Oleh:
FADILAH WIDYANINGSIH
NIM : P07524720013
PEMBIMBING INSTITUSI
Tri Marini,SST,M.Keb
LAPORAN KOMPREHENSIF
Oleh:
FADILAH WIDYANINGSIH
NIM : P07524720013
Menyetujui,
2 Tri Marini,SST,M.Keb
NIP: 198003082001122002
(Pembimbing Institusi)
3 Dr.Samsider Sitorus,SST,M.Kes
NIP. 197206091992032001
(Penguji)
Mengetahui,
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan
Komprehensif yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Prakonsepsi dan
Perencanaan Kehamilan Sehat di Puskesmas Medan Johor”. Dalam kesempatan
ini penulis menghanturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar – besarnya
kepada dosen pembimbing Tri Marini,SST,M.Keb yang telah membimbing
selama ini.
Penulis juga mengakui bahwa dalam proses penulisan makalah ini, masih
jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian
penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki.
Dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan
terbuka menerima masukan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan dan
penyempurnaan makalah ini dikemudian hari.
Akhirnya penulis berharap, makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca. Dan dapat memberikan kontribusi yang positif serta bermakna dalam
proses perkuliahan Praktik Klinik Kebidanan. Amin.
Fadilah Widyaningsih
i
ii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Pengesahan..................................................................…………………..i
Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................……………1
B. Tujuan................................................................................................................2
C. Ruang Lingkup......................…………………………………….....................2
D. Manfaat..................………………………………….………….......................3
BAB IV Penutup
A. Kesimpulan .................................................................................……………38
B. Saran................................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 pengertian pernikahan adalah
ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri
dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Masing agama dan kepercayaan serta tercatat oleh lembaga yang berwenang
menurut perundang-undangan yang berlaku. Menikah merupakan tahapan yang
penting bagi setiap pasangan yang sudah menemukan belahan jiwa. Setelah cukup
lama saling mengenal satu sama lain, berbagi cerita dan berusaha menyatukan ide-
ide. Hubungan akhirnya mencapai titik tertinggi. Tentulah persiapan yang matang
untuk menjadikannya sebagai saat-saat yang paling indah adalah layak untuk
dilakukan. Waktu, tenaga dan dana yang besar diberikan untuk melakukan persiapan
pernikahan. Kesibukan menjelang pernikahan tidak hanya dirasakan oleh pasangan
yang akan menikah namun pihak keluarga juga dibuat pusing olehnya.
Namun seringkali ada yang luput dari list persiapan pra nikah. Selain persiapan
pesta pernikahan, sudah sewajarnya pasangan mempersiapkan diri untuk menghadapi
bahtera rumah tangga yang akan dijalaninya. Pernikahan tidak semudah apa yang
diceritakan oleh cerita-cerita dongeng putri ketika masih kecil. Putri yang cantik dan
baik hati yang bertemu dengan pangeran yang tampan akhirnya menikah dan bahagia
selama hidupnya (“happily ever after”).
Jika dalam istilah menikah itu harus dipersiapkan lahir batin, yang juga harus
diperhatikan dan dimasukkan ke dalam list pra-nikah adalah persiapan kesehatan
pasangan. Tidak hanya sehat secara fisik yang harus diperhatikan namun juga sehat
menurut definisi yang luas. Berdasarkan definisi sehat menurut Badan Kesehatan
Dunia (WHO) adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh dan tidak
1
2
semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan. Jadi kesehatan pasangan pra nikah
penting sekali untuk mendukung tercapainya pernikahan yang langgeng sampai hari
tua. Pernikahan yang bisa saling mengisi dan beradaptasi, bisa mengatasi masalah
yang dihadapinya dengan bijaksana dan dewasa.
Idealnya tes kesehatan pra nikah dilakukan enam bulan sebelum dilakukan
pernikahan. Tes kesehatan pra nikah dapat dilakukan kapanpun selama pernikahan
belum berlangsung. Jika pada saat pengecekan ternyata ditemui ada masalah maka
pengobatan dapat dilakukan setelah menikah.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada calon pengantin dengan
pendekatan manajemen kebidanan dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP
2. Tujuan khusus
Untuk mengetahui asuhan kebidanan pada calon pengantin di Puskesmas
Medan Johor
C. Ruang lingkup
1. Lokasi dan waktu
Lokasi yang dilakukan oleh penulis dalam pembuatan laporan komprehensif
ini adalah Puskesmas Medan Johor, sedangkan waktu penyusunan laporan
komprehensif dimulai 26 November 2020-27 Januari 2021
2. Subjek laporan kasus
Subjek yang diambil untuk penyusun laporan komprehensif ini adalah calon
pengantin
3. Teknik/cara pengumpulan data
3
D. Manfaat
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Dapat meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan khususnya pada calon
pengantin.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil laporan komprehensif ini dapat digunakan sebagai bahan kepustakaan
untuk menambah pengetahuan khususnyaa untuk program study profesi
kebidanan di polteknik kebidanan poltekkes kemenkes medan
3. Bagi Lahan Praktik
Sebagai acuan dalam meningkatkan mutu pelayanan asuhan kebidanan dalam
mengatasi calon pengantin.
BAB II
TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN
4
5
kesehatan pasangan. Tidak hanya sehat secara fisik yang harus diperhatikan
namun juga sehat menurut definisi yang luas. Berdasarkan definisi sehat menurut
Badan Kesehatan Dunia (WHO) adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial
secara utuh dan tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan. Jadi
kesehatan pasangan pra nikah penting sekali untuk mendukung tercapainya
pernikahan yang langgeng sampai hari tua. Pernikahan yang bisa saling mengisi
dan beradaptasi, bisa mengatasi masalah yang dihadapinya dengan bijaksana dan
dewasa.
Idealnya tes kesehatan pra nikah dilakukan enam bulan sebelum dilakukan
pernikahan. Tes kesehatan pra nikah dapat dilakukan kapanpun selama
pernikahan belum berlangsung. Jika pada saat pengecekan ternyata ditemui ada
masalah maka pengobatan dapat dilakukan setelah menikah.
4. Urinalisis lengkap
Indonesia adalah carrier atau pembawa gen thalasemia beta, dan 2,6 - 11 %
adalah pembawa gen thalasemia alfa.
Jika diasumsikan terdapat 5% saja carrier dan angka kelahiran 23 per mil
dari total populasi 240 juta jiwa di Indonesia, maka diperkirakan terdapat 3.000
bayi penderita thalassemia setiap tahunnya. Saat ini paling tidak tercatat 5.000
pasien thalasemia di Indonesia dan diperkirakan angka ini jauh lebih rendah
dibandingkan dengan jumlah penderita thalasemia di Indonesia yang tidak
terdata.
Talasemia mayor merupakan jenis talasemia yang disebabkan “sifat”
darah yang dibawa kedua orang tua. Penyakit ini membuat seseorang menjadi
tergantung pada transfusi darah dan kesempatan hidupnya terbatas. Di sisi lain,
talasemia minor tidak menyebabkan gejala berat dan penderitanya dapat hidup
normal, tapi ia tetap membawa “sifat” penyakit talasemia dalam tubuhnya. Jika
kedua orang tua mengidap talasemia minor, 25 % kemungkinan anaknya akan
mengidap talasemia mayor, 50 % akan mengidap talasemia minor, dan 25 %
akan normal.
Jika hanya salah satu orang tua mengidap talasemia minor, 50 %
kemungkinan si anak akan mengidap talasemia minor dan 50 % akan normal.
Rumus penurunan talasemia berlaku juga pada penyakit hemofilia dan albino.
Dengan pengecekan darah, kita dapat memprediksi kemungkinan yang akan
muncul dan mencegah hal yang tidak kita inginkan.
5. Hemofilia
Darah pada seorang penderita hemofilia tidak dapat membeku dengan
sendirinya secara normal. Proses pembekuan darah pada seorang penderita
hemofilia tidak secepat dan sebanyak orang lain yang normal. Penderita hemofilia
lebih banyak membutuhkan waktu untuk proses pembekuan darahnya.
6. Sickle Cell Disease
10
Sickle Cell Disease (SCD) disebut juga penyakit sel sabit, merupakan
penyakit kelainan sel darah merah yang mudah pecah sehingga menyebabkan
anemia. Secara statistik penyakit ini lebih banyak ditemukan pada ras Afrika,
Timur Tengah dan beberapa kasus di Asia, terutama India.
⮚ Ketiga, pemeriksaan penyakit menular
1. Untuk perempuan
Pemeriksaan untuk perempuan meliputi USG, agar diketahui kondisi rahim,
saluran telur dan indung telur. Pemeriksaan lebih lanjut seperti HSG
(Hysterosalpingogram) untuk mengetahui kondisi tuba falopii dan adakah
sumbatan akibat kista, polip endometrium, tumor fibroid, dan lain-lain.
Pemeriksaan selanjutnya diperlukan untuk perempuan yang siklus haidnya
tidak teratur atau sebaliknya berlebihan. Hormon yang diperiksa misalnya hormon
FSH (follicle stimulating hormone), LH (lutenizing hormone) dan Estradiol
(hormone estrogen).
2. Untuk laki-laki
Selain dilakukan pemeriksaan fisik seperti pemeriksaan penis, skrotum,
prostat juga dilakukan pemeriksaan hormon FSH yang berperan dalam proses
pembentukan sperma serta kadar hormon testosteron. Dapat dilakukan juga
analisis semen dan sperma.
⮚ Kelima, pemeriksaan tambahan
Selain berbagai jenis pemeriksaan di atas, diperlukan juga beberapa
pemeriksaan dan tindakan kesehatan lainnya, seperti :
1. Alergi
13
Salah satu yang sering terlewatkan adalah alergi. Alergi adalah sistem
kekebalan tubuh yang bereaksi di luar normal terhadap beberapa substansi
(alergen) yang tidak berbahaya bagi sebagian besar manusia. Kecenderungan
seseorang memiliki alergi adalah karena faktor keturunan, walaupun tidak selalu
orang tua yang memiliki bakat alergi akan menurunkannya kepada anak-anaknya.
Penting untuk membuat daftar hal-hal yang memicu alergi dari kedua pasangan
terutama bila pasangan ada yang pernah mengalami reaksi anafilaksis yang dapat
menyebabkan kematian.
2. Vaksinasi Dewasa
Vaksin yang berkaitan langsung dengan kehamilan adalah vaksin hepatitis B,
tetanus, MMR (Measles, Mumps, Rubella), varisela (cacar air), influenza, serta
vaksin dewasa lainnya sesuai jadwal imunisasi yang dikeluarkan oleh petugas
Satgas Imunisasi Dewasa.
⮚ Keenam, pemeriksaan kesehatan untuk ibu dan calon ibu
Selain pemeriksaan di atas, ada lima pemeriksaan yang juga
direkomendasikan untuk dilakukan oleh calon pengantin perempuan karena
mereka akan menjadi calon ibu, juga penting dilakukan oleh para ibu yang sudah
memiliki anak, yaitu:
1. Pemeriksaan periodontal
Pemeriksaan ini meliputi pembersihan rutin dan pemeriksaan gusi untuk
menjaga gigi dan gusi agar tetap sehat dan bebas dari infeksi serta penyakit.
Bagian yang diperiksa adalah sambungan antara gusi dan gigi serta kemungkinan
adanya peradangan di sekitar gusi.
14
Hal ini menjadi penting karena perempuan yang memiliki penyakit gusi
berisiko 7 kali lipat lebih tinggi melahirkan prematur. Selain itu pada ibu hamil
lebih rentan mengalami peradangan gusi akibat adanya perubahan hormon.
Karenanya ibu hamil harus lebih sering memeriksakan diri ke dokter yaitu setiap
3-4 bulan sekali, terutama jika sering mengalami gusi berdarah.
2. Pemeriksaan thyroid stimulating hormone (TSH)
Pemeriksaan ini akan menunjukkan apakah kadar hormon tiroid seseorang
kurang aktif (hipotiroid) atau justru terlalu aktif (hipertiroid). karena kadar
hormon ini bisa mempengaruhi kesehatan perempuan. Pemeriksaan ini penting
karena gangguan tiroid dapat mengganggu kesempatan seseorang untuk hamil,
misalnya perempuan yang mengalami hipotiroid akan terganggu proses
ovulasinya sedangkan hipertiroid bisa meningkatkan risiko keguguran atau
kelahiran prematur.
3. Pemeriksaan hitung darah lengkap (complete blood count/CBC)
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengevaluasi seberapa baik sumsum tulang
belakang dan sistem kekebalan tubuh bekerja. Jika sel darah putihnya tinggi, hal
ini menunjukkan adanya infeksi. Jika kadar hemoglobin rendah, menunjukkan
adanya anemia, dan jika kadar platelet rendah menunjukkan adanya masalah
dalam pembekuan darah.
Setelah seseorang perempuan memiliki anak, cenderung memiliki periode
menstruasi yang berat sehingga membuat seseorang rentan terhadap anemia.
Selain itu untuk mengetahui apakah ada gangguan dalam jumlah komponen
darahnya.
4. Pap smear
15
A. Upaya promotif
16
B. Upaya Preventif
1. Pemeriksaan papsmear
Tindakan ini bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknya seseorang itu
terjangkit kanker serviks. Dapat disarankan pada pasangan melakukan
pemeriksaan ke laboratorium atau ke rumah sakit.
2. Pemeriksaan Hematologi
Tindakan ini bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidak nya seseorang
menderita kelainan darah. Seperti terjangkit HIV, TB, virus rubella ,virus
toxoplasma dan sebagainya. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukakan 6 bulan
sebelum pernikahan karna dalam jarak waktu yang cukup akan keluar hasil
pemeriksaan dan jika ada kelainan dapat dilakukan penanggulangan
permasalahannya.
18
C. Upaya kuratif
Pengobatan TORCH dan kanker seviks pada wanita yang akan menikah
dengan memberikan pengobatan secara intensif. Menyakinkan pada pasangan
kalau terjangkitnya penyakit tersebut bukan berarti tidak dapat menikah dan
menjalani hidup sebagai seorang istri Perbaikan nutrisi pada pasangan pra nikah
untuk memperbaiki tingkat kesuburan pasangan dan mencegah terjadinya
infertilitas.
D. Upaya Rehabilitatif
Di dalam upaya rehabilitatif promosi kesehatan pra nikah, dapat mengenai
perawatan kanker serviks tingkat lanjut. Memberikan perawatan pada wanita yang
akan menikah dan telah menjalani pengobatan lanjutan. Disini dilakukan
pemulihan fisik dan mental. Meyakinkan dan memulihkan kepercayaan diri
pasien sehingga dapat menjalani hidupnya sebagai seorang istri dan ibu nantinya.
B. Kajian Teori
Informasi Tentang Kehamilan, Penundaan Kehamilan, Persalinan
dan Pasca Salin
1. Kehamilan
Kehamilan ideal adalah kehamilan yang direncanakan, diinginkan dan dijaga
perkembangannya secara baik. Namun ada kalanya berbagai faktor yang dapat
membuat kehamilan menjadi tertunda atau bahkan tidak diinginkan.
Kehamilan tidak diinginkan dapat terjadi:
a) Akibat hubungan seks pranikah
b) Akibat gagal/drop out KB
c) Pada unmet need (wanita usia subur yang tidak ingin punya anak tetapi
19
5. Menjaga Kehamilan
Ibu hamil dapat melakukan kegiatan sehari-hari seperti biasa selama tidak
ditemukan adanya keluhan atau kelainan dan memperhatikan istirahat yang
cukup. Beberapa hal yang perlu diperhatikan ibu hamil adalah :
a. Jangan kelelahan dan mengangkat benda berat
b. Berbaring selama 1 jam pada siang hari, usahakan kaki lebih tinggi dari
perut
c. Tidur cukup (9 - 10 jam)
d. Tidur terlentang pada saat hamil muda, tidur miring pada kehamilan lanjut
e. Berpakaian longgar yang menyerap keringat
f. Memakai kutang yang dapat menahan payudara yang membesar serta
memakai alas kaki bertumit rendah.
g. Posisi hubungan seks perlu diatur agar tidak menekan perut Ibu
h. Beraktivitas fisik dengan berjalan kaki selama 30-60 menit tiap hari atau
berolahraga ringan seperti senam hamil dilakukan dengan hati-hati dan
seksama
i. Hindari berdekatan dengan orang yang sedang sakit menular dan orang
yang merokok
j. Pemakaian obat harus sesuai dengan petunjuk dokter
k. Makan bergizi seimbang termasuk sayur dan buah 3-5 porsi sehari
6. Nutrisi Makanan Ibu Hamil
Makanan ibu hamil harus diperhatikan karena selain untuk kebutuhan ibu juga
dibutuhkan untuk perkembangan janin. Kekurangan gizi akan mengakibatkan
ibu hamil cepat lelah dan pusing, muka pucat, mudah terserang penyakit,
Kekurangan ASI atau ASI tidak keluar pada saat menyusui. Kekurangan gizi
pada Ibu hamil juga bisa menyebabkan janin keguguran, pertumbuhan janin
terganggu sehingga bayi lahir dengan berat lahir rendah, perkembangan otak
23
kehamilan yang baik adalah minimal 2 tahun karena dengan jarak kelahiran
tersebut akan memberi kesempatan bagi organ - organ reproduksi si ibu untuk
mengembalikan fungsinya dengan baik dan memberi kesempatan bagi organ-
organ reproduksi si ibu untuk kembali normal dengan baik dan memberi
kesempatan bagi anak yang lahir untuk tumbuh dan berkembang dengan
perhatian yang penuh kasih sayang. Sebelum merencanakan punya anak lagi
sebaiknya dipertimbangkan secara matang, misalnya bagaimana persiapan
biaya perawatannya, penyediaan kesempatan untuk mengenyam pendidikan
dan kehidupan yang layak.
Penelitian yang dilakukan oleh Wiyastuti an Susilawati (2007) di Rumah
Sakit Umur Daerah Palembang Bari (2007), didapatkan hasil resiko plasenta
previa pada ibu yang usianya kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun,
dua kali lipat jika dibandingkan dengan ibu yang usianya antara 20 tahun
sampai 35 tahun. Dari penelitrian Abdat (2010) di Rumah Sakit Dr Moewardi
Surakarta didaptkan hasil bahwa resiko plasenta previa pada multipara 2,53
kali jika dibaningkan dengan primipara.
8. Penundaan Kehamilan
Menunda kehamilan dengan kontrasepsi yang tepat, tidak semua pasangan
yang baru menikah ingin segera hamil. Untuk menunda kehamilan tersedia
beberapa metode KB yang dianjurkan misalnya seperti:
a. Metode modern jangka pendek seperti pil, kondom
b. Metode modern jangka panjang seperti implan/AKBK (Alat Kontrasepsi
Bawah Kulit), IUD/AKDR (Alat Kontraepsi alam Rahim)
c. Metode alamiah seperti pantang berkala seperti pengukuran suhu basal,
penilaian lendir vagina.
9. Tanda Bahaya Kehamilan
Masa kehamilan merupakan proses yang menghubungkan antara ibu dan
25
janin, hal itu dalam masa kehamilan kemungkinan akan terjadi tanda-tanda
yang dapat mengancam jiwa ibu atau janin yang dikandungnya. Beberapa
tanda bahaya yang dapat terjadi adalah sebagai berikut :
1) Perdarahan waktu hamil walaupun hanya sedikit.
2) Bengkak di kaki, tangan atau wajah disertai sakit kepala dan atau kejang.
3) Demam atau panas tinggi lebih dari 2 hari.
4) Keluarnya cairan yang berlebihan dari liang rahim dan kadang berbau.
5) Keluar cairan ketuban sebelum tiba saat melahirkan.
6) Muntah terus dan tidak mau makan.
7) Berat badan yang tidak naik pada trimester 2-3.
8) Bayi di kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak sama sekali.
10. Kesehatan Jiwa Ibu Hamil
Ibu yang hamil akan sehat secara mental jika suami, orangtua, ipar dan
keluarganya mendukungnya. Selain itu, persiapan fisik, sosial dan ekonomi juga
harus diperhatikan agar Ibu tidak stres. Ibu hamil juga tidak boleh dibebani
dengan pekerjaan atau tugas menumpuk. Beberapa kondisi emosiaonal yang
terjadi pada ibu hamil :
a. Ibu hamil mudah tersinggung, sensitif, uring-uringan, manja, mudah marah,
tidak semangat
b. Perasaan mudah lelah, tidak mau makan, tidak bisa tidur nyenyak, tidak
nyaman, merasa sesak. Hal-hal tersebut disebabkan oleh adanya
perubahan kondisi fisiknya.
c. Mencemaskan perubahan fisiknya, khawatir terhadap perkembangan
bayinya dalam rahim, khawatir bila bayinya meninggal, atau cacat
d. Merasa belum siap menjadi orangtua dan belum siap secara ekonomi
e. Ingin diperhatikan, pada waktu mengidam menginginkan makanan-
makanan yang mungkin tidak pada musimnya sehingga sulit didapat. Hal
26
sebelm terjadi
konsepsi. Pengertian lainnya yakni sejumlah intervensi yang bertujuan
untuk menemukan dan mengubaj risiko biomedik, perilaku, dan sosial
uuntuk mewujudkan kesehatan perempuan atau hasil kehamilan melalui
pencegahan dan pengelolaan yang menyangkit faktor-faktor tersebut yang
harus dilaksanakan sebelum terjadinya konsepsi atau pada masa kehamilan
dini untuk mendapatkan hasil yang maksimal (Winardi, 2016).
Keputusan Menteri Kesehatan RI No.369/Menkes/SK/III/2007
tentang standar profesi bidan dalam kompetensi ke-2 Pra konsepsi, KB dan
ginekologi yakni bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,
pendidikan kesehatan yang tanggap terhadap budaya dan pelayanan
menyeluruh dimasyarakat dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan
keluarga sehat, perencanaan kehamilan dan kesiapan menjadi orang tua.
18
19
dalam seminggu selama 1/2 jam, dan lakukan secara rutin. Manfaat
olahraga selain menyehatkan, juga mencegah terjadinya kelebihan berat
badan.
Berat badan yang sehat membantu pembuahan dan kehamilan membuat
lebih nyaman. Diet penurunan berat badan harus benar-benar dikontrol
agar dapat aman selama kehamilan, terutama disarankan untuk wanita
yang mengalami kelebihan berat badan serius, tetapi harus disertai
dengan selalu berkonsultasi dengan dokter dan atas rekomendasi ahli
gizi. Berat badan kurang dapat mengganggu kesuburan karena
kekurangan jumlah lemak yang dibutuhkan tubuh. Sementara kelebihan
berat badan dapat mempengaruhi proses ovulasi menjadi tidak teratur.
Selain itu, kelebihan berat badan berisiko lebih besar untuk mengalami
komplikasi, seperti tekanan darah tinggi dan diabetes selama
kehamilan.
3. Menghentikan kebiasaan buruk
Kebiasaan merokok, minum alkohol, atau bahkan menggunakan
narkoba, dapat menyebabkan berbagai masalah selama kehamilan, juga
janin yang dikandung, Bayi dapat lahir prematur, lahir dengan cacat
bawaan hingga kematian janin. Perempuan yang minum alkohol
memiliki kemungkinan rendah untuk bisa hamil. Sedangkan untuk
kaum pria, minum alkohol dapat mempengaruhi kualitas sperma dengan
menurunkan tingkat testosteron dan bisa menyebabkan testis layu.
Begitu pula rokok dapat menurukan kesuburan baik pada perempuan
maupun laki-laki. Racun pada rokok dapat mengakibatkan kerusakan
kromosom pada telur, dan melemahkan kemampuan untuk
menghasilkan estrogen yang sangat diperlukan untuk menyiapkan
lapisan rahim menjelang kehamilan. Bagi laki-laki, rokok berpengaruh
terhadap kualitas dan kuantitas sperma. Kemauan sperma membuahi sel
telur dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas spermatozoa.
20
A. Pengkajian
Hari/Tanggal : 14 Desember 2020
Jam : 10.30 WIB
Tempat : Puskesmas Medan Johor
Nama Mahasiswa : Fadilah Widyaningsih
DATA SUBYEKTIF
1. Identitas
Nama catin wanita : Ny. S Nama catin laki: Tn. M
Umur : 23 tahun Umur : 24 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Batak/Indonesia
Pendidikan :SMA Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl SMA II
2. Alasan Datang : pasien datang ke puskesmas mendapat pengantar dari
KUA untuk mengetahui kesehatan dalam persiapan pranikah
3. Riwayat Menstruasi
Haid Pertama : Umur 15 tahun
Siklus : 28 hari
Banyaknya : 3-4 x ganti doek
Dismenorhea : Tidak Ada
Teratur/tidak teratur : Teratur
Lamanya : 5-7 hari
Sifat darah : Kental
26
27
4. Riwayat kesehatan
a. Catin wanita : tidak sedang atau pernah menderita penyakit jantung,
hipertensi, asma, DM, ginjal, batuk lama (belum pernah melakukan
pemeriksaan hepatitis, IMS, HIV/AIDS)
b. Catin laki-laki : tidak diperiksa
5. Riwayat kesehatan keluarga
a. Catin wanita : tidak sedang atau pernah menderita penyakit jantung,
hipertensi, asma, DM, ginjal, batuk lama (belum pernah melakukan
pemeriksaan hepatitis, IMS, HIV/AIDS)
b. Catin laki-laki : tidak diperiksa
6. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
a. Catin wanita : tidak ada
b. Catin laki-laki : tidak diperiksa
7. Eliminasi
- BAK : Frekuensi : 7-8 kali/ hari, Warna : Kuning Jernih
Keluhan waktu BAK : tidak ada
- BAB : Frekuensi : 2 kali/hari Warna : Kuning kecoklatan
Konsistensi : Lembek
Keluhan waktu BAB : Tidak ada keluhan
8. Keadaan psico, sosio, spiritual : keluarga dari kedua belah pihak
mendukung pernikahan. Kedua calon pengantin mengatakan sudah siap secara
mental untuk menikah
9. Riwayat pernikahan
Pasangan akan menikah tanggal 24 Januari 2021
Catin wanita : pernikahan yang pertama
Catin laki-laki : pernikahan yang pertama
DATA OBJEKTIF
1. Status emosional : Baik
28
5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan hemoglobin : 14,4 gr%/dl
Pemeriksaan gol. Darah & rhesus : A+
Pemeriksaan HIV : negatif
Pemeriksaan Sifilis : negatif
Pemeriksaan HbSag : tidak hepatitis
Pemeriksaan kadar gula darah : 83mg/dl
Analisis
Diagnose : Nn. S 23 tahun dengan konseling calon pengantin
Masalah : Masalah yang dialami datang ke puskesmas mendapat pengantar
dari KUA untuk mengetahui kesehatan dalam persiapan pranikah.
Kebutuhan : Menginformasikan masalah kebutuhan calon pengantin
Penatalaksanaan
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada kedua calon pengantin bahwa secara
umum keadaan mereka baik, tanda- tanda vital dalam batas normal, hasil
pemeriksaan laboratorium dalam batas normal, kedua catin mengerti
dengan penjelasan yang diberikan.
2. Menjelaskan dampak buruk merokok terhadap kesehatan catin laki- laki
dan catin wanita serta bahaya dari kandungan zat adiktif dan karsinogenik
dari rokok yang dapat mengurangi kualitas sperma, membahayakan
kehamilan bila saat hamil terpapar asap rokok. Serta menganjurkan catin
laki-laki untuk mulai mengurangi merokok, serta menyarankan merokok di
luar rumah sehingga keluarga terhindar dari paparan asap rokok; kedua
catin memahami apa yg disampaikan bidan.
3. Menjelaskan kepada catin perempuan bahwa keputihan yang dialami
merupakan keputihan yang fisiologis. Menganjurkan klien untuk sering
30
B. Analisa
Pada kasus ini Nn. S dan Tn. M sedang melakukan persiapan pernikahan.
Berdasarkan pengkajian data subyektif diperoleh bahwa Nn. S berusia 23
tahun dan Tn. M berusia 24 tahun. Menurut BKKBN (2017), umur ideal yang
matang secara biologis dan psikologis adalah 20 – 25 tahun bagi wanita dan
umur 25 – 30 tahun bagi pria. Dan umur Nn. S sudah memasuki umur ideal
yang matang secara biologis dan umur Tn. M termasuk usia yang sudah
sangat matang. Sehingga disarankan untuk rencana kehamilan agar tidak
terjadi komplikasi pada Nn. S dan janin nantinya jika kehamilan terlalu lama
ditunda sehingga dapat menyebabkan kehamilan terlalu dekat untuk
kehamilan berikutnya. Maka masalah yang terdapat dalam kasus ini yaitu
pengetahuan yang kurang tentang kematangan/pertumbuhan organ reproduksi,
33
38
DAFTAR PUSTAKA
( )
Pre-Conference
Conference
Post-Conference