Anda di halaman 1dari 45

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/360064249

BUKU SAKU KESEHATAN REPRODUKSI CALON PENGANTIN

Book · April 2022

CITATIONS READS

0 720

2 authors, including:

Qorinah Estiningtyas Sakilah Adnani


Universitas Padjadjaran
47 PUBLICATIONS   138 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Qorinah Estiningtyas Sakilah Adnani on 20 April 2022.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


BUKU SAKU
KESEHATAN REPRODUKSI
CALON PENGANTIN

Disusun oleh:
Dewi Susanti, SST, M.Keb.
Qorinah Estiningtyas Sakilah Adnani, SST, M.Keb, Ph.D
BUKU SAKU
KESEHATAN REPRODUKSI
CALON PENGANTIN

Penulis:
Dewi Susanti, SST, M.Keb.
Qorinah Estiningtyas Sakilah Adnani, SST, M.Keb, Ph.D

Editor:
Diajeng Ragil Pangestuti, S.S.

Desain Sampul:
Daffa Farras Shidiq

Penata Letak:
Rachmat Fitriadi Caesar

ISBN: 978-623-5877-13-6

Diterbitkan Oleh:
CV Penulis Cerdas Indonesia
Anggota IKAPI No. 280/JTI/2021
Jalan Selat Karimata E6/No. 1
Kota Malang
E-mail: Idbookstore.ofcial@gmail.com
Website: Idbookstore.id

Hak cipta dilindungi Undang-Undang. Dilarang mengutip sebagian atau


seluruh isi buku ini dengan cara apapun, termasuk dengan cara penggunaan
mesin fotokopi, tanpa izin sah dari penerbit.
KATA PENGANTAR

Pernikahan merupakan suatu ikatan suci atas nama Tuhan


Yang Maha Esa yang didasari dengan komitmen serta rasa
cinta kasih antara sepasang manusia. Tidak hanya menyatukan
dua orang, pernikahan juga menyatukan dua keluarga. Hal ini
membuat pernikahan bukanlah sesuatu yang bisa diputuskan
tanpa pemikiran yang matang dan dewasa, mengingat kewajiban
dan tanggung jawab yang besar. Buku ini ditujukan untuk menjadi
referensi mengenai persiapan pranikah bagi calon pengantin.

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas


berkat, rahmat, serta karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan buku ini dengan baik. Terima kasih penulis
sampaikan pada setiap pihak yang terlibat dalam proses
pembuatan buku ini hingga layak terbit dan diterima masyarakat.

Penulis sadar atas ketidaksempurnaan yang mungkin terlihat


dalam buku ini, maka dari itu penulis mengucapkan permohonan
maaf sekiranya buku ini masih banyak kekurangan.

Besar harapan penulis buku ini dapat menjadi sumber


bacaan yang membantu meningkatkan pengetahuan masyarakat
mengenai kesehatan reproduksi sebagai persiapan pranikah.

Malang 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I KONSEP PERNIKAHAN 1
A. Pengertian Pernikahan 1
B. Pengertian Keluarga 4
BAB II KESEHATAN REPRODUKSI 6
A. Kesehatan Reproduksi 6
B. Hak Reproduksi dan Seksual 6
C. Peran Suami dan Istri 7
BAB III PERSIAPAN PRANIKAH 8
A. Pemeriksaan Fisik 8
B. Persiapan Gizi 9
C. Imunisasi TT 10
D. Menjaga Kesehatan Organ Reproduksi 10
E. Waspada Tindakan Kekerasan Dalam Pernikahan 11
BAB IV ORGAN REPRODUKSI 14
A. Mengenal Organ Reproduksi Perempuan 15
B. Mengenal Organ Reproduksi Laki-laki 17
BAB V METODE KONTRASEPSI 19
A. Kontrasepsi Hormonal 20
B. Kontrasepsi Non Hormonal 21
BAB VI MASA KEHAMILAN 23
A. Proses Kehamilan 23
B. Pemeriksaan Kehamilan 24
C. Menjaga Kehamilan 24

ii
D. Kondisi Emosional Ibu Hamil 26
E. Kehamilan dan Persalinan Berisiko 26
BAB VII PERSALINAN DAN NIFAS 28
A. Persalinan 28
B. Nifas (Pascapersalinan) 29
BAB VIII PENYAKIT ORGAN REPRODUKSI 31
A. Penyakit Menular Seksual 31
B. Kanker 33
C. Perilaku Seksual Menyimpang 35

iii
BAB I
KONSEP PERNIKAHAN

A. Pengertian Pernikahan

Mengucapkan janji suci atas nama Tuhan Yang Maha Esa


merupakan awal dari sebuah kehidupan baru sepasang manusia,
janji tersebut diucapkan sebagai kesepakatan untuk hidup
bersama, saling mengasihi dan mencintai, saling membantu,
dan saling memberikan ketenangan. Pernikahan merupakan
awal dari terbentuknya sebuah keluarga, dengan harapan
keharmonisan dan menanggung tanggung jawab yang besar.
Tidak hanya bertujuan untuk hidup bersama dan memiliki
keturunan, pernikahan merupakan salah satu ibadah paling
lama yang dilakukan oleh manusia sebagai hamba dari Tuhan
Yang Maha Esa. Pernikahan merupakan upaya menyatukan dua
karakter yang berbeda menuju satu arah tujuan hidup yang
sama. Dalam agama Islam, Allah SWT berfirman dalam surat
Ar-Rum ayat 21 sebagai berikut.

“Dan di antara tanda-tanda kebesaran-Nya ialah


diciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu
sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa
kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah)
bagi kaum yang berfikir.”

1
Allah SWT juga menjanjikan keberkahan bagi orang-orang
yang menikah, sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nur
ayat 32.

“Dan nikahkanlah orang-orang yang masih sendiri


di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak
(menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-
laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah
akan memberi kemampuan kepada mereka dengan
karunia-Nya. Dan Allah maha halus (pemberian-
Nya)”.

Dalam membina keluarga yang harmonis, perlu


usaha yang sungguh-sungguh. Suami dan istri
harus memandang pernikahan sebagai ikatan suci
sebagaimana yang diajarkan dalam agama. Nabi
Muhammad SAW memiliki petunjuk yang sangat jelas
untuk memilih seseorang yang akan menjadi pasangan
hidup berdasarkan pada agamanya. Hal ini tersurat
dalam sabda Rasulullah Muhammad SAW yang berbunyi,
“Perempuan itu dinikahi karena empat hal, karena
hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya,
dan karena agamanya, maka carilah yang kuat agamanya
supaya engkau berbahagia”.

Sebagai individu, kita pasti memiliki kriteria tersendiri


mengenai pasangan yang ingin kita nikahi. Kriteria-kriteria
yang diinginkan pun bersifat relatif, dimana setiap orang
memiliki pandangan tersendiri mengenai seperti apa
pasangan yang ia inginkan untuk menjalani hidup bersama.

2
Adapun kriteria ideal yang mungkin diinginkan sebagai
pasangan adalah sebagai berikut .

Kriteria Pasangan Ideal

• Saleh • Setia

• Baik akhlaknya • Terjaga ibadahnya

• Menghormati dan menghargai • Dewasa secara pemikiran

• Memiliki kasih dan sayang • Bijaksana

• Mampu berkomitmen dan • Mampu mengatur


bertanggung jawab keuangan dengan baik

• Menerima kekurangan dan • Tidak kasar secara lisan


kelebihan pasangan maupun tindakan

• Jujur dan saling terbuka • Memiliki rasa humor

• Supportif/mendukung
• Pekerja keras
pasangan

Namun, tidak dapat dipungkiri manusia memiliki kekurangan


dan kelebihannya masing-masing. Kriteria tersebut tidak dapat
menjadi patokan baik atau buruknya seseorang untuk menjadi
pasangan hidup. Menikah adalah soal komitmen, dimana
individu menerima individu lain bersama dengan kekurangan
dan kelebihannya untuk memulai hidup bersama hingga akhir
hayat. Sebaik-baiknya pasangan adalah yang dapat memahami
hak dan kewajibannya dengan baik serta bertanggung jawab
atas apa yang menjadi tanggung jawabnya.

3
B. Pengertian Keluarga
Keluarga merupakan satuan kelompok sosial yang terdiri
atas dua orang atau lebih dengan keterkaitan dengan interaksi
interpersonal, hubungan darah, pernikahan, atau adopsi.
Keluarga menjadi lingkungan sosial pertama bagi seorang
individu, dan menjadi tempat pertama seorang anak belajar
mengenai sesuatu. Secara fungsi, keluarga memiliki fungsi
keagamaan, sosial, cinta dan kasih sayang, perlindungan,
reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi, dan pembinaan
lingkungan. Keluarga yang ideal adalah keluarga yang memiliki:
1) Ketenangan
2) Kedamaian
3) Harmonis
4) Kecukupan sandang, pangan dan papan.

Sebelum menikah dan memulai suatu keluarga, terdapat


beberapa pertimbangan dan perencanaan yang harus dilakukan,
yaitu:
1) Kesiapan secara ekonomi, sosial, dan psikologis
2) Kesiapan umur, minimal wanita menikah di umur 20
dan laki-laki di umur 25 (tidak ada benar atau salah, dan
tidak diwajibkan)
3) Kesiapan jaminan kesehatan dan pendidikan bagi anak
di masa depan.

Orang tua (suami dan istri) sebagai anggota pertama


dalam sebuah keluarga memiliki kewajiban dan tanggung
jawab lebih besar dalam mewujudkan sebuah keluarga yang
harmonis. Sebagai sepasang suami istri, tentu diperlukan
komunikasi yang lancar dan terbuka agar tidak terjadi
kesalahpahaman yang menimbulkan konflik berkepanjangan.

4
Hal ini harus betul-betul direncanakan sebelum melakukan
pernikahan, agar kehidupan rumah tangga memiliki dasar
yang kuat dan kokoh, tidak hanya sekadar status saja. Sebagai
sepasang suami istri sudah sepatutnya membicarakan rencana
kehidupan rumah tangga secara dewasa, memikirkan tujuan
yang ingin dicapai bersama, dan merencanakan pendidikan
atau pola asuh untuk anak di masa depan.

Setelah memiliki anak, penerapan pola asuh sangat


mepengaruhi tumbuh kembang anak. Orang tua perlu
menanamkan nilai-nilai keagamaan, sosial, dan juga budaya
yang baik dan benar kepada anak.

Berikut ini merupakan hal-hal yang dapat dilakukan untuk


menciptakan suasana keluarga penuh kasih sayang.
1) Menunjukan kasih dan sayang kepada anggota keluarga.
2) Menunaikan hak dan kewajiban secara seimbang.
3) Menciptakan suatu sistem komunikasi yang penuh
keterbukaan, kejujuran dan kepedulian.
4) Menegur dan memberikan nasihat dengan cara yang baik.
5) Menyelesaikan masalah dengan musyawarah.

Menikah tidak hanya menyatukan dua orang, tapi juga


dua keluarga. Hubungan keluarga akan meluas dengan
terlaksananya sebuah pernikahan, hal ini menyebabkan faktor
keluarga dari masing-masing individu yang hendak menikah
perlu dipertimbangkan. Setelah terjadi pernikahan, sepasang
suami istri harus menjalin hubungan yang baik dan harmonis
dengan keluarga besar baik dari sisi suami maupun istri.
Sikap saling menghargai, menghormati, saling membantu, dan
kekeluargaan akan menciptakan lingkungan keluarga yang
terkesan harmonis.

5
BAB II
KESEHATAN REPRODUKSI

A. Kesehatan Reproduksi
Sebelum menikah, calon pengantin harus memperhatikan
kesehatan reproduksinya. Keadaan yang sehat secara
menyeluruh meliputi aspek fisik, mental, dan sosial. Reproduksi
yang sehat berarti merupakan kondisi dimana tubuh sehat,
normal, dan bebas dari penyakit. Seseorang yang dikatakan
sehat reproduksi adalah ia yang tidak memiliki kelainan
anatomis fisiologi pada organ reproduksi dan fungsi kelenjar
endokrin yang baik. Selain itu, reproduksi yang sehat berarti
terbebas dari penyakit infeksi menular yang mungkin merugikan
pasangan. Kesehatan reprodukti tidak hanya sekadar tidak ada
gangguan di sistem dan fungsi, tapi juga bagaimana individu
dapat menikmati kehidupan seks yang aman, nyaman, dan
menyenangkan.

B. Hak Reproduksi dan Seksual


Adapun hak-hak reproduksi dan seksual yang dimiliki oleh
seorang individu adalah sebagai berikut.
1) Memiliki hak mengenai mengambil keputusan untuk
memiliki anak (kapan, berapa, dan jarak kelahiran antara
satu anak ke anak selanjutnya).
2) Memiliki hak mendapatkan informasi kesehatan yang
lengkap.
3) Memiliki hak mendapatkan sosialisasi mengenai penyakit
menular seksual serta penyakit bagian reproduksi lain.

6
4) Memiliki hak memperoleh pelayanan KB yang aman dan
efektif (tanpa dipaksakan).
5) Perempuan memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan reproduksi yang dibutuhkan selama proses
kehamilan, persalinan, nifas, dan pelayanan kesehatan
untuk bayinya.
6) Memiliki hak untuk dihargai dan dihormati oleh pasangan
berkaitan dengan kehiduapan seks yang tanpa unsur
pemaksaan, ancaman, dan kekerasan.

C. Peran Suami dan Istri


Setelah menikah, sepasang suami istri memiliki peran untuk
melengkapi satu sama lain di setiap aspek kehidupan, terutama
aspek seksual. Adapun peran suami dan istri dalam kesehatan
reproduksi dan seksual adalah sebagai berikut.
1) Mencari informasi yang lengkap dan akurat mengenai
reproduksi dan seksual
2) Berdiskusi dan memutuskan solusi terbaik jika
mengalami masalah terkait reproduksi dan seksual
3) Memenuhi hak seksual serta reproduksi pasangan
4) Suami harus mendukung dan membantu istri di masa
kehamilan, persalinan, nifas, dan setelah bayi lahir.
5) Memastikan pasangan mendapatkan akses pelayanan
kesehatan yang baik dan lengkap.

7
BAB III
PERSIAPAN PRANIKAH

Pernikahan perlu dilakukan dengan penuh persiapan, baik


secara fisik, mental, maupun finansial. Untuk menciptakan
sebuah keluarga yang harmonis dan bahagia sehingga jauh
dari deru perceraian, banyak hal perlu disiapkan oleh calon
pengantin. Persiapan pranikah di bagian kesehatan untuk calon
pengantin meliputi:
1) Persiapan fisik. Calon pengantin dianjurkan untuk
melakukan tes kesehatan.
2) Persiapan Gizi. Mengonsumsi tablet tambah darah dan
asam folat bagi calon pengantin perempuan.
3) Imunisasi TT bagi calon pengantin perempuan.
4) Menjaga kesehatan organ reproduksi.

A. Pemeriksaan Fisik
Untuk memastikan kesehatan diri dan pasangan perlu
dilakukan pemeriksaan fisik sebelum melakukan pernikahan.
Tindakan ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada penyakit
menular berbahaya yang mungkin diderita, jika memang ada
maka kedua belah pihak (calon pengantin) dapat mendiskusikan
solusi terbaik. Terdapat tujuh pemeriksaan fisik yang perlu
dilakukan sebelum menikah, yaitu:
1) Pemeriksaan darah. Untuk mengetahui kesehatan secara
umum dan mendeteksi kondisi anemia, leukimia, reaksi
inflamasi dan infeksi, penanda sel darah tepi, tingkat hidrasi
dan dehidrasi, dan polisitemia.

8
2) Pemeriksaan golongan darah dan rhesus. Untuk mengetahui
kecocokan rhesus dan efeknya saat ibu hamil. Rhesus yang
berbeda dapat menimbulkan bahaya pada janin, seperti
anemia.
3) Pemeriksaan gula darah. Untuk mencegah dan melakukan
penanganan dini dari komplikasi diabetes saat hamil.
4) Pemeriksaan urin. Untuk mendeteksi penyakit metabolik
atau sistemik, gangguan ginjal, sedimen mikroskopis, dan
makroskopik.
5) Deteksi infeksi menular seksual. Melakukan uji VDRL atau
RPR menggunakan sampel darah untuk mendeteksi bakteri
penyakit sifilis, treponema pollidum, dan HIV.
6) Deteksi hepatitis B. Untuk mencegah transmisi hepatitis B
kepada pasangan melalui hubungan seksual.
7) Deteksi penyakit penyebab kelainan pada masa kehamilan.
Untuk mendeteksi kuman yang mengganggu dan menginfeksi
ibu saat hamil yang dapat menyebabkan keguguran, bayi
lahir prematur, dan kelainan janin.

B. Persiapan Gizi
Persiapan gizi bagi calon pengantin sangat diperlukan, baik
untuk laki-laki maupun perempuan. Hal ini berkaitan dengan
kesehatan reproduksi jangka panjang. Untuk meningkatkan
gizi calon pengantin terutama perempuan dapat melalui
program penanggulangan kekurangan energi kronis (KEK).
Perempuan dianjurkan untuk meminum obat penambah
darah yang mengandung zat besi untuk mengurangi risiko
terjadinya anemia, dan meminum asam folat untuk mencegah
terjadinya defiensi asam folat. Tindakan tersebut dilakukan
untuk mengurangi risiko tinggi gangguan kehamilan di masa
mendatang.

9
Persiapan gizi tidak hanya untuk pengantin perempuan
yang mempersiapkan kehamilan, pihak laki-laki pun harus
mengonsumsi vitamin yang mendukung untuk meningkatkan
daya tahan tubuh. Calon suami juga harus mengetahui dengan
betul mengenai gizi yang tepat untuk istrinya, jika sudah
menikah maka ia bertanggung jawab dengan penuh atas
pemenuhan gizi keluarganya.

C. Imunisasi TT
Untuk mencapai kekebalan Status TT Interval (Selang Waktu) Lama
Minimal Perlindungan
tubuh yang maksimal, perlu
melakukan imunisasi TT TT I - 0

(tetanus) sebanyak 5 dosis.


TT II 4 minggu setelah TT I 3 tahun
Pemberian suntikan TT ini
TT III 6 bulan setelah TT II 5 tahun
harus disesuaikan dengan
ketentuan pemberian yang TT IV 1 tahun setelah TT III 10 tahun

tepat untuk mencegah serta


TT V 1 tahun setelah TT IV 25 tahun
melindungi diri dari penyakit
tetanus.

Komitmen calon suami untuk mendukung pasangannya


untuk tercapainya dosis tingkat tertinggi dari imunisasi TT
sangat dibutuhkan. Hal ini dikarenakan imunisasi TT sangat
diperlukan agar tidak mengalami gangguan selama masa
kehamilan, persalinan, dan nifas.

D. Menjaga Kesehatan Organ Reproduksi


Menjaga kesehatan organ reproduksi memang sudah
seharusnya dilakukan seorang individu, baik yang hendak
menikah maupun yang belum merencanakan pernikahan.
Menjaga kesehatan organ reproduksi dapat dilakukan
dengan menjaga kebersihan diri, terutama organ reproduksi.

10
Dengan menjaga kebersihan tentu saja risiko terjangkit
penyakit berbahaya yang menyerang organ reproduksi
akan berkurang. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk
menjaga kebersihan dan kesehatan organ reproduksi
antara lain:
1) Mencuci organ reproduksi bagian luar sehabis buang
air kecil atau buang air besar
2) Membasuh dengan air bersih
3) Memakai celana dalam dengan bahan yang dapat
menyerap keringat
4) Tidak menggunakan pembersih bagian kewanitaan
secara berlebihan
5) Ganti celana dalam yang sudah basah atau lembab
untuk menghindari jamur
6) Keringkan dengan handuk atau tisu setelah BAB/
BAK

Kebiasaan baik menjaga kebersihan diri akan


menghindarkan kita dari berbagai penyakit berbahaya
yang dapat menginfeksi dan merugikan. Lakukan kebiasaan
baik dengan menjaga kebersihan tidak hanya saat hendak
menikah.

E. Waspada Tindakan Kekerasan Dalam Pernikahan


Konflik yang terjadi di dalam rumah tangga sangat
mungkin menimbulkan adanya kekerasan. Sebelum menikah,
ada baiknya saling melihat watak dan sikap pasangan
masing-masing saat mengatasi suatu konflik. Diskusikan
secara baik-baik dan dengan pikiran yang dingin untuk
mengatasi perilaku yang mungkin mendorong terjadinya
kekerasan dalam rumah tangga.

11
Kekerasan tidak hanya terpaku pada kekerasan fisik
(memukul, menampar, dll), adapun berbagai kekerasan yang
mungkin terjadi dan mengganggu pernikahan adalah sebagai
berikut.
1) Kekerasan fisik (memukul, menendang, menampar,
menjambak rambut, dan melukai).
2) Kekerasan psikis (menghina dengan berkomentar yang
merendahkan, mengancam, menakut-nakuti, dsb)
3) Kekerasan seksual (memaksa dan menuntut hubungan
seksual)
4) Penelantaran (tidak memberi nafkah istri dan melarang
istri bekerja)
5) Eksploitasi (memanfaatkan, memperdagangkan dan
memperbudak)

Jika mengalami tindak kekerasan semacam itu, langkah


pertama yang harus dilakukan adalah membicarakan dengan
pasangan secara baik-baik mengenai kenapa ia bersikap
seperti itu dan apa solusi terbaiknya untuk kedua belah pihak.
Langkah tersebut bisa saja tidak berpengaruh pada sebagian
kasus, konsultasi pada keluarga atau pihak profesional
mengenai masalah anda untuk mencari solusi terbaik.

12
Segera laporkan ke pihak berwajib (kepolisian) jika
kekerasan dalam rumah tangga mulai tidak terkendali dan
sangat merugikan.

Jangan sepelekan tindakan kekerasan sekecil apapun,


sebab hal kecil dapat menjadi besar jika terus dibiarkan.
Komunikasikan masalah apapun secara baik-baik untuk
menghindari terjadinya konflik yang dapat menimbulkan
kekerasan.

13
BAB IV
ORGAN REPRODUKSI

Dalam agama Islam, manusia pertama yang diciptakan


adalah Nabi Adam, kemudian Allah menciptakan Siti
Hawa sebagai pendampingnya. Setiap insan di dunia ini
diciptakan berpasang-pasangan. Terdapat perbedaan yang
jelas secara fisik antara laki-laki dan perempuan, perbedaan
ini kerap kali menimbulkan pandangan yang juga berbeda
dan sering kali menjadi konflik. Tidak jarang perempuan
dianggap tidak setara dengan laki-laki dengan berbagai
alasan. Ketidaksetaraan gender menimbulkan stereotipe,
dimana laki-laki memandang dirinya jauh lebih baik dan
superior dibandingkan perempuan. Pandangan semacam
ini meliputi:
1) Subordinasi, meletakkan perempuan di garis ordinat
(mengutamakan laki-laki dibandingkan perempuan).
2) Marginalisasi yang menempatkan perempuan
sebagai orang yang tidak memiliki peranan yang
penting.
3) Beban ganda yang dapat menurunkan status
kesehatan perempuan, yaitu beban kerja perempuan
lebih lama dan lebih banyak, perempuan dituntut
menjadi ibu rumah tangga sekaligus mencari
nafkah.

14
A. Mengenal Organ Reproduksi Perempuan
1. Ovarium (Indung Telur)
Ovarium terletak di sebelah kiri dan kanan rahim,
berfungsi untuk mengeluarkan sel telur (ovum). Dalam
waktu satu bulan sekali, ovarium akan bergiliran (kanan
dan kiri) mengeluarkan sel telur. Jika selama proses
pengeluaran tersebut sel telur tidak dibuahi oleh sperma,
maka sel telur akan keluar bersama dengan darah saat
masa menstruasi.
2. Tuba Falopii (Saluran Telur)
Saluran telur berada di kiri dan kanan rahim. Saluran
tersebut berfungsi sebagai jalannya sel telur dari ovarium
ke rahim.
3. Fimbrae (Umbai-umbai)
Fimbrae dianalogikan sebagai jari tangan yang berfungsi
untuk menangkap/menjadi tempat singgah sel telur yang
dikeluarkan oleh ovarium.
4. Uterus (Rahim)
Rahim adalah tempat dimana sel telur dibuahi oleh
sperma yang kemudian mengalami pertumbuhan hingga
menjadi janin. Bentuk dari rahim serupa dengan buah pir
dengan berat normal 30-50 gram. Adapun bagian-bagian
dari rahim adalah sebagai berikut.
• Lapisan parametrium (lapisan terluar bersentuhan
dengan rongga perut)
• Lapisan miometrium (berfungsi untuk mendorong
bayi keluar/kontraksi).
• Lapisan endometrium (tempat menempelnya sel telur
yang dibuahi)

15
5. Serviks (Leher Rahim)
Serviks merupakan bagian dari uterus (rahim) yang
berbatasan langsung dengan vagina. Serviks disebut juga
sebagai leher rahim, pada proses persalinan leher rahim
akan terbuka dan memudahkan bayi keluar.
6. Vagina (Liang Kemaluan)
Vagina merupakan aluran dengan bentuk silinder dengan
dinding depan berdiameter +6,5 cm dan dinding belakang
+9 cm, vagina memiliki sifat elastis dan memiliki beberapa
lipatan. Fungsi dari vagina adalah sebagai tempat untuk
penis (organ reproduksi laki-laki) saat melakukan hubungan
seks, jalur menstruasi, dan pintu untuk bayi menuju dunia
nyata.
7. Klitoris (Kelentit)
Klitoris berada pada bagian luar vagina dan merupakan
organ kecil yang memiliki kepekaan lebih besar dibandingkan
bagian lain. Klitoris memiliki banyak pembuluh darah dan
saraf yang membuatnya cukup sensitif.
8. Labia (bibir kemaluan)
Labia merupakan bibir kemaluan yang terdiri atas bibir
besar (mayor) dan bibir kecil (minor).

16
B. Mengenal Organ Reproduksi Laki-Laki
1. Testis (Buah Zakar)
Testis merupakan tempat untuk memproduksi sperma
yang terdiri atas dua buah yang berada dalam skrotum di
luar rongga panggul. Sperma merupakan sel telur dengan
bentuk seperti berudu (kecebong) berekor yang akan keluar
pada saat ejakulasi bersama dengan cairan mani.
2. Skrotum (Buah Zakar)
Skrotum merupakan kantong kulit yang memiliki
warna gelap dan tekstur berlipat. Skrotum berfungsi
untuk melindungi testis dan tempat bergantungnya testis
ke dinding perut yang membuat testis memiliki suhu yang
relatif tetap.
3. Vas Deferens (Saluran Sperma)
Vas deferens merupakan saluran yang berfungsi untuk
menyalurkan sperma dari testis-epididimis menuju uretra/
saluran kencing pars prostatika, memiliki panjang + 4,5 cm
dan berdiameter + 2,5 cm. Vas Deferens memiliki saluran
muara yang berbentuk seperti topi.

17
4. Prostat, Vesikula Seminalis dan Kelenjar Lainnya
Merupakan kelenjar yang menghasilkan cairan mani
(semen) yang berfungsi sebagai makanan sperma.
5. Penis
Penis merupakan alat kelamin laki-laki yang memiliki
fungsi sebagai alat untuk melakukan hubungan seksual,
menjadi saluran air seni, dan saluran keluarnya sperma.
Saat terangsang secara seksual darah akan dipompa ke penis
membuat ukurannya lebih besar dan tegang, kondisi ini
disebut dengan ereksi. Bagian glands pada penis memiliki
lebih banyak pembuluh darah dan saraf, bagian kulit yang
menutupi glands disebut dengan foreskin (preputium). Baik
secara medis maupun agama, laki-laki dianjurkan untuk
melakukan sunat (membuang bagian foreskin/preputium).
Sunat dapat mengurangi risiko terkena infeksi, radang,
hingga kanker.

18
BAB V
METODE KONTRASEPSI

Sebagai sepasang suami istri yang baru menikah,


perencanaan mengenai memiliki anak atau tidak merupakan
hal wajar dilakukan. Alat kontrasepsi dibutuhkan bagi
pasangan yang ingin menunda memiliki anak. Tidak hanya
untuk pasangan yang baru menikah, alat kontrasepsi juga
diperlukan untuk mengatur jarak kehamilan bagi ibu yang
sudah memiliki anak dan ingin menunda kehamilan. Terdapat
beberapa metode kontrasepsi yang dapat dipilih, tentu saja
pemilihan disesuaikan dengan kebutuhan serta hasil konsultasi
dokter atau bidan profesional.

Terdapat berbagai macam jenis alat kontrasepsi, dengan


cara penggunaan dan efektivitas yang beragam. Namun, secara
umum alat kontrasepsi digolongkan ke dalam dua jenis, yaitu
kontrasepsi hormonal dan non hormonal.

19
A. Kontrasepsi Hormonal
Alat kontrasepsi yang termasuk ke dalam kontrasepsi
hormonal adalah Pil KB, IUD (Intra-Uterine Device), dan Suntik
KB. Sesuai dengan golongannya, alat kontrasepsi ini berkerja
dengan menekan hormon di dalam tubuh perempuan. Tingkat
efektivitas dari jenis kontrasepsi ini mencapai angka 98%, dengan
tetap memperhatikan aturan minum/pakai/suntik yang benar.

Pil KB cukup dianjurkan karena memiliki dosis yang rendah


dan cocok digunakan untuk ibu menyusui, tidak memberikan
efek samping estrogen, tidak mengganggu hubungan seksual,
dan tidak memengaruhi produksi ASI. Pil KB bekerja dengan
cara menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seka
di ovarium. Pil KB harus dikonsumsi secara teratur karena
melupakan satu kali jadwal meminumnya akan menjadi awal
dari kegagalan besar yang tentu saja mengurangi efektivitas
dari alat kontrasepsi tersebut.

Terdapat dua jenis IUD (Intra-Uterina Device) atau yang biasa


disebut KB Spiral, yang termasuk ke dalam golongan hormonal
dan non-hormonal. IUD hormonal memiliki kandungan
hormon progesteron sintesis yang menyebabkan lendir serviks
mengental dan menghalangi sperma masuk ke dalam rahim,
IUD juga mampu menipiskan dinding rahim dan menghentikan
pelepasan sel telur sehingga tidak terjadi pembuahan oleh
sperma. Penggunaan IUD sangat efektif bagi pasangan baru
yang hendak menunda kehamilan atau yang ingin memberikan
jarak kehamilan yang cukup jauh dari anak yang sebelumnya.
IUD juga aman untuk ibu menyusui, mengurangi risiko penyakit
kanker, tidak memengaruhi berat badan, dan dapat mengurangi
nyeri menstruasi.

20
KB Suntik merupakan pemberian suntikan hormon progestin
ke dalam aliran darah dan cukup efektif dalam mencegah
kehamilan. Terdapat dua jenis KB Suntik, yaitu Suntikan KB 1
bulan dan 3 bulan. Sama dengan dua alat kontrasepsi hormonal
lainnya, kedisiplinan dalam menggunakan kontrasepsi jenis
ini sangat diperlukan, karena melewatkan jadwal suntik dapat
meningkatkan risiko kehamilan.

B. Kontrasepsi Non Hormonal


Alat kontrasepsi non hormonal dapat menjadi pilihan bagi
perempuan yang tidak dapat menggunakan hormon sintesis
atau tidak cocok dengan penggunaan Pil KB atau KB suntik.
Tingkat efektivitas alat kontrasepsi non hormonal bergantung
pada pemakaiannya, namun bukan berarti kalah efektif dari
alat kontrasepsi hormonal. Berikut ini merupakan jenis alat
kontrasepsi non hormonal.
1) Kondom. Mencegah sperma yang keluar dari penis
masuk ke dalam rahim saat berhubungan seksual.
2) Diagfragma. Berbentuk setengah lingkaran terbuat dari
silikon yang dapat menutupi leher rahim (serviks).
3) Spermisida. Krim, foam, atau gel dengan kandungan
bahan kimia yang dapat membunuh sel sperma. Dapat
digunakan bersama dengan diagfragma untuk tingkat
efektivitas yang lebih tinggi.
4) Spons. Busa plastik yang mengandung spermisida
yang dimasukkan ke dalam vagina sebelum melakukan
hubungan seksual.
5) IUD Tembaga. Tidak mengandung hormon sintesis
dan mampu mencegah kehamilan hingga 10 tahun
(penggunaan jangka panjang).

21
Sangat dianjurkan untuk konsultasi pada dokter atau bidan
sebelum memilih alat kontrasepsi. Pertimbangan mengenai
alat kontrasepsi yang cocok dan efektif akan diputuskan
berdasarkan pada tinjauan medis, sehingga mengurangi risiko
dan efek samping yang mungkin terjadi.

22
BAB VI
MASA KEHAMILAN

A. Proses Kehamilan
Kehamilan merupakan masa yang paling ditunggu oleh
pasangan yang telah menikah dan merencanakan untuk
memiliki anak. Proses awal kehamilan terjadi saat sel telur yang
matang dibuahi oleh sperma yang terjadi di dalam aluran telur.
Sel telur tersebut akan mengalami perkembangan kemudian
menempel pada dinding rahim. Embrio akan berkembang
mengikuti tahap kehidupan sel pada 120 hari pertama, dan
terus mengalami perkembangan hingga menjadi janin/bayi.
Usia normal kehamilan adalah 9 bulan 10 hari, meskipun
terdapat beberapa kasus yang kurang atau bahkan lebih dari
jangka waktu tersebut.

Saat perempuan hamil, ia akan merasakan beberapa


tanda seperti berhentinya siklus menstruasi, rasa mual, tidak
nafsu makan, atau mengidam (menginginkan sesuatu). Saat
mengalami hal tersebut segera lakukan tes menggunakan
test pack, jika mendapatkan hasil positif (+) maka gejala
yang dialami adalah kehamilan. Untuk hasil yang lebih akurat
segeralah memeriksakan diri ke dokter atau bidan.

Tidak dapat dipungkiri, terdapat kasus dimana kehamilan


tidak diinginkan seperti kehamilan yang dihasilkan dari seks
di luar pernikahan, kegagalan alat kontrasepsi, dan kehamilan
yang diakibatkan oleh perempuan yang tidak ingin hamil lagi
namun tidak menggunakan alat kontrasepsi. Konsultasi dengan

23
pihak profesional (dokter atau bidan) sangat dianjurkan untuk
pengambilan keputusan yang tepat.

B. Pemeriksaan Kehamilan
Untuk menjaga kesehatan ibu dan janin perlu dilakukan
perawatan dan pemeriksaan selama masa kehamilan.
Pemeriksaan kehamilan meliputi menimbang berat dan
tinggi badan, pengukuran tekanan darah, menilai status
gizi, mengukur janin dan tinggi fundus uteri, menentukan
presentasi janin dan denyut janin, menilai status imunisasi
TT, memberikan tablet tambah darah untuk mengurangi risiko
anemia, melakukan tes laboratorium, melakukan tata laksana
kasus, dan konsultasi kehamilan secara rutin.

Untuk memantau kesehatan ibu hamil, ibu akan diberikan


buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) yang berfungsi untuk
mencatat perkembangan selama kehamilan. Buku KIA juga
berisikan informasi mengenai cara memelihara dan menjaga
kesehatan ibu dan anak. Buku ini tersedia di fasilitas kesehatan
(Posyandu, Polindes, Poskesdes, Pustu Puskesmas, Bidan,
Dokter Praktik, Rumah Bersalin dan Rumah Sakit). Selain itu,
terdapat juga stiker P4K (Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi) yang ditempel di pintu atau jendela
rumah ibu hamil. Tujuan dari stiker P4K adalah untuk mendata
dan mengetahui lokasi ibu hamil, dengan begitu tindakan cepat
tanggap akan mudah dilakukan saat terjadi keadaan darurat.

C. Menjaga Kehamilan
Kehamilan dapat menjadi sangat rentan dan berisiko
jika perempuan hamil tidak menjaga dan memperhatikan
kehamilannya. Perempuan akan mengalami perubahan yang
signifikan selama masa kehamilan, baik secara fisik maupun

24
kondisi psikologisnya. Hal ini menyebabkan perempuan yang
sedang hamil perlu perhatian yang lebih. Adapun langkah yang
dapat menjaga kehamilan adalah sebagai berikut.
1) Mengurangi aktivitas berlebihan agar tidak kelelahan
2) Tidur yang cukup (9-10 jam) dan berbaring selama 1
jam di siang hari
3) Berpakaian yang nyaman (tidak terlalu ketat)
4) Atur posisi saat melakukan hubungan seksual (tidak
menekan bagian perut)
5) Melakukan aktivitas fisik berupa jalan kaki atau olahraga
ringan (senam hamil)
6) Menghindari kontak dengan orang sakit dan asap rokok
7) Makan seimbang dan bergizi
8) Mengonsumsi vitamin pendukung untuk menjaga daya
tahan tubuh

Ibu hamil sangat dianjurkan untuk mengatur pola makannya,


tidak terlalu banyak atau sedikit, namun seimbang. Seimbang
dalam arti porsi makan yang pas dengan asupan gizi yang
cukup sealam masa kehamilan. Pada masa kehamilan 1-3 bulan
pertama, ibu kemungkinan mengalami penurunan nafsu makan.
Di masa ini, makanan seperti buah segar, sayur, susu, dan air
mineral (menghindari dehidrasi), serta dianjurkan untuk
menghindari makanan pedas dan asam.

Di masa kehamilan 4-6 bulan, nafsu makan ibu hamil akan


membaik. Pemenuhan nutrisi dan protein sangat dibutuhkan,
ditambah dengan zat gizi lain seperti mineral dan vitamin. Pada masa
kehamilan 7-9 bulan, konsumsi makanan seimbang dan suplemen
pendukung (vitamin) tetap dilakukan hingga masa kelahiran.

25
Ibu dan keluarga harus memantau kehamilan secara
berkala, jika mengalami tanda-tanda bahaya segera periksakan
diri ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan
tindakan medis yang tepat.

D. Kondisi Emosional Ibu Hamil


Perubahan fisik dan hormon pada ibu hamil dapat
mepengaruhi kondisi psikologis dan emosionalnya. Ibu
hamil akan menjadi lebih sensitif bahkan mengenai hal kecil
sekalipun. Kondisi emosional yang dialami ibu hamil dapat
menimbulkan kekhawatiran berlebih mengenai kondisi
kandungannya, meskipun sebenarnya tidak terjadi apa-apa.
Fakta ini membuat suami dan keluarga perlu memberikan
perhatian lebih seperti tidak membuat ibu hamil stress
berlebihan dan memberikan dukungan berupa kasih sayang
yang cukup.

Untuk mengurangi efek dari kondisi emosional yang


dialami, ibu hamil dapat melakukan metode relaksasi yang
dapat menenangkan pikiran. Metode relaksasi ibu hamil dapat
berupa yoga atau meditasi diri yang dapat dilakukan di rumah.
Ibu juga dapat melakukan hal yang disukai sebagai relaksasi,
seperti menonton film kesukaan atau mendengarkan musik
lembut sambil minum teh atau menyantap camilan. Selain itu,
berkumpul dan saling bertukar cerita bersama teman juga
dapat mengurangi stress pada ibu hamil.

E. Kehamilan dan Persalinan Berisiko


Adapun terjadinya kehamilan dan persalinan berisiko
dilatarbelakangi beberapa faktor yang dikenal dengan 4
terlalu dan 3 terlambat.

26
Faktor 4 terlalu terdiri atas: 1) terlalu muda untuk hamil
(usia di bawah 20 tahun); 2) terlalu tua untuk hamil (usia di atas
35 tahun); 3) terlalu sering hamil (lebih dari 3 anak); dan 4)
terlalu dekat jarak kehamilan (kurang dari 2 tahun). Sementara
faktor 3 terlambat, yaitu: 1) terlambat mengambil keputusan
dalam kedaruratan; 2) terlambat tiba di fasilitas kesehatan; dan
3) terlambat mendapat pertolongan medis.

Untuk mencegah tingginya risiko kehamilan dan persalinan,


ibu hamil, suami, dan keluarga harus mengenali tanda-tanda
bahaya masa kehamilan. Berikut ini merupakan tanda-tanda
bahaya saat kehamilan.
1) Pendarahan (sedikit apapun)
2) Bengkak (di kaki, tangan, wajah) disertai sakit kepala
dan/atau kejang
3) Demam tinggi lebih dari dua hari
4) Keluar cairan ketuban sebelum bulan melahirkan
5) Kondisi muntah atau tidak nafsu makan yang berlebihan
6) Tidak bertambahnya berat badan pada trimester 2-3
7) Tidak ada tanda gerak dari bayi di kandungan

27
BAB VII
PERSALINAN DAN NIFAS

A. Persalinan
Saat melakukan konsultasi dengan dokter atau bidan,
biasanya ibu hamil akan diberitahu perkiraan kapan ia akan
melakukan persalinan (melahirkan). Namun, perkiraan tersebut
bisa saja meleset lebih cepat atau lebih lambat. Tidak ada
perkiraan yang pasti kapan seorang ibu hamil akan melahirkan
bayinya. Adapun tanda-tanda ibu hendak melahirkan adalah
sebagai berikut.
1) Merasa mulas. Intensitas mulas ini dapat berlangsung
sering dan lama.
2) Keluar lendir bercampur darah dari vagina.
3) Keluargnya air ketuban.

Jika merasakan tanda-tanda tersebut, hendaknya ibu segera


mendatangi fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapat
tindakan. Jarak dari mulas mulai terasa sering dan lama hingga
bayi lahir sekitar 12 jam. Pada masa ini, ada baiknya suami dan
keluarga terus mendampingi ibu karena masa-masa ini adalah
masa yang berat bagi ibu.

Proses persalinan di fasilitas kesehatan akan dibantu tenaga


kesehatan profesional seperti dokter/bidan dengan tenaga
pembantu lainnya. Selama proses, suami boleh mendampingi
dengan menunggukan APD (Alat Perlindungan Diri) untuk
menjaga lingkungan persalinan tetap steril dan bersih. Tindakan
selama masa persalinan disesuaikan dengan kondisi ibu,

28
keputusan mengenai persalinan normal ataupun operasi caesar
pun akan didiskusikan dan ditinjau berdasarkan catatan medis
yang akurat.

B. Nifas (Pascapersalinan)
Masa setelah persalinan disebut dengan masa nifas.
Perasaan haru dan bahagia tentu saja menyelimuti keluarga
begitu kehadiran bayi yang baru lahir. Namun, masa ini juga
sangat penting, terutama untuk ibu dan bayi. Pemantauan
dan perawatan pascapersalinan tidak bisa dianggap sepele,
terutama mengenai pemenuhan nutrisi bagi ibu dan bayi. Ibu
nifas harus melakukan pemeriksaan kesehatan sesuai dengan
standar, mengonsumsi vitamin A, dan memenuhi imunisasi
bayinya di fasilitas kesehatan. Tenaga kesehatan bertugas
untuk memberikan sosialisasi dan penyuluhan mengenai:
1) Perawatan tali pusar (menggunakan kain kasa bersih,
kering dan steril setiap hari hingga tali pusat lepas
dengan sendirinya)
2) Wajib imunisasi hepatitis B, BCG dan polio bagi bayi.
3) Konsultasi ibu dan bayi harus dilakukan 4 kali di bulan
pertama kelahiran
4) Pentingnya meminum kapsul vitamin A (satu setelah
melahirkan dan satu setelah selang 24 jam)
5) Penggunaan alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan
tidak diinginkan setelah melahirkan.
6) IMD (Inisiasi Menyusu Dini) dimana ibu harus menyusui
bayinya segera setelah lahir untuk menumbuhkan
bonding antara ibu dan anak serta mencegah terbuangnya
air susu pertama ibu (kolostrum).
7) ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan bayi.

29
8) Pemberian ASI (bersama makanan pendamping) hingga
usia dua tahun.

Secara umum tentu saja kita tahu bahwa ASI (Air Susu Ibu)
merupakan asupan terbaik untuk bayi baru lahir. Pemberian
ASI ternyata tidak hanya berdampak positif bagi bayi, tapi
juga bagi ibu. Dengan memberikan ASI pada bayinya, ibu juga
akan mendapatkan manfaat berupa berkurangnya pendarahan
pada bagian rahim yang akan membantu mempercepat
pengencangan rahim. Selain itu, pemberian ASI eksklusif juga
dapat mencegah kehamilan dalam waktu dekat.

30
BAB VIII
PENYAKIT ORGAN REPRODUKSI

A. Penyakit Menular Seksual


Tujuan pemeriksaan kesehatan sebelum pernikahan adalah
untuk mendeteksi penyakit yang mungkin diderita oleh calon
pengantin. Jika memang terdeteksi adanya penyakit (terutama
yang berkaitan dengan organ reproduksi), maka penanganan
atas penyakit tersebut dapat segera dilakukan sebelum menular
pada pasangan melalui hubungan seksual.

Penyakit menular seksual disebabkan oleh bakteri atau


virus yang menginfeksi bagian organ reproduksi bagian dalam
maupun luar. Penularannya disebabkan oleh perilaku seks
bebas (tidak menggunakan kondom), penggunaan jarum suntik
bersama, ataupun kontak langsung. Pencegahan yang dapat
dilakukan agar tidak tertular penyakit menular seksual adalah
tidak melakukan seks bebas, tidak menggunakan jarum suntuk
bersama, menjaga kebersihan diri, dan menghindari kontak
langsung dengan penderita.

Adapun beberapa penyakit menular seksual adalah sebagai


berikut.
1) Gonore (Kencing Nanah). Gonore adalah penyakit menular
seksual yang dapat menyerang laki-laki maupun perempuan.
Pada laki-laki infeksi penyakit ini ditandai dengan keluarnya
cairan unetra yang kental seperti nanah (berwarna
kekuningan atau kuning pekat), sementara pada perempuan
ditandai dengan keluarnya cairan seperti nanah dari vagina.

31
2) Sifilis (Raja Singa). Sifilis merupakan penyakit menular
seksual yang ditandai dengan adanya luka berbentuk bulat/
lonjong, kenyal, tidak nyeri, dan adanya kelenjar getah
bening di lipat paha bagian dalam.
3) Herpes Genitalis. Herpes genitalis merupakan penyakit
menular seksual yang ditandai dengan bintil berkelompok
kemerahan, terasa nyeri, pembesaran kelenjar lipat paha,
dan disertai gejala sistemik. Herpes dapat kambuh sewaktu-
waktu, hal ini didorong dengan beberapa faktor seperti
stress atau seks berlebihan.
4) Infeksi HIV. Infeksi HIV merupakan penyakit menular
seksual yang dapat penyebar melalui hubungan seks tanpa
pelindung (kondom), penggunaan alat suntik bersamaan,
transfusi darah, atau saat persalinan. HIV disebabkan oleh
Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem
kekebalan tubuh manusia.
5) Clamydia. Penyakit ini menyerang perempuan di bagian leher
rahim, dan laki-laki pada saluran keluarnya urin. Clamydia
disebabkan oleh bakteri Chlamydia Trachomatis dan dapat
menular melalui luka pada area organ reproduksi luar.
6) Trikomoniasis. Disebabkan oleh parasit Trichomonas Vaginalis
yang menimbulkan keputihan atau bahkan tanpa gejala.
7) Hepatitis B dan Hepatitis C. Disebabkan oleh virus hepatitis
yang mengakibatkan terjadinya gangguan hati kronis hingga
kanker. Virus tersebut dapat ditemukan dalam darah dan
cairan, menular melalui hubungan seksual dan jarum suntik.
8) Tinea Cruris. Penyakit ini menyerang kulit alat kelamin
hingga paha bagian dalam dan bokong. Berupa ruam merah
yang disertai rasa gatal, penularannya dapat melalui kontak
langsung.

32
9) Candidiasis. Penyakit ini menyerang kulit ditandai dengan
ruam atau luka lepuh yang muncul di area kulit terutama
area lipatan.
10) Granuloma Inguinale. Disebabkan oleh bakteri Klebsiella
granulomatis yang ditandai dengan munculnya benjolan serta
luka pada bagian selangkangan, penis, anus, atau skrotum.

Jika mengalami gejala atau tanda dari salah satu penyakit


menular seksual yang dijelaskan di atas, segera periksakan diri
ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan
yang tepat. Penanganan yang tepat sedini mungkin akan
mengurangi infeksi menjalar dan parah.

B. Kanker
Kanker menjadi penyakit utama yang menyebabkan kematian
di seluruh dunia. Terdapat beberapa faktor penyebab penyakit
kanker, yaitu faktor genetik (keturunan), faktor karsinogen (zat
kimia, radiasi, virus, hormon, atau iritasi kronis), dan faktor
gaya hidup (merokok, pola makan tidak sehat, mengonsumsi
minuman berakholol, dan kurang aktivitas fisik).

Terdapat lebih dari 100 jenis kanker ditemukan, delapan


di antaranya menyerang sistem reproduksi manusia. Berikut
ini merupakan delapan jenis kanker yang menyerang organ
reproduksi manusia, baik laki-laki maupun perempuan.
1) Kanker Payudara. Berupa benjolan kecil pada kulit
bagian payudara yang dapat dengan mudah dideteksi.
Semakin cepat deteksi kanker payudara akan semakin
meningkatkan presentase kesembuhannya.
2) Kanker Serviks. Ditandai dengan pendarahan di luar
jadwal menstruasi, nyeri pinggul, dan rasa nyeri saat
melakukan aktivitas seksual.

33
3) Kanker Uterus (Rahim). Ditandai dengan nyeri pinggul,
rasa sakit saat melakukan aktivitas seksual, dan
menstruasi tidak teratur (tidak lancar atau berlebihan).
4) Kanker Ovarium. Menyerang indung telur, tidak
menyebabkan gejala spesifik namun dapat ditandai
dengan berkurangnya nafsu makan dan perut terasa
kembung.
5) Kanker Vulva. Kanker jenis ini menyerang bibir vagina
(labia), ditandai dengan benjolan yang menimbulkan
nyeri atau gatal.
6) Kanker Prostat. Kanker ini menyerang bagian prostat
dan sering terjadi pada laki-laki berusia lanjut.
Gejalanya berupa frekuensi buang air kecil meningkat
disertai rasa tidak nyaman dan urin yang tertahan.
7) Kanker Testis. Menyerang testis sebagai penghasil
hormon testoteron dan sperma. Ditandai dengan
benjolan, pembengkakan, dan rasa nyeri pada testis/
skrotum.
8) Kanker Penis. Ditandai dengan rasa nyeri di bagian
penis, muncul darah dan cairan berbau dari kulit
penis, penebalan dan perubahan warna kulit, dan
ruam merah. Risiko lebih tinggi pada penis yang tidak
disunat.

Kenali gejala atau tanda dari kanker yang menyerang organ


reproduksi. Jika mengalami gejala/tanda yang sama, konsultasi
dan periksakan diri secara menyeluruh di fasilitas kesehatan.
Semakin cepat deteksi kanker maka semakin tinggi tingkat
penyembuhannya.

34
C. Perilaku Seksual Menyimpang
Perilaku seksual yang menyimpang dapat terjadi dikarenakan
beberapa faktor seperti trauma masa kecil, pelecehan seksual,
dan kondisi kelainan saraf pada otak. Di zaman sekarang
ini perilaku seksual menyimpang sudah ramai menjadi
perbincangan seiring banyak pihak yang mulai membuka diri
mengenai orientasi seksualnya. Adapun jenis perilaku seksual
yang menyimpang adalah sebagai berikut.
1) Ekshibisionisme. Merasa nikmat saat melihat seseorang
ketakutan saat ia memperlihatkan alat kelaminnya atau
melakukan mastrubasi di tempat umum.
2) Voyeurisme. Merasa puas saat mengintip orang mandi,
berganti pakaian, atau beraktivitas seksual.
3) Froteurisme. Merasa puas saat menempel atau
menggesekan alat kelamin pada orang yang tidak
dikenal.
4) Paedofilia. Memiliki ketertarikan (secara seksual)
kepada anak di bawah usia 13 tahun.
5) Sadomasokis. Merasa puas saat merasakan sakit akibat
kekerasan verbal maupun non verbal yang dilakukan
pasangan.
6) Sadisme. Merasa puas ketika menyiksa (secara fisik dan
psikologis) pasangan saat melakukan aktivitas seksual.
7) Transvetitisme. Pria yang menyukai perempuan
(heteroseksual) namun menikmati dan mendapat
kepuasan saat berdandan sebagai perempuan.
8) Nekrofilia. Merasa puas saat melakukan hubungan
seksual dengan mayat.
9) Zoofilia dan Beastiality. Merasa puas saat melakukan
hubungan seksual dengan binatang.

35
Lalu bagaimana jika penyimpangan seksual ini terjadi di
kehidupan rumah tangga? Hal pertama yang harus dilakukan
sebelum menikah adalah melihat dan mencermati dengan
baik perilaku dari pasangan (calon suami/istri), jika memang
memungkinkan komunikasikan secara baik-baik apa yang
menjadi masalah dan temukan solusi terbaik bagi dua belah
pihak.

36
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham, F.G., Leveno, K.J., Bloom, S.L., Hauth, J.C., Rouse, D.J.,
Spong, C.Y. 2018. Williams Obstetric, 25th ed. Mc Graw Hill
Companies Inc, New York.
Dieny F, Rahadiyanti, A, Kurniawati, M, 2019. Gizi Prakonsepsi,
Jakarta : Bumi Medika.
Fransen MP, Mirriam H, Laxsini M, Rosman AN, Smith SK. Precon-
ception Counselling For Low Health Literate Women : An
Exploration of Determinants in the Netherlands. Reproduc-
tive Helath. 2018;15:192
Kemenkes RI. Kesehatan Reproduksi dan Seksual Bagi Calon Pen-
gantin. Jakarta2015.
Kementerian Kesehatan RI. 2014. Lembar Balik Kesehatan Repro-
duksi bagi Calon Pengantin.
Kementerian Kesehatan RI. 2021. Peraturan Mentri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2021 1–184.
Kementrian Kesehatan RI, 2015. Kesehatan Reproduksi dan Seksu-
al bagi Calon Pengantin, Bina Kesehatan Masyarakat Jakarta.
Khan, N, Boyle J, Lang AY, 2019. Preconseption Health Attitudes
and Behaviors of Women : A Qualitative Investigation. Aus-
tralia: Nutriens Articles.
Manuaba, I.A.C., Fajar, I.B.G., Manuaba, I.B.G. 2013. Ilmu Kebidanan,
Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan, 2nd
ed. EGC, Jakarta.
Opray N, Grivell RM, Deusen AR, Directed Preconception health
programs and Interventions for Improving Pregnancy
Outcomes for Women who are overwihte or obese (review),
Cochrane Database of Systematic Review, 2015.
Priya B, Mangione CM, Change E. 2017. A cluster Randomized
Controlled Trial of the Myfamily plan Online Preconception
Helath Education Tool. American journal of Health Promo-
tion.

37
38

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai