Anda di halaman 1dari 59

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN PADA CALON PENGANTIN NY. S


UMUR 23 TAHUN DI PUSKESMAS MEDAN JOHOR

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Asuhan Kebidanan Holistik Prakonsepsi


dan Perencanaan Kehamilan Sehat

Oleh:
FADILAH WIDYANINGSIH
NIM : P07524720013

PEMBIMBING INSTITUSI
Tri Marini,SST,M.Keb

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES
MEDAN
2020
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN PADA CALON PENGANTIN NY S


UMUR 23 TAHUN DI PUSKESMAS MEDAN JOHOR

Oleh:
FADILAH WIDYANINGSIH
NIM : P07524720013

Menyetujui,

No Nama Pembimbing Tanda Tangan


1 Fatimah,SST
NIP.198707122010012021

(Pembimbing Lahan Praktik)

2 Tri Marini,SST,M.Keb
NIP: 198003082001122002

(Pembimbing Institusi)
3 Dr.Samsider Sitorus,SST,M.Kes
NIP. 197206091992032001

(Penguji)
Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Ardiana Batubara, SST,M.Keb


NIP:196605231986012001
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan
Komprehensif yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Prakonsepsi dan
Perencanaan Kehamilan Sehat di Puskesmas Medan Johor”. Dalam kesempatan
ini penulis menghanturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar – besarnya
kepada dosen pembimbing Tri Marini,SST,M.Keb yang telah membimbing
selama ini.
Penulis juga mengakui bahwa dalam proses penulisan makalah ini, masih
jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian
penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki.
Dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan
terbuka menerima masukan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan dan
penyempurnaan makalah ini dikemudian hari.
Akhirnya penulis berharap, makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca. Dan dapat memberikan kontribusi yang positif serta bermakna dalam
proses perkuliahan Praktik Klinik Kebidanan. Amin.

Medan, Desember 2020

Fadilah Widyaningsih

i
ii

DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Pengesahan..................................................................…………………..i
Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar.......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................……………1
B. Tujuan................................................................................................................2
C. Ruang Lingkup......................…………………………………….....................2
D. Manfaat..................………………………………….………….......................3

BAB II TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN


A. Kajian Masalah .............................................................................……………4
B. Kajian Teori.....................................................................................................16

BAB III PEMBAHASAN


A. Pengkajian .......................................................................................…………26
B. Analisis............................................................................................................32
C. Penatalaksanaan...............................................................................................36

BAB IV Penutup
A. Kesimpulan .................................................................................……………38
B. Saran................................................................................................................38

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 pengertian pernikahan adalah
ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri
dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Masing agama dan kepercayaan serta tercatat oleh lembaga yang berwenang
menurut perundang-undangan yang berlaku. Menikah merupakan tahapan yang
penting bagi setiap pasangan yang sudah menemukan belahan jiwa.  Setelah cukup
lama saling mengenal satu sama lain, berbagi cerita dan berusaha menyatukan ide-
ide.  Hubungan akhirnya mencapai titik tertinggi.  Tentulah persiapan yang matang
untuk menjadikannya sebagai saat-saat yang paling indah adalah layak untuk
dilakukan.  Waktu, tenaga dan dana yang besar diberikan untuk melakukan persiapan
pernikahan.  Kesibukan menjelang pernikahan tidak hanya dirasakan oleh pasangan
yang akan menikah namun pihak keluarga juga dibuat pusing olehnya.
Namun seringkali ada yang luput dari list persiapan pra nikah. Selain persiapan
pesta pernikahan, sudah sewajarnya pasangan mempersiapkan diri untuk menghadapi
bahtera rumah tangga yang akan dijalaninya.  Pernikahan tidak semudah apa yang
diceritakan oleh cerita-cerita dongeng putri ketika masih kecil.  Putri yang cantik dan
baik hati yang bertemu dengan pangeran yang tampan  akhirnya menikah dan bahagia
selama hidupnya (“happily ever after”).
Jika dalam istilah menikah itu harus dipersiapkan lahir batin, yang juga harus
diperhatikan dan dimasukkan ke dalam list pra-nikah adalah persiapan kesehatan
pasangan.  Tidak hanya sehat secara fisik yang harus diperhatikan namun juga sehat
menurut definisi yang luas.  Berdasarkan definisi sehat menurut Badan Kesehatan
Dunia (WHO) adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh dan tidak

1
2

semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan.  Jadi kesehatan pasangan pra nikah
penting sekali untuk mendukung tercapainya pernikahan yang langgeng sampai hari
tua.  Pernikahan yang bisa saling mengisi dan beradaptasi, bisa mengatasi masalah
yang dihadapinya dengan bijaksana dan dewasa.
Idealnya tes kesehatan pra nikah dilakukan enam bulan sebelum dilakukan
pernikahan.  Tes kesehatan pra nikah dapat dilakukan kapanpun selama pernikahan
belum berlangsung.  Jika pada saat pengecekan ternyata ditemui ada masalah maka
pengobatan dapat dilakukan setelah menikah.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada calon pengantin dengan
pendekatan manajemen kebidanan dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP
2. Tujuan khusus
Untuk mengetahui asuhan kebidanan pada calon pengantin di Puskesmas
Medan Johor

C. Ruang lingkup
1. Lokasi dan waktu
Lokasi yang dilakukan oleh penulis dalam pembuatan laporan komprehensif
ini adalah Puskesmas Medan Johor, sedangkan waktu penyusunan laporan
komprehensif dimulai 26 November 2020-27 Januari 2021
2. Subjek laporan kasus
Subjek yang diambil untuk penyusun laporan komprehensif ini adalah calon
pengantin
3. Teknik/cara pengumpulan data
3

Penulis menggunkaan teknik pengumpulan data dengan cara teknik


wawancara
Wawancara : teknik ini dilakukan melalui auto anamnesa dengan pasien,
keluarga dan kesehatan lainnya dilibatkan untuk memperoleh data yang
berhubungan dengan permasalahan pasien yang akan dijadikan sebagai bahan
laporan, sehingga diperoleh data yang akurat
4. Studi kepustakaan
Membaca dan mempelajari buku-buku sumber, makalah ataupun jurnal yang
dapat dijadikan dasar teoritis yang berhubungan dengan kasus yang diambil

D. Manfaat
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Dapat meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan khususnya pada calon
pengantin.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil laporan komprehensif ini dapat digunakan sebagai bahan kepustakaan
untuk menambah pengetahuan khususnyaa untuk program study profesi
kebidanan di polteknik kebidanan poltekkes kemenkes medan
3. Bagi Lahan Praktik
Sebagai acuan dalam meningkatkan mutu pelayanan asuhan kebidanan dalam
mengatasi calon pengantin.
BAB II
TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN

A. Kajian Masalah Kasus


A.1 Asuhan Kebidanan Pra Nikah
Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 pengertian pernikahan
adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami
isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Masing agama dan kepercayaan serta tercatat oleh lembaga yang
berwenang menurut perundang-undangan yang berlaku. Menikah merupakan
tahapan yang penting bagi setiap pasangan yang sudah menemukan belahan jiwa. 
Setelah cukup lama saling mengenal satu sama lain, berbagi cerita dan berusaha
menyatukan ide-ide.  Hubungan akhirnya mencapai titik tertinggi.  Tentulah
persiapan yang matang untuk menjadikannya sebagai saat-saat yang paling indah
adalah layak untuk dilakukan.  Waktu, tenaga dan dana yang besar diberikan
untuk melakukan persiapan pernikahan.  Kesibukan menjelang pernikahan tidak
hanya dirasakan oleh pasangan yang akan menikah namun pihak keluarga juga
dibuat pusing olehnya.
Namun seringkali ada yang luput dari list persiapan pra nikah. Selain
persiapan pesta pernikahan, sudah sewajarnya pasangan mempersiapkan diri
untuk menghadapi bahtera rumah tangga yang akan dijalaninya.  Pernikahan tidak
semudah apa yang diceritakan oleh cerita-cerita dongeng putri ketika masih kecil. 
Putri yang cantik dan baik hati yang bertemu dengan pangeran yang tampan 
akhirnya menikah dan bahagia selama hidupnya (“happily ever after”).
Jika dalam istilah menikah itu harus dipersiapkan lahir batin, yang juga
harus diperhatikan dan dimasukkan ke dalam list pra-nikah adalah persiapan

4
5

kesehatan pasangan.  Tidak hanya sehat secara fisik yang harus diperhatikan
namun juga sehat menurut definisi yang luas.  Berdasarkan definisi sehat menurut
Badan Kesehatan Dunia (WHO) adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial
secara utuh dan tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan.  Jadi
kesehatan pasangan pra nikah penting sekali untuk mendukung tercapainya
pernikahan yang langgeng sampai hari tua.  Pernikahan yang bisa saling mengisi
dan beradaptasi, bisa mengatasi masalah yang dihadapinya dengan bijaksana dan
dewasa.
Idealnya tes kesehatan pra nikah dilakukan enam bulan sebelum dilakukan
pernikahan.  Tes kesehatan pra nikah dapat dilakukan kapanpun selama
pernikahan belum berlangsung.  Jika pada saat pengecekan ternyata ditemui ada
masalah maka pengobatan dapat dilakukan setelah menikah.

A.1.2 Tes Kesehatan bagi Pasangan yang akan Menikah


a. Program Pre-Marital Screening
Pre-Marital Screening atau Pre-Marital Check Up terdiri atas beberapa
kelompok tes yang dirancang untuk mengidentifikasi adanya masalah kesehatan
saat ini atau masalah kesehatan yang akan muncul di kemudian hari saat pasangan
hamil dan memiliki anak. Rangkaian pemeriksaan kesehatan tersebut adalah
sebagai berikut
⮚ Pertama, pemeriksaan kesehatan secara umum

Pemeriksaan kesehatan umum ini terdiri dari :

1. Pemeriksaan fisik / klinis lengkap


6

Di antara manfaat pemeriksaan fisik lengkap adalah untuk mengetahui


status tekanan darah seseorang.  Tekanan darah yang normal adalah salah satu
kunci kesehatan. Tekanan darah tinggi atau hipertensi berbahaya saat
perempuan hamil, karena dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat.
Pemeriksaan fisik juga bisa mendeteksi gejala obesitas, karena
obesitas dapat mempengaruhi tingkat kesuburan. Obesitas selama kehamilan
dapat menyebabkan munculnya beberapa resiko seperti diabetes, pre-
eklampsia, infeksi saluran kemih, sulit untuk melahirkan tepat waktu, juga
meningkatkan resiko keguguran dan kesulitan saat melahirkan.

2. Pemeriksaan darah rutin

Pemeriksaan darah rutin ini meliputi kadar hemoglobin (hb),


hematokrit, sel darah putih (leukosit) dan faktor pembekuan darah
(trombosit). Para calon ibu perlu mengetahui kadar hb-nya untuk mendeteksi
gejala anemia, juga perlu mengetahui adanya ganguan faktor pembekuan
darah.  Dari hasil pemeriksaan darah dapat diketahui kondisi kadar kolesterol
tinggi yang meningkatkan resiko penyakit jantung koroner dan stroke.
7

3. Golongan darah dan rhesus

Rhesus adalah sebuah penggolongan atas ada atau tiadanya substansi


antigen-D pada darah. Rhesus positif berarti ditemukan antigen-D dalam
darah dan rhesus negatif berarti tidak ada antigen-D. Kebanyakan warga
bangsa Asia memiliki rhesus positif (+), sedangkan kebanyakan warga bangsa
Eropa memiliki negatif (-). Banyak pasangan suami istri tidak mengetahui
rhesus darah pasangan masing-masing. Padahal, jika rhesus mereka
bersilangan, bisa mempengaruhi kualitas keturunan. Jika seorang perempuan
(rhesus negatif) menikah dengan laki-laki (rhesus positif), bayi pertamanya
memiliki kemungkinan untuk memiliki rhesus negatif atau positif.
Jika bayi mempunyai rhesus negatif, tidak ada masalah. Tetapi, jika
bayi memiliki rhesus positif, masalah mungkin timbul pada kehamilan
berikutnya. Bila ternyata kehamilan yang kedua merupakan janin yang
memiliki rhesus positif, kehamilan ini berbahaya. Karena antibodi antirhesus
dari ibu dapat memasuki sel darah merah janin. Sebaliknya, tidak masalah jika
perempuan memiliki rhesus positif dan lelaki rhesus negatif.
Apabila ibu bergolongan darah O sedangkan bayi bukan bergolongan
darah O adalah salah satu faktor resiko jaundice atau kuning pada bayi (ABO
Incompatibility). Bila diketahui janin memiliki rhesus positif (+) sedangkan
ibu memiliki rhesus negatif (-), akan menimbulkan inkompatibilitas rhesus
8

yang bisa mengakibatkan kematian pada janin. Dengan mengatahui rhesus


sebelum hamil, dokter dapat segera mengatasinya.

4. Urinalisis lengkap

Pemeriksaan urin penting dilakukan agar bisa diketahui adanya infeksi


saluran kemih (ISK) dan adanya kondisi darah, protein, dan lain-lain yang
menunjukkan adanya penyakit tententu. Penyakit ISK saat kehamilan beresiko
baik bagi ibu maupun bayi, seperti kelahiran prematur, berat janin yang
rendah, bahkan resiko kematian saat persalinan.

⮚ Kedua, pemeriksaan penyakit hereditas


Yang dimaksud dengan penyakit hereditas adalah yang diturunkan dari
orangtua. Calon pengantin harus memiliki pemahaman bahwa bila orangtua atau
garis keturunannya mengidap penyakit genetik, maka anak yang akan lahir nanti
bisa beresiko mengidap penyakit yang sama. Pemeriksaan ini meliputi:
1. Thalasemia
Thalasemia adalah salah satu penyakit kelainan darah. Penderita penyakit
ini tidak mampu memproduksi hemoglobin yang normal. Thalasemia telah
menjadi salah satu isu kesehatan di Indonesia karena 3 – 10 % populasi di
9

Indonesia adalah carrier atau pembawa gen thalasemia beta, dan 2,6 - 11 %
adalah pembawa gen thalasemia alfa.
Jika diasumsikan terdapat 5% saja carrier dan angka kelahiran 23 per mil
dari total populasi 240 juta jiwa di Indonesia, maka diperkirakan terdapat 3.000
bayi penderita thalassemia setiap tahunnya. Saat ini paling tidak tercatat 5.000
pasien thalasemia di Indonesia dan diperkirakan angka ini jauh lebih rendah
dibandingkan dengan jumlah penderita thalasemia di Indonesia yang tidak
terdata.
Talasemia mayor merupakan jenis talasemia yang disebabkan “sifat”
darah yang dibawa kedua orang tua. Penyakit ini membuat seseorang menjadi
tergantung pada transfusi darah dan kesempatan hidupnya terbatas. Di sisi lain,
talasemia minor tidak menyebabkan gejala berat dan penderitanya dapat hidup
normal, tapi ia tetap membawa “sifat” penyakit talasemia dalam tubuhnya. Jika
kedua orang tua mengidap talasemia minor, 25 % kemungkinan anaknya akan
mengidap talasemia mayor, 50 % akan mengidap talasemia minor, dan 25 %
akan normal.
Jika hanya salah satu orang tua mengidap talasemia minor, 50 %
kemungkinan si anak akan mengidap talasemia minor dan 50 % akan normal.
Rumus penurunan talasemia berlaku juga pada penyakit hemofilia dan albino.
Dengan pengecekan darah, kita dapat memprediksi kemungkinan yang akan
muncul dan mencegah hal yang tidak kita inginkan.
5. Hemofilia
Darah pada seorang penderita hemofilia tidak dapat membeku dengan
sendirinya secara normal. Proses pembekuan darah pada seorang penderita
hemofilia tidak secepat dan sebanyak orang lain yang normal. Penderita hemofilia
lebih banyak membutuhkan waktu untuk proses pembekuan darahnya.
6. Sickle Cell Disease
10

Sickle Cell Disease (SCD) disebut juga penyakit sel sabit, merupakan
penyakit kelainan sel darah merah yang mudah pecah sehingga menyebabkan
anemia. Secara statistik penyakit ini lebih banyak ditemukan pada ras Afrika,
Timur Tengah dan beberapa kasus di Asia, terutama India.
⮚ Ketiga, pemeriksaan penyakit menular

Beberapa penyakit menular bisa terdeteksi melalui pemeriksaan


pranikah, di antaranya adalah:
1. HIV, Hepatitis B (HBV) dan Hepatitis C (HCV)
Menurut data WHO, saat ini terdapat 4,1 juta jiwa di dunia yang
terinfeksi HIV, dimana 95% diantaranya berada di negara berkembang seperti
sub-sahara Afrika dan Asia Tenggara. Berdasarkan data dari Kementrian
Kesehatan RI, pada tahun 2012 ditemukan 21.511 penderita HIV, dan jumlah ini
jauh lebih banyak dibanding tahun sebelumnya. Untuk penderita Hepatitis B saat
ini diperkirakan sebanyak 1,8 milyar manusia di dunia, dengan 350 juta jiwa
sudah mengalami infeksi kronis; dan diperkirakan 170 juta jiwa di dunia
terinfeksi virus Hepatitis C.
Penyakit HIV, Hepatitis B dan C adalah penyakit yang mengancam jiwa
manusia. Infeksi virus ini dapat ditularkan melalui darah, hubungan seksual dan
cairan tubuh. Penularan HIV juga bisa melalui transfusi darah dan transplantasi
organ tubuh. Sedangkan penularan virus Hepatitis B dan C rentan terjadi pada
pemakai obat-obatan terlarang melalui jarum suntik. Pemeriksaan tiga jenis
penyakit infeksi ini sangat penting karena virus-virus ini dapat ‘diam’ atau
‘tidur’ dalam jangka waktu yang lama tanpa menunjukkan gejala apapun.
Menikah dengan seseorang yang membawa virus ini beresiko membahayakan
pasangan dan juga calon bayi.
11

Jika seorang laki-laki mengidap hepatitis B dan akan menikah, calon


istrinya harus memiliki kekebalan terhadap penyakit ini. Caranya adalah dengan
mendapatkan imunisasi hepatitis B. Inilah manfaat pemeriksaan kesehatan
pranikah.

2. TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes Simplex Virus)


Tes TORCH berfungsi untuk menguji adanya infeksi penyakit yang bisa
menyebabkan gangguan pada kesuburan laki-laki maupun perempuan. Tubuh
yang terinfeksi TORCH dapat mengakibatkan cacat atau gangguan janin dalam
kandungan. Infeksi TORCH saat kehamilan dapat menyebabkan keguguran, bayi
lahir prematur, atau bahkan kelainan bawaan pada bayi.
3. Venereal Disease Screen (pemeriksaan untuk penyakit syphilis) dan IMS
Pemeriksaan untuk penyakit syphilis dan penyakit-penyakit lain yang
ditularkan melalui hubungan seksual —sexually transmitted infections (STI),
infeksi saluran reproduksi (ISR) atau infeksi menular seksual (IMS)— selain 
dapat mendeteksi adanya penyakit tersebut, juga sekaligus bisa melakukan
pengobatan sekaligus mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat.
Penyakit seperti chlamydia, gonorrhea, dan HPV atau Human
papillomavirus, herpes, penyakit ini semua dapat menimbulkan masalah
kesuburan dan masalah saat kehamilan. Jika salah satu calon pengantin atau
keduanya menderita ISR/IMS/STI, sebelum menikah ia harus berobat dulu
sampai sembuh.
Sebuah survei yang dilakukan Durex, mengungkapkan fakta bahwa 21 %
masyarakat Indonesia tidak mengetahui apakah pasangan mereka pernah
mengidap infeksi menular seksual (IMS) atau tidak. Sekitar 27 % laki-laki tidak
12

mengetahui bahwa pasangan mereka pernah menderita IMS dan hanya 13 %


perempuan yang tidak mengetahui bahwa pasangannya pernah mengidap IMS.
⮚ Keempat, pemeriksaan yang berhubungan dengan organ
reproduksi dan kesuburan
Pemeriksaan kesehatan yang berhubungan dengan organ reproduksi dan
kesuburan ini dilakukan baik untuk laki-laki maupun untuk perempuan.

1. Untuk perempuan
Pemeriksaan untuk perempuan meliputi USG, agar diketahui kondisi rahim,
saluran telur dan indung telur. Pemeriksaan lebih lanjut seperti HSG
(Hysterosalpingogram) untuk mengetahui kondisi tuba falopii dan adakah
sumbatan akibat kista, polip endometrium, tumor fibroid, dan lain-lain.
Pemeriksaan selanjutnya diperlukan untuk perempuan yang siklus haidnya
tidak teratur atau sebaliknya berlebihan. Hormon yang diperiksa misalnya hormon
FSH (follicle stimulating hormone), LH (lutenizing hormone) dan Estradiol
(hormone estrogen).
2. Untuk laki-laki
Selain dilakukan pemeriksaan fisik seperti pemeriksaan penis, skrotum,
prostat juga dilakukan pemeriksaan hormon FSH yang berperan dalam proses
pembentukan sperma serta kadar hormon testosteron. Dapat dilakukan juga
analisis semen dan sperma.
⮚ Kelima, pemeriksaan tambahan
Selain berbagai jenis pemeriksaan di atas, diperlukan juga beberapa
pemeriksaan dan tindakan kesehatan lainnya, seperti :
1. Alergi
13

Salah satu yang sering terlewatkan adalah alergi.  Alergi adalah sistem
kekebalan tubuh yang bereaksi di luar normal terhadap beberapa substansi
(alergen) yang tidak berbahaya bagi sebagian besar manusia. Kecenderungan
seseorang memiliki alergi adalah karena faktor keturunan, walaupun tidak selalu
orang tua yang memiliki bakat alergi akan menurunkannya kepada anak-anaknya.
Penting untuk membuat daftar hal-hal yang memicu alergi dari kedua pasangan
terutama bila pasangan ada yang pernah mengalami reaksi anafilaksis yang dapat
menyebabkan kematian.
2. Vaksinasi Dewasa
Vaksin yang berkaitan langsung dengan kehamilan adalah vaksin hepatitis B,
tetanus, MMR (Measles, Mumps, Rubella), varisela (cacar air), influenza, serta
vaksin dewasa lainnya sesuai jadwal imunisasi yang dikeluarkan oleh petugas
Satgas Imunisasi Dewasa.
⮚ Keenam, pemeriksaan kesehatan untuk ibu dan calon ibu
Selain pemeriksaan di atas, ada lima pemeriksaan yang juga
direkomendasikan untuk dilakukan oleh calon pengantin perempuan karena
mereka akan menjadi calon ibu, juga penting dilakukan oleh para ibu yang sudah
memiliki anak, yaitu:
1. Pemeriksaan periodontal
Pemeriksaan ini meliputi pembersihan rutin dan pemeriksaan gusi untuk
menjaga gigi dan gusi agar tetap sehat dan bebas dari infeksi serta penyakit.
Bagian yang diperiksa adalah sambungan antara gusi dan gigi serta kemungkinan
adanya peradangan di sekitar gusi.
14

Hal ini menjadi penting karena perempuan yang memiliki penyakit gusi
berisiko 7 kali lipat lebih tinggi melahirkan prematur. Selain itu pada ibu hamil
lebih rentan mengalami peradangan gusi akibat adanya perubahan hormon.
Karenanya ibu hamil harus lebih sering memeriksakan diri ke dokter yaitu setiap
3-4 bulan sekali, terutama jika sering mengalami gusi berdarah.
2. Pemeriksaan thyroid stimulating hormone (TSH)
Pemeriksaan ini akan menunjukkan apakah kadar hormon tiroid seseorang
kurang aktif (hipotiroid) atau justru terlalu aktif (hipertiroid). karena kadar
hormon ini bisa mempengaruhi kesehatan perempuan. Pemeriksaan ini penting
karena gangguan tiroid dapat mengganggu kesempatan seseorang untuk hamil,
misalnya perempuan yang mengalami hipotiroid akan terganggu proses
ovulasinya sedangkan hipertiroid bisa meningkatkan risiko keguguran atau
kelahiran prematur.
3. Pemeriksaan hitung darah lengkap (complete blood count/CBC)
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengevaluasi seberapa baik sumsum tulang
belakang dan sistem kekebalan tubuh bekerja. Jika sel darah putihnya tinggi, hal
ini menunjukkan adanya infeksi. Jika kadar hemoglobin rendah, menunjukkan
adanya anemia, dan jika kadar platelet rendah menunjukkan adanya masalah
dalam pembekuan darah.
Setelah seseorang perempuan memiliki anak, cenderung memiliki periode
menstruasi yang berat sehingga membuat seseorang rentan terhadap anemia.
Selain itu untuk mengetahui apakah ada gangguan dalam jumlah komponen
darahnya.
4. Pap smear
15

Pap smear dilakukan untuk mendeteksi perubahan prakanker atau kanker


pada leher rahim. Biasanya dokter akan mengambil sedikit sampel cairan di leher
rahim dan memeriksakannya di laboratorium. Pemeriksaan ini penting dilakukan
oleh perempuan yang sudah menikah. Deteksi dini bisa menjegah kondisi yang
lebih serius seperti kanker leher rahim.
5. Pemeriksaan kepadatan mineral tulang
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kepadatan mineral tulang yang
dapat memicu osteoporosis. Kondisi ini terjadi saat tulang mulai tipis dan lemah.
Untuk memeriksanya biasanya digunakan mesin yang disebut dengan dual energy
photon absorptiometer (DEXA). Pemeriksaan ini lebih penting lagi untuk
dilakukan bagi perempuan yang memiliki riwayat osteoporosis, atau
mengkonsumsi obat tiroid dan steroid.
Masalah bisa bertambah parah saat seorang ibu menyusui. Jika ia tidak
mendapatkan kalsium yang cukup, maka tubuh akan mengambilnya dari tulang
dan diberikan pada bayi. Karenanya penting untuk mengetahui apakah kepadatan
mineral tulangnya masih baik atau sudah berkurang.

A.1.3. Upaya-Upaya Promosi Kesehatan Pada Pasangan Pranikah


Menurut Pratiwi 2011, upaya-upaya promosi kesehatan pada pasangan pranikah
sebagai berikut:

A. Upaya promotif
16

1. Penyuluhan tentang gizi pada pranikah


Pasangan pranikah banyak mengesampingkan nutrisi nya dengan alasan
sibuk mempersiapkan pernikahannya yang sebenarnya tidak perlu terlalu
dipusingkan. Al ini sering tejadi pada wanita  yang sibuk dengan program diet
nya yang nanti akan berdampak pada psikologisnya.u. untuk itu penyuluhan
tentang gizi seimbang sanat diperlukan agar tidak terjadi kekurangan nutrisi
2. Sex Education
Hal ini dilakukan untuk memberikan pengetahuan pada pasangan pranikah
agar hubungan nya tetap harmonis. Karena fakta membuktikan banyak
pasangan yang bercerai karena kurangnya pendidikan seks sebelum nikah.
Pendidikan seks ini dapat kita lakukan dengan cara penyuluhan seperti
pendidikan tentang kesehatan reproduksi, PMS (Penyakit Menular Seksual),
cara dan waktu berhubungan yang sehat, dan lain-lain.
3. Personal Hygiene
Merupakan salah satu yang menjadi prioritas utama bagi pasangan
pranikah. Dimana biasanya pasangan pranikah terutama wanita lebih sering
melakukan perawatan yang terdiri dari perawatan payudara, kulit, rambut,
kuku, genitalia dll. Tetapi hal ini terkadang tergantung pada budaya masing-
masing daerah.
4. Imunisasi CATIN
Imunisasi bertujuan untuk mencegah pasangan terutama pada wanita agar
tidak terserang oleh virus clostridium teteani, apabila nanti wanita tersebut
hamil dan terjadi perlukaan saat persalinan maka si ibu tidak akan mudah
mengalami infeksi dan perdarahan postpartum.
17

B. Upaya Preventif
1. Pemeriksaan papsmear

Tindakan ini bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknya seseorang itu
terjangkit kanker serviks. Dapat disarankan pada pasangan melakukan
pemeriksaan ke laboratorium atau ke rumah sakit.

2. Pemeriksaan Hematologi

Tindakan ini bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidak nya seseorang
menderita kelainan darah. Seperti terjangkit HIV, TB, virus rubella ,virus
toxoplasma dan sebagainya. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukakan 6 bulan
sebelum pernikahan karna dalam jarak waktu yang cukup akan keluar hasil
pemeriksaan dan jika ada kelainan dapat dilakukan penanggulangan
permasalahannya.
18

C. Upaya kuratif
Pengobatan TORCH dan kanker seviks pada wanita yang akan menikah
dengan memberikan pengobatan secara intensif. Menyakinkan pada pasangan
kalau terjangkitnya penyakit tersebut bukan berarti tidak dapat menikah dan
menjalani hidup sebagai seorang istri Perbaikan nutrisi pada pasangan pra nikah
untuk memperbaiki tingkat kesuburan pasangan dan mencegah terjadinya
infertilitas.
D. Upaya Rehabilitatif
Di dalam upaya rehabilitatif promosi kesehatan pra nikah, dapat mengenai
perawatan kanker serviks tingkat lanjut. Memberikan perawatan pada wanita yang
akan menikah dan telah menjalani pengobatan lanjutan. Disini dilakukan
pemulihan fisik dan mental. Meyakinkan dan memulihkan kepercayaan diri
pasien sehingga dapat menjalani hidupnya sebagai seorang istri dan ibu nantinya.

B. Kajian Teori
Informasi Tentang Kehamilan, Penundaan Kehamilan, Persalinan
dan Pasca Salin
1. Kehamilan
Kehamilan ideal adalah kehamilan yang direncanakan, diinginkan dan dijaga
perkembangannya secara baik. Namun ada kalanya berbagai faktor yang dapat
membuat kehamilan menjadi tertunda atau bahkan tidak diinginkan.
Kehamilan tidak diinginkan dapat terjadi:
a) Akibat hubungan seks pranikah
b) Akibat gagal/drop out KB
c) Pada unmet need (wanita usia subur yang tidak ingin punya anak tetapi
19

tidak menggunakan alat kontrasepsi). Namun demikian, tidak ada yang


lebih membahagiakan pasangan suami istri selain dari kehadiran buah hati
dalam perkawinan mereka.
Kontrasepsi hormonal merupakan hormon progesteron atau kombinasi
estrogen dan progesteron, prinsip kerjanya mencegah pengeluaran sel telur
dari kandung telur , sehingga sel telur berjalan lambat sehingga mengganggu
waktu pertemuan sperma dan sel telur. Jenis kontrasepsi hormonal terdiri dari
pil kontrasepsi, kontrasepsi suntikan, dan implan (Baziad dan Prabowo,
2011).
Efek samping dari kontrasepsi hormonal adalah adanya gangguan dari
menstruasi. Efek samping kontrasepsi DMPA (Depot Medroxyprogesteron
Asetat) dan implan yang paling utama adalah gangguan menstruasi berupa
amenore, spotting, perubahan siklus, frekuensi, lama menstruasi dan jumlah
darah yang hilang (Hartanto, 2013). Efek samping suatu metode kontrasepsi
merupakan suatu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan
keputusan terhadap kelangsungan pemakaian metode kontrasepsi (Anggraeni,
2009 dalam Susilowati dan Prasetyo, 2015).
2. Tanda-tanda kehamilan
a. Tes kehamilan poitif (+)
b. Tidak mendapat menstruasi/ haid sebagaimana biasanya (tidak menstruasi
pada siklus haid bulan berikutnya)
c. Timbul rasa mual, muntah-muntah dan pusing terutama pada pagi hari
serta sering buang air kecil
d. Tidak ada nafsu makan
e. Kadang-kadang mengidam atau menginginkan makanan yang jarang ada
atau tidak pernah dimakannya
f. Pada usia kehamilan lebih lanjut dengan alat tertentu dapat terdengar
20

detak jantung janin.


3. Cara Menghitung Usia Kehamilan dan Taksiran Persalinan
a. Menghitung Usia Kehamilan
Misalnya tanggal 8 Maret 2020 masih haid, kemudian ketika diperiksa
tanggal 14 April 2020 dinyatakan positif hamil berarti bahwa umur
kehamilannya adalah antara 8 Juni Maret sampai dengan 14 Juli April
2020 adalah 36 hari atau sekitar 5 minggu.
b. Menentukan Taksiran Persalinan
c. Taksiran persalinan/melahirkan: Harus diketahui haid terakhir (tanggal,
bulan, tahun)
Rumus:
Tanggal +7
Bulan -3
Tahun +1
Contoh: Haid atau dating bulan terakhir tanggal 8 Juni 2019 Maka waktu
persalinan diperkiraka Tanggal 8+7=15, Bulan 6-3=3, Tahun 2019+1=
2020 Jadi diperkirakan melahirkan pada tanggal 15 Maret 2020.
4. Memeriksa Kehamilan
Seorang ibu sebaiknya mulai memeriksakan kehamilan seawal mungkin, yaitu
setelah terlambat haid selama 2 bulan berturut-turut sehingga kesehatan ibu
dan janin selalu dapat dipantau dan ibu bisa memperoleh nasehat atau
pengobatan bila ada keluhan.
Pelayanan pemeriksaan ibu hamil mencakup 10T :
a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.
b. Pengukuran tekanan darah Ibu.
c. Tentukan status gizi (ukur lingkar lengan atas).
d. Pengukuran janin/pengukuran tinggi fundus uteri
21

e. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin


f. Penilaian status imunisasi TT
g. Tablet tambah darah
h. Tes laboratorium
i. Tata laksana kasus
j. Tatap muka/konseling tentang kehamilan Pemeriksaan kehamilan minimal
4 kali selama kehamilan :
Trimester I (0-3 bulan) : 1 kali Trimester II (4-6 bulan) : 1 kali Trimester
III (7-9 bulan) : 2 kali (Kementrian Kesehatan, 2016).
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
tenaga kesehatan yang profesional untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu
hamil beserta janin yang dikandungnya. Pelayanan antenatal yang dilakukan
secara teratur dan komprehensif dapat mendeteksi secara dini kelainan dan
risiko yang mungkin timbul selama kehamilan, sehingga kelainan dan risiko
tersebut dapat diatasi dengan cepat dan tepat1. Indikator yang digunakan
untuk menggambarkan akses ibu hamil terhadap pelayanan antenatal yaitu
cakupan K1 (Kunjungan pertama) adalah kontak pertama ibu hamil dengan
tenaga kesehatan dan K4 adalah kontak 4 kali atau lebih dengan tenaga
kesehatan yang mempunyai kompetensi, sesuai standar.
Pelayanan antenatal dinilai berkualitas apabila pelayanan antenatal tersebut
telah memenuhi standar yang telah ditetapkan pemerinztah, yaitu 10 T
(timbang berat badan dan ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, nilai status
gizi (ukur lingkar lengan atas/ LiLa), ukur tinggi fundus uteri, tentukan
presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), skrining status imunisasi
tetanus dan pemberian imunisasi tetanus bila diperlukan, pemberian tablet
tambah darah, pemeriksaan laboratorium sederhana (rutin/khusus),
tatalaksana/penanganan kasus, temu wicara/ konseling) (Kemenkes RI, 2012).
22

5. Menjaga Kehamilan
Ibu hamil dapat melakukan kegiatan sehari-hari seperti biasa selama tidak
ditemukan adanya keluhan atau kelainan dan memperhatikan istirahat yang
cukup. Beberapa hal yang perlu diperhatikan ibu hamil adalah :
a. Jangan kelelahan dan mengangkat benda berat
b. Berbaring selama 1 jam pada siang hari, usahakan kaki lebih tinggi dari
perut
c. Tidur cukup (9 - 10 jam)
d. Tidur terlentang pada saat hamil muda, tidur miring pada kehamilan lanjut
e. Berpakaian longgar yang menyerap keringat
f. Memakai kutang yang dapat menahan payudara yang membesar serta
memakai alas kaki bertumit rendah.
g. Posisi hubungan seks perlu diatur agar tidak menekan perut Ibu
h. Beraktivitas fisik dengan berjalan kaki selama 30-60 menit tiap hari atau
berolahraga ringan seperti senam hamil dilakukan dengan hati-hati dan
seksama
i. Hindari berdekatan dengan orang yang sedang sakit menular dan orang
yang merokok
j. Pemakaian obat harus sesuai dengan petunjuk dokter
k. Makan bergizi seimbang termasuk sayur dan buah 3-5 porsi sehari
6. Nutrisi Makanan Ibu Hamil
Makanan ibu hamil harus diperhatikan karena selain untuk kebutuhan ibu juga
dibutuhkan untuk perkembangan janin. Kekurangan gizi akan mengakibatkan
ibu hamil cepat lelah dan pusing, muka pucat, mudah terserang penyakit,
Kekurangan ASI atau ASI tidak keluar pada saat menyusui. Kekurangan gizi
pada Ibu hamil juga bisa menyebabkan janin keguguran, pertumbuhan janin
terganggu sehingga bayi lahir dengan berat lahir rendah, perkembangan otak
23

janin terhambat hingga dapat menyebabkan kecerdasan berkurang atau cacat,


bayi lahir sebelum waktunya dan yang paling parah adalah kematian pada
bayi.
Menurut penelitian Mulyati (2013) Kurang Energi Kronis merupakan keadaan
dimana seseorang menderita ketidak seimbangan asupan gizi (energi dan
protein) yang berlangsung menahun Seseorang dikatakan menderita risiko
Kurang Energi Kronis bilamana LILA (Lingkar Lengan Atas) < 23,5 cm
berarti risiko Kekurangan Energi Kronis dan ≥ 23,5 cm berarti tidak berisiko
Kekutangan Energi Kronis (Lubis, 2003; h.6).
Status Kekurangan Energi Kronis sebelum kehamilan dalam jangka panjang
dan selama kehamilan akan menyebabkan ibu melahirkan bayi dengan berat
badan lahir rendah. Di samping itu, akan mengakibatkan anemia pada bayi
baru lahir, mudah terinfeksi, abortus, dan terhambatnya pertumbuhan otak
janin (Supariasa, 2016).
7. Kehamilan dan Persalinan Berisiko
Kehamilan dan persalinan berisiko tinggi biasanya terjadi karena faktor: 4
terlalu dan 3 terlambat.
Empat Terlalu yaitu:
a. Terlalu muda untuk hamil (kurang dari 20 tahun)
b. Terlalu tua untuk hamil (lebih dari 35 tahun
c. Terlalu sering hamil (anak lebih dari 3)
d. Terlau dekat atau rapat jarak kehamilannya (kurang dari 2 tahun
Tiga Terlambat yaitu:
1) Terlambat mengambil keputusan untuk mencari upaya medis kedaruratan
2) Terlambat tiba di fasilitas kesehatan
3) Terlambat mendapat pertolongan medis yang adekuat.
Usia terbaik perempuan untuk hamil antara 20-35 tahun, sementara jarak
24

kehamilan yang baik adalah minimal 2 tahun karena dengan jarak kelahiran
tersebut akan memberi kesempatan bagi organ - organ reproduksi si ibu untuk
mengembalikan fungsinya dengan baik dan memberi kesempatan bagi organ-
organ reproduksi si ibu untuk kembali normal dengan baik dan memberi
kesempatan bagi anak yang lahir untuk tumbuh dan berkembang dengan
perhatian yang penuh kasih sayang. Sebelum merencanakan punya anak lagi
sebaiknya dipertimbangkan secara matang, misalnya bagaimana persiapan
biaya perawatannya, penyediaan kesempatan untuk mengenyam pendidikan
dan kehidupan yang layak.
Penelitian yang dilakukan oleh Wiyastuti an Susilawati (2007) di Rumah
Sakit Umur Daerah Palembang Bari (2007), didapatkan hasil resiko plasenta
previa pada ibu yang usianya kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun,
dua kali lipat jika dibandingkan dengan ibu yang usianya antara 20 tahun
sampai 35 tahun. Dari penelitrian Abdat (2010) di Rumah Sakit Dr Moewardi
Surakarta didaptkan hasil bahwa resiko plasenta previa pada multipara 2,53
kali jika dibaningkan dengan primipara.
8. Penundaan Kehamilan
Menunda kehamilan dengan kontrasepsi yang tepat, tidak semua pasangan
yang baru menikah ingin segera hamil. Untuk menunda kehamilan tersedia
beberapa metode KB yang dianjurkan misalnya seperti:
a. Metode modern jangka pendek seperti pil, kondom
b. Metode modern jangka panjang seperti implan/AKBK (Alat Kontrasepsi
Bawah Kulit), IUD/AKDR (Alat Kontraepsi alam Rahim)
c. Metode alamiah seperti pantang berkala seperti pengukuran suhu basal,
penilaian lendir vagina.
9. Tanda Bahaya Kehamilan
Masa kehamilan merupakan proses yang menghubungkan antara ibu dan
25

janin, hal itu dalam masa kehamilan kemungkinan akan terjadi tanda-tanda
yang dapat mengancam jiwa ibu atau janin yang dikandungnya. Beberapa
tanda bahaya yang dapat terjadi adalah sebagai berikut :
1) Perdarahan waktu hamil walaupun hanya sedikit.
2) Bengkak di kaki, tangan atau wajah disertai sakit kepala dan atau kejang.
3) Demam atau panas tinggi lebih dari 2 hari.
4) Keluarnya cairan yang berlebihan dari liang rahim dan kadang berbau.
5) Keluar cairan ketuban sebelum tiba saat melahirkan.
6) Muntah terus dan tidak mau makan.
7) Berat badan yang tidak naik pada trimester 2-3.
8) Bayi di kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak sama sekali.
10. Kesehatan Jiwa Ibu Hamil
Ibu yang hamil akan sehat secara mental jika suami, orangtua, ipar dan
keluarganya mendukungnya. Selain itu, persiapan fisik, sosial dan ekonomi juga
harus diperhatikan agar Ibu tidak stres. Ibu hamil juga tidak boleh dibebani
dengan pekerjaan atau tugas menumpuk. Beberapa kondisi emosiaonal yang
terjadi pada ibu hamil :
a. Ibu hamil mudah tersinggung, sensitif, uring-uringan, manja, mudah marah,
tidak semangat
b. Perasaan mudah lelah, tidak mau makan, tidak bisa tidur nyenyak, tidak
nyaman, merasa sesak. Hal-hal tersebut disebabkan oleh adanya
perubahan kondisi fisiknya.
c. Mencemaskan perubahan fisiknya, khawatir terhadap perkembangan
bayinya dalam rahim, khawatir bila bayinya meninggal, atau cacat
d. Merasa belum siap menjadi orangtua dan belum siap secara ekonomi
e. Ingin diperhatikan, pada waktu mengidam menginginkan makanan-
makanan yang mungkin tidak pada musimnya sehingga sulit didapat. Hal
26

tersebut semata-mata karena ingin diperhatikan keluarga dan suami Ibu


hamil bisa memeriksakan diri 1 kali di tiap 3 bulan kehamilan untuk
mendeteksi dini kondisi kesehatan jiwa seperti ada tidaknya depresi,
cemas, tekanan-tekanan/stres dalam berkeluarga.
Beberapa tips dalam menghadapi kasus depresi, cemas, tekanan/
stres pada ibu hamil :
1) Ibu dapat melakukan relaksasi sederhana sehingga menimbulkan
perasaan nyaman. Relaksasi dilakukan satu kali dalam sehari selama 20
menit.
2) Ketika ibu merasa santai, ajarkan untuk menenangkan pikirannya,
dengan meminta si ibu membayangkan dirinya berada di sebuah tempat
yang nyaman, tempat yang pernah dikenalnya dan disukainya. Misalnya
merasa sedang berada di pantai yang tenang atau mendengarkan musik
yang lembut.
Definisi Prakonsepsi
Masa pranikah dapat digolongkan dalam masa prakonsepsi, namun
masa prakonsepsi tidak selalu digolongkan ke dalam masa pranikah.
Merencanakan kehamilan merupakan perencanaan kehamilan untuk
mempersiapkan kehamilan guna mendukung terciptanya kehamilan yang
sehat dan menghasilkan keturunan yang berkualitas yang diinginkan oleh
keluarga (Nurul, 2013).
Prakonsepsi berasal dari dua kata yakni pra dan konsepsi. Pra artinya
sebelum (Setiawan, 2017). Konsepsi atau pembuahan adalah bertemunya
sel telur (ovum) dengan sperma (spermatozoa) (Purwandari, 2011).
Prakonsepsi adalah masa sebelum kehamilan terjadi (Katherine, dkk,
2013). Sehingga prakonsepsi adalah sebelum terjadinya pertemuan antara
sel telur dengan sperma yang dapat menyebabkan kehamilan. Perawatan
27

prakonsepsi adalah perawatan yang diberikan sebelum kehamilan dengan


sasaran mempermudah seorang wanita mencapai tingkat kesehatan yang
optimal sebelum ia mengandung.
Perencanaan kehamilan merupakan hal yang penting untuk dilakukan
setiap pasangan suami istri. Baik itu secara psikolog/ mental, fisik dan
finansial adalah hal yang tidak boleh diabaikan (Kurniasih, 2010).
Merencanakan kehamilan merupakan perencanaan kehamilan untuk
mempersiapkan kehamilan guna mendukung terciptanya kehamilan yang
sehat dan menghasilkan keturunan yang berkualitas yang diinginkan oleh
keluarga (Nurul, 2013). Masa prakonsepsi disebut juga masa sebelum
hamil. Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil didefinisikan sebagai
kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang ditujukan pada perempuan
sejak saat remaja hingga saat sebelum hamil dalam rangka menyiapkan
perempuan menjadi hamil sehat (Kemenkes, 2014).
Dari beberapa pengertian diatas, perencanaan kehamilan merupakan
perencanaan berkeluarga yang optimal melalui perencanaan kehamilan
yang aman, sehat dan diinginkan merupakan salah satu faktor penting
dalam upaya menurunkan angka kematian maternal. Menjaga jarak
kehamilan tidak hanya menyelamatkan ibu dan bayi dari sisi kesehatan,
namun juga memperbaiki kualitas hubungan psikologi keluarga. Jadi
prakonsepsi berarti sebelum terjadi pertemuan sel sperma dengan ovum
atau pembuahan atau sebelum hamil. Periode prakonsepsi adalah rentang
waktu dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi, tetapi idealnya
harus mencakup waktu saat ovum dan sperma matur, yaitu sekitar 100 hari
sebelum konsepsi.
Asuhan kebidanan prakonsepsi adalah suatu perencanaan intervensi
biomedik, perilaku, dan kesehatan sosial pada perempuan dan pasangannya
28

sebelm terjadi
konsepsi. Pengertian lainnya yakni sejumlah intervensi yang bertujuan
untuk menemukan dan mengubaj risiko biomedik, perilaku, dan sosial
uuntuk mewujudkan kesehatan perempuan atau hasil kehamilan melalui
pencegahan dan pengelolaan yang menyangkit faktor-faktor tersebut yang
harus dilaksanakan sebelum terjadinya konsepsi atau pada masa kehamilan
dini untuk mendapatkan hasil yang maksimal (Winardi, 2016).
Keputusan Menteri Kesehatan RI No.369/Menkes/SK/III/2007
tentang standar profesi bidan dalam kompetensi ke-2 Pra konsepsi, KB dan
ginekologi yakni bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,
pendidikan kesehatan yang tanggap terhadap budaya dan pelayanan
menyeluruh dimasyarakat dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan
keluarga sehat, perencanaan kehamilan dan kesiapan menjadi orang tua.

Pemeriksaan Kesehatan Prakonsepsi


Persiapan Medis merupakan salah satu dari rangkaian persiapan yang
perlu dilakukan, hal ini sangat disarankan oleh kalangan medis serta para
penganjur dan konsultan prakonsepsi. Karena Sebagian besar masyarakat
umumnya tidak sepenuhnya mengetahui status kesehatannya secara detail,
apalagi bagi yang tidak melaksanakan general check up rutin tahunan.
Seseorang yang terlihat sehat bisa saja sebenarnya adalah silent
carrier/pembawa dari beberapa penyakit infeksi dan hereditas dan saat
hamil dapat mempengaruhi janin atau bayi yang dilahirkannya nanti
(Purba, 2014).
Pemeriksaan kesehatan prakonsepsi adalah sekumpulan pemeriksaan
untuk memastikan status kesehatan pasangan, terutama untuk mendeteksi
adanya penyakit menular, menahun, atau diturunkan yang dapat
29

mempengaruhi kesuburan pasangan maupun kesehatan janin. Dengan


melakukan pemeriksaan kesehatan prakonsepsi berarti kita dan pasangan
dapat melakukan tindakan pencegahan terhadap masalah kesehatan terkait
kesuburan dan penyakit yang diturunkan secara genetik (Prodia, 2014).
Tujuan utama melakukan pemeriksaan kesehatan konsepsi adalah
untuk membangun keluarga sehat sejahtera dengan mengetahui
kemungkinan kondisi kesehatan anak yang akan dilahirkan termasuk soal
genetik, penyakit kronis, penyakit infeksi yang dapat mempengaruhi
kondisi kesehatan keturunan bukan karena kecurigaan dan juga bukan
untuk mengetahui keperawanan.
Manfaat tes kesehatan sebelum prakonsepsi antara lain:
1. Sebagai tindakan pencegahan yang sangat efektif untuk mengatasi
timbulnya penyakit keturunan dan penyakit berbahaya lain yang
berpotensi menular.
2. Sebagai tindakan pencegahan yang efektif untuk membendung
penyebaran penyakit-penyakit menular yang berbahaya di tengah
masyarakat. Hal ini juga akan berpengaruh positif bagi kehidupan
ekonomi dan sosial masyarakat.
3. Sebagai upaya untuk menjamin lahirnya keturunan yang sehat dan
berkualitas secara fisik dan mental. Sebab, dengan tes kesehatan ini
akan diketahui secara dini tentang berbagai penyakit keturunan yang
diderita oleh kedua pasangan.
4. Mengetahui tingkat kesuburan masing-masing pasangan.
5. Memastikan tidak adanya berbagai kekurangan fisik maupun
psikologis pada diri masing-masing pasangan yang dapat menghambat
tercapainya tujuan-tujuan mulia pernikahan.
6. Memastikan tidak adanya penyakit-penyakit berbahaya yang
30

mengancam keharmonisan dan keberlangsungan hidup pernikahan


terjadi.
7. Sebagai upaya untuk memberikan jaminan tidak adanya bahaya yang
mengancam kesehatan masing-masing pasangan yang akan
ditimbulkan oleh persentuhan atau hubungan seksual di antara mereka.
Perencanaan Kehamilan (Kemenkes RI, 2017)
Kehamilan adalah masa dimana seorang perempuan memiliki janin
yang sedang tumbuh didalam tubuhnya. Setiap kehamilan harus
direncanakan, diinginkan dan dijaga perkembangannya dengan baik.
Catin perlu mengetahui tanda-tanda
kehamilan agar mempunyai pemahaman dan kepedulian bila
hamil kelak, mempersiapkan diri untuk hamil dan bersalin
secara sehat dan aman.
a.Dampak Usia Kehamilan Muda dan Kehamilan Tua
Menurut Kemenkes RI (2017:105) dampak usia kehamilan terlalu
muda dan tua yaitu sebagai berikut:
1) Kehamilan pada usia muda (<20 tahun)
a) Organ reproduksi belum berkembanga sempurna
b) Keracunan kehamilan (pre eklamsi)
c) Keguguran
d) Perdarahan
e) Resiko panggul sempit sehingga menyulitkan saat bersalin
f) Bayi lahir sebelum waktunya
g) Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
h) Cacat bawaan
i) Masalah mental sosial (Ibu belum siap menerima kehamilan)
2) Kehamilan pada usia tua (>35 tahun)
31

a) Dapat meningkatkan resiko hipertensi dalam kehamilan


b) Diabetes
c) Pre eklamsi
d) Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
e) Cacat Bawaan
f) Lahir Sebelum waktunya
g) Keguguran
b. Mencegah Kehamilan Usia Muda
Menurut Kemenkes RI (2017:105) cara mencegah kehamilan di usia muda,
yaitu:
1) Mengupayakan pernikahan pada perempuan usia diatas 20 tahun.
2) Tunda kehamilan pertama sampai usia perempuan diatas 20 tahun.
3) Konsultasikan dengan petugas kesehatan mengenai metode
kontrasepsi yang tepat digunakan untuk menunda kehamilan
sesuai dengan kondisi pasangan suami istri.
c.Metode Kontrasepsi yang dapat digunakan untuk Penundaan dan
Penjarangan Kehamilan
Menurut Kemenkes RI (2017:105) berikut merupakan metode
kontrasepsi yang dapat digunakan untuk penundaan dan penjarangan
kehamilan, yaitu:
1) Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
a) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
b) Implant
c) Metode Operasi Wanita (MOW)
d) Metode Operasi Pria (MOP)
2) Non-Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non-MKJP)
a) Metode Amenore Laktasi (MAL)
b) Kondom
c) KB Suntik
d) KB Pil
Persiapan kehamilan
BKKBN (2014) mengungkapkan berbagai persiapan kehamilan yang
sehat diantaranya:
1. Pemeriksaan kesehatan
Pemeriksaan kesehatan merupakan salah satu bagian penting dari
pelayanan kesehatan prakonsepsi yang bertujuan untuk mempersiapkan
calon ibu dalam menjalani kehamilan dan persalinan yang sehat dan
selamat serta memperoleh bayi yang sehat. Pemeriksaan kesehatan
dapat dilakukan di puskesmas atau rumah sakit.
2. Menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh
Dapat dilakukan dengan cara olahraga yang teratur. Aktivitas
fisik/olahraga tidak perlu dilakukan selama berjam-jam. Cukup 3 kali

18
19

dalam seminggu selama 1/2 jam, dan lakukan secara rutin. Manfaat
olahraga selain menyehatkan, juga mencegah terjadinya kelebihan berat
badan.
Berat badan yang sehat membantu pembuahan dan kehamilan membuat
lebih nyaman. Diet penurunan berat badan harus benar-benar dikontrol
agar dapat aman selama kehamilan, terutama disarankan untuk wanita
yang mengalami kelebihan berat badan serius, tetapi harus disertai
dengan selalu berkonsultasi dengan dokter dan atas rekomendasi ahli
gizi. Berat badan kurang dapat mengganggu kesuburan karena
kekurangan jumlah lemak yang dibutuhkan tubuh. Sementara kelebihan
berat badan dapat mempengaruhi proses ovulasi menjadi tidak teratur.
Selain itu, kelebihan berat badan berisiko lebih besar untuk mengalami
komplikasi, seperti tekanan darah tinggi dan diabetes selama
kehamilan.
3. Menghentikan kebiasaan buruk
Kebiasaan merokok, minum alkohol, atau bahkan menggunakan
narkoba, dapat menyebabkan berbagai masalah selama kehamilan, juga
janin yang dikandung, Bayi dapat lahir prematur, lahir dengan cacat
bawaan hingga kematian janin. Perempuan yang minum alkohol
memiliki kemungkinan rendah untuk bisa hamil. Sedangkan untuk
kaum pria, minum alkohol dapat mempengaruhi kualitas sperma dengan
menurunkan tingkat testosteron dan bisa menyebabkan testis layu.
Begitu pula rokok dapat menurukan kesuburan baik pada perempuan
maupun laki-laki. Racun pada rokok dapat mengakibatkan kerusakan
kromosom pada telur, dan melemahkan kemampuan untuk
menghasilkan estrogen yang sangat diperlukan untuk menyiapkan
lapisan rahim menjelang kehamilan. Bagi laki-laki, rokok berpengaruh
terhadap kualitas dan kuantitas sperma. Kemauan sperma membuahi sel
telur dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas spermatozoa.
20

4. Meningkatkan asupan makanan bergizi


Persiapan kehamilan sehat memang sangat penting terkait dengan
makanan dan nutrisi yang dikonsumsi. Salah satu cara yang dapat
dilakukan adalah mengatur pola makan dengan prinsip gizi seimbang,
memperbanyak konsumsi buah dan sayuran, menghindari makanan
yang mengandung zat-zat aditif seperti penyedap, pengawet, dan
pewarna. Kandungan radikal bebas dari zat aditif tersebut dapat
memicu terjadinya mutasi genetik pada anak sehingga menyebabkan
kelainan fisik, dan cacat kongenital.
Saat terjadi pembuahan, janin sudah terekpos dengan nutrisi yang
dimakan ibu sejak dua mingu sebelumnya. Sehingga calon ibu harus
memperhatikan asupan makanan yang mendukung pembentukan janin
sehat. Dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung:
a) Protein
Berfungsi untuk meningkatkan produksi sperma. Makanan sumber
protein seperti telur, ikan, daging, tahu dan tempe.
b) Asam folat
Berperan dalam perkembangan system saraf pusat dan darah janin,
cukup asam folat mengurangi risiko bayi lahir dengan cacat sistem
saraf sebanyak 70%. Jika seorang perempuan memiliki kadar asam
folat yang cukup setidaknya 1 bulan sebelum dan selama
kehamilan, maka dapat membantu mencegah kecacatan pada otak
dan tulang belakang bayi. Asam folat dapat diperoleh melalui
makanan, seperti sayuran berwarna hijau tua (bayam, sawi hijau,
caisim mini), asparagus, brokoli, pepaya, jeruk, stroberi, rasberi,
kacang-kacangan, alpukat, okra, kembang kol, seledri, wortel, buah
bit, dan jagung. Sebagian susu untuk ibu hamil pun mengandung
asam folat cukup tinggi, sehingga dapat membantu memenuhi
kebutuhan Ibu. Ibu dapat memilih susu untuk ibu hamil yang
rasanya enak untuk mengurangi rasa mual, serta tentu merupakan
21

produk yang berkualitas tinggi.


c) Konsumsi berbagai Vitamin
1. Vitamin A
Berperan cukup penting dalam produksi sperma yang sehat.
Terdapat pada hati, mentega, margarin, telur, susu, ikan
berlemak, brokoli, wortel, bayam, dan tomat.
2. Vitamin D
Kekurangan vitamin D akan menurunkan tingkat kesuburan
hingga 75%. Sumber vitamin D diproduksi di dalam tubuh
dengan bantuan sinar matahari, selain itu dapat pula diperoleh
dari telur, susu, hati, minyak ikan, ikan tuna, margarin, dan
ikan salmon.
3. Vitamin E
Vitamin E dapat meningkatkan kemampuan sperma membuahi
sel telur dan mencegah keguguran karena perannya dalam
menjaga kesehatan dinding rahim dan plasenta. Banyak
terdapat pada minyak tumbuh- tumbuhan, bekatul gandum, dan
kecambah atau tauge.
4. Vitamin B6
Kekurangan vitamin ini akan menyebabkan terjadinya
ketidakseimbangan hormon, padahal keseimbangan hormon
estrogen dan progesteron penting untuk terjadinya kehamilan.
Sumber vitamin B6 antara lain ayam, ikan, beras merah,
kacang kedelai, kacang tanah, pisang, dan sayur kol.
5. Vitamin C
Pada wanita, vitamin C berperan penting untuk fungsi indung
telur dan pembentukan sel telur. Selain itu, sebagai antioksidan
(bekerjasama dengan vitamin E dan beta karoten) vitamin C
berperan melindungi sel- sel organ tubuh dari serangan radikal
bebas (oksidan) yang mempengaruhi kesehatan sistem
22

reproduksi. Vitamin C banyak terdapat


pada jambu biji, jeruk, stroberi, pepaya, mangga, sawi, tomat,
dan cabai merah.
d) Cukupi zat seng
Berperan penting dalam pertumbuhan organ seks dan juga
pembentukan sperma yang sehat. Bagi calon ibu, seng membantu
produksi materi genetik ketika pembuahan terjadi. Bagi calon ayah,
melancarkan pembentukan sperma. Sumber seng antara lain
makanan hasil laut/seafood (seperti lobster, ikan, daging kepiting),
daging, kacang-kacangan (kacang mete dan almond), biji-bijian
(biji labu dan bunga matahari), serta produk olahan susu.
e) Cukupi zat besi
Kekurangan zat besi membuat siklus ovulasi (pelepasan sel telur)
ibu tergangu. Makanan atau multivitamin yang mengandung zat
besi akan membantu dalam persiapan kehamilan dan menghindari
anemia yang sering kali dikeluhkan oleh ibu hamil. Sumbernya:
hati, daging merah, kuning telur, sayuran hijau, jeruk, dan serealia
yang diperkaya zat besi.
f) Fosfor
Jika kekurangan, menurunkan kualitas sperma calon ayah. Ada di
susu, dan ikan teri.
g) Selenium (Se)
Berperan penting dalam produksi sperma yang sehat. Gejala
kekurangan selenium antara lain tekanan darah tinggi, disfungsi
seksual dan ketidaksuburan. Sumber selenium antara lain adalah
beras, bawang putih, kuning telur, seafood, jamur, dan semangka.
h) Kurangi konsumsi kandungan makanan yang berminyak
Jika memungkinkan, calon ibu dapat mengganti minyak goreng
dengan minyak zaitun. Kandungan asam lemak yang terkandung di
dalam minyak zaitun bermanfaat untuk kesehatan jantung, tubuh,
23

serta level kolestrol sehingga menyeimbangkan endokrin yang


sehat.
i) Membatasi Kafein
Batasi konsumsi kopi dan teh dikarenakan mengandung kafein
yang dapat memperburuk kesehatan menjelang persiapan
kehamilan. Rekomendasi dari pakar kesehatan bahwa mengawali
kehamilan dapat dilakukan dengan batas mengkonsumsi kafein
sebanyak 200 miligram, hal ini juga dapat dibatasi sampai
kehamilan.
j) Hindari konsumsi
1. Daging mentah, karena berisiko mengandung virus penyebab
toksoplasma, parasit penyebab infeksi janin, dan bakteri E.coli
yang berbahaya bagi kehamilan dan janin.
2. Sayuran mentah (lalap dan salad). Bila proses pencucian
kurang baik, dapat mengandung virus penyebab toksoplasma.
3. Daging ayam dan telur ½ matang atau mentah, kemungkinan
ada bakteri salmonella penyebab diare berat.
4. Ikan bermekuri. Merkuri yang terakumulasi dan tertinggal di
darah akan memengaruhi sistem saraf janin. Waspada makan
ikan tuna kalengan, tuna beku, kakap putih, bawal hitam,
marlin, tongkol, dan hiu. Meski kaya omega 3 dan 6, ikan dari
sebagian perairan Indonesia diduga tercemar merkuri melalui
penurunan kualitas air maupun rantai makanan.
5. Persiapan secara psikologis dan mental
Calon ibu dapat mulai merencanakan kehamilan dengan
memikirkan tujuan memiliki anak atau tidak memiliki anak, dan
bagaimana mencapai tujuan ini. Hal ini disebut dengan rencana
hidup reproduktif. Misalnya bila Ibu berpikir ingin menunda
kehamilan, pilihlah kontrasepsi yang sesuai untuk mencapai
tujuan tersebut. Jika Ibu berpikir untuk hamil, sangatlah penting
24

untuk mengambil langkah-langkah agar Ibu dapat hamil sehat


dan melahirkan bayi yang sehat pula.
Ibu dapat memperkaya pengetahuan seputar kehamilan yang
berhubungan dengan perencanaan, perawatan selama kehamilan,
menjelang persalinan, pasca persalinan dan juga perawatan bayi
dari berbagai sumber yang terpercaya.
Agar kehamilan yang akan dijalani tidak menimbulkan
ketegangan, hindari hal – hal yang akan memberi pengaruh
buruk dalam keseimbangan hormonal. Stres dapat merusak
siklus bulanan, dan mencegah proses ovulasi. Sebuah studi
membuktikan, wanita dengan tingkat stres tinggi umumnya sulit
hamil. Jadi sangat baik jika calon ibu mulai belajar mengatasi
stres sehingga tidak mempengaruhi kesehatan reproduksi.
Sebaiknya ibu mulai mempersiapkan mental dalam menghadapi
perubahan yang akan terjadi pada saat kehamilan. Ibu harus
mendapat dukungan selama kehamilan dari orang terdekat
seperti suami dan keluarga sehingga semakin siapuntuk menjadi
ibu baru.
6. Perencanaan financial/keuangan
Persiapan financial/ keuangan yang matang untuk persiapan
pemeliharaan kesehatan dan persiapan menghadapi kehamilan
dan persalinan penting dilakukan karena timbulnya ketegangan
psikis serta tidak terpenuhinya kebutuhan gizi yang baik pada
saat kehamilan sebagian besar disebabkan karena ketidaksiapan
pasangan dalam hal financial/keuangan.
Kehamilan merupakan hal yang dapat diperkirakan termasuk
biayanya. Biaya kehamilan ini dapat di diskusikan antara suami
dan isteri karena biaya kehamilan merupakan bagian dari biaya
kehidupan berumah tangga. Adapun biaya yang perlu
diperhatikan guna persiapan kehamilan ini, diantaranya
25

mencakup biaya kesehatan (biaya konsultasi, pemeriksaan, obat


dan melahirkan), biaya-biaya pasca melahirkan (tempat tidur
bayi, pakaian bayi, popok, selimut, dll) dan persiapkan pula
biaya untuk hal-hal yang tak terduga.
7. Jangan malu bertanya dan berkonsultasi
Calon ibu dan suami sangat dianjurkan untuk konsultasi dengan
dokter/bidan/tenaga kesehatan lainnya mengenai kesehatan
reproduksi ibu dan pasangan. Dokter/bidan akan memberikan
saran mengenai masalah yang dikeluhkan. Konsultasikan pada
dokter mengenai riwayat kesehatan keluarga yang perlu
mendapat perhatian.
Selain itu, jika mengalami kekerasan dalam rumah tangga
(KDRT), maka ibu disarankan untuk meminta bantuan. KDRT
yang tidak diselesaikan dengan baik dapat menyebabkan cedera
hingga kematian, termasuk selama kehamilan (BKKBN, 2014).
BAB III
PEMBAHASAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA PRAKONSEPSI DENGAN
KONSELING CALON PENGANTIN

A. Pengkajian
Hari/Tanggal : 14 Desember 2020
Jam : 10.30 WIB
Tempat : Puskesmas Medan Johor
Nama Mahasiswa : Fadilah Widyaningsih

DATA SUBYEKTIF
1. Identitas
Nama catin wanita : Ny. S Nama catin laki: Tn. M
Umur : 23 tahun Umur : 24 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Batak/Indonesia
Pendidikan :SMA Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl SMA II
2. Alasan Datang : pasien datang ke puskesmas mendapat pengantar dari
KUA untuk mengetahui kesehatan dalam persiapan pranikah
3. Riwayat Menstruasi
Haid Pertama : Umur 15 tahun
Siklus : 28 hari
Banyaknya : 3-4 x ganti doek
Dismenorhea : Tidak Ada
Teratur/tidak teratur : Teratur
Lamanya : 5-7 hari
Sifat darah : Kental

26
27

4. Riwayat kesehatan
a. Catin wanita : tidak sedang atau pernah menderita penyakit jantung,
hipertensi, asma, DM, ginjal, batuk lama (belum pernah melakukan
pemeriksaan hepatitis, IMS, HIV/AIDS)
b. Catin laki-laki : tidak diperiksa
5. Riwayat kesehatan keluarga
a. Catin wanita : tidak sedang atau pernah menderita penyakit jantung,
hipertensi, asma, DM, ginjal, batuk lama (belum pernah melakukan
pemeriksaan hepatitis, IMS, HIV/AIDS)
b. Catin laki-laki : tidak diperiksa
6. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
a. Catin wanita : tidak ada
b. Catin laki-laki : tidak diperiksa
7. Eliminasi
- BAK : Frekuensi : 7-8 kali/ hari, Warna : Kuning Jernih
Keluhan waktu BAK : tidak ada
- BAB : Frekuensi : 2 kali/hari Warna : Kuning kecoklatan
Konsistensi : Lembek
Keluhan waktu BAB : Tidak ada keluhan
8. Keadaan psico, sosio, spiritual : keluarga dari kedua belah pihak
mendukung pernikahan. Kedua calon pengantin mengatakan sudah siap secara
mental untuk menikah
9. Riwayat pernikahan
Pasangan akan menikah tanggal 24 Januari 2021
Catin wanita : pernikahan yang pertama
Catin laki-laki : pernikahan yang pertama

DATA OBJEKTIF
1. Status emosional : Baik
28

2. Pemeriksaan fisik umum : BB : 50 kg TB : 153 cm


Lila : 26 cm IMT : 21,35kg/m2
3. Tanda vital : TD : 80/70 mmhg Pols : 80 x/m
RR : 24 x/m Temp : 36,5 deraajat celcius
4. Kepala : Kulit kepala : bersih
Distribusi rambut : merata
Wajah : Odema : Tidak ada
Cloasma gravidarum : Tidak ada
Pucat : tidak ada
Mata : Konjungtiva : merah muda
Skera mata : tidak ikhterus
Odema palpebra : tidak ada
Hidung : Polip : tidak ada
Pengeluaran : tidak ada
Mulut : Lidah : bersih
Stomatitis : tidak ada
Gigi
Karang gigi : tidak ada
Berlobang : tidak berlobang
Epulis pada gusi : tidak ada
Tonsil : tidak meradang
Paring : tidak meradang
Telinga : Bersih dan tidak ada pengeluaran
Leher : Luka bekas operasi : tidak ada
Kelenjar tiraoid : tidak membesar
Pembuluh limfe : tidak membesar
Dada : tidak teraba benjolan
Aksila : Pembesaran kelenjar getah bening : tidak ada
Abdomen : tidak teraba benjolan
Genetalia
29

Vulva : tidak diperiksa

5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan hemoglobin : 14,4 gr%/dl
Pemeriksaan gol. Darah & rhesus : A+
Pemeriksaan HIV : negatif
Pemeriksaan Sifilis : negatif
Pemeriksaan HbSag : tidak hepatitis
Pemeriksaan kadar gula darah : 83mg/dl

Analisis
Diagnose : Nn. S 23 tahun dengan konseling calon pengantin
Masalah : Masalah yang dialami datang ke puskesmas mendapat pengantar
dari KUA untuk mengetahui kesehatan dalam persiapan pranikah.
Kebutuhan : Menginformasikan masalah kebutuhan calon pengantin

Penatalaksanaan
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada kedua calon pengantin bahwa secara
umum keadaan mereka baik, tanda- tanda vital dalam batas normal, hasil
pemeriksaan laboratorium dalam batas normal, kedua catin mengerti
dengan penjelasan yang diberikan.
2. Menjelaskan dampak buruk merokok terhadap kesehatan catin laki- laki
dan catin wanita serta bahaya dari kandungan zat adiktif dan karsinogenik
dari rokok yang dapat mengurangi kualitas sperma, membahayakan
kehamilan bila saat hamil terpapar asap rokok. Serta menganjurkan catin
laki-laki untuk mulai mengurangi merokok, serta menyarankan merokok di
luar rumah sehingga keluarga terhindar dari paparan asap rokok; kedua
catin memahami apa yg disampaikan bidan.
3. Menjelaskan kepada catin perempuan bahwa keputihan yang dialami
merupakan keputihan yang fisiologis. Menganjurkan klien untuk sering
30

mengganti celana dalam, menggunakan celana dalam dengan bahan yang


gampang menyerap keringat seperti berbahan cutton, tidak perlu
menggunakan cairan pembersih genitalia untuk menjaga tingkat keasaman
normal vagina dan tidak perlu menggunakan pantyliner untuk mencegah
agar vagina tidak lembab, klien mengerti dan bersedia melakukan.
4. Menjelaskan kepada kedua catin bahwa keduanya memiliki risiko terkena
DM dan catin perempuan memiliki lebih besar risko mengalami hipertensi
dikarenakan catin perempuan memiliki keturunan penyakit hipertensi serta
kedua calon memiliki keturunan penyakit DM dan dampak buruk dari
hipertensi dan diabetes mellitus, kedua catin mengerti penjelasan yang
diberikan
5. Menganjurkan kedua catin menjaga pola makan seimbang, mengurangi
makanan yang mengandung kolesterol, kadar garam natrium dan kadar gula
tinggi, mengurangi makanan cepat saji,mencegah stress berlebihan,
menghentikan kebiasan merokok, melakukan olahraga secara rutin, dan
kontol kesehatan secara rutin dikarenakan kedua catin berisiko mengalami
DM dan khususnya catin wanita berisiko mengalami hipertensi, kedua catin
mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang diberikan.
6. Menganjurkan catin wanita untuk lebih banyak mengkonsumsi makanan
berserat seperti buah, sayur, dan agar-agar untuk membantu melancarkan
BAB, catin wanita mengerti dan mau melaksanakan anjuran yang diberikan
7. Memberikan konseling kelas catin tentang kesehatan reproduksi pranikah,
yaitu :
1) Konsep pernikahan
2) Hak reproduksi dan seksual
3) Persiapan pranikah
4) Tindak kekerasan yang mengganggu pernikahan
5) Solusi mengatasi tindakan kekerasan
6) Bentuk ketidaksetaraan gender dalam rumah tangga
7) Organ reproduksi perempuan dan organ reproduksi laki-laki
31

8) Kehamilan ideal, Metode kontrasepsi, Proses kehamilan


9) Informasi tentang kehamilan, termasuk tanda-tanda kehamilan,
memeriksakan kehamilan, menjaga kehamilan, menu makanan selama
kehamilan, tanda bahaya kehamilan, kondisi emosional ibu hamil, tips
relaksasi ibu hamil.
10) Masa subur seorang perempuan, yaitu dekat dengan pertengahan siklus
haid (14 hari sebelum haid berikutnya atau antara kedua waktu dari
siklus terpanjang dikurang 11 dan siklus terpendek dikurangi 18, jadi
perkiraan masa subur Nn. I pada siklus hari ke- 9 s.d. 22) atau terdapat
tanda-tanda kesuburan, diantaranya:
- Peningkatan suhu tubuh ±0,50C.
- Pembesaran pada payudara, dapat disertai rasa nyeri/tidak nyaman.
- Perubahan cairan serviks menjadi lebih banyak, bening dan
teksturnya licin.
Tanda-tanda persalinan, persalinan di tolong tenaga kesehatan, perawatan
pasca persalinan, IMD dan ASI eksklusif, manfaat ASI
11) IMS (Infeksi Menular Seksual), Penularan HIV/AIDS, Kanker pada
perempuan, kehidupan seksual suami istri
Kedua catin mengerti penjelasan yang diberikan.
8. Menjelaskan kepada catin wanita bahwa status imunisasi TT saat ini sudah
T4yang masa perlindungannya terhadap tetanus neonatorum adalah 10
tahun dan belum seumur hidup, sehingga catin wanita masih perlu
diberikan suntik imunisasi TT satu kali lagi, catin wanita mengerti
keadaannya.
9. Menjelaskan tujuan dan efek samping dari imunisasi TT, catin perempuan
setuju dilakuakan penyuntikkan imunisasi TT
10. Memberikan injeksi imunisasi TT 0,5 cc secara IM pada lengan kiri catin
wanita dan menjelaskan bahwa status imunisasi TT sekarang yaitu TT5(TT
lengkap) yang masa perlindungannya terhadap tetanus neonatorum adalah
seumur hidup, sehingga apabila nanti sudah hamil atau hamil lagi, catin
32

wanita tidak perlu diberikan suntik imunisasi TT kembali; catin wanita


mengerti dan tidak ada reaksi alergi
11. Mendiskusikan tentang perencanaan kehamilan, kedua catin sepakat untuk
merencanakan kehamilan segera setelah menikah, berencana memiliki 2
anak dengan jarak 3 tahun.
12. Menganjurkan catin untuk mengurangi konsumsi kafein (batas
mengkonsumsi kafein sebanyak 200 miligram/hari),seperti teh dan kopi,
yang dapat memperburuk kesehatan menjelang persiapan kehamilan, kedua
catin mengerti dan mau melaksanakan anjuran yang diberikan
13. Menganjurkan kepada catin wanita untuk lebih banyak mengkonsumsi
makanan mengandung asam folat seperti pada sayuran bewarna hijau tua
atau minum susu yang terdapat kandungan asam folat, dapat juga
meminum suplemen asam folat 0,4 mg setiap hari minimal 1 bulan sebelum
menikah untuk persiapan kehamilan;Catin wanita bersedia mengikuti saran
bidan.
14. Menganjurkan kedua catin untuk memeriksakan kesehatan apabila ada
keluhan, kedua catin bersedia.

B. Analisa
Pada kasus ini Nn. S dan Tn. M sedang melakukan persiapan pernikahan.
Berdasarkan pengkajian data subyektif diperoleh bahwa Nn. S berusia 23
tahun dan Tn. M berusia 24 tahun. Menurut BKKBN (2017), umur ideal yang
matang secara biologis dan psikologis adalah 20 – 25 tahun bagi wanita dan
umur 25 – 30 tahun bagi pria. Dan umur Nn. S sudah memasuki umur ideal
yang matang secara biologis dan umur Tn. M termasuk usia yang sudah
sangat matang. Sehingga disarankan untuk rencana kehamilan agar tidak
terjadi komplikasi pada Nn. S dan janin nantinya jika kehamilan terlalu lama
ditunda sehingga dapat menyebabkan kehamilan terlalu dekat untuk
kehamilan berikutnya. Maka masalah yang terdapat dalam kasus ini yaitu
pengetahuan yang kurang tentang kematangan/pertumbuhan organ reproduksi,
33

serta menimbulkan kecemasan/ ketidaksiapan menjadi orang tua. Sehingga


perlu dilakukan antisipasi penatalaksanaan yaitu pemberian KIE resiko
penundaan kehamilan dan resiko terlalu dekat usia kehamilan.
Riwayat psikososial didapatkan bahwa kedua calon pengantin sudah siap
secara mental untuk menikah dan tetapi belum siap untuk hamil setelah
menikah, bahkan ingin menunda kehamilan. Keputusan yang dibuat oleh
kedua calon pengantin masih belum tepat dan harus segera dilakukan
perencanaan kehamilan, karena usia Nn. S saat ini sudah 23 tahun dimana
menurut teori dalam buku Ilmu Kandungan oleh Prawirohardjo (2010)
mengatakan bahwa usia reproduksi sehat dan aman untuk kehamilan dan
persalinan adalah 20-35 tahun.
Hal ini dikarenakan pada usia ≥35 tahun kondisi fisik mulai melemah yang
memicu terjadinya berbagai komplikasi pada kehamilan, persalinan, dan masa
nifas. Begitupun pria, disarankan untuk menikah pada usia kurang dari 40
tahun, karena di atas usia tersebut motilitas, konsentrasi, volume seminal, dan
fragmentai DNA telah mengalami penurunan kualitas sehingga meningkatkan
risiko kecacatan janin (RSUA, 2013). Pada riwayat menstruasi diperoleh
bahwa calon pengantin wanita memiliki siklus haid 27 – 33 hari teratur tiap
bulan, lama sekitar 4 – 5 hari, ada nyeri haid 1 – 2 hari tapi tidak mengganggu
aktivitas, dan nada nyeri pinggang dan mood swing 1-2 hari sebelum
menstruasi. Siklus menstruasi pada wanita normal berkisar antara 21-32 hari
dan hanya 10-15% yang memiliki siklus menstruasi 28 hari (Proverawati &
Misaroh, 2009). Sedangkan untuk lama menstruasi normalnya berlangsung 3-
7 hari (Ramaiah, 2006), sementara itu menurut Proverawati dan Misaroh
(2009) lama mestruasi berlangsung selama 3-5 hari dan ada juga yang 7-8
hari. Dengan demikian tidak ada gangguan pada Nn. C terkait menstruasi. Bila
ditemukan gangguan menstruasi, baik siklus, lama menstruasi, nyeri haid
berlebihan, maka dapat berakibat pada gangguan kesuburan, abortus berulang,
atau keganasan. Adapun fluor albus yang kadang-kadang dialami Nn. S
memiliki sifat bening, sebelum dan setelah menstruasi, tidak gatal, tidak
34

berbau merupakan fisiologis atau normal. Sebagaimana diungkapkan oleh


Saifuddin (2010) bahwa keputihan normal adalah tidak berbau, berwarna
putih, dan tidak gatal apabila berbau, berwarna, dan gatal dicurigai adanya
kemungkinan infeksi alat genital.
Riwayat kesehatan keluarga ditemukan bahwa ayah Nn. S memiliki riwayat
penyakit hipertensi dan diabetes mellitus, begitupun ibu Tn. M memiliki
penyakit diabetes melitus. Beberapa penyakit yang dapat diturunkan ialah
hipertensi dan diabetes mellitus. Sebagian besar wanita dengan hipertensi
kronis dapat mengharapkan kelahiran seorang bayi yang normal dan sehat.
Sasaran utama pada periode prakonsepsi ialah menghindarai penggunaan
penghambat ACE dan antogonis reseptor angiotensin. Wanita harus diberi
pendidikan kesehatan tentang risiko pereeklampsia dan hambatan
pertumbuhan janin. Pada laki-laki tekanan darah tinggi dapat menyebabkan
masalah gangguan ereksi baik secara langsung maupun karena efek samping
obat (Varney, 2007). Dengan mengetahui gejala dan faktor risiko hipertensi
dan diabetes mellitus diharapkan keturunan penderita dapat melakukan
pencegahan dengan modifikasi diet/gaya hidup, seperti pola makan seimbang,
olahraga rutin, menghindari stress, olahraga rutin, dan cek kesehatan secara
rutin sehingga dapat terhindar dari hipertensi dan diabetes mellitus maupun
komplikasinya (Kemenkes, 2014). Oleh karena itu, kedua catin dianjurkan
untuk pola makan seimbang, mengurangi makanan yang mengandung
kolesterol, kadar garam natrium dan kadar gula tinggi, mengurangi makanan
cepat saji, mencegah stress berlebihan, menghentikan kebiasan merokok,
melakukan olahraga secara rutin, dan kontol kesehatan secara rutin.
Pada data objektif, Nn S memiliki IMT 21,35kg/m2 dan Lila 26 cm yang
termasuk dalam kategori normal. IMT normal ialah 18,5 – 25 kg/m2 (Depkes,
2011). Sedangkan, ambang batas LLA WUS dengan risiko KEK di Indonesia
adalah 23,5 cm. Apabila LLA < 23,5 cm atau IMT < 18,5 kg/m2 , artinya
wanita tersebut mempunyai risiko KEK atau gizi kurang, dan diperkirakan
akan melahirkan berat bayi lahir rendah (BBLR), BBLR mempunyai risiko
35

kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan, dan perkembangan anak


(Supariasa, dkk, 2014). Status nutrisi pada wanita pranikah perlu dikaji karena
berhubungan dengan kesehatan reproduksi. Mempertahankan status nutrisi
yang baik, mencapai berat badan ideal, mengontrol gangguan makan, dan
mengembangkan kebiasaan diet nutrisi yang seimbang, dapat membantu
mempertahankan kesehatan sistem reproduksi (Soetjiningsih, 2010). Jika IMT
> 30 kg/m2 , dapat meningkatkan komplikasi pada kehamilan seperti
preeklamsi, diabetus gestasional, kelainan kongenital,persalinan preterm, dan
lain-lain (Lisa, dkk, 2015). Berdasarkan kriteria WHO yang direvisi/ kriteria
National Cancer Institute, anemia adalah kadar hemoglobin di bawah 14 g%
pada pria dan di bawah 12 g% pada wanita. Kriteria ini digunakan untuk
evaluasi anemia pada penderita dengan keganasan. Anemia merupakan tanda
adanya penyakit. Anemia selalu merupakan keadaan tidak normal dan harus
dicari penyebabnya (Oehadian, 2012).
Pemeriksaan ini dilakukan untuk deteksi dini ada /tidaknya penyakit menular
seksual yang nantinya dapat ditularkan kepada janin jika ibu berencana untuk
hamil. Sesuai dengan panduan dari CDC (center for Disease Control and
Prevention) US bahwa deteksi dini HIV dapat rutin pada wanita dengan sex
tidak aman, dan semua wanita yang tidak memiliki risiko virus HIV,
sedangkan untuk deteksi dini hepatitis B dilakukan pada wanita yang memiliki
risiko, dan belum pernah vaksin. Penyakit HIV dan hepatitis B dapat
ditularkan saat didalam kandungan melalui aliran darah plasenta yang dapat
menyebabkan abortus spontan, IUGR, kelainan kongenital (Lisa, dkk,2015).
Keterampilan dasar prakonsepsi, KB, dan ginekologi yang terdapat dalam
Keputusan Menteri Kesehatan RI No.369/Menkes/SK/III/2007 tentang standar
profesi bidan sudah sesuai dengan penatalaksanaan pada kasus Nn. S akan
tetapi ada kesenjangan dalam penatalaksanaan khususnya pemeriksaan
laboratorium untuk catin. Dalam KMK No.369 tahun 2007 terdapat
keterampilan dasar berupa pemeriksaan fisik dan laboratorium untuk
mengevaluasi potensi kehamilan yang sehat. 54 Sementara itu, pada
36

pemeriksaan yang dilakukan pada pasangan tidak dilakukan pemeriksaan


laboratorium khususnya pemeriksaan Hb dan golongan darah. Hal ini terdapat
kesenjangan dikarenakan alat pemeriksaan yang terbatas dan dilakukan pada
ibu hamil usia kehamian trimester I dan II. Sehingga tindakan dalam
penatalaksanaan dilakukan yaitu pemberian pendidikan kesehatan mengenai
Hb normal dan untuk catin perempuan dianjurkan untuk mengkonsumsi
Tablet Tambah Darah, serta mengkonsumsi makanan kaya zat besi dalam
perencanaan kehamilan nantinya sampai usianya minima 20 tahun, dan
memberikan penkes tentang pemeriksaan deteksi dini mengenai penyakit
menular. Setelah dilakukan pengkajian data subjektif dan objektif, maka
dilakukan analisis terhadap Nn. S dan Tn. M yaitu pasangan usia subur
dengan persiapan pernikahan dan penundaan kehamilan.
C. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang diberikan pada Nn S diantaranya dengan pemberian
konseling pranikah yang didalamnya meliputi tentang kesehatan reproduksi,
khususnya penundaan kehamian dengan usia minimal 20 tahun, persiapan
kehamilan dan masa subur. Pengetahuan tentang penundaan kehamilan dan
masa subur pada pasangan calon pengantin dengan perencanaan kehamilan
sangatlah penting. Karena dengan menunda kehamilan muda dapat mencegah
terjadinya komplikasi pada ibu dan janin, serta pada pemberian penkes
mengenai masa subur adalah suatu masa dalam siklus menstruasi perempuan
di mana terdapat sel ovum yang siap dibuah, sehingga bila perempuan tersebut
melakukan hubungan seksual maka dimungkinkan terjadi kehamilan (Indriarti,
dkk, 2013). Selain itu, pemberian imunisasi TT pada Nn. S. Hal tersebut
dilakukan dalam upaya pencegahan dan perlindungan terhadap penyakit
tetanus, sehingga akan memiliki kekebalan seumur hidup untuk melindungi
ibu dan bayi terhadap penyakit tetanus.
Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT) dilakukan untuk mencapai status T5
hasil pemberian imunisasi dasar dan lanjutan. Status T5 sebagaimana
dimaksud ditujukkan agar wanita usia subur memiliki kekebalan penuh.
37

Dalam hal status imunisasi belum mencapai status T5 saat pemberian


imunisasi dasar dan lanjutan, maka pemberian imunisasi tetanus toxoid dapat
dilakukan saat yang bersangkutan menjadi calon pengantin (Kemenkes,
2017). Berdasarkan tahun kelahiran Nn. S yakni 1997 dan mengaku selalu ikut
imunisasi yang diadakan saat SD yakni kelas 1 dan 6 yang masing-masing
diberikan 2 dosis imunisasi (4 dosis), sehingga status imunisasi TT Nn. S
adalah T4 dan kurang satu kali imunisasi TT. Sehingga pada kunjungan ini
diberikan injeksi imunisasi TT yang ke-5 untuk kekebalan seumur hidup.
Persiapan kehamilan lainnya yakni dengan menganjurkan mengkonsumsi
makanan tinggi asam folat seperti sayur hijau, susu mengandung asam folat,
sera mengkonsumsi makanan kaya zat besi seperti hati, daging sapi, sayuran
hijau tua,kacang-kacangan,ikan. Berperan dalam perkembangan sistem saraf
pusat dan darah janin, cukup asam folat mengurangi risiko bayi lahir dengan
cacat sistem saraf sebanyak 70%. Jika seorang perempuan memiliki kadar
asam folat yang cukup setidaknya 1 bulan sebelum dan selama kehamilan,
maka dapat membantu mencegah kecacatan pada otak dan tulang belakang
bayi (BKKBN, 2014).
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam kasus ini, penulis memahami kasus secara nyata tentang asuhan
yang diberikan pada calon pengantin. Asuhan kebidanan yang diberikan pada
Ny. S berjalan sesuai teori. Selain itu dari penatalaksanaan kasus ini penulis
dapat:
1. Asuhan kebidanan pada Ny. S dilakukan berdasarkan pengkajian dan
pemeriksaan fisik, sehingga penanganan yang diberikan berdasarkan
kebutuhan dan kewenangan bidan dengan kewenagan KMK 360.
2. Asuhan kebidanan pada Ny.S dapat diidentifikasi diagnosa/masalah
kebidanan yaitu dimana calon pengantin dalam keadaan normal
3. Asuhan kebidanan Ny. S dapat menentukan kebutuhan segera yaitu
dengan melakukan KIE mengenai konseling catin yang dibutuhkan
oleh calon penngantin..
4. Asuhan kebidanan Ny. S dengan melakukan evaluasi untuk
menangani keluhan calon pengantin dan memberitahu ibu tentang
hasil pemeriksaan.
5. Asuhan kebidanan Ny. S dengan melakukan pendokumentasian kasus
melalui SOAP.
B. SARAN
Disarankan pada calon pengantin agar lebih peduli dengan kesehatan diri
sendiri dan lebih rajin melakukan konseling ke fasilitas kesehatan jika ada
keluhan

38
DAFTAR PUSTAKA

Adhiyati E.2013.Hubungan Pengetahuan Dan Asupan Gizi Terhadap Kejadian


KEK Pada Ibu Hamil Di Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung
Tengah Provinsi Lampung.Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada

Almatsier S.2009.Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Anggraini, Putri Rahayu. 2019. SOAP Catin Ujian.


https://id.scribd.com/document/421727336/Soap-Catin-Ujian (Diakses
tanggal 13 November 2020)

Bitew F.H., and Telake, D.S.2010.Undernutrition among Women in Ethipohia.


Demographic and Health Research

Sari, Wulan Natalia. 2018. Asuhan Pra Konsepsi.


https://id.scribd.com/document/373003228/ASUHAN-PRAKONSEPSI
(Diakses tanggal 13 November 2020)

Suryani, Lieliss. 2019. Makalah Asuhan Kebidanan Pra Nikah


https://id.scribd.com/document/421288539/Makalah-Asuhan-Kebidanan-Pranikah
(Diakses tanggal 13 November 2020)
SURAT PERNYATAAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PEMBERIAN
ASUHAN
(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama :
Umur :
Alamat:
Dengan ini menyatakan bahwa:
Setelah menerima penjelasan sepenuhnya menyadari, mengerti dan memahami
tentang tujuan, manfaat dan pemberian asuhan ini, maka saya (Setuju/Tidak
Setuju) ikut serta dalam Pemberian Asuhan yag bertujuan : untuk memenuhi
Tugas Paraktik Asuhan Kebidanan Holistik pada Prakonsepsi dan Perencanaan
Kehamilan Sehat
Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan tanpa paksaan
dari pihak manapun.
Medan, Desember 2020
Yang menyatakan

( )
Pre-Conference

Conference

Post-Conference

Anda mungkin juga menyukai