Anda di halaman 1dari 14

FUNGSI DAN PRINSIP-PRINSIP

BIMBINGAN KONSELING SECARA UMUM

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah: Bimbingan Konseling Islam

Dosen Pengampu: Febriany, S.I.Kom., M.A.

Disusun oleh:

1. Laellatur Rochmah (21110110)


2. Wali Mudofar (21110126)

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS


TARBIYAH
IAINU KEBUMEN
TAHUN PENDIDIKAN 2023-2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala atas segala rahmat-Nya, yang telah
memberikan petunjuk dan keberkahan sehingga makalah ini dengan judul "Fungsu Dan Prinsip-
Prinsip Bimbingan Konseling Secara Umum" dapat tersusun dengan baik hingga selesai. Kami
juga ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan berupa materi dan ide-ide berharga.

Penyusunan makalah ini merupakan bagian dari pemenuhan tugas dalam mata kuliah
Bimbingan Konseling Islam, yang bertujuan untuk memperluas pengetahuan dan wawasan kami,
serta untuk membagikan informasi yang bermanfaat kepada para pembaca.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini, ada keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman yang kami miliki. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca. Dengan penuh kerendahan hati, kami siap menerima masukan
yang akan membantu meningkatkan kualitas makalah ini menuju kesempurnaan. Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat dan pemahaman yang lebih baik tentang konsep dasar
bimbingan dan konseling. Terima kasih.

Penyusun

12 Oktober 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ 1

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 2

BAB I .......................................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN....................................................................................................................... 4

A. Latar Belakang ............................................................................................................. 4

B. Rumusan Masalah........................................................................................................ 5

C. Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 6

BAB II......................................................................................................................................... 7

PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 7

A. Fungsi Konseling ................................................................................................................... 7

1. Fungsi Pemahaman .................................................................................................................... 7

2. Fungsi Pencegahan ..................................................................................................................... 7

3. Fungsi Pengentasan .................................................................................................................... 8

4. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan ................................................................................... 8

B. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling .................................................................. 8

1. Prinsip berkenaan dengan sasaran Pelayanan ............................................................................. 9

2. Prinsip Berkenaan dengan Masalah Individu .............................................................................. 9

3. prinsip berkenaan dengan program pelayanan ............................................................................. 9

4. prinsip berkenaan dengan pelaksanaan pelayanan ..................................................................... 10

5. prinsip-prinsip bimbingan dan konseling di sekolah .................................................................. 10

BAB III ......................................................................................................................................11

PENUTUP .................................................................................................................................11

A. KESIMPULAN ...........................................................................................................11
ii
B. SARAN ........................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam era perkembangan teknologi yang pesat dan dinamika sosial yang semakin
kompleks, bimbingan dan konseling menjadi semakin mendesak. Perubahan drastis dalam
teknologi informasi dan komunikasi telah membawa perubahan dalam cara manusia berinteraksi,
belajar, dan bekerja menurut (Котлер 2008). Kemajuan teknologi ini, seperti media sosial dan
internet, telah membuka pintu bagi tantangan baru dalam bidang kesehatan mental, seperti
gangguan kecanduan internet, cyberbullying, dan perasaan isolasi sosial menurut(Akbar n.d.).

Menurut (Ulfah and Arifudin 2020), bimbingan dan konseling memiliki peran yang
sangat penting dalam menanggapi tantangan ini. Mereka bukan hanya bertugas membantu
individu mengatasi masalah pribadi mereka, tetapi juga berperan dalam membentuk masyarakat
yang lebih sehat secara psikologis dan emosional. Melalui bimbingan dan konseling, individu
dapat belajar cara mengelola stres, meningkatkan keterampilan sosial, dan mengembangkan
pemahaman diri yang lebih dalam. Ini, pada gilirannya, berkontribusi pada pembentukan
masyarakat yang lebih stabil dan berdaya tahan terhadap perubahan sosial yang cepat.

Di dunia pendidikan, peran bimbingan dan konseling sangat vital. Siswa dihadapkan pada
tekanan akademik, sosial, dan emosional yang seringkali mengganggu proses belajar mereka.
Dengan perubahan cepat dalam dunia pendidikan, seperti pengenalan kurikulum baru, ujian
standar, dan tantangan adaptasi terhadap pembelajaran jarak jauh, bimbingan dan konseling di
sekolah menjadi semakin relevan.

Siswa membutuhkan dukungan untuk mengatasi masalah akademik, seperti


ketidakmampuan belajar, kurangnya motivasi, atau kebingungan dalam pemilihan jurusan.
Mereka juga sering dihadapkan pada masalah sosial, seperti konflik dengan teman sebaya atau
tekanan kelompok. Selain itu, isu-isu emosional, seperti depresi dan kecemasan, dapat
menghambat kinerja akademik dan kesejahteraan siswa.

Bimbingan dan konseling di sekolah memberikan layanan yang bertujuan untuk


membantu siswa mengatasi masalah ini, serta merencanakan masa depan mereka. Dengan
dukungan yang tepat, siswa dapat merasa lebih percaya diri, mampu menghadapi tekanan, dan
4
mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk meraih potensi maksimal mereka dalam
pendidikan dan kehidupan. Oleh karena itu, pemahaman konsep dasar bimbingan dan konseling
menjadi esensial, bukan hanya bagi para profesional di bidang ini, tetapi juga bagi masyarakat
umum yang berkepentingan dalam pembentukan generasi muda yang tangguh dan berkualitas.

Selain itu, dalam konteks bimbingan konseling Islam, terdapat kebutuhan untuk
memahami dan mengintegrasikan nilai-nilai agama dalam proses bimbingan dan konseling. Ini
menjadi relevan mengingat agama memiliki peran yang signifikan dalam kehidupan individu di
banyak masyarakat di seluruh dunia. Dalam bimbingan dan konseling Islam, nilai-nilai moral
dan etika agama Islam menjadi dasar penting dalam memberikan panduan dan dukungan kepada
individu.

Makalah ini akan membahas konsep dasar bimbingan dan konseling dengan fokus pada
fungsi dan prinsip-prinsipnya, serta mencoba mengintegrasikan pandangan bimbingan dan
konseling Islam. Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang hal ini, diharapkan kita dapat
meningkatkan layanan bimbingan dan konseling, memahami peran mereka dalam mengatasi
masalah individu dan perkembangan masysarakat, serta menciptakan lingkungan yang lebih
mendukung bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja fungsi-fungsi bimbingan dan konseling yang mendasar, termasuk fungsi pemahaman,
pencegahan, pengentasan, pemeliharaan, dan pengembangan, dalam konteks layanan bimbingan
dan konseling?

2. Bagaimana prinsip-prinsip bimbingan dan konseling, termasuk prinsip sasaran pelayanan,


prinsip berkenaan dengan masalah individu, prinsip program pelayanan, prinsip pelaksanaan
pelayanan, dan prinsip bimbingan dan konseling di sekolah, mempengaruhi pendekatan dan
pelaksanaan bimbingan dan konseling secara umum?

3. Bagaimana integrasi nilai-nilai dan pandangan bimbingan dan konseling dalam konteks Islam
dapat memberikan tambahan pemahaman dan panduan dalam melaksanakan layanan bimbingan
dan konseling?

Dengan rumusan masalah ini, kita akan dapat menjelajahi peran dan prinsip-prinsip penting dalam
bimbingan dan konseling, serta mempertimbangkan cara integrasi nilai-nilai agama dalam konteks
Islam dapat memengaruhi praktik bimbingan dan konseling secara lebih mendalam.
5
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk menjelaskan dan mendiskusikan fungsi-fungsi mendasar dalam layanan bimbingan dan
konseling, termasuk pemahaman, pencegahan, pengentasan, pemeliharaan, dan pengembangan,
sehingga pembaca dapat memahami peran penting bimbingan dan konseling dalam membantu
individu mengatasi masalah dan mencapai potensi penuh mereka.

2. Untuk menguraikan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling yang mencakup sasaran


pelayanan, pemahaman masalah individu, program pelayanan, pelaksanaan pelayanan, dan
prinsip-prinsip bimbingan dan konseling di sekolah, sehingga pembaca dapat memahami
landasan etika dan pedoman dalam praktik bimbingan dan konseling.

3. Untuk mengeksplorasi cara integrasi nilai-nilai dan pandangan bimbingan dan konseling
dalam konteks Islam dapat memperkaya dan memperdalam pemahaman bimbingan dan
konseling, serta memberikan solusi yang lebih komprehensif bagi individu yang mencari
bimbingan dan dukungan dalam kerangka keyakinan agama Islam.

Dengan demikian, tujuan penulisan ini adalah memberikan wawasan yang lebih mendalam
tentang fungsi-fungsi bimbingan dan konseling, prinsip-prinsip yang mendasarinya, dan
bagaimana integrasi nilai-nilai agama dapat memperkaya praktik bimbingan dan konseling
secara keseluruhan.

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Fungsi Konseling

Fungsi Konseling adalah salah satu komponen penting dalam bimbingan dan konseling. Fungsi ini
mencakup serangkaian peran yang dijalankan oleh konselor untuk membantu individu mengatasi
masalah dan mencapai perkembangan pribadi yang lebih baik menurut (Ansori 2015). Berikut
adalah penjelasan lebih rinci tentang masing-masing subfungsi konseling

1. Fungsi Pemahaman

Fungsi ini melibatkan upaya untuk memahami klien secara menyeluruh. Pemahaman tentang
klien mencakup pemahaman tentang karakteristik individu, latar belakang, nilai-nilai,
kebutuhan, dan harapan mereka (S.Ag. 2020). Pemahaman tentang masalah klien membantu
konselor mengidentifikasi dan mengkaji masalah yang dihadapi klien dengan lebih baik.
Selain itu, pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas membantu konselor memahami
konteks sosial, budaya, dan lingkungan di mana klien berada, yang dapat memengaruhi
masalah yang mereka hadapi.

2. Fungsi Pencegahan

Fungsi ini berkaitan dengan upaya mencegah terjadinya masalah di masa depan. Konselor
bekerja sama dengan klien untuk mengidentifikasi potensi masalah atau konflik yang
mungkin muncul dan mengembangkan strategi untuk mencegahnya. Pencegahan bisa
melibatkan memberikan edukasi, pelatihan, atau dukungan yang sesuai untuk membantu klien
menghindari masalah yang mungkin muncul.

1
Dr. Jahraju Hartani. M.Psi.Bimbingan Kelompok. Universitas PGRI Adibuana SURABAYA 2022., halaman.2-40
2
Deni Febrini, S.Ag., M.Pd.Bimbingan & Konseling. Januari 2020 (2010). halaman.15-55

7
3. Fungsi Pengentasan

Fungsi ini terkait dengan membantu klien mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Konselor
bekerja bersama klien untuk mengidentifikasi solusi atau strategi yang dapat membantu
mengurangi dampak masalah dan membawa perubahan positif menurut (Husni n.d.).
Pengentasan masalah ini dapat melibatkan konseling individu, kelompok, atau bahkan
intervensi berbasis keluarga, tergantung pada sifat masalah yang dihadapi.

4. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan

Fungsi ini berkaitan dengan mendukung klien dalam menjaga kesehatan mental dan
perkembangan pribadi yang positif. Konselor dapat membantu klien merencanakan tindakan
atau langkah-langkah yang dapat meningkatkan kesejahteraan mereka menurut (Sumendap
2023). Selain itu, pemeliharaan dan pengembangan juga melibatkan membantu klien meraih
potensi mereka secara maksimal dan mencapai tujuan hidup mereka.
Semua fungsi konseling di atas memiliki peran yang penting dalam mendukung individu
dalam perjalanan mereka menuju pertumbuhan dan perkembangan yang lebih baik. Prinsip-
prinsip bimbingan dan konseling juga melibatkan nilai-nilai dan pandangan yang memandu
konselor dalam menjalankan fungsi-fungsi ini secara etis dan efektif. Integrasi nilai-nilai
agama, seperti dalam konteks bimbingan dan konseling Islam, dapat memperkaya pemahaman
dan praktik konseling secara keseluruhan.

B. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling

Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling (counseling principles) merupakan pedoman etis dan
filosofis yang memberikan arahan dalam pelaksanaan praktik bimbingan dan konseling. Setiap
prinsip ini memiliki peran sentral dalam menentukan bagaimana pelayanan bimbingan dan
konseling disusun dan dilaksanakan.

3
Muhammad Husni, LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL REMAJA; PENDEKATAN BEHAVIORISME.
56|Al-Ibrah|Vol. 2 No.2 Desember 2017
4
Ryanto F. Sumendap, Theresia Tumuju.Jurnal Pastoral Konselinf”: Manado. 2023), Vol. 4, No.1, pp. 96-112,Juni
2023

8
Prinsip-prinsip tersebut (These principles) membentuk kerangka kerja etis yang memberikan arah
dan pedoman bagi konselor dalam menjalankan praktik mereka. Prinsip-prinsip ini mencakup
aspek beragam, mulai dari menghormati hak klien hingga mengidentifikasi tujuan dan hasil yang
diinginkan dalam proses konseling. Memahami prinsip-prinsip ini adalah langkah awal yang
penting dalam memastikan bahwa pelayanan bimbingan dan konseling berlangsung dengan etika,
keahlian, dan efektivitas yang tinggi.

1. Prinsip berkenaan dengan sasaran Pelayanan

Prinsip ini menekankan pentingnya menetapkan sasaran yang jelas dan relevan dalam
pelayanan bimbingan dan konseling. Konselor harus bekerja sama dengan klien untuk
menentukan tujuan yang spesifik dan dapat diukur. Ini membantu memfokuskan upaya
konseling pada hasil yang diinginkan dan memberikan arah yang jelas dalam proses
bimbingan menurut (Masdudi 2015). Prinsip ini juga melibatkan penghargaan terhadap hak
klien untuk menentukan tujuan mereka sendiri dalam pelayanan.

2. Prinsip Berkenaan dengan Masalah Individu

Prinsip ini menekankan bahwa setiap individu adalah unik, dan konseling harus disesuaikan
dengan kebutuhan dan masalah klien secara individual. Konselor harus menghormati
keragaman individu, termasuk latar belakang budaya, nilai, dan pengalaman mereka. Dalam
prinsip ini, penting bagi konselor untuk memberikan layanan yang sensitif terhadap keunikan
setiap klien dan tidak melakukan generalisasi berlebihan.

3. prinsip berkenaan dengan program pelayanan

Prinsip ini mencakup aspek perencanaan dan implementasi program pelayanan bimbingan dan
konseling. Ini mencakup pengembangan program yang efektif dan relevan untuk memenuhi
kebutuhan klien, serta penggunaan teknik dan metode yang sesuai dengan tujuan program.

4
Drs. Masdudi, M.Pd. Bimbingan dan Konseling Perspektif Sekolah. (Press IAIN Syekh Nurjati Cirebon. 2015),
halaman.39.

9
Prinsip ini juga mencakup evaluasi terus-menerus untuk memastikan bahwa program
pelayanan efektif dan dapat disesuaikan dengan perkembangan yang terjadi.

4. prinsip berkenaan dengan pelaksanaan pelayanan

Prinsip ini berkaitan dengan cara konselor menyampaikan layanan kepada klien. Konselor
harus menjaga hubungan yang etis, penuh rahasia, dan penuh kepercayaan dengan klien.
Mereka harus memastikan bahwa layanan disampaikan dengan keahlian dan profesionalisme,
mengikuti standar etika dan hukum yang berlaku. Prinsip ini juga melibatkan kemampuan
konselor untuk mendengarkan dengan empati, menghormati hak klien, dan memberikan
dukungan yang diperlukan.

5. prinsip-prinsip bimbingan dan konseling di sekolah

Prinsip-prinsip ini berfokus pada konteks bimbingan dan konseling di lingkungan pendidikan.
Dalam konteks sekolah, konselor memiliki peran khusus dalam membantu siswa mengatasi
masalah akademik, sosial, dan emosional mereka. Prinsip-prinsip ini mencakup kerja sama
dengan staf pendidikan, orang tua, dan siswa untuk menciptakan lingkungan yang mendukung
pertumbuhan siswa menurut (Kamaluddin 2011). Mereka juga melibatkan upaya untuk
mempromosikan kesejahteraan siswa dan memfasilitasi transisi akademik dan sosial yang
lancar.

Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling adalah landasan etika dan pedoman praktik yang
membantu konselor memastikan bahwa layanan yang mereka berikan adalah efektif, etis, dan
sesuai dengan kebutuhan individu serta konteks pelayanan. Integrasi nilai-nilai agama, seperti
dalam bimbingan dan konseling Islam, dapat memberikan pandangan tambahan tentang
bagaimana prinsip-prinsip ini dapat diterapkan dalam kerangka keyakinan agama.

5
H. Kamaluddin. Bimbingan dan Konseling Sekolah. (urnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 4, Juli.
2011),447-449.
10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam konteks bimbingan dan konseling, telah dibahas fungsi-fungsi mendasar dan
prinsip-prinsip yang membimbing praktik di bidang ini. Fungsi-fungsi, seperti fungsi
pemahaman, pencegahan, pengentasan, pemeliharaan, dan pengembangan, memainkan peran
penting dalam membantu individu mengatasi masalah, mencegah masalah di masa depan, serta
mencapai pertumbuhan dan perkembangan pribadi yang lebih baik. Selain itu, prinsip-prinsip,
termasuk prinsip sasaran pelayanan, masalah individu, program pelayanan, pelaksanaan
pelayanan, dan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling di sekolah, menjadi panduan etis yang
menentukan bagaimana praktik bimbingan dan konseling harus dilaksanakan.
Dalam berbagai konteks, termasuk dalam bimbingan dan konseling Islam, nilai-nilai
moral dan etika agama dapat memperkaya dan memperdalam pemahaman bimbingan dan
konseling. Integrasi nilai-nilai agama dapat memberikan pandangan tambahan dan panduan yang
kuat dalam membantu individu mengatasi masalah mereka, menjaga kesehatan mental, dan
meraih potensi maksimal mereka. Oleh karena itu, pemahaman konsep dasar bimbingan dan
konseling, bersama dengan prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang membimbingnya, sangat penting
dalam memberikan pelayanan yang efektif dan etis dalam mendukung pertumbuhan dan
perkembangan individu. Dengan demikian, bimbingan dan konseling memainkan peran krusial
dalam membentuk masyarakat yang lebih sehat dan berdaya tahan secara psikologis dan
emosional.
B. SARAN

Untuk memaksimalkan manfaat dari konsep dasar bimbingan dan konseling, disarankan agar
praktisi di bidang ini terus mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mereka melalui
pelatihan dan pendidikan lanjutan. Penting untuk memahami dan menginternalisasi prinsip-
prinsip etis dalam praktik bimbingan dan konseling, serta menerapkannya secara konsisten
dalam setiap interaksi dengan klien. Selain itu, mengintegrasikan nilai-nilai agama dalam
layanan bimbingan dan konseling, sesuai dengan konteks agama masing-masing, dapat
memberikan pandangan tambahan yang bernilai. Dalam konteks bimbingan dan konseling di
11
sekolah, kolaborasi yang erat antara konselor, staf pendidikan, dan orang tua sangat penting
dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung perkembangan siswa. Dengan
upaya yang berkesinambungan, kita dapat memastikan bahwa layanan bimbingan dan konseling
tetap relevan, efektif, dan etis, serta dapat memberikan dampak positif yang signifikan pada
individu dan masyarakat secara keseluruhan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Zarina. Manusia Dalam Perspektif Psikologi.


https://www.psychologymania.com/2011/09/manusia-dalam-perspektif-psikologi.html.
Ansori. 2015. 3 Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents Bimbingan Kelompok.
Husni, Muhammad 2017. “Layanan Konseling Individual Remaja; Pendekatan Behaviorisme.”
Kamaluddin, H. 2011. “Bimbingan Dan Konseling Sekolah.” Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan
17(4): 447–54.
Котлер, Филип. 2008. No TitleМаркетинг По Котлеру.
Masdudi. 2015. “BIMBINGAN DAN KONSELING Prespektif Sekolah.” Nurjati Press: 215.
S.Ag., M.Pd. Febrini Deni. 2020. Penulis : Deni Febrini, S.Ag., M.Pd.
http://repository.iainbengkulu.ac.id/5129/1/BIMBINGAN DAN KONSELING_NASKAH
BUKU_DENI FEBRINI.pdf.
Sumendap, Ryanto F. 2023. “Theresia Tumuju.” 4(1): 96–112.
Ulfah, Ulfah, and Opan Arifudin. 2020. “Implementasi Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah
Dalam Kurikulum 2013.” Jurnal Tahsinia 1(2): 138–46.

13

Anda mungkin juga menyukai