KEBIDANAN
”PRA NIKAH“
Dosen pengampu:
Disusun oleh
1. Julita NIM.P17312215190
2. Aqilla Antawalny Reius NIM.P17312215195
3. Wanda Anisa Agustin NIM.P17312215199
4. Titin Priyani NIM.P17312215207
5. Fauza Rohmawati NIM.P17312215212
6. Linda Anisa NIM.P17312215223
penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................... 3
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
tujuan membentuk keluarga ( rumah tangga ) yang bahagia dan kekal berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa. Screening Pranikah dan Prakonsepsi adalah istilah luas
yang mengacu pada proses identifikasi berbagai risiko sosial, prilaku dan ling
Perilaku seks pranikah ini memang kasat mata, namun ia tidak terjadi dengan
sendirinya melainkan didorong atau dimotivasi oleh faktor-faktor internal yang tidak
dapat diamati secara langsung (tidak kasat mata). Seperti keinginan yang muncul dari
dalam diri sendiri untuk melakukan perilaku seks pranikah. Dengan demikian
individu tersebut tergerak untuk melakukan perilaku seks pranikah. Motivasi berperan
sebagai penggerak perilaku hubungan antar kedua konstruk. Hal ini cukup kompleks,
antara lain dapat dilihat dari beberapa sisi yaitu, motivasi yang sama dapat saja
menggerakkan perilaku yang berbeda, demikian pula perilaku yang sama dapat saja
diarahkan oleh motivasi yang berbeda.
B. Rumusan masalah
Dalam penulisan makalah ini kami akan mencoba mengkaji dan membahas
tentang Pra Nikah rumusan masalah sebagai berikut:
1. Definisi Pra nikah
2. Definisi Bimbingan Pra Nikah
3. Pemeriksaan tes kesehatan Pra Nikah
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisa makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dosen
mata kuliah pemberdayaan perempuan dalam asuhan kebidanan
1. Mengetahui Definisi Pra nikah
2. Mengetahui Bimbingan Pra nikah
3. Mengetahui Pemeriksaan Tes kesehatan Pra nikah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Pranikah
a. Pengertian Pranikah
Kata Pra dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia” (KBBI) adalah awalan yang
bermakna “sebelum”.Perngertian Nikah dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia”
ialah perjanjian antara laki-laki dan perempuan untuk nersuami istri (secara
resmi).Menurut ensiklopedia Indonesia, nikah berarti perkawinan. Sedangkan
menurut Purwodarminto dalam bukunya Bimo, kawin adalah perjodohan laki-laki dan
perempuan menjadi suami istri. Di samping itu menurut Homby marriage: The union
of two person as husband and wife. Ini berarti bahwa perkawinan itu adalah
bersatunya dua orang sebagai suami istri.‘Nikah’ menurut lughat berarti kumpul.
Kalau diucapkan: Nakahatil asyjaaru, artinya: pepohonan itu menyatu dan saling
melilit. Sedangkan menurut peraturan syarak, kata nikah berarti: Akad yang telah
masyhur yang mengandung rukun-rukun dan syarat-syarat.
Kutipan di atas menjelaskan bahwa ada beberapa manfaat yang didapatkan dalam
menerapkan persiapan sebelum melakukan pernikahan, hal tersebut adalah meliputi;
b) meningkatkan stabilitas dan kepuasan pasangan untuk jangka pendek dan jangka
panjang,
b. Perngertian Bimbingan
Kata bimbingan ialah terjemahan dari bahasa Inggris yaitu “guidance”.
Guidance berasal dari kata kerja “to guide” yang artinya menunjukkan, memberi
jalan atau menuntun orang lain ke arah yang bermanfaat bagi hidupnya di masa
kini dan masa mendatang. Dari guidance yang di dalamnya terkandung beberapa
makna, Sertzer dan Stonemengemukakan bahwa guidance berasal kata guide
yang mempunyai arti to direct, pilot, manager, or steer, artinya: menunjukkan ,
mengarahkan, menentukan, mengatur, atau mengemudikan.
Menurut Prayitno, bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh
orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik anakanak, remaja,
maupun dewasa; agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan
dirinya sendiri dan mandiri; dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang
ada dan dapat dikembangkan; berdasarkan norma-norma yang berlaku.”Menurut WS.
Winkel, bimbingan berarti pemberian bantuan kepada seseorang atau kelompok orang
dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana dan dalam mengadakan penyesuaian
diri terhdap tuntunan hidup, bantuan ini bersifat psikologis dan tidak berupa
pertolongan finansial, medis dan lain sebagainya.Lebih lanjut menurut penjelasan
WS. Winkel pengertian bimbingan itu menekankan pada tiga hal, yaitu:
3) Membuat calon mempelai semakin mantap, lebih terbuka, dan lebih yakin satu
sama lain mengenai riwayat kesehatan keduanya
Pre marital screening check up atau tes pranikah merupakan serangkaian tes
yang harus dilakukan pasangan sebelum menikah. Di negara-negara lain, pre marital
screening sudah menjadi persyaratan wajib bagi pasangan yang akan menikah. Hal
tersebut dikarenakan tidak semua orang mempunyai riwayat kesehatan yang baik.
Seseorang yang tampak sehat dapat dimungkinkan memiliki sifat pembawa (carrier)
penyakit. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan genetik, penyakit
menulardan infeksi melalui darah. Pemeriksaan bertujuan untuk mencegah agar
penyakit tersebut tidak menurun pada keturunannya di kemudian hari sehingga hidup
sehat bersama keluarga bisa tercapai. Waktu pelaksanaan pre marital screening yang
disarankan adalah 6 bulan sebelum calon mempelai menikah.
5. Pemeriksaan alergi
Walaupun seringkali dianggap sepele, melakukan pemeriksaan alergi
sangatlah penting karena alergi yang tidak disadari dari awal dan tidak ditangani
dengan tepat dapat berakibat fatal.
Wanita hamil yang sehat memiliki kemungkinan lebih besar untuk memiliki bayi
yang sehat. Idealnya setiap kehamilan adalah hal yang terencana dan setiap bayi yang
berada dilingkungan yang sehat. Screening pranikah dan prakonsepsi idealnya
dilakukan enam bulan sebelum dilangsungknnya pernikahan. Namun dapat dilakukan
kapanpun selama pernikahan belum berlangsung.
Hal ini bermanfaat apabila saat screening ditemukan penyakit menular seksual
biassegera diobati sebelum pernikahan.
2. Pemeriksaan urin dan tinja lengkap, untuk mendeteksi penyakit pada ginjal
atau yang berhubungan dengan saluran kemih.
1) Upaya Promotif
b. Sex education
Hal ini dilakukan untuk memberikan pengetahuan pada pasangan pranikah agar
hubungannya tetap harmonis. Seperti pendidikan tentang kesehatan reproduksi,
PMS ( penyakit menular seksual ), cara dan waktu berhubungan yang sehat, dan
lain-lain.
c. Personal hygiene
2) Upaya Preventif
a. Pengobatan TORCH dan kanker serviks pada wanita yang akan menikah dengan
memberikan pengobatan secara intensif.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bentuk perilaku seks pranikah yang dilakukan oleh remaja bermacam-macam
diantaranya berpegangan tangan, berpelukan, berciuman, bahkan sampai melakukan
hubungan intim (senggama). Sedangkan tempat favorit remaja untuk melakukan
perilaku seks pranikah biasa remaja lakukan saat berada di rumah yang kebetulan
dalam keadaan sepi, bahkan tidak segan untuk pergi ke hotel hanya untuk sekedar
menyalurkan hasrat seksualnya bersama pasangan. Dampak yang diakibatkan dari
perilaku seksual yang diketahui bahkan kadang menjadi suatu ketakutan tersendiri
bagi remaja yang melakukan perilaku seks pranikah diantaranya kehamilan diluar
nikah, aborsi bahkan sampai dengan penyakit kelamin, untuk faktor internal dan
eksternal yang mempengaruhi remaja melakukan perilaku seks pranikah diantaranya:
faktor internal yang terdiri dari lemahnya pertahanan diri, iman yang rapuh, hingga
dorongan seksual yang kuat. Sedangka faktor eksternal diataranya: adanya pengaruh
budaya dari teman, kurangnya informasi tentang seks dari keluarga, dan seringnya
remaja mengakses media massa. Remaja mengangap melakukan perilaku seks
pranikah dianggap sebagai hal yang wajar dilakukan saat menjalain hububgan dengan
pasangannya, dan berdasarkan harapan masa depan yang diinginkan remaja rata-rata
memiliki harapan yang sama, yaitu ingin berubah menjadi yang lebih baik dan
berharap pacar adalah jodohnya.
B. SARAN
Diharapkan semua pihak mengetahui berbagai macam dari bentuk perilaku
seks pranikah baik dari tempat favorit remaja melakukan perilaku seks pranikah,
dampak yang ditimbulkan dari perilaku seks pranikah, faktor yang mendorong
seorang remaja melakukan seks pranikah, hingga persepsi dan harapan remaja
terhadap perilaku seks pranikah.
DAFTAR PUSTAKA