X PRAKTIK
MANDIRI BIDAN / PUSKESMAS……..KOTA PONTIANAK /
KABUPATEN
HALAMAN JUDUL
Oleh:
MAY LINDA
NIM. 191081024
Diusulkan Oleh:
MAY LINDA
NIM. 191081024
ii
HALAMAN PENGESAHAN
MAY LINDA
NIM. 191081024
1. Ketua : ......................
2. Anggota : ......................
3. Anggota : ......................
Mengetahui, Pontianak,
Ketua Jurusan Kebidanan Ketua Program Diploma Tiga
iii
BIODATA PENULIS
Nama Saudara
1. Maria
2. Cukfa
3. Suliana Ria
4. Ita Destia
5. Yosep
6. Yohanes Guntur
Jenjang Pendidikan
1. TK : TK Amkur Bengkayang (2006-2007)
2. SD : SD Amkur Bengkayang (2007-2013)
iv
3. SMP : SMP Santa Tarsisia Bengkayang (2013-2016)
4. SMA : SMA Negri 01 Bengkayang (2016-2019)
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan karunia yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal laporan kasus yang berjudul “Asuhan Kebidanan
Komprehensif Pada Ny. X di Praktek Mandiri Bidan / Puskesmas….Kota
Pontianak / Kabupaten…..”. Proposal laporan kasus disusun sebagai salah satu
syarat menyelesaikan pendidikan Program Studi Kebidanan Program Diploma III
di Jurusan Kebidanan Poltekkes Pontianak.
Dalam penyusunan proposal laporan kasus ini, penulis menemukan
berbagai hambatan dan kesulitan. Bersamaan ini penulis menyampaikan terima
kasih kepada ibu selaku pembimbing utama dan ibu selaku pembimbing
pendamping yang telah memberikan motivasi, arahan, perhatian, serta masukan
kepada penulis. Namun penulis banyak mendapatkan bimbingan dan motivasi dari
berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Didik Hariyadi, S.Gz, M.Si selaku Direktur Poltekkes Pontianak.
2. Dini Fitri Damayanti, S.SiT., M.Kes. selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Pontianak.
3. selaku Ketua Prodi Kebidanan Program Diploma Tiga Poltekkes Pontianak.
4. Bapak dan ibu dosen beserta staf kependidikan Jurusan Kebidanan Poltekkes
Pontianak.
5. selaku Bidan Pembimbing dalam melakukan Praktik Klinik.
6. Ny. X beserta keluarga yang telah memberikan kepercayaan kepada penulis
dan bersedia menjadi pasien studi kasus.
7. Ayahanda Aloysius Ali Sugianto, Ibunda Paula dan para saudara penulis yang
telah banyak memberi dukungan materi, semangat dan doa yang tiada
hentinya.
8. Semua sahabat seperjuangan angkatan XXIII Program Studi Kebidanan
Program Diploma Tiga Jurusan Kebidanan Poltekkes Pontianak yang banyak
memberi masukan, saran, dan dorongan.
9. Semua pihak yang telah ikut membantu dalam penyelesaian laporan tugas
akhir ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
vi
Dengan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman dalam menyelesaikan
proposal laporan kasus ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam
penyusuna proposal laporan kasus. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun guna perbaikan proposal laporan kasus ini.
Akhir kata penulis berharap semoga proposal laporan kasus ini berguna
bagi pembaca dan tenaga kesehatan umumnya serta penulis dan tenaga bidan
khususnya.
Pontianak,
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
BIODATA PENULIS.............................................................................................iv
KATA PENGANTAR.............................................................................................v
DAFTAR ISI..........................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................viii
DAFTAR TABEL...................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................10
A. Latar Belakang...........................................................................................10
B. Tujuan Penulisan........................................................................................12
C. Manfaat Penulisan......................................................................................12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................14
A. Kehamilan..................................................................................................14
1. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Normal........................................14
2. Tujuan Antenatal Care (ANC)...............................................................14
3. Standar Pelayanan ANC.............................................................................15
4. Ketidaknyamanan dalam Kehamilan TM III dan Cara Mengatasinya..21
B. Persalinan...................................................................................................24
1. Pengertian Persalinan............................................................................24
2. Tujuan Asuhan Persalinan.....................................................................25
3. Mekanisme Persalinan Normal..............................................................25
4. Tahapan Persalinan................................................................................28
C. Nifas...........................................................................................................30
1. Pengertian Asuhan Kebidanan Masa Nifas...........................................30
2. Tujuan Asuhan Kebidanan Masa Nifas.................................................30
3. Kunjungan Masa Nifas..........................................................................30
5. Fase Adaptasi Peran dalam Masa Nifas................................................33
C. Bayi Baru Lahir..........................................................................................35
1. Pengertian Bayi Baru Lahir...................................................................35
1. Asuhan Bayi Baru Lahir........................................................................35
D. Asuhan Kebidanan SOAP.....................................................................39
viii
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................41
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pemeriksaan Leopold .........................................................17
Gambar 2.2 Posisi Jongkok atau Berdiri.................................................28
Gambar 2.3 Posisi Duduk atau Setengah Duduk....................................28
Gambar 2.4 Posisi Merangkak atau Berbaring Miring Kiri ...................29
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jadwal Pemberian Imunisasi TT.............................................19
Tabel 2.2 Anamnesis Pada Ibu Nifas......................................................32
Tabel 2.3 TFU dan Berat Uterus Berdasarkan Masa involusi.................33
Tabel 2.4 Lochea Masa Nifas..................................................................33
Tabel 2.5 Penilaian Bayi Dengan Metode APGAR................................37
Tabel 2.6 Pemeriksaan Fisik pada Bayi Baru Lahir................................37
x
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan bukti peningkatan kualitas hidup. Di
Indonesia masalah kesehatan masih menjadi masalah yang serius dan
menjadi perhatian utama bagi pemerintah. Bidan sebagai salah satu kader
kesehatan mempunyai tugas mendampingi seorang wanita mulai dari
hamil, bersalin, dan masa nifas, bersamaan dengan tugas ini bidan
memberikan pelayanan berkelanjutan atau yang disebut continuity of care.
Contuinity of care dalam kebidanan adalah serangkaian kegiatan
pelayanan yang berkelanjutan dan menyeluruh mulai dari kehamilan,
persalinan, nifas, pelayanan bayi baru lahir serta pelayanan keluarga
berencana yang menghubungkan kebutuhan kesehatan perempuan
khususnya dan keadaan pribadi setiap individu (Ningsih, 2017).
Salah satu indikator yang menggambarkan kesejahteraan
masyarakat di suatu negara adalah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi dan Balita (AKB dan AKABA). Kematian ibu menurut
definisi WHO adalah kematian selama kehamilan atau dalam periode 42
hari setelah berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait
dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan
disebabkan oleh kecelakaan. Kematian ibu dan kematian bayi erat
kaitannya dengan kualitas pelayanan kebidanan, sekitar 75% kematian ibu
disebabkan oleh perdarahan parah (sebagian besar perdarahan pasca salin),
infeksi (biasanya pasca salin), tekanan darah tinggi saat kehamilan
(preeklampsia/eklampsia), partus lama/macet, dan aborsi yang tidak aman
(WHO, 2019).
Bidan sebagai pemberi asuhan komprehensif memiliki posisi yang
strategis untuk berperan dan berpartisipasi dalam pendekatan continuity of
care dalam upaya penurunan AKI dan AKB. Asuhan kebidanan yang
diberikan yaitu secara efektif, aman dan holistik terhadap ibu hamil,
bersalin, nifas dan menyusui, bayi baru lahir dan kesehatan reproduksi
12
pada kondisi normal. Pelayanan ini tentunya dilaksanakan berdasarkan
standar
13
14
Jika dilihat dari target MDGs pada tahun 2015 yang menargetkan AKI
sebanyak 102 per 100.000 kelahiran hidup tidak tercapai. Masa Millenium
Development Goals atau MDGs ini berakhir pada tahun 2015 dan
Sustainable Development Goals (SDGs) yang menjadi kelanjutan yang
diberlakukan dari tahun 2015-2030, berisikan 17 goals dan 269
pembangunan (infid, 2016). SDG’s menargetkan AKI pada tahun 2030
sebanyak 70 per 100.000 kelahiran hidup sementara AKB sebanyak 25 per
1.000 kelahiran hidup, menurunkan angka kematian neonatal (AKN)
setidaknya sebesar 12 per 1.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2015).
Angka kematian Ibu maternal terbesar ada di kabupaten Kubu Raya, yaitu
sebesar 158 per 100.000 Kelahiran Hidup dan terkecil ada di Kabupaten
Mempawah, yaitu sebesar 44 Per 100.000 kelahiran hidup (Dinas
Kesehatan Kalimantan Barat 2018). AKI dan AKB yang terjadi masih jauh
dari capaian target yang seharusnya, maka dari itu upaya pemerintah dan
15
tenaga kesehatan dalam menurunkan AKI dan AKB ini sangat penting
untuk mensejahterakan kesehatan keluarga, terutama ibu dan anak
17
18
dimana LiLA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK akan dapat
melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).
d. Ukur tinggi puncak Rahim (fundus uteri)
Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak
dengan umur kehamilan. Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan umur
kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin. Standar
pengukuran menggunakan pita pengukur setelah kehamilan 24
minggu. Taksiran berat badan janin dapat diketahui melalui
pengukuran tinggi fundus uteri yaitu dengan menggunakan cara
Jhonson’s yaitu:
TBBJ (gram) jika kepala sudah masuk PAP = 155 x (TFU(cm)-11)
TBBJ (gram) jika kepala belum masuk PAP = 155 x (TFU(cm)-12).
Palpasi abdomen menggunakan maneuver Leopold I-IV yaitu:
1) Leopold I: Normal tinggi fundus uteri sesuai dengan usia kehamilan.
Pada fundus teraba bagian lunak dan tidak melenting (bokong).
Tujuannya untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan bagian yang
berada di fundus.
2) Leopold II: Normal teraba bagian panjang, keras seperti papan
(punggung) pada satu sisi uterus dan pada sisi lain teraba bagian kecil.
Tujuannya untuk mengetahui batas kiri/kanan pada uterus ibu, yaitu:
punggung atau bagian ekstremitas janin pada letak bujur dan apakah
kepala atau bokong pada letak lintang.
3) Leopold III: Normal pada bagian bawah janin teraba bagian yang
bulat, keras, dan melenting (kepala janin). Tujuannya untuk
mengetahui presentasi/ bagian terbawah janin yang ada di symfisis ibu
dan apakah bagian tersebut sudah masuk ke rongga panggul atau
belum.
4) Leopold IV: Posisi tangan masih bisa bertemu, dan belum masuk PAP
(konvergen), posisi tangan tidak bertemu dan sudah masuk PAP
(divergen). Tujuannya untuk mengetahui seberapa jauh masuknya
bagian terendah janin ke dalam PAP.
20
hamil, disesuaikan dengan status imunisasi TT ibu saat ini. Ibu hamil
minimal memiliki status imunisasi T2 agar mendapatkan perlindungan
terhadap infeksi tetanus. Ibu hamil dengan status imunisasi T5
(TTLong Life) tidak perlu diberikan imunisasi TT lagi.
Pemberian imunisasi TT tidak mempunyai interval maksimal
hanya terhadap interval minimal. Dosis yang diberikan pada imunisasi
TT adalah 0,5 cc secara intramuscular (IM) pada tangan kiri.
Dikatakan ANC berkualitas apabila pada saat kunjungan pertama (K1)
minimal sudah mempunyai status T1 atau mendapatkan imunisasi TT1
pada saat K1 tersebut. Interval minimal pemberian imunisasi TT dan
lama perlindungannya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.1 Jadwal Pemberian Imunisasi TT
Imunisasi Interval Lama Perlidungan
TT 1 Kunjungan ANC Pertama Langkah awal
pembentukan
kekebalan tubuh
terhdap penyakit
Tetanus
TT 2 1 bulan setelah TT 1 3 Tahun
TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 Tahun
TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 Tahun
TT 5 1 tahun setelah TT 4 25 Tahun
Sumber: Buku KIA,2017
gangguan sirkulasi. Hal ini terjadi terutama pada waktu ibu hamil
duduk atau berdiri dalam waktu yang lama. Untuk meringankan atau
mencegah edema, sebaiknya ibu hamil menghindari menggunakan
pakaian ketat, mengkonsumsi makanan yang berkadar garam tinggi
sangat tidak dianjurkan. Saat bekerja atau istirahat hindari duduk atau
berdiri dalam jangka waktu lama. Saat istirahat, naikkan tungkai
selama 20 menit berulang –ulang (Tyastuti, 2016).
c. Haemorroid
Haemorroid disebut juga wasir biasa terjadi pada ibu hamil
trimester III, semakin bertambah parah dengan bertambahnya umur
kehamilan karena pembesaran uterus semakin meningkat.
Haemorroid dapat terjadi oleh karena adanya konstipasi. Hal ini
berhubungan dengan meningkatnya progesteron yang menyebabkan
peristaltik usus lambat dan juga oleh vena haemorroid tertekan karena
pembesaran uterus. Haemorroid dapat dicegah atau meringankan
efeknya dengan menghindari hal yang menyebabkan konstipasi, atau
menghindari mengejan pada saat defekasi. Ibu hamil harus
membiasakan defikasi yang baik, jangan duduk terlalu lama di toilet
dan membiasakan senam kegel secara teratur (Tyastuti, 2016).
d. Sembelit/ konstipasi
Konstipasi adalah BAB keras atau susah BAB biasa terjadi
pada ibu hamil trimester III. Penyebabnya adalah gerakan peristaltik
usus lambat oleh karena meningkatnya hormone progesterone.
Konstipasi dapat juga disebabkan oleh karena motilitas usus besar
lambat sehingga menyebabkan penyerapan air pada usus meningkat.
Di samping itu konstipasi dapat terjadi bila ibu hamil banyak
mengkonsumsi suplemen zat besi, atau tekanan uterus yang
membesar pada usus. Cara meringankan atau mencegah, dapat
dilakukan dengan senam hamil, konstipasi dapat dicegah dengan
membiasakan BAB secara teratur, jangan menahan BAB, segera
BAB ketika ada dorongan, makan sayur segar, serta pemenuhan
kebutuhan cairan (Tyastuti, 2016).
26
B. Persalinan
1. Pengertian Persalinan
Persalinan merupakan proses membuka dan menipisnya serviks dan
janin turun ke jalan lahir kemudian berakhir dengan pengeluaran bayi yang
cukup bulan atau hampir cukup bulan atau dapat hidup dari luar
kandungan disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari
tubuh ibu melalui jalan lahir atau bukan jalan lahir dengan bantuan atau
28
4. Tahapan Persalinan
a. Kala I Persalinan
Kala I disebut juga dengan kala pembukaan yang berlangsung
antara pembukaan 0 sampai dengan pembukaan lengkap (10 cm).
Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi
dianggap adekuat atau memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam
waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih). Kala I
persalinan terdiri atas dua fase (Annisa,2017), yaitu:
1) Fase laten
(a) Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan
dan pembukaan serviks secara bertahap.
(b) Berlangsung hingga serviks membuka sampai 3 cm.
(c) Pada umumnya fase ini berlangsung lebih kurang 8 jam.
2) Fase aktif
Fase aktif dimulai dari pembukaan 4 cm sampai 10 cm, dalam fase
aktif terbagi menjadi 3 fase lagi, yaitu:
(a) Fase akselerasi
Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.
32
Lihat punggung dan raba tulang Kulit terlihat utuh, tidak terdapat lubang
belakang dan benjolan pada tulang belakang
Lihat ekstremitas Hitung jumlah jari tangan dan kaki, lihat
apakah kaki posisinya baik atau bengkok
kedalam atau keluar
41
Lihat lubang anus, hindari Terlihat lubang anus dan periksa apakah
memasukkan alat atau jari dalam mekonium sudah keluar
memeriksa anus Biasanya mekoniumkeluar dalam 24 jam
setelah lahir
Lihat dan raba alat kelamin luar Bayi perempuan kadang terlihat cairan
vagina berwarna putih atau kemerahan
Bayi laki -laki terdapat lubang uretra pada
ujung penis
Pastikan bayi sudah buang air kecil dalam
24 jam setelah lahir
Timbang bayi Berat lahir normal pada kisaran 2,5 – 4 kg
Timbang bayi menggunakan Dalam minggu pertama, berat bayi
selimut, hasil dikurangi selimut mungkin turun dahulu baru kemudian naik
kembali Penurunan berat badan maksimal
10%
Mengukur panjang dan lingkar Panjang lahir normal 48 -52 cm
kepala bayi Lingkar kepala bayi 33 – 37 cm
Memulai cara menyusu, minta ibu Kepala dan badan dalam garis lurus ,
untuk menyusui bayinya wajah bayi menghadap payudara ibu ,
mendekatkan bayi ke tubuhnya, bibir
bawah melengkung keluar, sebagian besar
aeoral berada di dalam mulut bayi ,
menghisap dalam dan pelan kadang di
sertai berhenti sesaat
(Sumber : Kemenkes RI, 2018)
2. Kunjungan Neonatus
1) KN I: 6-48 jam setelah bayi lahir
Asuhan yang diberikan adalah melakukan
pengamatan sepintas pada pernafasan, warna kulit, dan
aktifitas gerak bayi, mempertahankan suhu tubuh bayi agar
tetap hangat, melakukan pemeriksaan fisik pada bayi,
berikan vitamin K atau Neo K untuk mencegah terjadinya
perdarahan pada otak bayi, identifikasi bayi / memberikan
gelang pengenal bayi, dan melakukan perawatan bayi baru
lahir (Sutanto, 2018).
2) KN II: 3-7 hari setelah bayi lahir
Asuhan yang diberikan adalah menjaga tali pusat
dalam keadaan bersih dan kering serta tidak ada
menunjukkan tanda-tanda infeksi, menjaga kebersihan bayi,
pemeriksaan tanda bahaya pada bayi, anjurkan ibu untuk
memberikan ASI sesering mungkin, menjaga kehangatan
serta suhu pada bayi. Konseling terhadap ibu dan keluarga
untuk memberikan ASI secara ekslusif untuk mencegah
hipotermi pada bayi dan melaksanakan perawatan bayi baru
lahir dirumah menggunakan buku Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA) (Sutanto, 2018).
3) KN III: 8-28 hari setelah bayi lahir
Asuhan yang diberikan adalah melakukan
pemeriksaan fisik serta melihat keadaan pusat bayi apabila
sudah lepas, menjaga kebersihan bayi, menganjurkan ibu
untuk tetap memberikan ASI ekslusif sesering mungkin,
memberitahu ibu tentang mengenai imunisasi dan
menganjurkan ibu untuk membawa bayi ke klinik atau
puskesmas untuk mendapatkan imunisasi BCG dan POLIO
pada saat bayi berumur 1 bulan (Sutanto, 2018).
44
Prawirohardjo.
45
46
Saifuddin, A.B. 2014. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Subiyatin, A. 2017. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta : Fakultas Kedokteran dan
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta
Sutanto, V. A. 2018. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta :
Pustaka Baru Press.
Sulistyawati, Ari. 2013. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta:
Salemba Medika
Wahyuningsih, H.P. 2018. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Jakarta :
Kemenkes RI
Yulizawati, 2019. Asuhan Kebidanan pada Persalinan. Padang: Indomedika
Pustaka