Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PERKEMBANGAN REMAJA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik

Dosen Pengampu:

Dr. Winarti, S.Pd, M.Pd.Si

Disusun oleh:

Aprelia Devi Silviani (23104060015)

Maya Indra Pratiwi (2304060022)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pertama-tama kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan
tugas makalah ini guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik yang
berjudul “Perkembangan Remaja” dengan tepat waktu.

Sholawat serta salam tercurahkan kepada nabi kita Muhammad SAW. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Winarti, S.Pd, M.Pd.Si yang selaku dosen
pengampu mata kuliah Perkembangan Peserta Didik yang telah memberikan tugas tersebut.
Kami juga mengucapkan kepada teman-teman yang selalu setia membantu dalam segala hal
mengumpulkan data-data pembuatan makalah ini. Semoga dengan tersusunya makalah ini
mampu berguna bagi kami dalam memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik
dan semoga segala sesuatu yang tertuang di dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
maupun bagi para pembaca dalam rangka membangun khazanah keilmuan.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh sebab itu, saya masih memerlukan kritik dan saran yang mampu membuat
saya untuk lebih semangat dalam memperbaiki makalah selanjutnya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Yogyakarta 12 Maret 2024

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG.................................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................4
C. TUJUAN......................................................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
A. REMAJA.....................................................................................................................................6
B. PERKEMBANGAN REMAJA..................................................................................................7
C. ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN REMAJA.....................................................................8
D. FAKTOR PERKEMBANGAN REMAJA................................................................................9
E. PROBLEMATIKA REMAJA..................................................................................................11
F. TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA.................................................................................11
BAB III...............................................................................................................................................14
PENUTUP..........................................................................................................................................14
A. KESIMPULAN.........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Salah satu diantara faktor yang mendasari perbedaan tahap perkembangan
yang sedang dilalui oleh manusia adalah periodisasi perkembangannya, periodesasi
itu meliputi masa kanak-kanak, remaja, dewasa dan masa lanjut usia. Remaja
merupakan masa yang banyak mendapat perhatian para ahli karena mempunyai ciri-
ciri dan keistimewaan yang sangat mempengaruhi sikap dan tindakannya, kepada
remaja ditujukan berbagai harapan dan disisi lain remaja juga sering menjadi
pembicaraan dan sasaran dalam hal terjaslanya masalah-masalah social.

Disamping itu masa remaja merupakan masa yang strategis dalam pembinaan
dan pengembangan nilai-nilai termasuk pembinaan agama dan kepribadiannya, salah
satu upaya dalam permbinaan kepribadian itu adalah dengan melalui system yang
sesuai dengan kondisi dan kebutuhananva. Untuk mencapai keberhasilan kehidupan di
kalangan remaja diperlukan pemahaman yang lebih baik tentang remaja dalam
berbagai aspek sesuai dengan tugas perkembangan yang sedang dilaluinya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengertian remaja?
2. Bagaimana proses perkembangan remaja dalam aspek fisik, kognitif, emosional,
sosial, dan moral?
3. Apa faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan remaja?
4. Apa masalah yang sering dihadapi remaja?
5. Apa tugas-tugas perkembangan remaja untuk mencapai kematangan?

C. TUJUAN
Dari rumusan masalah diatas didapatkan tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengertian remaja

2. Untuk mengetahui proses perkembangan remaja dalam aspek fisik, kognitif,


emosional, sosial, dan moral
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan remaja

4. Untuk mengetahui masalah yang sering dihadapi remaja

5. Untuk mengetahui tugas-tugas perkembangan remaja untuk mencapai kematangan


BAB II

PEMBAHASAN

A. REMAJA
Ditinjau dari perspektif etimologi remaja berasal dari kata latin yaitu adolescene yang
berarti tumbuh kearah kematangan baik secara fisik, sosial, maupun psikologis (Sarwono,
2010). Pada umumnya remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa anak-anak
menuju masa dewasa yang terjadi pada usia 12 tahun hingga 21 tahun (Dewi, 2012).

Masa remaja adalah periode perubahan usia dimana tiap individu berbaur ke dalam
masyarakat (orang dewasa), usia dimana anak-anak tidak lagi merasa di bawah tingkat yang
lebih tua tetapi pada tingkat yang sama, setidaknya dalam hal integrasi. Perubahan otak
remaja memungkinkannya untuk mencapai integrasi dalam interaksi sosial orang dewasa
yang merupakan elemen umum dari tahap perkembangan ini. Menurut (Sarwono, 2010) ada
tiga tahap perkembangan remaja dalam proses penyesuaian diri menuju dewasa, antara lain:

a. Remaja awal (Early Adolescence)


Masa remaja awal berada pada rentang usia 12-15 tahun ditandai dengan adanya
peningkatan yang cepat dari pertumbuhan dan pematangan fisik, sehingga intelektual
dan emosional. Pada masa remaja awal ini sebagian besar pada penilaian kembali dan
restrukturisasi dari jati diri. Pada tahap remaja awal ini penerimaan kelompok sebaya
sangatlah penting, namun individu sudah lebih mampu mengarahkan diri sendiri (self
directed) (Aryani, 2010).
b. Remaja Pertengahan (Middle Adolescence)
Masa remaja madya berada pada rentang usia 15-18 tahun ditandai dengan hampir
lengkapnya pertumbuhan pubertas, dimana timbulnya keterampilan-keterampilan
berpikir yang baru, adanya peningkatan terhadap persiapan datangnya masa dewasa,
mulai mengembangkan kematangan tingkah laku, belajar mengendalikan
impulsivitas, dan membuat keputusan-keputusan awal yang berkaitan dengan tujuan
yang ingin dicapai (Aryani, 2010).
c. Remaja akhir (Late Adolescence)
Masa remaja akhir berada pada rentang usia 18-21 tahun. Masa ini merupakan masa
konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapain lima hal, yaitu:
1) Minat menunjukkan kematangan terhadap fungsi-fungsi intelek.
2) Ego lebih mengarah pada mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang lain
dalam mencari pengalaman baru.
3) Terbentuk identitas seksual yang permanen atau tidak akan berubah lagi.
4) Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan
keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain.
5) Tumbuh pembatas yang memisahkan diri pribadinya (Private Self) dengan
masyarakat umum (Sarwono, 2010).

B. PERKEMBANGAN REMAJA
Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai
hasil dari proses pematangan. Perkembangan ini menyangkut adanya proses diferensiası darı
sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan system organ yang berkembang sedemikian
rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya.Ciri-ciri perkembangan:

a) Kualitatif,
Kualitatif perkembangan remaja meliputi aspek-aspek seperti perkembangan identitas,
hubungan sosial, pengembangan keterampilan sosial dan emosional, serta proses
penyesuaian dengan peran dan tanggung jawab baru dalam kehidupan. Hal ini juga
mencakup eksplorasi nilai, keyakinan, dan minat yang membentuk kepribadian
mereka.
b) Maturation
Maturation dalam perkembangan remaja mencakup perubahan fisik, kognitif, dan
emosional yang berkaitan dengan proses biologis. Beberapa ciri maturation pada
remaja termasuk pertumbuhan tubuh yang cepat, perubahan pada sistem hormonal
yang mempengaruhi emosi dan perilaku, serta perkembangan otak yang mengarah
pada kemampuan pemrosesan informasi yang lebih kompleks.
c) Sistematis, Progresif dan Berkesinambungan
 Sistematis: Perkembangan remaja terjadi dalam pola yang teratur dan berurutan, di
mana setiap tahap mempersiapkan individu untuk menghadapi tahap-tahap
selanjutnya. Misalnya, berkembangnya minat untuk memperhatikan lawan jenis
seiring dengan matangnya hormone seksual.
 Progresif: berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat, mendalam atau
meluas, baik secara kuantitatif (fisik) maupun secara kualitatif (psikis). Misalnya
dalam mengembangkan hubungan interpersonal yang lebih matang seiring waktu.
 Berkesinambungan
 Proses perkembangan remaja terjadi secara berkelanjutan, di mana pengalaman masa
lalu, pengetahuan, dan keterampilan yang diperoleh membentuk landasan bagi
perkembangan masa depan. Ini berarti bahwa tahap-tahap sebelumnya mempengaruhi
tahap-tahap selanjutnya, dan tidak ada titik akhir yang tetap dalam proses
perkembangan tersebut.

C. ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN REMAJA


Pada masa perkembangan remaja ini ada beberapa aspek yang sangat menonjol
perkembangannya. Antara lain adalah sebagai berikut :

1. Aspek Fisik:

Meliputi pertumbuhan fisik yang cepat, perkembangan organ reproduksi, dan perubahan
pada kulit, rambut, suara, serta postur tubuh. Fase pubertas, yang ditandai dengan
perubahan fisik yang signifikan seperti pertumbuhan payudara pada perempuan dan
pertumbuhan bulu pada wajah pada laki-laki, merupakan bagian penting dari aspek fisik
perkembangan remaja.

2. Aspek Kognitif:

Perkembangan kognitif remaja mencakup kemampuan berpikir lebih abstrak, analitis, dan
kritis. Remaja mulai mampu memecahkan masalah yang lebih kompleks, merencanakan
masa depan, serta memahami konsep-konsep seperti identitas diri, moralitas, dan
konsekuensi dari tindakan mereka.

3. Aspek Emosional:

Melibatkan pengembangan kemampuan mengelola emosi, mengidentifikasi perasaan, dan


mengekspresikan diri secara sehat. Remaja sering mengalami fluktuasi emosi yang intens,
yang dapat mencakup rasa cemas, depresi, atau konflik identitas. Mereka juga mulai
membentuk identitas emosional mereka, termasuk perasaan tentang diri mereka sendiri,
hubungan dengan orang lain, dan tempat mereka dalam dunia.

4. Aspek Sosial:
Meliputi hubungan remaja dengan keluarga, teman sebaya, dan masyarakat. Remaja mulai
mengembangkan kemandirian sosial, belajar bagaimana berinteraksi dengan orang lain,
dan menjalin hubungan yang lebih intim, termasuk hubungan romantis. Mereka juga
menavigasi norma sosial, budaya, dan nilai-nilai yang memengaruhi kehidupan mereka.

5. Aspek Moral:

Perkembangan moral remaja mencakup pemahaman tentang nilai-nilai, etika, dan


keadilan. Mereka mulai mempertanyakan nilai-nilai yang mereka anut, merenungkan
konsekuensi moral dari tindakan mereka, dan mengembangkan kesadaran moral yang
lebih kompleks. Ini melibatkan proses membangun identitas moral mereka sendiri dan
memahami perbedaan antara benar dan salah dalam berbagai konteks.

