STUDI KASUS
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS PATOLOGIS PADA By
“F” DENGAN ASFIKSIA SEDANG DAN HIPOTERMIA
DIRUANG NICU RSUD BIMA
Oleh :
FADILA SOLEHA
NIM. P07124021013
i
HALAMAN PENGESAHAN
Mengesahkan,
Ketua Jurusan Kebidanan
(dr.Sudarmi SST.M.Biomed)
NIP.19801282001122001
Tim Penguji,
1. Penguji I
dr.Fachrudi Hanafi,.M.Kes
NIP.196610221998031003 ( )
2. Penguji II
Yunita Marliana,SSIT.,M.Keb
NIP.197906062006042004 ( )
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Disusun Oleh:
FADILA SOLEHA
NIM. P07124021013
Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II
iii
KATA PENGANTAR
Kebidanan.
sebesar-besarnya kepada:
Poltekkes Mataram.
4. Ni Nengah Arini Murni, SST, M.Kes. selaku Ketua Program Studi DIII
memberikan bimbingan.
memberikan bimbingan.
iv
7. Semua dosen Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes
kepada penulis.
10. Seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir
ini.
membangun dan semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
Penulis
v
ABSTRAK
vi
Hasil Asuhan Kebidanan Neonatus pada By. F umur kurang dari 24 jam
dengan asfiksia sedang dan Hipotermia mulai dari Asfiksia dan dilakukan
Resusitasi dan observasi sampai pemulihan selama 4 hari.
Kesimpulan Bayi mengalami afiksia dan Hipotermi dilakukan Resusitasi
dan pemeriksaan fisik, keadaan umum bayi baik dan tidak terjadi masalah
selama proses pemulihan.
Kata Kunci Asfiksia sedang dan Hipotermia.
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN....................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN...................................................iii
KATA PENGANTAR...............................................................iv
ABSTRAK ..............................................................................vi
DAFTAR ISI.............................................................................viii
DAFTAR TABEL.....................................................................x
BAB I PENDAHULUAN..........................................................1
A. Latar Belakang..............................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................7
C. Tujuan...........................................................................7
D. Manfaat.........................................................................8
E. Kaslian Laporan Kasus.................................................10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................11
A. Tinjauan Teori Asfiksia Sedang....................................11
B. Tinjauan Khusus Hipotermi...........................................30
C. Asuhan Kebidanan Asfiksia sedang dan Hipotermi......43
D. Kerangka Berfikir...........................................................50
BAB III METODE PENELITIAN..............................................51
A. Rancangan....................................................................51
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian........................................51
C. Subyek..........................................................................52
D. Jenis Data.....................................................................52
E. Alat dan Metode Pengumpulan Data............................52
F. Analisa Data..................................................................53
G. Masalah Etika................................................................54
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN......................................56
A. Hasil...............................................................................56
B. Pembahasan.................................................................70
viii
BAB V......................................................................................76
A. Kesimpulan....................................................................76
B. Saran.............................................................................78
DAFTAR PUSTAKA...............................................................80
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
1.1 Keaslian Laporan...............................................................10
2.1 Menentukan Derajat Asfiksia yg dialami............................18
2.2 Bentuk Rangsangan taktil yg membahayakan...................23
4.1 Konsep dalam menyusun asuhan......................................48
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi dalam usia
oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang
dibawa oleh bayi sejak lahir adalah asfiksia. Sedangkan kematian bayi
(68,5%) dan terjadi pada umur 0-6 hari. Penyebab kematian neonatal
bayi, yang di ukur melalui angka kematian bayi. Angka kematian bayi
dengan status kesehatan ibu saat hamil, pengetahuan ibu dan keluarga
1
tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan, dan peranan tenaga
3% (3,6juta) dari 120 juta bayi baru lahir mengalami asfiksia, hampir 1
beyai setiap 1.000 kelahiran hidup, untuk memenuhi target MDG’s ke-
berdasarkan hasil SDKI pada tahun 2017, AKB menjadi 24 per 1.000
Nasional, (BKKBN,2019)
2
Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2019 Angka
hidup, AKB di negara berkembang 37 per 1.000 kelahiran hidup dan AKB
karena hipotermi di negara maju 5 per 1.000 kelahiran hidup. AKB di Asia
Timur 11 per 1.000 kelahiran hidup, Asia Selatan 43 per 1.000 kelahiran
hidup, Asia Tenggara 24 per 1.000 kelahiran hidup dan Asia Barat 21 per
bahwa Angka Kematian Bayi (AKB) turun, pada tahun 2020 Angka
(SDKI, 2020)
kasus kematian bayi tahun 2020 adalah 863 kasus, tidak berbeda jauh
tahun 2019, jumlah kasus kematian bayi sebanyak 288 kasus dengan
3
AKB 10 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan pada tahun 2020, jumlah
214 bayi meninggal dan sekitar 63 sebanyak bayi hidup, dan tercatat
sekitar 150 kematian bayi dari 2.462 bayi yang lahir tanpa rujukan di
RSUD Dr. R. Soedjono Selong. Sedangkan dari 277 jumlah bayi rujukan
asfiksia pada bayi baru lahir, baik itu faktor dari ibu seperti (primi tua,
penyakit ibu, ketuban pecah dini, partus lama, panggul sempit, infeksi
intrauterin, faktor dari janin yaitu gawat janin, kehamilan ganda, letak
sungsang, letak lintang, berat lahir, dan faktor dari plasenta (Lisa
bayi baru lahir hal ini disebabkan karena proses persalinan yang terlalu
4
lama terutama pada proses persalinan kala II lama dan memegang peran
CO2 dan asidosis. Bila proses ini berlangsung terlalu jauh dapat
akan terjadi pernafasan yang cepat dalam periode yang singkat dan
apabila berlanjut gerak nafas akan berhenti, denyut jantung juga mulai
baru lahir dengan baik dan memberikan asuhan yang tepat. Banyaknya
untuk membahas asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan asfiksia (Arief
Hipotermi dapat terjadi pada bayi baru lahir (neonatus), yaitu pada
pernafasan, pada bayi prematur atau bayi kecil yang memiliki cadangan
5
Hipotermi menyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh darah,
komponen asuhan neonatus dasar agar bayi baru lahir tidak mengalami
hipotermi. Hipotermi terjadi jika suhu tubuh dibawah 36,5 derajad celcius
dalam ruangan yang realtif hangat (Indrayani & Moudy Emma, 2019).
6
yang mengakibatkan terjadinya metabolik anaerobik, meningkatkan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
7
dengan asfiksia sedang dan hipotermi
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
nicu.
2. Manfaat Praktis
8
b. Bagi Institusi Pendidikan Poltekes Kemenkes Mataram Sebagai
RSUD BIMA.
BIMA.
9
E. Keaslian Laporan Kasus
Tabel. 1.1
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Definisi Neonatus
bagi BBL untuk dapat hidup dengan baik (Marmi dan Rahardjo, 2021).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru dilahirkan pada
badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram dan tanpa tanda-
bayi yang baru dilahirkan sampai dengan usia empat minggu (Sari,
11
d. Lingkar dada : 30-38 cm.
sempurna.
2022)
3. Masa Neonatal
12
4. Definisi Asfiksia
dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir (Sembiring
bayi yang tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur, sehingga
gagal bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir (Dewi
seperti berikut:
menggunakan narkosa.
13
kekurangan gizi, dan gijnal.
5) Penyakit genetik
kesalamatan ibu dan bayi. Beberapa yang dapat dilihat pada ibu
pada kaki yang tidak hilang dengan istrahat, tekanan darah sistol
14
plasenta dengan hanya dilapisi oleh satu lipatan amnion.
c. Faktor plasenta
nutrisi.
d. Faktor janin
bayi
15
bokong, gemeli, distosia bahu, ekstraksi vakum, dan forseps)
5. Klasifikasi Asfiksia
a. Asfiksia Ringan
b. Asfiksia Sedang
proses persalinan.
c. Asfiksia Berat
16
6. Gejala Asfiksia
a. Asfiksia Berat
berikut :
rangsangan.
sesudah persalinan.
sebagai berikut :
diberikan.
17
proses persalinan.
c. Asfiksia Ringan
(Maryunani 2019).
keadaannormal.
18
3) 0-3 : Bayi mengalami asfiksia berat (Marmi, S,St 2013)
7. Diagnosis Asfiksia
a. Anamnesis
2) Cara dilahirkan.
b. Pemeriksaan fisik.
c. Pemeriksaan penunjang
2) PaCO2 > 55 mm H2
19
8. Persiapan resusitasi pada bayi baru lahir dengan Asfiksia
tertutup.
b. Persiapan keluarga
c. Persiapan tempat
20
d. Persiapan alat
hari.
Langkah Awal
terjadi perdarahan).
21
merangsang bayi baru lahir untuk bernafas spontan dan teratur.
1. Letakkan bayi diatas kain yang ada di atas perut ibu atau
dekat perineum.
penolong.
c) Isap lender
lender dihidung
22
1. Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh
dibawah ini
Rangsangan Bahaya/Resiko
Menepuk bokong Trauma dan luka
Meremas rongga dada Fraktur , Pneumotoarks, Gawat nafas,
Kematian
Menekan kedua paha bayi ke Rupture hati atau limfa Perdarahan
perutnya didalam
Mendilatasi sfingter ani Sfingter ani robek
Menempelkan kompres hangat Hipotermia Hipertermia Luka bakar
atau dingin
Mengguncang bayi Kerusakan otak
Meniupkan oksigen atau udara Hipotermia
dingin ketubuh bayi
e) Reposisi
23
diteruskan
teratur
9. Penatalaksanaan
bersih dan kering yang telah disiapkan pada perut bawah ibu,
24
dengan hasil penilaian keadaan bayi baru lahir. Untuk bayi
megap dan atau tonus otot tidak baik lakukan manjemen bayi
baru lahir dengan asfiksia. Jika bayi baru lahir tidak mulai
25
ventilasi aktif terhadap bayi.
teratur.
bayi bitu atau pucat, denyut jantung kurang dari 100 kali per
berfungsi baik.
wajah.
26
7) Tekan balon resusitasi dengan dua jari atau dengan seluruh
11) Bila dinding dada naik turun dengan berarti ventilasi berjalan
secara adekuat.
12) Bila dinding dada tidak naik, periksa ulaang dan betulkan
ventilasi kurang.
27
masuk ke dalam esophagus dan lambung yang kemudian
menyebabkan:
berkembang.
4) Prosedur
Langkah Awal
c. radian walmer
28
e. alat observasi, berupa : stetoskop khusus neonatus, jam
h. pulse oximeter
Langkah Awal
- hangatkan bayi
- hisap lendir
29
- reposisi
megap-megap
B. Hipotermi
1. Pengertian
sedang yaitu suhu antara 32- 36ºC, dan hipotermi berat yaitu suhu
tubuh.
dimana suhu tubuh bayi turun dibawah 36,5ºC. Penurunan suhu tubuh
2. Penyebab
30
badan besar, cadangan glikogen dan brown fat sedikit, BBL (Bayi Baru
hal.283).
mendapat susu, sekitar dihari keenam energi diperoleh dari lemak dan
2013:14). Pada saat lahir, suhu tubuh bayi kira-kira sama dengan suhu
antara lain :
dipermukaan.
31
Hipotermia juga dapat disebabkan oleh karena terpapar dengan
atau basah) atau bayi dalam keadaan basah atau tidak berpakaian
adalah :
c. BBLR.
f. Asfiksia, hipoksia.
Bayi tidak mau minum atau menetek, bayi tampak lesu atau
(sklerema).
32
berkurang, Letargis, Tangisan lemah, Kulit berwarna tidak rata
dingin.
4. Patofisilogi
a. Shivering thermoregulation/ST.
33
panas.
b. Non-shivering thermoregulation/NST.
c. Vasokontriksi perifer.
menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh bayi
baru lahirdan cadangan lemak coklat ini akan habis dalam waktu
34
singkat dengan adanya stress dingin. Jika seorang bayi kedinginan,
paparan dingin adalah dengan proses oksidasi dari lemak coklat atau
jaringan adiposa coklat. Pada bayi BBL, NST (proses oksidasi jaringan
lemak coklat) adalah jalur yang utama dari suatu peningkatan produksi
panas yang cepat, sebagai reaksi atas paparan dingin. Paparan dingin
pada lemak coklat dan dengan liposis diikuti oleh oksidasi atau
35
komsumsi oksigen 2 sampai 3 kali lipat. Dengan demikian, pada
2021:6).
5. Komplikasi
(2,6 mmol/L) Hipoglikemia adalah masalah serius pada bayi baru lahir,
36
2020:146).
6. Penanganan Hipotermi
Bayi diletakkan di dada ibu agar terjadi kontak kulit langsung ibu dan
bayi. Untuk menjaga agar bayi tetap hangat, tubuh ibu dan bayi harus
kontak kulit ke kulit antara kulit bayi dengan orang dewasa. KMC
dengan penempelan kulit kekulit dalam posisi tegak lurus pada dada
eksklusif dan dapat meninggalkan rumah sakit lebih awal, namun tetap
37
dalam pengawasan yang baik. KMC dapat dilaksanakan secara
20 jam sehari.
d. Berat badan lebih cepat naik serta suhu tubuhnya lebih stabil.
lebih banyak.
2019:82- 83).
Bila tubuh bayi masih dingin, gunakan selimut atau kain hangat
bayi dan ibu. Lakukanlah berulang kali sampai tubuh bayi hangat.
diberi infus glukosa 10% sebanyak 60-80 ml/kg per hari (Rukiyah &
Yulianti, 2021:290).
38
Faktor yang dapat mempengaruhi perubahan suhu tubuh bayi baru
lahir agar tidak terjadi hipotermi adalah pemantauan suhu tubuh bayi
secara cepat dan teliti, mengusahakan agar suhu kamar optimal atau
kanguru dan skin to skin yaitu salah satunya dengan meletakkan bayi
telungkup di dada ibu maka akan terjadi kontak kulit langsung antara
ibu dan bayi sehingga bayi akan memperoleh kehangatan karena ibu
juga salah satu sumber panas yang baik bagi bayi (Ekawati, 2019:1)
kondisi lain
d. Prosedur
Tindakan pencegahan
1000-1500 34 - 35
39
1500-2000 32 - 34
2000-2500 30-32
mandi ditunda.
(PBL)
sudah stabil
40
3. Ganti baju yang dingin dan basah bila perlu. Beri pakaian
hangat.
sering
diubah.
napas, kejang atau tidak sadar) setiap jam dan nilai juga
11. Bila bayi tidak dapat menyusu, beri ASI peras dengan
350C.
41
12. Periksa suhu bayi setiap jam. Bila suhu naik paling tidak
jam
bayi minum dengan baik dan tidak ada masalah lain yang
yang hangat
42
batas normal.
PerinataL
yang meliputi:
d. Standar IV : Implementasi
e. Standar V : Evaluasi
43
berdasarkan tinjauan teori tentang Asuhan Kebidanan bayi baru lahir
44
b) Pemeriksaan tanda vital : Pada bayi baru lahir dengan
dibawah 36,5ºc
cm.
didapatkan normal
f) Pemeriksaan penunjang :
45
Diagnosa pada bayi baru lahir dengan asfiksia dan hipotermi
sudah diidentifikasi.
pemberian oksigen.
46
diletakan lebih rendah agar cairan atau lendir mudah mengalir,
Menyeluruh
47
tentang cara mempertahankan G
suhu tubuh asfiksia dan
hipotermi, pengawasan nutrisi
reflex menelan, tekhnik
menyusui, dan perawatan
metode kungguru.
3. By Ny “F” 1. Lakukan pemeriksaan fisik, Ruang
Dengan pengukuran antropometri, dan NICU
Asfiksia mengecek tanda-tanda vital RSUD
sedang dan pada asfiksia sedang dan BIMA
hipotermi hipotermi
2. Anjurkan pada ibu dan keluarga
bagaimana cara melakukan
perawatan metode kangguru.
4. By Ny “F” 1. Lakukan pemeriksaan fisik, Ruang
Dengan pengukuran antropometri, dan NICU
Asfiksia mengecek tanda-tanda vital RSUD
sedang dan asfiksia sedang dan hipotermi. BIMA
hipotermi 2. Merekap hasil catatan
perkembangan pada bayi ibu.
3. Melakukan evaluasi kembali
pada ibu dan keluarga
mengenai asuhan yang
diberikan pada bayinya.
48
benar efektif dalam pelaksanaannya ( Soepardan, 2020).
SOAP, yaitu :
klien, hasil labolatorium dan uji diagnostik lain yang dirumuskan dalam
49
a) Diagnosis/masalah.
dan 4 Varney.
D. Kerangka Berpikir
Neonat
us
Penatalaksana
1. Hangatkan bayi
di incubator
2. Hangatkan bayi
50 melalui panas
tubuh ibu
3. Metode
kanguru
Teori Manajemen
Kebidana
7 Langkah
Varney
BAB III
METODE
A. Rancangan
kasus (case study), yakni dengan cara meneliti suatu permasalahan yang
kasus.
51
B. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
dan hipotermi.
C. Subjek Penelitian
Subyek penelitian dalam study kasus asuhan ini adalah Ruang NICU
D. Jenis Data
1. Data Primer
Data primer yang digunakan oleh peneliti adalah data dari hasil
2. Data Sekunder
Buku register.
52
a. Alat : penimbangan berat badan, metlin, stetoskop, thermometer,
handscone
pasien studi
b. Observasi
F. Analisis Data
1. Pengolahan Data
53
dan laporan dapat membawa pembaca kedalam situasi kasus
kebidanan.
2. Analisa Data
G. Etika Penelitian
bertentangan dengan etika. Tujuan harus etis dalam arti hak pasien
1. Lembar pernyataan
54
Menjelaskan tentang apa yang akan peneliti lakukan selama
2. Lembar Persetujuan
peneliti.
55
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Gambaran Umum RSUD BIMA
Kota Bima Nomer NO.63 Tahun 2018 dan Nomer Register dari
dan permukiman.
56
rawat inap. Untuk pelayanan rawat jalan buka dari jam 08:00 – 14:00
Agustus 2023.
2. Gambaran Subyek
Responden atau pasien dalam studi kasus ini adalah By. Ny.
F umur kurang dari 24 jam dengan orang tua bernama Ny. F dan Tn.
dengan suhu 35,6 ˚C. By. Ny. F dibawa keruang neonatus pada
3. Tinjauan Kasus
KUNJUNGAN I
No.RM : 554449
57
A. Data Subyektif
1. Identitas Bayi
Biodata Bayi
Nama By. Ny. F
Umur Kurang dari 24 jam
Tanggal Lahir 02 Agustus 2023
Alamat Risa Woha
3. Keluhan utama
Bayi tampak sakit, ujung jari kaki dan tangan bayi kebiruan, tonus
oto bayi lemah, suhu tubuh bayi 35,60c dan sesak nafas.
didapatkan suhu badan bayi kurang dari batas normal yaitu 35,6
58
˚C
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
Kesadaran :Letergis
Tanda-Tanda Vital
Respirasi : 68 x/mnt
Suhu : 35,6 ˚C
Spo2 : 96%
2. Pemeriksaan Fisik
kelainan (-)
59
f. Leher : pembekakan V, dapat digerakkan ke kiri dan ke
kanan (+)
kiri dan kanan sama (+), respirasi normal (+), bunyi jantung
normal (+).
l. Ekstremitas
trauma lahir
3. Refleks
4. Antropometri
Panjang Badan : 50 cm
60
Lingkar Kepala : 31 cm
Lingkar dada : 31 cm
Lingkar lengan : 11 cm
5. Eliminasi
Miksi : sudah
Defekasi: belum
C. Analisa
D. Penatalaksanaan
61
Pernafasan bayi normal didapatkan 60x/menit
1x17mg.
Kunjungan II
62
No.RM : 554449
A. Data Subyektif
B. Data Obyektif
1. Keadaan Umum
Kesadaran :composmintis
Tanda-Tanda Vital
Suhu:36,5C
Spo2 :98%
BAB :1 Kali
BAK :1 Kali
63
C. Analis
umur 9 jam
D. Penatalaksanaan
64
OGT DC puasa terpasang dengan baik
gentamicin 1x17mg.
No.RM : 554449
A. Data Subyektif
B. Data Obyektif
1. Keadaan umum
Kesadaran : composmentis
65
Tonus otot : Cukup Baik
Tanda-tanda vital
Suhu:36,5C
Spo2 :98%
BAB :2 kali
BAK : 4 kali
2. Reflek
C. Analisa
umur 1 hari
kehilangan panas
66
D. Penatalaksanaan
gentamicin 1x17mg.
Kunjungan IV
67
No.RM : 554449
A. Data Subyektif
B. Data Obyektif
1. Keadaan umum
Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda vital
Suhu:36,9C
Spo2 :98%
BAB : 2 kali
BAK : 4 kali
2. Reflek
68
bagian pinggir mulutnya)
C. Analisa
umur 3 hari
panas
D. Penatalaksanaan
payudara ibu, kontak kulit antara dada bayi dengan dada ibu.
69
mata dengan ibu sedangkan panggul bayi dalam posisi seperti
dirumah.
B. Pembahasan
70
1. Data Subyektif
sudah ada.
2. Data obyektif
Usia Keadaan
Kunjungan Hasil Pemeriksaan
Pasien Umum
1 0 Bayi A-S 4-6, berat badan 3500 gram,
hari(20 tampak panjang badan 50 cm, lingkar
menit) lemah kepala 31 cm, lingkar dada 31
cm, lingkar lengan 11 cm,denyut
jantung 135x/menit, respirasi
53x/menit, suhu 35,6˚C,dan
SPO2 96%, pemeriksaan fisik
tampak kepala lebih besar dari
dada.
2 9 jam Bayi Denyut jantung 138x/menit,
tampak respirasi 50x/menit, suhu 36,5◦C,
lemah dan SPO2 98%. Reflek moro
ada,reflek babinski ada, refkeh
grasping ada, reflek swallowing
ada.
3 2 hari Bayi Denyut jantung 145x/menit,
tampak Respirasi 50x/menit, suhu 36,5˚C
baik , SPO2 98%. Reflek moro ada,
reflek babinski ada, reflek
71
rootingada, reflek suckingada,
reflek swallowing ada, dan reflek
grasping ada.
4 3 hari Bayi Denyut jantung 145x/menit,
semakin respirasi 50x/menit, suhu 36,9˚C,
membaik dan SPO2 98%. Reflek moro
ada,reflek babinski ada, reflek
rooting ada, reflek sucking ada,
reflek swallowing ada, dan reflek
grasping ada
gagal bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir (Dewi
bulan ( post-term).
keadaan termal yang tidak normal dimana suhu tubuh bayi turun
72
3. Analisa (a)
4. Penatalaksanaan (p)
1. Melakukan Resusitasi
73
VK Bersalin, pada saat bayi baru lahir bayi tidak langsung
74
3. Mengajarkan ibu untuk menghangatkan bayi dengan
RS (bisa pulang lebih awal), melatih ibu cara menyusui yang baik
75
pengganti Ibu (ayah atau anggota keluarga lain)
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
sebagai berikut:
76
mengalami KPD
sebagai berikut:
77
c. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya asi eksklusif dan
tekhnik menyusui yang benar
d. Memberikan ibu penyuluhan tentang cara menjaga kehangatan
bayi
e. Menjelaskan ibu tanda-tanda bahaya pada bayi
f. Melaukan pemeriksaan perkembangan bayi berupa
pemeriksaan fisik dan tanda-tanda vital bayi
g. Memberikan penyuluhan Metode Kangguru (PMK)
B. SARAN
1. Bagi Pasien
bagi ibu dengan bayi Asfiksia dan Hipotermi faktor resiko Asfiksia
yaitu dari faktor ibu berupa usia ibu kurang dari 20 tahun atau
78
lebih dari 35 tahun, jarak hamil dan bersalin terlalu dekat, penyakit
2. Bagi Penulis
79
DAFTAR PUSTAKA
Angka Dewi, Vivian Nanny Lia, 2019, Asuhan Neonatus Bayi dan Anak
Balita, Edisi kelima, Jakarta: Salemba Medika.
Dinas kesehatan provinsi NTB, 2019, Profil Kesehatan Privinsi NTB tahun
2019, Mataram.
Dian Insana Fitri dkk, Jurnal Keseha tan Andalas.Hubungan Pemberian ASI
dengan Tumbuh Kembang Bayi Umur 6 Bulan di Puskesmas
Nanggalo Vol. 3.
80
Husada Desa Pangean Kecamatan Maduran Kabupaten Lamongan.
Fitri, D. I., Chundrayetti, E., & Semiarty, R. (2019). Hubungan pemberian ASI
dengan tumbuh kembang bayi umur 6 bulan di Puskesmas
Nanggolo, Jurnal Kesehatan Andalas, 3(2)
Indrayani dan Moudy Emma Unaria Djami, 2019, Asuhan Persalinan dan
Bayi Baru lahir, CV Trans Info Media, Jakarta.
Wahidiyat dan Sastroasmoro, 2019, Pemeriksaan Klinis pada Bayi dan Anak,
CV Sangung, Jakarta.
Ratika, Ratika, 2020, Manajemen Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada
Bayi Ny “F” dengan Asfiksia Sedang di RSUD Syekh Yusuf Gowa,
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Safitri Aulia Rahma & Sri Pingit Wulandari, 2019 Klasifikasi Risiko Infeksi
pada Bayi Baru Lahir di Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo
Menggunakan Metode Classification Trees.Vol. 5, No.1.
Verney, Helen dkk. 2021, Buku Saku Bidan, Varney’s pocket midwife, ed.
Alfriana Hany, Jakarta.
Yuni, A. (2019). Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Pada By. Ny. S Dengan
81
Asfiksia Ringan Di Rs Pku Muhammadiyah Sukoharjo. DIII
Kebidanan
82