Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

TEKNIK – TEKNIK BIMBINGAN DAN KONSELING

Di Tujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “ Bimbingan Konseling“

Dosen Pengampu : Millatus Shofi, M.Pd

DI SUSUN OLEH :

1. Faizatun Nur Rofiqoh

2. Cameliatul Rahma Syadiya

3.Emik Wahyu Prihatin

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

IAI AL-KHOZINY SIDOARJO

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu terlimpah curahkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat, taufiq dan taufiq serta ma’unah-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “TEKNIK – TEKNIK BIMBINGAN dan KONSELING”. Untuk memenuhi mata
kuliah “Bimbingan Konseling“. Tak terlupa, Sholawat serta salam semoga terus tercurahkan
kepada junjungan Nabi kita Muhammad SAW. Yang telah membimbing kita dari jalan
kegelapan menuju jalan yang haq. Yakni agama islam.Oleh karena itu, penulisan Makalah ini
diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif panduan dan menambah wawasan kita semua.

Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini, tak lepas dari kesalahan. Oleh
karena itu, penyusun mengucapkan beribu maaf atas segala kekurangan dalam penulisan
makalah ini.Tidak lupa pula kami berterima kasih kepada ibu MILLATUS SHOFI, M.Pd. Selaku
dosen mata kuliah Bimbingan Konseling, yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini memiliki banyak
kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan untuk
perbaikan makalah selanjutnya. Mudah-mudahan Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

                                                                                      Sidoarjo, 18 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Cover ..................................................................................................................................
Kata Pengantar ....................................................................................................................
Daftar Isi .............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................
A. Latar Belakang ............................................................................................................
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................
C. Tujuan Penelitian .........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................
A. Pengertian Teknik, Bimbingan dan konseling ...........................................................
B. Teknik Dalam Bimbingan Konseling...........................................................................
C. Pengertian Bimbingan Kelompok ...............................................................................
D. Pengertian Konseling Individual .................................................................................
BAB III PENUTUP ............................................................................................................
A. Kesimpulan ..................................................................................................................
B Saran
Daftar Pustaka .................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Membahas bimbingan dan Konseling untuk dunia pendidikan menjadi


menarik. Karena, hal ini berkaitan dengan masa depan generasi muda yang akan memimpin
bangsa ini ke depan. Berbagai masalah di era modern sekarang ini menurut pihak sekolah untuk
meningkatkan profesionalitas konselor, sehingga mampu memecahkan setiap problem yang
dialami siswa, baik pribadi maupun sosial.
Kompleksitas problem di era globalisasi memang sulit dikendalikan. Ia melaju dengan kecepatan
mahadasyat dan selalu menimbulkan masalah psikologi, moral, mental, mind set, dan
transformasi kultural dan struktural yang canggih dan supercepat. Lambat mengantisipasi
dinamika akseleratif ini membuat sekolah semakin ketinggalan zaman. Di sinilah urgensinya
optimalisasi fungsi konseling sebagai starting point mengembangkan potensi besar anak didik
dan menjaganya dari berbagai godaan dan penyimpangan, yang setiap saat siap menerkam
Menuju sekolah yang berkualitas dengan proses dan output yang berkualitas membutuhkan
sentuhan tangan dingin konselor yang profesional. Hal ini harus dilakukan secara intensif untuk
mengawali tujuan inti pendidikan sebagai proses memanusiakan manusia, yakni menjadikan
manusia sebagai makhluk terbaik yang diciptakan Tuhan di muka bumi ini. Anak didik
dipersiapkan menjadi manusia terbaik dengan sederet kualitas unggul yang sulit tertandingi.
Menurut Prof. Dr. Sudarwan Danim , lembaga pendidikan formal atau sekolah dikonsepsikan
untuk mengemban fungsi reproduksi, penyadaran, dan mediasi secara simultan. Fungsi-fungsi
sekolah itu diwadahi melalui proses pendidikan dan pembelajaran sebagai inti bisnisnya. Pada
proses pendidikan dan pembelajaran itulah terjadi aktivitas kemanusiaan dan pemanusiaan sejati.
Indikator yang sekarang ini menunjukan sumber daya manusia Indonesia belum menunjukan
tanda-tanda yang positif . Prof. Dr. E. Mulyasa, M.Pd. menyebutkan beberapa indikator yang
menunjukan pendidikan belum mampu menghasilkan SDM berkualitas. Pertama, Masalah
tenaga kerja yangs sering terkantung-kantung, bahkan tanpa pemecahan yang jelas, seperti
masalah tenaga kerja Indonesia . Kedua, banyak isu teroris. Bahkan Indonesia telah dituduh
sebagai sarangnya teroris. Ketiga, hasil analisis berbagai ahli yang menunjukan bahwa bangsa
Indonesia merupakan bangsa koruptor terdepan di dunia. Keempat, banyak generasi
muda, pelajar, dan mahasiswa yang diharapkan menjadi tulang punggung justru menjadi beban
pembangunan karena keterlibatannya dengan narkoba, VCD porno, dan
perjudian. Kelima,sebagai akumulasi dari keempat indikator di atas, karena dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, belum tumbuh budaya mutu, budaya malu, dan budaya kerja, baik di
kalangan para pemimpin maupun dimasyarakat.
Lima indikator di atas menjadi tantangan bagi dunia pendidikan untuk meningkatkan kualitas
SDM yang kompetitif, sportif, dan produktif.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan teknik bimbingan dan konseling?
2. Apa yang dimaksud dengan pendekatan kelompok?
3. Apa yang dimaksud dengan pemdekatan individual?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian teknik bimbingan dan konseling
2. Untuk mengetahui pengertian teknik bimbingan dan konseling pada pendekatan
kelompok
3. Untuk mengetahui pengertian teknik bimbingan dan konseling pada pendekatan
individual
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Teknik- teknik Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara

perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam

bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan social, kemampuan belajar dan

perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma –

norma yang berlaku.

A.Pengertian Teknik, Bimbingan dan konseling

Pengertian Teknik adalah cara, langkah atau metode yang dilakukan untuk mencapai suatu

tujuan. Sedangkan bimbingan ialah mengarahkan, memandu, mengelola, dan menyetir.

Bimbingan juga dapat diartikan sebagai bantuan atau pertolongan. Konseling adalah hubungan

tatap muka yang bersifat langsung ( face to face ) dengan mengadakan wawancara dari konselor

kepada klien. Pendapat lain mengatakan bahwa konseling adalah upaya membantu individu

melalui proses interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan konseli agar konseli mampu

memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan

berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia dan efektif prilakunya.

Jadi, teknik Bimbingan dan Konseling adalah cara atau metode yang dilakukan untuk

membantu, mengarahkan atau memandu seseorang atau sekelompok orang agar menyadari dan

mengembangkan potensi-potensi dirinya, serta mampu mengambil sebuah keputusan dan

menentukan tujuan hidupnya dengan cara berinteraksi atau bertatap muka.


Secara garis besar teknik-teknik yang dipergunakan dalam bimbingan mengambil dan

macam pendekatan, yaitu pendekatan secara kelompok, dan pendekatan secara individual.

Pendekatan secara kelompok disebut juga dengan bimbingan kelompok (Group guidance), dan

pendekatan secara individual disebut juga penyulilhan individual Individual counseling).

B Macam-Macam Teknik Dalam Bimbingan Konseling

Adapun beberapa macam – macam Teknik bimbingan konseling :

1. Melayani (Attending) Carkhuff (1983) menyatakan bahwa melayani klien secara pribadi

merupakan upaya yang dilakukan konselor dalam memberikan perhatian secara total kepada

klien. Hal ini ditampilkan melalui sikap tubuh dan ekspresi wajah

2. Empati sangat erat kaitannya dengan attending. Empati dapat diartikan sebagai

kemampuan konselor untuk dapat merasakan dan menempatkan dirinya di posisi klien. Ada

beberapa hal yang harus dilakukan oleh konselor sebelum merespon pernyataan klien. Pertama

konselor harus memerhatikan postur klien dan ekspresi wajahnya. Konselor harus mendengarkan

hati-hati apa yang dikatakan oleh klien . dan yang lebih penting adalah konselor harus dapat

memahami perasaan yang dieksprsikan oleh klien.

Contoh: Klien : saya merasa sedih sekali karena setiap pria yang menikahi saya selalu

memutuskan untuk menceraikan saya Konselor : ehmmm…saya dapat memahami perasaan anda

saat ini.

3. Refleksi merupakan upaya konselor untuk memperoleh informasi lebih mendalam

tentang apa yang dirasakan oleh klien dengan cara memantulkan kembali perasaan, pikiran dan

pengalaman klien.
Ciri-ciri respons refleksi adalah:

A. Tidak menilai (nonjudgemental)

B.Reflesi akurat dari apa yang dialami oleh pihak yang lain

C. Ringkas  3 Jenis refleksi :

a. Refleksi perasaan: mencerminkan kembali perasaan yang disampaikan oleh klien

Contoh: Klien : saya begitu yakin akan menamatkan sekolah pada usia sekrang. Tetapi saya

gagal menyelesaikannya. Saya merasa bodoh. Konselor : Jadi, kegagalan itulah yang

menyebabkan anda merasa bodoh? 

b. Refleksi Arti: apabila perasaan dan fakta dicampurkan dalam suatu respons yang akurat,

hal ini disebut sebagai refleksi makna. Contoh: Klien: Ibu saya terus menerus bertanya tentang

kehidupan saya. Saya tidak ingin dia melakukan hal itu. Konselor: anda merasa jengkel karena

dia tidak merespek privasi anda.

4. Eksplorasi

Eksplorasi keterampilan konselor untuk menggali perasana, pengalaman, dan pikiran klien.

Teknik eksplorasi memungkinkan klien untuk bebas berbicara tanpa rasa takut, tertekan dan

terancam.

Ada 3 jenis eksplorasi :

a. Eksplorasi perasaan: keterampilan untuk menggali perasaan klien yang tersimpan.

Konselor dapat menggunakan kalimat-kalimat berikut untuk memulai keterampilan eksplorasi


perasaan. Contoh: Bisakah saudara menjelaskan bagaimana perasaan bingung yang anda

maksudkan? Saya kira, rasa sedih anda begitu dalam pada peristiwa tersebut. Dapatkan anda

kemukakan perasaan anda lebih jauh?

b. Eksplorasi pengalaman: keterampilan konselor untuk menggali pengalaman yang

dialami klien Contoh: “saya terkesan dengan penglaman yang anda lalui. Namun saya ingin

memahami lebih jauh tentang pengalaman tersebut dan pengaruhnya terhadap pendidikan anda”

c. Eksplorasi pikiran: keterampilan konselor untuk menggali ide, pikiran, dan pendapat

klien. Contoh : “ Saya yakin anda dapat menjelaskan lebih jauh tentang apa pendapat anda

tentang hadirnya ibu tiri dalam rumah anda”

“Saya kira, pendapat anda mengenai hal itu sangat baik sekail, dapatkah anda

menguraikannya lebih lanjur

5. Menangkap Pesan Utama (Paraphrasing) Adakalanya klien mengalami kesulitan untuk

menyampaikan permasalahannya secara jelas dan terus terang kepada konselor. Untuk itulah

diperlukan kemampuan konselor untuk dapat menangkap pesan utama yang disampaikan oleh

klien. Hal ini sangat penting dan diperlukan karena terkadang klien mengemukakan perasaan,

pikiran dan pengalamannya secara berbelit-belit, berputar-putar, atau terlalu panjang. Intinya

adalah konselor dapat menyampaikan kembali inti pernyataan klien secara lebih sederhana. Pada

dasarnya, ada empat tujuan utama dari teknik paraphrasing yaitu :

a. Untuk mengatakan kembali kepada klien bahwa konselor bersama dia, dan berusaha

untuk memahami apa yang dikatakan klien


b. Mengendapkan apa yang dikemukakan klien secara lebih ringkas

c. Memberikan arah wawancara konseling

d. Pengecekan kembali persepsi konselor tentang apa yang dikemukakan klien

Contoh: “adakah yang anda maksudkan adalah…” “nampaknya yang anda katakan adalah…”

6. Bertanya untuk membuka percakapan (open question)

Pertanyaan –pertanyaan terbuka (open question) sangat diperlukan untuk memunculkan

pernyataan-pernyataan baru dari klien. Untuk memulai bertanya sebaiknya jangan menggunakan

kata “mengapa” dan “apa sebabnya”. Sebaiknya gunakanlah kata-kata berikut untuk mengalami

pertanyaan: apakah, bagaimanakah, adakah, bolehkah, atau dapatkah.

contoh: bagaimana perasaan ibu ketika melihat dia benar-benar kecanduan obat terlarang itu?

“usaha apa yang telah ibu lakukan untuk mengatasi ketergantungan pada obat terlarang itu?”

7. Bertanya Tertutup (close question)

Pertanyaan tertutup adalah bentuk-bentuk pertanyaan yang sering dijawab dengan singkat

oleh klien, seperti “ya” atau “tidak”. Adapun tujuannya adalah: (1). Untuk mengumpulkan

informasi (2) untuk menjernihkan atau memperjelas sesuatu, dan (3) menghentikan omongan

klien yang melantur atau menyimpang jauh.

C. Pengertian Bimbingan Kelompok

Bimbingan kelompok merupakan salah satu teknik bimbingan yang berusaha membantu

individu agar dapat mencapai perkembangannya secara optimal sesuai dengan kemampuan,
bakat, minat, serta nilai-nilai yang dianutnya dan dilaksanakan dalam situasi kelompok.

Bimbingan kelompok ditujukan untuk mencegah timbulnya masalah pada siswa dan

mengembangkan potensi diri siswa (Romlah, 2001: 3). Winkel & Hastuti (2004: 547),

menjelaskan bahwa bimbingan kelompok adalah kegiatan kelompok diskusi yang menunjang

perkembangan pribadi dan perkembangan sosial masing-masing individu-individu dalam

kelompok, serta meningkatkan mutu kerja sama dalam kelompok guna aneka tujuan yang

bermakna bagi para partisipan.

Bimbingan kelompok mengupayakan perubahan sikap dalam perilaku secara tidak

langsung, melalui penyampaian informasi yang menekankan pengolahan kognitif oleh para

peserta sehingga mereka dapat menerapkan sendiri suatu pengolahan kognitif tentang informasi

yang diberikan kepada anggota kelompok (Winkel, 2004: 543).

Bimbingan kelompok dapat diartikan sebagai suatu upaya bimbingan yang dilakukan

melalui situasi, proses dan kegiatan kelompok. Sasaran bimbingan kelompok adalah individu-

individu dalam kelompok agar individu yang diberikan bimbingan mendapatkan pemahaman

diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri dalam menuju perkembangan optimal

(Sedanayasa dkk. 2010: 30). Sedangkan menurut Sukardi (2002: 48), bimbingan kelompok yaitu

layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah siswa secara bersama-sama memperoleh

berbagai bahan dari nara sumber tertentu (pembimbing atau konselor) yang bermanfaat untuk

menunjang kehidupan sehari-hari baik sebagai individu maupun pelajar, anggota keluarga, dan

masyarakat serta untuk pertimbangan dalam mengambil keputusan.

Profesionalisme guru harus didukung oleh beberapa faktor antara lain: 1) Sikap dedikasi

yang tinggi terhadap tugasnya, 2) Sikap komitmen terhadap mutu proses dan hasil kerja serta 3)
Sikap continous improvement, yakni selalu berusaha memperbaiki dan memperbaharui metode-

metode kerjanya, sesuai dengan tuntutan zaman yang didasari oleh kesadaran yang tinggi bahwa

tugas mendidik adalah tugas menyiapkan generasi penerus yang akan hidup di zaman masa

depan (2003: 209).

Layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memungkinkan siswa secara bersama-

sama memperoleh berbagai bahan dari nara sumber (terutama guru pembimbing) yang

bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, anggota

keluarga dan masyarakat (Sukardi dalam Romlah, 2001: 48).

Bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan yang diberikan pada suasana kelompok

(Prayitno, 2004: 309). Bimbingan kelompok merupakan layanan bimbingan dan konseling yang

diberikan kepada individu untuk membahas masalah atau topik umum secara luas dan mendalam

yang bermanfaat bagi anggota kelompok (Mungin, 2005: 38). Sedangkan Amti (1991)

menyatakan bimbingan kelompok yang memaknai pola yang sederhana dimaksudkan sebagai

bimbingan yang diberikan kepada sekelompok individu yang mengalami masalah yang sama.

Dari beberapa pengertian para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan

kelompok merupakan salah satu layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada siswa

dalam bentuk kelompok untuk membahas masalah atau topik umum atau mengalami masalah

yang sama secara luas dan mendalam yang bermanfaat bagi anggota kelompok. Menegaskan

pendapat tersebut, Prayitno mengatakan bahwa:

Bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang

dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Artinya, semua peserta dalam kegiatan kelompok

saling berinteraksi, bebas mengeluarkan pendapat, menanggapi, memberi saran, dan lain
sebagainya; apa yang dibicarakan itu semuanya bermanfaat untuk diri peserta yang bersangkutan

sendiri dan untuk peserta lainnya (Prayitno, 1995: 178).

Bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan kelompok dimana pemimpin kelompok

menyediakan informasi-informasi dan mengarahkan diskusi agar anggota kelompok menjadi

lebih lebih sosial atau untuk membantu anggota-anggota kelompok untuk mencapai tujuan-

tujuan bersama” (Mungin, 1995: 17).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan

kelompok merupakan salah satu layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada

sejumlah individu dalam bentuk kelompok dengan memanfaatkan dinamika kelompok untuk

membahas topik tertentu yang dipimpin oleh pemimpin kelompok bertujuan menunjang

pemahaman, pengembangan dan pertimbangan pengambilan keputusan atau tindakan individu.

Teknik ini dipergunakan untuk membantu murid atau sekelompok murid memecahkan

masalah melalui kegiatan kelompok. Bentuk khusus teknik bimbingan kelompok adalah; home

room program, making the round, karya wisata (Field Trip), diskusi ke6lompok, kegiatan

kelompok dan organisasi murid. berikut ini macam – macam Teknik yang di pergunakan

bimbingan kelompok :

A) Home Room Program

Teknik home room program adalah suatu program yang dilakukan diluar jam pelajaran

untuk membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan siswa, agar siswa bebas mengutarakan

isi hati dan masalah yang dihadapinya. Home room adalah teknik bimbingan kelompok

berbentuk pertemuan dengan sekelompok siswa di luar jam pelajaran dalam suasana

kekeluargaan yang dipimpin oleh guru atau konselor. Fokus homeroom adalah terciptanya
suasana yang penuh kekeluargaan seperti suasana rumah yang menyenangkan agar siswa merasa

aman dan dapat mengungkapkan masalah-masalah yang tak dapat dibicarakan dalam kelas pada

waktu jam pelajaran bidang

studi. Kegiatan homeroom mempunyai dua fungsi, yaitu: menyediakan program bimbingan yang

sistematis dan proses penyaringan siswa-siswa yang mempunyai masalah yang lebih mendalam

yang perlu dikirim ke konselor.

B) Making the round/lingkaran diskusi

Teknik lingkaran diskusi atau berkeliling merupakan salah satu teknik konseling Gestal

yang digunakan dalam konseling kelompok, sedangkan konseli yang bergabung di dalam diskusi

kelompok ini mengatur dirinya sedemikian rupa sehingga membentuk suatu lingkaran. Maksud

dari teknik ini ialah agar konseli: (1) berani berkonfrontasi menghadapi kenyatan dan sanggup

menerima resiko, (2) mau membuka dan memantulkan diri, (3) mau mencoba dan bereksperimen

dengan perilaku baru, (4) dapat bertumbuh dan berubah, serta (5) sanggup membangun diri

pribadinya secara utuh.

C) Karya Wisata (Field Trip)

Selain bcrfungsi sebagai kegiatan rekreasi, karya wisata juga dapat dijadikan sebagai

kegiatan kelompok. Karena siswa dituntut agar dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan

kelompok. Selain itu dalam teknik ini siswa juga dapat mengamati secara langsung objek-objek

yang ada sehingga dapat mengembangkan bakat serta cita-citanya.

D) Diskusi Kelompok
Dalam kegiatan ini sebaiknya dibentuk kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang

agar siswa aktif dan berperan serta dalam mendiskusikan masalah-masalah yang berhubungan

dengan masalah belajar.

E) Kegiatan Kelompok

Kegiatan kelompok ini sangat baik bagi siswa karena individu mendapat kesempatan untuk

berpartisipasi dengan sebaik-baiknya. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup tanpa

orang lain, oleh karena itu dengan adanya kegiatan kelompok banyak pekerjaan tertentu yang

berhasil.

F) Organisasi Murid

Organisasi murid sangat bermanfaat bagi individu, karena melatih siswa dalam

mengembangkan sikap kepemimpinannya dan menjadikan siswa sebagai individu yang

bertanggung jawab terhadap amanat yang dipercayakan kepadanya.

D. Pengertian Bimbingan Individual

Bimbingan individual merupakan salah satu teknik pemberian yang bersifat langsung (face

to face) dengan mengadakan wawancara antara konselor dengan klien. Dan masalah-masalah

yang diselesaikan biasanya masalah pribadi.Bimbingan individual dilakukan dengan cara

perseorangan. Tiap orang dicoba didekati, dipahami dan ditolong secara perseorangan.

Bimbingan ini dilaksanakan melalui wawancara langsung dengan individu. Dalam teknik

bimbingan individual ini terdapat hubungan yang dinamis. Karena individu tersebut merasa

diterima dan dimengerti oleh pembimbing. Dalam hubungan tersebut pembimbing menerima
individu dan tanpa memberikan penilaian. Individu itupun merasa ada orang yang mau

mendengarkan keluh kesahnya dan curahan hatinya.

Sehubungan dengan hal ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru

pembimbing atau pendidik, yaitu: “Pertama, guru atau pendidik hendaknya membantu siswa

sebagai makhluk multidimensional, makhluk beragam aspek, Kedua, hendaknya guru

memperlakukan siswa sebagai pribadi yang memiliki ciri tersendiri (unik) yang tidak boleh

disamaratakan dengan siswa yang lain, dan ketiga, guru hendaknya membina hubungan

antarpribadi yang baik dengan siswa.”

Bimbingan individual juga memiliki beberapa pendekatan, diantaranya adalah: (a)

Directive counseling, (b) Non-directive counseling, dan (c) eclective counseling. Lebih jelasnya

akan peneliti uraikan seperti di bawah ini.

A) Directive counseling, atau konseling secara langsung.

Konseling yang menggunakan metode ini, dalam prosesnya yang aktif atau paling berperan

adalah pembimbing. Dalam praktiknya guru pembimbing berusaha mengarahkan individu

(siswa) sesuai dengan masalahnya. Selain itu, pembimbing juga memberikan saran, anjuran dan

nasihat kepada individu tersebut, karena sikap siswa yang mungkin merasa takut untuk

mengambil keputusan sendiri.Dalam teknik ini konselor lebih banyak mengambil inisiatif,

sehingga klien tinggal menerima apa yang dikemukakan koselor. Jadi dalam teknik ini yang

lebih banyak berperan adalah konselor.

B) Non-directive counseling, atau konseling tidak langsung.


Dalam praktik konseling nondirektif, pembimbing hanya menampung pembicaraan.

Individu (siswa) bebas berbicara sedangkan pembimbing menampung dan mengarahkan. Metode

ini tentu sulit diterapkan untuk siswa yang berkepribadian tertutup, karena klien (siswa) dengan

kepribadian tertutup biasanya pendiam dan sulit diajak berbicara. Namun, praktik konseling ini

membawa siswa ke arah yang lebih mandiri karena siswa diharuskan mengambil keputusan

sendiri dengan arahan dari guru pembimbing. Jadi, konseling tidak langsung seperti ini akan

lebih mudah membuat siswa bersikap lebih mandiri dan mantab untuk mengambil sikap.

C) Eclective counseling, yakni perpaduan antara konseling langsung maupun tidak

langsung.

Kenyataan bahwa tidak semua teori cocok untuk semua individu, semua masalah siswa,

dan semua situasi konseling. Siswa di sekolah atau madrasah memiliki tipe-tipe kepribadian

yang tidak sama. Oleh sebab itu, tidak mungkin diterapkan metode konseling direktif saja atau

nondirektif saja. Agar konseling berhasil secara efektif dan efisien, tentu harus melihat siapa

siswa (klien) yang akan dibantu atau dibimbing dan melihat masalah yang dihadapi siswa dan

melihat situasi konseling. Apabila terhadap siswa tertentu tidak bisa diterapkan metode direktif,

mana mungkin bisa diterapkan metode nondirektif begitu juga sebaliknya. Atau apabila mungkin

adalah dengan cara menggabungkan kedua metode diatas. Penggabungan kedua metode

konseling diatas disebut metode ekletif (ecletive counseling).


BAB III

A. Kesimpulan

 Teknik adalah cara, langkah atau metode yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan.

Bimbingan adalah mengarahkan, memandu, mengelola dan menyetir atau dapat diartikan

pula sebagai bantuan atau pertolongan. Sedangkan Konseling upaya untuk membantu

individu melalui proses interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan konseli agar

konseli mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan

menetukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia

dan efektif prilakunya.

 Teknik bimbingan konseling adalah cara ataupun metode yang dilakukan untuk

membantu, mengarahkan ataupun memandu seseorang atau sekelompok orang agar

menyadari dan mengembangkan potensi-potensi dirinya, serta mampu mengambil

sebuah keputusan dan menetukan tujuan hidupnya dengan cara berinteraksi atau bertatap

muka.

 Pendekatan kelompok. Teknik ini dipergunakan untuk membantu murid atau

sekelompok murid memecahkan masalah melalui kegiatan kelompok. Bentuk khusus

teknik bimbingan kelompok adalah; home room program, making the round, karya

wisata (Field Trip), diskusi kelompok, kegiatan kelompok dan organisasi murid.

 Pendekatan individual. Konseling merupakan salah satu teknik pemberian yang bersifat

langsung (face to face) dengan mengadakan wawancara antara konselor dengan klien.
Bimbingan individual juga memiliki beberapa pendekatan, diantaranya adalah: (a)

Directive counseling, (b) Non-directive counseling, dan (c) eclective counseling.

B. Saran

Teknik-teknik dalam bimbingan konseling sangat penting untuk dipelajari dan dipahami dalam

proses belajar mengajar di karenakan dengan kita mengetahui dan mempelajari teknik-teknik

bimbingan konseling kita mampu berpikir dengan baik dalam mengambil sebuah keputusan

dengan bijak sehingga cara ataupun metode yang digunakan dalam menyelesaikan permasalahan

dapat membantu, dan dapat mengarahkan seseorang atau kelompok agar menyadari dan

mengembangkan potensi-potensi dirinya supaya bisa menentukan tujuan hidup.


DAFTAR PUSTAKA

https://www.asikbelajar.com/teknik-teknik-bimbingan-dan-konseling/

http://eprints.unm.ac.id/2219/1/BUKU-%20MENGENAL%20TEKNIK-TEKNIK
%20BIMBINGAN%20DAN%20KONSELING.pdf

http://eprints.unm.ac.id/2219/1/BUKU-%20MENGENAL%20TEKNIK-TEKNIK
%20BIMBINGAN%20DAN%20KONSELING.pdf

https://www.psikologimultitalent.com/2015/08/memahami-ragam-teknik-teknik-dalam.html

https://www.dictio.id/t/apa-saja-teknik-teknik-konseling/124267

Anda mungkin juga menyukai