D. FAKTOR PERKEMBANGAN REMAJA


Faktor yang berperan dalam mempengaruhi perkembangan remaja ialah sebagai berikut :
1. Faktor Lingkungan
Dalam perilaku remaja, faktor genetik terus mempengaruhi perbedaan antara remaja
laki-laki dan perempuan.
Contoh : Tentang tinggi badan, berat badan dan umur pada awal masa pubertas. Rata-
rata, anak perempuan lebih kecil, berat badannya lebih ringan dibandingkan anak laki-
laki, dan memasuki masa pubertas lebih awal.
Sama seperti tanaman yang tumbuh subur kecuali jika lingkungannya tidak baik,
demikian pula manusia atau remaja, remaja tumbuh dengan teratur sesuai dengan
perspektif kedewasaan. Faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan bisa
sangat luas. Lingkungan yang tidak baik, dan cenderung bermusuhan akan
menghambat perkembangan, seperti contoh remaja berbakat yang orang tuanya
terlalu protektif cenderung melarang anaknya melakukan kegiatan yang mereka sukai
karena takut membahayakan anaknya, padahal dengan cara ini anak yang sudah
menginjak remaja dapat mencapai potensi maksimalnya, dengan orang tua yang
overprotektif di satu sisi akan merugikan anak dalam perkembangannya potensi yang
dimilikinya. Beberapa peneliti perkembangan remaja berpendapat bahwa secara
historis, terdapat penekanan yang berlebihan pada perubahan biologis selama masa
pubertas sebagai faktor penentu perkembangan psikologis remaja. Mereka
berpendapat bahwa perubahan biologis merupakan aspek terpenting dalam transisi
dari masa kanak-kanak ke masa remaja. Namun mereka juga meyakini bahwa konteks
sosial (lingkungan) juga berperan penting dalam perkembangan psikologis remaja.
2. Faktor Kematangan
Perkembangan disebabkan bukan saja oleh interaksi proses biologis, kognitif, dan
sosial tetapi juga oleh interaksi kematangan dan pengalaman. Kematangan
(maturation) adalah urutan perubahan teratur yang ditentukan oleh cetakbiru genetik
yang kita punyai. Seperti bunga matahari yang tumbuh dengan cara yang teratur
kecuali jika lingkungannya tidak bersahabat, begitu juga umat manusia berkembang
dengan cara yang teratur, menurut pandangan kematangan. Rentang lingkungan dapat
luas sekali, tetapi pendekatan kematangan menyatakan bahwa cetak biru genetik
mengakibatkan kesamaan dalam pertumbuhan dan perkembangan kita. Kita jalan
sebelum bicara, menyebut satu kata sebelum bisa menyebut dua kata, tumbuh dengan
cepat pada masa bayi dan lebih lambat pada masa anak awal, mengalami peningkatan
hormon seksual saat puber setelah masa anak-anak yang tenang mencapai kekuatan
fisik pada masa remaja akhir dan masa dewasa awal, dan kemudian menurun dan
sebagainya. Ahli yang menekankan kematangan mengakui bahwa lingkungan yang
ekstrim yang secara psikologis hampa dan bermusuhan dapat menghambat
perkembangan, tetapi mereka percaya bahwa kecenderungan akan pertumbuhan dasar
sudah terberi secara genetik pada manusia. Sebaliknya, psikologi lain menekankan
pentingnya pengalaman dalam perkembangan anak. Pengalaman mencakup
lingkungan biologis anak, gizi, perawatan kesehatan, obat, dan kecelakaan fisik,
sampai pada lingkungan sosial, keluarga, teman sebaya, sekolah, masyarakat, media
dan budaya. “Bawaan” menunjuk pada warisan biologis organisme, “lingkungan”
menunjuk pada pengalaman lingkungan. Pendukung bawaan menganggap warisan
biologis sebagai pengaruh yang paling penting pada perkembangan, pendukung
lingkungan menyatakan pengalaman lingkunganlah yang paling penting.
Perkembangan disebabkan karena kematangan. Kematangan dan belajar/latihan
adalah sebab-sebab perkembangan yang saling berhubungan. Kematangan
menentukan kesiapan seseorang untuk belajar. Dalam pembahasan mengenai
pertumbuhan dan perkembangan remaja di atas telah diuraikan beberapa aspek yang
sedang dialami oleh setiap diri remaja, aspek biologis, kognitif, dan sosio-emosional.
Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan ada dua aspek yang penting yang
sangat menentukan keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan. Kedua aspek itu
adalah kematangan dan pengalaman
3. Faktor Belajar
Belajar merupakan faktor penting dalam tercapainya pendidikan karena sangat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kognitif generasi muda. Dengan
bantuan pendidikan ini, anak memperoleh informasi tentang hal-hal yang diperlukan
dan juga melatihnya untuk bersikap kritis. Meningkatkan penglihatannya dengan
memberikan bimbingan dan arahan untuk memudahkan anaknya mendapatkan apa
yang diinginkan anaknya. Pembelajaran pada masa remaja merupakan salah satu
proses pembelajaran di sekolah. Kita sering menganggap sekolah sebagai tempat yang
didominasi oleh pembelajaran akademis. Namun, sekolah sebenarnya lebih dari
sekedar akademis dimana remaja dapat berpikir, bernalar dan mengingat. Sekolah
juga merupakan area sosial yang penting bagi remaja, di mana teman dan orang
banyak sangatlah penting. Pada dasarnya manusia selalu ingin tahu, sehingga pada
dasarnya manusia selalu belajar tentang hal-hal di sekitarnya. Banyak bangsa yang
menganut prinsip pendidikan sepanjang hayat yang artinya seseorang selalu belajar
sepanjang hidupnya. Kehidupan pendidikan merupakan pengalaman proses belajar
yang dialami sepanjang hayat, baik melalui lembaga pendidikan formal maupun
informal. Kehidupan pendidikan yang relevan dialami oleh siswa remaja dalam
kehidupan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pada saat yang sama, kehidupan karir
adalah pengalaman seseorang dalam kehidupan kerja. Seperti yang dicatat oleh
Garrison (1956), jutaan pria dan wanita muda memasuki dunia kerja setiap tahunnya.
Peristiwa memasuki kehidupan kerja seorang wirausaha merupakan awal dari
pengalaman hidup (karir) kreatif. Kenyataannya, kehidupan seorang remaja di dunia
pendidikan merupakan awal karirnya.

E. PROBLEMATIKA REMAJA
Menurut Hurlock (1981), remaja adalah mereka yang berusia antara 12 dan 18 tahun.
Monks dkk (2000) menetapkan batasan usia remaja adalah 12-21 tahun. Menurut Stanley
Hall (Santrockis, 2003), remaja adalah mereka berusia 12-23 tahun. Beberapa ini konflik
pada remaja di antaranya :
a. Konflik antara kebutuhan akan pengendalian diri dan kebutuhan akan kebebasan dan
kemandirian.
b. Konflik antara kebutuhan akan kebebasan dan kebutuhan untuk bergantung pada
orang tua.
c. Konflik antara kebutuhan seksual dan antara kebutuhan agama dan nilai-nilai sosial.
d. Konflik antara prinsip dan nilai yang dipelajari generasi muda di usia muda dengan
prinsip dan nilai yang dianut orang dewasa dalam lingkungannya sehari-hari.
e. Konflik di masa depan.

F. TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA

1. Tujuan Tugas Perkembangan Remaja

Dalam mencapai tujuan tugas perkembangan remaja, tugas dibagi menjadi sembilan
kategori, yaitu :

1) Kematangan emosi,
2) Pemantapan minat-minat hetero seksual,
3) Kematangan sosial,
4) Lepas dari kendali keluarga,
5) Kematangan intelektual,
6) Pilihan pekerjaan,
7) Memanfaatkan waktu luang secara efektif,
8) Falsafah hidup,
9) Identifikasi diri.

Tujuan tugas perkembangan remaja didasarkan pada pendewasaan emosi dan sosial dari
remaja yang tidak toleran dan sombong menjadi lebih toleran dan nyaman. Remaja yang kaku
saat bersosialisasi menjadi fleksibel saat bergaul. Remaja yang tidak dapat mengendalikan
rasa permusuhan dan permusuhannya menjadi remaja yang mampu mengungkapkan
perasaannya. Remaja yang masih perlu dikontrol oleh orang tuanya menjadi remaja yang bisa
mengontrol dirinya (Yusuf, 2011).

Perkembangan heteroseksualitas mempunyai tujuan yang terfokus pada tugas pengembangan


remaja dari arah yang belum mempunyai rasa sadar akan tentang perubahan seksualnya
menjadi dapat menerima identitas seksualnya sebagai perempuan atau laki-laki. Remaja yang
dahulunya hanya menggambarkan orang lain yang sesama jenis kelaminya menjadi mereka
yang memiliki perhatian terhadap lawan jenis. Remaja yang mampu bersosialisasi kepada
banyak orang menjadikannya mereka remaja yang dapat memilih teman tertentu untuk
bergaul (Yusuf, 2011).
Kematangan kognitif yang ada pada remaja mempunyai tujuan perubahan pada remaja dari
yang awalnya bersikap subjektif dalam mengartikan sesuatu menjadi lebih sangat objektif.
Remaja yang mempunyai minat dan bakat lebih banyak akan lebih fokus minat dan bakatnya.
Remaja yang awalnya dapat menerima kebenaran dari sumber yang tidak pasti akan menjadi
remaja yang lebih memilih mencari bukti sebelum menerima kebenarannya. Oleh karena itu,
remaja mampu mempunyai pemikiran yang kritis dan memerlukan penjelasan mengenai fakta
dan teori (Yusuf, 2011).

2. Tugas-Tugas Perkembangan Remaja

Pengelompokan tugas-tugas perkembangan harus disesuaikan selama masa remaja, antara


lain:

1) Mampu mempunyai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.


Remaja sangat diharapkan dapat menerima hubungan pertemanan atau
persahabatannya tidak hanya sebatas sesama jenis saja. Selain itu, remaja juga mampu
menjaga dan menjaga hubungan baik. Ketika konflik dan permasalahan muncul,
remaja dapat menyelesaikannya dengan dewasa. Keberhasilan remaja dalam tugas-
tugas perkembangan ini menciptakan kondisi bagi penyesuaian sosial yang baik
sepanjang hidupnya. Namun bila hal ini gagal, remaja mengalami ketidakbahagiaan
dalam perkawinan, tidak akur dengan orang lain, bersifat kekanak-kanakan, dan
memerintah secara sewenang-wenang.
2) Untuk mencapai kemandirian mental dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
Tugas perkembangan remaja adalah terbebas dari ketergantungan emosional seperti
pada masa kanak-kanak, pada masa remaja diharapkan seseorang tidak lagi
bergantung pada orang tua atau orang dewasa lainnya, tetap menjaga sikap hormat
(Dahlan, 2011).
3) Mencapai sebuah kemandirian ekonomi.
Mempunyai tujuan agar remaja mampu menciptakan suatu kehidupan yang lebih
baik. Dalam tugas ini sangat penting bagi remaja pria, tetapi tidak begitu penting bagi
remaja wanita.
4) Menyiapkan karir.
Dalam tugas perkembangan ini menuntut kesanggupan remaja agar memikirkan karir
di masa depan nantinya sehingga mampu mendapatkan kesuksesan dan mampu
mandiri dalam hal yang berhubungan dengan ekonomi. Keterampilan fisik yang
dipunyai remaja inilah hal yang berkaitan.
5) Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam tugas ini remaja ini mengalami kematanangan pada sikap, dan wawasan
dalam memperkenalkan nilai ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam
kehidupannya sehari-sehari bagi pribadi maupun sosial (Dahlan,2011).
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Masa remaja merupakan masa perubahan usia. Hal ini ditandai dengan kematangan fisik,
sosial, dan psikologis. Tahap perkembangan ini memungkinkan individu untuk berintegrasi
ke dalam interaksi sosial orang dewasa. Masa remaja awal, biasanya 12-15 tahun, ditandai
dengan pertumbuhan fisik dan perkembangan intelektual/emosional yang pesat. Masa remaja
akhir, 18-21 tahun. Perkembangan pada masa remaja merupakan pola peningkatan
kemampuan dan struktur/fungsi tubuh yang kompleks yang dapat diprediksi. Hal ini
mencakup pengembangan identitas, hubungan sosial, keterampilan emosional, dan
penyesuaian peran/tanggung jawab. Pematangan melibatkan perubahan fisik, kognitif, dan
emosional yang berkaitan dengan proses biologis. Aspek yang menonjol dari perkembangan
remaja meliputi perkembangan fisik, kognitif, emosional, sosial, dan moral. Faktor
lingkungan dan pematangan perkembangan remaja. Kedewasaan dan pembelajaran/pelatihan
berinteraksi untuk menyebabkan perkembangan. Tugas perkembangan remaja bertujuan
untuk pematangan emosional dan sosial, seperti peningkatan toleransi terhadap sesama.
Remaja akan mengembangkan hubungan interpersonal yang lebih matang dan memperluas
minat mereka. Mereka juga mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan mencari
penjelasan atas fakta dan teori.
DAFTAR PUSTAKA

Aryani, R. (2010). Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Jakarta: Salemba Medika.
Dewi, H. E. (2012). Memahami Perkembangan Fisik Remaja. Yogyakarta: Gosyen
Publishing.
Sarwono, S. W. (2010). Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai