Anda di halaman 1dari 16

TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH BIMBINGAN

KONSELING
‘’POLA PELAYANAN BIMBINGAN DAN
KONSELING’’
Dosen Pengasuh: Dian Oktary M.Pd

Disusun Oleh
1. Afra Mudrikah (2205114124)
2. Sabrina Aisyah Zoelpa (2205126008)
3. Saifana kalda (2205113877)

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam


Mengikuti Mata Kuliah Bimbingan Konseling
Program Studi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Jurusan Ilmu Pendidikan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala nikmat dan karunia-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Tidak lupa pula kami
ucapkan terima kasih kepada Ibu Dian Oktary M.Pd selaku dosen pengampu dari
mata kuliah Bimbingan Konseling yang telah membimbing kami, kami juga ingin
mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membatu kami
menyelesaikan makalah ini.
Kami berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita
semua, khususnya bagi penulis.
Mungkin tugas yang kami buat ini, belum sempurna oleh karena itu, kami
meminta maaf jika makalah ini masih terdapat kekurangannya. Kami mohon saran
dan kritiknya untuk memperbaiki pembahasan makalah ini. Atas perhatiannya
kami ucapkan terimakasih.

Pekanbaru, 02 September 2022

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. .........................................................................................ii


DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1

1.3 Tujuan penulisan............................................................................................1

1.4 Manfaat Penulisan Makalah...........................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Apa itu pola pelayanan BK.........................................................................2-5

2.2 pola pelayanan BK......................................................................................5-6

2.3.pendekatan dan strategi dasar........................................................................7

BAB III PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan....................................................................................................8

3.2 SARAN.......................................................................................................8-9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10
BAB 1
PENDAHULAN
1.1 Latar Belakang
Pelayanan bimbingan di lembaga pendidikan formal akan terlaksana dengan
mengadakan sejumlah kegiatan bimbingan. Kegiatan bimbingan itu bisa
diselenggarakan dalam program bimbingan, yaitu suatu rangkaian kegiatan
bimbingan yang terencana, terorganisasi, dan terkoordinasi selama periode
tertentu. Kegiatan pelayanan bimbingan mencakup tiga pola bimbingan, yaitu
pola-pola dasar, pola 17 plus, dan pola komprehensif, yang masing-masing
memberikan corak tertentu pada kegiatan yang terapung dalam suatu program
bimbingan.
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan non materil yang diberikan
kepada individu atau kelompok. Bimbingan juga mempunyai model dan pola
dasar yang merupakan asas pokok untuk mengatur penyebaran pelayanan
bimbingan. Penerapan pola dasar tertentu dapat berakibat terhadap pola
organisasi bimbingan yang terapung dalam program bimbingan.
Oleh karena itu, dalam upaya memberikan pemahaman tentang pola pelayanan
bimbingan konseling kepada para mahasiswa, maka melalui tulisan ini akan
dipaparkan tentang beberapa jenis pola layanan bimbingan konseli

1.2 Rumusan Masalah


1.Apa itu pola pelayanan BK?
2.Apa saja pola pelayanan BK?
3. Model-model bimbingan dan konseling apa yang baik untuk bekal
mahasiswa nantinya ?
4. Pola dasar bimbingan apakah yang efektif untuk mahasiswa pelajari ?
5. Apa sajakah pola-pola bimbingan yang baik untuk pelayanan bimbingan di
institusi pendidikan ?
1.3 TUJUAN PENULISAN
1.Untuk mengetaui pola pelayanan BK
2.Untuk mengetahui pola pelayanan BK
3.Untuk Mengetahui model-model bimbingan dan konseling dan pola dasar
bimbingan.
4.Untuk Mengetahui pola-pola bimbingan.
5.Untuk Mengetahui pendekatan atau strategi dasar.

1.4 Manfaat Penulisan Makalah


Penulis berharap dengan penyusunan makalah ini, pembaca dapat mengetahui
pola pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah sehingga layanan
bimbingan dan konseling dapat terlaksana dengan baik dan tujuan dari
bimbingan dan konseling itu ssendiri dapat tercapai.
BAB ll
PEMBAHASAN
2.1 Apa itu pola pelayanan BK
Bimbingan dan konseling dalam peminatan peserta didik
sebagai contoh teknik bimbingan dan konseling, mengingat peminatan
berguna dalam deteksi potensi peserta didik. Bimbingan dan Konseling
merupakan bagian dari sistem pendidikan yang mampu membantu siswa
dalam mengembangkan potensinya. Berkaitan dengan hal tersebut sesuai
dengan UU No.22 tahun 2013 tentang konsep dasar dan fungsi pendidikan
menjelaskan bahwa bimbingan dan konseling mempunyai peluang yang
sangat terbuka dalam keseluruhan sistem pendidikan nasional. Bimbingan dan
konseling juga berperan penting dalam memajukan pendidikan yang lebih
baik, karena dalam Bimbingan dan Konseling memiliki empat bidang layanan
yang dapat membantu siswa untuk dapat mengoptimalkan potensi yang ada
dalam diri siswa tersebut (Permana, 2015: 143-144).
Menurut Mugiarso (2015: 11) untuk dapat mencapai tujuan
pendidikan tersebut maka pelaksanaan proses pendidikan di sekolah
hendaklah mecakup tiga bidang, yaitu bidang administrasi dan supervisi,
bidang kurikulum, dan bidang layanan bimbingan dan konseling. Bidang
administrasi dan supervisi yang dimaksud adalah bidang pengelolaan dan
administrasi sekolah, yang dilaksanakan oleh kepala sekolah, para guru,
maupun staf tata usaha. Sementara penyelenggaraan kurikulum atau
pengajaran, yaitu penyampaian dan pengembangan pengetahuan,
keterampilan, sikap, serta kemampuan berkomunikasi peserta didik.
Selanjutnya, selain dua bidang tersebut diperlukan juga adanya bidang layanan
bimbingan dan konseling dalam bentuk pemberian bantuan kepada peserta
didik oleh konselor atau guru pembimbing. Layanan ini diberikan dengan
memperhatikan berbagai kemungkinan akan adanya masalah-masalah yang
muncul dan dapat menghambat pencapaian perkembangan peserta didik.
Bimbingan dan konseling memiliki pengertian yang berbeda
dan mengandung makna yang saling berkaitan antara satu dengan yang
lainnya. Berikut ini adalah beberapa pengertian bimbingan:
• Bimbingan merupakan terjemahan dari guidance yang
didalamnya terkandung beberapa makna. Menurut Bimo Walgito, Bimbingan
adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau
sekumpulan individu dalam menghadapi atau mengatasi kesulitan-kesulitan
individu dalam menghadapi atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam ke
hidupannya, agar individu atau sekumpulan individu itu dapat mencapai
kesejahteraan hidupnya (Walgito, 1982: 4).
 Guidance berasal dari kata guide yang meempunyai
arti to direct, pilot, manager, or steer, artinya: menunjukkan mengarahkan,
menentukan, mengatur, atau mengemudikan (Salahudin, 2010: 13).
Bimbingan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang
dilakukan secara berkesinambungan supaya individu tersebut dapat
memahami dirinya, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat
bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan
sekolah, keluarga, masyarakat, dan kehidupan umumnya (Syamsu dan
Nurihsan, 2006: 6).
 Bimbingan ditinjau dari pengertian diatas,
menunjukan pada dua hal yang satu dengan yang lainnya dapat berdiri
sendiri, yaitu: pertama, memberikan informasi, yaitu menyajikan
pengetahuan yang dapat digunakan untuk mengambil suatu keputusan atau
memberitahukan sesuatu sambil memberikan nasehat. Kedua, menuntun
atau mengarahkan seseorang ke arah suatu tujuan. Ketiga, tujuan ini
mungkin hanya diketahui oleh pihak yang mengarahkan dan mungkin pula
perlu diketahui oleh semua kedua belah pihak (Winkel, 1997: 65).
 Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan
yang terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahakan
masalah yang dihadapi, agar tercapai kemampuan untuk memahami
dirinya (self understanding), kemampuan untuk menerima dirinya (self
acceptance) dan kemampuan untuk merealisasikan dirinya (self
realisation), sesuai dengan potensi diri dan lingkungan, baik keluarga,
sekolah maupun masyarakat. Bantuan itu dberikan oleh orang-orang yang
memiliki keahlian dan pengalaman khusus dalam bidang tersebut.
Berdasar uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa bimbingan
adalah suatu proses bantuan yang diberikan kepada seseorang untuk dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, dapat menyelesaikan semua
masalah atau kesulitan yang dihadapi sehingga individu tersebut dapat
mencapai perkembangan secara optimal. Bimbingan diberikan kepada semua
konseli atau konseli, baik yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah;
baik pria maupun wanita; baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. Beberapa
hal oleh Kamaluddin (2011: 449-450) yang dapat dicatat berkaitan dengan
pendekatan dalam bimbingan adalah:
1. pendekatan yang digunakan dalam bimbingan lebih bersifat preventif dan
pengembangan dari pada penyembuhan (kuratif); dan lebih diutamakan teknik
kelompok dari pada perseorangan (individual);
2. sebagai proses individuasi. Setiap konseli bersifat unik (berbeda satu sama
lainnya), dan melalui bimbingan konseli dibantu untuk memaksimalkan
perkembangan keunikannya tersebut. Prinsip ini juga berarti bahwa yang
menjadi fokus sasaran bantuan adalah konseli, meskipun pelayanan
bimbingannya menggunakan teknik kelompok;
3. menekankan hal yang positif. Dalam kenyataan masih ada konseli yang
memiliki persepsi yang negatif terhadap bimbingan, karena bimbingan
dipandang sebagai satu cara yang menekan aspirasi. Sangat berbeda dengan
pandangan tersebut, bimbingan sebenarnya merupakan proses bantuan yang
menekankan kekuatan dan kesuksesan, karena bimbingan merupakan cara
untuk membangun pandangan yang positif terhadap diri sendiri, memberikan
pandangan yang positif terhadap diri sendiri, memberikan dorongan, dan
peluang untuk berkembang;

4. merupakan Usaha Bersama. Bimbingan bukan hanya tugas atau tanggung


jawab konselor, tetapi juga tugas guru-guru dan kepala Sekolah/Madrasah
sesuai dengan tugas dan peran masingmasing.Mereka bekerja sebagai
teamwork;
5. bimbingan diarahkan untuk membantu konseli agar dapat melakukan
pilihan dan mengambil keputusan. Bimbingan mempunyai peranan untuk
memberikan informasi dan nasihat kepada konseli, yang itu semua sangat
penting baginya dalam mengambil keputusan. Kehidupan konseli diarahkan
oleh tujuannya, dan bimbingan memfasilitasi konseli untuk
mempertimbangkan, menyesuaikan diri, dan menyempurnakan tujuan melalui
pengambilan keputusan yang tepat. Kemampuan untuk membuat pilihan
secara tepat bukan kemampuan bawaan, tetapi kemampuan yang harus
dikembangkan. Tujuan utama bimbingan adalah mengembangkan kemampuan
konseli untuk memecahkan masalahnya dan mengambil keputusan;
6. berlangsung dalam Berbagai Setting (adegan) Kehidupan.Pemberian
pelayanan bimbingan tidak hanya berlangsung di Sekolah/Madrasah, tetapi
juga di lingkungan keluarga,perusahaan/industri, lembaga-lembaga
pemerintah/swasta, dan masyarakat pada umumnya. Bidang pelayanan
bimbingan pun bersifat multi aspek, yaitu meliputi aspek pribadi, sosial,
pendidikan, dan pekerjaan.
Konseling (counseling) sebenarnya merupakan salah satu teknik
atau layanan didalam bimbingan, tetapi teknik atau layanan ini sangat
istemewa karena sifatnya yang lentur atau fleksibel dan komprehensif.
Kelenturan konseling dapat berkenaan dengan variasi aspek atau masalah yang
dilayani, kedalaman pengungkapan atau bantuan, pendekatan yang digunakan
serta peranan klien dan konselor. Berikut ini adalah beberapa pengertian
konseling: • Istilah konseling berasal dari kata "counseling" adalah kata dasar
dari "to counsel" secara etimologis berarti "to give advice" atau memberikan
saran dan nasihat. Konseling juga memiliki arti memberi nasihat atau memberi
anjuran kepada orang lain secara tatap muka (face to face). Jadi counseling
berarti memberi nasihat atau penasihat kepada orang lain secara individual
yang dilakukan dengan tatap muka face to face). Pengertian konseling dalam
bahasa indonesia, juga dikenal dengan istilah penyuluhan (Munir, 2010: 10).
Konseling adalah: "suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu
dimana yang seorang (counselor) membantu yang lain (counselee), supaya ia
dapat lebih baik memahami dirinya dalam hubungan masalah-masalah hidup
yang dihadapinya pada waktu itu dan yang akan datang (Djumhur dan Surya,
1975: 29).
Berdasar uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konseling
adalah pemberian nasihat atau memberi anjuran kepada orang lain secara tatap
muka (face to face) dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Di dalam
konseling, seorang konselor tidak memberikan sesuatu permasalahan, tetapi
berusaha untuk untuk menciptakan situasi berkat situasi tersebut si klien
menentukan sesuatu yang berharga bagi dirinya, sehingga menimbulkan
perubahan pandangan, persepsi, perubahan sikap terjadinya perubahan sikap,
menimbulkan perubahan pola pemikiran dan pola hidup yang memungkinkan
klien dapat memecahkan masalahnya sendiri di dalam konseling pemecahan
masalah dilakukan oleh klien sendiri, sebab konseling pada dasarnya
merupakan bantuan agar klien dapat memecahkan masalahnya sendiri.

2.2 Pola pelayanan BK


kesehatan mental (human relations and mental health), yakni :
1. Pola Generalis berasaskan keyakinan, bahwa corak pendidikan dalam suatu
institusi pendidikan berpengaruh terhadap kuantitas usaha belajar siswa, dan
seluruh staff pendidik dapat menyumbang pada perkembangan kepribadian
masing- masing siswa. Pelayanan bimbingan melibatkan banyak tenaga
pendidik. Tenaga pengajar rutin berhubungan dengan para siswa. Mereka
meyisipkan aneka unsure bimbingan dalam pelajaran, dapat memberikan
bimbingan kelompok, bahkan dapat menyelenggarakan wawancara konseling.
Terdapat pula guru-konselor, yaitu tenaga pengajar yang sebagian waktunya
khusus diperuntukkan bagi pelayanan bimbingan. Koordinasi seluruh kegiatan
bimbingan diserahkan pada guru-konselor atau tenaga ahli bimbingan. Sumber
tenaga ahli bimbingan anak-anak biasa, seperti Reality Therapy. Ada
pendekatan yang dinilai terlalu kompleks untuk kebanyakan siswa dan
mahasiswa pada masa sekarang, seperti sistematika yang dikembangkan oleh
Carkhuff. Semua teori cenderung menuntut proses konseling yang agak lama
sampai lama sekali, padahal proses konseling di suatu institusi pendidikan
sulit untuk dibina selama beberapa bulan sampai satu tahun, karena waktu
konselor dan konseli terbatas. Beberapa teori lebih mengarah ke Psikoterapi,
yang diterapkan terhadap orang-orang yang mengalami gangguan kesehatan
mental yang serius, seperti Psikoanalisis dan Psikologi Individual.
Pembahasan mengikuti atas tiga kelompok pendekatan, yaitu pendekatan
afektif, pendekatan kognitif dan pendekatan behavioristik, yakni :Pendekatan
Afektif
Psikoanalisis (Psychoanalysis) bersumber pada sederetan
pandangan Sigmund Freud dalam abad 20. Sesuai dengan perkembangan ilmu
psikologi, para ahli memodifikasi menjadi Noe-Freudians, antara lain Carl
Jung, Otto Rank, Wilhelm Reich, Karen Horney, Theodore Reih dan Harry
Stack Sullivan. Terapi psikoanalitis membantu individu untuk mengatasi
ketegangan psikis bersumber rasa cemas dan rasa terancam yang berlebihan
(anxiety). Perasaan terpendam terhadap orang tertentu serta segala konflik
yang dialami dalam berkomunikasi dengan pihak/orang itu, selama proses
terapi dihidupkan kembali dan dilimpahkan pada konselor sebagai wakil dari
pihak/orang itu (transference). Perasaan, pertentangan dan konflik yang
sengaja ditimbulkan itu, kemudian diolah kembali dalam kehidupannya
sampai sekarang. Kesadaran ini memungkinkan suatu perubahan keadaan
dalam batin konseli dan dalam cara mengatur kehidupannya sendiri
2. Pola Spesialis, bahwa pelayanan bimbingan di institusi pendidikan harus
ditangani oleh ahli- ahli bimbingan yang masi Seorang ahli bernama Robert H.
Mathewson (1962), berhasil membedakan tujuh pendekatan atau strategi dasar
yang masing-masing pendekatan meupakan kontinum yang bipolar. Ketujuh
strategi dasar itu adalah sebagai berikut :
1. Edukatif versus Direktif, yaitu satu sisi pelayanan bimbingan dipandang
sebagai pengalaman belajar bagin siswa yang membantu mereka untuk
menentukan sendiri pilihan-pilihannya.
2. Komulatif versus Pelayanan, yaitu satu sisi satu pelayanan bimbingan
dilihat sebagai progam yang kontinyu dan bersambung-sambung.
3. Evaluasi diri versus oleh orang lain, yaitu satu sisi satu pelayanan
bimbingan dirancang untuk membantu siswa menemukan diri dan evaluasi
diri atas prakarsa sendiri.
4. Kebutuhan Individu versus Kebutuhan Lingkungan, yaitu disisi satu
pelayanan bimbingan menekankan supaya kebutuhan-kebutuhan masing-
masing siswa dipenuhi.
5. Penilaian Subyektif versus Penilaian Obyektif, yaitu disisi satu pelayanan
bimbingan diarahkan ke penghayatan dan penafsiran siswa sendiri terhadap
dirinya sendiri serta lingkungan hidupnya, disisi yang lain menitikberatkan
pengumpulan data siswa dari sumber di luar siswa sendiri.
6. Komprehensif versus Berfokus pada satu aspek atau satu bidang saja, yaitu
di satu sisi pelayanan bimbingan diprogamkan sedemikian rupa sehingga
semua tantangan dan permasalahan di berbagai bidang kehidupan siswa
tercakup di dalamnya.
7. Koordinatif versus Spesialistik, yaitu di satu sisi ditangani oleh sejumlah
tenaga melakukan kerjasama secara koordinatif dalam memberikan bantuan
dan berkedudukan sama dan harus bekerjasama erat dalam mendeskripsikan
ciri-ciri suatu program bimbingan yang dilaksanakan pada institusi
pendidikan, di sisi yang lain ditangani secara spesifik berdasarkan
keahlian.ng- masing berkemampuan khusus dalam cara pelayanan bimbingan
dan konseling.
3. Pola Kurikuler, bahwa pelayanan bimbingan dan konseling di institusi
pendidikan diusulkan dimasukkan dalam kurikulum pengajaran khusus dalam
rangka suatu kursus bimbingan.
4. Pola Relasi- Relasi Manusia dan Kesehatan Mental, bahwa orang akan lebih
hidup bahagia apabila dapat menjaga kesehatan mentalnya dan membina
hubungan baik dengan orang lain.

2.3Pendekatan dan strategi dasar


Seorang ahli bernama Robert H. Mathewson (1962), berhasil
membedakan tujuh pendekatan atau strategi dasar yang masing-masing
pendekatan meupakan kontinum yang bipolar. Ketujuh strategi dasar itu
adalah sebagai berikut :
1. Edukatif versus Direktif, yaitu satu sisi pelayanan bimbingan dipandang
sebagai pengalaman belajar bagin siswa yang membantu mereka untuk
menentukan sendiri pilihan-pilihannya.
2. Komulatif versus Pelayanan, yaitu satu sisi satu pelayanan bimbingan
dilihat sebagai progam yang kontinyu dan bersambung-sambung.
3. Evaluasi diri versus oleh orang lain, yaitu satu sisi satu pelayanan
bimbingan dirancang untuk membantu siswa menemukan diri dan evaluasi
diri atas prakarsa sendiri.
4. Kebutuhan Individu versus Kebutuhan Lingkungan, yaitu disisi satu
pelayanan bimbingan menekankan supaya kebutuhan-kebutuhan masing-
masing siswa dipenuhi.
5. Penilaian Subyektif versus Penilaian Obyektif, yaitu disisi satu pelayanan
bimbingan diarahkan ke penghayatan dan penafsiran siswa sendiri terhadap
dirinya sendiri serta lingkungan hidupnya, disisi yang lain menitikberatkan
pengumpulan data siswa dari sumber di luar siswa sendiri.
6. Komprehensif versus Berfokus pada satu aspek atau satu bidang saja, yaitu
di satu sisi pelayanan bimbingan diprogamkan sedemikian rupa sehingga
semua tantangan dan permasalahan di berbagai bidang kehidupan siswa
tercakup di dalamnya.
7. Koordinatif versus Spesialistik, yaitu di satu sisi ditangani oleh sejumlah
tenaga melakukan kerjasama secara koordinatif dalam memberikan bantuan
dan berkedudukan sama dan harus bekerjasama erat dalam mendeskripsikan
ciri-ciri suatu program bimbingan yang dilaksanakan pada institusi
pendidikan, di sisi yang lain ditangani secara spesifik berdasarkan keahlian.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Program Bimbingan dan Konseling disekolah disusun dan
diselenggarakan atas dasar kerangka berpikir dan pola dasar pelaksanaan
tertentu.Secara teoritis ada berbagai model Bimbingan mulai dari Frank
Parsons sampai Julius Menacker. Dimana disitu terdapat berbagai variasi yang
tentu memiliki model tersendiri dalam melayani dan membantu kebutuhan
siswa.jadi dapat dikatakan bimbingan itu bersifat luwes atau fleksibel dan
tidak kaku sebab ada spesifikasinya dalam menaungi masalah atau bidang
tertentu. Model-model bimbingan dan konseling dan pola dasar bimbingan
dipakai sebagai pedoman dan pegangan dalam pelayanan bimbingan di
sekolah-sekolah.
Sedangkan untuk pola – pola bimbingan menurut analisis Edward C. glanz,
(1964) :
1. Pola generalis
2. Pola Spesialis
3. Pola Kurikuler
4. Pola Relasi-relasi Manusia dan Kesehatan Mental

Pendekatan atau Strategi dasar


• Edukatif versus Direktif
• Kumulatif versus Pelayanan
• Evaluasi diri versus orang lain
• Kebutuhan Individu versus Kebutuhan Lingkungan
• Penilaian Subyektif versus penilaian Obyektif
• Komperehensif versus berfokus pada satu aspek atau satu bidang saja
• Koordinatif versus Spesialistik
3.2 Saran
Pola dan pelayanan bimbingan di sekolah sekolah memeliki peran yang sangat
penting guna membina kepribadian mental siswa oleh karena itu kita sebagai
calon pendidik hendaklah memahami pola dan pelayanan dari bimbingan dan
konseling itu sendiri sebab nantinya kita jangan sampai salah menerapkan pola
atau strategi dasar yang digunakan dalam bimbingan dan konseling. Sebab
masalah, perkembangan serta karateristik seseorang itu berbeda- beda.
Mahasiswa sebagai calon pendidik harus benar-benar mengerti,
memahami dan mengaplikasikan dengan baik pembahasan tentang model-
model pelayanan bimbingan dan konseling, pola dasar bimbingan, pola-pola
bimbingan, dan pendekatan atau strategi dasar pada bimbingan dan konseling.
Dengan demikian, mahasiswa nantinya pada saat menjadi pendidik akan dapat
menciptakan generasi muda dengan kebenaran dalam sikap dan perilaku yang
juga akan berdampak bagi negara yaitu negara Indonesia mempunyai sumber
daya manusia yang kompetitif di dunia internasional dan memajukan
Indonesia dalam berbagai bidang.

DAFTAR PUSTAKA
Harefa,Darmawan,dkk.2020.Teori Menajemen Dan Bimbingan
Konseling.Jawa Tengah:PM Publisher.
Sari Nina permata,dkk.2020.Bimbingan Dan Konseling Perspektif
Indigeneous.Yogyakrta:DEEPUBLISH.
Nasution, Henni Syafriana,dkk.2019.Bimbingan Konseling Konsep Teori dan
Aplikasinya.Medan:Lembaga Peduli Pengembangan
Pendidikan Indonesia.
Prayitno. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT. Rineka
Cipta
Awalya.2013.Bimbingan dan Konseling.Semarang: Unnes Press

Anda mungkin juga menyukai