Anda di halaman 1dari 103

LAPORAN PRAKTIK MACRO TEACHING MATA KULIAH KESEHATAN

REPRODUKSI DAN KELUARGA BERENCANA


DI PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN
UNIVERSITAS BATAM TAHUN 2017

DOSEN PEMBIMBING : SARMAULI FRANSHISCA S, S.ST, M. BIOMED

DISUSUN OLEH :
RINA NOVIANTI
NPM : 41216049

PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BATAM
TAHUN 2017
LEMBAR PENGESAHAN

MATA KULIAH : MACRO TEACHING KESEHATAN REPRODUKSI DAN


KELUARGA BERENCANA PRODI D-III KEBIDANAN
UNIVERSITAS BATAM 2017
NAMA MAHASISWA: RINA NOVIANTI
NPM : 41216049
PROGRAM STUDI : D-IV BIDAN PENDIDIK

MAHASISWA

( RINA NOVIANTI )
NPM. 41216049

Batam, April 2017


Menyetujui,

DOSEN PEMBIMBING DOSEN PENGAMPU

(SARMAULI F S, S.ST, M. BIOMED)) (SARMAULI F S, S.ST, M.Biomed)


NIDN : 1028028802 NIDN : 1028028802

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya sampaikan kepada Tuhan YME, sehingga saya dapat
menyelesaikan Laporan Praktik Macro Teaching Mata Kuliah Kesehatan Reproduksi
dan Keluarga Berencana di Progam Studi D-III Kebidanan Universitas Batam Tahun
2017. Laporan Praktik Macro Teaching ini dibuat untuk memenuhi tugas selama
Pelaksanaan Praktik Pembelajaran Macro Teaching di Universitas Batam. Saya
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof Dr. Ir. H. Novirman Jamarun, M.Sc selaku Rektor Universitas Batam
2. Bapak dr. Saiful Batubara, M.Pd selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Batam
3. Ibu Devy Lestari Nurul Aulia, SST, M.Biomed selaku Ketua Program Studi D-
IV Bidan Pendidik Universitas Batam
4. Ibu Mariyana, S.ST, M. Biomed selaku Ketua Program Studi D- III Kebidanan
Universitas Batam.
5. Ibu Sarmauli Franshisca, SST, M.Biomed selaku Dosen Pembimbing sekaligus
Dosen Pengampu Mata Kuliah Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana
yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan, dan motivasi selama praktik
pembelajaran macro teaching sampai laporan praktik ini terselesaikan.
6. Seluruh dosen, staf pengajar, teman-teman dan semua pihak yang telah
membantu selama praktik.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu saran dan kritik sangat diharapkan. Terima kasih.

Batam, April 2017

( Rina Novianti )
NPM. 41216049
DAFTAR ISI

iii
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
STRUKTUR PRODI D-III KEBIDANAN ................................................ v

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................ 1
1.2 Tujuan ..................................................................................... 2
1.3 Alokasi Waktu ........................................................................ 2
1.4 Kegunaan Penulisan ............................................................... 3

BAB II PROSEDUR PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


2.1 Kelas (Leson Plan) ................................................................. 4
2.1.1 GBPP .......................................................................... 4
2.1.2 Silabus ........................................................................ 12
2.1.3 RPKPS/SAP................................................................ 22
2.1.4 RPP ............................................................................. 30
2.1.5 Berita Acara ................................................................ 84
2.2 Laboratorium .......................................................................... 89
2.2.1 Alur Penggunaan Laboratorium ................................. 89
2.2.2 Berita Acara ................................................................ 89
2.3 Perpustakaan .......................................................................... 90
2.3.1 Administrasi Perpustakaan ......................................... 90
2.3.2 Alur Peminjaman Buku .............................................. 91
2.4 Administrasi Akademik ......................................................... 92
2.4.1 Kurikulum ................................................................... 92
2.4.2 Kalender Akademik .................................................... 98
2.4.3 Kemahasiswaan .......................................................... 101

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN


3.1 Kesimpulan ............................................................................. 104
3.2 Saran ....................................................................................... 104

LAMPIRAN

iv
STRUKTUR
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN
UNIVERSITAS BATAM

Dekan Fakultas Kedokteran : dr. Saiful Batubara, M.Pd


Ketua Program Studi : Devy Lestari Nurul Aulia, SST, M.Biomed
Sekretaris Program Studi : Arum Dwi Anjani, SST, M.Biomed

Divisi Akademik : Mariyana, SST, M.Biomed


Silvia Mona, SST, M.Biomed

Divisi Kemahasiswaan : Susanti, SST, M.Biomed


Derry Trisna Wahyuni, S.SiT, M.Kes

Divisi Praktik Klinik : Sarmauli Franshisca S, SST, M.Biomed


Risqi Utami, SST, M.Biomed

Divisi Praktikum Laboratorium : Yenni Aryaneta, SST, M.Biomed


Prasida Yunita, SST, M.Biomed

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan kesehatan pada hakikatnya diarahkan guna tercapainya
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang
menyangkut fisik, mental, maupun ekonomi, social, dan budaya. Untuk mencapai
derajat kesehatan yang optimal dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan
yang menyeluruh, terarah, dan berkesinambungan.
Pendidikan kesehatan merupakan bagian penting dalam pembangunan
kesehatan guna menghasilkan sumber daya manusia kesehatan. Sumber daya
manusia tersebut berperan sebagai penggerak dalam pembangunan kesehatan
untuk meningkatkan kualitas SDM (bidan). Bidan berperan sebagai pemberi
pelayanan terdepan, dimana dengan adanya pendidikan yang tinggi sehingga
menghasilkan bidan yang berkualitas.
Kegiatan pembelajaran macro teaching diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan mahasiswa D-IV Bidan Pendidik dalam proses belajar mengajar
yang didasari kurikulum dan GBPP Program Studi D-IV Bidan Pendidik
Universitas Batam dalam menyelenggarakan Praktik Pembelajaran Macro
Teaching. Dengan adanya praktik ini, diharapkan mampu mencetak seorang
calon Bidan Pendidik yang berkualitas dalam memberikan pendidikan dan
praktik pengajaran kepada mahasiswa D-IV Bidan Pendidik. Selain itu
diharapkan mampu mencetak calon bidan pendidik yang memiliki kepribadian
dan sikap percaya diri serta tanggung jawab yang sesuai dengan etika profesi.

1
2

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Melalui praktik pembelajaran macro teaching ini, diharapkan
mahasiswa dapat melaksanakan praktik pendidikan melalui pengalaman
nyata yang meliputi pembelajaran dikelas dan klinik, administrasi
pendidikan, evaluasi pendidikan, kemahasiswaan, perpustakaan, SDM, dan
organisasi.

1.2.2 Tujuan Khusus


Dengan mengikuti praktik pembelajaran micro teaching ini,
diharapkan mahasiswa mampu (kompeten) :
1. Merencanakan dan melaksanakan pembelajaran di kelas.
2. Merencanakan dan melaksanakan pembelajaran di laboratorium.
3. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran klinik.
4. Melaksanakan evaluasi terhadap proses pendidikan.
5. Melaksanakan evaluasi terhadap hasil pendidikan.
6. Melaksanakan administrasi pendidikan.
7. Mengembangkan program administrasi kemahasiswaan, mengetahui
kegiatan perpustakaan, dan SDM

1.3 Alokasi Waktu


Pelaksanaan Praktik Pembelajaran Macro Teaching dilaksanakan pada
tanggal 6-31 Maret 2017 di Program Studi D-III Kebidanan Universitas Batam.
Pelaksanaan praktik sesuai dengan hari kerja di Universitas Batam dan
disesuaikan dengan jadwal dosen pengampu mata kuliah. Waktu pelaksanaan
praktik macro teaching dimulai dari pukul 08.00 WIB sampai 16.00 WIB
(menyesuaikan dengan kesepakatan yang dibuat).
3

1.4 Kegunaan Penulisan


Kegunaan pembelajaran macro teaching sebagai proses pembelajaran
yang terdiri dari kompetensi, sikap, penyajian, materi kuliah, penguasaan materi,
pemberian contoh, penggunaan media atau alat pengajaran, cara mengatur ruang
kelas, penggunaan ruang waktu, keterampilan melakukan evaluasi hasil
pembelajaran dan cara menyimpulkan serta menutup perkuliahan. Selain itu
mahasiswa dapat mengetahui, melaksanakan, dan mengembangkan program
administrasi pendidikan, kegiatan perpustakaan dan SDM pada institusi
perguruan tinggi.
6

BAB II
PROSEDUR PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

2.1 Kelas (Leson Plan)


2.1.1 GBPP
Garis Besar Program Pembelajaran adalah blue print suatu mata kuliah
yang juga ering disebut course outline yang merupakan program pengajaran
untuk satu mata kuliah yang akan diajarkan selama satu semester. Dengan
membaca GBPP kita bisa memperoleh petunjuk secara keseluruhan mengenai
tujuan dan ruang lingkup materi yang harus diajarkan atau profil dari suatu mata
kuliah. Dokumen GBPP setidaknya memuat deskripsi mata kuliah, tujuan umum
pembelajaran yang akan dicapai, tujuan khusus dari setiap pokok bahasan, pokok
bahasan, sub pokok bahasan, metode yang dipilih, media pembelajaran, alokasi
waktu, dan sumber kepustakaan yang digunakan. Untuk GBPP mata kuliah
farmakologi sebagai berikut:

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

NAMA MATA KULIAH : KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA


BERENCANA
KODE MK : MKB114507
BEBAN STUDI : 5 SKS (3 = T; 2 = P)
PENEMPATAN : SEMESTER IV

A. DESKRIPSI MATA KULIAH


Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memahami
konsep, hak-hak kesehatan reproduksi, faktor-faktor yang mempengaruhi
kesehatan reproduksi, upaya pencegahan dan deteksi dini serta memberikan
asuhan keluarga berencana.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM


Diharapkan setelah selesai, peserta didik mampu:
1. Mampu merencanakan asuhan kebidanan secara efektif, aman dan holistik
dengan memperhatikan aspek budaya terhadap kesehatan reproduksi dan
keluarga berencana berdasarkan standar praktik kebidanan dan kode etik
profesi.
6

a) Menjelaskan Merencanakan asuhan kesehatan reproduksi wanita dan


asuhan keluarga berencana
b) Menjelaskan Konsep Kesehatan Reproduksi
c) Menjelaskan Konsep Gender dalam Kesehatan Reproduksi Perempuan
d) Menjelaskan Isu-isu Kesehatan Perempuan
e) Menjelaskan Masalah-masalah kesehatan Reproduksi yang sering terjadi
f) Menjelaskan Deteksi Dini Gangguan Reproduksi
g) Menjelaskan Asuhan Kebidanan Pada Perempuan yang berkaitan dengan
system reproduksi dalam prespektif gender
h) Menjelaskan Konsep pelayanan keluarga berencana
i) Menjelaskan Asuhan Kebidanan pada keluarga berencana

2. Mampu melakukan komunikasi efektif dengan kesehatan reproduksi


perempuan dalam pelayanan kebidanan.
a) Melakukan KIE dalam pelayanan kesehatan reproduksi dan KB.
b) Menjalin kerja sama dengan profesi lain dalam memberi pelayanan
kebidanan pada kesehatan reproduksi pada perempuan, melakukan
kolaborasi misalnya pada pap smear IVA dll.

3. Mampu memberikan asuhan kebidanan pada kesehatan reproduksi secara


efektif, aman dan holistik dengan memperhatikan aspek budaya pada wanita
sepanjang siklus kehidupannya dalam kesehatan reproduksinya pada kondisi
normal berdasarkan standar praktik kebidanan dan kode etik profesi.
a) Mengumpulkan data yang akurat sesuai keadaan klien.
b) Menyusun rencana asuhan bersama klien sesuai dengan kondisi yang
dialami.
c) Melaksanakan tindakan kebidanan sesuai dengan perencanaan.
d) Melakukan evaluasi asuhan kebidanan pada kespro.
e) Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang diberikan.

4. Mampu melakukan upaya promotif, preventif, deteksi dini dan


pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan kebidanan.
a) Mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat.
b) Melakukan advokasi, kemitraan dan pemberdayaan masyarakat.
c) Melakukan kerja sama dalam tim untuk mencegah penyakit dan
meningkatkan kesehatan masyarakat dalam lingkup kesehatan reproduksi.
d) Melakukan pendidikan kesehatan dan konseling dalam lingkup kesehatan
reproduksi.

5. Mempunyai kemampuan mengelola kewirausahaan dalam pelayanan


kebidanan yang menjadi tanggung jawabnya.
a) Mengelola pelayanan kebidanan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan
pada asuhan kebidanan pada kesehatan reproduksi sesuai standar profesi
kebidanan
6

b) Memimpin dan mengelola usaha jasa pelayanan dan praktik kebidanan


secara mandiri maupun berkesinambungan yang berpedoman pada profesi
kebidanan
c) Melakukan manajemen risiko dalam pelayanan kebidanan
d) Melakukan penjaminan mutu layanan kebidanan.

C. PROSES PEMBELAJARAN
T : Dilaksanakan di kelas dengan menggunakan ceramah, diskusi,
seminar, dan penugasan
P : Dilaksanakan di kelas dengan menggunakan metode simulasi, role
play, dan bedside teaching

D. EVALUASI
1. Teori
a) UTS : 10 %
b) UAS : 10 %
c) Penugasan/seminar : 20 %
2. Praktikum : 50 %

E. BAHAN AJAR
1. Ana Nadhya Abrar, Wini Tamtiari. 2001. Konstruksi Seksualitas, Antara
Hak Dan Kekuasaan. Yogyakarta : Pusat Penelitian UGM
2. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. 2004. Materi Dasar
Promosi Meniapkan Ibu Sehat, Melahirkan Bayi Sehat. Jakarta : BKKBN
3. Depkes RI. Kesehatan Reproduksi. Jakarta
4. Dirjen Binkesma, Direktorat Kesga, Depkes RI, pedoman Pemantauan dan
Penyeliaan Program Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir, Jakarta, 2003
5. Kartono Mohamad. 1998. Kontradiksi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta
: Pustaka Sinar Harapan bekerja sama dengan PT Citra Putra Bangsa dan
The Ford Foundation.
6. Kumpulanartikel 1998-2001, Berita Kesehatan, Gender dan Kesehatan,
Kerja sama antara Pusat Komunikasi Kesehatan Berspekti Gender dengan
The Ford Foundation, Jakarta, 2001
7. Mary, Nolan. 2003. Kehamilan dan Melahirkan. Jakarta : Arcan
8. Meiwita Budhidarsana, Sarimawar. 2000. Membangun Sumber Daya
Perempuan, Membangun Kehidupan Prosiding Seminar Nasional. Jakarta
9. Sri Hadi P, Heru Santoso. 2001. Sketsa Kesehatan Reproduksi Perempuan
Desa. Jakarta : Yayasan Pengembangan Pedesaan bekerjasama dengan The
Ford Foundation
10. Suyanto. 2002. Perdagangan Anak Perempuan, Kekerasan Seksual, dan
Gagasan Kebijakan. Yogyakarta : Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan
UGM, Ford Foundation
11. Zohra Andi Baso, Juni Raharjo. 1999. Kesehatan Reproduksi, Panduan Bagi
Perempuan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
12. Sumber yang terbaru.
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

TUJUAN PEMBELAJARAN POKOK/SUB POKOK WAKTU BUKU


NO KHUSUS
METODE MEDIA DOSEN
BAHASAN T P SUMBER
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Mahasiswa mampu Konsep Kesehatan Reproduksi 4 Jam - - Presentasi - OHP Sarmauli
memahami Konsep 1. Definisi kesehatan reproduksi - Kuis - Multimedia Franshisca
- Ujian tulis - LCD Sihombing ,
Kesehatan Reproduksi 2. Ruang lingkup kesehatan - Whiteboard
reproduksi dalam siklus S.ST,
kehidupan M.Biomed
3. Hak-hak reproduksi
4. Siklus kesehatan wanita,
konsepsi, bayi dan anak, remaja,
dewasa, usia lanjut
5. Perubahan yang terjadi pada
satiap tahap
6. Faktor-faktor yang
mempengaruhi
2 Mahasiswa mampu Seksualitas dan Gender 4 Jam - - Presentasi - OHP Sarmauli
memahami Konsep gender 1. Budaya yang berpengaruh - Kuis - Multimedia Franshisca
- Ujian tulis - LCD Sihombing ,
dalam kesehatan terhadap gender - Whiteboard
reproduksi 2. Diskriminasi gender S.ST,
3. Melibatkan wanita dalam M.Biomed
pengambilan keputusan
4. Pendidikan
5. Penghasilan
6. Usia harapan hidup
7. Angka Kematian Ibu
8. Tingkat Kesuburan
3 Mahasiswa mampu Permasalahan kesehatan wanita 6 Jam 6 Jam - Presentasi - OHP Sarmauli
menjelaskan Isu-isu dalam dimensi social dan upaya - Kuis - Multimedia Franshisca
- Ujian tulis - LCD Sihombing,
kesehatan perempuan mengatasinya - Whiteboard
1. Kekerasan - Role Play S.ST,
2. Perkosaan M.Biomed
3. Pelecehan Seksual
4. Single parent
5. Perkawinan usia mudan dan tua
6. Wanita di tempat kerja
7. Incest
8. Home less
9. Wanita di pusat rehabilitas
10. Pekerja seks komersial
11. Drug abuse
12. Pendidikan
13. Upah

4 Mahasiswa mampu Masalah gangguan pada kesehatan 6 Jam - - Presentasi - OHP Sarmauli
mengidentifikasi Masalah reproduksi dan upaya - Kuis - Multimedia Franshisca
- Ujian tulis - LCD Sihombing,
gangguan pada kesehatan penanggulangan - Whiteboard
reproduksi yang sering 1. Infertilitas S.ST,
terjadi 2. PMS M.Biomed
3. Gangguan Haid
4. PID
5. Unwanted Pregnancy dan
Abortus
6. KDRT
5 Mahasiswa mampu 1. Skrinning keganasan dan 4 Jam 8 Jam - Presentasi - OHP Sarmauli
melakukan deteksi dini sistemik - Kuis - Multimedia Franshisca
- Ujian tulis - LCD Sihombing,
gangguan kesehatan a. IVA - Whiteboard
reproduksi b. Papsmear - Praktikum S.ST,
2. Health promotion M.Biomed
3. Spesifik protection
4. Early diagnosis and promotiff
treatment
5. Disabilitation
6. Rehabilitation

6 Mahasiswa mampu 1. Asuhan kesehatan reproduksi 2 Jam 8 Jam - Presentasi - OHP Risqi Utami,
memberikan asuhan pada remaja - Kuis - Multimedia S.ST,
- Ujian tulis - LCD M.Biomed
kebidanan pada 2. Asuhan reproduksi pada wanita - Whiteboard
perempuan yang berkaitan usia reproduktif - Role Play
dengan system reproduksi 3. Asuhan kesehatan reproduksi - Praktikum
dalam prespektif gender pada wanita pekerja industry
4. Asuhan kesehatan reproduksi
pada wanita usia lanjut

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)


8 Mahasiswa mampu 1. Pengertian penduduk 4 Jam - - Presentasi - OHP Risqi Utami,
memahami Memahami 2. Dinamika kependudukan - Kuis - Multimedia S.ST,
- Ujian tulis - LCD M.Biomed
konsep kependuduan 3. Faktor-faktor demografik yang - Whiteboard
mempengaruhi laju pertumbuham
penduduk
4. Transisi demografik
5. Masalah kependudukan di
Indonesia
a. Jumlah dan pertumbuhan
penduduk
b. Persebaran dan kepadatan
penduduk
c. Struktur umur penduduk
d. Kelahiran dan kematian
9 Mahasiswa mampu 1. Sejarah KB di Indonesia 4 Jam - - Presentasi - OHP Risqi Utami,
memahami konsep a. Faktor-faktor yang - Kuis - Multimedia S.ST,
- Ujian tulis - LCD M.Biomed
pelayanan keluarga mempengaruhi - Whiteboard
berencana perkembangan KB di
Indonesia
b. Organisasi-organisasi KB di
Indonesia
2. Program KB di Indonesia
a. Pengertian Program KB
b. Tujuan program KB
c. Sasaran program KB
d. Ruang lingkup program KB
e. Strategi pendekatan dan cara
operasional program
pelayanan KB
f. Dampak program KB
terhadap pencegahan
kelahiran
10 Mahasiswa mampu Metode Sederhana 6 Jam 12 Jam - Presentasi - OHP Risqi Utami,
Memberikan asuhan 1. Tanpa alat - Kuis - Multimedia S.ST,
- Ujian tulis - LCD M.Biomed
kebidanan pada keluarga - KB alamiah - Whiteboard
berencana Metode kalender - Role Play
- Praktikum
Metode suhu basal
Metode lendir serviks
Metode simto termal
- Coitus interuptus
2. Dengan alat
- Mekanisme barier
Kondom
Barier intra vaginal
- Kimiawi
spermisida
3. Metode modern
a. Kontrasepsi hormonal
- Oral kontrasepsi
- Suntikan / injeksi
- Subkutis / implant
- Mekanisme kerja KB
Hormonal
b. Intra uterine devices
(IUD/AKDR)
4. Kontrasepsi terkini
5. Kontrasepsi darurat
6. Sterilisasi
- Pada wanita
Penyinaran
Operatif
Penyumbatan tuba mekanis
dan tuba kimiawi
- Pada Pria
Operatif
Penyumbatan vas deferens
mekanis
Penyumbatan vas deferens
kimiawi
11 Mahasiswa mampu 1. Pencatatan dan pelaporan 2 Jam 6 Jam - Presentasi - OHP Yenni
melakukan 2. Pendokumentasian rujukan KB - Kuis - Multimedia Aryaneta,
- Ujian tulis - LCD S.ST,
pendokumentasian pada 3. Dokumentasi asuhan kesehatan - Whiteboard
asuhan kesehatan reproduksi - Praktikum M.Biomed
reproduksi dan keluarga 4. Dokumentasi asuhan keluarga
berencana berencana Pencatatan dan
pelaporan
5. Pendokumentasian rujukan KB
6. Dokumentasi asuhan kesehatan
reproduksi
Dokumentasi asuhan keluarga
berencana
UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)
17

2.1.2 Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu mata kuliah tertentu
yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan
pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar.
Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompeteni dasar ke dalam
materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indicator pencapaian kompetensi
untuk penilaian. Dalam proses pembelajaran silabus merupakan penunjuk arah
dari proses pembelajaran pada setiap mata kuliah. Model silabus terdiri dari
materi pokok, kegiatan pembelajaran, indicator dan seterusnya dapat ditetapkan
oleh masing-masing satuan pendidikan yang tidak mengurangi komponen-
komponen dalam silabus. Untuk silabus mata kuliah kesehatan reproduksi dan
keluarga berencanaa lihat sebagai berikut:

SILABUS KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA BERENCANA

A. IDENTITAS MATA KULIAH


1. Nama Mata Kuliah : Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana
2. Kode / SKS : MKB114507
3. Beban / Jumlah SKS : 5 SKS (3 = T , 2 = P)
4. Penempatan : Tingkat 2 / Semester IV
5. Prasyarat :-
6. Jumlah Minggu / Pertemuan : 16 Minggu
7. Tim Dosen Pamong : - Sarmauli Franshisca, S.ST, M.Biomed
- Risqi Utami, .S.ST, M.Biomed
- Yenni Aryaneta, S.ST, M.Biomed
8. Tim Dosen Muda : - Rima Dewi, Amd.Keb
- Sugiarningsih, Amd.Keb
- Maryati, Amd.Keb
- Rina Novianti, Amd.Keb
- Naomi Sesha, Amd.Keb
- Yuni Asnari, Amd. Keb
- Endang Susilawati, Amd.Keb
- Friska Afriani, Amd.Keb

9. Status Mata Kuliah : Mata Kuliah Wajib


17

B. Deskripsi Singkat Mata Kuliah


Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memahami
konsep, hak-hak kesehatan reproduksi, faktor-faktor yang mempengaruhi
kesehatan reproduksi, upaya pencegahan dan deteksi dini serta memberikan
asuhan keluarga berencana.

C. Tujuan Mata Kuliah


Diharapkan setelah selesai, peserta didik mampu:
1. Mampu merencanakan asuhan kebidanan secara efektif, aman dan holistik
dengan memperhatikan aspek budaya terhadap kesehatan reproduksi dan
keluarga berencana berdasarkan standar praktik kebidanan dan kode etik
profesi.
a) Menjelaskan Merencanakan asuhan kesehatan reproduksi wanita dan
asuhan keluarga berencana
b) Menjelaskan Konsep Kesehatan Reproduksi
c) Menjelaskan Konsep Gender dalam Kesehatan Reproduksi Perempuan
d) Menjelaskan Isu-isu Kesehatan Perempuan
e) Menjelaskan Masalah-masalah kesehatan Reproduksi yang sering terjadi
f) Menjelaskan Deteksi Dini Gangguan Reproduksi
g) Menjelaskan Asuhan Kebidanan Pada Perempuan yang berkaitan dengan
system reproduksi dalam prespektif gender
h) Menjelaskan Konsep pelayanan keluarga berencana
i) Menjelaskan Asuhan Kebidanan pada keluarga berencana

2. Mampu melakukan komunikasi efektif dengan kesehatan reproduksi


perempuan dalam pelayanan kebidanan.
a) Melakukan KIE dalam pelayanan kesehatan reproduksi dan KB.
b) Menjalin kerja sama dengan profesi lain dalam memberi pelayanan
kebidanan pada kesehatan reproduksi pada perempuan, melakukan
kolaborasi misalnya pada pap smear, IVA, dll.

3. Mampu memberikan asuhan kebidanan pada kesehatan reproduksi secara


efektif, aman dan holistik dengan memperhatikan aspek budaya pada wanita
sepanjang siklus kehidupannya dalam kesehatan reproduksinya pada kondisi
normal berdasarkan standar praktik kebidanan dan kode etik profesi.
a) Mengumpulkan data yang akurat sesuai keadaan klien.
b) Menyusun rencana asuhan bersama klien sesuai dengan kondisi yang
dialami.
c) Melaksanakan tindakan kebidanan sesuai dengan perencanaan.
d) Melakukan evaluasi asuhan kebidanan pada kespro.
e) Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang diberikan.

4. Mampu melakukan upaya promotif, preventif, deteksi dini dan


pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan kebidanan.
a) Mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat.
17

b) Melakukan advokasi, kemitraan dan pemberdayaan masyarakat.


c) Melakukan kerja sama dalam tim untuk mencegah penyakit dan
meningkatkan kesehatan masyarakat dalam lingkup kesehatan reproduksi.
d) Melakukan pendidikan kesehatan dan konseling dalam lingkup kesehatan
reproduksi.

5. Mempunyai kemampuan mengelola kewirausahaan dalam pelayanan


kebidanan yang menjadi tanggung jawabnya.
a) Mengelola pelayanan kebidanan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan
pada asuhan kebidanan pada kesehatan reproduksi sesuai standar profesi
kebidanan
b) Memimpin dan mengelola usaha jasa pelayanan dan praktik kebidanan
secara mandiri maupun berkesinambungan yang berpedoman pada profesi
kebidanan
c) Melakukan manajemen risiko dalam pelayanan kebidanan
d) Melakukan penjaminan mutu layanan kebidanan.

D. Garis Besar Mata Kuliah


1. Konsep kesehatan reproduksi
2. Konsep gender dalam kesehatan reproduksi
3. Isu-isu kesehatan perempuan
4. Masalah-masalah kesehatan reproduksi yang sering terjadi
5. Deteksi dini gangguan ksehatan reproduksi
6. Asuhan pada perempuan yang berkaitan dengan system reproduksi dalam
perspektif gender
7. Konsep kependudukan
8. Konsep Pelayanan keluarga berencana
9. Asuhan Kebidanan pada keluarga berencana

E. Beban Studi
1. Kuliah Responsi dan Tutorial
a) Tatap Muka : 16 minggu x 50 menit x 3 SKS = 2400 menit
b) Penugasan Terstuktur : 16 minggu x 50 menit x 3 SKS = 2400 menit
c) Belajar Mandiri : 16 minggu x 60 menit x 3 SKS = 2880 menit
Total=7680 menit/16 minggu

2. Praktikum
a) Praktikum : 16 minggu x 100 menit x 2 SKS = 3200 menit
b) Belajar Mandiri : 16 minggu x 60 menit x 2 SKS = 1920 menit
Total = 5120 menit/16 minggu
TOTAL PEMBELAJARAN DI KELAS = 350 menit / mg = 6 jam / mg
Penjelasan T = 2400 menit / 16 minggu
P = 3200 menit / 16 minggu
= 5600 menit / 16 minggu
17

Rincian pembelajaran Kesehatan reproduksi dan Keluarga berencana perminggu:


1. Tatap muka
2. Penugasan terstruktur
3. Kegiataan belajar mandiri
4. Praktikum lab

F. Proses Belajar Mengajar


T : Dilaksanakan di kelas dengan menggunakan ceramah, diskusi, dan
penugasan
P : Dilaksanakan di kelas dengan menggunakan metode simulasi, role
play, dan bedside teaching

G. Metode
Ceramah, diskusi, simulasi, dan tanya jawab

H. Media
White board, OHP, Multimedia, LCD

I. Evaluasi Yang Direncanakan


3. Teori
d) UTS : 10 %
e) UAS : 10 %
f) Penugasan/seminar : 20 %
4. Praktikum : 50 %

J. Daftar Pustaka
1. Ana Nadhya Abrar, Wini Tamtiari. 2001. Konstruksi Seksualitas, Antara
Hak Dan Kekuasaan. Yogyakarta : Pusat Penelitian UGM
2. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. 2004. Materi Dasar
Promosi Meniapkan Ibu Sehat, Melahirkan Bayi Sehat. Jakarta : BKKBN
3. Depkes RI. Kesehatan Reproduksi. Jakarta
4. Dirjen Binkesma, Direktorat Kesga, Depkes RI, pedoman Pemantauan dan
Penyeliaan Program Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir, Jakarta, 2003
5. Kartono Mohamad. 1998. Kontradiksi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta
: Pustaka Sinar Harapan bekerja sama dengan PT Citra Putra Bangsa dan
The Ford Foundation.
6. Kumpulanartikel 1998-2001, Berita Kesehatan, Gender dan Kesehatan,
Kerja sama antara Pusat Komunikasi Kesehatan Berspekti Gender dengan
The Ford Foundation, Jakarta, 2001
7. Mary, Nolan. 2003. Kehamilan dan Melahirkan. Jakarta : Arcan
8. Meiwita Budhidarsana, Sarimawar. 2000. Membangun Sumber Daya
Perempuan, Membangun Kehidupan Prosiding Seminar Nasional. Jakarta
9. Sri Hadi P, Heru Santoso. 2001. Sketsa Kesehatan Reproduksi Perempuan
Desa. Jakarta : Yayasan Pengembangan Pedesaan bekerjasama dengan The
Ford Foundation
17

10. Suyanto. 2002. Perdagangan Anak Perempuan, Kekerasan Seksual, dan


Gagasan Kebijakan. Yogyakarta : Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan
UGM, Ford Foundation
11. Zohra Andi Baso, Juni Raharjo. 1999. Kesehatan Reproduksi, Panduan Bagi
Perempuan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
12. Sumber yang terbaru.
28

SILABUS KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA BERENCANA

SUB-SUB ALOKASI
PTM MATERI PERKULIAHAN PENGALAMAN BELAJAR DOSEN PENILAIAN
KOMPETENSI WAKTU
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Memahami Konsep Konsep Kesehatan Reproduksi 1. Mahasiswa mampu T : 4 Jam Sarmauli - Presentasi
Kesehatan Reproduksi 1. Definisi kesehatan reproduksi menjelaskan konsep Franshisca - Kuis
2. Ruang lingkup kesehatan kesehatan reproduksi Sihombing , - Ujian tulis
reproduksi dalam siklus 2. Mampu menjelaskan ruang S.ST,
kehidupan lingkup kespro dan siklus M.Biomed
3. Hak-hak reproduksi kehidupan
4. Siklus kesehatan wanita, 3. Mampu menjelaskan hak-hak
konsepsi, bayi dan anak, remaja, reproduksi
dewasa, usia lanjut 4. Menjelaskan perubahan yang
5. Perubahan yang terjadi pada terjadi pada setiap tahap
satiap tahap 5. Mampu menjelaskan faktor-
6. Faktor-faktor yang faktor yang mempengaruhi
mempengaruhi kesehatan reproduksi
28

2 Konsep gender dalam Seksualitas dan Gender 1. Mampu menjelaskan konsep T : 4 Jam Sarmauli - Presentasi
kesehatan reproduksi 1. Budaya yang berpengaruh gender dalam kesehatan Franshisca - Kuis
terhadap gender reproduksi Sihombing , - Ujian tulis
2. Diskriminasi gender 2. Menjelaskan budaya yang S.ST,
3. Melibatkan wanita dalam berpengaruh terhadap gender M.Biomed
pengambilan keputusan 3. Menjelaskan tentang
4. Pendidikan diskriminasi gender
5. Penghasilan
6. Usia harapan hidup
7. Angka Kematian Ibu
8. Tingkat Kesuburan
3, 4 Isu-isu kesehatan Permasalahan kesehatan wanita 1. Mampu menjelaskan tentang T : 6 Jam Sarmauli - Presentasi
perempuan dalam dimensi social dan upaya permasalahan kesehatan P : 6 Jam Franshisca - Kuis
mengatasinya reproduksi wanita dalam Sihombing , - Ujian tulis
1. Kekerasan dimensi social S.ST, - Role Play
2. Perkosaan 2. Dapat merencanakan upaya M.Biomed
3. Pelecehan Seksual pemecahan masalah yang
4. Single parent dihadapi wanita
5. Perkawinan usia mudan dan tua
6. Wanita di tempat kerja
7. Incest
8. Home less
9. Wanita di pusat rehabilitas
10. Pekerja seks komersial
11. Drug abuse
12. Pendidikan
13. Upah
28

5 Masalah gangguan Masalah gangguan pada kesehatan 1. Mampu mengidentifikasi T : 6 Jam Sarmauli - Presentasi
pada kesehatan reproduksi dan upaya gangguan kesehatan Franshisca - Kuis
reproduksi yang sering penanggulangan reproduksi Sihombing , - Ujian tulis
terjadi 1. Infertilitas 2. Mampu melakukan upaya S.ST,
2. PMS penanggulangan M.Biomed
3. Gangguan Haid
4. PID
5. Unwanted Pregnancy dan
Abortus
6. KDRT
6 Melakukan deteksi 1. Skrinning keganasan dan 1. Mampu melakukan skrinning T : 4 Jam Sarmauli - Presentasi
dini gangguan sistemik dan deteksi dini P : 8 Jam Franshisca - Kuis
kesehatan reproduksi a. IVA Sihombing , - Ujian tulis
b. Papsmear S.ST, - Praktikum
M.Biomed
2. Health promotion
3. Spesifik protection
4. Early diagnosis and promotiff
treatment
5. Disabilitation
6. rehabilitation
7 Memberikan asuhan 1. Asuhan kesehatan reproduksi 1. Mampu melakukan asuhan T : 2 Jam Risqi Utami, - Presentasi
kebidanan pada pada remaja untuk kesehatan reproduksi P : 8 Jam S.ST, - Kuis
perempuan yang 2. Asuhan reproduksi pada wanita untuk setiap siklus kehidupan M.Biomed - Ujian tulis
berkaitan dengan usia reproduktif wanita - Role Play
system reproduksi 3. Asuhan kesehatan reproduksi - Praktikum
dalam prespektif pada wanita pekerja industry
gender 4. Asuhan kesehatan reproduksi
pada wanita usia lanjut
UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)
28

8 Memahami konssep 1. Pengertian penduduk 1. Mampu menjelaskan dan T : 4 Jam Risqi Utami, - Presentasi
kependuduan 2. Dinamika kependudukan memahami tentang konsep S.ST, - Kuis
3. Faktor-faktor demografik yang kependudukan M.Biomed - Ujian tulis
mempengaruhi laju
pertumbuham penduduk
4. Transisi demografik
5. Masalah kependudukan di
Indonesia
a. Jumlah dan pertumbuhan
penduduk
b. Persebaran dan kepadatan
penduduk
c. Struktur umur penduduk
d. Kelahiran dan kematian
9 Memahami konsep 1. Sejarah KB di Indonesia 1. Mampu menjelaskan dan T : 4 Jam Risqi Utami, - Presentasi
pelayanan keluarga a. Faktor-faktor yang memahami tentang konsep S.ST, - Kuis
berencana mempengaruhi kependudukan M.Biomed - Ujian tulis
perkembangan KB di -
Indonesia
b. Organisasi-organisasi KB di
Indonesia
2. Program KB di Indonesia
a. Pengertian Program KB
b. Tujuan program KB
c. Sasaran program KB
d. Ruang lingkup program KB
e. Strategi pendekatan dan
cara operasional program
pelayanan KB
28

f. Dampak program KB
terhadap pencegahan
kelahiran
10, Memberikan asuhan Metode Sederhana 1. Menjelaskan berbagai T : 6 Jam Risqi Utami, - Presentasi
11, 12 kebidanan pada 1. Tanpa alat metode kontrasepsi P : 12 Jam S.ST, - Kuis
keluarga berencana - KB alamiah 2. Menjelaskan keuntungan dan M.Biomed - Ujian tulis
Metode kalender efek samping masing-masing - Role Play
- Praktikum
Metode suhu basal metode alat kontrasepsi
Metode lendir serviks 3. Mempraktikkan berbagai
Metode simto termal metode alat kontrasepsi
- Coitus interuptus 4. Melakukan asuhan pada
2. Dengan alat akseptor KB
- Mekanisme barier
Kondom
Barier intra vaginal
- Kimiawi
spermisida
3. Metode modern
a. Kontrasepsi hormonal
- Oral kontrasepsi
- Suntikan / injeksi
- Subkutis / implant
- Mekanisme kerja KB
Hormonal
b. Intra uterine devices
(IUD/AKDR)
4. Kontrasepsi terkini
5. Kontrasepsi darurat
6. Sterilisasi
28

- Pada wanita
Penyinaran
Operatif
Penyumbatan tuba
mekanis dan tuba kimiawi
- Pada Pria
Operatif
Penyumbatan vas deferens
mekanis
Penyumbatan vas deferens
kimiawi
13, 14 Melakukan 1. Pencatatan dan pelaporan 1. Melakukan T : 2 Jam Yenni - Presentasi
pendokumentasian 2. Pendokumentasian rujukan KB pendokumentasian asuhan P : 6 Jam Aryaneta, - Kuis
pada asuhan kesehatan 3. Dokumentasi asuhan kesehatan kesehatan reproduksi S.ST, - Ujian tulis
reproduksi dan reproduksi M.Biomed - Praktikum
keluarga berencana 4. Dokumentasi asuhan keluarga
berencana
UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)
28

2.1.3 RPKPS / SAP


RPKPS (Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester) adalah
dokumen pembelajaran yang dirancang untuk menghasilkan lulusan yang
memiliki kemampuan sesuai capaian pembelajaran lulusan yang ditetapkan,
sehingga harus dapa ditelusuri keterkaitannya dan kesesuainnya dengan konsep
kurikulumnya. Rancangan RPKPS dititik beratkan pada bagaimana memandu
mahasiswa belajar agar memiliki kemampuan sesuai capaian pembelajaran
lulusan yang ditetapkan dalam kurikulum, bukan pada kepentingan kegiatan
dosen mengajar. Pembelajaran dirancang adalah pembelajaran yang berpusat
pada mahasiswa (student centred learning/SCL). RPKPS wajib ditinjau dan
disesuaikan secara berkala dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. RPKPS / SAP mata kuliah kesehatan reproduksi dan keluarga
berencana sebagai berikut:

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER


(RPKPS)

A. IDENTITAS MATA KULIAH


Nama Mata Kuliah : KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA
BERENCANA
Kode Mata Kuliah / SKS : MKB114507 / 5 SKS (T=3, P=2)
Penempatan : Semester IV
Dosen Pembina : - Sarmauli Franshisca, S.ST, M.Biomed
- Risqi Utami, .S.ST, M.Biomed
- Yenni Aryaneta, S.ST, M.Biomed
- Rima Dewi, Amd.Keb
- Sugiarningsih, Amd.Keb
- Maryati, Amd.Keb
- Rina Novianti, Amd.Keb
- Naomi Sesha, Amd.Keb
- Yuni Asnari, Amd. Keb
- Endang Susilawati, Amd.Keb
- Friska Afriani, Amd.Keb
28

B. KOMPETENSI
1. Standar Kompetensi
Setelah mengikuti proses pembelajaran ini, mahasiswa mampu untuk
memahami konsep, hak-hak kesehatan reproduksi, faktor-faktor yang
mempengaruhi kesehatan reproduksi, upaya pencegahan dan deteksi dini
serta memberikan asuhan keluarga berencana.

2. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti proses pembelajaran ini, mahasiswa mampu:
1. Mampu merencanakan asuhan kebidanan secara efektif, aman dan
holistik dengan memperhatikan aspek budaya terhadap kesehatan
reproduksi dan keluarga berencana berdasarkan standar praktik
kebidanan dan kode etik profesi.
a) Menjelaskan Merencanakan asuhan kesehatan reproduksi wanita dan
asuhan keluarga berencana
b) Menjelaskan Konsep Kesehatan Reproduksi
c) Menjelaskan Konsep Gender dalam Kesehatan Reproduksi
Perempuan
d) Menjelaskan Isu-isu Kesehatan Perempuan
e) Menjelaskan Masalah-masalah kesehatan Reproduksi yang sering
terjadi
f) Menjelaskan Deteksi Dini Gangguan Reproduksi
g) Menjelaskan Asuhan Kebidanan Pada Perempuan yang berkaitan
dengan system reproduksi dalam prespektif gender
h) Menjelaskan Konsep pelayanan keluarga berencana
i) Menjelaskan Asuhan Kebidanan pada keluarga berencana

2. Mampu melakukan komunikasi efektif dengan kesehatan reproduksi


perempuan dalam pelayanan kebidanan.
a) Melakukan KIE dalam pelayanan kesehatan reproduksi dan KB.
b) Menjalin kerja sama dengan profesi lain dalam memberi pelayanan
kebidanan pada kesehatan reproduksi pada perempuan, melakukan
kolaborasi misalnya pada pap smear, IVA dll.

3. Mampu memberikan asuhan kebidanan pada kesehatan reproduksi


secara efektif, aman dan holistik dengan memperhatikan aspek budaya
pada wanita sepanjang siklus kehidupannya dalam kesehatan
reproduksinya pada kondisi normal berdasarkan standar praktik
kebidanan dan kode etik profesi.
a) Mengumpulkan data yang akurat sesuai keadaan klien.
b) Menyusun rencana asuhan bersama klien sesuai dengan kondisi yang
dialami.
c) Melaksanakan tindakan kebidanan sesuai dengan perencanaan.
d) Melakukan evaluasi asuhan kebidanan pada kespro.
e) Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang diberikan.
28

4. Mampu melakukan upaya promotif, preventif, deteksi dini dan


pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan kebidanan.
a) Mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat.
b) Melakukan advokasi, kemitraan dan pemberdayaan masyarakat.
c) Melakukan kerja sama dalam tim untuk mencegah penyakit dan
meningkatkan kesehatan masyarakat dalam lingkup kesehatan
reproduksi.
d) Melakukan pendidikan kesehatan dan konseling dalam lingkup
kesehatan reproduksi.

5. Mempunyai kemampuan mengelola kewirausahaan dalam pelayanan


kebidanan yang menjadi tanggung jawabnya.
a) Mengelola pelayanan kebidanan secara mandiri, kolaborasi dan
rujukan pada asuhan kebidanan pada kesehatan reproduksi sesuai
standar profesi kebidanan
b) Memimpin dan mengelola usaha jasa pelayanan dan praktik
kebidanan secara mandiri maupun berkesinambungan yang
berpedoman pada profesi kebidanan
c) Melakukan manajemen risiko dalam pelayanan kebidanan
d) Melakukan penjaminan mutu layanan kebidanan.

3. Kompetensi Khusus
Setelah menempuh mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu:
1. Konsep kesehatan reproduksi
2. Konsep gender dalam kesehatan reproduksi
3. Isu-isu kesehatan perempuan
4. Masalah-masalah kesehatan reproduksi yang sering terjadi
5. Deteksi dini gangguan ksehatan reproduksi
6. Asuhan pada perempuan yang berkaitan dengan system reproduksi
dalam perspektif gender
7. Konsep kependudukan
8. Konsep Pelayanan keluarga berencana
9. Asuhan Kebidanan pada keluarga berencana

C. JUMLAH JAM
Kegiatan di Dalam Kelas = (5 SKS x 16 Minggu) = 80 Jam
Kuliah & Diskusi Kelompok = 5x14 Pertemuan = 70 Jam
MID Semester = 5x1 Pertemuan = 5 Jam
Ujian Akhir = 5x1 Pertemuan = 5 Jam
Total = 16 Pertemuan = 80Jam
Yang dimaksud dengan jam di sini adalah jam pelajaran (50 menit) sesuai
dengan definisi SKS. Selain itu, karena 1 SKS mengandung kegiatan untuk
tugas mandiri yang terencana, maka direncanakan pula kegiatan berikut:
28

Tugas terencana di luar kelas, yaitu membuat makalah, dimana


mahasiswa memilih salah satu implikasi dari materi perkuliahan, kemudian
diserahkan saat terakhir perkuliahan tatap muka dengan waktu 2 SKS x 16 ptm.
1. Membaca, mencari topik menarik untuk dijadikan bahan kajian = 15 jam
2. Menemukan sumber yang membahas topic yang dipilih = 22,5 jam
3. Memahami materi = 10 jam
4. Mengelompokkan materi = 7,5 jam
5. Menulis materi = 25 jam
Total = 80 jam

D. JADWAL KEGIATAN MINGGUAN


MG KEGIATAN DI LUAR
KE
KEGIATAN DI DALAM KELAS
KELAS
1 a. Perkenalan Tugas individu:
b. Penjelasan kontrak pembelajaran tentang : Strategi - Membaca materi yang
perkuliahan, Tugas dan tanggung jawab dosen, Hak terdapat pada silabus.
dan Kewajiban mahasiswa, Ujian-ujian, Penilaian, - Meringkas dan memahami
dan Regulasi di kelas setiap point pada materi
c. Dosen menjelaskan dengan powerpoint tentang yang akan dibahas.
Konsep Kesehatan Reproduksi
d. Tanya jawab tentang Konsep Kesehatan Reproduksi
2 a. Dosen menjelaskan dengan powerpoint tentang Tugas individu menemukan
masalah-masalah kesehatan reproduksi yang sering referensi materi masalah-
terjadi masalah kesehatan reproduksi
a. Tanya jawab tentang masalah-masalah kesehatan yang sering terjadi
reproduksi yang sering terjadi
3-4 b. Dosen menjelaskan dengan powerpoint tentang isu- Tugas individu meringkas
isu kesehatan reproduksi dan memahami materi yang
a. Tanya jawab tentang isu-isu kesehatan reproduksi akan dibahas yaitu masalah-
isu-isu kesehatan reproduksi masalah kesehatan reproduksi
5 a. Dosen menjelaskan menggunakan powerpoint Tugas individu meringkas
tentang masalah-masalah kesehatan reproduksi dan memahami point materi
b. Tanya jawab tentang masalah-masalah kesehatan yang telah di jelaskan.
reproduksi
6 a. Dosen menjelaskan menggunakan powerpoint Tugas individu membaca dan
tentang deteksi dini gangguan reproduksi memahami materi yang telah
b. Tanya jawab tentang deteksi dini gangguan dipelajari.
reproduksi
7 a. Dosen menjelaskan menggunakan powerpoint Tugas buat individu membuat
tentang asuhan kebidanan pada perempuan yang resume referensi dari setiap
berkaitan dengan sistem reproduksi dalam materi-materi.
prespektif gender.
28

b. Tanya jawab tentang asuhan kebidanan pada


perempuan yang berkaitan dengan sistem
reproduksi dalam prespektif gender.

8 UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)

9 a. Dosen menjelaskan dengan powerpoint tentang Tugas individu meringkas


memahami konsep kependudukan dan memahami materi yang
b. Tanya jawab tentang memahami konsep sudah dipelajari.
kependudukan
10 a. Dosen menjelaskan dengan powerpoint tentang Tugas individu membaca
konsep pelayanan keluarga berencana materi dan memahami materi-
b. Tanya jawab tentang konsep pelayanan keluarga materi yang sudah dipelajari.
berencana
11, a. Dosen menjelaskan dengan power-point tentang Tugas individu membaca dan
12, asuhan kebidanan pada keluarga berencana meringkas meteri selanjutnya
13, b. Tanya jawab tentang asuhan kebidanan pada
keluarga berencana
14, a. Dosen menjelaskan tentang pendokumentasian pada Tugas individu meringkas
15. asuhan kesehatan reproduksi dan keluarga dan memahami point-point
berencana yang telah di jelaskan
b. Tanya jawab tentang pendokumentasian pada
asuhan kesehatan reproduksi dan keluarga
berencana

16 UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)


28

E. MATERI PERKULIAN
TOPIK / POKOK RINCIAN MATERI /
PTM KOGNITIF AFEKTIF PSIKOMOTORIK
BAHASAN KOMPETENSI DASAR
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Konsep Kesehatan Konsep Kesehatan Reproduksi Mahasiswa dapat Mahasiswa dapat Mahasiswa dapat
Reproduksi 1. Definisi kesehatan reproduksi menjelaskan konsep berpartisipasi dalam menerapkan konsep
2. Ruang lingkup kesehatan kesehatan reproduksi memberikan kesehatan reproduksi
reproduksi dalam siklus pendapatnya tentang
kehidupan konsep kesehatan
3. Hak-hak reproduksi reproduksi
4. Siklus kesehatan wanita,
konsepsi, bayi dan anak, remaja,
dewasa, usia lanjut
5. Perubahan yang terjadi pada
satiap tahap
6. Faktor-faktor yang
mempengaruhi
2 Konsep gender dalam Seksualitas dan Gender Mahasiswa dapat Mahasiswa dapat Mahasiswa dapat
kesehatan reproduksi 1. Budaya yang berpengaruh menjelaskan konsep berpartisipasi aktif melaksanakan konsep
terhadap gender gender dalam kesehatan dalam memberikan gender dalam
2. Diskriminasi gender reproduksi pendapat dengan materi kesehatan reproduksi
3. Melibatkan wanita dalam konsep gender dalam saat memberikan
pengambilan keputusan kesehatan reproduksi pelayanan kebidanan
4. Pendidikan saat pembelajaran
5. Penghasilan sedang berlangsung.
6. Usia harapan hidup
7. Angka Kematian Ibu
8. Tingkat Kesuburan
28

3, 4 Isu-isu kesehatan Permasalahan kesehatan wanita Mahasiswa dapat Mahasiswa dapat Mahasiswa dapat
perempuan dalam dimensi social dan upaya menjelaskan tentang memperhatikan merencanakan upaya
mengatasinya permasalahan kesehatan penjelasan dosen pemecahan masalah
1. Kekerasan reproduksi wanita dalam tentang permasalahan yang dihadapi wanita
2. Perkosaan dimensi social kesehatan reproduksi
3. Pelecehan Seksual wanita dalam dimensi
4. Single parent social saat
5. Perkawinan usia mudan dan pembelajaran
tua berlangsung.
6. Wanita di tempat kerja
7. Incest
8. Home less
9. Wanita di pusat rehabilitas
10. Pekerja seks komersial
11. Drug abuse
12. Pendidikan
13. Upah
5 Masalah gangguan Masalah gangguan pada kesehatan Mahasiswa dapat Mahasiswa dapat Mahasiswa dapat
pada kesehatan reproduksi dan upaya mengidentifikasi gangguan berpartisipasi aktif melakukan upaya
reproduksi yang sering penanggulangan kesehatan reproduksi dalam materi Masalah penanggulangan saat
terjadi 1. Infertilitas gangguan pada memberikan
2. PMS kesehatan reproduksi pelayanan kebidanan
3. Gangguan Haid yang sering terjadi saat
4. PID pembelajaran sedang
5. Unwanted Pregnancy dan berlangsung.
Abortus
6. KDRT
28

6 Melakukan deteksi 1. Skrinning keganasan dan Mahasiswa dapat Mahasiswa Mahasiswa dapat
dini gangguan sistemik memahami deteksi dini memperhatikan dan melakukan skrinning
kesehatan reproduksi a. IVA gangguan kesehatan mengerti penjelasan dan deteksi dini kode
b. Papsmear reproduksi dosen tentang obat etik bidan
2. Health promotion diuretic dan antibiotic
3. Spesifik protection saat pembelajaran
4. Early diagnosis and promotiff sedang berlangsung
treatment
5. Disabilitation
6. rehabilitation
7 Memberikan asuhan 5. Asuhan kesehatan reproduksi Mahasiswa dapat Mahasiswa dapat Mahasiswa dapat
kebidanan pada pada remaja menjelaskan asuhan berpartisipasi aktif melakukan asuhan
perempuan yang 6. Asuhan reproduksi pada kebidanan pada dalam materi asuhan untuk kesehatan
berkaitan dengan wanita usia reproduktif perempuan yang berkaitan kebidanan pada reproduksi untuk
system reproduksi 7. Asuhan kesehatan reproduksi dengan system reproduksi perempuan yang setiap siklus
dalam prespektif pada wanita pekerja industry dalam prespektif gender berkaitan dengan kehidupan wanita
gender 8. Asuhan kesehatan reproduksi asuhan kebidanan pada system reproduksi
pada wanita usia lanjut perempuan yang berkaitan dalam prespektif gender
dengan system reproduksi asuhan kebidanan pada
dalam prespektif gender perempuan yang
berkaitan dengan
system reproduksi
dalam prespektif gender
saat pembelajaran
sedang berlangsung.
8 Memahami konsep 1. Pengertian penduduk Mahasiswa dapat Mahasiswa dapat Mahasiswa dapat
kependudukan 2. Dinamika kependudukan menjelaskan dan berpartisipasi aktif melakukan konsep
3. Faktor-faktor demografik yang memahami tentang konsep dalam materi kependudukan saat
mempengaruhi laju kependudukan Memahami konsep memberikan
28

pertumbuham penduduk kependuduan saat pelayanan kebidanan


4. Transisi demografik pembelajaran sedang
5. Masalah kependudukan di berlangsung.
Indonesia
a. Jumlah dan pertumbuhan
penduduk
b. Persebaran dan kepadatan
penduduk
c. Struktur umur penduduk
d. Kelahiran dan kematian
9 Memahami konsep 1. Sejarah KB di Indonesia Mahasiswa dapat Mahasiswa dapat Mahasiswa dapat
pelayanan keluarga a. Faktor-faktor yang menjelaskan dan berpartisipasi aktif melakukan konsep
berencana mempengaruhi memahami tentang konsep dalam materi keluraga berencana
perkembangan KB di kependudukan Memahami konsep saat memberikan
Indonesia pelayanan keluarga pelayanan kebidanan
b. Organisasi-organisasi KB di berencana
Indonesia
2. Program KB di Indonesia
a. Pengertian Program KB
b. Tujuan program KB
c. Sasaran program KB
d. Ruang lingkup program KB
e. Strategi pendekatan dan
cara operasional program
pelayanan KB
f. Dampak program KB
terhadap pencegahan
kelahiran
28

10, Memberikan asuhan Metode Sederhana Mahasiswa dapat Mahasiswa dapat Mahasiswa dapat
11, 12 kebidanan pada 1. Tanpa alat menjelaskan asuhan berpartisipasi aktif Mempraktikkan
keluarga berencana - KB alamiah kebidanan pada keluarga dalam materi asuhan berbagai metode alat
Metode kalender berencana berbagai kebidanan pada kontrasepsi dan
Metode suhu basal metode kontrasepsi keluarga berencana Melakukan asuhan
Metode lendir serviks berbagai metode pada akseptor KB
Metode simto termal kontrasepsi
- Coitus interuptus
2. Dengan alat
- Mekanisme barier
Kondom
Barier intra vaginal
- Kimiawi
spermisida
3. Metode modern
a. Kontrasepsi hormonal
- Oral kontrasepsi
- Suntikan / injeksi
- Subkutis / implant
- Mekanisme kerja KB
Hormonal
b. Intra uterine devices
(IUD/AKDR)
4. Kontrasepsi terkini
5. Kontrasepsi darurat
6. Sterilisasi
- Pada wanita
Penyinaran
Operatif
28

Penyumbatan tuba
mekanis dan tuba kimiawi
- Pada Pria
Operatif
Penyumbatan vas deferens
mekanis
Penyumbatan vas deferens
kimiawi
13, 14 Melakukan 1. Pencatatan dan pelaporan Mahasiswa dapat Mahasiswa dapat Mahasiswa dapat
pendokumentasian 2. Pendokumentasian rujukan KB memahami berpartisipasi aktif melakukan
pada asuhan kesehatan 3. Dokumentasi asuhan kesehatan pendokumentasian pada dalam materi pendokumentasian
reproduksi dan reproduksi asuhan kesehatan pendokumentasian pada asuhan kesehatan
keluarga berencana 4. Dokumentasi asuhan keluarga reproduksi dan keluarga asuhan kesehatan reproduksi
berencana berencana reproduksi dan keluarga
berencana

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)


36

F. PEMBERIAN TUGAS
Deskripsi Tugas : Mahasiswa diminta agar aktif untuk mencari bahan tambahan
sendiri untuk setiap materi-materi yang dipelajari melalui sumber-sumber lain
seperti internet dan perpustakaan. Tugas yang diberikan terdiri atas tugas
individual dan kelompok. Untuk tugas individual, setiap mahasiswa diwajibkan
untuk membuat mengikuti panduan penulisan yang disusun oleh dosen.
Rincian tugas sebagai berikut:
1. Tugas kelompok:
Tugas ini adalah tugas harian yang dikerjakan oleh kelompok yang terdiri
dari 3-4 mahasiswa yang membahas materi pelajaran. Tugas ini diberikan
dengan untuk memfasilitasi mahasiswa yang lemah dengan melalui tutor
teman sebaya. Beberapa hal yang diperhatikan di sini adalah kekompakan,
pemerataan tugas, penguasaan materi, dan kedisiplinan kelompok, diberi
bobot 30 %
2. Tugas individual :
Dikerjakan oleh peserta secara individu, yaitu menulis/meringkas materi.
Bobot tugas ini 70 %

G. PENILAIAN: KRITERIA & CARA EVALUASI HASIL PEMBELAJARAN


Penilaian dan evaluasi hasil pembelajaran akan didasarkan pada empat
komponen utama yaitu:
1. Penugasan / Seminar (bobot nilai 20%)
Termasuk dalam komponen ini adalah penilaian terhadap partisipasi di kelas
berupa kehadiran (minimal 75%, sesuai ketentuan dari fakultas), partisipasi
aktif dalam setiap pertemuan, membuat review bacaan dan kegiatan lainnya
yang dianggap relevan dengan kuliah ini. Pada beberapa pertemuan akan
dilakukan dengan metode ceramah untuk memberi pengantar mengenai
pokok bahasan hari tersebut, kemudian dilanjutkan dengan diskusi dan
presentasi.
2. Ujian Tengah Semester (bobot nilai 10%)
3. Ujian Akhir Semester (bobot nilai 10%).
Komponen ini dalah unsur evaluasi yang menguji pemahaman mahasiswa
terhadap materi yang disampaikan. Materi yang diujikan adalah materi dari
awal hingga akhir.
4. Praktikum (bobot nilai 50%)
Komponen ini adalah unsur evaluasi yang menguji keterampilan atau
kemahiran mahasiswa untuk mendemonstrasikan materi yang disampaikan.
Standar konversi nilai yang direncanakan:
1. Nilai A, apabila > 80
2. Nilai B, apabila 66 - 80
3. Nilai C, apabila 56- 65
4. Nilai D, apabila 45-55
5. Nilai E, apabila < 45
36

H. REFERENSI
1. Ana Nadhya Abrar, Wini Tamtiari. 2001. Konstruksi Seksualitas, Antara Hak
Dan Kekuasaan. Yogyakarta : Pusat Penelitian UGM
2. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. 2004. Materi Dasar
Promosi Meniapkan Ibu Sehat, Melahirkan Bayi Sehat. Jakarta : BKKBN
3. Depkes RI. Kesehatan Reproduksi. Jakarta
4. Dirjen Binkesma, Direktorat Kesga, Depkes RI, pedoman Pemantauan dan
Penyeliaan Program Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir, Jakarta, 2003
5. Kartono Mohamad. 1998. Kontradiksi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta :
Pustaka Sinar Harapan bekerja sama dengan PT Citra Putra Bangsa dan The
Ford Foundation.
6. Kumpulanartikel 1998-2001, Berita Kesehatan, Gender dan Kesehatan, Kerja
sama antara Pusat Komunikasi Kesehatan Berspekti Gender dengan The Ford
Foundation, Jakarta, 2001
7. Mary, Nolan. 2003. Kehamilan dan Melahirkan. Jakarta : Arcan
8. Meiwita Budhidarsana, Sarimawar. 2000. Membangun Sumber Daya
Perempuan, Membangun Kehidupan Prosiding Seminar Nasional. Jakarta
9. Sri Hadi P, Heru Santoso. 2001. Sketsa Kesehatan Reproduksi Perempuan
Desa. Jakarta : Yayasan Pengembangan Pedesaan bekerjasama dengan The
Ford Foundation
10. Suyanto. 2002. Perdagangan Anak Perempuan, Kekerasan Seksual, dan
Gagasan Kebijakan. Yogyakarta : Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan
UGM, Ford Foundation
11. Zohra Andi Baso, Juni Raharjo. 1999. Kesehatan Reproduksi, Panduan Bagi
Perempuan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
12. Sumber yang terbaru.
44

2.1.4 RPP
RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran) mendeskripsikan prosedur
dan pengorganisasian pembelajaran untuk satu kompetensi dasar yang ditetapkan
dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. Cakupan RPP paling luas adalah
1 kompetensi dasar yang terdiri dari satu atau beberapa indicator untuk satu kali
pertemuan atau lebih. RPP sekurang-kurangnya memuat tujuan pembelajaran,
materi ajar, metode sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. adalah uraian
yang berisi pembagian materi mata kuliah setiap kali petemuan. Dalam
menyusunnya harus berpedoman pada silabus. RPP mata kuliah farmakologi
sebagai berikut:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Mata Kuliah : Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana


Kode / SKS : BD . 5.302 / 5 SKS
Waktu Pertemuan : T = 2 x 2 x 50 menit
P = 2 x 3 x 100 menit
Pertemuan :

A. Kompetensi
1. KU : Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Isu- isu kesehatan perempuan
(Incest, Home Less, Wanita di pusat rehabilitasi, pekerja Seks Komersial, Drug
Abuse, Pendidikan, Upah )
2. KP : Mahasiswa dapat menjelaskan tentang Isu- isu kesehatan perempuan
(Incest, Home Less, Wanita di pusat rehabilitasi, pekerja Seks Komersial, Drug
Abuse, Pendidikan, Upah )

B. Pokok Bahasan
1. Incest
2. Home Less
3. Wanita di pusat rehabilitasi
4. Pekerja seks komersial
5. Drug Abuse
45

6. Pendidikan
7. Upah

C. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR


Media dan Alat
Tahap Kegiatan Kegiatan Pengajar Kegiatan Mahasiswa Metode
Belajar
Pendahuluan Mengucap salam Menjawab salam Ceramah Handout
( 5 menit ) Menjelaskan cakupan Mahasiswa memahami Laptop
materi yang akan diajarkan cakupan materi yang Infokus
akan disampaikan
Menggali pengetahuan Mahasiswa memahami
mahasiswa dengan tujuan tujuan pembelajaran
pembelajaran dalam pertemuan ini

Penyajian Menjelaskan apersepsi Mahasiswa Ceramah Handout


( 40 menit ) tentang materi yang akan mengungkapkan hal hal Diskusi Laptop
diajarkan yang diketahui tentang Infokus
isu- isu kesehatan
perempuan (Incest,
Home Less , Wanita di
pusat rehabilitasi,
Pekerja seks komersial,
Drug Abuse,
Pendidikan, Upah )
Menjelaskan relevansi Mahasiswa memahami
tujuan pembelajaran revalensi pembelajaran
tentang tentang isu- isu
kesehatan perempuan
(Incest, Home Less ,
Wanita di pusat
rehabilitasi, Pekerja seks
komersial, Drug Abuse,
Pendidikan, Upah )

Menjelaskan tentang tentang Mahasiswa dapat


isu- isu kesehatan memahami tentang
perempuan (Incest, Home tentang isu- isu
Less , Wanita di pusat kesehatan perempuan
rehabilitasi, Pekerja seks (Incest, Home Less ,
komersial, Drug Abuse, Wanita di pusat
Pendidikan, Upah ) rehabilitasi, Pekerja seks
komersial, Drug Abuse,
Pendidikan, Upah )

Menggali pengetahuan Mahasiswa dapat


mahasiswa tentang isu isu mengungkapkan tentang
kesehatan perempuan isu- isu kesehatan
(Incest, Home Less , Wanita perempuan (Incest,
di pusat rehabilitasi, Pekerja Home Less , Wanita di
46

seks komersial, Drug pusat rehabilitasi,


Abuse, Pendidikan, Upah ) Pekerja seks komersial,
Drug Abuse,
Pendidikan, Upah )
Meminta tanggapan kepada Mahasiswa dapat
mahasiswa lain tentang Isu- memberikan tanggapan
isu kesehatan perempuan tentang Isu- isu
(Incest, Home Less , Wanita kesehatan perempuan
di pusat rehabilitasi, Pekerja (Incest, Home Less ,
seks komersial, Drug Wanita di pusat
Abuse, Pendidikan, Upah ) rehabilitasi, Pekerja seks
komersial, Drug Abuse,
Pendidikan, Upah )
Memberikan penguatan atas Mahasiswa mendapatkan
jawaban mahasiswa reinforcement dari
jawaban yang
diungkapkan
Penutup Melakukan evaluasi dari Mahasiswa dapat
( 5 menit ) pembelajaran yang telah di menjelaskan kembali
sampaikan tentang Isu- isu
kesehatan perempuan (
Incest, Home Less,
Wanita di pusat
rehabilitasi, Pekerja seks
komersial, Drug Abuse,
Pendidikan, Upah )
Bersama mahasiswa Mahasiswa dapat
menyimpulkan materi dari menyimpulkan materi
pembelajaran yang telah yang telah disampaikan
disampaikan
Menginformasikan pada Mahasiswa dapat
mahasiswa tentang materi mengetahui materi yang
yang akan disampaikan akan disampaikan pada
pada pertemuan berikutnya pertemuan berikutnya
Memberi salam penutup Menjawab salam
penutup

D. EVALUASI
Evaluasi di berikan dengan penilaian tanya jawab tentang materi yang
diajarkan.

E. DAFTAR PUSTAKA
1. Pita, Huriawati. 2007. Ragan metode kontrasepsi. Jakarta : EGC
2. Everett, S. 2008. Kontrasepsi & Kesehatan Seksual Reproduktif. Jakarta :
EGC
47

3. Glasier, Anna. A. 2006. Keluarga Berencana & Kesehatan Reproduksi.


Jakarta: EGC
4. Hidayat, A.A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika
5. Mursalin. 2010. Hasil Pelaksanaan Sub Sistem Pencatatan Dan Pelaporan
Pelayanan Kontrasepsi. Riau : BKKBN
6. Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Rieka cipta
7. Sinclair, C. 2010. Buku Saku Kebidanan. Jakarta : EGC
8. Tjahjadi, Tri. 2006. Partisipasi Pria dalam KB dan Kesehatan reproduksi,
Jakarta : BKKBN
9. Wawan,A, & Dewi. 2011. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia.
Yogyakarta : Medical Book
10. Syafrudin, dkk. 2011. Penyuluhan kesehatan pada remaja, keluarga, lansia
dan masyarakat. Jakarta: Trans info media.
11. Sugiyono, 2005. Statistika untuk penelitian. Bandung : Anggota Ikatan
Penerbit

Batam, Maret 2017


Praktikan

(Rina Novianti)
NPM : 41216049
Menyetujui,

DOSEN PEMBIMBING DOSEN PENGAMPU

(SARMAULI F S, S.ST, M. BIOMED) (SARMAULI F S , S.ST, M.Biomed)


NIDN : 1028028802 NIDN : 1028028802
48

Mata Kuliah : kesehatan reproduksi dan Keluarga Berencana


Topik : Isu- isu kesehatan perempuan
Sub Topik : Permasalahan kesehatan wanita dalam dimensi social dan
upaya
Mengatasinya.
a. Incest
b. Home less
c. Wanita di pusat rehabilitasi
d. Pekerja seksKomersil
e. Drug Abuse
f. Pendidikan
g. Upah

Waktu : 50 menit
Dosen : Rina Novianti A.md.keb

OBJEKTIF PERILAKU SISWA

Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa mampu :


Menjelaskan tentang permasalahan kesehatan wanita dalam dimensi social
dan upaya mengatasinya:
a. Incest
b. Home less
c. Wanita di pusat rehabilitasi
d. Pekerja seks Komersil
49

e. Drug Abuse
f. Pendidikan
g. Upah

SUMBER PUSTAKA

Mona Isabella Saragih, Amkeb, SKM. Materi Kesehatan Reproduksi. Akademi


Kebidanan YPIB Majalengka.
________.2013.Riset Kesehatan Dasar.Jakarta:Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Tahun 2013
Andrews Gilly.2010.Buku Ajar Kesehatan Reproduksi edisi 2.Jakarta:EGC
Astarto Nanang Winarto,dkk.2011.Kupas Tuntas Kelainan Haid.Jakarta:Sagung
Seto
Djojo Ahmad.2012. Faktor-faktor yang memepengaruhi kebiasaan merokok
remaja.Jurnal Ilmu Kesehatan.Vol.XIII.No.1
Soetjiningsih.2010.Buku Ajar Tumbuh Kembang Remaja dan
Permasalahannya.Jakarta: Sagung Seto
Suryati B.2012.Perilaku Kebersihan Remaja Saat Mestruasi. Jurnal Health
Quality Vol. 3 No. 1, Nop 2012
Widyastusti Yani, dkk.2010.Kesehatan Reproduksi.Yogyakarta:Penerbit
Fitramaya

PENDAHULUAN

Di indonesia masih dijumpai masalah kesehatan reproduksi yang memerlukan


perhatian semua pihak. Masalah kesehatan reproduksi tersebut muncul dan terjadi
akibat pengetahuan dan pemahaman serta tanggung jawab yang rendah. Akses untuk
50

mendapatkan informasi yang bernar dan bertanggung jawab mengenai alat-alat dan
fungsi reproduksi juga tidak mudah didapatkan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi sekarang ini
sangat mendukung dalam kehidupan manusia di Indonesia bahkan di dunia,
penemuan yang setiap waktu terjadi dan para peneliti terus berusaha dalam
penelitiannya demi kemajuan dan kemudahan dalam beraktivitas.
Terkait ilmu kesehatan dalam hali ni, yaitu kesehatan reproduksi banyak sekali teori-
teori serta keilmuan yang harus dimiliki oleh para pakar atau spesialis
kesehatanreproduksi. Wilayah keilmuan tersebut sangat penting dimiliki demi
mengemban tuga suntuk bias menolong para pasien yang mana demi kesehatan,
kesejahteraan dan kelancaran pasien dalam menjalanakan kodratnya sebagai
perempuan

URAIAN MATERI

PERMASALAHAN KESEHATAN WANITA DALAM DIMENSI SOCIAL


DANUPAYA PERMASALAHANNYA
A. Incest
Incest adalah hubungan seksual yang terjadi antar anggota keluarga.
Anggota keluarga yang dimaksud adalah anggota keluarga yang mempunyai
hubungan pertalian darah. Batas pertalian darah paling atas adalah kakek,
paling bawah adalah cucu, batas kesamping adalah keponakan. Keluarga
diluar itu bukan termasuk incest. Pelaku biasanya adalah orang yang lebih
dewasa (lebih kuasa) dan korban lebih banyak adalah anak-anak. Sering
terjadi pada anak tiri oleh bapak tiri, menantu oleh mertua, cucu oleh
kakeknya.
Incest dapat terjadi karena saling suka atau saling cinta dan dapat juga
terjadi akibat paksaan tanpa rasa cinta. Incest ada yang diluar perkawinan,
namun ada juga yang sengaja dilakukan dalam ikatan perkawinan. Diluar
51

negri, perkawinan incest diperbolehkan, sedangkan di Indonesia perkawinan


incest tidak dibenarkan menurut hukum. Perkawinan di Indonesia dinyatakan
sah dilakukan menurut agama. Sedangkan pencatatannya, bila agama Islam di
Kantor Urusan Agama (KUA) dan selain agama Islam di Kantor Pencatatan
Sipil. Sah tidaknya perkawinan di Indonesia berdasarkan ajaran agama
masing-masing. Semua agama di Indonesia melarang perkawinan incest. Bila
diketahui ada pertalian darah (muhrim dalam agama islam) sedangkan
perkawinan telah dilakukan dan walaupun sudah mempunyai anak, maka
perkawinan harus dibatalkan.
Gambaran incest di luar ikatan perkawinan
a. Pelaku kebanyakan orang yang kerap berinteraksi dengan korban, tinggal
dalam satu rumah.
b. Korban mayoritas anak-anak sehingga tidak kuasa melakukan perlawanan
diri. Biasanya dibawah tekanan karena ancaman pelakusehingga ketakutan
atau diberi imbalan atau dengan bujuk rayu misalnya diberi uang atau
makanan.
c. Sering berakibat trauma fisik dan psikis.

Upaya Mengatasi
a. Waspada dalam mengasuh anak. Tidak membiasakan anak dirumah
sendirian dengan anggota keluarga yang berlainan jenis.
b. Tidak mengabaikan kata hati tiap ada gelagat yang menjurus pada
tindakan pelecehan dalam keluarga.
c. Memisahkan tempat tidur anak mulai umur 3 tahun dari ayah atau saudara
baik sesama jenis kelamin maupun berlainan jenis kelamin.
d. Perlu juga melibatkan orang lain diluar lingkungan keluarga.
e. Lapor pada petugas penegak hukum walaupun dibawah ancaman pelaku.
52

B. Home Less
Home less atau tuna wisma atau gelandangan adalah orang yang hidup dalam
keadaan tidak sesuai dengan norma di masyarakat setempat, serta tidak mempunyai
tempat tinggal yang tetap diwilayah tertentu dan hidup ditempat umum. Home less
banyak terdapat di kota- kota besar. Kedatangan mereka ke kota besar tanpa didukung
oleh pendidikan dan ketrampilan yang memadai. Biasanya mereka tinggal di
empeeran toko, kolong jembatan, kolong jalan layang, gerobak tempat barang bekas,
sekitar rel kereta api, di taman, di tempat umum lainnya. Pekerjaan mereka sebagai
pengamen, pengemis, pemulung sampah.

Penyebab Home Less


a. Kemiskinan
Hal ini merupakan faktor utama. Kemiskinan menyebabkan mereka
tidak mampu memenuhi kebutuhan papan, sehingga mereka bertempat tinggal
di tempat umum. Kemiskinan juga menyebabkan rendahnya pendidikan
sehingga tidak mempunyai ketrampilan dan keahlian untuk bekerja. Hal ini
berefek pada anak-anak mereka. Mereka tidak mampu membiayai anak-
anaknya sekolah sehingga anak-anak mereka juga ikut jadi gelandangan.
b. Bencana Alam
Bencana alam akhir-akhir ini banyak menimpa negara kita. Mereka
tinggal di pengungsian, kehilangan pekerjaan mereka.
c. Yatim Piatu
Anak yang tidak mempunyai orangtua, saudara tidak mempunyai tempat
tinggal sehingga mereka mencari tempat berteduh di tempat-tempat umum.
d. Kurang Kasih Sayang
Berbagai penyebab sehingga anak merasa kurang diperhatikan, kurang
kasih sayang orang tuanya, maka ia turun ke jalan untuk mencari komunitas
yang mau menerima dia apa adanya.
e. Tinggal di Daerah Konflik
53

Penduduk yang tinggal di daerah konflik, dimana mereka merasa


keamanannya kurang terjaga mengakibatkan mereka pindah ke daerah lain yang
mereka anggap lebih aman, apalagi kalau rumah mereka hancur karena perang.
Banyak tindak kekerasan di wilayah konflik, termasuk pelecehan seksual,
perkosaan, pembunuhan sehingga mereka memaksa meninggalkan daerahnya.
Dampak Home Less
a. Kebersihan dan Kesehatan
Rumah mereka seadanya, sangat jauh dari kriteria rumah sehat. Perilaku
hidup bersih sehat sangat kurang. Tempat tinggal mereka kotor,
ventilasi, pernerangan kurang, keperluan untuk mandi, cuci dan masak
tidak memenuhi kesehatan, dll sehingga muncul masalah kesehatan.
Mereka tidak memperhatikan hal ini karena untuk makan saja mereka
hampir tidak bisa terpenuhi. Mereka tidak mempunyai cukup dana
untuk pemeliharaan kesehatan dan pengobatan.
b. Pengguna Narkoba
Banyak diantara mereka menggunakan narkoba. Pengaruh lingkungan
mereka sangat berpengaruh. Mereka rawan terkena HIV AIDS dengan
penggunaan jarum suntik secara bergantian.
c. Gizi Kurang
Ketidakmampuan mereka untuk memenuhi kebutuhan pangan, akibat
rendahnya daya beli makanan, apalagi membeli makanan bergizi
mengakibatkan mereka mengalami gizi buruk, termasuk ibu hamil dan
anak balita. Mereka makan sekedar kenyang.
d. Tindak Kekerasan Sesama Home Less
Perebutan atau persaingan lahan pencari makan menyebabkan mereka
saling terjadi konflik.
e. Dimanfaatkan
Anak-anak kecil banyak dimanfaatkan untuk mengemis dan
menyetorkan sejumlah uang setiap harinya agar terhindar dari tindak
54

kekerasan oleh pihak lain yang lebih kuat atau oleh orang dewasa yang
tidak bertanggungjawab.
f. Pelecehan Seksual
Orang dewasa yang tidak bertanggungjawab melakukan sodomi,
pelecehan seksual dengan imbalan uang, atau dibawah ancaman mereka
untuk melampiaskan nafsu mereka.

Penanggulangan
Pencegahan dilakukan dengan :
a. Penyuluhan dan konseling.
b. Pendidikan pelatihan keterampilan.
c. Pengawasan serta pembinaan lanjut.

Penghentian / Peniadaan
a. Penertiban oleh aparat pemerintah.
b. Penampungan.
c. Pelimpahan.
Rehabilitasi
a. Pembangunan perumahan sangat sederhana.
b. Pengadaan rumah singgah dan diberikan berbagai pelatihan dan pendidikan.
c. Transmigrasi.
Upaya rehabilitasi yang dilakukan meliputi :
a. Bimbingan agama.
b. Bimbingan sosial.
c. Latihan keterampilan.
d. Pendidikan kesehatan.
e. Pendidikan dan kesejahteraan pribadi.

C. Wanita di PusatRehabilitasi

Pusat rehabilitasi wanita meliputi :


55

a. Masalah sosial, contohnya PSK


b. Masalah psikologis, misalnya trauma pada korban kekerasan.
c. Masalah drug abuse.

Rehabilitasi bagi para PSK dilakukan :

a. Di luar panti ditempat lokalisasi.


b. Di dalam panti.

Upaya rehabilitasi yang dilakukan meliputi :

a. Bimbingan agama.
b. Bimbingan sosial.
c. Latihan keterampilan.
d. Pendidikan kesehatan.
e. Pendidikan dan kesejahteraan pribadi.

Rehabilitasi wanita korban kekerasan, trauma psikologis

Upaya yang dilakukan dengan membangkan dan membangkitkan rasa percaya


diri. Salah satu cara dengan therapy psikologis. Mereka membutuhkan pendampingan
agar bisa kembali pada keadaan semula. Upaya rehabilitasi korban kekerasan
tercantum dalam UUPKDRT

D. Pekerja Seks Komersial


Pekerja seks komersial adalah suatu pekerjaan dimana seorang
perempuan menggunakan atau mengeksploitasi tubuhnya untuk
mendapatkan uang. Akibatnya semakin banyak ditemukan penyakit menular
seksual. Profesi sebagai pekerja seks komersial dengan penyakit menular
seksual merupakan satu lingkaran setan. Biasanya penyakit menular seksual
ini diidap oleh PSK, dimana dalam menjajakan dirinya terhadap pasangan
kencan yang berganti-ganti tanpa menggunakan pengaman sseperti kondom.
56

Faktor-faktor penyebab adanya PSK


a. Kemiskinan
Kebutuhan yang semakin banyak pada seorang perempuan memaksa dia
untuk mencari sebuah pekerjaan dengan penghasilan yang memuaskan namun
kadang dari beberapa mereka harus bekerja sebagai PSK untuk pemenuhan
kebutuhan tersebut.
b. Kekerasan Seksual
Penelitian menunjukkan banyak faktor penyebab perempuan menjadi PSK
diantaranya kekerasan seksual seperti perkosaan oleh bapak kandung, paman,
guru, dan sebagainya.
D. Penipuan
Faktor lain yaitu penipuan dan pemaksaan dengan berkedok agen penyalur
kerja. Kasus penjualan anak perempuan oleh orangtua sendiripun kerap
ditemui.
E. Pornografi
Menurut definisi Undang-Undang Anti Pornografi, pornografi adalah bentuk
ekspresi visual berupa gambar, lukisan, tulisan, foto, film atau yang
dipersamakan dengan film, video, tayangan atau media komunikasi lainnya
yang sengaja dibuat untuk memperlihatkan secara terang-terangan atau
tersamar kepada publik alat vital dan bagian-bagian tubuh serta gerakan-
gerakan erotis yang menonjolkan sensualitas dan/atau seksualitas, serta segala
bentuk perilaku seksual dan hubungan seks manusia yang patut diduga
menimbulkan rangsangan nafsu birahi pada orang lain.

Persoalan-persoalan psikologIs :
a. Akibat gaya hidup modern
b. Seorang perempuan pastinya ingin tampil dengan keindahan tubuh dan
barang-barang yang dikenakannya. Namun ada dari beberapa mereka yang
terpojok karena masalah keuangan untuk pemenuhan keinginan tersebut maka
mereka mengambil jalan akhir dengan menjadi PSK untuk pemuasan dirinya.
57

c. Broken Home
d. Kehidupan keluarga yang kurang baik dapat memaksa seorang remaja untuk
melakukan hal-hal yang kurang baik diluar rumah dan itu dimanfaatkan oleh
seseorang yang tidak bertanggungjawab dengan mengajaknya bekerja sebagai
PSK.
e. Kenangan masa kecil yang buruk
Tindak pelecehan yang semakin meningkat pada seorang perempuan bahkan
adanya perkosaan pada anak kecil bisa menjadi faktor dia menjadi seorang
PSK.
Dampak yang ditimbulkan bila seseorang bekerja sebagai PSK :

a. Keluarga dan masyarakat tidak dapat lagi memandang nilainya sebagai


seorang perempuan.
b. Stabilitas sosial pada dirinya akan terhambat, karena masyarakat hanya akan
selalu mencemooh dirinya.
c. Memberikan citra buruk bagi keluarga.
d. Mempermudah penyebaran penyakit menular seksual, seperti gonore,
klamidia, herpes kelamin, sifilis, hepatitis B, HIV/AIDS.

Penanganan masalah PSK


a. Keluarga

1. Meningkatkan pendidikan anak-anak terutama mengenalkan pendidikan


seks secara dini agar terhindar dari perilaku seks bebas.
2. Meningkatkan bimbingan agama sesuai tameng agar terhindar dari
perbuatan dosa.
b. Masyarakat
Meningkatkan kepedulian dan melakukan pendekatan terhadap
kehidupan PSK.
c. Pemerintah
1. Memperbanyak tempat atau panti rehabilitasi.
58

2. Meregulasi undang-undang khusus tentang PSK.


3. Meningkatkan keamanan dengan lebih menggiatkan razia
lokalisasi PSK untuk dijaring dan mendapatkan rehabilitasi.

Aspek kesehatan reproduksi


Diantara remaja putri berusia 11-15 tahun, yang diteliti, ada yang mengidap
penyakit menular seksual Trikhomonas dan Human Papilloma Virus. Ini
mengisyaratkan bahwa remaja putri dalam usia yang sangat masih muda sudah
melakukan hubungan seks dengan laki-laki, bahkan tertular penyakit. Yang lebih
menarik lagi adalah penelitian ini dilakukan diklinik spesialis swasta. Ini
menunjukkan bahwa mereka yang datang kesana adalah kalangan menengah keatas.
Kembali hendak dikemukakan disini bahwa, bukan masalah ekonomi yang
mendorong remaja putri menjadi PSK, tetapi lebih pengaruh selera hedonistik.
Dampak perilaku seksual yang sudah merambah dalam usia yang masih sangat muda
ini akan mempengaruhi kesehatan reproduksi mereka dikemudian. Akibatnya bisa
terjadi kemandulan atau beberapa penyakit saluran reproduksi lainnya, terutama
mereka yang sudah pernah terinfeksi oleh HPV (Human Papilloma Virus).
D. Drug Abuse

Penyalahgunaan obat dimaksud bila suatu obat digunakan tidak untuk tujuan
mengobati penyakit, akan tetapi digunakan dengan sengaja untuk mencari atau
mencapai kesadaran tertentu karena pengaruh obat pada jiwa.
Dari segi hukum obat-obat yangs sering disalah gunakan dapat dibagi dalam
dua kelompok, yaitu: narkotika atau obat bius dan bahan psikotropika. Untuk
mencegah penyalahgunaan obat, pemerintah baru-baru ini telah mengesahkan dua
Undang-Undang penting yaitu:
a. Undang-Undang Republik Indonesia No. 22 tahun 1997 tanggal 1 September
1997 tentang Narkotika.
b. Narkotika adalah zat atau Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 tahun 1997
tanggal 11 Maret 1997 tentang Psikotropika.
59

obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi
sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan. Contohnya adalah opium, morphine, cocaine, ganja/marihuana, dan
sebagainya.
Narkotika dibedakan menjadi :
Narkotika golongan I adalah narkotika yang hanya dapat digunakan untuk
tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta
mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.
a. Narkotika golongan II adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan
digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau
untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
tinggi mengakibatkan ketergantungan.
b. Narkotika golongan III adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan dan
banyak digunakan dalam terapi dan/atau tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif susunan saraf pusat
yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Bahan
psikotropika adalah bahan/obat yang mempengaruhi jiwa atau keadaan jiwa, yaitu :
a. Keadaan kejiwaan diubah menjadi lebih tenang, ada perasaan nyaman sampai
tidur.
b. Dalam hal inni pemakai menjadi gembira, hilang rasa susah/sedih, capek/depresi.
c. Bahan memberi halusinasi, yaitu si pemakai melihat/merasakan segala sesuatu
lebih indah dari yang sebenarnya dihadapi.

Psikotropika yang mempunyai potensi mengakibatkan sindroma


ketergantungan digolongkan menjadi :
60

a. psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk


tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai
potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.
b. Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan an
dapat digunakan dalam terapi, dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai poensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.
c. Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiatpengobatan dan
banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan.
d. Psikotropika golongan IV psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat
luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Cara Pencegahan Tindak Penyalahgunaan Obat Terlarang
Penggunaan obat terlarang tersebut sudah melanggar hukum, agar generasi
muda tidak semakin terjerumus maka perlu adanya pencegahan. Upaya-upaya yang
dapat ditempuh antar lain:
a. Melakukan kerjasama dengan pihak yang berwenang untuk melakukan
penyuluhan tentang bahaya narkoba. Misalnya dengan mengadakan seminar,
maupun temu wicara antara gerakan anti narkobadengan para pelajar, penyuluhan
kepada masyarakat umum maupun sekolah-sekolah mengnai bahaya narkoba.
b. Mengadakan razia mendadak secara rutin. Razia ini perlu dilakukan agar para
pengedar, pengguna dapat terjaring disaat tanpa mereka ketahui (saat transaksi
jual beli obat terlarang). Razia dapat dilakukan di sekolah, diskotik, club malam,
cafe, maupun tempat-tempat sunyi yang diduga sebagai tempat transaksi.
c. Pendampingan dari orangtua siswa itu senadiridengan memberikan perhatian dan
kasih sayang. Salah satu penyebab banyaknya remaja terjerumus dalam
pemakaian obat terlarang adalah kurang kasih sayang dari keluarga, sebab mereka
berpikir tidak perlu lagi ada beban pikiran keluarga ketika mereka memakai obat
tersebut.
61

d. Pihak sekolah harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap gerak-gerik anak
didiknya, karena biasanya penyebaran (transaksi) narkoba sering terjadi disekitar
lingkungan sekolah.
e. Pendidikan moral keagamaan harus lebih ditekankan kepada siswa, karena salah
satu penyebab terjerumusnya anak-anak kedalam lingkaran setan ini adalah
kurangnya pendidikan moral dan keagamaan yang mereka serap, sehingga
perbuatan tercela seperti inipun akhirnya mereka jalani.

E. Pendidikan
Dalam bidang pendidikan, jumlah angka putus sekolah didominasi anak perempuan.
Hasil Survei Demokrasi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002-2003
menunjukkan tingkat melek huruf perempuan masih dibawah laki- laki. Tingkat
melek huruf perempuan usia 15 tahun adalah 86.4%.Sementara di usia yang sama
pada laki- laki tingkat melek huruf 92,9 %. Kondisi ini menunjukkan taraf pendidikan
perempuan belum setara dengan laki- laki. Hal ini dikarenakan terbentuk kontruksi
dari masyarakat. Pendidikan yang tinggi dipandang perlu bagi kaum wanita ,karena
dengan tingkat pendidikan yang tiggi mereka dapat meningkatkan taraf hidup serta
membuat keputusan yang menyangkut masalah kesehatan mereka sendiri. Menurut
profilklasifikasi perempuan diberbagai Negara, menunjukkan bahwa pendidikan,
pekerjaan, dan kesehatan perempuan Indonesia dinilai sangat buruk.
F. Upah
Dibidang ekonomi kemampuan perempuan untuk memperoleh peluang kerja dan
berusaha masih rendah. Demikian pula halnya akses terhadap sumber daya ekonomi,
teknologi, informasi pasar, kredit dan modal kerja. Tingkat pengangguran pada
perempuan lebih tinggi dari pada laki- laki. Besarnya upah yang diterima wanita lebih
rendah dari laki- laki. Dengan tingkat pendidikan yang sama ,pekerja perempuan
hanya menerima sekitar 50 samapai 80% dari upah yang diterima laki- laki. Selain itu
banyak perempuan bekerja pada pekerjaan marginal sebagai buruh
62

lepas ,atau pekerja keluarga tanpa memperoleh perlindungan hokum dan


kesejahteraan . Dengan adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan perempuan dan
anak anak merupakan kelompok yang paling rentan terkena dampaknya.
Krisis ekonomi yang berkelanjutan ,disertai dengan krisis politik semakin
meningkatkan kemiskinan . Kemiskinan akan menurunkan derajat kesehatan
perempuan dan anak karena perempuan dari keluarga berpenghasilan rendah beresiko
menderita gangguan gizi dan kehilangan akses kepelayanan kesehatan yang tidak
terjangkau.

EVALUASI

1. Apa yang di maksud dengan Incest dan apa upaya mengatasinya ?


2. Apa yang dimaksud dengan home less dan upaya mengatasinya ?
3. Apa dampak pada wanita di pusat rehabilitasi?
4. Apa yang dimaksud pekerja seks komersial ?
5. Apa yang dimaksud Grug Abuse ?
6. Sebutkan pengaruh dimensi sosial bidang pendidikan pada wanita?
7. Sebutkan pengaruh upah pada wanita?
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Mata Kuliah : Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana


Kode / SKS : BD . 5.302 / 5 SKS
Waktu Pertemuan : T = 2 x 2 x 50 menit
P = 2 x 3 x 100 menit
Pertemuan :

A. Kompetensi
1. KU : Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Masalah- masalah kesehatan
reproduksi yang sering terjadi ( Infertilitas, PMS, Gangguan Haid )
2. KP : Mahasiswa dapat menjelaskan tentang Masalah- masalah kesehatan
reproduksi yang sering terjadi ( Infertilitas, PMS, Gangguan Haid )

B. Pokok Bahasan
1. Infertilitas
2. PMS
3. Gangguan Haid

C. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR


Tahap Media dan Alat
Kegiatan Pengajar Kegiatan Mahasiswa Metode
Kegiatan Belajar
Pendahuluan Mengucap salam Menjawab salam Ceramah Handout
( 5 menit ) Menjelaskan cakupan Mahasiswa memahami Laptop
materi yang akan diajarkan cakupan materi yang akan Infokus
disampaikan
Menggali pengetahuan Mahasiswa memahami
mahasiswa dengan tujuan tujuan pembelajaran
pembelajaran dalam pertemuan ini

Penyajian Menjelaskan apersepsi Mahasiswa Ceramah Handout


( 40 menit ) tentang materi yang akan mengungkapkan hal hal Diskusi Laptop
diajarkan yang diketahui tentang Infokus
Masalah- masalah
kesehatan reproduksi
yang sering terjadi
( Infertilitas, PMS,
Gangguan Haid )
Menjelaskan relevansi Mahasiswa memahami
tujuan pembelajaran revalensi pembelajaran
tentang Masalah-
masalah kesehatan
reproduksi yang sering
terjadi ( Infertilitas,
PMS, Gangguan Haid )

Menjelaskan tentang Mahasiswa dapat


Masalah- masalah memahami tentang
kesehatan reproduksi yang Masalah- masalah
sering terjadi ( Infertilitas, kesehatan reproduksi
PMS, Gangguan Haid ) yang sering terjadi
( Infertilitas, PMS,
Gangguan Haid )
Menggali pengetahuan Mahasiswa dapat
mahasiswa tentang mengungkapkan tentang
Masalah- masalah Masalah- masalah
kesehatan reproduksi yang kesehatan reproduksi
sering terjadi ( Infertilitas, yang sering terjadi
PMS, Gangguan Haid ) ( Infertilitas, PMS,
Gangguan Haid )

Meminta tanggapan Mahasiswa dapat


kepada mahasiswa lain memberikan tanggapan
tentang Masalah- masalah tentang Masalah-
kesehatan reproduksi yang masalah kesehatan
sering terjadi ( Infertilitas, reproduksi yang sering
PMS, Gangguan Haid ) terjadi ( Infertilitas,
PMS, Gangguan Haid )

Memberikan penguatan Mahasiswa mendapatkan


atas jawaban mahasiswa reinforcement dari
jawaban yang
diungkapkan

Penutup Melakukan evaluasi dari Mahasiswa dapat


( 5 menit ) pembelajaran yang telah menjelaskan kembali
di sampaikan tentang Masalah-
masalah kesehatan
reproduksi yang sering
terjadi ( Infertilitas,
PMS, Gangguan Haid )

Bersama mahasiswa Mahasiswa dapat


menyimpulkan materi menyimpulkan materi
dari pembelajaran yang yang telah disampaikan
telah disampaikan
Menginformasikan pada Mahasiswa dapat
mahasiswa tentang materi mengetahui materi yang
yang akan disampaikan akan disampaikan pada
pada pertemuan pertemuan berikutnya
berikutnya
Memberi salam penutup Menjawab salam
penutup

D. EVALUASI
Evaluasi di berikan dengan penilaian tanya jawab tentang materi yang
diajarkan.

F. DAFTAR PUSTAKA
12. Pita, Huriawati. 2007. Ragan metode kontrasepsi. Jakarta : EGC
13. Everett, S. 2008. Kontrasepsi & Kesehatan Seksual Reproduktif. Jakarta :
EGC
14. Glasier, Anna. A. 2006. Keluarga Berencana & Kesehatan Reproduksi.
Jakarta: EGC
15. Hidayat, A.A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika
16. Mursalin. 2010. Hasil Pelaksanaan Sub Sistem Pencatatan Dan Pelaporan
Pelayanan Kontrasepsi. Riau : BKKBN
17. Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Rieka cipta
18. Sinclair, C. 2010. Buku Saku Kebidanan. Jakarta : EGC
19. Tjahjadi, Tri. 2006. Partisipasi Pria dalam KB dan Kesehatan reproduksi,
Jakarta : BKKBN
20. Wawan,A, & Dewi. 2011. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia.
Yogyakarta : Medical Book
21. Syafrudin, dkk. 2011. Penyuluhan kesehatan pada remaja, keluarga, lansia
dan masyarakat. Jakarta: Trans info media.
22. Sugiyono, 2005. Statistika untuk penelitian. Bandung : Anggota Ikatan
Penerbit
Batam, Maret 2017
Praktikan

(Rina Novianti)
NPM : 41216049

Menyetujui,

DOSEN PEMBIMBING DOSEN PENGAMPU

(SARMAULI F S, S.ST, M. BIOMED) (SARMAULI F S, S.ST, M.Biomed)


NIDN : 1028028802 NIDN : 1028028802
Mata Kuliah : Kesehatan reproduksi dan Keluarga Berencana

Topik : Masalah- masalah kesehatan reproduksi yang sering terjadi dan

penanggulangannya.

Sup Topik : 1. Infertilitas

2. PMS
3. Gangguan haid pre
WAKTU : ( 50 menit)

DOSEN : Rina Novianti, Amd.Keb

OBJEKTIF PERILAKU SISWA

Setelah mengikuti pembelajaran ini mahasiswa diharapkan mampu :


1. Menjelaskan Infertilitas dengan jelas
2. Menjelaskan Seksual transmitted deceases (STD) /infeksi
menular seksual (PMS) dengan jelas
3. Menjelaskan Gangguan haid pre dengan jelas

SUMBER PUSTAKA

Mona Isabella Saragih, Amkeb, SKM. Materi Kesehatan Reproduksi.


Akademi Kebidanan YPIB Majalengka.
________.2013.Riset Kesehatan Dasar.Jakarta:Badan Penelitian dan
Pengembangan
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Tahun 2013.
Andrews Gilly.2010.Buku Ajar Kesehatan Reproduksi edisi 2.Jakarta:EGC
Astarto Nanang Winarto,dkk.2011.Kupas Tuntas Kelainan Haid.Jakarta:Sagung
Seto
Djojo Ahmad.2012. Faktor-faktor yang memepengaruhi kebiasaan merokok
remaja.Jurnal
Ilmu Kesehatan.Vol.XIII.No.1
Soetjiningsih.2010.Buku Ajar Tumbuh Kembang Remaja dan
Permasalahannya.Jakarta:
Sagung Seto
Suryati B.2012.Perilaku Kebersihan Remaja Saat Mestruasi. Jurnal Health
Quality Vol. 3
No. 1, Nop 2012
Widyastusti Yani, dkk.2010.Kesehatan Reproduksi.Yogyakarta:Penerbit
Fitramaya

PENDAHULUAN

Di indonesia masih dijumpai masalah kesehatan reproduksi yang memerlukan


perhatian semua pihak. Masalah kesehatan reproduksi tersebut muncul dan terjadi
akibat pengetahuan dan pemahaman serta tanggung jawab yang rendah. Akses untuk
mendapatkan informasi yang bernar dan bertanggung jawab mengenai alat-alat dan
fungsi reproduksi juga tidak mudah didapatkan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi sekarang ini
sangat mendukung dalam kehidupan manusia di Indonesia bahkan di dunia,
penemuan yang setiap waktu terjadi dan para peneliti terus berusaha dalam
penelitiannya demi kemajuan dan kemudahan dalam beraktivitas.
Terkait ilmu kesehatan dalam hal ini, yaitu kesehatan reproduksi banyak sekali teori-
teori serta keilmuan yang harus dimiliki oleh para pakar atau spesialis kesehatan
reproduksi. Wilayah keilmuan tersebut sangat penting dimiliki demi mengemban
tugas untuk bisa menolong para pasien yang mana demi kesehatan, kesejahteraan dan
kelancaran pasien dalam menjalanakan kodratnya sebagai perempuan.

URAIAN MATERI

Masalah Gangguan pada Kesehatan Reproduksi dan Upaya


Penaggulanggannya

1. INFERTILITAS
Infertilitas adalah ketidak mampuan sepasang suami istri untuk
mencapai kehamilan setelah selama 1 tahun melaksanakan hubungan
seksual secara teratur dan tidak menggunakan alat kontrasepsi.

Infertilitas primer adalah istilah yang digunakan jika pasangan suami


istri sama sekali belum pernahmemiliki anak. Infertilitas sekunder jika
sebelumnya pasangan suami istri pernah memiliki anak (minimal 1
kali kehamilan), tetapi kehamilan berikutnya belum berhasil dicapai.

Penyebab
1. Faktor Pria
a. Masalah pada sperma :
Pada pria dewasa, sperma dibuat terus menerus di dalam testis
(buah zakar). Proses pembuatan sperma disebut
spermatogenesis. Sel yang belum terspesialisasi memerlukan
waktu sekitar 72-74 hari untuk berkembang menjadi sel sperma
yang matang. Dari testis kiri dan kanan, sperma bergerak
kedalam epididimis (suatu saluran berbentuk gulungan yang
terletak di puncak testis menuju ke testis belakang bagian
bawah) dan disimpan di dalam epididimis sampai saat
terjadinya ejakulasi. Dari epididimis, sperma bergerak ke vas
deferens dan duktus ejakulatorius. Di dalam duktus
ejakulatorius, cairan yang dihasilkan oleh vesikula seminalis
ditambahkan pada sperma dan membentuk semen, yang
kemudian mengalir menuju ke uretra dan dikeluarkan ketika
ejakulasi. Kesuburan seorang pria ditentukan oleh
kemampuannya untuk mengantarkan sejumlah sperma yang
normal ke dalam vagina wanita.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses tersebut sehingga


bisa terjadi kemandulan :
1. Peningkatan suhu di dalam testis akibat demam berkepanjangan
atau akibat panas yang berlebihan bisa menyebabkan
berkurangnya jumlah sperma.
2. Penyakit serius pada testis atau penyumbatan atau tidak adanya
vas deferens (kiri dan kanan) bisa menyebabkan azospermia
(tidak terbentuk sperma sama sekali)
3. Varikokel merupakan kelainan anatomis yang paling sering
ditemukan padakemandulan pria. Varikokel adalah varises
(pelebaran vena) di dalam skrotum. Varikokel bisa menghalangi
pengaliran darah dari testis dan mengurangi lajupembentukan
sperma.
4. Ejakulasi retrograd terjadi jika semen mengalir melawan
arusnya, yaitu semen mengalir ke dalam kandung kemih dan
bukan ke penis. Ejakulasi retrograd jugabisa terjadi akibat
kelainan fungsi saraf.

b. Impotensi
c. Kekurangan hormone
d. Polusi lingkungan
e. Pembentukan jaringan parut akibat penyakit menular seksual
2. Faktor Wanita
a. Jaringan parut akibat penyakit menular seksual atau
endometriosis.
b. Disfungsi ovulasi (kelainan pada proses pelepasan sel telur
oleh ovarium/seltelur). Ovulasi adalah pelepasan sel telur dari
ovarium (indung telur).
c. Kelainan hormone.
d. Kekurangan gizi.
e. Kista ovarium.
f. Infeksi panggul.
g. Tumor.
h. Kelainan lendir servikal (lendir reher rahim). Lendir pada
serviks bertindak sebagai penyaring yang menghalangi
masuknya bakteri dari vagina ke dalam rahim.
i. Kelainan sistem pengangkutan dari leher rahim ke tuba falopii.

Selain faktor yang berhubungan dengan usia, risiko infertilitas juga meningkat
pada:
a. Berganti-ganti pasangan seksual (karena meningkatkan resiko terjadi
penyaki tmenular seksual)
b. Penyakit menular seksual
c. Pernah menderita penyakit peradangan panggul (setelah menderita
penyakit ini, 10-15% wanita menjadi mandul)
d. Pernah menderita orkitis atau epididimitis (pria)
e. Gondongan (pria)
f. Varikokel (pria)
g. Pemaparan DES (dietil stilbestrol) (pria maupun wanita)
h. Siklus menstruasi anovulatoir
i. Endometriosis
j. Kelainan pada rahim (mioma) atau penyumbatan leher rahim
k. Penyakit menahun
Diagnosa

Dilakukan pemeriksaan fisik dan pengumpulan riwayat kesehatan darisuami


dan istri. Pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah:

1. Analisa semen untuk menilai volume dan kekentalan semen serta menilai
jumlah, pergerakan, kecepatan pergerakan dan bentuk sperma. 2-3 hari
sebelum menjalani pemeriksaan ini, suami tidak boleh melakukan
ejakulasi.
2. Pengukuran suhu tubuh basal. Setiap pagi, sebelum beranjak dari tempat
tidur, dilakukan pengukuran suhu tubuh wanita, jika terjadi peningkatan
sebesar 0,5-1O Celsius berarti sedang terjadi ovulasi.

Memperhatikan perubahan pada lendir servikal. Pada fase ovulatoir, lendir


menjadi basah, elastis dan licin. Postcoital test (PCT). PCT dilakukan
untuk menilai interaksi antara sperma dan lendir servikal dengan cara
menganalisa lendir servikal yang dikumpulkan dalam waktu 2-8 jam
setelah melakukan hubungan seksual. Tes ini dilakukan pada pertengahan
siklus menstruasi yaitu pada saat estradiol mencapai kadar tertinggi dan
pada saat terjadi ovulasi. Dalam keadaan normal, lendir servikal adalah
jernih dan bisa diregangkan sepanjang 7,6-10 cm tanpa terputus. Bila
dilihat dengan mikroskop, lendir tampak seperti pohon pakis.

3. Kadar progesteron serum


4. Biopsi endometrium
5. Biopsi testis (jarang dilakukan)
6. Kadar LH (luteinizing hormon) untuk memperkirakan saat ovulasi dan
membantu menentukan waktu untuk melakukan hubungan seksual
7. Progestin challenge
8. Kadar hormon pada suami dan istri
9. Histerosalpingografi (HSG) untuk menilai sistem transport dari serviks
melalui rahim sampai ke tuba falopii
10. Histeroskopi
11. Laparoskopi untuk melihat rongga panggul
12. Pemeriksaan panggul (pada wanita) untuk menentukan adanya kista atau
tidak.

Prognosis

Sekitar 85-90% kasus, kemungkinan penyebabnya bisa diketahui. Pengobatan


yang tepat (tidak termasuk teknik modern seperti fertilisasi in vitro)
memungkinkan terjadinya kehamilan pada 50-60% pasangan yang
sebelumnya didiagnosis mengalami kemandulan. Tanpa pengobatan, 15-20%
kasus pada akhirnya akan mengalami kehamilan.

Pencegahan

Infertilitas seringkali disebabkan oleh penyakit menular seksual, karena itu


dianjurkan untuk menjalani perilaku seksual yang aman guna meminimalkan
resiko kemandulan di masa yang akan datang. Penyakit menular seksual yang
paling sering menyebabkan kemandulan adalah gonore dan klamidia. Kedua
penyakit ini pada awalnya mungkin tidak menunjukkan gejala dan gejala baru
timbul setelah terjadinya penyakit peradangan panggul atau salpingitis.
Peradangan menyebabkan pembentukan jaringan parut pada tuba falopii lalu
terjadi penurunan kesuburan, kemandulan absolut atau kehamilan di luar
kandungan. Immunisasi gondongan telah terbukti mampu mencegah
gondongan dankomplikasinya pada pria (orkitis). Kemandulan akibat
gondongan bisa dicegah dengan menjalani immunisasi gondongan. Beberapa
jenis alat kontrasepsi memiliki risiko kemandulan yang lebih tinggi (misalnya
IUD). IUD tidak dianjurkan untuk dipakai pada wanita yang belum pernah
memiliki anak.

Beberapa jenis teknik perawatan untuk masalah ketidak suburan atau


infertilitas yang memiliki tingkat keberhasilan cukup tinggi di antaranya
yaitu:

1. Teknik reproduksi buatan.

Inseminasi Buatan Inseminasi buatan atau artificial insemination (sering


disingkat sebagai AI) dilakukan dengan memasukkan cairan semen yang
mengandung sperma dari pria ke dalam organ reproduksi wanita tanpa
melalui hubungan seks atau bukan secara alami. Cairan semen yang
mengandung sperma diambil dengan alat tertentu dari seorang suami
kemudian disuntikkan ke dalam rahim isteri sehingga terjadi pembuahan
dan kehamilan. Biasanya dokter akan menganjurkan inseminasi buatan
sebagai langkah pertama sebelum menerapkan terapi atau perawatan jenis
lainnya.

2. GIFT (Gamete Intrafallopian Transfer)

GIFT yang merupakan singkatan dari gamete Intrafallopian Transfer


merupakan teknik yang mulai diperkenalkan sejak tahun 1984. Tujuannya
untuk menciptakan kehamilan. Prosesnya dilakukan dengan mengambil
sel telur dari ovarium atau indung telur wanita lalu dipertemukan dengan
sel sperma pria yang sudah dibersihkan. Dengan menggunakan alat yang
bernama laparoscope, sel telur dan sperma yang sudah dipertemukan
tersebut dimasukkan ke dalam tuba falopi atau tabung falopi wanita
melalui irisan kecil di bagian perut melalui operasi laparoskopik. Sehingga
diharapkan langsung terjadi pembuahan dan kehamilan.

B. SEKSUAL TRANSMITIED DECEASE (STD) / PMS


Defenisi PMS
Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah Suatu gangguan atau penyakit-
penyakit yang ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak atau
hubungan seksual. Pertama sekali penyakit ini sering disebut Penyakit
Kelamin atau Veneral Disease, tetapi sekarang sebutan yang paling tepat
adalah Penyakit Hubungan Seksual atau Seksually Transmitted Disease
atau secara umum disebut Penyakit Menular Seksual (PMS).

Beberapa Penyakit Menular Seksual yang sering ditemukan di Indonesia


antara lain:
a. Disebabkan oleh Bakteri :
Gonorrhoe, Sifilis, Urethritis, Vaginosis Bakterialb. Disebabkan Virus
: AIDS, Herpes Genitalis, Hepatitis B, Kondiloma Akuminatac.
b. Disebabkan oleh Jamur : Kandidiasis Vaginosisd. Disebabkan oleh
Parasit : Scabies, Pedikulosis Pubis

Pencegahan PMS
Prinsip utama dari pengendalian Penyakit Menular Seksual secara prinsip
ada dua, yaitu :
1. Memutuskan rantai penularan infeksi PMS.
2. Mencegah berkembangnya PMS serta komplikasi-komplikasinya.

Gejala awal yang menjadi pertanda PMS, diantaranya :


1. benjolan atau lecet di sekitar alat kelamin
2. gatal atau sakit di sekitar alat kelamin
3. bengkak atau merah di sekitar alat kelamin
4. rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil
5. buang air kecil lebih sering dari biasanya
6. demam, lemah, kulit menguning dan rasa nyeri sekujur tubuh
7. kehilangan berat badan, diare dan keringat malam hari
8. keluar cairan dari alat vital yang tidak biasa, berbau dan gatal
9. pada wanita keluar darah di luar masa menstruasi dll
Jenis-jenis PMS

1. Gonorhea

Definisi

Infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri diplococcus gram-


negatif Neisseria gonorrhoeae. Bakteri ini melekat dan menghancurkan
membran sel epitel yang melapisi selaput lendir terutama epitel yang
melapisi kanalis endoserviks dan uretra.

Epidemiologi

Angka infeksi paling tinggi pada kaum muda, dengan yang tertinggi pada
perempuan berusia 15-19 tahun dan laki-laki berusia 20-24 tahun, dan
pada laki-laki yang berhubungan seksual dengan sesama jenis.

Gejala dan tanda

Respon peradangan yang cepat disertai dekstruksi sel menyebabkan


keluarnya sekretpurulen kuning kehijauan khas dari uretra pada pria dan
ostium serviks pada perempuan.

Gejala dan tanda pada laki-laki dapat muncul 2 hari setelah pajanan dan
mulai dengan uretritis, didikuti oleh sekret yang purulen, disuria, sering
berkemih dan malaise, gatal-gata lpada anus sedangkan pada perempuan,
gejala dan tanda timbul dalam 7-21 hari yang dimulai dengan sekret
vagina, nyeri abdomen, nyeri rectum, gatal, dan tenesmus. Pada
pemeriksaan, serviks tampak edematous dan rapuh dan drainase muko
purulen dari ostium.Infeksi ekstragenital yang bersifat primer atau
sekunder lebih sering dijumpai karena berubahnya paraktek-praktek
seksual. Infeksi gonokokus di farinhg lebih sering asimptomatik tapi dapat
juga menyebabkan faringitis dengan eksudat muko purulen,demam, dan
limfodenopati leher.

Terapi

Gonorea dapat disembuhkan dengan penisilin mulai tahun 1940-an,


namun sekarang banyak berkembang galur-galur gonorea yang resisten
panisilin. Terapi yang saat ini direkomendasikan adalah golongan
sefalosporin dan fluorokuinolon . Semua kontak seksual pasien yang
terinfeksi harus dievaluasi dan ditawarkan terapi profilaktik.

2. Sifilis
Definisi
Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Treponema
pallidum.

Penyebab
Bakteri Treponema pallidum. Bakteri ini masuk kedalam tubuh manusia
melalui selaput lendir (misalnya di vagina atau mulut) atau melalui kulit.
Dalam beberapa jam, bakteri akan sampai ke kelenjar getah bening
terdekat, kemudian menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Sifilis
juga bisa menginfeksi janin selama dalam kandungan dan menyebabkan
cacat bawaan. Seseorang yang pernah terinfeksi oleh sifilis tidak akan
menjadi kebal dan bisa terinfeksi kembali.

Gejala
Gejala biasanya mulai timbul dalam waktu 1-13 minggu setelah terinfeksi;
rata-rara 3-4 minggu. Infeksi bisa menetap selama bertahun-tahun dan
jarang menyebabkan kerusakan jantung, kerusakan otak maupun
kematian.

Terbentuk luka atau ulkus yang tidak nyeri (cangker) pada tempat
yangterinfeksi; yang tersering adalah pada penis, vulva atau vagina.
Cangker juga bisa ditemukan di anus, rektum, bibir, lidah, tenggorokan,
leher rahim, jari-jari tangan atau bagian tubuh lainnya. Biasanya penderita
hanya memiliki1 ulkus, tetapi kadang-kadang terbentuk beberapa ulkus.
Cangker berawal sebagai suatu daerah penonjolan kecil yang dengan
segera akan berubah menjadi suatu ulkus (luka terbuka), tanpa disertai
nyeri. Luka tersebut tidak mengeluarkan darah, tetapi jika digaruk akan
mengeluarkan cairan jernih yang sangat menular. Kelenjar getah bening
terdekat biasanya akan membesar, juga tanpa disertai nyeri. Luka tersebut
hanya menyebabkan sedikit gejala sehingga seringkali tidak dihiraukan.
Luka biasanya membaik dalam waktu 3-12 minggu dan sesudahnya
penderita tampak sehat secara keseluruhan.

Fase sekunder biasanya dimulai dengan suatu ruam kulit, yang muncul
dalam waktu 6-12 minggu setelah terinfeksi. Ruam ini bisa berlangsung
hanya sebentar atau selama beberapa bulan. Meskipun tidak diobati, ruam
ini akan menghilang. Tetapi beberapa minggu atau bulan kemudian akan
muncul ruam yang baru. Pada fase sekunder sering ditemukan luka di
mulut. Sekitar 50% penderita memiliki pembesaran kelenjar getah bening
di seluruh tubuhnya dan sekitar 10% menderita peradangan mata.
Peradangan mata biasanya tidak menimbulkan gejala, tetapi kadang terjadi
pembengkakan saraf mata sehingga penglihatan menjadi kabur. Sekitar
10% penderita mengalami peradangan pada tulang dan sendi yang disertai
nyeri. Peradangan ginjal bisa menyebabkan bocornya protein ke dalam air
kemih. Peradangan hati bisa menyebabkan sakit kuning (jaundice).
Sejumlah kecil penderita mengalami peradangan pada selaput otak
(meningitis sifilitik akut), yang menyebabkan sakit kepala, kaku kuduk
dan ketulian. Di daerah perbatasan kulit dan selaput lendir serta didaerah
kulit yang lembab, bisa terbentuk daerah yang menonjol (kondiloma lata).
Daerah ini sangat infeksius (menular) dan bisa kembali mendatar serta
berubah menjadi pinkkusam atau abu-abu. Rambut mengalami kerontokan
dengan pola tertentu.

Pengobatan
Penderita sifilis fase primer atau sekunder bisa menularkan penyakitnya,
karena itu penderita sebaiknya menghindari hubungan seksual sampai
penderita dan mitra seksualnya telah selesai menjalani pengobatan. Pada
sifilis fase primer, semua mitra seksualnya dalam 3 bulan terakhir
terancam tertular. Pada sifilis fase sekunder, semua mitra seksualnya
dalam 1 tahun terakhir terancam tertular. Mereka harus menjalani tes
penyaringan antibodi dan jika hasilnya positif, mereka perlu menjalani
pengobatan. Antibiotik terbaik untuk semua fase sifilis biasanya adalah
suntikan penisilin.

3. Herpes Genitalis
Definisi
Herpes Genitalis adalah suatu penyakit menular seksual di daerah
kelamin, kulit disekeliling rektum atau daerah di sekitarnya yang
disebabkan oleh virus herpes simpleks.

Gejala
Gejala awalnya mulai timbul pada hari ke 4-7 setelah terinfeksi. Gejala
awal biasanya berupa gatal, kesemutann dan sakit. Lalu akan muncul
bercak kemerahan yang kecil, yang diikuti oleh sekumpulan lepuhan kecil
yang terasa nyeri. Lepuhan ini pecah dan bergabung membentuk luka
yang melingkar. Luka yang terbentuk biasanya menimbulkan nyeri dan
membentuk keropeng. Penderita bisa mengalami kesulitan dalam
berkemih dan ketika berjalan akan timbul nyeri. Luka akan membaik
dalam waktu 10 hari tetapi bias meninggalkan jaringan parut. Kelenjar
getah bening selangkangan biasanya agak membesar.

Gejala awal ini sifatnya lebih nyeri, lebih lama dan lebih meluas
dibandingkan gejala berikutnya dan mungkin disertai dengan demam dan
tidak enak badan. Pada pria,lepuhan dan luka bisa terbentuk di setiap
bagian penis, termasuk kulit depan pada penis yang tidak disunat. Pada
wanita, lepuhan dan luka bisa terbentuk di vulva dan leher rahim.Jika
penderita melakukan hubungan seksual melalui anus, maka lepuhan dan
luka bias terbentuk di sekitar anus atau di dalam rektum. Pada penderita
gangguan sistem kekebalan(misalnya penderita infeksi HIV), luka herpes
bisa sangat berat, menyebar ke bagian tubuh lainnya, menetap selama
beberapa minggu atau lebih dan resisten terhadap pengobatan dengan
asiklovir.

Pengobatan
Tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkan herpes genitalis, tetapi
pengobatan bias memperpendek lamanya serangan. Jumlah serangan bisa
dikurangi dengan terus menerusmengkonsumsi obat anti-virus dosis
rendah. Pengobatan akan efektif jika dimulai sedinimungkin, biasanya 2
hari setelah timbulnya gejala. Asikovir atau obat anti-virus lainnya bias
diberikan dalam bentuk sediaan oral atau krim untuk dioleskan langsung
ke luka herpes.Obat ini mengurangi jumlah virus yang hidup di dalam
luka sehingga mengurangi resiko penularan. Obat ini juga bisa
meringankan gejala pada fase awal. Tetapi pengobatan dinipada serangan
pertama tidak dapat mencegah kambuhnya penyakit ini.
C. GANGGUAN HAID PRE
Tentang sindrom gangguan haid (PMS), sebuah sumber mengatakan
sekitar 85% wanita mengalami gangguan fisik dan emosi menjelang masa
ini.

Gejala yang paling gampang dilihat dari sindrom pra menstruasi ini adalah
mudah marah, pusing, depresi, perasaan sensitif, lelah dan tubuh agak
membengkak. Selain itu, biasanya juga terjadi penumpukan cairan dengan
payudara yang agak membengkak, ukuran panggul bertambah besar,
wajah terlihat sembab, sakit kepala, dan nyeri di bagian perut. Perubahan
perubahan mood, seperti mudah marah, meledak-ledak, dan sering
menangis juga kerap menandai munculnya premenstrual syndrome (PMS)
ini. Yang lebih gawat adalah PMS pun dapat menimbulkan depresi,
terkadang sampai memunculkan perasaan ingin bunuh diri, dan bahkan
keinginan melakukan kekerasan kepada diri sendiri ataupun keorang lain.

Gangguan kesehatan sebelum haid biasanya dianggap hal yang lumrah


bagi wanita usia produktif. Sekitar 40% wanita berusia 14 - 50 tahun,
menurut suatu penelitian, mengalami sindrom pra-menstruasi atau yang
lebih dikenal dengan PMS (pre-menstruation syndrome). Bahkan survai
tahun 1982 di Amerika Serikat menunjukkan, PMS dialami 50% wanita
dengan sosio-ekonomi menengah yang datang ke klinik ginekologi. PMS
memang kumpulan gejala akibat perubahan hormonal yang berhubungan
dengan siklus saat ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium) dan haid.
Sindrom itu akan menghilang pada saat menstruasi dimulai sampai
beberapa hari setelah selesai haid.

Etiologi
Penyebab munculnya sindrom ini memang belum jelas. Beberapa teori
menyebutkan antara lain karena faktor hormonal yakni ketidak
seimbangan antara hormon estrogen dan progesteron. Teori lain bilang,
karena hormon estrogen yang berlebihan. Para peneliti melaporkan, salah
satu kemungkinan yang kini sedang diselidiki adalah adanya perbedaan
genetik pada sensitivitas reseptor dan sistem pembawa pesan yang
menyampaikan pengeluaran hormon seks dalam sel. Kemungkinan lain,
itu berhubungan dengan gangguan perasaan, faktor kejiwaan, masalah
sosial, atau fungsi serotonin yang dialami penderita.
Tipe dan gejala haid pre

Tipe PMS bermacam-macam. Dr. Guy E. Abraham, ahli kandungan dan


kebidanan dari Fakultas Kedokteran UCLA, AS, membagi PMS menurut
gejalanya yakni PMS tipe A, H, C,dan D. Delapan puluh persen gangguan
PMS termasuk tipe A. Penderita tipe H sekitar 60%, PMS C 40%, dan PMS D
20%. Kadang-kadang seorang wanita mengalami gejala gabungan, misalnya
tipe A dan D secara bersamaan.

Setiap tipe memiliki gejalanya sendiri. PMS tipe A (anxiety) ditandai dengan
gejala seperti rasa cemas, sensitif, saraf tegang, perasaan labil. Bahkan
beberapa wanita mengalami depresi ringan sampai sedang saat sebelum
mendapat haid. Gejala ini timbul akibat ketidak seimbangan hormon estrogen
dan progesteron: hormon estrogen terlalu tinggi dibandingkan dengan hormon
progesteron. Pemberian hormon progesterone kadang dilakukan untuk
mengurangi gejala, tetapi beberapa peneliti mengatakan, pada penderita PMS
bisa jadi kekurangan vitamin B6 dan magnesium. Penderita PMS A sebaiknya
banyak mengkonsumsi makanan berserat dan mengurangi atau membatasi
minum kopi.

1. PMS tipe H (hyperhydration) memiliki gejala edema (pembengkakan),


perut kembung,nyeri pada buah dada, pembengkakan tangan dan kaki,
peningkatan berat badan sebelum haid. Gejala tipe ini dapat juga dirasakan
bersamaan dengan tipe PMS lain.Pembengkakan itu terjadi akibat
berkumpulnya air pada jaringan di luar sel (ekstrasel) karena tingginya
asupan garam atau gula pada diet penderita. Pemberian obat diuretika
untuk mengurangi retensi (penimbunan) air dan natrium pada tubuh hanya
mengurangi gejala yang ada. Untuk mencegah terjadinya gejala ini
penderita dianjurkan mengurangi asupan garam dan gula pada diet
makanan serta membatasi minum sehari-hari.
2. PMS tipe C (craving) ditandai dengan rasa lapar ingin mengkonsumsi
makanan yang manis-manis (biasanya coklat) dan karbohidrat sederhana
(biasanya gula). Pada umumnya sekitar 20 menit setelah menyantap gula
dalam jumlah banyak, timbul gejala hipoglikemia seperti kelelahan,
jantung berdebar, pusing kepala yang terkadang sampai pingsan.
Hipoglikemia timbul karena pengeluaran hormon insulin dalam tubuh
meningkat. Rasa ingin menyantap makanan manis dapat disebabkan oleh
stres, tinggi garam dalam diet makanan, tidak terpenuhinya asam lemak
esensial (omega 6), atau kurangnya magnesium.
3. PMS tipe D (depression) ditandai dengan gejala rasa depresi, ingin
menangis, lemah, gangguan tidur, pelupa, bingung, sulit dalam
mengucapkan kata-kata (verbalisasi), bahkan kadang-kadang muncul rasa
ingin bunuh diri atau mencoba bunuh diri. Biasanya PMS tipe D
berlangsung bersamaan dengan PMS tipe A, hanya sekitar 3% dari seluruh
tipe PMS benar-benar murni tipe D.

Pencegahan

1. Kurangi Stres
Perhatikan jadwal kerja Anda, apakah saat ini Anda dikejar tenggang
waktu soal pekerjaan Anda. Bila saja Anda perhatikan, adanya stres
kerja ini dapat membuat menstruasi Anda terlambat. Tidak sebanyak
yang Anda pikirkan Anda tidak perlu takut kehilangan jumlah darah
terlalu banyak. Secara rata-rata, setiap bulannya seorang wanita hanya
kehilangan sekitar 3 ons darah. Lama atau Sebentar itu Normal
Kebanyakan wanita akan mengeluarkan darah sekitar dua hari sampai
tujuh hari. Bila menstruasi Anda lebih dari delapan hari, itu belum
tergolong masalah besar.

2. Terjadi Pembuahan
Kebanyakan wanita hanya mengalami ovulasi sekali dalam sebulan,
sekitar 14 hari sebelum datang mensturasi. Pembuahan memang hanya
berlangsung selama satu atau dua hari saja, tetapi karena sperma dapat
hidup sampai tujuh hari di dalam vagina, Anda harus menggunakan
pencegah kehamilan.

3. Menghitung Siklus
Saat Anda mendapatkan menstruasi di hari pertama, itu merupakan
hari pertama Anda memasuki siklus menstruasi. Jadikanlah hari itu
sebagai patokan untuk siklus berikutnya.Siklus yang normal
berlangsung sekitar 21 hari hingga 35 hari.

4. PMS yang bukan PMS


Wanita yang mengalami sakit hebat saat menstruasi itu melebihi gejala
umum sangat mungkin terkena premenstrual dysphoric disorder
(PMDD). Wanita yang menderita PMDD juga memiliki gejala-gejala
sama layaknya PMS, seperti sakit kepala, nyeri sendi dan otot, tubuh
dan payudara membengkak. Gejala-gejala yang secara umum
terjadi,akan menghilang saat berlangsungnya menstruasi.

5. Menurun di Usia 30 Tahun


Pada wanita yang lebih tua, biasanya akan mengalami pembengkakan
tubuh, berat badan bertambah, dan kecemasan yang lebih besar
dibandingkan wanita yang lebih muda. Namun, secara umum,
sebenarnya gejalanya telah berkurang dibandingkan wanita di bawah
usia 30 tahun yang sering mengalami kejang, lelah, payudara sakit,
banyak makan, dan mood yang tidak menentu.

EVALUASI

1. Apa yang dimaksud dengan Infertilitas dan jelaskan upaya

penanggulangannya.?

2. Apa yang dimaksud dengan PMS dan jelaskan upaya

penanggulangannya?

3. Apa yang dimaksud dengan gangguan haid pre dan jelaskan

upaya penanggulangannya ?
2.1.5 Berita Acara
Berita acara merupakan dokumen/daftar isian yang memberikan
informasi mengenai kegiatan selama perkuliahan. Berita acara perkuliahan
farmakologi lihat pada Berita acara merupakan dokumen/ daftar isian yang
memberikan informasi mengenai kegiatan selama perkuliahan. Berita acara
perkuliahan sebagai berikut:

BERITA ACARA PELAKSANAAN PRAKTEK MAKRO TEACHING

Berdasarkan SK Rektor Universitas Batam No. / Uniba / Prodi D-IV


Bidan Pendidik / / 2017. Maka pada hari ini tanggal Maret 2017 Jam s/d
WIB. Bertempat dikampus Universitas Batam telah dilaksanakan praktik
kependidikan (Macro Teaching) pada Prodi D-IV Bidan Pendidik Tahun Akademik
2016-2017.

Nama Peserta : RINA NOVIANTI


Tempat dan Tanggal Lahir : TANJUNG PINANG, 05 NOVEMBER 1975
NPM : 41216049
Program Studi : D-IV BIDAN PENDIDIK UNIVERSITAS BATAM
Mata Kuliah : KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA
BERENCANA

Dan atas keputusan hasil rapat kependidikan (makro teaching) pembimbing lahan dan
pembimbing akademik dinyatakan LULUS / TIDAK LULUS dengan nilai (angka)
dan dengan (huruf)

Dengan mutu berita acara pelaksana kependidikan (makro teaching) ini di buat.
Nilai
No Nama Dosen Pembimbing Nama Dosen Pengampu
Angka Huruf

Sarmauli Franshisca S, S.ST, M. Sarmauli Franshisca S, S.ST,


1.
Biomed M.Biomed

Panitia Praktik Pembelajaran Macro Teaching

Diketahui
Ketua Prodi D-IV Bidan Pendidik

(DEVY LESTARI NURUL AULIA , SST, M.Biomed)


NIDN : 100078701
129

2.2 Laboratorium
2.2.1 Alur Penggunaan Laboratorium
Dalam pelaksanaan pembelajaran laboratorium terdapat prosedur dan alur
dalam penggunaan laboratorium. Alur penggunaan laboratorium sebagai berikut:
A. Persiapan
(1) Semua program studi melakukan pengajuan jadwal penggunaan
laboratorium 1 bulan sebelum penggunaan.
(2) Permintaan kebutuhan termasuk semua alat-alat dan bahan disiapkan
oleh pihak laboratorium dan tidak ada yang di bawa dari luar
laboratorium.

B. Pihak Pelaksanaan
Kelompok piket harus hadir 30 menit lebih awal untuk:
(1) Menyiapkan bahan praktikum bersama staff laboratorium
(2) Mengisi form pemakaian laboratorium
(3) Meninjau loker, atau tempat tas dan pena yang akan digunakan untuk
tepat penyimpanan saat praktikum.

C. Peraturan dan Sanksi


(1) Pemberitahuan jadwal penggunaan laboratorium minimal 12 jam
sebelum pelaksanaan pembelajaran di laboratorium.
(2) Apabila tidak ada pemberitahuan untuk pembuatan jadwal maka akan
diberikan teguran kepada Ka. Prodi.
(3) Apabila terdapat kerusakan barang saat praktikum berlangung, maka
diwajibkan untuk melakukan penggantian barang sesuai dengan barang
yang mengalami kerusakan.
(4) Diberikan waktu maksimal 2 (dua) minggu untuk melakukan
penggantian terhadap barang yang rusak. Barang yang rusak saat
praktikum tidak boleh digantikan dengan uang.
129

2.2.2 Berita Acara


Berita acara merupakan dokumen/daftar isian yang memberikan
informasi mengenai kegiatan selama perkuliahan. Berita acara perkuliahan.
Untuk melakukan pembelajaran di Laboratorium perlu melakukan pengisian
form berita acara. Form berita acara dalam pembelajaran laboratorium terdiri dari
beberapa form, yaitu:
(2) Form L1 : Pemakaian laboratorium
(3) Form L2 : Surat pernyataan
(4) Form L3 : Daftar peminjaman dan pengembalian alat:
(5) Form L4 : Daftar kerusakan/kehilangan alat/barang
(6) Form L5 : Daftar peminjaman bahan habis pakai (BHP)

2.3 Perpustakaan
Seluruh mahasiswa Universitas Batam, baik yang sudah menjadi anggota
perputakaan maupun yang belum menjadi anggota perpustakaan diperbolehkan
dan bebas untuk melakukan pembelajaran di perpustakaan. Peraturan yang ada di
perpustakaan disesuaikan dengan kebutuhan dan perjalanan waktu. Di bawah ini
merupakan struktur UPT perpustakaan

Bagan 2.1 Struktur UPT Perpustakaan Universitas Batam


129

2.3.1 Administrasi Perpustakaan


Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi mahasiswa untuk menjadi
anggota perpustakaan di Universitas Batam. Syarat-syarat tersebut adalah sebagai
berikut:
(2) Melakukan pembayaran uang perpustakaan sebesar 150.000 rupiah per
tahun. Pembayaran ini sudah termasuk di dalam uang semester.
(3) Membawa bukti pembayaran untuk mencetak kartu perpustakaan.
(4) Melakukan pendaftaran dengan melakukan pengisian formulir dan
membawa 1 (satu) lembar pas foto berwarna ukuran 2x3
(5) Setelah pendaftaran selesai, mahasiswa sudah secara langsung menjadi
anggota perpustakaan dan diperbolehkan secara langsung untuk melakukan
peminjaman buku.
(6) Kartu perpustakan keluar dan bisa diambil 1 (satu) minggu setelah
melakukan pendaftaran.

2.3.2 Alur Peminjaman Buku

Bagan 2.1. Alur Peminjaman Buku


129

Alur peminjaman buku di Universitas Batam terdiri dari beberapa


langkah di bawah ini:
(1) Alur Kunjungan
Mahasiswa yang melakukan kunjungan pustaka dan mengisi buku
kunjungan yang telah tersedia saat melakukan.
(2) Alur Peminjaman Buku
- Mahasiswa yang telah menjadi anggota perpustakaan dan akan
melakukan peminjaman buku, dapat mencari sendiri atau meminta
bantuan staff perpustakaan untuk mencari buku yang diperlukan.
- Mahasiswa atau anggota perpustakaan mengisi buku peminjaman yang
telah tersedia.
- Mahasiswa atau anggota perpustakaan melapor kepada staff perpustakaan
untuk dimasukkan kedalam data base peminjaman buku apabila sudah
mendapat buku yang diperlukan.
- Mahasiswa atau anggota perpustakaan sudah bisa membawa pulang buku
yang telah dipinjam.
- Mahasiswa atau anggota perpustakaan dapat melakukan peminjaman
buku selama 1 (satu) minggu dan diperbolehkan untuk pemperpanjang
buku untuk satu kali periode.
(3) Alur Pengembalian Buku
Mahasiswa atau anggota perpustakaan dapat mengembalikan buku yang
dipinjam kepada staff perpustakaan sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan
(4) Peraturan Perpustakaan
- Mahasiswa atau anggota perpustakaan diperbolehkan melakukan
peminjaman buku maksima 3 (tiga) exlempar dengan judul yang berbeda.
- Mahasiswa atau anggota perpustakaan harus mengembalikan buku tepat
waktu
- Mahasiswa atau anggota perpustakaan yang terlamba melakukan
pengembalian buku akan dikenakan denda sebesar 2.500 rupiah perhari
129

untuk satu buku dan pembayaran dapat ditransfer ke rekening Yayasan


Universitas Batam.
- Mahasiswa atau anggota perpustakaan yang menghilangkan buku yang
pinjam, harus mengganti buku dengan judul yang sama dan dengan tahun
terbitan yang paling baru

2.4 Administrasi Akademik


2.4.1 Kurikulum
Tahap-t/ahap penyusunan kurikulum Program Studi D-III Kebidanan
Universitas Batam
1. Penetapan Profil Lulusan
Yang dimaksudkan dengan profil adalah peran yang diharapkan
dapat dilakukan oleh lulusan program studi di masyarakat/dunia kerja. Profil
ini adalah outcome pendidikan yang akan dituju. Dengan menetapkan profil,
perguruan tinggi dapat memberikan jaminan pada calon mahasiswanya
setelah menjalani dan menyelesaikan semua proses pembelajaran di program
studinya.

2. Perumusan Kompetensi Lulusan


Menentukan kompetensi apa saja yang harus dimiliki oleh lulusan
program studi sebagai output pembelajarannya. Untuk menetapkan
kompetensi lulusan, dapat dilakukan dengan menjawab pertanyaan: Untuk
menjadi profil (.......yang ditetapkan) lulusan harus mampu melakukan apa
saja?. Pertanyaan ini diulang untuk setiap profil, sehingga diperoleh daftar
kompetensi lulusan dengan lengkap. Kompetensi lulusan bisa didapat
melalui kajian terhadap tiga unsur yaitu nilai-nilai yang dicanangkan oleh
perguruan tinggi (university values), visi keilmuan dari program studinya
(scientific vision), dan kebutuhan masyarakat pemangku kepentingan (need
assesment).
129

Kompetensi ini terbagi dalam tiga katagori yaitu kompetensi utama;


kompetensi pendukung dan kompetensi lainnya, yang akhir dari semuanya
menjadi rumusan kompetensi lulusan. Seperti penjelasan sebelumnya bahwa
kompetensi utama merupakan ciri kompetensi lulusan sebuah program studi,
sedangkan kompetensi pendukung adalah kompetensi yang ditambahkan
oleh program studi sendiri untuk memperkuat kompetensi utamanya dan
memberi ciri keunggulan program studi tersebut. Sedangkan kompetensi
lainnya adalah kompetensi lulusan yang ditetapkan oleh perguruan tinggi/
program studi sendiri sebagai ciri lulusannya dan untuk memberi bekal
lulusan agar mempunyai keluasan dalam memilih bidang kehidupan serta
dapat meningkatkan kualitas hidupnya.

3. Pengkajian kandungan elemen kompetensi


Setelah semua kompetensi lulusan terumuskan, langkah selanjutnya
adalah mengkaji apakah kompetensi tersebut telah mengandung kelima
elemen kompetensi seperti yang diwajibkan dalam Kepmendiknas
No.045/U/2002. Kelima elemen kompetensi tersebut adalah : (a) Landasan
kepribadian, (b) Penguasaan ilmu dan keterampilan, (c) Kemampuan
berkarya, (d) Sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian
berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai, (e) Pemahaman kaidah
berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya.
Setiap kompetensi lulusan dianalisis apakah mengandung satu atau
lebih elemen-elemen kompetensi tersebut. Untuk menganalisis adanya
muatan elemen kompetensi disetiap kompetensi, salah satu cara yang bisa
dilakukan adalah dengan mengecek kemungkinan strategi pembelajaran
yang akan diterapkan untuk mencapai kompetensi tersebut.
Jika kompetensi mengandung elemen landasan kepribadian yang
lebih bersifat softskills, nantinya bisa diselipkan dalam bentuk hidden
curriculum. Jika kompetensi tersebut mengandung elemen penguasaan ilmu
dan keterampilan, maka bisa diajarkan dalam bentuk mata kuliah. Jika
129

kompetensi mengandung elemen kemampuan berkarya, maka kompetensi


tersebut bisa ditempuh dengan praktek kerja tertentu, dan bila kompetensi
tersebut mengandung elemen sikap dan perilaku dalam berkarya, maka di
dalam praktek kerja tersebut harus bermuatan sikap dan perilaku. Terakhir,
bila kompetensi tersebut mengandung elemen pemahaman kaidah
berkehidupan bermasyarakat, maka kompetensi tersebut bisa diperoleh
dengan strategi praktek kerja di masyarakat.
Pemeriksaan keterkaitan rumusan kompetensi lulusan dengan elemen
kompetensi ini dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa kurikulum yang kita
susun telah mempertimbangkan unsur-unsur dasar dari kurikulum yang
disarankan oleh UNESCO (learning to know, learning to do, learning to be,
dan learning to live together) dan Undang-undang Sistem Pendidikan
Nasional (landasan kepribadian).

4. Pemilihan bahan kajian


Setelah menganalisis elemen kompetensi maka langkah selanjutnya
adalah menentukan bahan kajian yang akan dipelajari dalam rangka
mencapai kompetensi yang telah ditetapkan sebelumnya. Bahan kajian
adalah suatu bangunan ilmu, teknologi atau seni, obyek yang dipelajari, yang
menunjukkan ciri dari suatu cabang ilmu tertentu, atau dengan kata lain
menunjukkan bidang kajian atau inti keilmuan suatu program studi. Bahan
kajian dapat pula merupakan pengetahuan/bidang kajian yang akan
dikembangkan, keilmuan yang sangat potensial atau dibutuhkan masyarakat
untuk masa datang. Pilihan bahan kajian ini sangat dipengaruhi oleh visi
keilmuan program studi yang bersangkutan, yang biasanya dapat diambil
dari program pengembangan program studi (misalnya diambil dari pohon
penelitian program studi). Tingkat keluasan, kerincian, dan kedalaman bahan
kajian ini merupakan pilihan otonom masyarakat ilmiah di program studi
tersebut.
129

5. Perkiraan dan penetapan beban (SKS) dan pembentukan mata kuliah.


Selama ini pengertian SKS hanya berkaitan dengan waktu satu
kegiatan pembelajaran, tanpa dikaitkan dengan variabel lain. Hanya macam
kegiatan yang dideskripsikan. Seperti pengertian 1 SKS mata kuliah yang
dilakukan dengan perkuliahan (ceramah) diartikan tiga macam kegiatan,
yaitu kegiatan tatap muka selama 50 menit, kegiatan belajar terstruktur
selama 60 menit, dan kegiatan belajar mandiri selama 60-100 menit,
semuanya dalam satuan perminggu, persemester.
Banyak program studi yang hanya menerima SKS dari tahun ke
tahun tanpa memahami cara menetapkannya. Selama ini perkiraan besarnya
SKS sebuah mata kuliah lebih banyak ditetapkan atas dasar pengalaman dan
terutama menyangkut banyaknya bahan kajian yang harus disampaikan.Hal
ini bisa dimengerti karena selain SKS hanya terkait dengan waktu,
kurikulum yang dilaksanakan adalah kurikulum berbasis isi (KBI), serta
kegiatannya lebih banyak berupa kuliah/ceramah (TCL). Sehingga besarnya
SKS suatu mata kuliah sepertinya menjadi hak dosen pengampunya, yaitu
berdasar pada materi yang ia kuasai dan yang harus ia ajarkan. Dengan
paradigma KBK, maka seharusnya SKS terkait dengan kompetensi yang
harus dicapai. Contoh jabaran beban studi sebagai berikut:
129

6. Menyusun struktur kurikulum


Setelah diperoleh perkiraan besarnya SKS setiap mata kuliah,
selanjutnya adalah menyusun mata kuliah tersebut di dalam semester.
Penyajian mata kuliah dalam semester ini sering dikenal sebagai struktur
kurikulum. Secara teoritis terdapat dua macam pendekatan struktur
kurikulum, yaitu:
(1) Pendekatan serial
(2) Pendekatan parallel
Pendekatan serial adalah pendekatan yang menyusun mata kuliah
berdasarkan logika atau struktur keilmuannya. Struktur Kurikulum Program
Studi D-III Kebidanan sebagai berikut:
129

RPS KURIKULUM BARU


PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
UNIVERSITAS BATAM

TAHUN 1
Semester I
Bobot
No Kode MK Mata Kuliah T P K
SKS
1 MPK111202 PENDIDIKAN AGAMA 2 1 1 -
2 MPK111201 PENDIDIKAN PANCASILA 2 1 1 -
3 MPK111204 ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR 2 1 1 -
4 MPB111401 KEBUTUHAN DASAR MANUSIA 2 1 1 -
5 MKK111308 KETERAMPILAN DASAR PRAKTIK KLINIK 3 1 2 -
6 MPB111401 KONSEP KEBIDANAN 4 2 2 -
7 MKK111401 BIOLOGI DASAR MANUSIA 4 2 2 -
Jumlah 19 9 10

Semester II
Bobot
No Kode MK Mata Kuliah T P K
SKS
1 MPK111203 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 2 1 1 -
2 MKK111217 BAHASA INGGRIS 2 1 1 -
3 MKK112218 TEKNOLOGI INFORMASI KEBIDANAN 2 1 1 -

4 MPB112303 KOMUNIKASI DALAM PRAKTIK 2 1 1 -


KEBIDANAN
5 MKB112401 ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN 5 3 2 -
6 MKK113306 FARMAKOLOGI 2 1 1 -

7 MBB112202 PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN DAN 2 1 1 -


PROFESIONALISME BIDAN
8 MKK1112201 PRAKTEK KLINIK KETERAMPILAN DASAR 2 - - 2
KEBIDANAN
Jumlah 19 9 8 2
129

TAHUN 2

Semester III
Bobot
No Kode MK Mata Kuliah T P K
SKS
1 MBB113202 PROMOSI KESEHATAN 5 3 2 -

2 MKB113203 ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN 4 2 2 -


MENYUSUI
3 MKB113402 ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN 5 3 2 -
BAYI BARU LAHIR
4 MKB113406 ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS, BAYI, 2 1 1 -
BALITA, DAN ANAK PRA SEKOLAH
5 MKK113201 PRAKTIK KLINIK PENERAPAN ASUHAN 2 1 1 -
KEBIDANAN
6 MKK113210 OBSTETRI DAN GINEKOLOGI 2 2 - -

7 MPB113201 ENTERPENEURSHIP DAN 2 - - 2


KEWIRAUSAHAAN
Jumlah 22 12 8 2

Semester IV
Bobot
No Kode MK Mata Kuliah T P K
SKS
1 MBB114201 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 2 1 1 -
ASUHAN KEBIDANAN
2 MKB114408 KEGAWATDARURATAN MATERNAL 4 2 2 -
NEONATAL
3 MKB114507 KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA 5 2 3 -
BERENCANA
4 MKB114609 PRAKTEK KEBIDANAN FISIOLOGIS 6 - - 6
5 MPB114304 ETIKOLEGAL DALAM PRAKTIK KEBIDANAN 3 2 1 -
Jumlah 20 7 7 6
129

TAHUN 3

Semester V
Bobot
No Kode MK Mata Kuliah T P K
SKS
1 MBB115203 ORGANISASI DAN MANAJEMEN 2 1 1 -
PELAYANAN KESEHATAN
2 MKK115216 METODA PENELITIAN 2 1 1 -

3 MKB115304 ASUHAN KEBIDANAN IV (PATOLOGI 3 1 2 -


KEBIDANAN)
4 MPB11204 MUTU PELAYANAN KEBIDANAN 2 1 1 -
5 MKK115510 BIOSTATISTIK 2 1 1 -
6 MKB115510 PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN 5 - - 5
Jumlah 16 5 6 5

Semester VI
Bobot
No Kode MK Mata Kuliah T P K
SKS
1 MKB116610 PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN 6 - - 6
2 MPB116305 KTI (KARYA TULIS ILMIAH) 3 - - 3
Jumlah 9 - - 9

2.4.2 Kalender Akademik


Kalender Pendidikan adalah pengatur waktu untuk egiatan pembelajaran
peserta didik selama satu tahun ajaran mencakup permulaan tahun pelajaran,
minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Berisi tentang
kalender pendidikan yang digunakan oleh universitas batam. Yang disusun
berdasarkan kalender pendidikan yang ditetapkan universitas batam. Disesuaikan
dengan kebutuhan dan karakteristik perguruan tinggi, kebutuhan peserta didik
dan masyarakat.
129

Di bawah ini merupakan tahap tahap penyusunan kalender akademik :


1. Melihat kalender pendidikan nasional yang telah dikeluarkan oleh pemerintah
(dalam hal ini KEMENDIKNAS ataupun KEMENAG) sebagai acuan untuk
menentukan kalender pendidikan pada masing-masing satuan pendidikan.
2. Menentukan minggu efektif, libur tentah semester, libur antar semester, serta
libur akhir tahun dengan acuan jumlah yang telah ditetapkan.
3. Menyesuaikan kalender dengan keadaan hari-hari libur maupun agama
4. Menentukan periode efektif pembelajaran dengan mempertimbangkan hari-
hari yang akan tersita untuk kegiatan-kegiatan pengembangan diri, baik
ekstrakulikuler maupun bimbingan dan konseling terpadu.
5. Menentukan bobot dan alokasi hari-hari pembelajaran efektif setelah
disesuakan dengan hari efektif fakultatif (hari-hari pembelajaran di Bulan
Ramadhan) serta hari libur (libur awal puasa dan libur hari raya )
6. Merekap kalender pendidikan selama satu tahun penuh, atau dapat ditambah
kalender pendidikan per semester dan per bulan dengan rapi dan telah diteliti
oleh tim perumusan kalender pendidikan.
Kalender Akademik Prodi D-III Kebidanan Tahun Akademik 2016-2017 sbb:

KEGIATAN AKADEMIK SEMESTER GANJIL


PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN UNIVERSITAS BATAM
TAHUN AKADEMIK 2016-2017

BULAN/
TINGKAT 1 TINGKAT 2 TINGKAT 3
TANGGAL
SEPTEMBER
01-03 SEPT REGISTRASI REGISTRASI REGISTRASI
05-10 SEPT PKMB / PENGISIAN KRS PENGISIAN KRS PENGISIAN KRS
12-17 SEPT PENGISIAN KRS PENGISIAN KRS PENGISIAN KRS
19-24 SEPT PMB 1 PMB 1 PMB 1
26-01 OKT PMB 1 PMB 1 PMB 1
OKTOBER
03-08 OKT PMB 1 PMB 1 PMB 1
10-15 OKT PMB 1 PMB 1 PMB 1
17-22 OKT PMB 1 PMB 1 UTS
24-29 OKT PMB 1 PMB 1 PMB 2
NOVEMBER
31-05 NOV PMB 1 PMB 1 PMB 2
07-12 NOV UTS UTS PMB 2
14-19 NOV PMB 2 PMB 2 PMB 2
21-26 NOV PMB 2 PMB 2 UAS
28-03 DES PMB 2 PMB 2 UTEK PATOLOGI
129

DESEMBER
05-10 DES PMB 2 PMB 2 PKK 2
12-17 DES PMB 2 PMB 2 PKK 2
19-24 DES PMB 2 PMB 2 PKK 2
26-31 DES PMB 2 PMB 2 PKK 2
JANUARI
02-06 JAN UAS PMB 2 PKK 2
09-13 JAN PENGKAYAAN KDK UAS PKK 2
PENGKAYAAN
16-20 JAN UJIAN PRAKTEK KDK PBL
PENERAPAN ASKEB
PRAKTIK KLINIK
23-27 JAN REMEDIAL PBL
PENERAPAN ASKEB
30-03 FEB PENGISIAN KRS GENAP PBL
FEBRUARI
PRAKTIK KLINIK
06-10 FEB PBL
PENERAPAN ASKEB
13-17 FEB PENGISIAN KRS GENAP PENGISIAN KRS GENAP
20-24 FEB PENGISIAN KRS GENAP PENGISIAN KRS GENAP
KEGIATAN AKADEMIK SEMESTER GENAP
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN UNIVERSITAS BATAM
TAHUN AKADEMIK 2016/2017

BULAN/
TINGKAT I TINGKAT II TINGKAT III
TANGGAL
FEBRUARI
01-05 FEB UAS
PENGISIAN KRS PENGISIAN KRS/INC
06-10 FEB PENGUMPULAN LAPORAN PKK 2
13-18 FEB
KDK LAB INC
20-25 FEB PBL
27 FEB-04 MAR PBM 1 PMB 1
MARET
06-10 MARET
PBM 1 PBM 1 PENYELESAIAN LAPORAN PBL
13-17 MARET
FINISHING PROPOSAL
14-17 MARET
PBM 1 PBM 1 PERSIAPAN PKK 3
29-31 MARET PENGKAYAAN PKK 3
20 MAR-08 APRIL UJIAN PROPOSAL
APRIL
10-14 APRIL UTS UTS
17-21 APRIL
24-28 APRIL PKK 3
PBM 2 PBM 2
18-21 APRIL
24-28 APRIL
MEI
02-05 MEI PBM 2 UAS
08-12 MEI
PBM 2 UTEK PATOLOGI
15-19 MEI PKK 3
22-26 MEI PBM 2
PKK FISIOLOGIS
29 MEI-02 JUNI UJIAN ANC
JUNI
05-09 JUNI UJIAN ANC
PKK FISIOLOGIS PRA UAP
12-17 JUNI UAS
19-23 JUNI LIBUR PUASA
26-30 JUNI
LIBUR IDUL FITRI
29 MEI-01 JULI
JULI
129

LIBUR IDUL FITRI


03-08 JULI LIBUR IDUL FITRI
PENGUMPULAN TARGET BESAR
10-14 JULI KDK RS PKK FISIOLOGIS UAP TULIS
17-21 JULI KDK RS PKK FISIOLOGIS UAP PRAKTEK
24-29 JULI KDK RS
30 JULI-04 PKK FISIOLOGIS PENDAFTARAN SIDANG KTI
AGUSTUS
AGUSTUS
07-11 AGUSTUS PENGOLAHAN NILAI
14-18 AGUSTUS YUDISIUM

2.4.3 Kemahasiswaan
Kemahasiswaan dalam program studi memiliki beberapa tugas pokok
yaitu:
(1) Membantu kaprodi menyusun rencana dan program kerja tahunan sebagai
pedoman pelaksanaan tugas
(2) Menyusun, memonitoring dan mengevaluasi kegiatan mahasiswa
(3) Membantu kaprodi menyusun rencana pengembangan program studi
(pelatihan soft skill mahasiswa)
(4) Mengidentifikasi profil mahasiswa yang meliputi prestasi, reputasi
akademik, bakat dan minat
(5) Menyusun Rencana Anggaran Belanja di unit kerjanya, menyusun laporan
pelaksanaan kegiatan program kemahasiswaan berdasarkan data dan
informasi.
Sesuai dengan tugas pokoknya, menyusun, memonitoring dan
mengevaluasi kegiatan mahasiswa dengan menetapkan hak dan kewajiban
mahasiswa serta membertuk organisasi atau wadah untuk pengembangan
kegiatan mahasiswa dan program studi.
Organisasi mahasiswa yang dimiliki oleh Program studi D-III Kebidanan
Universitas Batam yaitu HIMA, menwa, studi lapangan (Field Trip), rohis/rokris,
dan sanggar tari. HIMA (Himpunan Mahasiswa) adalah suatu kumpulan
mahasiswa yang masih memiliki status belajar di universitas yang mana memiliki
suatu tujuan yang sama dan memiliki fungsi sebagai wadah mahasiswa dalam
bidang ke ilmuan dan menampung semua aspirasi mahasiswa yang ada.
129

Tugas kemahasiswaan terhadap HIMA adalah sebagai pemantau


pelaksanaan kegiatan yang dilakukan mahasiswa, sedangkan yang merencanakan
dan melaksanan kegiatannya adalah mahasiswa sesuai dengan tugas pokoknya.
Selama satu semester HIMA diwajibkan membuat suatu kegiatan, namun berapa
banyaknya kegiatan yang harus dibuat tidak ditetapkan. Sebelum melakukan
kegiatan, HIMA berkoordinasi dengan kemahasiswaan dan wajib membuat
proposal kegiatan. Di bawah ini merupakan alur penyerahan proposal dari
organisasi HIMA:

Hak dan kewajiban mahasiswa sebagai berikut:

HAK-HAK MAHASISWA
Selama menjadi mahasiswa Universitas Batam secara sah, mendapatkan hak-hak sebagai
berikut:
a) Mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik
b) Berbuat sesuatu yang berguna untuk memajukan diri sendiri, dosen maupun HIMA
c) Mengikuti kegiatan ekstra kulikuler untuk mengembangkan bakat yang di milikinya
sesuai dengan kegiatan ekstra kulikuler yang ada diUniversitas Batam.
d) Mahsiswa berhak mendapat informasi, bimbingan, kasih sayang, perhatian, dan
perlindungan dari kampus secara adil.
e) Memberikan saran dan kritik yang membangun terhadap kebijakan kampu melalui
jalur HIMA yang benar.
f) Melakukan pembelaan teradap dirinya Memberikan saran dan kritik yang membangun
terhadap kebijakan kampus melalui jalur HIMA dengan benar.
g) Melakukan pembelaan terhadap dirinya atas tuntutan yang dikenakan tanpa ada intimidasi.

KEWAJIBAN MAHASISWA
Selama menjadi mahasiswa Universitas Batam secara sah, mahasiswa mempunyai
kewajiban sebagai berikut :
a) Mentaati tata tertib kampus
b) Mengikuti Program Kampus
c) Hadir di kampus paling lambat pukul 07.30 WIB dan meninggalkan kampus paling
lambat 30 menit setelah kegiatan kuliah selesai, kecuali ada kegiatan ekstra
129

kulikuler
d) Mahasiswa yang tidak mengikuti PBM :
Sakit atau ada keperluan lain selama satu sampai tiga hari, maka orang tua atau
wali wajib memberikan kepada wali tingkat.
Sakit selama lebih dari dua hari wajib melampirkan surat keterangan dokter.
Keperluan lain selama lebih dari 3 hari, orang tua wajib datang ke kampus
untuk mengurus perizinan kepada direktur.
e) Mahasiswa yang terpaksa meninggalkan PBM :
Sakit, harus mendapat izin dari dosen pengajar
Keperluan keluarga, harus mendapat izin dari wali tingkat dengan membawa
surat keterangan dari orang tua.
Keperluan yang berhubungan dengan kegiatan kampus harus mendapat izin
dari dosen pengajar.
f) Berperilaku baik, jujur, dan hormat kepada direktur, dosen, karyawan dan sesama
mahasiswi di lingkungan kampus Universitas Batam
g) Aktif menciptakan suasana belajar yang kondusif di lingkungan kampus dan
sekitarnya.
h) Menjaga nama baik kampus dan berupaya meningkatkan prestasi di bidang
intrakulikuler maupun ekstrakulikuler
i) Memakai seragam kampus dengan ketentuan :
Hari Senin & Selasa : Baju putih + Celana Biru benhur + Sepatu Hitam +
Kaus kaki Putih.
Hari Rabu & Kamis : Baju putih + Celana Biru benhur + Sepatu Hitam +
Kaus kaki Putih
Hari Jumat: Kurung Melayu + Sepatu Hitam + Kaus Kaki Putih.
Mahasiswa muslim memakai jilbab sesuai dengan ketentuan kampus
Mahasiswa non muslim memakai harnet / rambut pendek
j) Menjaga kenyamanan dan kebersihan kelas serta intervensi kampus dan milik
pribadi
131

BAB II
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Melaksanakan Praktik Macro yang dilaksanakan pada tanggal 6-31 Maret
2017 di Program Studi D-III Kebidanan Universitas Batam dengan melakukan
pembelajaran di dalam kelas maupun laboratorium. Sebelum melakukan
pembelajaran di dalam kelas, praktikan atau mahasiswa melakukan orientasi dan
kontrak dengan dosen pembimbing dan dosen pengampu mata kuliah. Kegiatan
selanjutnya adalah menyiapkan materi yang akan diajarkan pada saat melakukan
pembelajaran di dalam kelas maupun laboratorium. Setiap mahasiswa D-4 bidan
pendidik Universitas Batam melakukan praktik mengajar didampingi oleh dosen
pembimbing maupun dosen pengampu mata kuliah.
Sebelum dan sesudah melakukan praktik pengajaran mahasiswa D-IV
melakukan conference dengan dosen pembimbing maupun dosen pengampu
untuk melakukan diskusi yang berisi masukan, saran, dan evaluasi dalam teknik
mengajar. Dengan melaksanakan conference, mahasiswa D-IV dapat merasakan
peran sebagai pengajar tidaklah mudah karena harus dapat berinteraksi dengan
baik tidak hanya pada mahasiswa, tetapi juga dengan dosen atau staff di suatu
perguruan tinggi.
Dari hasil praktik kependidikan macro teaching yang kami laksanakan
mulai tanggal 06-31 Maret 2017 di Program Studi DIII Kebidanan Universitas
Batam dapat disimpulkan, bahwa :
1. Mahasiswa D-IV dapat melakukan perencanaan, penyusunan, pelaksanaan
dan evaluasi pembelajaran di dalam kelas maupun di laboratorium
2. Mahasiswa D-IV dapat melakukan bimbingan kepada mahasiswa D-III
kebidanan yang melaksanakan praktik di laboratorium.
3. Mahasiswa D-IV dapat memfasilitasi pengembangan keterampilan mahasiswa
D-III kebidanan yang melaksanakan praktik klinik melalui demonstrasi di
laboratorium.
131

3.2 Saran
3.2.1 Bagi Mahasiswa
Lebih kreatif dalam melaksanakan kegiatan praktik dengan ataupun tanpa
pembimbing, meningkatkan disiplin dalam melaksanakan tugas,
memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin untuk mencapai tujuan
yang diharapkan, serta meningkatkan keterampilan dengan belajar dan
praktik yang baik sesuai standar yang berlaku.

3.2.2 Bagi Pendidikan


Dapat memberikan bimbingan secara terus-menerus untuk meningkatkan
kemampuan mahasiswa dan mengevaluasi sejauh mana mahasiswa dapat
mencapai keterampilan yang diharapkan.

3.2.3 Bagi Tempat Praktek


- Memberikan kesempatan yang lebih luas kepada mahasiswa untuk
mengaplikasikan ilmu/teori yang dimiliki, guna meningkatkan
keterampilan yang mana nantinya dapat menjadi pengalaman yang
berharga bagi mahasiswa.
- Memberikan tanggung jawab mata kuliah sesuai dengan mata kuliah
kebidanan.
- Memberikan panduan pembelajaran atau praktik dengan jelas
sehingga antara mahasiswa D-IV bisa memiliki pemahaman yang
sama

Anda mungkin juga menyukai