DISUSUN OLEH :
RINA NOVIANTI
NPM : 41216049
MAHASISWA
( RINA NOVIANTI )
NPM. 41216049
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya sampaikan kepada Tuhan YME, sehingga saya dapat
menyelesaikan Laporan Praktik Macro Teaching Mata Kuliah Kesehatan Reproduksi
dan Keluarga Berencana di Progam Studi D-III Kebidanan Universitas Batam Tahun
2017. Laporan Praktik Macro Teaching ini dibuat untuk memenuhi tugas selama
Pelaksanaan Praktik Pembelajaran Macro Teaching di Universitas Batam. Saya
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof Dr. Ir. H. Novirman Jamarun, M.Sc selaku Rektor Universitas Batam
2. Bapak dr. Saiful Batubara, M.Pd selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Batam
3. Ibu Devy Lestari Nurul Aulia, SST, M.Biomed selaku Ketua Program Studi D-
IV Bidan Pendidik Universitas Batam
4. Ibu Mariyana, S.ST, M. Biomed selaku Ketua Program Studi D- III Kebidanan
Universitas Batam.
5. Ibu Sarmauli Franshisca, SST, M.Biomed selaku Dosen Pembimbing sekaligus
Dosen Pengampu Mata Kuliah Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana
yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan, dan motivasi selama praktik
pembelajaran macro teaching sampai laporan praktik ini terselesaikan.
6. Seluruh dosen, staf pengajar, teman-teman dan semua pihak yang telah
membantu selama praktik.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu saran dan kritik sangat diharapkan. Terima kasih.
( Rina Novianti )
NPM. 41216049
DAFTAR ISI
iii
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
STRUKTUR PRODI D-III KEBIDANAN ................................................ v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................ 1
1.2 Tujuan ..................................................................................... 2
1.3 Alokasi Waktu ........................................................................ 2
1.4 Kegunaan Penulisan ............................................................... 3
LAMPIRAN
iv
STRUKTUR
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN
UNIVERSITAS BATAM
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Melalui praktik pembelajaran macro teaching ini, diharapkan
mahasiswa dapat melaksanakan praktik pendidikan melalui pengalaman
nyata yang meliputi pembelajaran dikelas dan klinik, administrasi
pendidikan, evaluasi pendidikan, kemahasiswaan, perpustakaan, SDM, dan
organisasi.
BAB II
PROSEDUR PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
C. PROSES PEMBELAJARAN
T : Dilaksanakan di kelas dengan menggunakan ceramah, diskusi,
seminar, dan penugasan
P : Dilaksanakan di kelas dengan menggunakan metode simulasi, role
play, dan bedside teaching
D. EVALUASI
1. Teori
a) UTS : 10 %
b) UAS : 10 %
c) Penugasan/seminar : 20 %
2. Praktikum : 50 %
E. BAHAN AJAR
1. Ana Nadhya Abrar, Wini Tamtiari. 2001. Konstruksi Seksualitas, Antara
Hak Dan Kekuasaan. Yogyakarta : Pusat Penelitian UGM
2. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. 2004. Materi Dasar
Promosi Meniapkan Ibu Sehat, Melahirkan Bayi Sehat. Jakarta : BKKBN
3. Depkes RI. Kesehatan Reproduksi. Jakarta
4. Dirjen Binkesma, Direktorat Kesga, Depkes RI, pedoman Pemantauan dan
Penyeliaan Program Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir, Jakarta, 2003
5. Kartono Mohamad. 1998. Kontradiksi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta
: Pustaka Sinar Harapan bekerja sama dengan PT Citra Putra Bangsa dan
The Ford Foundation.
6. Kumpulanartikel 1998-2001, Berita Kesehatan, Gender dan Kesehatan,
Kerja sama antara Pusat Komunikasi Kesehatan Berspekti Gender dengan
The Ford Foundation, Jakarta, 2001
7. Mary, Nolan. 2003. Kehamilan dan Melahirkan. Jakarta : Arcan
8. Meiwita Budhidarsana, Sarimawar. 2000. Membangun Sumber Daya
Perempuan, Membangun Kehidupan Prosiding Seminar Nasional. Jakarta
9. Sri Hadi P, Heru Santoso. 2001. Sketsa Kesehatan Reproduksi Perempuan
Desa. Jakarta : Yayasan Pengembangan Pedesaan bekerjasama dengan The
Ford Foundation
10. Suyanto. 2002. Perdagangan Anak Perempuan, Kekerasan Seksual, dan
Gagasan Kebijakan. Yogyakarta : Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan
UGM, Ford Foundation
11. Zohra Andi Baso, Juni Raharjo. 1999. Kesehatan Reproduksi, Panduan Bagi
Perempuan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
12. Sumber yang terbaru.
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)
4 Mahasiswa mampu Masalah gangguan pada kesehatan 6 Jam - - Presentasi - OHP Sarmauli
mengidentifikasi Masalah reproduksi dan upaya - Kuis - Multimedia Franshisca
- Ujian tulis - LCD Sihombing,
gangguan pada kesehatan penanggulangan - Whiteboard
reproduksi yang sering 1. Infertilitas S.ST,
terjadi 2. PMS M.Biomed
3. Gangguan Haid
4. PID
5. Unwanted Pregnancy dan
Abortus
6. KDRT
5 Mahasiswa mampu 1. Skrinning keganasan dan 4 Jam 8 Jam - Presentasi - OHP Sarmauli
melakukan deteksi dini sistemik - Kuis - Multimedia Franshisca
- Ujian tulis - LCD Sihombing,
gangguan kesehatan a. IVA - Whiteboard
reproduksi b. Papsmear - Praktikum S.ST,
2. Health promotion M.Biomed
3. Spesifik protection
4. Early diagnosis and promotiff
treatment
5. Disabilitation
6. Rehabilitation
6 Mahasiswa mampu 1. Asuhan kesehatan reproduksi 2 Jam 8 Jam - Presentasi - OHP Risqi Utami,
memberikan asuhan pada remaja - Kuis - Multimedia S.ST,
- Ujian tulis - LCD M.Biomed
kebidanan pada 2. Asuhan reproduksi pada wanita - Whiteboard
perempuan yang berkaitan usia reproduktif - Role Play
dengan system reproduksi 3. Asuhan kesehatan reproduksi - Praktikum
dalam prespektif gender pada wanita pekerja industry
4. Asuhan kesehatan reproduksi
pada wanita usia lanjut
2.1.2 Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu mata kuliah tertentu
yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan
pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar.
Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompeteni dasar ke dalam
materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indicator pencapaian kompetensi
untuk penilaian. Dalam proses pembelajaran silabus merupakan penunjuk arah
dari proses pembelajaran pada setiap mata kuliah. Model silabus terdiri dari
materi pokok, kegiatan pembelajaran, indicator dan seterusnya dapat ditetapkan
oleh masing-masing satuan pendidikan yang tidak mengurangi komponen-
komponen dalam silabus. Untuk silabus mata kuliah kesehatan reproduksi dan
keluarga berencanaa lihat sebagai berikut:
E. Beban Studi
1. Kuliah Responsi dan Tutorial
a) Tatap Muka : 16 minggu x 50 menit x 3 SKS = 2400 menit
b) Penugasan Terstuktur : 16 minggu x 50 menit x 3 SKS = 2400 menit
c) Belajar Mandiri : 16 minggu x 60 menit x 3 SKS = 2880 menit
Total=7680 menit/16 minggu
2. Praktikum
a) Praktikum : 16 minggu x 100 menit x 2 SKS = 3200 menit
b) Belajar Mandiri : 16 minggu x 60 menit x 2 SKS = 1920 menit
Total = 5120 menit/16 minggu
TOTAL PEMBELAJARAN DI KELAS = 350 menit / mg = 6 jam / mg
Penjelasan T = 2400 menit / 16 minggu
P = 3200 menit / 16 minggu
= 5600 menit / 16 minggu
17
G. Metode
Ceramah, diskusi, simulasi, dan tanya jawab
H. Media
White board, OHP, Multimedia, LCD
J. Daftar Pustaka
1. Ana Nadhya Abrar, Wini Tamtiari. 2001. Konstruksi Seksualitas, Antara
Hak Dan Kekuasaan. Yogyakarta : Pusat Penelitian UGM
2. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. 2004. Materi Dasar
Promosi Meniapkan Ibu Sehat, Melahirkan Bayi Sehat. Jakarta : BKKBN
3. Depkes RI. Kesehatan Reproduksi. Jakarta
4. Dirjen Binkesma, Direktorat Kesga, Depkes RI, pedoman Pemantauan dan
Penyeliaan Program Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir, Jakarta, 2003
5. Kartono Mohamad. 1998. Kontradiksi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta
: Pustaka Sinar Harapan bekerja sama dengan PT Citra Putra Bangsa dan
The Ford Foundation.
6. Kumpulanartikel 1998-2001, Berita Kesehatan, Gender dan Kesehatan,
Kerja sama antara Pusat Komunikasi Kesehatan Berspekti Gender dengan
The Ford Foundation, Jakarta, 2001
7. Mary, Nolan. 2003. Kehamilan dan Melahirkan. Jakarta : Arcan
8. Meiwita Budhidarsana, Sarimawar. 2000. Membangun Sumber Daya
Perempuan, Membangun Kehidupan Prosiding Seminar Nasional. Jakarta
9. Sri Hadi P, Heru Santoso. 2001. Sketsa Kesehatan Reproduksi Perempuan
Desa. Jakarta : Yayasan Pengembangan Pedesaan bekerjasama dengan The
Ford Foundation
17
SUB-SUB ALOKASI
PTM MATERI PERKULIAHAN PENGALAMAN BELAJAR DOSEN PENILAIAN
KOMPETENSI WAKTU
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Memahami Konsep Konsep Kesehatan Reproduksi 1. Mahasiswa mampu T : 4 Jam Sarmauli - Presentasi
Kesehatan Reproduksi 1. Definisi kesehatan reproduksi menjelaskan konsep Franshisca - Kuis
2. Ruang lingkup kesehatan kesehatan reproduksi Sihombing , - Ujian tulis
reproduksi dalam siklus 2. Mampu menjelaskan ruang S.ST,
kehidupan lingkup kespro dan siklus M.Biomed
3. Hak-hak reproduksi kehidupan
4. Siklus kesehatan wanita, 3. Mampu menjelaskan hak-hak
konsepsi, bayi dan anak, remaja, reproduksi
dewasa, usia lanjut 4. Menjelaskan perubahan yang
5. Perubahan yang terjadi pada terjadi pada setiap tahap
satiap tahap 5. Mampu menjelaskan faktor-
6. Faktor-faktor yang faktor yang mempengaruhi
mempengaruhi kesehatan reproduksi
28
2 Konsep gender dalam Seksualitas dan Gender 1. Mampu menjelaskan konsep T : 4 Jam Sarmauli - Presentasi
kesehatan reproduksi 1. Budaya yang berpengaruh gender dalam kesehatan Franshisca - Kuis
terhadap gender reproduksi Sihombing , - Ujian tulis
2. Diskriminasi gender 2. Menjelaskan budaya yang S.ST,
3. Melibatkan wanita dalam berpengaruh terhadap gender M.Biomed
pengambilan keputusan 3. Menjelaskan tentang
4. Pendidikan diskriminasi gender
5. Penghasilan
6. Usia harapan hidup
7. Angka Kematian Ibu
8. Tingkat Kesuburan
3, 4 Isu-isu kesehatan Permasalahan kesehatan wanita 1. Mampu menjelaskan tentang T : 6 Jam Sarmauli - Presentasi
perempuan dalam dimensi social dan upaya permasalahan kesehatan P : 6 Jam Franshisca - Kuis
mengatasinya reproduksi wanita dalam Sihombing , - Ujian tulis
1. Kekerasan dimensi social S.ST, - Role Play
2. Perkosaan 2. Dapat merencanakan upaya M.Biomed
3. Pelecehan Seksual pemecahan masalah yang
4. Single parent dihadapi wanita
5. Perkawinan usia mudan dan tua
6. Wanita di tempat kerja
7. Incest
8. Home less
9. Wanita di pusat rehabilitas
10. Pekerja seks komersial
11. Drug abuse
12. Pendidikan
13. Upah
28
5 Masalah gangguan Masalah gangguan pada kesehatan 1. Mampu mengidentifikasi T : 6 Jam Sarmauli - Presentasi
pada kesehatan reproduksi dan upaya gangguan kesehatan Franshisca - Kuis
reproduksi yang sering penanggulangan reproduksi Sihombing , - Ujian tulis
terjadi 1. Infertilitas 2. Mampu melakukan upaya S.ST,
2. PMS penanggulangan M.Biomed
3. Gangguan Haid
4. PID
5. Unwanted Pregnancy dan
Abortus
6. KDRT
6 Melakukan deteksi 1. Skrinning keganasan dan 1. Mampu melakukan skrinning T : 4 Jam Sarmauli - Presentasi
dini gangguan sistemik dan deteksi dini P : 8 Jam Franshisca - Kuis
kesehatan reproduksi a. IVA Sihombing , - Ujian tulis
b. Papsmear S.ST, - Praktikum
M.Biomed
2. Health promotion
3. Spesifik protection
4. Early diagnosis and promotiff
treatment
5. Disabilitation
6. rehabilitation
7 Memberikan asuhan 1. Asuhan kesehatan reproduksi 1. Mampu melakukan asuhan T : 2 Jam Risqi Utami, - Presentasi
kebidanan pada pada remaja untuk kesehatan reproduksi P : 8 Jam S.ST, - Kuis
perempuan yang 2. Asuhan reproduksi pada wanita untuk setiap siklus kehidupan M.Biomed - Ujian tulis
berkaitan dengan usia reproduktif wanita - Role Play
system reproduksi 3. Asuhan kesehatan reproduksi - Praktikum
dalam prespektif pada wanita pekerja industry
gender 4. Asuhan kesehatan reproduksi
pada wanita usia lanjut
UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)
28
8 Memahami konssep 1. Pengertian penduduk 1. Mampu menjelaskan dan T : 4 Jam Risqi Utami, - Presentasi
kependuduan 2. Dinamika kependudukan memahami tentang konsep S.ST, - Kuis
3. Faktor-faktor demografik yang kependudukan M.Biomed - Ujian tulis
mempengaruhi laju
pertumbuham penduduk
4. Transisi demografik
5. Masalah kependudukan di
Indonesia
a. Jumlah dan pertumbuhan
penduduk
b. Persebaran dan kepadatan
penduduk
c. Struktur umur penduduk
d. Kelahiran dan kematian
9 Memahami konsep 1. Sejarah KB di Indonesia 1. Mampu menjelaskan dan T : 4 Jam Risqi Utami, - Presentasi
pelayanan keluarga a. Faktor-faktor yang memahami tentang konsep S.ST, - Kuis
berencana mempengaruhi kependudukan M.Biomed - Ujian tulis
perkembangan KB di -
Indonesia
b. Organisasi-organisasi KB di
Indonesia
2. Program KB di Indonesia
a. Pengertian Program KB
b. Tujuan program KB
c. Sasaran program KB
d. Ruang lingkup program KB
e. Strategi pendekatan dan
cara operasional program
pelayanan KB
28
f. Dampak program KB
terhadap pencegahan
kelahiran
10, Memberikan asuhan Metode Sederhana 1. Menjelaskan berbagai T : 6 Jam Risqi Utami, - Presentasi
11, 12 kebidanan pada 1. Tanpa alat metode kontrasepsi P : 12 Jam S.ST, - Kuis
keluarga berencana - KB alamiah 2. Menjelaskan keuntungan dan M.Biomed - Ujian tulis
Metode kalender efek samping masing-masing - Role Play
- Praktikum
Metode suhu basal metode alat kontrasepsi
Metode lendir serviks 3. Mempraktikkan berbagai
Metode simto termal metode alat kontrasepsi
- Coitus interuptus 4. Melakukan asuhan pada
2. Dengan alat akseptor KB
- Mekanisme barier
Kondom
Barier intra vaginal
- Kimiawi
spermisida
3. Metode modern
a. Kontrasepsi hormonal
- Oral kontrasepsi
- Suntikan / injeksi
- Subkutis / implant
- Mekanisme kerja KB
Hormonal
b. Intra uterine devices
(IUD/AKDR)
4. Kontrasepsi terkini
5. Kontrasepsi darurat
6. Sterilisasi
28
- Pada wanita
Penyinaran
Operatif
Penyumbatan tuba
mekanis dan tuba kimiawi
- Pada Pria
Operatif
Penyumbatan vas deferens
mekanis
Penyumbatan vas deferens
kimiawi
13, 14 Melakukan 1. Pencatatan dan pelaporan 1. Melakukan T : 2 Jam Yenni - Presentasi
pendokumentasian 2. Pendokumentasian rujukan KB pendokumentasian asuhan P : 6 Jam Aryaneta, - Kuis
pada asuhan kesehatan 3. Dokumentasi asuhan kesehatan kesehatan reproduksi S.ST, - Ujian tulis
reproduksi dan reproduksi M.Biomed - Praktikum
keluarga berencana 4. Dokumentasi asuhan keluarga
berencana
UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)
28
B. KOMPETENSI
1. Standar Kompetensi
Setelah mengikuti proses pembelajaran ini, mahasiswa mampu untuk
memahami konsep, hak-hak kesehatan reproduksi, faktor-faktor yang
mempengaruhi kesehatan reproduksi, upaya pencegahan dan deteksi dini
serta memberikan asuhan keluarga berencana.
2. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti proses pembelajaran ini, mahasiswa mampu:
1. Mampu merencanakan asuhan kebidanan secara efektif, aman dan
holistik dengan memperhatikan aspek budaya terhadap kesehatan
reproduksi dan keluarga berencana berdasarkan standar praktik
kebidanan dan kode etik profesi.
a) Menjelaskan Merencanakan asuhan kesehatan reproduksi wanita dan
asuhan keluarga berencana
b) Menjelaskan Konsep Kesehatan Reproduksi
c) Menjelaskan Konsep Gender dalam Kesehatan Reproduksi
Perempuan
d) Menjelaskan Isu-isu Kesehatan Perempuan
e) Menjelaskan Masalah-masalah kesehatan Reproduksi yang sering
terjadi
f) Menjelaskan Deteksi Dini Gangguan Reproduksi
g) Menjelaskan Asuhan Kebidanan Pada Perempuan yang berkaitan
dengan system reproduksi dalam prespektif gender
h) Menjelaskan Konsep pelayanan keluarga berencana
i) Menjelaskan Asuhan Kebidanan pada keluarga berencana
3. Kompetensi Khusus
Setelah menempuh mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu:
1. Konsep kesehatan reproduksi
2. Konsep gender dalam kesehatan reproduksi
3. Isu-isu kesehatan perempuan
4. Masalah-masalah kesehatan reproduksi yang sering terjadi
5. Deteksi dini gangguan ksehatan reproduksi
6. Asuhan pada perempuan yang berkaitan dengan system reproduksi
dalam perspektif gender
7. Konsep kependudukan
8. Konsep Pelayanan keluarga berencana
9. Asuhan Kebidanan pada keluarga berencana
C. JUMLAH JAM
Kegiatan di Dalam Kelas = (5 SKS x 16 Minggu) = 80 Jam
Kuliah & Diskusi Kelompok = 5x14 Pertemuan = 70 Jam
MID Semester = 5x1 Pertemuan = 5 Jam
Ujian Akhir = 5x1 Pertemuan = 5 Jam
Total = 16 Pertemuan = 80Jam
Yang dimaksud dengan jam di sini adalah jam pelajaran (50 menit) sesuai
dengan definisi SKS. Selain itu, karena 1 SKS mengandung kegiatan untuk
tugas mandiri yang terencana, maka direncanakan pula kegiatan berikut:
28
E. MATERI PERKULIAN
TOPIK / POKOK RINCIAN MATERI /
PTM KOGNITIF AFEKTIF PSIKOMOTORIK
BAHASAN KOMPETENSI DASAR
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Konsep Kesehatan Konsep Kesehatan Reproduksi Mahasiswa dapat Mahasiswa dapat Mahasiswa dapat
Reproduksi 1. Definisi kesehatan reproduksi menjelaskan konsep berpartisipasi dalam menerapkan konsep
2. Ruang lingkup kesehatan kesehatan reproduksi memberikan kesehatan reproduksi
reproduksi dalam siklus pendapatnya tentang
kehidupan konsep kesehatan
3. Hak-hak reproduksi reproduksi
4. Siklus kesehatan wanita,
konsepsi, bayi dan anak, remaja,
dewasa, usia lanjut
5. Perubahan yang terjadi pada
satiap tahap
6. Faktor-faktor yang
mempengaruhi
2 Konsep gender dalam Seksualitas dan Gender Mahasiswa dapat Mahasiswa dapat Mahasiswa dapat
kesehatan reproduksi 1. Budaya yang berpengaruh menjelaskan konsep berpartisipasi aktif melaksanakan konsep
terhadap gender gender dalam kesehatan dalam memberikan gender dalam
2. Diskriminasi gender reproduksi pendapat dengan materi kesehatan reproduksi
3. Melibatkan wanita dalam konsep gender dalam saat memberikan
pengambilan keputusan kesehatan reproduksi pelayanan kebidanan
4. Pendidikan saat pembelajaran
5. Penghasilan sedang berlangsung.
6. Usia harapan hidup
7. Angka Kematian Ibu
8. Tingkat Kesuburan
28
3, 4 Isu-isu kesehatan Permasalahan kesehatan wanita Mahasiswa dapat Mahasiswa dapat Mahasiswa dapat
perempuan dalam dimensi social dan upaya menjelaskan tentang memperhatikan merencanakan upaya
mengatasinya permasalahan kesehatan penjelasan dosen pemecahan masalah
1. Kekerasan reproduksi wanita dalam tentang permasalahan yang dihadapi wanita
2. Perkosaan dimensi social kesehatan reproduksi
3. Pelecehan Seksual wanita dalam dimensi
4. Single parent social saat
5. Perkawinan usia mudan dan pembelajaran
tua berlangsung.
6. Wanita di tempat kerja
7. Incest
8. Home less
9. Wanita di pusat rehabilitas
10. Pekerja seks komersial
11. Drug abuse
12. Pendidikan
13. Upah
5 Masalah gangguan Masalah gangguan pada kesehatan Mahasiswa dapat Mahasiswa dapat Mahasiswa dapat
pada kesehatan reproduksi dan upaya mengidentifikasi gangguan berpartisipasi aktif melakukan upaya
reproduksi yang sering penanggulangan kesehatan reproduksi dalam materi Masalah penanggulangan saat
terjadi 1. Infertilitas gangguan pada memberikan
2. PMS kesehatan reproduksi pelayanan kebidanan
3. Gangguan Haid yang sering terjadi saat
4. PID pembelajaran sedang
5. Unwanted Pregnancy dan berlangsung.
Abortus
6. KDRT
28
6 Melakukan deteksi 1. Skrinning keganasan dan Mahasiswa dapat Mahasiswa Mahasiswa dapat
dini gangguan sistemik memahami deteksi dini memperhatikan dan melakukan skrinning
kesehatan reproduksi a. IVA gangguan kesehatan mengerti penjelasan dan deteksi dini kode
b. Papsmear reproduksi dosen tentang obat etik bidan
2. Health promotion diuretic dan antibiotic
3. Spesifik protection saat pembelajaran
4. Early diagnosis and promotiff sedang berlangsung
treatment
5. Disabilitation
6. rehabilitation
7 Memberikan asuhan 5. Asuhan kesehatan reproduksi Mahasiswa dapat Mahasiswa dapat Mahasiswa dapat
kebidanan pada pada remaja menjelaskan asuhan berpartisipasi aktif melakukan asuhan
perempuan yang 6. Asuhan reproduksi pada kebidanan pada dalam materi asuhan untuk kesehatan
berkaitan dengan wanita usia reproduktif perempuan yang berkaitan kebidanan pada reproduksi untuk
system reproduksi 7. Asuhan kesehatan reproduksi dengan system reproduksi perempuan yang setiap siklus
dalam prespektif pada wanita pekerja industry dalam prespektif gender berkaitan dengan kehidupan wanita
gender 8. Asuhan kesehatan reproduksi asuhan kebidanan pada system reproduksi
pada wanita usia lanjut perempuan yang berkaitan dalam prespektif gender
dengan system reproduksi asuhan kebidanan pada
dalam prespektif gender perempuan yang
berkaitan dengan
system reproduksi
dalam prespektif gender
saat pembelajaran
sedang berlangsung.
8 Memahami konsep 1. Pengertian penduduk Mahasiswa dapat Mahasiswa dapat Mahasiswa dapat
kependudukan 2. Dinamika kependudukan menjelaskan dan berpartisipasi aktif melakukan konsep
3. Faktor-faktor demografik yang memahami tentang konsep dalam materi kependudukan saat
mempengaruhi laju kependudukan Memahami konsep memberikan
28
10, Memberikan asuhan Metode Sederhana Mahasiswa dapat Mahasiswa dapat Mahasiswa dapat
11, 12 kebidanan pada 1. Tanpa alat menjelaskan asuhan berpartisipasi aktif Mempraktikkan
keluarga berencana - KB alamiah kebidanan pada keluarga dalam materi asuhan berbagai metode alat
Metode kalender berencana berbagai kebidanan pada kontrasepsi dan
Metode suhu basal metode kontrasepsi keluarga berencana Melakukan asuhan
Metode lendir serviks berbagai metode pada akseptor KB
Metode simto termal kontrasepsi
- Coitus interuptus
2. Dengan alat
- Mekanisme barier
Kondom
Barier intra vaginal
- Kimiawi
spermisida
3. Metode modern
a. Kontrasepsi hormonal
- Oral kontrasepsi
- Suntikan / injeksi
- Subkutis / implant
- Mekanisme kerja KB
Hormonal
b. Intra uterine devices
(IUD/AKDR)
4. Kontrasepsi terkini
5. Kontrasepsi darurat
6. Sterilisasi
- Pada wanita
Penyinaran
Operatif
28
Penyumbatan tuba
mekanis dan tuba kimiawi
- Pada Pria
Operatif
Penyumbatan vas deferens
mekanis
Penyumbatan vas deferens
kimiawi
13, 14 Melakukan 1. Pencatatan dan pelaporan Mahasiswa dapat Mahasiswa dapat Mahasiswa dapat
pendokumentasian 2. Pendokumentasian rujukan KB memahami berpartisipasi aktif melakukan
pada asuhan kesehatan 3. Dokumentasi asuhan kesehatan pendokumentasian pada dalam materi pendokumentasian
reproduksi dan reproduksi asuhan kesehatan pendokumentasian pada asuhan kesehatan
keluarga berencana 4. Dokumentasi asuhan keluarga reproduksi dan keluarga asuhan kesehatan reproduksi
berencana berencana reproduksi dan keluarga
berencana
F. PEMBERIAN TUGAS
Deskripsi Tugas : Mahasiswa diminta agar aktif untuk mencari bahan tambahan
sendiri untuk setiap materi-materi yang dipelajari melalui sumber-sumber lain
seperti internet dan perpustakaan. Tugas yang diberikan terdiri atas tugas
individual dan kelompok. Untuk tugas individual, setiap mahasiswa diwajibkan
untuk membuat mengikuti panduan penulisan yang disusun oleh dosen.
