Disusun oleh :
KELOMPOK 9
Sholawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada baginda Nabi agung
yaitu Nabi Muhammad SAW. Yang telah mengantarkan umatnya dari zaman kebodohan
menuju zaman yang penuh ilmu pengetahuan yaitu ad-diinul islam.
Penulis menyadari bahwa dalam penyajian dan pembahasan dalam makalah ini masih
banyak terdapat kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan pengetahuan
yang penulis miliki. Untuk itu disini penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari para pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii
BAB 1 : PENDAHULUAN .......................................... ..................................................... iii
1. Latar belakang ...................................................................................................... iii
2. Rumusan masalah ................................................................................................. iii
3. Tujuan ................................................................................................................... iv
BAB 2 : PEMBAHASAN .................................................................................................... 1
1. Perkembangan remaja ........................................................................................... 1
2. Permasalahan dan akibat remaja ........................................................................... 4
3. Solusi masalah remaja ........................................................................................... 6
BAB 3 : PENUTUP .............................................................................................................. 8
1. Kesimpulan ............................................................................................................ 8
2. Saran ....................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
iii
3. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini berdasarkan rumusan masalah di atas adalah
sebagai berikut:
1.Mengetahui cara perkembangan remaja,
2.Menjelaskan dan mendeskripsikan hal-hal yang menyebabkan perilaku negatif pada remaja,
3.Memberikan solusi-solusi untuk menghindarkan remaja dari perilaku negatif.
iv
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Remaja
Masa usia sekolah menengah bertepatan dengan masa remaja. Masa remaja
merupakan masa yang banyak menarik perhatian, karena sifat-sifat khas dan peranannya yang
menentukan dalam kehidupan individu dalam masyarakat orang dewasa. Ditinjau dari sisi
psikologis, hakikat utama masa remaja adalah menemukan jati dirinya sendiri, meneliti sikap
hidup yang lama dan mencoba-coba yang baru menuju pribadi yang dewasa (Ahmadi,
1997:41).
1. Pengertian Perkembangan
Berikut merupakan pengertian perkembangan yang dikemukakan oleh beberapa ahli,
yaitu:
Prof. Dr. F.J. Monks, dkk mengartikan perkembangan sebagai suatu proses ke arah yang
lebih sempurna dan tidak dapat terulang kembali. Perkembangan juga dapat diartikan sebagai
proses yang kekal dan tetap menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih
tinggi, berdasarkan pertumbuhan, pematangan, dan belajar.
a. Desmita mendefinisikan
Perkembangan tidak terbatas pada pengertian perubahan secara fisik, melainkan di
dalamnya juga terkandung serangkaian perubahan secara terus menerus dari fungsi-fungsi
jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju tahap kematangan, melalui
pertumbuhan dan belajar (Desmita, 2005:4).
b. Menurut Harlimsyah
Perkembangan adalah segala perubahan yang terjadi pada individu dilihat dari berbagai
aspek antara lain aspek fisik (motorik), emosi, kognitif, dan psikososial.
Menurut Zein perkembangan merupakan perubahan-perubahan psiko, fisik sebagai hasil dari
proses pematangan fungsi-fungsi psikis dan fisik pada anak ditunjang oleh faktor lingkungan
dan proses belajar dalam masa waktu tertentu menuju kedewasaan (digilib.unimus.ac.id).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan merupakan suatu
proses perubahan individu baik fisik, psikis, dan kognitifnya menuju kedewasaan yang terjadi
seumur hidup.
1
2. Teori-teori Perkembangan Remaja
Perkembangan remaja bersifat kompleks dan mempunyai banyak sisi. Walaupun tidak
ada satu teori pun yang mampu menjelaskan semua aspek perkembangan remaja, setiap teori
telah memberikan sumbangan penting tentang pemahaman tentang perkembangan remaja ini.
Ada empat teori utama mengenai perkembangan remaja yaitu psikoanalisis, kognitif, belajar
sosial dan tingkah laku, serta teori ekologi (Santrock, 2003:42).
a. Teori Psikoanalisis
Bagi ahli psikoanalisis, perkembangan terutama tidak disadari. Artinya di luar kesadaran
dan sangat diwarnai oleh emosi. Mereka percaya bahwa tingkah laku hanyalah ciri
permukaan, dan untuk betul-betul memahami perkembangan kita harus mengaalisis arti
simbolik tingkah laku dan kerja pikiran yang terdalam. Dua teori psikoanalisis penting adalah
dari Freud dan Erikson. Freud mengatakan bahwa kepribadian terdiri dari tiga struktur
yaitu id, ego, dan superego. Tuntutan yang saling bertentangan dari struktur kepribadian
remaja menimbulkan rasa cemas. Freud yakin bahwa masalah berkembang karena
pengalaman di masa kecil. Ia mengatakan bahwa individu melalui lima tahap psikoseksual
yaitu oral, anal, falik, latensi, dan genital. Erikson mengembangkan teori yang menekankan
delapan tahap perkembangan psikososial yaitu percaya vs tidak percaya, otonomi vs rasa
malu dan ragu-ragu, inisiatif vs rasa salah, industry vs inferioritas, identitas vs kekacauan
identitas, intimasi vs isolasi, generativitas vs stagnasi, dan integritas vs rasa putus asa.
b. Teori Kognitif
Bila teori-teori psikoanalisis menekankan pentingnya pikiran remaja yang tidak disadari,
maka teori-teori kognitif mementingkan pikiran-pikiran sadar mereka. Dua teori kognitif
yang penting adalah teori perkembangan kognitif dari piaget dan teori pemrosesan informasi.
Piaget mengatakan bahwa remaja termotivasi untuk memahami dunia dan menyesuaikan
berpikirnya untuk mendapatkan informasi baru. Piaget mengatakan bahwa kita melalui empat
tahap perkembangan kognitif : sensorimotorik, pra-operasional, operasional konkrit, dan
operasional formal. Teori pemrosesan informasi berkaitan dengan bagaimana individu
memproses informasi tentang dunianya, mengeni bagaiman informasi masuk ke dalam
pikiran remaja, bagaimana informasi disimpan dan ditranformasi, dan bagaimana informasi
dikeluarkan kembali untuk memungkinkan berpikir dan pemecahan masalah.
c. Teori Tingkah Laku dan Belajar Sosial
Behaviorisme menekankan bahwa kognisi tidaklah penting dalam memahami tingkah
laku remaja.
2
Menurut B.F. Skinner (seorang ahli tingkah laku yang terkenal) perkembangan adalah
tingkah laku yang diobservasi, yang ditentukan oleh ganjaran dan hukuman dalam
lingkungan. Teori belajar sosial, dikembangkan oleh Albert Bandura dan lainnya,
menyatakan bahwa lingkungan merupakan determinan tingkah
laku yang penting, tetapi begitu pula proses kognitif. Menurut pandangan teori belajar sosial,
remaja mempunyai kemampuan untuk mengontrol tingkah laku mereka sendiri.
d. Teori Ekologi
Urie Bronfenbrenner mengusulkan pandangan tentang perkembangan anak yang sangat
berorientasi pada lingkungan, yang sekarang mendapat perhatian. Teori ekologi adalah
pandangan perkembangan sosial-kultural yang terdiri dari lima sistem lingkungan yang
berkisar dari masukan kecil dari interaksi langsung dengan agen sosial sampai pada masukan
dari budaya. Kelima sistem dalam teori Bronfenbrenner adalah sistem mikro, sistem meso,
sistem ekso, sistem makro, dan sistem krono.
B. Masalah Remaja
Pada bagian pendahuluan makalah, penulis mengangkat sebuah masalah yang
dipandang sebagai bentuk perilaku negatif remaja yaitu kasus penusukan seorang siswa SMA
terhadap teman sekelasnya yang dipicu oleh masalah perebutan bangku. Emosi yang tidak
terkontrol antara kedua remaja yang bersiteru ini memicu terjadinya perkelahian yang
berujung pada penusukan yang dilakukan oleh Andrian Kaspari terhadap Yusuf Saputra.
Secara psikologis, perkelahian yang melibatkan pelajar usia remaja digolongkan sebagai
salah satu bentuk kenakalan remaja. Kenakalan remaja, dalam hal perkelahian dapat
digolongkan menjadi 2 jenis delikuensi yaitu:
1. Delikuensi Situasional,
Perkelahian terjadi karena adanya situasi yang mengharuskan mereka untuk berkelahi.
Keharusan itu biasanya muncul akibat adanya kebutuhan untuk memecahkan masalah secara
cepat.
2. Delikuensi Sistematik,
Para remaja yang terlibat perkelahian itu berada di dalam suatu organisasi tertentu atau geng.
Di sini ada aturan, norma, dan kebiasaan tertentu yang harus diikuti anggotanya, termasuk
berkelahi. Sebagai anggota, tumbuh kebanggaan apabila dapat melakukan apa yang
diharapkan oleh kelompoknya (Kemali, 2015:162).
4
Kasus penusukan yang disebutkan di atas merupakan salah satu bentuk delikuensi situasional.
Penusukan dilakukan sebagai salah satu bentuk upaya meluapkan emosi yang tidak
terkontrol.
Sifat individu yang berkaitan dengan emosional dapat dikatakan sebagai temperamen. Sifat-
sifat emosionl adalah bawaan (warisan/turunan), sehingga bersifat permanen dan tipis
kemungkinan untuk dapat berubah (Ahmadi, 1997).
Dari analisis mengenai kasus penusukan yang dilakukan seorang siswa SMA terhadap
teman sekelasnya serta berdasarkan teori yang telah diuraikan mengenai perkembangan
remaja, beberapa faktor yang menyebabkan siswa melakukan penusukan tersebut antara lain
adalah sebagai berikut:
a.Faktor Internal
1. Emosi yang tidak terkontrol
Kurangnya kecerdasan remaja
dalam mengontrol emosi yang meluap-luap berupa amarah, rasa sedih, maupun senang dapat
membuatnya berperilaku di luar kesadaran atau akal sehat. Remaja lebih cenderung
melakukan suatu tindakan tanpa memikirkan akibatnya.
2. Kurangnya dasar-dasar keimanan
Agama merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diajarkan karena agama merupakan
salah satu benteng diri. Kurangnya pendidikan agama atau dasar-dasar keimanan dalam diri
remaja dapat membuat seorang remaja melakukan tindakan-tindakan yang melanggar norma,
moral, hukum, dan agama.
b.Faktor Eksternal
1. Keluarga
Keluarga adalah tempat dimana pendidikan pertama dari orang tua diterapkan. Jika seorang
anak terbiasa melihat kekerasan yang dilakukan di dalam keluarganya maka setelah ia
tumbuh menjadi remaja, ia akan terbiasa melakukan kekerasan karena inilah kebiasaan yang
datang dari keluarganya (Kemali, 2015:169). Seperti halnya dalam kasus penusukan ini,
Andrian mengungkapkan bahwa ternyata ayahnya tengah menjadi seorang buronan karena
terlibat kasus pembunuhan. Artinya, telah terjadi kesalahan dalam proses pendidikan oleh
orang tua kepada anak.
5
2. Sekolah
Sekolah merupakan tempat pendidikan kedua setelah rumah tangga. Karena itu ia cukup
berperan dalam membina anak untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab. Dalam
rangka pembinaan anak didik ke arah kedewasaan itu, kadang-kadang sekolah merupakan
penyebab timbulnya kenakalan remaja. Hal ini mungkin bersumber dari guru, fasilitas
pendidikan, norma-norma tingkah laku, interaksi dengan teman sekolah, dan lain sebagainya.
3. Media
Di zaman canggih seperti saat ini iformasi semakin mudah di dapat baik dari media cetak
maupun elektronik. Berbagai informasi yang bersifat positif atau negatif bisa dengan mudah
kita ketahui. Banyaknya berita-berita seperti kekerasan, pembunuhan, tawuran, dan lain
sebagainya merupakan salah satu pemicu seseorang dapat bertindak demikian terutama
remaja. Usia remaja merupakan usia labil dimana remaja masih cenderung dipengaruhi oleh
hal-hal atau informasi yang diperolehnya tanpa mempertimbangkan sisi positif dan
negatifnya.
7
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Perkembangan merupakan proses menuju kematangan atau kedewasaan secara fisik,
psikis, dan kognitif yang terjadi seumur hidup.
Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian, karena sifat-sifat khas dan
peranannya yang menentukan dalam kehidupan individu dalam masyarakat orang dewasa.
Perilaku negatif remaja terjadi karena kurangnya kontrol diri dan emosi yang masih labil
dalam diri remaja. Pengawasan dan perhatian dari keluarga, sekolah, maupun lingkungan
sosial sangat dibutuhkan untuk membentuk remaja yang bertanggung jawab, cerdas secara
kognitif maupun emosional.
2. Saran
Masalah serta solusi yang dituangkan dalam makalah ini hanyalah salah satu dari
sekian banyak masalah yang menyangkut perkembangan peserta didik, dalam hal ini terutama
pada perkembangan remaja. Untuk itu diharapkan para pembaca untuk lebih mendalami dan
mengkritisi teori-teori perkembangan remaja dari referensi yang lain.
8
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu & Munawar Sholeh. 1997. Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Bransford, John D. 2003. The Best Year: Emosi Anak di Masa Remaja. Jakarta: Prestasi
Pustakaraya