DISUSUN OLEH :
Nama : Ilham Firmansyah Panjaitan
Aditia Kharisma Meliala
Pranuda Novand SG
Kelas : BK Reguler D-2018
Segala puja bagi Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang karena dengan
rahmat dan karuniaNya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan. Adapun makalah ini disusun guna memenuhi tugas
mata kuliah Konseling Remaja.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati
kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak.
Harapan saya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................4
C. Manfaat.........................................................................................................................4
BAB II.......................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
A. Pengertian remaja menurut Psikologi..........................................................................5
B. Pengertian remaja menurut Pendidikan......................................................................5
C. Pengertian remaja menurut Bimbingan dan Konseling...............................................6
D. Tugas tugas perkembangan remaja..............................................................................7
E. Faktor Faktor Pembentuk Perilaku Remaja................................................................7
F. Masa Perkembangan Remaja........................................................................................10
G. Mengenal Remaja generasi Z diera Digitalisasi...........................................................11
BAB III...................................................................................................................................14
PENUTUP...............................................................................................................................14
A. KESIMPULAN............................................................................................................14
B. SARAN........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap individu pasti mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang
terus berlangsung sampai dewasa, sebelum memasuki masa dewasa setiap
individu melewati fase-fase perkembangan termasuk perkembangan pada masa
remaja. Masa remaja ini merupakan masa transisi atau peralihan dari masa kanak-
kanak menuju masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan
sosial-emosional (Santrock, 1995).
Perubahan-perubahan pada masa remaja sangat membingungkan oleh
remaja saat mereka menjalaninya. Pertumbuhan dan perkembangan yang dramatis
di dalam tubuh seorang remaja menimbulkan kekhawatiran yang akut akan tubuh
mereka dan menimbulkan berbagai pertanyaan, keraguan dan ketakutan. Dalam
proses perkembangan kematangan psikologis dan biologis remaja kerap
menghadapi ketegangan dan kekhawatiran. Remaja mengalami perasaan labil,
mencoba sesuatu hal yang baru dan sering melakukan sesuatu tanpa berpikir
panjang. Karena pada masa ini juga dikenal dengan masa pencarian jati diri
diperlukan pengetahuan bagaimana perkembangan psikologi masa remaja dan
bagaimana masa ini terlewati dengan berbagai kesulitan sehingga dengan
mengetahui tugas-tugas perkembangan remaja dapat mencegah konflik yang
timbul pada masa remaja dalam keseharian bermasyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan remaja menurut pandangan psikologi?
2. Apakah yang dimaksud dengan remaja menurut pandangan pendidikan?
3. Apakah yang dimaksud dengan remaja menurut pandangan bimbingan dan
konseling?
C. Manfaat
1. Untuk mengetahui pengertian remaja menurut pandangan psikologi
2. Untuk mengetahui pengertian remaja menurut pandangan pendidikan
3. Untuk mengetahui pengertian remaja menurut pandangan bimbingan dan
konseling
BAB II
PEMBAHASAN
seksual matang dan berakhir saat ia mencapai usia matang secara hukum.
Menurut psikologi, remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal
anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga
12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula
pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang
dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual
seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya
suara. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat
menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak
menghabiskan waktu di luar keluarga.
Peran demikian tentu saja tidak dengan sendirinya bisa terjadi, tetapi
menuntut adanya konsekuensi-konsekuensi yang serius, antara lain
mempersiapkan para remaja untuk dapat melakukan eksistensinya secara
fungsional. Berbagai kegiatan sistematik dan berkelanjutan untuk mempersiapkan
para remaja agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal perlu dilakukan.
Kegiatan pendidikan, latihan, dan pemberian keterampilan bagi para remaja
menjadi hal yang perlu diupayakan.
Masa krisis pada remaja terjadi ketika remaja harus menemukan identitas
dirinya dan mengembangkan potensi dirinya dengan tepat (Hurlock, 1980).
Erikson (dalam Santrock, 2007) berpendapat bahwa masa remaja merupakan
masa berkembangnya identity. Identity merupakan vocal point(poin penting) dari
pengalaman remaja, karena semua krisis normatif yang sebelumnya telah
memberikan kontribusi kepada perkembangan identitas ini. Erikson memandang
pengalaman hidup remaja berada dalam keadaan moratorium, yaitu suatu periode
saat remaja diharapkan mampu mempersiapkan dirinya untuk masa depan, dan
mampu menjawab pertanyaan siapa saya. Erikson mengingatkan bahwa kegagalan
remaja untuk mengisi atau menuntaskan tugas ini akan berdampak tidak baik bagi
perkembangan dirinya. Apabila remaja gagal dalam mengembangkan rasa
identitasnya, maka remaja akan kehilangan arah, bagaikan kapal yang kehilangan
kompas. Dampaknya, mereka mungkin akan mengembangkan perilaku yang
menyimpang (delinquent), melakukan kriminalitas, atau menutup diri
(mengisolasi diri) dari masyarakat.
Menurut (Sarwono, 2012) ada tiga tahap perkembangan remaja dalam proses
penyesuaian diri menuju dewasa, antara lain:
Masa remaja awal berada pada rentang usia 10-13 tahun ditandai dengan
adanya peningkatan yang cepat dari pertumbuhan dan pematangan fisik, sehingga
intelektual dan emosional pada masa remaja awal ini sebagian besar pada penilaian
kembali dan restrukturisasi dari jati diri. Pada tahap remaja awal ini penerimaan
kelompok sebaya sangatlah penting (Aryani, 2010).
Masa remaja madya berada pada rentang usia 14-16 tahun ditandai dengan
hampir lengkapnya pertumbuhan pubertas, dimana timbulnya
keterampilanketerampilan berpikir yang baru, adanya peningkatan terhadap
persiapan datangnya masa dewasa, serta keinginan untuk memaksimalkan emosional
dan psikologis dengan orang tua (Aryani, 2010).
Masa remaja akhir berada pada rentang usia 16-19 tahun. Masa ini
merupakan masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapain
lima hal, yaitu:
b. Ego lebih mengarah pada mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang lain
dalam mencari pengalaman baru.
c. Terbentuk identitas seksual yang permanen atau tidak akan berubah lagi.
Berdasarkan temuan tersebut, bila merujuk pada definisi remaja menurut Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional(BKKBN) bahwa rentang usia remaja
adalah 10-24 tahun dan belum menikah, maka dapat dikatakan interaksi media sosial di
Indonesia didominasi oleh kelompok remaja yang kebanyakan memanfaatkan media
sosial untuk mencari relasi,hiburan dan referensi di dunia digital. Dapat dikatakan remaja
sekarang merupakan generasi digital native sebuah generasi yang sudah sangat adaptif
terhadap perkembangan Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK) terutama media
sosial, hal ini yang kemudian membentuk perilaku remaja pada satu generasi di masing-
masing zamannya.
Di Indonesia saat ini terdapat empat generasi yang masih hidup dalam kurun
waktu 100 tahun yang akan, masih atau telah beraktivitas diberbagai sektor kehidupan
yaitu generasi baby boomers, generasi X, generasi Y (milanial) hingga generasi Z.
Generasi baby boomers adalah generasi yang lahir pada rentang waktu 1930-1966.
Remaja baby boomers pada masanya lebih banyak mendengarkan radio atau membaca
media cetak dalam mencari informasi. Selanjutnya adalah generasi X yaitu generasi yang
lahir pada kurun waktu 1967-1980. Remaja pada generasi ini mengenal perangkat
komputer dan meyakini bahwa tehnologi tersebut dapat mempermudah kehidupan
manusia di dunia. Komputer sendiri baru masuk di Indonesia pada tahun 1967 dan lebih
banyak dimanfaatkan oleh instansi pemerintahan untuk mempermudah urusan
administrasi.
Setelah generasi X, adapula generasi Y, yaitu generasi milenial yang lahir kurun
waktu 1980-1995. Generasi Y merupakan remaja yang hidup di era komputer yang sudah
bisa di akses di rumah, di sekolah maupun di warung internet (Warnet). Generasi Y
adalah generasi yang dibesarkan oleh perkembangan game online, gadget,smartphones,
internet dan media sosial. Hal ini membuat generasi Y menjadi generasi yang hidup
dalam fasilitas teknologi terkomputerisasi yang memudahkan remaja generasi ini untuk
mendapatkan informasi secara cepat.
Bila merujuk pada definisi remaja menurut BKKBN yaitu berusia 10-24 tahun
maka saat ini remaja Indonesia bukanlah generasi milenial tetapi mayoritas merupakan
generasi Z. Proyeksi BPS menujukkan bahwa pada tahun 2018 jumlah laki-laki generasi
Z sebanyak 34.207.900 sedangkan perempuan 32.737.000 orang dengan total generasi Z
dari kedua jenis kelamin tersebut sebanyak 66.944.900 orang atau sama dengan 24,9
persen dari 265 juta jumlah penduduk di Indonesia, dan jumlah ini akan terus meningkat
bertambah pada tahun 2019. Di tahun 2020,proporsi generasi Z semakin membesar dan
akan mulai masuk dunia kerja, dunia pendidikan tinggi dan mulai memikirkan
membangun rumah tangga. Untuk itu kita perlu memahami kecenderungan perilaku
setiap generasi agar nantinya dapat memberikan perlakuan sesuai dengan yang
dibutuhkan generasi tersebut.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Masa remaja merupakan masa yang tersulit dalam hidup seseorang. Masa remaja
ini dianggap sebagai periode badai dan tekanan, yaitu suatu masa dimana ketegangan
emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan psikis. Pada masa ini, pencapaian
kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan
idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga.
B. SARAN
Remaja harus mulai dapat mengenali dirinya dan mulai mengembangkan potensi
dirinya agar tidak terjerumus ke perilaku yang menyimpang.
DAFTAR PUSTAKA
Djiwandono, Sri Esti Wuryani, Psikologi Pendidikan, Edisi Revisi, Jakarta: Grasindo, 2008
Gunarsa, S.D., dan Gunarsa, Y.S., Psikologi Praktis: Anak, Remaja dan Keluarga, Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2001 Hurlock, E.B.,
Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Jakarta:
Erlangga, 1993 Jahja, Yudrik,
Sarwono, Sarlito Wirawan, Psikologi Remaja, Jakarta: PT Rajawali Press, 2006