Anda di halaman 1dari 20

MINI RISET

KELOMPOK
V11

LAPORAN TUGAS MINI RISET


MATA KULIAH PERKEMBANGAN BELAJAR PESERTA DIDIK
TOPIK : PERKEMBANGAN MORAL

Nama Anggota Kelompok:


1. BINTAMA SIHOTANG (NIM: 4192421023) No. 5
2. PUTRI AMALIYAH (NIM: 4193121019) No. 24
3. WURI CAHYANINGRUM (NIM: 4193121007) No. 33

Kelas/Smt : FISIKA DIK A 2019/ I (SATU)


Jurusan : FISIKA
Komting : MUHAMMAD ALI HAMZAHAS
Dosen Pengampu : Dra. Rahmulyani, M.Pd., Kons.
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami sanggup menyelesaikan Laporan
Tugas Mini Riset dengan topik Perkembangan Moral ini semaksimal mungkin.
Adapun maksud kami menyusun Laporan Tugas Mini Riset ini adalah untuk
memenuhi tugas pada Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik yang telah di
amanahkan kepada kami. Kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Ibu Dra.
Rahmulyani, M.Pd., Kons. selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Perkembangan
Peserta Didik ini.
Kami menyadari bahwa Laporan Tugas Mini Riset ini tentu saja tidak lepas dari
banyaknya kesalahan dan kekurangan. Semua ini murni didasari oleh keterbatasan yang
kami miliki.
Oleh sebab itu, kami membutuhkan masukan dan kritik yang bersifat
membangun yang berasal dari semua pihak, demi perbaikan kedepan. Kami berharap
Laporan Tugas Mini Riset ini bermanfaat untuk kita semua.

Medan, 27 Oktober 2019


Penyusun

Kelompok VII

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................i


DAFTAR ISI .....................................................................................................................ii
RINGKASAN .....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ..........................................................................................1
B. Tujuan Penelitian .....................................................................................................2
C. Manfaat Penelitian ...................................................................................................3
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN/GAMBARAN UMUM ........................................4
A. Uraian Permasalahan ...............................................................................................4
B. Subjek Penelitian .....................................................................................................6
C. Assesment Data .......................................................................................................6
BAB III METODE PELAKSANAAN ..................................................................................7
A. Metode Penelitian ....................................................................................................7
B. Langkah Penelitian ..................................................................................................7
C. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................................7
BAB IV PEMBAHASAN ..................................................................................................8
A. Analisa Pembahasan/Penyelesaian Masalah ...........................................................8
B. Kekuatan Penelitian .................................................................................................13
C. Kelemahan Penelitian ..............................................................................................14
BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN PENUTUP .......................................................15
A. Kesimpulan ..............................................................................................................15
B. Saran ........................................................................................................................15
C. Penutup ....................................................................................................................16

ii
RINGKASAN

Tahapan perkembangan moral adalah ukuran dari tinggi rendahnya moral


seseorang berdasarkan perkembangan penalaran moralnya. Bagi para ahli Psikoanalisa,
perkembangan moral dipandang sebagai proses internalisasi dari norma-norma masyarakat
dan adanya kematangan dari sudut organik-biologik. Bagi para ahli teori Belajar,
perkembangan moral dapat dilihat dari hasil rangsang-jawab dan yang dipelajari oleh anak.
Bagaimana cara memperbincangkan proses perkem- bangan moral, yang tidak
bertentengangan dalam mengemukakan konsepnya adalah seseorang yang mendukung
tingkah laku moral jika perilakunya sesuai dengan aturan-aturan yang ada di masyarakat.
Dengan kata lain, pengembangan moral yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan
menyesuaikan diri dengan aturan-aturan atau kaidah-kaidah yang ada dalam lingkungan
yang dapat ditempuh atau dalam masyarakatnya. Seseorang dikatakanlah telah
memperkembangk aspek moral, bilamana ia telah menginternalisasikan atau telah
menyetujui aturan-aturan atau kaidah-kaidah dari kehidupan di masyarakat dan dapat
memperlihatkannya dalam perilaku yang terus menerus atau menetap.
Salah satu potensi yang dapat dikembangkan dari peserta didik ini adalah
pengembangan moral peserta didik. Teori ini pertama kali dikemukakan oleh John Dewey,
kemudian dikembangkan oleh Jean Peaget dan Lawrence Kohlberg. Sebagai seseorang
yanng mengembangkan peran pertama tentang perkembangan peserta didik moral, John
Dewey yang dikirim oleh Arif Rohman membagi perkembangan moral anak menjadi tiga
gulungan, yaitu:
1. Tahap premoral atau preconvectional, yang mana tingkah ini didorong oleh desakan
yang bergerak fisikal dan sosial.
2. Tahap konveksi, yang mana saja yang sudah mulai bisa menerima nilai dengan sedikit
kritikan sesuai dengan kriteria kelompoknya.
3. Tahap mandiri, dimana seseorang sudah bisa dilakukan dan bertingkah laku sesuai
dengan akal sehat dan pertimbangan sendiri, tidak disetujui menerima kriteria
kelompoknya.

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja merupakan populasi terbesar di dunia, sekitar seperlima penduduk di
dunia adalah remaja usia 12 – 21 tahun. Pada masa remaja (usia 12 – 21 tahun) terdapat
beberapa fase (Monks, 1985), fase remaja awal (usia 12 – 15 tahun), fase remaja
pertengahan (usia 15-18 tahun), masa remaja akhir (usia 18-21 tahun) dan diantaranya
juga terdapat fase pubertas yang merupakan fase yang sangat singkat dan terkadang
menjadi masalah tersendiri bagi remaja dalam menghadapinya.
Masa remaja merupakan masa yang penting dalam perkembangan individu. Pada
masa tersebut, terjadi perubahan-perubahan pada fisik, interaksi sosial, kognitif, emosi,
dan moral. Menurut pandangan Piaget (Hurlock, 2006):
“Secara psikologis, masa remaja adalah usia di mana individu berintegrasi dengan
masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-
orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-
kurangnya dalam masalah hak…..Integrasi dalam masyarakat (dewasa) mempunyai
aspek efektif, kurang lebih berhubungan dengan masa puber….Termasuk juga
perubahan intelektual yang mecolok….Transformasi intelektual yang khas dari cara
berpikir remaja ini memungkinkannya untuk mencapai integrasi dalam hubungan
sosial orang dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari periode
perkembangan ini”.
Menurut Konopka (Pikunas, 1976) remaja SMA termasuk kedalam masa remaja
madya dengan rentang 15-18 tahun. Fase-fase demikian menurut Salzman merupakan
masa perkembangan sikap tergantung menuju kearah kemandirian. Pada masa ini
remaja bisa merasakan kebebasan melakukan sesuatu nyaris tanpa adanya rasa
kekhawatiran dan resiko yang mungkin dihadapi.
Siswa sebagai seorang individu yang sedang berada dalam proses berkembang
atau menjadi (on becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian
mereka selalu melakukan interaksi sosial. Untuk mencapai kematangan tersebut, siswa
memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau
wawasan tentang dirinya dan lingkungan sosialnya, juga pengalaman dalam
menentukan arah kehidupannya. Disamping itu terdapat suatu keniscayaan bahwa
proses perkembangan siswa tidak selalu berlangsung secara mulus, atau bebas dari

1
masalah. Dengan kata lain, proses perkembangan itu tidak selalu berjalan dalam alur
linier, lurus, atau searah dengan potensi, harapan dan nilai-nilai yang dianut.
Perkembangan siswa tidak lepas dari pengaruh lingkungan baik dari lingkungan internal
maupun eksternal. Sifat yang melekat pada lingkungan adalah perubahan. Perubahan
yang terjadi dalam lingkungan dapat mempengaruhi gaya hidup (life style) bahkan
perkembangan moral siswa itu sendiri. Apabila perubahan yang terjadi itu sulit
diprediksi, atau di luar jangkauan kemampuan, maka akan melahirkan kesenjangan
perkembangan moral siswa, seperti terjadinya stagnasi (kemandegan) perkembangan,
masalah-masalah pribadi, sosial atau penyimpangan perilaku.
Perkembangan moral merupakan salah satu yang penting dalam pada remaja.
Perkembangan moral remaja berkaitan dengan bagaimana proses perkembangan remaja
dalam memahami nilai-nilai, aturan, norma yang berlaku di masyarakat Perkembangan
moral remaja dipengaruhi oleh dua hal, yaitu, kemampuan berpikir dan interaksi sosial.
Siswa Sekolah Menengah Atas yang masih sedang dalam proses berkembang ini
pastinya juga tidak terlepas dari proses perkembangan moral yang masih dipengaruhi
oleh berbagai pihak. Masalah perkembangan moral yang dihadapi siswa juga tidak
terlepas dari pembinaan guru bidang studi, wali kelas, PKS III, kepala sekolah dan
terutama adalah orangtua. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Perkembangan Moral Siswa”.

B. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut:
1. Memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik
2. Mengetahui tingkat upaya-upaya yang dilakukan guru bidang studi dalam
perkembangan moral siswa
3. Mengetahui tingkat upaya-upaya yang dilakukan wali kelas dalam perkembangan
moral siswa
4. Mengetahui tingkat upaya-upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam
perkembangan moral siswa
5. Mengetahui tingkat upaya-upaya yang dilakukan PKS III dalam perkembangan
moral siswa
6. Mengetahui tingkat upaya-upaya yang dilakukan Orangtua dalam perkembangan
moral siswa

2
C. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi beberapa pihak yang terkait, antara
lain:
1. Untuk menambah pengetahuan dan cara berfikir penulis dalam bidang penelitian
2. Sebagai pengetahuan dan wawasan baru bagi guru bidang studi, wali kelas, PKS
III, kepala sekolah dan orangtua dalam meningkatkan profesionalitasnya
sehingga, bila pihak tersebut menemukan kasus seperti ini dengan mudah
mengatasinya
3. Bagi siswa yang mengalami masalah perkembangan moral, akan dapat keluar dari
masalahnya
4. Penelitian, sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya

3
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN / GAMBARAN UMUM
A. Uraian Permasalahan
Perkembangan moral (moral development) berkaitan dengan aturan dan konvensi
yang seharusnya tentang apa dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang
lain, (Santrok 287). Sedangkan Gibbs, 2003; Powcr, 2004; Walker dan Pitts, 1998
(dalam Papalia, Old dan Feldman, 117 2009) menyatakan bahwa perkembangan moral
merupakan perubahan penalaran, perasaa, dan prilaku tentang standar menganai benar
atau salah memiliki dimensi intrapersonal yang mengatur aktivitas seseorang ketika dia
tidak terlibat dalam perkembangan moral. Sementara dimensi interaksi sosial dan
interpersonal yang mengatur interaksi sosial dan penyelesaian komplik
Untuk memahami perkembangan moral, kita akan melihat empat pertanyaan
dasar:

1. Bagaimana seseorang mempertimbangkan dan berfikir mengenai keputusan


moral?
2. Bagaimana berprilaku dalam situasi moral?
3. Bagaimana seseorang merasakan hal-hal yang menyangkut dengan moral?
4. Apa kepribadian moral individu ? sesungguhnya seseorang karakteristik menjadi
yang saling
Keempat masalah diatas keterkaitan dengan satu sama lain. Misalnya ketika fokus
tentang prilaku individu, penting adanya untuk memperhatikan berfikir individu. Selain
itu juga emosi dapat mengganggu tentang moral tersebut. Kemudian kepribadian moral
merangkum penalaran, prilaku, dan pecasaan .
Dalam mempelajari aturan-aturan diatas, para pakar pekembangan moral anak
menguji tiga bidang yang berbeda.
1. Bagaimana anak-anak bernalar atau berfikir aturan-aturan berprilaku etis? prilaku
tentang Misalnya, menceritakan pada anak bahwa ada anak yang pada situasi
tertentu melakukan prilaku menyontek. Misalnya pada saat ulangan umum
disekolah.Kemudian anak diminta pendapatnya tentang prilaku yang dilakukan
oleh yang menyotek itu. Apakah menyontek itu sesuai atau pantas untuk
dilakukan anak itu dan mengapa? Intinya adalah bagaimana anak itu memutuskan
tentang perbuatan anak yang menyontek itu.

4
2. Bagaimana berprilaku yang sesuai dengan moral? Penekananya adalah
mengobservasi situasi- situasi yang berbeda sejauh mana anak anak melanggar
larangan atau menahan godaan kemudian dilakukan. Contohnya, Ketika
diperlihatkan beberapa mainan yang diyakini menjadi mainan yang paling
menarik, terhadap anak bahwa mainan itu milik orang lain dan tidak boleh dipakai
bermain.
3. Bagai mana anak merasakan hal-hal yang menyangkut moral itu? Contohnya,
adalah ketika anak menyontek.Ketika menyontek apakah anak merasa sangat
bersalah ketika dia telah melanggar larang itu, seandainya dia menyontek.
Prilaku moral telah dipengaruh oleh belajar sosial. Proses penguatan
penghukuman, dan peniruan digunakan untuk menjelaskan prilaku moral anak-anak.
Bila anak diberi hadiah atas prilaku yang sesuai dengan aturan dan perjanjian social,
mereka akan mengulangi prilaku itu. Kemudian bila model yang berprilaku moral yang
diberikan kepada anak-anak, maka dia akan meniru model tersebut.Sedangkan bila
anak-anak dihukum prilaku yang tdak bermoral, maka prilaku itu akan berkurang
bahkan hilang. Tapi hukuman kadang-kadang berefek samping yang berbeda, maka
hukuman kita harus bijaksana dalam memberikan hukuman.
Kemudian hal penting yang perlu diperhatikan dalam perkembangan moral anak-
anak adalah belajar sosial. Perilaku moral seringkali dipengaruhi secara ekstensif oleh
situasi yang bebeda. Misalnya anak-anak menyontek pada ulangan matematika tetapi
tidak pada ulangan yang diawasi.Kemudian seorang anak mencuri gula-gula ketika
tidak ada orang lain tapi pada saat ada orang lain dia tidak mencuri dan seterusnya
Karena anak yang jujur pada dasarnya tidak ada, begitu juga anak-anak yag menyontek
pada semua situasi .Berikut beberapa proses perilaku moral anak:
1. Proses dasar Proses reinforcement, punishment dan imitasi dianggap bisa
memberikan cara tentang respon individu individu untuk belajar dan kenapa
respon lain tertentu berbeda dengan individu.
2. Kontrol diri dan kemampuan menahan godaan. Ketika tekanan terhadap individu
untuk mencuri, berbuat curang, atau berbohong, yang sangat penting untuk
menyakan apakah mereka mengembangkan kemampuan untuk menahan godaan
dan melakukan hal tersebut.

5
Oleh karene itulah kelompok kami melakukan penelitian mini riset ini, untuk
mengetahui bagaimana perkembangan moral anak pada masa perkembangannya
sekarang.Dalam hal ini juga kita akan mengetahui bahaiman peran guru bidang studi,
wali kelas, PKS III ,kepala sekolah dan orang tua dalam mengkontrol perkembangan
moral anak pada usia remaja.
B. Subjek Penelitian
Pada penelitian mini riset ini, subjek penelitian yang kami lakukan adalah sejumah
30 siswa kelas XII IPA-II MAN 2 Model Medan yang berada di Jalan Melati Raya,
Kecamatan Medan Helvetia, Kota Medan, Sumatera Utara 20124. Siswa yang menjadi
subjek penelitian memiliki latar belakang keluarga yang berbeda, mulai dari golongan
keluarga yang kurang mampu hingga golongan keluarga yang manpu.

C. Assesment Data
Assesment data adalah kegiatan yang dilakukan setelah data dari seluruh proses
penelitian terkumpul. Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian deskriptif
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah dikumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud kuantatif. Teknik analisis data yang digunakan
dengan statistik yaitu statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang
digunakan untuk menganalisis data dan mengumpulkan kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generisasi. Dalam penelitian ini deskriptif yang ditampilkan adalah
penyajian data melalui tabel yang kemudian dilakukan perhitungan jumlah data yang
diperoleh, perhitungan rata-rata, dan perhitungan persentase. Secara spesifik assessment
Data yang kali ini digunakan yaitu dengan perhitungan presentasi dari setiap jawaban
yang telah terdeskripsi oleh jawaban dari angket yang disebar sebelumnya.

6
BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. Metode Penelitian
Penelitian deskristif karena variabel utamanya adalah pendidikan karakter dan
tidak ada perbandingan dengan variabel yang lain. Penelitian deskriptif adalah
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel
atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau penghubung dengan
variabel lain. Pendekatan kuantatif karena data utama yang akan didapatkan berupa
angka yang akan diolah melalui perhitungan statistik.
B. Langkah Penelitian
Langkah-langkah dalam penelitian ini berupa kuesioner (angket), dengan
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pertanyaan tertulis kepada responden untuk menjawabnya. Dalam penelitian ini
menggunakan kuesioner nilai-nilai pendidikan, karakter pendidikan. Implementasi
upaya yang dilakukan pendidik baik guru bidang studi, wali kelas, PKS III, Kepala
sekolah maupun orangtua dalam perkembangan moral siswa terutama pada remaja yang
ada di MAN 2 MODEL MEDAN. Kuesioner nilai-nilai karakter terdiri dari 5 item
karakter dan setiap karakter item terdiri dari berbagai pembagian dan upaya dalam
upaya setiap bagian yang sudah tersusun. Nilai-nilai karakter dalam instrumen tersebut
adalah jujur, hormat, tanggung jawab, adil, peduli, dan kewarganegaraan. Nili-nilai
karakter berjumlah 83 karakter pada 5 pembagian dengan tiap item masing-masing
memiliki beberapa pernyataan-pernyataan positif. Skala ini digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat dan presepsi seseorang atau sekelompok orang tentang bagaimana
upaya yang telah terlaksana atau belum terlaksana dan atau yang memang tidak
dilaksanakan.
C. Teknik Pengumpulan Data
Tekhnik pengumpulan data yang kami lakukan yaitu merupakan penyebaran
angket dan pengumpulan angket yang berisikan pernyataan-pernyataan upaya yang
dilakukan oleh pendidik untuk membantu perkembangan kepribadian pada setiap siswa
dalam sekolah yang menjadi subjek penelitian yang kami lakukan. Pengumpulan data
dilakukan dalam bentuk yang pengumpulan secara tertib dan teratur serta dilakukan
oleh para pelajar menengah atas pada sekolah tersebut.

7
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Analisa Pembahasan/Penyelesaian Masalah
1. Upaya yang Dilakukan Guru Bidang Studi Terhadap Perkembangan Moral
Siswa Usia Sekolah Menengah

Pernyataan Ya Persentase Tidak Persentase


No.

1. Melakukan kegiatan berdoa sebelum belajar 29 96,67 % 1 3,33 %

2. Melakukan kegiatan berdoa setelah belajar 28 93,33 % 2 6,67 %

Tidak sarapan di dalam kelas selama 19 63,33 % 11 36,67 %


3.
pembelajaran berlangsung
Tidak membebani siswa dengan tugas-tugas di 25 83,33 % 5 16,67 %
4.
luar kemampuan siswa
Menghukum siswa dengan 21 70 % 9 30 %
5. mempertimbangkan aspek psikologi yang
terjadi
Mempermalukan siswa bila salah memberi 1 3,33 % 29 96,67 %
6.
tanggapan
7. Menghormati potensi yang dimiliki siswa 27 90 % 3 10 %

Melakukan pembelajaran yang bermoral di 30 100 % 0 0%


8.
dalam kelas
9. Meminta maaf bila melakukan kesalahan 29 96,67 % 1 3,33 %
Peduli terhadap perkembangan sesuai 30 100 % 0 0%
10.
karakteristik remaja
11. Membawa masalah pribadi ke dalam kelas 9 30 % 21 70 %
Mengapresiasi perhatian siswa atas kesediaan 25 83,33 % 5 16,67 %
12.
mengikuti pembelajaran
Mengucapkan terima kasih diakhir 26 86,67 % 4 13,33 %
13.
pembelajaran
Membentak murid jika tidak dapat menjawab 3 10 % 27 90 %
14.
pertanyaan yang diajukannya

8
15. Sering terlambat masuk kelas 5 16,67 % 25 83,33 %
16. Membeda-bedakan perhatian kepada siswa 6 20 % 24 80 %
Mengangkat telpon saat proses pembelajaran 19 63,33 % 11 36,67 %
17.
berlangsung
Memakai pakaian tidak sesuai dengan 0 0% 30 100 %
18.
peraturan
19. Membawa masalah keluarga ke dalam kelas 2 6,67 % 28 93,33 %
20. Lebih merespon handphone dari pada siswa 3 10 % 27 90 %
Lebih banyak menyita waktu untuk bercerita 8 24,67 % 22 73,33 %
21. kepada siswa dari pada memberikan materi
pelajaran
Sebanyak 30 orang (100%) siswa menyatakan bahwa guru bidang studi
menyampaikan pembelajaran bermoral dan peduli terhadap perkembangan sesuai
karakteristik remaja, dan sebanyak 30 orang (100%) siswa menyatakan bahwa guru
bidang studi tidak memakai pakaian yang tidak sesuai peraturan saat mengajar di dalam
kelas.

2. Upaya yang Dilakukan Wali Kelas Membantu Perkembangan Moral Remaja


Usia Sekolah Menengah
No Pernyataan Ya Persentase Tidak Persentase
Mendiskusikan video moral yang ditayang 2 6,67 % 28 93,33 %
1. (negatif) pada saat guru bidang studi
berhalangan hadir
Mendiskusikan video moral yang ditayang 22 73,33 % 8 26,67 %
2. (positif) pada saat guru bidang studi
berhalangan hadir
Mengadakan games yang membantu 13 43,33 % 17 56,67 %
3.
perkembangan moral satu kali dalam seminggu
Menanamkan sikap menjunjung moral yang 30 100 % 0 0%
4.
tinggi
Memberikan perhatian khusus kepada siswa 24 80 % 6 20 %
5.
yang bermasalah

9
Memberikan pesan-pesan yang edukatif di 29 96,67 % 1 3,33 %
6.
kelas
7. Mempertanyakan siswa yang sering tidak hadir 30 100 % 0 0%
Mengawasi efektivitas piket harian siswa di 27 90 % 3 10 %
8.
kelas
Memberikan amanah kepada siswa agar saling 29 96,67 % 1 3,33 %
9. tolong-menolong apabila ada teman yang
membutuhkan bantuan
10. Menjadi model/figure bagi siswa 26 86,67 % 4 13,33 %
Menyarankan kepada siswa agar tidak 30 100 % 0 0%
11. meninggalkan ibadah sesuai dengan agama
yang dianut
12. Hormat pada potensi yang dimiliki siswa 27 90 % 3 10 %
13. Menanamkan sikap solidaritas siswa 30 100 % 0 0%
14. Bersikap bersahaja kepada siswa 28 93,33 % 2 26,67 %
Sebanyak 30 orang (100%) siswa menyatakan bahwa wali kelas selalu
menanamkan moral yang tinggi kepada setiap siswa, menyarankan kepada siswa agar
tidak meninggalkan ibadah sesuai agama yang dianut dan selalu menanamkan sikap
solidaritas kepada siswa, dan sebanyak 28 orang (93,33%) siswa menyatakan bahwa
wali kelas tidak menyarankan siswa untuk mendiskusikan video moral yang ditayang
(negatif) pada saat guru bidang studi berhalangan hadir.

3. Upaya yang Dilakukan PKS III Membantu Perkembangan MoralSiswa Usia


Sekolah Menengah
No. Pernyataan Ya Persentase Tidak Persentase
Membuat program penyelenggaraan lomba 13 43,33 % 17 56,67 %
1. yang berhubungan dengan moral “Moral
Remaja Zaman Now”
2. Melakukan budaya salam 28 93,33 % 2 26,67 %
Menunjukkan sikap positif jika berjumpa 26 86,67 % 4 13,33 %
3.
dengan semua warga sekolah
4. Mengusulkan program "Lagu nasional” yang 12 40 % 18 60 %

10
diputar pagi sebelum KBM dimulai
Mendukung kegiatan penggalang dana ketika 26 86,67 % 4 13,33 %
5.
ada bencana
Mengkoordinir seminar yang edukatif seperti 20 66,67 % 10 33,33 %
6.
mengundang pemateri Yang handal
Mengkoordinir penyelenggaraan 25 83,33 % 5 16,67 %
7.
ekstrakurikuler
Mengkoordinir program pertemuan antara 27 90 % 3 10 %
8.
orang tua siswa dengan pihak sekolah
Mengkoordinir siswa mengikuti kegiatan 23 76,67 % 7 23,33 %
9.
kerohanian sesuai agama masing-masing
Mengkoordinir program tugas tambahan 20 66,67 % 10 33,33 %
10.
projek sosial kepada siswa
Mengusulkan acara bedah buku tentang 12 40 % 18 60 %
11.
pendidikan karakter bagi guru
Tidak emosional ketika berhadapan dengan 22 73,33 % 8 26,67 %
12.
siswa yang berperilaku menyimpang
Mengkoordinir Hari Besar Keagamaan agar 27 90 % 3 10 %
13.
berjalan dengan baik
Memastikan semua kegiatan yang 27 90 % 3 10 %
14.
berhubungan dengan moral diikuti siswa
Sebanyak 28 orang (93,33%) siswa menyatakan bahwa PKS III selalu melakukan
budaya salam kepada setiap siswa, dan sebanyak 18 orang (60%) siswa menyatakan
bawa PKS III tidak mengusulkan acara bedah buku tentang pendidikan karakter bagi
gurudi sekolah.

4. Upaya yang Dilakukan Kepala Sekolah Membantu Perkembangan Moral


Siswa Usia Sekolah Menengah
No. Pernyataan Ya Persentase Tidak Persentase
1. Memfasilitasi pengajuan lomba dari PKS III 22 73,33 % 8 26,67 %
Menyetujui program "Lagu nasional” diputar 17 56,67 % 13 43,33 %
2.
sebelum KBM dimulai

11
3. Merealisasikan budaya salam 29 96,67 % 1 3,33 %
Menunjukkan sikap positif jika berjumpa 29 96,67 % 1 3,33 %
4.
dengan siswa
5. Menjadi teladan yang baik bagi siswa 29 96,67 % 1 3,33 %
Memberikan arahan “tips menjadi pelajar yang 29 96,67 % 1 3,33 %
6.
bermoral”
7. Bersahabat dengan siswa 26 86,67 % 4 13,33 %
Mendukung kegiatan sekolah yang dapat 29 96,67 % 1 3,33 %
8.
membentuk akhlak setiap siswa
9. Berusaha menjadi kepala sekolah yang disiplin 29 96,67 % 1 3,33 %
10. Mengapresiasi siswa yang berprestasi 30 100 % 0 0%
11. Mengadakan acara silaturahmi antar guru 26 86,67 % 4 13,33 %
Memberikan arahan tentang moral yang baik 28 93,33 % 2 26,67 %
12.
ketika memberi amanat saat upacara bendera
Menyetujui acara bedah buku karakter yang 17 56,67 % 13 43,33 %
13.
diusulkan oleh PKS III
Merealisasikan kebijakan melakukan berdo’a 27 90 % 3 10 %
14.
bersama sebelum masuk kelas
Mewajibkan siswa mengikuti setiap upacara 29 96,67 % 1 3,33 %
15.
diadakan
Sebanyak 30 orang (100%) siswa menyatakan bahwa kepala sekolahmengapresiasi
siswa yang berprestasidan sebanyak 13 orang (43,33%) siswa menyatakan bahwa
kepala sekolah kurang menyetujui program "Lagu Nasional” diputar sebelum KBM
dimulaidan acara bedah buku karakter yang diusulkan oleh PKS III.

5. Upaya yang Dilakukan Orangtua Membantu Perkembangan Moral Siswa


Usia Sekolah Menengah
No. Pernyataan Ya Persentase Tidak Persentase
1. Mendukung kegiatan yang diprogram sekolah 29 96,67 % 1 3,33 %
2. Menanamkan sikap yang penuh kasih sayang 28 93,33 % 2 26,67 %
Tidak membanding-bandingkan kemampuan 23 76,67 % 7 23,33 %
3.
anak

12
Mendukung potensi anak ke arah yang lebih 27 90 % 3 10 %
4.
positif
5. Mengawasi hubungan pertemanan anak 30 100 % 0 0%
Mengarahkan agar menggunakan pakaian yang 30 100 % 0 0%
6.
sopan
7. Menjadi teladan moral bagi anak 30 100 % 0 0%
Mengarahkan anak mengikuti program 29 96,67 % 1 3,33 %
8.
keagamaan
9. Menjadi teladan bersikap sopan bagi anak 29 96,67 % 1 3,33 %
Menggunakan kata-kata yang mendidik ketika 29 96,67 % 1 3,33 %
10.
berbicara
Menegur anak dengan penuh kasih sayang 27 90 % 3 10 %
11.
meskipun berkelakuan menyimpang
12. Menjadi orangtua yang bertanggungjawab 28 93,33 % 2 26,67 %
Memberikan wejangan pada anak untuk peduli 29 96,67 % 1 3,33 %
13.
sesama dengan orang yang kurang mampu
Melarang bergaul dengan teman yang 25 83,33 % 5 16,67 %
14.
berkelakuan tidak baik
Meminta pendapat anak jika berteman dengan 24 80 % 6 20 %
15.
orang yang berperilaku menyimpang
Menanyakan aktifitas yang anda lakukan 22 73,33 % 8 26,67 %
16.
seharian diluar rumah
Menciptakan suasana yang harmonis dalam 28 93,33 % 2 26,67 %
17.
keluarga
Sebanyak 30 orang (100%) siswa menyatakan bahwa orang tua siswa mengawasi
hubungan pertemanan anak, mengarahkan agar menggunakan pakaian yang sopan, dan
menjadi teladan moral bagi anak. Sebanyak 8 orang (26,67%) siswa menyatakan bahwa
orang tua tidak menanyakan aktifitas yangsiswa lakukan seharian diluar rumah.

B. Kekuatan Penelitian
Pada penelitian yang telah kami lakiukan dengan menyebar angket kepada subjek
penelitian yaitu para siswa MAN 2 Model Medan sehingga data yang kami peroleh

13
memiliki keakuratan yang tinggi dimana para siswa tersebut mengalami langsung tentang
materi Perkembangan Moral ini, baik upaya yang dilakukan Guru Bidang Studi untuk
membantu perkembangan moral siswa tersebut, hingga upaya dari Wali Kelas, PKS 3,
Kepala Sekolah, sampai upaya yang dilakukan oleh Orang Tua.
C. Kelemahan Penelitian
Pada pelaksanaan penelitian ini kami menggunakan jam sing siswa, sehingga saat
mereka mengisi angket ini sudah tidak semangat dan tidak terlalu fokus. Hal ini
kemungkinan menyebabkan siswa tidak sungguh-sungguh mengisi angket dan
kemungkinan mereka tidak membaca poin per poin dalam angket dengan benar.

14
BAB V
KESIMPULAN, SARAN, PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil observasi mengenai perkembangan moral pada remaja dan peserta didik
di MAN 2 MODEL MEDAN maka dapat kami simpulkan bahwa upaya-upaya yang
dilakukan dalam membantu perkembangan moral sudah dijalankan dengan baik oleh
guru bidang studi, wali kelas, PKS III, kepala sekolah dan orangtua. Guru bidang studi
telah melakukan upayanya dengan persentase 100% dalam aspek menyampaikan
pembelajaran bermoral dan peduli terhadap perkembangan sesuai karakteristik remaja.
Dari hasil persantase tersebut, terlihat bahwa guru bidang studi sudah mengupayakan
perkembangan moral pada setiap siswanya. Kemudian pada wali kelas, persentase
upayanya juga sudah memuaskan yaitu 100% dalam aspek selalu menanamkan moral
yang tinggi kepada setiap siswa, menyarankan agar tidak meninggalkan ibadah serta
menanamkan sikap solidaritas. Dari hasil tersebut, terlihat bahwa wali kelas telah ikut
serta dalam mengupayakan perkembangan moral siswa. Pada PKS III juga memiliki
persentase upaya yang lumayan baik yaitu 93.33% dalam aspek melakukan budaya
salam kepada setiap siswa sedangkan kepala sekolah memiliki persentase 100% dalam
aspek mengapresiasi siswa yang berprestasi. Dari hal itu terlihat bahwa secara tidak
langsung maupun secara langsung mereka membantu dalam perkembangan moral setiap
siswanya. Perkembangan moral siswa tidak luput dari bantuan orangtua, hal ini terlihat
dari persentase upaya yang dilakukan orangtua terhadap anaknya yaitu 100% dalam
aspek mengawasi hubungan pertemanan anak, mengarahkan agar menggunakan pakaian
yang sopan dan menjadi teladan moral bagi anak.

B. Saran
Saran yang dapat penulis berikan berdasarkan hasil penelitian tersebut antara lain,
untuk orangtua yaitu harus lebih sering mengamati serta berkomunikasi dengan anak,
sehingga perkembangan moral anak menjadi baik pula sedangkan untuk pendidik
seperti kepala sekolah, PKS III, wali kelas dan guru bidang studi hendaknya mereka
melakukan bimbingan dan pembinaan yang intensif pada anak yang memiliki
perkembangan moral kurang baik.

15
C. Penutup
a. Pernyataan komitmen dari kelompok kami setelah melakukan mini riset
perkembangan moral ini adalah kami harus menanamkan dulu dalam diri kami
bagaimana membentuk moral yang baik untuk diri sendiri baru kita akan paham
bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk mengarahkan moral orang lain
apalagi peserta didik atau remaja.
b. Hambatan yang diprediksi dalam pertumbuhan/ perkembangan anak khususnya
dalam perkembangan moral menurut kami adalah terkadang masih ada anak
remaja yang melalaikan budi pekerti, ada juga yang memang terpengaruh dari
lingkungan sekitarnya yang buruk selain itu masih kurang tertanamnya jiwa
agama dalam diri peserta didik atau remaja serta banyaknya tulisan dan gambar
yang tidak mengindahkan dasar moral.
c. Alternatif kreatif dalam menyelesaikan hambatan yang dialami dalam
perkembangan moral menurut kami adalah dengan melakukan pendekatan dan
mengenali sifat dan kepribadian setiap anak dengan menanamkan nilai-nilai
agama dan budi pekerti, selain itu mampu menciptakan suasana yang harmonis
di lingkungan sekitar terutama dalam lingkungan keluarga serta dengan
menfilter secara bijak tulisan dan gambar yang sesuai dengan dasar moral.

16

Anda mungkin juga menyukai