Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN TUGAS AKHIR

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN

PADA REMAJA PUTRI DENGAN DISMENORE

Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Kesehatan Diploma III


Kesehatan Pada Program Studi Kebidanan Ambon Politekniktek Kesehatan
Kemenkes Maluku

Oleh

SARY JOSOVINA KUNU

NIM P07124018046

PRODI DIII KEBIDANAN AMBON

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU

2021
LAPORAN TUGAS AKHIR

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA PUTRI DENGAN DISMENORE

Di susun dan diajukan oleh :

Sary Josovina Kunu

NIM. P07124018046

Telah disetujui oleh :

Pembimbing,

Widy Wabula, S.SiT.,M.Kes Tanggal …April 2021

NIP
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Tugas Akhir ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Laporan

Tugas Akhir pada Prodi D-III Kebidanan Ambon Politeknik Kesehatan Kemenkes

Maluku pada tanggal 21 Agustus 2020, dan dinyatakan telah diterima dan memenuhi

syarat sesuai keputusan Tim Penguji.

Susunan Tim Penguji Laporan Tugas Akhir

Ketua

Anthoneta J. Hitipeuw, S.ST.,M.Keb

NIP. 197005051994032003

Anggota

Hasnawati Nukuhaly, S.ST.,M.Kes Fasiha, S.SiT.,M.Kes

NIP. 197107051991032007 NIP.197804222002122005

Mengesahkan Mengetahui

Direktur Politeknik Kesehatan Ketua Program Studi

Kemenkes MalukuD-III Kebidanan ambon

Hairudin Rasako, S.KM.,M.Kes Fasiha, S.SiT.,M.Kes

NIP. 196412051989031002 NIP.197804222002122005


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Tugas Akhir yang berjudul “Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Remaja Dengan
Dismen.”. Laporan TugasAkhir ini disusun dalam upaya memenuhi salah satu syarat
menyelesaikan pendidikan pada Program Studi D-III Kebidanan Ambon Politeknik
Kesehatan Kemenkes Maluku.

Ucapan terima kasih dengan tulus dan penuh rasa hormat penulis sampaikan
kepada Ibu Widy M. Wabula,S.SiT.,M.Kes selaku pembimbing Laporan Tugas Akhir
yang telah mengorbankan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membantu serta
membimbing penulis dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.Pada kesempatan ini
penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Hairudin Rasako, SKM.,M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes


Maluku, yang telah memfasilitasi penulis selama mengikuti pendidikan pada
Program Studi D-III Kebidanan Ambon Politeknik Kesehatan Kemenkes
Maluku.
2. Fasiha, S.SiT.,M.Kes selaku Ketua Prodi D-III Kebidanan Ambon yang telah
memberikan motivasi dan arahan selama penulis mengikuti pendidikan.
3. Ibu Leonora.Mailoa,S.Pd.,M.Kes & Ibu A.J Hitipeuw,SST.,M.Keb selaku Tim
penguji yang telah memberikan saran,masukan dan arahan guna perbaikan
penulisan Laporan Tugas Akhir ini
4. Ibu Widy M. Wabula,S.SiT.,M.Kes selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan motivasi dan membimbing penulis selama menempuh pendidikan.
5. Ibu Christina L. Ratulohain selaku koordinator tingkat yang telah memberikan
motivasi dan membimbing penulis selama menempuh pendidikan.
6. Staf dosen Prodi Kebidanan Ambon yang telah memberikan ilmu pengetahuan
dan keterampilan kepada penulis.
7. Papa dan Mama yang telah memberikan doa, semangat, dukungan moril dan
material kepada penulis hingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas
Akhir ini.
8. Teman Seperjuangan Kesia Soumokil dan teman teman seangkatan Prodi
Kebidanan Ambon tahun 2018 yang telah sama-sama memberikan dukungan
hingga dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini
Semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca, dan semoga Tuhan
Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua.

Ambon, 7 Februari 2021

penulis,
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................ii

KATA PENGANTAR ..............................................................................................iii

DAFTAR ISI ...........................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................v

DAFTAR TABEL…………………………………………………………………………vi

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................vii

SINOPSIS …...........................................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..........................................................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................................
C. Tujuan…………………………………………………………………………..

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Kasus ..............................................................................


1. Pengertian .....................................................................................
2. Etiologi ..........................................................................................
3. Tanda dan Gejala .........................................................................
4. Patofisiologi ...................................................................................
5. Komplikasi .....................................................................................
6. Pencegahan ..................................................................................
7. Penatalaksanaan ...........................................................................
B. Konsep Remaja
1. Pengertian Remaja.......................................................................
2. Pembagian Usia Remaja
3. Tugas Pengembangan Remaja .....................................................
C. Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan
1. Pengertian Manajemen Asuhan Kebidanan..................................
2. Langkah-langkah Manajemen Asuhan Kebidanan……………..
D. Kerangka Pikir……………………………………………………………………
BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
B. Posedur Penelitian
C. Pengumpulan Data

BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Kasus .......................................................................................


B. Pembahasan .........................................................................................

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ...........................................................................................
B. Saran ....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................


DAFTAR GAMBAR

1. Kerangka pikir
2. Diagram alir
3. Derajat tingkat nyeri
DAFTAR TABEL

Pola pemenuhan kebutuhan sehari hari klien


DAFTAR LAMPIRAN

1. Pintout Jurnal Atau artikel


2. Daftar Konsultasi Laporan Tugas Akhir
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kesehatan reproduksi merupakan bagian yang tidak dapat di pisahkan


dari tumbuh kembang dan kesejahteraan remaja secara fisik, mental sosial dan
merupakan salah satu faktor yang penting untuk menjembatani proses
perkembangan dari masa anak anak dengan ciri ciri kemandirian dan
kemampuan mengambil keputusan yang bertanggung jawab bagi diri sendiri
masyarakat dan sekitarnya (Tukiran, Agus dan Prande, M. 2010)
Jumlah dismenore menurut WHO 2016 cukup tinggi di dunia, angka
kejadian dismenore primer 50% perempuan di setiap negara, di dapatkan
kejadian sebesar 1.769.425 jiwa (90%) perempuan yang mengalami
dismenore, 10- 15% mengalami dismenore berat (Stres at al.,2018). Di
Indonesia prevalensi dismenore mencapai 64.25% yang terdiri dari dismenore
primer 54,89% dan 9,36 dismenore sekunder (No Title, 2019).
Dismenore merupakan rasa nyeri nyeri yang timbul akibat
ketidakseimbangan hormon progesteron, hal ini di sebabkan kontraksi uterus
saat endometrium luruh. Zat kimia alami yang di produksi oleh sel sel dinding
rahim yang di sebut prostaglandin akan merangsang otot halus dinding rahim
berkontraksi, semakin tinggi kadar prostagnaldin makin semakin kuat kontraksi
sehinggah nyeri yang di rasakan semakin berat (Teknik et al., 2019)
Peran bidan salah satunya untuk masalah kesehatan reproduksi
terutama pada dismenore dalam upaya pencegahan dan penanganan ganguan
reproduksi bidan merupakan fasilitator dalam mempromosikan kesehatan
misalnya adanya penyuluhan mengenai menstruasi pada remaja dan nyeri
yang timbul saat menstruasi atau di sebut juga Dismenore. Bidan memberikan
pelayanan berkesinambungan dan paripurna berfokus pada aspek
pencegahan, penanganan dan promosi kesehatan dengan berlandaskan
kemitraan dan pemberdayaan masyarakat bersama sama dengan tenaga
kesehatan lainya untuk senantiasa siap melayani siapa saja yang meminta
pertolongan kapanpun dan dimanapun dia berada.
B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yaitu “Bagaimana


Asuhan Kebidanan pada remaja dengan dismenore.

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan
Untuk menerapkan asuhan kebidanan pada remaja dengan dismenore

2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengumpulan data dasar secara subjektif dan
objektif pada kasus Dismenore pada remaja putri

b. Menginterpretasi data meliputi diagnosa, masalah, dan kebutuhan


kasus dismenore pada remaja putri

c. Merumuskan diagnosa potensial dan antisipasi yang harus


dilakukan bidan dari kasus dismenore pada remaja putri

d. Mengidentifikasi rencana tindakan segera untuk kasus dismenore


pada remaja putri

e. Menyusun rencana tindakan untuk kasus dismenore pada remaja


putri

f. Melaksanakan tindakan terhadap terkait dengan dismenorea pada


remaja putri.

g. Melakukan evaluasi keefektifan asuhan yang diberikan dan


memperbaiki tindakan yang dipandang perlu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dismenore

1. Pengertian dismenore

a) Dismenore berasal dari bahasa Yunani yaitu dys yang


artinya sulit atau menyakitkan atau tidak normal. Meno
berarti bulan dan rrhea yang berarti aliran. Sehinggah
dismenore di defenisikan sebagai aliran menstruasi yang
sulit atau nyeri haid (Okaparasta, 2012)
Dismenore merupakan rasa nyeri pada saat menstruasi
pada bagian perut bawah yang menjalar ke pinggang
yang dapat di sertai sakit kepala yang berlangsung
selama tujuh hari adanya perubahan emosional, susah
tidur, aktivitas terggangu dan sulit berkonsentrasi
(Agustin, 2018)
Dismenore juga menimbulkan rasa sakit yang bermacam
dari rasa nyeri kuat, terbakar,mual. Rasa nyeri akan
berkurang pada saat menstruasi akan berakhir. Jenis
dismenore yang sering terjadi merupakan dismenore primer
dimana akan merasakan sakit yang kuat hinggah
menggangu kegiatan sehari hari serta terjadi pada
remaja sekitar 2-3 tahun setelah menstruasi pertama (Sma
dan Kanaan, 2019)

b) Klasifikasi dismenore
Terdpat dua macam dismenore, primer dan dismenore
sekunder (Teknik et al., 2019):
a. Dismenore primer
Dismenore primer merupakan nyeri menstruasi
yang di alami tidak terdapat kelainan pada organ
reproduksi. Pada dismenore primer terjadi pada
beberapa waktu setelah menarche dan merupakan
satu kondisi yang di kaitkan dengan siklus ovulasi
b. Dismenore sekunder
Merupakan rasa sakit menstruasi yang diakibatkan
oleh kelainan organ reproduksi atau yang terjadi
karena penyakit tertentu. Pada umumnya terjadi pada
perempuan yang berusia lebih dari 25 tahun.

c) Derajat tingkat Dismenore


Menurut (Teknik et al., 2019) terdapat beberapa jenis
pengukuran skala nyeri dismenore yang dapat digunakan
sebagai berikut:
a. Numerikal Rating Scale (NRS)
Derajat tingkat nyeri diukur dengan mengobyektifkan
pendapat subyektif nyeri dengan skala numerik nyeri dari
angak 0 sampai 10

Gambar 2.1 Numerik Rating Scale (Sumber: (Teknik et


al., 2019))

Intensitas derajat nyeri pada skala 0 tidak terjadi nyeri ,


pada skala 1-3 intensitas nyeri berada pada derajat
ringan ,pada skala 4-6 intensitas nyeri berada pada
derajat sedang , pada skala 7-9 intensitas nyeri berada
pada derajat berat sedagkan pada skala 10 intensitas
nyeri tidak terkontrol. Cara pengukuran skala dengan
menunjukkan tanda pada salah satu angka yang sesuai
dengan intensitas nyeri yang sedang dirasakan

2. Etiologi Dismenore

Faktor penyebab terjadinya dismenore merupakan adanya zat


kimia dalam tubuh yang berpengaruh disebut dengan prostaglandin ,
adanya senyawa kimia tersebut bertugas dalam mengelola sistem
dalam tubuh antara lain kegiatan usus, kontraksi uterus , perubahan
masa pembulu darah. Para pakar ahli beranggapan bahwa pada
saat keadaan tertentu kadar prostaglandin yang berlebih akan
menambah kontraksi uterus sehingga dapat menyebabkan nyeri
yang bertambah hebat . Prostaglandin yang berlebih dan menyebar
ke seluruh tubuh dapat meningkatkan aktivitas usus besar sehingga
prostaglandin dapat sering mengakibatkan sakit kepala , perubahan
suhu pada wajah dan mual pada saat menstruasi (Teknik et al.,
2019).

3. Tanda dan Gejala Dismenore

Dismenore Primer , gejala yang di timbulkan antara lain kram


perut, tidak enak badan ,lemas ,nyeri pada daerah punggung bagian
bawah , kecemasan, sebelum menstruasi terjadi mual, nyeri kepala
dan pingsan.
Dismenore Sekunder memiliki gejala yang sesui dengan
penyebabnya masing - masing. Seperti halnya dengan keluar darah
dengan jumlah yang banyak atau terlalu sedikit, nyeri pada perut
bagian bawah yang terdapat diluar masa haid, dan nyeri tekan pada
panggul (Teknik et al., 2019).

4. Patofisiologi Dismenore

Dismenore primer diakibatkan oleh prostaglandin yang


merupakan stimulus miometrium poten dan vasokontriktor pada
endometrium. Kadar prostaglandin yang tinggi dapat meningkatkan
derajat nyeri pada saat menstruasi, tingginya kandungan
prostaglandin yang mencapai tiga kali diawali dari proses proliferal
sampai dengan proses luteal. Sehingga adanya peningkatan
prostaglandin dapat meningkatkan tonus miometrium dan kontraksi
uterus, menghasilkan hormon pituitari posterior (vasopresin) terlibat
didalam proses peluruhan pada saat menstruasi. Selain itu faktor
psikis dan pola tidur dapat berpengaruh dengan timbulnya
dismenore
(Teknik et al., 2019).
Pada saat masa subur terjadi peningkatan serta terjadi
penurunan hormon pada fase follikuler (pembentukan sel telur),
kemudian terjadi peningkatan pada pertengahan fase follikuler
dimana terdapat kadar FSH (Follicle Stimulating Hormone) sehingga
dapat merangsang follikel agar memproduksi hormon estrogen.Pada
saat kadar progesteron menurun terjadi peningkatan hormon
estrogen. Pada saat terjadinya penurunan kadar progesteron akan
diikuti kenaikan kadar prostaglandin di endometrium. Terjadinya
peningkatan kontraksi pembulu darah diakibatkan oleh prostaglandin
yang telah disintesis dari luruhnya endometrium di myometrium
sehingga peningkatan kontraksi tersebut mangakibatkan penurunan
aliran darah dan memicu proses iskemi sehingga terjadi nekrosis
(kematian sel) pada sel dan jaringan di dalam nya. (Teknik et
al.,2019)
Penurunan kadar progesteron dapat menyebabkan ketidak
stabilan membran lisosom dan pelepasan enzim , prostaglandin
terjadi akibat penurunan kadar progesteron dalam jumlah banyak.
Hormon progesteron yang rendah diakibatkan oleh suatu regresi
korpus luteum sehingga menyebabkan terganggunya stabilitas
pelepasan enzim fosfolipase dan membran lisosom dimana
berperan sebagai perantara prostaglandin dengan melalui proses
aktivitas fosfolipase sehingga menyebabkan terjadi hidrolisis
senyawa fosfolipid dan menghasilkan asam arakidonat. Terjadinya
dismenore primer akibat dari hasil metabolisme asam arakidonat.
asam arakidonat memeliki dua cara metabolisme yaitu jalur
lipoksigenase dan jalur siklooksigenase sehingga menghasilkan
prostaglandin , tromboksan dan leukotrien selain itu dapat berperan
dalam timbulnya rasa sakit pada saat menstruasi. (1 , 2 , 3, 2017).
Dismenore primer dapat diperparah dengan adanya faktor stress
psikologis bisa menurunkan ketahahanan terhadap rasa sakit.
Hormon estrogen diproduksi pada saat tubuh merasa stres
sedangkan peningkatan yang terjadi pada miometrium dan rasa
sakit yang muncul pada saat menstruasi diakibatkan oleh kadar
prostaglandin yang berlebih selain itu dapat meningkatnya kelenjar
adrenalin dalam sekresi kartisol sehingga otot tubuh menjadi tegang
dan otot rahim menjadi kontraksi secara berlebih. Rasa sakit pada
saat menstruasi dikarenakan terjadi kontraksi pada otot rahim
dengan jumlah besar sehingga dapat meningkatkan stres sehingga
dapat memicu aktivitas saraf simpatis. Ketika seseorang mengalami
stres hal tersebut akan mempengaruhi stimulasi hormon sehingga
terjadi respon neuroendokrin menyebabkan CRH (Kortikontrophin
Releasin Hormon) yang merupakan penghubung hipotalamus
khusus untuk merangsang sekresi ACTH (Adrenocorti Cotrophic
Hormone) yang berperan dalam meningkatkan sekresi kartisol
adrenalin (1 , 2 , 3, 2017). Sekresi kartisol adrenal menyebabkan
beberapa kerugian pada hormon yang berperan dalam menghambat
hormon lainnya, sekresi FSH ( Follicle Stimulating Hormone) dan LH
( Luteinizing Hormon ) yang diakibatkan dari hormon tesebut
menghambat perkemabngan follikel sehingga memicu terganggunya
sintesis dan pelepasan progesteron . (1 , 2 , 3, 2017)
5. Komplikasi Dismenore

Komplikasi dismenore menurut (Studi et al., 2017) yaitu:


Dismenore primer dapat menimbulkan beberapa gejala antara lain
mual, muntah ,diare, cemas , stres , nyeri kepala , lesu sampai
dengan pingan. Mekipun dismeore primer tidak engancam nyawa
apabila di biarkan dapat berakibat buruk bagi penderita seperti
depresi , infertilitas , ganguan fungsi seksual penurunan kualtas
hidup.

6. Pencegahan Dismenore

Pencegahan dismenore menurut (Studi et al., 2017) adalah:


a. mengontrol stres
b. Makanan mengandung gizi
c. Menjauhi rasa masam dan pedas
d. Melakukan bad rest
e. Olahraga ringan secara rutin

7. Penatalaksanaan Dismenore

Menurut (Magelang, 2019) tindakan penanganan untuk


mengurangi
dismenore dengan memberikan penjelasan dalam mengerti tentang
dismenore kemudian dengan memberikan terapi farmakologi seperti
obat analgesik , terapi hormon , terapi dengan obat anti
prostaglandin non steroid serta pengobatan non farmakologi.

a. Pemahaman tentang dismenore


Perlu dilakukan penjelasa pada remaja bahwa dismenore bukan
termasuk kelainan yang mengerikkan untuk kesehatan , dengan
dilakukan diskusi dan penjelasan tentang apa itu dismenore dan
cara untuk mengendalikan nyeri agar tidak berdampak serius
diharapkan dapat memberikan gambaran pada penderita agar
tidak salah mengartikan mengenai ddismenore
.
b. Pemberian obat analgesik
Pengobatan analgesik dapat di berikan sebagai terapi
simptomatik, obat - obatan yang selalu diberikan adalah jenis
preparat kombinasi aspirin, fenasetin dan kafein penggunaan
pengobatan tersebut yang tersebar adalah novalgin, ponstan,
acid amenophen untuk menggunakan obat dalam mengatasi
intensitas nyeri sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan
dokter
.
c. Terapi Hormonal
Arahan diberikan terapi hormon untuk merangsang ovulasi hal
tersebut bersifat sementara hanya untuk meunjukkan bahwa
dismenore yang di derita merupakan dismenore primer. Dengan
mengonsumsi salah satu jenis pil kombinasi dengan kontrasepsi
.
d. Terapi obat nonsteroid (Antiprostaglandin)
Terapi tersebut tergolong jenis indometasin , ibuprofen dan
naproxen sebaiknya pengobatan diberikan sebelum mengalami
menstruasi di hari pertama menstruasi konsultasikan pada
dokter terlebih dahulu
.
e. Pengobatan Non Frmakologi
Terapi tersebut dianggap lebih efektif karena tidak menimbulkan
efek samping, terdapat banyak terapi non farmalogi yang dapat
dilakukan diantaranya dengan melakukan kompres hangat pada
daerah nyeri, minum air putih yang cukup, menggunakan terapi
musik atau relaksasi, menggunakan aromaterapy dan beberapa
latihan fisik.

B. Konsep Remaja

1. Pengertian Remaja

Remaja adalah kondisi dimana seseorang akan mengalami


perubahan berkembangan dan pertumbuhan dengan di tandai
kematangan organ seksual, psikologis, pola identifikasi untuk
menjadi dewasa dan fisik. Remaja dalam istilah dalam istilah latin
disebut dengan adolescence yang artinya tumbuh untuk mencapai
kematangan (Stres et al., 2018).

2. Pembagian Usia Remaja

(Stres et al., 2018) mengatakan bahwa usia remaja dibahas


menjadi tiga tahapan sesui dengan kedudukan yang dilewati oleh
remaja , dalam tahapan terdapat keistimewaan masing-masing
diantaranya:

a. Remaja Awal (early adolescence)


Tahapan ini remaja terletak di rentan usia 12 sampai 15
tahun , biasanya remaja tengah berada pada masa sekolah
menengah pertama (SMP). hal khusus atau utama yang
terjadi pada tahapan tersebut adanya perubahan fisik dalam
waktu yang singkat dan adanya ketertarikan pada lawan
jenis .
b. Remaja pertengahan (middle adolescence)
Tahapan ini dapat dikatakan remaja madya dengan
rentan usia 15 sampai 18 tahun yang khususnya diposisi
pada masa Sekolah menengah atas (SMA) keutamaan pada
tahapan ini dimana perubahan fisik mulai sempurna
menyerupai orang dewasa dan sangat mementingkan
kehadiran teman .
c. Remaja akhir (late adolescence)
Tahap ini merupakan remaja akhir yang terdapat di rentan
usia 18 sampai 21 tahun berada pada masa pendidikan di
perguruan tinggi , keutamaan pada fase ini pada bagian fisik
yang telah menjadi seperti dewasa dan dalam bersikap
mampu mengendalikan diri.

3. Tugas Perkembangan Remaja

Adapun tugas perkembangan pada masa remaja menurut (Stres et


al., 2018) antara lain :

a. Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman


sebaya. Tugas perkembangan dalam tingkatan remaja
diharapkan terjadi perubahan banya didalam bersikap maupun
tingkah laku sehingga didapatkan sebagian kecil dari mereka
yang mampu agar mampu menguasai tugas tersebut pada awal
masa remaja , banyak harapan yang ditumpuhkan pada tahapan
ini seorang pemudi mampu melakukan tindakan pembentukan
sikap dan gambaran perilaku yang diharapkan

.
b. Mencapai peran sosial
Merupakan gambaran pada masa remaja diharapkan mampu
menunjukkan seberapa jauh perubahan yang harus dilakukan
dan masalah yang dialami sehingga penting dalam menguasai
tugas perkembangn dengan waktu yang cepat berakibat pada
perubahan kematangan usia dalam usia 18 tahun
mengakibatkan banyak tekanan yang dihadapi remaja

c. Menerima keadaan fisik


Seringkali kebanyakan remaja sulit dalam menerima perubahan
fisiknya dimana pada saat masa anak mereka mampu
mengungkapkan konsep terhadap gambaran pribadi di masa
dewasa, dibutuhkan masa dalam memperbaiki gambaran
tersebut dan mengamati tata cara dalam memperbaiki
penampilan diri sehingga lebih sesuai dengan yang di
harapkan .
d. Mampu menjadi individu yang bertanggung jawab
Diharapkan remaja mampu dalam menerima peran gender
sebagai dewasa yang diakui masyarakat dapat berbaur dan
menjalankan peran tanggung jawab dalam lingkup keluarga ,
lingkungan masyarakan maupun sekolah . Suatu tujuan khusus
yang membutuhkan penyesuaian diri untuk mempelajari
hubungan baru dalam bergaul atau bersosialisasi di dalam nya
.
e. Mencapai kemandirian emotional
Dalam remaja lebih menginginkan mandiri, berusaha agar dapat
mandiri secara emotional dengan seseorang yang lebih dewasa.
Remaja menginginkan rasa aman dan nyaman diperoleh dari
ketergantungan emosional dari orang tua atau orang yang lebih
dewasa dan tidak memiliki hubungan yang dekat dengan
anggota keluarga
.
f. Mempersiapkan karir ekonomi kemandirian
Kemandirian dalam perekonomian tidak bisa dicapai sebelum
remaja serta memiliki pekerjaan dan mempersiapkan diri untuk
bekerja. Apabila remaja memilih pekerjaan yang terdapat
periode pelatihan yang lama belum dapat dikatakan memperoleh
kemandirian ekonomi apabila mereka secara resmi menjadi
dewasa nantinya sehingga secara ekonomi mereka masih harus
bergantung selama masa pelatihan yang diperlukan untuk
bekerja selesai dijalani.
g. Mempersiapkan pernikahan dan keluarga
Kecenderungan pernikahan muda menyebabkan persiapan
pernikahan.dan perkembangan yang paling penting dalam
remaja belum siap secara keseluruhan, dimana kurangnya
persiapan dalam pernikahan akan menjadi suatu penyebab dari
suatu masalah yang tidak terselesaikan oleh remaja itu sendiri
dan akan terbawa kemasa dimana dia dewasa.

h. Memiliki nilai dasar untuk berperilaku pengembangan ideologi


Sekolah maupun perguruan tinggi berusaha untuk menanamkan
nilai yang sesuai dengan nilai dewasa , orang tua memiliki
tanggung jawab yang besar dan berperan dalam perkembangan
remaja. Banyak pembelajaran tendang nilai dewasa yang
bertentangan dengan teman sebaya pada masa remaja dimana
harus memilih apabila mendapatkan dukungan dari teman
sebaya untuk menentukan kehidupan dalam bersosial sebagian
dari mereka ingin diterima oleh teman sebaya akan tetapi hal
tersebut sering mendapatkan perilaku yang tidak sesuai.

C. Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan

1. Manajemen Kebidanan
Manajemen Asuhan Kebidanan adalah proses pemecahan masalah
yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran
dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan,
keterampilandalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk
pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien (Asrinah
dkk, 2010).

2. Langkah langkah Manajemen Asuhan Kebidanan

a. Langkah I (pertama) : Pengumpulan Data Dasar


Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan
mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk
mengevaluasi keadaan klien secara lengkap (Asrinah, 2010)

b. Langkah II (Kedua) : Intepretasi Data


Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap
diagnosis atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan
interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.
Data dasar yang sudah dikumpulkan dinterpretasikan sehingga
ditemukan masalah atau diagnosis yang spesifik (Arsinah, 2010)

c. Langkah III (Ketiga) : Mengidentifikasi Diagnosis atau Masalah


Potensial
Pada langkah ini Kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis
potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis
yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisispasi,
bila memungkinkan dilakukan pencegahan (Arsinah dkk. 2010).
Pada langkah ini penting sekali untuk melakukan asuhan yang
aman (Sari, 2012).

d. Langkah IV (Keempat) : Mengidentifikasi dan Menetapkan


Kebutuhan yang Memerlukan Penanganan Segera
Tahap ini dilakukan oleh bidan dengan melakukan identifikasi
dan menetapkan beberapa kebutuhan setelah diagnose dan
masalah ditegakkan. Kegiatan bidan pada tahap ini adalah
konsultasi, kolaborasi, dan melakukan rujukan (Sari,
2012).Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari
proses manajemen kebidanan. Jadi manajemen kebidanan
bukan hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan
prenatal saja,tetapi juga selama perempuan tersebut bersama
bidan terus-menerus (Arsinah dkk. 2010).

e. Langkah V (Kelima) : Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh


Setelah beberapa kebutuhan pasien ditetapkan,diperlukan
perencanaan secara menyeluruh terhadap masalah dan
diagnosa yang ada (Sari, 2012).
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa
yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien, atau dari setiap
masalah yang berkaitan, tetapi juga dari kerangka pedoman
antisipasi terhadap perempuan tersebut (Arsinah dkk. 2010).
Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan
menyeluruh ini harus rasional dan benar-benar valid
berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai
dengan asumsi tentang apa yang akan atau tidak dilakukan oleh
klien (Sari, 2012).

f. Langkah VI ( Keenam ) : Melaksanakan Perencanan


Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti
yang telah diuraikan pada langkah ke 5 dilaksanakan secara
efiensi dan aman (Arsinah dkk. 2010). Pelaksaan ini dapat
dilakukan oleh bidan secara mandiri maupun berkolaborasi
dengan tim kesehatan lainnya. Jika bidan tidak melakukannya
sendiri, ia tetap memikultanggungjawab untuk mengarahkan
pelaksanaannya (Sari, 2012).

g. Langkah VII (Tujuh): Evaluasi


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode penelitiaan yang di gunakan adalah studi literatur


Melakukan studi literatur ini di lakukan oleh peneliti antara setelah mereka
melakukan topik penelitian dan di tetapkan rumusan permasalahan, sebelum
mereka terjun ke lapangan untuk mengumpulkan data yang di perlukan
(Darmadi, 2011)

B. Prosedur Penelitian

Secara sistematis langkah langkah dalam menulis penelitiaan seperti gambar


berikut:

Studi literatur

Pengumpulan data

Konsep yang di teliti

Kesimpulan dan saran

C. Pengumpulan Data
Data yang di gunkan berasal dari textbook journal artikel ilmiah literatur riview
yang berisikan konsep yang di teliti
BAB IV

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. TINJAUAN KASUS

Hari dan tanggal Pengkajian : Senin 29 juli 2013, 11.00 wib

Di Ruang: poli obsgyn

Oleh : Aliah Mar’atussholihah

SUBJEKTIF

Biodata

Nama : Nn. A

Umur : 20 Tahun

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Sales promotion girl (SPG)

Alamat: Keputih mulyodadi bamsongbang lipuro, Bantul

No. Telp: 0857 5011 8208

A. Data Subjektif

1. KeluhanUtama
Pasien mengatakan saat ini sedang menstruasi hari kedua dan merasakan
nyeri hebat pada perut bagian bawah sehingga mengganggu aktifitasnya.
Setiap menstruasi pasien merasakan nyeri pada perut bagian bawah tetapi
tidak mengganggu aktifitasnya dan akan mereda apabila diberikan kompres
air hangat dan istirahat.

2. Riwayat Menstruasi
HPHT: 28 Juli 2013
Menarche : 11 tahun
Lama: 7 hari
Siklus: 28 hari
Keluhan: Pasien mengatakan nyeri hebat pada perut bagian bawah

3. Riwayat Perkawinan
Pasien mengatakan belum menikah

4. Riwayat Obstetri
Pasien mengatakan belum pernah hamil, keguguran dan melahirkan

5. Riwayat Kontrasepsi yang Digunakan


Pasien mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun

6. Riwayat kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Sekarang:


Pasien mengatakan saat ini sedang menstruasi hari kedua dan
merasakan nyeri hebat pada perut bagian bawah sehingga
mengganggu aktifitasnya. Pasien mengatakan dirinya belum pernah
mendapat pengobatan apapun dan pasien mengatakan tidak ada alergi
obat.

b. Riwayat Kesehatan yang Lalu:


Pasien mengatakan tidak sedang dan tidak pernah menderita penyakit
menular, menurun dan menahun seperti dada berdebar-debar
(Jantung), sering makan, minum dan kencing (DM), sesak nafas
(Asma), tekanan darah >140/90 mmHg (Hipertensi), Sakit kuning
(Hepatitis), Kejang sampai keluar busa (Epilepsi) dan keputihan gatal-
gatal (PMS). Pasien mengatakan tidak pernah mengalami operasi
apapun

c. Riwayat Kesehatan Keluarga:


Pasien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang sedang dan
pernah menderita penyakit menular, menurun dan menahun seperti
dada berdebar-debar (Jantung), sering makan, minum dan kencing
(DM), sesak nafas (Asma), tekanan darah >140/90 mmHg (Hipertensi),
Sakit kuning (Hepatitis), Kejang sampai keluar busa (Epilepsi) dan
keputihan gatal-gatal (PMS).
7. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

Kebutuhan Sebelum sakit Saat sakit

a. Pola makan
Frekuensi 3 kali sehari 3 kali sehari
Porsi 1 piring 1 piring
Jenis makanan Lauk,nasi,sayur Lauk, nasi, sayur
Makanan Tidak ada
pantangan Tidak ada
Keluhan
b. Pola minum
Frekuensi 7-8 gelas/hari 7-8 gelas/hari
Porsi 1 gelas sedang 1 gelas sedang
Jens minuman Air mineral,teh, Air mineral,teh,
susu susu
Keluhan Tidak ada Tidak ada

c. Istirahat
Lama tidur 7-8 jam/hari 7-8 jam/hari
Keluhan Tidak ada Tidak ada
d. Personal hygine
Mandi 2x sehari 2x sehari
Keramas 3x seminggu 3x seminggu
Sikat gigi 2x sehari 2x sehari
Ganti baju 2x sehari 2x sehari
Keluhan Tidak ada Tidak ada

e. Eliminasi
Frekuensi BAK 4x-5x sehari 4x-5x sehari
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Bau Khas Khas
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Frekuensi BAB 1x sehari 1x sehari
Warna Kecoklatan Kecoklatan
Bau Khas Khas
Keluhan Tidak ada Tidak ada
8. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan
Pasien mengatakan tidak mengkonsumsi minuman beralkohol, tidak
merokok dan tidak ada makanan pantangan apapun

9. Riwayat psikososial spiritual


Pasien mengatakan merasa cemas dan khawatir dengan
keadaanya.Orangtua pasien menyuruhnya untuk memeriksakan diri ke
rumah sakit.

OBJEKTIF

1. PemeriksaanUmum
a. Keadaan umum : Baik ,kesadaran : Composmenthis
b. Status emosional : Stabil
c. Tanda vital
Tekanandarah: 110/70 mmHg
Nadi: 84 kali / menit
Pernafasan: 25 kali / menit
Suhu :36,7ºC
d. BB/TB: 50 kg/ 160 cm

2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
1) Rambut: Hitam, lurus, bersih, tidak rontok
2) Kepala: Simetris, bersih, tidak teraba benjolan
b. Wajah
1) Pucat: Tidak tampak Pucat
2) Cemas: iya
3) Kebersihan: Bersi
c .Mata
1) Bentuk: Simetris
2) Sklera : Putih
3) Konjungtiva : Merah muda

d. Hidung

1) Bentuk: Simetris
2) Kebersihan : Bersih

3) Polip : Tidak ada

4) Serumen : Tidak ada

e. Telinga

1) Bentuk :Simetris

2) Kebersihan : Bersih

3) Serumen : Tidak ada

4) Nyeri tekan: Tidak ada

f. Mulut

1) Stomatitis : Tidak ada

2) Gusi:Tidak berdarah

3) Gigi: Tidak caries

g. Leher

1) Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran

2) Kelenjar Limfe: Tidak ada pembesaran

3) Vena jogularis : Tidak ada pembesaran

h. Dada : Tidak dilakukan

i. Abdome

1) Bentuk : Simetris

2) Bekas luka: Tidak ada

3) Massa/ Tumor : Tidak ada

4) Turgor kulit : Tidak ada

5) Nyeri tekan: Terdapat nyeri tekan pada perut bagian bawah

j. Genetalia: Tidak dilakukan

k. Ekstremitas
1) Oedem : Tidak ada

2) Varices : Tidak ada

3) Reflek patella: ( Positif ) kanan, ( Positif ) kiri

4) Kuku: Pendek dan bersih

3. Pemeriksaan Penunjang

Tidak dilakukan

ANALISA

Nn.A Umur 20 tahun dengan gangguan reproduksi dismenorea

PENATALAKSANAAN

Tanggal/jam : 29 Juli/ 11.00 WIB

1. Memberitahu pasien bahwa pasien dalam keadaan baik dan mengalami


dismenorea primer.
- Pasien mendengarkan penjelasan petugas tetapi pasien masih merasa
cemas dengan keadaannya.
2. Menjelaskan kepada pasien tentang nyeri yang dirasakan yaitu pasien
mengalami nyeri menstruasi yang disebut dismenore. Akan tetapi hal ini normal
karena nyeri menstruasi primer timbul sejak menstruasi pertama dan akan pulih
sendiri dengan berjalannya waktu. Penyebabnya tidak jelas tetapi yang pasti
selalu berhubungan dengan pelepasan sel-sel telur (ovulasi) dan kelenjar
indung telur (ovarium) sehingga dianggap berhubungan dengan keseimbangan
hormon.
- Pasien mengerti dan senang bahwa nyeri yang dirasakannya merupakan
hal yang normal. Pasien meminta saran untuk terapi obat maupun cara
yang dapat menurunkan intensitas nyerinya.
3. Menjelaskan hal-hal yang dapat menimbulkan nyeri menstruasi atau
dismenore yang berlebihan yaitu faktor psikis dan fisik seperti
stres,shock,kelelahan dan kecemasan.
- Pasien mengerti dan akan menghindari hal-hal yang menimbulkan nyeri
berlebihan.
4. Menjelaskan pencegahan yang dilakukan untuk mengatasi dan menyembuhkan
nyeri menstruasi yaitu menghindari stres yang menimbulkan kecemasan,
memiliki pola makan yang teratur,istirahat cukup, tidak merokok, tidak
meminum-minuman keras, olahraga teratur, mengurangi konsumsi pada
makanan dan minuman yang mengandung kafein, meningkatkan konsumsi
sayur, buah, daging ikan dan yang mengandung vitamin B6
- Pasien mengerti dan akan memulai menerapkan cara pencegahan untuk
menyembuhkan atau mengurangi nyeri menstruasi.
5. Menjelaskan penanganan pada nyeri menstruasi selain dengan terapi obat
yaitu Pola hidup sehat, pengompresan pada bagian yang nyeri dengan
menggunakan air hangat, melakukan posisi knee chest, mandi dengan air
hangat.
- Pasien mengerti dengan penjelasan yang diberikan
6. Memberikan motivasi pada pasien bahwa kondisinya sekarang akan baik-baik
Dan menganjurkan kepada pasien agar tetap berdoa memint
kesembuhan kepada Allah SWT.
- Pasien merasa tenang dan bersedia mengikuti anjuran untuk tetap berdoa
meminta kesembuhan kepada Allah SWT.
7. Memberikan terapi obat peroral guna untuk mengurangi rasa nyeri menstruasi.
- Memberikan terapi peroral asammefemanat 500mg 3x1 dan vitamin C2x1
selama menstruasi berlangsung, Fe 2x1 selama menstruasi berlangsung
8. Mendiskusikan kunjungan ulang 2 hari lagi atau jika ada keluhan dan nyeri
semakin hebat.
- Pasien bersedia melakukan kunungan ulang

 
CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal : 31 juli 2013

Jam : 11.00 WIB

DATA SUBJEKTIF

Pasien mengatakan rasa nyeri menstruasinya sudah tidak lagi dirasakan, sekarang
pasien sudah dapat beraktifitas seperti biasanya tanpa merasakan nyeri pada bagian
bawah

DATA OBJEKTIF

Keadaan umum : Baik Kesadaran: Composmenthis

Tanda-tanda vital : Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 80 kali/menit

Respirasi : 22 kalimenit

Suhu : 36,6ºC

ANALISA

Nn.A Umur 20 tahun telah sembuh dari gangguan reproduksi yaitu dismenorea

PENATALAKSANAAN

1. Memberitau pasien bahwa keadaannya dalam kondisi baik


- Pasien merasa senang dengan keadaannya dan pasien sudah dapat
beraktifitas seperti biasanya
2. Menganjurkan pasien agar tetap menkonsumsi sayur-sayuran, buah-buahan,
ikan dan makanan bergizi lainnya serta menjaga pola makan pasien.
- Pasien mengerti dan bersedia mengikuti anjuran
3. Menganjurkan dan mengingatkan kepada pasien untuk beristirahat cukup,
mengurangi dan menghindari stress, olahraga teratur, dan hidup sehat.
- Pasien mengerti dan bersedia
4. Memberitahu pasien untuk tidak meminum obat-obatan anti nyeri dan lebih baik
segera datang kepetugas kesehatan terdekat atau kembali kesini apabila nyeri
menstruasi dirasakannya lagi karena untuk mengetahui penyebab nyeri
berkepanjangan.
- Pasien mengerti dan akan mengikuti anjuran dan saran yang diberikan
5. Menganjurkan kepada pasien untuk berucap syukur karena nyeri
menstruasinya sudah tidak lagi dia rasa.
- Pasien mengerti dan berucap syukur alhamdulillah

B. Pembahasan

Pada bab ini membahas mengenai proses manajemen asuhan kebidanan


menurut SOAP pada Nn.A dengan gangguan reproduksi dismenorea secara terperinci
mulai dari langkah pertama yaitu pengkajian data sampai dengan penatalaksanaan
sebagai langkah terakhir. Pembahasan ini akan menjelaskan mengenai faktor
pendukung dan faktor penghambat proses serta kesenjangan antara manajemen teori
dan praktek langsung di lapangan juga alternative dari permasalahan yang ada.
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data pasien meliputi analisa
melalui anamnesa sebagai langka awal varney.Data subjektif pada pasien dengan
dismenorea di dapatkan dari hasil wawancara langsung yaitu pasien mengatakan nyeri
perut pada bagian bawah saat menstruasi yang mengganggu aktifitasnya. Pengkajian
merupakan langkah awal dari proses asuhan kebidanan yang penulis lakukan untuk
mengumpulkan data subjektif.Pada langkah ini penulis lakukan untuk mengumpulkan
data subjektif.Pada langkah ini penulis mengalami hambatan untuk mendapatkan data
tersebut dengan waktu yang terbatas.Menurut teori dan praktek di lapangan terdapat
kesenjangan dalam melakukan pengkajian. Menggambarkan pendokumentasian dan
catatan medik pemeriksaan fisik pasien, hasil laboratorium dan test diagnostik yang
dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung analisa sebagai langkah awal
varney.Data objektif pada pasiendengan kasus dismenorea primer adalah hasil
pemeriksaan fisik, pada saat pemeriksaan abdomen terlihat nyeri tekan pada perut
bagian bawah.Pada langkah ini perlu pemaparan mengenai kesenjangan yang ada
antara teori dan praktek dalam pemeriksaan tedapat kesenjangan karena penulis
mendapatkan hambatan pada pemeriksaan fisik selain ketidakleluasaan dalam
memeriksa pasien juga menolak untuk diperiksa pada bagian payudara dan genetalia.
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data subjektif dan
objektif dalam suatu identifikasi masalah kebidanan serta kebutuhan sebagai langkah
ketiga, keempat dan ketujuh langkah varney.Data subjektif dan objektif yang penulis
temukan saat melakukan pengkajian mendukung ditegakkannya analisa kebidanan
pada Nn. Aumur 20 tahun dengan gangguan reproduksi dismenorea primer.Analisa
kebidanan yang ditegakkan tersebut berdasarkan hasil pemeriksaan abdomen yang
terdapat nyeri tekan.Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan, maka analisa yang
muncul adalah gangguan reproduksi dengan dimenorea primer. Sehingga masalah
muncul yaitu kecemasan akan rasa nyeri menstruasi yang dirasakan pasien sehingga
dibutuhkan informasi pasien tentang rasa nyeri yang dirasa dan memberikan motivasi
mental seperti menekankan untuk tetap tenang, berdoa kepada Allah SWT, berdzikir
dan yakin akan kesembuhan nyeri menstruasi yang dirasakannya.Pada langkah
perencanaan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya.
Langkah ini merupakan kelanjutan penatalaksanaan terhadap masalah atau diagnosa
yang telah diidentifikasi, baik yang sifatnya evaluasi/memeriksa kembali dan tindakan
yang sifatnya follow up. Menurut teori nyeri menstruasi yang terjadi pada Nn.A
merupakan klasifikasi derajat nyeri yang berat sehingga memerlukan istirahat dan
pengobatan untuk menghilangkan rasa nyeri. Perencanaan yang terdapat dalam teori
meliputi konseling holistik, pemberian obat analgetik, pola hidup sehat, terapi
hormonal, terapi obat steroid, dilatasi kanalis servikalis, pengompresan menggunakan
air hangat pada bagian yang nyeri, menganjurkan melakukan Knee chest, istirahat
yang cukup untuk mengurangi ketegangan, menghindari makanan yang mengandung
kadar garam tinggi, meningkatkan konsumsi sayuran, buah-buahan, daging dan ikan
sebagai sumber makanan yang mengandung vitamin B6 kemudian melakukan
kolaborasi dengan dokter spesialis obstetri dan ginekologi untuk menetukan terapi obat
yang diberikan. Untuk melakukan perencanaan pada kasus dismenorea primer
diperlukan asuhan kebidanan meliputi:

a. Melakukan kolaborasi dengan dokter obsgyn untuk pemberian terapi obat


b. Melakukan informed consent pada ibu dan keluarga yang berfungsi sebagai
tanda bukti bahwa ibu dan keluarga sudah menyetujui dengan tindakan
yang akan dilakukan.
c. Memberikan dukungan moril dengan menekankan kepada pasien untuk
tetap tenang, berdo’a kepada Allah SWT, berdzikir dan semangat menjalani
program perbaikan keadaan umum karena psikologis pasien berpengaruh
terhadap kesembuhan pasien
d. Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital seperti tekanan
darah, respirasi, suhu, nadi.
e. Menekankan kepada pasien untuk menjaga pola hidup sehat dan
menganjurkan pasien mengkonsumsi makanan yang bergizi seperti nasi,
lauk, ikan, daging, sayur-sayuran, buah-buahan. Makanan yang
mengandung kadar garam tinggi dan kafein akan memicu rasa nyeri
sehingga harus dikurangi.
f. Menekankan kepada pasien untuk menjaga kebersihan genetalia seperti
mencuci daerah kemaluan dari depan kebelakang, mengeringkan ketika
selesai Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK) supaya tidak
lembab karena rentan terhadap infeksi.

Pada kasus ini telah dilakukan kolaborasi dengan dokter obsgyn untuk pemberian
terapi obat kepada pasien. Jadi penulis menemukan kesenjangan antara teori dan
praktek karena pada saat penatalaksanaan penulis kurang leluasa untuk memberikan
konseling kepada pasien. Asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan
kebutuhan akan bantuan apakah yang benar-benar terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasikan di dalam diagnosa dan masalah.
Rencana dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaannya.
Pada kasus ini pelaksanaan tindakan terapi terhadap pasien dismenorea sudah sesuai
dengan rencana asuhan yang menyeluruh. Setiap rencana dapat dilakukan dengan
baik terhadap pasien. Hal ini didukung oleh adanya kerjasama baik antara pasien,
keluarga, bidan maupun tenaga kesehatan lainnya. Evaluasi adalah untuk mengetahui
keefektifan dari asuhan yang diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan
apakah benar-benar telah sesuai dengan kebutuhan sebagaimana yang telah
diidentifikasi didalam diagnosa dan masalah. Rencanan tersebut dapat dianggap
efektif jika memang benar-benar efektif dalam penatalaksanaan. Dengan memberikan
asuhan kebidanan dan menerapkan menejemen kebidanan yang baik, maka akan
memberikan kemudahan secara efektif dan efisiens dalam mengelola pasien. Pada
kasus ini telah diberikan asuhan pada Nn.A umur 20 tahun dengan gangguan
reproduksi dismenore.
BAB V

PENTUP

A. Kesimpulan
Setelah dilaksanakan asuhan kebidanan secara menyeluruh dengan
menggunakan manajemen kebidanan menurut SOAP dengan pola fikir varney
dan data perkembangan soap maka penulis dapat menyimpulkan Pada
pengkajian gangguan reproduksi dengan dismenorea primerdidapatkan
data subjektif dan data objektif.Data subjektif di peroleh dari wawancara
dengan pasien dimana pasien mengeluh bahwa nyeri pada perut bagian
bawahnya sehingga mengganggu aktifitas pasien.Setelah diberikan asuhan
dan di berikan terapi obat peroral pasien mengatakan nyeri pada perut bagian
bawahnya berkurang dan pasien dapat beraktifitas seperti biasanya.Dalam teori
dan praktek terdapat kesenjangan dalam melakukan pengkajian data subjektif
dan objektif karena pada pengkajian data subjektif terdapat hambatan pada
waktu yang terbatas. Dalam analisa data di dapatkan diagnosa kebidanan pada
Nn.A umur 20 tahun dengan gangguan reproduksi dismenorea primer.Masalah
yang timbul adalah pasien cemas dengan rasa nyeri yang dirasakannya.
Pada Kasus Nn.A dengan gangguan reproduksi dismenorea dengan
tetap mengkonsumsi sayur-sayuran, buah-buahan, ikan dan makanan bergizi
lainnya.Pasien di beri terapi peroral dan konseling tentang pencegahan dan
penanganan nyeri menstruasi ketika dating serta menganjurkan untuk
kunjungan ulang dua hari setelah pasien memeriksakan dirinya.Dalam
perencanaan ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek.
Pelaksanaan dan penatalaksanaan dalam asuhan kebidanan pada kasus ini
belumsesuai dengan yang direncanakan karena adanya dokter obsgyn
sehingga penulis tidak leluasa untuk melaksanaan tindakan perencanaan
Dalam evaluasi pada Nn.A dengan gangguan reproduksi dismenorea primer
didapatkan hasil yaitu bahwa pasien sudah tidak merasakan nyeri menstruasi
pada perut bagian bawahnya dan pasien sudah dapat beraktifitas seperti biasa
.
B. Saran

1. Bagi Penulis
Agar lebih meningkatkan dan mengembangkan lagi pengetahuan tentang
menstruasi terutama dismenorea sehingga kedepannya dapat memberikan
asuhan yang komprehensif dan meningkatkan pelayanan berkualitas

.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Agar meningkatkan wawasan dalam bidang penelitian dan mampu
mengaplikasikan ilmu serta teori yang telah di dapat serta bisa lebih baik
dari peneliti sebelumnya

 
DAFTAR PUSTAKA

1, 2 , 3. (2017). 24.

Agustin, M.(n.d.).HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DISMENORE


DENGANTINGKAT STRES PADA MAHASISWI AKPER AS- SYAFI’IYAH
JAKARTA

Marini Agustin 1. 603–612.


No Title. (2019).

Ade. 2011. Perlindungan Kesehatan Reproduksi Bagi Pekerja Perempuan.


http://politikana.com/baca/2011/05/01/perlindungan-kesehatanreproduksi-bagi-
pekerja-perempuan.html.

Anonim. 2011. Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Dismenorhea


Dengan Motivasi Untuk Periksa Ke Pelayanan Kesehatan., Tersedia
dalamhttp://skripsikti.blogspot.com/2011/08/kti-pengetahuan-remaja-
dismenore.html.

Review, L. (2020). KUALITAS TIDUR PASIEN DIRAWAT.


Sma, D. I., & Kanaan, K. (2019). Dismenore sebagai faktor stres pada remaja
putri kelas x dan xi di sma kristen kanaan banjarmasin. January.
https://doi.org/10.29406/jkmk.v4i3.864

Stres, T., Dengan, R., & Menstruasi, S. (2018). No Title


Yamani, A., Putra, R., Studi, P., Keperawatan, I., Tinggi, S., Kesehatan, I., &
Medika, I. C. (2017). (Studi di.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:


Rineka Cipta.

Aryani, R. 2010. Kesehatan Remaja. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai