Anda di halaman 1dari 18

PSIKOLOGI KESEHATAN DAN SOSIOLOGI KESEHATAN

PERUBAHAN PSIKOLOGI PEREMPUAN PADA DAUR REPRODUKSI


PRANIKAH

Disusun oleh:
Debby Dama Pertiwi 1910104161

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2020

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah SWT, pencipta alam semesta, Wahai
Dia yang karenan-Nya terlepas simpul kesulitan, wahai Dia yang dari-Nya diperoleh
jalan keluar menuju jalan keselamatan, yang telah menganugerahkan Rahmat serta
Inayah-Nya kepada saya sehingga makalah kami dengan judul pembahasan
”PROSES ADAPTASI MASA PRANIKAH” ini dapat terselesaikan walaupun
masih jauh dari kesempurnaan. Semoga shalawat serta salam selalu tercurahkan
kepada hambah-Nya yang diutus sebagai rahmat bagi sekalian alam, sang
revolusioner sejati yang telah mengantarkan kita dari pengetahuan klasik sampai
kepada pengetahuan modern yaitu Baginda Nabi besar Muhammad SAW.
Makalah ini diajukan dalam rangka memenuhi salah satu tugas pada mata
kuliah “Perilaku Dan Psikologi Kesehatan Reproduksi”. Makalah ini tidak akan
pernah terwujud tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Maka dari itu, saya
menghaturkan banyak terima kasih kepada semua pihak.
Tidak ada manusia yang sempurna, begitu pula dengan makalah ini, masih
banyak kekurangan-kekurangan yang terdapat didalamnya. Oleh karena itu, saya
mengharapkan saran dan kritikan dari semua pihak yang sifatnya membangun guna
penyempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, 18 Februari 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................……………i
KATA PENGANTAR ....................................................................……………ii
DAFTAR ISI ..................................................................................……………iii
BAB I : PENDAHULUAN.............................................................……………1
A. Latar Belakang...............................................................……………1
B. Rumusan Masalah..........................................................……………1
C. Tujuan............................................................................……………2
BAB II : PEMBAHASAN...............................................................……………3
A. Persiapan fase perkembangan remaja dalam memasuki dunia
perkawinan…………………………………………………………..3
B. Persiapan yang harus dilakukan pada masa pra nikah/ caten………..5
C. Peran bidan sebagai penyedia kesehatan dalam persiapan pra
nikah………………………………………………………………...11
BAB III : PENUTUP.....................................................................…………….13
A. Kesimpulan....................................................................……………13
B. Saran..............................................................................……………13
DAFTAR PUSTAKA …….……………………………………………………14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebelum seseorang memutuskan untuk orang pilihannya pasti memiliki
pertimbangan, dan pertimbangan tersebut terkadang di ambil berdasarkan
informasi dari orang lain maupun seseorang langsung mencari tau sendiri orang
yang iya sukai dengan jalan pendekatan Dalam proses pendekatan ini terkadang 
keduanya salah melangkah dan akhirny tidak sampai pada target malah membuat
permasalahan baru, baik bagi dirinya,kedua belah pihak maupun
keluarganya,namun tak menutup kemungkinan ada juga yang berhasil hingga ke
jenjang pernikahan kemudian membentuk suatu keluarga. Keluarga merupakan
bagian terkecil dari sebuah mesyarakat dimana didalamnya hanya terdiri dari
sebuah kumpulan kecil yang terdirir dari suami, istri, dan mungkin sebagian anak.
Setiap individu juga pasti menginginkan sebuah keluarga yang di dalamnya
terdapat suatu kenyamanan, baik ketika berada di rumah maupun ketika berada
diluar rumah. Dimana seluruh hak dan kewajiban bisa mereka dapatkan dan
laksanakan sebagai konsekuensi dari hidup bersama.
Dalam realitas sosial yang terjadi dimasyarakat zaman sekarang seperti yang
kita ketahui dari media-media yang ada seperti media elektronik, cetak dan yang
lainnya banyak sekali keluarga yang mengalami perceraian. Diantara sebab-sebab
yang mengakibatkan perceraian tersebut aslah satunya adalah tidak terpenuhinya
hak-hak dan kewajiban antara suami dan istri. Akan tetapi islam datang umtuk
mengatur hubungan antara dua orang tersebut baik sebelu menikah maupun setelah
menikah,. Dengan demiikan maka dibuatlah ketentuan bagi mereka berdua hak-
hak atas lainnya, dan juga dibuatlah undang-undang perkawinan. Pada makalah
ini, akan di bahas tentang persiapan yang harus di siapkan sebelum menikah baik
untuk mempelai pria maupun untuk mempelai wanita.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja persiapan fase perkembangan remaja untuk memasuki dunia
perkawinan?
2. Apa saja persiapan yang harus dilakukan pada masa pra nikah/ caten?
3. Bagaimana peran bidan sebagai penyedia kesehatan dalam persiapan pra nikah?

1
2

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui persiapan fase perkembangan remaja dalam memasuki dunia
perkawinan.
2. Untuk mengetahui persiapan yang harus dilakukan pada masa pra nikah/ caten.
3. Untuk mengetahui peran bidan sebagai penyedia kesehatan dalam persiapan pra
nikah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Persiapan Fase Perkembangan Remaja untuk Memasuki Dunia Perkawinan


Pada akhir pendidikan SD, atau awal SLTP anak-anak bertumbuh cukup cepat
dan memasuki masa baru, yakni masa remaja, dalam bahasa latin disebut pubertas.
Masa ini merupakan masa yang penting dalam persiapan menuju perkawinan. Segi
pertama pertumbuhan masa ini adalah fisik. Remaja putri meng alami perubahan-
perubahan besar, yang sangat mungkin menggoncangkan jiwanya bila tidak
didampingi. Ia mungkin merasa kaget mengalami menstruasi pertama karena
mengira akibat dari penyakit. Ia mungkin merasa risih dan malu-malu ketika
dadanya mulai membesar. Ia perlu didampingi, agar memahami makna perubahan
tersebut secara positif. Hal yang sama berlaku untuk remaja putra. Ia mungkin
kaget melihat rambut tumbuh di beberapa bagian tubuhnya dan merasa canggung
ketika suaranya berubah.
Segi kedua dari perubahan ini adalah psikis. Seorang remaja mulai merasa
rangsangan seksual dan mengalami rasa tertarik kepada jenis kelamin lain. Tetapi
hatinya gelisah karena merasa kurang pantas, atau bahkan dianggap jahat di mata
Tuhan. Maka ia perlu didampingi dan dibantu untuk memahami hal itu sebagai
persiapan dari Tuhan sendiri, agar ia kelak mampu mengasihi seorang suami atau
istri selama hidupnya.
Ketiga adalah segi sosial. Sesuai pertumbuhan pada segi pertama dan kedua,
seorang remaja merasa butuh berkelompok dengan teman-teman sebayanya. Ia
merasa kurang enak bergaul dengan anak-anak, tetapi juga merasa canggung
bergaul dengan muda-mudi, apalagi orang dewasa. Bersama dengan teman-teman
sebayanya, ia merasa lebih mampu memilih pakaian dan aksesori lain yang cocok
baginya. Bersama mereka pula ia merasa lebih bebas membagi perasaan mengenai
lawan jenis atau idolanya.

3
4

Seorang remaja belum mampu mengatasi pergolakan jiwanya. Ia belum


memahami dengan baik makna perubahan-perubahan yang ada di dalam dirinya.
Keadaan ini merupakan landasan bagi orang tua untuk tetap mengikatnya di dalam
lingkungan keluarga dalam arti yang positif. Bantuan positif itu terutama harus
diarahkan pada pemahaman dan penghayatan masa remaja sebagai masa persiapan
perkawinan yang berasal dari Tuhan sendiri. Pada masa inilah Tuhan
mempersiapkan badannya agar kelak siap menjadi suami atau istri yang sehat dan
wajar. Pada masa inilah Tuhan mengembangkan rasa tertarik rangsangan seksual
yang kelak berguna dalam hidup sebagai suami atau istri.
Pada usia 15-20, sebagai pemuda atau pemudi sudah lebih memahami adanya
perubahan pada tubuh dan kejiwaannya. Seorang pemuda sudah tahu, rasa tertarik
kepada lawan jenis itu wajar dan biasa. Sedangkan seorang pemudi sudah tahu,
menstruasi itu alamiah dan sehat. Hal yang justru perlu ditumbuhkan adalah
kesadaran akan perlunya persiapan yang baik untuk merintis pekerjaan atau
profesi, yang kelak dapat dipakai untuk mencukupi nafkah dan memuaskan dahaga
batiniahnya. Suami bukanlah semata-mata seorang yang mengasihi dan dikasihi
istri, melainkan juga seorang dewasa yang selayaknya mampu mencari nafkah,
sekurang-kurangnya untuk dirinya sendiri. Dalam perspektif kesetaraan gender,
pencarian nafkah keluarga bukanlah merupakan hak dan kewajiban suami saja.
Semua hal yang terkait dengan hidup berkeluarga merupakan tanggung jawab
bersama suami dan istri.
Sebagian dari anak muda sudah mulai berpacaran. Rasa tertarik terhadap jenis
kelamin lain mendorong sebagian dari mereka berteman secara khusus dan dekat
dengan pacar. Ada yang berjalan lancar dan tahan lama. Ada pula yang tidak
lancar dan cepat putus. Bahkan, ada juga yang secara sengaja punya beberapa
pacar sekaligus.Orang tua perlu bersikap bijaksana. Sebaiknya dihindari kedua
sikap ekstrem. Ekstrem yang satu bersifat keras, serba melarang. Sedang ekstrem
yang lain bersifat liberal, serba membolehkan. Sikap yang benar dan tepat ada di
tengah kedua ekstrem ini. Pacaran jangan dilarang, apalagi bila sudah terjadi.
5

Lebih berguna dan lebih baik bila orang tua membantu anaknya berpacaran
dengan baik dan benar, baik dari segi moral maupun social.
Pada segi moral, penting diingatkan kepada anak-anak yang sedang
berpacaran, bahwa “roh itu kuat, tetapi daging lemah”. Manusia itu bukan
malaikat. Maka, harus disadarkan bahwa mereka berdua harus bersepakat;
kemesraan mereka adalah kemesraan terbatas. Harus dijauhi bentuk kemesraan
yang dapat menjerumuskan ke hubungan seksual pranikah. Sebab, dilihat dari segi
manapun, hal itu tidak pernah menguntungkan pihak mana pun juga.
B. Persiapan Pra Nikah
Ada beberapa persiapan yang perlu dihadapi menjelang pernikahan, yaitu :
1. Persiapan Ilmu tentang pernikahan.
Hal yang perlu dipersiapkan adalah memperjelas visi pernikahan. Untuk
apa kita menikah. Visi yang jelas dan juga sama antara calon suami dan isteri
diharapkan akan melanggengkan pernikahan. Banyak orang yang menikah
hanya karena cinta, atau mengikuti tradisi masyarakat. Bisa juga karena malu
karena sudah cukup umur tetapi masih belum juga menuju pelaminan. Alasan-
alasan seperti ini tidak memiliki akar yang jelas. Bisa juga menjadi sangat
rapuh ketika memasuki bahtera rumah tangga, dan akhirnya hancur ketika badai
rumah tangga datang menerjang.
2. Persiapan mental/psikologis menghadapi pernikahan.
Pernikahan adalah kehidupan baru yang sangat jauh berbeda dari masa-
masa sebelumnya. Dalam pernikahan berkumpul dua pribadi yang berbeda yang
berasal dari keluarga yang memiliki kebiasaan yang berbeda. Didalamnya
terbuka semua sifat-sifat asli masing-masing. Mempersiapkan diri untuk
berlapang dada menghadapi segala kekurangan pasangan adalah hal yang
mutlak diperlukan. Begitu juga cara-cara mengkomunikasikan pikiran dan
perasan kita dengan baik kepada pasangan juga perlu diperhatikan, agar emosi
negatif tidak mewarnai rumah tangga kita.
6

Di dalam pernikahan juga diperlukan rasa tanggung jawab untuk untuk


memenuhi hak dan kewajiban masing-masing. Sehingga setiap anggota
keluarga tidak hanya menuntut hak-haknya saja, tetapi berusaha untuk lebih
dulu memenuhi kewajibannya. Pernikahan merupakan perwujudan dari tim
kehidupan kita untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Oleh karena
itu kerja sama, saling mendukung dalam segala hal sangat diperlukan.
Termasuk dalam pendidikan anak. Pernikahan juga merupakan sarana untuk
terus menerus belajar tentang kehidupan. Ketika memasuki dunia perkawinan
seseorang belajar untuk menjadi bagian dari tim kehidupan. Ketika memiliki
anak seseorang belajar untuk mendidik anak dengan cara yang baik. Tidak
jarang juga orang tua perlu memaksa diri untuk merubah kebiasaan-kebiasaan
buruknya agar tidak ditiru oleh anak. Ketika anak-anak menjelang dewasa
orang tua belajar untuk menjadikan anak-anaknya sebagai teman, sebagai
bagian dari tim kehidupan yang aktif menggerakkan roda kehidupan, dan
seterusnya.
3. Persiapan Ruhiyyah/ spiritual.
Menikah itu ibadah, oleh karena itu seluruh proses yang dilalui dalam
pernikahan itu harus dengan nuansa ibadah. Proses sebelum menikah sampai
pernikahan itu sendiri juga setelah menikah tidak boleh jauh dari nuansa
penghambaan diri kepada Allah. Sebelum menikah peningkatan kualitas diri
dan kualitas ibadah mutlak diperlukan. Berdoa kepada Allah untuk
mendapatkan suami yang sholih dan anak-anak yang akan menjadi penyejuk
mata.
Bergaul dengan orang-orang yang sholih yang dapat menjaga diri kita juga
perlu dilakukan. Membaca buku-buku tentang keutamaan pernikahan juga perlu
dilakukan untuk menguatkan niat kita dalam menikah. Ketika pinangan datang,
ibadah semakin dikencangkan. Terus memohon kepada Allah untuk
mendapatkan yang terbaik sebagai pasangan kita. Saat ini, perlu juga kita
membersihkan hati agar niat ibadah dalam pernikahan ini tidak menyimpang.
7

Juga menjaga kesucian hubungan kita dengan calon suami sampai datangnya
waktu pernikahan sangat diperlukan, agar tidak terjatuh dalam godaan setan.
Masa-masa antara meminang dan pernikahan ini sebaiknya dipersingkat agar
kebersihan niat dan hubungan kedua insan bisa terjaga.
4. Persiapan Fisik
Yang terakhir yang tidak kalah penting dalah mempersiapkan tubuh kita
untuk memasuki dunia pernikahan. Hal ini penting karena merupakan bagian
dari kunci kebahagiaan dalam berumah tangga. Hal –hal yang harus di
persiapkan yaitu :
a) Hentiakan kebiasaan merokok dan mengonsumsi alcohol.
Himbauan ini berlaku bagi calon ayah dan ibu.Pertumbuhan janin dapat
terganggu jika ibunya seorang perokok pasif, sekalipun.Asap rokok yang
terhirup oleh calon ibu dapat menghambat suplai oksigen, sehingga risiko
janin lahir prematur meningkat.
Minuman beralkohol membuat kandungan calon ibu melemah. Risiko
yang mengancam adalah abortus spontan (keguguran).  Sedangkan pada
calon ayah, kadar alkohol yang tinggi dalam darah menyebabkan jumlah sel
sperma menurun sehingga tidak mencukupi untuk terjadi pembuahan.
b) Melakukan tes kesehatan
Langkah ini dilakukan untuk memastikan kondisi keksehatan calon ibu.
Jika dalam pemeriksaan calon ibu dinyatakan mengalami gangguan
kesehatan tertentu, biasanya dokter akan merekomendasikan agar
menunda kehamilan sampai calon ibu dinyatakan sehat. Salah satu
pemeriksaan yang kesehatan yang wajib dilakukan adalah pemeriksaan
darah adalah untuk mengetahui apakah calon ibu mengidap virus-virus yang
membahayakan kehamilan, seperti; toksoplasma, cytomegalo atau rubela.
Beberapa hal yang sebaiknya dilakukan :
1) Melakukan pemeriksaan Laboratorium : 
(a) Pemeriksaan hematologi rutin dan analisa hemoglobin, untuk
mengetahui adanya kelainan atau penyakit darah.
(b) Pemeriksaan urinalisis lengkap, untuk memantau fungsi ginjal dan
penyakit lain yang berhubungan dengan ginjal atau saluran kemih,
pemeriksaan golongan darah dan rhesus yang akan berguna bagi calon
janin. Mengetahui Rhesus kedua calon mempelai seringkali
merupakan hal yang diabaikan, padahal hal tersebut adalah hal yang
penting. Kebanyakan bangsa Asia memiliki Rhesus positif, sedangkan
8

bangsa Eropa rata-rata negatif. Terkadang, pasangan suami-isteri tidak


tahu Rhesus darah pasangan masing-masing. Padahal, jika Rhesusnya
bersilangan, bisa mempengaruhi kualitas keturunan.  Jika seorang
perempuan (Rhesus negatif) menikah dengan laki-laki (Rhesus
positif), bayi pertamanya memiliki kemungkinan untuk ber-Rhesus
negatif atau positif. Jika bayi mempunyai Rhesus negatif, tidak ada
masalah. Tetapi, jika ia ber-Rhesus positif, masalah mungkin timbul
pada kehamilan berikutnya. Bila ternyata kehamilan yang kedua
merupakan janin yang ber-Rhesus positif, kehamilan ini berbahaya.
Karena antibodi antirhesus dari ibu dapat memasuki sel darah merah
janin. Sebaliknya, tidak masalah jika si perempuan ber-Rhesus positif
dan si pria negatif. Karena itu sangat penting untuk mengetahui
Rhesus kedua calon mempelai.
(c) Hepatitis  HBsAg,  Anti HBsAg 
(d) Widal (untuk Typhus )
(e) VDRL (untuk penyakit yang ditularkan dengan hubungan
kelamin,contoh ; sifilis )
(f) Pap.T.B ( untuk mengetahui penyakit TBC )
(g) Pemeriksaan TORC untuk mendeteksi infeksi yang disebabkan parasit
Toxoplasma, virus Rubella dan virus Cytomegalo yang bila
menyerang pada perempuan di masa kehamilan nanti.
2) Melakukan Pemeriksaan Rontgen :
Rontgen  Paru-Paru  
c. Melakukan vaksinasi
Ada tiga vaksinasi yang perlu dilakukan oleh ibu untuk melindungi
janinnya selama kehamilan dan menjalani proses persalinan, yaitu; vaksinasi
MMR (Measles, Mumps, Rubella), Vaksinasi  Anti Tetanus  /  T.T. 
sebaiknya dilakukan dua bulan sebelumnya ( untuk yg wanita )dan vaksin
Hepatitis B dilakukan 2 bulan sebelumnya.
d. Pilihlah makanan bergizi
Membatasi asupan makanan bergula dan berlemak tinggi sangat
dianjurkan. Usahakan Anda dalam kondisi berat badan yang ideal agar
proses pembuahan berlangsung sempurna. Untuk mencegah makan
berlebihan dan merusak momen spesial, pakar diet Erin Palinski-Wade
9

mengungkapkan ada beberapa makanan yang bisa disantap calon pengantin


minimal seminggu sebelum hari bahagianya yaitu :
1) Buah dan Sayur
Erin mengatakan untuk memperbanyak konsumsi buah dan sayur yang
mengandung banyak vitamin C karena dipercaya dapat menurunkan kadar
hormon kortisol yang dapat membuat stres. Buah-buahan yang memiliki
kandungan vitamin C ada pada jeruk, apel, pepaya, kiwi, dan kelengkeng.
Sedangkan sayuran yang mengandung vitamin C adalah brokoli, kubis,
kembang kol, dan paprika.
2) Ikan
Ahli nutrisi Amy Shapiro juga menyarankan para calon pengantin
untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan omega-3 seperti salmon,
walnut, dan biji chia karena bisa menurukan rasa cemas dan mencegah
pembengkakan pada tubuh yang disebabkan oleh stres. Untuk sarapan
pagi, sebaiknya menyantap makanan dengan kandungan protein dan
karbohidrat yang seimbang seperti omelet sayuran, atau oatmeal dengan
walnut.
3) Makanan Anti Oksidan
Sementara itu, pakar nutrisi Sara Vance menganjurkan para calon
pengantin untuk menyantap makanan dengan antioksidan tinggi seperti
blueberry, stroberi, brokoli, dan bayam. Makanan ini baik dikonsumsi
dengan makanan yang kaya probiotik karena bisa meningkatkan sistem
pencernaan, mencegah tubuh mengalami pembengkakan serta membuat
suasana hati lebih baik.
4) Minum Teh Hijau
Dokter Brooke menyarankan unuk menghindari konsumsi kopi yang
berlebihan. Sebaiknya minumlah teh hijau karena mengandung senyawa
L-theanine yang memberikan efek menenangkan sekaligus meningkatkan
konsentrasi hingga rasa stres bisa dihindari.
10

5) Hindari Junk Food


Saat dilanda stres, banyak orang yang mencari junk food sebagai
pelampiasannya karena mudah didapat. Makanan dan minuman yang
terlalu manis bisa menjadi 'bumerang' karena meningkatkan kadar gula
darah di dalam tubuh yang dapat membuat pengantin semakin stres
karena makanan manis membuat suasana hati dan fungsi otak semakin
tidak stabil.
Adapun daftar makanan yang direkomendasikan untuk diasup bersama
pasangan dilansir dari Huffington Post.
1) Sayuran golongan kol
Sayur seperti brokoli, brussel, kale, dan kembang kol
mengandung indol-3-karbinol. Senyawa ini dapat membantu tubuh dalam
memproduksi hormon estrogen yang diperlukan dalam proses mencapai
kehamilan. 
2) Bawang-bawangan
Bawang putih, bawang merah, dan bawang bombay itu kaya dengan
kandungan sulfur yang dapat meningkatkan antioksidan glutathione.
Kandungan tersebut penting baik bagi kesuburan laki-laki, maupun
perempuan karena dapat meningkatkan kualitas sperma dan sel telur, serta
janin nantinya.
3) Ikan tangkapan liar
Mungkin kamu tahu pentingnya asupan omega3 saat sedang hamil,
tapi enggak perlu tunggu sampai hamil kok. Asupan omega3 bisa turut
membantu meningkatkan kesehatan sel telur, dan mempermudah proses
fertilisasi dalam telur. 
4) Alpukat mengandung folat tinggi
Buah seperti alpukat, atau makanan seperti hati, bayam, asparagus, dan
bit punya kandungan folat yang cukup tinggi. Folat sendiri bermanfaat
11

meningkatkan kualitas sperma laki-laki dan mengatur pola ovulasi pada


perempuan.
5) Labu madu
Dikenal juga dengan sebutan butternut squash, sayuran ini kaya
akan karotenoid seperti pada wortel,ubi, dan buah mangga. 
Karotenoid sendiri merupakan pigmen dengan antioksidan tinggi yang
dapat menyehatkan sperma laki-laki dan menstimulasi fungsi sel telur
perempuan. 
C. Peran Bidan Sebagai Penyedia Kesehatan Dalam Persiapan Pra Nikah
Bidan mempunyai peran sebagai penyedia kesehatan antara lain dengan
memberikan konseling kesehatan pra nikah sebagai berikut :
1. Hakikat atau manfaat perkawinan
Hubungan suami istri yang melibatkan aspek kejiwaan .oleh karena itu
sebuah pernikahan harus sehat. Manfaat perkawinan untuk kesehatan :
a) Dapat mengurangi stress, karena orang yang sudah menikah memiliki kadar
kortisol atau hormone stress yang lebih rendah dibandingkan dengan orang
yang belum menikah .
b) Menikah dapat mengurangi kemungkinan mengalami stroke karena
pernikahan yang bahagia bisa membantu mencegah sroke fatal pada pria.
c) Menikah menjauhkan seseorang dari depresi persoalan terkadang
membutuhkan tempat curhat, orang yang sudah menikah akan lebih mudah
menemukan teman curhatnya sehingga persoalan tidak lagi menimbulkan
tekanan.
2. Penyuluhan pra nikah
3. Persiapan kehamilan pertama
4. Pemeliharaan kehamilan dan nifas
5. Pemberian ASI
6. Imunisasi
12

Imunisasi yang diberikan adalah imunisasi tetanus toksoid (TT), yang


diberikan menjelang hari perkawinan
7. Keluarga berencana
8. Persiapan calon pengantin
Dalam pernikahan dua manusia dua pribadi akan dipersatukan oleh satu ikatan
yang diabadikan melalui pernikahan. Persiapan-persiapan yang diperlukan bagi
calon pengantin adalah sebagai berikut:
a) Persiapan fisik
b) Sehat
c) Umur
d) Istirahat
e) Persiapan mental
f) Nilai-nilai agama
g) Cinta kasih
h) Sikap social dalam keluarga
i) Keluarga harmonis
j) Menjaga ketahanan keluarga
k) Persiapan ekonomi sejalan dengan tuntutan kebutuhan yang semakin hari
semakin besar, maka diharapkan calon suami telah mempunyai pekerjaan tetap
agar dapat menafkahi seluruh anggota keluarga.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada beberapa persiapan yang perlu dihadapi menjelang pernikahan, yaitu
persiapan ilmu tentang pernikahan, persiapan mental/psikologis dalam
menghadapi pernikahan, persiapan ruhiyyah menjelang pernikahan serta persiapan
fisik sebelum menikah:
1. Persiapan Ilmu tentang pernikahan
2. Persiapan mental/psikologis menghadapi pernikahan.
3. Persiapan Ruhiyyah/ spiritual.
4. Persiapan Fisik
Manfaat Periksa Kesehatan Pra Nikah :
Dengan melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum menikah kita dapat
mengetahui kondisi pasangan serta proyeksi masa depan pernikahan, terutama
yang berkaitan dengan masalah kesehatan reproduksi (fertilitas) dan genetika
(keturunan), dan Anda juga dapat mengetahui penyakit-penyakit yang nantinya
bila tak segera ditanggulangi dapat membahayakan Anda dan pasangan termasuk
calon keturunan.
B. Saran
Menjelang hari pernikahan semua calon mempelai pasti sibuk mempersiapkan
diri memastikan bahwa semua rencana telah tersusun dengan baik. Sayangnya
masih banyak dari masyarakat kita yang saking terlalu sibuk mempersiapkan hari
H, sampai lupa dengan hal kecil yang mungkin terlihat sepele padahal penting dan
besar sekali manfaatnya. Misalnya dengan melakukan pemeriksaan kesehatan
maupun persiapan psikologi caten, maka disarankan kepada calon pengantin untuk
melakukan konseling pranikah.

13
DAFTAR PUSTAKA

Indria Swari, Rika. 2017. Daftar Makanan Sehat Buat Pengantin Baru Biar Cepat
Hamil. https://netz.id/list/2017/11/08/00716-01916/1013071117/daftar-
makanan-sehat-buat-pengantin-baru-biar-cepat-hamil. Di Akses 1 Ferbruari
2020

Kemala Sari, Intan.2015. Makanan Yang Sebaiknya Dikonsumsi Satu Minggu


Sebelum
Menikah. https://wolipop.detik.com/health-and-diet/d-3043805/makanan-
yang-sebaiknya-dikonsumsi-satu-minggu-sebelum-menikah. Di akses 1
Ferbruari 2020

Nella, Shinta. 2016. Promosi Kesehatan Pra Nikah. http:// shintanella. blogspot.com /
2016/05/v-behaviorurldefaultvmlo_31.html. di akses 1 Ferbruari 2020

Putri,Enika.2017.Upaya Promosi Kesehatan Pra Nikah. https:


//enikaputri27.wordpress.com/2015/06/04/59/. di akses 1 November 2018
https://cookpad.com/id/resep/640931-sup-brokoli-paprika-sup-untuk-
mengontrol-bb-idealmenuju-bb-ideal sehat? via= search &search_ term=sup
%20kembang % 20 kol %20brokoli

Instruksi Depag dan Depkes No. 1 tahun 1989 tentang Pemeriksaan Kesehatan
Pranikah

Fitri Sari, E. S. (September 2013). Kesiapan Menikah Pada Dewasa Muda Dan
Pengaruhnya Terhadap Usia Menikah. Jur. Ilm. Kel. & Kons., p : 143-153,
Vol. 6, No. 3, ISSN : 1907 - 6037.

Fitriani, I. K. (Juni 2015). Urgensi Pemeriksaan Psikis Pra-Nikah (Studi Pandangan


Kepala KUA dan Psikolog Kota Malang). | de Jure, Jurnal Syariah dan
Hukum, Volume 7 Nomor 1, hlm. 18-30.

Kamrani, M. A. (April 2017). Effect of Premarital Counseling on Marital


Satisfaction.

Okeke, S. R. (January 2016 ). Psychological Predictors of Premarital Sexual


Relationship among In-school Adolescents in a Western Nigerian City.

14
Watofa, S. B. (2019). Premarital Sexual Behavior among Papua Women: a
Qualitative Research. Journal of Educational, Health and Community
Psychology Vol 8, No 2, E-ISSN 2460-8467.

15

Anda mungkin juga menyukai