Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA

REMAJA POSYANDU FRESH BEJI ( FORUM REMAJA SEHAT


BEJIRUYUNG )

Tugas ini dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah KKPK ( Kesehatan
Perempuan Dan Perencanaan Keluarga )

Disusun Oleh :

Dessi Irwanti Mustofa ( 2021060016 )


Khofifah Intan Setiawan ( 2021060018 )
Prihatinni Tina Irtanti ( 2021060022 )
Susi Hendriyati ( 2021060029 )

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG

2022

1
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun kami panjatkan kehadirat Allah swt karena berkat
rahmat dan karunia-Nyalah, penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Penyusunan laporan ini dimaksudkan agar dapat memberikan
suatu pengetahuan.

Proposal ini berisi tentang rencana penyuluhan dengan tema Kesehatan


reproduksi pada remaja yang sudah kami susun secara cepat dan tepat dengan
bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu Penyusun mengucapkan
terima kasih atas waktu, tenaga dan pikirannya yang telah diberikan kepada dosen
pembimbing atas bimbingannya. Penyusun berharap proposal ini dapat
mendukung proses kegiatan belajar mengajar di ruangan kelas.

Dalam penyusunan proposal ini Penyusun menyadari sepenuhnya tentu


banyak kekurangan. Oleh sebab itu, Penyusun mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca yang bersifat membangun. Harapan penyusun, semoga makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca terutama bagi para mahasiswi kebidanan.

Akhir kata Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk kami
khususnya, dan menambah pengetahuan untuk para pembaca.

Gombong, 15 April 2022

Penyusun

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................... 2
DAFTAR ISI........................................................................................................ 3
BAB I................................................................................................................... 5
PENDAHULUAN................................................................................................ 4
A. JUDUL KEGIATAN.................................................................................. 4
B. LATAR BELAKANG................................................................................ 4
C. PERUMUSAN MASALAH.......................................................................8
D. TUJUAN KEGIATAN............................................................................... 8
E. MANFAAT KEGIATAN...........................................................................9
BAB II................................................................................................................ 10
TINJAUAN TEORI............................................................................................ 10
BAB III............................................................................................................... 19
DESKRIPSI KEGIATAN................................................................................... 19
A. PEMECAHAN MASALAH.....................................................................19
B. PESERTA KEGIATAN...........................................................................19
C. METODE KEGIATAN............................................................................ 19
D. SUSUNAN ACARA................................................................................ 20
E. RENCANA EVALUASI..........................................................................20
F. PELAKSANA.......................................................................................... 20
G. ANGGARAN BIAYA.............................................................................. 20
BAB IV............................................................................................................... 22
HASIL PEMBAHASAN....................................................................................22
BAB V................................................................................................................ 26
PENUTUP.......................................................................................................... 26

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. JUDUL KEGIATAN
Penyuluhan Kesehatan Reproduksi pada Posyandu Remaja FRESH BEJI
( Forum Remaja Sehat Bejiruyung )
B. LATAR BELAKANG
Alhamdulillahirabbilalamin, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah
SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua,
sehingga kita dapat menyusun proposal ini. Sholawat serta salam senatiasa
terlimpah curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang
senantiasa kita nantikan syafaatnya diyaumul kiyamah nanti. Sebagai mahluk
Allah kita hendaknya selalu senantiasa bersyukur atas segala karunia-Nya.
Kita telah diberi kenikmatan yang luar biasa, kesehatan yang diberikan Allah
kepada kita memang nikmat tiada duanya.
Setiap orang ingin atau mendambakan tumbuh, berkembang dan maju.
Keinginan itu merupakan suatu hal yang wajar dan normal. Terutama pada
remaja yang berada dalam proses perkembangan yang berisi rentetan
perubahan ke arah yang lebih tinggi, luas dan kompleks. Karena pada masa
remaja merupakan peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa,dimana
masa tersebut identitas remaja tidak begitu jelas dan remaja sudah tidak dapat
dikatakan sebagai kanak-kanak.
Remaja merupakan usia kritis untuk memasuki masa dewasa. Karena
remaja dipandang sebagai suatu masa dimana individu telah mencapai
kematangan dalam proses perkembangannya. Banyak hal yang terjadi selama
rentang masa remaja, baik ketika masa awal yaitu kematangan secara seksual
dan masa akhir saat mencapai usia matang. Misalnya perubahan tingkah laku,
sikap, dan nilai-nilai yang tidak hanya mengindikasikan perubahan yang lebih
cepat pada awal masa remaja.
Semua periode alam rentang kehidupan itu memang penting, tetapi ada
perbedaan dalam tingkat kepentingannya. Adanya akibat secara langsung

5
terhadap sikap dan tingkah laku serta akibat-akibat jangka panjangnya
menjadikan periode remaja lebih penting daripada periode lainnya. Oleh sebab
itu periode remaja dapat dikatakan sebagai periode badai dan tekanan (storm
and stress) yaitu adanya perubahan yang cukup cepat mulai dari perubahan
fisik ,psikis, agamis (moral), emosional, dan intelektual yang tentunya
menimbulkan kekagetan, kecanggungan, dan kebingungan.
Serangkaian perubahan yang dialami oleh remaja itu akan menyertai
perkembangannya. Ketika seorang remaja mengalami masa puber, remaja
membutuhkan lebih banyak lagi stimulus yang mempengaruhinya. Seperti
perubahan dalam segi fisik, yaitu dikatakan bahwa remaja disibukkan dengan
tubuh mereka dan mengembangkan citra individual mengenai gambaran tubuh
mereka., seperti perubahan suara, pertumbuhan tinggi badan, pertumbuhan
buah dada, menstruasi dan mimpi basah.
Dari adanya perubahan fisik yang dialami oleh remaja itu akan
menimbulkan serangkaian perubahan psikologis yang akan menyertai
perkembangan fisik seorang remaja. Tingginya emosi dan mayoritas remaja
mengalami ketidakstabilan akibat upaya penyesuaian diri pada pola perilaku
baru dan harapan sosial yang baru. Hal-hal yang baru ini ada yang dengan
mudah diterima dan dipenuhi, ada pula yang dengan susah payah atau malah
menimbulkan hambatan dan kesulitan. Seringkali malah menjadikan banyak
hal negatif yang sangat meresahkan, misalkan adalah terjadinya pergaulan
bebas di kalangan remaja. Dampak pergaulan bebas mengantarkan pada
kegiatan menyimpang seperti seks bebas, tindak kriminal termasuk aborsi,
narkoba, serta berkembangnya penyakit menular seksual (PMS).
Ketika terjadi adanya gejolak emosi yang mempengaruhi psikologisnya,
sebagaimana halnya kebanyakan manusia remaja juga memiliki potensial atau
menaruh minat pada agama dan manganggap bahwa agama berperan penting
dalam kehidupan. Remaja ingin mempelajari agama berdasarkan pengertian
intelektual dan tidak menerima begitu saja. Posyandu Remaja sebagai proses
untuk mencari identitas diri yang mencakup hal memutuskan apa yang penting
dan patut dikerjakan serta untuk mengevaluasi perilaku dirinya. Nilai dan
standar moral pada remaja kebanyakan karena nilai dan standar pada orang

6
tua yang lambat laun remaja akan memutuskan keinginan mereka sendiri
untuk mandiri dan bebas (Atkinson, 2003). Salah satu pendekatan terhadap
masalah identitas ialah dengan mencoba berbagai peran dan cara berperilaku.
Remaja berada dalam lingkungan keluarga, di mana keluarga merupakan
peran awal yang dijalani oleh remaja dalam masa perkembangannya. Remaja
dilahirkan dari keluarga, tumbuh dan berkembang sampai membentuk sendiri
keluarga batinnya serta membentuk karakter seorang remaja menjadi pribadi
yang matang. Adapun karakter dari keluarga mempunyai sifat-sifat yang
kompleks yang akan mempengaruhi pemikiran remaja dalam kehidupannya
(Rifai, 1987). Sementara kelekatan dan keterkaitan dengan keluarga terutama
orang tua tetap kuat selama masa remaja, kenyataannya tidaklah selalu mulus.
Berbagai konflik antara orang tua dengan remja disebabkan oleh beberapa hal
yang berfokus pada kemandirian dan identitas. Terutama apabila harapan-
harapan remaja tidak sesuai dengan kenyataan. Remaja akan membanding-
bandingkan orang tuanya dengan suatu standar ideal dan kemudian mengecam
kekurangankekurangannya. Apabila pandangan dengan orang tua berbeda
kemungkinan akan terjadi konflik yang mengakibatkan remaja mengalami
kebingungan peran (Santrock, 2004).
Dalam kenyataannya banyak orang tua yang melihat remaja mereka
berubah dari seorang anak yang selalu menurut menjadi seseorang yang tidak
mau menurut, melawan, menentang standar-standar orang tua. Apabila hal ini
terjadi, orang tua cenderung berusaha mengendalikan dengan keras dan
memberi lebih banyak tekanan kepada remaja agar menaati standar-standar
orang tua (Collins dalam Santrock 2004). Konflik yang terjadi antara orang
tua dengan remaja ini mengakibatkan adanya peralihan figur atau peran ketika
remaja berada di lingkungan yang lebih luas, misalnya lingkungan sekolah,
ataupun lingkungan sekitar rumah. Salah satunya adalah teman sebaya.
Pengaruh dari teman sebaya ini lebih besar dari pada pengaruh orang tua.
Kelompok teman sebaya merupakan dunia nyata bagi remaja untuk menguji
diri sendiri dan orang lain serta remaja akan dinilai sejajar dan tidak akan ada
sanksi yang melarangnya (Benimof dalam Al-Mighwar, 2006). Perkembangan
yang dialami pada masa remaja (fisik, psikologis, dan emosi) itu dapat diatasi

7
apabila remaja dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya dengan baik.
Orang tua juga bisa menjalankan perannya dengan baik pula dalam membantu
mereka. Mengingat besarnya arti dan manfaat penerimaan dari lingkungan,
baik dari teman sebaya maupun masyarakat sampai remaja diharapkan mampu
bertanggung jawab secara sosial, mengembangkan kemampuan intelektual dan
konsep-konsep yang penting bagi kompetensinya serta mandiri. Remaja yang
dapat menyesuaikan diri dengan baik maka diharapkan mampu menjalani
masa remajanya dengan lancar dan diterima oleh lingkungannya (Prihartanti
dalam Maharani, 2003).
Program “Forum Remaja Sehat Bejiruyung” merupakan sebuah program
yang dirintis oleh mahasiswa kebidanan Stikes Muhammadiyah Gombong
untuk membantu para remaja khususnya dalam menjawab pertanyaan mereka
selama dalam proses perkembangan menuju ke arah yang lebih matang,
menggali lebih dalam tentang masa-masa remaja dan permasalahannya,
membantu untuk mengarahkan remaja dalam pengembangan diri meliputi
fisik, psikis, dan spiritual. Forum Remaja muncul dari keprihatinan terhadap
kondisi remaja saat ini dan penting karena sebelumnya belum ada wadah yang
memfasilitasi sehubungan dengan polemik yang mengiringi kehidupan
remaja. Berbagai keingintahuan dan gejolak yang ingin ditumpahkan belum
terealisir. Program pengembangan diri “Forum Remaja Sehat Bejiruyung”
telah dikemas sebagai salah satu pilot project dalam kurikulum sekolah
dengan harapan dapat ditiru dan dikembangkan oleh sekolah-sekolah yang
lain (Solo Pos, 2010).
Posyandu Remaja ini merupakan serangkaian kajian atau kegiatan yang
membahas secara menyeluruh tentang perubahan yang terjadi pada remaja dan
bagaimana menyikapinya sehingga remaja mampu membentuk benteng
pertahanan pribadi sehingga mampu mengambil sikap atau mnyikapi
pengaruh-pengaruh yang merugikan. Berdasarkan latar belakang diatas maka
kami memberkan penyuluhan
C. PERUMUSAN MASALAH
Masalah kesehatan reproduksi remaja di Indonesia khusus di kecamatan
sempor masih kurang mendapat perhatian yang cukup sehingga:

8
1. Banyak kalangan yang berpendapat bahwa masalah Kesehatan reproduksi,
seperti juga masalah kesehatan lainnya, semata-mata menjadi urusan
kalangan medis, sementara pemahaman terhadap kesehatan reproduksi
(apalagi kesehatan reproduksi remaja) di kalangan medis sendiri juga
masih minimal.
2. Banyak kalangan yang beranggapan bahwa masalah kesehatan reproduksi
hanyalah masalah kesehatan sebatas sekitar poses kehamilan dan
melahirkan, sehingga dianggap bukan masalah kaum remaja. Apalagi jika
pengertian remaja adalah sebatas mereka yang belum menikah. Di sini
sering terjadi ketidakkonsistensian di antara para pakar sendiri karena di
satu sisi mereka menggunakan istilah remaja dengan batasan usia, tetapi di
sisi lain dalam pembicaraan selanjutnya mereka hanya membatasi pada
mereka yang belum menikah.
3. Banyak kalangan yang masih mentabukan untuk membahas masalah
kesehatan reproduksi remaja karena membahas masalah tersebut juga akan
juga berarti membahas masalah hubungan seks dan pendidikan seks.
D. TUJUAN KEGIATAN
Kegiatan ini yang berupa penyuluhan Kesehatan Reproduksi pada
Remaja bertujuan untuk :
1. Membantu para remaja khususnya remaja di desa
bejiruyung sempor yang memerlukan pandangan yang
lebih luas tentang kesehatan reproduksi sehingga mampu
untuk menjaga diri agar terhindar dari problema-
problema pada remaja
2. Untuk memberdayakan remaja dalam aspek kesehatan
pada umumnya dan kesehatan reproduksi pada
khususnya agar dapat tumbuh dan berkembang menjadi
remaja yang bertanggung jawab dalam berperilaku sosial
maupun terhadap perilaku seksual yang telah
dilakukannya.

9
3. Merealisasikan dan memenuhi tugas project matakuliah
KKPK ( Kesehatan Perempuan Dan Perencanaan
Keluarga ).
E. MANFAAT KEGIATAN
Dengan melakukan kegitan penyuluhan Kesehatan Reproduksi pada
Remaja ini diharapkan dapat memberikan manfaat :
1. Dapat turut mewujudkan remaja Indonesia yang sehat dan bertanggung
jawab, mampu membentuk remaja yang bisa memenuhi tantangan era
globalisasi.
2. Manfaat lain yang diperoleh adalah Bagian Anatomi dapat
mensosialisasikan kegiatan-kegiatannya

10
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Kesehatan Reproduksi Remaja


Masyarakat Internasional secara konsisten telah mengukuhkan hak-hak
remaja akan informasi tentang kesehatan reproduksi remaja (KRR) yang benar
dan pelayanan kesehatan reproduksi (KR) termasuk konseling saat
Internasional Conference on Population and Development (ICPD) tahun 1994.
Masyarakat internasional juga telah mengingatkan kembali bahwa hak dan
tanggung jawab orang tua adalah membimbing termasuk tidak menghalamgi
anak remajanya untuk mendapatkan akses terhadap pelayanan dan informasi
yang mereka butuhkan tentang kesehatan reproduksi yang baik.
Remaja perlu pahami kesehatan reproduksi karena pemahaman
mengenai kesehatan reproduksi sangat penting agar remaja bisa
mempersiapkan dirinya lebih baik dalam memasuki kehidupan berkeluarga.
Oleh sebab itu diharapkan remaja bisa mengatur fungsi dan proses
reproduksinya serta bisa lebih bijak dalam membangun perilaku seksual yang
bertanggung jawab.
Pemahaman remaja akan kesehatan reproduksi menjadi bekel remaja
dalam berperilaku sehat dan bertanggung jawab, namun tidak semua remaja
memperoleh informasi yang cukup dan benar tentang kesehatan reproduksi.
Keterbatasan pengetahuan dan pemahaman ini dapat membawa remaja kearah
perilaku beresiko. Dalam hal inilah bagi para ahli dalam bidang ini
memandang perlu akan adanya pengertian, bimbingan dan dukungan dari
lingkungan di sekitarnya agar dalam sistem perubahan tersebut terjadi
pertumbuhan dan perkembangan yang sehat sedemikian rupa sehingga kelak
remaja menjadi manusia dewasa yang sehat secara jasmani, rohani, dan sosial.
Sejak tahun 2000, pemerintah Indonesia telah mangangkat KRR menjadi
program nasional. Program KRR merupakan pelayanan untuk membantu
remaja memiliki setatus kesehatan reproduksi yang baik melalui pemberian
informasi, pelayanan konseling dan pendidikan keterampilan hidup.

11
Kesehatan reproduksi remaja (KRR) secara umum didefinisikan sebagai
kondisi sehat dari sistem, fungsi, dan proses alat reproduksi yang dimiliki oleh
remaja, yaitu laki-laki dan wanita usia 10 — 24 tahun.2
Tiga hal yang menjadikan masa remaja penting sekali bagi kesehatan
reproduksi adalah sebagai berikut :
1. Masa remaja (usia 10 — 19 tahun) merupakan masa yang khusus dan
penting karena merupakan periode pematangan organ reproduksi
manusia dan sering disebut masa pubertas.
1. Masa remaja terjadi perubahan fisik (organobiologis) secara cepat
yang tidak seimbang dengan perubahan kejiwaan (mental-emosional).
Perubahan yang cukup besar ini dapat membingungkan remaja yang
mengalaminya, karena itu perlu pengertian, bimbingan, dan dukungan
lingkungan di sekitarnya agar mereka dapat tumbuh dan berkembang
menjadi manusia dewasa yang sehat, baik jasmani, mental, maupun
psikososial.
2. Dalam lingkungan sosial tertentu, sering terjadi perbedaan perlakuan
terhadap remaja laki-laki dan wanita. Bagi laki-laki, masa remaja
merupakan saat diperolehnya kebebasan, sedangkan untuk remaja
wanita merupakan saat dimulainya segala bentuk pembatasan (pada
zaman dulu gadis mulai dipingit ketika mereka mulai mengalami
menstruasi).
Kesehatan reproduksi remaja sulit dipisahkan dari kesehatan remaja
secara keseluruhan, karena gangguan kesehatan remaja akan menimbulkan
gangguan pula pada sistem reproduksi. Berikut adalah beberapa keadaan yang
berpengaruh buruk terhadap kesehatan remaja termasuk kesehatan reproduksi
remaja
1. Masalah gizi buruk
a. Anemia dan kurang energi kronis (KEK)
b. Pertumbuhan yang terhambat pada remaja putri, sehingga
mengakibatkan panggul sempit dan resiko untuk melahirkan bayi berat
lahir rendah (BBLR) dikemudian hari.

12
2. Masalah pendidikan.
a. Buta huruf, yang mengakibatkan remaja tidak mempunyai akses
informasi yang dibutuhkannya serta kurang mampu mengambil
keputusan yang terbaik untuk kesehatan dirinya.
b. Pendidikan rendah dapat mengakibatkan remaja kurang mampu
memenuhi kebutuhan fisik dasar ketika berkeluarga, dan hal ini akan
berpengaruh buruk terhadap derajat kesehatan diri dan keluarganya.
3. Masalah lingkungan dan pekerjaan
a. Lingkungan dan suasana kerja yang kurang memperhatikan kesehatan
remaja yang bekerja sehingga akan mengganggu kesehatan remaja.
b. Lingkungan sosial yang kurang sehat dapat menghambat, bahkan
merusak kesehatan fisik, mental, dan emosional remaja.
4. Masalah seks dan seksualitas
a. Pengetahuan yang tidak lengkap dan tidak tepat tentang masalah
seksualitas, misalnya mitos yang tidak benar.
b. Kurang bimbingan untuk bersikap positif dalam hal yang berkaitan
dengan kesehatan seksualitas.
c. Penyalahgunaan dan ketergantungan napza yang mengarah kepada
penularan HIV/AIDS melalui jarum suntik dan hubungan seks bebas
yang dewasa ini semakin menghawatirkan.
d. Penyalahgunaan seksual
e. Kehamilan remaja
f. Kehamilan pranikah / diluar ikatan pernikahan
5. Masalah perkawinan dan kehamilan dini
a. Ketidakmatangan secara fisik dan mental
b. Resiko komplikasi dan kematian ibu dan bayi lebih besar
c. Kehilangan kesempatan untuk mengembangkan diri
d. Resiko untuk melakukan aborsi yang tidak aman.

B. Pemahaman Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi


Remaja dengan generasi muda merupakan asset nasional yang sangat
penting dalam mempersiapkan kelangsungan program selanjutnya. Oleh

13
karena itu wajarlah apabila remaja banyak mendapat sorotan dan perhatian
dari berbagai lembaga, baik lembaga pemerintan maupun non pemerintah.
Masa remaja adalah perkembangan transisi antara masa anak dan masa
dewasa. Remaja berada pada krisis identitas, dimana remaja mulai memiliki
keinginan untuk menonjolkan identitas dirinya. Remaja berusaha melepasan
diri dari otoritas orang tua dengan maksud menemukan jati diri. Kondisi ini
membuat remaja sangat rentan terhadap pengaruh teman dalam hal mina,
sikap, pemanpilan dan perilaku.
Pada proses pencarian jati diri, remaja sering memanifestasikan perilaku
yang mengundang resiko tinggi terhadap terjadinya kasus yang berhubungn
dengan penyimpangan perilaku seksual. Kematangan organ reproduksi dan
perkembangan psikologis remaja yang mulai menyukai lawan jenisnya serta
arus media informasi baik elektronik maupun non elektronik sangat
berpengaruh terhadap perilaku seksual remaja.
Penelitian yang dilakukan oleh Sahara Indonesia tahun 2006
menyimpulkan bahwa minimnya pengetahuan dan bimbingan tentang
kesehatan reproduksi bagi remaja telah menyebabkan 72,9 % kehamilan tidak
diinginkan (KTD), 94,8 % aborsi yang tidak aman, 5,2 % penyakit menular
seksual (PMS), 54,3% terinveksi penyakit HIV dan aids dari 200 ribu
penderita se-Indonesia, serta 36 78,8% pengguna napza dari 3,2 juta jiwa
pengguna Napza di Indonesia.
Ditinjau dari usia pertama kai melakukan hubungan seksual debelum
menikah di dua daerah penelitian, hasilnya menunjukan bahwa 34,62 % pada
usia < 15 tahun, 48,76 % pada usia > 18 tahun.
Apabila dilihat dari usia pertama kali malakukan hubungan seksual
sebelum menikah dikalangan remaja di DKI Jakarta dan di DI Yogyakarta,
hasilnya menunjukan 9,2 % pada usia 10 — 14 tahun, 49,8 % pada usia 15 —
19 tahun, 41 % pada usia 20 — 24 tahun. Adapun alasannya, motivasi yang
mendorong remaja untuk melakukan hal tersebut adalah karena suka sama
suka 75,8 %, kebutuhan biologis 11,1 %, dibohongi 6,1 %, alas an
perkawinan 4,1 %, dan kewajiban sebagai pacar 2,9 %. Sedangkan mengenai
faktor latar belakang yang mempengaruhi remaja melakukan hubungan

14
seksual di DKI Jakarta dan di DI Yogyakarta terutama adalah karena sering
menonton “Blue Film” dan baca buku porno 51,7 % kurang taat pada agama
23,1 %, pengaruh teman dan kebutuhan biologis 16,46 %, frustasi, keluarga
kurang harmonis dan tempat pelarian 7,1 %, orang tua tidak menunjukan
keteladanan 1,7 %.
Dari hasil beberapa penelitian mengenai perilaku reproduksi dikalangan
remaja dilakukan pertama kali terbanyak pada usia dibawah 19 tahun. Hal ini
ditafsirkan karena pada masa ini remaja banyak mengalami perubahan fisik
yang begitu pesat, termasuk rangsangan seksual. Sehingga apabila pada masa
ini tidak bias menahan dirinya dari pengaruh-pengaruh yang sifatnya negatif,
maka hal ini akan menjadi pendorong yang besar bagi remaja untuk
melakukan perilaku reproduksi yang kurang sehat.
Di tambah lagi dengan penampilan remaja sekarang yang telah
mengikuti budaya barat contohnya saja berpakaian, banyak remaja kita
berpakaian tapi telanjang, maksudnya pakaian tersebut tidak berfungsi sebagai
penutup aurat, sehingga dapat mensifati (terlihat/transparan) warna kulitnya
karena bahannya tipis dan sempit.
Sedangkan faktor latar belakang yang paling banyak mempengaruhi
remaja untuk melakukan hubungan seksual sebelum menikan adalah karena
kebiasaan menonton “Blue Film” dan membaca buku porno. Kemudian
menyusul karena kurang taat agama, dan sisanya karena pengaruh teman,
faktor keluarga yang tidak harmonis serta faktor ketidak teladanan orang tua
dan tempat pearian.
Data mengenai seksual dikalangan remaja tersebut diatas dan alasan
suka sama suka serta faktor latar belakang yang mempengaruhinya,
ditafsirkan ada kaitanya dengan kebiasaan remaja membaca buku porno dan
menonton “Blue Film”.
Sementara itu masalah perilaku reproduksi dikalangan remaja tidak saja
sebagai akibat dari biologis semata, tetapi juga berkenaan dengan faktor
lingkungan serta kurangnya pembekalan informasi mengenai reproduksi sehat
secara utuh dan menyeluruh.

15
Faktor lingkungan tersebut seperti mrnurunnya tingkat kepedulian
masyarakat terhadap perilaku seks remaja, kondisi pergaulan remaja yang
Nampak semakin bebas. Faktor lainnya adalah karena kurangnya informasi
tentang reproduksi yang sehat, benar dan utuh, yang disebabkan oleh beberapa
kendala seperti sulit nerkomunikasi dengan orang tua dan tidak tahu kemana
dan dimana bias mencari informasi tentang kesehatan reproduksi.
Pendidikan kesehatan adalah behavioral investmen jangka panjang
sebagai suatu proses perubahan perilaku pada diri seseorang. Dalam waktu
yang pendek (immediate impact) pendidikan kesehatan hanya menghasilkan
perubahan atau peningkatan pengetahuan. Pendidikan kesehatan merupakan
suatu program yang membawa perubahan dalam pengetahuan.
Sikap remaja mengenai masalah reproduksi (seperti hubungan seksual
pranikah) masih sejalan dengan norma social dan agama yang berlaku. Namun
bagaimanapun juga sikap dari sebagian kecil remaja Indonesia sudah
menunjukan adanya kecendrungan pergeseran nilai-nilai. Perilaku
seksual/tindakan remaja dalam waktu pacaran mulai yang tergolong ringan
seperti mencium pipi sampai yang tergolong yang beresiko tinggi seperti
hubungan seksual terbukti telah pernah dilakukan oleh sebagian remaja di
Indonesia. Masalah perilaku reproduksi dikalangan remaja tersebut diatas
tidak saja sebagai akibat dari faktor biologis semata, tetapi juga berkenaan
dengan faktor lingkungan serta kurangnya pembekalan informasi mengenai
kesehatan reproduksi secara utuh dan menyeluruh.

C. Akibat Ketidakpahaman Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi


Remaja yang sedang berada pada masa sulit, tidak pasti dan cenderung
labil, mudah sekali terpengaruh informasi global melalui media audio-visual
yang semakin mudah diakses, namun minim informasi kesehatan reproduksi.
Dengan informasi akan kesehatan reproduksi yang terbatas dan perkembangan
emosi yang masih labil, remaja dihadapkan pada kebiasaan yang tidak sehat
seperti seks bebas, merokok, minum-minuman beralkohol, penyalahgunaan
obat dan suntikan terlarang. Adaptasi kebiasaan itu, seiring dengan alat-alat
reproduksi remaja yang mulai berfungsi, pada akhirnya hanya akan

16
mempercepat usia awal seksual aktif serta mengantarkan mereka pada
kebiasaan berperilaku seksual yang beresiko tinggi.15 Jenis resiko kesehatan
reproduksi yang dihadapi remaja mempunyai ciri yang berbeda dengan anak-
anak maupun orang dewasa.
Jenis resiko kesehatan reproduksi yang harus dihadapi remaja antara lain
kehamilan dini maupun kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi, penyakit
menular seksual (PMS), kekerasan seksual, serta masalah keterbatasan akses
terhadap informasi dan pelayanan kese-hatan. Resiko ini dipengaruhi oleh
berbagai faktor yang saling berhubungan, yaitu tuntutan untuk menikah muda
dan hubungan seksual, akses yang rendah terhadap pendidikan dan pekerjaan,
ketidaksetaraan gender, kekerasan seksual dan pengaruh media massa maupun
gaya hidup remaja. Berikut adalah akibat hubungan seks pranikah bagi
remaja.
1. Remaja laki-laki tidak perjaka, wanita menjadi tidak perawan
2. Remaja putri terancam kehamilan yang tidak diinginkan, pengguguran
kandungan yang tidak aman, infeksi organ reproduksi, anemia,
kemandulan, dan kematian karena pendarahan atau keracunan kehamilan.
3. Trauma kejiwaan (depresi, rendah diri, merasa berdosa, dan hilang
harapan masa depan)
4. Kemungkinan hilang kesempatan untuk melanjutkan pendidikan dan
kesempatan bekerja
5. Melahirkan bayi yang kurang/tidak sehat
6. Resiko tertular penyakit menular seksual (PMS)
Penyakit Menular seksual termasuk HIV/AIDS dapat menular dengan
beberapa cara, yang pertama adalah melalui hubungan seksual yang tidak
terlindung, baik melalui penis, vagina, anus, maupun oral. Cara ini adalah cara
yang paling utama (lebih dari 90%). Uteriplasenta, penularan dari ibu ke janin
selama kehamilan (HIV/AIDS, herpes, sifilis), melalui jalan lahir pada saat
persalinan (HIV/AIDS, gonore, klamidia), sesudah bayi lahir (HIV/AIDS).
Darah tranfusi darah tanpa skrining terhadap IMS atau kontak langsung
dengan cairan darah atau produk darah (HIV/AIDS) dan melalui jarum suntik
yang dipakai secara bersama-sama dengan penderita hepatitis atau HIV dan

17
AIDS. Kontak Tubuh, kondisi ini terjadi pada sifilis stadium III, dan yang
terakhir adalah tidak terjaganya kebersihan alat reproduksi dengan baik.
Penyakit menular seksual ada yang bisa disembuhkan dan ada yang
tidak. Sebagai contoh PMS yang disebabkan oleh bakteri seperto gonorea,
sifilis, ulkus mole, dan klamidia masih dapat disembuhkan, sedangkan yang
disebabkan virus seperti hepatitis, herpes genital, kondiloma akuminata, dan
AIDS tidak dapat disembuhkan.18 Satusatunya cara adalah berobat kedokter
atau tenaga kesehatan. Jika terkena PMS, pasangan juga harus diperiksa dan
diobati, jangn mengobati diri sendiri, patuhi cara pengobatan sesuaipetunjuk
yang diberikan oleh dokter, atau hindari hubungan seksual selama masih ada
keluhan atau gejala. Berikut adalah macam-macam Penyakit Menular Seksual
(PMS):
a. Gonore (GO atau kencing nanah), penyebabnya adalah bakteri Nisseria
gonorrbea dengan masa inkubasi antara 2 — 10 hari setelah masuk
kedalam tubuh.
b. Sifilis (raja singa), penyebabnya kuman Treponema pallidum dengan masa
tanpa gejala antara 2 — 6 minggu bahkan terkadang sampai tiga bulan
sesudah kuman masuk dalam tubuh melalui hubungan seksual.
c. Herpes genitalis, disebabkan oleh virus herpes simplex tipe 1 dan 2 dengan
masa inkubasi antara 4 — 7 hari setelah virus berada dalam tubuh, dimulai
dengan rasa terbakar atau kesemutan pada tempat masuknya virus. 18Intan
Kumalasari dan Iwan Andhyantoro, Kesehatan Reproduksi Untuk
Mahasiswa .
d. Trikomonas vaginalis, infeksi ini disebabkan oleh sejenis protozoa dengan
masa inkubasi 3 — 28 hari setelah kuman masuk kedalam tubuh melalui
hubungan seksual.
e. Klamidia, infeksi saluran reproduksi yang disebabkan oleh Clamidia
tracbomatis
f. Ulkus mole (chancroid / sankroid), disebabkan oleh infeksi
haemopbillusyang menular karena hubungan seksual.
g. HIV / AIDS

18
Remaja juga kekurangan informasi dasar mengenai keterampilan
menegosiasikan hubungan seksual dengan pasangannya. Mereka juga
memiliki kesempatan yang lebih kecil untuk mendapatkan pendidikan formal
dan pekerjaan yang pada akhirnya akan mempengaruhi pengambilan
keputusan dan pemberdayaan mereka untuk menunda perkawinan dan
kehamilan serta mencegah kehamilan yang tidak dikehendaki. Bahkan pada
remaja di pedesaan, menstruasi pertama biasanya akan segera diikuti dengan
perkawinan yang menempatkan mereka pada resiko kehamilan dan persalinan
dini, kehamilan dan persalinan usia muda akan menambah resiko kesakitan
dan kematian ibu dan bayi (2 — 4 kali lebih tinggi dari masa usia subur).
Keterbatasan pengetahuan dan informasi tentang kesehatan reproduksi
orang tua juga dapat menjadi pencetus perilaku atau kebiasaan tidak sehat
pada remaja. Hal ini berawal dari sikap orang tua yang menabukan pertanyaan
remaja tentang fungsi dan proses reproduksi, serta penyebab rangsangan
seksualitas. Orang tua cenderung risih dan tidak mampu memberikan
informasi yang memadai mengenai alat reproduksi dan proses reproduksi itu.
Tiadanya informasi dari orang tua membuat remaja mengalami kebingu-ngan
akan fungsi dan proses reproduksinya. Ketakutan kalangan orang tua dan
guru, bahwa pendidikan yang menyentuh isu perkembangan organ reproduksi
dan fungsinya akan mendorong remaja untuk melakukan hubungan seks
pranikah, justru mengakibatkan remaja diliputi oleh ketidaktahuan atau
mencari informasi yang belum tentu benar, yang pada akhirnya justru dapat
menjerumuskan remaja kepada ketidaksehatan reproduksi.

19
BAB III
DESKRIPSI KEGIATAN

A. PEMECAHAN MASALAH
Untuk turut membantu memecahkan masalah-masalah kesehatan
reproduksi pada remaja, maka langkah-langkah yang diambil adalah :
1. Memberikan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi pada remaja dan
dapat memberdayakan remaja dalam aspek kesehatan pada umumnya dan
kesehatan reproduksi pada khususnya agar dapat tumbuh dan berkembang
menjadi remaja yang bertanggung jawab dalam berperilaku sosial maupun
terhadap perilaku seksual yang telah dilakukannya. Diharapkan dengan
melakukan kegiatan ini, tingkat pengetahuan remaja mengenai kesehatan
reproduksi dapat ditingkatkan.

B. PESERTA KEGIATAN
Peserta dalam kegiatan ini sesuai dengan rencana sasaran yaitu remaja
posyandu FRESH BEJI ( Forum Remaja Sehat Bejiruyung ) di desa
bejiruyung kecamatan sempor kabupaten kebumen, yang memerlukan
pengetahuan tentang kesehatan reproduksi sehingga dapat tumbuh dan
berkembang menjadi remaja yang bertanggung jawab.

C. METODE KEGIATAN
Sebelum pelaksanaan kegiatan dilakukan terlebih dahulu penjajagan
lokasi. Dalam penjajagan lokasi ini dimusyawarahkan mengenai waktu
pelaksanaan kegiatan dengan memperhatikan masukan dari kegiatan sekolah.
Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah berupa Penyuluhan Kesehatan
Reproduksi pada Remaja Posyandu FRESH BEJI ( Forum Remaja Sehat
Bejiruyung )

20
D. SUSUNAN ACARA
Kegiatan pengabdian ini akan dilaksanakan mengikuti jadwal kegiatan di
bawah ini :
Waktu : Rabu 15 April 2022
Tempat : Balai desa Bejiruyung
Waktu Kegiatan Pelaksana

Pembukaan

14.00 — Posyandu Remaja Mahasiswa


15.00

15.00 - 15.15 Pengisian Pre-test Mahasiswa

15.15 — Penyuluhan edukasi tentang kespro Mahasiswa


16.15

16.15 — Pengisian Post - Test Mahasiswa


16.30

16.30 — Pembagian doorprize & foto bersama Mahasiswa


16.50

Penutup

E. RENCANA EVALUASI
Evaluasi dilakukan terhadap proses kegiatan yang meliputi kesesuaian
jadwal dengan pelaksanaan dan kehadiran remaja, serta evaluasi hasil kegiatan
yang meliputi peningkatan pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi.

F. PELAKSANA
1. Dessi Irwanti Mustofa ( 2021060016 )
2. Khofifah Intan Setiawan ( 2021060018 )
3. Prihatinni Tina Irtanti ( 2021060022 )
4. Susi Hendriyati ( 2021060029 )

21
G. ANGGARAN BIAYA
1. ANGGARAN / PEMASUKAN DANA
Item Pemasukan Dana Jumlah Rincian Total Anggaran
Iuran 4 Orang @ Rp. Rp. 200.000
50.000

Item Pemasukan Harga


Satuan Sub Jumlah Jumlah
Dana Satuan

FC - - Rp. 29.500 Rp. 29.500,00

KEGIATAN

Doorprize - - Rp. 30.000


Rp. 197.000,00
Leaflet - - Rp. 167.000

KONSUMSI

Snack dan Aqua - - Rp. 111.000 Rp. 111.000,00

Total Rp. 337.500,00


2. PENGELUARAN DANA

22
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN

A. HASIL PRE DAN POST TEST


Hasil dari pengerjaan soal Pre dan Post test yang berjumlah 20 soal

No Usia Pre - Test Post -Test


1 15 6 8
2 19 8 10
3 17 7 8
4 18 5 9
5 16 6 9
6 20 7 10
7 16 8 10
8 17 9 10
9 16 6 8
10 15 7 9
11 14 8 10
12 12 8 10
13 19 7 9
14 16 6 9
15 10 5 8
16 12 4 6
17 11 6 9
18 10 4 7
19 13 7 9
20 16 4 7
21 15 5 8
Tertinggi 9 10
Hasil Terendah 4 7
Rata - Rata 6,3 8,7

23
Dari hasil pre dan post tes yang telah dilakukan didapatkan bahwa
sebelum dilakukan pemberian penyuluhan Pendidikan Kesehatan Mengenai
Kesehatan Remaja nilai rata-rata dari pre test tersebut adalah 6,3, untuk nilai di
bawah rata-rata ada 11 remaja. Itu berarti ada sekitar 50% dari peserta remaja
penyuluhan di Posyandu Remaja FRESH BEJI masih dibawah nilai rata-rata.
Untuk tingkat pengetahuan dari remaja Posyandu Remaja FRESH BEJI masih
dibawah nilai rata-rata.
Setelah dilakukan penyuluhan dengan media power point dan leaflet,
untuk hasil post test remaja FRESH BEJI mengalami kenaikan. Nilai tertinggi
dari post test adalah 10 dan terendah adalah 7 dengan nilai rata-rata 8,7. Untuk
remaja yang nilai masih di bawah rata-rata dari 11 remaja menjadi 7 remaja, ini
menunjukan untuk tingkat pengetahuan dari remaja FRESH BEJI mengalami
peningkatan.
Hasil yang baik di atas, diperkirakan didapatkan karena tempat dilakukan
di posyandu remaja desa bejiruyung merupakan sebagian dari mereka adalah
sekolah yang cukup favorit dengan kebanyakan populasi remaja berasal dari
siswa kalangan menengah ke atas dan mempunyai orang tua dengan tingkat
pendidikan yang cukup tinggi.
Tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku yang baik serta ditunjang peran
serta lingkungan yang memadai dalam memberikan informasi mengenai
kesehatan reproduksi kepada remaja akan membentuk pribadi remaja sebagai
generasi muda penerus bangsa yang sehat jasmani dan rohani serta melindungi
remaja dari sikap seksual yang berbahaya.

24
B. DAFTAR HADIR

C. DOKUMENTASI

25
26
BAB V
PENUTUP

Dari laporan yang telah dipaparkan dapat diambil kesimpulan bahwa untuk
tingkat pengetahuan remaja di posyandu remaja FRES BEJI mengalami
kenaikan setelah diberikan materi melalui media power point dan leaflet. Untuk
keaktifan remaja sendiri mereka antusias dengan adanya kegiatan penyuluhan
tersebut dibuktikan dengan adanya pertanyaan pertanyaan yang mereka
sampaikan.

Demikian laporan ini kami buat agar menjadi pedoman dalam pelaksanaan
kegiatan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi pada remaja dalam rangka
pengabdian kepada masyarakat. Kerjasama dari semua pihak sangat diharapkan
demi tercapainya tujuan kegiatan dengan maksimal. Atas perhatian dan
kerjasamanya kami ucapkan terimakasih.

27
A.
DAFTAR PUSTAKA

Intan Kumalasari dan Iwan Andhyantoro, Kesehatan Reproduksi Untuk Mahasiswa


Yulfira Media, “Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Remaja Tentang Kesehatan
Reproduksi”, Media Litbangkes, Vol. No.02, (1995)
Nisa Maolida, “Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Siswa Terhadap Pendidikan
Kesehatan Reproduksi Remaja di SMAN 1 Margahayu, (Makalah Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran, Bandung)
Agus Darahim, “ Peluang PKBI sebagai Pelopor Program KB dalam Peaksanaan
Pembangunan Keluarga Sejahtera” (Makalah pada Lokakarya Kemandirian
Program Remaja PKBI, Jakarta 23 November 1994). 11Badrudin, Etika
Sufisme Karakteristik dan Implementasinya, (Serang, IAIN SMH Banten,
2010)
http://www.esaunggul.ac.id/article/problematika-remaja-akibat-
kurangnyainformasi-kesehatan-reproduksi/ (diakses pada 08 Oktober 2015)

28

Anda mungkin juga menyukai