Rincian tugas sebagai berikut:
1. Tugas kelompok:
Tugas ini adalah tugas harian yang dikerjakan oleh kelompok yang terdiri
dari 3-4 mahasiswa yang membahas materi pelajaran. Tugas ini diberikan
dengan untuk memfasilitasi mahasiswa yang lemah dengan melalui tutor
teman sebaya. Beberapa hal yang diperhatikan di sini adalah kekompakan,
pemerataan tugas, penguasaan materi, dan kedisiplinan kelompok, diberi
bobot 30 %
2. Tugas individual :
Dikerjakan oleh peserta secara individu, yaitu menulis/meringkas materi.
Bobot tugas ini 70 %
H. REFERENSI
1. Ana Nadhya Abrar, Wini Tamtiari. 2001. Konstruksi Seksualitas, Antara Hak
Dan Kekuasaan. Yogyakarta : Pusat Penelitian UGM
2. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. 2004. Materi Dasar
Promosi Meniapkan Ibu Sehat, Melahirkan Bayi Sehat. Jakarta : BKKBN
3. Depkes RI. Kesehatan Reproduksi. Jakarta
4. Dirjen Binkesma, Direktorat Kesga, Depkes RI, pedoman Pemantauan dan
Penyeliaan Program Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir, Jakarta, 2003
5. Kartono Mohamad. 1998. Kontradiksi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta :
Pustaka Sinar Harapan bekerja sama dengan PT Citra Putra Bangsa dan The
Ford Foundation.
6. Kumpulanartikel 1998-2001, Berita Kesehatan, Gender dan Kesehatan, Kerja
sama antara Pusat Komunikasi Kesehatan Berspekti Gender dengan The Ford
Foundation, Jakarta, 2001
7. Mary, Nolan. 2003. Kehamilan dan Melahirkan. Jakarta : Arcan
8. Meiwita Budhidarsana, Sarimawar. 2000. Membangun Sumber Daya
Perempuan, Membangun Kehidupan Prosiding Seminar Nasional. Jakarta
9. Sri Hadi P, Heru Santoso. 2001. Sketsa Kesehatan Reproduksi Perempuan
Desa. Jakarta : Yayasan Pengembangan Pedesaan bekerjasama dengan The
Ford Foundation
10. Suyanto. 2002. Perdagangan Anak Perempuan, Kekerasan Seksual, dan
Gagasan Kebijakan. Yogyakarta : Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan
UGM, Ford Foundation
11. Zohra Andi Baso, Juni Raharjo. 1999. Kesehatan Reproduksi, Panduan Bagi
Perempuan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
12. Sumber yang terbaru.
44
2.1.4 RPP
RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran) mendeskripsikan prosedur
dan pengorganisasian pembelajaran untuk satu kompetensi dasar yang ditetapkan
dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. Cakupan RPP paling luas adalah
1 kompetensi dasar yang terdiri dari satu atau beberapa indicator untuk satu kali
pertemuan atau lebih. RPP sekurang-kurangnya memuat tujuan pembelajaran,
materi ajar, metode sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. adalah uraian
yang berisi pembagian materi mata kuliah setiap kali petemuan. Dalam
menyusunnya harus berpedoman pada silabus. RPP mata kuliah farmakologi
sebagai berikut:
A. Kompetensi
1. KU : Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Isu- isu kesehatan perempuan
(Incest, Home Less, Wanita di pusat rehabilitasi, pekerja Seks Komersial, Drug
Abuse, Pendidikan, Upah )
2. KP : Mahasiswa dapat menjelaskan tentang Isu- isu kesehatan perempuan
(Incest, Home Less, Wanita di pusat rehabilitasi, pekerja Seks Komersial, Drug
Abuse, Pendidikan, Upah )
B. Pokok Bahasan
1. Incest
2. Home Less
3. Wanita di pusat rehabilitasi
4. Pekerja seks komersial
5. Drug Abuse
45
6. Pendidikan
7. Upah
D. EVALUASI
Evaluasi di berikan dengan penilaian tanya jawab tentang materi yang
diajarkan.
E. DAFTAR PUSTAKA
1. Pita, Huriawati. 2007. Ragan metode kontrasepsi. Jakarta : EGC
2. Everett, S. 2008. Kontrasepsi & Kesehatan Seksual Reproduktif. Jakarta :
EGC
47
(Rina Novianti)
NPM : 41216049
Menyetujui,
Waktu : 50 menit
Dosen : Rina Novianti A.md.keb
e. Drug Abuse
f. Pendidikan
g. Upah
SUMBER PUSTAKA
PENDAHULUAN
mendapatkan informasi yang bernar dan bertanggung jawab mengenai alat-alat dan
fungsi reproduksi juga tidak mudah didapatkan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi sekarang ini
sangat mendukung dalam kehidupan manusia di Indonesia bahkan di dunia,
penemuan yang setiap waktu terjadi dan para peneliti terus berusaha dalam
penelitiannya demi kemajuan dan kemudahan dalam beraktivitas.
Terkait ilmu kesehatan dalam hali ni, yaitu kesehatan reproduksi banyak sekali teori-
teori serta keilmuan yang harus dimiliki oleh para pakar atau spesialis
kesehatanreproduksi. Wilayah keilmuan tersebut sangat penting dimiliki demi
mengemban tuga suntuk bias menolong para pasien yang mana demi kesehatan,
kesejahteraan dan kelancaran pasien dalam menjalanakan kodratnya sebagai
perempuan
URAIAN MATERI
Upaya Mengatasi
a. Waspada dalam mengasuh anak. Tidak membiasakan anak dirumah
sendirian dengan anggota keluarga yang berlainan jenis.
b. Tidak mengabaikan kata hati tiap ada gelagat yang menjurus pada
tindakan pelecehan dalam keluarga.
c. Memisahkan tempat tidur anak mulai umur 3 tahun dari ayah atau saudara
baik sesama jenis kelamin maupun berlainan jenis kelamin.
d. Perlu juga melibatkan orang lain diluar lingkungan keluarga.
e. Lapor pada petugas penegak hukum walaupun dibawah ancaman pelaku.
52
B. Home Less
Home less atau tuna wisma atau gelandangan adalah orang yang hidup dalam
keadaan tidak sesuai dengan norma di masyarakat setempat, serta tidak mempunyai
tempat tinggal yang tetap diwilayah tertentu dan hidup ditempat umum. Home less
banyak terdapat di kota- kota besar. Kedatangan mereka ke kota besar tanpa didukung
oleh pendidikan dan ketrampilan yang memadai. Biasanya mereka tinggal di
empeeran toko, kolong jembatan, kolong jalan layang, gerobak tempat barang bekas,
sekitar rel kereta api, di taman, di tempat umum lainnya. Pekerjaan mereka sebagai
pengamen, pengemis, pemulung sampah.
kekerasan oleh pihak lain yang lebih kuat atau oleh orang dewasa yang
tidak bertanggungjawab.
f. Pelecehan Seksual
Orang dewasa yang tidak bertanggungjawab melakukan sodomi,
pelecehan seksual dengan imbalan uang, atau dibawah ancaman mereka
untuk melampiaskan nafsu mereka.
Penanggulangan
Pencegahan dilakukan dengan :
a. Penyuluhan dan konseling.
b. Pendidikan pelatihan keterampilan.
c. Pengawasan serta pembinaan lanjut.
Penghentian / Peniadaan
a. Penertiban oleh aparat pemerintah.
b. Penampungan.
c. Pelimpahan.
Rehabilitasi
a. Pembangunan perumahan sangat sederhana.
b. Pengadaan rumah singgah dan diberikan berbagai pelatihan dan pendidikan.
c. Transmigrasi.
Upaya rehabilitasi yang dilakukan meliputi :
a. Bimbingan agama.
b. Bimbingan sosial.
c. Latihan keterampilan.
d. Pendidikan kesehatan.
e. Pendidikan dan kesejahteraan pribadi.
C. Wanita di PusatRehabilitasi
a. Bimbingan agama.
b. Bimbingan sosial.
c. Latihan keterampilan.
d. Pendidikan kesehatan.
e. Pendidikan dan kesejahteraan pribadi.
Persoalan-persoalan psikologIs :
a. Akibat gaya hidup modern
b. Seorang perempuan pastinya ingin tampil dengan keindahan tubuh dan
barang-barang yang dikenakannya. Namun ada dari beberapa mereka yang
terpojok karena masalah keuangan untuk pemenuhan keinginan tersebut maka
mereka mengambil jalan akhir dengan menjadi PSK untuk pemuasan dirinya.
57
c. Broken Home
d. Kehidupan keluarga yang kurang baik dapat memaksa seorang remaja untuk
melakukan hal-hal yang kurang baik diluar rumah dan itu dimanfaatkan oleh
seseorang yang tidak bertanggungjawab dengan mengajaknya bekerja sebagai
PSK.
e. Kenangan masa kecil yang buruk
Tindak pelecehan yang semakin meningkat pada seorang perempuan bahkan
adanya perkosaan pada anak kecil bisa menjadi faktor dia menjadi seorang
PSK.
Dampak yang ditimbulkan bila seseorang bekerja sebagai PSK :
Penyalahgunaan obat dimaksud bila suatu obat digunakan tidak untuk tujuan
mengobati penyakit, akan tetapi digunakan dengan sengaja untuk mencari atau
mencapai kesadaran tertentu karena pengaruh obat pada jiwa.
Dari segi hukum obat-obat yangs sering disalah gunakan dapat dibagi dalam
dua kelompok, yaitu: narkotika atau obat bius dan bahan psikotropika. Untuk
mencegah penyalahgunaan obat, pemerintah baru-baru ini telah mengesahkan dua
Undang-Undang penting yaitu:
a. Undang-Undang Republik Indonesia No. 22 tahun 1997 tanggal 1 September
1997 tentang Narkotika.
b. Narkotika adalah zat atau Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 tahun 1997
tanggal 11 Maret 1997 tentang Psikotropika.
59
obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi
sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan. Contohnya adalah opium, morphine, cocaine, ganja/marihuana, dan
sebagainya.
Narkotika dibedakan menjadi :
Narkotika golongan I adalah narkotika yang hanya dapat digunakan untuk
tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta
mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.
a. Narkotika golongan II adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan
digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau
untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
tinggi mengakibatkan ketergantungan.
b. Narkotika golongan III adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan dan
banyak digunakan dalam terapi dan/atau tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif susunan saraf pusat
yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Bahan
psikotropika adalah bahan/obat yang mempengaruhi jiwa atau keadaan jiwa, yaitu :
a. Keadaan kejiwaan diubah menjadi lebih tenang, ada perasaan nyaman sampai
tidur.
b. Dalam hal inni pemakai menjadi gembira, hilang rasa susah/sedih, capek/depresi.
c. Bahan memberi halusinasi, yaitu si pemakai melihat/merasakan segala sesuatu
lebih indah dari yang sebenarnya dihadapi.
d. Pihak sekolah harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap gerak-gerik anak
didiknya, karena biasanya penyebaran (transaksi) narkoba sering terjadi disekitar
lingkungan sekolah.
e. Pendidikan moral keagamaan harus lebih ditekankan kepada siswa, karena salah
satu penyebab terjerumusnya anak-anak kedalam lingkaran setan ini adalah
kurangnya pendidikan moral dan keagamaan yang mereka serap, sehingga
perbuatan tercela seperti inipun akhirnya mereka jalani.
E. Pendidikan
Dalam bidang pendidikan, jumlah angka putus sekolah didominasi anak perempuan.
Hasil Survei Demokrasi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002-2003
menunjukkan tingkat melek huruf perempuan masih dibawah laki- laki. Tingkat
melek huruf perempuan usia 15 tahun adalah 86.4%.Sementara di usia yang sama
pada laki- laki tingkat melek huruf 92,9 %. Kondisi ini menunjukkan taraf pendidikan
perempuan belum setara dengan laki- laki. Hal ini dikarenakan terbentuk kontruksi
dari masyarakat. Pendidikan yang tinggi dipandang perlu bagi kaum wanita ,karena
dengan tingkat pendidikan yang tiggi mereka dapat meningkatkan taraf hidup serta
membuat keputusan yang menyangkut masalah kesehatan mereka sendiri. Menurut
profilklasifikasi perempuan diberbagai Negara, menunjukkan bahwa pendidikan,
pekerjaan, dan kesehatan perempuan Indonesia dinilai sangat buruk.
F. Upah
Dibidang ekonomi kemampuan perempuan untuk memperoleh peluang kerja dan
berusaha masih rendah. Demikian pula halnya akses terhadap sumber daya ekonomi,
teknologi, informasi pasar, kredit dan modal kerja. Tingkat pengangguran pada
perempuan lebih tinggi dari pada laki- laki. Besarnya upah yang diterima wanita lebih
rendah dari laki- laki. Dengan tingkat pendidikan yang sama ,pekerja perempuan
hanya menerima sekitar 50 samapai 80% dari upah yang diterima laki- laki. Selain itu
banyak perempuan bekerja pada pekerjaan marginal sebagai buruh
62
EVALUASI
A. Kompetensi
1. KU : Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Masalah- masalah kesehatan
reproduksi yang sering terjadi ( Infertilitas, PMS, Gangguan Haid )
2. KP : Mahasiswa dapat menjelaskan tentang Masalah- masalah kesehatan
reproduksi yang sering terjadi ( Infertilitas, PMS, Gangguan Haid )
B. Pokok Bahasan
1. Infertilitas
2. PMS
3. Gangguan Haid
D. EVALUASI
Evaluasi di berikan dengan penilaian tanya jawab tentang materi yang
diajarkan.
F. DAFTAR PUSTAKA
12. Pita, Huriawati. 2007. Ragan metode kontrasepsi. Jakarta : EGC
13. Everett, S. 2008. Kontrasepsi & Kesehatan Seksual Reproduktif. Jakarta :
EGC
14. Glasier, Anna. A. 2006. Keluarga Berencana & Kesehatan Reproduksi.
Jakarta: EGC
15. Hidayat, A.A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika
16. Mursalin. 2010. Hasil Pelaksanaan Sub Sistem Pencatatan Dan Pelaporan
Pelayanan Kontrasepsi. Riau : BKKBN
17. Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Rieka cipta
18. Sinclair, C. 2010. Buku Saku Kebidanan. Jakarta : EGC
19. Tjahjadi, Tri. 2006. Partisipasi Pria dalam KB dan Kesehatan reproduksi,
Jakarta : BKKBN
20. Wawan,A, & Dewi. 2011. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia.
Yogyakarta : Medical Book
21. Syafrudin, dkk. 2011. Penyuluhan kesehatan pada remaja, keluarga, lansia
dan masyarakat. Jakarta: Trans info media.
22. Sugiyono, 2005. Statistika untuk penelitian. Bandung : Anggota Ikatan
Penerbit
Batam, Maret 2017
Praktikan
(Rina Novianti)
NPM : 41216049
Menyetujui,
penanggulangannya.
2. PMS
3. Gangguan haid pre
WAKTU : ( 50 menit)
SUMBER PUSTAKA
PENDAHULUAN
URAIAN MATERI
1. INFERTILITAS
Infertilitas adalah ketidak mampuan sepasang suami istri untuk
mencapai kehamilan setelah selama 1 tahun melaksanakan hubungan
seksual secara teratur dan tidak menggunakan alat kontrasepsi.
Penyebab
1. Faktor Pria
a. Masalah pada sperma :
Pada pria dewasa, sperma dibuat terus menerus di dalam testis
(buah zakar). Proses pembuatan sperma disebut
spermatogenesis. Sel yang belum terspesialisasi memerlukan
waktu sekitar 72-74 hari untuk berkembang menjadi sel sperma
yang matang. Dari testis kiri dan kanan, sperma bergerak
kedalam epididimis (suatu saluran berbentuk gulungan yang
terletak di puncak testis menuju ke testis belakang bagian
bawah) dan disimpan di dalam epididimis sampai saat
terjadinya ejakulasi. Dari epididimis, sperma bergerak ke vas
deferens dan duktus ejakulatorius. Di dalam duktus
ejakulatorius, cairan yang dihasilkan oleh vesikula seminalis
ditambahkan pada sperma dan membentuk semen, yang
kemudian mengalir menuju ke uretra dan dikeluarkan ketika
ejakulasi. Kesuburan seorang pria ditentukan oleh
kemampuannya untuk mengantarkan sejumlah sperma yang
normal ke dalam vagina wanita.
b. Impotensi
c. Kekurangan hormone
d. Polusi lingkungan
e. Pembentukan jaringan parut akibat penyakit menular seksual
2. Faktor Wanita
a. Jaringan parut akibat penyakit menular seksual atau
endometriosis.
b. Disfungsi ovulasi (kelainan pada proses pelepasan sel telur
oleh ovarium/seltelur). Ovulasi adalah pelepasan sel telur dari
ovarium (indung telur).
c. Kelainan hormone.
d. Kekurangan gizi.
e. Kista ovarium.
f. Infeksi panggul.
g. Tumor.
h. Kelainan lendir servikal (lendir reher rahim). Lendir pada
serviks bertindak sebagai penyaring yang menghalangi
masuknya bakteri dari vagina ke dalam rahim.
i. Kelainan sistem pengangkutan dari leher rahim ke tuba falopii.
Selain faktor yang berhubungan dengan usia, risiko infertilitas juga meningkat
pada:
a. Berganti-ganti pasangan seksual (karena meningkatkan resiko terjadi
penyaki tmenular seksual)
b. Penyakit menular seksual
c. Pernah menderita penyakit peradangan panggul (setelah menderita
penyakit ini, 10-15% wanita menjadi mandul)
d. Pernah menderita orkitis atau epididimitis (pria)
e. Gondongan (pria)
f. Varikokel (pria)
g. Pemaparan DES (dietil stilbestrol) (pria maupun wanita)
h. Siklus menstruasi anovulatoir
i. Endometriosis
j. Kelainan pada rahim (mioma) atau penyumbatan leher rahim
k. Penyakit menahun
Diagnosa
1. Analisa semen untuk menilai volume dan kekentalan semen serta menilai
jumlah, pergerakan, kecepatan pergerakan dan bentuk sperma. 2-3 hari
sebelum menjalani pemeriksaan ini, suami tidak boleh melakukan
ejakulasi.
2. Pengukuran suhu tubuh basal. Setiap pagi, sebelum beranjak dari tempat
tidur, dilakukan pengukuran suhu tubuh wanita, jika terjadi peningkatan
sebesar 0,5-1O Celsius berarti sedang terjadi ovulasi.
Prognosis
Pencegahan
Pencegahan PMS
Prinsip utama dari pengendalian Penyakit Menular Seksual secara prinsip
ada dua, yaitu :
1. Memutuskan rantai penularan infeksi PMS.
2. Mencegah berkembangnya PMS serta komplikasi-komplikasinya.
1. Gonorhea
Definisi
Epidemiologi
Angka infeksi paling tinggi pada kaum muda, dengan yang tertinggi pada
perempuan berusia 15-19 tahun dan laki-laki berusia 20-24 tahun, dan
pada laki-laki yang berhubungan seksual dengan sesama jenis.
Gejala dan tanda pada laki-laki dapat muncul 2 hari setelah pajanan dan
mulai dengan uretritis, didikuti oleh sekret yang purulen, disuria, sering
berkemih dan malaise, gatal-gata lpada anus sedangkan pada perempuan,
gejala dan tanda timbul dalam 7-21 hari yang dimulai dengan sekret
vagina, nyeri abdomen, nyeri rectum, gatal, dan tenesmus. Pada
pemeriksaan, serviks tampak edematous dan rapuh dan drainase muko
purulen dari ostium.Infeksi ekstragenital yang bersifat primer atau
sekunder lebih sering dijumpai karena berubahnya paraktek-praktek
seksual. Infeksi gonokokus di farinhg lebih sering asimptomatik tapi dapat
juga menyebabkan faringitis dengan eksudat muko purulen,demam, dan
limfodenopati leher.
Terapi
2. Sifilis
Definisi
Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Treponema
pallidum.
Penyebab
Bakteri Treponema pallidum. Bakteri ini masuk kedalam tubuh manusia
melalui selaput lendir (misalnya di vagina atau mulut) atau melalui kulit.
Dalam beberapa jam, bakteri akan sampai ke kelenjar getah bening
terdekat, kemudian menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Sifilis
juga bisa menginfeksi janin selama dalam kandungan dan menyebabkan
cacat bawaan. Seseorang yang pernah terinfeksi oleh sifilis tidak akan
menjadi kebal dan bisa terinfeksi kembali.
Gejala
Gejala biasanya mulai timbul dalam waktu 1-13 minggu setelah terinfeksi;
rata-rara 3-4 minggu. Infeksi bisa menetap selama bertahun-tahun dan
jarang menyebabkan kerusakan jantung, kerusakan otak maupun
kematian.
Terbentuk luka atau ulkus yang tidak nyeri (cangker) pada tempat
yangterinfeksi; yang tersering adalah pada penis, vulva atau vagina.
Cangker juga bisa ditemukan di anus, rektum, bibir, lidah, tenggorokan,
leher rahim, jari-jari tangan atau bagian tubuh lainnya. Biasanya penderita
hanya memiliki1 ulkus, tetapi kadang-kadang terbentuk beberapa ulkus.
Cangker berawal sebagai suatu daerah penonjolan kecil yang dengan
segera akan berubah menjadi suatu ulkus (luka terbuka), tanpa disertai
nyeri. Luka tersebut tidak mengeluarkan darah, tetapi jika digaruk akan
mengeluarkan cairan jernih yang sangat menular. Kelenjar getah bening
terdekat biasanya akan membesar, juga tanpa disertai nyeri. Luka tersebut
hanya menyebabkan sedikit gejala sehingga seringkali tidak dihiraukan.
Luka biasanya membaik dalam waktu 3-12 minggu dan sesudahnya
penderita tampak sehat secara keseluruhan.
Fase sekunder biasanya dimulai dengan suatu ruam kulit, yang muncul
dalam waktu 6-12 minggu setelah terinfeksi. Ruam ini bisa berlangsung
hanya sebentar atau selama beberapa bulan. Meskipun tidak diobati, ruam
ini akan menghilang. Tetapi beberapa minggu atau bulan kemudian akan
muncul ruam yang baru. Pada fase sekunder sering ditemukan luka di
mulut. Sekitar 50% penderita memiliki pembesaran kelenjar getah bening
di seluruh tubuhnya dan sekitar 10% menderita peradangan mata.
Peradangan mata biasanya tidak menimbulkan gejala, tetapi kadang terjadi
pembengkakan saraf mata sehingga penglihatan menjadi kabur. Sekitar
10% penderita mengalami peradangan pada tulang dan sendi yang disertai
nyeri. Peradangan ginjal bisa menyebabkan bocornya protein ke dalam air
kemih. Peradangan hati bisa menyebabkan sakit kuning (jaundice).
Sejumlah kecil penderita mengalami peradangan pada selaput otak
(meningitis sifilitik akut), yang menyebabkan sakit kepala, kaku kuduk
dan ketulian. Di daerah perbatasan kulit dan selaput lendir serta didaerah
kulit yang lembab, bisa terbentuk daerah yang menonjol (kondiloma lata).
Daerah ini sangat infeksius (menular) dan bisa kembali mendatar serta
berubah menjadi pinkkusam atau abu-abu. Rambut mengalami kerontokan
dengan pola tertentu.
Pengobatan
Penderita sifilis fase primer atau sekunder bisa menularkan penyakitnya,
karena itu penderita sebaiknya menghindari hubungan seksual sampai
penderita dan mitra seksualnya telah selesai menjalani pengobatan. Pada
sifilis fase primer, semua mitra seksualnya dalam 3 bulan terakhir
terancam tertular. Pada sifilis fase sekunder, semua mitra seksualnya
dalam 1 tahun terakhir terancam tertular. Mereka harus menjalani tes
penyaringan antibodi dan jika hasilnya positif, mereka perlu menjalani
pengobatan. Antibiotik terbaik untuk semua fase sifilis biasanya adalah
suntikan penisilin.
3. Herpes Genitalis
Definisi
Herpes Genitalis adalah suatu penyakit menular seksual di daerah
kelamin, kulit disekeliling rektum atau daerah di sekitarnya yang
disebabkan oleh virus herpes simpleks.
Gejala
Gejala awalnya mulai timbul pada hari ke 4-7 setelah terinfeksi. Gejala
awal biasanya berupa gatal, kesemutann dan sakit. Lalu akan muncul
bercak kemerahan yang kecil, yang diikuti oleh sekumpulan lepuhan kecil
yang terasa nyeri. Lepuhan ini pecah dan bergabung membentuk luka
yang melingkar. Luka yang terbentuk biasanya menimbulkan nyeri dan
membentuk keropeng. Penderita bisa mengalami kesulitan dalam
berkemih dan ketika berjalan akan timbul nyeri. Luka akan membaik
dalam waktu 10 hari tetapi bias meninggalkan jaringan parut. Kelenjar
getah bening selangkangan biasanya agak membesar.
Gejala awal ini sifatnya lebih nyeri, lebih lama dan lebih meluas
dibandingkan gejala berikutnya dan mungkin disertai dengan demam dan
tidak enak badan. Pada pria,lepuhan dan luka bisa terbentuk di setiap
bagian penis, termasuk kulit depan pada penis yang tidak disunat. Pada
wanita, lepuhan dan luka bisa terbentuk di vulva dan leher rahim.Jika
penderita melakukan hubungan seksual melalui anus, maka lepuhan dan
luka bias terbentuk di sekitar anus atau di dalam rektum. Pada penderita
gangguan sistem kekebalan(misalnya penderita infeksi HIV), luka herpes
bisa sangat berat, menyebar ke bagian tubuh lainnya, menetap selama
beberapa minggu atau lebih dan resisten terhadap pengobatan dengan
asiklovir.
Pengobatan
Tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkan herpes genitalis, tetapi
pengobatan bias memperpendek lamanya serangan. Jumlah serangan bisa
dikurangi dengan terus menerusmengkonsumsi obat anti-virus dosis
rendah. Pengobatan akan efektif jika dimulai sedinimungkin, biasanya 2
hari setelah timbulnya gejala. Asikovir atau obat anti-virus lainnya bias
diberikan dalam bentuk sediaan oral atau krim untuk dioleskan langsung
ke luka herpes.Obat ini mengurangi jumlah virus yang hidup di dalam
luka sehingga mengurangi resiko penularan. Obat ini juga bisa
meringankan gejala pada fase awal. Tetapi pengobatan dinipada serangan
pertama tidak dapat mencegah kambuhnya penyakit ini.
C. GANGGUAN HAID PRE
Tentang sindrom gangguan haid (PMS), sebuah sumber mengatakan
sekitar 85% wanita mengalami gangguan fisik dan emosi menjelang masa
ini.
Gejala yang paling gampang dilihat dari sindrom pra menstruasi ini adalah
mudah marah, pusing, depresi, perasaan sensitif, lelah dan tubuh agak
membengkak. Selain itu, biasanya juga terjadi penumpukan cairan dengan
payudara yang agak membengkak, ukuran panggul bertambah besar,
wajah terlihat sembab, sakit kepala, dan nyeri di bagian perut. Perubahan
perubahan mood, seperti mudah marah, meledak-ledak, dan sering
menangis juga kerap menandai munculnya premenstrual syndrome (PMS)
ini. Yang lebih gawat adalah PMS pun dapat menimbulkan depresi,
terkadang sampai memunculkan perasaan ingin bunuh diri, dan bahkan
keinginan melakukan kekerasan kepada diri sendiri ataupun keorang lain.
Etiologi
Penyebab munculnya sindrom ini memang belum jelas. Beberapa teori
menyebutkan antara lain karena faktor hormonal yakni ketidak
seimbangan antara hormon estrogen dan progesteron. Teori lain bilang,
karena hormon estrogen yang berlebihan. Para peneliti melaporkan, salah
satu kemungkinan yang kini sedang diselidiki adalah adanya perbedaan
genetik pada sensitivitas reseptor dan sistem pembawa pesan yang
menyampaikan pengeluaran hormon seks dalam sel. Kemungkinan lain,
itu berhubungan dengan gangguan perasaan, faktor kejiwaan, masalah
sosial, atau fungsi serotonin yang dialami penderita.
Tipe dan gejala haid pre
Setiap tipe memiliki gejalanya sendiri. PMS tipe A (anxiety) ditandai dengan
gejala seperti rasa cemas, sensitif, saraf tegang, perasaan labil. Bahkan
beberapa wanita mengalami depresi ringan sampai sedang saat sebelum
mendapat haid. Gejala ini timbul akibat ketidak seimbangan hormon estrogen
dan progesteron: hormon estrogen terlalu tinggi dibandingkan dengan hormon
progesteron. Pemberian hormon progesterone kadang dilakukan untuk
mengurangi gejala, tetapi beberapa peneliti mengatakan, pada penderita PMS
bisa jadi kekurangan vitamin B6 dan magnesium. Penderita PMS A sebaiknya
banyak mengkonsumsi makanan berserat dan mengurangi atau membatasi
minum kopi.
Pencegahan
1. Kurangi Stres
Perhatikan jadwal kerja Anda, apakah saat ini Anda dikejar tenggang
waktu soal pekerjaan Anda. Bila saja Anda perhatikan, adanya stres
kerja ini dapat membuat menstruasi Anda terlambat. Tidak sebanyak
yang Anda pikirkan Anda tidak perlu takut kehilangan jumlah darah
terlalu banyak. Secara rata-rata, setiap bulannya seorang wanita hanya
kehilangan sekitar 3 ons darah. Lama atau Sebentar itu Normal
Kebanyakan wanita akan mengeluarkan darah sekitar dua hari sampai
tujuh hari. Bila menstruasi Anda lebih dari delapan hari, itu belum
tergolong masalah besar.
2. Terjadi Pembuahan
Kebanyakan wanita hanya mengalami ovulasi sekali dalam sebulan,
sekitar 14 hari sebelum datang mensturasi. Pembuahan memang hanya
berlangsung selama satu atau dua hari saja, tetapi karena sperma dapat
hidup sampai tujuh hari di dalam vagina, Anda harus menggunakan
pencegah kehamilan.
3. Menghitung Siklus
Saat Anda mendapatkan menstruasi di hari pertama, itu merupakan
hari pertama Anda memasuki siklus menstruasi. Jadikanlah hari itu
sebagai patokan untuk siklus berikutnya.Siklus yang normal
berlangsung sekitar 21 hari hingga 35 hari.
EVALUASI
penanggulangannya.?
penanggulangannya?
upaya penanggulangannya ?
2.1.5 Berita Acara
Berita acara merupakan dokumen/daftar isian yang memberikan
informasi mengenai kegiatan selama perkuliahan. Berita acara perkuliahan
farmakologi lihat pada Berita acara merupakan dokumen/ daftar isian yang
memberikan informasi mengenai kegiatan selama perkuliahan. Berita acara
perkuliahan sebagai berikut:
Dan atas keputusan hasil rapat kependidikan (makro teaching) pembimbing lahan dan
pembimbing akademik dinyatakan LULUS / TIDAK LULUS dengan nilai (angka)
dan dengan (huruf)
Dengan mutu berita acara pelaksana kependidikan (makro teaching) ini di buat.
Nilai
No Nama Dosen Pembimbing Nama Dosen Pengampu
Angka Huruf
Diketahui
Ketua Prodi D-IV Bidan Pendidik
2.2 Laboratorium
2.2.1 Alur Penggunaan Laboratorium
Dalam pelaksanaan pembelajaran laboratorium terdapat prosedur dan alur
dalam penggunaan laboratorium. Alur penggunaan laboratorium sebagai berikut:
A. Persiapan
(1) Semua program studi melakukan pengajuan jadwal penggunaan
laboratorium 1 bulan sebelum penggunaan.
(2) Permintaan kebutuhan termasuk semua alat-alat dan bahan disiapkan
oleh pihak laboratorium dan tidak ada yang di bawa dari luar
laboratorium.
B. Pihak Pelaksanaan
Kelompok piket harus hadir 30 menit lebih awal untuk:
(1) Menyiapkan bahan praktikum bersama staff laboratorium
(2) Mengisi form pemakaian laboratorium
(3) Meninjau loker, atau tempat tas dan pena yang akan digunakan untuk
tepat penyimpanan saat praktikum.
2.3 Perpustakaan
Seluruh mahasiswa Universitas Batam, baik yang sudah menjadi anggota
perputakaan maupun yang belum menjadi anggota perpustakaan diperbolehkan
dan bebas untuk melakukan pembelajaran di perpustakaan. Peraturan yang ada di
perpustakaan disesuaikan dengan kebutuhan dan perjalanan waktu. Di bawah ini
merupakan struktur UPT perpustakaan
TAHUN 1
Semester I
Bobot
No Kode MK Mata Kuliah T P K
SKS
1 MPK111202 PENDIDIKAN AGAMA 2 1 1 -
2 MPK111201 PENDIDIKAN PANCASILA 2 1 1 -
3 MPK111204 ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR 2 1 1 -
4 MPB111401 KEBUTUHAN DASAR MANUSIA 2 1 1 -
5 MKK111308 KETERAMPILAN DASAR PRAKTIK KLINIK 3 1 2 -
6 MPB111401 KONSEP KEBIDANAN 4 2 2 -
7 MKK111401 BIOLOGI DASAR MANUSIA 4 2 2 -
Jumlah 19 9 10
Semester II
Bobot
No Kode MK Mata Kuliah T P K
SKS
1 MPK111203 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 2 1 1 -
2 MKK111217 BAHASA INGGRIS 2 1 1 -
3 MKK112218 TEKNOLOGI INFORMASI KEBIDANAN 2 1 1 -
TAHUN 2
Semester III
Bobot
No Kode MK Mata Kuliah T P K
SKS
1 MBB113202 PROMOSI KESEHATAN 5 3 2 -
Semester IV
Bobot
No Kode MK Mata Kuliah T P K
SKS
1 MBB114201 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 2 1 1 -
ASUHAN KEBIDANAN
2 MKB114408 KEGAWATDARURATAN MATERNAL 4 2 2 -
NEONATAL
3 MKB114507 KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA 5 2 3 -
BERENCANA
4 MKB114609 PRAKTEK KEBIDANAN FISIOLOGIS 6 - - 6
5 MPB114304 ETIKOLEGAL DALAM PRAKTIK KEBIDANAN 3 2 1 -
Jumlah 20 7 7 6
129
TAHUN 3
Semester V
Bobot
No Kode MK Mata Kuliah T P K
SKS
1 MBB115203 ORGANISASI DAN MANAJEMEN 2 1 1 -
PELAYANAN KESEHATAN
2 MKK115216 METODA PENELITIAN 2 1 1 -
Semester VI
Bobot
No Kode MK Mata Kuliah T P K
SKS
1 MKB116610 PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN 6 - - 6
2 MPB116305 KTI (KARYA TULIS ILMIAH) 3 - - 3
Jumlah 9 - - 9
BULAN/
TINGKAT 1 TINGKAT 2 TINGKAT 3
TANGGAL
SEPTEMBER
01-03 SEPT REGISTRASI REGISTRASI REGISTRASI
05-10 SEPT PKMB / PENGISIAN KRS PENGISIAN KRS PENGISIAN KRS
12-17 SEPT PENGISIAN KRS PENGISIAN KRS PENGISIAN KRS
19-24 SEPT PMB 1 PMB 1 PMB 1
26-01 OKT PMB 1 PMB 1 PMB 1
OKTOBER
03-08 OKT PMB 1 PMB 1 PMB 1
10-15 OKT PMB 1 PMB 1 PMB 1
17-22 OKT PMB 1 PMB 1 UTS
24-29 OKT PMB 1 PMB 1 PMB 2
NOVEMBER
31-05 NOV PMB 1 PMB 1 PMB 2
07-12 NOV UTS UTS PMB 2
14-19 NOV PMB 2 PMB 2 PMB 2
21-26 NOV PMB 2 PMB 2 UAS
28-03 DES PMB 2 PMB 2 UTEK PATOLOGI
129
DESEMBER
05-10 DES PMB 2 PMB 2 PKK 2
12-17 DES PMB 2 PMB 2 PKK 2
19-24 DES PMB 2 PMB 2 PKK 2
26-31 DES PMB 2 PMB 2 PKK 2
JANUARI
02-06 JAN UAS PMB 2 PKK 2
09-13 JAN PENGKAYAAN KDK UAS PKK 2
PENGKAYAAN
16-20 JAN UJIAN PRAKTEK KDK PBL
PENERAPAN ASKEB
PRAKTIK KLINIK
23-27 JAN REMEDIAL PBL
PENERAPAN ASKEB
30-03 FEB PENGISIAN KRS GENAP PBL
FEBRUARI
PRAKTIK KLINIK
06-10 FEB PBL
PENERAPAN ASKEB
13-17 FEB PENGISIAN KRS GENAP PENGISIAN KRS GENAP
20-24 FEB PENGISIAN KRS GENAP PENGISIAN KRS GENAP
KEGIATAN AKADEMIK SEMESTER GENAP
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN UNIVERSITAS BATAM
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
BULAN/
TINGKAT I TINGKAT II TINGKAT III
TANGGAL
FEBRUARI
01-05 FEB UAS
PENGISIAN KRS PENGISIAN KRS/INC
06-10 FEB PENGUMPULAN LAPORAN PKK 2
13-18 FEB
KDK LAB INC
20-25 FEB PBL
27 FEB-04 MAR PBM 1 PMB 1
MARET
06-10 MARET
PBM 1 PBM 1 PENYELESAIAN LAPORAN PBL
13-17 MARET
FINISHING PROPOSAL
14-17 MARET
PBM 1 PBM 1 PERSIAPAN PKK 3
29-31 MARET PENGKAYAAN PKK 3
20 MAR-08 APRIL UJIAN PROPOSAL
APRIL
10-14 APRIL UTS UTS
17-21 APRIL
24-28 APRIL PKK 3
PBM 2 PBM 2
18-21 APRIL
24-28 APRIL
MEI
02-05 MEI PBM 2 UAS
08-12 MEI
PBM 2 UTEK PATOLOGI
15-19 MEI PKK 3
22-26 MEI PBM 2
PKK FISIOLOGIS
29 MEI-02 JUNI UJIAN ANC
JUNI
05-09 JUNI UJIAN ANC
PKK FISIOLOGIS PRA UAP
12-17 JUNI UAS
19-23 JUNI LIBUR PUASA
26-30 JUNI
LIBUR IDUL FITRI
29 MEI-01 JULI
JULI
129
2.4.3 Kemahasiswaan
Kemahasiswaan dalam program studi memiliki beberapa tugas pokok
yaitu:
(1) Membantu kaprodi menyusun rencana dan program kerja tahunan sebagai
pedoman pelaksanaan tugas
(2) Menyusun, memonitoring dan mengevaluasi kegiatan mahasiswa
(3) Membantu kaprodi menyusun rencana pengembangan program studi
(pelatihan soft skill mahasiswa)
(4) Mengidentifikasi profil mahasiswa yang meliputi prestasi, reputasi
akademik, bakat dan minat
(5) Menyusun Rencana Anggaran Belanja di unit kerjanya, menyusun laporan
pelaksanaan kegiatan program kemahasiswaan berdasarkan data dan
informasi.
Sesuai dengan tugas pokoknya, menyusun, memonitoring dan
mengevaluasi kegiatan mahasiswa dengan menetapkan hak dan kewajiban
mahasiswa serta membertuk organisasi atau wadah untuk pengembangan
kegiatan mahasiswa dan program studi.
Organisasi mahasiswa yang dimiliki oleh Program studi D-III Kebidanan
Universitas Batam yaitu HIMA, menwa, studi lapangan (Field Trip), rohis/rokris,
dan sanggar tari. HIMA (Himpunan Mahasiswa) adalah suatu kumpulan
mahasiswa yang masih memiliki status belajar di universitas yang mana memiliki
suatu tujuan yang sama dan memiliki fungsi sebagai wadah mahasiswa dalam
bidang ke ilmuan dan menampung semua aspirasi mahasiswa yang ada.
129
HAK-HAK MAHASISWA
Selama menjadi mahasiswa Universitas Batam secara sah, mendapatkan hak-hak sebagai
berikut:
a) Mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik
b) Berbuat sesuatu yang berguna untuk memajukan diri sendiri, dosen maupun HIMA
c) Mengikuti kegiatan ekstra kulikuler untuk mengembangkan bakat yang di milikinya
sesuai dengan kegiatan ekstra kulikuler yang ada diUniversitas Batam.
d) Mahsiswa berhak mendapat informasi, bimbingan, kasih sayang, perhatian, dan
perlindungan dari kampus secara adil.
e) Memberikan saran dan kritik yang membangun terhadap kebijakan kampu melalui
jalur HIMA yang benar.
f) Melakukan pembelaan teradap dirinya Memberikan saran dan kritik yang membangun
terhadap kebijakan kampus melalui jalur HIMA dengan benar.
g) Melakukan pembelaan terhadap dirinya atas tuntutan yang dikenakan tanpa ada intimidasi.
KEWAJIBAN MAHASISWA
Selama menjadi mahasiswa Universitas Batam secara sah, mahasiswa mempunyai
kewajiban sebagai berikut :
a) Mentaati tata tertib kampus
b) Mengikuti Program Kampus
c) Hadir di kampus paling lambat pukul 07.30 WIB dan meninggalkan kampus paling
lambat 30 menit setelah kegiatan kuliah selesai, kecuali ada kegiatan ekstra
129
kulikuler
d) Mahasiswa yang tidak mengikuti PBM :
Sakit atau ada keperluan lain selama satu sampai tiga hari, maka orang tua atau
wali wajib memberikan kepada wali tingkat.
Sakit selama lebih dari dua hari wajib melampirkan surat keterangan dokter.
Keperluan lain selama lebih dari 3 hari, orang tua wajib datang ke kampus
untuk mengurus perizinan kepada direktur.
e) Mahasiswa yang terpaksa meninggalkan PBM :
Sakit, harus mendapat izin dari dosen pengajar
Keperluan keluarga, harus mendapat izin dari wali tingkat dengan membawa
surat keterangan dari orang tua.
Keperluan yang berhubungan dengan kegiatan kampus harus mendapat izin
dari dosen pengajar.
f) Berperilaku baik, jujur, dan hormat kepada direktur, dosen, karyawan dan sesama
mahasiswi di lingkungan kampus Universitas Batam
g) Aktif menciptakan suasana belajar yang kondusif di lingkungan kampus dan
sekitarnya.
h) Menjaga nama baik kampus dan berupaya meningkatkan prestasi di bidang
intrakulikuler maupun ekstrakulikuler
i) Memakai seragam kampus dengan ketentuan :
Hari Senin & Selasa : Baju putih + Celana Biru benhur + Sepatu Hitam +
Kaus kaki Putih.
Hari Rabu & Kamis : Baju putih + Celana Biru benhur + Sepatu Hitam +
Kaus kaki Putih
Hari Jumat: Kurung Melayu + Sepatu Hitam + Kaus Kaki Putih.
Mahasiswa muslim memakai jilbab sesuai dengan ketentuan kampus
Mahasiswa non muslim memakai harnet / rambut pendek
j) Menjaga kenyamanan dan kebersihan kelas serta intervensi kampus dan milik
pribadi
131
BAB II
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Melaksanakan Praktik Macro yang dilaksanakan pada tanggal 6-31 Maret
2017 di Program Studi D-III Kebidanan Universitas Batam dengan melakukan
pembelajaran di dalam kelas maupun laboratorium. Sebelum melakukan
pembelajaran di dalam kelas, praktikan atau mahasiswa melakukan orientasi dan
kontrak dengan dosen pembimbing dan dosen pengampu mata kuliah. Kegiatan
selanjutnya adalah menyiapkan materi yang akan diajarkan pada saat melakukan
pembelajaran di dalam kelas maupun laboratorium. Setiap mahasiswa D-4 bidan
pendidik Universitas Batam melakukan praktik mengajar didampingi oleh dosen
pembimbing maupun dosen pengampu mata kuliah.
Sebelum dan sesudah melakukan praktik pengajaran mahasiswa D-IV
melakukan conference dengan dosen pembimbing maupun dosen pengampu
untuk melakukan diskusi yang berisi masukan, saran, dan evaluasi dalam teknik
mengajar. Dengan melaksanakan conference, mahasiswa D-IV dapat merasakan
peran sebagai pengajar tidaklah mudah karena harus dapat berinteraksi dengan
baik tidak hanya pada mahasiswa, tetapi juga dengan dosen atau staff di suatu
perguruan tinggi.
Dari hasil praktik kependidikan macro teaching yang kami laksanakan
mulai tanggal 06-31 Maret 2017 di Program Studi DIII Kebidanan Universitas
Batam dapat disimpulkan, bahwa :
1. Mahasiswa D-IV dapat melakukan perencanaan, penyusunan, pelaksanaan
dan evaluasi pembelajaran di dalam kelas maupun di laboratorium
2. Mahasiswa D-IV dapat melakukan bimbingan kepada mahasiswa D-III
kebidanan yang melaksanakan praktik di laboratorium.
3. Mahasiswa D-IV dapat memfasilitasi pengembangan keterampilan mahasiswa
D-III kebidanan yang melaksanakan praktik klinik melalui demonstrasi di
laboratorium.
131
3.2 Saran
3.2.1 Bagi Mahasiswa
Lebih kreatif dalam melaksanakan kegiatan praktik dengan ataupun tanpa
pembimbing, meningkatkan disiplin dalam melaksanakan tugas,
memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin untuk mencapai tujuan
yang diharapkan, serta meningkatkan keterampilan dengan belajar dan
praktik yang baik sesuai standar yang berlaku.