Anda di halaman 1dari 27

STASE

REMAJA DAN PRANIKAH FISIOLOGIS HOLISTIK

NAMA MAHASISWA : Safitri


NIM : 202143028
TEMPAT PRAKTIK : Puskesmas Rawat Jalan Sungai
Kunyit
TANGGAL PRAKTIK : 26 April 2021 – 8 Mei 2021
PEMBIMBING : Dianna, S. Si. T, M.Keb

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK JURUSAN KEBIDANAN
PRODI KEBIDANAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
TAHUN 2021

i
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA DENGAN DISMENOREA PRIMER
TAHUN 2021

Diusulkan Oleh :
SAFITRI
NIM 202143028

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing


Di Pontianak pada tanggal, Mei 2021

Pembimbing Intitusi Pembimbing Lapangan

Dianna, S. Si. T, M. Keb Sri Adayani, S.Tr. Keb


NIDN. 4004127701 NIP.
197711252007012014

Ketua Prodi Profesi Bidan

Riska Regia Catur Putri, S.ST., MKM


NIDN. 4022088501

ii
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA DENGAN DISMENOREA PRIMER


DI PUSKESMAS RAWAT JALAN SUNGAI KUNYIT
TAHUN 2021

Telah dipersiapkan dan disusun oleh

SAFITRI
NIM. 202143028

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji


pada tanggal 03 Juni 2021

Tim Penguji

Tanda Tangan

1. Ketua : Asmaurika Pramuwidya, M.Kes …………..

2. Anggota : Dianna, S.Si.T., M.Keb …………..

3. Anggota : Sri Andayani, S.Tr.Keb …………..

Mengetahui Pontianak, 03 Juni 2021


Ketua Jurusan Kebidanan Ketua Program Profesi

Dini Fitri Damayanti, S.SiT., M.Kes Riska Regia Catur Putri, S.ST., M.K.M
NIP. 19800813 200112 2 002 NIDN. 4022088501

iii
BIODATA PENULIS

Nama : Safitri
TTL : Wajok Huilu, 18 Juli 1979
Agama : Islam
ALAMAT : Jl. Raden Kusno BTN Kurnia Mitra Kelurahan Terusan
Kec. Mempawah Hilir Kab. Mempawah
NO HP : 081254771320
Alamat email : safitri.123fitri@gmail.com
Jenjang Pendidikan : 1. Tahun 1984-1990 : SDN 31 Wajok-Hulu
2. Tahun 1990-1993 : MTS Al-Hidayah Jungkat
3. Tahun 1993-1996 : PPB C SPK Depkes Pontianak
4. Tahun 2013-2015 : AKBID Depkes Pontianak
5. Tahun 2016-2017 : DIV Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Pontianak

Riwayat Pekerjaan
1. Bidan PTT di Puskesmas Meranti Kec. Menyuke Tahun 1996 – 1997
2. Bidan PTT di Puskesmas Sungai Pinyuh Tahun 1997 – 2000
3. Bidan di RSUD dr Rubini Mempawah Tahun 2000- sekarang

iv
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT atas
rahmat dan karunia yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Kasus ini sebagai salah satu syarat menyelesaikan stase
Remaja dan Pranikah dalam kegiatan praktik klinik Program Profesi Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Pontianak.
Dalam penyusunan Laporan Kasus ini, penulis ingin mengucapakan terima
kasih kepada :
1. Bapak Didik Hariyadi, S.Gz, M.Si selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Pontianak
2. Ibu Jurairiah, S. Tr. Keb selaku Kepala Puskesmas Rawat jalan Sui. Kunyit
3. Sri Andayani, S. Tr. Keb selaku Clinical Instructure lapangan yang telah
memberikan masukan dan bimbingan kepada penulis.
4. Ibu Dini Fitri Damayanti, S.Si.T, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Pontianak.
5. Ibu Riska Regia Catur Putri, S.ST, MKM selaku Ketua Program Profesi
Bidan Poltekkes Kemenkes Pontianak.
6. Ibu Dianna S.Si. T, M. Keb selaku Pembimbing yang telah memberikan
arahan, perhatian serta masukan kepada penulis.

Dengan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman dalam menyelesaikan


laporan ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan
laporan kasus ini. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna perbaikan Laporan kasus ini.
Akhir kata penulis berharap semoga Laporan kasus ini berguna bagi
pembaca dan tenaga kesehatan umumnya serta penulis dan tenaga bidan
khususnya.

Pontianak, Mei 2021

v
Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .i
LEMBAR PERSETUJUAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
LEMBAR PENGESAHAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii
BIODATA PENULIS. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iv
KATA PENGANTAR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . v
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
B. Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .2
C. Tujuan Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .3
D. Manfaat Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Reproduksi Remaja . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
B. Menstruasi. . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . 5
C. Disminorhea. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . 6
D. Penanganan. . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
E. Asuhan Remaja Dengan Dismenorhea berdasarkan Tinjauan EBM...8

BAB III TINJAUAN KASUS. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .10

BAB IV PEMBAHASAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17
B. Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .17
DAFTAR PUSTAKA

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan
manusia. Masa remaja (adolescence) merupakan masa transisi atau peralihan
dari masa anak-anak menuju dewasa, tahap dimana individu mengalami fase
perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seorang manusia (Febriana
dkk, 2015). Pada masa remaja, mereka tidak hanya tumbuh menjadi lebih
tinggi dan lebih besar, tetapi juga terjadi perubahan-perubahan di dalam tubuh
yang memungkinkan untuk bereproduksi. Masa inilah yang disebut dengan
masa pubertas, pubertas ditandai dengan permulaan menstruasi (menarche)
(Hutagaol dkk, 2015).
Menstruasi sebagai suatu hal yang melekat pada seorang wanita
merupakan suatu hal sangat wajar, dan ini merupakan salah satu tanda bagi
seorang wanita telah memasuki masa pubertas. Menstruasi atau yang kita
kenal dengan istilah haid adalah kejadian alamiah yang terjadi pada wanita
normal (Yani, 2016). Menstruasi merupakan proses fisiologis yang terjadi
pada wanita secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi yaitu
estrogen dan progesteron (Fasha, 2017). Gambaran menstruasi seseorang
dapat memperlihatkan keadaan fungsi reproduksi seseorang dan risiko
mengalami berbagai penyakit. Gangguan menstruasi dapat menimbulkan
stress dan menurunkan kualitas hidup wanita (Anindita & Darwin, 2013).
Kesehatan reproduksi seorang wanita merupakan komponen yang amat
penting. Wanita memiliki sistem reproduksi yang sangat rentan terhadap
gangguan yang dapat menimbulkan masalah pada kesehatan reproduksinya.
Masalah yang terjadi pada kesehatan reproduksi remaja saat menstruasi salah
satunya adalah dismenore atau nyeri saat menstruasi (Utari, 2016).
Dismenorhea yang sering terjadi pada remaja adalah Dismenorhea
Primer. Dismenorhea Primer adalah nyeri saat menstruasi tanpa adanya
kelainan pada alat-alat genital. Nyeri akan dirasakan sebelum atau bersamaan

1
dengan permulaan menstruasi dan berlangsung untuk beberapa jam (Ismalia,
2017). Nyeri haid memang umum terjadi dan kebanyan penyebabnya belum
diketahui. Namun, apabila setiap kali menstruasi selalu merasa nyeri yang
menyiksa sehingga tidak dapat beraktivitas sama sekali, disertai rasa pusing,
mual, muntah, demam, bahkan sampai pingsan, maka harus diwaspadai
karena bisa saja merupakan tanda adanya suatu gangguan pada sistem
reproduksi dan yang paling banyak ditemukan setelah pemeriksaan adalah
gangguan endometriosis atau terdapat fibroid (myoma) pada rahim (NS
Sallika, 2010).Angka kejadian dismenore di dunia cukup tinggi, yaitu 43-93%
wanita mengalami dismenore, rata-rata lebih dari 50% perempuan di setiap
negara mengalaminya dan 5-10% dari mereka mengalami dismenore yang
sangat berat sehingga meninggalkan kegiatan mereka 1-3 hari dalam sebulan.
(Novia & Puspitasari, 2008 ; Sukini et al, 2017).
Di Indonesia angka perempuan usia produktif yang menderita
dismenore selama menstruasi diperkirakan 55%. Namun yang berobat ke
pelayanan kesehatan sangatlah sedikit yaitu hanya 1 – 2% (Nurrianingsih dan
Nurhidayati, 2015). Data di Indonesia menunjukkan dismenore yang banyak
terjadi adalah dismenore primer. Prevalensi dismenore di Indonesia sebesar
64,25% yang terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36% dismenore
sekunder (Trisnawati, 2012).
Menurut data yang diperoleh di Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit,
jumlah kasus gangguan reproduksi tahun 2020 sekitar 648 orang, yang
berobat mengenai keputihan sebanyak (53%), menoraghea/metroraghea (3%),
amenore (3%), dismenorea sebanyak (2%). Melihat frekuensi kejadian
dismenorea tersebut, maka penulis tertarik untuk membuat Karya Tulis
Ilmiah dengan judul “Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi pada Nn. R
dengan dismenorea primer di Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah maka penulis membuat
rumusan masalah sebagai berikut “Bagaimana Memberikan Asuhan
Kebidanan Gangguan Reproduksi Pada Nn. R dengan Dismenorhea Primer di
Puskesmas Rawat Jalan Sui. Kunyit ?”.

2
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mampu memberikan Asuhan Kebidanan pada remaja dan pranikah di
Puskesmas Rawat Jalan Sui. Kunyit

2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data dasar secara subjektif pada Remaja
Nn. R dengan Dismenorhea di Puskesmas Rawat Jalan Sui. Kunyit.
b. Mampu melakukan pengkajian data secara objektif pada Remaja Nn. R
dengan Dismenorhea di Puskesmas Rawat Jalan Sui. Kunyit.
c. Mampu menginterprestasi data serta menemukan diagnosis kebidanan,
masalah dan kebutuhan pada remaja Nn. R dengan Dismenorhea di
Puskesmas Rawat Jalan Sui. Kunyit
d. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada remaja Nn.R dengan
Puskesmas Rawat Jalan Sui. Kunyit.

D. Manfaat

1. Bagi Penulis
Guna menambah pengalaman dan mengasah kemampuan penulis dalam
menerapkan secara nyata ilmu yang sudah didapat mengenai asuhan
Kebidanan Remaja dan Pranikah.
2. Bagi Puskesmas Rawat Jalan Sui. Kunyit.
Dapat menjadi bahan masukan bagi Puskesmas dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan dan pelaksanan Asuhan kebidanan pada
Remaja dan Pranikah sesuai standar pelayanan.
3. Bagi jurusan Kebidanan Poltekkes kemenkes Pontianak Sebagai sumber
referensi, sumber bacaan dan bahan pengajaran terutama yang berkaitan
dengan asuhan Remaja dan Pranikah
4. Bagi Nn. R
Diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan pada Remaja dan
Pranikah sehingga dapat terhindar dari berbagai masalah

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Reproduksi Remaja
1. Pengertian
Remaja menurut bahasa adalah “mulai dewasa”. Menurut Undang-
undang No. 4 tahun 1979 mengenai Kesejahteraan Anak, remaja adalah
suatu tahapan antara masa anak-anak dengan masa dewasa yang belum
mencapai usia 21 tahun dan belum menikah. Di mana anak-anak
mengalami masa perubahan yang cepat di segala bidang, meliputi semua
perkembangan, dan perubahan baik fisik, emosional, dan intelektual
(Atikah dan Siti, 2010).
Kesehatan Reproduksi Remaja adalah keadaan sejahtera, fisik, mental
dan sosial, tidak hanya bebas penyakit atau kecacatan, dalam sistem,
fungsi dan proses reproduksi. Gangguan reproduksi adalah istilah generik
yang mengacu pada semua penyakit yang mempengaruhi sistem
reproduksi pada manusia dan mencegah terjadinya reproduksi. Hal
tersebut dapat berupa kelainan bawaan, genetik, atau penyakit menular
seksual (Manuba, 2010).
2. Tumbuh kembang remaja
Tumbuh adalah perubahan pertama kali yang jelas terlihat, tinggi badan
yang mendadak yang disebut pacu tumbuh (Height Spurt) (Atikah dan Siti,
2010) Menurut Atikah dan Siti (2010), perkembangan seksualitas pada
remaja ditandai dengan beberapa ciri atau tanda, antara lain :
a) Tanda kelamin primer adalah mulai berfungsinya organ-organ genital
yang ada, baik di dalam maupun di luar badan. Pada anak wanita yang
mulai menginjak remaja ditandai dengan terjadinya menarche atau
permulaan haid yang selanjutnya diikuti pula dengan kesiapan organ-
organ reproduksi untuk terjadinya kehamilan.
b) Tanda kelamin sekunder adalah tanda jasmaniah yang tidak langsung
berhubungan dengan proses reproduksi, namun merupakan tanda-
tanda yang khas wanita dan khas laki-laki. Perubahan fisik yang

4
terjadi pada wanita adalah suara merdu, kulit bertambah halus dan
bagus, bidang bahu mengecil dan bidang panggul melebar, bulu
tumbuh pada ketiak dan di sekitar alat kelamin, buah dada mulai
membesar, alat kelamin membesar, mulai berfungsi dan menghasilkan
telur.
c) Tanda kelamin tersier adalah keadaan psikis yang berbeda antara pria
dan wanita, yaitu yang disebut sifat maskulin pada pria dan sifat
feminin pada wanita. Perubahan psikis yang terjadi pada wanita antara
lain adalah melihat darah keluar dia ketakutan, sering mengalami sakit
perut sampai muntah-muntah, dan sakit kepala, dia pemalu tapi
atraktif untuk laki-laki.

B. Menstruasi
Menstruasi adalah siklus alami yang terjadi secara regular untuk
mempersiapkan tubuh perempuan setiap bulannya terhadap kehamilan. Siklus
menstruasi ini melibatkan beberapa tahapan yang dikendalikan oleh interaksi
hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus, kelenjar di bawah otak depan dan
indung telur (Dito dan Ari, 2011) Menstruasi merupakan proses fisiologis
yang terjadi pada wanita secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon
reproduksi yaitu estrogen dan progesteron (Fasha, 2017)
Siklus menstruasi berbeda untuk setiap wanita, dimulai dari hari pertama
datangnya menstruasi. Hari pertama terjadinya menstruasi dihitung sebagai
awal setiap siklus menstruasi. Menstruasi akan terjadi 3 – 7 hari. Hari terakhir
menstruasi adalah waktu berakhir sebelum mulai siklus menstruasi berikutnya.
Rata-rata perempuan mengalami siklus menstruasi 21 – 40 hari. Hanya sekitar
15 persen perempuan yang mengalami siklus menstruasi selama 28 hari (Dito
dan Ari, 2011). Pada masa reproduksi dan dalam keadaan tidak hamil, selaput
lendir uterus mengalami perubahan-perubahan yang berkaitan erat dengan
aktifitas ovarium. Menurut Atikah dan Siti (2010). Siklus menstruasi terdiri
dari 4 fase, yaitu :
1) Fase menstruasi yaitu peristiwa luruhnya sel ovum matang yang tidak
dibuahi bersamaan dengan dinding endometrium yang robek. Dapat

