Oleh:
NI LUH SRIAYU WIDNYANINGSIH
P07124220142
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya-lah penulis dapat menyelesaikan Laporan Asuhan Kebidanan pada Neonatus
“NS” Neonatus Cukup Bulan Kecil Masa Kehamilan + Asfiksia Sedang + BBLR +
Polidaktili di PMB Ni Wayan Suastini,S.ST”. Laporan ini diajukan untuk memenuhi
sebagian persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana Terapan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Denpasar..
Dalam menyelesaikan Laporan ini, penulis banyak mendapatkan bantuan baik berupa
moral maupun material dari berbagai pihak. untuk itu, dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Anak Agung Ngurah Kusumajaya,SP.,M.PH untuk izin yang
diberikan kepada saya untuk mengikuti pendidikan pada Jurusan Sarjana Terapan
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Denpasar.
2. Ibu Ni Nyoman Budiani,S.Si.T.,M.Biomed selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Denpasar yang telah memberikan izin.
3. Ibu Ni Wayan Armini selaku Ketua Program Studi jurusan Sarjana Terapan
Kebidanan Poltekkes Denpasar yang telah memberikan ijin.
4. Ibu I. G. A.A. Novya Dewi,SST.,M.Keb selaku Koordinator PK II yang telah
memberikan ijin.
5. Ibu Ni Komang Lindayani,SKM.,M.Keb selaku Koordinator PK II yang
telah memberikan izin .
6. Ibu Ni Wayan Suastini,SST selaku bidan yang memberi ijin dan
membimbing dalam memberikan asuhan serta penyusunan Laporan ini.
7. Ibu Made Widhi Gunapria Darmapatni,SST.,M.Keb selaku Dosen
Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dalam menyelesaikan
laporan ini.
8. Ibu “NS” dan keluarganya yang telah bersedia menjadi keluarga asuhan pada
Laporan ini.
9. Rekan - rekan mahasiswa Jurusan Kebidanan yang telah banyak memberikan
dukungan dan bantuannya dalam pelaksanaan penyusunan Laporan ini.
10. Keluarga besar yang telah memberikan dorongan secara moril dan materi
sehingga Laporan ini dapat diselesaikan.
Penyusun menyadari bahwa Laporan ini masih ada banyak kekurangan yang perlu
disempurnakan, oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan saran dan masukan demi
penyempurnaan Laporan ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar……………………………………………………………………. i
Daftar Isi……………………………………………………………………………ii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………. 1
1.2 Tujuan………………………………………………………………………….. 2
1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan…………………………………………………3
1.4 Manfaat…………………………………………………………………………...3
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Asfiksia
. 1) Definisi
Asfiksia neonatorum ialah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas
secara spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin
dalam uterus dan hipoksia ini berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul
dalam kehamilan, persalinan atau segera setelah bayi lahir.
2) Asfiksia Dalam Kehamilan
Dapat disebabkan oleh penyakit infeksi akut atau kronis, keracunan obat
bius, uremia, dan toksemia gravidarum, anemia berat, cacat bawaan atau trauma.
Asfiksia gravidarum tidak begitu penting seperti asfiksia yang terjadi sewaktu
persalinan. Karena tidak dapat dilakukan tindakan untuk menolong janin.
3) Asfiksia dalam Persalinan
Dapat persalinan oleh :
a. Kekurangan O2, misalnya pada :
b. Partus lama (CPD, serviks kaku, dan atonia atau inersia uteri)
c. Ruptur uteri yang membakat. Kontraksi uterus yang terus menerus
mengganggu sirkulasi darah ke plasenta.
d. Tekanan terlalu kuat darikepala anak pada plasenta.
e. Prolapsus tali pusat akan tertekan antara kepala dan panggul.
f. Perdarahan banyak, misalnya plasenta previa dan solusio plasenta.
g. Kalau plasenta sudah tua dapat terjadi post maturitas (serotinus), disfungsia
urin
h. Paralisis pusat perafasan akibat trauma dari luar seperti karena tindakan
forceps atau trauma dari dalam akibat obat bius.
4) Patogenesis
Bila janin kekurangan O 2 dan kadar CO2 bertambah timbullah rangsangan
terhadap N. Vagus sehingga bunyi jantung janin menjadi lambat. Bila kekurangan
O2 ini berlangsung lama , maka N. Vagus tidak dapat dipengaruhi lagi. Timbullah
kini rangsangan dari N. simpatikus, DJJ menjadi lebih cepat akhirnya irregular dan
menghilang. Secara klinis tanda-tanda asfikisia adalah denyut jantung janin yang
lebih cepat dari 160 x/menit atau kurang dari 100 x/menit, halus dan irregular,
serta adanya pengeluaran mekoneum.
Kekurangan O2 juga merangsang usus, sehingga mekoneum keluar sebagai
tanda janin dalam keadaan asfiksia. Jika DJJ normal dan ada mekoneum, janin
mulai asfiksia. Jika DJJ lebih dari 160 x/ menit dan ada mekoneum. Janin sedang
asfiksia. Jika DJJ kurang dari 100 x/menit danada mekoneum janin dalam keadaan
gawat. Janin akan mengadakan pernafasan intrauterine dan bila kita periksa
kemudian, terdapat banyak air ketuban dan mekoneum dalam paru, bronkus
tersumbat dan terjadi atelektasis, bila janin lahir alveoli tidak berkembang.
5) Diagnosis
In utero :
a. DJJ irregular atau frekuensinya lebih dari 160 atau kurang dari 100 x/menit
b. Terdapat mekoneum dalam air ketuban (letak kepala)
c. Analisis air ketuban / amnioskopi
d. Kardiotopografi
e. Ultrasonografi
Setelah bayi lahir
a. Bayi tampak pucat dan kebiru-biruan serta tidak bernafas.
b. Kalau sudah mengalami perdarahan di otak maka ada gejala neurologik seperti
kejang, nistagmus, dan menangis kurang baik atau tidak menngis.
6) Penanganan
a. Jangan biarkan bayi kedinginan (balut dengan kain) bersihkan mulut dan jalan
nafas.
b. Lakukan resusitasi (respirasi artifisialis) dengan alat yang dimasukkan ke dalam
mulut untuk mengalirkan O2 dengan tekanan 12 mmHg, dapat juga dilakukan
mouth to mouth respiration, heart massage (massage pemberian O2 harus hati-
hati,terutama pada bayi prematur bisa menyebabkan leuticular fibrosis oleh
pmberian O2 dalam konsentrasi lebihdari 35 % dan lebih dari 24 jam, sehingga
bayi menjadi buta)
c. Gejala perdarahan otak biasanya timbulnya pada beberapa hari post partum. Jika
kepala dapat direndahkan, supaya lendir yang menyumbat pernafasan dapat
keluar.
d. Pemberian ceramine, lobeline, sekarang tidak dilakukan lagi
e. Kalau ada dugan perdarahan akan diberikan injeksi vitamin K 1-2 ml.
f. Berikan transfuse darah via tali pusat atau pemberian glukosa.
7) Apgar Score
Nilai / tanda 1 2 3
Apperance Seluruh tubuh biru Badan merah muda Seluruh tubuh
(warna kulit) Ekstermitas biru kemerahan
Pulse Tidak ada Kurang dari 100 x/ Lebih dari 100 x /
(denyut nadi) menit menit
Grimace Tidak ada Sedikit gerakan Batuk / bersin
(reaksi rangsangan) Mimik wajah
Activity Tidak ada Ekstremitas sedikit Gerakan aktif
(tonus otot) fleksi
Respiration Tidak teratur Lemah, tidak teratur Baik / menangis
(pernafasan)
Klasifikasi klinik nilai APGAR :
a. Asfiksia berat (nilai APGAR 0-3)
Memerlukan resusitasi segera secara aktif dan pemberian oksigen terkendali,
karena selalu disertai asidosis, maka perlu diberikan natrium bikar bonas 7,5 %
dengan dosis 2,4 ml / kg BB dan cairan glukosa 40% 1-2 ml/ kg BB diberikan
via vena umbilicus.
b. Asfiksia ringan – sedang (nilai APGAR 4-6)
Memerlukan resusitasi dan pemberian oksigen sampai bayi dapat menangis dan
bernafas normal kembali.
c. Bayi normal atau sedikit asfiksia (nilai APGAR 7-9)
d. Bayi normal dengan nilai APGAR 10.
8) Tabel Manajemen Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia
2.2 BBLR
1) Pengertian
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah berat bayi saat lahir kurang
dari 2500 gram yang merupakan hasil dari kelahiran prematur (sebelum 37
minggu usia kehamilan). Bayi dengan berat badan lahirrendah sangat erat
kaitannya dengan mortalitas dan morbiditas, sehingga akan menghambat
pertumbuhan dan perkembangan kognitif serta penyakitkronis di kemudian hari
(WHO, 2004).Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan bayi yang
lahirdengan berat badan kurang dari 2.500 gram saat lahir. Bayi BBL sebagian
besar dikarenakan retardasi pertumbuhan intrauterin (IUGR)dengan usia
kehamilan kurang dari 37 minggu. Bayi BBLR memiliki risiko empat kali lipat
lebih tinggi dari kematian neonatal dari pada bayi yang berat badan lahir 2.500-
3.499 gram (Muthayya, 2009).Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi
yang berat badannya kurang dari 2500 gram, tanpa memperhatikan usia gestasi.
Bayi BBLR dapat terjadi pada bayi kurang bulan (kurang dari 37 minggu usia
kehamilan) atau pada usia cukup bulan (intrauterine growth retriction) (Wong,
2008). Beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bayi berat badan lahir
rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir kurang dari 2500
gram dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu.
2) Klasifikasi BBLR
a. Ada beberapa pengelompokan dalam BBLR (Mitayani, 2009) :
(1) Prematuritas murni
Bayi yang lahir dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat
badan sesuai dengan gestasi atau yang disebut neonates kurang bulan sesuai
dengan masa kehamilan.
(2) Baby small for gestational age (SGA)
Berat badan lahir tidak sesuai dengan masa kehamilan. SGA terdiri dari
tiga jenis.
a) Simetris (intrauterus for gestational age)
Gangguan nutrisi pada awal kehamilan dan dalam jangka waktu yang
lama.
b) Asimetris (intrauterus growth retardation)
mempengaruhi keadaan bayi saat ini, yang dikaji yaitu : GPA ini
minggu.
kecelakan saat hamil yang dapat mempengaruhi keadaan bayi saat ini.
d) Riwayat penggunaan obat selama ibu hamil yang dapat menyebabkan
ikterus (anti malaria, aspirin, sulfa, nitro furantoin). Sudah atau belum
kelamin, atau ibu pernah memiliki riwayat abortus sebelumnya serta dan
segera menangis, gerak aktif/tidak , jenis kelamin. Pada bayi baru lahir
normal keadaan saat lahir yaitu segera menangis dan gerak aktif. Pada
Kala II dinilai juga faktor risiko yang dikaji untuk mengetahui faktor
resiko yang akan mempengaruhi keadaan bayi, yang perlu dikaji yaitu
apakah ibu dan bayi memiliki faktor risiko mayor seperti suhu ibu >380C,
KPD >24 jam, ketuban hijau, korioamnionitis, fetal distress. Faktor risiko
minor seperti KPD >12 jam, asfiksia, BBLR, ibu ISK, UK <37 minggu,
Kala III : dikaji untuk mengetahui lamanya kala III, adakah penyulit
dan bagaimana keadaan plasenta dan tali pusat. Lama kala III tidak boleh
dkk, 2012).
Dikaji untuk mengetahui keadaan bayi saat lahir seperti tangis dan
gerak. Bayi dengan vigerous baby memiliki keadaan lahir yang baik
menjadi diagnose atau masalah yang spesifik yang sudah diidentifikasi (Varney,
2007).
Dasar:
a. Data Subyektif
rendah.
b. Data Obyektif
(2) Masalah
Masalah yang didapatkan dari bayi baru lahir .
(3) Kebutuhan
pengananan segera
instruksi dokter, atau bahkan mungkin juga situasi pasien yang memerlukan
4) Langkah 5 : Perencanaan
Perencanaan yang dapat dilakukan pada bayi baru lahir disesuaikan dengan
kondisi bayi.
5) Langkah 6 : Pelaksanaan
seperti telah diuraikan pada langkah kelima secara efisien dan aman (Varney,
2007). Penatalaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian
oleh klien atau tenaga kesehatan lainnya. Walaupun bidan tidak melakukannya
6) Langkah 7 : Evaluasi
BAB III
TINJAUAN KASUS
FORMULIR MUTU
POLTEKKES KEMENKES DENPASAR
FORM PENGKAJIAN DATA PADA NEONATUS
Waktu pelayanan
: 29 Nopember 2020
Tempat pelayanan
: PMB Ni Wayan
Suastini,SST
A. SUBYEKTIF
1. Identitas
Anak
Nama : By. “NS”
Umur/tanggal lahir: Segera Setelah Lahir/ 29 Nopember 2020
Agama : Hindu
Jenis kelamin : Laki-laki
Anak ke- : Pertama
Ibu Ayah
Pendidikan : S1 S1
Penghasilan :-
No Telp/HP : 081236xxxxxx
Alamat Rumah : Bd. Kelod, Ds. Tegallinggah, Karangasem
Jaminan kesehatan: -
2. Keluhan utama/alasan kunjungan : Bayi segera setelah lahir dan bayi tidak
segera menangis, warna kulit kebiruan pada daerah ekstermitas dan gerak bayi
tidak aktif.
3. Riwayat prenatal (Sumber : Buku KIA)
a. Pemeriksaan ANC ibu
Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan pertama, tidak pernah
abortus, belum pernah melahirkan. Ibu mengatakan memeriksakan
kehamilannya di bidan 8x, di puskesmas 1x dan di dr. SpoG 3x. Ibu
mengatakan sudah melakukan pemeriksaan lab lengkap.
b. Imunisasi TT
Ibu mengatakan sudah imunisasi saat SD (TT5).
7. Data bio-psiko-sosial-spiritual
a. Bernafas : ada / tidak ada kesulitan
b. Nutrisi :
1) Jenis minuman : ASI / PASI / Lain-lain (sebutkan) : bayi belum
diberikan ASI
2) Frekuensi minum on demand … .kali dalam …. jam
3) Jumlah minum: -
4) Makanan lain yang diberikan :tidak ada
c. Eliminasi :
1) Buang air besar : bayi belum bab
a) Frekuensi dalam sehari :
b) Konsistensi :
c) Warna feses :
d) Masalah :
2) Buang air kecil : bayi belum bak
a) Frekuensi dalam sehari :
b) Konsistensi :
c) Jumlah :
d) Masalah :
d. Istirahat
a) Lama tidur dalam sehari :-
b) Masalah : tidak ada
e. Psikologi
1) Penerimaan orang tua terhadap anak : diterima / ditolak *)
2) Pengasuhan anak dominan dilakukan oleh : tidak ada
3) Pola asuh anak yang dominan : tidak ada
f. Sosial
1) Hubungan intern keluarga : harmonis / tidak *)
2) Pengambilan keputusan dalam keluarga : ibu dan suami
3) Sibling : tidak ada
4) Kebiasaan orang tua yang berpengaruh pada tumbuh kembang
anak :Tidak ada
5) Kepercayaan yang berhubungan dengan pertumbuhan dan
perkembangan anak : tidak ada
B. OBJEKTIF
PEMERIKSAAN FISIK
2) Bayi perempuan
a) Labia mayor : belum / sudah menutupi labia minor
b) Pengeluaran pada vulva : ada atau tidak ada
Bila ada, sebutkan :
c) Kelainan pada genetalia
3) Lubang anus : ada / tidak
e. Ekstremitas
1) Oedema: ada / tidak
2) Kuku : pucat / sionosis / merah muda
3) Teraba dingin / tidak
4) Kelainan pada bentuk kaki: normal / vesfagus / vesparus
5) Kelaianan pada jari : sindaktil / polidaktili / brahifalangi / normal
f. Punggung
1) Kulit : bercak mongol / hemangioma / normal
2) Kelainan : Ada/ tidak ada
Bila ada sebutkan :
C. ANALISIS
1. Diagnosis
Neonatus Cukup Bulan Kecil Masa Kehamilan dengan BBLR + Asfiksia
Sedang + Polidaktili
2. Masalah : Bayi mengalami nafas megap-megap, kulit kebiruan dan tidak
menangis.
`
D. PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan suami, ibu dan suami mengerti
mengenai penjelasan yang diberikan.
2. Melakukan informed consent kepada ibu dan suami mengenai Tindakan yang
akan dilakukan, ibu dan suami setuju mengenai Tindakan yang akan dilakukan.
3. Melakukan penghisapan lender dengan deli, penghisapan lender sudah
dilakukan.
4. Melakukan jepit potong tali pusat, tali pusat sudah dipotong.
5. Melakukan rangsangan taktil pada bayi, rangsangan taktil sudah dilakukan.
6. Melakukan reposisi pada bayi dan menilai napas bayi, bayi sudah direposisi dan
nafas bayi masih megap-megap.
7. Memasang sungkup dan memberikan O2 (100%, ½ L permenit) , sungkup
sudah terpasang dan O2 sudah diberikan.
8. Melakukan penilaian napas pada bayi setelah 30 detik pemberian O2, bayi
sudah menangis keras.
9. Melakukan penghentian pemberian O2 dan melakukan asuhan pasca resusitasi,
pemberian O2 sudah dihentikan dan sudah dilakukan asuhan pasca resusitasi.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan
Pada bab ini, penulis akan membahas mengenai ada atau tidaknya kesenjangan pada
teori dan fakta dimulai pada data subjektif, objektif, analisa dan penatalaksanaan.
4..1.1 Data Subjektif
Pada pengkajian data subjektif asuhan kebidanan pada neonatus “NS” dalam
kasus ini dilakukan dengan metode wawancara sehingga didapatkan data neonatus
“NS” lahir segera setelah lahir pada tangal 29 Nopember 2020 dan neonatus “NS”
tidak menangis, nafas megap-megap, warna kulit kebiruan dan gerak tidak aktif. ,
Menurut Prawirohardjo (2015), Asfiksia neonatorum ialah keadaan dimana bayi
tidak dapat segera bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir.. Hal ini
menunjukan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.
4.1.2 Data Objektif
Pada pengkajian data objektif asuhan kebidanan pada neonatus dalam kasus
ini yaitu BB bayi : 2300 gram, PB : 49 cm, LK : 31 cm, LD : 31 cm. Bayi berat
badan lahir rendah (BBLR) adalah berat bayi saat lahir kurang dari 2500 gram
yang merupakan hasil dari kelahiran prematur (sebelum 37 minggu usia
kehamilan). (Prawirohardjo, 2015). Jadi, tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktik.
Pada pengkajian data objektif, neonatus “NS” tidak menangis, nafas megap-
megap, warna kulit kebiruan dan gerak tidak aktif. Menurut Prawirohardjo
(2015), Asfiksia neonatorum ialah keadaan dimana bayi tidak dapat segera
bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir Jadi, tidak ada kesenjangan
antara teori dengan praktik.
Pada pengkajian data objektif neonatus “NS”, ditemukan polidaktili pada
tangan kanan. Polidaktii merupakan kondisi kelainan bawaan dimana jari
tangan/kaki lebih dari normal ( Prawirohardjo, 2015). Jadi, tidak ada kesenjangan
antara teori dan praktik.
4.1.3 Analisa
Berdasarkan pengumpulan data subjektif dan data objektif di kehamilan pada
tanggal 29 Nopember 2020 yang dilakukan penulis dengan di dampingi oleh
bidan, sehingga dapat ditegakkan diagnose berdasarkan hasil analisa data yang
didapat yaitu Neonatus Cukup Bulan Kecil Masa Kehamilan Segera Setelah
Lahir + Asfiksia Sedang + BBLR + Polidaktili Menurut Varney (2007), dalam
menulis diagnose kebidanan pada neonates harus memenuhi standar
nomenklatur diagnose kebidanan yaitu Neonatus Cukup/Kurang/Lebih Bulan
Besar/Kecil/Sesuai Masa Kehamilan Umur… Jam/Hari disertai masalah yang
menyertai diagnose. Sehingga, tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
4.1.4 Penatalaksanaan
Berdasarkan pengumpulan data subjektif, objektif, analisa di neonatus
didapatkan penatalaksanaanya melakukan penatalaksanaan asfiksia pada bayi
baru lahir dan penaganan post resusitasi. Menurut Depkes RI (2017), bayi yang
mengalami asfiksia diberikan penanganan asfiksia.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada Neonatus “NS”
Neonatus Cukup Bulan Kecil Masa Kehamilan + Asfiksia Sedang + BBLR + Polidaktili
yang dilakukan tgl 29 Nopember 2020, maka penulis dapat mengambil beberapa
simpulan yaitu pada pengkajian dari subjektif yaitu neonatus “NS” segera setelah lahir,
tidak segera menangis, kulit berwarna kebiruan, dan gerak tidak aktif serta nafas megap-
megap. Pada pengkajian data objektif pada kasus neonatus “NS“ HR : 100x/menit, RR :
20x/menit, kulit berwarna kebiruan, gerak tidak aktif, nafas megap-megap. Berat badan
bayi 2300 gram dan terdapat polidaktili pada daerah tangan kanan. Pada analisa kasus
Neonatus “NS” Neonatus Cukup Bulan Kecil Masa Kehamilan + Asfiksia Sedang +
BBLR + Polidaktili dan masalah yaitu neonatus tidak segera menangis, kulit berwarna
kebiruan, dan gerak tidak aktif serta nafas megap-megap, Berat badan bayi 2300 gram
dan terdapat polidaktili pada daerah tangan kanan, . Pada penatalaksanaan kasus ibu
“NS”, dilakukan informed consent mengenai Tindakan yang akan dilakukan, dan
5.2 Saran
5.1.1 Bagi Peneliti
Hasil asuhan kebidanan komprehensif ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi
peneliti selanjutnya yang ingin memberikan asuhan kebidanan kehamilan dan dapat
Hasil penelitian ini agar dapat dimanfaatkan sebagai bahan atau referensi untuk
kegiatan lebih lanjut dalam meningkatkan mutu pendidikan yang berkaitan dengan
Hasil studi kasus ini dapat dijadikan sebagai pedoman dalam memberikan asuhan
atau pelayanan kesehatan. Rumah sakit dan tempat praktik bidan diharapkan terus
mempertahankan pelayanan yang selama ini sudah diberikan dan tetap memberikan
IPTEK.
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan kepada masyarakat terutama ibu – ibu
hamil agar tetap melakukan pemeriksaan antenatal secara rutin, melakukan persalinan
di tenaga kesehatan, serta pemantauan atau kunjungan ulang selama masa nifas dan