Anda di halaman 1dari 56

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU “WM”

G1P0A0 UK 23 MINGGU JANIN TUNGGAL HIDUP


INTRA UTERI DI PMB NI WAYAN SUASTINI,S.ST

Oleh:
NI LUH SRIAYU WIDNYANINGSIH
P07124220142

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
DENPASAR JURUSAN KEBIDANAN PRODI
STR KEBIDANAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat-Nya-lah penulis dapat menyelesaikan Laporan Asuhan Kebidanan
pada Ibu “WM” G1P0A0 UK 23 Minggu Janin Tungal Hidup Intra Uteri di PMB
Ni Wayan Suastini,S.ST”. Laporan ini diajukan untuk memenuhi sebagian
persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana Terapan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Denpasar..
Dalam menyelesaikan Laporan ini, penulis banyak mendapatkan bantuan
baik berupa moral maupun material dari berbagai pihak. untuk itu, dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Anak Agung Ngurah Kusumajaya,SP.,M.PH untuk izin
yang diberikan kepada saya untuk mengikuti pendidikan pada Jurusan
Sarjana Terapan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Denpasar.
2. Ibu Ni Nyoman Budiani,S.Si.T.,M.Biomed selaku Ketua Jurusan
Kebidanan Poltekkes Denpasar yang telah memberikan izin.
3. Ibu Ni Wayan Armini selaku Ketua Program Studi jurusan Sarjana
Terapan Kebidanan Poltekkes Denpasar yang telah memberikan ijin.
4. Ibu Ni Gusti Kompiang Sriasih,SST.,M.Kes selaku Koordinator
PK I yang telah memberikan ijin.
5. Ibu Ni Komang Erny Astiti, SKM.,M.Keb selaku Koordinator PK I
yang telah memberikan izin .
6. Ibu Ni Wayan Suastini,SST selaku bidan yang memberi ijin dan
membimbing dalam memberikan asuhan serta penyusunan Laporan ini.
7. Ibu Made Widhi Gunapria Darmapatni,SST.,M.Keb selaku Dosen
Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dalam
menyelesaikan laporan ini.
8. Ibu “WM” dan keluarganya yang telah bersedia menjadi keluarga
asuhan pada Laporan ini.
9. Rekan - rekan mahasiswa Jurusan Kebidanan yang telah banyak
memberikan dukungan dan bantuannya dalam pelaksanaan penyusunan
Laporan ini.
10. Keluarga besar yang telah memberikan dorongan secara moril dan
materi sehingga Laporan ini dapat diselesaikan.
Penyusun menyadari bahwa Laporan ini masih ada banyak kekurangan yang
perlu disempurnakan, oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan saran dan
masukan demi penyempurnaan Laporan ini.

Karangasem, 08 November 2020

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan merupakan proses yang fisiologis dan alamiah.
Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai dengan lahirnya janin yang
melibatkan perubahan fisik dan emosi ibu serta perubahan sosial (Saifuddin,
2009). Namun dalam prosesnya kemungkinan terdapat suatu keadaan yang
dapat mengancam jiwa ibu dan bayi bahkan dapat menyebabkan kematian.
Beberapa kasus kehamilan dapat menjadi resiko baik pada ibu maupun bayi
yang dikandungnya karena ibu hamil yang mulanya fisiologis dapat menjadi
berisiko tinggi untuk terjadinya komplikasi pada kehamilan, persalinan,
nifas dan bayi baru lahir (Saifuddin, 2009).
Dengan adanya resiko tinggi seperti hipertensi, pre-eklamsi, eklamsi,
asfiksia dapat meningkatkan angka kematian ibu maupun bayi. Hal ini
sesuai dengan studi pendahuluan yang penulis lakukan di PMB Ni Wayan
Suastini,SST dimana masih ada kunjungan kehamilan, persalinan yang
mengalami komplikasi yang berakhir dengan rujukan ke pelayananan
kesehatan yang lebih tinggi. Pemantauan dan pelayanan kesehatan yang
memadai selama kehamilan sangat penting untuk kelangsungan hidup ibu
dan bayinya, sehingga diperlukan upaya mempercepat penurunan angka
kematian ibu. Selain itu diperlukan asuhan yang berkesinambungan dan
berkualitas oleh petugas kesehatan, dan melakukan pemeriksaan kehamilan
secara teratur pada masa kehamilan.
Berdasarkan data Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2019, cakupan
K1 yaitu 102,4 dan cakupan K4 yaitu 95. Hal tersebut menggambarkan
bahwa secara umum relative stabil dan terjadi sedikit penurunan pada
cakupan K4. Terdapat kesenjangan kecil pada K1 dengan K4 yang
menunjukan bahwa semua ibu hamil mendapatkan pelayanan kehamilan
sesuai standar. Berdasarkan data Profil Kesehatan Kabupaten Karangasem
Tahun 2019 yaitu cakupan K1nya adalah 104,39 dan cakupan K4nya adalah
94,80. Hal ini menggambarkan terdapat kesenjangan kecil pada K1 dengan
K4 yang menunjukan bahwa semua ibu hamil mendapatkan pelayanan
kehamilan sesuai standar. Berdasarkan data di PMB Ni Wayan Suastini,SST
cakupan K1ny adalah .
Kehamilan merupakan sebuah proses pertemuan sel telur dan sel
sperma sehingga terjadi pembuahan dan pembentukan zygot yang kemudian
bernidasi pada uterus serta mengalami pertumbuhan dan berkembang
membentuk plasenta dan janin. Lama masa kehamilan yaitu 280 hari (40
minggu atau 9 bulan 7 hari) sebelum akhirnya hasil konsepsi tersebut
dilahirkan dalam proses persalinan. Persalinan merupakan serangkaian
kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau
hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin
dari tubuh ibu (Depkes RI, 2010).
Asuhan kehamilan merupakan asuhan yang terfokus pada ibu hamil
dan asuhan yang diberikan merupakan asuhan kehamilan normal dan
mendeteksi adanya kelainan, komplikasi dan penyakit yang bisa dialami
oleh ibu hamil sehingga hal tersebut bisa dicegah maupun diobati
(Elizabeth, 2013).
Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan asuhan pada
Ibu “WM” G1P0A0 UK 23 Minggu Janin Tunggal Hidup Intra Uteri di
PMB Ni Wayan Suastini,SST
1.2 Tujuan
2. Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan kehamilan pada Ibu “WM” G1P0A0 UK 23
Minggu Janin Tunggal Hidup Intra Uteri di PMB Ni Wayan
Suastini,SST
3. Tujuan Khusus
1) Melakukan pengkajian data subjektif kepada Ibu “WM” G1P0A0
UK 23 Minggu Janin Tunggal Hidup Intra Uteri di PMB Ni Wayan
Suastini,SST
2) Melakukan pengkajian data objektif kepada Ibu “WM” G1P0A0
UK 23 Minggu Janin Tunggal Hidup Intra Uteri di PMB Ni Wayan
Suastini,SST
3) Melakukan pengkajian analisa kepada Ibu “WM” G1P0A0 UK 23
Minggu Janin Tunggal Hidup Intra Uteri di PMB Ni Wayan
Suastini,SST
4) Melakukan pengkajian penatalaksanaan kepada Ibu Ibu “WM”
G1P0A0 UK 23 Minggu Janin Tunggal Hidup Intra Uteri di PMB
Ni Wayan Suastini,SST
1.3 Waktu dan Tempat Pengambilan Kasus
Kasus Asuhan Kehamilan kepada Ibu “WM” dilaksanakan pada
tanggal 23 Oktober 2020 pukul 16.30 wita dan tempat pengambilan
kasus di PMB Ni Wayan Suastini,SST.

1.4 Manfaat Penulisan Laporan


1.4.1 .Bagi Mahasiswa
Hasil laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan ilmu – ilmu
baru dan pengalaman belajar dalam memberikan asuhan kebidanan
kehamilan pada klien dimana nantinya dapat diaplikasikan di dunia
kerja. Selain itu, dapat meningkatkan keterampilan dalam memberikan
asuhan di tatanan nyata serta sebagai salah satu persyaratan untuk
mengikuti pendidikan Sarjana Terapan Kebidanan pada Jurusan
Kebidanan Poltekkes Denpasar.
1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan
Asuhan ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan bacaan di
perpustakaan bagi institusi pendidikan dan sebagai masukan bagi
mahasiswa yang akan melakukan studi kasus selanjutnya tentang asuhan
kebidanan komprehensif pada perempuan sebagai sasaran pelayanan
kebidanan. Hasil asuhan ini diharapkan dapat dijadikan data dasar untuk
bahan studi kasus selanjutnya serta sebagai referensi untuk mahasiswa
tingkat tiga selanjutnya yang mendapatkan tugas laporan kasus yang
sama.
1.4.3 Bagi Institusi Pelayanan
Asuhan ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi petugas
kesehatan dalam memberikan asuhan atau pelayanan kesehatan secara
optimal dan berkesinambungan dalam upaya meningkatkan mutu
pelayanan asuhan kebidanan secara komprehensif.
1.4.4 Bagi Masyarakat
Asuhan ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan informasi
mengenai kehamilan sehingga menambah pengetahuan untuk ibu,
keluarga dan masyarakat mengenai kehamilan untuk dapat
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori Klinis


2.1.1 Konsep Kehamilan
2.1.1.1 Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah proses alamiah yang dialami oleh setiap wanita
dalam siklus reproduksi. Kehamilan dimulai dari konsepsi dan berakhir
dengan permulaan persalinan. Selama kehamilan ini terjadi perubahan-
perubahan, baik perut, fisik maupun psikologi ibu (Varney, 2007).
Kehamilan adalah  merupakan suatu proses merantai yang
berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi pelepasan sel telur, migrasi
spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi
(implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang
hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010).
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah
peristiwa yang dimulai dari konsepsi (pembuahan) dan berakhir dengan
permulaan persalinan.
2.1.1.2 Fisiologi Kehamilan
Fisiologi kehamilan adalah seluruh proses fungsi tubuh pemeliharaan
janin dalam kandungan yang disebabkan pembuahan sel telur oleh sel
sperma. Proses kehamilan ini merupakan mata rantai yang
berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan
ovum, konsepsi, dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus,
pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm
(Manuaba, 2010).
2.1.1.3 . Perubahan – perubahan fisiologi kehamilan
Perubahan – perubahan fisiologi kehamilan pada ibu hamil trimester
III yaitu:
1) Sistem Reproduksi
(1) Uterus
Pada TM III, bagian korpus uteri berkembang menjadi segmen
bawah rahim (SBR). Pada kehamilan tua karena kontraksi otot-otot
bagian atas uterus, SBR menjadi lebih lebar dan tipis, tampak batas
yang nyata antara bagian atas yang lebih tebal dan segmen bawah
yang lebih tipis. Batas itu dikenal sebagai lingkaran retraksi
fisiologis dinding uterus, diatas lingkaran ini jauh lebih tebal dari
pada dinding SBR. Setelah minggu ke-28 kontraksi semakin jelas,
terutama pada wanita yang langsing, umumnya akan menghilang bila
wanita tersebut melakukan latihan fisik atau berjalan. Pada minggu-
minggu terakhir kehamilan kontraksi semakin kuat sehingga sulit
dibedakan dari kontraksi untuk permulaan persalinan.
Tabel 2.1 Perkiraan Tinggi Fundus Uteri Berdasarkan Usia
Kehamilan
No Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri (TFU)
(Minggu)
1 12 2-3 jari di atas symfisis
2 16 Pertengahan symfisis-pusat
3 20 3 jari di bawah pusat
4 24 Setinggi pusat
5 28 3 jari diatas pusat
6 32 Pertengahan pusat-px
7 36 3 jari di bawah px
8 40 Pertengahan pusat - px
Sumber : Sulistyawati (2010)
(2) Vulva dan Vagina
Akibat hormone esterogen, vulva dan vagina mengalami
perubahan pada hipervaskularisasi yang mengakibatkan peningkatan
vaskularisasi menyebabkan sekresi vagina meningkat, vagina lebih
sensitif dan berwarna ungu kebiruan. PH meningkat 3,5 – 6,0
(Prawirohardjo, 2010).
2) Sistem kardiovaskuler
Setelah kehamilan lebih dari 30 minggu, terdapat kecenderungan
peningkatan tekanan darah. Kemudian, terjadi penekanan aorta pada
pembesaran uterus sehingga mengurangi aliran darah ke uteroplasenta.
Sehingga, wanita hamil dengan usia kehamilan lebih dari 30 minggu
disarankan untuk tidur dengan posisi miring.
3) Sistem Pernafasan
Pergerakan diafragma semakin terbatas seiring pertumbuhan ukuran
uterus dalam rongga abdomen. Sehingga, pada wanita hamil dengan
usia kehamilan diatas 28 minggu sering mengalami sesak.
4) Sistem pencernaan
Pada usia kehamilan di atas 28 minggu, terjadi perubahan
penurunan motilitas otot polos pada organ pencernaan dan penurunan
sekresi asam lambung. Sehingga, tonus sphincter esophagus bagian
bawah menurun dan dapat menyebabkan refleks dari lambung ke
esophagus sehingga menimbulkan keluhan seperti heartbun. Penurunan
motilitas usus juga memungkinkan penyerapan nutrisi yang lebih
banyak, tetapi juga dapat mucul keluhan seperti konstipasi.
5) Sistem Perkemihan
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul
menyebabkan penenkanan uterus pada vesica urinaria. Keluhan sering
berkemih dapat muncul kembali. Selain itu, terjadi peningkatan sirkulasi
darah di ginjal yang kemudian berpengaruh pada peningkatan laju filtrasi
glomerulus dan renal plasma flow sehingga timbul gejala polyuria.
6) Sistem integumen dan musculus skeletal
(1) Payudara
Pada payudara terdapat hormone somatomatropin, esterogen
dan progesterone merangsang mammae semakin membesar dan
meregang untuk persiapan laktasi.
(2) Kulit
Pada kulit akan timbul cloasma gravidarum.
(3) Muskuloskletal
Pada muskuloskletal akan terjadi diastasis recti abdominalis
karena peregangan dinding otot abdomen.
7) Sistem Endokrin
(1) Kelenjar tiroid : dapat terjadi pembesaran yang diakibatkan
karena kebutuhan kalori yang meningkat.
(2) Kelenjar hipofise : dapat membesar terutama lobus anterior
karena penekanan FSH dan perpanjangan
fase luteal.
8) Kelenjar pancreas
Mengalami hiperfungsi karena pada saat kehamilan insulin harus
memberi makanan untuk ibu dan bayi. Metabolisme makanan
meningkat sehingga kebutuhan insulin meningkat dan kerja pankreas
meningkat.
2.1.1.4 Perubahan Psikologis Pada Kehamilan
Menurut Prawirohardjo (2008), perubahan psikologis pada
kehamilan TM II yaitu :
1) Ibu merasa sehat dan sudah terbiasa dengan kadar hormone yang
tinggi
2) Ibu sudah bisa menerima kehamilannya.
3) Ibu senang bisa merasakan Gerakan janinnya.
2.1.1.5 Ketidaknyamanan yang Lazim pada Kehamilan
Menurut Elizabeth (2013), ketidaknyamanan yang dialami oleh ibu
hamil TM II adalah:
1) Pusing
Penyebab:
Peningkatan jumlah sel darah merah akan mempengaruhi kadar
haemoglobin darah sehingga terjadi peningkatan volume dan sel
darah merah tidak diimbangi denga kadar hemoglobin yang cukup.
Penanganannya :
(1) Bangun secara perlahan-lahan
(2) Hindari berdiri terlalu lama
(3) Hindari tempat yang terlalu ramai dan berdesakan.
2) Nyeri perut bagian bawah
Penyebab:
Tertariknya ligament sehingga menimbulkan nyeri seperti kram
ringan di bagian perut bawah.
Penanganannya:
(1) Menghindari berdiri secraa tiba-tiba dari posisi jongkok
(2) Mengajarkan ibu posisi tubuh yang baik.
3) Konstipasi
Penyebab:
(1) Peningkatan kadar progesteron yang menyebabkan peristaltik
usus jadi lambat.
(2) Penurunan motilitas sebagi akibat dari relaksiasi otot-otot halus.
(3) Penyerapan air dari kolon meningkat.
(4) Tekanan dari uterus yang membesar pada usus.
(5) Suplemen zat besi.
Penanganannya:
(1) Tingkatkan intake cairan dan serat didalam diet.
(2) Membiasakan buang air secara teratur.
(3) Buang air besar segera setelah ada dorongan.
(4) Melakukan senam atau latihan yang teratur.
(5) Istirahat yang cukup.
2.1.1.6 Kebutuhan Ibu Hamil Trimester II
Menurut Elizabeth (2013), kebutuhan pada ibu hamil TM II yaitu:
1) Kebutuhan Fisiologis Ibu Hamil Trimester II
(1) Kebutuhan nutirisi antara lain meminum 8 gelas perhari makanan
yang dikomsumsi harus banyak mengandung protein dan diberikan
SF (200mg 3 x sehari) makanan seimbang harus mengandung energi
sumber pengembangan, dan sumber pengatur.
(2) Kebutuhan eliminasi, pada bulan – bulan pertama kehamilan kandung
kencing tertekan oleh uterus yang mulai membesar sehingga timbul
sering kencing. Pada waktu hamil juga mungkin terkena konstipasi
yang disebabkan oleh karena kurang gerak badan, peristalik usus
berkurang. Untuk menghindarinya sebaiknya makan sayuran dan
buah – buahan yang, minum yang banyak dan gerak badan yang
cukup.
(3) Kebutuhan respirasi kecepatan pernafasan selama kehamilan tidak
mengalami perubahan secara bermakna. Volume tidal selama
kehamilan mengalami peningkatan secara progresif dan volume
residual mengalami sedikit penurunan. Pernafasan normal 20 – 24
x/menit.
(4) Kebutuhan seksual hubungan seksual sebaiknya di tunda sampai umur
kehamilan 16 minggu. Koitus sebaiknya dihentikan pada akhir
kehamilan karena dapat meyebabkan rasa sakit, perdarahan
menimbulkan rasa sakit, perdarahan, kontraksi uterus dan infeksi serta
pemecahan ketuban.
(5) Kebersihan dan pakaian baju hendaknya yang longgar dan mudah di
pakai. Jika telah sering hamil maka gunakan stagen untuk menunjang
otot – otot perut. Sepatu dengan alas kaki yang tinggi sebaiknya
jangan dipakai oleh karena tempat titi berat wanita hamil nerubah
sehingga mudah tergelincir dan jatuh. Selain itu bisa menyebabkan
pembendungan vena dan mempercepat timbulnya varises. Kebersihan
danan mengurangi kemungkinan infeksi.
(6) Imunisasi ibu hamil yang belum medapatkan imunisasi sebelum atau
pada waktu akan menjadi pengantin maka perlu mendapat 2 kali
suntikan TT dengan jarak minimal satu bulan. Bila sudah pernah
maka cukup diberikan sekali dalam kehamilan.
(7) Istirahat tidur ibu hamil perlu istirahat atau tidur paling sedikit 1 jam
pada siang hari dengan kaki ditempatkan lebih tinggi dari tubuhnya.
Agar tetap kuat dan tidak bersantai sangat bermanfaat bagi ibu hamil.
Agat tetap kuat dan tidak mudah terkena penyakit. Wanita hamil
boleh melakukan pekerjaannya sehari – hari di rumah, dikantor
ataupun dipabrik asl bersifat ringan. Kelelahan harus dicegah hingga
pekerjaan harus diselingi dengan istirahat.

(7) Perawatan Payudara


Payudara merupakan aset yang sangat penting sebagai persiapan
persalianan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perawatan
payudara yaitu:
a. Hindari pemakaian bra dengan ukuran yang terlalu ketat dan yang
menggunakan busa, karena akan mengganggu penyerapan keringat
payudara.
b. Gunakan bra yang menyangga payudara.
c. Hindari membersihkan puting dengan sabun mandi karena akan
menyebabkan iritasi. Bersihkan puting susu dengan minyak kelapa
lalu bilas dengan air hangat.
d. Jika ditemukan pengeluaran cairan berwarna kekuningan dari
payudara berarti produksi ASI sudah mulai.
2) Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil Trimester II
Menurut Bartini (2012) kebutuhan dasar secara psikologis ibu hamil
trimester II adalah:
(1) Dukungan Keluarga
Dukungan selama masa kehamilan sangat dibutuhkan bagi ibu
hamil, terutama dari orang terdekat apalagi bagi ibu yang pertama
kali hamil. Seorang wanita akan merasa tenang dan nyaman
dengan adanya dukungan dan perhatian dari orang-orang terdekat.
a. Suami
Dukungan dan peran serta suami dalam masa kehamilan
terbukti meningkatkan kesiapan ibu hamil dalam menghadapi
kehamilan dan proses persalinan, bahkan juga memicu produksi
air susu ibu (ASI). Suami sebagai orang yang paling dekat,
dianggap paling tahu kebutuhan istri. Tugas penting suami yaitu
memberikan perhatian dan membina hubungan baik dengan
istri, sehingga istri mengkonsultasikan setiap saat dan setiap
masalah yang dialaminya dalam menghadapi kesulitan selama
kehamilan.
Saat hamil merupakan saat yang sensitif bagi seorang
wanita, jadi sebisa mungkin seorang suami memberikan suasana
yang mendukung perasaan istri, misalnya dengan mengajak istri
jalan-jalan ringan, menemani istri ke dokter/bidan untuk
memeriksakan kehamilannya serta tidak membuat masalah
dalam komunikasi. Diperoleh tidaknya dukungan suami
tergantung keintiman hubungan, ada atau tidaknya komunikasi
yang bermakna dan ada atau tidaknya masalah atau
kekhawatiran akan bayinya. Dukungan suami yang diharapkan
istri antara lain :
a) Suami sangat mendambakan bayi dalam kandungan istri.
b) Suami senang mendapat keturunan.
c) Suami menunjukkan kebahagiaan ini.
d) Suami memperhatikan kesehatan istri yakni menanyakan
keadaan istri dan janin yang dikandung.
e) Suami mendampingi istri selama proses persalinan.
b. Keluarga
Lingkungan keluarga yang harmonis ataupun lingkungan
tempat tinggal yang kondusif sangat berpengaruh terhadap
keadaan emosi ibu hamil. Wanita hamil seringkali mempunyai
ketergantungan terhadap orang lain di sekitarnya terutama pada
ibu primigravida. Keluarga harus menjadi bagian dalam
mempersiapkan pasangan menjadi orangtua. Dukungan keluarga
dapat seperti hanya ayah-ibu kandung maupun mertua sering
berkunjung dalam periode ini, seluruh keluarga berdoa untuk
keselamatan ibu dan bayi, adanya ritual adat istiadat yang
memberikan arti tersendiri yang tidak boleh ditinggalkan.
c. Lingkungan
Dukungan lingkungan dapat berupa : doa bersama untuk
keselamatan ibu dan bayi dari ibu-ibu
pengajian/perkumpulan/kegiatan yang berhubungan dengan
soaial/keagamaan, membagi pengalaman tentang kehamilan dan
persalinan, ada diantara mereka yang bersedia mengantarkan ibu
untuk periksa, mendampingi ibu ketika melahirkan, mereka dapat
menjadi seperti saudara bagi ibu hamil.
(2) Dukungan Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan dapat memberikan peranannya melalui dukungan:
a.Aktif : melalui antenatal class
b. Pasif : dengan memberikan kesempatan kepada ibu
hamil yang mengalami masalah untuk berkonsultasi.
(3) Persiapan Menjadi Orang Tua
Penting dipersiapkan karena setelah bayi lahir akan banyak
perubahan peran yang terjadi, mulai dari ibu, ayah dan keluarga.
Bagi pasangan yang baru pertama mempunyai anak, persiapan dapat
dilakukan dengan berkonsultasi dengan orang yang mampu
membagi pengalamannya dan memberikan nasihat mengenai
persiapan menjadi orang tua.
(4) Persiapan Sibling
Perlu diperhatikan untuk menhindari terjadinya sibling rivalry
(perasaan bersaing). Sibling rivalry timbul karena anak takut
perhatian orang tuanya berubah. Pencegahan kondisi ini dapat
dilakukan dengan cara, antara lain :
a. Memberitahu anak sejak awal kehamilan.
b. Menganjurkan anak untuk ikut meraba gerakan janin.
c. Mengajak anak untuk ikut mempersiapkan perlengkapan
bayi.
d. Mengajak anak saat melakukan pemeriksaan kehamilan dan
mendengarkan DJJ bersama.

2.1.1.8 Tanda bahaya dalam kehamilan


Tanda bahaya pada kehamilan trimester II menurut Manuaba (2010)
adalah:
1) Perdarahan Pervaginam
Pada akhir kehamilan perdarahan yang tidak normal adalah,
banyak dan kadang-kadang tidak disertai rasa nyeri.
2) Sakit Kepala Yang Hebat
Sakit kepala yang hebat dan pengelihatan kabur dapat
menyebabkan gejala kehamilan ini disertai pre-eklampsia.
3) Gerakan Janin Tidak Ada atau Kurang
Ibu mulai merasakan gerakan janin mulai bulan ke-5 atau ke-6,
beberapa ibu dapat merasakan gerakan ini lebih awal, bayi harus
bergerak paling sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu berbaring atau
beristirahat.
4) Bengkak pada Muka dan Tangan
Oedema (bengkak) adalah penimbunan cairan secara umum dan
berlebihan dalam jaringan tubuh, dan biasanya dapat diketahui dan
dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, tangan, dan
muka. Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah yang serius jika
muncul pada muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat.
2.1.1.9 Penatalaksanaan dalam kehamilan
Antenatal care (ANC) hendaknya dilakukan sedini mungkin setelah
seorang perempuan merasa dirinya hamil. Namun dengan kondisi
masyarakat Indonesia yang bervariasi baik dari segi geografis, sosial,
ekonomi, maupun tingkat pendidikan. Maka pemerintah mengeluarkan
kebijakan program agar setiap ibu hamil trimester II yaitu melakukan
kunjungan antenatal 1 x pada trimester II (UK > 12-28 minggu).
Berdasarkan jadwal di atas maka dapat dilihat bahwa semakin tua
umur kehamilan maka semakin sering pula jadwal kunjungan yang harus
dilakukan, sehingga dengan melakukan ANC secara teratur kelainan atau
masalah yang terjadi pada kehamilan dapat terdeteksi sedini mungkin.
Pada setiap kunjungan ibu hamil, seorang bidan harus melakukan
pelayanan atau asuhan yang tetap dalam standar pelayanan kebidanan
(SPK). Pelayanan kebidanan sesuai standar meliputi anamnesis,
pemeriksaan fisik (kebidanan atau umum), pemeriksaan laboratorium rutin
dan khusus, serta intervensi umum dan khusus (sesuai resiko yang
ditemukan dalam pemeriksaan). Dalam penerapannya terdiri atas:
1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.
Pertambahan berat badan yang normal pada ibu hamil yaitu
berdasarkan masa tubuh (BMI : Body Mass Index) dimana metode ini
untuk menentukan pertambahan berat badan yang optimal selama masa
kehamilan, karena merupakan hal yang penting mengetahui BMI
wanita hamil. Total pertambahan berat badan pada kehamilan yang
normal 6,5-16 kg, adapun tinggi badan menentukan ukuran panggul
ibu, ukuran normal tinggi badan yang baik untuk ibu hamil antara lain
> 145 cm.
2) Ukur tekanan darah.
Tekanan darah perlu diukur untuk mengetahui perbandingan nilai
dasar selama masa kehamilan, tekanan darah yang adekuat perlu untuk
mempertahankan fungsi plasenta, tetapi apabila tekanan darah sistolik
140 mmHg atau diastolik 90 mmHg pada saat awal pemeriksaan dapat
mengindikasi potensi hipertensi.
3) Nilai status gizi (ukur LILA).
Pada ibu hamil pengukuran LILA merupakan suatu cara untuk
mendeteksi dini adanya Kurang Energi Kronis (KEK) atau kekurangan
gizi. Malnutrisi pada ibu hamil mengakibatkan transfer nutrient ke
janin berkurang, sehingga pertumbuhan janin terhambat dan berpotensi
melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). BBLR
berkaitan dengan volume otak dan IQ seorang anak. Kurang energi
kronis atau KEK (ukuran LILA <23,5 cm), yang menggambarkan
kekurangan pangan dalam jangka panjang baik dalam jumlah maupun
kualitasnya.
Cara melakukan pengukuran LILA yaitu :
(1) Menentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku
dengan meteran/pita LILA.
(2) Lingkarkan dan masukkan ujung pita di lubang yang ada pada pita
LILA. Baca menurut tanda panah.
4) Ukur tinggi fundus uteri (TFU).
Apabila kehamilan diatas 24 minggu memakai pengukuran Mc.
Donald yaitu dengan cara mengukur tinggi fundus memakai cm dari
atas simfisis ke fundus uteri kemudian ditentukan sesuai rumusnya.
5) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).
Tujuan pemantauan janin itu adalah untuk mendeteksi dari dini
ada atu tidaknya faktor-faktor resiko kematian prenatal tersebut
(hipoksia/asfiksia, gangguan pertumbuhan, cacat bawaan, dan
infeksi). Pemeriksaan denyut jantung janin adalah salah satu cara
untuk memantau janin. Pemeriksaan denyut jantung janin harus
dilakukan pada ibu hamil. Denyut jantung janin baru dapat didengar
pada usia kehamilan 16 minggu/4 bulan. Gambaran DJJ :
(1) Tadikardi berat : detak jantung diatas 180x/menit
(2) Takikardi ringan : antara 160-180x/menit
(3) Normal : antara 120-160 x/menit
(4) Bradikardi ringan : antar 100-119 x/menit
(5) Bradikardi sedang : antara 80-100 x/menit
(6) Bradikardi berat : kurang dari 80 x/menit
6) Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasiTetanus
Toxoid (TT) bila diperlukan.
Pemberian imunisasi tetanus toxoid pada kehamilan umumnya
diberikan 2 kali saja, imunisaasi pertama diberikan pada usia
kehamilan 16 minggu untuk yang kedua diberikan 4 minggu
kemudian. Akan tetapi untuk memaksimalkan perlindungan maka
dibentuk program jadwal pemberian imunisasi pada ibu hamil.
7) Pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
Pemberian tablet besi selama kehamilan sangat penting yang
dikaitkan dengan pencegahan anemia dalam kehamilan.
8) Test laboratorium (rutin dan khusus).
Menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan infeksi menular
seksual (IMS) lain pada kecurigaan adanya resiko IMS.
9) Tata laksana kasus.
Temu wicara pasti dilakukan dalam setiap klien melakukan
kunjungan. Bisa berupa anamnesa, konsultasi, dan persiapan rujukan.
Anamnesa meliputi biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan,
riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas, biopsikososial, dan
pengetahuan klien. Memberikan konsultasi atau melakukan
kerjasama penanganan. Tindakan yang harus dilakukan bidan dalam
temu wicara anatar lain :
(1) Menentukan pilihan yang tepat, merujuk ke dokter untuk
konsultasi dan menolong ibu.
(2) Melampirkan kartu kesehatan ibu serta surat rujukan.
(3) Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan membawa
surat hasil rujukan.
(4) Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama
kehamilan.
(5) Memberikan asuhan antenatal.
(6) Perencanaan dini jika tidak aman melahirkan dirumah.
(7) Menyepakati diantara pengambilan keputusan dalam keluarga
tentang rencana proses kelahiran.
(8) Persiapan dan biaya persalinan.
10) Temu wicara (konseling), termasuk Program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), serta KB.
Tatalaksana kasus yang dimaksud adalah menangani masalah –
maslah yang berkaitan dengan keluhan lazim pada kehamilan atau
komplikasi yang mungkin terjadi.
2.2 Kajian Teori Asuhan Kebidanan menurut Hellen Varney 2007
2.2.1 Manajemen Asuhan Kebidanan
2.2.1.1 Pengertian Manajemen Asuhan Kebidanan
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahanmasalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan
tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan
dalam rangkaian tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan
berfokus pada klien (Varney, 2007).
2.2.1.2 Tujuan Manajemen Asuhan Kebidanan
1) Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan bidan untuk berpikir kritis dan
bertindak dengan logis, analisis, dan sistematis dalam memberikan
asuhan kebidanan ditiap jenjang pelayanan kesehatan sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan ibu, bayi dan balita.
2) Tujuan Khusus
(1) Sebagai pedoman dalam mengelola klien dengan memeberikan
asuhan kebidanan yang efektif sesuai kebutuhan klien/masyarakat
berdasarkan evidance based.
(2) Sebagai pedoman cara pendokumentasian dari setiap asuhan yang
diberikan disarana pelayanan kesehatan.
2.2.1.3 Langkah – Langkah Manajemen Asuhan Kebidanan
Manajemen kebidanan terdiri dari tujuh langkah yang berurutan, yang dimulai
dengan pengumpulan data sampai dengan evaluasi. Proses ini bersifat siklik
(dapat berulang) dengan tahap evaluasi sebagai data awal pada siklus berikutnya.
Tujuh langkah manajemen kebidanan yaitu :
1) Langkah 1 : Pengumpulan Data Dasar
Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai keadaan
klien secara keseluruhan. Hal-hal penting yang harus diperhatikan
dalam langkah ini adalah adanya panduan atau patokan mengenai data
apa yang akan dihimpun sesuai dengan kondisi pasien. Kegiatan
pengumpulan data dimulai saat pasien masuk dan dilanjutkan secara
terus-menerus selama proses asuhan kebidanan berlangsung. Data dapat
dikumpulkan dari berbagai sumber melalui tiga macam teknik yaitu
wawancara (anamnesa), observasi, dan pemeriksaan.
2) Langkah 2 :Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap
diagnose atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi
yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan dan
diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnose yang
spesifik (Varney, 2007).
3) Langkah 3 : Mengidentifikasi Diagnosis Atau Masalah Potensial
Pada langkah ini bidan mengidentifikasikan masalah atau diagnosa
potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien, bidan
diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial
benar-benar terjadi.
4) Langkah 4 : Menilai Kebutuhan Akan Tindakan Segera
Antisipasi akan kebutuhan tindakan segera adalah masalah yang
mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan.
Beberapa data mengidentifikasikan situasi yang gawat dimana bidan
harus segera bertindak atau untuk berkolaborasi dengan dokter atau
untuk dikonsultasikan anggota tim kesehatan yang lain sesuai kondisi
pasien (Varney, 2007).
5) Langkah 5 : Perencanaan Asuhan Komprehensif
Perencanaan adalah merupakan kelanjutan manajemen terhadap
diagnose atau masalah yang telah diidentifikasikan atau antisipasi,
pada langkah ini informasi atau data dasar lengkap dapat dilengkapi.
Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini
harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan
teori yang up to date serta dengan asumsi tentang apa yang akan atau
tidak akan dilakukan klien (Varney, 2007).
6) Langkah 6 : Pelaksanaan Asuhan
Menurut Varney (2007), pada langkah ini rencana asuhan
menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah perencanaan
dilaksanakan secara efisien dan aman. Penatalaksanaan ini bisa
dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian oleh klien atau tenaga
kesehatan lainnya. Walaupun bidan tidak melakukannya sendiri
tetapi dia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan
penatalaksanaannya.
7) Langkah 7 : Evaluasi Asuhan
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
asuhan yang diberikan, menandakan seberapa jauh rencana tindakan
dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Pada langkah ini
dilakukan evaluasi kefektifan dari asuhan yang sudah diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan rencana tersebut dapat
dipenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagimana rencana tersebut
dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam
pelaksanaannya (Varney, 2007).
2.2.2.1 Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan,
1) Pengumpulan Data
Mengumpulkan data subyektif dan data obyektif berupa data fokus
yang di butuhkan untuk menilai keadaan ibu sesuai dengan kondisinya,
menggunakan amnanesa, pemeriksaan fisik, penimbangan berat badan,
tinggi badan dan pemeriksaan laboratorium. Bidan dapat mencatat hasil
penemuan data dalam catatan harian sebelum didokumentasikan). Jenis
data yang di kumpulkan adalah :
(1) Data Subyektif yang terdiri dari :
a. Biodata ibu dan suami
Identitas pasien meliputi:
a) Nama
Dikaji untuk mengetahui identitas pasien agar tidak terjadi
kekeliruan dalam melaksanakan tindakan (Manuaba, 2012).
Selain itu dengan mengetahui nama pasien dapat menjalin
hubungan baik dan mempermudah dalam memberikan asuhan
kebidanan.
b) Umur
Dikaji untuk mengetahui adanya resiko tinggi kehamilan
karena pada usia < 20 tahun alat reproduksi dan psikologis ibu
belum siap (Anggoro, 2012). Sedangkan kehamilan pada usia
lebih dari 35 tahun secara biologis jaringan dan system
tubuhnya sudah menurun, sehingga faktor resiko terjadi
komplikasi obstetri meningkat .
c) Agama
Dikaji untuk memudahkan dalam pemberian dukungan
mental dan dukungan spiritual sesuai dengan kepercayaan .

d) Suku bangsa
Dikaji untuk mengetahui adat istiadat atau kebiasaan sehari
– hari dan apakah adat istiadat itu berpengaruh dengan
kehamilan..
e) Pendidikan
Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya.
Tingkat pendidikan mempengaruhi sikap perilaku kesehatan
seseorang dan tingkat pendidikan juga dikaji agar petugas
kesehatan mampu menentukan cara dalam memberikan
informasi yang berkaitan dengan kehamilan sesuai dengan
kemampuan pasien, sehingga asuhan yang diberikan berhasil.
(Manuaba, 2012).
f) Pekerjaan
Dikaji untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan
terhadap kehamilannya. Pekerjaan yang berat baik fisik maupun
tekanan mental membahayakan kehamilan. Selain itu, pekerjaan
dikaji untuk mengetahui status ekonomi pasien (Manuaba,
2012).
g) Alamat rumah
Dikaji agar bidan dapat mengetahui tempat tinggal dan
lingkungan pasien. Dengan tujuan untuk memudahkan
menghubungi keluarganya, menjaga kemungkinan bila ada
nama ibu yang sama atau mempermudah melakukan kunjungan
rumah (Manuaba, 2012).
h) No. Telepon
Dikaji untuk mempermudah menghubungi pasien ataupun
keluarga sewaktu-waktu jika diperlukan (Winkjosastro, 2008).
(2) Alasan Memeriksakan Diri
Dikaji untuk mengetahui alasan atau yang membuat pasien
datang ke pelayanan kesehatan (Saifudin, 2012). Pada ibu hamil
TM III fisiologis, umumnya datang untuk melakukan pemeriksaan
antenatal rutin.

(3) Keluhan Utama


Dikaji untuk mengetahui keluhan utama yang membuat pasien
datang ke pelayanan kesehatan (Anggoro, 2012). Pada ibu hamil TM
II, umumnya mengalami keluhan seperti sakit pinggang, sering
kencing, dan lain-lain.
(4) Riwayat menstruasi
Data menstruasi akan memberikan gambaran tentang kondisi
organ reproduksi klien. Data yang perlu dikaji menurut Sulistyawati
(2009) diantaranya :
a) Menarche

Usia pertama kali mengalami menstruasi wanita biasanya


umur 12 sampai 16 tahun.
b) Siklus

Jarak antara menstruasi yang dialami dengan menstruasi


berikutnya dalam hitungan hari sekitar 28 sampai 30 hari.
c) Lamanya

Lama haid normal adalah 4 sampai 7 hari.


d) Banyaknya

Data ini menjelaksan seberapa banyak darah menstruasi


yang dikeluarkan.
e) Disminorhea

Data ini menunjukan apakah ada keluhan saat menstruasi


dan apakah keluhan tersebut fisiologis atau merupakan gejala
dari suatu penyakit.
(5) Riwayat perkawinan
Dikaji untuk mengetahui pasien berapa lama menikah ,
pernikahan ke berapa dan jumlah anak (Anggoro, 2012).

f) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu


Dikaji untuk mengetahui apakah ada riwayat obstetrik
sebelumnya sehingga bisa dilakukan antisipasi. Yang perlu dikaji
meliputi :
Tabel 2.7 Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Laktasi yang Lalu
No Umur UK Tem Penolo Jenis Keadaan Bayi Keadaan Laktasi
BB PB JK
anak pat ng Persalinan nifas
bers
alin
Jarak Uk BP Bidan/ Spontan 2500- 48- ♂/ Normal 2 tahun
umur aterm M/ Dokter Belakang 4000 52 ♀
anak (37- RS/ kepala gr cm
denga 40 Pus
n anak ming kes
berikut gu) mas
nya
idealn
ya 2
tahun
Sumber: Buku Dokumentasi Asuhan Kebidanan
g) Riwayat kehamilan sekarang
Menurut Anggoro (2012) yang perlu dikaji dalam riwayat
kehamilan sekarang adalah:
Yang perlu dikaji meliputi :
(a) HPHT
Hari pertama haid terakhir pasien untuk memperkirakan
usia kehamilan dan tafsiran persalinan.

(b) TP

Hari perkiraan lahir dapat ditentukan setelah mengetahui


HPHT dan menggunakan rumus Naegle yaitu ditambah 7 pada
tanggal, dikurangi 3 pada bulan, dan ditambah 1 pada tahun.
c) Riwayat ANC

Untuk mengetahui berapa kali ibu memeriksakan


kehamilannya.
d) Keluhan / Tanda bahaya

Untuk mengetahui keluhan-keluhan atau tanda bahaya


yang dirasakan ibu selama kehamilan ini.
e) Gerakan Janin

Untuk mengetahui dari usia kehamilan berapa ibu mulai


merasakan gerakan janin, masih dirasakan/tidak, dan gerakan
dirasakan aktif/lemah. Pada primigravida mulai bisa
merasakan gerakan janin sejak usia kehamilan 20 minggu.
f) Suplemen/Obat yang Dikonsumsi

Untuk mengetahui suplemen atau obat apa saja yang


sudah ibu konsumsi selama hamil ini.
g) Perilaku yang Membahayakan Kehamilan
Untuk mengetahui apakah ibu mempunyai perilaku yang
dapat membahayakan ibu seperti merokok aktif/pasif, minum
jamu, minum-minuman keras, kontak dengan binatang,
narkoba, atau diurut dukun.
h) Riwayat penyakit yang pernah diderita oleh ibu atau riwayat operasi
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu hamil memiliki penyakit
sistemik seperti apakah pernah mengalami atau menderita penyakit
jantung dengan gejala nyeri pada daerah dada sebelah kiri, sesak
nafas, hipertensi dengan gejala yaitu tekanan darah tinggi, asthma
dengan gejala sesak nafas, epilepsi dengan gejala kejang-kejang, bila
ada sejak kapan dan bila ada riwayat operasi, kapan menjalani
operasi (Nurul, 2014).
i) Riwayat Penyakit Keluarga/Penyakit Keturunan yang Pernah/Sedang
Diderita
Untuk mengkaji keadaan keluarga yang dapat mempengaruhi
kehamilan kehamilan ibu saat ini. Yang perlu dikaji meliputi asma,
hipertensi, DM, kelainan bawaan, hamil kembar, epilepsi, dan
penyakit menular seperti penyakit hati, TBC, PMS, HIV/AIDS
(Sulistyawati, 2009).
j) Riwayat Gynekologi
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu hamil pernah/sedang
mengalami endometriosis, myoma, polip serviks, kanker kandungan,
infeksi kandungan yang dapat mempengaruhi kehamilannya
(Sulistyawati, 2009).
k) Riwayat Operasi
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu pernah menjalani suatu
operasi, dan kapan operasi tersebut dilakukan. Hal ini dikaji karena
bekas luka operasi dapat mempengaruhi kehamilan ibu terutama
operasi pada bagian perut (Sulistyawati, 2009).
l) Riwayat dan rencana penggunaan kontrasepsi
Yang dikaji meliputi riwayat penggunaan kontrasepsi terdahulu,
rencana metode kontrasepsi yang akan digunakan, rencana jumlah
anak beserta alasannya (Sulistyawati, 2009).
m) Riwayat Bio-psiko-sosial-spiritual:
a. Biologis
a) Bernafas
Dikaji untuk mengtahui apakah ibu mengalami keluhan saat
bernapas atau tidak..
b) Nutrisi
Pada kehamilan TM II ibu hamil biasa mengalami
peningkatan nafsu makan, dan ibu hamil perlu mengkonsumsi
makanan yang tinggi serat karena sering mengalami konstipasi.
Hal ini dikaji untuk mengetahui frekuensi makan dalam sehari,
jenis makanan, porsi, nafsu makan ibu setiap hari, dan ada
tidaknya pantangan atau alergi makanan, frekuensi minum
dalam sehari, dan jenis minuman yang dikonsumsi.
c) Eliminasi
Untuk mngetahui apakah ibu mengalami masalah pada
pola eliminasi. Yang dikaji dalam eliminasi ini adalah BAB
ibu berapa kali dalam sehari, konsistensi, bau dan warna.
Kemudian BAK ibu berapa kali dalam sehari, warnanya
bagaimana dan bau. Apakah ada keluhan saat ibu BAB/BAK.
d) Aktivitas
Untuk mengetahui pola aktivitas pada sehari-hari, lama
melakukan aktivitas dan apakah ada keluhan saat beraktivitas
(Sulistyawati, 2010).
e) Istirahat tidur
Untuk mengetahui pola istirahat dan tidur pasien, berapa
lama kebiasaan tidur siang dan tidur malam (Ambarwati,
2008). Kebutuhan istirahat dan tidur normal 6-8 jam sehari
dan tidak ada keluhan/ gangguan saat tidur. Tidur siang 1-2
jam.
f) Perilaku seksual
Untuk mengetahui apakah dalam berhubungan seksual ibu
sudah merasa nyaman/tidak, apakah dalam melakukan
hubungan seksual dapat mempengaruhi atau mengganggu
kehamilan ibu/tidak dan ada keluhan atau tidak selama ibu
melakukan aktivitas seksual (Sulistyawati, 2009).
g) Personal hygiene
Untuk mengetahui kebersihan ibu yang dapat
mempengaruhi kesehatan ibu dan janinnya dengan mengkaji
berapa kali ibu mandi, frekuensi keramas dalam seminggu,
frekuensi gosok gigi dalam sehari, serta frekuensi ibu
mengganti pakaian khususnya pakaian dalam.

(2) Psikologis
Yang perlu dikaji meliputi :
a) Penerimaan Kehamilan
Untuk mengetahui apakah kehamilan ibu direncanakan atau
tidak, dan apakah kehamilannya dapat diterima atau tidak.
b) Dukungan Keluarga terhadap Kehamilan
Untuk mengetahui bentuk dukungan yang diberikan keluarga
kepada ibu.
c) Kekhawatiran-kekhawatiran terhadap kehamilan
Untuk mengetahui apakah ibu merasa khawatir terhadap
kehamilannya sekarang.
d) Respon keluarga terhadap kehamilannya
(3) Sosial
Yang perlu dikaji meliputi hubungan dengan keluarga,
pengambilan keputusan dalam keluarga (Yanti, 2011).
(4) Spiritual
Yang perlu dikaji meliputi adakah adat istiadat atau kebiasaan
yang dapat mempengaruhi proses kehamilan (Yanti, 2011).
(5) Pengetahuan
Yang perlu dikaji meliputi apakah ibu sudah mengetahui tanda
bahaya dan cara mengatasinya, tanda-tanda persalinan, teknik
mengatasi nyeri persalinan, teknik dan posisi meneran, IMD, dan
persiapan persalinan (Manuaba, 2011).
(2) Data Objektif
(1) Pemeriksaan Umum
Yang dikaji yaitu keadaan umum, keadaan emosional, kesadaran
dan postur tubuh. Pada ibu hamil TM III yang fisiologis yaitu :
(1) Keadaan umum
Untuk mengetahui keadaan umum pasien apakah
baik/lemah/jelek. Pada ibu hamil trimester III fisiologis, keadaan
umumnya baik.

(2) Kesadaran
Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu. Pada ibu hamil TM
III fisiologis kesadarannya adalah composmentis.
(3) Keadaan emosi
Untuk mengetahui keadaan emosi pasien apakah stabil/labil
(Alimul, 2006). Pada umumnya ibu hamil fisiologis keadaan emosi
ibu stabil.
(4) Postur
Untuk mengetahui postur tubuh ibu apakah
normal/lordosis/hiperlordosis Alimul, 2006).
2) Antropometri
(1) Berat badan : Kenaikan berat badan trimester II adalah 0,3 kg
sampai 0,5 kg per minggu (Prawirohardjo, 2010).
(2) Tinggi badan : tinggi badan ibu diperiksa sekali pada saat ibu
hamil datang pertama kali kunjungan, dilakukan untuk
mengkategorikan adanya resiko apabila hasil pengukuran < 145
cm. Tinggi badan ibu hamil normal > 145 cm.
(3) LILA : dikaji untuk mendapatkan status gizi klien. LILA ibu
hamil minimal 23,5 cm.
3) Tanda-tanda vital
(1) Suhu
Dikaji untuk mengetahui berapakah suhu badan ibu saat
dilakukan pemeriksaan. Nilai normal suhu ibu hamil 36,50 C-
37,50 C (Wulandari, 2012).
(2) Nadi
Untuk mengkaji nadi untuk mengetahui nadi pasien yang
dihitung dalam 1 menit (Saifuddin, 2012). Pada ibu hamil
fisiologis, batas normal 60-100 x/menit (Wulandari, 2012).
(3) Pernafasan
Untuk mengetahui frekuensi pernapasan pasien yang
dihitung dalam 1 menit (Saifuddin, 2012). Pada ibu hamil
fisiologis, batas normal 16-20 x/menit (Wulandari, 2012).

(4) Tekanan Darah


Dikaji untuk mengetahui berapa tekanan darah ibu saat
dilakukan pemeriksaan, dan untuk mengetahui apakah ibu ada
mengalami hipertensi dalam kehamilan. Normalnya tidak boleh
kurang dari 90/70 mmHg dan tidak boleh lebih dari 140/90
mmHg. (Wulandari, 2012).
4) Pemeriksaan fisik
(1) Kepala : untuk mengetahui ada tidaknya bekas trauma/luka.
Jika ibu mengeluh sakit kepala apakah hal tersebut dikarenakan
oleh kehamilan ibu atau disebabkan oleh trauma yang dulu ibu
alami. Pada ibu hamil fisiologis tidak ada bekas trauma atau
luka yang dapat mempengaruhi kehamilannya.
(2) Muka : untuk mengetahui apakah muka ibu pucat/tidak, ada
edema/tidak, ada/tidak cloasma. Pada ibu hamil fisiologis
biasanya muka ibu tidak pucat dan tidak oedema.
(3) Mulut: untuk mengetahui apakah bibir ibu lembab/ kering,
apakah ada atau tidak caries pada gigi. Pada ibu hamil
fisiologis biasanya bibirnya lembab dan tidak ada caries pada
gigi.
(4) Leher : untuk mengetahui apakah ada atau tidak pembesaran
kelenjar tiroid , pelebaran vena jugularis dan pembengkakan
kelenjar limfe. Pada ibu hamil fisiologis tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid, tidak ada pelebaran vena jugularis dan tidak
ada pembengkakan kelenjar limfe.
(5) Dada : untuk mengetahui ada/tidaknya kelainan pada
pernafasan seperti ronchi dan wheezing, payudara simetris,
hiperpigmentasi aerola, ada pengeluan kolostrum, payudara
bersih. Pada ibu hamil fisiologis biasanya tidak ada kelainan
pada pernapasan, payudara simetris, ada hiperpigmentasi
aerola, ada pengeluaran kolostrum dan payudaranya bersih.

(6) Abdomen
a. Inspeksi
Inspeksi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan
cara melihat secara langsung. Pada kehamilan TM III yang
dapat dikajipada abdomen adalah ada tidaknya bekas luka
operasi pada perut, arah pembesaran perut, ada tidaknya
linea nigra/alba dan striae livide/albican.
b. Palpasi
Palpasi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan
cara menyentuh atau merasakan, biasanya yang digunakan
adalah tangan. Pemeriksaan palpasi yang dilakukan pada
ibu hamil mulai UK 32 minggu adalah palpasi Leopold.
a) Langkah-langkah Leopold adalah :
(a) Leopold I : untuk mengetahui TFU dan bagian apa yang
berada pada fundus. TFU UK 36 minggu 3 jari di
bawah px, UK 40 minggu setengah pusat px. Pada ibu
hamil fisiologis pada fundus akan teraba bagian besar
dan lunak maka ditafsirkan sebagai bokong.
(b) Leopold II : untuk mengetahui bagian janin yang
terdapat pada sisi kiri dan kanan perut ibu. Apabila
teraba bagian keras, memanjang, dan ada tahanan maka
ditafsirkan sebagai punggung janin. Namun, apabila
teraba tonjolan-tonjolan maka ditafsirkan sebagai
bagian kecil janin.
(c) Leopold III : untuk mengetahui bagian terendah janin
dan apakah bagian terendah janin sudah masuk PAP
atau belum. Biasanya ibu hamil fisiologis bagian
terendah janin akan teraba bagian bulat keras dan
apabila dapat digoyangkan artinya belum masuk PAP
sedangkan apabila tidak dapat digoyangkan artinya
sudah masuk PAP. Pada ibu hamil primi bagian
terendah janin akan masuk PAP saat UK 36 minggu ke
atas.
(d) Leopold IV : palpasi ini hanya dilakukan apabila pada
leopold III sudah didapatkan hasil bahwa bagian
terendah janin sudah masuk PAP. Untuk mengetahui
seberapa besar bagian terendah janin sudah masuk PAP.
Apabila posisi tangan pemeriksa konvergen (tidak
bertemu) maka sebagian kecil bagian terendah janin
sudah masuk PAP, apabila posisi tangan pemeriksa
sejajar, maka sebagian bagian terendah janin sudah
masuh PAP, dan apabila posisi tangan pemeriksa
divergen, maka sebagian besar bagian terendah janin
sudah masuk PAP.
b) Mc. Donald
Pada pengukuran Mc. Donald, normal hasil pengukuran
nya adalah dengan rentang UK ditambah 2 atau UK
dikurang 2. Misal UK 36 minggu maka rentang normal
pengukuran Mc. Donald nya adalah 34-38 cm.
c) TBBJ : Dikaji untuk menentukan TBBJ dengan rumus
Jhonson Tausak. Ukuran TFU (Mc.Donald) berkisar ±2
cm dari umur kehamilan yaitu 34 cm atau 35 cm dan 37
cm atau 38 cm. belum memasuki PAP ((TFU - 11) x 155),
sudah memasuki PAP ((TFU - 12 ) x 155).
c. Auskultasi
Dikaji untuk untuk mengetahui tingkat kesejahteraan janin di
dalam kandungan. DJJ normal yaitu 120 – 160 x/menit dengan
irama teratur.
(7) Anogenital : Untuk mengetahui kebersihan alat kelamin,
pengeluaran, ada atau tidak oedema dan varises pada alat kelamin.
Apakah ada/tidak hemoroid pada anus. Pada ibu hamil fisiologis
hasil pemeriksaan akan diperoleh alat kelamin bersih, tidak ada
pengeluaran abnormal, tidak ada oedema dan varices pada alat
kelamin dan tidak ada hemoroid pada anus.
(8) Ekstremitas : Dikaji untuk mengetahui ada/tidak kelainan, kuku
bersih/kotor, warna kuku merah muda/pucat, ada/tidak oedema,
pada kaki ada/tidak varises dan reflek patella. Pada ibu hamil
fisiologis biasanya tidak ada kelainan, kuku bersih, warna merah
muda, tidak oedema, tidak varices, reflek patella +/+.
2) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan ini mencangkup hemoglobin (HB), proteinuria dan
urine reduksi. Pemeriksaan ini untuk mendeteksi dini terjadinya
komplikasi yang terjadi (Mandriwati, 2008). Hasil normalnya adalah
HB > 11 gr/dL, proteinuria negatif dan urine reduksi negatif.
2. InterpretasiData Dasar / Analisa Data
1) Diagnosa Aktual
Dalam langkah ini, data subjektif dan data objektif yang sudah di
kaji kemudian dirumuskan analisa sesuai dengan data yang sudah
dikumpulkan. Hasil analisis dan interpretasi data menghasilkan
rumusan diagnosis kehamilan. Diagnosa kebidanan adalah merupakan
kesimpulan yang ditegakkan oleh bidan dalam ruang lingkup praktik
kebidanan dengan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan
yaitu:
(1) GPA
(2) Umur kehamilan
(3) Letak anak bila UK lebih atau sama dengan 36 minggu
(4) Jumlah janin bila UK lebih atau sama dengan 28 minggu
(5) Keadaan anak: hidup/mati
(6) Intra/ekstra Uteri
(7) Penyulit/Komplikasi
(8) Kesan panggul K/P
a. Diagnosa aktual:
G...P...A... UK .... Minggu Preskep/Presbo U/ɯ Puka/Puki Janin
Tunggal/Ganda Hidup/Mati Ektra/Intra Uteri dengan Penyerta (bila
ada) Contoh :
G1P0A0 UK 23Minggu 5 Hari Janin Tunggal Hidup Intra Uteri.
Dasar:
a) Data Subjektif
(a) Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan ibu yang pertama, tidak
pernah melahirkan sebelumnya, tidak pernah mengalami abortus.
(b) HPHT, TP
b) Data Objektif
(a) Pemeriksaan TFU
(b) DJJ : normalnya 120-160 x/menit
(c) Masalah : -
3) Langkah 3: Merumuskan Diagnosa /Masalah Potensial
Pada tahap ini setelah bidan merumuskan diagnosa dan atau
masalah aktual, bidan dituntut untuk memikirkan masalah atau
diagnosa potensial yang merupakan akibat dari masalah /diagnosa
yang tidak tertangani. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
kemungkinan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat bersiap-
siap bila diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.
4) Langkah 4: Merumuskan Kebutuhan Akan Tindakan Segera
Kebutuhan akan tindakan segera untuk mengantisipasi ancaman
yang fatal, sehingga nyawa ibu dan janin dapat terselamatkan.
Tindakan segera bisa merupakan intervensi langsung oleh bidan bisa
juga merupakan hasil kolaborasi dengan profesi lain.dalam kasus ini
kebutuhan segera yang dilakukan adalah melakukan kolaborasi dengan
dokter SpOG terkait pemeriksaan USG dan proses persalinannya nanti.
5) Langkah 5: Menyusun Rencana Asuhan Yang Menyeluruh
Perencanaan adalah merupakan kelanjutan manajemen terhadap
diagnose atau masalah yang telah diidentifikasikan atau antisipasi,
pada langkah ini informasi atau data dasar lengkap dapat dilengkapi.
Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini
harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan
teori yang up to date serta dengan asumsi tentang apa yang akan atau
tidak akan dilakukan klien (Varney, 2007).

Contoh:
(1) Jelaskan tentang hasil pemeriksaan kepada ibu dan suami.
Rasionalisasi: setiap pasien/klien harus mengetahui setiap hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan dan merupakan hak
pasien/klien.
(2) Lakukan informed consent tentang tindakan yang akan
dilakukan.
Rasionalisasi: Informed consent dilakukan sebagai alat bukti
dalam persetujuan dari pasien terhadap tindakan medik yang akan
dilakukan terhadap pasien (Prawirohardjo, 2010).
(3) Jelaskan pada ibu mengenai sebab terjadinya sesak nafas
Rasionalisasi : terjadi sesak nafas pada ibu hamil TM III karena
bayi yang terus berkembang menekan diafragma sehingga ibu
akan merasa sesak nafas.
(4) Anjurkan ibu saat tidur agar dengan posisi miring kiri
Rasionalisasi : agar peredaran darah dari ibu ke bayi lancar
(5) Beri KIE mengenai persiapan persalinan seperti menyiapkan
pendamping saat persalinan, calon pendonor, dana, kendaraan,
tempat dan penolong, baju ibu dan bayi.
Rasionalisasi : Data ini dikaji untuk menggambarkan persiapan
persalinan yang sudah dilakukan oleh klien, apabila klien belum
mempersiapkan persiapan persalinan tersebut maka bidan
diharapkan untuk dapat memberikan informasi mengenai
pentingnya persiapan persalinan untuk menimbulkan perasaan
aman yang sesuai dengan kebutuhan klien.
(6) Beri suplemen
Rasionalisasi: dengan memberikan suplemen penambah darah
serta cara mengkonsumsinya diharapkan ibu dapat
mengkonsumsi suplemen penambah darah tersebut secara benar
serta ibu terhindar dari masalah anemia selama kehamilan
ataupun saat persalinan. Apabila ibu hamil dengan anemia maka
akan mudah terjadi perdarahan saat proses persalinan.

(7) Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 bulan lagi


dan apabila sewaktu-waktu ada keluhan.
Rasionalisasi : untuk mengetahui perkembangan kehamilan ibu
dan lebih cepat mendapatkan penanganan bila terjadi keluhan
atau kondisi gawat darurat.
6) Langkah 6: Pelaksanaan Asuhan Sesuai Dengan Perencanaan Secara
Efisien
Menurut Varney (2007), pada langkah ini rencana asuhan
menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah perencaan m,
dilaksanakan secara efisien dan aman. Penatalaksanaan ini bisa
dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagaian oleh klien.atau
tenaga kesehatan lainnya. Walaupun bidan tidak melakukannya
sendiri tetapi dia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan
penatalaksanaannya.
Contoh:
(1) Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan suami.
(2) Menjelaskan kepada keluarga mengenai rencana tindakan yang
akan dilakukan.
(3) Memberikan dukungan emosional kepada ibu.
(4) Menjelaskan pada ibu mengenai sebab terjadinya sesak nafas
yaitu karena perkembangan janin sehingga menekan diafragma
ibu.
(5) Menganjurkan pada ibu untuk menghindari posisi berbaring
terlentang, dan menganjurkan ibu untuk tidur miring kiri.
(6) Memberikan suplemen tablet besi berupa Vitonal F (1 x 1), dan
mengingatkan kepada ibu untuk mengkonsumsinya pada malam
hari untuk mengurangi efek dari mengonsumsi SF yaitu mual
serta tidak berbarengan dengan minuman kopi, teh dan susu.
(7) Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 bulan
lagi dan apabila sewaktu-waktu ada keluhan.

7) Langkah 7: Evaluasi
Pada langkah terakhir ini melakukan evaluasi terhadap
keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan. Hal ini menyangkut
apakah kebutuhan klien telah terpenuhi, masalah yang ada
terpecahkan, masalah potensial dihindari, klien dan keluarga
mengetahui kondisi kesehatannya dan klien mengetahui apa yang
harus di lakukan dalam rangka menjaga kesehatannya.
Contoh:
(1) Ibu dan suami terlihat senang dengan kondisi kehamilannya yang
sehat.
(2) Ibu dan suami sudah mengetahui tindakan apa saja yang akan
dilakukan bidan.
(3) Ibu menjadi lebih tenang dan mengatakan rasa cemas sedikit
berkurang setelah mendapatkan penjelasan bidan.
(4) Ibu mengerti dan bersedia mengurangi dalam mengkonsumsi
susu, berlatih dorsofleksi, menggunakan penghangat untuk otot.
(5) Ibu mengerti dan dapat mengulang kembali penjelasan yang
diberikan mengenai penyebab sering kencing.
(6) Ibu mengerti dan bersedia tidur dengan posisi miring kiri.
(7) Ibu menerima suplemen Vitonal F dan berjanji akan
mengkonsumsi suplemen yang diberikan sesuai anjuran.
(8) Ibu mengatakan bersedia untuk melakukan kontrol 1 bulan lagi
atau segera datang ke pelayanan kesehatan bila ada keluhan atau
tanda bahaya.

FORMULIR MUTU
POLTEKKES KEMENKES DENPASAR

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU


HAMIL
Nomor : Tanggal : Revisi : Hal :
Poltekkes Kemenkes Denpasar 30-08-2018 01 1-8

Tempat Pelayanan: No RM : 2432


PMB Ni Wayan Suastini,SST Tanggal diberikan pelayanan : 23-10-
2020
Tgl/jam pengkajian : 23-10-
2020/pukul 16.30 wita
Dokter yang merawat: Bidan yang merawat: Sriayu
Widnyaningsih
Kunjungan : Awal Ulang
Pendamping Ibu : Suami Ibu Mertua lain-lain
……………….
Rujukan : Tidak Ya, ………………………………………..
Diagnosa Rujukan:

DATA SUBJEKTIF
A. Biodata
Ibu Bapak
Nama : Ibu “WM” Nama : Tn. “KE”
Umur : 20 Tahun Umur : 19 Tahun
Suku Bangsa : Suku Bangsa :
Agama : Agama :
Islam Hindu Katolik Budha Islam Hindu Katolik Budha
Protestan Protestan
Pendidikan : Pendidikan :
SD SMP SMA SD SMP SMA
Diploma/Sarjana Diploma/Sarjana
Pekerjaan : Pekerjaan :
AlamatRumah : Bd. Bawa Nawa AlamatRumah : Bd. Bawa Nawa
Kerta, Ds. Pidpid, Abang, Karangasem Kerta, Ds. Pidpid, Abang, Karangasem

No. HP/ Rumah : 087762xxxxxx No. HP/ Rumah : -


Alamat Tempat Kerja : Alamat Tempat Kerja :

No. Telp Tempat Kerja: No. Telp Tempat Kerja:


Jaminan Kesehatan : Jaminan Kesehatan :
BPJS (Kelas……................) BPJS (Kelas……................)
Jamsostek Jamsostek
lainnya, …………….. Lainnya, ………………..
1. Keluhan/alasan memeriksakan diri : Ibu mengatakan datang ke PMB Bersama sua
memeriksakan kehamilannya. Ibu mengatakan tidak ada keluhan saat ini.

2. Riwayat Menstruasi
Menarche Umur : 13 Tahun Volume : 2-3x ganti pembalut
Haid: 5 hari
Siklus Haid : Teratur Tidak Teratur
Sifat Darah : Encer Stolsel
Keluhan Saat Haid : tidak ada
HPHT : 15-5-2020 TP : 22-2-2021, TP USG : 10-2-2
3. Riwayat Pernikahan
Menikah 1 Kali Lama Menikah……Tahun
Tidak Menikah

4. Riwayat Kehamilan dan Persalinan Sebelumnya


No. Tgl Umur Hamil Jeni Penolong Anak LaktasiU Keadaan Ketera
Partu s mur Anak an/
s Part (Bulan) Sekarang Komp
us asi
Abortu Premat Ater Nak No J BB Hidup Mening
s ur m es n K L gal
Nor Cac
mal at
1. hamil ini

5. Riwayat Hamil ini : (Sumber : Buku KIA) Ichtisar pemeriksaan sebelumnya: (Sumber : Buku KIA
Status Imunisasi: TT5 Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan yang pertam
Waktu imunisasi terakhir: SD tidak pernah keguguran dan belum pernah melahirk
Obat/suplemen yg dikonsumsi : Ibu Ibu mengatakan sudah merasakan gerakan janin se
mengatakan hanya mengonsumsi suplemen umur kehamilan 18 bulan. Ibu mengatakan su
yang diberikan oleh petugas Kesehatan melakukan pemeriksaan USG.
yaitu fitonal (1 x 1 ).

6. Riwayat Pemakaian Kontrasepsi :


Tidak Menggunakan Pil Suntik 1 bulan Suntik 3 bulan Kondom IUD
Lama Pemakaian : ………..
Tempat Layanan KB : BPM Puskesmas Dokter RS
Keluhan : ………………………….
7. Kebutuhan Biologis
a. Bernapas
Kesulitan bernafas : Tidak
……………………………………………………………..
b. Pola Makan : 3 x/hari Porsi : sedang
Komposisi : nasi putih, sayur, daging ayam serta tempe goreng
Makanan Pantangan : tidak ada
c. Pola Minum : 8 Gelas /hari
d. Pola Eliminasi
Buang Air Kecil : 5-6 x/hari, Warna : kuning jernih
Buang Air Besar : 1 x/hari, Warna : kecoklatan Sifat : lembek
e. Gerakan Janin dalam 2 Jam : Dirasakan <10 Kali 10-20 Kali > 20 Kali Ti
Dirasakan
f. Hubungan Seksual
Frekuensi : 1 x/minggu Posisi : senyaman ibu
Keluhan : Tidak Ada Ada,………..
g. Aktivitas Sehari–hari : Ringan Sedang Berat
h. Kebersihan Diri :
Mandi : 2 x/hari Menggosok Gigi : 2 x/hari
Keramas : 2 x/minggu Merawat Payudara : 2x sehari
Membersihkan Alat Kelamin : setiap selesai BAK, BAB dan saat mandi
Mencuci Tangan : Setiap sebelum dan setelah BAK,BAB, makan dan minum, bepergian d
menyentuh benda
Mengganti Pakaian Dalam : 2 x/hari

8. Kebutuhan Psikologis
Perasaan Ibu Terhadap Kehamilan : Kecemasan Sedih Takut Senang
Trauma dalam Kehidupan: Ada Tidak Ada
Konsultasi dengan Psikologis : Ada Tidak Ada
9. Kebutuhan Sosial
a. Hubungan dengan Keluarga : Baik Tidak
b. Dukungan yang Diterima : Baik Tidak
c. Hubungan dengan Lingkungan Tempat Tinggal Baik Tidak
d. Hubungan dengan Lingkungan Tempat Kerja: Baik Tidak
e. Masalah Perkawinan : Ada Tidak Ada
f. Mengalami Kekerasan Fisik : Ada Tidak Ada
g. Mencederai Diri atau Orang Lain : Ada Tidak Ada
h. Pengambilan Keputusan : Ibu Ayah
10. Kebutuhan Spiritual
Keluhan Ibu saat Beribadah : Tidak Iya, ……….
11. Perilaku dan Gaya Hidup : tidak ada
Diurut Dukun,……. Perokok Aktif/Pasif Minum Obat Tanpa Resep Dokter
Minum Minuman Keras Traveling Ganja/NAPZA
Minum Jamu, …………………………..
12. Riwayat Penyakit : tidak ada
a. Riwayat Penyakit yang pernah diderita Ibu :
Kardiovaskuler Asma Hipertensi Epilepsi DM TORCH
Hepatitis Operasi PMS
b. Riwayat penyakit yang sedang diderita Ibu :tidak ada
Kardiovaskuler Asma Hipertensi Epilepsi DM TORCH
Hepatitis Operasi PMS
c. Riwayat penyakit keluarga yang menurun : tidak ada
Kanker Asma Hipertensi Epilepsi DM Alergi
Hepatitis Penyakit Jiwa
d. Riwayat penyakit kandungan : tidak ada
Tumor Kista Mioma Kanker PID Kutu rambut kelamin
13. Keluhan-keluhan yang pernah dirasakan : Ibu mengatakan selama hamil tidak pernah merasakan keluh
apapun.

14. Pengetahuan ibu tentang :


a. Perubahan fisik : Tahu TidakTahu
b. Nutrisi selama kehamilan : Tahu TidakTahu
c. Istirahat dan tidur : Tahu TidakTahu
d. Pemantauan kesejahteraan bayi : Tahu TidakTahu
e. Perawatan kesehatan selama hamil : Tahu TidakTahu

15. Pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan :


a. Trimester I
Mual Muntah : Tahu Tidak Tahu
Pusing : Tahu Tidak Tahu
Mudah Lelah : Tahu Tidak Tahu
b. Trimester II
Sakit Kepala Yang Hebat : Tahu TidakTahu
Gerakan Janin Tidak Terasa : Tahu TidakTahu
Bengkak di wajah, kaki dan tangan : Tahu TidakTahu
Perdarahan pervaginam : Tahu TidakTahu
c. Trimester III
Tanda-tanda persalinan : Tahu Tidak Tahu
KPD : Tahu TidakTahu
Gerakan Janin Berkurang : Tahu Tidak Tahu

16. Perencanaan persalinan : belum dikaji


a. Tempat persalinan :………………………………………………….
b. Penolong persalinan : ……………………………………………………………
c. Transportasi ke tempat persalinan : ……………………………………………….
d. Pendamping persalinan: ……………………………………………………………….
e. Metoda mengatasi rasa nyeri : ……………………………………………….
f. Pengambil keputusan utama dalam persalinan: ……………………………………….
g. Pengambil keputusan lain jika pengambil keputusan utama berhalangan
…………………………………………..
h. Dana persalinan: ……………………………………………………..
i. Calon donor : …………………………………………………………..
j. RS rujukan jika terjadi kegawtdaruratan : …………………………….
k. Pengasuh anak lain selama ibu bersalin: ……………………………………..
l. Inisiasi menyusui dini: ………………………………………………………….
m. Kontrasepsi pasca persalinan : ……………………………………………
n. Lain-lain: ………………………………………..

DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum :
KU : baik
Kesadaran : composmentis GCS : 15 E:4 V:5 M:6
BB : 59 kg TB : 154 cm TD : 110/70 mmHg RR : 20 x/menit Suhu aksila : 36,8
Lila : 26 cm
Postur :
Normal Hiperlordosis Skoliosis Lordosis Kifosis
Berat badan saat pemeriksaan sebelumnya : 59 Kg (24-09-2020)
Penilaian Nyeri
Nyeri : Tidak Iya,
Sifat nyeri : Akut Kronis
Lokasi :
Intensitas Nyeri (0-10) :

2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Simetris : Tidak Simetris
b. Rambut : Bersih Lainnya ……………………….
c. Wajah : Oedema Pucat Normal
d. Mata
1. Konjungtiva : Merah Muda Pucat Merah
2. Sklera : Putih Ikterus
e. Hidung : Bersih Kelainan lain …………………………….
f. Mulut
Bibir : Pucat Merah Muda Pecah-pecah
g. Telinga : Bersih Kelainan lain…………………………………..
h. Leher
1. Kelenjar Limfe : Normal Ada Pembesaran
2. Kelenjar Tiroid : Normal Ada Pembesaran
3. Vena Jugularis : Normal Ada Pelebaran
i. Payudara
1) Bentuk : Simetris Tidak Simetris
2) Putting : Menonjol Datar Masuk
3) Pengeluaran : Tidak Ada Colostrum Lain-lain……………………….
4) Kebersihan : Baik Cukup Kurang
j. Dada
Bentuk : Simetris Asimetris Retraksi lain-lain…………………………………..
k. Perut
1) Inspeksi
a. Luka bekas operasi : Ada Tidak
b. Striae : Gravidarum Albican Linea Nigra
c. Kelainan : tidak ada.
2) Palpasi
a) Tinggi fundus uteri (cm) : 2 jari di atas pusat
b) Taksiran berat janin (gram) : belum dilakukan
c) Palpasi Leopold
Leopold I : belum dilakukan
Leopold II : belum dilakukan
Leopold II : belum dilakukan
Leopold IV : belum dilakukan
3) Auskultasi; DJJ : 145x/menit, irama teratur
4) Kondisi/kelainan lain: tidak ada

m. Ekstremitas bawah
Tungkai           :   Simetris                 Asimetris
Oedema : tidak ada
Reflek Patela : +/+
Varises : tidak ada
Kondisi/kelainan lain: tidak ada

3 3. Pemeriksaan Khusus : tidak dilakukan

a) Genetalia Eksterna
Mons Pubis         : …………………………………………..
Labia Mayora     : ………………………………………….
Labia Minora      : ………………………………………….
Klitoris        : ………………………………………….
Kondisi/kelainan lain : ………………………………….

b)  Genetalia Interna
Inspeksi vagina
Pengeluaran pervaginam      Tidak ada    Ada, ……………………………………………..
Kelainan vagina            Tidak ada        Ada, …………………………………………………
c. Inspeksi anus Normal Kelainan, ……………………………………………..
4. 4. Hasil Pemeriksaan penunjang : belum dillakukan
a) Laboratorium
 Golongan darah    : …………………………………
Kadar hemoglobin : …………………………….
        Protein Uri             Positif               Negatif
        Reduksi Uri           Positif               Negatif       
        PPIA                        Reaktif              Non Reaktif
       
        Sphillis            Reaktif              Non Reaktif
        Hb SAg           Reaktif               Non Reaktif

c) USG
Hasilnya yaitu CRL : 2.70 cm, GA : 19w1D, EDD : 18-2-2021

ANALISIS

G1P0A0 UK 23 MInggu Janin Tunggal Hidup Intra Uteri

Masalah : - Ibu belum mengetahui tanda bahaya TM II


- Ibu belum melakukan pemeriksaan laboratorium lengkap
PENATALAKSANAAN

Nama: Ibu “WM” No. RM : 2432


Umur : 20 Tahun Tanggal: 23-10-2020
Tanggal/jam Penatalaksanaan Nama & Paraf
23-10-2020 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan
/ 16.30 wita suami, ibu dan suami mengerti mengenai penjelasan
yang diberikan.
2. Melakukan informed consent mengenai Tindakan
yang akan dilakukan, ibu dan suami setuju mengenai
Tindakan yang akan dilakukan.
3. Memberikan KIE kepada ibu dan suami tentang 3M
yaitu memakai masker, mencuci tangan dan menjaga
jarak. Sriayu Widnyaning
4. Memberikan KIE kepada ibu mengenai tanda bahaya
TM II yaitu sakit kepala yang hebat, Gerakan janin
yang tidak terasa, bengkak di wajah, kaki , tangan
dan perdarahan pervaginam serta apabila ibu
mengalami hal tersebut agar segera datang ke tempat
pelayanan Kesehatan, ibu mengerti dan bersedia
untuk datang ke tempat pelayanan Kesehatan.
5. Memberitahukan kepada ibu agar melakukan
pemeriksaan laboratorium lengkap, ibu mengerti dan
akan ke puskesmas minggu depan (30-10-2020).
6. Memberitahukan kepada ibu agar melanjutkan
mengonsumsi suplemen yang masih tersisa, ibu
mengerti dan bersedia mengonsumsinya.
7. Menyepakati kunjungan ulang dengan ibu dan suami
yaitu 1 bulan lagi (23-11-2020), ibu dan suam
mengerti dan berjanji untuk datang Kembali untuk
kunjungan ulang.

BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
4.1 Pembahasan
Pada bab ini, penulis akan membahas mengenai ada atau tidaknya
kesenjangan pada teori dan fakta dimulai dari kehamilan, pada data subjektif,
objektif, analisa dan penatalaksanaan.
4..1.1 Data Subjektif
Pada pengkajian data subjektif asuhan kebidanan pada ibu hamil
dalam kasus ini dilakukan dengan metode wawancara sehingga
didapatkan data Ibu “WM”mengatakan haid pertama haid terakhirnya
(HPHT) yaitu pada tanggal 15-5-2020 dan tafsiran persalinannya (TP)
yaitu pada tanggal 22-2-2021, Ibu “WM” mengatakan ini merupakan
kehamilan yang pertama, belum pernah melahirkan, tidak pernah
melahirkan bayi premature dan tidak pernah mengalami keguguran.
Menurut Mochtar (2010), perhitungan menurut Neegle yaitu tanggal
ditambah 7, bulan dikurangi 3 dan tahun ditambah 1. Jadi, tidak ada
kesenjangan antara teori dan kasus.
Pada pengkajian data subjektif kasus ini, ibu mengatakan belum
mengetahui tanda bahaya kehamilan TM II. Menurut Menurut
Prawirohardjo (2014), tanda bahaya kehamilan TM II adalah
perdarahan pervaginam, preeklamsia dan nyeri perut. Sehingga, tidak
ada kesenjangan antara teori dan kasus.
4.1.2 Data Objektif
Pada pengkajian data objektif asuhan kebidanan pada ibu hamil
dalam kasus ini yaitu TFU 2 jari diatas pusat. Menurut Juliana (2019),
TFU diukur mulai UK 12 Minggu dan TFU UK 23 Minggu adalah 2
jari diatas pusat. Jadi, tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
Pada pengkajian data objektif asuhan kebidanan pada ibu hamil
dalam kasus ini yaitu 145x/menit dan irama teratur. . Menurut
Elizabeth,(2013), denyut jantung janin normal adalah frekuensi denyut
normal adalah 120-160 denyut/menit. Jadi, tidak ada kesenjangan
antara teori dan kasus.
4.1.3 Analisa
Berdasarkan pengumpulan data subjektif dan data objektif di
kehamilan pada tanggal 23 Oktober 2020 yang dilakukan penulis
dengan di dampingi oleh bidan, sehingga dapat ditegakkan diagnose
berdasarkan hasil analisa data yang didapat yaitu G 1P0A0 UK 23
Minggu Janin Tunggal Hidup Intra Uteri dengan masalah ibu belum
mengetahui tentang tanda bahaya TM II dan ibu belum melakukan
pemeriksaan laboratorium lengkap. Menurut Varney (2007), dalam
menulis diagnose kebidanan pada ibu hamil harus memenuhi standar
nomenklatur diagnose kebidanan yaitu GPA, umur kehamilan, letak
anak, jumlah janin, keadaan anak hidup atau mati, intra/ekstra uteri
dan disertai masalah yang menyertai diagnose. Sehingga, tidak ada
kesenjangan antara teori dan kasus.
4.1.4 Penatalaksanaan
Berdasarkan pengumpulan data subjektif, objektif, analisa di
kehamilan didapatkan penatalaksanaanya yaitu memberikan KIE
kepada ibu mengenai tanda bahaya TM II yaitu sakit kepala yang
hebat, gerakan janin yang tidak terasa, bengkak di wajah, kaki ,
tangan dan perdarahan pervaginam. Menurut Prawirohardjo (2014),
tanda bahaya kehamilan TM II adalah perdarahan pervaginam,
preeklamsia dan nyeri perut. Sehingga, tidak ada kesenjangan antara
teori dan kasus.
Berdasarkan pengumpulan data subjektif, objektif, analisa di
kehamilan didapatkan penatalaksanaanya yaitu ibu belum melakukan
pemeriksaan laboratorium lengkap. Menurut Kemenkes RI (2017),
pemeriksaan laboratorium lengkap wajib dilakukan oleh ibu hamil,
bersalin dan nifas.
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada Ibu

“WM” G1P0A0 UK 23 Minggu Janin Tungal Hidup Intra Uteri yang

dilakukan tgl 23 Oktober 2020, maka penulis dapat mengambil beberapa

simpulan yaitu pada pengkajian dari subjektif yaitu ibu “WM” mengatakan

ini merupakan kehamilan yang pertama, tidak pernah melahirkan premature,

tidak pernah mengalami keguguran, HPHT : 15-5-2020, TP :22-02-2021.

Masalah yang didapatkan pada data subjektif yaitu ibu belum mengetahui

tanda bahaya TM II. Pada pengkajian data objektif pada kasus ibu “WM”,

ditemukan masalah yaitu ibu belum melakukan pemeriksaan laboratorium

lengkap. Pada analisa kasus ibu “WM” yaitu G1P0A0 UK 23 Minggu Janin

Tunggal Hidup Intra Uteri dengan masalah ibu belum mengetahui tanda

bahaya TM II dan belum melakukan pemeriksaan laboratorium lengkap. Pada

penatalaksanaan kasus ibu “KM”, dilakukan KIE mengenai tanda bahaya TM

II, memberitahukan ibu agar melakukan pemeriksaan laboratorium lengkap.

5.2 Saran
5.1.1 Bagi Peneliti

Hasil asuhan kebidanan komprehensif ini dapat dijadikan sebagai acuan

bagi peneliti selanjutnya yang ingin memberikan asuhan kebidanan

kehamilan dan dapat memberikan asuhan yang lebih baik.


5.1.2 Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini agar dapat dimanfaatkan sebagai bahan atau

referensi untuk kegiatan lebih lanjut dalam meningkatkan mutu pendidikan

yang berkaitan dengan asuhan kebidanan kehamilan.

5.1.3 Bagi Tempat Penelitian

Hasil studi kasus ini dapat dijadikan sebagai pedoman dalam

memberikan asuhan atau pelayanan kesehatan. Rumah sakit dan tempat

praktik bidan diharapkan terus mempertahankan pelayanan yang selama ini

sudah diberikan dan tetap memberikan pelayanan yang prima kepada

masyarakat sesuai kebutuhan dan perkembangan IPTEK.

5.1.4 Bagi Masyarakat

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan kepada masyarakat terutama

ibu – ibu hamil agar tetap melakukan pemeriksaan antenatal secara rutin,

melakukan persalinan di tenaga kesehatan, serta pemantauan atau

kunjungan ulang selama masa nifas dan pemeriksaan bayi setiap bulan

untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangannya.


DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai