yang lalu tidak mengalami
fundus uteri, kontraksi uterus, kandung kemih pada 1 jam pertama dilakukan
pemantauan setiap 15 menit dan pada jam kedua dilakukan pemantauan persalinan
setiap 30 menit dan suhu diperiksa 1 jam sekali selama 2 jam dan diperoleh hasil
Hal ini sejalan dengan teori yang dipaparkan oleh (Saifuddin, 2010)
pemantauan kala IV dilakukan setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan setiap 20-
107
perdarahan pervaginam, tekanan darah, nadi, kandung kemih, TFU dan suhu
dilakukan sekali setiap jam selama dua jam pertama pasca persalinan.
Pada saat proses persalinan Ny. R tidak mengalami masalah dengan resiko
kehamilan jarak yang terlalu dekat. Namun menurut teori (Maryunani, 2013) Pada
ibu hamil dengan jarak yang terlalu dekat akan mengalami peningkatan resiko
kenyataan, dimana Ny. Rpada saat persalinan tidak terjadi perdarahan. Penulis
kontraksi uterus dan perdarahan, persiapan pendonor darah yang sesuai dengan
Kehamilan Ny. Rberusia 39 minggu hal ini sesuai dengan teori bayi baru
lahir normal yang menurut muslihatun tahun 2011 yaitu bayi yang lahir dalam
presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia
gram.
Menurut pendapat penulis tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktik
karena saat bersalin usia kehamilan Ny. R 39 minggu dan berat bayi Ny. R3150
gram.
108
Segera setelah bayi Ny. R lahir pada pukul 19:47 WIB dilakukan penilaian
awal secara cepat dan tepat dan di peroleh hasil bayi menangis kuat, tonus otot
baik, warna kulit merah muda. Hal ini sejalan dengan teori menurut (Dewi, 2012)
bahwa segera setelah bayi lahir lakukan penilaian awal secara cepat dan tepat (0-
30) detik yang dinilai yaitu usaha nafas, warna kulit, gerakan aktif atau tidak.
Setelah dilakukan penilaian awal segera setelah bayi lahir maka dilakukan
penilaian Apgar Skor (AS), didapatkan hasil AS bayi Ny. Ryaitu 7/9. Penilaian ini
termasuk dalam keadaan normal karena menurut (Oxorn, 2010), bahwa bayi
kesenjangan antara teori dan praktik karena AS bayi Ny. Rdalam batas normal
yaitu 7/9.
Kemudian dilakukan pemotongan tali pusat menurut (Depkes RI, 2016) yaitu
dengan cara ikat tali pusat 1 cm dari perut bayi (pusat). Gunakan benang atau
klem plastic DTT/ steril. Kunci ikatan tali pusat dengan simpul mati atau
kuncikan penjepit plastik tali pusat. Kemudian selimuti bayi dengan menggunakan
Penulis sependapat dengan teori diatas perawatan tali pusat sangat penting
dilakukan agar mencegah terjadinya infeksi pada potongan tali pusat yang tersisa
pada bayi. Apabila perawatan tali pusat dapat dilakukan dengan prinsip bersih dan
kering, maka tali pusat akan cepat kering dan terlepas dengan sendirinya. Setelah
dilakukan perawatan tali pusat kemudian bayi di berikan kepada ibu untuk dilakukan
109
Setelah dilakukan IMD selama 1 jam, kemudian dilanjut dengan pemeriksaan
fisik pada bayi Ny. R di temukan hasil : JK PR, BB bayi 3150 gram, PB : 52 cm,
LK : 34 CM, LD: 34 cm, caput (-), cepal (-), miksi (+), defekasi (+), anus + (
terdapat meconeum pada anus), cacat tidak ditemukan, reflek normal. Menurut
(Depkes RI, 2008), bayi baru lahir normal memiliki ciri berat badan 2500-4000
gram, panjang badan 44-53 cm, lingkar dada 30-34 cm, lingkar kepala 33-35 cm.
Penulis berpendapat, hasil dari pemeriksaan fisik pada bayi Ny. Rdalam batas
normal dan sesuai dengan teori dan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir
dilakukan dengan tujuan untuk menentukan apakah terdapat kelainan atau tidak
secara Intra Muskular (IM) pada paha kiri anterolateral. Setelah satu jam
kemudian bayi Ny. Rdiberikan imunisasi hepatitis B secara IM pada paha kanan
anterolateral. Asuhan ini diberikan sesuai dengan teori bahwa 1 jam setelah bayi
Asuhan ini diberikan sesuai dengan teori (Depkes RI, 2011) bahwa 1 jam
anterolateral.
110
Pada bayi baru lahir biasanya obat mata digunakan untuk membersihkan
mata bayi dari air ketuban yang menempel pada bagian mata bayi tersebut. Bayi
bisa saja terkena air ketuban jika ia lahir dengan ketuban keruh, preeklamsi,
vacum, jalan lahir macet atau kejadian lain serupa yang dapat mengganggu mata
vitamin K karena cadangan vitamin K dalam hati relatif masih rendah, sedikitnya
transfer vitamin K melalui tali pusat, rendahnya kadar vitamin K pada ASI, dan
saluran pencernaan bayi baru lahir yang masih steril. Kekurangan vitamin K
(VKDB).
Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus yang dapat
berujung pada infeksi hati kronis. Penyakit ini tergolong dalam penyakit menular,
melalui darah dan cairan tubuh lainnya. Pemberian vaksin hepatitis B pun dinilai
penting diberikan pada bayi baru lahir, karena bayi memiliki risiko tinggi terkena
penyakit hepatitis B dari ibu yang terinfeksivirus, baik terlahir melalui persalinan
Menurut Penulis tidak ada menemukan masalah antara teori dengan praktik
karena kondisi bayi yang stabil penulis dan bidan segera memberikan asuhan
tubuh pada bayi terhadap penyakit hepatitis B dan mencegah terjadinya infeksi
111
4. Nifas
Pada Ny. Rmendapat asuhan kebidanan masa nifas sebanyak 3 kali yaitu
saat 2 hari post partum, 5 hari post partum dan 14 hari post partum. Hal ini sesuai
dengan kebijakan program nasional masa nifas yaitu kunjungan yang terbagi
dalam 6 jam-2 hari post partum, 3-7 hari post partum, 8-28 hari post partum.
karena dengan adanya kunungan nifas tersebut dapat mendeteksi adanya penyulit
emosional, TTV, ASI, involusi uterus dan lochea Ny. Rsemua dalam batas
normal. Asuhan yang diberikan pada Ny. Rselama masa nifas meliputi KIE
tentang nutrisi ibu nifas, ASI ekslusif, tanda bahaya nifas teknik menyusui,cara
secara bertahap yang dikarenakan mobilisasi yang baik, pemenuhan nutrisi ibu
yang cukup dan keikut sertaan Ny. Rdalam melakukan senam nifas. Hal ini sesuai
dengan teori menurut (Suhemi, 2009) yaitu faktor yang mempengaruhi involusi
uterus antara lain senam nifas, mobilisasi dini serta gizi yang baik.
Penulis berpendapat dengan asuhan masa nifas yang benar pada ibu dan
112
5. Kunjungan Neonatus
kunjungan yaitu pada hari ke 2, hari ke 5 dan hari ke 14. Hal ini sesuai dengan
KN 3 dilakukan 8 - 28 hari.
keadaan bayi dapat di pantau dengan lebih baik lagi dan kunjungan neonatus
penting dilakukan karena periode neonatus yaitu bulan pertama kehidupan banyak
suhu, pemeriksaan fisik bayi, keadaan tali pusat, dan warna kulit bayi Ny. Rsemua
dalam batas normal dan tali pusat bayi sudah terlepas saat usia 7 hari. Hal tersebut
sejalan dengan teori menurut (Krisyanasari, 2010) yaitu sisa tali pusat yang masih
menempel pada di perut bayi akan mengering dan biasanya akan terlepas sendiri
Penulis sependapat dengan teori tersebut karena tali pusat bayi Ny. Rtelah
makanan selain ASI dan dapat menyusu dengan baik dikarenakan ASI diberikan
secara on demand atau sesuai kebutuhan bayi, setiap hari dan setiap malam. Hal
113
ini sejalan dengan teori yang rekomendasi kepada paraibu, bila memungkinkan
secara on demand atau sesuai kebutuhan bayi, setiap hari dan setiap malam.
terbaik untuk bayi untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya sehingga tidak terdapat
berat badan saat lahir berat badan bayi 3150 gram saat dilakukan kunjungan
menurut (Krisyanasari, 2010) penurunan berat badan bayi baru lahir wajar terjadi
gram berat badan bayi bertambah karena bayi mulai beradaptasi sesuai dengan
teori (Krisyanasari, 2010). Masalah ini teratasi sesudah diberikan KIE oleh
penulis.
memberikan ASI ekslusif kepada bayinya dan riwayat KB Pil sehingga penulis
jangka panjang.Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (Handayani,
114
kontrasepsi dapat menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai
115
BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengkajian asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. R
di Klinik Pratama Kita, dapat diambil kesimpulan bahwa penulis:
1. Mampu melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif dimana pada saat
pengkajian terdapat kesenjangan yaitu ibu hamil dengan jarak kehamilan < 2
tahun yang termasuk dalam kehamilan resiko tinggi. Sudah dilakukan
intervensi dengan memberikan ibu KIE mengenai resiko jarak kehamilan
terlalu dekat sehingga ibu tidak mengalami keadaan gawat darurat.
2. Mampu melakukan asuhan bayi baru lahir secara komprehensif. Bayi lahir
secara spontan, segera menangis dan tidak tampak kelainan kongenital.
3. Mampu melakukan asuhan nifas secara komprehensif. Masa nifas Ny. R
berjalan dengan normal tanpa adanya penyulit.
4. Mampu melakukan asuhan neonatus secara komprehensif. Masa neonatus
dalam batas normal tidak ditemukan masalah menyusui pada bayi, bayi dapat
menyusu dengan baik dan mendapat asi eksklusif.
5. Mampu memberikan pelayanan keluarga berencana secara komprehensif
sesuai kondisi Ny.R. Klien telah memilih menjadi calon akseptor KB AKBK
6.2. Saran
1. Bagi Klinik Pratama Kita
a. Bidan diupayakan mampu menjalin komunikasi yang baik dengan pasien agar
tercipta suasana yang terbuka dan harmonis, sehingga dapat meningkatkan
pelayanan kebidanan khususnya dalam memberikan pelayanan kebidanan pada
masa kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir serta keluarga berencana.
116
b. Bidan diupayakan melakukan penyuluhan tentang jarak/interval kehamilan
yang terlalu dekat karena hal tersebut merupakan resiko tinggi terhadap kehamilan
berikutnya.
2. Bagi Prodi Profesi Kebidanan STIKes Mitra Husada Medan
Kepada Prodi Profesi Kebidanan STIKes Mitra Husada Medan diharapkan
laporan tugas akhir ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan Profesi bidan
khususnya dalam pemberian asuhan kebidanan secara komprehensif serta untuk
mengevaluasi kompetensi mahasiswa dalam memberikan asuhan kebidanan, sehingga
dapat mengahasilkan bidan terampil, profesional, dan mandiri.
3. Bagi Klien
Kepada klien diupayakan untuk dapat menambah wawasan dan pengetahuan ibu
tentang masa kehamilan khususnya jarak kehamilan yang beresiko, persalinan yang
aman, bayi baru lahir, nifas, neonatus, dan KB sehingga dapat menjalaninya tanpa
adanya komplikasi.
4. Bagi penulis
Bagi penulis diupayakan dapat menejemen waktu lebih baik lagi agar
asuhankebidanan komprehensif bisa dilakukan secara maksimal. Mengembangkan
pola pikir ilmiah dan melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif melalui
pendidikan dan penatalaksanaan serta mendapat pengalaman secara nyata di
lapangan agar dapat memberikan pelayanan kebidanan yang lebih efektif dan
lebih meningkatkan mutu pelayanan kebidanan yang diselenggarakan.
117
DAFTAR PUSTAKA
Agustiyani dan Suryani. 2011. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
Amiruddin. 2010. Studi Kasus Resiko Jarak kehamilan Ibu Hamil. Journal
Medical Unhas.
APN. 2008. Asuhan Persalinan Normal dan Insiasi Menyusu
Dini. Jakarta :JNPK-KR
Arum, N. M. 2007. Sibling rivalry Pada Anak Kembar Remaja. Jakarta: EGC.
Benson, Ralp c & Martin L.Pernol. 2009. Buku Saku Obstetri & Ginekologi Edisi
9, Jakarta : EGC.
118
Pelayanan Dasar. Jakarta : Depkes RI.
Dewi, Vivian N.L, & Sunarsih, Tri. (2012). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas.
Jakarta : Salemba Medika.
Doenges, 2010. Rencana Asuhan Keperawatan, edisi 3. Jakarta : EGC
Evy. 2009. Perkembangan Dan Perubahan Pada Ibu Hamil. Jakarta: Erlangga.
Publishing.
Handayani, Sri. 2010. Buku Ajar Pelayanan KB. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Hesti. 2009. Buku Saku Anemia Pada Ibu Hamil, Konsep Dan Penatalaksanaan.
Jakarta: Penerbit Trans Info Media.
119
Karkata M.K, Kristanto H. 2012. Panduan Penatalaksanaan Kasus Obstetri:
Himpunan Kedokteran Fetomaternal Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi
Indonesia.
____. 2012. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta : EGC.
Mc Donald, Dean. Dentistry for the Child and Adolescent. Missouri : Mosby-Year
Book. 2009.
120
Mirnawati, 2016. Konsep Dasar Kehamilan Fisiologis Trimester III. Diperoleh
dari https://ilmukesehatan15.wordpress.com/2016/03/17/konsep-dasar-
kehamilan-fisiologis-trimester-iii/. Diakses tanggal 29 April 2020
Rochjati, Poedji. 2008. Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil. Surabaya. Airlangga
Universitas Press.
121
Shaffer, D & Kipp, K. 2010. Developmental Psychology Childhood &
AdolescenceEighth Edition. Wadsworth. USA.
Siswosudarmo, HR., Anwar, H.M., & Emilia, O., 2008. Dasar Teori Bayi
BaruLahir, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Spungin, P & Richaardson, V. 2007. Kiat mengatasi persaingan kakak-beradik;
menciptakan harmoni agar putra-putri kita saling menyayangi. Yogyakarta
:ANDI Offset.
Straight, Barbara R. 2014. Keperawatan Ibu dan Bayi Baru Lahir. Jakarta : EGC.
Suherni, Widyasih, Hesty & Rahmawati, Anita. (2009). Perawatan Masa Nifas.
Jakarta : Fitramaya.
Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI). 2012. Angka Kematian Ibu.
Jakarta: EGC.
Varney Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 2.Jakarta: EGC.
122
_____, 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta: EGC.
Wasnidar. 2007. Standar Playanan Gizi Wanita Usia Subur Anemia Gizi. Dinas
Kesehatan : Semarang
Wahyuni, S. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi & Balita. Jakarta : EGC.
Waspadji, S. 2009. Dalam : Aru IN, dkk, editors. Ilmu Penyakit Dalam,
Jilid III
Edisi Keempat. Jakarta : Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Yulianti, L. 2013. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta : CV. Trans Info Media.
123
DOKUMENTASI
124
DOKUMENTASI
ANC
125
DOKUMENTASI
INC
126
DOKUMENTASI
BBL
127
DOKUMENTASI
KUNJUNGAN NEONATUS DAN NIFAS
128
DOKUMENTASI
KB
129