Anda di halaman 1dari 25

Peran Konselor Dalam Memahami Pertumbuhan dan Perkembangan Siswa

Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Bimbingan Konseling

Dosen Pengampu:

Millatus Shofi, M.Pd.I

Disusun Oleh:

1. Nanda Ma’rifatullailyah (2019791103821)

2. Asih Kurniasih (2019791103778)

3. Vina Sayyidah Aqilah (2019791103800)

FAKULTAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM AL-KHOZINY

BUDURAN SIDOARJO

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayahNya
yang melimpah, kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “Peran Konselor dalam Memahami
Pertumbuhan dan Perkembangan Siswa” dengan lancar dan tepat waktu. Makalah ini disusun
untuk memenuhi memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Bimbingan Konseling”.

Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan untuk memberikan wawasan baru, sebagai
sarana pembelajaran terkait Peran Konselor dalam Memahami Pertumbuhan dan Perkembangan
Siswa. Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Millatus Shofi, M.Pd selaku dosen mata kuliah
Bimbingan Konseling atas ilmu-ilmu yang telah beliau berikan kepada kami dan mahasiswa
lainnya dalam kegiatan perkuliahan.

Kami menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena
itu, demi menyempurnakan makalah ini, dengan senang hati kami menerima kritik dan saran
yang membangun dari saudara-saudara sekalian. kami berharap, makalah ini akan memberi
manfaat yang besar serta inspirasi bagi para pembaca dalam melanjutkan tulisan dengan tema
yang sama sebagai penyempurna dari tema makalah ini.

Sidoarjo, 15 Mei 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI.................................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 1
C. Tujuan ................................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3
A. Pertumbuhan Dan Perkembangan Siswa ............................................................................ 3
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Individu ............................................ 5
C. Tahap-Tahap Perkembangan Anak Didik ......................................................................... 11
D. Tugas-Tugas Perkembangan Anak Didik ......................................................................... 15
E. Aspek Psikologi Yang Mempengaruhi Perkembangan Siswa .......................................... 16
BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 20
A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 20
B. Saran .................................................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tidak sedikit masyarakat kita yang tidak memahami arti/perbedaan antara
pertumbuhan dan perkembangan. Yang mana bahwa pertumbuhan berhubungan dengan
kuantitatif, sedangkan perkembangan berhubungan dengan kualitatif. Pertumbuhan lebih
signifikan dengan tinggi, berat, dan lebar. Sedangkan perkembangan lebih signifikan
dengan fungsi otak yang mana berhubungan dengan emosional, pola fikir, dan kecerdasan
sosial. Sudah sangat jelas sekali perbedaan antara keduanya.
Seorang konselor sudah seharusnya lebih mengetahui betapa pentingnya
pemahaman terhadap pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Yang mana tidak
sedikit peserta didik yang dewasa tidak pada waktunya, dan banyak pula peserta didik
yang sudah dewasa namun belum pantas dianggap sebagai orang dewasa. Peserta didik
yang berada di lingkungan baik akan tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang
baik pula. Begitupun sebaliknya.
Konselor juga semestinya memahami bagaimana tahapan-tahapan perkembangan
peserta didik. Sehingga dari situ peserta didik akan berkembang sesuai dengan
kemampuannya. Bakat, minat, dan segala sesuatu yang membuat kehidupannya menjadi
lebih baik. Sehingga tidak ada kalimat yang menyatakan sebagaimana yang telah saya
sebutkan di atas. "Anak/peserta didik akan tumbuh baik jika berada di lingkungan baik."
Peserta didik akan hidup dengan lebih terarah. Dan tidak ada yang dapat mengahalngi
mimpinya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Pertumbuhan Dan Perkembangan Siswa?
2. Apa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembagan Individu?
3. Bagaimana Tahap-Tahap Perkembangan Anak Didik?
4. Bagaimana Tugas-Tugas Perkembangan Anak Didik?
5. Apa Aspek Psikologis Yang Mempengaruhi Perkembangan Siswa?

1
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Apa Yang Dimaksud Dengan Pertumbuhan Dan Perkembangan
Siswa
2. Untuk Mengetahui Apa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembagan Individu
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Tahap-Tahap Perkembangan Anak Didik
4. Untuk Mengetahui Bagaimana Tugas-Tugas Perkembangan Anak Didik
5. Untuk Mengetahui Apa Aspek Psikologis Yang Mempengaruhi Perkembangan Siswa

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pertumbuhan Dan Perkembangan Siswa


Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan yang bersifat kuantitatif yang mengacu
pada jumlah, besar, serta luas yang bersifat konkret yang biasanya menyangkut ukuran
dan struktur biologis. Pertumbuhan merupakan perubahan secara fisiologis sebagai hasil
dari proses kematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal dalam
perjalanan waktu tertentu. Hasil pertumbuhan berupa bertambahnya ukuran kuantitatif
dari fisik anak seperti tinggi dan berat badan, kekuatan, ataupun proporsi sehingga secara
ringkas pertumbuhan adalah proses perubahan dan kematangan fisik yang menyangkut
perubahan ukuran atau perbandingan.
Perkembangan adalah proses perubahan kualitatif yang mengacu pada kualitas
fungsi organ-organ jasmaniah dan bukan pada organ jasmani tersebut sehingga
penekanan arti perkembangan terletak pada penyempurnaan fungsi psikologis yang
termanifestasi pada kemampuan organ fisiologis. Proses perkembangan akan berlangsung
sepanjang kehidupan manusia, sedangkan proses pertumbuhan seringkali akan berhenti
jika seseorang telah mencapai kematangan fisik.
Meskipun antara pertumbuhan dan perkembangan mempunyai perbedaan
pengertian, tetapi selalu harus dipahami bahwa antara keduanya merupakan proses yang
saling tergantung dan saling mempengaruhi. Misalnya, ketika membahas perkembangan
kecerdasan anak tidak akan dapat terlepas; dari pembahasan tentang berfungsinya sel-sel
otak sebagai faktor fisiologis yang menunjang manifestasi kecerdasan itu sendiri.
Pertumbuhan dan perkembangan manusia mengikuti pola yang bersifat umum, tetapi
irama dang tempo perkembangan bersifat individual. lrama pertumbuhan dan
perkembangan menyangkut urutan dari kemampuan spesifik seseorang termasuk? sikap
dalam menerima perubahan tersebut, sedangkan tempo perkembangan menyangkut
waktu atau satuan waktu untuk memperoleh perubahan.
Kata perkembangan seringkali digandengkan dengan pertumbuhan dan
kematangan. Ketiganya memang mempunyai hubungan yang sangat erat. Pertumbuhan
dan perkembangan pada dasarnya adalah perubahan, perubahan menuju ke tahap yang

3
lebih tinggi atau lebih baik. Terdapat beberapa perbedaan antara pertumbuhan dengan
perkembangan. Pertumbuhan lebih banyak berkenaan dengan aspek-aspek jasmaniah atau
fisik, sedangkan perkembangan berhubungan dengan aspek-aspek psikis atau rohaniah.
Pertumbuhan menunjukkan perubahan atau penambahan secara kuantitas, yaitu
penambahan dalam ukuran besar atau tinggi, sedangkan perkembangan berkenaan dengan
peningkatan kualitas, yaitu peningkatan dan penyempurnaan fungsi. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan berkenaan dengan penyempurnaan struktur,
sedangkan perkembangan dengan penyempurnaan fungsi.
Baik pada pertumbuhan maupun pada perkembangan tersangkut pula masalah
kematangan yang merupakan masa yang terbaik bagi berfungsinya atau berkembangnya
aspek-aspek kepribadian tertentu dengan cepat. Misalnya, usia satu tahun merupakan
masa kematangan bagi bayi untuk berjalan, usia enam tahun bagi kemampuan membaca,
menulis, dan berhitung. Terdapat perbedaan kedudukan kematangan tersebut dalam
pertumbuhan dengan perkembangan. Suatu pertumbuhan aspek tertentu akan berakhir
apabila telah mencapai tingkat kematangannya, sedangkan perkembangan terus
berlangsung sampai akhir hidupnya. Perkembangan berisi suatu rentetan masa-masa
kematangan. Dalam uraian selanjutnya, kedua istilah tersebut akan menggunakan satu
istilah saja, yaitu perkembangan yang didalamnya juga tersangkut makna kematangan.
Susilo Windradini (1995:2) menyatakan bahwa proses pertumbuhan dan
perkembangan harus berjalan seiring dan merupakan proses yang tidak berdiri sendiri
tetapi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu (1) hereditas, (2) lingkungan, (3)
kematangan fisik dan psikis (4) serta aktivitas anak sebagai subjek bebas yang punya
otoritas untuk membuat pilihan, menerima, atau menolak, serta memiliki emosi.
Perubahan dalam perkembangan bertujuan untuk memungkinkan orang
menyesuaikan diri dengan lingkungan di mana ia hidup. Irama dan tempo perkembangan
manusia yang tidak sama antara manusia yang satu dengan yang lain tersebut sering
menimbulkan ketidakseimbangan antara pertumbuhan dengan perkembangan yang pada
gilirannya sering menyebabkan tidak tercapainya penyesuaian yang harmonis dengan
lingkungan atau orang-orang di sekitarnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
seseorang atau sekelompok orang terhadap perubahan dalam perkembangan adalah:
1. Penampilan diri

4
Perubahan yang dapat meningkatkan tampilan diri akan cenderung di terima dan
diulangi lagi, sedangkan perubahan-perubahan yang dapat mengurangi penampilan
akan ditolak atau berusaha untuk ditutupi.
2. Perilaku
Perubahan perilaku memalukan seperti yang terjadi pada masa pubertas dan usia
lanjut akan berpengaruh pada perkembangan perilaku selanjutnya.
3. Stereotip Budaya
Dari berbagai media, orang mempelajari stereotip budaya yang seringkali
dikaitkan dengan ciri khas manusia pada tahap perkembangan tertentu. Stereotip
budaya tersebut dipakai untuk menilai orang lain dalam usia tertentu atau pada tahapan
perkembangan tertentu.
4. Nilai-nilai Budaya
Setiap budaya memiliki nilai yang dikaitkan dengan usia-usia yang berbeda. Hal
tersebut akan mempengaruhi penyikapan masyarakat terhadap kelompok usia tertentu
lebih menyenangkan atau meremehkan dibandingkan sikap terhadap usia lainnya.
5. Perubahan Peranan
Sikap terhadap orang dari berbagai usia dipengaruhi oleh peran yang mereka
mainkan. Adakalanya berupa sikap yang lebih baik atau sebaliknya, misalnya sikap
terhadap lanjut usia yang memasuki masa pensiun.
6. Pengalaman Pribadi
Pengalaman pribadi mempunyai pengaruh yang besar terhadap sikap individu
dalam menghadapi perubahan dalam perkembangan. Kewenangan dan kewibawaan
dapat dipertajam dari pengalaman yang pernah diperoleh. Oleh karena itu, orang akan
cenderung meninggalkan pengalaman yang menyebabkan mereka menjadi
diremehkan.

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Individu


Orang tua, lingkungan, dan pengasuhan adalah faktor yang berperan penting pada
pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Selain itu, ada banyak faktor lainnya yang
tidak kalah penting. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak,
antara lain:
1. Keturunan

5
Ciri fisik dapat diturunkan kepada anak melalui gen kedua orang tua. Ini
memengaruhi semua aspek penampilan fisik, seperti tinggi badan, berat badan,
struktur tubuh, warna mata, tekstur rambut, bahkan kecerdasan dan bakat. Penyakit
dan kondisi tertentu seperti penyakit jantung, diabetes, obesitas, dan lainnya juga dapat
diturunkan melalui gen orang tua, sehingga memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak secara negatif. Namun, faktor lingkungan dan pengasuhan bisa
memberikan yang terbaik dari kualitas yang sudah ada dalam gen orang tua.
2. Jenis Kelamin
Jenis kelamin anak menjadi faktor utama yang memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan fisik anak. Pertumbuhan anak laki-laki dan perempuan memiliki cara
yang berbeda, terutama menjelang pubertas. Badan anak laki-laki cenderung lebih
tinggi dan secara fisik lebih kuat daripada anak perempuan. Namun, anak perempuan
lebih cepat dewasa selama masa remaja, sedangkan anak laki-laki dewasa dalam
jangka waktu yang lebih lama. Struktur fisik tubuh juga memiliki perbedaan yang
membuat anak laki-laki lebih atletis dan cocok untuk aktivitas fisik. Temperamen
keduanya juga bermacam-macam, yang membuatnya menunjukkan ketertarikan pada
hal-hal yang berbeda.
3. Hormon
Faktor hormon termasuk dalam sistem endokrin dan memengaruhi berbagai
fungsi tubuh anak. Ini diproduksi kelenjar berbeda yang terdapat di bagian tubuh
tertentu untuk mengeluarkan hormon yang mengontrol fungsi tubuh. Hal ini sangat
penting untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik normal pada anak-anak.
Ketidakseimbangan fungsi kelenjar penghasil hormon bisa menyebabkan cacat
pertumbuhan, kelebihan berat badan (obesitas), masalah perilaku, dan penyakit
lainnya. Selama masa pubertas, gonad (kelenjar seks atau kelenjar reproduksi)
menghasilkan hormon seks. Ini yang mengontrol perkembangan organ seks dan
munculnya karakteristik seksual sekunder pada anak laki-laki dan perempuan.
4. Lingkungan
Faktor lingkungan berperan penting dalam perkembangan anak dan mewakili
jumlah total rangsangan fisik dan psikologis yang anak terima. Beberapa faktor
lingkungan yang memengaruhi perkembangan anak usia dini terkait lingkungan fisik

6
dan kondisi geografis tempat tinggal anak, serta lingkungan sosial dan hubungan
dengan keluarga dan teman sebayanya. Sekolah yang baik dan memiliki keluarga yang
penuh kasih dapat membangun dalam diri anak-anak terhadap keterampilan sosial dan
interpersonal yang kuat. Hal ini akan memungkinkan anak unggul di bidang lain
seperti akademisi dan kegiatan ekstrakurikuler.
5. Nutrisi
Nutrisi juga menjadi faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan manusia. Hal ini karena makan makanan yang bernutrisi dibutuhkan
tubuh untuk membangun dan memperbaiki dirinya sendiri. Kekurangan nutrisi dapat
memicu gizi buruk yang berdampak buruk pada tumbuh kembang anak. Namun,
makan yang berlebihan dapat memicu obesitas dan gangguan kesehatan dalam jangka
panjang, seperti diabetes dan penyakit jantung. Oleh karena itu, menerapkan pola
makan seimbang yang kaya vitamin, mineral, protein, karbohidrat, dan lemak sangat
penting untuk perkembangan otak dan tubuh.
6. Status Sosial Ekonomi
Kondisi status sosial ekonomi keluarga dapat menentukan kualitas pertumbuhan
dan perkembangan anak. Belajar di sekolah yang lebih baik dan lebih mahal memiliki
manfaat dalam jangka panjang. Keluarga yang berkecukupan juga dapat memberikan
pendidikan yang lebih baik untuk anak-anak dan memberikan bantuan khusus jika
anak-anak membutuhkannya. Anak-anak dari keluarga yang lebih kekurangan secara
ekonomi mungkin tidak mendapatkan pendidikan dan nutrisi yang baik untuk
mencapai potensi dalam diri anak.
7. Latihan dan Kesehatan
Kata latihan bukan berarti latihan secara fisik atau anak-anak yang sengaja
melakukan aktivitas fisik untuk membantu pertumbuh. Latihan di sini lebih pada
waktu bermain dan olahraga normal untuk membantu tubuh meningkatkan kekuatan
otot dan menambah massa tulang. Olahraga yang tepat bisa membantu anak-anak
tumbuh baik sesuai usianya. Rajin olahraga juga membuat anak tetap sehat dan
melawan penyakit dengan memperkuat sistem imun, terutama saat bermain di luar. Ini
karena bermain di luar ruah membuatnya rentan terpapar mikroba yang membantu
anak membangun ketahanan dan mencegah alergi.

7
8. Pengaruh Keluarga
Peran keluarga memiliki dampak paling besar dalam mendidik anak dan
menentukan cara anak berkembang secara psikologis dan sosial. Terlepas dari apakah
anak dibesarkan oleh orang tua, kakek nenek, atau pengasuh, anak membutuhkan
cinta, perhatian, dan kesopanan dasar agar anak berkualitas. Pertumbuhan anak paling
positif terlihat ketika keluarga menginvestasikan waktu, energi, dan cinta dalam
perkembangan anak melalui kegiatan, seperti membacakan dongeng atau cerita untuk
anak, bermain bersama, dan melakukan percakapan. Hal ini akan mambangun
keterampilan soaial anak.
9. Pengaruh Geografis
Tempat di mana anak tinggal juga memiliki pengaruh yang besar terhadap anak-
anak nantinya. Misalnya sekolah, lingkungan tempat tinggal, komunitas, dan teman
sebaya merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak
dalam aspek sosial. Tumbuh dalam komunitas yang memiliki taman, perpustakaan,
dan pusat komunitas untuk kegiatan kelompok dan olahraga, semuanya berperan
dalam mengembangkan keterampilan, bakat, dan perilaku anak.
10. Pembelajaran
Belajar lebih dari sekadar sekolah, karena juga berkaitan dengan membangun
anak secara mental, intelektual, emosional, dan sosial sehingga anak aktif sebagai
individu baik dalam masyarakat. Hal ini membantu perkembangan pemikiran dan anak
bisa mencapai kedewasaan. Penguatan menjadi komponen pembelajaran di mana suatu
kegiatan atau latihan diulangi dan disempurnakan untuk memperkuat pelajaran yang
diperoleh anak. Misalnya ketika memainkan alat musik, anak menjadi lebih baik
dalam memainkannya ketika berlatih memainkan instrumen. Oleh karena itu, pelajaran
apa pun pada anak harus diulangi hingga mendapat hasil yang maksimal.

Hurlock (1980) berpendapat bahwa faktor internal maupun eksternal memiliki


pengaruh terhadap kemampuan perkembangan individu. Namun, belum dapat ditentukan
faktor seperti apa yang lebih mempengaruhi. Berikut adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan peserta didik menurut Limbong dan Mamesah (2020):
1. Faktor Intenal
a. Gen dan sifat bawaan (faktor herediter)

8
Tidak dapat dipungkiri, kemampuan bawaan yang didapat dari orangtua
memiliki pengaruh kepada perkembangan individu secara fisik, kognitif, serta
emosi. Riwayat keluarga dengan penyakit atau gangguan tertentu dapat turun pada
individu sehingga individu kemungkinan besar memiliki penyakit atau gangguan
yang sama.
Di sisi lain, kecerdasan, sifat, kepribadian orangtua juga dapat menurun
pada peserta didik dan memberikan pengaruh yang lebih besar bagi intelegensinya
dibanding faktor lingkungan (Amini & Naimah, 2020).
b. Kecerdasan
Setiap individu pasti memiliki kecerdasan yang berbeda. Kecerdasan
merupakan kemampuan manusia yang dapat diukur dengan melihat beberapa hal
seperti kemampuan analisis, memori, pemahaman, dan abstraksi.
J.J Rousseau mengatakan bahwa anak yang cerdas dilahirkan dari orangtua
yang cerdas pula (Amini & Naimah, 2020). Sesuai dengan hasil riset ahli
University of Washington yang membuktikan kecerdasan seorang anak lebih besar
bersumber dari ibunya yang memiliki dua kromosom X, tempat dari gen
kecerdasan.
c. Bakat khusus
Individu terlahir dengan bakat tertentu baik yang langsung dapat diketahui,
maupun yang masih terpendam. Bakat di sini tidak hanya terkait dengan
kemampuan akademik atau intelegensi, tetapi juga kemampuan lain terkait
kreativitas dan olah tubuh.
Jika terus diasah atau mendapat media untuk berkembang yang baik, bakat
dapat menjadi media peserta didik untuk menjadi lebih dari apa yang dia bisa saat
ini, misalnya menghasilkan prestasi atau karya.
d. Kepribadian
Kepribadian adalah organisasi yang dinamis antara aspek fisiologis,
kognitif, serta afektif yang mempengaruhi perilaku individu dalam beradaptasi
selama hidupnya. Setiap individu sudah memiliki kepribadian yang berasal dari
faktor genetis. Seiring berjalannya waktu, mungkin akan ada penyesuaian
kepribadian, tetapi tidak akan berubah secara drastis.

9
Kepribadian yang dimiliki peserta didik berpengaruh terhadap bagaimana ia
merespons lingkungannya, termasuk mengatasi permasalahan yang mungkin ia
hadapi.
2. Faktor Eksternal
a. Kesehatan dan nutrisi
Kondisi fisik sangat mempengaruhi kemampuan peserta didik dalam
melakukan proses belajar. Maslow dalam Hierarki Kebutuhannya menekankan
pemenuhan kebutuhan fisiologis adalah dasar sebelum individu memenuhi
kebutuhannya yang lain.
Peserta didik yang sehat dapat menjalankan kegiatannya dengan
optimal. Kesehatan ini harus ditunjang oleh nutrisi yang cukup dan seimbang.
Dengan demikian secara fisik ia sudah siap untuk melakukan kegiatannya.
b. Peran keluarga
Keluarga merupakan kelompok terkecil dan pertama yang dimiliki
individu. Sebagai “sekolah” pertama, penanaman dasar-dasar pengetahuan
kepada individu sangat mempengaruhi proses perkembangan di masa
selanjutnya.
Pola asuh yang tepat serta budaya yang sehat dalam keluarga dapat
membantu peserta didik untuk berkembang sesuai dengan fase perkembangan
yang harus dilewati. Selain itu, hubungan yang harmonis serta kemampuan
finansial yang stabil juga dapat menunjang perkembangan peserta didik.
c. Lingkungan sosial
Peserta didik memiliki lingkungan sosial tempatnya berkembang yang
berpengaruh pada kondisi fisik, psikologis, serta kognitif. Lingkungan di sini
terkait dengan segala hal di sekitar individu, baik itu orang lain, kondisi
lingkungan, fasilitas, bahkan media sosial yang tidak terlihat bentuknya secara
fisik.
Lingkungan memberikan pengaruh secara positif dan negatif. Namun,
bagaimana peserta didik merespons lingkungan sangat dipengaruhi oleh
penanaman nilai dan norma sejak dini dalam keluarga. Dengan demikian

10
lingkungan yang kurang baik tidak menjamin individu memiliki perkembangan
yang tidak baik, begitu pula sebaliknya.
Demikianlah faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan peserta
didik. Beberapa faktor di atas dapat membantu orangtua maupun peserta didik
itu sendiri agar dapat berkembang dengan baik.

C. Tahap-Tahap Perkembangan Anak Didik


Setiap peserta didik memiliki tahapan perkembangan yang berbeda-beda.
Terdapat beberapa bagian dalam perkembangan pada diri peserta didik seperti
perkembangan kognitif, pengetahuan awal, dan gaya belajar.
1. Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif setiap peserta didik akan menjadi tantangan bagi
pendidik dalam menentukan pendekatan pembelajaran, metode, media, dan jenis
evaluasi yang akan dipilih dan digunakan. Setiap tingkatan kognitif mulai Taman
Kanak-kanak berusia 5-6 tahun, Sekolah Dasar berusia 7-11 tahun, dan Sekolah
Menengah Pertama berusia 12-14 tahun, dan peserta didik Sekolah Menengah Atas
usia 15-17 tahun tentu akan berbeda-beda pendekatan pembelajaran yang akan
digunakan.
Menurut Piaget perkembangan intelektual anak usia Taman Kanak-Kanak
berada pada taraf pra operasional konkrit, peserta didik Sekolah Dasar berada pada
tahap operasional konkrit, dan peserta didik Sekolah Menengah Pertama, serta Sekolah
Menengah Atas atau Sekolah Menengah Kejuruan berada pada tahap operasional
formal.
2. Kemampuan/Pengetahuan Awal
Kemampuan awal (entry behavior) atau inteks peserta didik adalah
pengetahuan dan keterampilan dasar yang dimiliki terlebih dahulu oleh peserta didik
sebelum mempelajari pengetahuan dan keterampilan baru. Pengetahuan dan
keterampilan awal ini akan menjadi pengantar untuk memahami pengetahuan yang
lebih tinggi. Contohnya, sebelum peserta didik mempelajari tentang objek kajian
sosiologi maka peserta didik harus terlebih dahulu memahami pengertian sosiologi.
Kemampuan awal peserta didik akan mempengaruhi hasil belajar yang akan
dicapai. Untuk itu seorang pendidik harus mengetahui kemampuan awal peserta

11
didiknya, sehingga dapat menentukan alur pembelajaran secara tepat sesuai dengan
kemampuan peserta didik. Pengetahuan awal peserta didik bersifat individual, artinya
setiap individu memiliki pengetahuan awal yang berbeda-beda.
Untuk mengetahui pengetahuan awal peserta didik, seorang pendidik dapat
melakukan freetest atau non tes seeperti wawancara sebelum mempelajari materi
pokok. Dengan demikian pendidik akan meemiliki gambaran yang jelas terkait dengan
kondisi kemampuan awal peserta didik.
3. Gaya Belajar
Dikutip dari modul belajar mandiri guru PPPK, gaya belajar peserta didik
menurut Masganti (2012: 49) dimaknai sebagai cara yang cenderung dipilih seseorang
untuk menerima informasi dari lingkungan dan memproses informasi tersebut. Selain
itu, DePorter dan Hemacki dalam Masganti (2012: 49) mendefinisikan gaya belajar
sebagai kombinasi dari cara menyerap, mengatur dan mengolah informasi.
Berdasarkan kedua pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa gaya
belajar merupakan cara yang digunakan peserta didik dalam mengatur, menerima, dan
memproses informasi atau materi yang diterima dari pendidik. Seorang pendidik harus
memahami gaya belajar peserta didik agar materi atau informasi yang disampaikan
dapat di serap oleh peserta didik.
Berikut beberapa aspek yang mempengaruhi gaya belajar peserta didik:
a. Motivasi
Dalam proses pembelajaran seorang pendidik harus memahami motivasi
belajar pada diri peserta didik. Motivasi ini bisa saja timbul dari individu itu sendiri
(motivasi intrinsik) dan bisa muncul karena faktor dari luar dirinya sendiri
(motivasi ekstrinsik). Motivasi akan mempengaruhi perilaku tertentu dalam belajar.
Dalam proses belajar, motivasi peserta didik dapat berubah, kadang tinggi,
sedang atau bahkan rendah. Tinggi rendahnya motivasi peserta didik dalam belajar
dapat dilihat dari tiga hal berikut:
• Kualitas keterlibatannya
• Perasaan dan keterlibatan afektif peserta didik
• Upaya peserta didik untuk senantiasa memelihara dan menjaga motivasi yang
dimiliki.

12
Menghadapi pendidikan abad 21, seorang pendidik harus memahami
motivasi belajar peserta didiknya dan bahkan harus dapat menjadi motivator bagi
peserta didik. Era revolusi industri 4.0 atau era digital saat ini memiliki tantangan
yang sangat kompleks seperti peserta didik yang gemar main game Online dan
pengaruh global lainnya yang tentunya akan berdampak pada motivasi belajar
mereka. Untuk itu, kreativitas pendidik mutlak dibutuhkan dalam memotivasi
peserta didik dalam belajar
b. Perkembangan emosi
Perkembangan emosi peserta didik berkaitan dengan perasaan senang,
aman, semangat bahkan sebaliknya peserta didik merasakan sedih, takut dan
sejenisnya. Emosi akan mempengaruhi tingkat keberhasilan dalam proses
pembelajaran. Untuk itu pendidik dalam melakukan proses pembelajaran perlu
menghadirkan suasana emosi yang senang gembira dan tidak memberi rasa takut
pada peserta didik.
c. Perkembangan sosial
Perkembangan sosial menurut Hurlock, (1998: 250) adalah kemampuan
anak untuk berinteraksi dengan lingkungannya, bagaimana anak tersebut
memahami keadaan lingkungan dan mempengaruhinya dalam berperilaku baik
kepada dirinya sendiri maupun kepada orang lain.
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
perkembangan sosial peserta didik adalah kemampuan peserta didik untuk
menyesuaikan diri terhadap norma-norma dan tradisi yang berlaku pada
kelompok atau masyarakat, kemampuan untuk saling berkomunikasi dan kerja
sama.
Perkembangan sosial peserta didik dapat diamati melalui kemampuannya
dalam berinteraksi dengan orang lain dan menjadi masyarakat di lingkungannya.
Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial yaitu keluarga,
kematangan fisik dan psikis, teman sebaya, sekolah, dan status sosial ekonomi.
Perkembangan sosial peserta didik harus dikuasai oleh seorang pendidik
agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. Upaya yang dapat
dilakukan pendidik untuk mengembangkan sikap sosial peserta didik dalam

13
pembelajaran menurut Masganti (2012: 124) yakni melaksanakan pembelajaran
kooperatif dan pembelajaran kolaboratif.
d. Perkembangan moral dan spiritual
Dalam kehidupan bermasyarakat termasuk masyarakat di lingkungan
sekolah pasti mengenal moralitas, bahkan moralitas ini dijadikan sumber atau
acuan untuk menilai suatu tindakan atau perilaku karena moralitas memiliki
kriteria nilai (value) yang berimplikasi pada takaran kualitatif seperti baik-buruk,
salah-benar, pantas-tidak pantas, wajar-tidak wajar, layak-tidak layak, dan
sebagainya.
Perkembangan moral peserta didik dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu pra
konvensional (6-10 tahun), konvensional (10-17 tahun), dan pasca konvensional
(17-28 tahun). Ketiga tahap tersebut akan dialami peserta didik.
Adapun perkembangan spiritual peserta didik juga harus dipahami oleh
pendidik. Perkembangan spiritual atau populer disebut dengan kecerdasan
spiritual (spiritual intelegence) perlu diperhatikan dalam proses pembelajaran.
Kecerdasan spiritual merupakan kemampuan untuk menghayati nilai dan makna
menggunakan hati dan perasaan.
Pendidik dapat mengembangkan sikap spiritual atau religius peserta didik
denga cara keteladanan, pembiasaan, nasehat dan pembinaan akhlak.
e. Perkembangan motorik
Seorang pendidik harus memahami faktor perkembangan motorik sebagai
salah satu perkembangan individu. Menurut Hurlock, perkembangan motorik
diartikan sebagai perkembangan gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf,
urat syaraf, dan otot yang berkordinasi. Perkembangan motorik dikelompokkan
menjadi motorik kasar dan motorik halus.
Motorik kasar merupakan gerakan fisik atau tubuh yang menggunakan
otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi
oleh kematangan anak itu sendiri seperti menendang bola. Sementara motorik
halus merupakan gerakan yang menggunakan otot halus, atau sebagian anggota
tubuh tertentu yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih
bermain puzzle.

14
D. Tugas-Tugas Perkembangan Anak Didik
Tugas-tugas perkembangan berkenaan dengan sikap, perilaku dan keterampilan
idealnya harus dikuasai dan diselesaikan sesuai dengan fase usia perkembangannya.
Tugas-tugas perkembangan individu bersumber pada faktor-faktor kematangan fisik,
tuntutan kultural kemasyarakatan. Cita-cita dan norma-norma agama. Di bawah ini
dikemukakan Havighurat (1948) mengenai tugas-tugas perkembangan. Selanjutnya,
dikemukakan juga tugas-tugas Perkembangan Peserta Didik Usia sekolah. Materinya
dikembangkan dari berbagai sumber. Adapun Periode Perkembangan dan Tugas-tugas
Perkembangan:
NO PERIODE PERKEMBANGAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN
1. Belajar berjalan pada usia 9.0-15.0
bulan.
2. Belajar memakan makanan padat.
3. Belajar berbicara.
Masa bayi dan kanak-kanak awal 4. Belajar mengenali perbedaan jenis
1
(0,0-6,0 tahun) kelamin.
5. Mancapai kestabilan jasmaniah
fisiologis.
Dll

1. Belajar membentuk sikap yang sehat


terhadap dirinya sendiri sebagai
makhluk biologis.
2. Belajar bergaul dengan teman sebaya.
Masa kanak-kanak berakhir dan anak 3. Belajar memainkan peranan sesuai
2
sekolah (6.0-12.0, usia SD/sederajat) dengan jenis kelaminnya.
4. Belajar mengembangkan konsep -
konsep sehari-hari.
5. Mengembangkan kata hati.

15
1. Mencapai hubungan yang lebih
matang dengan teman sebaya.
2. Mencapai peran sosial sebagai pria
atau wanita.

3. Menerima keadaan fisik dan


menggunakan secara efektif.

4. Mencapai kemandirian emosional


3 Masa Remaja (12.0 – 21.0) dari orang tua dan orang dewasa
lainnya.

5. Mencapai perilaku yang


bertanggungjawab secara sosial.

6. Memperoleh seperangkat nilai


sitem etika sebagai Petunjuk atau
pembimbing dalam berperilaku

1. Memilih pasangan.
2. Belajar hidup dengan pasangan.

3. Memulai hidup dengan pasangan.

4 Masa dewasa awal 4. Memelihara anak.

5. Mengelolah rumah tangga.

6. Mulai bekerja.

E. Aspek Psikologi Yang Mempengaruhi Perkembangan Siswa


Aspek-aspek psikologi yang mempengaruhi proses belajar dan pembelajaran
antara lain adalah:
1. Persepsi
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan
yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indra, alat

16
indra tersebut merupakan penghubung antara individu dengan dunia luar. (Branca
,1964, Woodworth dan Marquis,1957)
Proses terjadinya stimulus mengenai alat indra merupakan proses.stimulus
yang diterima alat indra diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak, proses ini yang
disebut sebagai proses Fisiologis. Kemudian terjadilah proses diotak sebagai pusat
kesadaran sehingga individu menyadari apa yang dilihat, didengar ataupun diraba.hal
inilah yang dilihat sebagai proses psikologis.dalam proses persepsi perlu adanya
perhatian sebagai langkah persiapan dalam persepsi itu.Hal ini dikarenakan bukan
hanya satu stimulus tetapi berbagai macam stimulus yang ditimbulkan oleh keadaan
disekitarnya namun tidak semua stimulus mendapatkan respons individu untuk
dipersepsi. Stimulus mana yang akan dipersepsi atau mendapatkan respons dari
individu tergantung pada perhatian individu yang bersangkutan. ( Pengantar psikologi
pendidikan,Walgito Bimo,hal: 91)
2. Belajar
Belajar adalah “Learning is a process of progressive behavior adatation
“Belajar itu merupakan suatu proses adaptasi prilaku yang bersipat progresif (Skener
,1958)
Belajar adalah “Learning is a change in ferformance as a result of practice”
Belajar membawa perubahan dalam performance dan perubahan itu sebagai akibat dari
pelatihan. Pengertian latihan adalah usaha dari individu yang belajar. (Crombach,
1954:47) (psikologi pendidikan,Suryabrata Sumadi ,hal : 232 ).
Belajar merupakan kegiatan yang kompleks, hasil belajar berupah
kapabilitas.setelah belajar seseorang memiliki ketampilan,sikap,dan pengetahuan (
Gagne ) ( Belajar dan Pembelajaran , Dimyati dan Mujiono,hal:10 )
Dari beberapah pendapat para ahli tentang pengertian belajar akhirnya dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwaraga untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi
dengan lingkungan yang, menyangkut Kognitif,Afektif dan Psikomotor.
3. Intlegensia
Intlegensia berasal dari bahasa latin intellegenceyang berarti
mengorganisasikan, menghubungkan ataupun menyatukan suatu dengan yang lain.

17
Intlegensia adalah daya menyesuaikan diri dengan keadaan baru dengan
menggunakan alat-alat berpikir menurut tujuannya (Stern).
Intlegensia adalah apabila seseorang menggunakan respons yang baik atau
sesuai terhadap stimulus yang diterimanya (Thordike, Skiner:1959)
4. Emosi
Emosi merupakan keadaan yang ditimbulkan oleh situasi tertentu dan cendrung
terjadi dalam kaitannya dengan prilaku yang mengarah terhadap sesuatu dan prilaku
tersebut pada umumnya disertai adanya ekspresi kejasmanian sehingga orang lain
dapat mengetahui bahwa seseorang sedang mengalami emosi. (Pengantar Psikologi
Umum, Walgito Bimo, hal:208)
5. Motivasi
Motivasi adalah kekuatan mental yang berupa keinginan, perhatian, kemauan,
dan cita-cita yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan yang sesuai
dengan tujuan yang diinginkan.
Ada tiga komponen utama yang sangat berpengaruh dalam motivasi yaitu (i)
kebutuhan, (ii) dorongan, (iii) tujuan. Kebutuhan akan terjadi apabila ada
ketidakseimbangan antara apa yang dimiliki dengan apa yang diharapkan. Dorongan
merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau
pencapaian tujuan. Sedangkan tujuan adalah yang ingin dicapai oleh seorang individu
dan tujuan tersebut akan mengarahkan perilaku yaitu perilaku belajar.
Karena motivasi sangat berhubungan dengan kebutuhan, maka dari itu Abraham
H. Maslow membagi kebutuhan dasar manusia menajdi lima tingkatan seperti:
Kebutuhan Aktualisasi Diri, Kebutuhan Prestise, Kebutuhan Sosial,Kebutuhan rasa
aman, Kebutuhan Fisiologis
6. Memori
Menurut Bruno (1987), memori ialah proses mental yang meliputi pengkodean
(encondeng), penyimpanan, dan pemanggilan kembali informasi dan
pengetahuan yang kesemuanya terpusat dalam otak.
Ditinjau dari sudut jenis informasi dan pengetahuan yang disimpan, memori
manusia terdiri atas dua macam yakni:

18
a. Sematic memory, yaitu memori khusus yang menyimpan arti-arti atau pengertian-
pengertian.
b. Episodic memory, yaitu memory khusus yang menyimpan informasi tentang
peristiwa-peristiwa
Tinggi rendahnya IQ itu berhubungan dengan kuat atau lemahnya memori seseorang.
7. Berpikir
Berpikir adalah satu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan
yang terarah kepada suatu tujuan. (Purwanto 1990 ;43).
Bepikir adalah memanipulasi atau mengelola dan mentranspormasi
informasi dalam memori. Berpikir sering kali dilakukan untuk membentuk konsep,
bernalar, dan berpikir secara kritis, membuat keputusan, berpikir kreatif, dan
memecahkan masalah. (John W.Santrock, 2008:357).

19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pertumbuhan adalah hal yang berkaitan dengan perubahan yang bersifat kuantitatif
yang mengacu pada jumlah, besar, serta luas yang bersifat konkret yang biasanya
menyangkut ukuran dan struktur biologis. Sedangkan perkembangan adalah proses
perubahan kualitatif yang mengacu pada kualitas fungsi-fungsi organ jasmani yang
ditekankan pada fungsi psikologis yang termanifestasi pada kemampuan organ
fisiologi.
2. Faktor yang mempengaruhi perkembangan individu yakni :
• Keturunan
• Jenis Kelamin
• Hormon
• Lingkungan
• Nutrisi
• Status Sosial Ekonomi
• Latihan dan Kesehatan
• Keluarga
• Geografis
• Pembelajaran
3. Tahap-tahap Perkembangan Anak Didik
• Kognitif
• Kemampuan/Pengetahuan Awal
• Gaya Belajar
• Perkembangan Moral dan Spiritual
4. Tugas Perkembangan Terbagi atas 4 periode :
1. Masa Bayi dan Kanak-Kanak
2. Masa Kanak-Kanak Berakhir dan Anak Sekolah
3. Masa Remaja
4. Masa Dewasa Awal
Yang mana tiap periode tersebut mempunyai tugas perkembangan masing-
masing.
5. Aspek Psikologi Yang Mempengaruhi Perkembangan Siswa :
1. Persepsi
2. Belajar
3. Intelegensia
4. Emosi
5. Motivasi
6. Memori
7. Berpikir

20
B. Saran
Masih banyak hal yang belum dibahas dalam makalah ini. Oleh karena itu, kritik
dan saran konstruktif pembaca sangat kami perlukan guna perbaikan makalah atau karya
ilmiah selanjutnya agar lebih baik.

21
DAFTAR PUSTAKA

Doktersehat.com. Nuramdani, Muhammad. 19 Mei 2021. "10 Faktor Yang Mmepengaruhi


Pertumbuhan dan Perkembangan Anak" https://doktersehat.com/ibu-dan-anak/bunda-
anak/faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-dan-perkembangan/, diakses pada 13 Juni
2022 pukul 21.02

Dosen.co.id. Pakdosen. 5 Juni 2022 "Perkembangan Peserta Didik".


https://pakdosen.co.id/perkembangan-peserta-didik/, diakses pada 13 Juni 2022 pukul
21.15

DosenPsikologi.com. Gumintang, Gendis H. "Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan


Peserta Didik" https://dosenpsikologi.com/faktor-yang-mempengaruhi-perkembangan-
peserta-didik, diakses pada 13 Juni 2022 pukul 20.18

Edukasiinfo.com. 08 Mei 2021. "Tahapan Perkembangan Peserta Didik yang Harus Dipahami
Pendidik" https://www.edukasinfo.com/2021/03/tahapan-perkembangan-peserta-didik-
yang.html?m=1, dikases pada 14 Juni 2022 pukul 15.30

https://www.academia.edu/resource/work/11694286

Rahmat, Pupu Saeful. 2018. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara

Saidnazulfiqar. 16 Desember 2010. "Psikologi Perkembangan"


https://saidnazulfiqar.wordpress.com/2010/12/16/psikologi-perkembangan/, dikases pada
13 Juni 2022 pukul 21.30

Saidnazulfiqar. 2 Desember 2010. "Aspek-Aspek Psikologi Yang Mempengaruhi


Perkembangan". https://saidnazulfiqar.wordpress.com/2010/12/02/aspek-aspek-psikologi-
yang-mempengaruhi-perkembangan/, dikases pada 13 Juni pukul 21.27

22

Anda mungkin juga menyukai