Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

DI RSUD BANGIL

PERIODE 01 FEBRUARI – 28 FEBRUARI 2023

Disusun Oleh :

HERI IRAWAN
221335300058

PRODI D-IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
2023
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktek Kerja Lapangan di Rumah Sakit Umum Daerah Bangil


mahasiswa alih jenjang Program Studi D-IV Teknologi Laboratoroium Medis
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, telah
diseminarkan dan disahkan.

Sidoarjo, Maret 2023

Kepala Laboratorium Pembimbing Lahan


RSUD BANGIL

Daryatni, S.Tr. Kes Daryatni, S.Tr. Kes

Pembimbing Akademik Kaprodi

Andika Aliviameita, S.ST., M.Si Galuh Ratmana Hanum, S.Si., M.Si

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayahNYA kepada kita sekalian, sehingga laporan PKL di RSUD BANGIL
dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan serta turut membantu
kelancaran pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan, terutama kepada :
1. RSUD BANGIL sebagai Instansi yang telah bersediamenerima kami
2. Ibu Daryatni, S.Tr Kes sebagai kepala laboratorium dan sebagai pembimbing
lahan.
3. Ibu Sri Mukhodim Faridah Hanum, S.ST., M.M., M.Kes sebagai Dekan
Fikes.
4. Ibu Andika Aliviameita, S.ST., M.Si sebagai pembimbing akademik
5. Seluruh staff laboratorium RSUD BANGIL
6. Seluruh Dosen dan Staff Teknologi Laboratorium Medis FIKESUMSIDA
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kesalahan. Oleh
karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangatlah diharapkan.
Sehingga kesalahan dan kekurangan tersebut dapat diperbaiki pada penyusunan
berikutnya. Penulis berharap laporan PKL ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Sidoarjo, Maret 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. ii


KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Tujuan dan Manfaat PKL ...................................................... 2
BAB II PROFIL LEMBAGA ......................................................................... 5
A. Profil singkat RSUD BANGIL................................................ 5
B. Profil FIKES UMSIDA ........................................................... 6
BAB III PELAKSANAAN PKL .................................................................... 10
A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan PKL................................. 10
B. Uraian Kompetensi yang dicapai.......................................... 10
BAB IV STUDI KASUS ................................................................................. 35
A. Latar Belakang ...................................................................... 35
B. Tujuan ................................................................................... 37
C. Manfaat ................................................................................. 37
D. Prinsip Kerja ......................................................................... 37
E. Alat Dan Bahan ..................................................................... 38
F. Prosedur Pemeriksaan .......................................................... 39
G. Hasil Pemeriksaan................................................................. 39
H. Pembahasan .......................................................................... 41
I. Kesimpulan............................................................................ 43
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 44
A. Kesimpulan............................................................................ 44
B. Saran...................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 45
Lampiran ........................................................................................................ 47

iv
DAFTAR TABEL

3. 1 Nilai Rujukan Golongan Darah ...................................................................... 14

v
DAFTAR GAMBAR

2.1 Struktur Lab RSUD Bangil ................................................................................. 5

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan sebuah ajang bagi

mahasiswa/i sarana pelatihan mental, sikap, penerapan ilmu, dan

pembentukan awal lulusan yang kompeten pada bidangnya masing-masing.

PKL merupakan implementasi secara sistematis dan sinkron antara program

pendidikan dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui

kegiatan kerja secara langsung di dunia kerja untuk mencapai tingkat keahlian

tertentu. Dengan mengikuti praktik kerja lapangan diharapkan dapat

menambah pengetahuan, keterampilan dan pengalaman mahasiswa dalam

dunia kerja sebenarnya

Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu mata kuliah yang

harus di tempuh oleh mahasiswa Prodi D-IV Teknologi Laboratorium Medis

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhamadiyah Sidoarjo, yang akan

dilaksanakan dilahan praktek antara lain Rumah Sakit, Puskesmas dan

Laboratorium Kesehatan.

Diharapkan dari kegiatan ini mahasiswa/i mampu membuka dan

memperluas wawasan berfikir tentang dunia ilmu pengetahuan dan teknologi

khususnya pada bidang analis kesehatan serta sejauh mana peranan ilmu

analis kesehatan sebagai ilmu terapan yang banyak memberikan kontribusi

secara aktif dalam pemanfaatan dan pemberdayaan serta penggunaannya

1
2

dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga konsep kerangka berfikir

ilmiah pun terus dapat teraplikasi secara optimal dalam segala bidang

kehidupan yang penuh tantangan dan konseptibilitas.

B. Tujuan dan Manfaat PKL

1. Tujuan

Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan melakukan proses

pranalitik, analitik dan pasca analitik di laboratorium. Setelah mengikuti

praktik kerja lapangan ini mahasiswa diharapkan mampu :

a. Mengenal sistem administrasi pada laboratorium

b. Mengenal alur pelayanan pada laboratorium.

c. Melakukan identifikasi sampel yang digunakan pada tiap pemeriksaan

yang dilakukan pada laboratorium.

d. Melakukan persiapan alat dan bahan yang digunakan pada tiap

pemeriksaan pada laboratorium.

e. Melakukan persiapan dan penanganan sampel sesuai dengan prosedur

yang berlaku.

f. Melakukan pemeriksaan laboratorium sesuai dengan standar

operasional prosedur (SOP).

g. Melakukan komunikasi baik kepada pasien, personel laboratorium

maupun kepada dokter residen dan dokter yang bertugas.

h. Melakukan pelaporan hasil dan mendokumentasikan hasil

pemeriksaan laboratorium.
3

i. Mengetahui proses pemantapan mutu internal dan eksternal pada

laboratorium.

2. Manfaat PKL

a. Agar mahasiswa/i dapat mengetahui dan melakukan proses preanalitik

yang meliputi tahap persiapan sampel, pengambilan sampel dan

penanganan bahan pemeriksaan.

b. Agar mahasiswa/i mengetahui dan melakukan proses analitik yang

meliputi tahap analisis bahan pemeriksaan, pengoperasian dan

pemeliharaan alat, analisis permasalahan di laboratorium, pemecahan

masalah di laboratorium, melakukan evaluasi kegiatankegiatan di

laboratorium, menerapkan prinsip-prinsip Kesehatan dan Keselamatan

Kerja, serta jaminan mutu laboratorium.

c. Agar mahasiswa/i mengetahui dan melakukan proses pasca-analitik

yang meliputi tahap kegiatan administrasi dan pelaporan hasil

pemeriksaan laboratorium, serta verifikasi dan validasi hasil

pemeriksaan.

d. Agar mahasiswa/i mengembangkan ilmu pengetahuan mengenai etos

kerja serta perkembangan teknologi pemeriksaan maupun alat yang

dipergunakan dalam laboratorium untuk menunjang diagnosa penyakit

secara cepat dan tepat.

e. Agar mahasiswa/i melatih pengembangan kerja sama dengan tenaga

kesehatan lainnya.

f. Agar mahasiswa/i meningkatkan keterampilan mahasiswa baik dalam


4

pemeriksaan laboratorium maupun dalam pemberian pelayanan

kesehatan
BAB II

PROFIL LEMBAGA

A. Profil singkat RSUD BANGIL

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangil Kabupaten Pasuruan

merupakan rumah sakit yang berdiri dan diresmikan pada tahun 1981. Tahun

1985 RSUD Bangil menjadi tipe D dan di tahun 1993 berdasarkan SK

Menkes No. 20/Menkes/SK/II/1993 menjadi tipe C, hingga saat ini Rumah

Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangil berhasil meraih predikat Lulus

Akreditasi Paripurna. Keberadaan RSUD Bangil lebih bersifat sosial ekonomi

dan lebih menekankan pelayanan sosial kepada masyarakat tidak mampu dan

sekaligus sebagai pusat tujuan Puskesmas dan unit-unit kesehatan yaitu di

Wilayah Kabupaten Pasuruan. Tujuan RSUD Bangil adalah terwujudnya

layanan kesehatan yang prima, merata, terjangkau masyarakat yang didukung

dengan SDM yang professional dengan unit kerja yang mandiri.

1. VISI

“Rumah sakit yang professional dan berorientasi kepada pelanggan

dengan mengutamakan mutu dan keselamatan pasien”

2. MISI

a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara paripurna dengan

mengutamakan mutu dan keselamatan pasien

b. Mengembangkan pelayanan kesehatan, sarana prasarana serta tenaga

yang terintegrasi dengan pendidikan dan penelitian.

5
6

c. Mengelola sumbar daya dan keuangan secara efektif, efisien dan

akuntabel

3. Struktur Organisasi Lab RSUD BANGIL

Gambar 2.1 gambar struktur organisasi

B. Profil FIKES UMSIDA

1. Visi, Misi dan Tujuan FIKES MUSIDA

a. Visi

Menjadi Fakultas Ilmu Kesehatan unggul dan inovatif dalam

pengembangan IPTEKS berdasarkan nilai-nilai Islam untuk

kesejahteraan masyarakat
7

b. Misi

1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran bidang

kesehatan, kebidanan, teknologi laboratorium medis secara

profesional sesuai perkembangan IPTEKS berdasarkan nilai-

nilai Islam

2. Meningkatkan penelitian dalam bidangkesehatan, kebidanan,

teknologi laboratorium medis yang mendukung proses

pembelajaram dan pengembangan IPTEKS untuk kesejahteraan

masyarakat

3. Meningkatkan pengabdian kepada masyarakat dalam bidang

kesehatan kebidaan, teknologi laboratorium medis untuk

kesejahteraan masyarakat

4. Meningkatkan kerjasama dengan lembaga di dalam dan luar

negeri untuk penguatan Catur Dharma perguruan tinggi

Muhammadiyah

5. Menyelenggarakan tata kelola secara profesional berdasarkan

nilai-nilai Islam

6. Meningkatkan pembinaan dan pengembangan kemahasiswaan

dalam bidang kesehatan, kebidanan, teknologi laboratorium

medis berdasarkan nilai-nilai Islam


8

c. Tujuan

1. Menghasilkan lulusan yang profesional bidang kesehatan,

kebidanan, teknologi laboratorium medis dengan penguasaan

IPTEKS berdasarkan nilai-nilai Islam.

2. Menghasilkan penelitian bidang kesehatan, kebidanan, teknologi

laboratorium medis untuk kesejahteraan masyarakat

3. Meningkatkan pengabdian kepada masyarakat bidang kesehatan,

kebidananm teknologi laboratorium medis untuk kesejahteraan

masyarakat

4. Meningkatnya kerjasama dengan lembaga dalam dan luar negeri

yang saling menguntungkan

5. Terselenggaranya tata kelola secara profesional berdasarkan

nilai-nilai Islam

6. Meningkatnya prestasi akademik dan non akademik mahasiswa

2. Visi, Misi dan Tujuan Prodi D-IV Teknologi Laboatorium Medis

a. Visi
Menjadi Program Studi Teknologi Laboratorium Medis yang unggul
dan inovatif dalam pengembangan IPTEKS berdasarkan nilai-nilai
Islam untuk kesejahteraan

b. Misi

1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran bidang kesehatan,


9

teknologi laboratorium medis secara profesional sesuai


perkembangan IPTEKS berdasarkan nilai-nilai Islam.

2. Meningkatkan penelitian dalam bidang kesehatan, teknologi


laboratorium medis yang mendukung proses pembelajaran dan
pengembangan IPTEKS untuk kesejahteraan masyarakat

3. Meningkatkan pengabdian kepada masyarakat dalam bidang


kesehatan, teknologi laboratorium medis untuk kesejahteraan
masyarakat

4. Meningkatkan kerjasama dengan lembaga di dalam dan di luar


negeri untuk penguatan Catur Dharma perguruan tinggi
Muhammadiyah

c. Tujuan

1. Menghasilkan lulusan teknologi laboratorium medis yang


profesional dengan penguasaan IPTEKS berdasarkan nilai-nilai
Islam

2. Menghasilkan penelitian bidang teknologi laboratorium media


untuk kesejahreraan masyarakat

3. Meningkatkan pengabdian kepada masyarakat bidang teknologi


laboratorium medis untuk kesejahteraan masyarakat

4. Meningkatnya kerjasama dengan lembaga dalam dan luar negeri


yang saling menguntungkan

5. Terselenggaranya tata kelola secara profesional berdarakan nilai-


nilai Islam

6. Meningkatnya prestasi akademik dan non akademik mahasiswa


BAB III

PELAKSANAAN PKL

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan PKL

Tempat : RSUD BANGIL

Waktu : 01 Februari – 28 Februari 2023

B. Uraian Kompetensi yang dicapai

1. Pra analitik

d. Identitas Pasien Atau Registrasi Pasien

Tahap pra analitik yaitu pengisian blangko yang dilakukan oleh

dokter yang berisi permintaan pemeriksaan laboratorium yang

dilengkapi dengan identitas pasien antara lain nomer registrasi,

nama, usia, jenis kelamin, tanggal lahir, NIK, serta nama dokter

pengirim dan diagnosa

e. Persiapan Pasien

Meliputi kondisi pasien seperti obat yang dikonsumsi dan lama

puasa pasien untuk pemeriksaan yang membutuhkan puasa.

f. Pengambilan dan Penerimaan Spesimen

Meliputi peralatan, antikoagulan yang digunakan disesuaikan

dengan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan, tata cara

pengambilan spesimen, waktu pengambilan, dan pelabelan identitas

spesimen.

10
11

g. Penanganan Spesimen

Identitas dan registrasi spesimen, pemisahan komponen spesimen

seperti serum/plasma dan distribusi ke tempat proses pemeriksaan.

Tahapan pra analitik yang dilakukan di Laboratorium RSUD BANGIL,

yaitu :

 Menerima order pemeriksaan (FORM)

 Mengentry order pemeriksaan dan mencetak barcode

 Mencocokkan nama pasien, alamat pasien dan usia pasien

 Menanyakan kepada pasien jika pasien tersebut puasa

atau sedangmengkonsumsi obat

 Memberi label yang sudah dicetak sebelumnya (No RM,

nama, tanggal lahir, usia , no registrasi, NIK, Jenis

pemeriksaan)

 Melakukan pengambilan sampel

A. Persiapan Pasien

Berikut ini merupakan persiapan pasien yang harus

dilaksanakan oleh pasien sebelum diambil darahnya, antara

lain:

1) Pasien harus puasa minimal selama 8-12 jam sebelum

pengambilandarah

2) Selama puasa, pasien tidak diperbolehkan makan dan

minum, kecuali air putih


12

3) Hindari merokok, alkohol, makan permen, minum kopi dan

teh

4) Tidak dianjurkan berpuasa lebih dari 14 jam

5) Tidak dianjurkan melakukan aktivitas berat seperti

berolahragasebelum pengambilan darah

B. Identifikasi Pasien

Identifikasi pasien yang dapat dilakukan menghindari hal-hal

yangdapat membuat kesalahan:

1) Memberikan ucapan salam kepada pasien terlebih dahulu

2) Petugas laborat memperkenalkan diri

3) Sebelum melakukan pengambilan spesimen petugas

identifikasi identitas pasien berupa nama lengkap dan

tanggal lahir. Pada pasien rawat inap dapat melihat

identitas pasien pada gelang pasien. Data harus di

konfirmasi dengan yang tercantum pada rekam medis.

4) Mencocokkan nama lengkap pasien dan tanggal

lahir/nomor rekam medis pada gelang pasien dengan data

di formulir terkait

5) Petugas laborat memberi penjelasan jenis pemeriksaan

serta tindakan yang akan dilakukan

6) Pasien menandatangani inform concent sebagai lembar

persetujuan dilakukan pemeriksaan laboratorium


13

C. Sampling atau Persiapan Spesimen Pemeriksaan

1. Pengambilan Darah Vena

Tujuan : Untuk mengetahui cara dan teknik pengambilan

darah dalam skala besar (>1 ml) melalui pembuluh darah

vena dengan baik dan benar.

Prinsip : Dilakukan pembendungan pada pembuluh darah

vena dan diambil dengan cara menusuk pembuluh darah

vena dengan disposable syringe (spuit), sehingga akan

didapatkan sampel darah.

Alat: : Disposble syringe (spuit), tabung vakum, alkohol

swab, tourniquet, dan plester.

Bahan : Darah vena

Prosedur kerja :

1) Menyiapkan alat dan bahan

2) Menyapa pasien, mempersilakan pasien untuk duduk

senyaman mungkin dan memberi kesempatan pada

pasien untuk beristirahat sejenak.

3) Menanyakan identitas pasien (nama, alamat, usia)

dengan mencocokkan data sesuai dengan lembar

permintaan(blanko)

4) Memverifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau

konsumsi obat, mencatat bila pasien meminum obat

tertentu, tidak biasa, dan lain-lain.


14

5) Meminta pasien untuk meluruskan lengan tangan dan

mengepal.

6) Memasang tourniqut ±3 jari di atas vena pasien.

7) Memilih daerah yang akan ditusuk dengan meraba

(palpasi) tangan pasien untuk memastikan letak vena.

8) Mengusap daerah tusukan dengan kapas alkohol yang

sudah dilakukan palpasi, mengusapnya dengan cara

melingkar dari dalam keluar.

9) Menusuk daerah tusukan dengan hati-hati

10) Jika darah sudah terlihat di pangkal jarum, maka tarik

pada penarik disposable syringe (spuit) secara

perlahan hingga didapat volume darah yang sesuai

kebutuhan pemeriksaan.

11) Melepaskan tourniqquet dan genggaman tangan

kemudian letakkan kapas alkohol diatas daerah

tusukan, lalu tarik disposable syringe (spuit) seacara

perlahan dan menekan pada daerah tusukan.

Kemudian menutup daerah tusukan dengan plester.

12) Meletakkan darah pada tabung vakum yang sudah di

tentukan untuk pemeriksaan dan membuang spuit

yang telah digunakan ke dalam sampah medis.


15

2. Pengambilan Darah kapiler

Tujuan : Untuk mengetahui cara dan teknik

pengambilan darah dalam skala besar (>1 ml) melalui

pembuluh darah kapiler dengan baik dan benar.

Prinsip : Pengambilan darah kapiler dilakukan

penusukan pada ujung-ujung jari

Alat : Autoclick, lancet,Alkohol swab, kapas

kering Bahan : Darah Kapiler

Prosedur kerja :

1) Menyiapkan alat dan bahan

2) Mengusahakan agar pasien dalam posisi nyaman

3) Memfiksasi jari pasien dengan alkohol swab, sekali

usap dari dalam keluar. Lalu menunggu fiksasi hingga

kering

4) Memegang bagian tersebut supaya tidak bergerak dn

menekan sedikit supaya rasa nyeri berkurang.

5) Menempelkan autoclick dan mengusap darah yang

pertama keluar dengan kapas kering. Untuk tetesan

kedua boleh dilakukan pemeriksaan

6) Menutup daerah bekas tusyukan dengan alkohol swab,

dimana pasien disuruh untuk menekan dengan ibu jai

daerah luka tersebut


16

3. Pengambilan Sampel Urine

Tujuan : Untuk mengetahui unsur-unsur yang ada

didalam urine secara lengkap sehingga dapat membantu

menegaskan diagnosis dokter.

Alat : Pot Urine

Bahan : Urine Prosedur kerja :

1) Wadah yang akan digunakan untuk menampung

dipersiapkan dengan persyaratan wadah harus bersih,

kering, tidak terkontaminasi oleh bahan apapun,

mudah dibuka tutup dan bermulut lebar.

2) Memberikan label pada wadah penampung nama

pasien, tanggal lahir, rekam medik. Obat 3-5 hari

terakhir yang di konsumsi untuk pemeriksaan narkoba

tanyakan kepada pasien.

3) Pengambilan urin dijelaskan kepada pasien (urine

pancaran tengah), yaitu dengan cara:

 Aliran 1/3 pertama urine dibuang dan aliran urine

selanjutnya 1/3 kedua ditampung dalam wadah

yang telah disediakan. Dan 1/3 terakhir urine

dibuang

 Diusahakan agar urine tidak membasahi bagian

luar wadah dan urine yang di tampung tidak boleh

bercampur dengan air maupun lainnya.


17

 Volume urin minimal yang ditampung untuk

pemeriksaan adalah ±50 ml. Urin ditutup rapat dan

sampel urin siap untuk dilakukan pemeriksaan.

4) Pengambilan Sputum

Tujuan : Untuk pemeriksaan Basil Tahan Asam

(BTA)Alat : Pot sputum

Bahan : DahakProsedur kerja :

5) Penjelasan kepada pasien/ keluarga pasien sebelum

mengeluarkan dahak

 Kumur dengan air minum (jangan air keran) untuk

menghindari adanya sisa makanan, karena sisa

makanan dapat membuat hasil eror

 Agar dahak keluar maksimal, pasien diminta untuk

tarik nafas dan buang nafas sebanyak 3kali,

kemudian waktu tarik nafas ketiga langsung

dibatukkan kedalam pot penampung dahak.

 Jika pasien kesulitan mengeluarkan dahak,

disarankan minum air hangat terlebih dahulu

danjika diperlukan minum AMBROXOL dll

(pengencer dahak).

6) Sampel harus dahak tidak boleh air liur (karena hasil

kurang maksimal dan petugas laborat berhak menolak

sampel jika air liur)


18

7) Permintaan pot sputum harus pesan sehari sebelum ke

laborat

8) Disetorkan ke laborat pada pagi hari

2. Analitik

A. Pemeriksaan Hematologi

 Darah Lengkap

Tujuan : Untuk mengetahui hasil perhitungan komponen dan sel

darah.

Prinsip : Prinsip kerja Hematology Analyzer yaitu menggunakan

teknologi MAPSS (Multi-Angle Polarized Scatter separation).

Penganalisis hematologic otomatis multi-parameter yang dirancang

untuk penggunaan diagnostic in vitro di laboratorium klinis

Alat : Cell Dyn Ruby

Bahan : Darah EDTAProsedur Kerja :

1. Scan barcode sampel dengan scanner alat

2. Lalu klik “host query” hingga berubah “matched”

3. Letakan sampel pada jarum isap sampel

4. Tekan tombol isap pada alat, hingga menutup secara otomatis

5. Hasil akan muncul dalam waktu kurang dari 1 menit

Nilai Rujukan :

 WBC

Neonatus : 5 – 21 x 103/μL
19

Bayi/anak : 4.5 – 13.5 x 103/μL

Dewasa : 4.5 – 11 x 103/Μl

 RBC
Bayi : 3.90 – 6.30 x106 / μL

Anak : 4,00 – 5,20 x106 / μL

Laki-Laki : 4,50 – 5,90 x106 / μL

Perempuan : 4,00 – 5,20 x106 / μL

 HGB
Bayi :13,5 – 19,5 g/dl

Anak :11,5 – 15,5 g/dl

Laki-Laki :13,5 – 17,5 g/dl

Perempuan :12 – 16 g/dl

 HCT
Bayi : 42 – 66 %

Anak : 35 – 45 %

Laki-Laki : 37 - 53 %

Perempuan : 33 – 51 %

PLT : 150.000 – 450.000 /μL


MCV : 77 – 95 Fl
MCH : 25 – 33 pg
MCHC : 32 – 36 %

Hasil Pemeriksaan :

Nama Pasien : Tn. T


20

Umur : 66 tahun

Jenis Kelamin : Laki – laki

Alamat : Tambak

Hasil :

WBC : 14,190 /μL

RBC : 3,638,000 /μL

HGB : 10,21 g/dl

HCT : 31,0 %

PLT : 115,000 /μL

MCV : 85,21 fL

MCH : 28,07 pg

MCHC : 32,95 %

Eosinofil : 0,1 %

Monosit : 5,15 %

Basofil : 0,4 %

Neutrofil : 80,5 %

Limfosit : 13,9 %

 Golongan Darah

Tujuan : Untuk mengetahui golongan darah dari tiap pasien

Prinsip : Reaksi aglutinasi antara antigen yang terdapat pada

permukaan eritrosit dengan reagen anti A, anti B, anti AB dan

Rhesus

Alat : Mikropipet
21

Bahan : Darah EDTA, anti A, anti B, anti AB, anti D, objek glass,

yellow tip, tissue

Prosedur Kerja :

1) Menyiapkan alat dan bahan

2) Memberi nama pasien pada kertas golda

3) Meneteskan reagen anti A, anti B, anti AB, dan anti D pada kertas

golda

4) Memipet datah EDTA sebanyak 20 µl dan meletakkan didekat

masing-masing reagent

5) Menghomogenkan dengan cara mengaduk menggunakan yellow

tip pada setiap reagen

6) Menghomogenkan kembali dengan menggoyangkan kertas golda

selama beberapa detik

7) Membaca atau mengiterprestasikan hasil golongan darah pada

aglutinasi yang terjadi

Tabel 3. 1 Nilai Rujukan Golongan Darah

Golongan darah Anti A Anti B Anti AB Anti D

A √ - √ √/ -

B - √ √ √/ -

AB √ √ √ √/ -

O - - - √/ -
22

Keterangan:

√ : terjadi aglutinasi

- : tidak terjadi aglutinasi

Hasil pemeriksaan :

Nama pasien : Tn. R

Umur : 33 Tahun

Jenis kelamin : Laki – laki

Alamat : Bangil

Hasil : A (Rhesus +)

B. Pemeriksaan Kimia Klinik

Tujuan : Untuk mengetahui nilai LFT,RFT,LIPID,Glukosa

Prinsip : alat ini menggunakan prinsip kerja flow Cytometri. Dimana

teknik yang digunakan untuk mendeteksi dan mengukur secara kimia dan

fisik pada suatu sel atau partikel.

Alat : MindRay 380

Bahan : Serum, Reagen bilirubin total bilirubin direct, SGOT, SGPT,

albumin, total protein, globulin, BUN/Urea, kreatinin, asam urat,

kolesterol, trigliserida, LDL, HDL.

Prosedur Kerja :

1) Menyiapkan alat dan bahan.

2) Nyalakan alat

3) Tekan tombol On/Off dibagian belakang alat


23

4) Bila alat sudah “idle” menandakan alat sudah siap

5) Pada LIS centang proses pada alat pada setiap pemeriksaan

6) Scan barcode sampel pada kolom ID lalu klik pemeriksaan, lalu tekan

OK

7) Alat akan menunjukan nomer tempat sampel harus diletakan

8) Tekan tombol play, alat akan otomatis running pemeriksaan

9) Hasil akan muncul dalam 15 menit

10) Hasil akan otomatis terkirim pada lembar pemeriksaan pasien dalam

LIS

Nilai Rujukan :

 Glukosa Darah

 2 jam PP (Post Prandial) :

Dewasa <140 mg/dL

Lansia <160 mg/dL

Anak <120 mg/dL

 GDA (Gula Darah Acak) : 80 -140 mg/dL

 Kolesterol total : < 200 mg/dL

 Trigliserida : < 150 mg/dL

 LDL (Low Density Lipoprotein) : < 130 mg/dL

 HDL (High Density Lipoprotein) : ≥ 60 mg/dL

 SGOT/AST: < 28 IU/L

 SGPT/ALT : < 26 IU/L

 BUN (Blood Urea Nitrogen) : 13 – 43 mg/dL


24

 Kreatinin :

Laki-laki : 0,6 – 1,4 mg/dL

Perempuan : 0,5 – 1,2 mg/dL

 Asam Urat :

Laki-laki : 3,5 – 7,2 mg/dL

Perempuan : 2,6 – 6,0 mg/dL

C. Pemeriksaan Serum Elektrolit

Tujuan : Untuk membantu menegakkan diagnosis penyakit dan

memantau adanya ketidakseimbangan asam basa, dan kadar

elektrolit darah

Prinsip : Sampel darah vena disentrifuge dengan kecepatan 4500

rpm selama 25 menit. Serum yang telah terpisah akan diukur

dengan menggunakan alat Caretium Na, K, Cl,

Alat : Caretium

Bahan : Serum

Prosedur Kerja :

1) Masukan nama / no. registrasi sampel

2) Angkat jarum penghisap sampel dan letakan sampel pada

tempatnya

3) Tekan logo jarum untuk memulai pemeriksaan, alat akan

menghisap serum yang dibutuhkan hingga bunyi “beep” lalu

pindah kan tempat sampel

4) Jarum akan otomatis turun kembali


25

5) Hasil akan keluar dalam 2 menit, lalu input manual pada LIS

6) Pemeriksaan elektrolit (Na, K, dan Cl)

D. Pemeriksaan Imunoserologi

 Widal slide

Tujuan : Untuk mengetahui antibody spesifik terhadap bakteri

Salmonella

Prinsip : Terdapat reaksi antara antibody aglutin dalam serum

penderita yang telah mengalami pengenceran berbeda – beda

terhadap antigen somati (O) dan flagel (H) yang ditambahkan

dalam jumlah yang sama sehingga terjadi aglutinasi.

Alat : Mikroskop, Objek glass, Yellow tip, Mikropipet Bahan

: Serum darah, Reagen anti Salmonella

Prosedur Kerja:

1) Menyiapkan alat dan bahan

2) Tambahkan antigen dan meletakkan pada slide sebanyaksatu

tetes reagen

3) Tambahkan 5 µl serum dan meletakkan pada sampingreagen

antigen

4) Menghomogenkan serum yang sudah dicampur denganantigen

salmonella

5) Menggoyangkan slide 1 menit

6) Melihat adanya aglutinasi dengan mikroskop perbesaran10x


26

Nilai rujukan :

O : Negatif H : Negatif OA : NegatifOB : Negatif

Hasil pemeriksaan :

Nama pasien : An. R Umur : 3 Tahun Jenis kelamin: Laki - laki

Alamat : Pasuruan

Hasil : O : 1/320 H : 1/80

OA : 1/320 OB : 1/320

 HbsAg

Tujuan : Untuk mengetahui adanya antigen hepatitis B

didalamserum pasien

Prinsip : Pemeriksaan imun secara aliran kromatografi

yang berdasarkan pada teknik sandwhich antibody ganda.

Membrane yang melapisi antibody anti HBsAg pada garis tes.

Selama pemeriksaan permukaan antigen hepatitis B pada sampel

serum atau plasma akan bereaksi dengan partikel yang melapisi

antibody anti HBsAg. Campuran tersebut akan merambat keatas

pada membrane kromatografi dengan daya kapilaritas untuk

bereaksi dengan antibody anti HBsAg pada membrane yang

menghasilkan garis warna. Adanya garis warna pada area tes

menandakan hasil positif, jika tidak ada menandakan hasil

negative. Untuk kontrol garis warna selalu terlihat pada area

kontrol yang menandakan bahwa volume sampel yang

ditambahkan sudah tepat.


27

Alat : HBsAg Rapid test, Mikropipet, Timer, Cup sampel, Yellow

tip

Bahan : Serum Prosedur Kerja:

1) Menyiapkan alat dan bahan

2) Pipet 100 μl serum dan masukkan kedalam lubang specimen

kaset

3) Tunggu selama 20 menit, kemudian baca hasil

Nilai rujukan :

Reaktif(+) : Muncul 2 garis warna merah pada daerah

control (C) dan Test (T)

Non Reaktif (-) : Muncul 1 garis warna merah pada daerah control

(C)

Invalid : Tidak muncul garis pada daerah control (C)

maupun Test (T) atau terdapat garis merah pada daerah Test (T)

Hasil Pemeriksaan : Nama Pasien : Ny H

Umur : 30 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Keduwung

Hasil : Non Reaktif, Terdapat 1 garis warna merahpada

control

 HIV

Tujuan : Untuk mendeteksi adanya antibodi HIV pada serum darah

pasien

Prinsip : Prinsip pemeriksaan HIV ini yaitu menggunakan metode


28

imunokromatografi (apabila terdapat ikatan antigen dan antibodi

HIV ditandai dengan timbulnya dua garis warna).

Alat : KIT rapid Test HIV

Bahan : Serum, Buffer

Prosedur Kerja:

1) Mensentrifuge sampel darah untuk mendapatkan serumdarah

pasien

2) Menyiapkan kit rapid test untuk HIV

3) Memberi kode/nama pasien pada kit

4) Menambahkan serum darah pada sumuran sampel

sebanyak 10 μl

5) Menambahkan buffer sebanyak 3 tetes

6) Menginkubasi selama 15 – 30 menit

7) Membaca hasil tes pada kit

Nilai Rujukan:

Non Reaktif : Muncul 1 garis warna merah pada daerah Control

(C).

Reaktif : Muncul 2 garis warna merah pada daerahControl (C) dan

Test (T).

Invalid : Tidak muncul garis merah pada daerah Control (C)

maupun Test (T) atau hanya terdapat garus merah pada daerah

Test (T).

Hasil Pemeriksaan: Nama : Ny. D


29

Umur : 32 tahun Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Surodinawan

Hasil : Non Reaktif, terdapat garis merah pada Control (C)

E. Pemeriksaan Urine

 Pemeriksaan Urine

Tujuan : Untuk membantu menegakkan diagnosis efektifitas

pengobatan, untuk membantu dokter, untuk memantau

perkembangaan penyakit.

Prinsip : Celupkan-ke dalam urine selama 1 detik. Strip dikeluarkan

dari urin. Membaca hasilnya dengan membandingkan sampel

terhadap standar yang ada di tabung strip test dalam waktu < 60

detik. Pembacaan hasil positif bila terjadi perubahan wama dari

warna dasar.

Alat : Aution 11 dan Sysmex UF4000

Bahan : Urine

Prosedur Kerja :

Aution 11

1) Masukan no. registrasi sampel

2) Celupkan stik pada sampel urine, titiskan pada tisue

3) Kemudian letakan stik pada tempat stik di alat

4) Alat akan otomatis membaca adanya derajat perubahan warna,

dan mengirimkan hasil pada LIS secara otomatis


30

Sysmex UF4000

1. Masukan no. registrasi pada kolom ID pada alat

2. Letakan sampel urine pada kuvet “HITACHI CUP”

3. Dorong sampel hingga bunyi “klik”

4. Klik “START” alat akan otomatis membaca sedimen urine dan

mengirimkan hasil otomatis pada LIS

Nilai Normal :

Berat Jenis : 1,005-1,025 pH : 5-9

Keton : Negatif

Protein : Negatif

Glukosa : Negatif

Nitrit : Negatif

Urobilinogen : Negatif

Bilirubin : Negatif

Leukosit : Negatif

Eritrosit : Negatif

Sedimen

Eritrosit : 0-2 /LP

Leukosit : 0-2 /LP

Epitel : 0-2 /LP

Bakteri : Negatif
31

Hasil Pemeriksaan :

Nama Pasien : Tn. H

Umur : 33 Tahun

Jenis Kelamin : Laki – Laki

Hasil :

Berat jenis : 1.025

Ph 5

Keton : Negatif

Protein : Positif

Glukosa : Positif

Nitrit : Negatif

Urobilinogen : Negatif

Bilirubin : Negatif

Leukosit 500

Eritrosit : Negatif

Sedimen :

Eritrosit : 1-2 /LP

Leukosit : 5-10 /LP

Epitel : 5-10 /LP

Bakteri : Positif
32

3. Post analitik

Merupakan tahap akhir pemeriksaan yang dikeluarkan untuk

meyakinkan bahwa hasil pemeriksaan yang dikeluarkan benar – benar

valid atau benar :

1. Hasil Keluar, analis penanggung jawab memverifikasi hasil

2. Mencocokkan Dengan Riwayat Pasien Atau Klinis Pasien, bila ada

hasil kritis segera dikonsulkan kepada dokter patologi klinik

3. Dokter penanggung jawab akan mengauthorization hasil

4. Hasil dicetak/print dan segera diberikan pada pasien/ ranap

5. Untuk pemeriksaan tertentu dapat dikirimkan melalui media social

pribadi “Whatsapp” dalam bentuk PDF bila pasien memerlukan


33

b. Hasil Pemeriksaan
34
BAB IV
STUDI KASUS

A. Latar Belakang

Penyakit ginjal kronis merupakan penyakit ginjal yang terjadi penurunan

fungsi ginjal yang selama bulanan hingga tahunan dengan penurunan

glomerulus filtration rate (GFR) secara perlahan dalam periode yang lama

(Johns Hopkins Medicine,2017). Glomerular Filtration Rate (GFR) adalah

jumlah cairan yang di filtrasi oleh ginjal. Creatinine Cleareance Rate (CrCl)

adalah jumlah kreatinin darah yang disaring oleh ginjal. CrCl adalah

parameter yang berguna untuk mengetahui GFR dari ginjal. Penyebab dari

penyakit ginjal kronis dapat berupa diabetes melitus, tekanan darah tinggi

(Hipertensi), glomerulonephritis (Ganong, 2016).

Penderita gagal ginjal pada stadium akhir (ESDR) memerlukan terapi

ginjal yaitu hemodialisis. Hemodialisa sangat dibutuhkan pada pasien gagal

ginjal kronik untuk dapat bertahan hidup serta menjaga kualitas hidup hingga

beberapa tahun. Terapi berupa tindakan konservatif seperti pengaturan diet

maupun terapi penggantian ginjal. Hemodialisa adalah dialysis yang banyak

dilakukan oleh pasien yang mempunyai gagal ginjal kronik (National Kidney,

2010)

Hemodialisa prinsipnya adalah pergerakan larutan dan air dalam darah

untuk melewati membran semi permeabel di dalam dialisat. Sebagian besar

pasien membutuhkan 12 – 15 jam hemodialisa setiap minggu selama satu

hingga tiga sesi dimana setiap sesi berlangsung antara 3 – 6 jam

35
36

(Silviani,2010). Proses ini akan berlangsung secara terus menerus selama

hidupnya. Jumlah pasien hemodialisis tahun ke tahun semakin meningkat dan

pada tahun 2016 terdapat 25.446 pasien baru dan 52.835 pasien aktif

menjalani hemodialisis. Pasien ginjal kronis ditandai dengan satu atau lebih

kerusakan ginjal yaitu albuminuria, abnormalitas sedimen urin dan elektrolit

(Prasad,2015).

Ginjal berperan penting dalam ekskresi produk racun dan limbah seperti

kreatinin, pengaturan cairan ekstraseluler, volume osmolalitas serum dan

konsentrasi elektrolit (Na, K, Cl). Uji kadar kreatinin dan elektrolit darah

bertujuan untuk mengidentifikasi adanya penyakit ginjal, mengetahui respon

pengobatan dan melihat perkembangan penyakit ginjal (Freethi,2016)

Peran elektrolit pada manusia sangat penting, sebab smua proses

metabolisme bergantung atau dipengaruhi oleh elektrolit. Fungsi elektrolit

adalah untuk mempertahankan tekanan osmotik dan distribusi air dalam

berbagai ruang (kompartemen) pada cairan tubuh, mempertahankan pH tetap

optimal,berperan dalam reaksi transfer ion, dan sebagai kofaktor enzim saat

proses katalisis. Organ tubuh utama yang mengatur keseimbangan cairan

tubuh adalah ginjal. Keadaan hipernatremia akan menyebab takikardia,

kegelisahan (Waterhouse, 2012).

Hiponatremia akan menyebabkan gejala seperti hipotensi, kelemahan

otot. Pada hipokalemi akan menyebabkan vertigo, hipotensi. Pada

hiperkalemia akan menyebabkan keadaan bradikardia, oliguria atau anuria.

Klorida adalah elektrolit berfungsi menjaga keseimbanagan ph dalam darah


37

dan menyebarkan impuls saraf hiperkloremia dapat disebabkan oleh gagal

ginjal kronis atau akut (Ortega,2012).

B. Tujuan
Untuk mengetahui nilai elektrolit darah (Natrium, Kalium, Chlorida)

pada pasien Chronic Kidney Disease di RSUD BANGIL PASURUAN

C. Manfaat

i. Bagi Peneliti

Memperluas wawasan dan pengetahuan peneliti dala melakukanpemeriksaan

elektrolit darah.

ii. Bagi Instansi

Studi kasus ini dapat diharapkan bisa memberikan

tambahan informasi mengenai pemeriksaan elektrolit darah pada

pasien Chronic Kidney Disease (CKD)

iii. Bagi Masyarakat

Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai penyakit

Chronic Kidney Disease (CKD) atau Gagal Ginjal Kronis

sebagai upaya mengurangi jumlah angka penderita CKD dan

taraf hidup yang lebih baik

D. Prinsip Kerja

Prinsip metode ISE adalah membandingkan kadar ion sampel dengan

kadar ion yang belum diketahui nilainya dengan kadar ion yang telah

diketahui nilainya dalam membran merupakan tempat penukaran ion,

bereaksi pada perubahan ion listrik sehingga menyebabkan adanya perubahan


38

potensial membran. Perubahan potensial membran tersebut lalu dihitung oleh

alat (Feriwati,2012).

Pertama menghitung larutan standard dimana nilai konsentrasi 110

mmol/L dan 140 mmol/L. Hasil yang didapat nilai tegangan pada larutan

standard 110 mmol/L adalah 72,6 mV, dan untuk 140 mmol/L adalah 82,11

mV. Setelah nilai konsentrasi standard diketahui, dilanjutkan pengukuran

pada tegangan sampel. Tegangan sampel adalah 74, 02 mV. Karena nilai

tegangan sampel lebih kecil dari tegangan standard 140mmol/L, maka yang

dijadikan sebagai acuan adalah cairan standard 110 mmol/L. Selanjutnya

dihitungdenganPersamaan(Feriwati,2012).

ΔΕ adalah perbedaan potensial sampel dan standar

S adalah perbedaan potensial elektroda dan

potensial dua larutan standar

Ci sampel adalah konsentrasi ion sampel

Ci Standart adalah konsentrasi ion larutan standar

E. Alat Dan Bahan

Alat :

Elektrolit Analyzer
39

CARETIUM XI-931 FT

Bahan :

Sampel darah Pasien (darah SERUM)

F. Prosedur Pemeriksaan

i. Sentuh tab “WAKE UP” untuk mengaktifkan layar

ii. Lalu masukan nama pasien / rekam medis pada tab “ID”

iii. Sentuh tab ► dan letakan sampel / serum pada jarum sampel di alat

iv. Kemudian tab ► lagi dan tahan sampel hingga bunyi “BEEP” dua kali

v. Pindahkan sampel dari jarum sampel di alat, jarum akan otomatis


menutup

vi. Kurang lebih 1 menit hasil akan muncul pada layar dan print otomatis

G. Hasil Pemeriksaan

NAMA UMUR
HASIL KALIUM HASIL NATRIUM HASIL CHLORIDA
NO
SAMPEL (tahun)

1 HD1 40 3.84 142.40 109.30

2 HD2 38 8.76 143.20 120.80

3 HD3 40 3.76 140.30 105.70

4 HD4 39 3.29 144.20 111.00

5 HD5 35 3.77 137.40 106.40

6 HD6 43 5.08 149.20 107.40

7 HD7 30 5.40 120.00 95.70


40

8 HD8 50 4.69 140.60 101.90

9 HD9 31 5.30 145.00 103.00

10 HD10 38 4.10 142.00 85.00

11 HD11 37 3.68 136.90 103.00

12 HD12 40 6.20 133.00 112.40

13 HD13 43 3.15 139.60 109.20

14 HD14 51 5.40 137.50 104.30

15 HD15 42 5.50 146.00 114.00

16 HD16 40 4.10 134.00 92.00

17 HD17 40 4.03 141.30 106.70

18 HD18 39 5.41 135.50 102.20

19 HD19 51 4.51 124.00 95.90


41

NAMA UMUR
NO HASIL KALIUM HASIL NATRIUM HASIL CHLORIDA
SAMPEL (tahun)

20 HD20 49 3.86 148.00 111.70

21 HD21 48 4.28 139.40 117.00

22 HD22 38 4.12 133.20 110.40

23 HD23 43 5.00 134.00 102.00

24 HD24 51 3.24 142.30 107.04

25 HD25 34 5.07 141.20 107.60

26 HD26 44 3.75 141.10 106.20

27 HD27 58 3.20 138.50 103.10

28 HD28 39 3.84 160.70 105.10

29 HD29 41 3.59 127.00 100.00

30 HD30 50 2.68 146.80 113.00

H. Pembahasan

Ginjal merupakan organ yang sangat vital dimana untuk mengatur

keseimbangan air pada tubuh, konsentrasi elektrolit dan keseimbangan asam

basa serta sekresi tubuh. Apabila ginjal tidak bisa berfungsi maka penderita

akan memerlukan perawatan. Ginjal memiliki peranan penting untuk

mengeluarkan zat toksik, mempertahankan keseimbangan cairan,

keseimbangan asam dan basa cairan dalam tubuh, keseimbangan garam dan

zat lain dalam tubuh dan mengeluarkan sisa-sisa metabolisme

(Supriyono,2012).
42

Keseimbangan elektrolit yaitu komposisi dan perpindahan cairan

tubuh. Cairan tubuh yang terdiri dari air dan zat terlarut. Elektrolit adalah zat

kimia yang menghasilkan partikel bermuatan listrik disebut ion jika berada

didalam larutan, elektrolit masuk kedalam tubuh dan cairan intra vena dan

didistribusi keseluruh tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit

menandakan elektrollit tubuh total yang normal, dan juga dengan

distribusinya di seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit

saling bergantung, apabila salah satu terganggu maka berakibat pada yang

lain (Susalit,2009)

Pada pemeriksaan elektrolit mengalami penurunan natrium darah dan

peningkatan kalium darah. Dikarenakan keadaan hiponetremia terjadi pada

pasien CKD yang mengalami dehidrasi (kekurangan air), pada hiperkalemia

adalah komplikasi CKD umunya terjadi pada pasien ESRD (end stage renal

disease). Kekurangan natrium terjadi karena beberapa abnormalitas terdapat

penyakit ginjal yang disertai pengeluaran garam (salt-losing renal disorder)

atau disebabkan oleh penyakit ginjal lain yang menggangu fungsi ginjal

untuk mengatur elektrolit dalam tubuh. Gangguan yang sering terjadi yaitu

kelainan diuretik, pada endokrin kegagalan hipofosis mengeluarkan ACTH,

korteks adrenal, mengeluarkan aldosteron menyebabkan pengeluaran garam.

Sekresi hormon antidiuretik tidak sesuai dengan hipofisis

(Supriyono,2012).

posterior menyebabkan retensi air dan mengakibatkan pengenceran natrium

dalam tubuh, gangguan keseimbangan klorida darah menyebabkan

hipoklorinemia terjadi jika pengeluaran klorida lebih besar dari jumlah


43

klorida yang masuk. Penyebab hipoklorinemia sama dengan hiponatremia,

defisit klorida tidak disertai defisit natrium. Hiperklorinemia terjadi saat

pemasukan melebihi pengeluaran klorida. Penyebab hiperklorenemia sama

dengan hipernatremia. Hiperklorenemia dapat dijumpai pada kasus

dehidrasi, asidosis tubular ginjal, gagal ginjal akut, asidosis metabolik yang

dikarenakan diare lama dan kehilangan natrium bikarbonat

(Erwinsyah,2009).

I. Kesimpulan

Nilai normal elektrolit adalah sebagai berikut :

Kalium : 3.5 – 5.1 (mmol/L)

Natrium : 135 – 147 (mmol/L)

Chlorida : 95 – 103 (mmol/L)

Berdasarkan data tabel diatas didapatkan kenaikan nilai Kalium sebanyak 23

% ( 7 pasien), Natrium 3 % ( 1 pasien), Chlorida 53 % (16 pasien) dan

penurunan nilai Kalium 10 % ( 3 pasien), Natrium 23 % ( 7 pasien), Chlorida

6 % ( 2 pasien), hasil pemeriksaan elektrolit bervariatif gambaran umum nilai

pemeriksaan elektrolit pada pasien CKD di RSUD BANGIL normal hanya

pada nilai pemeriksaan elektrolit Chlorida didapatkan kenaikan yang cukup

signifikan
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktek kerja lapangan (PKL) di Rumah Sakit Umum

Daerah Bangil kami dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Struktur organisasi laboratorium RSUD Bangil tersusun dengan

baik sehingga dapat memberikan pelayanan optimal

2. Mengutamakan dan menerapkan etika profesi dalam kegiatan di

laboratorium

3. Memiliki manajemenlaboratorium yang baik, berkualitas dan terus

berusaha, membenahi untuk menjaga mutu laboratorium

B. Saran

Berdasarkan kondisi yang ada pada lokasi Praktek Kerja Lapangan

(PKL) di laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Bangil, terdapat beberapa

saran sebagai berikut :

1. Lebih memerhatikan kebersihan permukaan alat dari kotoran debu,

dll

2. Hasil cetak barcode pada sampel yang lebih jelas untuk menhindari

adanya kesalahan baca

44
DAFTAR PUSTAKA

Johns Hopkins Medicine. Retrieved 18 December 2017. "What is renal failure?".

National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. June 2017.

Retrieved 19 December 2017. "What Is Chronic Kidney Disease?".

Ganong (2016). "Renal Function & Micturition". Review of Medical Physiology,

25th ed. McGraw-Hill Education. p. 677. ISBN 978-0-07-184897-8.

Silviani, D., Adityawarman, dan Lieza, D., 2011. Hubungan Lama Periode

Hemodialisis dengan Status Albumin Penderita Gagal Ginjal Kronik di

Unit Hemodialisis RSUD. Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Tahun

2010, Mandala of Health, Vol. 5, No. 2

Prasad, N., & Jha, V. (2015). Hemodialysis in Asia. Kidney Diseases, 1(3), 165–

177.

Freethi R, Raj VA , Ponniraivan K, Khan MR, Sundhararajan A, and Venkatesan.

Study of serum levels of calcium, phosphorus and alkaline phosphatase in

chronic kidney disease. Int J Med Res Health Sci 2016;5(3) :49-56.

Ortega LM, Arora S. Metabolic acidosis and progression of chronic kidney

disease: incidence, pathogenesis, and therapeutic options. Nefrologia

2012;32(6):724-30.

Waterhouse BR, Famery AD. The Organization and Composition of Body Fluids.

Anaesthesia & Intensive Care Medicine. 2012

Supriyono. 2012. Mempersiapkan Makanan Bagi Atlet Sepak Bola. Jakarta:

Depkes

Susalit E. Diagnosis dini penyakit ginjal kronik. Jakarta: RSUPN. Dr Cipto

45
46

Mangunkusumo. 2009.

Erwinsyah. Hubungan antara Quick of Blood (Qb) dengan Penurunan Kadar

Ureum dan Kreatinin Plasma pada Pasien CKD Yang Menjalani

Hemodialisis Di RSUD Raden Mattaher Jambi. Universitas Indonesia.

2009. Available as in PDF file.


47

Lampiran
48

Anda mungkin juga menyukai