Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA PRAKONSEPSI DAN


PERENCANAAN KEHAMILAN SEHAT PADA WANITA USIA SUBUR
DENGAN ANEMIA DAN KEK DI PUSKESMAS KOTAGEDE 1

SUCI NUR CAHYANI


NIM P07124519013

PRODI PENDIDIKAN PROFESI KEBIDANAN


JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
YOGYAKARTA
TAHUN 2019

1
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan kebidanan pada masa prakonsepsi dan perencanaan kehamilan sehat
pada wanita usia subur dengan anemia dan KEK di Puskesmas Kotagede 1,
Yogyakarta telah disahkan oleh pembimbing pada :

Hari :
Tanggal :

Yogyakarta, 29 Agustus 2019


Mahasiswa

Suci Nur Cahyani

Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Nur Djanah, S.SiT, M.Kes Endang Hijrohwati, Amd.Keb

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, peneliti dapat menyelesaikan laporan komprehensif
Asuhan kebidanan pada masa prakonsepsi dan perencanaan kehamilan sehat
pada wanita usia subur dengan anemia dan KEK di Puskesmas Kotagede 1.
Penulisan laporan komprehensif ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu
tugas stase praktik kebidanan masa prakonsepsi di Puskesmas Kotagede 1.
Laporan komprehensif ini terwujud atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari
berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu dan pada kesempatan
ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Ibu DR. Yuni Kusmiyati, SST., MPH selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Yogyakarta.
2. Ibu Hesty Widyasih, S.SiT., M.Keb selaku ketua Prodi Pendidikan
P r o f e s i Bidan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Yogyakarta.
3. Ibu Nur Djanah, S.SiT.,M.Kes selaku Pembimbing yang telah memberikan
saran dan masukan kepada penulis.
4. Ibu Endang Hijrohwati, Amd.Keb, selaku Pembimbing lahan yang telah
memberikan saran dan masukan kepada penulis.
5. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan bantuan dukungan material
dan moral; dan
6. Sahabat yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan laporan
komprehensif ini
Akhir kata, peneliti berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Proposal Skripsi ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Yogyakarta, Agustus 2019

Penulis

3
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1


A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Tujuan............................................................................................ 1
C. Ruang Lingkup .............................................................................. 2
D. Manfaat.......................................................................................... 3

BAB II KAJIAN KASUS DAN TEORI ....................................................... 11


A. Tinjauan Teori Anemia ................................................................. 11
B. Tinjauan Teori KEK ...................................................................... 11

BAB III PEMBAHASAN .............................................................................. 13


A. Dokumentasi Asuhan Kebidanan ..................................................
B. Pembahasan ...................................................................................

BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 22


A. Kesimpulan....................................................................................
B. Saran .............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 23

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut data Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015, AKI di
Indonesia masih tinggi jika dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya,
yaitu sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan kesepakatan
global Sustainable Development Goals (SDGs) menargetkan AKI di
Indonesia dapat turun menjadi 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun
2030. Hal tersebut menunjukkan bahwa Indonesia masih jauh dari target
SDGs sehingga perlu upaya yang lebih besar untuk menurunkan AKI agar
mencapai target SDGs di tahun 2030. (Kemenkes, 2015)
Kehamilan pertama merupakan pengalaman pembentukan kehidupan
yang membawa perubahan sosial dan psikologis yang besar bagi seorang
perempuan. Menurut Newman (2006), beberapa perempuan merasa sangat
senang menghadapi kehamilan, sedangkan yang lain mengalami kecemasan.
Kemampuan seorang perempuan untuk beradaptasi saat kehamilan pertama
tergantung pada kesiapan yang dimilikinya. Apabila seorang perempuan belum
siap menghadapi kehamilan, dapat menyebabkan kecemasan lebih lanjut
sehingga meningkatkan hormon adrenalin yang kemungkinan berdampak
buruk pada outcome persalinan (Wulandari, 2006). Outcome persalinan yang
dimaksud diantaranya dijelaskan dalam penelitian Tudiver (2008), bahwa
kegagalan dalam adaptasi dan persiapan sebelum hamil dapat mempersulit
masa kehamilan dan persalinan, menyebabkan depresi post partum, serta
meningkatkan perilaku kekerasan pada anak yang dilahirkan.
Penelitian Varney (2007) menyebutkan bahwa apabila pelayanan
kesehatan dan persiapan dilakukan setelah masa konsepsi, kemungkinan
akan mengakibatkan keterlambatan dalam mencegah kecacatan janin,
kejadian bayi berat lahir rendah, dan kematian janin. Berbagai penelitian
sudah sejak lama membuktikan mengenai manfaat persiapan prakonsepsi
dalam membantu pasangan membangun hubungan jangka panjang yang

5
sehat dan meningkatkan kesejahteraan anak (Hawkins, et al, 2015).
Kesiapan menikah terdiri atas kesiapan emosi, sosial, spiritual, peran, usia,
seksual, dan finansial (Sari, dkk, 2013).
Dengan kesehatan reproduksi yang telah disiapkan semenjak
prakonsepsi dapat menurunkan kehamilan tidak diinginkan dan juga
mengurangi adanya kelainan yang terjadi pada saat hamil, bersalin, maupun
nifas. Oleh karena itu, program persiapan prakonsepsi menjadi penting
dalam perencanaan kehamilan. Dengan demikan, bidan sebagai ujung
tombak kesehatan ibu dan anak memiliki peran penting dalam memberikan
edukasi tentang perencanaan kehamilan dalam asuhan kebidanan
prakonsepsi.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengimplementasikan asuhan
kebidanan prakonsepsidan perencanaan kehamilan pada WUS
menggunakan pola pikir manajemen kebidanan serta
mendokumentasikan hasil asuhannya.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa dapat melaksanakan pengkajian pada kasus Ny. S
WUS usia 25 tahun dengan anemia dan KEK.
b. Mahasiswa dapat mengidentifikasi diagnosa/masalah kebidanan
berdasarkan data subyektif dan data obyektif pada kasus Ny. S
WUS usia 25 tahun dengan anemia dan KEK
c. Mahasiswa dapat menentukan masalah potensial yang mungkin
terjadi pada kasus Ny. S WUS usia 25 tahun dengan anemia dan
KEK.
d. Mahasiswa dapat menentukan kebutuhan segera pada kasus Ny.
S WUS usia 25 tahun dengan anemia dan KEK.
e. Mahasiswa dapat merencanakan tindakan yang akan dilakukan
pada kasus Ny. S WUS usia 25 tahun dengan anemia dan KEK.

6
f. Mahasiswa dapat melaksanakan tindakan untuk menangani
kasus Ny. S WUS usia 25 tahun dengan anemia dan KEK.
g. Mahasiswa dapat melaksanakan evaluasi untuk menangani
kasus Ny. S WUS usia 25 tahun dengan anemia dan KEK.
h. Mahasiswa dapat melakukan pendokumentasian kasus Ny. S
WUS usia 25 tahun dengan anemia dan KEK.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup laporan komprehensif ini adalah pelaksanaan pelayananan
kebidanan yang berfokus pada masalah kesehatan WUS prakonsepsi yang
berkaitan dengan anemia dan KEK.

D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan
pengalaman secara langsung, sekaligus penanganan dalam
menerapkan ilmu yang diperoleh selama pendidikan. Selain itu,
menambah wawasan dalam menerapkan asuhan kebidanan pada kasus
anemia dan KEK .
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa
Dapat memahami teori, memperdalam ilmu, dan menerapkan
asuhan yang akan diberikan pada kasus anemia dan KEK pada
WUS.
b. Bagi Bidan Pelaksana di Puskesmas
Laporan komprehensif ini dapat memberikan informasi tambahan
bagi bidan pelaksana di puskesmas dalam upaya promotif dan
preventif dalam mencegah terjadinya anemia dan KEK.
c. Bagi WUS
Laporan komprehensif ini diharapkan menambah pengetahuan
tentang anemia dan KEK, sehingga ibu dapat mencegah terjadinya
hal tersebut.

7
BAB II
KAJIAN KASUS DAN TEORI

A. Kajian Kasus
1. Pengkajian Data Subyektif meliputi:
a. Identitas
1) Nama : Mengetahui nama klien berguna untuk memperlancar
komunikasi dalam asuhan sehingga tidak terlihat kaku dan lebih
akrab.
2) Umur : Umur perlu dikaji guna mengetahui umur klien yang
akan diberikan asuhan.
3) Agama : Menanyakan agama klien dan berbagai praktik agama
yang dijalani. Informasi ini dapat menuntun ke suatu diskusi
tentang pentingnya agama dalam kehidupan klien, tradisi
keagamaan dalam kehamilan dan kelahiran, perasaan tentang
jenis kelamin tenaga kesehatan, dan pada beberapa kasus,
penggunaan produk darah.
4) Pendidikan : Menanyakan pendidikan tertinggi yang klien
tamatkan. Informasi ini membantu klinis memahami klien
sebagai individu dan memberi gambaran kemampuan baca
tulisnya
5) Suku/ Bangsa : Ras, etnis, dan keturunan harus diidentifikasi
dalam rangka memberikan perawatan yang peka budaya kepada
klien dan mengidentifikasi wanita atau keluarga yang memiliki
kondisi resesif otosom dengan insiden yang tinggi pada populasi
tertentu. Jika kondisi yang demikian diidentifikasi, wanita
tersebut diwajibkan menjalani skrining genetik.
6) Pekerjaan : Mengetahui pekerjaan klien adalah penting untuk
mengetahui apakah klien berada dalam keadaan masih sekola,
bekerja, dan status ekonomi keluarga

8
7) Alamat : Alamat rumah klien perlu diketahui bidan untuk lebih
memudahkan saat pertolongan persalinan dan untuk mengetahui
jarak rumah dengan tempat rujukan.
b. Data Subyektif
1) Alasan Kunjungan : Dikaji untuk mengetahui alasan wanita
datang ke tempat bidan/ klinik, yang diungkapkan dengan kata-
katanya sendiri. Tujuan kunjungan biasanya untuk mendapatkan
diagnosis ada/tidaknya kehamilan, mendapatkan perawatan
kehamilan, menentukan usia kehamilan dan perkiraaan
persalinan, menentukan status kesehatan ibu dan janin,
menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan lainnya.
2) Keluhan Utama : alasan kenapa klien datang ke tempat bidan.
Dituliskan sesuai dengan yang diungkapkan oleh klien serta
menanyakan sejak kapan hal tersebut dikeluhkan klien.
Mendengarkan keluhan klien sangat penting untuk pemeriksaan.
3) Riwayat Kesehatan : Data dari riwayat kesehatan ini dapat kita
gunakan sebagai penanda (warning akan adanya penyulit).
Riwayat Kesehatan ini meliputi riwayat kesehatan klien
sekarang dan terdahulu, dan riwayat kesehatan keluarga.
4) Riwayat Obstetri :
a) Menarce : Menarche adalah usia pertama kali mengalami
menstruasi. Wanita haid pertama kali umumnya sekitar 12-
16 tahun. (Sulistyawati, 2009: 181). Hal ini dipengaruhi
oleh keturunan, keadaan gizi, bangsa, lingkungan, iklim,
dan keadaan umum.
b) Siklus Haid : Siklus haid adalah jarak antara haid yang
dialami dengan haid berikutnya, dalam hitungan hari.
Biasanya sekitar 23-32 hari, siklus haid yang normal adalah
28 hari.
c) Lamanya Haid : Lamanya haid yang noral adalah ± 7 hari.
Apabila sudah mencapai 15 hari berarti sudah abnormal dan

9
kemungkinan adanya gangguan ataupun penyakit yang
mempengaruhi.
d) Volume : Data ini menjelaskan seberapa banyak darah yang
dikeluarkan. Sebagai acuan biasanya digunakan kriteria
banyak, sedang, dan sedikit. Biasanya untuk menggali lebih
dalam pasien ditanya sampai berapa kali ganti pembalut
dalam sehari. Normalnya yaitu 2 kali ganti pembalut dalam
sehari. Apabila darahnya terlalu berlebih, itu berarti telah
menunjukan gejala kelainan banyaknya darah haid.
5) Pola pemenuhan sehari-hari
a) Nutrisi : Data ini penting untuk diketahui agar bisa
mendapatkan bagaimana pasien mencukupi asupan gizinya
b) Aktivitas : Data ini memberikan gambaran tentang
seberapa berat aktivitas yang biasa dilakukan pasien di
rumah.
c) Istirahat : Jadwal istirahat perlu diperhatikan karena
istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan
kesehatan jasmani dan rohani.
d) Personal Hygiene : Kebersihan jasmani sangat penting
karena saat hamil banyak berkeringat terutama di daerah
lipatan kulit. Mandi 2-3x sehari membantu kebersihan
badan dan mengurangi infeksi. Pakaian sebaiknya dari
bahan yang dapat menyerap keringat, sehingga badan selalu
kering terutama di daerah lipatan kulit.
2. Pengkajian Data Obyektif
Pengkajian data obyektif dilakukan melalui pemeriksaan inspeksi,
palpasi, auskultasi, dan perkusi.
Langkah-langkah pemeriksaannya adalah sebagai berikut:
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan umum

10
Data ini didapat dengan mengamati keadaan pasien secara
keseluruhan. Hasil pengamatan yang dilaporkan kriterianya
adalah sebagai berikut :
a) Baik
Jika pasien memperlihatkan respons yang baik terhadap
lingkungan dan orang lain serta secara fisik pasien tidak
mengalami ketergantungan dalam berjalan.
b) Lemah
Pasien dimasukkan dalam kriteria ini jika ia kurang atau
tidak memberikan respons yang baik terhadap lingkungan
dan oang lain, dan pasien sudah tidak mampu lagi untuk
berjalan sendiri.
2) Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien, kita
dapat melakukan pengkajian tingkat kesadaran mulai dari
keadaan komposmentis (kesadaran maksimal) sampai dengan
koma (pasien tidak dalam keadaan sadar).
3) Tanda – Tanda Vital
a) Tekanan darah : normal 90/60 mmHg hingga 120/80
mmHg
b) Nadi : Denyut nadi 60-100 kali per menit
c) Pernafasan : normal 12 - 20 kali per menit
d) Suhu : suhu normal 36,5-37,2 derajat Celcius
e) Berat badan
f) Tinggi badan
g) LILA : normal ≥ 23,5 cm
h) IMT : IMT untuk memprediksi derajat lemak tubuh dan
pengukurannya direkomendasikan federal untuk
mengklarifikasi kelebihan berat badan dan anemia. Cara
mengukur IMT dihitung dengan membagi berat badan

11
dalam kilogram dengan kuadrat tinggi badannya dalam
meter (kg/m2)
4) Status Present
a) Kepala : Dikaji ukuran, bentuk, kontur, kesimetrisan
kepala, kesimetrisan wajah, lokasi struktur
b) Muka : Dikaji apakah pucat atau tidak
c) Mata : Dikaji kelopak mata edema atau tidak, ada tanda-
tanda infeksi atau tidak, warna konjungtiva, warna sklera,
ukuran dan bentuk serta kesamaan pupil.
d) Mulut, Dikaji :
(1) bibir (warna dan integritas jaringan seperti lembab /
kering ),
(2) lidah (warna, kebersihan)
(3) gigi (kebersihan, karies, gangguan pada mulut).
e) Leher : Dikaji kesimetrisan, ada/tidaknya nyeri tekan,
ada/tidaknya pembesaran kelenjar tiroid, pembesaran
kelenjar limfe, dan ada/tidaknya bendungan vena jugularis.
f) Ketiak : Dikaji tentang ada/tidaknya pembesaran kelenjar
limfe.
g) Dada : Dikaji bentuk, simetris atau tidak, bentuk dan
keimetrisan payudara, bunyi/denyut jantung, ada/tidaknya
gangguan pernafasan (auskultasi).
h) Abdomen
b. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium : Pemeriksaan darah untuk mengetahui
faktor rhesus, golongan darah, Hb, dan penyakit rubella.
3. Rencana Tindakan
Pelaksanaan asuhan yang dilakukan sesuai dengan apa yang sudah
teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan,
dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut, apa yang
akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling, dan

12
apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan
dengan sosial ekonomi, kultural, atau masalah psikologis. Dengan kata
lain, asuhan terhadap klien tersebut harus mencakup setiap hal yang
berkaitan dengan semua aspek asuhan kesehatan.

B. Tinjauan Teori
1. Anemia
a. Definisi
Anemia adalah kondisi di mana jumlah sel darah merah tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan fisiologis tubuh, dan akibatnya
kapasitas pembawa oksigen tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
fisiologis tersebut. Anemia didefinisikan sebagai suatu keadaan
kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah daripada nilai
normal untuk kelompok orang menurut umur dan jenis kelamin.
Kadar hemoglobin normal untuk perempuan dewasa yang tidak
sedang hamil adalah 12 g/dL, sehingga apabila seorang wanita
memiliki kadar Hb kurang dari angka tersebut, dikategorikan sebagai
anemia.
Hemoglobin merupakan salah satu dintara komponen dalam sel
darah merah atau eritrosit yang fungsinya untuk mengikat oksigen
dan menghantarkannya ke seluruh sel jaringan tubuh manusia.
Hemoglobin dibentuk dari gabungan protein dan zat besi dan
membentuk sel darah merah/eritrosit. Kadar Hb adalah parameter
yang paling mudah untuk menentukan status anemia dalam skala
luas. Anemia Defisiensi besi sangat umum ditemukan di Indonesia,
anemia defisiensi besi adalah sedikitnya jumlah zat besi dalam darah
manusia, sehingga pembentukan sel-sel darah merah dan fungsi
tubuh terganggu.
Untuk memastikan apakah seseorang menderita anemia atau
kekurangan gizi besi perlu dilakukan pemeriksaan darah di
laboratorium. Anemia didiagnosis dengan pemeriksaan kadar Hb

13
dalam darah, sedangkan anemia defisiensi gizi besi perlu dilakukan
pemeriksaan tambahan seperti Serum Ferritin dan CRP. Diagnosis
anemia kekurangan gizi besi ditegakkan jika kadar Hb dan Serum
Ferritin dibawah normal. Batas ambang Serum Ferritin normal pada
remaja putri dan WUS adalah 15 mcg/L.
b. Etiologi
Anemia terjadi karena berbagai sebab, seperti defisiensi besi,
defisiensi asam folat, vitamin B12 dan protein. Secara langsung
anemia terutama disebabkan karena produksi/kualitas sel darah
merah yang kurang dan kehilangan darah baik secara akut atau
menahun. Ada 3 penyebab anemia, yaitu:
1) Defisiensi zat gizi
Merupakan rendahnya asupan zat gizi baik hewani dan nabati
yang merupakan pangan sumber zat besi yang berperan penting
untuk pembuatan hemoglobin sebagai komponen dari sel darah
merah/eritrosit. Zat gizi lain yang berperan penting dalam
pembuatan hemoglobin antara lain asam folat dan vitamin B12.
Pada penderita penyakit infeksi kronis seperti TBC, HIV/AIDS,
dan keganasan seringkali disertai anemia, karena kekurangan
asupan zat gizi atau akibat dari infeksi itu sendiri.
2) Perdarahan (Loss of blood volume)
Perdarahan karena kecacingan dan trauma atau luka yang
mengakibatkan kadar Hb menurun. Perdarahan karena
menstruasi yang lama dan berlebihan juga menyebabkan
turunnya kadar hemoglobin dalam darah seorang perempuan.
Hal ini terjadi karena semakin lama menstruasi, maka darah
yang dikeluarkan juga semakin banyak.
3) Hemolitik
Beberapa keadaan dimana perdarahan yang menyebabkan
anemia. Pada penderita malaria kronis perlu diwaspadai karena
terjadi hemolitik yang mengakibatkan penumpukan zat besi

14
(hemosiderosis) di organ tubuh, seperti hati dan limfe. Pada
penderita Thalasemia, kelainan darah terjadi secara genetik yang
menyebabkan anemia karena sel darah merah/eritrosit cepat
pecah, sehingga mengakibatkan akumulasi zat besi dalam tubuh.
c. Patofisiologi
Kegagalan sumsum atau kehilangan sel darah merah berlebihan
Misalnya berkurangnya eritropoesis (produksi sel darah merah)
terjadi kekurangan nutrisi karena kurang masuknya zat besi dalam
menu maknan/akibat efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan
ketahanan sel darah merah normal keluar melalui pendarahan
misalnya pada waktu melahirkan dan kecelakaan.
d. Tanda dan Gejala
Gejala yang sering ditemui pada penderita anemia adalah 5 L yaitu
Lesu, Letih, Lemah, Lelah, Lalai. Gejala tersebut, bisa disertai sakit
kepala dan pusing “kepala muter”, mata berkunang-kunang, mudah
mengantuk, cepat capai serta sulit konsentrasi. Secara klinis
penderita anemia ditandai dengan “pucat” pada muka, kelopak mata,
bibir, kulit, kuku dan telapak tangan.
e. Diagnosis
Remaja putri dan WUS menderita anemia bila kadar hemoglobin
darah menunjukkan nilai kurang dari 12 g/dL. Jika kadar
hemoglobin kurang dari angka normal bisa di diagnosis sebagai
anemia. Berikut ini merupakan klasifikasi dan pembagian anemia
menurut kelompok umur:
Tabel 1. Klasifikasi Anemia menurut Kelompok Umur
Populasi Normal Anemia (g/dL)
(g/dL) Ringan Sedang Berat
Anak 6-59 ulan 11 10.0-10.9 7.0-9.9 <7.0
Anak 5-11 tahun 11.5 11.0-11.4 8.0-10.9 <8.0
Anak 12-14 tahuun 12 11.0-11.9 8.0-10.9 <8.0
Perempuan tidak 12 11.0-11.9 8.0-10.9 <8.0
hamil (>15 tahun)
Ibu hamil 11 10.0-10.9 7.0-9.9 <7.0
Laki-laki >15 tahun 13 11.0-12.9 8.0-10.9 <8.0

15
f. Penatalaksanaan
1) Perawatan
a) Wanita hamil Hb <10 gr %, berikan garam besi 600-1000
mg/hr
b) Berikan makanan yang mengandung zat besi
c) Higiene yang baik untuk mencegah infeksi
2) Medis
a) Transpalasi sumsum tulang
b) Memberikan kobalt (unsur renik esensial) n eritropoiten
c) Berikan pengobatan dg menggunakan suplementasi zat besi.
Contoh sangobion
g. Pencegahan
Untuk pencegahan penyakit anemia sebenarnya sangat mudah.
seperti dengan mengkonsumsi makanan-makanan yang banyak
mengandung zat besi, asam folat, vitamin B12, vitamin C. berikut
ini penjelasan singkat tentang cara pencegahan anemia serta jenis-
jenis makanan yang bisa membantu mencegah anemia diantaranya:
1) Konsumsi makanan yang banyak mengandung Zat besi
Makanan yang banyak mengandung zat besi seperti daging,
kacang, sayur-sayuran yang berwarna hijau dan lain-lain. zat
besi juga sangat penting untuk wanita yang sedang menstruasi,
wanita hamil dan anak-anak.
2) Konsumsi makanan yang banyak mengandung Asam Folat
Konsumsi makanan yang banyak mengandung Asam folat
seperti pisang, sayuran hijau gelap, jenis kacang-kacangan,
jeruk, sereal dan lain-lain.
3) Makanan yang mengandung Vitamin B 12 Bisa didapatkan
dengan mengkonsumsi daging dan susu
4) Makanan dan minuman yang mengandung Vitamin C
Banyak sekali manfaat-manfaat Vitamin C, salah satunya yaitu
bisa membantu penyerapan zat besi. jenis-jenis Makanan yang

16
banyak mengandung vitamin C seperti buah melon, buah jeruk,
dan buah beri. itulah beberapa cara mencegah penyakit anemia
secara alami
h. Penanganan menurut tingkat anemia
1) Anemia ringan
Dengan kadar hemoglobin 9-10 gr/dl masih dianggap ringan
sehingga hanya perlu diberikan kombinasi 60 mg/hari besi dan
400 mg asam folat peroral sekali sehari.
2) Anemia sedan
Pengobatannya denan kombinasi 120 mg zat besi dan 500 mg
asam folat peroral sekali sehari.
3) Anemia Berat
Pemberian preparat parental yaitu denan fero dextrin sebanyak
1000 mg (20 ml) intravena atau 2x10 ml intramuskuler.
Transfusi darahdapat meningkatkan Hb relative lebih cepat yaitu
2 gr%.
2. Kekurangan Energi Kronis (KEK)
a. Definisi
Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah salah satu keadaan
malnutrisi. Dimana keadaan ibu menderita kekurangan makanan
yang berlangsung menahun (kronik) yang mengakibatkan timbulnya
gangguan kesehatan pada ibu secara relative atau absolut satu atau
lebih zat gizi (Helena, 2013).
b. Etiologi
Keadaan KEK terjadi karena tubuh kekurangan satu atau
beberapa jenis zat gizi yang dibutuhkan. Beberapa hal yang dapat
menyebabkan tubuh kekurangan zat gizi antara lain: jumlah zat gizi
yang dikonsumsi kurang, mutunya rendah atau keduanya. Zat gizi
yang dikonsumsi juga mungkin gagal untuk diserap dan digunakan
untuk tubuh.

17
c. Antropometri
Antropometri adalah pengukuran terhadap dimensi/komposisi
tubuh (Hartriyanti dan Triyanti, 2007; Supariasa dkk, 2012). Indeks
antropometri yang umum digunakan pada orang dewasa (usia 18
tahun ke atas) adalah indeks massa tubuh (IMT). Indeks massa tubuh
merupakan alat sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa
khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat
badan. IMT tidak dapat digunakan pada bayi, anak, remaja, ibu
hamil, olahragawan, dan orang dengan keadaan khusus seperti
edema, asites, dan hepatomegali (Supariasa dkk, 2012). Dalam
menghitung IMT digunakan parameter berat badan dan tinggi badan.
Klasifikasi KEK Dewasa bersadarkan IMT Arisman (2009) IMT
Derajat KEK: > 18,5 Normal;17,0–18,4 Ringan; 16,0–16,9 Sedang;
< 16,0 Berat.
Pengukuran LiLA dimaksudkan untuk mengetahui prevalensi
wanita usia subur usia 15–45 tahun dan ibu hamil yang menderita
kurang energi kronis (KEK). LiLA diukur dengan menggunakan pita
LiLA sepanjang 33 cm dengan ketelitian 0,1 cm (Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, 2007). Parameter nasional untuk
menilai WUS dengan risiko KEK di Indonesia adalah LiLA < 23,5
cm (Supariasa dkk, 2012). Apabila LILA kurang dari 23,5 cm
artinya wanita tersebut mempunyai resiko KEK dan diperkirakan
akan melahirkan BBLR (Supriasa, 2002)
d. Faktor yang Mempengaruhi KEK
Menurut (Djamaliah, 2008) antara lain : jumlah asupan energi,
umur, beban kerja, penyakit/infeksi, pengetahuan ibu tentang gizi dan
pendapatan keluarga.

18
BAB III
PEMBAHASAN

C. Dokumentasi Asuhan Kebidanan

No register : 16177P
Nama Pengkaji : Suci Nur Cahyani
Tempat Pengkajian : Rumah klien Ny. S
Waktu Pengkajian : 29-08-2019/15.00 WIB

I. PENGKAJIAN DATA SUBJEKTIF


A. BIODATA
Nama Klien : Ny. S
Umur : 25 Tahun
Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat Rumah: Purbayan Kotagede 3
RT 50 RW 12, Yogyakarta

B. KELUHAN : Ibu ingin konsultasi persiapan kehamilan.

C. RIWAYAT MENSTRUASI
HPHT : 2-08-2019
Siklus Haid : 30 hari
Lama Haid : 5-6 hari
Banyaknya : ± 3 kali ganti pembalut/hari
Disminorhea : Tidak
Riwayat Penyakit : Tidak ada

19
D. RIWAYAT KESEHATAN
Ibu mengatakan tidak sedanng atau pernah menderita penyakit jantung,
hipertensi,asma, DM, ginjal, batuk lama (TBC)
E. RIWAYAT IMUNISASI
TT1 : DPT
TT2 : DPT
TT3 : SD
TT4 : SD
TT5 : Catin
F. POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI
1. Diet
a. Nutrisi
1) Pola makan : 3x/hari porsi sedang
2) Jenis makanan yang dikonsumsi : nasi, lauk (telur, ikan, tahu,
tempe), sayur (kol, wortel, kacang panjang)
3) Makanan yang dipantang : tidak ada
4) Alergi terhadap makanan : tidak ada
b. Hidrasi
1) Jenis cairan yang diminum sehari : air putih
2) Jumlah cairan yang diminum sehari :± 7 gelas/hari
2. Istirahat dan Tidur
Malam : ±6 Jam/hari Siang : ±1 Jam/hari
3. Personal Hygiene
Mandi : 2x/hari
Ganti Pakaian : 2x/hari
4. Aktivitas Fisik
Ny. S bekerja sebagai pengajar salah satu ekstrakurikuler di TK dan SD
dan mengajar di TPA di sore hari serta les privat di malam hari.
5. Riwayat Pernikahan
Ny. S telah menikah pada 24-8-2019

20
G. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Ibu mengatakan bagahia telah menikah dan ingin segera memiliki anak dan
tidak menunda kehamilan setelah menikah. Tidak ada budaya/kepercayaan
tertentu yang berhubungan dengan saat sebelum kehamilan.

II. PENGKAJIAN DATA OBJEKTIF (O)

a. Keadaan Umum : baik


b. Kesadaran : compos mentis
a. Antropometri :
BB : 45,9 kg
TB : 153 cm
IMT \ : 19,6 kg/m2
LILA : 22 cm
b. TTV
TD : 110/70 mmHg
N : 78 x/menit
RR : 22 x/menit
S : 36,7 C
c. Pemeriksaan Fisik:
1) Wajah : tidak pucat, normal
2) Mata : konungtiva pucat, sclera putih
3) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
4) Dada : tidak ada benjolan dan massa pada payudara
5) Abdomen : tidak ada nyeri tekan
d. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium tanggal 19 Juli 2019
Golongan darah : B
Rhesus :+
Hb : 11,6 gr/dL
PITC : Non Reaktif
HbsAg : Non Reaktif
Sifilis : Non Reaktif

21
III. ASSESMENT (A)
Diagnosa : Ny S wanita usia subur usia 25 tahun dengan anemia
Masalah Potensial : anemia pada kehamilan, perdarahan, persalinan preterm,
BBLR
Antisipasi Masalah Potensial : KIE kebutuhan nutrisi dan pemberian tablet Fe
dan asam folat

IV. Penatalaksanaan (P)


No. Tindakan Rasionalisasi
1. Memberitahu ibu tentang hasil Hak pasien dalam memperoleh pelayanan
pemeriksaan bahwa ibu kesehatan termasuk perawatan tercantum
mengalami anemia. pada UU Kesehatan no 36 tahun 2009
- Ibu mengerti hasil pasal 56 ayat (1) yaitu setiap orang berhak
pemeriksaan menerima atau menolak sebagian atau
seluruh tindakan pertolongan yang akan
diberikan kepadanya setelah menerima
dan memahami informasi mengenai
tindakan tersebut secara lengkap.
2. Menganjurkan ibu menjaga Kebutuhan zat gizi secara garis besar
pola nutrisi seimbang yang adalah sebagai berikut :
menganddung karbohidrat, 1. Asam folat
protein, lemak dan vitamin, Menurut konsep evidence bahwa
terutama untuk mengonsumsi pemakaian asam folat pada masa pre
makanan yang banyak dan perikonsepsi menurunkan resiko
mengandung zat besi seperti kerusakan otak, kelainan neural, spina
daging, sayuran hijau, atau bifida dan anensepalus, baik pada ibu
hati ayam. hamil yang normal maupun beresiko.
-Ibu mengerti dan bersedia Pemberian suplemen asam folat
dimulai dari 2 bulan sebelum konsepsi
dan berlanjut hingga 3 bulan pertama
kehamilan.
2. Protein
Ibu perlu memperhatikan
kebutuhan protein pra hamil
Pembentukan jaringan baru dari janin
dan untuk tubuh ibu dibutuhkan
protein sebesar 910 gram dalam 6

22
bulan terakhir kehamilan.
3. Zat besi (FE)
Pemberian suplemen tablet
tambah darah atau zat besi secara
rutin adalah untuk membangun
cadangan besi, sintesa sel darah
merah, dan sinesa darah otot.
4. Kalsium
Ibu perlu memperhatikan kebutuhan
kalsium pra hamil untuk
pembentukan tulang dan gigi bayi
pada saat hamil. Kebutuhan kalsium
ibu hamil adalah sebesar 500 mg
sehari. (Kusmiyati, 2008)
3. Memberitahu ibu untuk Kualitas seorang generasi penerus
mempersiapkan kehamilan akan ditentukan oleh kondisi ibunya sejak
yang sehat dengan sebelum hamil dan selama kehamilan.
memperhatikan status gizi ibu Masa pranikah dapat dikaitkan dengan
sebelum hamil dan pada saat masa prakonsepsi, karena setelah menikah
hamil kelak. Serta wanita akan segera menjalani proses
meningkatkan aktivitas fisik konsepsi. Kesehatan prakonsepsi menjadi
atau memperbanyak olahraga sangat penting untuk diperhatikan
- Ibu mengerti dan termasuk status gizinya, terutama dalam
bersedia upaya mempersiapkan kehamilan karena
akan berkaitan erat dengan outcome
kehamilan. (Adriani, 2014)
4. Menganjurkan ibu untuk Tidur merupakan periode fisiologis,
menjaga pola istirahat cukup periodik dan bersifat reversibel dalam
di siang dan malam hari agar kesadaran dan perilaku. Pada pekerja
pembentukan sel-sel darah shift, pola kerja secara bergantian dalam
merahmenjadi optimal. hal waktu kerja dapat mempengaruhi
- Ibu mengerti dan perilaku pekerja salah satunya yaitu
bersedia perilaku makan. Perubahan perilaku
makan ini berkaitan dengan durasi tidur
yang menyebabkan perubahan
neuroendokrin yang mengatur nafsu
makan. Studi menunjukkan bahwa kerja
shift memiliki efek terhadap kebiasaan
makan yang tidak sehat dimana para
pekerja cenderung sedikit mengonsumsi

23
makanan utama dan lebih sering
mengonsumsi snacks. Perubahan
kebiasaan makan ini dikaitkan dengan
pola kerja shift dan kurangnya waktu
tidur karena kedua hal tersebut dianggap
sebagai kendala pekerja untuk berperilaku
makan sehat. (Departemen Gizi dan
Kesehatan Masyarakat, 2012)
5. Menganjurkan ibu Untuk mempertahankan kadar Hb ibu dan
mengonsumsi suplemen asam peningkatan kualitas janin sehingga perlu
folat 1 x 1 400 mcg dan tablet diberikan kombinasi 60 mg/hari besi dan
tambah darah 1 x 1 setiap hari. 400 mg asam folat peroral sekali sehari.
- Ibu bersedia (Kemenkes RI, 2016)
mengonsumsi asam
folat dan tablet Fe

D. Pembahasan
Pada masa prakonsepsi, dilakukan kunjungan rumah pada WUS Ny.
S. Setelah dilakukan anamnesa dan pengkajian didapatkan data kesehatan
pada WUS dengan masalah anemia dan KEK yaitu Hb 11,6 gr/dL dan LiLA
22 cm. Dilihat dari segi pola makan, bahwa Ny. S memiliki porsi makan 3
kali dalam sehari dengan jenis makanan seperti nasi, sayur dan lauk (tahu,
tempe, telur). Minuman yang sering dikonsumsi adalah air putih dan Ny. S
kurang suka mengonsumsi minuman manis. Ny. S memiliki setiap hari
beraktivitas sebagai pengajar ekstrakurikuler di TK dan SD, di sore hari
mengaar anak-anak TPA, dan malam hari mengaar les privat. Dengan
banyaknya aktivitas yang dilakukan oleh Ny. S, sehingga Ny. S kurang
memiliki waktu untuk beristirahat.
Dilihat dari segi tersebut, faktor yang mempengaruhi Ny. S bisa dari
perilaku makan dan pola aktivitas. Perilaku makan yang kurang menjaga
asupan nutrisi seimbang terutama protein dan zat besi dapat menyebabkan
anemia. Tingkat konsumsi protein perlu diperhatikan karena semakin rendah
tingkat konsumsi protein maka semakin cenderung untuk menderita anemia.
Protein berfungsi dalam pembentukan ikatan-ikatan esensial tubuh.

24
Hemoglobin, dan pigmen darah yang berwarna merah berfungsi sebagai
pengangkut oksigen dan karbon dioksida berikatan yang disebut ikatan
protein.
Protein juga berperan dalam proses pengangkutan zat-zat gizi
termasuk besi dari saluran cerna ke dalam darah, dari darah ke jaringan-
jaringan, dan melalui membran sel ke dalam sel-sel. Sehingga apabila
kekurangan protein akan menyebabkan gangguan pada absorpsi dan
transportasi zat-zat gizi (Philippe, 2008).
Ny. S bekerja sebagai pengajar ekstrakurikuler di TK dan SD, selain
itu juga mengajar TPA dan les privat. Ny. S jarang melakukan olahraga
khusus karena setelah bekerja Ny. S merasa lelah karena waktunya untuk
melakukan pekerjaan. Pekerjaan Ny. S yang padat dapat berpengaruh
terhadap kadar Hb dan status gizi saat ini. Aktifitas fisik dalam hal ini
pekerjaan ibu merupakan setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot
rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik yang dilakukan
setiap hari berkaitan dengan penggunaan energi yang menyebabkan
terjadinya perubahan status gizi dalam waktu yang relatif lama. Sistem
aktivitas fisik, otot membutuhkan energi di luar metabolisme basal untuk
bergerak. Berat badan berkaitan erat dengan tingkat pengeluaran energi
tubuh.
Pengeluaran energi ditentukan dua faktor yaitu tingkat aktivitas dan
angka metabolisme basal atau tingkat energi yang dibutuhkan untuk
mempertahankan fungsi minimal tubuh. Banyaknya energi yang dibutuhkan
bergantung pada beberapa banyak otot yang bergerak, berapa lama dan
berapa berat pekerjaan yang dilakukan. Aktivitas fisik yang dapat
mempengaruhi kadar hemoglobin adalah aktivitas fisik yang sifatnya berat
Berdasarkan beberapa hal di atas, maka asuhan kebidanan prakonsepsi
Ny. S dianjurkan untuk makan makanan yang seimbang terdiri dari
karbohidrat, protein, vitamin, mineral serta mengonsumsi makanan yang
mengandung zat besi. Selain itu, Ny. S diharapkan dapat mengatur pola
aktivitasnya dan dapat menjaga kebutuhan istirahat yang hal itu dapat

25
mempengaruhi kondisi anemia dan status gizi ibu. Dengan demikian,
diharapkan dapat menyiapkan masa prakonsepsi yang sehat dan ibu sehat
dalam kehamilannya.

26
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam kasus ini, kami memahami kasus secara nyata tentang asuhan
yang diberikan pada kasus anemia dan KEK. Asuhan kebidanan yang
diberikan pada Ny. S beralan sesuai teori. Selain itu dari penatalaksanaan
kasus ini kami dapat:
1. Asuhan kebidanan pada Ny. S dilakukan berdasarkan pengkajian dan
pemeriksaan fisik, sehingga penanganan yang diberikan berdasarkan
kebutuhan dan kewenangan bidan.
2. Asuhan kebidanan pada Ny. S dapat diidentifikasi diagnosa/masalah
kebidanan yaitu anemia.
3. Asuhan kebidanan pada Ny. S dapat menentukan masalah potensial
yaitu anemia kehamilan, perdarahan, persalinan preterm, dan BBLR.
4. Asuhan kebidanan Ny. S dapat menentukan kebutuhan segera yaitu
dengan melakukan KIE mengenai kebutuhan gizi dan pola istirahat.
5. Asuhan kebidanan Ny. S dengan merencanakan tindakan yang akan
dilakukan pada kasus anemia dan KEK yaitu dengan KIE kebutuhan
nutrisi ibu.
6. Asuhan kebidanan Ny. S dengan melaksanakan tindakan untuk
menangani kasus anemia dan KEK dengan KIE ibu untuk menjaga
pola makan ibu dan istirahat.
7. Asuhan kebidanan Ny. S dengan melakukan evaluasi untuk
menangani kasus anemia dan KEK dengan memantau ibu melalui alat
komunikasi atau pada saat ANC.
8. Asuhan kebidanan Ny. S dengan melakukan pendokumentasian kasus
anemia dan KEK.

27
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa lebih memperdalam ilmu dan teori tentang
anemia dan KEK, sehingga dapat mengambil tindakan secara lebih cepat
dan tepat. Selain itu mahasiswa diharapkan dapat mengkaji setiap
informasi yang dapat menunjang analisa dengan rinci sehingga
pendokumentasian dapat dilakukan sesuai dengan managemen langkah
varney.
2. Bagi Bidan Pelaksana di Puskesmas
Diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kebidanan dengan
konseling, informasi dan edukasi (KIE) tentang gizi yang diperlukan untuk
wanita usia subur serta persiapan untuk kehamilan. Serta melakukan
kolaborasi dengan ahli gizi di puskesmas.
3. Bagi WUS
Diharapkan ibu dapat menjaga asupan gizi dan pola istirahat cukup
untuk mempersiapkan kehamilan dan meningkatkan pengetahuan
mengenai nutrisi khususnya untuk mencegah anemia dan KEK.

28
DAFTAR PUSTAKA

Adriani dan Wirjatmadi. 2012. Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan.


Kencana. Jakarta
Guyton A.C. and J.E. Hall 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9.
Jakarta: EGC. 74,76, 80-81, 244, 248, 606,636,1070,1340.
Kemenkes RI. 2010. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
N0. 1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri Penilaian
Status Gizi Anak.

29

Anda mungkin juga menyukai