5
diakibatkan juga karena berhentinya sekresi hormone estrogen dan
progesteron sehingga kandungan hormon dalam darah menjadi tidak ada.
2) Fase proliferasi / fase folikuler ditandai dengan menurunnya hormon
progesteron sehingga memacu kelenjar hipofisis untuk mensekresikan
FSH dan merangsang folikel ovarium, serta dapat membuat hormon
estrogen diproduksi kembali. Sel folikel berkembang menjadi folikel de
Graaf yang masak dan menghasilkan hormon estrogen yang merangsang
keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen dapat menghambat sekresi FSH
tetapi dapat memperbaiki dinding endometrium yang robek.
3) Fase Ovulasi/fase Luteal ditandai dengan sekresi LH yang memacu
matangnya sel ovum pada hari ke-14 sesudah menstruasi. Sel ovum yang
matang akan meninggalkan folikel dan folikel akan mengkerut dan
berubah menjadi corpus luteum. Corpus luteum berfungsi untuk
mempertebal dinding endometrium yang kaya akan pembuluh darah.
4) Fase pasca Ovulasi/fase Sekresi ditandai dengan Corpus luteum yang
mengecil dan menghilang dan berubah menjadi Corpus albicans yang
berfungsi untuk menghambat sekresi hormon estrogen dan progesteron
sehingga hipofisis aktif mensekresikan FSH dan LH. Dengan berhentinya
sekresi progesteron maka penebalan dinding endometrium akan terhenti
sehingga menyebabkan endometrium mengering dan robek. Terjadilah
fase perdarahan/menstruasi.

C. Dismenorea
Dismenorea atau nyeri haid merupakan salah satu keluhan ginekologi
yang paling umum pada perempuan muda yang datang ke klinik atau dokter.
Hampir semua perempuan mengalami rasa tidak nyaman selama haid, seperti
rasa tidak enak di perut bagian bawah dan biasanya juga disertai mual, pusing,
bahkan pingsan (Dito dan Ari, 2011). Derajat rasa nyerinya bervariasi
mencakup ringan (berlangsung beberapa saat dan masih dapat meneruskan
aktivitas sehari-hari), sedang (karena sakitnya diperlukan obat untuk
menghilangkan rasa sakit, tetapi masih dapat meneruskan pekerjaannya), dan

6
berat (rasa nyerinya demikian beratnya sehingga memerlukan istirahat dan
pengobatan untuk menghilangkan nyerinya) (Manuaba, 2010)
Dismenorea Menurut jenisnya terdiri dari :
a) Dismenorea primer (esensial, intrinsik, idiopatik) adalah nyeri
menstruasi tanpa kelainan organ reproduksi (tanpa kelainan
ginekologi). Dismenorea primer biasanya terjadi dalam 6– 12 bulan
pertama setelah menstruasi pertama, segera setelah siklus ovulasi
teratur ditentukan. Rasa nyeri dari bagian perut menjalar ke daerah
pinggang dan paha, terkadang disertai dengan mual dan muntah,
diare, sakit kepala dan emosi labil. Terapi yang dibutuhkan
psikoterapi, analgetika, hormonal (Atikah dan Siti, 2010).
b) Dismenorea sekunder (ekstrinsik, yang diperoleh, acquired) adalah
nyeri menstruasi yang terjadi karena kelainan ginekologik, misalnya
endometriosis. Terjadi pada wanita yang sebelumnya tidak
mengalami dismenorea. Terapi yang dibutuhkan adalah terapi causal
yaitu mencari dan menghilangkan penyebabnya (Atikah dan Siti,
2009).

D. Penanganan
Para wanita yang terbiasa mengalami nyeri menstruasi pada umumnya
sudah mengetahui tindakan awal ketika nyeri menstruasi datang. Bahkan tak
jarang mampu mengobati dirinya sendiri berdasarkan pengalaman, seperti
olahraga ringan misal berjalan kaki, bersepeda, atau berenang, mengompres
panas atau dingin pada daerah perut jika terasa nyeri, menghindari stress,
istirahat cukup sebelum dan selama periode menstruasi. Hal terpenting yang
perlu diingat adalah pemahaman bahwa dismenorea primer tidak berbahaya.
Obat-obatan yang lazim digunakan untuk meredakan nyeri menstruasi,
diantaranya : analgesik golongan Non Steroid Anti Inflamasi (NSAI),
misalnya parasetamol atau asetamonofen, asam mefenamat, ibuprofen,
metamizol atau metampiron dan obat-obatan pereda nyeri lainnya. Apabila
penggunaan obat-obatan tidak berhasil maka dapat dilakukan terapi hormonal

7
sesuai anjuran dokter . Bila keluhan nyeri dapat diatasi dengan cara sederhana
maka hal itu jauh lebih baik dari pada penggunaan obat-obatan yang
menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. Prinsip terapi pada
dismenorea primer sama dengan dismenorea sekunder, akan tetapi lebih baik
bila berkonsultasi langsung dengan dokter spesialis kandungan untuk
penanganan lebih lanjut (Atikah dan Siti, 2010).

E. Asuhan Remaja dengan Dismenorea berdasarkan tinjauan EBM


Nada Ismalia (2017) dalam penelitiannya yang berjudul ”Hubungan
Gaya Hidup Dengan Dismenore Primer Pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung Angkatan 2015” dengan hasil Hasil uji statistik antara
dismenore primer dengan tingkat aktivitas fisik (p=0.012 dengan OR=3.088
dan CI=1.257-7.588), tingkat stres (p=0.347) konsumsi fast food (p=0.048
dengan OR=2.559 dan CI=0.988-6.624), dan perokok pasif (p=0.077). Dari
hasil penelitian terdapat hubungan antara dismenore primer dengan tingkat
aktivitas fisik konsumsi fast food, sedangkan tidak terdapat hubungan antara
dismenore primer dengan tingkat stres dan perokok pasif.
Yuniati (2015) dengan judul penelitian “Hubungan Indeks Massa Tubuh,
Tingkat Stress dan Aktivitas Fisik dengan Tingkat Dismenore Pada
Mahasiswa DIII Kebidanan Stikes‘Aisyiyah Yogyakarta dengan hasil
Semakin rendah indeks massa tubuh maka tingkat dismenore semakin berat P-
value=0,029 semakin tinggi tingkat stress maka semakin tinggi tingkat
dismenore P-value=0,024, dan semakin rendah aktivitas fisik maka semakin
tinggi tingkat dismenore P-value=0,030.
Riski Yunitasari (2017) dengan judul penelitian “Karakteristik dan
Tingkat Stres Siswi Dengan Kejadian Dismenore Primer Di SMP N 3 Sragi
Pekalongan” Hasil penelitian dengan menggunakan uji korelasi Rank
Spearman didapatkan koefisien korelasi sebesar -0,345 dengan nilai P sebesar
0,006 (P < 0,05). Sehingga dapat dinyatakan terdapat hubungan yang
signifikan antara tingkat stres dengan kejadian dismenore primer. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat stres siswi dapat memperburuk
kejadian dismenore primer pada siswi kelas VIII SMP N 3 Sragi.

8
Priyanti & Mustikasari (2014) dengan judul penelitian “Hubungan
tingkat stres terhadap dismenorea pada remaja putri di madrasah Aliyah
Mamba’ululum awang-awang Mojosari” di dapatkan nilai P value= 0,02 (P<
0,05) yaitu ada hubungan tingkat stres dengan terjadinya dismenore pada
remaja putri di Madrasah Aliyah Mamba’ul Ulum Awang-awang Mojosari
kabupaten Mojokerto.
Diana Sari ( 2015 ) dengan judul penelitian “Hubungan Stres dengan
Kejadian Dismenore Primer pada Mahasiswi Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas” menunjukan ada hubungan yang bermakna
antara stres dengan kejadian dismenore primer dimana uji statistik dengangan
chi-square nilai p=0,6. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
bermakna dengan korelasi sedang antara tingkat stress dengan kejadian
dismenore primer pada mahasiswi pendidikan dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas.
penelitian Wulan Purnama Sari (2018) prevalensi penggunaan obat anti-
inflamasi non-steroid (oains) pereda dismenore di fakultas kedokteran
Universitas sriwijaya palembang Prevalensi penggunaan OAINS sebesar
53,7% (131 responden) dengan efek samping minimal (4,6%) berupa nyeri ulu
hati. Distribusi jenis OAINS sebagai berikut: asam mefenamat (74,8%),
ibuprofen (18,3%), asetosal (6,1%), dan Na diklofenak (0,8%). Penggunaan
OAINS adalah pilihan pengobatan utama (53,7%) sebagai pereda dismenore
dengan efek samping minimal.

9
BAB III
TINJAUAN KASUS
MANAJEMEN KEBIDANAN PADA REMAJA DENGAN DISMENOREA

Tanggal Masuk : 28 April 2021


Ruangan : Puskesmas Rawat Jalan Sui. Kunyit
No. Register : 20 30 50

I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
Nama : Nn. R
Umur : 17 Tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Melayu
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pelajar
Alamat rumah : Dusun Sui. Bundung Desa Bukit Batu Kec. Sui.
Kunyit

Keluhan Utama : Nn. R mengatakan saat ini sedang menstruasi hari ketiga
dan merasakan nyeri hebat pada perut bagian bawah sehingga mengganggu
aktifitasnya. Setiap menstruasi Nn. R merasakan nyeri pada perut bagian
bawah tetapi tidak mengganggu aktifitasnya dan akan mereda apabila
diberikan kompres air hangat dan istirahat.
Riwayat Menstruasi
HPHT : 25 April 2021
Menarche : 12 Tahun
Siklus : Teratur / Tidak, 28 hari
Lamanya : 7 hari
Sifat Darah : Encer / Beku
Fluor Albus : Ya / Tidak

10
Dismenorhoe :Ya / Tidak
Masalah Lain : Pasien mengatakan nyeri hebat pada perut bagian
bawah
Riwayat Perkawinan : Pasien mengatakan belum menikah
Riwayat Obstetri : Pasien mengatakan belum pernah hamil, keguguran
dan melahirkan
Riwayat Kontrasepsi yang Digunakan : Pasien mengatakan belum pernah
menggunakan alat kontrasepsi apapun
Riwayat Kesehatan Sekarang: Pasien mengatakan saat ini sedang menstruasi
hari ketiga dan merasakan nyeri hebat pada perut
bagian bawah sehingga mengganggu aktifitasnya.
Pasien mengatakan dirinya belum pernah mendapat
pengobatan apapun dan pasien mengatakan tidak
ada alergi obat.
RiwayatKesehatan yang lalu: Pasien mengatakan tidak sedang dan tidak
pernah menderita penyakit menular, menurun dan
menahun seperti dada berdebar-debar (Jantung),
sering makan, minum dan kencing (DM), sesak
nafas (Asma), tekanan darah >140/90 mmHg
(Hipertensi), Sakit kuning (Hepatitis), Kejang
sampai keluar busa (Epilepsi) dan keputihan gatal-
gatal (PMS). Pasien mengatakan tidak pernah
mengalami operasi apapun.
Riwayat Kesehatan Keluarga: Pasien mengatakan dalam keluarganya tidak
ada yang sedang dan pernah menderita penyakit
menular, menurun dan menahun seperti dada
berdebar-debar (Jantung), sering makan, minum dan
kencing (DM), sesak nafas (Asma), tekanan darah
>140/90 mmHg (Hipertensi), Sakit kuning
(Hepatitis), Kejang sampai keluar busa (Epilepsi)
dan keputihan gatal-gatal (PMS)

11
Pola Pemenuhan Kebutuhan sehari-hari
a. Pola nutrisi
Frekuensi : Makan 3 kali sehari, minum 7 - 8 kali sehari
Macam : Nasi lauk dan sayur
Jumlah : Tidak tentu
Keluhan : Tidak ada
b. Pola eliminasi
Frekuensi : BAB 1 kali sehari, BAK 5 – 6 kali sehari
Konsistensi : BAB Lunak , BAK Cair
Warna : BAB Kuning khas tinja, BAK jernih khas urine

c. Pola aktivitas
Kegiatan sehari-hari : Nn. R belajar online di rumah sejak pukul
07.00- 15.00 selama 5 hari
Istirahat / tidur : 6 -7 jam sehari

d. Personal Hygiene
Kebiasaan mandi : 2 kali/hari
Kebiasaan mengganti pakaian dalam : setiap habis mandi
Jenis pakaian dalam yang digunakan : bahan katun

e. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan : Pasien mengatakan tidak


mengkonsumsi minuman beralkohol, tidak merokok dan tidak ada
makanan pantangan apapun.
f. Riwayat psikososial spiritual : Pasien mengatakan merasa cemas dan
khawatir dengan keadaannya. Orang tua pasien membawanya untuk
memeriksakan diri ke Puskesmas.
B. DATA OBJEKTIF
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Baik,
Kesadaran : Compos Mentis
LLA : 24 cm
IMT : 23,4 (normal)

12
2. Tanda vital
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 80 Kali per menit
Pernafasan : 20 Kali per menit
Suhu : 36,7 0C
3. TB : 150 cm
BB : 55 kg
4. Kepala dan leher
Hiperpigmentasi : Tidak ada
Mata : Tidak anemis/ tidak ikterik
Mulut : Bersih/ tidak ada kelainan
Leher : Tidak ada benjolan
5. Payudara
Bentuk : Simetris
Putting susu : Menonjol
Massa/tumor : Tidak ada
6. Abdomen
Bentuk : Normal
Bekas luka : Tidak Ada
Massa/tumor : Tidak Ada
Nyeri tekan : Terdapat Nyeri tekan pada perut bagian bawah
7. Ekstremitas
Edema : Tidak ada
Varices : Tidak ada
Reflek patela : (+)
j. Pemeriksaan Penunjang : Tidak di lakukan

C. Analisa
Nn. R umur 17 tahun dengan gangguan reproduksi Dismenorhea primer

13
D. PENATALAKSANAAN Tanggal/jam : 28 April 2021 / 10.00 WIB
1. Memberitahu pasien dan keluarga bahwa saat ini pasien dalam keadaan
baik dan mengalami dismenorea primer.
2. Menjelaskan kepada pasien tentang nyeri yang dirasakan yaitu pasien
mengalami nyeri menstruasi yang disebut dismenorea primer. Akan tetapi
hal ini normal karena nyeri menstruasi primer timbul sejak menstruasi
pertama dan akan pulih sendiri dengan berjalannya waktu. Penyebabnya
tidak jelas tetapi yang pasti selalu berhubungan dengan pelepasan sel-sel
telur (ovulasi) dan kelenjar indung telur (ovarium) sehingga dianggap
berhubungan dengan keseimbangan hormon.
3. Menjelaskan hal-hal yang dapat menimbulkan nyeri menstruasi atau
dismenorea primer yang berlebihan yaitu faktor psikis dan fisik seperti
stres, kelebihan berat badan, shock, kelelahan dan kecemasan.
4. Menjelaskan pencegahan yang dilakukan untuk mengatasi dan
menyembuhkan nyeri menstruasi yaitu menghindari stres yang
menimbulkan kecemasan, memiliki pola makan yang teratur,istirahat
cukup, tidak merokok, tidak meminum-minuman keras, olahraga teratur
untuk membantu mengontrol berat badan, mengurangi konsumsi pada
makanan dan minuman yang mengandung kafein, meningkatkan konsumsi
sayur, buah, daging ikan dan yang mengandung vitamin B6
5. Menjelaskan penanganan pada nyeri menstruasi selain dengan terapi obat
yaitu Pola hidup sehat, pengompresan pada bagian yang nyeri dengan
menggunakan air hangat, melakukan posisi knee chest, mandi dengan air
hangat.
6. Melakukan kolaborasi dengan ahli Gizi dalam penghitungan IMT dan pola
nutrisi klien
7. Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi obat peroral
untuk mengurangi rasa nyeri menstruasi asam mefemanat 500mg 3x1 dan
vitamin C 2x1 , vitamin B6 1 x 1, Fe 1 x 1 selama menstruasi berlangsung
8. Mendiskusikan kunjungan ulang 2 hari lagi atau jika ada keluhan dan nyeri
semakin hebat.
9. Melakukan pendokumentasian.

14
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada laporan studi kasus ini, penulis melakukan asuhan kebidanan pada
Nn. R dengan Dismenorhea Primer hari ke 3 di Puskesmas Rawat Jalan Sungai
Kunyit dalam pembahasan ini penulis membandingkan antara teori yang di dapat
dengan penatalaksanaan kasus sesuai fakta/masalah yang di temukan dengan
evidance based.
Pada kasus Nn. R dismenorea hari ke 3, Nn. R masih merasa perutnya
mules, takut dengan kondisi dirinya saat ini dan merasa cemas dengan
keadaannya. Setelah di berikan asuhan Nn. R merasa lebih tenang dan mengerti
tentang kondisinya saat ini. di mana Nn. R di anjurkan untuk mengkonsumsi
makanan bergizi dan tidak sering mengkonumsi makanan cepat saji yang mana
menurut Nada Ismalia (2017) dalam penelitiannya yang berjudul ”Hubungan
Gaya Hidup Dengan Dismenore Primer Pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung Angkatan 2015” dengan hasil Hasil uji statistik antara
dismenore primer dengan tingkat aktivitas fisik (p=0.012 dengan OR=3.088 dan
CI=1.257-7.588), tingkat stres (p=0.347) konsumsi fast food (p=0.048 dengan
OR=2.559 dan CI=0.988-6.624), dan perokok pasif (p=0.077). Dari hasil
penelitian terdapat hubungan antara dismenore primer dengan tingkat aktivitas
fisik konsumsi fast food, sedangkan tidak terdapat hubungan antara dismenore
primer dengan tingkat stres dan perokok pasif.
Selain mengurangi konsumsi makanan cepat saji Nn. R juga di anjurkan
untuk berolahraga secara teratur, di mana pada penelitan Yuniati (2015) dengan
judul penelitian “Hubungan Indeks Massa Tubuh, Tingkat Stress dan Aktivitas
Fisik dengan Tingkat Dismenore Pada Mahasiswa DIII Kebidanan
Stikes‘Aisyiyah Yogyakarta dengan hasil Semakin rendah indeks massa tubuh
maka tingkat dismenore semakin berat P-value=0,029 semakin tinggi tingkat
stress maka semakin tinggi tingkat dismenore P-value=0,024, dan semakin rendah
aktivitas fisik maka semakin tinggi tingkat dismenore P-value=0,030.
Nn.R juga di anjurkan untuk tidak stres guna mengurangi rasa sakit yang
di timbulkan saat menstruasi berlangsung hal ini sesuai dengan penelitian Riski

15
Yunitasari (2017) dengan judul penelitian “Karakteristik dan Tingkat Stres Siswi
Dengan Kejadian Dismenore Primer Di SMP N 3 Sragi Pekalongan” Hasil
penelitian dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman didapatkan koefisien
korelasi sebesar -0,345 dengan nilai P sebesar 0,006 (P < 0,05). Sehingga dapat
dinyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan kejadian
dismenore primer. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat stres siswi
dapat memperburuk kejadian dismenore primer pada siswi kelas VIII SMP N 3
Sragi.
Sejalan dengan penelittian Yunitasari tahun 2017 penelitian Priyanti &
Mustikasari (2014) pada remaja putri di Madrasah Aliyah Mamba’ul Ulum
Awang-awang Mojosari di dapatkan nilai P value= 0,02 (P< 0,05) yaitu ada
hubungan tingkat stres dengan terjadinya dismenore pada remaja putri di
Madrasah Aliyah Mamba’ul Ulum Awang-awang Mojosari kabupaten Mojokerto.
Selain itu Nn. R juga diberikan terapi untuk mengurangi nyeri menstruasi
yang dirasakannya, hal ini sesuai dengan penelitian Wulan Purnama Sari (2018)
prevalensi penggunaan obat anti-inflamasi non-steroid (oains) pereda dismenore
di fakultas kedokteran Universitas sriwijaya palembang Prevalensi penggunaan
OAINS sebesar 53,7% (131 responden) dengan efek samping minimal (4,6%)
berupa nyeri ulu hati. Distribusi jenis OAINS sebagai berikut: asam mefenamat
(74,8%), ibuprofen (18,3%), asetosal (6,1%), dan Na diklofenak (0,8%).
Penggunaan OAINS adalah pilihan pengobatan utama (53,7%) sebagai pereda
dismenore dengan efek samping minimal.

16
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang di dapat dari pengkajian data mengenai


asuhan kebidanan pada remaja dengan gangguan reproduksi dismenorea
primer hari ke 3 yaitu:
1. Berdasarkan data subjektif Nn ”R” datang ke Puskesmas Rawat Jalan
Sungai Kunyit. pada tanggal 28 April 2021 jam 10.00 Wib. Berdasarkan
data subjektif dapat di simpulakan Nn ” R” usia 17 tahun dengan
gangguan reproduksi dismenorea primer.
2. Dari data objektif dapat di simpulkan Nn ”R” menstruasi hari ke 3,
mengalami nyeri perut bagian bawah.
3. Berdasarkan interprestasi data pada asuhan kebidanan remaja dengan
gangguan reproduksi Dismenorea, interprestasi yang di lakukan sesuai
dengan kebutuhan Nn. R dengan dismenorea primer.
4. Asuhan kebidanan yang di lakukan pada remaja dengan gangguan
reproduksi dismenorea pada Nn ”R” di Puskesmas Rawat Jalan Sungai
Kunyit sesuai dengan Evidence Based Midwifery.

B. Saran
1. Bagi Penulis
Di harapkan penulis dapat mengerti mengenai asuhan kebidanan remaja
dengan gangguan reproduksi dismenorea primer, serta asuhan apa yang
harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan
2. Bagi Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit
Di harapkan dapat menjadi bahan masukan bagi lahan praktek dalam
rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan pada remaja dengan
gangguan reproduksi dismenorea primer sesuai standar pelayanan
3. Bagi Institusi Pendidikan Poltekkes kemenkes Pontianak jurusan
kebidanan

17
Sebagai sumber referensi, sumber bacaan dan bahan pengajaran terutama
yang berkaitan dengan asuhan kebidanan pada remaja dengan gangguan
reproduksi dismenorea.
4. Bagi Nn. R
Diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan pada remaja sehingga
dapat terhindar dari berbagai masalah.

18
DAFTAR PUSTAKA

Atikah Proverawati dan Siti Misaroh. 2010. Menarche Menstruasi Pertama Penuh
Makna.Yogyakarta: Nuha Medika.
Adilla Hastika Fasha. 2017. Hubungan Usia Menars, Kebiasaan Olah Raga dan
Stress dengan Dismenore pada Siswi SMAN 1 Semarang. Repository
Unimus.
Dito Anurogo dan Ari Wulandari, 2011. Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Jakarta
: Andi
Diana Sari. 2015. Hubungan Stres dengan Kejadian Dismenore Primer pada
Mahasiswi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.
Padang : Skripsi Universitas Andalas
Hutagaol, E., Kundre, R., Studi, P., Keperawatan, I., Kedokteran, F., Sam, U., &
Manado, R. 2015. Hubungan Status Gizi Dengan Siklus Menstruasi Pada
Remaja Putri Di Psik Fk Unsrat Manado. Ejournal Keperawatan, 3 nomor
1.
Komang Tria Febriana, Ni Luh Nopi Adyani, S. P. 2015. Hubungan Tingkat
Aktivitas Fisik Dengan Dysmenorrhea Primer Pada Remaja Umur 13-15.
fFsiotherapi Universitas Udayana
Manuaba. 2010. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC
Nada Ismalia .2017. Hubungan Gaya Hidup Dengan Dismenore Primer Pada
Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Angkatan 2015.
Lampung : Skripsi Universitas Lampung.
Nada Ismalia. 2017. Hubungan Gaya Hidup dengan Dismenore Primer pada
Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Angkatan 2015.
Nurul Gusti Yani. 2016. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Siklus Menstruasi pada
Atlet Kontingen PON XIX Jawa Barat di KONI Sulawesi Selatan.
Priyanti & Mustikasari. 2014. Hubungan tingkat stres terhadap dismenorea pada
remaja putri di madrasah Aliyah Mamba’ululum awang-awang Mojosari.
Mojokerto : Poltekkes Majapahit Mojokerto
Riski Yunitasari. 2017. Karakteristik dan Tingkat Stres Siswi Dengan Kejadian
Dismenore Primer Di SMP N 3 Sragi Pekalongan. Pekalongan : Skripsi
Universitas Muhammadiyah Semarang.
Salika, Ns. 2010. Serba Serbi Kesehatan Perempuan. Jakarta: Kawah Medika
Sukini, T; Yuniyanti, B and Aryanti, A. 2017. Efektivitas Pemberian Lidah Buaya
(Aloe Vera) dan Temulawak (Curcuma Xanthorhiza Roxb) Terhadap
Penurunan Nyeri Dismenore Primer. Jurnal Ilmiah Bidan, II (1), 41-7.
Trisnawati, Sumino; Nursanti, FA and Trsinawati, D. 2012. Studi Analisa
Pemanfaatan Air Kelapa Sebagai Intervensi Non Farmakologi Dalam
Mengurangi Nyeri Haid Pada Remaja Dalam Sudut Pandang
Keperawatan
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada, 3 (1), 21-7. Surakarta: STIKES Kusuma
Husada.
Utari, N. (2016). Hubungan Antara Status Gizi dengan Kejadian Dismenore Pada
Mahasiswi yang Sedang Mengerjakan Skripsi di Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Universitas Udayana Anindita, P., & Darwin, E. 2013. Hubungan Aktivitas Fisik
Harian dengan Gangguan Menstruasi pada Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas. Jurnal Kesehatan Andalas, 5(3), 522–
527.
Wulan,P. 2018 prevalensi penggunaan obat anti-inflamasi non-steroid (oains)
pereda dismenore di fakultas kedokteran Universitas sriwijaya palembang
Yuniati 2015. Hubungan Indeks Massa Tubuh, Tingkat Stress dan Aktivitas Fisik
dengan Tingkat Dismenore Pada Mahasiswa DIII Kebidanan
Stikes‘Aisyiyah Yogyakarta. Yogyakarta : STIKES Aisyiyah Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai