Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS “PA”

NEONATUS CUKUP BULAN BESAR MASA KEHAMILAN


UMUR 10 JAM+ MAKROSOMIA DENGAN VIGEROUS
BABY DALAM MASA ADAPTASI
DI PMB NI WAYAN SUASTINI,S.ST

Oleh:
NI LUH SRIAYU WIDNYANINGSIH
P07124220142

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I. POLITEKNIK


KESEHATAN KEMENKES DENPASAR JURUSAN
KEBIDANAN PRODI STR KEBIDANAN

ii
2020

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya-lah penulis dapat menyelesaikan Laporan Asuhan Kebidanan pada Neonatus
“PA” Neonatus Cukup Bulan Besar Masa Kehamilan Umur 10 Jam + Makrosomia dengan
Vigeorus Baby dalam Masa Adaptasi + Makrosomia di PMB Ni Wayan Suastini,S.ST”.
Laporan ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam menyelesaikan
pendidikan Sarjana Terapan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Denpasar..
Dalam menyelesaikan Laporan ini, penulis banyak mendapatkan bantuan baik berupa
moral maupun material dari berbagai pihak. untuk itu, dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Anak Agung Ngurah Kusumajaya,SP.,M.PH untuk izin yang
diberikan kepada saya untuk mengikuti pendidikan pada Jurusan Sarjana Terapan
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Denpasar.
2. Ibu Ni Nyoman Budiani,S.Si.T.,M.Biomed selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Denpasar yang telah memberikan izin.
3. Ibu Ni Wayan Armini selaku Ketua Program Studi jurusan Sarjana Terapan
Kebidanan Poltekkes Denpasar yang telah memberikan ijin.
4. Ibu I. G. A.A. Novya Dewi,SST.,M.Keb selaku Koordinator PK II yang telah
memberikan ijin.
5. Ibu Ni Komang Lindayani,SKM.,M.Keb selaku Koordinator PK II yang
telah memberikan izin .
6. Ibu Ni Wayan Suastini,SST selaku bidan yang memberi ijin dan
membimbing dalam memberikan asuhan serta penyusunan Laporan ini.
7. Ibu Made Widhi Gunapria Darmapatni,SST.,M.Keb selaku Dosen
Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dalam menyelesaikan
laporan ini.
8. Ibu “PA” dan keluarganya yang telah bersedia menjadi keluarga asuhan pada
Laporan ini.
9. Rekan - rekan mahasiswa Jurusan Kebidanan yang telah banyak memberikan
dukungan dan bantuannya dalam pelaksanaan penyusunan Laporan ini.
ii
10. Keluarga besar yang telah memberikan dorongan secara moril dan materi
sehingga Laporan ini dapat diselesaikan.

ii
Penyusun menyadari bahwa Laporan ini masih ada banyak kekurangan yang perlu
disempurnakan, oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan saran dan masukan demi
penyempurnaan Laporan ini.

Karangasem, 30 November 2020

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Cover
Kata Pengantar…………………………………………………………. i
Daftar Isi………………………………………………………………..iii

BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang………………………………………………………1
1.2 Tujuan………………………………………………………………. 2
1.3 Waktu dan Tempat Pengambilan Kasus……………………………..2
1.4 Manfaat………………………………………………………………3

BAB II Tinjauan Pustaka


2.1 Preeklamsi Berat……………………………………………………..4
2.2 Manajemen Asuhan………………………………………………….7

BAB III Tinjauan Kasus


3.1 Tinjauan Kasus………………………………………………………22

BAB IV Pembahasan
4.1 Pembahasan………………………………………………………… 29

BAB V Simpulan dan Saran


5.1 Simpulan……………………………………………………………...31
5.2 Saran…………………………………………………………………..31

Daftar Pustaka

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses dari kehamilan sampai melahirkan merupakan suatu proses alamiah yang
tidak bisa dipisahkan. Pemeriksaan yang berkesinambungan diperlukan agar
kehamilan tersebut berjalan dengan lancar. Namun, dalam proses tersebut bisa
terjadi sebuat patologi maupun kegawatdaruratan yang mana bisa menyebabkan
AKB dan AKI meningkat. Patologi dan kegawatdaruratan biasanya ditemukan pada
kehamilan resiko tinggi. Secara garis besar, kelangsungan suatu kehamilan sangat
bergantung dari keadaan dan kesehatan ibu, plasenta dan keadaan janin.
Makrosomia merupakan bayi yang lahir den berat badan lebih 4000 gram .
Dimana, berat badan bayi normal berkisar dari 2500 gram sampai 4000 gram.
Menurut Rukiyah (2010) Bayi besar atau Makrosomia merupakan bayi dengan berat
badan lahir lebih dari 4 kilogram. Kejadian ini sangat bervariasi antara 8 sampai 10
persen total kelahiran. Penyebab utama kejadian Makrosomia dipengaruhi oleh 3 hal
yakni karena dipengaruhi oleh faktor genetic atau keturunan, multiparitas dengan
riwayat makrosomia sebelumnya dan akibat diabetes mellitus.
Pada saat ini masih banyak ibu hamil yang beranggapan bahwa semakin besar
janin dalam kandungan ibu menandakan janinnya dalam keadaan yang sangat sehat.
Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan ibu hamil tentang makrosomia masih
sangat kurang. Mereka beranggapan semakin banyak nutrisi yang dikonsumsi ibu
maka semua kebutuhan gizi bagi janin akan terpenuhi (Siregar, 2010).
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2014, angka kejadian
makrosomia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Dalam dua sampai tiga
dekade terakhir, di banyak populasi berbeda di seluruh dunia terjadi peningkatan
sekitar 15-25% proporsi wanita melahirkan bayi besar. Besar proporsi makrosomia
pada setiap populasi yaitu sekitar 5-20%. Prevalensi tertinggi ditemukan di negara-
negara Eropa Utara dan Atlantika Utara, dimana bayi
makrosomia berjumlah sekitar 20% dan 45%.

1
Kematian ibu yang berhubungan dengan kelahiran bayi makrosomia disebabkan
oleh perdarahan postpartum dan distosia, sedangkan kematian bayi akibat

1
makrosomia disebabkan oleh komplikasi-komplikasi yang merugikan pada keluaran
perinatal seperti distosia bahu, Apgar skor rendah, asfiksia. Makrosomia (berat bayi
lahir besar ≥4000 gram) berisiko terjadinya distosia bahu yaitu tersangkutnya bahu
janin dan tidak dapat dilahirkan setelah kepala janin dilahirkan. Insidensi
makrosomia 0,2-2% dari seluruh kelahiran.
Makrosomia menimbulkan komplikasi pada ibu dan bayinya. Komplikasi pada
ibu (maternal) yaitu perdarahan postpartum, laserasi vagina, perineum sobek, dan
laserasi servik. Komplikasi pada bayi antara lain distosia bahu yang menyebabkan
cedera plexus brachialis, fraktur humerus, dan fraktur klavikula (Ezegwui, Ikeaka, &
Egbuji, 2011).
Pada ibu hamil yang memasuki kehamilan trimester III, disarankan agar lebih
banyak mengonsumsi sayuran dan buah serta mengurangi mengonsumsi
karbohidrat, sehingga bisa mencegah terjadinya giant baby.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membuat menyelesaikan Laporan Asuhan
Kebidanan pada Neonatus “PA” Neonatus Cukup Bulan Besar Masa Kehamilan
Umur 10 Jam + Makrosomia dengan Vigeorus Baby dalam Masa Adaptasi di PMB
Ni Wayan Suastini,S.ST”.
1.2 Tujuan
2. Tujuan Umum
Melaksanakan Asuhan Kebidanan pada Neonatus “PA” Neonatus Cukup
Bulan Besar Masa Kehamilan Umur 10 Jam + Makrosomia dengan Vigeorus
Baby dalam Masa Adaptasi di PMB Ni Wayan Suastini,S.ST
3. Tujuan Khusus
1) Melakukan pengkajian data subjektif kepada Neonatus “PA” Neonatus
Cukup Bulan Besar Masa Kehamilan Umur 10 Jam + Makrosomia dengan
Vigerous Baby dalam Masa Adaptasi di PMB Ni Wayan Suastini,SST
2) Melakukan pengkajian data objektif kepada Neonatus “PA” Neonatus Cukup
Bulan Besar Masa Kehamilan Umur 10 Jam + Makrosomia dengan Vigerous
Baby dalam Masa Adaptasi di PMB Ni Wayan Suastini,SST
3) Melakukan pengkajian analisa kepada kepada Neonatus “PA” Neonatus
Cukup Bulan Besar Masa Kehamilan Umur 10 Jam + Makrosomia dengan
Vigerous Baby dalam Masa Adaptasi di PMB Ni Wayan Suastini,SST
4) Melakukan pengkajian penatalaksanaan kepada kepada Neonatus “PA”
Neonatus Cukup Bulan Besar Masa Kehamilan Umur 10 Jam + Makrosomia
dengan Vigerous Baby dalam Masa Adaptasi di PMB Ni Wayan
Suastini,SST
1.3 Waktu dan Tempat Pengambilan Kasus
Kasus Asuhan Kehamilan kepada Neonatus “PA” dilaksanakan pada
tanggal 27 November 2020 pukul 08.00 wita dan tempat pengambilan kasus di
PMB Ni Wayan Suastini,SST.
1.4 Manfaat Penulisan Laporan
1.4.1 .Bagi Mahasiswa
Hasil laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan ilmu – ilmu baru dan
pengalaman belajar dalam memberikan asuhan kebidanan kehamilan pada klien
dimana nantinya dapat diaplikasikan di dunia kerja. Selain itu, dapat
meningkatkan keterampilan dalam memberikan asuhan di tatanan nyata serta
sebagai salah satu persyaratan untuk mengikuti pendidikan Sarjana Terapan
Kebidanan pada Jurusan Kebidanan Poltekkes Denpasar.
1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan
Asuhan ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan bacaan di
perpustakaan bagi institusi pendidikan dan sebagai masukan bagi mahasiswa yang
akan melakukan studi kasus selanjutnya tentang asuhan kebidanan komprehensif
pada perempuan sebagai sasaran pelayanan kebidanan. Hasil asuhan ini
diharapkan dapat dijadikan data dasar untuk bahan studi kasus selanjutnya serta
sebagai referensi untuk mahasiswa tingkat tiga selanjutnya yang mendapatkan
tugas laporan kasus yang sama.

1.4.3 Bagi Institusi Pelayanan


Asuhan ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
petugas kesehatan dalam memberikan asuhan atau pelayanan kesehatan secara
optimal dan berkesinambungan dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan
asuhan kebidanan secara komprehensif.
1.4.4 Bagi Masyarakat
Asuhan ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan informasi mengenai
kehamilan sehingga menambah pengetahuan untuk ibu, keluarga dan masyarakat
mengenai kehamilan untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Makrosomia
2.1.1 Definisi Makrosomia
Makrosomia atau bayi besar adalah bila berat badan bayi melebihi dari 4000
gram. (Prawirohardjo, 2015). Dalam dunia kedokteran makrosomia disebut giant
baby. Menurut Cunningham (2010) semua neonatus dengan berat badan 4000 gram
atau lebih tanpa memandang usia kehamilan dianggap sebagai makrosomia. Jadi,
Makrosomia adalah bayi yang lahir lebih dari 4000 gram.
2.1.2 Karateristik Makrosomia
Saat lahir bayi makrosomia atau bayi besar memiliki karakteristik yang khas,
yaitu:
a. Mempunyai wajah berubi (menggembung), pletoris (wajah tomat)
b. Badan montok dan bengkak
c. Kulit kemerahan
d. Lemak tubuh banyak
e. Plasenta dan tali pusat lebih besar dari rata-rata ( Bobak, 2014).
2.1.3 Etiliogi
Penyebab bayi mengalami makrosomia adalah:
a. Diabetes mellitus (DM)
Diabetes mellitus mengakibatkan ibu melahirkan bayi besar (makrosomi) dengan
berat lahir mencapai 4000-5000 gram atau lebih. Namun bisa juga sebaliknya, bayi
lahir dengan berat lahir rendah, yakni dibawah 2000- 2500 gram. Dampak yang lebih
parah yaitu mungkin janin meninggal dalam kandungan karena mengalami keracunan.
Kehamilan merupakan sesuatu keadaan diabetogenik dengan resistensi insulin
yang meningkat dan ambilan glukosa perifer yang menurun akibat hormone plasenta
yang memiliki aktifitas anti- insulin. Dengan cara ini janin dapat menerima pasokan
glokosa secara kontiniu. Insidensinya 3-5% dari seluruh kehamilan. Melalui difusi
terfasilitasi dalam membrane plasenta, dimana sirkulasi janin juga ikut terjadi
komposisi sumber energy hormonal (menyebabkan kemungkinan terjadi berbagai
komplikasi). Selain itu terjadi juga hiperinsulinemia hingga janin juga mengalami
gangguan metabolic (hipoglikemia, hipomagnesemia.
Hipokalsemia, hiperbillirubinemia) dan sebagainya.
Seorang ibu dengan riwayat sakit gula, bila hamil harus melakukan
pemeriksaan laboratorium tentang kadar gula darah untuk mencegah terjadinya
komplikasi kematian bayi di dalam rahim. Pemeriksaan kadar gula darah sebaiknya
dilakukan saat usia kehamilan 24-28 minggu, bila kadar gula darah tidak normal, nilai
kadar gula harus diturunkan dalam batas aman atau normal
dengan menggunakan obat penurun gula darah tablet tidak dibenarkan, sebab bisa
membahayakan bayi.
b. Keturunan (orang tuanya besar)
Seorang ibu hamil gemuk berisiko 4 sampai 12 kali untuk melahirkan bayi
besar. Bayi besar dapat disebabkan berat badan ibu yang berlebihan baik sebelum
hamil (obesitas) maupun kenaikannya selama hamil lebih dari 15 kg. Dalam
penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal kebidanan dan kandungan tersebut, peneliti
melibatkan melibatkan partisipan lebih dari 40.000 wanita Amerika dan bayinya.
Setelah dianalisis, diperoleh data bahwa satu dari lima wanita mengalami peningkatan
bobot berlebih semasa hamil, yang membuatnya berisiko dua kali lipat melahirkan bayi
besar.
c. Multiparitas dengan riwayat makrosomia sebelumnya
Bila Ibu hamil punya riwayat melahirkan bayi makrosomia sebelumnya, maka ia
berisiko 5-10 kali lebih tinggi untuk kembali melahirkan bayi makrosomia
dibandingakn wanita yang belum pernah melahirkan bayi makrosomia karena
umumnya berat seorang bayi yang akan lahir berikutnya bertambah sekitar 80 sampai
120 gram. Bayi besar (bayi dengan berat badan lahir lebih dari 4000 gram) dan sering
terjadi pada ibu yag telah sering melahirkan (multipara) dibandingakan dengan
kehamilan pertama (Rukiyah, 2010).
Menurut Bobak (2010) pola peningkatan berat pada ibu hamil yang
direkomendasikan mencapai 1 sampai 2 kg selama trimester pertama kemudian 0,4
kg per minggu selama trimester kedua dan ketiga. Selama trimester kedua, peningkatan
terutama terjadi pada ibu, sedangkan pada trimester ketiga, kebanyakan merupakan
pertumbuhan janin.
2.14 Komplikasi
Komplikasi- komplikasi yang ditimbulkan ketika terjadinya makrosomia
adalah:
a. Komplikasi pada Ibu
1) Ibu mengalami robekan perineum
2) Persalinan dengan operasi caesar
3) Kehilangan darah dalam jumlah banyak saat persalinan
4) Ruptur uteri dan serviks
b. Komplikasi pada bayi
1) Bayi akan lahir dengan gangguan nafas dan kadangkala bayi lahir dengan
trauma tulang leher dan bahu.
2) Distosia atau macet pada bahu
3) Hipoglikemia
Istilah hipoglikemia digunakan bila kadar gula darah bayi dibawah kadar rata-
rata. Dikatakan hipoglikemia apabila kadar glukosa darah kurang dari 30 mg/dl
pada semua neonatus tanpa menilai masa gestasi atau ada tidaknygejala
hipoglikemia. Umumnya hipoglikemia terjadi pada neonatus usia 1-2 jam.
2.1.5 Pencegahan
Pencegahan yang dapat dilakuakan ibu hamil agar tidak terjadinya makrosomia
adalah:
a. Pencegahan dilakukan dengan melakukan penimbangan berat badan ibu secara
teratur, dan antenatal care yang teratur. (Rukiyah, 2010).
Selama kehamilan ibu hamil akan memeriksakan kehamilannya ke petugas
kesehatan. Kunjungan ANC untuk menentukan dan pengawasan kesejahteraan ibu
dan anak minimal empat kali selama kehamilannya dalam waktu sebagai berikut:
kehamilan trimester pertama satu kali kunjungan, trimester kedua satu kali
kunjungan, dan kehamilan trimester ketiga tiga kali kunjungan. Pelayanan antenatal
merupakan salah satu kegiatan dari program kesehatan. ibu dan anak, pelayanan ini
bisa dilakukan oleh bidan di poliklinik, bidan praktek swasta, dan Rumah Sakit.
Standar pelayanan antenatal yang berkualitas ditetapkan oleh Depertemen Kesahatan
RI (2003) meliputi: melakukan penimbangan berat badan ibu hamil dan pengukuran
lingkar lengan atas (LILA), pengukuran tekanan darah, pengukuran TFU dilakukan
secara rutin, melakukan palpasi abdominal, pemberian imunisasi toxoid (TT) kepada
ibu hamil sebanyak 2 kali dengan jarak minimal 4 minggu, pemeriksaan
Hemoglobin (HB) padakunjungan pertama dan pada kehamilan 30 minggu,
memberikan tablet zat besi 90 tablet selama 3 bulan, pemeriksaan urine jika ada
indikasi, memberikan penyuluhan tentang perawatan diri selama hamil.
2.2 Kajian Teori Asuhan Kebidanan menurut Hellen Varney 2007
1) Langkah 1: Pengumpulan Data Dasar

(1) Data Subyektif

a. Identitas Orang Tua

Identitas orang tua sudah dikaji saat kehamilan.

a) Keluhan Utama: dikaji untuk mengetahui keluhan yang dirasakan saat ini.

Keluhan utama merupakan suatu keluhan yang harus dinyatakan dengan

singkat. Biasanya BBL normal tidak ada keluhan

b) Riwayat Prenatal: dikaji untuk mengetahui bagaimana riwayat prenatal bayi,

sehingga dapat diketahui apakah riwayat prenatal sebelumnya dapat

mempengaruhi keadaan bayi saat ini, yang dikaji yaitu : GPA ini merupakan

kehamilan ibu yang keberapa, pernah melahirkan berapa kali, pernah abortus

atau tidak, menanyakan tentang kapan HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) dan

TP (Tapsiran Persalinan) digunakan untuk menentukan umur kehamilan ibu dan

mengantisipasi diagnosa masalah kesehatan pada BBL (Wiknjosastro, 2007).

Masa gestasi normal 37-42 minggu.

c)Mengkaji riwayat ANC ibu teratur atau tidak, untuk mengetahui bagaimana

pemenuhan nutrisi ibu pada janinnya, apakah pernah ibu mengalami pendarahan

saat hamil, apakah ibu pernah mengalami kecelakan saat hamil yang dapat

mempengaruhi keadaan bayi saat ini.


d) Riwayat penggunaan obat selama ibu hamil yang dapat menyebabkan ikterus

(anti malaria, aspirin, sulfa, nitro furantoin). Sudah atau belum mendapatkan

imunisasi TT, kapan dan berapa kali. Ini akan mempengaruhi pada kekebalan

ibu dan bayi terhadap penyakit tetanus. Kebiasaan ibu waktu hamil: untuk

mengetahui ada atau tidaknya penyakit atau yang dapat mempengaruhi

pertumbuhan janin, misalnya ibu tidak mempunyai riwayat penyakit

perdarahan, preeklamsi, penyakit kelamin, atau ibu pernah memiliki riwayat

abortus sebelumnya serta dan mempengaruhi pertumbuhan janin seperti

memiliki kebiasaan merokok, minum-minuman beralkohol dan narkoba ini

terkait dengan faktor ibu yang dapat mempengaruhi kelahiran BBL

(Manuaba,2010).

e)Riwayat Intranatal: dikaji untuk mengetahui riwayat intranatal sebelumnya,

yang dikaji yaitu tempat ibu bersalin, siapa penolong persalinan, tanggal berapa

ibu bersalin.

Kala I : dikaji untuk mengetahui berapa lama kala I berlangsung dan apakah ada

penyulit atau tidak. Primigravida berlangsung selama 12 jam, pada multigravida

8 jam, adakah penyulit atau tidak (Manuaba, 2010)

Kala II : dikaji untuk mengetahui lamanya kala II dan adakah penyulit atau tidak.

Primigravida berlangsung 2 jam, dan multigravida berlangsung 1 jam

(Manuaba, 2010). Bagaimana keadaan bayi apakah segera menangis, gerak

aktif/tidak , jenis kelamin. Pada bayi baru lahir normal keadaan saat lahir yaitu

segera menangis dan gerak aktif. Pada Kala II dinilai juga faktor risiko yang

dikaji untuk mengetahui faktor resiko yang akan mempengaruhi keadaan bayi,

yang perlu dikaji yaitu apakah ibu dan bayi memiliki faktor risiko mayor seperti

suhu ibu >380C, KPD >24 jam, ketuban hijau, korioamnionitis, fetal distress.

Faktor risiko minor seperti KPD >12 jam, asfiksia, BBLR, ibu ISK, UK <37
minggu, Gemeli, ibu keputihan, suhu >370C.

Kala III : dikaji untuk mengetahui lamanya kala III, adakah penyulit

dan bagaimana keadaan plasenta dan tali pusat. Lama kala III tidak boleh

lebih dari 30 menit, bagaimana keadaan tali pusat dan plasentanya.

(2) Data Objektif

a. Waktu bayi dilahirkan : dikaji untuk mengetahui pada pukul

berapa bayi dilahirkan (Yongki, dkk, 2012)

b. Keadaan Umum: dikaji untuk mengetahui keadaan umum pada

BBL yang mencangkup tangis kuat, gerak aktif, warna kulit

kemerahan, turgor kulit baik.

c. Jenis Kelamin : dikaji untuk mengetahui jenis kelamin bayi saat

dilahirkan (Yongki, dkk, 2012)

(3) Data Objektif

a. Segera Setelah Lahir

a) Waktu bayi dilahirkan

Dikaji untuk mengetahui pada pukul berapa bayi dilahirkan (Yongki dkk,

2012).

b) Keadaan bayi saat lahir

Dikaji untuk mengetahui keadaan bayi saat lahir seperti tangis dan gerak. Bayi

dengan vigerous baby memiliki keadaan lahir yang baik seperti tangis kuat dan

gerak aktif (Yongki dkk, 2012).

c) Jenis Kelamin

Dikaji untuk menghindari kejadian tertukarnya bayi (Matondang, 2007).

2) Langkah 2 : Interpretasi Data Dasar

Pada langkah ini data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan menjadi
diagnose atau masalah yang spesifik yang sudah diidentifikasi (Varney, 2007).

(1) Diagosa Kebidanan

Pada bayi segera setelah lahir diagnosa kebidanannya sesuai dengan kondisi dari

bayi.

Dasar:

a. Data Subyektif

a) Neonatus dimana umur/tanggal/jam lahir menyatakan umur bayi

seperti segera setelah lahir, 2 jam, 6 jam, 24 jam,dll.

b) Cukup bulan dimana riwayat prenatal pada UK.

c) Lahir Spontan Belakang Kepala dimana Riwayat intranatal

menyatakan jenis persalinan.

d) Segera setelah lahir/umur diketahui umur/tanggal/jam lahir.

e) KMK dimana UK dengan BBLtidak sesuai yaitu BBL rendah.

b. Data Obyektif

Sesuai dengan kondisi bayi saat itu.

(2) Masalah

Masalah yang didapatkan dari bayi baru lahir .

(3) Kebutuhan

Kebutuhan yang diperlukan oleh bayi..

3) Langkah 3 : Diagnosa Potensial

Mengidentifikasi dengan hati-hati tanda dan gejala yang memerlukan tindakan

kebidanan untuk membantu pasien mengatasi dan mencegah masalah-masalah yang

spesifik (Varney, 2007).

4) Langkah 4 : Identifikasi dan penetapan kebutuhan yang memerlukan pengananan

segera

Dalam pelaksanaanya terkadang bidan dihadapkan pada beberapa situasi yang


memerlukan penanganan segera (emergensi) dimana bidan harus segera melakukan

tindakan untuk menyelamatkan pasien, namun kadang juga berada pada situasi pasien

yang memerlukan tindakan segera sementara menunggu instruksi dokter, atau bahkan

mungkin juga situasi pasien yang memerlukan konsultasi dengan tim kesehatan lain

(Sulistyawati,2009).

5) Langkah 5 : Perencanaan

Perencanaan yang dapat dilakukan pada bayi baru lahir disesuaikan dengan kondisi bayi.

6) Langkah 6 : Pelaksanaan

Langkah ini merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan menyeluruh seperti telah

diuraikan pada langkah kelima secara efisien dan aman (Varney, 2007).

Penatalaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian oleh klien

atau tenaga kesehatan lainnya. Walaupun bidan tidak melakukannya sendiri tetapi dia

tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan penatalaksanaan manajemen yang

efisien akan menyingkat waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan asuhan pada

bayi baru lahir.

7) Langkah 7 : Evaluasi

Langkah ini merupakan evaluasi apakah rencana asuhan tersebut

yang meliputi pemenuhan kebutuhan benar-benar terpenuhi sesuai dengan

kebutuhan dalam masalah dan diagnosa (Varney, 2007).


BAB III
TINJAUAN KASUS

FORMULIR MUTU
POLTEKKES KEMENKES DENPASAR

FORM PENGKAJIAN DATA PADA NEONATUS

Nomor : Tanggal : Revisi : Hal :


Poltekkes 00-00-0000 00 0-0
Denpasar-0000-00-00-
00

Waktu pelayanan

: 27 Nopember 2020

Tempat pelayanan

: PMB Ni Wayan

Suastini,SST

A. SUBYEKTIF
1. Identitas
Anak
Nama : By. “PA”
Umur/tanggal lahir: 10 Jam / 26 Nopember 2020
Agama : Hindu
Jenis kelamin : Laki-laki
Anak ke- : Kedua
Ibu Ayah

Nama : Ibu “PA” Tn. “ND”

Umur : 29 Tahun 35 Tahun

Agama : Hindu Hindu

Status perkawinan : Sah Sah

Pendidikan : SMA D3

Pekerjaan : Swasta Swasta

Penghasilan :-

No Telp/HP : 083114xxxxxx
Alamat Rumah : Bd. Karangasem, Ds. Sengkidu, Kec. Manggis

Jaminan kesehatan: -

2. Keluhan utama/alasan kunjungan : Bayi lahir 10 jma yang lalu dan masih
membutuhkan perawatan . Ibu mengatakan bayi saat ini tidak ada keluhan
apapun.

3. Riwayat prenatal (Sumber : Buku KIA)

a. Pemeriksaan ANC ibu


Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan kedua, tidak pernah abortus,
pernah melahirkan 1x. Ibu mengatakan memeriksakan kehamilannya di
bidan 6x, di puskesmas 1x dan di dr. SpoG 2x.

b. Imunisasi TT
Ibu mengatakan sudah imunisasi saat kehamilan pertama.

c. Obat-obatan yang dikonsumsi ibu


Ibu mengatakan hanya mengonsumsi obat-obatan/suplemen seperti asam
folat, prenatal dan gestiamin.

d. Kebiasaan buruk yang berpengaruh terhadap kondisi kehamilan


Ibu mengatakan tidak ada kebiasaan buruk yang berpengaruh
terhadap kondisi kehamilan.

e. Penyulit atau komplikasi yang dialami


Ibu mengatakan tidak ada penyulit/komplikasi yang dialami.

f. Tindakan pengobatan atau perawatan untuk mengatasi


penyulit/komplikasi : tidak ada

4. Riwayat intranatal (Sumber : Buku KIA)


a. Masa gestasi saat dilahirkan : 39 Minggu 3 Hari
b. Kala I
1) Lama kala 1 : 12 jam
2) Penyulit dan komplikasi yang dialami
a) Denyut jantung janin : normal / tidak normal / (tachycardia /
bradicardia / gawat janin)*)
b) Selaput ketuban : utuh/sudah pecah*)
Bila sudah pecah
(1) Warna air ketuban : jernih / ada meconium / ada darah *)
(2) Konsistensi : encer / keruh / kental *)
(3) Bau air ketuban : amis / busuk *)
(4) Jumlah : banyak (> 1 L) / cukup sedikit (<400 ml)*)
c) Moulase : ada / tidak ada
d) Penyulit / komplikasi lain : tidak ada
3) Bila ada penyulit/komplikasi, penanganan yang didapat: tidak ada
c. Kala II
1) Lama kala II 10 menit
2) Penyulit dan komplikasi yang dialami
a) Denyut jantung janin : normal / tidak normal / (tachycardia /
bradicardia / gawat janin)*)
b) Selaput ketuban : utuh/sudah pecah*)
Bila sudah pecah
(1) Warna air ketuban : jernih / ada meconium / ada darah *)
(2) Konsistensi : encer / keruh / kental *)
(3) Bau air ketuban : amis / busuk *)
(4) Jumlah : banyak (> 1 L) / cukup sedikit (<400 ml)*)
c) Moulase : ada / tidak ada
d) Penyulit / komplikasi lain : tidak ada
3) Bila ada penyulit/komplikasi, penanganan yang didapat: tidak ada
4) Penolong persalinan : dukun / perawat / bidan / dokter umum /
dokter Sp.OG *)
5) Cara bersalin : spontan / dengan alat / dengan obat / SC *)
6) Kondisi anak saat dilahirkan :
a) Bernafas spontan / megap-megap / tidak bernafas *)
b) Menangis / tidak *)
c) Tonus otot : tungkai / ekstremitas fleksi / gerak aktif *)
7) APGAR skor 1 menit 8 V menit 9 *
8) Inisiasi menyusu dini : dilakukan / tidak dilakukan *)
5. Riwayat pascanatal (28 hari pertama)
a. Rawat gabung : yang dilakukan / tidak dilakukan *)
b. Antropometri baru lahir (6 jam pertama) : BB 4100 gram, PB 51 cm,
LK 35 cm, LD 36 cm, LLA -
c. Kondisi atau penyulit yang dialami : tidak ada
1) Hipotermia
2) Hipoglikemia
3) Kelainan kongenital
4) Infeksi tali pusat
5) Icterus
6) Penurunan BB berlebihan
7) Penyulit lain
d. Bila ada penyulit, tindakan pengobatan/perawatan yang telah
dilakukan: tidak ada
6. Penyakit yang pernah atau sedang diderita anak termasuk hospitalisasi
serta tindakan orang tua terkait penyakit anak : tidak ada
7. Riwayat imunisasi

Umur Tanggal Jenis Imunisasi yang


Efek samping yang dialami
Anak Pemberian didapat
0 hari 26-11-2020 Hb0 + Polio 1 Tidak ada

8. Data bio-psiko-sosial-spiritual
a. Bernafas : ada / tidak ada kesulitan
b. Nutrisi :
1) Jenis minuman : ASI / PASI / Lain-lain (sebutkan)
………………………………………………………*)
2) Frekuensi minum on demand 12 .kali dalam 24 jam
3) Jumlah minum: bayi menyusu sampai payudara ibu terasa kosong
4) Makanan lain yang diberikan :tidak ada
c. Eliminasi :
1) Buang air besar
a) Frekuensi dalam sehari : 2x
b) Konsistensi : lembek
c) Warna feses : kehitaman
d) Masalah : tidak ada
2) Buang air kecil
a) Frekuensi dalam sehari : 4x
b) Konsistensi : cair
c) Jumlah : ± 35 ml
d) Masalah : tidak ada
d. Istirahat
a) Lama tidur dalam sehari : sesuai dengan kebutuhan on demand
bayi
b) Masalah : tidak ada
e. Psikologi
1) Penerimaan orang tua terhadap anak : diterima / ditolak *)
2) Pengasuhan anak dominan dilakukan oleh : tidak ada
3) Pola asuh anak yang dominan : tidak ada
f. Sosial
1) Hubungan intern keluarga : harmonis / tidak *)
2) Pengambilan keputusan dalam keluarga : ibu dan suami
3) Sibling : tidak ada
4) Kebiasaan orang tua yang berpengaruh pada tumbuh kembang
anak :Tidak ada
5) Kepercayaan yang berhubungan dengan pertumbuhan dan
perkembangan anak : tidak ada

g. Pengetahuan orang tua tentang


1) Tanda anak sakit : sudah tahu

2) Asuhan dasar anak : sudah tahu

3) Tumbuh kembang anak : sudah tahu

4) Stimulasi perkembangan anak : sudah tahu

B. OBJEKTIF

PEMERIKSAAN FISIK

1. Pemeriksaan fisik umum


a. Keadaan umum : Baik
b. Warna kulit : Kemerahan
c. Kesadaran : Composmentis
d. Tanda vital : Suhu 36,7 0C, RR 40.kali per menit, HR 140 .kali per
menit, tekanan darah - mmHg
2. Pengukuran Antropometri
a. Berat badan: 4100 gram, BB sebelumnya : - gram (tanggal/bulan/tahun)
b. Panjang badan: 51 .cm, PB sebelumnya: - cm (tanggal/bulan/tahun)
c. Lingkar kepala: 35 cm, LK sebelumnya: - cm (tanggal/bulan/tahun)
3. Pemeriksaan fisik
a. Kepala dan leher
1) Muka : odema / pucat / normal
2) Rambut
a) Kebersihan : bersih / kotor *)
b) Kondisi : mudah dicabut / tidak *)
3) Ubun-ubun : cekung / datar / cembung *)
4) Sutura : lebar / molase / normal *)
5) Kelainan kongenital pada kepala : ada / tidak ada *)
Bila ada sebutkan :……………………………………………………
6) Mata
a) Edema / cekung / normal *)
b) Konjungtiva pucat / merah muda / merah *)
c) Sclera putih / kuning / merah *)
d) Kelainan kongenital : tidak ada
7) Hidung
a) Nafas cuping hidung : ada / tidak ada *)
b) Pengeluaran pada hidung : ada / tidak ada *)
c) Kelainan kongenital : tidak ada
8) Mulut
a) Mukosa mulut : kering / lembab / ada luka atau bercak / kotor *)
b) Lidah : bersih / kotor *)
c) Gigi neonatal : ada / tidak ada *)
d) Kelainan kongenital : tidak ada
9) Telinga
a) Simetris / tidak *)
b) Kebersihan : bersih / kotor *)
c) Kelainan kongenital : tidak ada
10) Leher
a) Pembesaran kelenjar tiroid : ada/tidak ada *)
b) Pembesaran kelenjar limfe : ada/tidak ada *)
c) Bendungan vena jugularis : ada/tidak ada *)
d) Kelainan kongenital : ………………………………………………
11) Reflex-reflex
a. Reflex Morrow: ada / tidak ada *)
b. Reflex Glabella : ada / tidak ada *)
c. Rooting Reflex : ada / tidak ada *)
d. Sucking reflex : ada / tidak ada *)
e. Swallowing reflex : ada / tidak ada *)
f. Tonic neck reflex : ada / tidak ada *)
g. Gallant Reflex : ada / tidak ada *)
h. Grasp Reflex : ada / tidak ada *)
i. Stapping Reflex: ada / tidak ada *)
b. Dada dan aksila
1) Tarikan intercostal : ada/tidak ada *)
2) Suara nafas : normal/wheezing/stridor *)
3) Payudara : simetris/tidak *)
4) Pengeluaran payudara : ada/tidak ada *)
5) Pembesaran kelenjar limfe aksila : ada / tidak ada *)
6) Kelainan lain yang ditemukan : tidak ada
c. Abdomen
1) Bentuk perut : simetris/tidak
2) Peristaltic usus : ada / tidak ada
3) Distensi : ada / tidak ada
4) Tali pusat : basah / kering /sudah putus / keluar darah /atau ada tanda
infeksi
5) Kelainan yang ditemukan :Tidak ada
d. Anogenetalia :
1) Bayi laki-laki :
a) Testis : belum / sudah *) turun ke skrotum
b) Warna skrotum : belum / sudah *) ada pigmentasi
c) Lipatan pada skrotum : belum / sudah ada
d) Kelainan pada genetalia : tidak ada

2) Bayi perempuan
a) Labia mayor : belum / sudah menutupi labia minor
b) Pengeluaran pada vulva : ada atau tidak ada
Bila ada, sebutkan :
c) Kelainan pada genetalia
3) Lubang anus : ada / tidak
e. Ekstremitas
1) Oedema: ada / tidak
2) Kuku : pucat / sionosis / merah muda
3) Teraba dingin / tidak
4) Kelainan pada bentuk kaki: normal / vesfagus / vesparus
5) Kelaianan pada jari : sindaktil / polidaktili / brahifalangi / normal
f. Punggung
1) Kulit : bercak mongol / hemangioma / normal
2) Kelainan : Ada/ tidak ada
Bila ada sebutkan :

PEMERIKSAAN PENUNJANG (Tanggal………….pukul….........)


1. Laboratorium : SHK : tidak dilakukan

2. USG/RONTGEN : tidak dilakukan

C. ANALISIS
1. Diagnosis
Neonatus Cukup Bulan Besar Masa Kehamilan Umur 10 Jam +
Makrosomia dengan Vigerous Baby dalam Masa Adaptasi
2. Masalah : tidak ada

`
D. PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan suami, ibu dan suami mengerti
mengenai penjelasan yang diberikan.
2. Melakukan informed consent kepada ibu dan suami mengenai Tindakan yang
akan dilakukan, ibu dan suami setuju mengenai Tindakan yang akan
dilakukan.
3. Melakukan perawatan pada bayi yaitu memandikan bayi, bayi sudah
dimandikan dan bayi sudah bersih.
4. Melakukan perawatan tali pusat, tali pusat sudah dibungkus dengan kassa
steril dan dengan prinsip bersih dan kering.
5. Memberikan KIE mengenai tanda bahaya pada bayi, ibu mengerti mengenai
penjelasan yang diberikan.
6. Memberitahukan ibu untuk tetap memberikan asi on demand pada anaknya,
ibu mengerti dan bersedia memberikan anaknya asi on demand.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan
Pada bab ini, penulis akan membahas mengenai ada atau tidaknya kesenjangan pada
teori dan fakta dimulai pada data subjektif, objektif, analisa dan penatalaksanaan.
4..1.1 Data Subjektif
Pada pengkajian data subjektif asuhan kebidanan pada neonatus “PA” dalam kasus ini
dilakukan dengan metode wawancara sehingga didapatkan data neonatus “PA” lahir 10
jam yang lalu pada tangal 26 Nopember 2020 dan neonates “PA” masih memerlukan
perawatan , Menurut Williamson (2014), kunjungan ulang minimal pada bayi baru lahir
adalah pada usia 6-48 jam, pada usia 3-7 hari dan pada 8-28 hari. Ditinjau berdasarkan
kasus, neonates “PA” sudah mencapai kunjungan pertama yaitu 6-48 jam. Hal ini
menunjukan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.
4.1.2 Data Objektif
Pada pengkajian data objektif asuhan kebidanan pada neonatus dalam kasus ini
yaitu BB bayi : 4100 gram, PB : 51 cm, LK : 35 cm, LD : 36 cm. Makrosomia atau bayi
besar adalah bila berat badan bayi melebihi dari 4000 gram. (Prawirohardjo, 2015). Jadi,
tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.
Pada pengkajian data objektif, neonatus “PA” mendapatkan pemeriksaan
fisik lengkap dan hasilnya normal. Menurut Depkes RI (2010), pemeriksaan
fisik BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin jika terjadi kelainan pada
bayi. Resiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24 Jam pertama kehidupan,
sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap
tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama. Waktu pemeriksaan BBL
yaitu usia 6-48 jam (KN 1), usia 3-7 hari ( KN 2) dan usia 8 -28 hari (KN 3).
Jadi, tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik.
4.1.3 Analisa
Berdasarkan pengumpulan data subjektif dan data objektif di kehamilan pada
tanggal 27 Nopember 2020 yang dilakukan penulis dengan di dampingi oleh bidan,
sehingga dapat ditegakkan diagnose berdasarkan hasil analisa data yang didapat yaitu
Neonatus Cukup Bulan Besar Masa Kehamilan Umur 10 Jam dengan Vigerous Baby
dalam Masa Adaptasi + Makrosomia Menurut Varney (2007), dalam menulis diagnose
kebidanan pada neonates harus memenuhi standar nomenklatur diagnose kebidanan
yaitu Neonatus Cukup/Kurang/Lebih Bulan Besar/Kecil/Sesuai Masa Kehamilan
Umur… Jam/Hari disertai masalah yang menyertai diagnose. Sehingga, tidak ada
kesenjangan antara teori dan kasus.
4.1.4 Penatalaksanaan
Berdasarkan pengumpulan data subjektif, objektif, analisa di neonatus didapatkan
penatalaksanaanya yaitu memberikan perawatan memandikan bayi, memberikan
perawatan tali pusat, memberikan KIE mengenai tanda bahaya pada bayi, dan
memberikan KIE tentang pemberian Asi On Demand . Menurut Notoadmojo (2017),
tanda bahaya pada bayi yaitu tidak mau menyusu, kejang, lemah, merintih, sesak nafas,
suhu tubuh bayi <36,5oCdan >37,5oC. Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan
kasus.
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada Neonatus

Cukup Bulan Besar Masa Kehamilan Umur 10 Jam dengan Vigerous Baby dalam Masa

Adaptasi + Makrosomia yang dilakukan tgl 27 Nopember 2020, maka penulis dapat

mengambil beberapa simpulan yaitu pada pengkajian dari subjektif yaitu neonatus lahir

10 jam pada tanggal 27 Nopember 2020 dan masih dalam perawatan. Pada pengkajian

data objektif pada kasus neonatus, BB : 4100 gram, PB : 51 cm, LK : 35 cm dan LD :

35 cm. Bayi sudah dilakukan pemeriksaan lengkap dan hasilnya normal. Pada analisa

kasus Neonatus Cukup Bulan Besar Masa Kehamilan Umur 10 Jam dengan Vigerous

Baby dalam Masa Adaptasi + Makrosomia. Pada penatalaksanaan kasus neonatus,

sudah dilakukan perawatan yaitu memandikan dan perawatan tali pusat, KIE tanda

bahaya pada bayi baru lahir dan KIE pemberian ASI On Demand.

5.2 Saran
5.1.1 Bagi Peneliti
Hasil asuhan kebidanan komprehensif ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi peneliti

selanjutnya yang ingin memberikan asuhan kebidanan neonatus dan dapat memberikan

asuhan yang lebih baik.

5.1.2 Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini agar dapat dimanfaatkan sebagai bahan atau referensi untuk kegiatan

lebih lanjut dalam meningkatkan mutu pendidikan yang berkaitan dengan asuhan kebidanan

neonatus.

5.1.3 Bagi Tempat Penelitian

Hasil studi kasus ini dapat dijadikan sebagai pedoman dalam memberikan asuhan atau
pelayanan kesehatan. Rumah sakit dan tempat praktik bidan diharapkan terus

mempertahankan pelayanan yang selama ini sudah diberikan dan tetap memberikan

pelayanan yang prima kepada masyarakat sesuai kebutuhan dan perkembangan IPTEK.

5.1.4 Bagi Masyarakat

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan kepada masyarakat terutama ibu – ibu hamil

agar tetap melakukan pemeriksaan antenatal secara rutin, melakukan persalinan di tenaga

kesehatan, serta pemantauan atau kunjungan ulang selama masa nifas dan pemeriksaan bayi

setiap bulan untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangannya.


DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, E,D dan Diah, W. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Nuha
Medika..
Anggraini, Y. (2010). Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Arsinah,dkk. 2010.Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta:Graha Ilmu
Arikunto, S. 2012. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta.
Bartini I. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Normal. Yogyakarta: Nuha Medika.
BKKBN. 2015. Rencana Strategis Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional Tahun 2015-2019. Jakarta: BKKBN.
Dewi, S. (2011). Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Mendika
Hidayat A.A., (2010). Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif, Jakarta:
Heath Boo
Hidayat,A. 2010. Asuhan Kebidanan Persalinan.Yogyakarta: Nuha Medika.
Istri, B. 2012. ANC. Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Normal. Penerbit Nuha
Medika
JNPK-KR, (2017). Buku Acuan Persalinan Normal. JNPK-KR: Jakarta
Manuaba,IBG.,2010. Ilmu Kebidanan, penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan
Bidan Edisi 2. Jakarta:EGC
Marmi, (2012). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Mochtar, R.2013. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi, Edisi 3.Jakarta:
EGC
Notoatmodjo, S. 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Prawiroharjo, S. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Sarwono Prawirohardjo
Profil Kesehatan Kabupaten/Kota.(2019). Karangasem Profil tahun 2019.
http://www.diskes.baliprov.go.id/files/subdomain/diskes/Pebruari
%202017/Klungkung_Profil_2019.pdf Diakses: 6 Desember 2017
Saifuddin,A.B., 2010. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: Tridasa Printer
Saleha, S. 2013. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika
Smeltzer & Bre (2013), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Bruner &Suddarth Edisi 8.
Jakarta: EGC
Sri, H. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Rihama
Sulistyawati,A .2010.Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada ibu bersalin.Jakarta: Salemba
Medika
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).
Bandung: Alfabeta.
Varney,H., 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta;EGC
Walyani, Elisabeth Siwi dkk.2015. Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Yogyakarta.PustakaBaruPress
Wildan, Moh , dkk 2008. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai